Dalam sebuah sekolah, kita perlu yang namanya manajemen yang bermutu.
manajemen yang bermutu bisa di ciptakan jika bagaimana efektivitas, efisien, dan produktif manajemen bisa di lakukan.
berikut saya jelaskan bagaimana Efektivitas, Efisiensi, dan produktifitas manajemen mutu berbasis sekolah.
Banyak ahli yang merumuskan pengertian pengembangan kurikulum, menurut Miller dan Seler (1985:3) pengembangan kurikulum adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dimulai dari menentukan orientasi kurikulum, yakni kebijakan-kebijakan yang umum. Misalnya arah dan tujuan pendidikan, pandangan tentang hakekat kurikulum dan lainnya. Sementara itu Proses pengembangan kurikulum menurut Sagala (2000:232) ialah kebutuhan untuk menspesifikasi peranan-peranan lulusan menggambarkan kemampuan dan keterampilan yang harus dilaksanakan dalam bidang tertentu.
Banyak ahli yang merumuskan pengertian pengembangan kurikulum, menurut Miller dan Seler (1985:3) pengembangan kurikulum adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dimulai dari menentukan orientasi kurikulum, yakni kebijakan-kebijakan yang umum. Misalnya arah dan tujuan pendidikan, pandangan tentang hakekat kurikulum dan lainnya. Sementara itu Proses pengembangan kurikulum menurut Sagala (2000:232) ialah kebutuhan untuk menspesifikasi peranan-peranan lulusan menggambarkan kemampuan dan keterampilan yang harus dilaksanakan dalam bidang tertentu.
Modul ini membahas tentang latar belakang dan konsep dasar asesemen alternatif, bentuk asesmen kinerja, asesmen portofolio, dan pengembangan alat ukur afektif.
Modul ini membahas tentang latar belakang dan konsep dasar asesemen alternatif, bentuk asesmen kinerja, asesmen portofolio, dan pengembangan alat ukur afektif.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Â
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Â
EFEKTIVITAS, EFISIENSI, DAN PRODUKTIFITAS MANAJEMEN MUTU BERBASIS SEKOLAH
1. TUGAS MAKALAH MATA KULIAH MANAJEMEN MUTU BERBASIS
SEKOLAH
EFEKTIVITAS, EFISIENSI, DAN PRODUKTIFITAS MANAJEMEN MUTU
BERBASIS SEKOLAH
Oleh:
Zahra Khusnul Oktaviana 037117146
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2018
2. i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan terhadap kehadirat Allah SWT. Yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas dari
dosen Dr. Yuyun Elisabeth Partas, M.Pd mata kuliah Manajemen Mutu Berbasis
Sekolah makalah tentang ” Efektivitas, Efisiensi, Dan Produktifitas Manajemen
Mutu Berbasis Sekolah” dengan baik. Tidak lupa penulis ucapkan juga kepada
pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam membuat makalah ini.
penulis sadar makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran sebagai acuan agar penulis dapat menulis makalah
yang lebih baik lagi
Semoga dengan makalah ini, penulis harapkan ilmu-ilmu yang didalamnya
dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Bogor, 12 April 2018
Penulis
3. ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .......................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Efektivitas Manajemen Mutu Berbasis Sekolah ........................... 3
2.2. Efisiensi Manajemen Mutu berbasis Sekolah ............................... 4
2.3. Produktivitas Manajemen Mutu Berbasis Sekolah ........................ 5
2.4. Penerapan Efektifitas, Efisiensi, dan Produktifitas Manajemen Mutu
Berbasis Sekolah ........................................................................... 6
2.5. Kekurangan dan kelebilan Manajemen Mutu Berbasis Sekolah
A. Kekurangan MMBS ................................................................. 7
B. Kelebihan MMBS ................................................................... 8
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan .................................................................................. 10
3.2. Saran............................................................................................. 10
LAMPIRAN
A. Lembar Catatan Dosen.......................................................................... 11
B. Pertanyaan dan Jawaban ........................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 13
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tatanan kehidupan masyarakat yang tidak beraturan merupakan
dampak atau akibat dari lemahnya sistem perekonomian yang menjadikan
krisis yang berkepanjangan. Krisis itu terjadi dalam berbagai bidang karena
rendahnya kualitas masyarakatnya, dan kemampuan masyarakatnya.
Peningkatan kualitas dalam masyarakat merupakan syarat mutlak untuk
mencapai tujuan pembangunan.
MMBS (Manajemen Mutu Berbasis Sekolah) merupakan wujud
perubahan sistem pendidikan. Hal ini merupakan perombakan dan sistem
pembangunan pendidikan yang lebih didominasi oleh pemerintah. Dimana
pembangunan pendidikan oleh pemerintah memang harus dirombak karena
terbukti kurang efektif, efisien dan produktif. Dengan demikian dapat
dinyatakan bahwa beberapa karakteristik perubahan dalam bidang tertentu,
yaitu adanya keadaan yang tidak memuaskan pada masa lalu, dan ada
keinginan untuk memperbaikinya.
Sehubungan dengan hal itu, keberhasilan implementasi MMBS
(Manajemen Mutu Berbasis Sekolah) dalam desentralisasi pendidikan
sedikitnya dilihat dari 3 dimensi yaitu efektivitas, efisiensi, dan
produktivitas. Ketiga dimensi tersebut saling terkait dan saling
mempengaruhi.
Efektivitas, efisiensi, dan produktivitas MMBS (Manajemen Mutu
Berbasis Sekolah) harus sejak awal ditetapkan agar dapat diketahui
dampaknya sejak awal terhadap pencapaian pendidikan. Dengan demikian,
sejak awal dapat diketahui kelemahan-kelemahan atau kekurangan-
kekurangan sementara kelebihan dan kekuatannya dapat dipertahankan.
5. 2
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa saja ruang lingkup efektivitas, efisiensi, produktivitas Manajemen
Mutu Berbasis Sekolah (MMBS)?
2. Sejauh mana penerapan efektivitas, efisiensi dan produktivitasi
Manajemen Mutu Berbasis Sekolah (MMBS)?
3. Apa saja kekurangan dan kelebihan penerapan Menejemen Mutu
Berbasis Sekolah (MMBS) di realita ?
6. 3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Efektivitas Manajemen Mutu Berbasis Sekolah
Efektifitas adalah adanya kesesuaian antara orang yang melaksanakan
tugas dengan sasaran yang dituju. Efektifitas dapat dijadikan barometer
untuk mengukur keberhasilan pendidikan. Efektifitas sekolah terdiri dari
dimensi manajemen dan kepemimpinan sekolah, guru, tenaga pendidik, dan
personel lainya: siswa, kurikulum, sarana–prasarana, pengelolaan kelas,
hubungan sekolah dan masyarakat, pengelolaan bidang khusus lainya hasil
nyatanya merujuk kepada hasil yang diharapkan bahkan menunjukkan
kedekatan atau kemiripan antara hasil nyata dengan hasil yang diharapkan. 1
Efektifitas Manajemen Berbasis Sekolah berarti bagaimana MBS
berhasil melaksanakan semua tugas pokok sekolah, menjalin partisipasi
masyarakat, mendapatkan serta memanfaatkan sumber daya, sumber dana,
dan sumber belajar utnuk mewujudkan tujuan sekolah.
Dalam pengelolaan sekolah, efektifitas berkaitan dengan terlaksananya
semua tugas pokok, tercapainya tujuan, ketepatan waktu dan adanya
partisipasi aktif dari masyarakat, mendapatkan serta memanfaatkan sumber
daya dan sumber belajar untuk mewujudkan tujuan sekolah.
Manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah merupakan alternatif
baru dalam pengelolaan pendidikan yang lebih menekankan kepada
kemandirian dan kreatifitas sekolah.Kreativitas muncul sebagai akibat dari
pemberdayaan terhadap individu.Pemberdayaan akan menghasilkan rasa
percaya diri pada orang yang diberdayakan.
Adapun indikator-indikator keefektivitasan dalam setiap tahapannya
antara lain:
1. Indikator input: karakteristik guru, fasilitas, perlengkapan, dan materi
pendidikan serta kapasitas manajemen.
2. Indikator process: administratif, alokasi waktu guru, dan alokasi waktu
peserta didik.
1 Efektifitas adalah adanya kesesuaian antara orang yang melaksanakan tugas
dengan sasaran yang dituju.
7. 4
3. Indikator output: hasil perolehan peserta didik dan dinamika sistem
sekolah, prestasi belajar siswa, dan hasil perilaku/sikap siswa, dll
4. Indikator outcome: jumlah lulusan ke tingkat berikutnya, prestasi
belajar di sekolah yang lebih tinggi dan pekerjaan, serta pendapatan.
2.2. Efisiensi Manajemen Mutu berbasis Sekolah
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia efesien berarti tepat.Efisiensi
ialah mampu mengerjakan kewajiban dengan baik dan tepat, tepat sesuai
dengan rencana, tepat dan tidak membuang-buang waktu. Efisiensi
merupakan aspek penting dalam manajemen sekolah karena sekolah
umumnya dihadapkan pada masalah kelangkaan sumber dana dan secara
langsung berpengaruh terhadap kegiatan manajemen. Jika efektifitas dilihat
dari perbandingan antara rencana dengan tujuan yang dicapai maka efisiensi
lebih ditekankan pada perbandingan antara input atau sumber daya dengan
output.2
Suatu kegiatan efisien bila tujuan dapat dicapai secara optimal dengan
penggunaan atau pemakaian sumber dana yang minimal, Efisiensi dapat
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
1. Efisiensi Internal
Efisiensi internal menunjuk kepada hubungan antara output
pendidikan (pencapaian belajar) dan input (sumberdaya) yang
digunakan untuk memproses/menghasilkan output pendidikan.
Efisiensi internal biasanya diukur dengan biaya-efektifitas.Setiap
penilaian biaya efektifitas selalu memerlukan dua hal, yaitu penilaian
ekonomik untuk mengukur biayamasukan (input) dan penilaian hasil
pembelajaran (prestasi belajar, lama belajar, angka putus sekolah).
2. Efisiensi Eksternal.
Efisiensi eksternal adalah hubungan antara biaya yang digunakan
untuk menghasilkan tamatan dan keuntungan kumulatif (individual,
sosial, ekonomik, dan non-ekonomik) yang didapat setelah pada kurun
2 Efisiensi ialah mampu mengerjakan kewajiban dengan baik dan tepat, tepat
sesuai dengan rencana, tepat dan tidak membuang-buang waktu.
8. 5
waktu yang panjang diluar sekolah. Analisis biaya manfaat merupakan
alat utama untuk mengukur efisiensi eksternal.
Efisiensi memiliki kaitan langsung dengan pendayagunaan sumber-
sumber pendidikan yang terbatas secara optimal sehingga memberikan
dampak yang optimal pula.Dikatakan suatu program pendidikan yang
efisien cenderung ditandai dengan pola penyebaran dan
pendayagunaan sumber-sumber pendidikan yang sudah ditata secara
efisien mampu menyediakan keseimbangan antara penyediaan dan
kebutuhan akan sumber-sumber pendidikan sehingga upaya
pencapaian tujuan tidak mengalami hambatan.
Dengan demikian, sistem atau program pendidikan yang
efisienialah yang mampu mendistribusikan sumber-sumber pendidikan
secara adil dan merata agar setiap peserta didik memperoleh
kesempatan yang sama untuk mendayagunakan sumber-sumber
pendidikan tersebut dan mencapai hasil maksimal.
2.3. Produktivitas Manajemen Mutu Berbasis Sekolah
Produktivitas ialah kemampuan dalam menghasilkan sesuatu yang
semaksimal mungkin dengan menggunakan sumber daya yang seminimal
mungkin.
Produktivitas dapat dinyatakan secara kuantitas maupun kualitas.
Produktivitas dalam dunia pendidikan berkaitan dengan keseluruhan proses
penataan dan penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan pendidikan
secara efektif dan efisien. Seiring dengan bertambahnya waktu, semakin
besar pula modal untuk pendidikan. Sekolahpun menjadi semakin
berkembang karena semakin besarnya tuntutan pendidikan yang harus
dikembangkan.3
Produktivitas pendidikan sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu
sebagai berikut:
3 Produktivitas ialah kemampuan dalam menghasilkan sesuatu yang semaksimal
mungkin dengan menggunakan sumber daya yang seminimal mungkin
9. 6
1. Faktor-faktor yang berhubungan dengan organisasi dan manajemen;
yakni kegiatan-kegiatan yang berkaitan langsung dengan
penyelenggaraan pendidikan.
2. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kepala sekolah; meliputi
kegiatan-kegiatan yang bermanfaat untuk kelancaran pendidikan atau
sekolah.
3. Faktor-faktor yang berhubungan dengan guru; meliputi tanggung
jawab guru atas pekerjaan dalam melaksanakan tugas pengajaran.
4. Faktor-faktor yang berhubungan dengan anggaran pendidikan;
meliputi usaha pendaya gunaan anggaran.
5. Faktor-faktor yang berhubungan dengan lingkungan sekolah;
berhubungan dengan faktor eksternal seperti, letak geografis sekolah.
6. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pengawasan dan
pengendalian; berkaitan dengan pengawasan melekat dari para
pemimpin sebagai penunjang pengawasan fungsional.
7. Faktor-faktor yang berhubungan dengan disiplin nasional sebagai
kunci keberhasilan dalam pengelolaan.
2.4. Penerapan Efektifitas, Efisiensi, dan Produktifitas Manajemen Mutu
Berbasis Sekolah
Penerapan MBS dalam
sistem yang pemerintahan yang
masih cenderung terpusat tentulah
akan banyak pengaruhnya. Perlu
diingatkan bahwa penerapan
MMBS akan sangat sulit jika para
pejabat pusat dan daerah masih
bertahan untuk menggenggam sendiri kewenangan yang seharusnya
didelegasikan ke sekolah. Bagi para pejabat yang haus kekuasaan seperti itu,
MMBS adalah ancaman besar.
Dengan maraknya perintisan sekolah-sekolah unggulan dan terpadu
merupakan salah satu bentuk aktualisasi penerapan MMBS. Terlebih
sekolah unggulan dan terpadu ini menampilkan sajian kurikulum yang
10. 7
menarik, efektif, efisien, dan sangat produktif dalam menunjang proses
belajar bagi peserta didik. Dengan penerapan fullday schooling, para siswa
diberikan fasilitas yang lebih dari biasanya diberikan di sekolah-sekolah
negeri/konfensional. Dengan demikian perkembangan sekolah-sekolah Islam
terpadu/unggulan dapat menjadi salah satu contoh sekolah yang telah
menggunakan manajemen berbasis sekolah yang baik sesuai dengan
kurikulum sendiri yang dipadupadankan dengan kurikulum Nasional.
2.5. Kekurangan dan kelebilan Manajemen Mutu Berbasis Sekolah
A. Kekurangan MMBS (Manajemen Mutu Berbasis Sekolah) di Sekolah
Beberapa kekurangan/hambatan yang mungkin dihadapi pihak-
pihak berkepentingan dalam penerapan MBS adalah sebagai berikut:
1. Tidak Berminat Untuk Terlibat.
Sebagian orang tidak menginginkan kerja tambahan selain
pekerjaan yang sekarang mereka lakukan. Mereka tidak berminat
untuk ikut serta dalam kegiatan yang menurut mereka hanya
menambah beban. Anggota dewan sekolah harus lebih banyak
menggunakan waktunya dalam hal-hal yang menyangkut
perencanaan dan anggaran. Akibatnya kepala sekolah dan guru
tidak memiliki banyak waktu lagi yang tersisa untuk memikirkan
aspek-aspek lain dari pekerjaan mereka. Tidak semua guru akan
berminat dalam proses penyusunan anggaran atau tidak ingin
menyediakan waktunya untuk urusan itu.
2. Tidak Efisien
Pengambilan keputusan yang dilakukan secara partisipatif
adakalanya menimbulkan frustrasi dan seringkali lebih lamban
dibandingkan dengan cara-cara yang otokratis. Para anggota dewan
sekolah harus dapat bekerja sama dan memusatkan perhatian pada
tugas, bukan pada hal-hal lain diluar itu.
3. Pikiran Kelompok
Setelah beberapa saat bersama, para anggota dewan sekolah
kemungkinan besar akan semakin kohesif. Di satu sisi hal ini
berdampak positif karena mereka akan saling mendukung satu
11. 8
sama lain. Di sisi lain, kohesivitas itu menyebabkan anggota terlalu
kompromis hanya karena tidak merasa enak berlainan pendapat
dengan anggota lainnya. Pada saat inilah dewan sekolah mulai
terjangkit “pikiran kelompok.” Ini berbahaya karena keputusan
yang diambil kemungkinan besar tidak lagi realistis.
4. Memerlukan Pelatihan
Pihak-pihak yang berkepentingan kemungkinan besar sama
sekali tidak atau belum berpengalaman menerapkan model yang
rumit dan partisipatif ini. Mereka kemungkinan besar tidak
memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang hakikat MBS
sebenarnya dan bagaimana cara kerjanya, pengambilan keputusan,
komunikasi, dan sebagainya.
5. Kebingungan Atas Peran dan Tanggung Jawab Baru
Pihak-pihak yang terlibat kemungkinan besar telah sangat
terkondisi dengan iklim kerja yang selama ini mereka geluti.
Penerapan MMBS mengubah peran dan tanggung jawab pihak-
pihak yang berkepentingan. Perubahan yang mendadak
kemungkinan besar akan menimbulkan kejutan dan kebingungan
sehingga mereka ragu untuk memikul tanggung jawab
pengambilan keputusan.
6. Kesulitan Koordinasi
Setiap penerapan model yang rumit dan mencakup kegiatan
yang beragam mengharuskan adanya koordinasi yang efektif dan
efisien. Tanpa itu, kegiatan yang beragam akan berjalan sendiri ke
tujuannya masing-masing yang kemungkinan besar sama sekali
menjauh dari tujuan sekolah.
B. Kelebihan MMBS (Manajemen Mutu Berbasis Sekolah) di Sekolah
Menurut American Association of School Administrators
(AASA), Asosiasi Nasional Kepala Sekolah Dasar (NAESP), National
Association of Secondary School Principals (NASSP), dan sumber-
sumber lain, manajemen mutu berbasis sekolah dapat:
12. 9
1. Memungkinkan individu-individu yang kompeten di sekolah untuk
membuat keputusan yang akan meningkatkan pembelajaran.
2. Berikan seluruh komunitas sekolah suara dalam keputusan-
keputusan penting.
3. Fokus akuntabilitas pengambilan keputusan.
4. Mengarah pada kreativitas yang lebih besar dalam perancangan
program sumber daya untuk mendukung tujuan yang
dikembangkan disetiap sekolah.
5. Mengakibatkan penganggaran realistis sebagai orangtua dan guru
menjadi lebih sadar akan status keuangan sekolah, batasan
pembelanjaan, dan biaya dari program.
6. Meningkatkan semangat guru dan memelihara kepemimpinan baru
di semua tingkatan.
7. Memberdayakan sumber daya manusianya seoptimal mungkin.
8. Memfasilitasi warga sekolahnya untuk belajar terus dan belajar
kembali.
9. Mendorong kemandirian (otonomi) setiap warganya.
10. Memberikan tanggungjawab kepada warganya.
11. Mendorong setiap warganya untuk "mempertanggungjawabkan"
(accountability) terhadap hasil kerjanya.
12. Mendorong adanya teamwork yang kompak dan cerdas dan shared
value bagi setiap warganya.
13. Merespon dengan cepat terhadap pasar (pelanggan).
14. Mengajak warganya untuk menjadikan sekolahnya customer
focused.
15. Mengajak warganya untuk nikmat/siap berhadap perubahan.
16. menganalisis sekolahnya.
17. Mengajak warganya untuk komitmen terhadap "keunggulan
kualitas".
18. Mengajak warganya untuk melakukan perbaikan secara terus-
menerus.
13. 10
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dalam penulisan makalh ini, dapat disimpulkan:
1. Manajemen Mutu Berbasis Sekolah (MMBS) adalah sebagai proses
manajemen sekolah yang diarahkan pada peningkatan mutu
pendidikan, yang mana secara otonomi direncanakan, diorganisasikan,
dilaksanakan, dan dievaluasi sendiri oleh sekolah sesuai dengan
kebutuhan sekolah dengan melibatkan semua stakeholder sekolah.
2. Efektivitas adalah adanya kesesuaian antara orang yang melaksanakan
tugas dengan sasaran yang dituju. Efektivitas MMBS berarti
bagaimana MMBS berhasil melaksanakan semua tugas pokok sekolah,
menjalin partisipasi masyarakat, mendapatkan serta memanfaatkan
sumber daya, sumber dana, dan sumber belajar untuk mewujudkan
tujuan sekolah.
3. Efisiensi merupakan aspek penting dalam manajemen sekolah karena
sekolah umumnya dihadapkan pada masalah kelangkaan sumber dana,
dan secara langsung berpengaruh terhadap kegiatan manajemen.
Efisiensi juga merupakan perbandingan antara inputdan output, tenaga
dan hasil, perbelanjaan dan masukan, biaya serta kesenangan yang
dihasilkan.
4. Produktivitas dalam dunia pendidikan berkaitan dengan keseluruhan
proses penataan dan penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan
pendidikan secara efektif dan efisiaen
3.2. Saran
1. Meningkatkan efektivitas dalam pembelajaran dan meningkatkan
kreativitas para pelajar
2. menampilkan sajian kurikulum yang menarik, efektif, efisien, dan sangat
produktif dalam menunjang proses belajar bagi peserta didik
14. 11
A. LEMBAR CATATAN DOSEN
Pelaksanaan presentasi pada tanggal 11 Oktober 2017
Yang melaksanakan presentasi ialah kelompok 3
Note:
1. Perbaiki makalah (Pengetikan)
2. Cara menjawab pertanyaan
Daftar nilai yang diberikan:
1. Makalah : 80
2. Presentasi : 79
3. Kmp : 76
4. Total : 235/3
: 78,3
5. Bonus video : 2
6. Total : 80, 3
15. 12
B. PERTANYAAN DAN JAWABAN
No Nama Kelompok Pertanyaan Jawaban
1
Rhea
Amanda
6
Mengapa efisien sangat
penting dalam mbs?
Efisiensi merupakan aspek penting karena sebagai pembanding antara
input dan output atau sumber daya dan output.
2
Nur Shifa
Setyo
Utami
1
Bagaimana cara
menerapkan efisiensi
dan efektifitas dalam
mbs?
Membuat kurikulum yang menarik, efektif, efisien, serta produktif dan
menerapkannya dengan sumber daya manusia yang bermutu agar
kurikulum dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan
3
Mia
Mirnawati
5
Bagaimana Kita tau
efektifitas sudah berhasil
atau belum?
Suatu sekolah dikatakan sudah efektifitas ketika visi sekolah tersebut
dapat tercapai dengan tepat sesuai dengan rencana
4
Ai Fitri
Nurhamid
ah
2
Masih banyak orang
yang tidak mau terlibat
dalam mbs, bagaimana
cara mengatasinya?
Banyak orang yang tidak ingin terlibat dalam mbs karena menurut
mereka itu hanya menjadi beban.
Jadi dengan cara mengajak mereka mengikuti seminar tentang mbs
agar dapat merubah pemikirannya tentang mbs
5
Siti
Nurhafifa
h
7
Apakah produktifitas
perlu di dalam mbs?
Ya, karena produktifitas berkaitan dengan keseluruhan proses penataan
dan penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan mbs