Karya tulis ilmiah ini membahas gambaran kejadian bayi prematur di Rumah Sakit Bhayangkara Mappaoudang Makassar tahun 2012. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari rumah sakit tersebut untuk mengetahui jumlah dan karakteristik bayi prematur berdasarkan umur ibu dan paritas ibu. Hasilnya diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan tentang pentingnya mengurangi angka kelahiran prematur
Laporan akhir penulis selama praktik di RSUP Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo :)
Berisi latar belakang parktik, penjabaran seputar RSCM dan Fasilitas Medik khusunya unit kalibrasi.
Inti penjabaran mengenai alat-alat kesehata yang ada di RSCM beserta kegiatan kalibrasi dan perbaikan yang pernah penulis lakukan di RSCM.
Semoga bermanfaat :*
Leave me your positif comment to support my blog okay :) :*
Widya Mandala Catholic University Surabaya official digital magazine. Enjoy our enthusiasm!
Majalah dijital resmi dari Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya. Nikmati antusiasme kami!
Laporan akhir penulis selama praktik di RSUP Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo :)
Berisi latar belakang parktik, penjabaran seputar RSCM dan Fasilitas Medik khusunya unit kalibrasi.
Inti penjabaran mengenai alat-alat kesehata yang ada di RSCM beserta kegiatan kalibrasi dan perbaikan yang pernah penulis lakukan di RSCM.
Semoga bermanfaat :*
Leave me your positif comment to support my blog okay :) :*
Widya Mandala Catholic University Surabaya official digital magazine. Enjoy our enthusiasm!
Majalah dijital resmi dari Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya. Nikmati antusiasme kami!
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. “D” DENGAN BAYI...Warnet Raha
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. “D” DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BATALAIWORU KABUPATEN MUNA
TANGGAL 27 S.D 31 MARET 2015
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY “S” DENGAN ...Warnet Raha
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN
IBU HAMIL PADA NY “S” DENGAN ANEMIA BERAT
DI RUANG POLI KIA/KB PUSKESMAS WAKOBALU
KECAMATAN KABANGKA KABUPATEN MUNA
TAHUN 2015
Karya Tulis
PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT
BADAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MALIGANO
KECAMATAN MALIGANO KABUPATEN MUNA
PERIODE JULI 2016
Karya Tulis
Pengertian statistika, pengertian dan kegunaan statistik, pengertian populasi dan sampel, macam-macam data, jenis-jenis tabel. macam-macam diagram (batang, lingkaran, garis, gambar), histogram, polygon frekuensi dan kurva ogive. mean data tunggal dan data kelompok, median data tunggal dan data kelompok, modus data tunggal dan data kelompok, kuartil, desil, persentil. jangkauan, simpangan rata-rata, simpangan baku, jangkauan semi antarkuartil, nilai standar (Z-score), koefisien variasi.
Buku Matematika SMP Kelas VIII - Endah Budi RahajuWatowuan Tyno
Kebutuhan masyarakat akan buku referensi yang memenuhi Standar. Isi yang telah ditetapkan pemerintah. Disamping itu, buku ini juga bermaksud untuk memenuhi tuntutan pemerintah dalam rangka penyedian buku bermutu sesuai standar yang telah ditetapkan oleh BSNP.
Buku ini berisi tujuh bab yaitu: bab 1 tentang Faktorisasi bentuk aljabar, bab 2 tentang Relasi dan fungsi, bab 3 tentang Persamaan Garis Lurus, bab 4 tentang Sistem Persamaan Linier Dua Variabel, bab 5 tentang Teorema Pythagoras, bab 6 tentang Lingkaran dan bab 7 tentang Bangun Datar Sisi Datar. Disamping mempertimbangkan Standar Isi, urutan bab memperhatikan hierarki materi. Tiap bab dibagi menjadi beberapa subbab. Banyak subbab sesuai dengan keluasan dan kedalaman materi yang dituntut oleh Sandar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Untuk mempelajari buku ini, ikutilah mulai uraian bagian awal hingga bagian akhir secara berurutan. Tidak disarankan siswa langsung mempelajari rangkuman pada bagian akhir bab tanpa mempelajari bagian awal. Hal itu dikarenakan banyak bagian yang harus diikuti, dilakukan siswa untuk membangun suatu konsep. Lakukanlah kegiatan baik itu berupa kerja kelompok maupun Kegiatan Lab Mini untuk dapat memperdalam pengetahuanmu tentang suatu konsep. Lab Mini disusun untuk memberikan
pengalaman pada siswa untuk dapat menduga, menganalisis data, menyimpulkan dan mengkonstruksi suatu ide. Setelah mempelajari tiap subbab, ujilah pemahamanmu dengan mengerjakan soal latihan. Setelah mempelajari suatu bab cobalah uji pemahamanmu dengan mengerjakan soal evaluasi bab. Kerjakan soal evaluasi secara mandiri terlebih dahulu (jangan melihat kunci
awaban terlebih dahulu). Setelah kamu mengerjakan, cocokkan hasil pekerjaanmu dengan kunci atau petunjuk pengerjaan yang terdapat di bagian akhir buku ini.
Lakukanlan refleksi dari kegiatan belajarmu, baik yang terkait dengan diri kamu sendiri maupun yang terkait dengan pembelajaran yang dilakukan Bapak/Ibu gurumu.
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA BI...Watowuan Tyno
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA BIDANG STUDI MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN 1 ADONARA BARAT KABUPATEN FLORES TIMUR
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
GAMBARAN KEJADIAN BAYI PREMATUR DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAPPAOUDANG MAKASSAR PERIODE JANUARI S.D DESEMBER TAHUN 2012
1. GAMBARAN KEJADIAN BAYI PREMATUR DI RUMAH SAKIT
BHAYANGKARA MAPPAOUDANG MAKASSAR PERIODE
JANUARI S.D DESEMBER TAHUN 2012
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan
Program DIII Kebidanan Universitas Indonesia Timur Makassar
OLEH
FREDERIKANI SIRI
10.1301.261
UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR
PROGRAM DIII KEBIDANAN
MAKASSAR
2013
1
2. PENYATAAN PERSETUJUAN
GAMBARAN KEJADIAN BAYI PREMATUR DI RUMAH SAKIT
BHAYANGKARA MAPPAOUDANG MAKASSAR PERIODE
JANUARI S.D DESEMBER TAHUN 2012
OLEH
FREDERIKANI SIRI
10.1301.261
Karya Tulis Ilmiah Ini Telah Kami Setujui Untuk Dipertahankan Dalam Ujian
Karya Tulis Ilmiah Di Hadapan Tim Penguji
i
Makassar , Juli 2013
Pembimbing KTI I Pembimbing KTI II
(Yurniati, S.ST., SKM., M.Kes) (Mildaratu, S.ST)
Mengetahui
Ketua Program Studi DIII Kebidanan
Universitas Indonesia Timur
(Yurniati, S.ST., SKM., M.Kes)
3. SURAT PERSETUJUAN WAKTU UJIAN
ii
Dengan ini menyatakan:
Nama : Frederikani Siri
Nim : 10.1301.261
Jurusan : DIII Kebidanan
Setuju untuk melakukan Ujian karya Tulis Ilmiah dengan judul:
“Gambaran Kejadian Bayi Prematur di Rumah Sakit Bhayangkara
Mappaoudang Makassar Periode Januari s.d Desember Tahun 2012”
Pada
Hari/Tanggal : Jumad, 16 Agustus 2013
Jam : 13.30 Wita - Selesai
Demikian surat persetujuan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya.
Makassar, Juli 2013
Pembimbing KTI I Pembimbing KTI II
(Yurniati, S.ST., SKM., M.Kes) (Mildaratu, S.ST)
Mengetahui
Ketua Program Studi DIII Kebidanan
Universitas Indonesia Timur
(Yurniati, S.ST., SKM., M.Kes)
4. PENGESAHAN TIM PENGUJI
Karya Tulis ini disahkan oleh Panitia Ujian dan Tim Penguji, Jurusan D III
Kebidanan Universitas Indonesia Timur Makassar yang dilaksanakan pada
tanggal Juni 2013
Ketua : Yurniati, S.ST., SKM., M.Kes ( )
Sekretaris : Mildaratu, S.ST ( )
Anggota : Ansar Aminullah, S.Sos, M.Si ( )
Pembimbing KTI I Pembimbing KTI II
(Yurniati, S.ST., SKM., M.Kes) (Mildaratu, S.ST)
Mengetahui
Ketua Program Studi DIII Kebidanan
(Yurniati, S.ST., SKM., M.Kes)
iii
5. BIODATA PENULIS
iv
A. IDENTITAS
1. Nama : FREDERIKANI SIRI
2. Nim : 10.1301.261
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Tempat/Tgl Lahir : Sorong, 18 Juli 1992
5. Suku/Bangsa : Flores/Indonesia
6. Agama : Khatolik
7. Alamat : Kompleks Hartaco Indah Blok 2A, No.36
B. Riwayat Pendidikan
1. Tamat SD Inpres Waikomo 1 Lewoleba Tahun 2004
2. Tamat SMP St. Pius X Lewoleba-Lembata Tahun 2007
3. Tamat SPK St. Elisabeth Lela-Maumere Tahun 2010
4. Mengikuti Pendidikan di Diploma III Kebidanan Universitas Indonesia
Timur Makasar Tahun 2010 sampai sekarang
6. KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapakan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat rahmat dan karuniaNyalah maka penulis dapat menyelesaikan karya
tulis ilmiah ini sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan
Program Studi DIII Kebidanan Universitas Indonesia Timur Makassar dengan
judul “Gambaran Kejadian Bayi Prematur di Rumah Sakit Bhayangkara
Mappaoudang Makassar Periode Januari s.d Desember Tahun 2012 “
Penulis sadar sepenuhnya dengan segala keterbatasan dan
kelemahan yang ada sehingga karya tulis ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya
membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan hasil penulisan ini.
Bermula dari tahap persiapan hingga penyusunan berbagai kesulitan
dan kendala penulis temukan, namun bimbingan, bantuan dan dorongan dari
berbagai pihak maka Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan pada
waktunya.
Melalui karya tulis ilmiah ini penulis dengan segala kerendahan hati
mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada
Yurniati, S.ST., SKM., M.Kes selaku pembimbing I dan Mildaratu, S.ST,
selaku pembimbing II yang tulus ikhlas meluangkan waktu, tenaga dan
pikirannya dalam memberikan bimbingan kepada penulis sampai karya tulis
ilmiah ini terselesaikan.
v
7. Dalam kesempatan ini, penulis haturkan ucapan terima kasih yang
sedalam-dalamnya kepada:
1. Bapak H.Haruna, Ma, MBA, selaku Ketua Yayasan Indonesia Timur
vi
Makassar.
2. Bapak Dr.H.Baso Amang, SE, M.Si, selaku Rektor Universitas Indonesia
Makassar.
3. Bapak H. Moh. Basri, SKM., M.Kes., MM selaku Dekan Fakultas
Keperawatan Universitas Indonesia Timur
4. Ibu Yurniati, S.ST, SKM., M.Kes, selaku Ketua Program Studi DIII
Kebidanan Universitas Indonesia Timur
5. Ibu Mildaratu, S.ST, selaku Wakil Ketua Program Studi DIII Kebidanan
Universitas Indonesia Timur
6. Bapak Kombes Polisi. Dr. Budi Heriyadi, MM, selaku Kepala Rumah Sakit
Bhayangkara Makassar yang telah memberikan kesempatan untuk
mengambil data dan melakukan penelitian.
7. Ayahanda Aloysius Laga dan Ibunda Irmina Hermin yang tercinta, Mama
Yustina Pongreso,Kak Achol Lamaroang dan semua anggota keluargaku
yang tak bisa aku sebut satu-persatu yang aku sayangi atas segala doa,
dukungan dan pengorbanan kalian sehingga saya bisa seperti sekarang
ini. Tidak lupa juga buat yang spesial Ama Martinus Dawan Watowuan
yang telah menjadi inspirasi buatku selama ini. Aku sayang kalian semua.
8. 8. Dosen/staf institusi Diploma III Kebidanan Universitas Indonesia Timur
Makassar yang telah banyak memberikan nasehat dan bimbingan selama
penulis mengikuti pendidikan
9. Seluruh rekan-rekan mahasiswi angkatan 2010 yang selalu memberikan
motivasi dan dukungannya selama ini.
Akhir kata penulis berharap semoga Tuhan Yang Maha Esa
memberikan pahala dan berkat yang setimpal atas bantuan dan jasa-jasanya
dan karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan rekan-rekan
mahasiswi.
vii
Makassar, Juli 2013
Penulis
9. viii
Universitas Indonesia Timur
Program DIII Kebidanan
Karya Tulis Ilmiah
Juni 2013
ABSTRAK
FREDERIKANI SIRI ” Gambaran Kejadian Bayi Prematur di Rumah Sakit
Bhayangkara Mappaoudang Makassar Periode Januari s.d Desember Tahun
2012” (Dibimbing oleh Yurniati dan Mildaratu)
VI BAB, 37 halaman, 4 lampiran
Kelahiran prematur merupakan kelahiran yang berisiko tinggi
terhadap bayi yang dilahirkan yang dapat menimbulkan berbagai masalah
kesehatan pada bayi dan nantinya berdampak pada kematian bayi dan
masalah kesehatan pada ibu.
Untuk memperoleh gambaran tentang kejadian prematur menurut umur ibu dan
paritas ibu, maka dilakukan penelitian studi dokumentasi melalui pendekatan
deskriptif dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Rumah Sakit
Bhayangkara Mappauodang Makassar Periode Januari s.d Desember 2012.
Kemudian data tersebut diolah secara manual dengan menggunakan kalkulator,
disusun lalu disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan dianalisis secara
deskriptif.
Hasilnya disimpulkan bahwa dari 1.152 ibu yang melahirkan terdapat 56 bayi
lahir dengan Prematur. Oleh karena itu, Diharapkan Perlu perhatian dari
instansi kesehatan maupun Rumah Sakit untuk memberikan penyuluhan
yang berkesinambungan tentang penyebab terjadinya BBLR khususnya
prematur dan pentingnya mengkonsumsi makanan yang mengandung gizi
seimbang agar bayi yang dikandungnya tumbuh dan berkembang dengan
baik sehingga lahir dengan berat badan normal karena berat lahir bayi
merupakan penentu indicator kualitas hidup selanjutnya.
Kata Kunci : Bayi Prematur
Daftar Pustaka : 22 (2000-2012)
10. DAFTAR ISI
ix
Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN KARYA TULIS ILMIAH........................... i
LEMBAR PERSETUJUAN WAKTU UJIAN ....................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI .......................................... iii
BIODATA............................................................................................ iv
KATA PENGANTAR .......................................................................... v
ABSTRAK............................................................................ ............... viii
DAFTAR ISI........................................................................................ ix
DAFTAR TABEL ............................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................. 1
B. Rumusan Masalah......................................................... 4
C. Tujuan Penelitian .......................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ........................................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang BBLR .................................... 6
1. Pengertian................................................................ 6
11. 2. Klasifikasi BBLR....................................................... 6
3. Prognosis BBLR....................................................... 9
4. Cara Menilai BBLR................................................... 10
B. Tinjauan Umum Tentang Prematur ............................... 15
1. Pengertian................................................................ 15
2. Derajat Prematur...................................................... 15
3. Penyebab Prematur ................................................. 16
4. Karakteristik Prematur.............................................. 17
5. Komplikasi Prematur ............................................... 18
6. Penatalaksanaan Prematur...................................... 18
C. Tinjauan Umum Tentang Variabel Penelitian........................ 23
1. Umur Ibu .................................................................. 23
2. Paritas...................................................................... 23
BABIII KERANGKA KONSEPTUAL
A. Dasar Pemikiran Variabel Penelitian ............................. 25
B. Kerangka Konsep Penelitian ......................................... 26
C. Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif .................... 27
x
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian ......................................................... 28
B. Lokasi Dan Waktu Penelitian ........................................ 28
C. Populasi dan Sampel .................................................... 28
D. Metode Pengumpulan Data........................................... 29
12. E. Pengolahan Dan penyajian Data ................................... 29
F. Analisa Data .................................................................. 30
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ............................................................. 31
B. Pembahasan ................................................................ 33
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan..................................................................... 36
B. Saran .............................................................................. 36
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................
LAMPIRAN
xi
13. DAFTAR TABEL
xii
Nomor
Halaman
1. Gambaran Kejadian Bayi Prematur Di Rumah sakit
Bhayangkara Mappaoudang Makassar Tahun 2012 .......................... ...31
2. Gambaran Kejadian Bayi Prematur
Berdasarkan Umur Ibu Di Rumah sakit
Bhayangkara Mappaoudang Makassar Tahun 2012 ........................... ...32
3. Gambaran Kejadian Bayi Prematur
Berdasarkan Paritas Ibu Di Rumah sakit
Bhayangkara Mappaoudang Makassar Tahun 2012 ........................... ...32
14. DAFTAR LAMPIRAN
xiii
1. Jadwal kegiatan penelitian
2. Master tabel
3. Izin penelitian
4. Lembar konsultasi
15. BAB I
PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang
1
Kematian perinatal merupakan tolok ukur kemampuan suatu
negara dalam upaya menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang
bermutu dan menyeluruh. Akibat makin tingginya kematian perinatal
menunjukkan bahwa pelayanan kesehatan yang buruk. BBLR merupakan
salah satu dari tiga penyebab utama kematian perinatal. Salah satu
penyebab tingginya angka kematian perinatal atau sekitar 70%
disebabkan oleh persalinan prematur, (Habib, 2011). Makin rendah masa
gestasi dan berat lahir bayi makin tinggi angka kematian bayi sebagai
akibat berbagai morbiditas neonates, menurut Rahayu, 2009, (Kurniasih,
Shinta, 2009).
Menurut data WHO tahun 2011 bayi yang dilahirkan prematur
dirincikan sebanyak 17% dari 25 juta persalinan pertahun didunia dan
hampir semua terjadi di negara berkembang, termasuk di dalamnya
adalah Indonesia. Asia Tenggara dan Afrika sub-Sahara menanggung 60
persen angka kelahiran prematur di seluruh dunia yaitu 250.500 dari
517.000 kasus kelahiran prematur pada tahun 2011. Angka kelahiran
prematur yang tercatat di Indonesia pada tahun 2011 sekitar 400 ribu
bayi dilahirkan prematur dari 4,4 juta kelahiran setiap tahunnya. Atau
16. dengan kata lain Indonesia berkontribusi 19% atas kelahiran bayi
premature di seluruh dunia tiap tahunnya.
http://www.bankdata.depkes.go.id diakses 13 Mei 2013 ).
Berdasarkan profil Dinas Kesehatan provinsi Sulawesi Selatan
pada tahun 2012 ditemukan 146.233 kelahiran bayi yang terdiri dari
145.306 bayi lahir hidup dan 927 bayi meninggal, sebanyak 2.751
(1,89%) BBLR yang terdiri dari prematur 1.098 ( 39,9% ) dari seluruh
kelahiran di provinsi Sulawesi Selatan. (Profil Dinas Kesehatan Provinsi
Sulawesi Selatan Tahun 2012 )
Berdasarkan data dari buku register Rumah Sakit Bhayangkara
Mappaoudang Makassar Periode Januari s.d Desember 2012 ditemukan
1.152 jumlah kelahiran bayi yang diantaranya 1.059 bayi ( 95,13% ) non
prematur dan 56 bayi (4,87%) prematur. (Data dari Rumah Sakit
Bhayangkara Mappoudang Makassar, 2012)
Salah satu upaya yang telah dilakukan pemerintah dalam jangka
pendek untuk menekan angka kematian bayi adalah melalui Program
Making Pregnancy Safer (MPS), dengan visi semua perempuan di
Indonesia dapat menjalani kehamilan dan persalinan dengan aman dan
bayi dilahirkan hidup dan sehat dengan target tahun 2010 menurunkan
angka kematian neonatal menjadi 15 per 1.000 kelahiran hidup, menurut
Depkes, 2001,dan Visi Program Nasional Bagi Anak Indonesia (PNBAI)
2015 yaitu anak Indonesia yang sehat tumbuh dan berkembang, cerdas,
2
17. ceria, berahlak mulia, terlindung dan aktif berpartisipasi disamping ibunya
yang sejahtera. Apabila kelangsungan hidup dan tumbuh kembang anak
tidak diberikan prioritas dan perhatian khusus maka kondisi bangsa dan
negara Indonesia pada tahun 2015-2020 akan semakin terpuruk lagi
karena buruknya kualitas SDM, Depkes RI, 2004, (Habib, 2011).
Beberapa faktor penyebab prematur yang berkaitan dengan
penelitian ini meliputi umur dam paritas ibu. Umur yang dianggap
beresiko adalah <20 tahun dan >35 tahun. Pada umur <20 tahun fungsi
dari alat reproduksinya belum matang sehingga mengganggu
perkembangan janin. Pada usia >35 tahun terjadi degenerasi fungsi alat
reprouksinya sehingga dapat menyebabkan terjadinya gangguan pada
janin. Umumnya kejadian BBLR prematur dan kematian perinatal
meningkat seiring dengan meningkatnya paritas ibu, terutama bila paritas
lebih dari 3. Paritas yang terlalu tinggi akan mengakibatkan terganggunya
uterus terutama dalam hal fungsi pembuluh darah. Hal ini akan
mempengaruhi nutrisi ke janin sehingga menyebabkan janin lahir dengan
berat badan rendah, (Hidayanti, 2009).
Kelahiran prematur merupakan kelahiran yang berisiko tinggi
terhadap bayi yang dilahirkan yang dapat menimbulkan berbagai
masalah kesehatan pada bayi dan nantinya berdampak pada kematian
bayi dan masalah kesehatan pada ibu. Oleh karena itu, maka penulis
terdorong untuk memaparkan permasalahan yang dituangkan dalam
3
18. karya tulis ini melalui penelitian tentang kelahiran bayi prematur
khususnya pada faktor umur dan paritas ibu di Rumah Sakit Bhayangkara
Mappoudang Makassar.
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan hal yang telah diuraikan dalam latar belakang
tersebut di atas, maka dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimanakah gambaran tentang kejadian prematur ditinjau dari
aspek umur ibu?
2. Bagaimanakah gambaran tentang kejadian prematur ditinjau dari
aspek paritas ibu?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk memperoleh gambaran tentang kejadian prematur di Rumah
Sakit Bhayangkara Mappauodang Makassar Periode Januari-
Desember 2012
2. Tujuan Khusus
a. Diperolehnya informasi kejadian prematur menurut umur ibu.
b. Diperolehnya informasi kejadian prematur menurut paritas ibu.
19. 5
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
Sebagai sumber pengalaman yang sangat berharga bagi peneliti
dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diperoleh pada
bangku kuliah.
2. Manfaat Ilmiah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan ilmiah dan
informasi tambah wawasan serta menjadi acuan bagi peneliti
selanjutnya.
3. Manfaat bagi Peneliti
Hasil penelitian sebagai pengakuan ilmiah yang berharga dan dapat
meningkatkan pengetahuan dan mengubah wawasan tentang faktor
yang berhubungan dengan kejadian bayi lahir prematur.
4. Manfaat Institusi
Sebagai pedoman atau acuan bagi institusi pendidikan kebidanan
untuk penulisan karya tulis ilmiah berikutnya.
20. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Bayi Berat Lahir Rendah
6
1. Pengertian
6
a. BBLR adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2.500 gram,
tanpa memandang masa gestasinya, (Evariani A, 2010).
b. BBLR ialah bayi yang berat badan lahirnya kurang dari 2.500
gram, (Pantiawati Ika, 2010, hal.1).
c. BBLR adalah neonatus yang berat badan kurang dari 2.500 gram
pada saat lahir. Bayi yang lahir dengan usia kehamilan kurang
dari 37 minggu disebut berat badan rendah prematur dan bayi
yang lahir dengan berat badan rendah di usia kehamilan besar 37
minggu disebut dismatur, (Miyati Sitti, dkk. 2010, hal. 148).
2. Klasifikasi BBLR (Pantiawati Ika, 2010, hal. 6)
Adapun BBLR diklafisikasikan atas 2 golongan yaitu :
a. Prematuritas
1) Pengertian
Prematuritas adalah bayi dengan masa kehamilan kurang
dari 37 minggu dan berat badan sesuai dengan usia
21. kehamilan atau disebut Neonatus Kurang Bulan Sesuai Masa
Kehamilan (NKB-SMK), (Pantiawati Ika, 2010, hal. 6).
2) Karakteristik Prematuritas (Manuaba,dkk, 2010, hal 438)
Tanda-tanda yang ditemukan pada bayi prematur menurut
Manuaba, dkk, 2010, antara lain :
a) Berat badan kurang dari 2500 gram.
b) Panjang badan kurang dari 45 cm.
c) Lingkar kepala kurang dari 32 cm.
d) Lingkar dada kurang dari 30 cm.
e) Umur kehamilan kurang dari 37 minggu.
f) Jaringan lemak belum sempurna. Labia minora belum
tertutup oleh labia mayora pada bayi perempuan, pada
bayi laki-laki testis belum turun ke dalam skrotum.
g) Pernafasan sekitar 45-50 kali permenit.
h) Frekuensi nadi 100-140 kali per menit.
7
b. Dismaturitas
1) Pengertian
Dismaturitas adalah bayi dengan berat badan kurang dari berat
badan yang seharusnya untuk usia kehamilan, (Pantiawati,
2010, hal 41).
Dismatur adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari
berat badan seharusnya untuk masa kehamilan, hal ini karena
22. mengalami gangguan pertumbuhan dalam kandungan dan
merupakan bayi yang Kecil Masa Kehamilan (KMK). Dismatur
dapat terjadi dalam preterm, aterm dan post tem, (Mariam.A,
2009. Hal. 90).
2) Penyebab dismaturitas (Deslidel, dkk. 2011, hal. 108)
Faktor yang dapat menimbulkan dismaturitas janin atau IUGR
diantaranya:
a) Faktor Ibu
(1) Malnutrisi, usia, ras, Kehamilan diluar pernikahan
(2) Penyakit ibu : Hipertensi, penyakit paru-paru, eklamsia
(3) Komplikasi hamil : Preeklamsia, eklamsia, pendarahan
8
antepartum
(4) Kebiasaan ibu : merokok, peminum alcohol
b) Faktor uterus dan placenta (Manuaba, 2010, hal. 439)
(1) Gangguan pembulu darah
(2) Gangguan insersi tali pusat
(3) Kelainan bentuk placenta
(4) Perkapuran placenta
c) Faktor janin
(1) Kelainan kromosom
(2) Hamil ganda
23. (3) Infeksi dalam rahim
(4) Cacat bawaan
9
3) Gejala Klinis
Gejala klinis yang tampak sangat bervariasi karena dismatur
sdapat menjadi preterm, aterm dan posterm. Bayi dismatur
preterm akan terlihat gejala fisik bayi prematur ditambah
dengan gejala retardasi pertumbuhan dan pelisutan. Pada bayi
cukup bulan dan posterm dengan dismaturitas, gejala yang
menonjol ialah pelisutan, (Pantiawati Ika. 2010, hal. 42).
3. Prognosis BBLR
Kematian perinatal pada BBLR delapan kali lebih besar dari
bayi normal pada umur kehamilan yang sama. Prognosis akan lebih
buruk lagi apabila berat badan makin rendah. Angka kematian yang
tinggi terutama disebabkan oleh seringnya dijumpai kelainan,
komplikasi neonatal seperti asfiksial, aspirasi, pneumonia, perdarahan
intracranial dan hipoglikemia, bila bayi ini selamat kadang-kadang
dijumpai kerusakan pada saraf dan akan terjadi gangguan bicara, IQ
rendah dan gangguan lainnya, (Mochtar Rustam, 1998, hal 445)
Bayi BBLR seperti yang telah diuraikan di atas dapat berupa
bayi prematur murni atau dismatur. Hal ini sangat penting dibedakan
karena :
24. a. Morbiditas yang berlainan, misalnya prematuritas murni mudah
menderita komplikasi seperti membrane hialin, pendarahan
intravaskuler dan pneumonia aspirasi.
b. Bayi dismatur mudah menderita sindrom aspirasi mekonium,
hipoglikemia sintormatik dan hiperbilirubinemia.
c. Pada bayi dismatur yang preterm dengan sendirinya komplikasi
bayi prematuritas mungkin juga dapat terjadi.
d. Membedakan hal ini sangat penting karena bayi dismatur harus
mendapat makanan dini yang lebih cepat dari pada premature,
(Hasan Rusepno, 1997, hal 1053)
4. Cara Menilai BBLR (Winkjosastro. H, 2007, Hal 773-774)
Adapun cara menilai aktivitas neuromuscular yaitu :
a. Posture : Dinilai bila bayi posisi terlentang dan
tenang.
b. Square window : Tangan bayi difleksikan antara ibu jari dan
telunjuk pemeriksa lalu diukur sudut antara
shypothenareminence dengan foream.
c. Arm recoil : Lakukan fleksi lengan bawah selama 5
detik, kemudian lengan diekstensikan dan
dilepas. Nilailah derajat kembalinya ke
posisi semula.
10
25. d. Pobliteal angle : Bayi tidur terlentang paha dipegang
sedemikian rupa sehingga terdapat posisi
lutut-dada (kneechest position) setelah itu
dilakuakn ekstensi tungkai bawah, ukurlah
sudut dibawah lutut tersebut.
e. Carf Sign : Posisi terlentang, peganglah salah satu
lengan bayi dan usahakan tengan tersebut
mencapai leher posterior dari bahu sisi
lainnya angkat dan geserlah siku bayi
diatas dadanya dan lihat sampai dimana
siku tersebut dapat digeser.
f. Heal to ear : Posisi terlentang, gerakan kaki bayi ke
telinga dari sisi yang sama. Perhatikan jarak
yang tidak mencapai telinga dan ekstensi
lutut.
11
26. Tabel 1. Bagan Kemantangan Neuromuskular
Sumber : Surasmi A, 2003
12
27. Tabel 2. Ciri Kematangan Fisik Pada Bayi Menurut Ballard
0 1 2 3 4 5
13
Kulit Merah
seperti
agar-agar
transpar
an
Merah
muda
licin/
Halus
Permuk
aan
sedikit
mengel
upas
dengan/
tanpa
ruam
sedikit
vena
Daerah
pucat
retak-ratak
vena
jarang
Seperti
kertas
kulit,
retak
lebih
dalam,ti
dak ada
vena
Sepe
rti
retak-retak
meng
kerut
Lanuga Tidak
ada
Banyak Menipis Menghila
ng
Umumn
ya tidak
ada
Lipatan
plantar
Tidak
ada
Tanda
merah
sangat
sedikit
Hanya
lipatan
anterior
yang
melintan
g
Lipatan
2/3
anterior
Lipatan
di
seluruh
telapak
Payudara Hamper
tidak
ada
Areola
datar,
tidak
ada
tonjolan
Areola
seperti
titik
tonjolan
1-2 mm
Areola
lebih
jelas
tonjolan
3-4 mm
Areola
penuh
tonjolan
5-6 mm
Daun
telinga
Datar
tetap
terlipat
Sedikit
melengk
ung,lun
ak,
lambat
membali
k
Bentukn
ya lebih
baik,
lunak
dan
mudah
membali
k
Bentuk
sempurn
a
membalik
seketika
Tulang
rawan
tebal,teli
nga
lebih
kaku
28. 14
Kelamin
laki-laki
Skrotum
kosong,t
idak ada
rugae
Testis
turun,
sedikit
rugae
Testis di
bawah,
rugaenya
bagus
Testis
bergant
ung,
rugaeny
a dalam
Kelamin
perempuan
Klitoris
dan
labia
minora
menonj
ol
Labia
mayora
dan
minora
sama-sama
menonj
ol
Labia
mayora
besar
dan labia
minora
kecil
Klitoris
dan
labia
minora
di tutupi
labia
mayora.
Sumber : Surasmi A, 2003
Ballard menilai maturitas neonatus berdasarkan 7 tanda kematangan
fisik dan 6 tanda kematangan neuromuscular. Penilaian dilakukan dengan
cara :
a. Menilai 7 tanda kematangan fisik
b. Menilai 6 tanda kematangan neurologik
c. Hasil penilaian aspek kematangan fisik dan neurologik di jumlah
d. Jumlah nilai kedua aspek kematangan tersebut dicocokkan dengan tabel
patokan tingkat kematangan menurut Ballard.
Tabel 3. Penilaian Tingkat Kematangan
Nilai 5 10 15 30 25 30 35 40 45 50
Minggu 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44
Sumber : Surasmi A, dkk, 2003, hal 42
29. B. Tinjauan Khusus Tentang Bayi Prematur
15
1. Pengertian
a. Prematuritas adalah bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37
minggu dan berat badan sesuai dengan usia kehamilan atau disebut
Neonatus Kurang Bulan Sesuai Masa Kehamilan (NKB-SMK),
(Pantiawati Ika, 2010, hal. 6).
b. Persalinan prematur adalah salah satu persalinan yang tidak normal
dari segi umur kehamilan, yaitu persalinan yang terjadi pada umur
kandungan kurang dari normal (kurang dari 37 minggu atau 259
hari), (Khurniasih, Shinta, 2010).
c. Persalinan preterm atau partus prematur adalah persalinan yang
terjadi pada kehamilan kurang dari 37 minggu (antara 20-37
minggu) atau dengan berat janin kurang dari 2.500 gram (Sujiatini,
2009, hal 38).
2. Derajat Prematur (Wiknjosastro H, 2007, hal. 775)
Menurut Usher (1975) dalam ilmu kebidanan bayi prematuritas
digolongkan dalam 3 (tiga) kelompok yaitu :
a) Bayi yang sangat prematur (extremely premature) bayi dengan
masa gestasi 24-27 minggu masih sangat sukar hidup terutama di
negara yang belum atau sudah berkembang. Bayi dengan masa
gertasi 28-30 minggu masih mungkin dapat hidup dengan
30. perawatan yang sangat terlatih dan menggunakan alat yang
canggih agar dicapai hasil yang optimum.
b) Bayi pada derajat prematur yang sedang (moderately prematur) :
bayi dengan masa gestasi 31-36 minggu. Pada golongan ini
kesanggupan untuk hidup jauh lebih baik di golongan pertama dan
gejala sisa yang dihadapinya kemudian hari juga lebih ringan asal
saja pengelolaan terhadap bayi ini betul-betul intensif.
c) Boderline prematur : masa gestasi 37-39 minggu. Bayi ini
mempunyai sifat-sifat prematur dan matur biasanya beratnya seperti
bayi matur dan dikelola seperti bayi matur. Akan tetapi sering timbul
problematik seperti yang dialami bayi matur misalnya sindroma
gangguan pernafasan, hiperbilirubinemia dan daya hisap yang
lemah.
3. Penyebab Prematuritas (Wiknjosastro H, 2007, hal 782)
Sampai sekarang penyebab terjadinya kelahiran prematur sbelum
diketahui. Beberapa keadaan yang merupakan faktor predisposisi
terjadi kelahiran prematur yaitu :
a) Faktor Ibu
1) Malnutrisi
2) Jarak dua kelahiran yang terlalu dekat
3) Umur ibu < 20 tahun atau > 35 tahun
16
31. 4) Penyakit jantung atau penyakit kronik lainnya
5) Melahirkan anak > 3
b. Faktor Janin
1) Cacat bawaan
2) Kehamilan ganda
3) Infeksi dalam rahim
c. Faktor Placenta
17
1) Placenta previa
2) Solusio placentas
4. Karakteristik Prematuritas (Manuaba,dkk, 2010, hal. 438)
Tanda-tanda yang ditemukan pada bayi prematur menurut Manuaba,
dkk, 2010, antara lain :
a) Berat badan kurang dari 2500 gram
b) Panjang badan kurang dari 45 cm
c) Lingkar kepala kurang dari 32 cm
d) Lingkar dada kurang dari 30 cm
e) Umur kehamilan kurang dari 37 minggu
f) Jaringan lemak belum sempurna. Labia minora belum tertutup oleh
labia mayora pada bayi perempuan, pada bayi laki-laki testis belum
turun ke dalam skrotum.
g) Pernafasan sekitar 45-50 kali permenit
32. h) Frekuensi nadi 100-140 kali permenit
5. Komplikasi Bayi Prematur (Deslidel, dkk, 2011, hal. 108)
Beberapa penyakit yang berhubungan dengan prematur :
a) Sindrom gangguan pernafasan idiopatik (penyakit membranhialin)
b) Pneumonia aspirasi, karena refleks menelan dan batuk belum
18
sempurna
c) Pendaraan spontan pada vertikel otak lateral, akibat anoksia otak.
d) Hiperbilirubinemia, karena fungsi hati belum matang
e) Hipotermia, karena sumber panas pada bayi prematur baik lemak
subkutan yang masih sedikit maupun brown fat belum terbentuk.
6. Penatalaksanaan (Wiknjosastro Hanifa, 2007, hal. 778)
Mengingat belum sempurnanya kerja alat-alat tubuh yang perlu
utuk pertumbuhan dan perkembangan dan penyesuaian diri dengan
lingkungan hidup di luar uterus, maka perlu diperhatikan pengaturan
suhu badan, makanan bayi dan menghindari infeksi.
Perawatan bayi ini hampir sama dengan bayi normal, akan
tetapi harus khusus diperhatikan pengaturan suhu lingkungan,
pemberian minum, dan bila perlu pemberian oksigen. Hal Ini
disebabkan belum sempurnanya kerja organ-organ tubuh yang
diperlukan untuk pertumbuhan, perkembangan dan penyesuaian diri
33. dengan lingkungan diluar uterus. Biasanya kematian disebabkan oleh
gangguan pernapasan, cacat bawaan, trauma pada sistem saraf
pusat atau otak (perdarahan intracranial, anorexia) dan infeksi.
a. Pengaturan Suhu
Bayi premature mudah dan cepat sekali menderita hipotermia, bila
berada di lingkungan dingin. Kehilangan panas disebabkan oleh
permukaan tubuh bayi yang relative luas dibandingkan dengan
berat badan, kurangnya jaringan lemak di bawah kulit dan
kurangnya lemak coklat (Brown fat). Untuk itu diusahakan suhu
yang hangat untuk bayi sehingga tubuh bayi dalam keadaan
normal. Bila menggunakan inkubator, suhu inkubator untuk bayi
kurang dari 2000 gram harus 35o C, dan untuk bayi dengan berat
badan antara 2000-2500 gram suhunya 34o C supaya ia dapat
mempertahankan suhu tubuh sekitar 37o C. suhu inkubator dapat
diturunkan 1o C setiap minggu untuk bayi 2000 gram dan secara
berangsur-angsur ia dapat ditempatkan di tempat tidur bayi
dengan suhu lingkungan 24-27o C. Bayi dalam incubator hanya
berpakaian popok. Hal ini penting untuk memudahkan
pengawasan mengenai keadaan umum,perubahan tingkah laku,
warna kulit, pernapasan, kejang dan sebagainya sehingga
penyakit yang diderita dapat dikenal sedini mungkin dan tindakan
19
34. segera dapat dilaksanakan segera mungkin, (Winkjosastro H,
2006, hal 778).
b. Pemberian Makan dan Minum
Pada bayi prematur refleks mengisap, menelan, dan batuk belum
sempurna, kapasitas lambung masih sedikit, dan daya enzim
pencernaan terutama lipase kurang. Air Susu Ibu (ASI) merupakan
makanan yang paling utama sehingga ASI-lah yang paling dahulu
diberikan. ASI sangat mudah diterima oleh bayi. Kualitas ASI pada
bayi prematur mengandung kalori lebih tinggi, ini disebabkan
karena kadar lemak lebih tinggi (+ 25 %) dibanding air susu ibu
yang mempunyai bayi matur. Bila faktor menghisap kurang, maka
ASI dapat diperas dan diminumkan dengan sendok perlahan-lahan
atau dengan sonde lambung. Permulaan cairan yang diberikan
sekitar 50-60 cc/kg BB/hari, (Manuaba, dkk, 2010, hal. 438-439).
Prinsip pemberian minum ialah early feeding, yaitu minum sesudah
bayi berumur 2 jam untuk mencegah turunnya berat badan lebih
dari 10%, hipoglikemia, dan hiperbillirubinemia.
Pedoman pemberian minum bayi yaitu :
Hari ke-I : 60 ml/kg BB/hari
Hari ke-II : 80 ml/kg BB/hari
Hari ke-III : 100 ml/kg BB/hari
Hari ke-IV : 120 ml/kg BB/hari
20
35. Hari ke-V : 140 ml/kg BB/hari
Hari ke-VI : 180 ml/kg BB/hari
Lalu tambahkan sedikit demi sedikit setiap hari hingga mencapai
200 ml/kg BB/hari sekitar hari ke 10-14 sesuai kondisi bayi.
Rumus untuk satu kali pemberian minum
= =….cc
Contohnya :
Berat lahir : X gram
Kebutuhan cairan hari I : 60 cc
Jumlah pemberian : 12 kali
Rumus untuk satu kali pemberian minum
= = = X cc / 2 jam
Suradi Rulina, 2003, hal 3.
c. Menghindari infeksi
Bayi prematuritas sekali terkena infeksi, karena daya tahan tubuh
masih lemah, kemampuan leukosit masih kurang dan
pembentukannya belum sempurna. Oleh karena itu, upaya
preventif sudah dilakukan sejak pengawasan antenatal sehingga
tidak terjadi persalinan prematuritas, (Manuaba, 2010, hal. 439).
21
36. Tindakan aseptic dan antiseptic dapat mencegah terjadinya infeksi
terutama infeksi silang, oleh karena itu pada petugas perlu
disadarkan akan bahaya infeksi pada bayi. Selanjutnya perlu :
1). Diadakan pemisahan antara bayi yang terkena infeksi dengan
bayi yang tidak terkena infeksi.
2). Mencuci tangan setiap kali sebelum dan sesudah memegang
22
seorang bayi.
3). Membersihkan tempat tidur bayi sesudah tidak dipakai lagi.
4). Membersihkan ruangan pada waktu-waktu tertentu
5). Setiap bayi mempunyai perlengkapan sendiri
6). Kalau mungkin bayi dimandikan ditempat tidurnya masing-masing
dengan perlengkapan sendiri
7). Setiap petugas dibangsal bayi harus memakai pakaian yang
telah disediakan
8). Petugas yang menderita penyakit menular harus dilarang
merawat bayi
9). Kulit dan tali pusat bayi harus dibersihkan sebersih-bersihnya
10). Para pengunjung orang sakit hanya boleh melihat bayi dari
belakangan kaca, (Wiknjosastro Hanifa, 2007, hal 785).
d. Penimbangan ketat (Sarwono Prawirohardjo, 2006).
37. Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi/nutrisi bayi dan
erat kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu
penimbangan berat badan harus dilakukan dengan ketat.
C. Tinjauan Tentang Variabel yang Diteliti
1. Umur Ibu
Menurut Drs. Adi Gunawan dalam Kamus Praktis Bahasa Indonesia
Tahun 2010, umur adalah lama waktu manusia hidup atau ada sejak
dilahirkan. Dalam reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk
kehamilan dan persalinan adalah 20-35 tahun (Wiknjosastro Hanifa,
2007, hal. 23). Umur ibu merupakan salah satu faktor risiko untuk
melahirkan BBLR. Pada umur <20 tahun fungsi dari alat reproduksinya
belum matang sehingga mengganggu perkembangan janin. terjadi
kompetisi antara ibu dan bayi dalam memenuhi nutrisi selama masa
kehamilan. Pada usia >35 tahun terjadi degenerasi fungsi alat
reprouksinya sehingga dapat menyebabkan terjadinya gangguan pada
janin, (Hidayati, 2009).
2. Paritas
Menurut Helen Varney dalam buku saku bidan (2010) paritas adalah
jumlah kehamilan diakhiri dengan kelahiran janin yang memenuhi
23
38. syarat untuk melangsungkan kehidupan (28 minggu atau 1000 gram),
menurut Fortney A. Paritas yang kemungkinan beresiko bila hamil dan
melahirkan adalah paritas 1 dan paritas >3 (Manuaba, 2010, hal. 39).
Pada paritas 1 disebabkan rahim baru pertama kali menerima hasil
konsepsi dan keluwesan otot rahim masih terbatas untuk
menyelesaikan pertumbuhan janin. Sedangkan ibu dengan paritas ≥ 3
disebabkan karena kehamilan yang berulang sehingga akan
menyebabkan endometrium menjadi cacat. Pada paritas 2 dan 3
adalah paritas paling aman ditinjau dari sudut kesehatan,
(Wiknjosastro Hanifa, 2007, hal. 23, 775).
24
39. BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL
A. Dasar Pemikiran Variabel yang Diteliti
Persalinan prematur adalah salah satu persalinan yang tidak normal dari segi
umur kehamilan, yaitu kurang dari 37 minggu atau 259 hari. Prematur
merupakan masalah besar karena dengan berat badan janin yang kurang
dan belum cukup umur maka alat-alat vital belum sempurna sehingga
mengalami kesulitan untuk tumbuh dan berkembang dengan baik,
(Kurniasih. Shinta, 2010).
1. Umur Ibu
Dalam kurun reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk
kehamilan dan persalinan adalah 20-35 tahun,(Wiknjosastro Hanifa,
2007, hal 23). Umur ibu merupakan salah satu faktor risiko untuk
melahirkan BBLR. Pada umur <20 tahun fungsi dari alat reproduksinya
belum matang sehingga mengganggu perkembangan janin. terjadi
kompetisi antara ibu dan bayi dalam memenuhi nutrisi selama masa
kehamilan. Pada usia >35 tahun terjadi degenerasi fungsi alat
reprouksinya sehingga dapat menyebabkan terjadinya gangguan pada
janin, (Hidayati, 2009).
25
25
40. 26
2. Paritas
Menurut Fortney A. Paritas yang kemungkinan beresiko bila hamil dan
melahirkan adalah paritas 1 dan paritas >3 (Manuaba, 2010, hal. 39).
Pada paritas 1 disebabkan rahim baru pertama kali menerima hasil
konsepsi dan keluwesan otot rahim masih terbatas untuk
menyelesaikan pertumbuhan janin. Sedangkan ibu dengan paritas > 3
disebabkan karena kehamilan yang berulang sehingga akan
menyebabkan endometrium menjadi cacat, Pada paritas 2 dan 3
adalah paritas paling aman ditinjau dari sudut kesehatan,
(Wiknjosastro Hanifa, 2007, hal. 23, 775).
B. Kerangka Variabel Yang Diteliti
Dengan uraian di atas, maka dibuat suatu kerangka yang menjadi
dasar pemikiran dalam variabel yang diteliti :
Umur Ibu
Keterangan ::
Variabel yang diteliti
: Variabel Independen
: Variabel Dependen
Prematu
Paritas Ibu r
41. C. Defenisi Operasional dan Kreteria Objektif
1. Prematur
Prematur adalah bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu
dan berat badan sesuai dengan usia kehamilan atau disebut
Neonatus Kurang Bulan Sesuai Masa Kehamilan (NKB-SMK),
(Pantiawati Ika, 2010, hal. 6).
a. Ya : Prematur apabila umur kehamilan < dari 37 minggu
b. Tidak : Prematur apabila umur kehamilannya > dari 37 minggu.
2. Umur Ibu
Lama waktu hidup atau sejak dilahirkan sampai pada saat ibu
melahirkan dan tercatat/tertera dalam register persalinan di Rumah
Sakit Bhayangkara Mappaoudang Makassar Tahun 2012.
Kriteria Objektif :
Risiko Tinggi : Apabila umur ibu < 20 tahun atau > 35 tahun
Risiko Rendah : Apabila umur ibu 20-35 tahun.
27
3. Paritas
Paritas yang dimaksudkan peneliti adalah banyaknya anak yang telah
dilahirkan oleh ibu, dimana ibu tersebut mengalami persalinan
Kriteria Objektif
Risiko Tinggi : Apabila paritas 1 dan > 3 orang
Risiko Rendah : Apabila paritas 2 dan 3 orang.
42. BAB IV
METODE PENELITIAN
28
A. Jenis Penelitian
28
Jenis penelitian yang digunakan adalah metode pendekatan
deskriptif (penggambaran terhadap suatu keadaan) bermaksud melihat
Gambaran Kejadian Prematur di Rumah Sakit Bhayangkara
Mappaoudang Makassar Periode Januari s.d Desember Tahun 2012.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan di Rumah Sakit Bhayangkara
Mappaoudang Makassar.
Penelitian dilakukan pada tanggal 20 Mei 2013.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah Keseluruhan sasaran atau sejumlah besar subjek
yang akan di teliti dan memiliki criteria tertentu. Populasi dalam penelitian
ini adalah semua bayi yang dilahirkan di Rumah Sakit Bhayangkara
Mappaoudang Makassar Periode Januari s.d Desember Tahun 2012,
terdapat sebanyak 1.152 kelahiran hidup.
43. 29
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan kreteria dan
cara tertentu sehingga mewakili populasinya. Sampel dalam penelitian ini
adalah semua bayi yang dilahirkan prematur di Rumah Sakit Bhayangkara
Mappaoudang Makassar periode Januari s.d Desember Tahun 2012
sebanyak 56 bayi.
3. Prosedur pengambilan sample
Teknik pengambilan sampel secara Purporsive Sampling yaitu
semua bayi yang lahir Prematur dan dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara
Mappaoudang Makassar Periode Januari s.d Desember Tahun 2012.
D. Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan adalah data sekunder yaitu data yang
diperoleh dari buku pencatatan dan pelaporan di Rumah Sakit
Bhayangkara Mappaoudang Makassar Periode Januari s.d Desember
Tahun 2012.
E. Pengolahan dan Penyajian Data
Data diolah secara manual menggunakan kalkulator dan disajikan dalam
bentuk table, distibusi frekuensi dengan persentase dan penjelasan tabel.
44. 30
F. Analisa Data
Data dapat dianalisa dengan presentase berdasarkan rumus :
= x 100%
Keterangan :
f : Jumlah pengamatan (observasi)
P : Presentase yang dicari
n : Jumlah sampel
45. BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
31
A. Hasil Penelitian
31
Penelitian mengenai Gambaran Kejadian Prematur di Rumah Sakit
Bhayangkara Mappaoudang Makassar yang dilaksanakan pada tanggal
20 Mei dengan menggunakan data sekunder dan didapatkan sebanyak 56
bayi lahir dengan Prematur dari 1.152 ibu yang melahirkan di Rumah
Sakit Bhayangkara Mappaoudang Makassar. kemudian dibagi menurut
kejadian dan dianalisis secara deskriptif, selanjutnya dimasukkan kedalam
tabel distribusi frekuensi sebagai berikut :
1. Gambaran Kejadian Prematur
Tabel 1 : Gambaran Kejadian Prematur di Rumah Sakit Bhayangkara
Mappaoudang Makassar Periode Januari s.d Desember
Tahun 2012.
Persalinan Frekwensi Persentase %
Prematur
56
4.87
Non prematur
1.096
95.13
Jumlah 1.152 100
Sumber : data sekunder dari rekam medic tahun 2012
Data dari tabel 1 diatas menunjukan bahwa dari jumlah 1.152
Persalinan terdapat 56 orang (4.87%) mengalami prematur dan 1.096
(95.13%) persalinan bukan dengan prematur.
46. 32
2. Umur Ibu
Tabel 2 : Gambaran Kejadian Prematur Berdasarkan Umur ibu di
Rumah Sakit Bhayangkara Mappaoudang Makassar Periode
Januari s.d Desember Tahun 2012.
Umur Ibu Kejadian Prematur
Frekwensi Persentase ( % )
Resiko Rendah
Resiko Tinggi
44
12
78.57
21.43
Jumlah 56 100
Sumber : data sekunder dari rekam medik tahun 2012
Dari data tabel 2 menunjukkan bahwa prematur lebih
banyak terjadi pada umur dengan resiko rendah yaitu 44 orang
(78.57%) dan dengan resiko tinggi hanya 12 orang (21.43%) dari 56
jumlah prematur.
3. Paritas
Tabel 3 : Gambaran Kejadian Prematur Berdasarkan Paritas di
Rumah Sakit Bhayangkara Mappaoudang Makassar Periode
Januari s.d Desember Tahun 2012.
Paritas Kejadian Prematur
Frekwensi Persentase ( % )
Resiko Rendah
Resiko Tinggi
19
37
33.93
66.07
Jumlah 56 100
Sumber : data sekunder dari rekam medik tahun 2012
47. Dari data tabel 3 menunjukkan bahwa prematur lebih
banyak terjadi pada paritas dengan resiko tinggi yaitu 37 orang
(66.07%) dan dengan resiko rendah hanya 19 orang (33.93%) dari
56 jumlah prematur.
33
B. PEMBAHASAN
1. Kejadian Prematur
Hasil penelitian yang dilaksanakan di Rumah Sakit
Bhayangkara Mappaoudang Makassar didapatkan dari 1.152 jumlah
persalinan terdapat 56 (4,87%) bayi yang menglami prematur, dan
1.096 (95,13%) persalinan bukan dengan prematur.
Persalinan prematur adalah salah satu persalinan yang tidak
normal dari segi umur kehamilan, yaitu kurang dari 37 minggu atau
259 hari. Prematur merupakan masalah besar karena dengan berat
badan janin yang kurang dan belum cukup umur maka alat-alat vital
belum sempurna sehingga mengalami kesulitan untuk tumbuh dan
berkembang dengan baik, (Kurniasih. Shinta, 2010).
2. Umur Ibu
Penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Bhayangkara
Mppaoudang Makassar menunjukan bahwa kejadian prematur
lebih banyak terjadi pada umur dengan resiko rendah yaitu 44
48. orang (78.57%) dan dengan resiko tinggi hanya 12 orang (21.43%)
dari 56 jumlah prematur.
Hal ini tidak sesuai denga teori bahwa dalam kurun reproduksi
sehat dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan dan persalinan
adalah 20-35 tahun,(Wiknjosastro Hanifa, 2007, hal 23). Umur ibu
merupakan salah satu faktor risiko untuk melahirkan BBLR. Pada
umur <20 tahun fungsi dari alat reproduksinya belum matang
sehingga mengganggu perkembangan janin. terjadi kompetisi
antara ibu dan bayi dalam memenuhi nutrisi selama masa
kehamilan. Pada usia >35 tahun terjadi degenerasi fungsi alat
reprouksinya sehingga dapat menyebabkan terjadinya gangguan
pada janin, (Hidayati, 2009).
34
3. Paritas
Penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Bhayangkara
Mappaoudang Makassar menunjukan bahwa kejadian prematur
lebih banyak terjadi pada paritas dengan resiko tinggi yaitu 37
orang (66.07%) dan dengan resiko rendah hanya 19 orang
(33.93%) dari 56 jumlah prematur.
Hal ini sesuai dengan teori bahwa menurut Fortney A. Paritas
yang kemungkinan beresiko bila hamil dan melahirkan adalah
paritas 1 dan paritas >3 (Manuaba, 2010, hal. 39). Pada paritas 1
disebabkan rahim baru pertama kali menerima hasil konsepsi dan
49. keluwesan otot rahim masih terbatas untuk menyelesaikan
pertumbuhan janin. Sedangkan ibu dengan paritas > 3 disebabkan
karena kehamilan yang berulang sehingga akan menyebabkan
endometrium menjadi cacat, Pada paritas 2 dan 3 adalah paritas
paling aman ditinjau dari sudut kesehatan, (Wiknjosastro Hanifa,
2007, hal. 23, 775).
35
50. BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
36
A. Kesimpulan
36
Dari hasil penelitian Gambaran Kejadian Prematur di Rumah Sakit
Bhayangkara Mappaoudang Makassar Periode Januari S.D Desember
Tahun 2012, dari 1.152 jumlah persalinan, dan yang dinyatakan prematur
sebanyak 56 bayi setelah di olah dan dibahas maka penulis menarik
kesimpulan :
1. Frekwensi prematur berdasarkan umur ibu lebih banyak terjadi pada
umur dengan resiko rendah yaitu 44 orang (78.57%) dan dengan
resiko tinggi hanya 12 orang (21.43%) dari 56 jumlah prematur.
2. Frekwensi prematur berdasarkan paritas ibu lebih banyak terjadi
pada paritas dengan resiko tinggi yaitu 37 orang (66.07%) dan
dengan resiko rendah hanya 19 orang (33.93%) dari 56 jumlah
prematur.
B. Saran
1. Perlu perhatian dari instansi kesehatan maupun Rumah Sakit untuk
memberikan penyuluhan yang berkesinambungan tentang penyebab
terjadinya BBLR khususnya prematur dan pentingnya mengkonsumsi
makanan yang mengandung gizi seimbang agar bayi yang
dikandungnya tumbuh dan berkembang dengan baik sehingga lahir
51. dengan berat badan normal karena berat lahir bayi merupakan
penentu indicator kualitas hidup selanjutnya.
2. Peningkatan pelayanan kesehatan ibu dan anak yang berorientasi
pada norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera serta peningkatan
penyuluhan kepada ibu tentang resiko melahirkan paritas yang tinggi
yaitu paritas 1 dan > 3.
37
52. DAFTAR PUSTAKA
Deslidel. Dkk, 2011, Asuhan Bayi dan Neonatus, Buku Kedokteran E. G. C,
38
Jakarta.
Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Selatan. 2010, Data Sub Dinas
Kesehatan Ibu dan Anak, Makassar.
Evariani. A, 2010, Meneropong Penyebab Bayi Berat Lahir Rendah, www.
Masalah Kehamilan Terkini.co.id diakses tanggal 18 Juni 2011
Gunawan, Adi, 2010, Kamus Praktis Bahasa Indonesia, Penerbit Kartika,
Surabaya.
Habib, 2011, Faktor yang Berhubungan dengan Persalinan Prematur,
www. repository.usu.ac.id diakses tanggal 18 Juni 2011.
Hidayanti, 2009, Terjadinya Bayi Berat Lahir Rendah, www.
arlikelkedokteran. Com diakses tanggal 18 Juni 2011.
Kurniasih Shinta, 2010, Persalinan Prematur, www. Info Kebidanan dan
Penyakit Kandungan.com diakses tanggal 18 Juni 2011.
Manuaba, I. B. G, 1998, Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana untuk Pendidikan Bidan, Buku Kedokteran E. G. C,
Jakarta.
Manuaba, I. B. G, 2010, Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana untuk Pendidikan Bidan, E. G. C, Jakarta.
Maryam. A, 2009, Asuhan Kebidanan Pada Neonatus,Bayi dan Balita,
Universitas Indonesia Timur.D III Kebidanan Makassar.
Miyata. Siti, 2010, Nutrisi Janin dan Ibu Hamil. Nusa medika , Yogyakarta.
Mochtar. R, 1998, Sinopsis Obstetri Fisiologi dan Patologi. Buku Kedokteran
E. G. C, Jakarta.
Noor Hasnah, M. 2010, Pedoman Penyusunan Proposal dan Karya Tulis
Ilmiah. Universitas Indonesia Timur. D III Kebidanan Makassar.
53. Pantiawati, Ika, 2010, Bayi Dengan BBLR, Nuha Medika, Yogyakarta.
Rekam Medik, 2010, Pencatatan dan Pelaporan , Rumah Sakit Ibu Dan Anak
39
Siti Fatimah Makassar.
Rusepno, H, 1997, Ilmu Kesehatan Anak, Penerbit Bagian Ilmu Kesehatan
Anak FKUI Jakarta.
Saifuddin A.B, 2006, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.
Simamora Intan, 2008, Karakteristik Ibu yang Melahirkan Bayi Prematur .
www.Bayi Prematur.com diakses tanggal 10 Juli 2011.
Sujiyatini, dkk, 2009, Asuhan Patologi Kebidanan, Nuha Litera, Yogyakarta.
Surasmi, Asrining dkk, 2003, Perawatan Bayi Resiko Tinggi, Penerbit Buku
Kedokteran E. G. C, Jakarta.
Varney, Helen, 2010, Buku Saku Bidan, Edisi dua, Penerbit Buku
Kedokteran E. G. C, Jakarta.
Wiknjosastro, Hanifa, 2007, Yayasan Bina Pustaka, Jakarta
54. 40
LAMPIRAN 1.
MASTER TABEL
Gambaran kejadian Bayi Prematur di Rumah Sakit Bhayangkara-
Mapaodang Makassar Periode Januari s.d Desember 2012
No Nama
Umur Paritas
Tahun Kategori Gravida Kategori
1 Ny”D” 21 RR III RR
2 Ny”N” 26 RR II RR
3 Ny”M” 29 RR I RT
4 Ny”A” 42 RT IV RT
5 Ny”V” 23 RR I RT
6 Ny”Y” 31 RR III RR
7 Ny”I” 22 RR IV RT
8 Ny”M” 22 RR I RT
9 Ny”A” 28 RR I RT
10 Ny”H” 36 RT III RR
11 Ny”N” 21 RR I RT
12 Ny”H” 42 RT V RT
13 Ny”N” 20 RR I RT
14 Ny”N” 28 RR II RR
15 Ny”H” 36 RT II RR
16 Ny”D” 19 RT II RR
17 Ny”J” 23 RR I RT
55. 18 Ny”T” 24 RR I RT
19 Ny”S” 21 RR I RT
20 Ny”C” 29 RR II RR
21 Ny”A” 17 RT I RT
22 Ny”Y” 24 RR II RR
23 Ny”K” 27 RR I RT
24 Ny”R” 31 RR II RR
25 Ny”S” 42 RT VI RT
26 Ny”A” 32 RR III RR
27 Ny”N” 23 RR II RR
28 Ny”R” 29 RR I RT
29 Ny”N” 28 RR I RT
30 Ny”A” 22 RR I RT
31 Ny”M” 37 RT III RR
32 Ny”A” 22 RR I RT
33 Ny”N” 32 RR IV RT
35 Ny”S” 29 RR I RT
36 Ny”I” 28 RR I RT
37 Ny”D” 29 RR II RR
38 Ny”N” 39 RT IV RT
39 Ny”N” 27 RR II RR
40 Ny”F” 29 RR I RT
41 Ny”M” 23 RR I RT
41
56. 42 Ny”N” 20 RR I RT
43 Ny”I” 27 RR II RR
44 Ny”Y” 31 RR III RR
45 Ny”S” 20 RR I
42
RT
46 Ny”N” 39 RT IV
RT
47 Ny”N” 27 RR II RR
48 Ny”A” 22 RR I RT
49 Ny”M” 20 RR I RT
50 Ny”N” 32 RR IV RT
51 Ny”Y” 31 RR III RR
52 Ny”N” 22 RR I RT
53 Ny”A” 28 RR I RT
54 Ny”D” 19 RT I RT
55 Ny”S” 21 RR I RT
56 Ny”K” 18 RT I RT
57. 43
LAMPIRAN 1
JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN
No
Waktu
Penelitian
Kegiatan
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
1 Konsultasi Judul
2 Pengambilan data
awal
3 Penyusunan
Proposal
4 Konsultasi Proposal
5 Seminar Proposal
6 Pengumpulan Data
7 Pengolahan Data
8 Penyusunan dan
perbaikan
9 Ujian KTI