SlideShare a Scribd company logo
EKSISTENSI ALLAH MENURUT MASYARAKAT LAMAHOLOT 
(* Lera Wulan- Tana Ekan *) 
Oleh : Yoseph Yapi Taum 
I. PENDAHULUAN 
Pengalaman beragama setiap daerah berbeda karena latar budaya yang 
beraneka ragam itu mempunyai cara pengungkapan yang berbeda-beda tentang 
wujud tertinggi atau yang Ilahi. Cara serta simbol yang dipakai memang berbeda-beda, 
namun esensi dari pengungkapan itu ialah bahwa “yang Ilahi” itu adalah 
kudus, suci dan sakral[1]. Ketiga kata inilah yang paling mendekati ciri khas 
pengalaman beragama. 
Sebutan atau nama yang dikatakan pada sesuatu itu sungguhlah bermakna. 
Demikian pun masyarakat Flores Timur yang menyatu dalam satu rumpun budaya 
Lamaholot[2] mengenali Allah sehingga sampai pada pemahaman mereka akan 
adanya Allah dengan sebutan ”Lera Wulan Tana Ekan ”. 
Ungkapan ini sungguh mendarah daging dalam diri setiap warga 
Lamaholot, yang diakui sebagai ”Yang Kudus, Suci dan Sakral”. Dengan 
ungkapan ini, pemahaman mereka tentang Allah itu penuh rahasia dan tidak 
terbatas kesempurnaannya. Namun yang ”Ilahi” itu mereka alami di dalam dan 
melalui pengalaman tentang dunia yang mereka kenal. Yang Ilahi dapat kita alami 
melalui hal-hal alamiah atau duniawi namun sifatnya tidaklah duniawi. Ini 
terbukti dari sifat hormat dan sembah sujud terhadapNya. 
Berdasarkan kenyataan inilah kami mencoba menggambarkan dan 
menganalisa secara kritis mengenai “EKSISTENSI ALLAH BAGI 
MASYARAKAT LAMAHOLOT” dalam ungkapan “LERA WULAN TANA 
EKAN”. 
[1] Lambert Doni Watun. Majalah Flobamora (Pematangsiantar: ([tanpa 
penerbit]), 1996), hlm.16. 
[2] Lamaholot berasal dari dua kata, yakni Lama dan Holot. Lama artinya 
kasta dan Holot berkembang dari kata Zelot yang berarti kuningan emas. Jadi 
Lamaholot berarti kasta emas. Kasta yang tinggi dan tidak bisa dipandang rendah.
Kami pun menyadari tulisan kami ini masih jauh dari sempurna. Oleh 
karena itu dengan hati yang terbuka, kami menerima kritik dan saran yang 
membangun dari para pembaca yang budiman. 
II. SEKILAS LETAK GEOGRAFIS KABUPATEN FLORES TIMUR 
Kabupaten Flores Timur terbentuk bersamaan dengan terbentuknya 
propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang adalah hasil pemekaran dari Sunda 
Kecil, sekitar 50 tahun yang lalu. Seperti yang digambarkan oleh namanya, 
kabupaten ini terletak di ujung timur Pulau Flores. Awalnya, kabupaten ini terdiri 
dari daratan Pulau Flores bagian timur, Pulau Adonara, Pulau Solor, dan Pulau 
Lembata. Beberapa tahun yang lalu, Lembata menjadi Kabupaten sendiri. 
Walaupun demikian, kesatuan keempat daratan ini masih terasa sampai saat ini. 
Ibu Kota kabupaten Flores Timur adalah Larantuka, sebuah kota 
pelabuhan kecil sejak abad XV yang terletak pada 8,4 derajat lintang selatan dan 
123 derajat bujur timur. Sisi selatan kota ini langsung turun ke laut, sedangkan 
utara langsung mendaki Gunung Mandiri. Masyarakat yang mendiami kabupaten 
ini adalah masyarakat Lamaholot hampir di semua desa dan kampung di 
kabupaten ini. Sedangkan Larantuka, kota kabupaten, sebagian besar didiami oleh 
masyarakat Melayu. Selain di kota Larantuka, masyarakat terakhir (Melayu) ini 
berdiam pula di Desa Wureh dan Desa Konga. 
III. LERA WULAN TANA EKAN 
Sebelum mengenal agama-agama besar seperti; Agama Islam, Kristen, 
Hindu dan Budha, orang Lamaholot sudah mengenal Tuhan. Agama suku dan 
agama asli mengakui adanya Tuhan yang diyakini secara turun-temurun sejak 
zaman purba dan masih diakui sampai sekarang. Orang Lamaholot meyakini 
bahwa keberadaan manusia serta alam semesta merupakan hasil ciptaan dari suatu 
kekuatan Mahabesar dan Mahadahsyat yang berada di luar dirinya.[3] Orang 
lamaholot menyebut kekuatan itu dengan nama Lera Wulan Tana Ekan. 
[3] Rofinus Nara Kean, dkk, Selayang Pandang Budaya Lamaholot (Larantuka: 
Offcet CV. Jovi Stender, 2008), hlm. 9.
Kepercayaan masyarakat Lamaholot mengenai ungkapan Lera Wulan 
Tana Ekan ini berkaitan erat dengan pengalaman hidup mereka yang selalu 
berhubungan langsung dengan alam, maka untuk mengetahuinya secara lebih 
mendalam, ungkapan tersebut dijelaskan dalam empat kelompok besar, yakni apa 
itu Lera Wulan?Apa itu Tanah Ekan? Apa hubungan antara Lera Wulan dan Tana 
Ekan? Serta apa sifat-sifat dari Lera Wulan Tana Ekan itu sendiri. 
3.1 Lera Wulan 
Secara harafiah Lera Wulan terdiri dari dua kata yakni; Lera yang berarti 
Matahari, dan Wulan yang berarti Bulan. Penamaan ini mempunyai pemahaman 
bahwa Sang Ilahi itu adalah “Yang Maha Tinggi”. Ia berada di atas segala 
ciptaanNya, pemberi terang dan kehidupan yang tak terbatas. Hidup manusia ada 
dalam lindungan dan penyelenggaraan-Nya. Dasarnya matahari dan bulan adalah 
yang menyinari bumi dan memberi kehidupan pada manusia dan segala tumbuhan 
yang menjadi sumber makanan manusia.[4] 
Matahari dan Bulan juga menjadi patokan perhitungan waktu setiap hari, 
karena masyarakat Lamaholot waktu itu belum mengenal alat pengukur waktu 
seperti jam. Bagi mereka bulan merupakan sarana perhitungan musim yang tepat 
untuk menghitung waktu bagi penanaman tumbuhan, perhitungan hari baik dan 
tidak, perhitungan pasang-surut air laut untuk pergi mencari ikan serta 
perhitungan untuk mengadakan ritus-ritus untuk menghormati Lera Wulan-Tana 
Ekan atau “wujud tertinggi”. Tanpa matahari dan bulan kehidupan tidak akan 
berjalan sebagaimana mestinya. Hal ini tampak dalam ungkapan “ Lera Wulan 
nein morit kame” (matahari dan bulan memberikan kehidupan kepada kami).[5] 
Lera Wulan adalah benda langit (matahari dan bulan) yang berada jauh di 
tempat tinggi, dan tidak dapat dijangkau oleh indera manusia. Sesungguhnya, hal 
ini mengandung makna bahwa Tuhan itu berada di tempat yang tinggi, tidak dapat 
dijangkau oleh akal manusia dan mesti diberi tempat tertinggi di atas segala 
sesuatu yang lain. Dalam percakapan sehari-hari, bila orang menyebut Lera 
[4] Lambert Doni Watun Majalah..., hlm.17. 
[5] Lambert Doni Watun, Majalah..., hlm.17.
Wulan, orang selalu menunjukkan jarinya ke atas langit. Penunjukan jari ini 
melambangkan bahwa Tuhan itu berada di atas atau berada di tempat yang tinggi. 
Lera Wulan juga merupakan sumber terang dan ia adalah terang itu 
sendiri. Ia menerangi bumi dan alam semesta. Tanpa terang yang dipancarkan 
oleh matahari pada siang hari dan bulan pada malam hari, kehidupan di bumi tak 
dapat berjalan dengan baik. Dalam konteks ini, dapatlah dikatakan bahwa Tuhan 
itu adalah sumber kehidupan.[6] Dari langit, turunlah berkat bagi kehidupan di 
dunia. Berkat itu hadir dalam bentuk hujan, angin, embun, pergantian musim, dan 
lain sebagainya. Kedudukan Tuhan yang tinggi ini, mengandung makna bahwa 
Tuhan adalah pemberi hidup sekaligus menjadi penyelenggara kehidupan di bumi. 
Dialah penguasa langit dan bumi, penguasa alam semesta. 
3.2 Tana Ekan 
Secara harafiah Tana Ekan terdiri dari dua kata yakni Tana berarti “tanah” 
dan Ekan berarti “lahan”. Jadi Tana Ekan berarti bumi atau jagat raya. Bumi 
adalah tempat di mana manusia berpijak dan melangsungkan hidupnya. Tanah 
adalah bagian kehidupan mereka yang tak dapat dipisahkan. Boleh dikatakan 
tanpa bumi atau Tana Ekan manusia takkan pernah ada. Manusia hanya ada kalau 
ada bumi, karena bumi adalah tempat di mana manusia berpijak.[7] 
Menurut pemahaman masyarakat Lamaholot, Tana Ekan juga memberikan 
perlindungan kepada mereka karena jika bumi itu marah maka semua yang ada 
akan mati, misalnya; jika terjadi gempa atau bencana alam lainnya. Karena itu 
mereka selalu mengadakan ritus-ritus untuk menjaga dan menghormati Tana 
Ekan. Pemahaman akan perlindungan Tana Ekan ini terdapat dalam ungkapan 
“Tana Ekan liko lapak kame” (Tana Ekan memberikan perlindungan kepada 
kami).[8] 
Tana Ekan adalah tempat hidup semua makhluk ciptaan manusia yang 
berada dekat dan bersama manusia. Simbolisasi ini mengandung makna bahwa 
selain berada di tempat yang tinggi dan jauh dari manusia, tapi Dia juga dekat. 
[6] Rofinus Nara Kean, dkk, Selayang..., hlm. 10-11. 
[7] Lambert Doni Watun, Majalah..., hlm.17. 
[8] Lambert Doni Watun, Majalah..., hlm.17.
Dia tak terjangkau oleh indera manusia tetapi menjangkaui manusia sebab 
keberadaan-Nya dekat dan bersama manusia. Tana Ekan menerima berkat yang 
turun dari langit. Dia juga menyediakan segala sesuatu untuk memenuhi 
kebutuhan hidup dan kesejahteraan manusia.[9] 
3.3 Hubungan antara Lera Wulan dan Tana Ekan (Lera Wulan-Tana Ekan) 
Ungkapan Lera Wulan dan Tana Ekan ini tak dapat dipisahkan atau tak 
dapat berdiri sendiri. Keduanya menjadi satu kesatuan yang utuh. Dalam 
pemahaman inilah maka simbol atau cara membahasakan Wujud Tertinggi tidak 
hanya disebut Lera Wulan atau Tana Ekan sendiri atau secara terpisah-pisah, 
tetapi keduanya harus disatukan agar memiliki makna yang utuh mengenai Wujud 
Tertinggi itu. Ungkapan Lera Wulan Tana Ekan ini tersirat juga makna imanensi 
dan transeden sang Ilahi. Bagi masyarakat Lamoholot Allah selain jauh 
(transenden) dan Mahadahsyat tetapi juga dekat dan akrab dengan manusia 
(imanen).[10] 
Transenden itu terdapat dalam ungkapan nama Lera Wulan sebagai 
matahari dan bulan yang ada jauh di atas bumi yang dimengerti bahwa matahari 
dan bulan tak henti-hentinya memberikan sinarnya kepada manusia. Mereka 
(matahari dan bulan) tak pernah berhenti memberikan kehidupan bagi manusia 
meskipun berada di tempat yang jauh. Hal ini dapat disimak dalam ungkapan 
”Allah teti kowa lolon, niku kame maan sare-sare (Allah yang berdiam di atas 
awan, semoga melihat kami dengan baik-baik). Ketransendenan Allah ini juga 
menunjukkan kemahadahsyatan Allah yang tak terhampiri, tapi dapat dialami dan 
dirasakan. Kedahsyatan Allah itu terdapat pada matahari yang dapat memberikan 
panasnya yang sangat panas sehingga membawa kematian bagi segala kehidupan 
di bumi ini. 
Allah dalam pemahaman masyarakat Lamaholot selain dilihat sebagai 
Allah yang jauh dan Mahadahsyat, juga Allah itu begitu dekat dengan manusia. 
[9] Rofinus Nara Kean, dkk, Selayang..., hlm.11. 
[10] Lambert Doni Watun, Majalah..., hlm.18-19.
Kedekatan dan keakraban Allah dengan manusia itu terdapat dalam ungkapan 
nama Allah Tana Ekan. Tanah yang menjadi tempat pijakan manusia, tempat 
manusia melangsungkan hidupnya, tempat manusia mencari dan mengusahakan 
kehidupan adalah simbol Allah yang dekat dan selalu menyediakan segala sesuatu 
demi hidup manusia. Manusia menjadi begitu dekat dengan Allah dan dapat 
berkomunikasi denganNya lewat memelihara alam dan lingkunganNya. Oleh 
karena itu, alam sangat dihormati oleh mereka. Mereka menganggap bahwa alam 
dengan segala isinya merupakan pengejawantaan wujud tertinggi. Mungkin secara 
kritis kita mengatakan bahwa pemahaman masyarakat Lamaholot itu jatuh pada 
pantheisme (paham yang mengatakan bahwa segala sesuatu adalah Tuhan). 
Lera Wulan Tana Ekan telah menjadi simbol dari pencipta dan 
penyelenggara kehidupan, kekuatan terbesar, dan terdahsyat. Lamaholot 
berkeyakinan bahwa Lera Wulan Tana Ekan berada dengan sendirinya dan tak 
berkesudahan. Keyakinan ini nampak dalam ungkapan: Bego naen puken take-weli 
ekan miten pai. Bego rupan tala ladon, Lera gere (munculnya tak bersumber, 
dari alam gelap, munculnya bagai cahaya bintang, matahari terbit). [11] 
3.4 Sifat-Sifat Lera Wulan Tana Ekan 
Setiap aktivitas orang-orang Lamaholot senantiasa terpaut dengan sifat-sifat 
Tuhan atau Lera Wulan Tana Ekan. Adapun sifat-sifat Tuhan dalam nuansa 
ke-Lamaholotan itu antara lain sebagai berikut: 
a) Ehan Tou (Tuhan Maha Esa) 
Orang Lamaholot memahami Lera Wulan Tana Ekan sebagai 
Mahapencipta satu-satunya. Dia yang Maha Esa telah menciptakan alam semesta 
termasuk manusia. Manusia diciptakan oleh Dia yang Maha Esa dan diutus oleh- 
Nya untuk memanfaatkan dan merawat alam semesta. Oleh karena itu, sebagai 
wujud rasa syukur dan terima kasih kepada yang Maha Esa itu, manusia tidak 
diperkenankan menyembah yang lain selain kepada yang Maha Esa itu. 
[11] Rofinus Nara Kean, dkk, Selayang..., hlm. 12-15.
Hanya Dialah yang patut disembah oleh karena keEsaan, kebesaran dan 
keagunganNya (kaka belen ama yoga atau kaka belen ama blolan). Hanya 
namaNyalah yang patut dimuliakan (Lera Wulan narane poton pana, Tana Ekan 
makene sogan gawe). Manusia harus menjunjung tinggi kebesaranNya dan 
merendahkan diri di hadapanNya (hunge baat-tonga blolo koon Lera Wulan Tana 
Ekan. Lugu rere-maan onem sare-moon Lera Wulan Tana Ekan). 
b) One Naen Waibanu Matik Naen Selan Tapo (Tuhan Mahakasih) 
Orang Lamaholot sadar dan tahu bahwa Tuhan telah menyerahkan seluruh 
alam ciptaan-Nya, bumi dan segala isinya, kepada manusia untuk dikelola dan 
dimanfaatkan untuk kelangsungan hidup manusia. Betapa besar belas kasih Tuhan 
kepada manusia. 
Atas dasar sifat Mahakasih itu, manusia selalu mengadakan hubungan 
dengan Lera Wulan Tana Ekan untuk memohon keselamatan, kesejukan dan 
kedamaian. Permohonan ini patut dialamatkan kepada-Nya sebab Lera Wulan 
Tana Ekan adalah sumber kesejukan, keselamatan dan kedamaian (gelete, gluor-gelete 
pelumut-gelete owa). Dialah tempat manusia memperoleh kesehatan yang 
baik, hasil kerja yang baik, kesejahteraan dan kebahagiaan. 
Lera Wulan Tana Ekan menjadi tempat manusia mencari perlindungan 
(liko lapak) karena Dialah satu-satunya pelindung agung bagi manusia dan 
seluruh alam (bliko ina, blapak ama). Pada Dialah manusia mengharapkan agar 
segala bencana dan malapetaka, baik berasal dari alam maupun karena ulah 
manusia dan tipu daya setan dapat di jauhkan. 
Lera Wulan-Tana Ekan juga menjadi tempat manusia menyampaikan 
keluh kesahnya (prudut proin). Segala suka dan duka serta semua kebutuhan 
hidup manusia di sampaikan kepadaNya agar Ia menurunkan pertolongan. Dalam 
Dia dan bersama Dia, segala kesulitan bisa diatasi. 
c) Hube Naen, Galat Kae (Tuhan Yang Mahakuasa) 
Hidup dan mati manusia berada di tangan Tuhan. Kapan, di mana dan 
bagaimana kematian mendatangi seseorang, hanya Tuhanlah yang tahu dan hanya 
Dialah yang mengaturnya. Dia menjadi awal dan akhir dari kehidupan seorang
manusia. Atas dasar kepercayaan bahwa karena Tuhan yang memberi hidup, maka 
ketika seseorang meninggal, orang-orang Lamaholot mengatakan Lera Wulan guti 
apan atau Lera Wulan mayaro (Tuhan mengambilnya kembali atau Tuhan 
memanggilnya kembali). 
d) Noon Tilun Noon Matan (Tuhan Mahatahu) 
Tuhan mengetahui pikiran, perkataan dan perbuatan manusia. Ada dua 
konsekuensi dari kemahatahuan Tuhan ini; pertama, Dia akan memberikan 
ganjaran atau pembalasan atas perbuatan baik manusia. Manusia yang berbuat 
sesuai dengan kehendak Tuhan akan memperoleh rahmat dariNya. Kedua, atas 
perbuatan tidak baik, Tuhan akan memberikan hukuman atau kutukan yang 
langsung dialami manusia dalam hidupnya dan di akhirat nanti. Rahmat atau 
anugerah yang diberikan Tuhan kepada manusia yang baik hidupnya nampak 
dalam hal memperoleh penghasilan yang baik-murah rezeki, kesehatan yang baik, 
umur yang panjang, keturunan yang berhasil, dan lain sebagainya. Sedangkan 
hukuman atau kutukan dari Tuhan nampak dalam hal-hal seperti; tidak 
memperoleh penghasilan yang baik, sakit, tidak dikaruniakan keturunan, ditimpa 
bencana alam, serangan hama, kematian yang tidak wajar, dan lain 
sebagainya.[12] 
IV. PEMAHAMAN ORANG LAMAHOLOT MENGENAI LERA WULAN 
TANA EKAN 
4.1 Kepercayaan Masyarakat Lamaholot Zaman Dahulu 
Pada zaman dahulu masyarakat Lamaholot sudah meyakini dan percaya 
akan adanya Allah, tetapi mereka tidak sanggup mengungkapkan adanya Allah 
itu. Mereka menyebut nama wujud tertinggi itu dengan simbol Lera Wulan Tana 
Ekan. Tanda kehadiran Wujud Tertinggi itu mereka imani lewat Nuba Nara[13]. 
Nuba Nara ini sebagai perantara antara Allah dan manusia. 
[12] Rofinus Nara Kean, dkk, Selayang..., hlm. 12-15. 
[13] Secara etimologis Nuba Nara berasal dari kata Tubak dan Tarak. 
Tubak artinya menikam atau jatuh tertikam dari atas, dan Tarak artinya tertikam, 
mengarah ke tempat datangnya tikaman atau dari mana datangnya kejatuhan. Dari
Nuba Nara adalah satu onggokan batu-batu kecil, sebesar kepalan tangan 
yang bundar dan licin yang terletak di depan korke[14], dan berada di tengah-tengah 
pelataran tempat orang menari dan membawakan persembahan[15]. Nuba 
Nara ini sebagai tempat tinggal Lera Wulan Tana Ekan. Batu Nuba Nara serta 
tempat di sekitarnya harus bersih dari rerumputan. Orang tidak boleh 
menghinanya dengan perkataan dan perbuatan, serta tidak boleh menginjak-injaknya. 
Semua anggota suku, dari yang tertua sampai yang terkecil, harus hadir 
di depan batu Nuba Nara pada perayaan pesta-pesta Korke. Pada setiap pesta yang 
lain pun, batu-batu Nuba Nara harus mendapat bagiannya karena diyakini bahwa 
batu tersebut seperti orang tua yang melahirkan kita. 
Jadi Nuba Nara menurut pandangan orang Lamaholot dulu yang belum 
mengenal gereja adalah sebagai tempat suci di mana mereka dapat menyampaikan 
permohonan, misalnya; mendatangkan hujan, supaya panenan berhasil, terhindar 
dari gangguan hidup, terhindar dari penyakit dan lain-lain yang berkaitan dengan 
membangun rumah, terhindar dari bencana alam yang merugikan hidup mereka 
dan menang dari perang. Namun selain itu juga berupa ucapan syukur seperti 
ucapan syukur atas keberhasilan panenan, sembuh dari sakit, menang dari perang 
serta syukur atas terselenggaranya pesta adat, dan lain-lain. Dalam setiap doa yang 
diucapkan para tua adat dan masyarakat lain, doa-doa yang di dalamnya terdapat 
kalimat Lera Wulan Tana Ekan selalu didendangkan seperti berikut: Lera Wualan 
Tana Ekan nein kame kuat kemuha, ti kame akena goka pewaletem pi raran ni. 
Naku jaga gerihan kame ti kame akena berarakem, noon nein kame rezeki limpah 
sini dapat dimengerti bahwa jurusan datangnya tikaman adalah langit, surga; 
sedangkan tempat tikaman atau tujuan tikaman adalah bumi/dunia. Nuba adalah 
surga yang menjatuhkan diri, turun ke dalam dunia; Nara adalah surga yang 
tinggal tertanam dalam dunia dan menjadi satu dengan dunia. Nuba Nara juga 
mengungkapkan keterpisahan surga dan bumi.hal ini terbaca dalam koda atau 
ungkapan adat (sabda): Lera Wulan gikat teti lodo hau,Tana Ekan tama lali gere 
haka. Taan one tou kirin ehan, puin taan ro uin na, gahan taan ro kahana (surga 
turun dari atas, bumi naik dari bawah, menjadi satu hati, satu kata, satu ikat, satu 
berkas, tak terurai, tak terpisah-pisahkan.) 
[14] Korke berarti rumah adat masyarakat Lamaholot. 
[15] Paul Arndt, Agama Asli Di Kepulauan Solor (Maumere: Puslit 
Candradity,2009), hlm.170.
de aya, ti kame bisa moripem pi tana lolon ni. (Lera Wulan Tana Ekan berikan 
kami kekuatan, supaya kami tidak jatuh dalam pencobaan dalam hidup ini. Tapi, 
lindungilah kami selalu agar kami tidak sakit, dan berikanlah kami selalu rezeki 
yang limpah, agar kami bisa hidup di dunia ini). 
4.2 Kepercayaan Masyarakat Lamaholot Setelah Masuknya Agama Katolik 
Kekristenan yang berkembang pada masyarakat Lamaholot ini 
sesungguhnya ditenun dari suatu proses sejarah yang panjang dalam bingkai 
waktu dan kompleksitas budaya umat dan masyarakat. Tapi penyebaran itu 
tidaklah gampang menghadapi masyarakat Lamaholot yang sudah mendarah 
daging dengan adat yang dihidupi mereka. Sejalan dengan pergantian waktu, para 
misionaris memperkenalkan Agama Katolik lewat katekese-katekese, dan mulai 
membaptis masyarakat Lamaholot untuk masuk Katolik. Dalam pengajaran, para 
misionaris tidak menolak kepercayaan Allah lewat ungkapan Lera Wulan Tana 
Ekan. Malahan mereka mendukung kepercayaan itu dengan mengatakan bahwa 
Allah itu Maha tinggi seperti “Lera Wulan” dan sekarang Allah juga ada di bumi 
dekat dengan kita seperti “Tana Ekan”. Pengalaman di hadapan Nuba Nara dan 
berbagai ritus yang dipraktekkan oleh masyarakat Lamaholot ini merupakan tolak 
pijak untuk berkiblat kepada Allah. Allah memberi terang ke bawah bumi ini 
supaya memperoleh kehidupan. Orang-orang mulai sadar bahwa wujud tertinggi 
yang mereka imani sama dengan Allah dalam kepercayaan Agama Katolik. 
Akhirnya mereka perlahan-lahan mulai menerima Agama Katolik sebagai agama 
yang dianut mereka hingga saat ini, tanpa menghilangkan kepercayaan dan adat 
yang telah dianut sejak dahulu itu. Ungkapan Lera Wulan Tana Ekan selain 
digunakan dalam bahasa adat, digunakan juga dalam agama, di sekolah, dalam 
berpidato, dan dalam upacara-upacara formal lainnya. Di samping mereka 
menghormati adat, mereka juga menghormati agama. Kami sangat yakin dan 
percaya bahwa ungkapan ini tidak akan punah, melainkan tetap dikumandangkan 
oleh generasi-generasi penerus di kemudian hari. 
V. PENUTUP
Dari keseluruhan uraian kami di atas dapatlah kita melihatnya bagaimana 
pemahaman akan eksistensi Allah dalam ungkapan Lera Wulan Tana Ekan 
menurut masyarakat Lamaholot. Masyarakat Lamaholot sebelum mengenal 
Agama Katolik, mereka telah mempunyai pemahaman tentang siapakah Allah itu? 
Allah bagi mereka begitu Maha tinggi, agung, dan luhur (Lera Wulan) tetapi 
sekaligus dekat (Tana Ekan) tidak dapat dibahasakan dengan nama yang 
sebenarnya selain dengan “simbol”. Akan tetapi esensi dari pengalaman itu 
menunjukkan eksistensi Allah yang memberikan hidup bagi mereka. Bagi 
masyarakat Lamaholot hidup itu dapat berjalan kalau Allah yang adalah wujud 
tertinggi itu tetap menyertai kita. Segala dimensi kehidupan mereka ada dalam 
tangan dan berhubungan langsung dengan Sang hidup yang mereka namakan Lera 
Wulan Tana Ekan. Semoga Lera Wulan Tana Ekan selalu memberkati kami 
berenam ini sebagai generasi penerus bangsa dan Lewotana[16] Lamaholot 
tercinta ini. 
DAFTAR PUSTAKA 
Arndt, Paul. Agama Asli Di Kepulauan Solor. Maumere: Puslit Candradity, 2009. 
Watun, Lambert Doni. Majalah Flobamora. Pematangsiantar: ([tanpa penerbit]), 
1996. 
[16] Lewotana terdiri dari dua kata, yakni; Lewo yang berarti “kampung”, 
dan Tana yang berarti “tanah atau halaman”. Jadi Lewotana berarti kampung 
halaman.
Kean, Rofinus Nara, dkk. Selayang Pandang Budaya Lamaholot. Larantuka: 
Offcet CV. Jori, 2008.

More Related Content

What's hot

Teori masuknya agama hindu budha di indonesia
Teori masuknya agama hindu budha di indonesiaTeori masuknya agama hindu budha di indonesia
Teori masuknya agama hindu budha di indonesiafakhriza99
 
Sriwijaya ppt
Sriwijaya pptSriwijaya ppt
Sriwijaya ppt
yunita nurul aeni
 
ctenephora
ctenephoractenephora
ctenephora
-
 
PPT SEJARAH PEMINATAN YUNANI KUNO
PPT SEJARAH PEMINATAN YUNANI KUNOPPT SEJARAH PEMINATAN YUNANI KUNO
PPT SEJARAH PEMINATAN YUNANI KUNO
Zulfira Farah Nubua
 
Kelas xii hak azasi manusia
Kelas xii hak azasi manusiaKelas xii hak azasi manusia
Kelas xii hak azasi manusia
Sabam Sitinjak
 
Sarana Prasarana
Sarana PrasaranaSarana Prasarana
Sarana Prasarana
fa dhilah
 
Hakikat Manusia Menurut Islam
Hakikat Manusia Menurut IslamHakikat Manusia Menurut Islam
Hakikat Manusia Menurut Islam
Siti Hardiyanti
 
Perkembangan Historiografi Indonesia
Perkembangan Historiografi IndonesiaPerkembangan Historiografi Indonesia
Perkembangan Historiografi Indonesia
aswansetiawan
 
Suku batak
Suku batakSuku batak
Suku batak
Ardiyan Cakra
 
Perkembangan masyarakat dan kerajaan pada masa hindu budha
Perkembangan masyarakat dan kerajaan pada masa hindu budhaPerkembangan masyarakat dan kerajaan pada masa hindu budha
Perkembangan masyarakat dan kerajaan pada masa hindu budha
ahmad arif
 
Cnidaria Dan Ctenophora (Ciri-ciri, struktur tubuh, klasifikasi dan contoh, r...
Cnidaria Dan Ctenophora (Ciri-ciri, struktur tubuh, klasifikasi dan contoh, r...Cnidaria Dan Ctenophora (Ciri-ciri, struktur tubuh, klasifikasi dan contoh, r...
Cnidaria Dan Ctenophora (Ciri-ciri, struktur tubuh, klasifikasi dan contoh, r...
Herninda N. Shabrina
 
Manusia purba di dunia
Manusia purba di duniaManusia purba di dunia
Manusia purba di dunia
Gungun Misbah Gunawan
 
Kerajaan Kutai dan Tarumanegara
Kerajaan Kutai dan TarumanegaraKerajaan Kutai dan Tarumanegara
Kerajaan Kutai dan Tarumanegara
Nadia Eva
 
Pancasila sebagai sumber hukum dasar negara indonesia
Pancasila sebagai sumber hukum dasar negara indonesiaPancasila sebagai sumber hukum dasar negara indonesia
Pancasila sebagai sumber hukum dasar negara indonesia
Nena Puji
 
Fauna Paleartik
Fauna PaleartikFauna Paleartik
Fauna Paleartik
Nadiyah Rahmasari
 
Sistem keprcayaan masyarakat pra sejarah.pptx (aan nitip)
Sistem keprcayaan masyarakat pra sejarah.pptx (aan nitip)Sistem keprcayaan masyarakat pra sejarah.pptx (aan nitip)
Sistem keprcayaan masyarakat pra sejarah.pptx (aan nitip)
Aan Khoirudin
 
Kerajaan kediri Lengkap
Kerajaan kediri LengkapKerajaan kediri Lengkap
Kerajaan kediri Lengkap
Nurrachman Budi Mulya
 
LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN GEOGRAFI BUDAYA KABUPATEN TANA TORAJA
LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN GEOGRAFI BUDAYA KABUPATEN TANA TORAJALAPORAN PRAKTEK LAPANGAN GEOGRAFI BUDAYA KABUPATEN TANA TORAJA
LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN GEOGRAFI BUDAYA KABUPATEN TANA TORAJA
Sansanikhs
 
Kerajaan Kutai.ppt
Kerajaan Kutai.pptKerajaan Kutai.ppt
Kerajaan Kutai.ppt
MasniatiMasniati3
 

What's hot (20)

Teori masuknya agama hindu budha di indonesia
Teori masuknya agama hindu budha di indonesiaTeori masuknya agama hindu budha di indonesia
Teori masuknya agama hindu budha di indonesia
 
Sriwijaya ppt
Sriwijaya pptSriwijaya ppt
Sriwijaya ppt
 
ctenephora
ctenephoractenephora
ctenephora
 
PPT SEJARAH PEMINATAN YUNANI KUNO
PPT SEJARAH PEMINATAN YUNANI KUNOPPT SEJARAH PEMINATAN YUNANI KUNO
PPT SEJARAH PEMINATAN YUNANI KUNO
 
Kelas xii hak azasi manusia
Kelas xii hak azasi manusiaKelas xii hak azasi manusia
Kelas xii hak azasi manusia
 
Sarana Prasarana
Sarana PrasaranaSarana Prasarana
Sarana Prasarana
 
Hakikat Manusia Menurut Islam
Hakikat Manusia Menurut IslamHakikat Manusia Menurut Islam
Hakikat Manusia Menurut Islam
 
Perkembangan Historiografi Indonesia
Perkembangan Historiografi IndonesiaPerkembangan Historiografi Indonesia
Perkembangan Historiografi Indonesia
 
Suku batak
Suku batakSuku batak
Suku batak
 
Perkembangan masyarakat dan kerajaan pada masa hindu budha
Perkembangan masyarakat dan kerajaan pada masa hindu budhaPerkembangan masyarakat dan kerajaan pada masa hindu budha
Perkembangan masyarakat dan kerajaan pada masa hindu budha
 
Cnidaria Dan Ctenophora (Ciri-ciri, struktur tubuh, klasifikasi dan contoh, r...
Cnidaria Dan Ctenophora (Ciri-ciri, struktur tubuh, klasifikasi dan contoh, r...Cnidaria Dan Ctenophora (Ciri-ciri, struktur tubuh, klasifikasi dan contoh, r...
Cnidaria Dan Ctenophora (Ciri-ciri, struktur tubuh, klasifikasi dan contoh, r...
 
Manusia purba di dunia
Manusia purba di duniaManusia purba di dunia
Manusia purba di dunia
 
Kerajaan Kutai dan Tarumanegara
Kerajaan Kutai dan TarumanegaraKerajaan Kutai dan Tarumanegara
Kerajaan Kutai dan Tarumanegara
 
Pancasila sebagai sumber hukum dasar negara indonesia
Pancasila sebagai sumber hukum dasar negara indonesiaPancasila sebagai sumber hukum dasar negara indonesia
Pancasila sebagai sumber hukum dasar negara indonesia
 
Fauna Paleartik
Fauna PaleartikFauna Paleartik
Fauna Paleartik
 
Makalah geografi
Makalah geografiMakalah geografi
Makalah geografi
 
Sistem keprcayaan masyarakat pra sejarah.pptx (aan nitip)
Sistem keprcayaan masyarakat pra sejarah.pptx (aan nitip)Sistem keprcayaan masyarakat pra sejarah.pptx (aan nitip)
Sistem keprcayaan masyarakat pra sejarah.pptx (aan nitip)
 
Kerajaan kediri Lengkap
Kerajaan kediri LengkapKerajaan kediri Lengkap
Kerajaan kediri Lengkap
 
LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN GEOGRAFI BUDAYA KABUPATEN TANA TORAJA
LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN GEOGRAFI BUDAYA KABUPATEN TANA TORAJALAPORAN PRAKTEK LAPANGAN GEOGRAFI BUDAYA KABUPATEN TANA TORAJA
LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN GEOGRAFI BUDAYA KABUPATEN TANA TORAJA
 
Kerajaan Kutai.ppt
Kerajaan Kutai.pptKerajaan Kutai.ppt
Kerajaan Kutai.ppt
 

Similar to Eksistensi allah menurut masyarakat lamaholot

TUGAS AKHIR YESUS DALAM BUDAYA MASYARAKAT KEPULAUAN TANIMBAR PROVINSI MALUKU ...
TUGAS AKHIR YESUS DALAM BUDAYA MASYARAKAT KEPULAUAN TANIMBAR PROVINSI MALUKU ...TUGAS AKHIR YESUS DALAM BUDAYA MASYARAKAT KEPULAUAN TANIMBAR PROVINSI MALUKU ...
TUGAS AKHIR YESUS DALAM BUDAYA MASYARAKAT KEPULAUAN TANIMBAR PROVINSI MALUKU ...
Andre Ohoirat
 
Timor island in legend and fact
Timor island in legend and factTimor island in legend and fact
Timor island in legend and factLeonardus Nana
 
Timor island in legend and fact
Timor island in legend and factTimor island in legend and fact
Timor island in legend and factLeonardus Nana
 
5 b rwa bhineda
5 b rwa bhineda5 b rwa bhineda
5 b rwa bhineda
Inggita Dewi
 
138701993 asal-usul-suku-dayak-ma-anyan
138701993 asal-usul-suku-dayak-ma-anyan138701993 asal-usul-suku-dayak-ma-anyan
138701993 asal-usul-suku-dayak-ma-anyan
LaSamparaja
 
Tana Toraja
Tana TorajaTana Toraja
Tana Toraja
Kusuma Asy-syaf
 
Rasa Religiositas Orang Flores
Rasa Religiositas Orang FloresRasa Religiositas Orang Flores
Rasa Religiositas Orang Flores
Watowuan Tyno
 
Bab 1 menelusuri peradaban awal di kepulauan indonesia
Bab 1   menelusuri peradaban awal di kepulauan indonesiaBab 1   menelusuri peradaban awal di kepulauan indonesia
Bab 1 menelusuri peradaban awal di kepulauan indonesia
mulyati hidayat
 
kebudayaan desa baopana
kebudayaan desa baopanakebudayaan desa baopana
kebudayaan desa baopana
Erick Ruing
 
kebudayaan desa baopana
kebudayaan desa baopanakebudayaan desa baopana
kebudayaan desa baopanaErick Ruing
 
Suku toraja di indonesia
Suku toraja di indonesiaSuku toraja di indonesia
Suku toraja di indonesia
Putri Aisyah
 
34_VatmaER_Tembang Macapat
34_VatmaER_Tembang Macapat 34_VatmaER_Tembang Macapat
34_VatmaER_Tembang Macapat
vendahBm
 
Alam semesta 2
Alam semesta 2Alam semesta 2
Alam semesta 2murlina
 
Theory Kebertuhanan Manusia dari Karen Armstrong
Theory Kebertuhanan Manusia dari Karen Armstrong Theory Kebertuhanan Manusia dari Karen Armstrong
Theory Kebertuhanan Manusia dari Karen Armstrong
Ilmu coro Lilies toro
 
Misteri surga
Misteri surgaMisteri surga
Misteri surga
albertus purnomo
 
Tuhan selalu hadir dalam hidupku
Tuhan selalu hadir dalam hidupkuTuhan selalu hadir dalam hidupku
Tuhan selalu hadir dalam hidupku
Rubianto Cure
 
manusia, ruang dan waktu dalam sejarah.docx
manusia, ruang dan waktu dalam sejarah.docxmanusia, ruang dan waktu dalam sejarah.docx
manusia, ruang dan waktu dalam sejarah.docx
PutriPranata
 

Similar to Eksistensi allah menurut masyarakat lamaholot (20)

TUGAS AKHIR YESUS DALAM BUDAYA MASYARAKAT KEPULAUAN TANIMBAR PROVINSI MALUKU ...
TUGAS AKHIR YESUS DALAM BUDAYA MASYARAKAT KEPULAUAN TANIMBAR PROVINSI MALUKU ...TUGAS AKHIR YESUS DALAM BUDAYA MASYARAKAT KEPULAUAN TANIMBAR PROVINSI MALUKU ...
TUGAS AKHIR YESUS DALAM BUDAYA MASYARAKAT KEPULAUAN TANIMBAR PROVINSI MALUKU ...
 
Timor island in legend and fact
Timor island in legend and factTimor island in legend and fact
Timor island in legend and fact
 
Timor island in legend and fact
Timor island in legend and factTimor island in legend and fact
Timor island in legend and fact
 
5 b rwa bhineda
5 b rwa bhineda5 b rwa bhineda
5 b rwa bhineda
 
138701993 asal-usul-suku-dayak-ma-anyan
138701993 asal-usul-suku-dayak-ma-anyan138701993 asal-usul-suku-dayak-ma-anyan
138701993 asal-usul-suku-dayak-ma-anyan
 
Tana Toraja
Tana TorajaTana Toraja
Tana Toraja
 
Rasa Religiositas Orang Flores
Rasa Religiositas Orang FloresRasa Religiositas Orang Flores
Rasa Religiositas Orang Flores
 
Bab 1 menelusuri peradaban awal di kepulauan indonesia
Bab 1   menelusuri peradaban awal di kepulauan indonesiaBab 1   menelusuri peradaban awal di kepulauan indonesia
Bab 1 menelusuri peradaban awal di kepulauan indonesia
 
kebudayaan desa baopana
kebudayaan desa baopanakebudayaan desa baopana
kebudayaan desa baopana
 
kebudayaan desa baopana
kebudayaan desa baopanakebudayaan desa baopana
kebudayaan desa baopana
 
Slide kosmologi
Slide kosmologiSlide kosmologi
Slide kosmologi
 
Suku toraja di indonesia
Suku toraja di indonesiaSuku toraja di indonesia
Suku toraja di indonesia
 
34_VatmaER_Tembang Macapat
34_VatmaER_Tembang Macapat 34_VatmaER_Tembang Macapat
34_VatmaER_Tembang Macapat
 
Wawancara iv
Wawancara ivWawancara iv
Wawancara iv
 
Alam semesta 2
Alam semesta 2Alam semesta 2
Alam semesta 2
 
Theory Kebertuhanan Manusia dari Karen Armstrong
Theory Kebertuhanan Manusia dari Karen Armstrong Theory Kebertuhanan Manusia dari Karen Armstrong
Theory Kebertuhanan Manusia dari Karen Armstrong
 
Agama , haris
Agama , harisAgama , haris
Agama , haris
 
Misteri surga
Misteri surgaMisteri surga
Misteri surga
 
Tuhan selalu hadir dalam hidupku
Tuhan selalu hadir dalam hidupkuTuhan selalu hadir dalam hidupku
Tuhan selalu hadir dalam hidupku
 
manusia, ruang dan waktu dalam sejarah.docx
manusia, ruang dan waktu dalam sejarah.docxmanusia, ruang dan waktu dalam sejarah.docx
manusia, ruang dan waktu dalam sejarah.docx
 

More from Watowuan Tyno

Soal Test Skolastik
Soal Test SkolastikSoal Test Skolastik
Soal Test Skolastik
Watowuan Tyno
 
Kumpulan soal tatanegara falsafah-ideologi-sejarah-UUD
Kumpulan soal tatanegara falsafah-ideologi-sejarah-UUDKumpulan soal tatanegara falsafah-ideologi-sejarah-UUD
Kumpulan soal tatanegara falsafah-ideologi-sejarah-UUD
Watowuan Tyno
 
Test seri
Test seriTest seri
Test seri
Watowuan Tyno
 
Soal Tes Logika Formil
Soal Tes Logika FormilSoal Tes Logika Formil
Soal Tes Logika Formil
Watowuan Tyno
 
Soal logika arismetik
 Soal logika arismetik Soal logika arismetik
Soal logika arismetik
Watowuan Tyno
 
Kumpulan Soal Latihan Ujian Penerimaan CPNS
Kumpulan Soal Latihan Ujian Penerimaan CPNSKumpulan Soal Latihan Ujian Penerimaan CPNS
Kumpulan Soal Latihan Ujian Penerimaan CPNS
Watowuan Tyno
 
Manajemen organisasi dan kepemimpinan
Manajemen organisasi dan kepemimpinanManajemen organisasi dan kepemimpinan
Manajemen organisasi dan kepemimpinan
Watowuan Tyno
 
STATISTIKA
STATISTIKASTATISTIKA
STATISTIKA
Watowuan Tyno
 
KALKULUS
KALKULUSKALKULUS
KALKULUS
Watowuan Tyno
 
Buku Matematika SMP Kelas IX - Masduki Ichwan Budi Utomo
Buku Matematika SMP Kelas IX - Masduki Ichwan Budi UtomoBuku Matematika SMP Kelas IX - Masduki Ichwan Budi Utomo
Buku Matematika SMP Kelas IX - Masduki Ichwan Budi UtomoWatowuan Tyno
 
Buku Matematika SMP Kelas VIII - Endah Budi Rahaju
Buku Matematika SMP Kelas VIII - Endah Budi RahajuBuku Matematika SMP Kelas VIII - Endah Budi Rahaju
Buku Matematika SMP Kelas VIII - Endah Budi Rahaju
Watowuan Tyno
 
Menumbuh kembangkan potensi diri dalam dunia kampus
Menumbuh kembangkan potensi diri dalam dunia kampusMenumbuh kembangkan potensi diri dalam dunia kampus
Menumbuh kembangkan potensi diri dalam dunia kampus
Watowuan Tyno
 
Pelantikan badan pengurus dan rapat kerja himpunan mahasiswa lamaholot
Pelantikan badan pengurus dan rapat kerja himpunan mahasiswa lamaholotPelantikan badan pengurus dan rapat kerja himpunan mahasiswa lamaholot
Pelantikan badan pengurus dan rapat kerja himpunan mahasiswa lamaholot
Watowuan Tyno
 
Dunia Kampus
Dunia KampusDunia Kampus
Dunia Kampus
Watowuan Tyno
 
Manajemen Kepemimpinan
Manajemen KepemimpinanManajemen Kepemimpinan
Manajemen Kepemimpinan
Watowuan Tyno
 
Praktik kehidupan di pulau
Praktik kehidupan di pulauPraktik kehidupan di pulau
Praktik kehidupan di pulauWatowuan Tyno
 
Public Speaking
Public SpeakingPublic Speaking
Public Speaking
Watowuan Tyno
 
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA BI...
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA BI...PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA BI...
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA BI...
Watowuan Tyno
 
GAMBARAN KEJADIAN BAYI PREMATUR DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAPPAOUDANG MAKASS...
GAMBARAN KEJADIAN BAYI PREMATUR DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAPPAOUDANG MAKASS...GAMBARAN KEJADIAN BAYI PREMATUR DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAPPAOUDANG MAKASS...
GAMBARAN KEJADIAN BAYI PREMATUR DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAPPAOUDANG MAKASS...
Watowuan Tyno
 
PROKER HIMALA UVRI MAKASSAR
PROKER HIMALA UVRI MAKASSARPROKER HIMALA UVRI MAKASSAR
PROKER HIMALA UVRI MAKASSAR
Watowuan Tyno
 

More from Watowuan Tyno (20)

Soal Test Skolastik
Soal Test SkolastikSoal Test Skolastik
Soal Test Skolastik
 
Kumpulan soal tatanegara falsafah-ideologi-sejarah-UUD
Kumpulan soal tatanegara falsafah-ideologi-sejarah-UUDKumpulan soal tatanegara falsafah-ideologi-sejarah-UUD
Kumpulan soal tatanegara falsafah-ideologi-sejarah-UUD
 
Test seri
Test seriTest seri
Test seri
 
Soal Tes Logika Formil
Soal Tes Logika FormilSoal Tes Logika Formil
Soal Tes Logika Formil
 
Soal logika arismetik
 Soal logika arismetik Soal logika arismetik
Soal logika arismetik
 
Kumpulan Soal Latihan Ujian Penerimaan CPNS
Kumpulan Soal Latihan Ujian Penerimaan CPNSKumpulan Soal Latihan Ujian Penerimaan CPNS
Kumpulan Soal Latihan Ujian Penerimaan CPNS
 
Manajemen organisasi dan kepemimpinan
Manajemen organisasi dan kepemimpinanManajemen organisasi dan kepemimpinan
Manajemen organisasi dan kepemimpinan
 
STATISTIKA
STATISTIKASTATISTIKA
STATISTIKA
 
KALKULUS
KALKULUSKALKULUS
KALKULUS
 
Buku Matematika SMP Kelas IX - Masduki Ichwan Budi Utomo
Buku Matematika SMP Kelas IX - Masduki Ichwan Budi UtomoBuku Matematika SMP Kelas IX - Masduki Ichwan Budi Utomo
Buku Matematika SMP Kelas IX - Masduki Ichwan Budi Utomo
 
Buku Matematika SMP Kelas VIII - Endah Budi Rahaju
Buku Matematika SMP Kelas VIII - Endah Budi RahajuBuku Matematika SMP Kelas VIII - Endah Budi Rahaju
Buku Matematika SMP Kelas VIII - Endah Budi Rahaju
 
Menumbuh kembangkan potensi diri dalam dunia kampus
Menumbuh kembangkan potensi diri dalam dunia kampusMenumbuh kembangkan potensi diri dalam dunia kampus
Menumbuh kembangkan potensi diri dalam dunia kampus
 
Pelantikan badan pengurus dan rapat kerja himpunan mahasiswa lamaholot
Pelantikan badan pengurus dan rapat kerja himpunan mahasiswa lamaholotPelantikan badan pengurus dan rapat kerja himpunan mahasiswa lamaholot
Pelantikan badan pengurus dan rapat kerja himpunan mahasiswa lamaholot
 
Dunia Kampus
Dunia KampusDunia Kampus
Dunia Kampus
 
Manajemen Kepemimpinan
Manajemen KepemimpinanManajemen Kepemimpinan
Manajemen Kepemimpinan
 
Praktik kehidupan di pulau
Praktik kehidupan di pulauPraktik kehidupan di pulau
Praktik kehidupan di pulau
 
Public Speaking
Public SpeakingPublic Speaking
Public Speaking
 
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA BI...
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA BI...PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA BI...
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA BI...
 
GAMBARAN KEJADIAN BAYI PREMATUR DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAPPAOUDANG MAKASS...
GAMBARAN KEJADIAN BAYI PREMATUR DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAPPAOUDANG MAKASS...GAMBARAN KEJADIAN BAYI PREMATUR DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAPPAOUDANG MAKASS...
GAMBARAN KEJADIAN BAYI PREMATUR DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAPPAOUDANG MAKASS...
 
PROKER HIMALA UVRI MAKASSAR
PROKER HIMALA UVRI MAKASSARPROKER HIMALA UVRI MAKASSAR
PROKER HIMALA UVRI MAKASSAR
 

Recently uploaded

bahan belajar Application Programming Interface (API) Gateway
bahan belajar Application Programming Interface (API) Gatewaybahan belajar Application Programming Interface (API) Gateway
bahan belajar Application Programming Interface (API) Gateway
subbidtekinfo813
 
Kisi-Kisi Asesmen Madrasah Akidah Akhlak MTs Arridho Tahun Pelajaran 2023-202...
Kisi-Kisi Asesmen Madrasah Akidah Akhlak MTs Arridho Tahun Pelajaran 2023-202...Kisi-Kisi Asesmen Madrasah Akidah Akhlak MTs Arridho Tahun Pelajaran 2023-202...
Kisi-Kisi Asesmen Madrasah Akidah Akhlak MTs Arridho Tahun Pelajaran 2023-202...
mtsarridho
 
Analisis Korelasi dan penjelasannya juga bedanya dengan korelasi
Analisis Korelasi dan penjelasannya juga bedanya dengan korelasiAnalisis Korelasi dan penjelasannya juga bedanya dengan korelasi
Analisis Korelasi dan penjelasannya juga bedanya dengan korelasi
afaturooo
 
PERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIP
PERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIPPERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIP
PERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIP
Pemdes Wonoyoso
 
manajer lapangan pelaksana gedung SKK JENJANG 6
manajer lapangan pelaksana gedung SKK JENJANG 6manajer lapangan pelaksana gedung SKK JENJANG 6
manajer lapangan pelaksana gedung SKK JENJANG 6
MhdFadliansyah1
 
654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021
654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021
654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021
renprogarksd3
 
M. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
M. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdfM. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
M. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
AjrunAzhiima
 
SURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITAS
SURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITASSURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITAS
SURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITAS
Pemdes Wonoyoso
 
Modul Ajar Seni Rupa - Melukis Pemandangan - Fase B.pdf
Modul Ajar Seni Rupa - Melukis Pemandangan  - Fase B.pdfModul Ajar Seni Rupa - Melukis Pemandangan  - Fase B.pdf
Modul Ajar Seni Rupa - Melukis Pemandangan - Fase B.pdf
MiliaSumendap
 
A.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis Jurnal
A.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis JurnalA.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis Jurnal
A.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis Jurnal
Ekhwan2
 
Apa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptx
Apa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptxApa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptx
Apa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptx
AssyifaFarahDiba1
 
Transformasi Desa Vokasi Tata Kelola dan Penguatan Pera Pendidikan
Transformasi Desa Vokasi Tata Kelola dan Penguatan Pera PendidikanTransformasi Desa Vokasi Tata Kelola dan Penguatan Pera Pendidikan
Transformasi Desa Vokasi Tata Kelola dan Penguatan Pera Pendidikan
deamardiana1
 
LAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffff
LAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffffLAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffff
LAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffff
acehirfan
 
Materi matriks dan determinan matriks.pptx
Materi matriks dan determinan matriks.pptxMateri matriks dan determinan matriks.pptx
Materi matriks dan determinan matriks.pptx
BanjarMasin4
 

Recently uploaded (14)

bahan belajar Application Programming Interface (API) Gateway
bahan belajar Application Programming Interface (API) Gatewaybahan belajar Application Programming Interface (API) Gateway
bahan belajar Application Programming Interface (API) Gateway
 
Kisi-Kisi Asesmen Madrasah Akidah Akhlak MTs Arridho Tahun Pelajaran 2023-202...
Kisi-Kisi Asesmen Madrasah Akidah Akhlak MTs Arridho Tahun Pelajaran 2023-202...Kisi-Kisi Asesmen Madrasah Akidah Akhlak MTs Arridho Tahun Pelajaran 2023-202...
Kisi-Kisi Asesmen Madrasah Akidah Akhlak MTs Arridho Tahun Pelajaran 2023-202...
 
Analisis Korelasi dan penjelasannya juga bedanya dengan korelasi
Analisis Korelasi dan penjelasannya juga bedanya dengan korelasiAnalisis Korelasi dan penjelasannya juga bedanya dengan korelasi
Analisis Korelasi dan penjelasannya juga bedanya dengan korelasi
 
PERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIP
PERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIPPERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIP
PERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIP
 
manajer lapangan pelaksana gedung SKK JENJANG 6
manajer lapangan pelaksana gedung SKK JENJANG 6manajer lapangan pelaksana gedung SKK JENJANG 6
manajer lapangan pelaksana gedung SKK JENJANG 6
 
654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021
654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021
654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021
 
M. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
M. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdfM. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
M. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
SURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITAS
SURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITASSURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITAS
SURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITAS
 
Modul Ajar Seni Rupa - Melukis Pemandangan - Fase B.pdf
Modul Ajar Seni Rupa - Melukis Pemandangan  - Fase B.pdfModul Ajar Seni Rupa - Melukis Pemandangan  - Fase B.pdf
Modul Ajar Seni Rupa - Melukis Pemandangan - Fase B.pdf
 
A.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis Jurnal
A.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis JurnalA.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis Jurnal
A.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis Jurnal
 
Apa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptx
Apa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptxApa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptx
Apa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptx
 
Transformasi Desa Vokasi Tata Kelola dan Penguatan Pera Pendidikan
Transformasi Desa Vokasi Tata Kelola dan Penguatan Pera PendidikanTransformasi Desa Vokasi Tata Kelola dan Penguatan Pera Pendidikan
Transformasi Desa Vokasi Tata Kelola dan Penguatan Pera Pendidikan
 
LAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffff
LAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffffLAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffff
LAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffff
 
Materi matriks dan determinan matriks.pptx
Materi matriks dan determinan matriks.pptxMateri matriks dan determinan matriks.pptx
Materi matriks dan determinan matriks.pptx
 

Eksistensi allah menurut masyarakat lamaholot

  • 1. EKSISTENSI ALLAH MENURUT MASYARAKAT LAMAHOLOT (* Lera Wulan- Tana Ekan *) Oleh : Yoseph Yapi Taum I. PENDAHULUAN Pengalaman beragama setiap daerah berbeda karena latar budaya yang beraneka ragam itu mempunyai cara pengungkapan yang berbeda-beda tentang wujud tertinggi atau yang Ilahi. Cara serta simbol yang dipakai memang berbeda-beda, namun esensi dari pengungkapan itu ialah bahwa “yang Ilahi” itu adalah kudus, suci dan sakral[1]. Ketiga kata inilah yang paling mendekati ciri khas pengalaman beragama. Sebutan atau nama yang dikatakan pada sesuatu itu sungguhlah bermakna. Demikian pun masyarakat Flores Timur yang menyatu dalam satu rumpun budaya Lamaholot[2] mengenali Allah sehingga sampai pada pemahaman mereka akan adanya Allah dengan sebutan ”Lera Wulan Tana Ekan ”. Ungkapan ini sungguh mendarah daging dalam diri setiap warga Lamaholot, yang diakui sebagai ”Yang Kudus, Suci dan Sakral”. Dengan ungkapan ini, pemahaman mereka tentang Allah itu penuh rahasia dan tidak terbatas kesempurnaannya. Namun yang ”Ilahi” itu mereka alami di dalam dan melalui pengalaman tentang dunia yang mereka kenal. Yang Ilahi dapat kita alami melalui hal-hal alamiah atau duniawi namun sifatnya tidaklah duniawi. Ini terbukti dari sifat hormat dan sembah sujud terhadapNya. Berdasarkan kenyataan inilah kami mencoba menggambarkan dan menganalisa secara kritis mengenai “EKSISTENSI ALLAH BAGI MASYARAKAT LAMAHOLOT” dalam ungkapan “LERA WULAN TANA EKAN”. [1] Lambert Doni Watun. Majalah Flobamora (Pematangsiantar: ([tanpa penerbit]), 1996), hlm.16. [2] Lamaholot berasal dari dua kata, yakni Lama dan Holot. Lama artinya kasta dan Holot berkembang dari kata Zelot yang berarti kuningan emas. Jadi Lamaholot berarti kasta emas. Kasta yang tinggi dan tidak bisa dipandang rendah.
  • 2. Kami pun menyadari tulisan kami ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu dengan hati yang terbuka, kami menerima kritik dan saran yang membangun dari para pembaca yang budiman. II. SEKILAS LETAK GEOGRAFIS KABUPATEN FLORES TIMUR Kabupaten Flores Timur terbentuk bersamaan dengan terbentuknya propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang adalah hasil pemekaran dari Sunda Kecil, sekitar 50 tahun yang lalu. Seperti yang digambarkan oleh namanya, kabupaten ini terletak di ujung timur Pulau Flores. Awalnya, kabupaten ini terdiri dari daratan Pulau Flores bagian timur, Pulau Adonara, Pulau Solor, dan Pulau Lembata. Beberapa tahun yang lalu, Lembata menjadi Kabupaten sendiri. Walaupun demikian, kesatuan keempat daratan ini masih terasa sampai saat ini. Ibu Kota kabupaten Flores Timur adalah Larantuka, sebuah kota pelabuhan kecil sejak abad XV yang terletak pada 8,4 derajat lintang selatan dan 123 derajat bujur timur. Sisi selatan kota ini langsung turun ke laut, sedangkan utara langsung mendaki Gunung Mandiri. Masyarakat yang mendiami kabupaten ini adalah masyarakat Lamaholot hampir di semua desa dan kampung di kabupaten ini. Sedangkan Larantuka, kota kabupaten, sebagian besar didiami oleh masyarakat Melayu. Selain di kota Larantuka, masyarakat terakhir (Melayu) ini berdiam pula di Desa Wureh dan Desa Konga. III. LERA WULAN TANA EKAN Sebelum mengenal agama-agama besar seperti; Agama Islam, Kristen, Hindu dan Budha, orang Lamaholot sudah mengenal Tuhan. Agama suku dan agama asli mengakui adanya Tuhan yang diyakini secara turun-temurun sejak zaman purba dan masih diakui sampai sekarang. Orang Lamaholot meyakini bahwa keberadaan manusia serta alam semesta merupakan hasil ciptaan dari suatu kekuatan Mahabesar dan Mahadahsyat yang berada di luar dirinya.[3] Orang lamaholot menyebut kekuatan itu dengan nama Lera Wulan Tana Ekan. [3] Rofinus Nara Kean, dkk, Selayang Pandang Budaya Lamaholot (Larantuka: Offcet CV. Jovi Stender, 2008), hlm. 9.
  • 3. Kepercayaan masyarakat Lamaholot mengenai ungkapan Lera Wulan Tana Ekan ini berkaitan erat dengan pengalaman hidup mereka yang selalu berhubungan langsung dengan alam, maka untuk mengetahuinya secara lebih mendalam, ungkapan tersebut dijelaskan dalam empat kelompok besar, yakni apa itu Lera Wulan?Apa itu Tanah Ekan? Apa hubungan antara Lera Wulan dan Tana Ekan? Serta apa sifat-sifat dari Lera Wulan Tana Ekan itu sendiri. 3.1 Lera Wulan Secara harafiah Lera Wulan terdiri dari dua kata yakni; Lera yang berarti Matahari, dan Wulan yang berarti Bulan. Penamaan ini mempunyai pemahaman bahwa Sang Ilahi itu adalah “Yang Maha Tinggi”. Ia berada di atas segala ciptaanNya, pemberi terang dan kehidupan yang tak terbatas. Hidup manusia ada dalam lindungan dan penyelenggaraan-Nya. Dasarnya matahari dan bulan adalah yang menyinari bumi dan memberi kehidupan pada manusia dan segala tumbuhan yang menjadi sumber makanan manusia.[4] Matahari dan Bulan juga menjadi patokan perhitungan waktu setiap hari, karena masyarakat Lamaholot waktu itu belum mengenal alat pengukur waktu seperti jam. Bagi mereka bulan merupakan sarana perhitungan musim yang tepat untuk menghitung waktu bagi penanaman tumbuhan, perhitungan hari baik dan tidak, perhitungan pasang-surut air laut untuk pergi mencari ikan serta perhitungan untuk mengadakan ritus-ritus untuk menghormati Lera Wulan-Tana Ekan atau “wujud tertinggi”. Tanpa matahari dan bulan kehidupan tidak akan berjalan sebagaimana mestinya. Hal ini tampak dalam ungkapan “ Lera Wulan nein morit kame” (matahari dan bulan memberikan kehidupan kepada kami).[5] Lera Wulan adalah benda langit (matahari dan bulan) yang berada jauh di tempat tinggi, dan tidak dapat dijangkau oleh indera manusia. Sesungguhnya, hal ini mengandung makna bahwa Tuhan itu berada di tempat yang tinggi, tidak dapat dijangkau oleh akal manusia dan mesti diberi tempat tertinggi di atas segala sesuatu yang lain. Dalam percakapan sehari-hari, bila orang menyebut Lera [4] Lambert Doni Watun Majalah..., hlm.17. [5] Lambert Doni Watun, Majalah..., hlm.17.
  • 4. Wulan, orang selalu menunjukkan jarinya ke atas langit. Penunjukan jari ini melambangkan bahwa Tuhan itu berada di atas atau berada di tempat yang tinggi. Lera Wulan juga merupakan sumber terang dan ia adalah terang itu sendiri. Ia menerangi bumi dan alam semesta. Tanpa terang yang dipancarkan oleh matahari pada siang hari dan bulan pada malam hari, kehidupan di bumi tak dapat berjalan dengan baik. Dalam konteks ini, dapatlah dikatakan bahwa Tuhan itu adalah sumber kehidupan.[6] Dari langit, turunlah berkat bagi kehidupan di dunia. Berkat itu hadir dalam bentuk hujan, angin, embun, pergantian musim, dan lain sebagainya. Kedudukan Tuhan yang tinggi ini, mengandung makna bahwa Tuhan adalah pemberi hidup sekaligus menjadi penyelenggara kehidupan di bumi. Dialah penguasa langit dan bumi, penguasa alam semesta. 3.2 Tana Ekan Secara harafiah Tana Ekan terdiri dari dua kata yakni Tana berarti “tanah” dan Ekan berarti “lahan”. Jadi Tana Ekan berarti bumi atau jagat raya. Bumi adalah tempat di mana manusia berpijak dan melangsungkan hidupnya. Tanah adalah bagian kehidupan mereka yang tak dapat dipisahkan. Boleh dikatakan tanpa bumi atau Tana Ekan manusia takkan pernah ada. Manusia hanya ada kalau ada bumi, karena bumi adalah tempat di mana manusia berpijak.[7] Menurut pemahaman masyarakat Lamaholot, Tana Ekan juga memberikan perlindungan kepada mereka karena jika bumi itu marah maka semua yang ada akan mati, misalnya; jika terjadi gempa atau bencana alam lainnya. Karena itu mereka selalu mengadakan ritus-ritus untuk menjaga dan menghormati Tana Ekan. Pemahaman akan perlindungan Tana Ekan ini terdapat dalam ungkapan “Tana Ekan liko lapak kame” (Tana Ekan memberikan perlindungan kepada kami).[8] Tana Ekan adalah tempat hidup semua makhluk ciptaan manusia yang berada dekat dan bersama manusia. Simbolisasi ini mengandung makna bahwa selain berada di tempat yang tinggi dan jauh dari manusia, tapi Dia juga dekat. [6] Rofinus Nara Kean, dkk, Selayang..., hlm. 10-11. [7] Lambert Doni Watun, Majalah..., hlm.17. [8] Lambert Doni Watun, Majalah..., hlm.17.
  • 5. Dia tak terjangkau oleh indera manusia tetapi menjangkaui manusia sebab keberadaan-Nya dekat dan bersama manusia. Tana Ekan menerima berkat yang turun dari langit. Dia juga menyediakan segala sesuatu untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kesejahteraan manusia.[9] 3.3 Hubungan antara Lera Wulan dan Tana Ekan (Lera Wulan-Tana Ekan) Ungkapan Lera Wulan dan Tana Ekan ini tak dapat dipisahkan atau tak dapat berdiri sendiri. Keduanya menjadi satu kesatuan yang utuh. Dalam pemahaman inilah maka simbol atau cara membahasakan Wujud Tertinggi tidak hanya disebut Lera Wulan atau Tana Ekan sendiri atau secara terpisah-pisah, tetapi keduanya harus disatukan agar memiliki makna yang utuh mengenai Wujud Tertinggi itu. Ungkapan Lera Wulan Tana Ekan ini tersirat juga makna imanensi dan transeden sang Ilahi. Bagi masyarakat Lamoholot Allah selain jauh (transenden) dan Mahadahsyat tetapi juga dekat dan akrab dengan manusia (imanen).[10] Transenden itu terdapat dalam ungkapan nama Lera Wulan sebagai matahari dan bulan yang ada jauh di atas bumi yang dimengerti bahwa matahari dan bulan tak henti-hentinya memberikan sinarnya kepada manusia. Mereka (matahari dan bulan) tak pernah berhenti memberikan kehidupan bagi manusia meskipun berada di tempat yang jauh. Hal ini dapat disimak dalam ungkapan ”Allah teti kowa lolon, niku kame maan sare-sare (Allah yang berdiam di atas awan, semoga melihat kami dengan baik-baik). Ketransendenan Allah ini juga menunjukkan kemahadahsyatan Allah yang tak terhampiri, tapi dapat dialami dan dirasakan. Kedahsyatan Allah itu terdapat pada matahari yang dapat memberikan panasnya yang sangat panas sehingga membawa kematian bagi segala kehidupan di bumi ini. Allah dalam pemahaman masyarakat Lamaholot selain dilihat sebagai Allah yang jauh dan Mahadahsyat, juga Allah itu begitu dekat dengan manusia. [9] Rofinus Nara Kean, dkk, Selayang..., hlm.11. [10] Lambert Doni Watun, Majalah..., hlm.18-19.
  • 6. Kedekatan dan keakraban Allah dengan manusia itu terdapat dalam ungkapan nama Allah Tana Ekan. Tanah yang menjadi tempat pijakan manusia, tempat manusia melangsungkan hidupnya, tempat manusia mencari dan mengusahakan kehidupan adalah simbol Allah yang dekat dan selalu menyediakan segala sesuatu demi hidup manusia. Manusia menjadi begitu dekat dengan Allah dan dapat berkomunikasi denganNya lewat memelihara alam dan lingkunganNya. Oleh karena itu, alam sangat dihormati oleh mereka. Mereka menganggap bahwa alam dengan segala isinya merupakan pengejawantaan wujud tertinggi. Mungkin secara kritis kita mengatakan bahwa pemahaman masyarakat Lamaholot itu jatuh pada pantheisme (paham yang mengatakan bahwa segala sesuatu adalah Tuhan). Lera Wulan Tana Ekan telah menjadi simbol dari pencipta dan penyelenggara kehidupan, kekuatan terbesar, dan terdahsyat. Lamaholot berkeyakinan bahwa Lera Wulan Tana Ekan berada dengan sendirinya dan tak berkesudahan. Keyakinan ini nampak dalam ungkapan: Bego naen puken take-weli ekan miten pai. Bego rupan tala ladon, Lera gere (munculnya tak bersumber, dari alam gelap, munculnya bagai cahaya bintang, matahari terbit). [11] 3.4 Sifat-Sifat Lera Wulan Tana Ekan Setiap aktivitas orang-orang Lamaholot senantiasa terpaut dengan sifat-sifat Tuhan atau Lera Wulan Tana Ekan. Adapun sifat-sifat Tuhan dalam nuansa ke-Lamaholotan itu antara lain sebagai berikut: a) Ehan Tou (Tuhan Maha Esa) Orang Lamaholot memahami Lera Wulan Tana Ekan sebagai Mahapencipta satu-satunya. Dia yang Maha Esa telah menciptakan alam semesta termasuk manusia. Manusia diciptakan oleh Dia yang Maha Esa dan diutus oleh- Nya untuk memanfaatkan dan merawat alam semesta. Oleh karena itu, sebagai wujud rasa syukur dan terima kasih kepada yang Maha Esa itu, manusia tidak diperkenankan menyembah yang lain selain kepada yang Maha Esa itu. [11] Rofinus Nara Kean, dkk, Selayang..., hlm. 12-15.
  • 7. Hanya Dialah yang patut disembah oleh karena keEsaan, kebesaran dan keagunganNya (kaka belen ama yoga atau kaka belen ama blolan). Hanya namaNyalah yang patut dimuliakan (Lera Wulan narane poton pana, Tana Ekan makene sogan gawe). Manusia harus menjunjung tinggi kebesaranNya dan merendahkan diri di hadapanNya (hunge baat-tonga blolo koon Lera Wulan Tana Ekan. Lugu rere-maan onem sare-moon Lera Wulan Tana Ekan). b) One Naen Waibanu Matik Naen Selan Tapo (Tuhan Mahakasih) Orang Lamaholot sadar dan tahu bahwa Tuhan telah menyerahkan seluruh alam ciptaan-Nya, bumi dan segala isinya, kepada manusia untuk dikelola dan dimanfaatkan untuk kelangsungan hidup manusia. Betapa besar belas kasih Tuhan kepada manusia. Atas dasar sifat Mahakasih itu, manusia selalu mengadakan hubungan dengan Lera Wulan Tana Ekan untuk memohon keselamatan, kesejukan dan kedamaian. Permohonan ini patut dialamatkan kepada-Nya sebab Lera Wulan Tana Ekan adalah sumber kesejukan, keselamatan dan kedamaian (gelete, gluor-gelete pelumut-gelete owa). Dialah tempat manusia memperoleh kesehatan yang baik, hasil kerja yang baik, kesejahteraan dan kebahagiaan. Lera Wulan Tana Ekan menjadi tempat manusia mencari perlindungan (liko lapak) karena Dialah satu-satunya pelindung agung bagi manusia dan seluruh alam (bliko ina, blapak ama). Pada Dialah manusia mengharapkan agar segala bencana dan malapetaka, baik berasal dari alam maupun karena ulah manusia dan tipu daya setan dapat di jauhkan. Lera Wulan-Tana Ekan juga menjadi tempat manusia menyampaikan keluh kesahnya (prudut proin). Segala suka dan duka serta semua kebutuhan hidup manusia di sampaikan kepadaNya agar Ia menurunkan pertolongan. Dalam Dia dan bersama Dia, segala kesulitan bisa diatasi. c) Hube Naen, Galat Kae (Tuhan Yang Mahakuasa) Hidup dan mati manusia berada di tangan Tuhan. Kapan, di mana dan bagaimana kematian mendatangi seseorang, hanya Tuhanlah yang tahu dan hanya Dialah yang mengaturnya. Dia menjadi awal dan akhir dari kehidupan seorang
  • 8. manusia. Atas dasar kepercayaan bahwa karena Tuhan yang memberi hidup, maka ketika seseorang meninggal, orang-orang Lamaholot mengatakan Lera Wulan guti apan atau Lera Wulan mayaro (Tuhan mengambilnya kembali atau Tuhan memanggilnya kembali). d) Noon Tilun Noon Matan (Tuhan Mahatahu) Tuhan mengetahui pikiran, perkataan dan perbuatan manusia. Ada dua konsekuensi dari kemahatahuan Tuhan ini; pertama, Dia akan memberikan ganjaran atau pembalasan atas perbuatan baik manusia. Manusia yang berbuat sesuai dengan kehendak Tuhan akan memperoleh rahmat dariNya. Kedua, atas perbuatan tidak baik, Tuhan akan memberikan hukuman atau kutukan yang langsung dialami manusia dalam hidupnya dan di akhirat nanti. Rahmat atau anugerah yang diberikan Tuhan kepada manusia yang baik hidupnya nampak dalam hal memperoleh penghasilan yang baik-murah rezeki, kesehatan yang baik, umur yang panjang, keturunan yang berhasil, dan lain sebagainya. Sedangkan hukuman atau kutukan dari Tuhan nampak dalam hal-hal seperti; tidak memperoleh penghasilan yang baik, sakit, tidak dikaruniakan keturunan, ditimpa bencana alam, serangan hama, kematian yang tidak wajar, dan lain sebagainya.[12] IV. PEMAHAMAN ORANG LAMAHOLOT MENGENAI LERA WULAN TANA EKAN 4.1 Kepercayaan Masyarakat Lamaholot Zaman Dahulu Pada zaman dahulu masyarakat Lamaholot sudah meyakini dan percaya akan adanya Allah, tetapi mereka tidak sanggup mengungkapkan adanya Allah itu. Mereka menyebut nama wujud tertinggi itu dengan simbol Lera Wulan Tana Ekan. Tanda kehadiran Wujud Tertinggi itu mereka imani lewat Nuba Nara[13]. Nuba Nara ini sebagai perantara antara Allah dan manusia. [12] Rofinus Nara Kean, dkk, Selayang..., hlm. 12-15. [13] Secara etimologis Nuba Nara berasal dari kata Tubak dan Tarak. Tubak artinya menikam atau jatuh tertikam dari atas, dan Tarak artinya tertikam, mengarah ke tempat datangnya tikaman atau dari mana datangnya kejatuhan. Dari
  • 9. Nuba Nara adalah satu onggokan batu-batu kecil, sebesar kepalan tangan yang bundar dan licin yang terletak di depan korke[14], dan berada di tengah-tengah pelataran tempat orang menari dan membawakan persembahan[15]. Nuba Nara ini sebagai tempat tinggal Lera Wulan Tana Ekan. Batu Nuba Nara serta tempat di sekitarnya harus bersih dari rerumputan. Orang tidak boleh menghinanya dengan perkataan dan perbuatan, serta tidak boleh menginjak-injaknya. Semua anggota suku, dari yang tertua sampai yang terkecil, harus hadir di depan batu Nuba Nara pada perayaan pesta-pesta Korke. Pada setiap pesta yang lain pun, batu-batu Nuba Nara harus mendapat bagiannya karena diyakini bahwa batu tersebut seperti orang tua yang melahirkan kita. Jadi Nuba Nara menurut pandangan orang Lamaholot dulu yang belum mengenal gereja adalah sebagai tempat suci di mana mereka dapat menyampaikan permohonan, misalnya; mendatangkan hujan, supaya panenan berhasil, terhindar dari gangguan hidup, terhindar dari penyakit dan lain-lain yang berkaitan dengan membangun rumah, terhindar dari bencana alam yang merugikan hidup mereka dan menang dari perang. Namun selain itu juga berupa ucapan syukur seperti ucapan syukur atas keberhasilan panenan, sembuh dari sakit, menang dari perang serta syukur atas terselenggaranya pesta adat, dan lain-lain. Dalam setiap doa yang diucapkan para tua adat dan masyarakat lain, doa-doa yang di dalamnya terdapat kalimat Lera Wulan Tana Ekan selalu didendangkan seperti berikut: Lera Wualan Tana Ekan nein kame kuat kemuha, ti kame akena goka pewaletem pi raran ni. Naku jaga gerihan kame ti kame akena berarakem, noon nein kame rezeki limpah sini dapat dimengerti bahwa jurusan datangnya tikaman adalah langit, surga; sedangkan tempat tikaman atau tujuan tikaman adalah bumi/dunia. Nuba adalah surga yang menjatuhkan diri, turun ke dalam dunia; Nara adalah surga yang tinggal tertanam dalam dunia dan menjadi satu dengan dunia. Nuba Nara juga mengungkapkan keterpisahan surga dan bumi.hal ini terbaca dalam koda atau ungkapan adat (sabda): Lera Wulan gikat teti lodo hau,Tana Ekan tama lali gere haka. Taan one tou kirin ehan, puin taan ro uin na, gahan taan ro kahana (surga turun dari atas, bumi naik dari bawah, menjadi satu hati, satu kata, satu ikat, satu berkas, tak terurai, tak terpisah-pisahkan.) [14] Korke berarti rumah adat masyarakat Lamaholot. [15] Paul Arndt, Agama Asli Di Kepulauan Solor (Maumere: Puslit Candradity,2009), hlm.170.
  • 10. de aya, ti kame bisa moripem pi tana lolon ni. (Lera Wulan Tana Ekan berikan kami kekuatan, supaya kami tidak jatuh dalam pencobaan dalam hidup ini. Tapi, lindungilah kami selalu agar kami tidak sakit, dan berikanlah kami selalu rezeki yang limpah, agar kami bisa hidup di dunia ini). 4.2 Kepercayaan Masyarakat Lamaholot Setelah Masuknya Agama Katolik Kekristenan yang berkembang pada masyarakat Lamaholot ini sesungguhnya ditenun dari suatu proses sejarah yang panjang dalam bingkai waktu dan kompleksitas budaya umat dan masyarakat. Tapi penyebaran itu tidaklah gampang menghadapi masyarakat Lamaholot yang sudah mendarah daging dengan adat yang dihidupi mereka. Sejalan dengan pergantian waktu, para misionaris memperkenalkan Agama Katolik lewat katekese-katekese, dan mulai membaptis masyarakat Lamaholot untuk masuk Katolik. Dalam pengajaran, para misionaris tidak menolak kepercayaan Allah lewat ungkapan Lera Wulan Tana Ekan. Malahan mereka mendukung kepercayaan itu dengan mengatakan bahwa Allah itu Maha tinggi seperti “Lera Wulan” dan sekarang Allah juga ada di bumi dekat dengan kita seperti “Tana Ekan”. Pengalaman di hadapan Nuba Nara dan berbagai ritus yang dipraktekkan oleh masyarakat Lamaholot ini merupakan tolak pijak untuk berkiblat kepada Allah. Allah memberi terang ke bawah bumi ini supaya memperoleh kehidupan. Orang-orang mulai sadar bahwa wujud tertinggi yang mereka imani sama dengan Allah dalam kepercayaan Agama Katolik. Akhirnya mereka perlahan-lahan mulai menerima Agama Katolik sebagai agama yang dianut mereka hingga saat ini, tanpa menghilangkan kepercayaan dan adat yang telah dianut sejak dahulu itu. Ungkapan Lera Wulan Tana Ekan selain digunakan dalam bahasa adat, digunakan juga dalam agama, di sekolah, dalam berpidato, dan dalam upacara-upacara formal lainnya. Di samping mereka menghormati adat, mereka juga menghormati agama. Kami sangat yakin dan percaya bahwa ungkapan ini tidak akan punah, melainkan tetap dikumandangkan oleh generasi-generasi penerus di kemudian hari. V. PENUTUP
  • 11. Dari keseluruhan uraian kami di atas dapatlah kita melihatnya bagaimana pemahaman akan eksistensi Allah dalam ungkapan Lera Wulan Tana Ekan menurut masyarakat Lamaholot. Masyarakat Lamaholot sebelum mengenal Agama Katolik, mereka telah mempunyai pemahaman tentang siapakah Allah itu? Allah bagi mereka begitu Maha tinggi, agung, dan luhur (Lera Wulan) tetapi sekaligus dekat (Tana Ekan) tidak dapat dibahasakan dengan nama yang sebenarnya selain dengan “simbol”. Akan tetapi esensi dari pengalaman itu menunjukkan eksistensi Allah yang memberikan hidup bagi mereka. Bagi masyarakat Lamaholot hidup itu dapat berjalan kalau Allah yang adalah wujud tertinggi itu tetap menyertai kita. Segala dimensi kehidupan mereka ada dalam tangan dan berhubungan langsung dengan Sang hidup yang mereka namakan Lera Wulan Tana Ekan. Semoga Lera Wulan Tana Ekan selalu memberkati kami berenam ini sebagai generasi penerus bangsa dan Lewotana[16] Lamaholot tercinta ini. DAFTAR PUSTAKA Arndt, Paul. Agama Asli Di Kepulauan Solor. Maumere: Puslit Candradity, 2009. Watun, Lambert Doni. Majalah Flobamora. Pematangsiantar: ([tanpa penerbit]), 1996. [16] Lewotana terdiri dari dua kata, yakni; Lewo yang berarti “kampung”, dan Tana yang berarti “tanah atau halaman”. Jadi Lewotana berarti kampung halaman.
  • 12. Kean, Rofinus Nara, dkk. Selayang Pandang Budaya Lamaholot. Larantuka: Offcet CV. Jori, 2008.