Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Pemetaan lokasi 35 desa wisata di Kabupaten Sleman tahun 2015 menggunakan software ArcGIS 10.1 untuk memberikan informasi lokasi kepada wisatawan domestik dan mancanegara.
Membangun Desa Wisata di Kec.Karas Kabupaten MagetanRudi Prasongko
Dokumen tersebut membahas tentang membangun desa wisata di Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan. Ia menjelaskan tentang pengertian desa wisata, kriteria dan tipe-tipe desa wisata, serta prinsip pengembangan desa wisata. Dokumen ini juga memberikan contoh-contoh desa wisata dan menganalisis potensi desa-desa di Karas untuk dikembangkan menjadi desa wisata, serta peranan website desa dalam pemasarannya.
Dokumen tersebut membahas tentang optimalisasi sinergitas antara pemerintah daerah Kabupaten Labuhanbatu Utara dengan masyarakat desa dalam pengelolaan pariwisata. Kabupaten ini memiliki beberapa potensi wisata alam dan budaya di beberapa desa namun belum dikelola secara optimal. Dokumen ini menganalisis pengelolaan potensi wisata oleh masyarakat desa melalui BUMDes serta memberikan rekomendasi untuk pemerintah da
Villagepreneurship: Inovasi Pengembangan Desa Wira Usaha Berbasis KolaborasiTri Widodo W. UTOMO
1. Dokumen tersebut membahas model Villagepreneurship (VP) untuk mendorong inovasi di desa, termasuk inovasi gagasan, produk, dan metode pemasaran.
2. Model VP dimulai dari ideasi berdasarkan potensi desa, dilanjutkan dengan tahap produksi, pemasaran, dan pendampingan.
3. Dokumen tersebut menyoroti pentingnya kolaborasi antarstakeholder dan sinergi untuk mengembangkan potensi desa menjadi keung
PERAN TEKNOLOGI DIGITAL DAN MILENIAL KAMPUS DALAM PENGEMBANGAN EKONOMI DESATeguh Kristyanto
PERAN TEKNOLOGI DIGITAL DAN MILENIAL KAMPUS DALAM PENGEMBANGAN EKONOMI DESA
Disampaian Oleh : Insan Mahmud
TA Madya Pengembangan Ekonomi Lokal
Provinsi Jawa Tengah
Materi:
1. Revolusi industri 4.0
2. Covid-19 Strikes
3. Kebiasaan baru/New normal
4. Recovery Shall Start From Desa
5. Recovery Strategy : Strategi Pemulihan Ekonomi
6. Gradual Tourism Recovery
7. Potential Market : Pasar potensial
8. Roadmap : Usulan peta jalan untuk pemulihan ekonomi
9. Future Development : Pengembangan pemanfaatan platform digitaldi masa depan
Perencanaan usaha BUM Desa Motekar Desa Pagandon 2021-2025 bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui berbagai unit usaha seperti pasar desa, industri rumah tangga, perdagangan, jasa telekomunikasi dan e-commerce, serta perkreditan. Sumber dana berasal dari tabungan masyarakat, bantuan pemerintah, dan kerjasama usaha; yang akan digunakan untuk mengembangkan potensi ekonomi masyarakat
laporan kegiatan survei potensi ekowisata desa doulu dan desa semangat gunungsamerdanta sinulingga
Dokumen tersebut membahas tentang survei awal potensi wisata di Desa Doulu sebagai calon desa wisata. Desa Doulu memiliki potensi wisata alam seperti air panas dan budaya seperti sejarah berdirinya desa. Survei ini bertujuan mengidentifikasi potensi dan permasalahan pengembangan Desa Doulu menjadi desa wisata."
REKAN JEJAK PNPM MANDIRI PERDESAAN JAWA BARAT TH 2013ALI YASIN
Dokumen tersebut merupakan profil PNPM Mandiri Perdesaan di Jawa Barat. Mencakup sejarah, geografi, demografi, tingkat kemiskinan, dan implementasi program PNPM Mandiri Perdesaan di provinsi Jawa Barat dari tahun 2007 hingga 2012 yang meliputi pembangunan infrastruktur, pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan peningkatan kapasitas masyarakat dan lembaga desa. Jawa Barat memiliki 26 kabupaten/kota
Pembuatan Film Wisata Sebagai Media Promosi Pariwisata di Desa Rumah Galuh Ka...samerdanta sinulingga
Film and tourism during the 4.0 industrial revolution now have a strategic
positioning in attracting tourist visits. Because the film is able to exert a powerful
influence on tourist visits, the Ministry of Tourism and Creative Economy then
carries out a program that closely targets millennials as a tourist market target with
the slogan 'instagramable'. Herein lies the power of film in attracting tourist visits
that can be a solution for all tourist areas in Indonesia, especially for Rumah Galuh
Village. At the beginning of the pioneering natural tourism in this village, the film
had an extraordinary impact on the number of tourist visits. In 2016 until now, the
number of tourist visits has increasingly declined. Based on these problems, research
on making tourist films as promotional media is expected to be a useful
breakthrough. This study uses the science of phenomenology, participant observation
techniques, with data analysis: (1) data reduction; (2) data presentation; and (3)
drawing conclusions / verification. The making of tourism films in this study uses 2
theories, a secondary theory, namely: the theory of film making with 3 working
indicators: pre-production, production and post-production of films, while the
primary theory is: film theory as a tourism promotion media with 4 working
indicators: color , features, properties and ratios. The results of the application of the
seven working indicators of the theory produce a true tourism film as a tourism
promotion media. For our next research we recommend the effect or impact caused
by the tourist film on the flow of tourist visits to these tourist destinations.
Membangun Desa Wisata di Kec.Karas Kabupaten MagetanRudi Prasongko
Dokumen tersebut membahas tentang membangun desa wisata di Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan. Ia menjelaskan tentang pengertian desa wisata, kriteria dan tipe-tipe desa wisata, serta prinsip pengembangan desa wisata. Dokumen ini juga memberikan contoh-contoh desa wisata dan menganalisis potensi desa-desa di Karas untuk dikembangkan menjadi desa wisata, serta peranan website desa dalam pemasarannya.
Dokumen tersebut membahas tentang optimalisasi sinergitas antara pemerintah daerah Kabupaten Labuhanbatu Utara dengan masyarakat desa dalam pengelolaan pariwisata. Kabupaten ini memiliki beberapa potensi wisata alam dan budaya di beberapa desa namun belum dikelola secara optimal. Dokumen ini menganalisis pengelolaan potensi wisata oleh masyarakat desa melalui BUMDes serta memberikan rekomendasi untuk pemerintah da
Villagepreneurship: Inovasi Pengembangan Desa Wira Usaha Berbasis KolaborasiTri Widodo W. UTOMO
1. Dokumen tersebut membahas model Villagepreneurship (VP) untuk mendorong inovasi di desa, termasuk inovasi gagasan, produk, dan metode pemasaran.
2. Model VP dimulai dari ideasi berdasarkan potensi desa, dilanjutkan dengan tahap produksi, pemasaran, dan pendampingan.
3. Dokumen tersebut menyoroti pentingnya kolaborasi antarstakeholder dan sinergi untuk mengembangkan potensi desa menjadi keung
PERAN TEKNOLOGI DIGITAL DAN MILENIAL KAMPUS DALAM PENGEMBANGAN EKONOMI DESATeguh Kristyanto
PERAN TEKNOLOGI DIGITAL DAN MILENIAL KAMPUS DALAM PENGEMBANGAN EKONOMI DESA
Disampaian Oleh : Insan Mahmud
TA Madya Pengembangan Ekonomi Lokal
Provinsi Jawa Tengah
Materi:
1. Revolusi industri 4.0
2. Covid-19 Strikes
3. Kebiasaan baru/New normal
4. Recovery Shall Start From Desa
5. Recovery Strategy : Strategi Pemulihan Ekonomi
6. Gradual Tourism Recovery
7. Potential Market : Pasar potensial
8. Roadmap : Usulan peta jalan untuk pemulihan ekonomi
9. Future Development : Pengembangan pemanfaatan platform digitaldi masa depan
Perencanaan usaha BUM Desa Motekar Desa Pagandon 2021-2025 bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui berbagai unit usaha seperti pasar desa, industri rumah tangga, perdagangan, jasa telekomunikasi dan e-commerce, serta perkreditan. Sumber dana berasal dari tabungan masyarakat, bantuan pemerintah, dan kerjasama usaha; yang akan digunakan untuk mengembangkan potensi ekonomi masyarakat
laporan kegiatan survei potensi ekowisata desa doulu dan desa semangat gunungsamerdanta sinulingga
Dokumen tersebut membahas tentang survei awal potensi wisata di Desa Doulu sebagai calon desa wisata. Desa Doulu memiliki potensi wisata alam seperti air panas dan budaya seperti sejarah berdirinya desa. Survei ini bertujuan mengidentifikasi potensi dan permasalahan pengembangan Desa Doulu menjadi desa wisata."
REKAN JEJAK PNPM MANDIRI PERDESAAN JAWA BARAT TH 2013ALI YASIN
Dokumen tersebut merupakan profil PNPM Mandiri Perdesaan di Jawa Barat. Mencakup sejarah, geografi, demografi, tingkat kemiskinan, dan implementasi program PNPM Mandiri Perdesaan di provinsi Jawa Barat dari tahun 2007 hingga 2012 yang meliputi pembangunan infrastruktur, pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan peningkatan kapasitas masyarakat dan lembaga desa. Jawa Barat memiliki 26 kabupaten/kota
Pembuatan Film Wisata Sebagai Media Promosi Pariwisata di Desa Rumah Galuh Ka...samerdanta sinulingga
Film and tourism during the 4.0 industrial revolution now have a strategic
positioning in attracting tourist visits. Because the film is able to exert a powerful
influence on tourist visits, the Ministry of Tourism and Creative Economy then
carries out a program that closely targets millennials as a tourist market target with
the slogan 'instagramable'. Herein lies the power of film in attracting tourist visits
that can be a solution for all tourist areas in Indonesia, especially for Rumah Galuh
Village. At the beginning of the pioneering natural tourism in this village, the film
had an extraordinary impact on the number of tourist visits. In 2016 until now, the
number of tourist visits has increasingly declined. Based on these problems, research
on making tourist films as promotional media is expected to be a useful
breakthrough. This study uses the science of phenomenology, participant observation
techniques, with data analysis: (1) data reduction; (2) data presentation; and (3)
drawing conclusions / verification. The making of tourism films in this study uses 2
theories, a secondary theory, namely: the theory of film making with 3 working
indicators: pre-production, production and post-production of films, while the
primary theory is: film theory as a tourism promotion media with 4 working
indicators: color , features, properties and ratios. The results of the application of the
seven working indicators of the theory produce a true tourism film as a tourism
promotion media. For our next research we recommend the effect or impact caused
by the tourist film on the flow of tourist visits to these tourist destinations.
Dokumen tersebut merangkum pemetaan potensi unggulan Desa Klantingsari di Kabupaten Sidoarjo. Beberapa poin penting yang diangkat adalah belum tersedianya peta potensi desa, perlunya pemetaan berbasis kluster, dan solusi yang ditawarkan yakni pembuatan peta potensi dan pemetaan secara digital menggunakan software SIG untuk mengidentifikasi potensi olahan makanan ringan dan meningkatkan perekonomian masyarakat.
Statistik daerah-kecamatan-lumbis-ogong-2015Arifuddin Ali
Statistik Daerah Kecamatan Lumbis Ogong 2015 diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Nunukan berisi berbagai data dan informasi terpilih seputar Kecamatan Lumbis Ogong yang dianalisis secara sederhana untuk membantu pengguna data memahami perkembangan pembangunan serta potensi yang ada di Kecamatan Lumbis Ogong. Materi yang disajikan dalam ini memuat berbagai informasi/indikator terpilih yang terkait dengan pembangunan di berbagai sektor di Kecamatan Lumbis Ogong dan diharapkan dapat menjadi bahan rujukan/kajian dalam perencanaan dan evaluasi kegiatan pembangunan.
Manajemen lahan berpengaruh terhadap pendayagunaan dan pengelolaan lahan. Manajemen lahan meliputi pengertian, jenis (pengadaan, pemanfaatan, pengendalian), dan konsep (land consolidation, land acquisition, land sharing, land pooling, land banking, transfer of development right). Studi kasus menunjukkan pentingnya manajemen lahan untuk kepentingan umum.
Presentasi Tugas Studio Perencanaan Kecamatan Wonogiri (profil,konstelasi,ana...Latifah Tio
Rangkuman dokumen tersebut adalah: Dokumen tersebut membahas tentang administrasi, potensi, masalah, dan fungsi Kota Wonogiri sebagai pusat kegiatan lokal di Kabupaten Wonogiri. Dokumen ini juga memaparkan model kota sektoral sebagai solusi untuk meningkatkan fungsi Wonogiri.
Statistik daerah-kecamatan-sei-menggaris-2015Arifuddin Ali
Dokumen tersebut merupakan statistik daerah Kecamatan Sei Menggaris tahun 2015 yang mencakup informasi geografi, pemerintahan, penduduk, pendidikan, kesehatan, pertanian, dan ekonomi di kecamatan tersebut."
Statistik daerah-kecamatan-sebatik-2015Arifuddin Ali
Statistik Daerah Kecamatan Sebatik 2015 diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Nunukan berisi berbagai data dan informasi terpilih seputar Kecamatan Sebatik yang dianalisis secara sederhana untuk membantu pengguna data memahami perkembangan pembangunan serta potensi yang ada di Kecamatan Sebatik. Materi yang disajikan dalam ini memuat berbagai informasi/indikator terpilih yang terkait dengan pembangunan di berbagai sektor di Kecamatan Sebatik dan diharapkan dapat menjadi bahan rujukan/kajian dalam perencanaan dan evaluasi kegiatan pembangunan.
Teks tersebut merangkum hasil penelitian tentang pemetaan dan potensi 20 desa wisata di Kecamatan Borobudur untuk pengembangan kawasan desa wisata. Penelitian menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif, meliputi observasi dan survei. Hasilnya menunjukkan desa-desa tersebut memiliki potensi menjadi desa wisata berdasarkan aksesibilitas, obyek wisata, dan dukungan masyarakat. Desa Borobudur
Pengembangan daya tarik wisata di kabupaten semarangawan putih
Dokumen tersebut membahas strategi pengembangan desa wisata di Kabupaten Semarang. Beberapa poin penting yang disebutkan antara lain mengenai potensi daya tarik wisata dan desa wisata yang ada, target jumlah wisatawan tahun 2019, perubahan tren wisata ke arah wisata minat khusus, serta prinsip dan aktor yang berperan dalam pengembangan desa wisata.
Homestay Pondok Manggis merupakan salah satu akomodasi di Desa Wisata Suranadi yang menawarkan penginapan murah bagi wisatawan. Homestay ini memiliki beberapa kekuatan seperti biaya penginapan yang terjangkau dan tempat parkir yang luas, namun juga menghadapi tantangan seperti kebersihan yang perlu ditingkatkan dan keterbatasan fasilitas dapur.
Proposal hibah ini mengajukan dana untuk pengembangan destinasi pariwisata di Provinsi Banten melalui pembangunan fasilitas wisata seperti home pod, selfie booth, peta wisata, aksesibilitas, dan lainnya di beberapa kawasan strategis pariwisata. Total anggaran yang diajukan adalah Rp. 2 miliar untuk 9 program pengembangan destinasi pariwisata di Banten pada tahun 2020.
Dokumen tersebut merangkum pemetaan potensi unggulan Desa Klantingsari di Kabupaten Sidoarjo. Beberapa poin penting yang diangkat adalah belum tersedianya peta potensi desa, perlunya pemetaan berbasis kluster, dan solusi yang ditawarkan yakni pembuatan peta potensi dan pemetaan secara digital menggunakan software SIG untuk mengidentifikasi potensi olahan makanan ringan dan meningkatkan perekonomian masyarakat.
Statistik daerah-kecamatan-lumbis-ogong-2015Arifuddin Ali
Statistik Daerah Kecamatan Lumbis Ogong 2015 diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Nunukan berisi berbagai data dan informasi terpilih seputar Kecamatan Lumbis Ogong yang dianalisis secara sederhana untuk membantu pengguna data memahami perkembangan pembangunan serta potensi yang ada di Kecamatan Lumbis Ogong. Materi yang disajikan dalam ini memuat berbagai informasi/indikator terpilih yang terkait dengan pembangunan di berbagai sektor di Kecamatan Lumbis Ogong dan diharapkan dapat menjadi bahan rujukan/kajian dalam perencanaan dan evaluasi kegiatan pembangunan.
Manajemen lahan berpengaruh terhadap pendayagunaan dan pengelolaan lahan. Manajemen lahan meliputi pengertian, jenis (pengadaan, pemanfaatan, pengendalian), dan konsep (land consolidation, land acquisition, land sharing, land pooling, land banking, transfer of development right). Studi kasus menunjukkan pentingnya manajemen lahan untuk kepentingan umum.
Presentasi Tugas Studio Perencanaan Kecamatan Wonogiri (profil,konstelasi,ana...Latifah Tio
Rangkuman dokumen tersebut adalah: Dokumen tersebut membahas tentang administrasi, potensi, masalah, dan fungsi Kota Wonogiri sebagai pusat kegiatan lokal di Kabupaten Wonogiri. Dokumen ini juga memaparkan model kota sektoral sebagai solusi untuk meningkatkan fungsi Wonogiri.
Statistik daerah-kecamatan-sei-menggaris-2015Arifuddin Ali
Dokumen tersebut merupakan statistik daerah Kecamatan Sei Menggaris tahun 2015 yang mencakup informasi geografi, pemerintahan, penduduk, pendidikan, kesehatan, pertanian, dan ekonomi di kecamatan tersebut."
Statistik daerah-kecamatan-sebatik-2015Arifuddin Ali
Statistik Daerah Kecamatan Sebatik 2015 diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Nunukan berisi berbagai data dan informasi terpilih seputar Kecamatan Sebatik yang dianalisis secara sederhana untuk membantu pengguna data memahami perkembangan pembangunan serta potensi yang ada di Kecamatan Sebatik. Materi yang disajikan dalam ini memuat berbagai informasi/indikator terpilih yang terkait dengan pembangunan di berbagai sektor di Kecamatan Sebatik dan diharapkan dapat menjadi bahan rujukan/kajian dalam perencanaan dan evaluasi kegiatan pembangunan.
Teks tersebut merangkum hasil penelitian tentang pemetaan dan potensi 20 desa wisata di Kecamatan Borobudur untuk pengembangan kawasan desa wisata. Penelitian menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif, meliputi observasi dan survei. Hasilnya menunjukkan desa-desa tersebut memiliki potensi menjadi desa wisata berdasarkan aksesibilitas, obyek wisata, dan dukungan masyarakat. Desa Borobudur
Pengembangan daya tarik wisata di kabupaten semarangawan putih
Dokumen tersebut membahas strategi pengembangan desa wisata di Kabupaten Semarang. Beberapa poin penting yang disebutkan antara lain mengenai potensi daya tarik wisata dan desa wisata yang ada, target jumlah wisatawan tahun 2019, perubahan tren wisata ke arah wisata minat khusus, serta prinsip dan aktor yang berperan dalam pengembangan desa wisata.
Homestay Pondok Manggis merupakan salah satu akomodasi di Desa Wisata Suranadi yang menawarkan penginapan murah bagi wisatawan. Homestay ini memiliki beberapa kekuatan seperti biaya penginapan yang terjangkau dan tempat parkir yang luas, namun juga menghadapi tantangan seperti kebersihan yang perlu ditingkatkan dan keterbatasan fasilitas dapur.
Proposal hibah ini mengajukan dana untuk pengembangan destinasi pariwisata di Provinsi Banten melalui pembangunan fasilitas wisata seperti home pod, selfie booth, peta wisata, aksesibilitas, dan lainnya di beberapa kawasan strategis pariwisata. Total anggaran yang diajukan adalah Rp. 2 miliar untuk 9 program pengembangan destinasi pariwisata di Banten pada tahun 2020.
Rangkuman dalam 3 kalimat:
Laporan ini membahas pemberdayaan masyarakat dalam upaya pengembangan desa wisata di Kabupaten Blitar dengan melakukan kajian terhadap 6 desa wisata contoh untuk mengidentifikasi potensi, masalah, dan kebutuhan serta merencanakan aksi pemberdayaan masyarakat melalui peningkatan kapasitas dan partisipasi masyarakat.
Peran Pendamping Kawasan dalam Mengawal Perencanaan dan Pembangunan Kawasan P...Akademi Desa 4.0
Peran Pendamping Kawasan dalam Mengawal Perencanaan dan Pembangunan Kawasan Perdesaan disampaikan oleh DDra Wulanti Sofiana, MM dalam Kuliah Online #35 7 Agustus 2020
https://www.youtube.com/watch?v=nK1LS9bXiYs
Proposal penelitian ini membahas analisis pengembangan desa agrowisata Kebon Ayu di Lombok Barat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor pendukung terbentuknya desa agrowisata, potensi pengembangan, dampak ekonomi, dan strategi pengelolaan agar tetap berdaya saing. Metode penelitian menggunakan survei dan analisis SOAR. Hasil penelitian diharapkan memberikan manfaat untuk perencanaan pembangunan desa agrow
LAPORAN IbM PEMETAAN POTENSI UNGGULAN BERBASIS CLUSTER DI DESA KLANTINGSARI K...suningterusberkarya
Laporan ini membahas pemetaan potensi unggulan berbasis kluster di Desa Klantingsari melalui program pengabdian pada masyarakat. Program ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan memetakan potensi unggulan di Dusun Wonosari serta meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pemetaan tersebut."
Lembaga Desa Wisata Sebagai Penyempuranaan Desa MandiriDanielWinata7
Mazhab historismus dipandang sebagai advokat
nasionalis baik di bidang ekonomi maupun masyarakat.
Kemudian fenomena dari Mazhab inilah yang dianggap
´EDJLDQµ GDUL SHUMDODQDQ VXDWX QHJDUD 2OHK NDUHQD LWX
pemikiran dan penelitian ekonomi harus berpijak pada
perspektif sejarah, sehingga perumusan kebijakan sejalan
dengan realitas dunia nyata, bukan ide-ide yang tidak realistis.
Menurut Mazhab Historismus, kemajuan ekonomi harus
dilihat dari sudut pandang sejarah. Fenomena ekonomi adalah
produk sampingan dari periode sejarah dan perkembangan
ekonomi secara umum. Sepanjang akhir abad ke-19 dan awal
abad ke-20, mazhab teori ekonomi ini didominasi di Jerman.
Kritik terhadap karya klasik mengarah pada
pembentukan Mazhab Historismus (Adam Smith, David
Ricardo, dll.). Jerman memunculkan historisisme, sedangkan
Inggris mendirikan sekolah klasik. Kontradiksi ini diakibatkan
oleh kenyataan bahwa teori klasik yang dikemukakan tidak
dapat memberikan solusi atas persoalan yang dialami Jerman
pada saat itu (abad ke-19). Mazhab Historismus percaya bahwa
karena filsafat klasik mengikuti metodologi deduktif, itu terlalu
abstrak.
Mazhab historismus menggunakan pendekatan induktif,
yaitu berpijak pada perspektif kesejarahan (historical), oleh
karena itu mazhab ini dikenal dengan mazhab sejarah. Aliran
historismus mengatakan bahwa dengan pendekatan ini, setiap
Mazhab historismus dipandang sebagai advokat
nasionalis baik di bidang ekonomi maupun masyarakat.
Kemudian fenomena dari Mazhab inilah yang dianggap
´EDJLDQµ GDUL SHUMDODQDQ VXDWX QHJDUD 2OHK NDUHQD LWX
pemikiran dan penelitian ekonomi harus berpijak pada
perspektif sejarah, sehingga perumusan kebijakan sejalan
dengan realitas dunia nyata, bukan ide-ide yang tidak realistis.
Menurut Mazhab Historismus, kemajuan ekonomi harus
dilihat dari sudut pandang sejarah. Fenomena ekonomi adalah
produk sampingan dari periode sejarah dan perkembangan
ekonomi secara umum. Sepanjang akhir abad ke-19 dan awal
abad ke-20, mazhab teori ekonomi ini didominasi di Jerman.
Kritik terhadap karya klasik mengarah pada
pembentukan Mazhab Historismus (Adam Smith, David
Ricardo, dll.). Jerman memunculkan historisisme, sedangkan
Inggris mendirikan sekolah klasik. Kontradiksi ini diakibatkan
oleh kenyataan bahwa teori klasik yang dikemukakan tidak
dapat memberikan solusi atas persoalan yang dialami Jerman
pada saat itu (abad ke-19). Mazhab Historismus percaya bahwa
karena filsafat klasik mengikuti metodologi deduktif, itu terlalu
abstrak.
Mazhab historismus menggunakan pendekatan induktif,
yaitu berpijak pada perspektif kesejarahan (historical), oleh
karena itu mazhab ini dikenal dengan mazhab sejarah. Aliran
historismus mengatakan bahwa dengan pendekatan ini, setiap
Mazhab historismus dipandang sebagai advokat
nasionalis baik di bidang ekonomi maupun masyarakat.
Kemudian fenomena dari Mazhab inilah yang dianggap
´EDJLDQµ GDUL SHUMDODQDQ VXDWX QHJDUD 2OHK NDUHQD LWX
pemikiran dan penelitian ekonomi harus berpijak
Strategi pengembangan dpp borobudur dieng dsktrawan putih
Dokumen tersebut merupakan strategi pengembangan destinasi pariwisata Borobudur dan sekitarnya oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Dokumen ini membahas perwilayahan kawasan pariwisata Borobudur, profil daya tarik wisata, amenitas, pemasaran, industri pariwisata, kelembagaan, serta konsep dan rencana pengembangan Borobudur sebagai destinasi budaya berkelas dunia yang berkelanjutan.
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DALAM PELAKSANAAN PROGRAM DESA WISATA DI DAERAH ...Riza Magfirah
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang pemberdayaan masyarakat desa dalam mengelola program desa wisata di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, khususnya di Desa Ketingan, Sleman. Masyarakat Desa Ketingan terlibat secara profesional dalam mengelola desa wisata dengan membagi tugas secara terorganisir kepada seluruh penduduk melalui Lembaga Masyarakat Des
Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sistem basis data yang mampu menangani dan mengelola data berbasis lokasi. SIG terdiri atas subsistem input data, output data, manajemen data, dan manipulasi data untuk menganalisis dan memetakan informasi geografis.
Pemetaan wilayah komoditas pertanian di Kecamatan Kwanyar meliputi identifikasi komoditas unggulan seperti buah, sayuran dan perkebunan. Hasilnya menunjukkan komoditas-komoditas tersebut memiliki prospek pengembangan melalui peningkatan pemasaran, peremajaan tanaman, perluasan lahan dan produk olahan. Metodologinya terdiri dari pengkajian lingkup studi, pengumpulan data, dan adaptasi sosial.
Penelitian ini bertujuan untuk memetakan sumber daya lahan pertanian di Kabupaten Kudus dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis. Metode penelitian meliputi pengumpulan data peta, grafis, dan teks; pengolahan data; dan penggabungan data menjadi peta interaktif untuk menganalisis potensi lahan pertanian. Hasil penelitian akan menentukan variabel-variabel penentu tingkat kerawanan lahan di kabupaten tersebut.
Ringkasan dokumen ini adalah:
(1) Dokumen ini mendeskripsikan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi seperti televisi, radio, dan internet untuk memenuhi kebutuhan informasi rumah tangga usaha pertanian di kecamatan Halongonan, (2) Hasil penelitian menunjukkan bahwa televisi adalah teknologi yang paling dimiliki oleh rumah tangga di lokasi penelitian, namun pemanfaatannya untuk pengembangan usaha pertanian
Analisis spasial potensi Desa Harapan Jaya menunjukkan potensi sosial berupa jumlah penduduk dan kepadatan yang besar, serta potensi fisik seperti ketinggian, penggunaan lahan, dan curah hujan yang mendukung pembangunan pertanian, pariwisata, dan perkebunan.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen ini membahas tentang pemetaan potensi desa wisata di Kelurahan Sumurboto, Kecamatan Banyumanik, Kabupaten Semarang dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) dan perangkat GPS untuk mengidentifikasi potensi-potensi ekonomi, fasilitas, kesehatan, pemerintahan, pendidikan, dan tempat ibadah di kelurahan tersebut.
Dokumen ini menggambarkan penelitian tentang penentuan lokasi ideal untuk taman nasional baru di provinsi Kalimantan Barat menggunakan sistem informasi geografis. Peneliti melakukan digitasi wilayah provinsi tersebut dan melakukan analisis overlay beberapa tema seperti hutan, dataran tinggi dan kepadatan penduduk untuk mengidentifikasi tiga lokasi yang memenuhi kriteria sebagai taman nasional baru.
Penelitian ini melakukan pemetaan potensi 4 desa di Indonesia untuk mengembangkan desa sejahtera mandiri. Langkah pertama adalah melakukan identifikasi data sosial, demografi, alam, dan sumber daya manusia. Langkah kedua adalah mensosialisasikan hasil pemetaan yang mencakup jenis usaha dan potensi setiap desa.
Aksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdfDenysErlanders
Buku non teks yang bermutu dapat memperkaya pengalaman
belajar siswa. Buku-buku ini menawarkan konten yang inspiratif,
inovatif, dan mendorong pengembangan karakter siswa.
Pemanfaatan buku non teks bermutu membutuhkan peran aktif
guru untuk memilih dan
mengintegrasikannya ke dalam pembelajaran
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1Arumdwikinasih
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang mengakomodasi dari semua perbedaan murid, terbuka untuk semua dan memberikan kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan oleh setiap individu.kelas 1 ........
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
Desy siregar [autosaved]
1. DOSEN :MAKRUF WICAKSONO,SST,MP
DISUSUN OLEH :
DESI RAMADHANI SIREGAR
NIM :01.01.19.006
PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MEDAN
TA. 2019/2020
PEMETAAN LOKASI POTENSI DESA WISATA DI KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2015
2. ABSTRAK
Beberapa tahun terakhir ini, banyak desa wisata muncul di berbagai daerah, termasuk di Sleman,
Yogyakarta. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Sleman, mencatat, hingga 2015 ada Sebanyak 35 desa
wisata dengan berbagai kategori. Dengan banyak desa wisata, adalah diperlukan untuk mengelola desa
wisata dengan baik. Memetakan lokasi desa wisata di Nusa Tenggara Timur Kabupaten Sleman,
dilakukan untuk memberikan kemudahan akses jalan menuju lokasi wisata bagi wisatawan wisatawan
domestik dan asing. Perangkat lunak yang digunakan adalah ArcGIS 10.1. dengan ArcGIS dapat
membuat peta Lokasi Desa Wisata Sleman 2015. Kata kunci: Desa Wisata, Peta, ArcGIS
3. PENDAHULUAN
Kabupaten Sleman Memiliki Luas wilayah 574,82 (Sleman, 2009). Salah satu potensi
wisata yang ada di Kabupaten Sleman adalah potensi desa wisata. Desa wisata adalah bentuk integrasi
antara atraksi, akomodasi dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan
masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku (Nuryanti,1993).
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman hingga tanggal 17 Maret 2015 mencatat
sebanyak 38 desa wisata, dengan kemungkinan ke depan akan bertambah lagi dari jumlah sekarang.
Dengan jumlah yang demikian banyak dan tersebar di berbagai daerah, diperlukan suatu menejemen
yang tepat dalam tata kelolanya. Pemetaan lokasi potensi desa wisata di kabupaten Sleman tahun 2015
bertujuan untuk memetakan daerah-daerah wisata dalam hal ini adalah desa wisata yang terletak di
kabupaten Sleman, sehingga akan mempermudah dalam pengaksesan lokasi bagi para wisatawan
ataupun instansi lain yang membutuhkan.
4. Kepariwisataan
Dalam UU No. 10 Tentang Kepariwisataan tahun 2009, istilah Kepariwisataan didefinisikan
sebagai keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta
multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara
wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah dan Pemerintah Daerah, serta
pengusaha. Upaya penyelenggaraan pariwisata, selain pemenuhan aspek ekonomi, harus didukung
juga dengan aspek intelektualdan rohani. Tujuan kepariwisataan menurut UU Kepariwisataan
tahun 2009 adalah:
meningkatkan pertumbuhan ekonomi,
meningkatkan kesejahteraan rakyat,
menghapus kemiskinan,
mengatasi pengangguran,
melestarikan alam, lingkungan, dan sumber daya,
memajukan kebudayaan,
mengangkat citra bangsa,
memupuk rasa cinta tanah air,
memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa,
mempererat persahabatan antarbangsa.
5. Desa Wisata
Desa wisata menurut Nuryanti (1993) merupakan suatu bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi dan
fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata
cara dan tradisi yang berlaku. Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam penetapan suatu desa wisata
(Soemarno, 2010):
Aksesbilitasnya baik, sehingga mudah untuk dikunjungi wisatawan dengan menggunakan berbagai
jenis alat transportasi.
Memiliki obyek-obyek menarik berupa alam, seni budaya, legenda, makanan local, dan sebagainya
untuk dikembangkan sebagai obyek wisata.
Masyarakat dan aparat desanya menerima dan memberikan dukungan yang tinggi terhadap desa
wisata serta para wisatawan yang datang ke desanya.
Keamanan di desa tersebut terjamin.
Tersedia akomodasi, telekomunikasi, dan tenaga kerja yang memadai.
Beriklim sejuk atau dingin.
6. Peta
Peta merupakan wahana bagi penyimpanan dan penyajian data kondisi lingkungan,
merupakan sumber informasi bagi para perencana dan pengambilan keputusan pada tahapan dan
tingkatan pembangunan (Bakosurtanal, 2005).Peta adalah gambaran/proyeksi dari sebagian
permukaan bumi pada bidang datar atau kertas dengan skala tertentu (Brinker, 1984). Peta
dibagi menjadi 2 jenis, yaitu (Abidin, 2007):
Peta Topografi
Berisi kenampakan alam baik asli maupun buatan manusia, berfungsi sebagai peta dasar
dalam pembuatan peta tematik (contoh: Peta Rupa Bumi).
Peta Tematik
Isi sesuai dengan tema, biasanya dignakan untuk analisis dalam bidang penelitian tertentu
(contoh: peta jenis tanah).Fungsi peta menurut Basofi (2013):
menunjukkan posisi/lokasi relatif (letak suatu tempat dengan tempat lain) di permukaan
bumi,
memperlihatkan ukuran di atas permukaan bumi,
menggambarkan bentuk 2 permukaan bumi seperti benua, gunung, dan lainnya,
menyajikan data tentang potensi suatu daerah.
7. METODE
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa :
1.lokasi Desa Wisata di Kabupaten Sleman
Tabel 1. Lokasi Desa Wisata
No Nama Desa Wisata Lokasi
1 Desa Wisata Brayut Brayut, Desa Pendowoharjo, Kecamatan Sleman
2 Desa Wisata Tanjung Tanjung, Desa Donoharjo, Kecamatan Ngaglik
3 Desa Wisata Sambi Sambi, Desa Pekmbinangun, Kecamatan Pakem
4 Desa Wisata Grogol Grogol, Desa Margodadi, Kecamatan Mlati
5 Desa Wisata Mlangi Mlangi, Desa Nogotirto, Kecamatan Mlati
6 Desa Wisata Plempuh Plempuh, Desa Bokoharjo, Kecamatan Prambanan
7 Desa Wisata Sorowulan Sorowulan, Desa Puwobinangun, Kecamatan Pakem
8 Desa Wisata Pajangan Pajangan, Desa Pendowoharjo, Kecamatan Sleman
9 Desa Wisata Pentingsari Pentingsari, Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan
10 Desa Wisata Gondang Gondang, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan
11 Desa Wisata Sengir Sengir, Desa Wukirharjo, Kecamatan Prambanan
12 Desa Wisata Nawung Nawung, Desa Gayamharjo, Kecamatan Prambanan
13 Desa Wisata Garongan Garongan, Desa Wonokerto, Kecamatan Turi
14 Desa Wisata Bokesan Bokesan, Desa Sindumartani, Kecamatan Ngemplak
15 Desa Wisata Gabungan Gabungan, Desa Donokerto, Kecamatan Turi
16 Desa Wisata Trumpon Trumpon, Desa Merdikorejo, Kecamatan Tempel
17 Desa Wisata Kelor Kelor, Desa Bangunkerto, Kecamatan Turi
18 Desa Wisata Ledoknongko Ledoknongko, Desa Bangunkerto, Kecamatan Turi
8. 19 Desa Wisata Kembangarum Kembangarum, Desa Donokerto, Kecamatan Turi
20 Desa Wisata Temon Temon, Desa Pendowoharjo, Kecamatan Sleman
21 Desa Wisata Ketingan Ketingan, Desa Tirtoadi, Kecamatan Mlati
22 Desa Wisata Sendari Sendari, Desa Tirtoadi, Kecamatan Mlati
23 Desa Wisata Brajan Brajan, Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir
24 Desa Wisata Gamplong Gampong, Desa Sumberrahayu, Kecamatan Moyudan
25 Desa Wisata Sangubanyu Sangubanyu, Desa Sumberrahayu, Kecamatan Moyudan
26 Desa wisata Malangan Malangan, Desa sumberagung, Kecamatan Moyudan
27 Desa Wisata Sukunan Sukunan, Desa banyuraden, Kecamatan, Gamping
28 Desa Wisata Jethak II Jethak II, Desa Sidokarto, Kecamatan Godean
29 Desa Wisata Kaliurang Timur Kaliurang Timur, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem
30 Desa Wisata Turgo Turgo, Desa Purwobinangun, Kecamatan Pakem
31 Desa Wisata Tunggularum Tunggularum, Desa Wonoerto, Kecamatan Turi
32 Desa Wisata Nganggring Nganggring, Desa Girikerto, Kecamatan Turi
33 Desa wisata Kadisobo II Kadisobo II, Desa Trimulyo, Kecamatan Sleman
34 Desa Wisata Polesari Polesari, Desa Wonokerto, Kecamatan Turi
35 Desa Wisata Pancoh Pancoh, Desa Girikerto, Kecamatan Turi
36 Desa Wisata Kinahrejo Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman 2015
1. PetaRBIDIYskala1:25.000
2. PetaAdministrasiDIY2008
3. SoftwarePemetaanArcgis10.1
9. Kemudian dilakukan pemetaan menggunakan teknik pemetaan digitasi. Digitasi adalah proses pengubahan data
analog (Peta RBI) menjadi digital yang berstruktur vektor. Data vektor dapat disimpan dalam bentuk titik (point), garis
(line) dan bidang (Poligon). Setelah dilakukan digitasi kemudian memasukkan data seperti di bawah ini.
FID Shape
*
Id Desa_Wsta
_
0 Point 0 Desa Wisata Brayut
1 Point 0 Desa Wisata Pajangan
2 Point 0 Desa Wisata Temon
3 Point 0 Desa Wisata Tanjung
4 Point 0 Desa Wisata Sambi
5 Point 0 Desa Wisata Turgo
6 Point 0 Desa Wisata Pancoh
7 Point 0 Desa Wisata Kaliurang Timur
8 Point 0 Desa Wisata Tunggularum
9 Point 0 Desa Wisata Pulesari
10 Point 0 Desa Wisata Garongan
11 Point 0 Desa Wisata Kembangarum
12 Point 0 Desa Wisata Gabungan
13 Point 0 Desa Wisata Ledoknongko
14 Point 0 Desa Wisata Kelor
15 Point 0 Desa Wisata Trumpon
16 Point 0 Desa Wisata Gongdang
17 Point 0 Desa Wisata Kinahrejo
18 Point 0 Desa Wisata Bokesan
19 Point 0 Desa Wisata Plempuh
20 Point 0 Desa Wisata Mlangi
21 Point 0 Desa Wisata Ketingan
22 Point 0 Desa Wisata Sendari
23 Point 0 Desa Wisata Sangubanyu
24 Point 0 Desa Wisata Gamplong
25 Point 0 Desa Wisata Malangan
26 Point 0 Desa Wisata Grogol
27 Point 0 Desa Wisata Jethak II
28 Point 0 Desa Wisata Banyuraden
29 Point 0 Desa Wisata Kadisobo II
30 Point 0 Desa Wisata Brajan
31 Point 0 Desa Wisata Ngangring
32 Point 0 Desa Wisata Sorowulan
33 Point 0 Desa Wisata Sengir (Rumah Dome)
34 Point 0 Desa Wisata Nawung
35 Point 0 Desa Wisata Pentingsari
Setelah memasukkan data atribut, maka dilakukan proses layout dengan menambahkan
unsur-unsur peta lainya.
Tabel 2. Data Atribut
10. HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari proses pemetaan yang telah dilakukan, berupa digitasi, didapatkan titik-titik lokasi seperti di bawah
ini.
Gambar 1. Hasil digitasi
11. Data atribut yang telah dimasukkan dapat ditampilkan seperti di bawah ini.
Gambar 2. Label Features
12. Gambar 3. Peta Potensi Desa Wisata Kabupaten Sleman 2015
13. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Pemetaan lokasi desa wisata dapat memberikan kemudahan bagi para wisatawan untuk
pengaksesan lokasi dan pemilihan desa wisata yang akan dituju. Pembuatan database desa
wisata, dapat digunakan untuk memperbaharui data secara realtime untuk kepentingan
pemetaan.
Saran
Dengan semakin banyaknya jumlah desa wisata yang ada di Kabupaten Sleman, perlu kiranya dibuat
peraturan yang mengatur akan desa wisata, yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah ataupun instansi terkait,
sehingga segala hal yang berkaitan dengan desa wisata dapat tertata dan diatur dengan baik. Penelitian yang
dilakukan,dapatdikembangkandenganmenambahkandataandministrasidanutilitydidaerahsetempat.
14. DAFTAR PUSTAKA
Abidin, H. Z. 2007. Konsep Dasar Pemetaan.
Bandung: ITB. Kelompok Keilmuan Geodesi. http://geodesy.gd.itb.ac.id/hzabidin/wp- content/uploads/2007/05/konsep-dasar- pemetaan.pdf
diakses: 17 Maret 2015.
Bakosurtanal. 2005. Pengertian Peta (Online).http://geografi.com/2009/09/ pengertian-peta.htm
diakses: 18 Maret 2015.
Basofi. 2013. Jenis-Jenis dan Fungsi Peta. Surabaya:
Pens http://ariv.lecturer.pens.ac.id/G.I.S/01- Teori/M04.%20Jenis%20&%20Fungsi%20 Peta.pdf
diakses: 18 Maret 2015.
Brinker, R. C. 1984. Dasar-Dasar Pengukuran Tanah (Surveying). Jakarta: Erlangga
Nuryanti, Wiendu. 1993. Concept, Perspective and Challenges, makalah bagian dari Laporan Konferensi Internasional mengenai Pariwisata Budaya. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Sleman. 2009. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Sleman Tahun 2009. http://www.slemankab.go.id/wp- content/uploads/05.-Bab-1-09.pdf
diakses: 20 Maret 2015.
Soemarno. 2010. Desa Wisata.
Marno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/Desa- wisata.doc
diakses: 19 Maret 2015.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10.
Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan