Dokumen tersebut merupakan laporan kunjungan rumah (home visite) oleh dokter keluarga kepada pasien bernama Tn. RK yang didiagnosis menderita gouty artritis kronis. Laporan mendokumentasikan identitas pasien, keluhan utama, riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, diagnosa, dan tindakan yang diberikan untuk mengontrol kondisi pasien. Home visite penting untuk mengevaluasi pola hidup pasien dan memberikan eduk
1. DOKTER KELUARGA – HOME VISITE Kunjungan pasien oleh Dokter Keluarga di rumah (Home Visite) Prinsip pokok dari dokter keluarga adalah untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kedokteran menyeluruh. Oleh karena itu perlu diketahui berbagai latar belakang pasien yang menjadi tanggungannya. Untuk dapat mewujudkan pelayanan kesehatan seperti itu diperlukan adanya kunjungan rumah (home visite) serta melakukan pelayanan kesehatan standar. Manfaat yang didapatkan dari kunjungan ke rumah pasien antara lain : Meningkatkan pemahaman dokter tentang pasien Meningkatkan hubungan dokter pasien Menjamin terpenuhinya kebutuhan dan tuntutan kesehatan pasien Menjamin terpenuhinya kebutuhan pasien. LAPORAN HOME VISITE Identitas Penderita Nama:Tn. RK Umur:54 tahun TB/BB:165 cm/60 kg Jenis kelamin:Laki-laki Pendidikan terakhir:SMP Pekerjaan:Tani Alamat:Tempang III Langowan Suku:Minahasa Bangsa:Indonesia Anamnesis Keluhan Utama Nyeri dan bengkak pada sendi-sendi tangan dan sendi-sendi kaki Riwayat penyakit sekarang Nyeri dan bengkak pada sendi tangan dan kaki dialami pederita sejak 3 tahun yang lalu. Nyeri dan bengkak pada sendi tersebut mula-mula muncul pada pagi hari setelah bangun pagi. Penderita mengeluh tidak dapat berjalan. Penderita mengeluh adanya panas disertai sedikit menggigil dan rasa lelah. Penderita sudah memeriksakan diri ke dokter di puskesmas dan oleh dokter penderita didiagnosis menderita supi. BAB/BAK biasa. Riwayat Penyakit Dahulu Penderita pernah menderita penyakit asam urat, paru dan ginjal. Riwayat Penyakit Keluarga Kakek, Ibu, saudara kandung penderita pernah menderita sakit seperti ini. Riwayat Sosial Ekonomi Penderita tinggal dirumah semi permanent, lantai beton, dinding kayu, atap seng Jumlah kamar 2 buah, dihuni 2 orang dewasa Jumlah kamar mandi 1 buah yang berada di luar rumah, terbuat dari beton Sumber penghasilan, penderita masih bekerja sebagai tani Sumber penerangan : PLN Sumber air : Sumur Pembuangan air limbah melalui selokan Penaganan sampah langsung dibakar Riwayat Kebiasaan Merokok : (+) Minum Alkohol : (+) Pemeriksaan Fisik Keadaan umum : CukupKesadaran : CM Gizi: Cukup Tanda vital: T : 130/90 mmhg, N: 88x/m, R: 20x/m, S: 36,6 Kepala: Konjungtiva : anemis (-), Sklera : Ikterik (-) Leher: Pembesaran KGB (-) Dada: Simetris Ki=ka Paru-paru: Gerakan pernapasan simetris Ki=Ka, Rh (+), Wh (-) Abdomen: Datar, lemas, BU (+) normal, H/L : ttb Anggota gerak: Akral hangat, tofi (+), kemerahan pada sendi Diangnosis Gouty Artritis Kronis Terapi Non Farmakologis : Kurangi kegiatan Kurangi makanan dengan kadar asam urat yang tinggi Kontrol di puskesmas Farmakologis : Obat penurun asam urat Obat anti nyeri Roborantia Prognosis Dubia Gouty Artritis kronis atau yang dikenal sebagai supi merupakan suatu penyakit akibat deposisi kristal monosodium urat pada jaringan akibat supersaturasi asam urat didalam cairan ekstraseluler. Manifestasi klinik deposisi urat dapat menyebabkan kerusakan tulang dan sendi, terbentuknya batu asam urat serta kegagalan ginjal. Pada gouty arthritis kronis dapat dijumpai gejala-gejala seperti nyeri, bengkak, terasa hangat, kemerahan, denagan gejala sistemik berupa demam, mengigil dan merasa lelah. Dapat mengenai sendi tangan/kaki, lutut dan siku. Pada saat melakukan home visite ditemikan masalah berupa kurang tahunya penderita mengenai sakit yang dialaminya, seperti selalu memakan makanan dengan kadar asam urat yang tinggi ( sayur kangkung, kacang-kaccangan,tahu,tempe,minuman beralkohol, dll ). Penderita juga hanya dating ke dokter jika terasa sakit kalau tidaj maka penderita tidak dating ke dokter untuk control. Pelaksanaan home visite secara berkala sangat berguna untuk mengontrol pola hidup pasien dan keluarga, sehingga dapat dilaksanakan suatu pelayanan kesehatan secara menyeluruh. Penderita dan keluarga dimotivasi untuk melakukan pola hidup sehat, seperti mengkonsumsi makanan bergizi, istirahat yang cukup, berolahraga rutin, damn menjaga kebersihan lingkungan.