Essay Argumentatif - Guru sebagai Fasilitator Siswa dalam Persiapan Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)
1. GURU SEBAGAI FASILITATOR SISWA DALAM PERSIAPAN
MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)
Nur Aji Pratiwi
PBSI FBS UNY
1. Latar Belakang
Pada tahun 2015, negara-negara ASEAN mulai membentuk sebuah himpunan yang
disebut Masyarakat Ekonomi Asean atau MEA. MEA merupakan pasar tunggal yang
disetujui oleh negara-negara di ASEAN. Dibentuknya MEA ini bertujuan untuk
mempermudah kerja sama antarnegara di ASEAN. Tidak hanya disatu bidang ekonomi
saja melainkan disegala bidang termasuk pendidikan. Dengan adanya MEA masing-
masing negara di ASEAN dapat menumbuhkan potensi dan kesiapannya dalam
menghadapi tantangan yang melingkupi proses pembentukan MEA tersebut. Isu-isu
yang mulai terdengar akan mudahnya keluar masuk warga negara asing ke Indonesia,
merupakan salah satu tantangan untuk Indonesia. Indonesia harus mempersiapakan
calon-calon pesaing yang berkualitas salah satunya guru yang dijadikan sebagai
fasilitator siswa dalam menunjang peserta didik atau anak-anak bangsa Indonesia agar
tidak mudah dikalahkan dan dapat bersaing dengan anak-anak dari negara-negara
ASEAN lainnya.
2. Tujuan
Mendampingi menumbuhkan semangat dan menciptakan berbagai kreatifitas anak-
anak bangsa merupakan tugas seorang guru. Selain memberikan ilmu, guru juga
bertindak sebagai oang yang memfasilitasi anak didiknya untuk menjadi anak yang baik
bagi kemajuan bangsa dan negara. Dengan berbagai strategi, metode, dan media
pembelajaran yang digunakan dapat dijadikan alat untuk memfasilitasi anak-anak
dalam meningkatkan kreatifitasnya sehingga dapat pula menjadi bekal untuk masa
depan menjadi manusia yang memiliki tingkat SDM tinggi maupaun bekal dalam
menghadapi pendidikan di era MEA ini.
2. PERAN GURU SEBAGAI FASILITATOR KREATIVITAS SISWA
Guru memiliki peran penting didunia pendidikan, sebagai seorang komunikator, motivator, dan
fasilitator yang bertugas sebagai penunjuk arah bagi anak-anak bangsa. Meningkatkan mutu
dan kualitas guru sangat diperlukan. Pemerintah perlu meningkatkan dengan memberikan
pelatihan terhadap guru agar guru dapat terus mengembangkan ilmu yang dimiliki yang
nantinya akan diberikan oleh anak didiknya. Adanya MEA guru-guru Indonesia mulai bisa
mengembangkan sayapnya dalam hal mengajar lintas negara ASEAN. Namun, sebelum hal
tersebut diterapkan, ada baiknya guruguru bangsa memperbaiki dunia pendidikan di Indonesia.
Dalam hal persaingan didunia pendidikan tidak hanya dirasakan oleh guru saja melainkan
siswa-siswanya. Persaingan sehat melalui kreativitas merupakan salah satu ajang membuktikan
kepada dunia jika anak bangsa Indonesia memiliki bakat yang luar biasa. Tentunya dalam
mengembangkan bakat kreativitas ini siswa tidak serta merta berusaha sendiri melainkan
membutuhkan seorang motivator dan fasilitator yakni Guru.
Sebagai komunikator, dalam mengajarkan bahan-baha ilmu pengetahuan guru mengalihkan
pengetahuan, sikap, dan ketrampilan kepada siswa dan membuat mereka mampu menyerap,
menilai, dan mengembangkan secara mandiri ilmu yang dipelajari. Sebagai motivator, guru
menimbulkan minat dan semangat pada siswa untuk secara terus-menerus mempelajari dan
mendalami ilmunya. Guru terus berupaya untuk merangsang siswanya agar mau dan senang
belajar. Sebagai fasilitator, guru berupaya untuk mempermudah dan memperlancar proses
belajar bagi siswanya. Guru sebagai fasilitator juga harus bisa membangun anak-anak bangsa
dalam menciptakan kreativitas yang profesional dan mumpuni. Agar harapan bangsa Indonesia
sebagai tuan rumah MEA dapat membawa nama baik bangsa melalui kreativitas anak-anak
bangsa. Saat ini pemerintah ikut berkontribusi dengan mulai bergerak memperbaiki segala
bidang dan infrastruktur termasuk pendidikan. Pendidikan Indonesia kini menerapkan
kurikulum K13. Kurikulum K13 merupakan kurikulum yang menjadikan siswa harus bisa
mandiri dan mengembangkan kemampuannya sendiri, sedangkan tugas guru hanya sebagai
pendamping siswa. Dengan adanya kurikulum seperti ini yang menomorsatukan keaktifan
siswa merupakan salah satu usaha pemerintah dalam menghadapi era MEA yang sudah tak
tanggung-tanggung lagi adanya permudahan masuk keluarnya tenaga kerja.
Namun, peran sebagai fasilitator siswa belum sepenuhnya dapat dilaksanakan oleh beberapa
guru di sekolah-sekolah di seluruh Indonesia. Mengingat Indonesia merupakan negara
kepulauan yang disatukan oleh laut menyebabkan pemerataan pendidikan antara kota dengan
pelosok negeri mengalami kesulitan dan perbedaan. Dalam mengantisipasi masalah ini,
pemerintah juga mulai mendirikan program SM3T. Lulusan calon-calon guru ini harus bisa
3. bertahan hidup di pelosok negeri demi menyebarkan ilmunya agar anak-anak bangsa di pelosok
negeri bisa memperoleh ilmu yang setara dengan anak-anak kota. Meskipun terkendala oleh
fasilitas seperti teknologi, calon-calon guru harus memperhatikan bakat dari anak-anak agar
dapat terus berkembang. Hal itu, merupakan salah satu usaha untuk mengetahui kreativitas
anak-anak yang ada di pelosok negeri.
Dalam menjalankan sebagai fasilatator, guru harus memiliki kecakapan dalam menghadapi
sikap siswa karena dalam proses pembelajaran siswa merupakan titik sentral dan bukan lagi
sebagai objek namun sebagai subjek. Karena hanya mendampingi siswa dalam berkarya, aktif
dalam mengemukakan pendapat, sekaligus juga membantu memecahkan masalah. Guru juga
harus siap sedia dalam berdiskusi dan belajar bersama dengan siswa sekaligus menciptakan
suasana belajar nyaman dan ceria agar dapat memudahkan siswa dalam mengeluarkan ide dan
kreativitasnya.
Mencipatakan kesuksesan dalam kegiatan pembelajaran adalah keinginan guru, oleh akrena itu
agar guru dapat menjalankan perannya sebagai fasilatator, guru dapat memenuhi prinsi-prinsip
yang dapat dikembangkan dengan menerapkannya pada siswa, adapun beberapa cara agar
siswa dapat belajar dengan baik, yaitu:
- Siswa secara penuh dapat mengambil bagian dalam setiap aktivitas pembelajaran.
- Apa yang dipelajari oleh siswa dapat bermanfaat dan disampaikan secara praktis
- Siswa memiliki kesempatan untuk memanfaatkan materi yang diberikan guru dengan
mengembangkan melalui bakat, keterampilannya.
- Pembelajaran dapat dipertimbangkan sesuai dengan pengalaman-pengalaman dan daya
pikir siswa.
- Menciptakan hubungan baik antara siswa dengan guru, agar dalam kegiatan belajar
guru dapat leluasa menyampaiakan materi dan siswa dapat menerima dengan baik.
Sikap dan minat siswa merupakan modal dalam berkegiatan yang kreatif. Jika sikap dan minat
ini sudah dipupuk sejak dini, maka akan timbul sikap mental yang menghasilkan anak-anak
menjadi seseorang yang berguna seperti ilmuwan, teknokrat, atau wiraswastawan yang mampu
membangun baik diri sendiri maupun masyarakat dan negaranya. Selain itu, menjadi fasilatator
siswa harus memiliki sikap yang rendah hati, sabar, mau mendengarkan keluh kesah siswa,
terbuka, berpikiran positif, dan tentunya mendekatkan diri dengan siswa. Dengan melakukan
hal-hal seperti itu, siswa tidak akan merasa tertekan dan dapat menikmati kegiatan belajar
bersama guru. Sehingga siswa bisa lebih terbuka dan mudah diajak untuck= aktif dan berkreasi.
4. PENGARUH KREATIVITAS SISWA DI ERA MEA
Kreativitas ialah kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru dan menerapkan dalam
pemecahan masalah. Kreativitas meliputi baik ciri-ciri kognitif (aptitude) seperti kelancaran,
keluwesan (fleksibilitas), dan kealian (orisinilitas) dalam pemikiran maupun ciri-ciri afektifitas
(non-aptitude) seperti rasa ingin tahu, senang engajukan pertanyaan, dan selalu ingin mencari
pengalaman baru.
Dengan terus mengasah bakat dan kemampuan siswa secara langsung kreativitas siswa ikut
berkembang. Kreativitas di era MEA ini sangat dinantikan, menciptakan sesuatu hal yang bisa
digunakan sebagai modal persaingan dengan negara-negara lain.
Namun, jika hanya mengandalkan kreativitas anak-anak bangsa tanpa mengajarkan tentang
sifat kepribadian bangsa tidaklah bisa berjalan lancar. Mengingat guru merupakan seorang
fasilitator yang mendidik sekaligus membentuk pribadi anak-anak bangsa yang sopan dan
beretika. Dua hal tersebut saling berkaitan, karena dengan bakat dan kreativitas yang unggul
anak-anak harus memiliki etika baik. Dunia pendidikan harus membentuk pribadi anak dengan
memperkayanya dengan sumber-sumber kebudayaan manusia, yakni dengan mengajarkan
mata pelajaran-mata pelajaran. Apabila pendidikan Indonesia mengabaikan pribadi anak-anak
yang berlandaskan budaya bangsa hal itu bisa menjadi bumerang yang akan melumpuhkan
bangsa Indonesia.
Saat ini, pendidikan Indonesia menggunakan kurikulum yang mengusahakan peserta didik
untuk mandiri. Bahkan, disetiap sekolah di Indonesia khususnya sekolah kejuruan memiliki
basis kurikulum yang berbeda-beda. Salah satunya adanya kurikulum yang berbasis Industri,
Jadi Mutu Pendidikan di Sekolah yang menggunakan basis industri ini mengikuti bagaimana
mutu yang diminta industri. Di sekolah ini sudah ada Industri Mandiri yakni Lampu LED
KAAFF, kelebihannya selain karya anak negeri yakni sudah mendapat lisensi produk Eropa
(CE) dan Keamanan Internasional (RoHS). Jadi siswa di sekolah ini mengerti langsung proses
produksi mulai dari Logistik, Quality Control hingga Pemasarannya. LED KAAFF adalah
salah satu prakarya siswa yang sudah menjadi produk massal. Proses untuk menjadi sebuah
produk massal dimulai dari kegiatan Prakarya siswa di Pembelajaran Sabtu-Minggu (Persami).
Di Persami inilah secara beberapa bulan akan dihasilkan karya-karya baru dari 10 kelompok
parakarya siswa yang ada. Kreativitas siswa yang menghasilkan Prakarya inilah yang
diapreisasi oleh lembaga dan yayasan untuk diuji dengan industri yang terkait apakah layak
untuk diproduksi massal. Produktivitas prakarya yang dihasilkan dari keterampilan siswa
merupakan kekuatan untuk menjadikan Indonesia juara MEA dibidang pendidikan. Meski
5. memang usaha ini perlu dapat dukungan banyak pihak agar Produk buatan anak negeri yang
sudah memenuhi standar ASEAN atau bahkan dunia.
Sekolah dengan kurikulum Industri seperti ini bisa jadi salah satu bahan rujukan bahwa di
negeri ini masih ada lembaga pendidikan yang memperhatikan pengembangan kreativitas dan
produktifitas. Internet yang berkembang membuat banyak orang bisa mudah mengakses
informasi.
Dengan contoh diatas, membuktikan kreativitas siswa dapat unggul dikancah internasional
yang bisa membawa nama baik bangsa sekligus menjadi usaha untuk bersaing di era MEA ini.
Adanya MEA merupakan sebuah peluang bagi bangsa Indonesia, karena adanya tuntutan
dalam hal persaingan baik tenaga kerja, lapangan kerja, sampai hasil kerja menjadikan
pemerintah Indonesia terus menggiat kegiatan yang bisa menunjang kreativitas.
Pengaruh kreativitas siswa atau anak-anak bangsa sangatlah kuat, dengan diberikan bekal oleh
guru maupun sekolah, anak-anak bangsa memiliki ilmu dan keterampilan sehingga dapat
dengan mudah menghadapi persaingan di era MEA ini.
Pun demikian jika negeri ini banyak memiliki anak muda yang kreativitas, inovasi dan
produktifitas yang tinggi juga bisa mudah diketahui. Jika sesama bangsa tak saling support,
kadang bisa jadi bahan negara lain untuk mengadopsinya. Oleh karenanya, peran serta
pendidikan Indonesia yang membantu dengan memberikan fasilitas dapat membuat hasil karya
anak bangsa ini bisa sangat membantu ditengah banyaknya karya produk negara lain.
Simpulan
Guru merupakan pekerjaan yang sangat dibutuhkan didunia pendidikan yang diharapkan dapat
membawa anak-anak didik bangsa menjadi anak yang berguna yang membawa nama baik
bangsa. Salah satu peran guru didunia pendidikan yakni sebagai fasilatator siswanya. Sebagai
pendamping mengembangkan kreativitas anak-anak bangsa, guru juga membantu mewujudkan
cita-cita bangsa melalui bakat dan kemampuanpeserta didik. Ditambah saat ini di era MEA
yangmana persaingan didunia pendidikan amatlah ketat, baik pemerintah maupun guru harus
memiliki strategi-strategi yang dapat meningkatkan daya kreativitas anak-anak. Memberikan
fasilitas-fasilitas baik kecanggihan teknologi maupun buku itu perlu diberikan kepada anak-
anak, hal itu dapat menambah sumber menciptakan kreativitasnya. Guru juga perlu
memberikan semangat kepada anak-anak didiknya dengan terus tekun dan ulet dalam
mengerjakan dan menyelesaikan tugas karena ketekunan dan keuletan sangat menentukan
keberhasilan seseorang, disamping kemampuan kreativitas yang tinggi. Di era MEA ini semua
dituntut harus bisa bersaing, dengan kreativitas siswa yang bagus dan maju dan dapat
6. diunggulkan merupakan salah satu usaha untuk mengenalkan ke negara lain, guru sebagai
fasilitator harus bisa membuat anak-anak menciptakan kreativitas yang baik agar negara lain
bisa mengagumi atau bahkan tertarik untuk ikut mempelajari. Selain itu, memberikan wawasan
tentang budaya Indonesia dan etika bangsa juga perlu diberikan agar anak-anak bangsa tidak
dibodohi oleh bangsa lain. Dengan kreativitas anak-anak bangsa yang baik dan unggul
merupakan salah satu usaha pemerintah didunia pendidikan dalam persaingan di era MEA.
7. Daftar Pustaka
Mursell. J, Nasution. 1995. Mengajar dengan Sukses. PT Bumi Aksara: Jakarta
Semiawan, Conny, dkk. 1987. Memupuk Bakat dan Kreativitas Siswa Sekolah Menengah. PT
Gramedia: Jakarta
https://www.islampos.com/guru-menjadi-fasilitator-bagi-peserta-didik.html. diakses pada
tanggal 5 Januari 2017 pukul 14:10 WIB
https://uny.ac.id/berita/guruu-profesional-siap-songsong-mea.html. diakses pada tanggal 5
Januari 2017 pukul 14:30 WIB
Muliasari, Cut. “Peran Pendidikan dalam Menghadapi AEC 2015” 5 Januari 2017
m.kompasiana.com/cutamulia/peran-pendidikan-dalam-menghadapi-aec-2015.html.
Hariadi, Selamet. “Jadikan Indonesia Juara MEA dengan Kreativitas Anak Muda” 5 Januari
2017 m.kompasiana.com/selamethariadi/jadikan-indonesia-juara-mea-dengan-kreativitas-
anak-muda.html.
Wisnu, Andangjaya. “MEA dan Pendidikan yang Berkualitas” 5 Januari 2017
m.kompasiana.com/wisnuandangjaya/mea-dan-pendidikan-yang-berku