SlideShare a Scribd company logo
SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen-komponennya 1
MELAKUKAN OVERHAUL
SISTEM PENDINGIN DAN KOMPONEN–
KOMPONENNYA
SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen-komponennya 2
BAGIAN I
MEMELIHARA/SERVIS SISTEM PENDINGIN DAN KOMPONENNYA
1. PENDAHULUAN
Motor bakar berfungsi mengubah energi panas yang terkandung dalam bahan bakar
menjadi tenaga gerak.
Dari panas yang dihasilkan ini, kira-kira 25% digunakan sebagai tenaga penggerak,
kira-kira 34% hilang terbawa gas buang, 6% hilang akibat gesekan – gesekan, 3% hilang
karena kerja pompa, dan kira-kira 32% hilang karena diserap oleh mesin itu sendiri. Panas
yang diserap ini harus segera dibuang untuk menghindari panas yang berlebihan (over
heating) yang dapat mengakibatkan mesin menjadi rusak.
Jadi sistem pendinginan diperlukan untuk mengatasi hal tersebut yaitu untuk
mengurangi panas yang diserap oleh bagian-bagian motor sehingga tidak mengakibatkan
kerusakan pada motor.
Selain itu sistem pendinginan mempunyai fungsi untuk mengatur/menstabilkan
temperatur kerja motor supaya tetap, sebab motor yang terlalu dingin akan mengakibatkan
pemakaian bahan bakar menjadi boros.
Adapun untuk memperoleh pendinginan dengan cara:
a) Pendingin dalam
Pendinginan melalui penguapan bahan bakar di dalam silinder.
b). Pendinginan luar
Pendinginan luar ada 2 macam
1. Dengan radiasi (Pendinginan udara)
Panas motor yang dipindahkan ke udara luar
secara langsung
2. Dengan hantaran (Pendinginan air)
Pendinginan tidak berhubungan langsung
dengan udara luar atau pemindahan panas
melalui cairan
Pendinginan luar yang biasa digunakan pada motor ada 2 macam, yaitu sistem
pendingin udara dan sistem pendingin air
SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen-komponennya 3
1. Pendinginan udara
Pada motor yang menggunakan sistem pendinginan udara, panas motor diambil
langsung oleh udara melalui sirip-sirip pendingin. Sirip-sirip ini dipasangkan di sekeliling
silinder dan kepala silinder.
Pada pendinginan udara ini, hembusan udara terjadi pada saat kendaraan berjalan
atau dilakukan oleh sebuah kipas, dan biasanya disebut sistem pendinginan udara alami.
Pendinginan ini banyak digunakan pada sepeda motor
Untuk mengefektifkan pendinginan udara banyak dijumpai dengan menambah suatu
kipas yang digerakkan langsung oleh poros engkol.
Jika motor dihidupkan, maka kipas akan ikut berputar, sehingga udara dialirkan
menuju sudu-sudu hantar ke sirip-sirip kepala silinder dan blok silinder. Dengan
menggunakan kipas ini maka pendinginan akan lebih merata dibanding yang tidak memakai
kipas, cara ini digunakan pada sepeda motor. Cara pendinginan seperti ini biasanya disebut
sistem pendinginan udara paksa.
Contoh: Vespa, Suzuki Jet Cooled (RC), Yamaha Force 1, dan mobil, contoh: VW lama
(Safari, Combi, Kodok).
Konstruksi motor dengan pendinginan udara dibanding pendinginan air mempunyai
keuntungan antara lain:
- Konstruksi lebih sederhana
- Harga relatif lebih murah
- Perawatan relatif tidak ada
Namun demikian juga mempunyai kerugian antara lain:
- Pendinginan tidak merata
- Suara motor keras karena getaran sirip-sirip
2. Pendinginan air
Di dalam pendinginan air ini terdapat kantong air (water jacket) yang menyelubungi
silinder, masuk ke kepala silinder. Kantong air berhubungan dengan radiator. Air yang telah
panas dalam mantel dialirkan ke radiator untuk didinginkan. Pendinginan air ini dilakukan
oleh udara yang mengatur melalui kisi-kisi radiator, sedangkan tarikan udara dilakukan oleh
kipas yang digerakkan oleh motor. Dibanding pendinginan udara, maka pengontrolan suhu
pendinginan pada sistem ini lebih mudah, selain itu dapat diperoleh hasil pendinginan yang
merata.
Konstruksi sistem pendingin air lebih rumit dibanding sistem pendingin udara sehingga
biaya produksinya lebih mahal. Secara rinci keunggulan sistem pendingin air antara lain: 1)
SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen-komponennya 4
Temperatur seluruh mesin lebih seragam sehingga kemungkinan distorsi kecil; 2) Ukuran
kipas relatif lebih kecil sehingga tenaga yang diperlukan kecil; 3) Mantel air dan air dapat
meredam getaran; 4) Kemungkinan overheating kecil, walaupun dalam kerja yang berat; 5)
Jarak antar silinder dapat diperdekat sehingga mesin lebih ringkas. Di sisi lain sistem
pendingin air mempunyai kerugian yaitu: 1) Bobot mesin lebih berat (karena adanya air,
radiator, dsb.); 2) Waktu pemanasan lebih lama; 3) Pada temperatur rendah diperlukan
antifreeze; 4) Kemungkinan terjadinya kebocoran air sehingga mengakibatkan overheating;
5) Memerlukan kontrol yang lebih rutin.
Sistem pendinginan air dapat dibedakan dua cara, yaitu:
a. Sirkulasi alam
b. Sirkulasi pompa
a. Sistem pendinginan air sirkulasi alam
Berat jenis air akan turun bila suhunya bertambah dan apabila suhunya turun berat
jenis akan naik, sirkulasi alam bekerja atas dasar adanya perbedaan berat jenis. Air yang
telah panas di dalam mesin akan naik ke bagian atas radiator dan setelah suhunya turun
akan mengalir ke bagian bawah radiator untuk seterusnya masuk kembali ke motor.
Cara kerja
Jika motor dihidupkan maka air dalam mesin menjadi panas sehingga volume air
mengembang dan berat jenis air mengecil akibatnya air panas naik ke radiator. Selanjutnya
jika dalam radiator air panas didinginkan maka volume air menyusut, berat jenis air
membesar, sehingga air turun ke motor, dan seterusnya.
b. Sistem pendingin air sirkuit pompa
Peredaran air dalam sistem ini pada dasarnya sama dengan yang terjadi pada sirkulasi
alam, tetapi untuk memperbesar jumlah panas yang dapat diambil tiap satuan waktu maka
peredarannya menggunakan pompa.
Slang bawah
Blok motor
Kepala silinder
Radiator
Slang atas
SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen-komponennya 5
Air mengalir dari motor diteruskan menuju radiator dan setelah didinginkan melalui
radiator air ini kembali masuk ke motor. Kondisi pendinginan menurut sistem ini lebih baik
daripada sistem sirkulasi alam oleh karena itu dewasa ini banyak digunakan
Keuntungan
 Pendingin dapat merata
 Radiator dapat diperkecil, karena aliran air lebih lancar.
Kerugian
 Konstruksi rumit
 Harga mahal
 Sering terjadi kebocoran-kebocoran
Digunakan pada Kebanyakan mobil, truk dan motor stationer besar dengan temperatur
kerja: 700
-1000
C
Nama-nama bagian pendinginan air sirkulasi pompa
1. Kantong air 6. Pompa air
2. Slang radiator bagian atas 7. Ventilator
3. Slang radiator bagian bawah 8. Tutup radiator
4. Radiator 9. Reservoir air
5. Termostat
4
1
2
3
5
7
8
6
9
Kepala silinder Rumah termostat
Kipas
Radiator
Pompa air
Blok silinder
SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen-komponennya 6
Kantong air
Sebagai tempat peredaran air di dalam
motor, akan dialirkan ke tempat yang
memerlukan pendinginan (blok motor dan
kepala silinder)
Slang-slang air
Untuk memindahkan air panas dari
kantong air ke radiator dan sebaliknya
Radiator
Untuk mendinginkan air pendingin dengan
memindahkan panas ke udara luar
(radiasi)
Reservoir
Sebagai persediaan air dan untuk
menyeimbangkan perbedaan volume air
pendingin akibat panas
Tutup radiator
Untuk menaikkan dan menstabilkan
tekanan air dalam sistem pendinginan
(mengatur tekanan air)
Kipas radiator
Untuk mengalirkan udara melalui radiator
supaya pendinginan tidak tergantung pada
kecepatan kendaraan.
Pompa air
Untuk mempercepat peredaran air pada
sistem pendinginan
Termostat
SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen-komponennya 7
 Untuk mempercepat temperatur kerja
air pendingin, saat motor masih dingin
(baru hidup)
 Mengatur peredaran/sirkulasi air
pendingin.
1. Radiator
Radiator adalah sebuah media sirkulasi cairan yang berfungsi sebagai sistem
pendingin pada mesin dengan jalan memindahkan panas ke udara luar. Radiator itu terdiri
dari elemen yang berbentuk seperti tingkap udara (kisi-kisi, yang terbuat dari aluminium,
kuningan, atau tembaga) yang berfungsi untuk menjaga suhu air agar tetap stabil.
1. Tabung air atas 5. Kisi-kisi
2. Tabung air bawah 6. Sirip-sirip
3. Sambungan slang atas 7. Tutup radiator
4. Sambungan slang bawah 8. Kran pembuang
Disamping itu fungsi radiator adalah untuk menurunkan suhu cairan yang berasal
dari mesin. Agar suhu cairan dalam radiator dapat segera cepat turun maka radiator ini
dilengkapi dengan sirip pendingin (air fins) yang berfungsi untuk menyerap panas dan
sebagai media untuk memperluas bidang pendinginan. Aliran udara yang menuju radiator
akan bersinggungan dengan sirip tersebut dan menyerap panas yang ada sekaligus
mendinginkan radiator tersebut.
Radiator merupakan 'tandon' air dengan tugas mendinginkan sirkulasi air panas yang
berputar di dalam mesin. Karena memutar air, maka kadang beberapa saluran dalam
radiator mengalami sumbatan akibat kerak atau kotoran. Bila itu terjadi, maka mesin akan
SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen-komponennya 8
meningkat suhunya akibat sirkulasi air terganggu. Suhu mesin tetap akan tinggi walaupun
mobil melaju kencang di jalan bebas hambatan.
Ini terjadi karena sumbatan tersebut membuat tak lancarnya putaran air. Sementara
kalau radiator mengalami kerusakan lain, seperti misalnya bocor, suhu mesin akan kembali
normal, setelah mobil melaju kencang. Radiator bocor, bisa menyebabkan panas tinggi bila
jumlah air minimal dalam komponen itu tak terpenuhi.
Kendaraan yang lebih tua atau kendaraan niaga biasanya memiliki radiator dari
bahan kuningan. Penutup pada kedua ujung sampingnya disolder dan dapat dilepas oleh ahli
radiator untuk memeriksa dan membersihkan bagian dalam dari tabung-tabung
pendinginnya. Sedan-sedan modern kemungkinan memiliki tabung radiator dari bahan
aluminium dengan tangki-tangki ujung terbuat dari plastik yang tahan panas. Bahan ini
memang sangat kecil kemungkinan berkarat (asalkan menggunakan cairan yang benar),
namun jauh lebih sulit untuk direparasi bila terdapat kebocoran atau kerusakan.
Pada hampir semua jenis mobil tua, sistem pendinginnya bekerja pada suhu yang
sangat dekat dengan titik didih air, karena ini akan membuat mesin bekerja lebih efisien
Arah aliran air pendingin radiator
Vertikal
Pendinginan relatif kurang efisien karena waktunya relatif singkat.
Horisontal
Pendinginan lebih efesien karena waktu air mengalir dalam kisi-kisi lebih lama.
2. Tutup Radiator dengan Katup Tekanan
Fungsi utama tutup radiator dengan katup tekanan (biasanya dirancang antara 10 s.d.
20 psi) adalah untuk meningkatkan titik didih cairan pendingin dengan cara mengontrol
tekanan yang terjadi di dalam sistem pendingin. Selain itu tutup radiator dengan katup
tekanan juga berfungsi meningkatkan efisiensi pompa air dan mengurangi efek kantong uap
atau lapisan uap pada sistem pendingin.
Dengan meningkatkan tekanan cairan pendingin dalam sistem pendingin maka tutup
radiator dengan katup tekanan meningkatkan efisiensi pompa air, karena adanya suplai
cairan pendingin yang bertekanan konstan pada masukan pompa. Hal ini akan mengurangi
kebutuhan pompa menyedot cairan pendingin dari radiator sehingga membantu dalam
permasalahan kekurangan cairan pendingin atau cairan pendingin yang tidak digunakan.
Kantung udara atau kantung uap dalam mantel air sistem pendingin merupakan hal
yang berbahaya bagi efisiensi pendinginan mesin. Uap dan udara bukan merupakan
konduktor yang efektif bagi panas mesin dibandingkan cairan seperti misalnya cairan
pendingin mesin. Kantung udara dan uap yang terjebak dalam sistem mengakibatkan kurang
lancarnya aliran cairan pendingin dan kadang-kadang panas berlebih pada mesin.
SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen-komponennya 9
Air akan mengembang ketika dipanaskan. Untuk mencegah kehilangan cairan, maka
luapan ini ditampung dalam sebuah tangki penampung yang berada di luar radiator. Pada
saat temperatur air pendingin berkurang setelah mesin berhenti, maka dalam radiator terjadi
kevacuman. Akibatnya vacum valve akan terbuka secara otomatis untuk menghisap air
pendingin yang ada pada tangki penampung untuk mengganti kevacuman dalam radiator.
Kemudian diikuti dengan cairan pendingin pada tekanan atmosfer apabila mesin sudah
benar-benar dingin.
Katup pelepas/tekan berfungsi untuk membatasi tekanan yang ditimbulkan panas air
antara 80-120 kpa (0,8 – 1,2 bar), limpahan air dari radiator dialirkan ke tangki cadangan
(reservoir)
Katup vakum/isap berfungsi untuk menyeimbangkan tekanan pada saat motor
menjadi dingin, sehingga tidak terjadi vakum dalam sistem dengan cara mengalirkan air
pendingin dari reservoir kembali ke radiator.
3. Pompa Air
Pompa air (water pump) berfungsi memompa air pendingin dari water jacket
ke radiator yaitu dengan cara menekan cairan pendingin. Pada umumnya pompa air
yang digunakan adalah jenis pompa sentrifugal (centrifugal pump). Pompa air
ditempatkan di bagian depan blok silinder dan digerakkan oleh tali kipas atau fan
belt.
Rangka
Leher
radiator
Pegas
katup
pelepas
Katup
pelepas
Katup isap
Saluran
buang
Cincin perapat
SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen-komponennya 10
4. Kipas radiator (Cooling fan)
Pada kendaraan yang berjalan dengan cepat tidak perlu kipas radiator, karena ventilasi
udara baik sekali. Jika kendaraan berjalan pelan (mendaki, lalu lintas macet dikota, dsb). Air
pendingin menjadi panas. Untuk mencegah kelebihan panas pada saat kendaraan berjalan
pelan, radiator harus dilengkapi dengan kipas.
a. Kipas dengan penggerak rigid (penggerak kaku)
Pada tipe ini, kipas digerakkan dengan sabuk penggerak, hasil hembusan udara
tergantung pada putaran motor, pada kecepatan tinggi kipas tetap bekerja, walaupun tidak
perlu, pada putaran tinggi, daya penggeraknya dapat melebihi 5% dari daya motor.
b. Kipas listrik dengan switch otomatis
Kipas listrik dengan switch otomatis ini dihidupkan dan dimatikan atas perintah saklar
temperatur yang terletak pada bagian rumah radiator. Keuntungan kipas ini adalah hanya
bekerja kalau betul-betul perlu dan pendingin lebih efesien.
SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen-komponennya 11
Motor Listrik
Berputarnya kipas pendingin apabila temperatur mesin melebihi 93° C. Hal tersebut
diatur oleh coolant temperatur switch yang dipasang pada saluran air keluar dari mesin ke
radiator dan relay dari motor listrik.
Apabila kunci kontak pada posisi ON, mesin berputar dan temperatur air pendingin di
bawah 93° C seperti terlihat pada gambar 35, coolant temperatur switch pada keadaan ini
titik kontaknya dalam keadaan tertutup sehingga arus listrik mengalir melalui kunci kontak,
relay, titik kontak coolant temperatur switch dan ke massa. Arus listrik yang mengalir pada
relay akan menyebabkan titik kontak pada relay terbuka sehingga arus listrik yang ke motor
listrik tidak mengalir sehingga kipas tidak berputar.
Cara Kerja Motor Penggerak Kipas saat Mesin Dingin
Apabila temperatur air pendingin melebihi 93° C, titik kontak pada coolant temperatur
switch akan terbuka yang selanjutnya akan menyebabkan relay tidak bekerja dan titik
kontaknya saling berhubungan. Pada keadaan ini arus listrik akan mengalir dari baterai ke
motor listrik melalui kunci kontak dan titik kontak relay sehingga motor berputar bersama
dengan kipas yang selanjutnya mengalirkan udara melalui inti radiator seperti terlihat pada
gambar 36.
Gambar Cara Kerja Motor Penggerak Kipas saat Mesin Panas
Elemen yang lain dari sistem pendingin mesin adalah kipas pada radiator dan
memodifikasinya dengan tambahan baru dan ini biasanya dinamakan “extra fan”. Kipas ini
berfungsi untuk mengarahkan udara yang berasal dari depan radiator dalam jumlah besar ke
arah radiator untuk meningkatkan efek pendinginan.
SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen-komponennya 12
Gambar Extra Fan Dengan Sistem Switch Automatic
c. Kipas pendingin dengan kopling fluida
Kipas pendingin dengan “kopling fluida”, cara kerja kipas ini digerakkan oleh drive belt dan
memutarkan kipas dengan kopling fluida dari oli silikon.
d. Kipas pendingin hidrolik yang terkontrol secara elektronik.
Cara kerja sistem ini adalah menggerakkan kipas dengan “motor hidroulik” yang diberi nama
ECU (Electronic Control Unit). Pada sistem ECU ini disamping dapat mengalirkan udara dari
kipas ke radiator juga sekaligus dapat mengatur volume cairan pendingin yang masuk ke
radiator
5. Tangki Reservoir
Tangki reservoir dihubungkan ke radiator untuk menyimpan cairan pendingin yang
mengalir secara berlebihan dari radiator dan mensuplai cairan pendingin jika radiator dingin.
Saat temperatur cairan pendingin di radiator naik, maka akan memuai dan mengalir
ke dalam tangki reservoir. Saat radiator dingin, maka akan menghisap masuk cairan
pendingin dari tangki reservoir. Cairan dari tangki penampung ini dikembalikan ke radiator
ketika mesinnya sudah lebih dingin. Tangki penampung tidak boleh terisi penuh ketika masih
dingin (perhatikan tanda ‘min” dan “max”) .
6. Baut Pembuangan Angin
Untuk mencegah terjadinya “cavitation” yang menggerus saluran pendingin di kepala
silinder, pada saat mengisi media pendingin, baut pembuangan angin (air bleed bolt) yang
berada di dekat saluran thermostat di mesin perlu dibuka.
Perhatikan sampai gelembung-gelembung udara hilang atau sudah tidak muncul lagi.
Tambahkan lagi coolant dari lubang atas radiator jika level coolant di dalam radiator belum
penuh. Pastikan tidak ada gelembung udara lagi lalu tutup dengan baut namun menutup
baut jangan terlalu kencang, pakailah putaran kekencangan (torsi) secukupnya saja untuk
mencegah baut rusak.
SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen-komponennya 13
7. Selang ( Hose )
Selang (hose) berfungsi untuk mengalirkan air pendingin yang berasal dari mesin
menuju ke radiator atau sebaliknya. Selang ini biasanya terbuat dari karet yang tahan panas.
8. Welsh Plug
Welsh plug atau core plug dipasang pada blok mesin dan kepala silinder untuk dua tujuan.
Pertama, lubang yang terdapat pada welsh plug sebenarnya digunakan untuk membuang
pasir pengecoran dari blok/kepala mantel air sesudah dicor. Kedua, welsh plug dipasang
pada lubang-lubang tersebut menjadi penyekat eksternal bagi mantel air. Selain itu welsh
plug juga berfungsi sebagai perlindungan bagi mesin terhadap cuaca yang sangat dingin. Air
yang membeku akan memuai, sehingga jika cairan pendingin yang ada di dalam blok mesin
membeku akan dapat mengakibatkan blok pecah oleh pemuaian es. Welsh plug didesain
agar terdesak keluar dari blok oleh es yang memuai sehingga mengurangi tekanan dan
mencegah terjadinya kerusakan karena pecah.
Gambar Dua macam Welsh plug, tipe gelas dan tipe piringan
9. Thermostat
Suhu kerja motor yang baik kira-kira pada temperatur 800
– 900
C. Suhu tersebut harus
dapat dicapai dengan cepat segera setelah mesin hidup selain itu dalam keadaan cuaca
dingin, motor harus tetap dalam kondisi suhu kerja. Fungsi thermostat adalah untuk
mempercepat temperatur kerja air pendingin pada saat motor masih dingin, serta mengatur
peredaran air pendingin menuju ke radiator pada saat motor panas, maka pada sistem
pendinginan diperlukan termostat.
Pada kendaraan ringan dewasa ini terdapat dua jenis thermostat, yaitu yang
menggunakan katup by-pass dan yang tidak menggunakan katup by-pass. Thermostat yang
menggunakan katup by-pass bekerja serupa dengan thermostat standar tetapi bekerja
mengontrol cairan pendingin secara berbeda. Thermostat diatur oleh sumbat lilin yang
memuai jika panas sehingga menggerakkan silinder thermostat dan membuka katup utama.
Silinder thermostat juga mengontrol gerakan katup by-pass selain membuka katup utama.
Prinsip kerja thermostat by-pass adalah sebagai berikut:
SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen-komponennya 14
Gambar Jenis thermostat dan keadaan saat bekerja
Gambar Posisi katup jiggle thermostat yang tepat
Thermostat modern kebanyakan dilengkapi dengan katup jiggle atau pembuang udara.
Katup ini berfungsi untuk mengeluarkan udara yang terperangkap dalam sistem agar bsa
keluar melalui thermostat. Saat cairan pendingin diganti dan thermostat menutup, udara
dialirkan dari blok mesin melalui katup jiggle yang membuka. Selama operasi normal katup
ini menutup oleh adanya tekanan dan aliran cairan pendingin.
Dengan adanya thermostat, aliran air pendingin dapat bersirkulasi secara pendek dan
panjang sesuai keperluan.
Mesin dalam Keadaan Dingin
Gambar Arah aliran cairan pendingin pada keadaan katup by-pass membuka (mesin
dingin)
Pada kondisi temperatur cairan pendingin saat mesin dingin, katup utama thermostat
tertutup oleh tekanan pegas, sedang katup by-pass pada posisi terbuka. Karena itu cairan
pendingin dapat mengalir bersirkulasi dengan dorongan pompa air melalui blok mesin dan
kepala silinder, melalui rangkaian by-pass thermostat yang membuka dan kembali pada
pompa air sehingga dapat dihasilkan pemanasan mesin yang cepat.
Mesin dalam Keadaan Panas
Pada saat mesin mencapai temperatur kerjanya, sumbat lilin memuai dan
menggerakkan silinder thermostat. Maka katup utama thermostat membuka dan pada saat
yang bersamaan menutup katup by-pass. Cairan pendingin mengalir melalui rangkaian by-
SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen-komponennya 15
pass menjadi tertutup sehingga terjadi sirkulasi melalui thermostat menuju radiator dan
terjadi penyerapan panas sebelum kembali lagi ke pompa air dan blok mesin.
Gambar Arah aliran cairan pendingin pada keadaan katup by-pass menutup
(mesin panas)
10. Sensor Suhu
Ada dua macam sensor suhu, yaitu jenis saklar on/off dan jenis resistansi variabel. tipe
saklar on/off digunakan pada lampu peringatan temperatur pada dashboard dan kipas
pendingin thermatik listrik. Saklar digunakan untuk membumikan rangkaian listrik untuk
menyalakan lampu peringatan temperatur atau menyalakan kipas listrik pendingin, jika
temperatur cairan pendingin mencapai temperatur kerja sensor, misalnya 108o
C. Jika
temperatur cairan pendingin turun di bawah temperatur kerja sensor maka saklar membuka
dan rangkaian menjadi terputus.
Gambar Rangkaian dasar lampu peringatan temperatur dan sensor
Sensor tipe resistansi digunakan untuk mengoperasikan penunjuk temperatur
dashboard yang menunjukkan temperatur sesungguhnya dari cairan pendingin, atau untuk
memberi sinyal listrik mengenai temperatur cairan pendingin pada computer manajemen
mesin EFI. Kerja sensor-sensor ini berdasarkan prinsip bahwa pada saat temperatur cairan
pendingin meningkat maka resistansi listrik internal sensor berubah sehingga arus yang
mengalir melalui rangkaian listrik bisa makin besar atau makin kecil. Perubahan aliran arus
dipengaruhi oleh temperatur sensor yang mengontrol posisi jarum pada alat penunjuk
temperatur atau memberitahu temperatur mesin yang akurat pada computer EFI.
11. Saklar Temperatur Thermo
Saklar temperatur thermo merupakan alat khusus yang meraba temperatur cairan
pendingin. Saklar ini bisa bekerja dengan menjadikan rangkaian listrik atau rangkaian vakum
manifold mesin on/off. Saklar jenis ini biasa digunakan pada sistem pengontrolan emisi dan
dipasang pada mantel air untuk meraba temperatur cairan pendingin.
SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen-komponennya 16
Gambar Dua tipe umum saklar temperatur thermo, tipe saklar listrikdan tipe saklar vakum
12.Bahan Pencegah Karat
Adanya berbagai macam material yang digunakan pada sistem pendingin
mengakibatkan terjadinya karat pada logam. Karat merupakan hasil reaksi antara dua logam
yang berbeda (misalnya aluminium dan besi tuang) dengan bantuan elektrolit (air). Oleh
karena itu bahan pencegah karat harus digunakan pada sistem pendingin terutama pada
mesin-mesin yang menggunakan kepala silinder aluminium. Bahan pencegah karat akan
semakin tidak efektif semakin lama digunakan dan harus diganti secara teratur.
SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen-komponennya 17
BAGIAN 2
MEMPERBAIKI SISTEM PENDINGIN DAN KOMPONENNYA
1. Diagnosis Kerusakan Sistem Pendingin
Prosedur tes diagnosa kebocoran kepala perapat (head gasket) secara visual adalah
sebagai berikut :
1. Lakukan tes tekanan pada sistem pendingin terhadap adanya kebocoran eksternal dan
perbaiki.
2. Buka tutup radioator, berhati-hatilah jika cairan pendingin dalam keadaan panas, dan
tambahkan cairan pendingin hingga memenuhi leher lubang.
3. Jalankan mesin hingga themostat membuka (suhu kerja) atau hingga pipa atas
radiator menjadi hangat.
4. Jalankan mesin pada 1500 sampai 2000 RPM dan periksa cairan pendingin apakah
terjadi gelembung-gelembung yang keluar dari leher pengisian radiator.
Catatan :
Jangan jalankan mesin dalam jangka waktu lama dengan tutup tekanan radiator dalam
keadaan terbuka, mesin bisa mengalami panas berlebihan dan mendesak keluar cairan
pendingin yang panas dari leher radiator.
5. Setelah tes selesai, tambahkan cairan pendingin seperlunya dan pasang kembali tutup
radiator.
Gambar 1. Pemeriksaan visual dalam diagnosa kebocoran kepala perapat
2. Diagnosis Kerja Thermostat
Diagnosa terhadap kerja thermostat bisa dilaksanakan dengan memeriksa pengaturan
temperatur pada saat kendaraan dijalankan di jalanan. Dalam keadaan normal, yaitu sistem
pendingin bekerja secara baik, penunjuk temperatur (temperature gauge) akan bergerak
sedikit jika temperatur operasi telah tercapai. Saat terjadi perubahan suhu pada kendaraan
dari dingin menuju temperatur kerja maka penunjuk temperatur harus bergerak meningkat
dengan teratur sampai thermostat membuka sehingga mulai terjadi pengaturan temperatur.
Jika terjadi sedikit penurunan pada penunjuk maka ini menunjukkan titik buka thermostat
yang disebabkan oleh cairan pendingin radiator yang bersuhu lebih rendah yang memasuki
blok mesin. Pada kondisi mesin dijalankan dengan stabil baik pada kecepatan rendah
ataupun tinggi tanpa beban, penunjuk temperatur harus relatif tetap tidak bergerak.
Catatan:
Kadang-kadang kipas pendinginan yang terkontrol secara thermostatik bisa menimbulkan
peningkatan suhu mesin oleh karena itu atur pembacaan penunjuk temperatur sebelum
menyalakan untuk mendinginkan suhu mesin kembali pada temperatur kerjanya. Dalam
keadaan dengan beban mesin yang tinggi atau kondisi suhu yang tinggi temperatur mesin
dapat sedikit meningkat di atas temperatur kerja sehingga meningkatkan pembacaan
penunjuk temperatur.
Pemanasan yang Lamban (thermostat tetap sedikit terbuka)
Jika mesin dijalankan dalam kondisi standar tetapi penunjuk temperatur tidak
menunjukkan temperatur kerja yang normal setelah jangka waktu yang memadai, mungkin
SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen-komponennya 18
thermostat tetap sedikit membuka. Akibat dari keadaan ini maka cairan pendingin blok mesin
memanas karena sirkulasinya melalui sistem saat masih dingin.
Dalam keadaan demikian maka kemungkinan kerusakan yang terjadi adalah waktu
pemanasan yang lamban karena thermostat tetap membuka untuk mengatur aliran cairan
pendingin saat mesin mencapai temperatur kerjanya. Maka jika terjadi pergerakan penunjuk
temperatur yang perlahan menuju temperatur kerja (pemanasan yang lamban) tetapi
bekerja normal mengatur temperatur mesin yang dijalankan secara normal, bisa ditetapkan
adanya thermostat yang tersangkut menjadi tetap sedikit terbuka.
Pengaturan Temperatur yang Buruk (thermostat tetap membuka)
Thermostat yang tersangkut pada posisi setengah terbuka atau terbuka penuh akan
mengakibatkan waktu pemanasan mesin yang lama. Akan tetapi kegagalan kontrol
pengaturan temperatur akan menimbulkan dua macam ketidakberesan yang ditunjukkan
oleh kerja penunjuk temperatur.
Kurang baiknya kontrol aliran cairan pendingin yang disebabkan oleh thermostat yang
tetap membuka akan menimbulkan problem pendinginan berlebihan dari aliran udara yang
melalui radiator saat kendaraan dijalankan tanpa beban pada kecepatan medium sampai
tinggi. Hal ini mengakibatkan penurunan mendadak pergerakan penunjuk temperatur dari
posisi pembacaaan normal ke dingin. Saat kendaraan dikurangi kecepatannya atau berhenti,
temperatur mesin dan pembacaan penunjuk temperatur meningkat di atas posisi operasi
normal sebagai akibat dari kurangnya aliran udara melalui radiator dan tingginya aliran
cairan pendingin melalui blok mesin yang mengakibatkan berkurangnya perpindahan panas.
Jika mesin bekerja keras akan terjadi hal yang sama. Jadi jika terjadi gerakan penunjuk
temperatur yang lambat sedangkan kendaraan bekerja pada kecepatan rendah atau medium
tetapi meningkat pada nilai yang tinggi pada keadaan diam maka bisa ditentukan adanya
kerusakan thermostat yang tersangkut menjadi tetap terbuka.
Mesin yang Panas (thermostat sedikit menutup)
Thermostat yang tetap berada pada posisi sedikit menutup juga akan menimbulkan
pemanasan mesin yang lambat. Tetapi kegagalan thermostat untuk lebih membuka dan
mengontrol temperatur mesin dengan cara sirkulasi cairan pendingin akan mengakibatkan
posisi penunjuk temperatur yang tinggi atau di atas normal. Sirkulasi cairan pendingin yang
buruk akan mengakibatkan turunnya perpindahan panas dari blok mesin ke radiator
sehingga terjadi temperatur operasi yang tinggi.
Selain itu terjadinya panas berlebihan juga dapat timbul karena membiarkan mesin
bekerja dengan kendaraan tetap diam dalam waktu yang lama, mesin diberi beban yang
tinggi atau mendaki jalan yang curam sedangkan kecepatan dan aliran udara yang melalui
radiator adalah rendah. Maka jika terjadi gerakan penunjuk temperatur yang perlahan tetapi
terdapat keadaan kerja yang tinggi atau panas berlebihan pada kecepatan rendah, diam
atau beban tinggi dapat ditentukan bahwa thermostat tersangkut menjadi tetap sedikit
menutup.
3. Tes Kebocoran Kepala Perapat
Untuk mendiagnosa terhadap adanya kebocoran kepala perapat silinder pada sistem
pendingin terdapat tiga macam metode yang biasa digunakan.
Cara pertama adalah dengan pemeriksaaan visual sederhana apakah ada gelembung
pada cairan pendingin di dalam radiator. Melalui tes ini, walaupun bukan merupakan
diagnosa yang akurat, bisa dilihat jika terjadi tekanan pada sistem yang kemungkinan terjadi
dari gas pembakaran yang memasuki cairan pendingin. Tes ini harus dilaksanakan sebagai
pemeriksaan primer yang diikuti dengan tes diagnosa yang lebih akurat.
Tes ke dua menggunakan alat khusus untuk mencium bau gas cairan pendingin pada
radiator terhadap adanya gas-gas pembakaran (CO2 atau HC) yang menunjukkan adanya
kerusakan kepala perapat. Tes ini sangat mudah untuk dilaksanakan dan bisa mendiagnosa
adanya kebocoran kepala perapat yang hanya sedikit.
Tes yang ke tiga untuk mengecek adanya kebocoran cairan pendingin pada sistem
pendingin dilakukan dengan menggunakan tester (analiser) tekanan cairan pendingin. Tester
ini mendeteksi adanya peningkatan cepat pada tekanan sistem saat mesin bekerja melalui
gas pembakaran yang memasuki sistem pendingin. Tes ini merupakan metode diagnosa
kebocoran perapat yang efektif walaupun tidak seakurat tester CO2, karena hanya
mendeteksi kebocoran minor sampai mayor. Tiga tes diagnosa tersebut di atas harus
SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen-komponennya 19
dilakukan dengan mesin berada dalam temperatur kerjanya yaitu mesin dalam keadaan
panas dan komponen-komponen telah memuai sehingga memungkinkan terjadinya
kebocoran perapat.
4. Tester Tekanan Sistem Pendingin
Seperti yang telah diketahui, tester tekanan sistem pendingin dapat digunakan untuk
memeriksa adanya kebocoran eksternal cairan pendingin dengan memberikan tekanan pada
sistem pendingin. Selain itu analiser ini juga dapat digunakan untuk mendeteksi peningkatan
tekanan yang terjadi dalam sistem pendingin dari sumber-sumber internal, seperti misalnya
kebocoran kepala perapat atau retakan pada kepala silinder. Kebocoran tekanan internal
yang berasal dari kepala perapat dari retakan kepala silinder berupa gas pembakaran yang
memasuki cairan pendingin sehingga menimbulkan tekanan yang melonjak naik pada sistem.
Peningkatan tekanan ini dapat dideteksi dengan melihat pembacaan tester dengan mesin
yang dijalankan pada temperatur operasinya. Tester tekanan diatur pada tekanan rendah
dan jika mesin dijalankan maka jarum penunjuk harus bergerak naik perlahan karena adanya
peningkatan suhu cairan pendingin.
Jika terjadi kebocoran internal akan menyebabkan perubahan nilai tekanan yang
meningkat cepat. Sebagaimana pada pemeriksaan visual sebelum ini perlu diperhatikan pada
tes ini tidak boleh terjadi kebocoran eksternal, karena akan mengakibatkan hasil diagnosa
yang tidak tepat. Hal ini disebabkan oleh kemungkinan hilangnya tekanan pembakaran pada
kebocoran eksternal sehingga jarum alat pengukur tekanan tidak bergerak naik. Prosedur tes
diagnosa kebocoran kepala perapat dengan menggunakan tester tekanan (analiser) adalah
sebagai berikut :
1. Periksa tekanan sistem pendingin terhadap kebocoran eksternal dan perbaiki sesuai yang
diperlukan.
2. Buka penutup radiator dengan hati-hati jika cairan pendingin dalam keadaan panas dan
tambahkan cairan pendingin hingga penuh.
3. Jalankan mesin sampai thermostat membuka, yaitu pada temperatur kerja, atau hingga
saluran radiator atas menjadi hangat.
4. Basahi karet bos tester tekanan dan pasang pada leher radiator.
5. Pasang analiser pada leher radiator dan beri tekanan pada sistem sebesar 7 sampai 14
kPa (1 hingga 2 psi).
6. Buka saluran beberapa kali sementara anda memperhatikan pembacaan jarum penunjuk
tester.
Catatan :
Jangan menjalankan mesin terlalu lama dengan tester tekanan dalam keadaan terpasang
karena dapat menimbulkan tekanan pada mesin yang melebihi kapasitas dan merusak
analiser atau sistem pendingin.
7. Angka yang ditunjukkan harus turun sedikit saat mesin diakselerasi dan kembali lagi jika
mesin bekerja perlahan. Jarum penunjuk harus naik perlahan jika temperatur cairan
pendingin meningkat selama dilakukan tes.
8. Jika jarum meningkat cepat setiap kali mesin diakselerasi dan tidak turun kembali berarti
terjadi kebocoran pembakaran.
9. Jika tes telah selesai matikan mesin. Hilangkan tekanan pada sistem dengan hati-hati
dan lepas analiser. Tambahkan cairan pendingin seperlunya dan pasang kembali tutup
radiator.
SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen-komponennya 20
Gambar Prosedur dan pembacaan alat pengukur tekanan untuk diagnosa
kebocoran pembakaran dengan menggunakan tester tekanan (analiser).
5. Detektor Kebocoran STE CO2
Detektor Kebocoran STE merupakan tester khusus yang dapat segera menemukan
adanya kebocoran antara ruang pembakaran dan sistem pendingin. Tester ini dapat
mendeteksi kebocoran pembakaran yang sangat sedikit hanya beberapa jam setelah terjadi.
Kebocoran pembakaran dideteksi oleh tester ini dengan cara memeriksa udara pada tangki
atas radiator apakah mengandung karbon monoksida (CO2) yang merupakan hasil proses
pembakaran. Pada kondisi operasi yang normal pada sistem pendingin tidak terdapat gas
CO2. Dengan demikian jika Detektor Kebocoran STE menemukan adanya gas CO2 pada
sistem pendingin maka bisa ditentukan diagnosa akurat yang menyatakan bahwa terjadi
kebocoran kepala perapat atau retak pada kepala silinder. Tester bekerja dengan prinsip
mendeteksi gas-gas hasil pembakaran yang bocor menuju sistem pendingin melalui retakan
atau perapat yang rusak berkumpul pada bantalan udara di atas level cairan pendingin
radiator. Dengan cara menarik atau menyedot udara dari radiator menuju cairan kimia tester
yang berwarna biru, adanya gas CO2 akan terdeteksi dengan berubahnya warna cairan dari
biru menjadi kuning.
SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen-komponennya 21
Gambar Detektor Kebocoran STE CO2 yang digunakan untuk tes kebocoran pembakaran
Jika tidak terjadi perubahan warna cairan maka berarti tidak ada gas pembakaran,
yang mana hal ini berarti tidak terjadi kebocoran dari pembakaran. Hanya sedikit gas CO2
yang diperlukan untuk mengakibatkan terjadinya perubahan warna cairan tester. Oleh
karena itu tester ini sangat akurat dalam mendiagnosa. Pada tester terdapat dua ruang.
Yang pertama berfungsi sebagai filter untuk menyerap zat-zat yang mengkontaminasi agar
diperoleh keakuratan tes yang lebih baik. Ruang cairan yang ke dua berisi cairan yang akan
menunjukkan hasil tes.
Berikut ini prosedur tes diagnosa kebocoran kepala perapat dengan menggunakan
Detektor Kebocoran STE CO2 :
1. Jalankan mesin hingga thermostat membuka (temperatur operasi) atau sampai saluran
radiator atas menjadi hangat.
2. Buka dengan hati-hati tutup radiator dengan tekanan dan kurangi cairan pendingin
hingga setinggi 3 sampai 5 sentimeter di bawah leher pengisian radiator. Jangan
menyedot cairan pendingin ke detektor kebocoran karena akan merusak cairan tes dan
harus diganti.
3. Sembur tangki radiator dengan hati-hati dari jarak sekitar 50 cm untuk menyemprot
udaranya. Semprotan pendek-pendek beberapa kali sudah mencukupi.
4. Tekan bola karet 5 sampai 10 kali untuk menyedot udara baru untuk meyakinkan cairan
tes berwarna biru terang serta bebas dari gas CO2.
5. Starter mesin lalu akselerasi dan deakselerasi sekitar 15 kali untuk meningkatkan
tekanan pembakaran silinder.
6. Letakkan nozel detektor pada leher pengisian radiator dan sedot udaranya dengan
menekan bola karet berulang-ulang sekitar 15 kali.
7. Yakinkan tidak ada cairan pendingin yang tersedot ke tester.
8. Perhatikan cairan tes yang berwarna biru. Jika berubah menjadi kuning maka berarti
hasil tes kebocoran pembakaran adalah positif.
9. Setelah tes selesai pasang kembali tutup radiator.
6. Tes Diagnosa Sensor Temperatur
a. Sensor/sender suhu tipe saklar
Sensor suhu tipe saklar merupakan sebuah saklar on/off yang akan menghubungkan
rangkaian listrik ke ground atau menghubungkannya ke catu daya positif (positif baterai).
Hubungan di dalam saklar dapat berupa normal terbuka (normally open) atau normal
tertutup (normally closed).
Sensor/sender tipe normal terbuka bekerja melalui prinsip pada saat dingin merupakan
saklar dengan kontak yang terbuka sehingga rangkaian listrik yang dikontrolnya menjadi
rangkaian terbuka dan tidak terjadi aliran arus listrik. Pada saat dicapai temperatur
kerja/temperatur pen-saklaran (switching) pada sensor/sender maka kontak akan berubah
menjadi tertutup sehingga terbentuk rangkaian tertutup dan arus listrik akan mengalir.
SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen-komponennya 22
Saklar tipe ini sering dijumpai pada rangkaian-rangkaian lampu peringatan temperatur, kipas
pendingin listrik dan sensor thermo pengontrolan emisi.
Sensor/sender tipe normal tertutup bekerja secara berkebalikan dengan unit yang
disebut di muka. Saat dingin kontak saklar dalam keadaan tertutup sehingga arus listrik
dapat mengalir melalui rangkaian. Pada saat diperoleh temperatur operasi kontak saklar
berubah menjadi terbuka dan memutuskan aliran arus listrik melalui rangkaian. Unit dengan
tipe seperti ini digunakan untuk mengontrol operasi relay listrik. Penggunaannya sering
diterapkan pada rangkaian kipas thermo serta beberapa sensor thermo dalam sistem
pengontrolan emisi.
Ada dua metode pengecekan yang digunakan untuk memeriksa tipe saklar dari sensor.
Yang pertama adalah dengan mengisolasi unit saklar dan memeriksa apakah bekerja dengan
tepat dalam rangkaian listrik. Sedangkan yang ke dua adalah mendiagnosa apakah
rangkaian bekerja jika dicapai temperatur operasi aktualnya
Gambar 4. Unit sender temperatur dengan tipe saklar normal terbuka
b. Tes Diagnosa Isolasi pada Unit Sender Bertipe Saklar
Pengisolasian operasi sender/sensor dilakukan dengan menjalankan kontrol sender
rangkaian listrik untuk mengetahui di mana letak kesalahan, apakah pada perkabelan
rangkaian, aktuator (komponen yang dioperasikan oleh rangkaian, misalnya kipas thermal),
atau pada unit sender/sensor. Tes dilaksanakan dengan mengoperasikan sender/sensor
diground-kan atau memberi catu daya positif pada rangkaian secara manual. Pembumian
atau pemberian catu daya pada rangkaian secara manual akan membuat aktuator (misalnya
kipas listrik) bekerja. Jika pada tes isolasi rangkaian listrik yang tidak sedang beroperasi
ternyata aktuator bekerja maka berarti perkabelan dan relay bekerja dengan baik semuanya.
Dengan demikian dapat ditentukan letak kesalahannya adalah pada sender/sensor
temperatur. Tetapi jika aktuator ternyata tidak bekerja saat rangkaian diswitch secara
manual (diberikan catu daya) maka kerusakannya terdapat pada perkabelan atau komponen
lain rangkaian, bukan pada unit sensor temperatur. Tes diagnosa ini hanya berfungsi untuk
menentukan di mana letak kesalahan atau kerusakan rangkaian terjadi dan bukan untuk
menentukan apakah sensor/sender bekerja dengan benar pada temperatur operasinya.
7.. Prosedur Tes Diagnosa Isolasi
1. Periksa rangkaian yang tidak dalam keadaan bekerja dengan menggunakan multimeter
(volt) untuk meyakinkan bahwa rangkaian telah memperoleh catu tegangan dari baterai
atau sekring serta memiliki pembumian yang baik.
2. Nyalakan saklar menjadi on.
3. Lepas kabel rangkaian tes dari unit sender/sensor, yaitu kabel tunggal untuk pembumian
saja atau kawat dobel untuk pembumian dan catu daya positif. Aktuator harus bekerja
dengan unit normal tertutup.
4. Pada unit normal terbuka dengan kawat tunggal untuk pembumian hubungkan kawat
pembumian pada blok mesin atau chassis.
SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen-komponennya 23
5. Pada unit normal terbuka dengan pembumian dengan kawat dobel untuk pembumian
dan pemberian catu daya, hubungkan langsung kedua kawat tersebut.
6. Setelah selesai bypass manual sender/sensor, periksalah apakah aktuator bekerja,
misalnya kipas listrik bekerja, lampu peringatan menyala atau selenoid pengontrolan
emisi bekerja.
7. Jika ternyata aktuator tidak bekerja maka berarti terdapat kerusakan pada
sender/sensor.
Gambar Tes Isolasi pada rangkaian lampu temperatur (unit sender di-bypass)
8. Tes Diagnosa Temperatur Switching Aktual pada Unit Sender/Sensor Tipe
Saklar
Pengetesan temperatur kerja (switching) aktual pada sender/sensor saklar temperatur
dilaksanakan dengan memanaskan unit hingga mencapai temperatur pengontrolannya
sambil melakukan tes resistansi pada kontak pensaklarannya untuk memeriksa apakah aksi
pensaklarannya baik. Diagnosa dilakukan seperti pada tes untuk operasi bukan thermostat.
Dengan menggunakan Ohmmeter atau multimeter kita periksa kontak rangkaian unit
sender/sensor setelah terlebih dulu dilepas dari mesin, untuk menentukan apakah
merupakan saklar normal tertutup atau normal terbuka pada saat dingin. Unit dipanaskan
dengan cara meletakkan ujung peraba saklar pada sebuah wadah air yang dipanaskan
dengan menggunakan kompor gas atau kumparan listrik. Suhu air diukur dengan
termometer yang diletakkan padanya. Kontak unit diperiksa pada titik tutup dan bukanya
dengan menggunakan Ohmeter atau multimeter yang dihubungkan dengan sambungan
kabelnya pada saat dilakukan pemanasan tersebut. Jika kontak unit mencapai titik
pensaklarannya menjadi terbuka (rangkaian Ohmeter berubah menjadi loop terbuka) atau
tertutup (rangkaian meter berubah menjadi loop tertutup), maka pembacaan pada
thermometer yang diletakkan pada air yang dipanaskan akan menunjukkan temperatur kerja
aktualnya.
Catatan :
Metode tersebut di atas tidak dapat digunakan pada unit sender yang bekerja di atas titik
didih normal air (100o
C pada tekanan atmosfer 101,1 kPa), karena titik didih air tidak dapat
mencapai titik pensaklaran dari unit. Sender-sender demikian dapat dites pada kendaraan
dengan menggunakan sistem pendingin bertekanan kendaraan sebagai sumber panas untuk
tes atau dengan menambahkan persentase campuran Gycol (25%) pada cairan tes sehingga
dapat diperoleh peningkatan nilai titik didih yang diperlukan bagi terlaksananya tes. Jika
menggunakan kendaraan sebagai sumber panas, dipasang probe thermostat khusus (tipe
fluke meter) pada saluran atas radiator untuk mengukur temperatur cairan pendingin
sedangkan mesin tetap dijalankan hingga diperoleh titik pensaklaran. Titik pensaklaran
tersebut diukur juga dengan menggunakan Ohmmeter atau multimeter terhadap kontak
unit.
SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen-komponennya 24
9. Prosedur Tes Diagnosa Temperatur Aktual
Unit Sender/Sensor yang Bekerja di bawah 100o
C
1. Buang cairan pendingin radiator hingga lebih rendah daripada unit sender.
2. Lepaskan unit sender dari mesin dengan menggunakan peralatan-peralatan yang
memadai untuk menghindari terjadinya kerusakan.
3. Lakukan pra-tes pada unit dengan Ohmeter atau multimeter untuk mengetahui tipe
kontak internalnya, yaitu normal terbuka atau normal tertutup pada saat dingin.
4. Letakkan ujung peraba unit sender pada wadah air, letakkan thermometer pada air.
5. Hubungkan Ohm meter atau multimeter pada koneksi unit sender.
6. Panaskan air dengan menggunakan sumber panas yang tidak berbahaya.
7. Periksa Ohm meter atau multimeter apakah tercapai titik kontak saklar dan catat
pembacaan temperatur dari thermostat.
8. Lihat pada buku manual bengkel mengenai temperatur operasi unit sender yang
sebenarnya dan bandingkan dengan hasil yang diperoleh.
Gambar 6. Tes Temperatur Pensaklaran Aktual pada Unit Sender dengan Terminal Tunggal
dan Dobel
Unit Sender/Sensor yang Bekerja di atas100o
C
1. Pasang probe temperatur fluke meter di antara saluran atas radiator dan keluaran
radiator ke aliran cairan pendingin.
Lepas kabel-kabel rangkaian unit sender temperatur kemudian hubungkan Ohm meter
atau multimeter dengan koneksi unit. Periksa apakah kontak unit bertie normal terbuka
ataukah normal tertutup.
2. Starter dan jalankan mesin untuk memanaskan cairan pendingin.
3. Lihat pada Ohm meter/multi meter apakah diperoleh titik pensaklaran unit dan catat
pembacaan pada thermostat.
4. Lihat pada buku manual bengkel mengenai temperatur operasi unit sender yang
sebenarnya dan bandingkan dengan hasil yang diperoleh.
Peringatan :
Jangan membuka tutup radiator atau saluran atas radiator karena bisa menimbulkan
luka/kecelakaan, karena sistem pendingin akan mencapai suhu di atas 100o
C.
10. Sender dan Sensor Temperatur Bertipe Resistansi Variabel
Sender/sensor jenis resistansi variabel merupakan unit tertutup konstan yang
menggunakan resistansi rangkaian internal yang memiliki sifat variabel untuk mengontrol
aliran arus sehingga dapat mengontrol kerja sebuah aktuator (lampu peringatan) atau
komputer. Ada dua macam desain operasional unit, yaitu positive temperature coefficient
PTC atau negative temperature coefficient NTC. Unit dengan jenis koefisien temperatur
positif merupakan resistor variabel yang nilai resistansi internalnya meningkat saat
temperaturnya meningkat, sehingga memperkecil aliran arus listrik pada rangkaian. Unit
dengan koefisien temperatur negatif merupakan jenis yang nilai resistansi internalnya
mengecil jika temperaturnya meningkat, sehingga memperbesar aliran arus pada rangkaian.
Kedua jenis desain unit bisa digunakan pada rangkaian penunjuk temperatur, tetapi
yang lebih sering digunakan adalah tipe NTC. Sensor temperatur resistansi variabel pada
jenis NTC amupun PTC juga sudah digunakan secara luas dalam sistem injeksi bahan bakar
elektronik EFI (electronic fuel injection) untuk mengirimkan berbagai sinyal pada komputer
manajemen mesin ECU untuk mengontrol perbandingan bahan bakar. Selain itu sensor
SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen-komponennya 25
temperatur juga digunakan dalam transmisi otomatis yang terkontrol secara elektronik dan
sistem-sistem lain dengan mengirimkan sinyal resistansi variabel pada ECU. Kerja efisien
sistem terkontrol secara elektronik tergantung pada pengoperasian yang tepat unit-unit
perabanya, oleh sebab itu diperlukan prosedur tes dan diagnosa yang efektif.
Gambar . Sender Temperatur bertipe Resistansi Variabel
Tes diagnosa sender/sensor temperatur yang menggunakan resistansi variabel
dilaksanakan serupa dengan prosedur pada unit pensaklaran terbuka/tertutup. Tes bisa
dilakukan dengan menggunakan dua metoda, yaitu tes isolasi dan tes resistansi unit aktual.
Tes isolasi dilakukan untuk memeriksa efektifitas operasi dalam rangkaian
Tes diagnosa sender/sensor temperatur yang menggunakan resistansi variabel
dilaksanakan serupa dengan prosedur pada unit pensaklaran terbuka/tertutup. Tes bisa
dilakukan dengan menggunakan dua metoda, yaitu tes isolasi dan tes resistansi unit aktual.
Tes isolasi dilakukan untuk memeriksa efektifitas operasi dalam rangkaian listrik sedangkan
tes resistansi aktual memeriksa resistansi internal operasi unit pada suatu temperatur
tertentu.
11.Tes Isolasi Unit Sender/Sensor Menggunakan Resistansi Variabel
Tes isolasi unit sender/sensor dilaksanakan untuk menentukan apakah kesalahan yang
ada pada rangkaian listrik terletak pada unit sender/sensor temperatur resistansi variabel
ataukah terletak pada rangkaian perkabelan listrik yang dikontrolnya.
Tes isolasi bisa dilaksanakan dengan menggunakan dua metoda. Yang pertama adalah
dengan memberikan suatu nilai resistansi variabel yang ditentukan terlebih dahulu pada
rangkaian listrik melalui sebuah potensiometer (saklar resistansi variabel). Sedangkan yang
ke dua adalah dengan memberikan satu set nilai resistansi pada rangkaian listrik berupa
hambatan tetap. Unit sender kita gantikan dengan sebuah potensiometer yang bisa
memberikan nilai resistansi variabel pada rangkaian (misalnya sebesar 100 Ohm sampai 500
Ohm), sehingga bisa diketahui apakah perkabelan rangkaian listrik atau aktuator (misalnya
alat pengukur temperatur) bekerja dengan baik. Jika aktuator yang dikontrol oleh sender
ternyata dapat bekerja dengan baik melalui sebuah nilai resistansi yang dihasilkan oleh
potensiometer maka berarti kerusakan terdapat pada unit sender. Jika aktuator tidak bekerja
dengan baik setelah diberikan nilai resistansi yang sesuai oleh potensiometer maka berarti
terdapat kemungkinan bahwa kerusakan terjadi pada aktuator atau perkabelan rangkaian
bukan pada unit sender. Metode tes dengan menggunakan potensiometer mempunyai
keuntungan dapat digunakan untuk mendiagnosa operasi aktuator sepanjang
jangkauan/range operasinya dari resistansi rendah hingga tinggi (sebagaimana range alat
pengukur temperatur dari dingin sampai panas).
Tes isolasi dengan penggunaan satu set nilai resistansi dipakai untuk melihat operasi
aktuator pada suatu titik resistansi tertentu (misalnya pembacaan alat pengukur temperatur
pada kondisi panas senilai tahanan tetap 240 Ohm), sehingga dapat diketahui apakah sensor
bekerja dengan baik. Tes ini hanya bisa dilakukan hanya jika spesifikasi nilai tahanan yang
diperlukan, yang dipasang pada rangkaian untuk menggantikan unit sender, telah diketahui
sebelumnya. Pelaksanaan tes dengan mem-bypass unit sender serta menggantikannya
dengan sebuah resistor tetap untuk mengetahui apakah aktuator bekerja dengan baik (yaitu
pembacaan nilai alat pengukur yang sesuai dengan yang seharusnya) disesuaikan dengan
spesifikasi pabrik. Jika aktuator bekerja dengan baik dengan menggunakan sebuah nilai
tahanan yang sesuai untuk mengontrol rangkaian, berarti sensor/sender kemungkinan rusak.
SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen-komponennya 26
Sedangkan aktuator yang tidak bekerja dengan baik menandakan adanya kerusakan pada
perkabelan rangkaian atau aktuator.
12.Prosedur Tes Diagnosa Isolasi Unit Sender/Sensor dengan Menggunakan
Resistansi Variabel
a. Metoda Potensiometer Variabel
1. Lepas kabel koneksi rangkaian dari unit sender temperatur resistansi variabel (kawat
tunggal atau dobel).
2. Baca buku manual untuk mengetahui range resistansi potensiometer yang diperlukan
(misalnya 100 sampai 500 Ohm) serta operasi aktuator yang benar pada nilai tahanan
tertentu.
3. Pasang potensiometer pada range yang sesuai pada koneksi/sambungan kabel pada
rangkaian yang diputus. Pada kawat pemakaian tunggal bumikan potensiometer, pada
kawat dobel hubungkan keduanya secara seri dengan potensiometer.
4. Jika potensiometer tidak dilengkapi dengan meter hambatan, gunakan Ohmmeter atau
multimeter untuk mengukur resistansi aktual pada saat dilakukan tes.
5. Putar saklar menjadi on, atur potensiometer agar memberikan nilai resistansi rendah
menurut spesifikasi dengan cara memperhatikan pembacaan Ohm meter atau multi
meter.
6. Periksa apakah aktuator bekerja dengan benar.
7. Atur potensiometer pada nilai resistansi tinggi berdasarkan spesifikasi dan periksa
kembali kerja aktuator.
8. Jika aktuator tidak bekerja dengan baik maka berarti kerusakan terletak pada aktuator
atau rangkaian.
9. Jika aktuator bekerja dengan baik maka berarti kerusakan terletak pada unit sender
temperatur.
b. Metode Tes Menggunakan Nilai Resistansi Tertentu
1. Lepas kabel koneksi rangkaian dari unit sender temperatur resistansi variabel (kawat
tunggal atau dobel).
2. Baca buku manual untuk mengetahui nilai tahanan tetap yang diperlukan (misalnya 100
Ohm) dan operasi aktuator yang benar pada nilai tahanan tersebut ( misalnya
pembacaan jarum menunjukkan nilai/keadaan panas).
3. Pasang nilai tahanan tetap yang sesuai pada kabel yang telah dilepaskan hubungannya.
Catatan :
Pada pemakaian kawat tunggal bumikan tahanan, pada pemakaian kawat dobel hubungkan
tahanan secara seri dengan kedua kabel.
4. Putar saklar menjadi on dan periksa kerja aktuator.
5. Jika aktuator memberikan nilai pembacaan yang sesuai dengan spesifikasi maka berarti
kerusakan terdapat pada unit sender.
6. Jika aktuator tidak bekerja dengan baik maka kesalahan terletak pada perkabelan atau
aktuator.
SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen-komponennya 27
Gambar Pengetesan Rangkaian Pengukur Temperatur dengan menggunakan
Potensiometer Variabel
Gambar Pengetesan Rangkaian Pengukur Temperatur dengan Menggunakan Tahanan Tetap
13.Tes Diagnosa Nilai Resistansi Aktual pada Unit Sender/Sensor Resistansi
Variabel
Pengetesan unit sender/sensor resistansi variabel untuk memperoleh nilai resistansi
internal aktualnya dilaksanakan dengan mengukur nilai resistansinya pada saat panas
maupun dingin dan membandingkan hasilnya dengan spesifikasi pabrik. Tes ini akurat untuk
mendiagnosa kerja unit dan merupakan satu-satunya tes yang memadai untuk memeriksa
kerja sensor resistansi variabel yang mengirimkan sinyal-sinyal pada unit pengontrolan
elektronik ECU (misalnya Sensor Temperatur Cairan Pendingin EFI). Prosedur tes yang
pertama adalah pencatatan nilai resistansi internal pada suatu nilai suhu dingin tertentu
dengan menggunakan Ohm meter atau multimeter dan kemudian membandingkan hasil
yang diperoleh dengan spesifikasi pabrik. Yang kedua adalah mencatat dengan Ohm meter
atau multimeter nilai resistansi internal pada unit pada saat panas dengan cara
memanaskannya pada suhu tertentu. Hasil yang diperoleh dibandingkan dengan spesifikasi
pabrik. Pembandingan hasil yang diperoleh dengan nilai spesifikasi pabrik akan menunjukkan
apakah unit beroperasi dengan baik. Contoh sender resistansi variabel NTC pada kondisi
dingin bernilai 240W pada 15o
C sampai kondisi panas 50W pada 86o
C
SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen-komponennya 28
14.Prosedur Diagnosa Nilai Resistansi Aktual pada Sender Resistansi Variabel
1. Lihat nilai resistansi unit sender pada kondisi dingin dan panas pada buku manual.
2. Buka tutup radiator dan letakkan sebuah termometer atau fluku meter pada cairan
pendingin kemudian catat pembacaannya.
3. Lepaskan sambungan kabel dari unit sender temperatur, hubungkan dengan Ohm meter
atau multimeter.
4. Catat nilai resistansi saat dingin dan bandingkan dengan spesifikasi pabrik.
5. Nyalakan mesin hingga dicapai panas yang sesuai berdasarkan pembacaan pada
termometer. Ukur dan catat nilai resistansi sender dan bandingkan dengan spesifikasi
pabrik. Berhati-hatilah dengan cairan pendingin yang panas dan kipas pendingin listrik.
6. Jika nilai resistansi yang diperoleh tidak memenuhi spesifikasi pabrik maka berarti unit
sender/sensor rusak dan harus diganti.
Gambar Pengukuran Nilai Resistansi Aktual pada Unit Sender Resistansi Variabel
15.Diagnosa Kipas Pendingin
Terdapat tiga macam kipas pendingin berdasarkan prinsip kerjanya, yaitu tipe yang
dikendalikan secara mekanik dengan tetap, tipe kopling fluida/cairan yang dikontrol secara
termatik mekanis dan tipe yang menggunakan motor listrik yang dikontrol secara termatik.
Agar sistem pendingin bekerja dengan baik maka ketiga macam kipas pendingin tersebut di
atas harus bekerja dengan efisien. Jika kipas pendingin tidak bekerja secara efisien maka
akan menimbulkan masalah kelebihan panas yang diakibatkan oleh tidak memadainya aliran
udara pendingin melalui radiator pada cuaca panas atau mesin dibiarkan menyala dalam
waktu lama. Selain itu juga dapat menyebabkan waktu pemanasan yang lambat dan suhu
kerja mesin yang dingin jika kipas yang dikontrol secara termal tetap berputar.
a. Kerusakan Kerja Kipas Pendingin
Permasalahan panas berlebih (overheat) akibat kipas pendingin terjadi akibat
kesalahan kerja kipas yang digunakan tetapi bisa juga disebabkan oleh kurang terawatnya
sistem pendingin dengan baik. Kipas yang dikendalikan secara mekanis menggunakan gaya
penggerak dari poros engkol mesin melalui sabuk penggerak dari karet. Sabuk penggerak
yang tidak tepat pengaturannya akan mengakibatkan selip pada puli kipas sehingga
kecepatan kipas menjadi tidak efektif yang pada akhirnya mengakibatkan aliran udara
melalui radiator tidak mencukupi dan mesin menjadi terlalu panas. Permasalahan ini akan
bertambah besar jika mesin dijalankan dalam kecepatan tinggi atau dijalankan malam hari.
Kecepatan tinggi pada mesin meningkatkan kemungkinan selip pada sabuk penggerak. Rpm
puli yang tinggi akan mengurangi cengkraman sabuk karena adanya peningkatan torsi dan
suhu akibat gesekan. Selip pada sabuk penggerak pada malam hari disebabkan oleh
peningkatan beban pada sabuk penggerak dari alternator. Berbagai macam lampu yang
dinyalakan pada malam hari meningkatkan aliran arus sehingga terjadi peningkatan beban
pada alternator yang kemudian meningkatkan pengemudian/pengendalian pada sabuk
penggerak yang akan mengakibatkan selip pada sabuk serta bisa membuat panas berlebih
pada mesin.
SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen-komponennya 29
Problem-problem selip sabuk penggerak bisa terjadi pada kipas pendingin yang
dikendalikan secara mekanik secara tetap dan kipas pendingin yang menggunakan kopling
cairan termostatik yang dikendalikan secara mekanik. Pada kopling cairan termostatik lebih
mudah terjadi selip sabuk penggerak karena bekerja dengan kecepatan tinggi dan bebannya
berubah-ubah pada berbagai kecepatan, di mana pada kipas tipe pertama kecepatannya
konstan.
Pemasangan atau putaran sudu kipas yang tidak tepat juga akan menimbulkan kerja
kipas pendingin yang tidak memadai. Selain beberapa kipas listrik tematik baru (David
Craig), pada umumnya sudu kipas merupakan unit direksional yang harus terpasang dengan
putaran mesin yang sesuai. Sudut atau lengkungan sudu mempengaruhi arah aliran udara
yang akan didorong melalui radiator. Kipas pendingin didesain agar kecepatan aliran udara
meningkat saat kendaraan berjalan ke depan. Kipas yang berada pada sisi mesin radiator
menghisap aliran udara yang melalui radiator, sedangkan kipas yang berada di depan
radiator menghembuskan udara mengalir melalui radiator. Efisiensi aliran udara dari kipas
bergantung pada putaran yang tepat dari sudu kipas, artinya tepi depan kipas harus
menghadap pada arah yang tepat atau ke arah putaran mesin. Sudu kipas yang terpasang
dengan arah putaran terbalik biasanya menimbulkan suara bising saat bekerja dan
menandakan kurangnya aliran air. Kesalahan kerja akan terjadi pada kipas yang digerakkan
dengan listrik jika perkabelannya keliru. Kipas listrik termostatik biasanya memiliki jenis
magnet permanen yang bisa berputar dalam dua arah tergantung polaritas perkabelannya.
Polaritas motor yang benar harus diketahui terlebih dahulu jika memasang kipas listrik
magnet permanen agar diperoleh putaran sudu yang tepat. Kesalahan dalam melaksanakan
hal tersebut akan mengakibatkan arah aliran udara oleh putaran kipas bertentangan dengan
aliran udara normal saat kendaraan berjalan maju sehingga terjadi panas berlebih pada
mesin.
Gambar Kipas pendingin tipe kopling cairan dengan penggerak mekanik yang modern
b. Diagnosa Kopling Fluida Thermatik
Kipas yang menggunakan prinsip kopling fluida dengan pengontrolan termatik
merupakan alat yang peka terhadap panas. Alat ini bekerja dengan merasakan panas yang
dikeluarkan dari sirip-sirip radiator untuk mengontrol pengendalian/pergerakan sudu-sudu
kipas. Pergerakan sudu-sudu kipas dikontrol melalui kopling fluida dengan berbagai tingkat
kecepatan sehingga sudu-sudu kipas berputar dengan kecepatan rendah pada temperatur
rendah, kecepatan sedang pada suhu sedang dan kecepatan tinggi pada kondisi mesin
panas. Karena pengendalian kecepatan kipas pendingin tergantung pada operasi kopling
fluida maka pengaturan temperatur mesin akan terpengaruh jika digunakan kopling fluida
yang buruk. Kopling fluida yang tidak baik akan ikut mengakibatkan kurangnya kecepatan
kipas sehingga timbul aliran udara yang kurang memadai dan panas berlebih atau waktu
pemanasan yang lambat, suhu mesin yang rendah, penggunaan bahan bakar yang tidak
efisien dan suara bising kipas yang melebihi semestinya.
Hilangnya cairan pada kopling atau keausan yang sangat dapat menyebabkan
kesalahan pada kopling fluida. Kesalahan ini dapat kita diagnosa melalui pengukuran
kecepatan puli mesin dan kecepatan putaran sudu kipas pada suhu tertentu dan
membandingkan hasilnya dengan spesifikasi yang terdapat pada manual. Kesalahan kopling
mengakibatkan panas berlebih pada mesin karena kurangnya udara yang dialirkan melalui
radiator serta bisa terjadi saat cuaca panas, mesin dibiarkan menyala dalam waktu lama,
serta bekerja dalam kecepatan tinggi. Kesalahan kopling bisa disebabkan oleh kerusakan
bantalan poros atau kerusakan luar. Kipas dengan kopling fluida yang mempunyai kecepatan
variabel mempunyai efisiensi aliran udara yang tinggi. Ini disebabkan sudu yang lebih besar
SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen-komponennya 30
sehingga mampu mendinginkan dengan lebih cepat. Oleh karena itu problem yang
ditimbulkannya adalah mesin menjadi lebih lama pemanasannya dibanding waktu normalnya
serta temperatur kerja yang lebih rendah daripada normalnya. Keadaan yang lebih dingin
serta pembebanan pada kipas yang besar secara konstan akan menimbulkan peningkatan
biaya ekonomisnya dan penurunan performa mesin selain juga menimbulkan suara bising
pada saat mesin berkecepatan rendah. Dengan pengetesan pengendalian/pengaturan
kecepatan kopling pada berbagai kecepatan dan temperatur mesin bisa ditemukan kesalahan
kopling fluida ini.
Gambar Kerja kipas pendingin menggunakan kopling fluida thermatik
c. Prosedur Diagnosa Kopling Fluida dengan Kecepatan Variabel
1. Periksa kondisi sabuk penggerak kipas dan atur kekencangannya agar sesuai dengan
spesifikasi pabrik, periksa adakah kebocoran cairan pada kopling fluida, kondisi bantalan
poros, keausan atau kerusakan.mLihat spesifikasi pabrik dalam buku manual untuk
kecepatan mesin dan kecepatan kopling pada operasi normalnya serta kecepatan mesin
dan kecepatan kopling untuk kondisi panas.
2. Tandai puli penggerak kipas dan sudu-sudu kipas dengan spidol putih.
3. Hubungkan strobe light atau tachometer optis pada mesin untuk mengukur kecepatan
puli dan sudu-sudu kipas, ukur kecepatan mesin.
4. Nyalakan mesin hingga mencapai temperatur yang diharapkan sesuai spesifikasi manual
dengan menggunakan probe temperatur.
5. Naikkan kecepatan mesin untuk memberi kecepatan pada puli dalam batasan
spesifikasinya (misalnya 2000 rpm), ukur kecepatan sudu kipas dan bandingkan hasilnya
dengan spesifikasi (misalnya 570 rpm).
6. Naikkan temperatur mesin dengan membatasi aliran udara pada radiator (letakkan kertas
karton pada radiator tapi jangan sampai ikut mendidih) hingga dicapai temperatur yang
dikehendaki. Sistem pendingin akan menjadi panas, jangan melepas tutup radiator.
7. Naikkan lagi kecepatan mesin untuk memberi kecepatan pada puli dalam batasan
spesifikasinya (misalnya 2000 rpm), ukur kembali kecepatan sudu kipas dan bandingkan
hasilnya dengan spesifikasi (misalnya 1860 rpm).
8. Jika terjadi selip kopling fluida maka kecepatan sudu-sudu kipas akan menjadi lebih kecil
daripada normalnya.
Kecepatan Puli
Penggerak
Kecepatan Sudu-sudu Kipas
Pada temperatur
kerja normal
Pada temperatur
maksimum
Spesifikasi
Hasil tes
Gambar Bagan diagnosa pengetesan kipas pendingin kopling fluida dengan kecepatan
variabel.
d. Diagnosa Kipas Pendingin Listrik Thermatik
Kipas pendingin listrik yang dikontrol secara thermatik merupakan sebuah unit terpisah
dari mesin dan bergantung pada tegangan dan arus listrik untuk bekerja. Unit kipas ini terdiri
SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen-komponennya 31
dari sudu kipas plastik yang biasanya digerakkan oleh motor lisrik DC dengan magnet
permanen multi direksional/arah
Kipas ini menggunakan pengarah dari logam atau plastik untuk mengontrol udara yang
mengalir pada sudu-sudu kipas dan melalui radiator. Kerja kipas dikontrol oleh unit sender
peraba temperatur cairan pendingin yang akan membumikan rangkaian listrik pada motor,
meningkatkan kerja motor atau mengontrol pensaklaran relay rangkaian listrik. Kipas
pendingin listrik termatik model baru pada umunya menggunakan relay untuk mengontrol
pensaklaran rangkaian listrik on dan off. Karena pada beberapa kipas memiliki dua
kecepatan maka digunakan dua relay dan dua sender temperatur. relay yang digunakan bisa
yang normal terbuka ataupun normal tertutup. Pada tipe normal terbuka kontak saklar relay
pada awalnya membuka sehingga kipas tidak bekerja dan saat sender temperatur mencapai
temperatur kerjanya saklar harus menutup agar kipas dapat bekerja. Pada keadaan awal
relay normal tertutup saklarnya menutup dan menggunakan sender temperatur yang
menjadikan relay membuka kontaknya jika terjadi temperatur di bawah temperatur kerja
kipas. Jika dicapai temperatur batas minimum kipas maka sender mensaklar relay fan dan
kontak menjadi tertutup.
Gambar 16. Kipas modern pendingin listrik yang dikontrol secara termatik
e. Diagnosa Kipas Pendingin Listrik Thermatik
Diagnosa kipas pendingin listrik thermatik dilaksanakan dengan memeriksa temperatur
cut in/temperatur nyala dan cut out/temperatur mati di samping tegangan catu daya listrik
dan aliran arus. Temperatur cut in/temperatur nyala menunjukkan temperatur di mana kipas
mulai bekerja. Nilainya bisa berada antara 90o
C sampai 119o
C berbeda-beda antara tiap
pabrik. Temperatur cut out/temperatur mati menunjukkan nilai temperatur di mana kipas
akan dihentikan kerjanya setelah mesin didinginkan pada suatu level. Temperatur cut out
bisa berada dalam nilai antara 75o
C sampai 85o
C tergantung pada pabrik pembuat.
Temperatur cut in dan cut out yang tidak tepat akan menimbulkan dua macam kesalahan
pada sistem pendingin. Pertama adalah panas berlebih pada mesin yang diakibatkan oleh
nilai cut in yang melebihi spesifikasi atau akibat kegagalan pada kipas untuk bekerja sesuai
cut in. Yang kedua adalah mesin yang lambat panas dan temperatur operasi yang rendah
karena kipas tidak bekerja sesuai dengan nilai cut out atau kipas memang sama sekali tidak
bisa berhenti bekerja pada nilai cut outnya. Diagnosa pengetesan temperatur cut in dan cut
out kipas dilaksanakan dengan menjalankan mesin pada temperatur pensaklaran kipas dan
memeriksa serta mencatat temperatur pensaklaran kipas dengan menggunakan probe
temperatur dipasang pada cairan pendingin.
f. Prosedur Tes Diagnosa Temperatur Cut In dan Cut Out
1. Buka saluran atas radiator dan letakkan probe temperatur antara pembuangan radiator
dengan pipa saluran radiator dengan sensor ada pada cairan pendingin, tepatkan
kembali saluran radiator.
2. Lihat pada manual nilai temperatur cut in dan cut out kipas pendingin.
SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen-komponennya 32
3. Starter dan jalankan mesin hingga mencapai temperatur kerjanya. Catat pembacaan
probe temperatur saat kipas pendingin mulai bekerja (cut in). Hati-hatilah pada sudu-
sudu kipas dan komponen-komponen yang panas.
4. Biarkan kipas pendingin bekerja terus hingga tercapai cut out. Catat pembacaan probe
temperatur dan bandingkan dengan spesifikasi.
5. Biarkan sistem menjadi dingin dan lepaskan tekanan sebelum mengambil probe probe
temperatur.
6. Beri tekanan pada sistem pendingin dan periksa adakah kebocoran setelah
mengembalikan saluran atas radiator.
7. Temperatur cut in dan cut out yang berada di luar spesifikasi menandakan adanya
kerusakan sender temperatur kipas pendingin termatik.
Gambar Pemeriksaan temperatur cut in dan cut out kipas termo
1. Biarkan sistem menjadi dingin dan lepaskan tekanan sebelum mengambil probe probe
temperatur.
2. Beri tekanan pada sistem pendingin dan periksa adakah kebocoran setelah
mengembalikan saluran atas radiator.
3. Temperatur cut in dan cut out yang berada di luar spesifikasi menandakan adanya
kerusakan sender temperatur kipas pendingin termatik.
SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen-komponennya 33
Gambar Pemeriksaan temperatur cut in dan cut out kipas termo
Untuk mengetes catu tegangan pada motor kipas pendingin digunakan volt meter
multimeter yang dihubungkan secara paralel pada kabel catu daya positif motor sedangkan
colok negatif meter dihubungkan dengan dibumikan pada bodi kendaraan. Jika diperoleh
hasil pengukuran tegangan yang bernilai di bawah spesifikasi maka berarti terjadi kehilangan
tegangan di dalam rangkaian perkabelan. Dalam hal tersebut maka perlu dilacak dan
diperbaiki perkabelannya.
Diperlukan adanya aliran arus agar motor dapat bekerja. Motor listrik yang
memperoleh beban berlebih karena adanya bantalan poros atau bos yang aus memerlukan
arus tambahan agar dapat bekerja. Maka jika dilakukan tes pengukuran arus akan diperoleh
hasil yang lebih besar daripada spesifikasi. Pengukuran arus yang memberikan hasil di atas
spesifikasi juga bisa terjadi akibat sikat angker yang aus atau kabel rusak sehingga nilai
resistansi internalnya manjadi besar. Pengukuran aliran arus dilakukan dengan
menggunakan ampere meter atau multimeter yang dihubungkan seri pada rangkaian motor
kipas.
Gambar Pengukuran aliran arus pada kipas pendingin termatik listrik
SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen-komponennya 34
g. Prosedur Tes Diagnosa Aliran Arus dan Tegangan Pengukuran Tegangan
1. Lihat pada manual nilai spesifikasi catu tegangan kipas.
2. Starter dan jalankan mesin hingga mencapai temperature operasinya. Hati-hati terhadap
sudu kipas pendingin dan komponen-komponen yang panas.
3. Hubungkan colok positif (merah) voltmeter atau multimeter dengan konektor terdekat
pada kabel catu daya motor kipas pendingin.
4. Hubungkan colok negatif (hitam) pada bodi kendaraan atau baterai dan catat nilai
tegangan.
5. Bandingkan dengan spesifikasi pabrik.
h. Pengukuran Aliran Arus
1. Lihat pada manual nilai spesifikasi catu tegangan kipas.
2. Lepas konektor terdekat kabel kipas pendingin dan hubungkan ampere meter atau
multimeter secara seri dengan kabel catu daya positif motor. Probe/colok positif (merah)
ke arah baterai catu daya dan colok negatif (hitam) ke arah motor kipas.
3. Jika kabel ground motor kipas telah diputuskan hubungannya pada konektor hubungkan
kembali pada bodi.
4. Starter dan jalankan mesin hingga kipas pendingin mulai bekerja. Catat besarnya arus
yang mengalir. Hati-hatilah terhadap sudu kipas pendingin dan komponen-komponen
yang panas.
5. Setelah tes selesai matikan mesin, lepaskan peralatan, pasang kembali konektor kabel
dan nyalakan kembali mesin untuk mengetahui kipas beroperasi dengan baik.
6. Hasil pengukuran arus yang berada di atas spesifikasi menunjukkan bahwa terjadi
resistansi yang rendah pada motor atau motor mengalami pembebanan berlebih.
7. Jika di bawah nilai pada spesifikasi berarti pada motor timbul resistansi tinggi.
Temperatur cut
in
Temperatur cut
out
Tegangan
sistem
Aliran arus
Spesifikasi
Hasil aktual
Gambar Diagram diagnosa pengukuran tegangan dan aliran arus pada kipas pendingin listrik
SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen-komponennya 35
BAGIAN 3
MELAKUKAN OVERHAUL SISTEM PENDINGIN DAN KOMPONENNYA
1. Pemeriksaan dan Penggantian Media Pendingin
Pemeriksaan media pendingin meliputi pemeriksaan kapasitas dan kualitas
media pendingin. Pemeriksaan kualitas pendingin meliputi pemeriksaan terhadap
endapan karat atau kotoran di sekitar tutup radiator atau lubang pengisi radiator.
Disamping itu media pendingin juga tidak boleh mengandung minyak pelumas. Adapun
pemeriksaan kualitas dan kapasitas media pendingin dapat dilakukan sebagai berikut:
a) Pemeriksaan kapasitas media pendingin
Kapasitas air pendingin dapat dilihat pada tangki cadangan (reservoir tank).
Permukaan media pendingin harus berada diantara garis LOW dan FULL dalam
keadaan mesin dingin. Apabila jumlah air pendingin kurang, periksa kebocoran dan
tambahkan media pendingin sampai garis FULL.
b) Pemeriksaan dan penggantian kualitas media pendingin
Endapan karat atau kotoran di sekitar tutup radiator atau lubang pengisi
radiator harus sedikit. Apabila media pendingin terlalu kotor atau banyak
mengandung karat (berwarna kuning) harus dilakukan penggantian dengan cara
sebagai berikut:
(1) Melepas tutup radiator. Pada saat membuka tutup radiator, mesin harus dalam
keadaan dingin. Apabila tutup radiator dibuka dalam keadaan panas, cairan dan
uap yang bertekanan akan menyembur keluar.
(2) Mengeluarkan media pendingin melalui lubang penguras dengan cara
mengendorkan atau melepas baut penguras.
(3) Menutup lubang penguras, kemudian isilah dengan media pendingin berupa
ethylene glycol base yang baik dan campurlah sesuai dengan petunjuk dari
pabrik pembuatnya. Pendingin yang dianjurkan ialah yang mengandung
ethylene glycol base lebih dari 50 % tetapi tidak lebih dari 70 %). Media
pendingin tipe alcohol tidak disarankan dan harus dicampur dengan air sulingan.
(4) Memasang tutup radiator
(5) Menghidupkan mesin dan periksa kebocoran
(6) Memeriksa permukaan media pendingin dan tambahkan jika diperlukan.
2. Pelepasan, Pemeriksaan dan Penggantian Pompa Air
Pompa air perlu diperiksa apabila air dalam sistem pendingin tidak bersirkulasi,
karena fungsi pompa air adalah untuk menekan air pendingin sehingga dapat
bersirkulasi didalam sistem. Gejala yang ditimbulkan apabila pompa air tidak bekerja
adalah temperatur mesin naik dengan cepat pada saat mesin hidup. Pompa air juga
perlu diganti apabila seal perapat telah aus atau sudah tidak mampu menahan tekanan
air. Dalam kenyataannya seringkali seal pompa tidak tersedia di pasaran, sehingga
apabila terjadi kebocoran air akibat seal pompa, maka harus mengganti unit pompa
secara keseluruhan.
Untuk melepas pompa dari sistem pendingin sebaiknya mengikuti prosedur yang
benar. Demikian pula pelepasan komponen-komponen pompa. Pelepasan dan
pemasangan komponen yang tidak benar akan mengakibatkan kerja pompa tidak
optimal. Selanjutnya dalam kegiatan belajar ini akan dibahas berturut-turut prosedur
pelepasan, pemeriksaan dan pemasangan pompa air.
Prosedur pelepasan pompa air dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Mengeluarkan media pendingin mesin
2. Melepas tali kipas, kipas, kopling fluida (jika ada) dan puli pompa air dengan
prosedur sebagai berikut:
3. Merentangkan tali kipas dan mengendurkan mur pengikat tali kipas
4. Mengendorkan pivot dan baut penyetel, alternator, kemudian lepas tali kipas.
5. Melepas mur pengikat kipas dengan kopling fluida dan puli
6. Melepas mur pengikat kipas dari kopling fluida
SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen-komponennya 36
Gambar 26. Urutan Pembongkaran Pompa Air
a) Pemeriksaan komponen pompa air:
(1) Pemeriksaan pompa air dapat dilakukan dengan cara memutar
dudukan puli dan mengamati bahwa bearing pompa air tidak kasar
atau berisik. Apabila diperlukan, bearing pompa air harus diganti.
Gambar Bagan Pompa Air
(2) Pemeriksaan kopling fluida dari kerusakan dan kebocoran minyak
silicon.
Gambar Pemeriksaan Kopling Fluida
Gambar Konstruksi Kopling Fluida
SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen-komponennya 37
b) Prosedur pelepasan komponen pompa air:
Komponen pompa air terdiri atas: bodi pompa, dudukan puli,
bearing, satuan seal, rotor, gasket dan plat (lihat gambar 3). Nama komponen
yang diberi tanda ◊ adalah komponen yang tidak dapat digunakan lagi
setelah dilakukan pelepasan komponen.
Gambar Komponen Pompa Air
Adapun prosedur pelepasan komponen pompa air adalah sebagai berikut:
(1) Melepas plat pompa
dengan cara melepas baut
pengikatnya (lihat gambar
4)
Gambar Cara Melepas Plat
(2) Melepas dudukan puli
dengan menggunakan SST
dan pres, tekan poros
bearing dan lepas dudukan
puli
Gambar Cara Melepas Dudukan Puli
(3) Melepas bearing pompa dengan cara sebagai berikut:
(a) Memanaskan bodi pompa secara bertahap sampai mencapai suhu
75° – 85° C
(b) Menekan poros bearing dan melepas bearing dan rotor dengan
menggunakan SST dan mesin press
(4) Melepas rakitan seal dengan menggunakan SST dan mesin press
c) Prosedur perakitan komponen pompa air:
(1) Memasang bearing pompa dengan cara sebagai berikut:
(a) Memanaskan bodi pompa secara bertahap sampai mencapai suhu
75° – 85° C
(b) Menggunakan SST dan mesin press, tekan poros bearing dan
lepas bearing dan rotor. Permukaan bearing harus rata dengan
bodi pompa.
(2) Memasang seal pompa dengan cara sebagai berikut:
(a) Oleskan seal pada seal baru dan bodi pompa
(b) Menggunakan SST dan mesin press, pasang seal
(3) Memasang dudukan puli menggunakan SST dan mesin
press pada poros bearing pompa.
(4) Memasang rotor menggunakan mesin press pada poros bearing
pompa. Permukaan rotor harus rata dengan permukaan poros bearing
SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen-komponennya 38
(5) Memasang plat pompa, periksa bahwa rotor tidak menyentuh plat
pompa.
(6) Memeriksa bahwa pompa air berputar lembut.
2.Pelepasan, Pemeriksaan dan Pemasangan Thermostat
a) Prosedur pelepasan thermostat dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
(1) Mengeluarkan media pendingin mesin
(2) Melepas saluran air keluar (selang karet atas)
(3) Melepas tutup rumah thermostat, kemudian mengeluarkan thermostat
dari rumahnya.
Gambar Melepas Tutup Thermostat
b) Pemeriksaan thermostat, dengan cara sebagai berikut:
(1) Mencelupkan thermostat ke dalam air dan panaskan air secara
bertahap, kemudian periksa temperatur pembukaan katup.
Gambar Memeriksa Kerja Thermostat
Temperatur pembukaan katup: 80° - 90° C. Jika temperatur
pembukaan katup tidak sesuai dengan spesifikasi, thermostat perlu
diganti.
(2) Memeriksa tinggi kenaikan katup. Jika kenaikan katup tidak sesuai
dengan spesifikasi, maka termostat perlu diganti. Spesifikasi kenaikan
katup pada 95° C: 8 mm atau lebih.
SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen-komponennya 39
Gambar 35. Pemeriksaan Tinggi Kenaikan Katup
c) Prosedur pemasangan thermostat dengan cara sebagai berikut:
(1) Memasang gasket baru pada thermostat
Gambar Memasang Gasket Baru
(2) Meluruskan jiggle valve pada thermostat dengan tanda di sisi kanan
dan masukkan ke dalam rumah saluran. Posisi jiggle valve dapat
digeser, 10° ke kiri atau ke kanan dari tanda.
(3)
(4) Memasang saluran air keluar.
Gambar Pemasangan thermostat
3. Pemeriksaan dan Pengujian Sistem Pendingin
Pemeriksaan dan pengujian dalam sistem pendingin adalah
pemeriksaan kebocoran pada sistem pendingin. Untuk memeriksa kebocoran
sistem pendingin diperlukan alat yang disebut “Radiator Cap Tester“. Alat
tersebut disamping dipakai untuk memeriksa kebocoran pada sistem pendingin
juga dapat digunakan untuk menentukan kondisi tutup radiator.
a) Pemeriksaan tutup radiator dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
(1) Melepas tutup radiator, kemudian pasang tutup radiator pada radiator
cap tester (alat uji tutup radiator). Untuk mencegah terjadinya bahaya
panas, tidak diperkenankan membuka tutup radiator dalam keadaan
mesin masih panas, karena cairan dan uap bertekanan akan
menyembur keluar.
(2) Memeriksa tutup radiator dengan alat uji tutup radiator. Lakukan
pemompaan dan ukurlah tekanan pembukaan katup vakum
SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen-komponennya 40
Gambar Pemeriksaan Tutup Radiator
Tekanan pembukaan standar:
0,75 – 1,05 kg/cm2
(10,7 – 14,9 psi)
Tekanan pembukaan minimum : 0,6 kg/cm2
(8,5 psi)
Untuk pemeriksaan tutup raditor sebaiknya menggunakan pembacaan
maksimum sebagai tekanan pembukaan. Apabila tekanan pembukaan
kurang dari minimum, maka tutup radiator perlu diganti.
b) Pemeriksaan kebocoran sistem pendingin dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
(1) Isilah radiator dengan media pendingin, kemudian pasanglah radiator
cap tester pada lubang pengisian media pendingin pada radiator
seperti pada gambar 39.
Gambar Pemeriksaan Kebocoran Pada Sistem Pendingin
Pompalah radiator cap tester sampai tekanan 1,2 kg/cm2
(17,1 psi), dan periksa bahwa
tekanan tidak turun. Apabila tekanan turun berarti ada kebocoran pada sistem pendingin
atau pada komponen sistem pendingin. Oleh karena itu perlu diperiksa kebocoran pada
saluran pendingin, radiator, dan pompa air. Apabila tidak ditemukan kebocoran pada
komponen tersebut, maka perlu diperiksa blok dan kepala.
2. Sumbat Welsh (Welsh Plug)
Sumbat welsh atau sumbat pemuaian dipasang pada lubang-lubang jalan masuk pada
blok mesin dan kepala silinder sebagai penyekat luar bagi mantel air (water jacket). Pada
umumnya welsh plug terbuat dari dua macam bahan, baja lunak atau kuningan. Sumbat
baja lunak dapat berkarat yang disebabkan oleh elektrolisis dan air. Jika terjadi kebocoran
sumbat perlu diganti. Biasanya sumbat welsh ditahan dengan menggunakan gesekan
karena pemasangannya erat pada lubang-lubang jalan masuk dan ada yang ditahan dengan
menggunakan ulir. Ada dua jenis sumbat welsh pada kendaraan ringan yaitu tipe gelas dan
tipe piringan. Kendaraan-kendaraan model terbaru biasanya menggunakan sumbat jenis
gelas.
SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen-komponennya 41
3. Sumbat Welsh Tipe Piringan
Cara Melepas
1. Alirkan keluar cairan pendingin dari sistem pendingin. Jika memungkinkan lepas sumbat
pembuangan blok mesin agar cairan pendingin benar-benar terkuras bersih.
2. Lubangi pusat sumbat welsh piringan, hati-hati jangan sampai merusak kepala silinder
atau blok mesin.
3. Pukul pusat kelengkungan sumbat welsh untuk membantu mendorong dari
pemasangannya yang erat.
4. Lepas sumbat welsh dari lubang masukan dengan meletakkan obeng atau sebuah batang
yang berujung runcing pada piringan atau pada lubang piringan yang telah dibuat pada
langkah sebelum ini, kemudian cukit keluar dengan sebatang kayu yang diletakkan di
blok mesin sebagai penumpu.
Gambar 3: Dua jenis umum sumbat welsh otomotif, tipe gelas dan tipe
piringan
Cara Memasang
1. Bersihkan lubang masuk sumbat welsh dengan amplas halus.
2. Lapisi tepi luar sumbat welsh tipe piringan yang baru dengan lak (Aviation Cement No.3).
3. Letakkan sumbat welsh konveks/cembung (bentuk piringan) yang baru sehingga
membelakangi bibir lubang masuk.
4. Ratakan sumbat welsh konveks hingga melekat dengan baik pada lubang dengan
menggunakan alat pendorong (punch) berpermukaan rata. Peringatan : Jangan
menekan berlebihan karena akan membuat sumbat welsh menjadi cekung dan posisinya
menjadi longgar pada lubang.
5. Periksa apakah sumbat welsh terpasang dengan rapat.
6. Tambahkan kembali cairan pendingin sesuai keperluan, kemudian lakukan tes tekanan
pada sistem pendingin dan periksa pada sumbat-sumbat apakah terdapat kebocoran
cairan pendingin.
Gambar 4: Alat pendorong offset punch yang digunakan untuk membuka
sumbat welsh tipe piringan
Gambar 5 Proses pelepasan sumbat welsh tipe piringan
SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen-komponennya 42
Gambar 6: Metode yang salah dan benar dalam memasang sumbatwelsh tipe piringan
4. Sumbat Welsh Tipe Gelas
Cara Melepas
1. Keluarkan cairan pendingin dari sistem pendingin, jika memungkinkan buka penutup
saluran pembuangan blok mesin agar cairan pendingin terkuras sepenuhnya.
2. Dorong sumbat welsh dari lubang sehingga jatuh ke mantel air dengan menggunakan
sebuah pahat atau alat pendorong/punch yang berujung runcing. Dengan menekan
sumbat pada pusatnya akan membuat sumbat gelas melengkung sehingga gigitannya
menjadi longgar.
3. Keluarkan sumbat welsh dari lubang dengan cara menariknya ke tepi lubang dan
meletakkan obeng atau batang berujung runcing pada sumbat welsh gelas atau pada
lubang yang telah dibuat pada prosedur sebelumnya, kemudian ungkit dengan
menggunakan sebatang kayu yang diletakkan pada blok mesin sebagai tumpuan.
Gambar 7: Sumbat welsh ditarik keluar dengan catut
Cara Memasang
1. Bersihkan lubang masuk sumbat welsh dengan amplas halus.
2. Lapisi sisi luar sumbat welsh yang baru dengan lak yang sesuai (Aviation Cement No. 3).
3. Gunakan alat pendorong yang mempunyai bentuk yang cocok dengan sisi dalam sumbat
welsh dan dorong sumbat welsh dengan palu hingga tepi-tepi sumbat welsh rata dengan
blok mesin atau dengan sisi dalam lubang masuk yang memiliki alur.
4. Periksa apakah sumbat welsh terpasang dengan rata pada lubang.
5. Isi kembali cairan pendingin sebagaimana ketentuan pabrik, lakukan tes tekanan pada
sistem pendingin dan periksa apakah terjadi kebocoran cairan pendingin pada sumbat
yang baru.
SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen-komponennya 43
Gambar 8: Prosedur pemasangan sumbat welsh bentuk gelas yang tepat
5. Pipa Saluran Radiator dan Cairan Pendingin
Cara Melepas
Melepas dan memasang kembali saluran-saluran cairan pendingin memiliki prosedur
yang sederhana. Biarpun demikian untuk menghindari kerusakan komponen dan saluran
maka praktek-praktek dasar kerja bengkel harus diikuti. Pembongkaran pipa saluran cairan
pendingin bisa disulitkan oleh adanya komponen-komponen logam yang mengalami korosi
dan menempel pada karet saluran. Dalam melepas sil/lak (seal) saluran harus berhati-hati
agar tidak terjadi kerusakan pada jalan keluar (outlet) plastik radiator atau jalan keluar
tembaga radiator. Usahakan klem saluran radiator selonggar mungkin kemudian puntir pipa
saluran perlahan untuk membuka sil. Jika tidak bisa, gunakan alat khusus untuk mencongkel
pipa atau dengan menggunakan obeng yang disisipkan hati-hati di antara pipa dan jalan
keluar untuk merusak sil dengan mengungkit pipa.
Jika prosedur tersebut tidak dilaksanakan secara hati-hati akan dapat menimbulkan
kerusakan pipa saluran cairan pendingin, kerusakan pada karet pipa, atau jalan keluar
saluran. Pipa saluran cairan pendingin pemanas yang terlalu rapat bisa dikendurkan dengan
memuntir pipa saluran pada jalan keluar menggunakan tang. Penggunaan tang harus
dilakukan secara sangat berhati-hati agar tidak timbul kerusakan pipa saluran pemanas
maupun dinding jalan keluar heater yang tipis. Untuk memudahkan penggantian pipa
saluran cairan pendingin yang ketat bisa digunakan pisau Stanley untuk memotongnya
sepanjang jalan keluar.
1. Buang cairan pendingin (hati-hatilah terhadap cairan pendingin yang panas).
2. Kendurkan klem pipa cairan pendingin seperlunya supaya dapat digerakkan sepanjang
pipa.
3. Rusak lak/sil pipa saluran pada jalan keluar air dengan memuntirnya. Jika perlu gunakan
tuas khusus untuk pipa atau obeng.
4. Lepaskan pipa saluran cairan pendingin dari outlet.
Cara Memasang
Dalam mengganti pipa saluran cairan pendingin perlu diperhatikan peletakan pipa
sebelum dirapatkan. Pipa harus diletakkan pada jalan keluar tanpa tertekuk atau terpuntir.
Pemasangan pipa yang tidak tepat akan mengakibatkan kerusakan struktur pipa atau
menghambat aliran cairan pendingin. Pipa saluran cairan pendingin harus ditempatkan pada
posisi yang jauh dari sumber panas (manifold pembuangan), benda yang tajam/runcing atau
puli dan sabuk penggerak mesin. Dalam pemasangan pipa saluran cairan pendingin pada
jalan keluar cairan pendingin yang berkarat memerlukan pembersihan jalan keluar terlebih
dahulu supaya diperoleh permukaan yang bersih sehingga pipa saluran bisa rapat/tidak
bocor. Selain membersihkan dari karat, akan lebih baik jika diberi lapisan sil pada pipa
saluran saat dipasang untuk mengurangi terjadinya kebocoran cairan pendingin pada pipa-
pipa saluran lama dan outlet-outlet yang berkarat.
1. Bersihkan permukaan jalan keluar cairan pendingin dengan amplas halus.
2. Bersihkan bagian dalam pipa saluran cairan pendingin dan beri lak yang memadai.
SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen-komponennya 44
3. Pasang klem pipa saluran cairan pendingin pada pipa dan pasang pipa pada jalan keluar
tanpa terpuntir atau tertekuk.
4. Letakkan klem pada posisi yang tepat dan eratkan hingga karet pipa saluran cairan
pendingin mulai tertekan klem.
5. Isi kembali cairan pendingin sesuai ketentuan dalam manual, jalankan mesin sampai
mencapai temperatur kerja normal, kemudian lakukan tes tekanan pada sistem untuk
memeriksa adakah kebocoran.
6. Periksa kekencangan klem pipa saluran cairan pendingin setelah mesin dipanaskan.

More Related Content

What's hot

Pengenalan komponen mesin daihatsu training center
Pengenalan komponen mesin daihatsu training centerPengenalan komponen mesin daihatsu training center
Pengenalan komponen mesin daihatsu training centerEko Supriyadi
 
Sistem Pendingin Kendaraan Ringan.pptx
Sistem Pendingin Kendaraan Ringan.pptxSistem Pendingin Kendaraan Ringan.pptx
Sistem Pendingin Kendaraan Ringan.pptx
MarlianaUswerto
 
Sistema de Arrefecimento Motor Scania
Sistema de Arrefecimento Motor ScaniaSistema de Arrefecimento Motor Scania
Sistema de Arrefecimento Motor ScaniaLuiz Antonio da Silva
 
Sistem Pendiginan Pada Mobil
Sistem Pendiginan Pada Mobil Sistem Pendiginan Pada Mobil
Sistem Pendiginan Pada Mobil
Joko Prasetiyo
 
Modul sistem pendinginan
Modul sistem  pendinginanModul sistem  pendinginan
Modul sistem pendinginanArvin Saptyan
 
Sistem pendingin
Sistem pendinginSistem pendingin
Sistem pendingin
Indra Indra
 
Cooling system
Cooling systemCooling system
Cooling system
Ahmad Faozi
 
Sistem Pneumatik N Hidrolik
Sistem Pneumatik N HidrolikSistem Pneumatik N Hidrolik
Sistem Pneumatik N HidrolikMOHD SHUKRI
 
Daewoo doosan db58 s diesel engine service repair manual
Daewoo doosan db58 s diesel engine service repair manualDaewoo doosan db58 s diesel engine service repair manual
Daewoo doosan db58 s diesel engine service repair manual
wedsrffcdgdv
 
CalibracióN De VáLvulas
CalibracióN De VáLvulasCalibracióN De VáLvulas
CalibracióN De VáLvulasdavidgalan
 
Ppt sistem hidrolik dan pneumatik
Ppt sistem hidrolik dan pneumatikPpt sistem hidrolik dan pneumatik
Ppt sistem hidrolik dan pneumatik
IrwanWitono
 
1. Menerapkan cara perawatan sistem utama Engine dan mekanisme katup.doc
1. Menerapkan cara perawatan sistem utama Engine dan mekanisme katup.doc1. Menerapkan cara perawatan sistem utama Engine dan mekanisme katup.doc
1. Menerapkan cara perawatan sistem utama Engine dan mekanisme katup.doc
smknegeri1sitinjo
 
Caterpillar cat c18 industrial engine (prefix gje) service repair manual (gje...
Caterpillar cat c18 industrial engine (prefix gje) service repair manual (gje...Caterpillar cat c18 industrial engine (prefix gje) service repair manual (gje...
Caterpillar cat c18 industrial engine (prefix gje) service repair manual (gje...
fjjseksxckmdme
 
Jobsheet Pemeriksaan Dan Penyetelan Karburator
Jobsheet Pemeriksaan Dan Penyetelan KarburatorJobsheet Pemeriksaan Dan Penyetelan Karburator
Jobsheet Pemeriksaan Dan Penyetelan Karburator
Charis Muhammad
 
Plano manutenção case w20e.pptx
Plano manutenção case w20e.pptxPlano manutenção case w20e.pptx
Plano manutenção case w20e.pptx
André Moreira Rocha
 
Chapter iv komponen komponen alat berat
Chapter iv komponen komponen alat beratChapter iv komponen komponen alat berat
Chapter iv komponen komponen alat berat
praptome
 
Sistem katup
Sistem katupSistem katup
Sistem katup
Adhim Jabbar
 
321937324 calado
321937324 calado321937324 calado
321937324 calado
PeterAnthonyCuriQuio
 

What's hot (20)

Pengenalan komponen mesin daihatsu training center
Pengenalan komponen mesin daihatsu training centerPengenalan komponen mesin daihatsu training center
Pengenalan komponen mesin daihatsu training center
 
Sistem Pendingin Kendaraan Ringan.pptx
Sistem Pendingin Kendaraan Ringan.pptxSistem Pendingin Kendaraan Ringan.pptx
Sistem Pendingin Kendaraan Ringan.pptx
 
Sistema de Arrefecimento Motor Scania
Sistema de Arrefecimento Motor ScaniaSistema de Arrefecimento Motor Scania
Sistema de Arrefecimento Motor Scania
 
Karburator sepeda motor
Karburator sepeda motorKarburator sepeda motor
Karburator sepeda motor
 
Sistem Pendiginan Pada Mobil
Sistem Pendiginan Pada Mobil Sistem Pendiginan Pada Mobil
Sistem Pendiginan Pada Mobil
 
Modul sistem pendinginan
Modul sistem  pendinginanModul sistem  pendinginan
Modul sistem pendinginan
 
Sistem pendingin
Sistem pendinginSistem pendingin
Sistem pendingin
 
Cooling system
Cooling systemCooling system
Cooling system
 
Sistem Pneumatik N Hidrolik
Sistem Pneumatik N HidrolikSistem Pneumatik N Hidrolik
Sistem Pneumatik N Hidrolik
 
Daewoo doosan db58 s diesel engine service repair manual
Daewoo doosan db58 s diesel engine service repair manualDaewoo doosan db58 s diesel engine service repair manual
Daewoo doosan db58 s diesel engine service repair manual
 
PowerPoin Overhaul
PowerPoin OverhaulPowerPoin Overhaul
PowerPoin Overhaul
 
CalibracióN De VáLvulas
CalibracióN De VáLvulasCalibracióN De VáLvulas
CalibracióN De VáLvulas
 
Ppt sistem hidrolik dan pneumatik
Ppt sistem hidrolik dan pneumatikPpt sistem hidrolik dan pneumatik
Ppt sistem hidrolik dan pneumatik
 
1. Menerapkan cara perawatan sistem utama Engine dan mekanisme katup.doc
1. Menerapkan cara perawatan sistem utama Engine dan mekanisme katup.doc1. Menerapkan cara perawatan sistem utama Engine dan mekanisme katup.doc
1. Menerapkan cara perawatan sistem utama Engine dan mekanisme katup.doc
 
Caterpillar cat c18 industrial engine (prefix gje) service repair manual (gje...
Caterpillar cat c18 industrial engine (prefix gje) service repair manual (gje...Caterpillar cat c18 industrial engine (prefix gje) service repair manual (gje...
Caterpillar cat c18 industrial engine (prefix gje) service repair manual (gje...
 
Jobsheet Pemeriksaan Dan Penyetelan Karburator
Jobsheet Pemeriksaan Dan Penyetelan KarburatorJobsheet Pemeriksaan Dan Penyetelan Karburator
Jobsheet Pemeriksaan Dan Penyetelan Karburator
 
Plano manutenção case w20e.pptx
Plano manutenção case w20e.pptxPlano manutenção case w20e.pptx
Plano manutenção case w20e.pptx
 
Chapter iv komponen komponen alat berat
Chapter iv komponen komponen alat beratChapter iv komponen komponen alat berat
Chapter iv komponen komponen alat berat
 
Sistem katup
Sistem katupSistem katup
Sistem katup
 
321937324 calado
321937324 calado321937324 calado
321937324 calado
 

Similar to Melakukan overhoul sistem pendinginan

Agung Fathony - Sistem pendingin
Agung Fathony - Sistem pendinginAgung Fathony - Sistem pendingin
Agung Fathony - Sistem pendingin
gunksho
 
Sistem pendingin
Sistem pendinginSistem pendingin
Sistem pendingin
Indra Indra
 
SISTEM_PENDINGIN_FULL.pptx
SISTEM_PENDINGIN_FULL.pptxSISTEM_PENDINGIN_FULL.pptx
SISTEM_PENDINGIN_FULL.pptx
BrunoFernandes710817
 
Ppt oprsn sistem pelumasan pendinginan mbr- 19-sdk
Ppt oprsn  sistem pelumasan  pendinginan mbr- 19-sdkPpt oprsn  sistem pelumasan  pendinginan mbr- 19-sdk
Ppt oprsn sistem pelumasan pendinginan mbr- 19-sdkdewi inne kumalasari
 
ppt. teori sistem pendingin.pptx
ppt. teori sistem pendingin.pptxppt. teori sistem pendingin.pptx
ppt. teori sistem pendingin.pptx
wiwirahmadani2
 
Sistem pada engine
Sistem pada engineSistem pada engine
Sistem pada engine
Ahmad Faozi
 
Sistem pendinginan air
Sistem pendinginan airSistem pendinginan air
Sistem pendinginan air
Andre Ace
 
sistempendinginb-130106214944-phpapp02.ppt
sistempendinginb-130106214944-phpapp02.pptsistempendinginb-130106214944-phpapp02.ppt
sistempendinginb-130106214944-phpapp02.ppt
WayanSantosa2
 
chapterivkomponenkomponenalatberat-151110150128-lva1-app6892.ppt
chapterivkomponenkomponenalatberat-151110150128-lva1-app6892.pptchapterivkomponenkomponenalatberat-151110150128-lva1-app6892.ppt
chapterivkomponenkomponenalatberat-151110150128-lva1-app6892.ppt
ReliCacct
 
acdlidirsoloraya.blogspot.com-KOMPONEN AC SPLIT SERTA FUNGSINYA (1).pdf
acdlidirsoloraya.blogspot.com-KOMPONEN AC SPLIT SERTA FUNGSINYA (1).pdfacdlidirsoloraya.blogspot.com-KOMPONEN AC SPLIT SERTA FUNGSINYA (1).pdf
acdlidirsoloraya.blogspot.com-KOMPONEN AC SPLIT SERTA FUNGSINYA (1).pdf
Muzakir9811
 
Sistem Pendinginan-pch1.ppt
Sistem Pendinginan-pch1.pptSistem Pendinginan-pch1.ppt
Sistem Pendinginan-pch1.ppt
AndiLesmana23
 
Mesin Pendingin (Cooler).pptx
Mesin Pendingin (Cooler).pptxMesin Pendingin (Cooler).pptx
Mesin Pendingin (Cooler).pptx
AndiTakeshiMaddukell
 
Sistem_pendingin_pptx.pptx
Sistem_pendingin_pptx.pptxSistem_pendingin_pptx.pptx
Sistem_pendingin_pptx.pptx
Nursuciyati
 
Komponen – komponen AC.pptx
Komponen – komponen AC.pptxKomponen – komponen AC.pptx
Komponen – komponen AC.pptx
GhaffarPutra27
 
SISTEM PENDINGIN.ppt
SISTEM PENDINGIN.pptSISTEM PENDINGIN.ppt
SISTEM PENDINGIN.ppt
kalim28
 
Sistem cara kerja ac mobil
Sistem cara kerja ac mobilSistem cara kerja ac mobil
Sistem cara kerja ac mobilVJ Asenk
 
Makalah pengaturan pendinginan dan prosedur perancangan
Makalah pengaturan pendinginan dan prosedur perancanganMakalah pengaturan pendinginan dan prosedur perancangan
Makalah pengaturan pendinginan dan prosedur perancangan
Hastih Leo
 

Similar to Melakukan overhoul sistem pendinginan (20)

Cooling system
Cooling systemCooling system
Cooling system
 
Sistem pendingin mobil
Sistem pendingin mobilSistem pendingin mobil
Sistem pendingin mobil
 
Agung Fathony - Sistem pendingin
Agung Fathony - Sistem pendinginAgung Fathony - Sistem pendingin
Agung Fathony - Sistem pendingin
 
Sistem pendingin
Sistem pendinginSistem pendingin
Sistem pendingin
 
SISTEM_PENDINGIN_FULL.pptx
SISTEM_PENDINGIN_FULL.pptxSISTEM_PENDINGIN_FULL.pptx
SISTEM_PENDINGIN_FULL.pptx
 
Ppt oprsn sistem pelumasan pendinginan mbr- 19-sdk
Ppt oprsn  sistem pelumasan  pendinginan mbr- 19-sdkPpt oprsn  sistem pelumasan  pendinginan mbr- 19-sdk
Ppt oprsn sistem pelumasan pendinginan mbr- 19-sdk
 
ppt. teori sistem pendingin.pptx
ppt. teori sistem pendingin.pptxppt. teori sistem pendingin.pptx
ppt. teori sistem pendingin.pptx
 
Sistem pada engine
Sistem pada engineSistem pada engine
Sistem pada engine
 
Sistem pendinginan air
Sistem pendinginan airSistem pendinginan air
Sistem pendinginan air
 
sistempendinginb-130106214944-phpapp02.ppt
sistempendinginb-130106214944-phpapp02.pptsistempendinginb-130106214944-phpapp02.ppt
sistempendinginb-130106214944-phpapp02.ppt
 
chapterivkomponenkomponenalatberat-151110150128-lva1-app6892.ppt
chapterivkomponenkomponenalatberat-151110150128-lva1-app6892.pptchapterivkomponenkomponenalatberat-151110150128-lva1-app6892.ppt
chapterivkomponenkomponenalatberat-151110150128-lva1-app6892.ppt
 
acdlidirsoloraya.blogspot.com-KOMPONEN AC SPLIT SERTA FUNGSINYA (1).pdf
acdlidirsoloraya.blogspot.com-KOMPONEN AC SPLIT SERTA FUNGSINYA (1).pdfacdlidirsoloraya.blogspot.com-KOMPONEN AC SPLIT SERTA FUNGSINYA (1).pdf
acdlidirsoloraya.blogspot.com-KOMPONEN AC SPLIT SERTA FUNGSINYA (1).pdf
 
Sistem Pendinginan-pch1.ppt
Sistem Pendinginan-pch1.pptSistem Pendinginan-pch1.ppt
Sistem Pendinginan-pch1.ppt
 
Mesin Pendingin (Cooler).pptx
Mesin Pendingin (Cooler).pptxMesin Pendingin (Cooler).pptx
Mesin Pendingin (Cooler).pptx
 
Sistem_pendingin_pptx.pptx
Sistem_pendingin_pptx.pptxSistem_pendingin_pptx.pptx
Sistem_pendingin_pptx.pptx
 
Komponen – komponen AC.pptx
Komponen – komponen AC.pptxKomponen – komponen AC.pptx
Komponen – komponen AC.pptx
 
SISTEM PENDINGIN.ppt
SISTEM PENDINGIN.pptSISTEM PENDINGIN.ppt
SISTEM PENDINGIN.ppt
 
Sistem cara kerja ac mobil
Sistem cara kerja ac mobilSistem cara kerja ac mobil
Sistem cara kerja ac mobil
 
Cooling system ruri
Cooling system ruriCooling system ruri
Cooling system ruri
 
Makalah pengaturan pendinginan dan prosedur perancangan
Makalah pengaturan pendinginan dan prosedur perancanganMakalah pengaturan pendinginan dan prosedur perancangan
Makalah pengaturan pendinginan dan prosedur perancangan
 

More from Arvin Saptyan

Melakukan overhoul sistem pendinginan minimum
Melakukan overhoul sistem pendinginan minimumMelakukan overhoul sistem pendinginan minimum
Melakukan overhoul sistem pendinginan minimumArvin Saptyan
 
Cara perbaikan & pemekrisaan rem motor
Cara perbaikan & pemekrisaan rem motorCara perbaikan & pemekrisaan rem motor
Cara perbaikan & pemekrisaan rem motorArvin Saptyan
 
Ingin malam yang menggairahkan cobain foot sex yuk
Ingin malam yang menggairahkan cobain foot sex yukIngin malam yang menggairahkan cobain foot sex yuk
Ingin malam yang menggairahkan cobain foot sex yukArvin Saptyan
 
Fakta tentang seks pada usia menopause
Fakta tentang seks pada usia menopauseFakta tentang seks pada usia menopause
Fakta tentang seks pada usia menopauseArvin Saptyan
 
Capek spooning saja!
Capek  spooning saja!Capek  spooning saja!
Capek spooning saja!Arvin Saptyan
 
Bercinta bagi pasangan yang menjalani ldr
Bercinta bagi pasangan yang menjalani ldrBercinta bagi pasangan yang menjalani ldr
Bercinta bagi pasangan yang menjalani ldrArvin Saptyan
 
Berbagai posisi woman on top
Berbagai posisi woman on topBerbagai posisi woman on top
Berbagai posisi woman on topArvin Saptyan
 
Belajar dari artis porno
Belajar dari artis pornoBelajar dari artis porno
Belajar dari artis pornoArvin Saptyan
 
Beberapa cara untuk menghindari perselingkuhan
Beberapa cara untuk menghindari perselingkuhanBeberapa cara untuk menghindari perselingkuhan
Beberapa cara untuk menghindari perselingkuhanArvin Saptyan
 
Bathroom sex dan kreativitas
Bathroom sex dan kreativitasBathroom sex dan kreativitas
Bathroom sex dan kreativitasArvin Saptyan
 
Bangkitkan kembali gairah bercinta anda
Bangkitkan kembali gairah bercinta andaBangkitkan kembali gairah bercinta anda
Bangkitkan kembali gairah bercinta andaArvin Saptyan
 
Bagaimana cara mudah melakukan hand job
Bagaimana cara mudah melakukan hand jobBagaimana cara mudah melakukan hand job
Bagaimana cara mudah melakukan hand jobArvin Saptyan
 
Badmood !! sentuh si dia
Badmood !! sentuh si diaBadmood !! sentuh si dia
Badmood !! sentuh si diaArvin Saptyan
 
7 cara unik mencapai orgasme tanpa berhubungan seks
7 cara unik mencapai orgasme tanpa berhubungan seks7 cara unik mencapai orgasme tanpa berhubungan seks
7 cara unik mencapai orgasme tanpa berhubungan seksArvin Saptyan
 
5 penyebab bau tidak sedap pada miss v
5 penyebab bau tidak sedap pada miss v5 penyebab bau tidak sedap pada miss v
5 penyebab bau tidak sedap pada miss vArvin Saptyan
 
5 manfaat orgasme yang hot bagi wanita
5 manfaat orgasme yang hot bagi wanita5 manfaat orgasme yang hot bagi wanita
5 manfaat orgasme yang hot bagi wanitaArvin Saptyan
 
5 hal sederhana untuk mengoptimalkan orgasme saat bercinta (2)
5 hal sederhana untuk mengoptimalkan orgasme saat bercinta (2)5 hal sederhana untuk mengoptimalkan orgasme saat bercinta (2)
5 hal sederhana untuk mengoptimalkan orgasme saat bercinta (2)Arvin Saptyan
 

More from Arvin Saptyan (20)

Melakukan overhoul sistem pendinginan minimum
Melakukan overhoul sistem pendinginan minimumMelakukan overhoul sistem pendinginan minimum
Melakukan overhoul sistem pendinginan minimum
 
Air pendingin
Air pendinginAir pendingin
Air pendingin
 
Cara perbaikan & pemekrisaan rem motor
Cara perbaikan & pemekrisaan rem motorCara perbaikan & pemekrisaan rem motor
Cara perbaikan & pemekrisaan rem motor
 
Modul memelihara
Modul memeliharaModul memelihara
Modul memelihara
 
Ingin malam yang menggairahkan cobain foot sex yuk
Ingin malam yang menggairahkan cobain foot sex yukIngin malam yang menggairahkan cobain foot sex yuk
Ingin malam yang menggairahkan cobain foot sex yuk
 
Fakta tentang seks pada usia menopause
Fakta tentang seks pada usia menopauseFakta tentang seks pada usia menopause
Fakta tentang seks pada usia menopause
 
Capek spooning saja!
Capek  spooning saja!Capek  spooning saja!
Capek spooning saja!
 
Bercinta saat hamil
Bercinta saat hamilBercinta saat hamil
Bercinta saat hamil
 
Bercinta bagi pasangan yang menjalani ldr
Bercinta bagi pasangan yang menjalani ldrBercinta bagi pasangan yang menjalani ldr
Bercinta bagi pasangan yang menjalani ldr
 
Berbagai posisi woman on top
Berbagai posisi woman on topBerbagai posisi woman on top
Berbagai posisi woman on top
 
Belajar dari artis porno
Belajar dari artis pornoBelajar dari artis porno
Belajar dari artis porno
 
Beberapa cara untuk menghindari perselingkuhan
Beberapa cara untuk menghindari perselingkuhanBeberapa cara untuk menghindari perselingkuhan
Beberapa cara untuk menghindari perselingkuhan
 
Bathroom sex dan kreativitas
Bathroom sex dan kreativitasBathroom sex dan kreativitas
Bathroom sex dan kreativitas
 
Bangkitkan kembali gairah bercinta anda
Bangkitkan kembali gairah bercinta andaBangkitkan kembali gairah bercinta anda
Bangkitkan kembali gairah bercinta anda
 
Bagaimana cara mudah melakukan hand job
Bagaimana cara mudah melakukan hand jobBagaimana cara mudah melakukan hand job
Bagaimana cara mudah melakukan hand job
 
Badmood !! sentuh si dia
Badmood !! sentuh si diaBadmood !! sentuh si dia
Badmood !! sentuh si dia
 
7 cara unik mencapai orgasme tanpa berhubungan seks
7 cara unik mencapai orgasme tanpa berhubungan seks7 cara unik mencapai orgasme tanpa berhubungan seks
7 cara unik mencapai orgasme tanpa berhubungan seks
 
5 penyebab bau tidak sedap pada miss v
5 penyebab bau tidak sedap pada miss v5 penyebab bau tidak sedap pada miss v
5 penyebab bau tidak sedap pada miss v
 
5 manfaat orgasme yang hot bagi wanita
5 manfaat orgasme yang hot bagi wanita5 manfaat orgasme yang hot bagi wanita
5 manfaat orgasme yang hot bagi wanita
 
5 hal sederhana untuk mengoptimalkan orgasme saat bercinta (2)
5 hal sederhana untuk mengoptimalkan orgasme saat bercinta (2)5 hal sederhana untuk mengoptimalkan orgasme saat bercinta (2)
5 hal sederhana untuk mengoptimalkan orgasme saat bercinta (2)
 

Melakukan overhoul sistem pendinginan

  • 1. SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen-komponennya 1 MELAKUKAN OVERHAUL SISTEM PENDINGIN DAN KOMPONEN– KOMPONENNYA
  • 2. SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen-komponennya 2 BAGIAN I MEMELIHARA/SERVIS SISTEM PENDINGIN DAN KOMPONENNYA 1. PENDAHULUAN Motor bakar berfungsi mengubah energi panas yang terkandung dalam bahan bakar menjadi tenaga gerak. Dari panas yang dihasilkan ini, kira-kira 25% digunakan sebagai tenaga penggerak, kira-kira 34% hilang terbawa gas buang, 6% hilang akibat gesekan – gesekan, 3% hilang karena kerja pompa, dan kira-kira 32% hilang karena diserap oleh mesin itu sendiri. Panas yang diserap ini harus segera dibuang untuk menghindari panas yang berlebihan (over heating) yang dapat mengakibatkan mesin menjadi rusak. Jadi sistem pendinginan diperlukan untuk mengatasi hal tersebut yaitu untuk mengurangi panas yang diserap oleh bagian-bagian motor sehingga tidak mengakibatkan kerusakan pada motor. Selain itu sistem pendinginan mempunyai fungsi untuk mengatur/menstabilkan temperatur kerja motor supaya tetap, sebab motor yang terlalu dingin akan mengakibatkan pemakaian bahan bakar menjadi boros. Adapun untuk memperoleh pendinginan dengan cara: a) Pendingin dalam Pendinginan melalui penguapan bahan bakar di dalam silinder. b). Pendinginan luar Pendinginan luar ada 2 macam 1. Dengan radiasi (Pendinginan udara) Panas motor yang dipindahkan ke udara luar secara langsung 2. Dengan hantaran (Pendinginan air) Pendinginan tidak berhubungan langsung dengan udara luar atau pemindahan panas melalui cairan Pendinginan luar yang biasa digunakan pada motor ada 2 macam, yaitu sistem pendingin udara dan sistem pendingin air
  • 3. SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen-komponennya 3 1. Pendinginan udara Pada motor yang menggunakan sistem pendinginan udara, panas motor diambil langsung oleh udara melalui sirip-sirip pendingin. Sirip-sirip ini dipasangkan di sekeliling silinder dan kepala silinder. Pada pendinginan udara ini, hembusan udara terjadi pada saat kendaraan berjalan atau dilakukan oleh sebuah kipas, dan biasanya disebut sistem pendinginan udara alami. Pendinginan ini banyak digunakan pada sepeda motor Untuk mengefektifkan pendinginan udara banyak dijumpai dengan menambah suatu kipas yang digerakkan langsung oleh poros engkol. Jika motor dihidupkan, maka kipas akan ikut berputar, sehingga udara dialirkan menuju sudu-sudu hantar ke sirip-sirip kepala silinder dan blok silinder. Dengan menggunakan kipas ini maka pendinginan akan lebih merata dibanding yang tidak memakai kipas, cara ini digunakan pada sepeda motor. Cara pendinginan seperti ini biasanya disebut sistem pendinginan udara paksa. Contoh: Vespa, Suzuki Jet Cooled (RC), Yamaha Force 1, dan mobil, contoh: VW lama (Safari, Combi, Kodok). Konstruksi motor dengan pendinginan udara dibanding pendinginan air mempunyai keuntungan antara lain: - Konstruksi lebih sederhana - Harga relatif lebih murah - Perawatan relatif tidak ada Namun demikian juga mempunyai kerugian antara lain: - Pendinginan tidak merata - Suara motor keras karena getaran sirip-sirip 2. Pendinginan air Di dalam pendinginan air ini terdapat kantong air (water jacket) yang menyelubungi silinder, masuk ke kepala silinder. Kantong air berhubungan dengan radiator. Air yang telah panas dalam mantel dialirkan ke radiator untuk didinginkan. Pendinginan air ini dilakukan oleh udara yang mengatur melalui kisi-kisi radiator, sedangkan tarikan udara dilakukan oleh kipas yang digerakkan oleh motor. Dibanding pendinginan udara, maka pengontrolan suhu pendinginan pada sistem ini lebih mudah, selain itu dapat diperoleh hasil pendinginan yang merata. Konstruksi sistem pendingin air lebih rumit dibanding sistem pendingin udara sehingga biaya produksinya lebih mahal. Secara rinci keunggulan sistem pendingin air antara lain: 1)
  • 4. SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen-komponennya 4 Temperatur seluruh mesin lebih seragam sehingga kemungkinan distorsi kecil; 2) Ukuran kipas relatif lebih kecil sehingga tenaga yang diperlukan kecil; 3) Mantel air dan air dapat meredam getaran; 4) Kemungkinan overheating kecil, walaupun dalam kerja yang berat; 5) Jarak antar silinder dapat diperdekat sehingga mesin lebih ringkas. Di sisi lain sistem pendingin air mempunyai kerugian yaitu: 1) Bobot mesin lebih berat (karena adanya air, radiator, dsb.); 2) Waktu pemanasan lebih lama; 3) Pada temperatur rendah diperlukan antifreeze; 4) Kemungkinan terjadinya kebocoran air sehingga mengakibatkan overheating; 5) Memerlukan kontrol yang lebih rutin. Sistem pendinginan air dapat dibedakan dua cara, yaitu: a. Sirkulasi alam b. Sirkulasi pompa a. Sistem pendinginan air sirkulasi alam Berat jenis air akan turun bila suhunya bertambah dan apabila suhunya turun berat jenis akan naik, sirkulasi alam bekerja atas dasar adanya perbedaan berat jenis. Air yang telah panas di dalam mesin akan naik ke bagian atas radiator dan setelah suhunya turun akan mengalir ke bagian bawah radiator untuk seterusnya masuk kembali ke motor. Cara kerja Jika motor dihidupkan maka air dalam mesin menjadi panas sehingga volume air mengembang dan berat jenis air mengecil akibatnya air panas naik ke radiator. Selanjutnya jika dalam radiator air panas didinginkan maka volume air menyusut, berat jenis air membesar, sehingga air turun ke motor, dan seterusnya. b. Sistem pendingin air sirkuit pompa Peredaran air dalam sistem ini pada dasarnya sama dengan yang terjadi pada sirkulasi alam, tetapi untuk memperbesar jumlah panas yang dapat diambil tiap satuan waktu maka peredarannya menggunakan pompa. Slang bawah Blok motor Kepala silinder Radiator Slang atas
  • 5. SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen-komponennya 5 Air mengalir dari motor diteruskan menuju radiator dan setelah didinginkan melalui radiator air ini kembali masuk ke motor. Kondisi pendinginan menurut sistem ini lebih baik daripada sistem sirkulasi alam oleh karena itu dewasa ini banyak digunakan Keuntungan  Pendingin dapat merata  Radiator dapat diperkecil, karena aliran air lebih lancar. Kerugian  Konstruksi rumit  Harga mahal  Sering terjadi kebocoran-kebocoran Digunakan pada Kebanyakan mobil, truk dan motor stationer besar dengan temperatur kerja: 700 -1000 C Nama-nama bagian pendinginan air sirkulasi pompa 1. Kantong air 6. Pompa air 2. Slang radiator bagian atas 7. Ventilator 3. Slang radiator bagian bawah 8. Tutup radiator 4. Radiator 9. Reservoir air 5. Termostat 4 1 2 3 5 7 8 6 9 Kepala silinder Rumah termostat Kipas Radiator Pompa air Blok silinder
  • 6. SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen-komponennya 6 Kantong air Sebagai tempat peredaran air di dalam motor, akan dialirkan ke tempat yang memerlukan pendinginan (blok motor dan kepala silinder) Slang-slang air Untuk memindahkan air panas dari kantong air ke radiator dan sebaliknya Radiator Untuk mendinginkan air pendingin dengan memindahkan panas ke udara luar (radiasi) Reservoir Sebagai persediaan air dan untuk menyeimbangkan perbedaan volume air pendingin akibat panas Tutup radiator Untuk menaikkan dan menstabilkan tekanan air dalam sistem pendinginan (mengatur tekanan air) Kipas radiator Untuk mengalirkan udara melalui radiator supaya pendinginan tidak tergantung pada kecepatan kendaraan. Pompa air Untuk mempercepat peredaran air pada sistem pendinginan Termostat
  • 7. SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen-komponennya 7  Untuk mempercepat temperatur kerja air pendingin, saat motor masih dingin (baru hidup)  Mengatur peredaran/sirkulasi air pendingin. 1. Radiator Radiator adalah sebuah media sirkulasi cairan yang berfungsi sebagai sistem pendingin pada mesin dengan jalan memindahkan panas ke udara luar. Radiator itu terdiri dari elemen yang berbentuk seperti tingkap udara (kisi-kisi, yang terbuat dari aluminium, kuningan, atau tembaga) yang berfungsi untuk menjaga suhu air agar tetap stabil. 1. Tabung air atas 5. Kisi-kisi 2. Tabung air bawah 6. Sirip-sirip 3. Sambungan slang atas 7. Tutup radiator 4. Sambungan slang bawah 8. Kran pembuang Disamping itu fungsi radiator adalah untuk menurunkan suhu cairan yang berasal dari mesin. Agar suhu cairan dalam radiator dapat segera cepat turun maka radiator ini dilengkapi dengan sirip pendingin (air fins) yang berfungsi untuk menyerap panas dan sebagai media untuk memperluas bidang pendinginan. Aliran udara yang menuju radiator akan bersinggungan dengan sirip tersebut dan menyerap panas yang ada sekaligus mendinginkan radiator tersebut. Radiator merupakan 'tandon' air dengan tugas mendinginkan sirkulasi air panas yang berputar di dalam mesin. Karena memutar air, maka kadang beberapa saluran dalam radiator mengalami sumbatan akibat kerak atau kotoran. Bila itu terjadi, maka mesin akan
  • 8. SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen-komponennya 8 meningkat suhunya akibat sirkulasi air terganggu. Suhu mesin tetap akan tinggi walaupun mobil melaju kencang di jalan bebas hambatan. Ini terjadi karena sumbatan tersebut membuat tak lancarnya putaran air. Sementara kalau radiator mengalami kerusakan lain, seperti misalnya bocor, suhu mesin akan kembali normal, setelah mobil melaju kencang. Radiator bocor, bisa menyebabkan panas tinggi bila jumlah air minimal dalam komponen itu tak terpenuhi. Kendaraan yang lebih tua atau kendaraan niaga biasanya memiliki radiator dari bahan kuningan. Penutup pada kedua ujung sampingnya disolder dan dapat dilepas oleh ahli radiator untuk memeriksa dan membersihkan bagian dalam dari tabung-tabung pendinginnya. Sedan-sedan modern kemungkinan memiliki tabung radiator dari bahan aluminium dengan tangki-tangki ujung terbuat dari plastik yang tahan panas. Bahan ini memang sangat kecil kemungkinan berkarat (asalkan menggunakan cairan yang benar), namun jauh lebih sulit untuk direparasi bila terdapat kebocoran atau kerusakan. Pada hampir semua jenis mobil tua, sistem pendinginnya bekerja pada suhu yang sangat dekat dengan titik didih air, karena ini akan membuat mesin bekerja lebih efisien Arah aliran air pendingin radiator Vertikal Pendinginan relatif kurang efisien karena waktunya relatif singkat. Horisontal Pendinginan lebih efesien karena waktu air mengalir dalam kisi-kisi lebih lama. 2. Tutup Radiator dengan Katup Tekanan Fungsi utama tutup radiator dengan katup tekanan (biasanya dirancang antara 10 s.d. 20 psi) adalah untuk meningkatkan titik didih cairan pendingin dengan cara mengontrol tekanan yang terjadi di dalam sistem pendingin. Selain itu tutup radiator dengan katup tekanan juga berfungsi meningkatkan efisiensi pompa air dan mengurangi efek kantong uap atau lapisan uap pada sistem pendingin. Dengan meningkatkan tekanan cairan pendingin dalam sistem pendingin maka tutup radiator dengan katup tekanan meningkatkan efisiensi pompa air, karena adanya suplai cairan pendingin yang bertekanan konstan pada masukan pompa. Hal ini akan mengurangi kebutuhan pompa menyedot cairan pendingin dari radiator sehingga membantu dalam permasalahan kekurangan cairan pendingin atau cairan pendingin yang tidak digunakan. Kantung udara atau kantung uap dalam mantel air sistem pendingin merupakan hal yang berbahaya bagi efisiensi pendinginan mesin. Uap dan udara bukan merupakan konduktor yang efektif bagi panas mesin dibandingkan cairan seperti misalnya cairan pendingin mesin. Kantung udara dan uap yang terjebak dalam sistem mengakibatkan kurang lancarnya aliran cairan pendingin dan kadang-kadang panas berlebih pada mesin.
  • 9. SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen-komponennya 9 Air akan mengembang ketika dipanaskan. Untuk mencegah kehilangan cairan, maka luapan ini ditampung dalam sebuah tangki penampung yang berada di luar radiator. Pada saat temperatur air pendingin berkurang setelah mesin berhenti, maka dalam radiator terjadi kevacuman. Akibatnya vacum valve akan terbuka secara otomatis untuk menghisap air pendingin yang ada pada tangki penampung untuk mengganti kevacuman dalam radiator. Kemudian diikuti dengan cairan pendingin pada tekanan atmosfer apabila mesin sudah benar-benar dingin. Katup pelepas/tekan berfungsi untuk membatasi tekanan yang ditimbulkan panas air antara 80-120 kpa (0,8 – 1,2 bar), limpahan air dari radiator dialirkan ke tangki cadangan (reservoir) Katup vakum/isap berfungsi untuk menyeimbangkan tekanan pada saat motor menjadi dingin, sehingga tidak terjadi vakum dalam sistem dengan cara mengalirkan air pendingin dari reservoir kembali ke radiator. 3. Pompa Air Pompa air (water pump) berfungsi memompa air pendingin dari water jacket ke radiator yaitu dengan cara menekan cairan pendingin. Pada umumnya pompa air yang digunakan adalah jenis pompa sentrifugal (centrifugal pump). Pompa air ditempatkan di bagian depan blok silinder dan digerakkan oleh tali kipas atau fan belt. Rangka Leher radiator Pegas katup pelepas Katup pelepas Katup isap Saluran buang Cincin perapat
  • 10. SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen-komponennya 10 4. Kipas radiator (Cooling fan) Pada kendaraan yang berjalan dengan cepat tidak perlu kipas radiator, karena ventilasi udara baik sekali. Jika kendaraan berjalan pelan (mendaki, lalu lintas macet dikota, dsb). Air pendingin menjadi panas. Untuk mencegah kelebihan panas pada saat kendaraan berjalan pelan, radiator harus dilengkapi dengan kipas. a. Kipas dengan penggerak rigid (penggerak kaku) Pada tipe ini, kipas digerakkan dengan sabuk penggerak, hasil hembusan udara tergantung pada putaran motor, pada kecepatan tinggi kipas tetap bekerja, walaupun tidak perlu, pada putaran tinggi, daya penggeraknya dapat melebihi 5% dari daya motor. b. Kipas listrik dengan switch otomatis Kipas listrik dengan switch otomatis ini dihidupkan dan dimatikan atas perintah saklar temperatur yang terletak pada bagian rumah radiator. Keuntungan kipas ini adalah hanya bekerja kalau betul-betul perlu dan pendingin lebih efesien.
  • 11. SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen-komponennya 11 Motor Listrik Berputarnya kipas pendingin apabila temperatur mesin melebihi 93° C. Hal tersebut diatur oleh coolant temperatur switch yang dipasang pada saluran air keluar dari mesin ke radiator dan relay dari motor listrik. Apabila kunci kontak pada posisi ON, mesin berputar dan temperatur air pendingin di bawah 93° C seperti terlihat pada gambar 35, coolant temperatur switch pada keadaan ini titik kontaknya dalam keadaan tertutup sehingga arus listrik mengalir melalui kunci kontak, relay, titik kontak coolant temperatur switch dan ke massa. Arus listrik yang mengalir pada relay akan menyebabkan titik kontak pada relay terbuka sehingga arus listrik yang ke motor listrik tidak mengalir sehingga kipas tidak berputar. Cara Kerja Motor Penggerak Kipas saat Mesin Dingin Apabila temperatur air pendingin melebihi 93° C, titik kontak pada coolant temperatur switch akan terbuka yang selanjutnya akan menyebabkan relay tidak bekerja dan titik kontaknya saling berhubungan. Pada keadaan ini arus listrik akan mengalir dari baterai ke motor listrik melalui kunci kontak dan titik kontak relay sehingga motor berputar bersama dengan kipas yang selanjutnya mengalirkan udara melalui inti radiator seperti terlihat pada gambar 36. Gambar Cara Kerja Motor Penggerak Kipas saat Mesin Panas Elemen yang lain dari sistem pendingin mesin adalah kipas pada radiator dan memodifikasinya dengan tambahan baru dan ini biasanya dinamakan “extra fan”. Kipas ini berfungsi untuk mengarahkan udara yang berasal dari depan radiator dalam jumlah besar ke arah radiator untuk meningkatkan efek pendinginan.
  • 12. SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen-komponennya 12 Gambar Extra Fan Dengan Sistem Switch Automatic c. Kipas pendingin dengan kopling fluida Kipas pendingin dengan “kopling fluida”, cara kerja kipas ini digerakkan oleh drive belt dan memutarkan kipas dengan kopling fluida dari oli silikon. d. Kipas pendingin hidrolik yang terkontrol secara elektronik. Cara kerja sistem ini adalah menggerakkan kipas dengan “motor hidroulik” yang diberi nama ECU (Electronic Control Unit). Pada sistem ECU ini disamping dapat mengalirkan udara dari kipas ke radiator juga sekaligus dapat mengatur volume cairan pendingin yang masuk ke radiator 5. Tangki Reservoir Tangki reservoir dihubungkan ke radiator untuk menyimpan cairan pendingin yang mengalir secara berlebihan dari radiator dan mensuplai cairan pendingin jika radiator dingin. Saat temperatur cairan pendingin di radiator naik, maka akan memuai dan mengalir ke dalam tangki reservoir. Saat radiator dingin, maka akan menghisap masuk cairan pendingin dari tangki reservoir. Cairan dari tangki penampung ini dikembalikan ke radiator ketika mesinnya sudah lebih dingin. Tangki penampung tidak boleh terisi penuh ketika masih dingin (perhatikan tanda ‘min” dan “max”) . 6. Baut Pembuangan Angin Untuk mencegah terjadinya “cavitation” yang menggerus saluran pendingin di kepala silinder, pada saat mengisi media pendingin, baut pembuangan angin (air bleed bolt) yang berada di dekat saluran thermostat di mesin perlu dibuka. Perhatikan sampai gelembung-gelembung udara hilang atau sudah tidak muncul lagi. Tambahkan lagi coolant dari lubang atas radiator jika level coolant di dalam radiator belum penuh. Pastikan tidak ada gelembung udara lagi lalu tutup dengan baut namun menutup baut jangan terlalu kencang, pakailah putaran kekencangan (torsi) secukupnya saja untuk mencegah baut rusak.
  • 13. SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen-komponennya 13 7. Selang ( Hose ) Selang (hose) berfungsi untuk mengalirkan air pendingin yang berasal dari mesin menuju ke radiator atau sebaliknya. Selang ini biasanya terbuat dari karet yang tahan panas. 8. Welsh Plug Welsh plug atau core plug dipasang pada blok mesin dan kepala silinder untuk dua tujuan. Pertama, lubang yang terdapat pada welsh plug sebenarnya digunakan untuk membuang pasir pengecoran dari blok/kepala mantel air sesudah dicor. Kedua, welsh plug dipasang pada lubang-lubang tersebut menjadi penyekat eksternal bagi mantel air. Selain itu welsh plug juga berfungsi sebagai perlindungan bagi mesin terhadap cuaca yang sangat dingin. Air yang membeku akan memuai, sehingga jika cairan pendingin yang ada di dalam blok mesin membeku akan dapat mengakibatkan blok pecah oleh pemuaian es. Welsh plug didesain agar terdesak keluar dari blok oleh es yang memuai sehingga mengurangi tekanan dan mencegah terjadinya kerusakan karena pecah. Gambar Dua macam Welsh plug, tipe gelas dan tipe piringan 9. Thermostat Suhu kerja motor yang baik kira-kira pada temperatur 800 – 900 C. Suhu tersebut harus dapat dicapai dengan cepat segera setelah mesin hidup selain itu dalam keadaan cuaca dingin, motor harus tetap dalam kondisi suhu kerja. Fungsi thermostat adalah untuk mempercepat temperatur kerja air pendingin pada saat motor masih dingin, serta mengatur peredaran air pendingin menuju ke radiator pada saat motor panas, maka pada sistem pendinginan diperlukan termostat. Pada kendaraan ringan dewasa ini terdapat dua jenis thermostat, yaitu yang menggunakan katup by-pass dan yang tidak menggunakan katup by-pass. Thermostat yang menggunakan katup by-pass bekerja serupa dengan thermostat standar tetapi bekerja mengontrol cairan pendingin secara berbeda. Thermostat diatur oleh sumbat lilin yang memuai jika panas sehingga menggerakkan silinder thermostat dan membuka katup utama. Silinder thermostat juga mengontrol gerakan katup by-pass selain membuka katup utama. Prinsip kerja thermostat by-pass adalah sebagai berikut:
  • 14. SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen-komponennya 14 Gambar Jenis thermostat dan keadaan saat bekerja Gambar Posisi katup jiggle thermostat yang tepat Thermostat modern kebanyakan dilengkapi dengan katup jiggle atau pembuang udara. Katup ini berfungsi untuk mengeluarkan udara yang terperangkap dalam sistem agar bsa keluar melalui thermostat. Saat cairan pendingin diganti dan thermostat menutup, udara dialirkan dari blok mesin melalui katup jiggle yang membuka. Selama operasi normal katup ini menutup oleh adanya tekanan dan aliran cairan pendingin. Dengan adanya thermostat, aliran air pendingin dapat bersirkulasi secara pendek dan panjang sesuai keperluan. Mesin dalam Keadaan Dingin Gambar Arah aliran cairan pendingin pada keadaan katup by-pass membuka (mesin dingin) Pada kondisi temperatur cairan pendingin saat mesin dingin, katup utama thermostat tertutup oleh tekanan pegas, sedang katup by-pass pada posisi terbuka. Karena itu cairan pendingin dapat mengalir bersirkulasi dengan dorongan pompa air melalui blok mesin dan kepala silinder, melalui rangkaian by-pass thermostat yang membuka dan kembali pada pompa air sehingga dapat dihasilkan pemanasan mesin yang cepat. Mesin dalam Keadaan Panas Pada saat mesin mencapai temperatur kerjanya, sumbat lilin memuai dan menggerakkan silinder thermostat. Maka katup utama thermostat membuka dan pada saat yang bersamaan menutup katup by-pass. Cairan pendingin mengalir melalui rangkaian by-
  • 15. SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen-komponennya 15 pass menjadi tertutup sehingga terjadi sirkulasi melalui thermostat menuju radiator dan terjadi penyerapan panas sebelum kembali lagi ke pompa air dan blok mesin. Gambar Arah aliran cairan pendingin pada keadaan katup by-pass menutup (mesin panas) 10. Sensor Suhu Ada dua macam sensor suhu, yaitu jenis saklar on/off dan jenis resistansi variabel. tipe saklar on/off digunakan pada lampu peringatan temperatur pada dashboard dan kipas pendingin thermatik listrik. Saklar digunakan untuk membumikan rangkaian listrik untuk menyalakan lampu peringatan temperatur atau menyalakan kipas listrik pendingin, jika temperatur cairan pendingin mencapai temperatur kerja sensor, misalnya 108o C. Jika temperatur cairan pendingin turun di bawah temperatur kerja sensor maka saklar membuka dan rangkaian menjadi terputus. Gambar Rangkaian dasar lampu peringatan temperatur dan sensor Sensor tipe resistansi digunakan untuk mengoperasikan penunjuk temperatur dashboard yang menunjukkan temperatur sesungguhnya dari cairan pendingin, atau untuk memberi sinyal listrik mengenai temperatur cairan pendingin pada computer manajemen mesin EFI. Kerja sensor-sensor ini berdasarkan prinsip bahwa pada saat temperatur cairan pendingin meningkat maka resistansi listrik internal sensor berubah sehingga arus yang mengalir melalui rangkaian listrik bisa makin besar atau makin kecil. Perubahan aliran arus dipengaruhi oleh temperatur sensor yang mengontrol posisi jarum pada alat penunjuk temperatur atau memberitahu temperatur mesin yang akurat pada computer EFI. 11. Saklar Temperatur Thermo Saklar temperatur thermo merupakan alat khusus yang meraba temperatur cairan pendingin. Saklar ini bisa bekerja dengan menjadikan rangkaian listrik atau rangkaian vakum manifold mesin on/off. Saklar jenis ini biasa digunakan pada sistem pengontrolan emisi dan dipasang pada mantel air untuk meraba temperatur cairan pendingin.
  • 16. SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen-komponennya 16 Gambar Dua tipe umum saklar temperatur thermo, tipe saklar listrikdan tipe saklar vakum 12.Bahan Pencegah Karat Adanya berbagai macam material yang digunakan pada sistem pendingin mengakibatkan terjadinya karat pada logam. Karat merupakan hasil reaksi antara dua logam yang berbeda (misalnya aluminium dan besi tuang) dengan bantuan elektrolit (air). Oleh karena itu bahan pencegah karat harus digunakan pada sistem pendingin terutama pada mesin-mesin yang menggunakan kepala silinder aluminium. Bahan pencegah karat akan semakin tidak efektif semakin lama digunakan dan harus diganti secara teratur.
  • 17. SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen-komponennya 17 BAGIAN 2 MEMPERBAIKI SISTEM PENDINGIN DAN KOMPONENNYA 1. Diagnosis Kerusakan Sistem Pendingin Prosedur tes diagnosa kebocoran kepala perapat (head gasket) secara visual adalah sebagai berikut : 1. Lakukan tes tekanan pada sistem pendingin terhadap adanya kebocoran eksternal dan perbaiki. 2. Buka tutup radioator, berhati-hatilah jika cairan pendingin dalam keadaan panas, dan tambahkan cairan pendingin hingga memenuhi leher lubang. 3. Jalankan mesin hingga themostat membuka (suhu kerja) atau hingga pipa atas radiator menjadi hangat. 4. Jalankan mesin pada 1500 sampai 2000 RPM dan periksa cairan pendingin apakah terjadi gelembung-gelembung yang keluar dari leher pengisian radiator. Catatan : Jangan jalankan mesin dalam jangka waktu lama dengan tutup tekanan radiator dalam keadaan terbuka, mesin bisa mengalami panas berlebihan dan mendesak keluar cairan pendingin yang panas dari leher radiator. 5. Setelah tes selesai, tambahkan cairan pendingin seperlunya dan pasang kembali tutup radiator. Gambar 1. Pemeriksaan visual dalam diagnosa kebocoran kepala perapat 2. Diagnosis Kerja Thermostat Diagnosa terhadap kerja thermostat bisa dilaksanakan dengan memeriksa pengaturan temperatur pada saat kendaraan dijalankan di jalanan. Dalam keadaan normal, yaitu sistem pendingin bekerja secara baik, penunjuk temperatur (temperature gauge) akan bergerak sedikit jika temperatur operasi telah tercapai. Saat terjadi perubahan suhu pada kendaraan dari dingin menuju temperatur kerja maka penunjuk temperatur harus bergerak meningkat dengan teratur sampai thermostat membuka sehingga mulai terjadi pengaturan temperatur. Jika terjadi sedikit penurunan pada penunjuk maka ini menunjukkan titik buka thermostat yang disebabkan oleh cairan pendingin radiator yang bersuhu lebih rendah yang memasuki blok mesin. Pada kondisi mesin dijalankan dengan stabil baik pada kecepatan rendah ataupun tinggi tanpa beban, penunjuk temperatur harus relatif tetap tidak bergerak. Catatan: Kadang-kadang kipas pendinginan yang terkontrol secara thermostatik bisa menimbulkan peningkatan suhu mesin oleh karena itu atur pembacaan penunjuk temperatur sebelum menyalakan untuk mendinginkan suhu mesin kembali pada temperatur kerjanya. Dalam keadaan dengan beban mesin yang tinggi atau kondisi suhu yang tinggi temperatur mesin dapat sedikit meningkat di atas temperatur kerja sehingga meningkatkan pembacaan penunjuk temperatur. Pemanasan yang Lamban (thermostat tetap sedikit terbuka) Jika mesin dijalankan dalam kondisi standar tetapi penunjuk temperatur tidak menunjukkan temperatur kerja yang normal setelah jangka waktu yang memadai, mungkin
  • 18. SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen-komponennya 18 thermostat tetap sedikit membuka. Akibat dari keadaan ini maka cairan pendingin blok mesin memanas karena sirkulasinya melalui sistem saat masih dingin. Dalam keadaan demikian maka kemungkinan kerusakan yang terjadi adalah waktu pemanasan yang lamban karena thermostat tetap membuka untuk mengatur aliran cairan pendingin saat mesin mencapai temperatur kerjanya. Maka jika terjadi pergerakan penunjuk temperatur yang perlahan menuju temperatur kerja (pemanasan yang lamban) tetapi bekerja normal mengatur temperatur mesin yang dijalankan secara normal, bisa ditetapkan adanya thermostat yang tersangkut menjadi tetap sedikit terbuka. Pengaturan Temperatur yang Buruk (thermostat tetap membuka) Thermostat yang tersangkut pada posisi setengah terbuka atau terbuka penuh akan mengakibatkan waktu pemanasan mesin yang lama. Akan tetapi kegagalan kontrol pengaturan temperatur akan menimbulkan dua macam ketidakberesan yang ditunjukkan oleh kerja penunjuk temperatur. Kurang baiknya kontrol aliran cairan pendingin yang disebabkan oleh thermostat yang tetap membuka akan menimbulkan problem pendinginan berlebihan dari aliran udara yang melalui radiator saat kendaraan dijalankan tanpa beban pada kecepatan medium sampai tinggi. Hal ini mengakibatkan penurunan mendadak pergerakan penunjuk temperatur dari posisi pembacaaan normal ke dingin. Saat kendaraan dikurangi kecepatannya atau berhenti, temperatur mesin dan pembacaan penunjuk temperatur meningkat di atas posisi operasi normal sebagai akibat dari kurangnya aliran udara melalui radiator dan tingginya aliran cairan pendingin melalui blok mesin yang mengakibatkan berkurangnya perpindahan panas. Jika mesin bekerja keras akan terjadi hal yang sama. Jadi jika terjadi gerakan penunjuk temperatur yang lambat sedangkan kendaraan bekerja pada kecepatan rendah atau medium tetapi meningkat pada nilai yang tinggi pada keadaan diam maka bisa ditentukan adanya kerusakan thermostat yang tersangkut menjadi tetap terbuka. Mesin yang Panas (thermostat sedikit menutup) Thermostat yang tetap berada pada posisi sedikit menutup juga akan menimbulkan pemanasan mesin yang lambat. Tetapi kegagalan thermostat untuk lebih membuka dan mengontrol temperatur mesin dengan cara sirkulasi cairan pendingin akan mengakibatkan posisi penunjuk temperatur yang tinggi atau di atas normal. Sirkulasi cairan pendingin yang buruk akan mengakibatkan turunnya perpindahan panas dari blok mesin ke radiator sehingga terjadi temperatur operasi yang tinggi. Selain itu terjadinya panas berlebihan juga dapat timbul karena membiarkan mesin bekerja dengan kendaraan tetap diam dalam waktu yang lama, mesin diberi beban yang tinggi atau mendaki jalan yang curam sedangkan kecepatan dan aliran udara yang melalui radiator adalah rendah. Maka jika terjadi gerakan penunjuk temperatur yang perlahan tetapi terdapat keadaan kerja yang tinggi atau panas berlebihan pada kecepatan rendah, diam atau beban tinggi dapat ditentukan bahwa thermostat tersangkut menjadi tetap sedikit menutup. 3. Tes Kebocoran Kepala Perapat Untuk mendiagnosa terhadap adanya kebocoran kepala perapat silinder pada sistem pendingin terdapat tiga macam metode yang biasa digunakan. Cara pertama adalah dengan pemeriksaaan visual sederhana apakah ada gelembung pada cairan pendingin di dalam radiator. Melalui tes ini, walaupun bukan merupakan diagnosa yang akurat, bisa dilihat jika terjadi tekanan pada sistem yang kemungkinan terjadi dari gas pembakaran yang memasuki cairan pendingin. Tes ini harus dilaksanakan sebagai pemeriksaan primer yang diikuti dengan tes diagnosa yang lebih akurat. Tes ke dua menggunakan alat khusus untuk mencium bau gas cairan pendingin pada radiator terhadap adanya gas-gas pembakaran (CO2 atau HC) yang menunjukkan adanya kerusakan kepala perapat. Tes ini sangat mudah untuk dilaksanakan dan bisa mendiagnosa adanya kebocoran kepala perapat yang hanya sedikit. Tes yang ke tiga untuk mengecek adanya kebocoran cairan pendingin pada sistem pendingin dilakukan dengan menggunakan tester (analiser) tekanan cairan pendingin. Tester ini mendeteksi adanya peningkatan cepat pada tekanan sistem saat mesin bekerja melalui gas pembakaran yang memasuki sistem pendingin. Tes ini merupakan metode diagnosa kebocoran perapat yang efektif walaupun tidak seakurat tester CO2, karena hanya mendeteksi kebocoran minor sampai mayor. Tiga tes diagnosa tersebut di atas harus
  • 19. SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen-komponennya 19 dilakukan dengan mesin berada dalam temperatur kerjanya yaitu mesin dalam keadaan panas dan komponen-komponen telah memuai sehingga memungkinkan terjadinya kebocoran perapat. 4. Tester Tekanan Sistem Pendingin Seperti yang telah diketahui, tester tekanan sistem pendingin dapat digunakan untuk memeriksa adanya kebocoran eksternal cairan pendingin dengan memberikan tekanan pada sistem pendingin. Selain itu analiser ini juga dapat digunakan untuk mendeteksi peningkatan tekanan yang terjadi dalam sistem pendingin dari sumber-sumber internal, seperti misalnya kebocoran kepala perapat atau retakan pada kepala silinder. Kebocoran tekanan internal yang berasal dari kepala perapat dari retakan kepala silinder berupa gas pembakaran yang memasuki cairan pendingin sehingga menimbulkan tekanan yang melonjak naik pada sistem. Peningkatan tekanan ini dapat dideteksi dengan melihat pembacaan tester dengan mesin yang dijalankan pada temperatur operasinya. Tester tekanan diatur pada tekanan rendah dan jika mesin dijalankan maka jarum penunjuk harus bergerak naik perlahan karena adanya peningkatan suhu cairan pendingin. Jika terjadi kebocoran internal akan menyebabkan perubahan nilai tekanan yang meningkat cepat. Sebagaimana pada pemeriksaan visual sebelum ini perlu diperhatikan pada tes ini tidak boleh terjadi kebocoran eksternal, karena akan mengakibatkan hasil diagnosa yang tidak tepat. Hal ini disebabkan oleh kemungkinan hilangnya tekanan pembakaran pada kebocoran eksternal sehingga jarum alat pengukur tekanan tidak bergerak naik. Prosedur tes diagnosa kebocoran kepala perapat dengan menggunakan tester tekanan (analiser) adalah sebagai berikut : 1. Periksa tekanan sistem pendingin terhadap kebocoran eksternal dan perbaiki sesuai yang diperlukan. 2. Buka penutup radiator dengan hati-hati jika cairan pendingin dalam keadaan panas dan tambahkan cairan pendingin hingga penuh. 3. Jalankan mesin sampai thermostat membuka, yaitu pada temperatur kerja, atau hingga saluran radiator atas menjadi hangat. 4. Basahi karet bos tester tekanan dan pasang pada leher radiator. 5. Pasang analiser pada leher radiator dan beri tekanan pada sistem sebesar 7 sampai 14 kPa (1 hingga 2 psi). 6. Buka saluran beberapa kali sementara anda memperhatikan pembacaan jarum penunjuk tester. Catatan : Jangan menjalankan mesin terlalu lama dengan tester tekanan dalam keadaan terpasang karena dapat menimbulkan tekanan pada mesin yang melebihi kapasitas dan merusak analiser atau sistem pendingin. 7. Angka yang ditunjukkan harus turun sedikit saat mesin diakselerasi dan kembali lagi jika mesin bekerja perlahan. Jarum penunjuk harus naik perlahan jika temperatur cairan pendingin meningkat selama dilakukan tes. 8. Jika jarum meningkat cepat setiap kali mesin diakselerasi dan tidak turun kembali berarti terjadi kebocoran pembakaran. 9. Jika tes telah selesai matikan mesin. Hilangkan tekanan pada sistem dengan hati-hati dan lepas analiser. Tambahkan cairan pendingin seperlunya dan pasang kembali tutup radiator.
  • 20. SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen-komponennya 20 Gambar Prosedur dan pembacaan alat pengukur tekanan untuk diagnosa kebocoran pembakaran dengan menggunakan tester tekanan (analiser). 5. Detektor Kebocoran STE CO2 Detektor Kebocoran STE merupakan tester khusus yang dapat segera menemukan adanya kebocoran antara ruang pembakaran dan sistem pendingin. Tester ini dapat mendeteksi kebocoran pembakaran yang sangat sedikit hanya beberapa jam setelah terjadi. Kebocoran pembakaran dideteksi oleh tester ini dengan cara memeriksa udara pada tangki atas radiator apakah mengandung karbon monoksida (CO2) yang merupakan hasil proses pembakaran. Pada kondisi operasi yang normal pada sistem pendingin tidak terdapat gas CO2. Dengan demikian jika Detektor Kebocoran STE menemukan adanya gas CO2 pada sistem pendingin maka bisa ditentukan diagnosa akurat yang menyatakan bahwa terjadi kebocoran kepala perapat atau retak pada kepala silinder. Tester bekerja dengan prinsip mendeteksi gas-gas hasil pembakaran yang bocor menuju sistem pendingin melalui retakan atau perapat yang rusak berkumpul pada bantalan udara di atas level cairan pendingin radiator. Dengan cara menarik atau menyedot udara dari radiator menuju cairan kimia tester yang berwarna biru, adanya gas CO2 akan terdeteksi dengan berubahnya warna cairan dari biru menjadi kuning.
  • 21. SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen-komponennya 21 Gambar Detektor Kebocoran STE CO2 yang digunakan untuk tes kebocoran pembakaran Jika tidak terjadi perubahan warna cairan maka berarti tidak ada gas pembakaran, yang mana hal ini berarti tidak terjadi kebocoran dari pembakaran. Hanya sedikit gas CO2 yang diperlukan untuk mengakibatkan terjadinya perubahan warna cairan tester. Oleh karena itu tester ini sangat akurat dalam mendiagnosa. Pada tester terdapat dua ruang. Yang pertama berfungsi sebagai filter untuk menyerap zat-zat yang mengkontaminasi agar diperoleh keakuratan tes yang lebih baik. Ruang cairan yang ke dua berisi cairan yang akan menunjukkan hasil tes. Berikut ini prosedur tes diagnosa kebocoran kepala perapat dengan menggunakan Detektor Kebocoran STE CO2 : 1. Jalankan mesin hingga thermostat membuka (temperatur operasi) atau sampai saluran radiator atas menjadi hangat. 2. Buka dengan hati-hati tutup radiator dengan tekanan dan kurangi cairan pendingin hingga setinggi 3 sampai 5 sentimeter di bawah leher pengisian radiator. Jangan menyedot cairan pendingin ke detektor kebocoran karena akan merusak cairan tes dan harus diganti. 3. Sembur tangki radiator dengan hati-hati dari jarak sekitar 50 cm untuk menyemprot udaranya. Semprotan pendek-pendek beberapa kali sudah mencukupi. 4. Tekan bola karet 5 sampai 10 kali untuk menyedot udara baru untuk meyakinkan cairan tes berwarna biru terang serta bebas dari gas CO2. 5. Starter mesin lalu akselerasi dan deakselerasi sekitar 15 kali untuk meningkatkan tekanan pembakaran silinder. 6. Letakkan nozel detektor pada leher pengisian radiator dan sedot udaranya dengan menekan bola karet berulang-ulang sekitar 15 kali. 7. Yakinkan tidak ada cairan pendingin yang tersedot ke tester. 8. Perhatikan cairan tes yang berwarna biru. Jika berubah menjadi kuning maka berarti hasil tes kebocoran pembakaran adalah positif. 9. Setelah tes selesai pasang kembali tutup radiator. 6. Tes Diagnosa Sensor Temperatur a. Sensor/sender suhu tipe saklar Sensor suhu tipe saklar merupakan sebuah saklar on/off yang akan menghubungkan rangkaian listrik ke ground atau menghubungkannya ke catu daya positif (positif baterai). Hubungan di dalam saklar dapat berupa normal terbuka (normally open) atau normal tertutup (normally closed). Sensor/sender tipe normal terbuka bekerja melalui prinsip pada saat dingin merupakan saklar dengan kontak yang terbuka sehingga rangkaian listrik yang dikontrolnya menjadi rangkaian terbuka dan tidak terjadi aliran arus listrik. Pada saat dicapai temperatur kerja/temperatur pen-saklaran (switching) pada sensor/sender maka kontak akan berubah menjadi tertutup sehingga terbentuk rangkaian tertutup dan arus listrik akan mengalir.
  • 22. SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen-komponennya 22 Saklar tipe ini sering dijumpai pada rangkaian-rangkaian lampu peringatan temperatur, kipas pendingin listrik dan sensor thermo pengontrolan emisi. Sensor/sender tipe normal tertutup bekerja secara berkebalikan dengan unit yang disebut di muka. Saat dingin kontak saklar dalam keadaan tertutup sehingga arus listrik dapat mengalir melalui rangkaian. Pada saat diperoleh temperatur operasi kontak saklar berubah menjadi terbuka dan memutuskan aliran arus listrik melalui rangkaian. Unit dengan tipe seperti ini digunakan untuk mengontrol operasi relay listrik. Penggunaannya sering diterapkan pada rangkaian kipas thermo serta beberapa sensor thermo dalam sistem pengontrolan emisi. Ada dua metode pengecekan yang digunakan untuk memeriksa tipe saklar dari sensor. Yang pertama adalah dengan mengisolasi unit saklar dan memeriksa apakah bekerja dengan tepat dalam rangkaian listrik. Sedangkan yang ke dua adalah mendiagnosa apakah rangkaian bekerja jika dicapai temperatur operasi aktualnya Gambar 4. Unit sender temperatur dengan tipe saklar normal terbuka b. Tes Diagnosa Isolasi pada Unit Sender Bertipe Saklar Pengisolasian operasi sender/sensor dilakukan dengan menjalankan kontrol sender rangkaian listrik untuk mengetahui di mana letak kesalahan, apakah pada perkabelan rangkaian, aktuator (komponen yang dioperasikan oleh rangkaian, misalnya kipas thermal), atau pada unit sender/sensor. Tes dilaksanakan dengan mengoperasikan sender/sensor diground-kan atau memberi catu daya positif pada rangkaian secara manual. Pembumian atau pemberian catu daya pada rangkaian secara manual akan membuat aktuator (misalnya kipas listrik) bekerja. Jika pada tes isolasi rangkaian listrik yang tidak sedang beroperasi ternyata aktuator bekerja maka berarti perkabelan dan relay bekerja dengan baik semuanya. Dengan demikian dapat ditentukan letak kesalahannya adalah pada sender/sensor temperatur. Tetapi jika aktuator ternyata tidak bekerja saat rangkaian diswitch secara manual (diberikan catu daya) maka kerusakannya terdapat pada perkabelan atau komponen lain rangkaian, bukan pada unit sensor temperatur. Tes diagnosa ini hanya berfungsi untuk menentukan di mana letak kesalahan atau kerusakan rangkaian terjadi dan bukan untuk menentukan apakah sensor/sender bekerja dengan benar pada temperatur operasinya. 7.. Prosedur Tes Diagnosa Isolasi 1. Periksa rangkaian yang tidak dalam keadaan bekerja dengan menggunakan multimeter (volt) untuk meyakinkan bahwa rangkaian telah memperoleh catu tegangan dari baterai atau sekring serta memiliki pembumian yang baik. 2. Nyalakan saklar menjadi on. 3. Lepas kabel rangkaian tes dari unit sender/sensor, yaitu kabel tunggal untuk pembumian saja atau kawat dobel untuk pembumian dan catu daya positif. Aktuator harus bekerja dengan unit normal tertutup. 4. Pada unit normal terbuka dengan kawat tunggal untuk pembumian hubungkan kawat pembumian pada blok mesin atau chassis.
  • 23. SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen-komponennya 23 5. Pada unit normal terbuka dengan pembumian dengan kawat dobel untuk pembumian dan pemberian catu daya, hubungkan langsung kedua kawat tersebut. 6. Setelah selesai bypass manual sender/sensor, periksalah apakah aktuator bekerja, misalnya kipas listrik bekerja, lampu peringatan menyala atau selenoid pengontrolan emisi bekerja. 7. Jika ternyata aktuator tidak bekerja maka berarti terdapat kerusakan pada sender/sensor. Gambar Tes Isolasi pada rangkaian lampu temperatur (unit sender di-bypass) 8. Tes Diagnosa Temperatur Switching Aktual pada Unit Sender/Sensor Tipe Saklar Pengetesan temperatur kerja (switching) aktual pada sender/sensor saklar temperatur dilaksanakan dengan memanaskan unit hingga mencapai temperatur pengontrolannya sambil melakukan tes resistansi pada kontak pensaklarannya untuk memeriksa apakah aksi pensaklarannya baik. Diagnosa dilakukan seperti pada tes untuk operasi bukan thermostat. Dengan menggunakan Ohmmeter atau multimeter kita periksa kontak rangkaian unit sender/sensor setelah terlebih dulu dilepas dari mesin, untuk menentukan apakah merupakan saklar normal tertutup atau normal terbuka pada saat dingin. Unit dipanaskan dengan cara meletakkan ujung peraba saklar pada sebuah wadah air yang dipanaskan dengan menggunakan kompor gas atau kumparan listrik. Suhu air diukur dengan termometer yang diletakkan padanya. Kontak unit diperiksa pada titik tutup dan bukanya dengan menggunakan Ohmeter atau multimeter yang dihubungkan dengan sambungan kabelnya pada saat dilakukan pemanasan tersebut. Jika kontak unit mencapai titik pensaklarannya menjadi terbuka (rangkaian Ohmeter berubah menjadi loop terbuka) atau tertutup (rangkaian meter berubah menjadi loop tertutup), maka pembacaan pada thermometer yang diletakkan pada air yang dipanaskan akan menunjukkan temperatur kerja aktualnya. Catatan : Metode tersebut di atas tidak dapat digunakan pada unit sender yang bekerja di atas titik didih normal air (100o C pada tekanan atmosfer 101,1 kPa), karena titik didih air tidak dapat mencapai titik pensaklaran dari unit. Sender-sender demikian dapat dites pada kendaraan dengan menggunakan sistem pendingin bertekanan kendaraan sebagai sumber panas untuk tes atau dengan menambahkan persentase campuran Gycol (25%) pada cairan tes sehingga dapat diperoleh peningkatan nilai titik didih yang diperlukan bagi terlaksananya tes. Jika menggunakan kendaraan sebagai sumber panas, dipasang probe thermostat khusus (tipe fluke meter) pada saluran atas radiator untuk mengukur temperatur cairan pendingin sedangkan mesin tetap dijalankan hingga diperoleh titik pensaklaran. Titik pensaklaran tersebut diukur juga dengan menggunakan Ohmmeter atau multimeter terhadap kontak unit.
  • 24. SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen-komponennya 24 9. Prosedur Tes Diagnosa Temperatur Aktual Unit Sender/Sensor yang Bekerja di bawah 100o C 1. Buang cairan pendingin radiator hingga lebih rendah daripada unit sender. 2. Lepaskan unit sender dari mesin dengan menggunakan peralatan-peralatan yang memadai untuk menghindari terjadinya kerusakan. 3. Lakukan pra-tes pada unit dengan Ohmeter atau multimeter untuk mengetahui tipe kontak internalnya, yaitu normal terbuka atau normal tertutup pada saat dingin. 4. Letakkan ujung peraba unit sender pada wadah air, letakkan thermometer pada air. 5. Hubungkan Ohm meter atau multimeter pada koneksi unit sender. 6. Panaskan air dengan menggunakan sumber panas yang tidak berbahaya. 7. Periksa Ohm meter atau multimeter apakah tercapai titik kontak saklar dan catat pembacaan temperatur dari thermostat. 8. Lihat pada buku manual bengkel mengenai temperatur operasi unit sender yang sebenarnya dan bandingkan dengan hasil yang diperoleh. Gambar 6. Tes Temperatur Pensaklaran Aktual pada Unit Sender dengan Terminal Tunggal dan Dobel Unit Sender/Sensor yang Bekerja di atas100o C 1. Pasang probe temperatur fluke meter di antara saluran atas radiator dan keluaran radiator ke aliran cairan pendingin. Lepas kabel-kabel rangkaian unit sender temperatur kemudian hubungkan Ohm meter atau multimeter dengan koneksi unit. Periksa apakah kontak unit bertie normal terbuka ataukah normal tertutup. 2. Starter dan jalankan mesin untuk memanaskan cairan pendingin. 3. Lihat pada Ohm meter/multi meter apakah diperoleh titik pensaklaran unit dan catat pembacaan pada thermostat. 4. Lihat pada buku manual bengkel mengenai temperatur operasi unit sender yang sebenarnya dan bandingkan dengan hasil yang diperoleh. Peringatan : Jangan membuka tutup radiator atau saluran atas radiator karena bisa menimbulkan luka/kecelakaan, karena sistem pendingin akan mencapai suhu di atas 100o C. 10. Sender dan Sensor Temperatur Bertipe Resistansi Variabel Sender/sensor jenis resistansi variabel merupakan unit tertutup konstan yang menggunakan resistansi rangkaian internal yang memiliki sifat variabel untuk mengontrol aliran arus sehingga dapat mengontrol kerja sebuah aktuator (lampu peringatan) atau komputer. Ada dua macam desain operasional unit, yaitu positive temperature coefficient PTC atau negative temperature coefficient NTC. Unit dengan jenis koefisien temperatur positif merupakan resistor variabel yang nilai resistansi internalnya meningkat saat temperaturnya meningkat, sehingga memperkecil aliran arus listrik pada rangkaian. Unit dengan koefisien temperatur negatif merupakan jenis yang nilai resistansi internalnya mengecil jika temperaturnya meningkat, sehingga memperbesar aliran arus pada rangkaian. Kedua jenis desain unit bisa digunakan pada rangkaian penunjuk temperatur, tetapi yang lebih sering digunakan adalah tipe NTC. Sensor temperatur resistansi variabel pada jenis NTC amupun PTC juga sudah digunakan secara luas dalam sistem injeksi bahan bakar elektronik EFI (electronic fuel injection) untuk mengirimkan berbagai sinyal pada komputer manajemen mesin ECU untuk mengontrol perbandingan bahan bakar. Selain itu sensor
  • 25. SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen-komponennya 25 temperatur juga digunakan dalam transmisi otomatis yang terkontrol secara elektronik dan sistem-sistem lain dengan mengirimkan sinyal resistansi variabel pada ECU. Kerja efisien sistem terkontrol secara elektronik tergantung pada pengoperasian yang tepat unit-unit perabanya, oleh sebab itu diperlukan prosedur tes dan diagnosa yang efektif. Gambar . Sender Temperatur bertipe Resistansi Variabel Tes diagnosa sender/sensor temperatur yang menggunakan resistansi variabel dilaksanakan serupa dengan prosedur pada unit pensaklaran terbuka/tertutup. Tes bisa dilakukan dengan menggunakan dua metoda, yaitu tes isolasi dan tes resistansi unit aktual. Tes isolasi dilakukan untuk memeriksa efektifitas operasi dalam rangkaian Tes diagnosa sender/sensor temperatur yang menggunakan resistansi variabel dilaksanakan serupa dengan prosedur pada unit pensaklaran terbuka/tertutup. Tes bisa dilakukan dengan menggunakan dua metoda, yaitu tes isolasi dan tes resistansi unit aktual. Tes isolasi dilakukan untuk memeriksa efektifitas operasi dalam rangkaian listrik sedangkan tes resistansi aktual memeriksa resistansi internal operasi unit pada suatu temperatur tertentu. 11.Tes Isolasi Unit Sender/Sensor Menggunakan Resistansi Variabel Tes isolasi unit sender/sensor dilaksanakan untuk menentukan apakah kesalahan yang ada pada rangkaian listrik terletak pada unit sender/sensor temperatur resistansi variabel ataukah terletak pada rangkaian perkabelan listrik yang dikontrolnya. Tes isolasi bisa dilaksanakan dengan menggunakan dua metoda. Yang pertama adalah dengan memberikan suatu nilai resistansi variabel yang ditentukan terlebih dahulu pada rangkaian listrik melalui sebuah potensiometer (saklar resistansi variabel). Sedangkan yang ke dua adalah dengan memberikan satu set nilai resistansi pada rangkaian listrik berupa hambatan tetap. Unit sender kita gantikan dengan sebuah potensiometer yang bisa memberikan nilai resistansi variabel pada rangkaian (misalnya sebesar 100 Ohm sampai 500 Ohm), sehingga bisa diketahui apakah perkabelan rangkaian listrik atau aktuator (misalnya alat pengukur temperatur) bekerja dengan baik. Jika aktuator yang dikontrol oleh sender ternyata dapat bekerja dengan baik melalui sebuah nilai resistansi yang dihasilkan oleh potensiometer maka berarti kerusakan terdapat pada unit sender. Jika aktuator tidak bekerja dengan baik setelah diberikan nilai resistansi yang sesuai oleh potensiometer maka berarti terdapat kemungkinan bahwa kerusakan terjadi pada aktuator atau perkabelan rangkaian bukan pada unit sender. Metode tes dengan menggunakan potensiometer mempunyai keuntungan dapat digunakan untuk mendiagnosa operasi aktuator sepanjang jangkauan/range operasinya dari resistansi rendah hingga tinggi (sebagaimana range alat pengukur temperatur dari dingin sampai panas). Tes isolasi dengan penggunaan satu set nilai resistansi dipakai untuk melihat operasi aktuator pada suatu titik resistansi tertentu (misalnya pembacaan alat pengukur temperatur pada kondisi panas senilai tahanan tetap 240 Ohm), sehingga dapat diketahui apakah sensor bekerja dengan baik. Tes ini hanya bisa dilakukan hanya jika spesifikasi nilai tahanan yang diperlukan, yang dipasang pada rangkaian untuk menggantikan unit sender, telah diketahui sebelumnya. Pelaksanaan tes dengan mem-bypass unit sender serta menggantikannya dengan sebuah resistor tetap untuk mengetahui apakah aktuator bekerja dengan baik (yaitu pembacaan nilai alat pengukur yang sesuai dengan yang seharusnya) disesuaikan dengan spesifikasi pabrik. Jika aktuator bekerja dengan baik dengan menggunakan sebuah nilai tahanan yang sesuai untuk mengontrol rangkaian, berarti sensor/sender kemungkinan rusak.
  • 26. SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen-komponennya 26 Sedangkan aktuator yang tidak bekerja dengan baik menandakan adanya kerusakan pada perkabelan rangkaian atau aktuator. 12.Prosedur Tes Diagnosa Isolasi Unit Sender/Sensor dengan Menggunakan Resistansi Variabel a. Metoda Potensiometer Variabel 1. Lepas kabel koneksi rangkaian dari unit sender temperatur resistansi variabel (kawat tunggal atau dobel). 2. Baca buku manual untuk mengetahui range resistansi potensiometer yang diperlukan (misalnya 100 sampai 500 Ohm) serta operasi aktuator yang benar pada nilai tahanan tertentu. 3. Pasang potensiometer pada range yang sesuai pada koneksi/sambungan kabel pada rangkaian yang diputus. Pada kawat pemakaian tunggal bumikan potensiometer, pada kawat dobel hubungkan keduanya secara seri dengan potensiometer. 4. Jika potensiometer tidak dilengkapi dengan meter hambatan, gunakan Ohmmeter atau multimeter untuk mengukur resistansi aktual pada saat dilakukan tes. 5. Putar saklar menjadi on, atur potensiometer agar memberikan nilai resistansi rendah menurut spesifikasi dengan cara memperhatikan pembacaan Ohm meter atau multi meter. 6. Periksa apakah aktuator bekerja dengan benar. 7. Atur potensiometer pada nilai resistansi tinggi berdasarkan spesifikasi dan periksa kembali kerja aktuator. 8. Jika aktuator tidak bekerja dengan baik maka berarti kerusakan terletak pada aktuator atau rangkaian. 9. Jika aktuator bekerja dengan baik maka berarti kerusakan terletak pada unit sender temperatur. b. Metode Tes Menggunakan Nilai Resistansi Tertentu 1. Lepas kabel koneksi rangkaian dari unit sender temperatur resistansi variabel (kawat tunggal atau dobel). 2. Baca buku manual untuk mengetahui nilai tahanan tetap yang diperlukan (misalnya 100 Ohm) dan operasi aktuator yang benar pada nilai tahanan tersebut ( misalnya pembacaan jarum menunjukkan nilai/keadaan panas). 3. Pasang nilai tahanan tetap yang sesuai pada kabel yang telah dilepaskan hubungannya. Catatan : Pada pemakaian kawat tunggal bumikan tahanan, pada pemakaian kawat dobel hubungkan tahanan secara seri dengan kedua kabel. 4. Putar saklar menjadi on dan periksa kerja aktuator. 5. Jika aktuator memberikan nilai pembacaan yang sesuai dengan spesifikasi maka berarti kerusakan terdapat pada unit sender. 6. Jika aktuator tidak bekerja dengan baik maka kesalahan terletak pada perkabelan atau aktuator.
  • 27. SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen-komponennya 27 Gambar Pengetesan Rangkaian Pengukur Temperatur dengan menggunakan Potensiometer Variabel Gambar Pengetesan Rangkaian Pengukur Temperatur dengan Menggunakan Tahanan Tetap 13.Tes Diagnosa Nilai Resistansi Aktual pada Unit Sender/Sensor Resistansi Variabel Pengetesan unit sender/sensor resistansi variabel untuk memperoleh nilai resistansi internal aktualnya dilaksanakan dengan mengukur nilai resistansinya pada saat panas maupun dingin dan membandingkan hasilnya dengan spesifikasi pabrik. Tes ini akurat untuk mendiagnosa kerja unit dan merupakan satu-satunya tes yang memadai untuk memeriksa kerja sensor resistansi variabel yang mengirimkan sinyal-sinyal pada unit pengontrolan elektronik ECU (misalnya Sensor Temperatur Cairan Pendingin EFI). Prosedur tes yang pertama adalah pencatatan nilai resistansi internal pada suatu nilai suhu dingin tertentu dengan menggunakan Ohm meter atau multimeter dan kemudian membandingkan hasil yang diperoleh dengan spesifikasi pabrik. Yang kedua adalah mencatat dengan Ohm meter atau multimeter nilai resistansi internal pada unit pada saat panas dengan cara memanaskannya pada suhu tertentu. Hasil yang diperoleh dibandingkan dengan spesifikasi pabrik. Pembandingan hasil yang diperoleh dengan nilai spesifikasi pabrik akan menunjukkan apakah unit beroperasi dengan baik. Contoh sender resistansi variabel NTC pada kondisi dingin bernilai 240W pada 15o C sampai kondisi panas 50W pada 86o C
  • 28. SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen-komponennya 28 14.Prosedur Diagnosa Nilai Resistansi Aktual pada Sender Resistansi Variabel 1. Lihat nilai resistansi unit sender pada kondisi dingin dan panas pada buku manual. 2. Buka tutup radiator dan letakkan sebuah termometer atau fluku meter pada cairan pendingin kemudian catat pembacaannya. 3. Lepaskan sambungan kabel dari unit sender temperatur, hubungkan dengan Ohm meter atau multimeter. 4. Catat nilai resistansi saat dingin dan bandingkan dengan spesifikasi pabrik. 5. Nyalakan mesin hingga dicapai panas yang sesuai berdasarkan pembacaan pada termometer. Ukur dan catat nilai resistansi sender dan bandingkan dengan spesifikasi pabrik. Berhati-hatilah dengan cairan pendingin yang panas dan kipas pendingin listrik. 6. Jika nilai resistansi yang diperoleh tidak memenuhi spesifikasi pabrik maka berarti unit sender/sensor rusak dan harus diganti. Gambar Pengukuran Nilai Resistansi Aktual pada Unit Sender Resistansi Variabel 15.Diagnosa Kipas Pendingin Terdapat tiga macam kipas pendingin berdasarkan prinsip kerjanya, yaitu tipe yang dikendalikan secara mekanik dengan tetap, tipe kopling fluida/cairan yang dikontrol secara termatik mekanis dan tipe yang menggunakan motor listrik yang dikontrol secara termatik. Agar sistem pendingin bekerja dengan baik maka ketiga macam kipas pendingin tersebut di atas harus bekerja dengan efisien. Jika kipas pendingin tidak bekerja secara efisien maka akan menimbulkan masalah kelebihan panas yang diakibatkan oleh tidak memadainya aliran udara pendingin melalui radiator pada cuaca panas atau mesin dibiarkan menyala dalam waktu lama. Selain itu juga dapat menyebabkan waktu pemanasan yang lambat dan suhu kerja mesin yang dingin jika kipas yang dikontrol secara termal tetap berputar. a. Kerusakan Kerja Kipas Pendingin Permasalahan panas berlebih (overheat) akibat kipas pendingin terjadi akibat kesalahan kerja kipas yang digunakan tetapi bisa juga disebabkan oleh kurang terawatnya sistem pendingin dengan baik. Kipas yang dikendalikan secara mekanis menggunakan gaya penggerak dari poros engkol mesin melalui sabuk penggerak dari karet. Sabuk penggerak yang tidak tepat pengaturannya akan mengakibatkan selip pada puli kipas sehingga kecepatan kipas menjadi tidak efektif yang pada akhirnya mengakibatkan aliran udara melalui radiator tidak mencukupi dan mesin menjadi terlalu panas. Permasalahan ini akan bertambah besar jika mesin dijalankan dalam kecepatan tinggi atau dijalankan malam hari. Kecepatan tinggi pada mesin meningkatkan kemungkinan selip pada sabuk penggerak. Rpm puli yang tinggi akan mengurangi cengkraman sabuk karena adanya peningkatan torsi dan suhu akibat gesekan. Selip pada sabuk penggerak pada malam hari disebabkan oleh peningkatan beban pada sabuk penggerak dari alternator. Berbagai macam lampu yang dinyalakan pada malam hari meningkatkan aliran arus sehingga terjadi peningkatan beban pada alternator yang kemudian meningkatkan pengemudian/pengendalian pada sabuk penggerak yang akan mengakibatkan selip pada sabuk serta bisa membuat panas berlebih pada mesin.
  • 29. SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen-komponennya 29 Problem-problem selip sabuk penggerak bisa terjadi pada kipas pendingin yang dikendalikan secara mekanik secara tetap dan kipas pendingin yang menggunakan kopling cairan termostatik yang dikendalikan secara mekanik. Pada kopling cairan termostatik lebih mudah terjadi selip sabuk penggerak karena bekerja dengan kecepatan tinggi dan bebannya berubah-ubah pada berbagai kecepatan, di mana pada kipas tipe pertama kecepatannya konstan. Pemasangan atau putaran sudu kipas yang tidak tepat juga akan menimbulkan kerja kipas pendingin yang tidak memadai. Selain beberapa kipas listrik tematik baru (David Craig), pada umumnya sudu kipas merupakan unit direksional yang harus terpasang dengan putaran mesin yang sesuai. Sudut atau lengkungan sudu mempengaruhi arah aliran udara yang akan didorong melalui radiator. Kipas pendingin didesain agar kecepatan aliran udara meningkat saat kendaraan berjalan ke depan. Kipas yang berada pada sisi mesin radiator menghisap aliran udara yang melalui radiator, sedangkan kipas yang berada di depan radiator menghembuskan udara mengalir melalui radiator. Efisiensi aliran udara dari kipas bergantung pada putaran yang tepat dari sudu kipas, artinya tepi depan kipas harus menghadap pada arah yang tepat atau ke arah putaran mesin. Sudu kipas yang terpasang dengan arah putaran terbalik biasanya menimbulkan suara bising saat bekerja dan menandakan kurangnya aliran air. Kesalahan kerja akan terjadi pada kipas yang digerakkan dengan listrik jika perkabelannya keliru. Kipas listrik termostatik biasanya memiliki jenis magnet permanen yang bisa berputar dalam dua arah tergantung polaritas perkabelannya. Polaritas motor yang benar harus diketahui terlebih dahulu jika memasang kipas listrik magnet permanen agar diperoleh putaran sudu yang tepat. Kesalahan dalam melaksanakan hal tersebut akan mengakibatkan arah aliran udara oleh putaran kipas bertentangan dengan aliran udara normal saat kendaraan berjalan maju sehingga terjadi panas berlebih pada mesin. Gambar Kipas pendingin tipe kopling cairan dengan penggerak mekanik yang modern b. Diagnosa Kopling Fluida Thermatik Kipas yang menggunakan prinsip kopling fluida dengan pengontrolan termatik merupakan alat yang peka terhadap panas. Alat ini bekerja dengan merasakan panas yang dikeluarkan dari sirip-sirip radiator untuk mengontrol pengendalian/pergerakan sudu-sudu kipas. Pergerakan sudu-sudu kipas dikontrol melalui kopling fluida dengan berbagai tingkat kecepatan sehingga sudu-sudu kipas berputar dengan kecepatan rendah pada temperatur rendah, kecepatan sedang pada suhu sedang dan kecepatan tinggi pada kondisi mesin panas. Karena pengendalian kecepatan kipas pendingin tergantung pada operasi kopling fluida maka pengaturan temperatur mesin akan terpengaruh jika digunakan kopling fluida yang buruk. Kopling fluida yang tidak baik akan ikut mengakibatkan kurangnya kecepatan kipas sehingga timbul aliran udara yang kurang memadai dan panas berlebih atau waktu pemanasan yang lambat, suhu mesin yang rendah, penggunaan bahan bakar yang tidak efisien dan suara bising kipas yang melebihi semestinya. Hilangnya cairan pada kopling atau keausan yang sangat dapat menyebabkan kesalahan pada kopling fluida. Kesalahan ini dapat kita diagnosa melalui pengukuran kecepatan puli mesin dan kecepatan putaran sudu kipas pada suhu tertentu dan membandingkan hasilnya dengan spesifikasi yang terdapat pada manual. Kesalahan kopling mengakibatkan panas berlebih pada mesin karena kurangnya udara yang dialirkan melalui radiator serta bisa terjadi saat cuaca panas, mesin dibiarkan menyala dalam waktu lama, serta bekerja dalam kecepatan tinggi. Kesalahan kopling bisa disebabkan oleh kerusakan bantalan poros atau kerusakan luar. Kipas dengan kopling fluida yang mempunyai kecepatan variabel mempunyai efisiensi aliran udara yang tinggi. Ini disebabkan sudu yang lebih besar
  • 30. SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen-komponennya 30 sehingga mampu mendinginkan dengan lebih cepat. Oleh karena itu problem yang ditimbulkannya adalah mesin menjadi lebih lama pemanasannya dibanding waktu normalnya serta temperatur kerja yang lebih rendah daripada normalnya. Keadaan yang lebih dingin serta pembebanan pada kipas yang besar secara konstan akan menimbulkan peningkatan biaya ekonomisnya dan penurunan performa mesin selain juga menimbulkan suara bising pada saat mesin berkecepatan rendah. Dengan pengetesan pengendalian/pengaturan kecepatan kopling pada berbagai kecepatan dan temperatur mesin bisa ditemukan kesalahan kopling fluida ini. Gambar Kerja kipas pendingin menggunakan kopling fluida thermatik c. Prosedur Diagnosa Kopling Fluida dengan Kecepatan Variabel 1. Periksa kondisi sabuk penggerak kipas dan atur kekencangannya agar sesuai dengan spesifikasi pabrik, periksa adakah kebocoran cairan pada kopling fluida, kondisi bantalan poros, keausan atau kerusakan.mLihat spesifikasi pabrik dalam buku manual untuk kecepatan mesin dan kecepatan kopling pada operasi normalnya serta kecepatan mesin dan kecepatan kopling untuk kondisi panas. 2. Tandai puli penggerak kipas dan sudu-sudu kipas dengan spidol putih. 3. Hubungkan strobe light atau tachometer optis pada mesin untuk mengukur kecepatan puli dan sudu-sudu kipas, ukur kecepatan mesin. 4. Nyalakan mesin hingga mencapai temperatur yang diharapkan sesuai spesifikasi manual dengan menggunakan probe temperatur. 5. Naikkan kecepatan mesin untuk memberi kecepatan pada puli dalam batasan spesifikasinya (misalnya 2000 rpm), ukur kecepatan sudu kipas dan bandingkan hasilnya dengan spesifikasi (misalnya 570 rpm). 6. Naikkan temperatur mesin dengan membatasi aliran udara pada radiator (letakkan kertas karton pada radiator tapi jangan sampai ikut mendidih) hingga dicapai temperatur yang dikehendaki. Sistem pendingin akan menjadi panas, jangan melepas tutup radiator. 7. Naikkan lagi kecepatan mesin untuk memberi kecepatan pada puli dalam batasan spesifikasinya (misalnya 2000 rpm), ukur kembali kecepatan sudu kipas dan bandingkan hasilnya dengan spesifikasi (misalnya 1860 rpm). 8. Jika terjadi selip kopling fluida maka kecepatan sudu-sudu kipas akan menjadi lebih kecil daripada normalnya. Kecepatan Puli Penggerak Kecepatan Sudu-sudu Kipas Pada temperatur kerja normal Pada temperatur maksimum Spesifikasi Hasil tes Gambar Bagan diagnosa pengetesan kipas pendingin kopling fluida dengan kecepatan variabel. d. Diagnosa Kipas Pendingin Listrik Thermatik Kipas pendingin listrik yang dikontrol secara thermatik merupakan sebuah unit terpisah dari mesin dan bergantung pada tegangan dan arus listrik untuk bekerja. Unit kipas ini terdiri
  • 31. SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen-komponennya 31 dari sudu kipas plastik yang biasanya digerakkan oleh motor lisrik DC dengan magnet permanen multi direksional/arah Kipas ini menggunakan pengarah dari logam atau plastik untuk mengontrol udara yang mengalir pada sudu-sudu kipas dan melalui radiator. Kerja kipas dikontrol oleh unit sender peraba temperatur cairan pendingin yang akan membumikan rangkaian listrik pada motor, meningkatkan kerja motor atau mengontrol pensaklaran relay rangkaian listrik. Kipas pendingin listrik termatik model baru pada umunya menggunakan relay untuk mengontrol pensaklaran rangkaian listrik on dan off. Karena pada beberapa kipas memiliki dua kecepatan maka digunakan dua relay dan dua sender temperatur. relay yang digunakan bisa yang normal terbuka ataupun normal tertutup. Pada tipe normal terbuka kontak saklar relay pada awalnya membuka sehingga kipas tidak bekerja dan saat sender temperatur mencapai temperatur kerjanya saklar harus menutup agar kipas dapat bekerja. Pada keadaan awal relay normal tertutup saklarnya menutup dan menggunakan sender temperatur yang menjadikan relay membuka kontaknya jika terjadi temperatur di bawah temperatur kerja kipas. Jika dicapai temperatur batas minimum kipas maka sender mensaklar relay fan dan kontak menjadi tertutup. Gambar 16. Kipas modern pendingin listrik yang dikontrol secara termatik e. Diagnosa Kipas Pendingin Listrik Thermatik Diagnosa kipas pendingin listrik thermatik dilaksanakan dengan memeriksa temperatur cut in/temperatur nyala dan cut out/temperatur mati di samping tegangan catu daya listrik dan aliran arus. Temperatur cut in/temperatur nyala menunjukkan temperatur di mana kipas mulai bekerja. Nilainya bisa berada antara 90o C sampai 119o C berbeda-beda antara tiap pabrik. Temperatur cut out/temperatur mati menunjukkan nilai temperatur di mana kipas akan dihentikan kerjanya setelah mesin didinginkan pada suatu level. Temperatur cut out bisa berada dalam nilai antara 75o C sampai 85o C tergantung pada pabrik pembuat. Temperatur cut in dan cut out yang tidak tepat akan menimbulkan dua macam kesalahan pada sistem pendingin. Pertama adalah panas berlebih pada mesin yang diakibatkan oleh nilai cut in yang melebihi spesifikasi atau akibat kegagalan pada kipas untuk bekerja sesuai cut in. Yang kedua adalah mesin yang lambat panas dan temperatur operasi yang rendah karena kipas tidak bekerja sesuai dengan nilai cut out atau kipas memang sama sekali tidak bisa berhenti bekerja pada nilai cut outnya. Diagnosa pengetesan temperatur cut in dan cut out kipas dilaksanakan dengan menjalankan mesin pada temperatur pensaklaran kipas dan memeriksa serta mencatat temperatur pensaklaran kipas dengan menggunakan probe temperatur dipasang pada cairan pendingin. f. Prosedur Tes Diagnosa Temperatur Cut In dan Cut Out 1. Buka saluran atas radiator dan letakkan probe temperatur antara pembuangan radiator dengan pipa saluran radiator dengan sensor ada pada cairan pendingin, tepatkan kembali saluran radiator. 2. Lihat pada manual nilai temperatur cut in dan cut out kipas pendingin.
  • 32. SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen-komponennya 32 3. Starter dan jalankan mesin hingga mencapai temperatur kerjanya. Catat pembacaan probe temperatur saat kipas pendingin mulai bekerja (cut in). Hati-hatilah pada sudu- sudu kipas dan komponen-komponen yang panas. 4. Biarkan kipas pendingin bekerja terus hingga tercapai cut out. Catat pembacaan probe temperatur dan bandingkan dengan spesifikasi. 5. Biarkan sistem menjadi dingin dan lepaskan tekanan sebelum mengambil probe probe temperatur. 6. Beri tekanan pada sistem pendingin dan periksa adakah kebocoran setelah mengembalikan saluran atas radiator. 7. Temperatur cut in dan cut out yang berada di luar spesifikasi menandakan adanya kerusakan sender temperatur kipas pendingin termatik. Gambar Pemeriksaan temperatur cut in dan cut out kipas termo 1. Biarkan sistem menjadi dingin dan lepaskan tekanan sebelum mengambil probe probe temperatur. 2. Beri tekanan pada sistem pendingin dan periksa adakah kebocoran setelah mengembalikan saluran atas radiator. 3. Temperatur cut in dan cut out yang berada di luar spesifikasi menandakan adanya kerusakan sender temperatur kipas pendingin termatik.
  • 33. SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen-komponennya 33 Gambar Pemeriksaan temperatur cut in dan cut out kipas termo Untuk mengetes catu tegangan pada motor kipas pendingin digunakan volt meter multimeter yang dihubungkan secara paralel pada kabel catu daya positif motor sedangkan colok negatif meter dihubungkan dengan dibumikan pada bodi kendaraan. Jika diperoleh hasil pengukuran tegangan yang bernilai di bawah spesifikasi maka berarti terjadi kehilangan tegangan di dalam rangkaian perkabelan. Dalam hal tersebut maka perlu dilacak dan diperbaiki perkabelannya. Diperlukan adanya aliran arus agar motor dapat bekerja. Motor listrik yang memperoleh beban berlebih karena adanya bantalan poros atau bos yang aus memerlukan arus tambahan agar dapat bekerja. Maka jika dilakukan tes pengukuran arus akan diperoleh hasil yang lebih besar daripada spesifikasi. Pengukuran arus yang memberikan hasil di atas spesifikasi juga bisa terjadi akibat sikat angker yang aus atau kabel rusak sehingga nilai resistansi internalnya manjadi besar. Pengukuran aliran arus dilakukan dengan menggunakan ampere meter atau multimeter yang dihubungkan seri pada rangkaian motor kipas. Gambar Pengukuran aliran arus pada kipas pendingin termatik listrik
  • 34. SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen-komponennya 34 g. Prosedur Tes Diagnosa Aliran Arus dan Tegangan Pengukuran Tegangan 1. Lihat pada manual nilai spesifikasi catu tegangan kipas. 2. Starter dan jalankan mesin hingga mencapai temperature operasinya. Hati-hati terhadap sudu kipas pendingin dan komponen-komponen yang panas. 3. Hubungkan colok positif (merah) voltmeter atau multimeter dengan konektor terdekat pada kabel catu daya motor kipas pendingin. 4. Hubungkan colok negatif (hitam) pada bodi kendaraan atau baterai dan catat nilai tegangan. 5. Bandingkan dengan spesifikasi pabrik. h. Pengukuran Aliran Arus 1. Lihat pada manual nilai spesifikasi catu tegangan kipas. 2. Lepas konektor terdekat kabel kipas pendingin dan hubungkan ampere meter atau multimeter secara seri dengan kabel catu daya positif motor. Probe/colok positif (merah) ke arah baterai catu daya dan colok negatif (hitam) ke arah motor kipas. 3. Jika kabel ground motor kipas telah diputuskan hubungannya pada konektor hubungkan kembali pada bodi. 4. Starter dan jalankan mesin hingga kipas pendingin mulai bekerja. Catat besarnya arus yang mengalir. Hati-hatilah terhadap sudu kipas pendingin dan komponen-komponen yang panas. 5. Setelah tes selesai matikan mesin, lepaskan peralatan, pasang kembali konektor kabel dan nyalakan kembali mesin untuk mengetahui kipas beroperasi dengan baik. 6. Hasil pengukuran arus yang berada di atas spesifikasi menunjukkan bahwa terjadi resistansi yang rendah pada motor atau motor mengalami pembebanan berlebih. 7. Jika di bawah nilai pada spesifikasi berarti pada motor timbul resistansi tinggi. Temperatur cut in Temperatur cut out Tegangan sistem Aliran arus Spesifikasi Hasil aktual Gambar Diagram diagnosa pengukuran tegangan dan aliran arus pada kipas pendingin listrik
  • 35. SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen-komponennya 35 BAGIAN 3 MELAKUKAN OVERHAUL SISTEM PENDINGIN DAN KOMPONENNYA 1. Pemeriksaan dan Penggantian Media Pendingin Pemeriksaan media pendingin meliputi pemeriksaan kapasitas dan kualitas media pendingin. Pemeriksaan kualitas pendingin meliputi pemeriksaan terhadap endapan karat atau kotoran di sekitar tutup radiator atau lubang pengisi radiator. Disamping itu media pendingin juga tidak boleh mengandung minyak pelumas. Adapun pemeriksaan kualitas dan kapasitas media pendingin dapat dilakukan sebagai berikut: a) Pemeriksaan kapasitas media pendingin Kapasitas air pendingin dapat dilihat pada tangki cadangan (reservoir tank). Permukaan media pendingin harus berada diantara garis LOW dan FULL dalam keadaan mesin dingin. Apabila jumlah air pendingin kurang, periksa kebocoran dan tambahkan media pendingin sampai garis FULL. b) Pemeriksaan dan penggantian kualitas media pendingin Endapan karat atau kotoran di sekitar tutup radiator atau lubang pengisi radiator harus sedikit. Apabila media pendingin terlalu kotor atau banyak mengandung karat (berwarna kuning) harus dilakukan penggantian dengan cara sebagai berikut: (1) Melepas tutup radiator. Pada saat membuka tutup radiator, mesin harus dalam keadaan dingin. Apabila tutup radiator dibuka dalam keadaan panas, cairan dan uap yang bertekanan akan menyembur keluar. (2) Mengeluarkan media pendingin melalui lubang penguras dengan cara mengendorkan atau melepas baut penguras. (3) Menutup lubang penguras, kemudian isilah dengan media pendingin berupa ethylene glycol base yang baik dan campurlah sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya. Pendingin yang dianjurkan ialah yang mengandung ethylene glycol base lebih dari 50 % tetapi tidak lebih dari 70 %). Media pendingin tipe alcohol tidak disarankan dan harus dicampur dengan air sulingan. (4) Memasang tutup radiator (5) Menghidupkan mesin dan periksa kebocoran (6) Memeriksa permukaan media pendingin dan tambahkan jika diperlukan. 2. Pelepasan, Pemeriksaan dan Penggantian Pompa Air Pompa air perlu diperiksa apabila air dalam sistem pendingin tidak bersirkulasi, karena fungsi pompa air adalah untuk menekan air pendingin sehingga dapat bersirkulasi didalam sistem. Gejala yang ditimbulkan apabila pompa air tidak bekerja adalah temperatur mesin naik dengan cepat pada saat mesin hidup. Pompa air juga perlu diganti apabila seal perapat telah aus atau sudah tidak mampu menahan tekanan air. Dalam kenyataannya seringkali seal pompa tidak tersedia di pasaran, sehingga apabila terjadi kebocoran air akibat seal pompa, maka harus mengganti unit pompa secara keseluruhan. Untuk melepas pompa dari sistem pendingin sebaiknya mengikuti prosedur yang benar. Demikian pula pelepasan komponen-komponen pompa. Pelepasan dan pemasangan komponen yang tidak benar akan mengakibatkan kerja pompa tidak optimal. Selanjutnya dalam kegiatan belajar ini akan dibahas berturut-turut prosedur pelepasan, pemeriksaan dan pemasangan pompa air. Prosedur pelepasan pompa air dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1. Mengeluarkan media pendingin mesin 2. Melepas tali kipas, kipas, kopling fluida (jika ada) dan puli pompa air dengan prosedur sebagai berikut: 3. Merentangkan tali kipas dan mengendurkan mur pengikat tali kipas 4. Mengendorkan pivot dan baut penyetel, alternator, kemudian lepas tali kipas. 5. Melepas mur pengikat kipas dengan kopling fluida dan puli 6. Melepas mur pengikat kipas dari kopling fluida
  • 36. SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen-komponennya 36 Gambar 26. Urutan Pembongkaran Pompa Air a) Pemeriksaan komponen pompa air: (1) Pemeriksaan pompa air dapat dilakukan dengan cara memutar dudukan puli dan mengamati bahwa bearing pompa air tidak kasar atau berisik. Apabila diperlukan, bearing pompa air harus diganti. Gambar Bagan Pompa Air (2) Pemeriksaan kopling fluida dari kerusakan dan kebocoran minyak silicon. Gambar Pemeriksaan Kopling Fluida Gambar Konstruksi Kopling Fluida
  • 37. SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen-komponennya 37 b) Prosedur pelepasan komponen pompa air: Komponen pompa air terdiri atas: bodi pompa, dudukan puli, bearing, satuan seal, rotor, gasket dan plat (lihat gambar 3). Nama komponen yang diberi tanda ◊ adalah komponen yang tidak dapat digunakan lagi setelah dilakukan pelepasan komponen. Gambar Komponen Pompa Air Adapun prosedur pelepasan komponen pompa air adalah sebagai berikut: (1) Melepas plat pompa dengan cara melepas baut pengikatnya (lihat gambar 4) Gambar Cara Melepas Plat (2) Melepas dudukan puli dengan menggunakan SST dan pres, tekan poros bearing dan lepas dudukan puli Gambar Cara Melepas Dudukan Puli (3) Melepas bearing pompa dengan cara sebagai berikut: (a) Memanaskan bodi pompa secara bertahap sampai mencapai suhu 75° – 85° C (b) Menekan poros bearing dan melepas bearing dan rotor dengan menggunakan SST dan mesin press (4) Melepas rakitan seal dengan menggunakan SST dan mesin press c) Prosedur perakitan komponen pompa air: (1) Memasang bearing pompa dengan cara sebagai berikut: (a) Memanaskan bodi pompa secara bertahap sampai mencapai suhu 75° – 85° C (b) Menggunakan SST dan mesin press, tekan poros bearing dan lepas bearing dan rotor. Permukaan bearing harus rata dengan bodi pompa. (2) Memasang seal pompa dengan cara sebagai berikut: (a) Oleskan seal pada seal baru dan bodi pompa (b) Menggunakan SST dan mesin press, pasang seal (3) Memasang dudukan puli menggunakan SST dan mesin press pada poros bearing pompa. (4) Memasang rotor menggunakan mesin press pada poros bearing pompa. Permukaan rotor harus rata dengan permukaan poros bearing
  • 38. SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen-komponennya 38 (5) Memasang plat pompa, periksa bahwa rotor tidak menyentuh plat pompa. (6) Memeriksa bahwa pompa air berputar lembut. 2.Pelepasan, Pemeriksaan dan Pemasangan Thermostat a) Prosedur pelepasan thermostat dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: (1) Mengeluarkan media pendingin mesin (2) Melepas saluran air keluar (selang karet atas) (3) Melepas tutup rumah thermostat, kemudian mengeluarkan thermostat dari rumahnya. Gambar Melepas Tutup Thermostat b) Pemeriksaan thermostat, dengan cara sebagai berikut: (1) Mencelupkan thermostat ke dalam air dan panaskan air secara bertahap, kemudian periksa temperatur pembukaan katup. Gambar Memeriksa Kerja Thermostat Temperatur pembukaan katup: 80° - 90° C. Jika temperatur pembukaan katup tidak sesuai dengan spesifikasi, thermostat perlu diganti. (2) Memeriksa tinggi kenaikan katup. Jika kenaikan katup tidak sesuai dengan spesifikasi, maka termostat perlu diganti. Spesifikasi kenaikan katup pada 95° C: 8 mm atau lebih.
  • 39. SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen-komponennya 39 Gambar 35. Pemeriksaan Tinggi Kenaikan Katup c) Prosedur pemasangan thermostat dengan cara sebagai berikut: (1) Memasang gasket baru pada thermostat Gambar Memasang Gasket Baru (2) Meluruskan jiggle valve pada thermostat dengan tanda di sisi kanan dan masukkan ke dalam rumah saluran. Posisi jiggle valve dapat digeser, 10° ke kiri atau ke kanan dari tanda. (3) (4) Memasang saluran air keluar. Gambar Pemasangan thermostat 3. Pemeriksaan dan Pengujian Sistem Pendingin Pemeriksaan dan pengujian dalam sistem pendingin adalah pemeriksaan kebocoran pada sistem pendingin. Untuk memeriksa kebocoran sistem pendingin diperlukan alat yang disebut “Radiator Cap Tester“. Alat tersebut disamping dipakai untuk memeriksa kebocoran pada sistem pendingin juga dapat digunakan untuk menentukan kondisi tutup radiator. a) Pemeriksaan tutup radiator dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: (1) Melepas tutup radiator, kemudian pasang tutup radiator pada radiator cap tester (alat uji tutup radiator). Untuk mencegah terjadinya bahaya panas, tidak diperkenankan membuka tutup radiator dalam keadaan mesin masih panas, karena cairan dan uap bertekanan akan menyembur keluar. (2) Memeriksa tutup radiator dengan alat uji tutup radiator. Lakukan pemompaan dan ukurlah tekanan pembukaan katup vakum
  • 40. SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen-komponennya 40 Gambar Pemeriksaan Tutup Radiator Tekanan pembukaan standar: 0,75 – 1,05 kg/cm2 (10,7 – 14,9 psi) Tekanan pembukaan minimum : 0,6 kg/cm2 (8,5 psi) Untuk pemeriksaan tutup raditor sebaiknya menggunakan pembacaan maksimum sebagai tekanan pembukaan. Apabila tekanan pembukaan kurang dari minimum, maka tutup radiator perlu diganti. b) Pemeriksaan kebocoran sistem pendingin dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: (1) Isilah radiator dengan media pendingin, kemudian pasanglah radiator cap tester pada lubang pengisian media pendingin pada radiator seperti pada gambar 39. Gambar Pemeriksaan Kebocoran Pada Sistem Pendingin Pompalah radiator cap tester sampai tekanan 1,2 kg/cm2 (17,1 psi), dan periksa bahwa tekanan tidak turun. Apabila tekanan turun berarti ada kebocoran pada sistem pendingin atau pada komponen sistem pendingin. Oleh karena itu perlu diperiksa kebocoran pada saluran pendingin, radiator, dan pompa air. Apabila tidak ditemukan kebocoran pada komponen tersebut, maka perlu diperiksa blok dan kepala. 2. Sumbat Welsh (Welsh Plug) Sumbat welsh atau sumbat pemuaian dipasang pada lubang-lubang jalan masuk pada blok mesin dan kepala silinder sebagai penyekat luar bagi mantel air (water jacket). Pada umumnya welsh plug terbuat dari dua macam bahan, baja lunak atau kuningan. Sumbat baja lunak dapat berkarat yang disebabkan oleh elektrolisis dan air. Jika terjadi kebocoran sumbat perlu diganti. Biasanya sumbat welsh ditahan dengan menggunakan gesekan karena pemasangannya erat pada lubang-lubang jalan masuk dan ada yang ditahan dengan menggunakan ulir. Ada dua jenis sumbat welsh pada kendaraan ringan yaitu tipe gelas dan tipe piringan. Kendaraan-kendaraan model terbaru biasanya menggunakan sumbat jenis gelas.
  • 41. SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen-komponennya 41 3. Sumbat Welsh Tipe Piringan Cara Melepas 1. Alirkan keluar cairan pendingin dari sistem pendingin. Jika memungkinkan lepas sumbat pembuangan blok mesin agar cairan pendingin benar-benar terkuras bersih. 2. Lubangi pusat sumbat welsh piringan, hati-hati jangan sampai merusak kepala silinder atau blok mesin. 3. Pukul pusat kelengkungan sumbat welsh untuk membantu mendorong dari pemasangannya yang erat. 4. Lepas sumbat welsh dari lubang masukan dengan meletakkan obeng atau sebuah batang yang berujung runcing pada piringan atau pada lubang piringan yang telah dibuat pada langkah sebelum ini, kemudian cukit keluar dengan sebatang kayu yang diletakkan di blok mesin sebagai penumpu. Gambar 3: Dua jenis umum sumbat welsh otomotif, tipe gelas dan tipe piringan Cara Memasang 1. Bersihkan lubang masuk sumbat welsh dengan amplas halus. 2. Lapisi tepi luar sumbat welsh tipe piringan yang baru dengan lak (Aviation Cement No.3). 3. Letakkan sumbat welsh konveks/cembung (bentuk piringan) yang baru sehingga membelakangi bibir lubang masuk. 4. Ratakan sumbat welsh konveks hingga melekat dengan baik pada lubang dengan menggunakan alat pendorong (punch) berpermukaan rata. Peringatan : Jangan menekan berlebihan karena akan membuat sumbat welsh menjadi cekung dan posisinya menjadi longgar pada lubang. 5. Periksa apakah sumbat welsh terpasang dengan rapat. 6. Tambahkan kembali cairan pendingin sesuai keperluan, kemudian lakukan tes tekanan pada sistem pendingin dan periksa pada sumbat-sumbat apakah terdapat kebocoran cairan pendingin. Gambar 4: Alat pendorong offset punch yang digunakan untuk membuka sumbat welsh tipe piringan Gambar 5 Proses pelepasan sumbat welsh tipe piringan
  • 42. SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen-komponennya 42 Gambar 6: Metode yang salah dan benar dalam memasang sumbatwelsh tipe piringan 4. Sumbat Welsh Tipe Gelas Cara Melepas 1. Keluarkan cairan pendingin dari sistem pendingin, jika memungkinkan buka penutup saluran pembuangan blok mesin agar cairan pendingin terkuras sepenuhnya. 2. Dorong sumbat welsh dari lubang sehingga jatuh ke mantel air dengan menggunakan sebuah pahat atau alat pendorong/punch yang berujung runcing. Dengan menekan sumbat pada pusatnya akan membuat sumbat gelas melengkung sehingga gigitannya menjadi longgar. 3. Keluarkan sumbat welsh dari lubang dengan cara menariknya ke tepi lubang dan meletakkan obeng atau batang berujung runcing pada sumbat welsh gelas atau pada lubang yang telah dibuat pada prosedur sebelumnya, kemudian ungkit dengan menggunakan sebatang kayu yang diletakkan pada blok mesin sebagai tumpuan. Gambar 7: Sumbat welsh ditarik keluar dengan catut Cara Memasang 1. Bersihkan lubang masuk sumbat welsh dengan amplas halus. 2. Lapisi sisi luar sumbat welsh yang baru dengan lak yang sesuai (Aviation Cement No. 3). 3. Gunakan alat pendorong yang mempunyai bentuk yang cocok dengan sisi dalam sumbat welsh dan dorong sumbat welsh dengan palu hingga tepi-tepi sumbat welsh rata dengan blok mesin atau dengan sisi dalam lubang masuk yang memiliki alur. 4. Periksa apakah sumbat welsh terpasang dengan rata pada lubang. 5. Isi kembali cairan pendingin sebagaimana ketentuan pabrik, lakukan tes tekanan pada sistem pendingin dan periksa apakah terjadi kebocoran cairan pendingin pada sumbat yang baru.
  • 43. SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen-komponennya 43 Gambar 8: Prosedur pemasangan sumbat welsh bentuk gelas yang tepat 5. Pipa Saluran Radiator dan Cairan Pendingin Cara Melepas Melepas dan memasang kembali saluran-saluran cairan pendingin memiliki prosedur yang sederhana. Biarpun demikian untuk menghindari kerusakan komponen dan saluran maka praktek-praktek dasar kerja bengkel harus diikuti. Pembongkaran pipa saluran cairan pendingin bisa disulitkan oleh adanya komponen-komponen logam yang mengalami korosi dan menempel pada karet saluran. Dalam melepas sil/lak (seal) saluran harus berhati-hati agar tidak terjadi kerusakan pada jalan keluar (outlet) plastik radiator atau jalan keluar tembaga radiator. Usahakan klem saluran radiator selonggar mungkin kemudian puntir pipa saluran perlahan untuk membuka sil. Jika tidak bisa, gunakan alat khusus untuk mencongkel pipa atau dengan menggunakan obeng yang disisipkan hati-hati di antara pipa dan jalan keluar untuk merusak sil dengan mengungkit pipa. Jika prosedur tersebut tidak dilaksanakan secara hati-hati akan dapat menimbulkan kerusakan pipa saluran cairan pendingin, kerusakan pada karet pipa, atau jalan keluar saluran. Pipa saluran cairan pendingin pemanas yang terlalu rapat bisa dikendurkan dengan memuntir pipa saluran pada jalan keluar menggunakan tang. Penggunaan tang harus dilakukan secara sangat berhati-hati agar tidak timbul kerusakan pipa saluran pemanas maupun dinding jalan keluar heater yang tipis. Untuk memudahkan penggantian pipa saluran cairan pendingin yang ketat bisa digunakan pisau Stanley untuk memotongnya sepanjang jalan keluar. 1. Buang cairan pendingin (hati-hatilah terhadap cairan pendingin yang panas). 2. Kendurkan klem pipa cairan pendingin seperlunya supaya dapat digerakkan sepanjang pipa. 3. Rusak lak/sil pipa saluran pada jalan keluar air dengan memuntirnya. Jika perlu gunakan tuas khusus untuk pipa atau obeng. 4. Lepaskan pipa saluran cairan pendingin dari outlet. Cara Memasang Dalam mengganti pipa saluran cairan pendingin perlu diperhatikan peletakan pipa sebelum dirapatkan. Pipa harus diletakkan pada jalan keluar tanpa tertekuk atau terpuntir. Pemasangan pipa yang tidak tepat akan mengakibatkan kerusakan struktur pipa atau menghambat aliran cairan pendingin. Pipa saluran cairan pendingin harus ditempatkan pada posisi yang jauh dari sumber panas (manifold pembuangan), benda yang tajam/runcing atau puli dan sabuk penggerak mesin. Dalam pemasangan pipa saluran cairan pendingin pada jalan keluar cairan pendingin yang berkarat memerlukan pembersihan jalan keluar terlebih dahulu supaya diperoleh permukaan yang bersih sehingga pipa saluran bisa rapat/tidak bocor. Selain membersihkan dari karat, akan lebih baik jika diberi lapisan sil pada pipa saluran saat dipasang untuk mengurangi terjadinya kebocoran cairan pendingin pada pipa- pipa saluran lama dan outlet-outlet yang berkarat. 1. Bersihkan permukaan jalan keluar cairan pendingin dengan amplas halus. 2. Bersihkan bagian dalam pipa saluran cairan pendingin dan beri lak yang memadai.
  • 44. SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen-komponennya 44 3. Pasang klem pipa saluran cairan pendingin pada pipa dan pasang pipa pada jalan keluar tanpa terpuntir atau tertekuk. 4. Letakkan klem pada posisi yang tepat dan eratkan hingga karet pipa saluran cairan pendingin mulai tertekan klem. 5. Isi kembali cairan pendingin sesuai ketentuan dalam manual, jalankan mesin sampai mencapai temperatur kerja normal, kemudian lakukan tes tekanan pada sistem untuk memeriksa adakah kebocoran. 6. Periksa kekencangan klem pipa saluran cairan pendingin setelah mesin dipanaskan.