Dokumen tersebut membahas tentang dasar-dasar emosi, berbagai reaksi emosional, pengaruh emosi terhadap individu dan beberapa istilah terkait emosi seperti afek dan stemming. Emosi adalah pengalaman kompleks yang melibatkan perasaan, perubahan fisiologis dan penyesuaian mental. Emosi dapat memengaruhi tingkah laku dan kesehatan individu.
Di dalam kehidupan kita sehari-hari, sadar atau tidak sadar, kita seringkali menemukan cara-cara yang dilakukan individu untuk meregulasi emosinya, misalnya dengan expressive writing. Expressive writing adalah menulis secara ekpresif, berusaha menumpahkan segala emosi yang dirasakan ke dalam tulisan. Kita akan merasa lebih lega, karena emosi-emosi khususnya emosi negatif yang mengganggu, sudah terlampiaskan ke dalam tulisan-tulisan tadi. Selain expressive writing, ada cara lain yaitu emotional eating. Sering kita temukan seseorang yang sedang kacau emosinya, diliputi oleh emosi-emosi negatif, berusaha menyalurkan emosi itu dengan makan. Terjadi peningkatan frekuensi serta porsi makan dan selalu berusaha mencari makanan yang dia sukai. Inilah emotional eating. Keduanya termasuk dalam strategi “emotion-focused”, karena individu hanya terpaku dengan usaha untuk memperbaiki keadaan emosi negatif yang ia rasakan, tanpa berusaha secara langsung memperbaiki masalah yang terjadi.
Di dalam kehidupan kita sehari-hari, sadar atau tidak sadar, kita seringkali menemukan cara-cara yang dilakukan individu untuk meregulasi emosinya, misalnya dengan expressive writing. Expressive writing adalah menulis secara ekpresif, berusaha menumpahkan segala emosi yang dirasakan ke dalam tulisan. Kita akan merasa lebih lega, karena emosi-emosi khususnya emosi negatif yang mengganggu, sudah terlampiaskan ke dalam tulisan-tulisan tadi. Selain expressive writing, ada cara lain yaitu emotional eating. Sering kita temukan seseorang yang sedang kacau emosinya, diliputi oleh emosi-emosi negatif, berusaha menyalurkan emosi itu dengan makan. Terjadi peningkatan frekuensi serta porsi makan dan selalu berusaha mencari makanan yang dia sukai. Inilah emotional eating. Keduanya termasuk dalam strategi “emotion-focused”, karena individu hanya terpaku dengan usaha untuk memperbaiki keadaan emosi negatif yang ia rasakan, tanpa berusaha secara langsung memperbaiki masalah yang terjadi.
Sasaran Pembelajaran
Sesudah mempelajari bab ini Anda akan dapat:
Membedakan antara emosi dan suasana hati.
Mendiskusikan apakah emosi rasional dan apakah fungsi dari emosi.
Mengidentifikasi sumber-sumber emosi dan suasana hati.
Menunjukkan pengaruh emosi pekerja terhadap para pekerja
Sasaran Pembelajaran
Sesudah mempelajari bab ini Anda akan dapat:
Membedakan antara emosi dan suasana hati.
Mendiskusikan apakah emosi rasional dan apakah fungsi dari emosi.
Mengidentifikasi sumber-sumber emosi dan suasana hati.
Menunjukkan pengaruh emosi pekerja terhadap para pekerja
1. BAB II
PENDAHULUAN
A. Dasar-dasar pokok dari Emosi
Tindakan manusia dipengaruhi oleh dorongan dan tekanan-tekanan
emosional maupun oleh hasil berpikir dan pertimbangan yang objektif.
Ada tiga dasar pokok dari emosi yaitu:
1. Aspek pengalaman batiniah.
2. Aspek tingkah laku yang nampak.
3. Perubahan-perubahan fisiologis secara internal.
Istilah emosi kurang lebih dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang
muncul dari organisme manusia. Emosi adalah suatu pengalaman yang sadar yang
mempengaruhi kegiatan jasmani, yang mengahasilkan pengindraan organis,
kinestis, dan ekspresi yang menampak, serta dorongan dan suasana perasaan kuat.
Pada hakikatnya, suatu emosi adalah suatu pengalaman yang sadar,
kompleks dan meliputi unsur perasaan, yang mengikuti keadaan fisiologis dan
mental yang muncul serta penyesuaian batiniah, dan mengekspresikan dirinya
dalam tingkah laku yang menampak.
Emosi tidak sama dengan dorongan atau keinginan, atau kehendak atau pun
motif. Tetapi terdapat suatu hubungan sebab akibat antara emosi dan hal tersebut.
Fungsi suatu emosi meliputi perubahan fisiologis. Tingkah laku yang menampak,
perasaan-perasaan dari tekanan-tekanan. Beberapa perasaan sudah dialami sejak
masa awal bayi. Karena anak mereaksi secara emosional, anak tersebut
memperoleh beberapa pengertian tentang tingkah laku orang lain mengenai
dirinya. Sebelum ia dapat mengalami suatu reaksi emosional, mula-mula ia harus
sudah mengembangkan kemampuan untuk mengenal suatu perangsang sebagai
penyebab timbulnya emosi.
Apabila otak yang disebut “cortical areas” sudah cukup berkembang, anak
mengkoordinasikan pola-pola tingkah lakunya melalui larangan-larangan,
2. peraturan-peraturan dan kontrol langsung terhadap perbuatan-perbuatannya
dengan proses-proses mentalnya. Karena itu melalui pengalaman-pengalaman di
masa-masa permulaan hidupnya, pola-pola emosi dibentuk atau diubah.1
Dimilikinya suatu kesenangan yang menyeluruh hanya mungkin pada saat
anak-anak dilahirkan atau beberapa saat yang sangat pendek sesudahnya. Reaksi-
reaksi yang berdiferensi sifatnya tidak dapat dilihat sebelum umur dua tahun.
Kesenangan dan duka cita dapat diketahui pada umur dua bulan: rasa marah, ngeri
dan takut menjelang umur tiga bulan. Sesudah itu dan seterusnya sedikitnya
banyak perubahan-perubahan dalam ekspresi emosi terjadi selama tahun-tahun
permulaan masa kanak-kanak.
Kegembiraan diekspresikan oleh gerakan-gerakan badan keseluruhan
sebagai jawaban terhadap kebutuhan jasmani yang dirasakan. Kepuasan-kepuasan
emosional tercapai melalui gerakan-gerakan duduk, bersandar atau menekan-
nekankan badan, beristirahat, menggeliat, dan permulaan suatu senyum. Tingkah
laku emosional berkembang sebagai akibat interaksi yang konstan antara
perubahan-perubahan organis dan pembiasaan serta belajar. Ketetapan pola
tingkah laku emosional berhubungan dengan suksesnya usaha mencapai tujuan,
kepuasan atau kekurangan ketegangan, dan bukan karena faktor tingkah laku yang
dibawa sejak lahir yang tidak bisa diubah.
B. Berbagai Reaksi Emosional
Reaksi emosi merupakan gejala jiwa yang kompleks, yang mempunyai
bentuk dan variasi yang bermacam-macam. Diantara reaksi emosional itu ialah:
1. Terkejut, ialah suatu reaksi yang tterjadi tiba-tiba karena hal-hal yang tidak
tersangka sebelumnya.
2. Sedih, ialah kekosongan jiwa merasa kehilangan sesautu yang dihargai.
3. Gembira ialah rasa positif terhadap suatu yang dihadapi.
4. Takut, ialah perasaan lemah atau tidak berani menghadapi suatu keadaan.
1
Dr. Wayah Ardhana, Pokok-pokok Ilmu Jiwa Umum, Usaha Nasional, Surabaya, 1985, hal.149.
3. 5. Gelisah, ialah semacam takut, tetapi dalam taraf yang ringan. Kegelisahan
merupakan suasana jiwa berhubungan dengan sesuatu yang belum diketahui
kepastiannya, ketidak-tentuan mengenai suatu hak, ketidak-tegasan dan
sebagainya.
6. Khawatir, ialah merasa tidak berdaya, sesuatu dipandang lebih kuasa dan
disertai perasaan terancam.
7. Marah, ialah reaksi terhadap suatu rintangan yang menyebabkan gagalnya
suatu usaha.
8. Heran, ialah suatu reaksi terhadap suatu objek yang belum pernah dialami.
9. Giris, ialah perasaan yang timbul pada seseorang apabila tidak terdapat lagi
keseimbangan antara dirinya dan lingkungan. Penderita tidak sanggup lagi
menghadapi kehidupan. Perasaan ini mempengaruhi kehidupan penderita.,
oleh karena itu perasaan tersebut dapat timbul setiap saat.
C. Pengaruh Perasaan (Emosi) terhadap Individu
Emosi merupakan perkembangan yang sempurna dari suatu pola atau
tingkah laku individu.
1. Pengaruh Emosi terhadap Tingkah Laku
Perasaan takut, marah, kasih sayang, kegembiraan, rasa ingin tahu, dan
cemburu berfungsi sebagai kekuatan-kekuatan pendorong. Mereka mendorong
seorang individu menuju kegiatan kontruktif; mereka berpartisipasi dalam bentuk-
bentuk tingkah laku yang destruktif. Pemilihan kontrol terhadap tingkah laku,
karenanya, menjadi sangat penting selama terjadi pengalaman emosional. Akibat
emosi terhadap tingkah laku individu berbeda-beda karena umur dan tingkat
perkembangan.
Biasanya individu mengalami situasi-situasi yang memaksa mereka
mencapai kematangan emosional sebelum mereka mencapai kedewasaan. Ada
juga beberapa orang yang tidak pernah mencapai sikap emosionsl yang matang
dalam satu atau lebih hubungan-hubungan antar pribadi.
4. Individu yang bertumbuhkembang pola hidupnya memuaskan, yang
dorongan-dorongan keinginannya mendapatkan pemuasan, dan yang minat dan
kebutuhannya memperoleh kepuasan, cenderung untuk menikmati hidup dan
menunjukkan kematangan emosional. Sebaliknya, jika dorongan-dorongan,
keinginan-keinginan, minatnya dan kebutuhannya mengalami frustasi, tingkah
laku emosionalnya ditunjukkannya dalam pola-pola penyesuaian yang jelek.
2. Pengaruh Emosi pada keadaan Jasmani
Emosi memberikan pengaruh besar pada pencernaan dan proses jasmani
yang lainnya. Ketakutan yang berlebih-lebihan, kemarahan yang kuat dan
kebimbangan yang dalam, dapat menimbulkan akibat-akibat yang merugikan
kesehatan. Kelenjar-kelenjar pencernaan dalam mulut, dalam perut, dan dalam
seluruh saluran pencernaan dipengaruhi oleh gangguan emosional. Biasanya
suasana emosi yang tenang dan menggembirakan akan menjadikan kelenjar
pencernaan berfungsi dengan sebaik-baiknya.
3. Pengaruh Emosi (perasaan) pada fungsi-funsgsi lain
Biasanya gangguan bicara seperti gagap itu disebabkan gangguan emosi.
Keadaan seperti ini sering terjadi pada masa-masa remaja. Pengaruh emosi marah
merupakan sumber dari kesulitan bicara dan kelainan-kelainan jasmaniah yang
lain. Bila individu dibebaskan dari gangguan emosi, bicara relatif normal, tetapi
apabila seorang individu dalam keadaan emosi, maka akan menunjukkan
penyimpangan cara berbicara.
D. Afek dan Stemming
1. Afek (affectus) = (keadaan berpenyakit)
Afek ialah gejala yang berlangsung diluar keadaan normal. Bila perasaan-
perasaan tertentu menimbulkan suatu ketegangandalam kejiwaan, berarti perasaan
tertentu menguasai seluruh hidup, dan berlangsunglah apa yang disebut afek.
Contohnya, mengepalkan tangan sewaktu marah. Tetapi afek tidak berlangsung
lama, kadang-kadang oleh suatu sebab saja dan sekonyong-konyong hilang.
5. Kesimpulannya: afek ialah rasa ketegangan yang hebat yang timbul dengan
sekonyong-konyong dalam waktu singkat, tidak disadari dan disertai dengan
gejala-gejala jasmaniah yang hebat pula.
2. Stemming (suasana hati)
Stemming ialah suasana jiwa yang berlangsung lama. Stemming ada yang
merupakan perasaan suka atau senang, dan ada yang merupakan perasaan duka
atau tidak senang. Suasana hati yang demikian kadang-kadang disebabkan oleh
hal-hal yang terletak di bawah sadar dan kadang-kadang berhubungan dengan
keadaan jasmani.
Kesimpulannya: stemming ialah suasana hati yang berlangsung agak lama.
Orang merasa senang atau susah, tanpa tahu apa sebabnya. Hal ini berlangsung
lebih tenang.
E. Simpati dan Empati
Kedua jenis perasaan ini berhubungan dengan perasaan seseorang dalam
hubungan dengan orang lain. Simpati (Sympathy), pengertian yang sederhana
adalah perasaan terhadap orang lain. Perasaan yang bagaimana, simpati ialah
kecenderungan untuk ikut merasakan serta merasakan segala sesuatu yang sedang
dirasakan orang lain. Disini ada suituasi: Feeling with another person.
Simpati dapat timbul karena persamaan cita-cita, mungkin karena penderitaan
yang sama, dan sebagainya. Gejala yang berlawanan dengan simpati ialah antipati
(antipathy). Gejala perasaan ini ketidakpuasan terhadap orang lain.
Ketidaksenangan ini dapat berwujud suatu kebencian.
Empati ialah suatu kecenderungan untuk merasakan sesuatu yang dilakukan orang
lain andaikata dia dalam situasi tersebut. Di sini ada situasi: Feeling into a person
or thing. Contoh: kita mengikuti pertandingan sepak bola yang pada waktu itu
kesebelasan dari sekolah kita bertanding. Setelah pertandingan berlangsung lama,
kedua pihak masih dapat mempertahankan gawangnya masing-masing.
Kedudukan tetap kosong-kosong. Makin lama makin seru. Kedua pihak silih
berganti saling menyerang dan saling bertahan. Suasana tersebut menimbulkan
6. emosi di kalangan penonton. Saat-saat pemain membawa bola ke arah gawang
lawan, suasana menjadi riuh diantara kita ada yang bergerak. Gerakan semacam
ini didorong oleh suatu emosi yang disebut empati.