Homestay Pondok Manggis merupakan salah satu akomodasi di Desa Wisata Suranadi yang menawarkan penginapan murah bagi wisatawan. Homestay ini memiliki beberapa kekuatan seperti biaya penginapan yang terjangkau dan tempat parkir yang luas, namun juga menghadapi tantangan seperti kebersihan yang perlu ditingkatkan dan keterbatasan fasilitas dapur.
Desa Wisata (rural tourism) merupakan pariwisata yang terdiri dari keseluruhan pengalaman pedesaan, atraksi alam, tradisi, unsur
- unsur yang unik yang secara keseluruhan dapat menarik minat
wisatawan.
Desa wisata adalah suatu bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat yang menyatu
dengan tata cara dan tradisi
yang berlaku
Desa Wisata (rural tourism) merupakan pariwisata yang terdiri dari keseluruhan pengalaman pedesaan, atraksi alam, tradisi, unsur
- unsur yang unik yang secara keseluruhan dapat menarik minat
wisatawan.
Desa wisata adalah suatu bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat yang menyatu
dengan tata cara dan tradisi
yang berlaku
Wisata Halimun dapat juga dikatakan wisata kabut, merupakan salah satu merek dagang PT. Highland Indonesia® yang bergerak dalam jasa penyelenggara pariwisata dengan ruang lingkup destinasi dan atraksi pariwisata nya berada dalam gugusan hutan Halimun. wisata Halimun mengusung wisata alam, wisata budaya, eduwisata, agrowisata, wisata pedesaan, wisata petualangan yang dikemas dalam paket-paket wisata minat khusus
https://wisatahalimun.co.id
Desa Wisata adalah desa yg mempunyai keunikan dan daya tarik wisata. Bukan dimiliki oleh seseorang, tapi dimiliki oleh masyarakat setempat. That is Desa Wisata
Pengabdian kepada masyarakat dengan memberikan pelayanan pelatihan dan pendampingan dalam rangka peningkatakan kapasitas pokdarwis di Desa Wisata Pupuan
Disampaikan pada Pengembangan Motivasi Peningkatan Kinerja Pasca Lomba Desa dan Kelurahan, Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa Kemendagri
Yogyakarta, 6 Juli 2023
Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH.,MA
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
Lumbung desa merupakan program ketahanan pangan dalam bentuk gerakan pembentukan usaha produktif yang berbasis kepada potensi lokal pedesaan, seperti: sawah, kebun, ternak maupun home industry. Upaya ini diwujudkan melalui proses peningkatan produksi. Inti Lumbung Desa adalah mengembalikan desa kepada khitahnya: Desa sebagai sumber pangan Indonesia.Mengangkat harkat dan martabat desa, khususnya para petani. Dampak luasnya, menciptakan kedaulatan pangan di negeri tercinta.
Wisata Halimun dapat juga dikatakan wisata kabut, merupakan salah satu merek dagang PT. Highland Indonesia® yang bergerak dalam jasa penyelenggara pariwisata dengan ruang lingkup destinasi dan atraksi pariwisata nya berada dalam gugusan hutan Halimun. wisata Halimun mengusung wisata alam, wisata budaya, eduwisata, agrowisata, wisata pedesaan, wisata petualangan yang dikemas dalam paket-paket wisata minat khusus
https://wisatahalimun.co.id
Desa Wisata adalah desa yg mempunyai keunikan dan daya tarik wisata. Bukan dimiliki oleh seseorang, tapi dimiliki oleh masyarakat setempat. That is Desa Wisata
Pengabdian kepada masyarakat dengan memberikan pelayanan pelatihan dan pendampingan dalam rangka peningkatakan kapasitas pokdarwis di Desa Wisata Pupuan
Disampaikan pada Pengembangan Motivasi Peningkatan Kinerja Pasca Lomba Desa dan Kelurahan, Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa Kemendagri
Yogyakarta, 6 Juli 2023
Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH.,MA
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
Lumbung desa merupakan program ketahanan pangan dalam bentuk gerakan pembentukan usaha produktif yang berbasis kepada potensi lokal pedesaan, seperti: sawah, kebun, ternak maupun home industry. Upaya ini diwujudkan melalui proses peningkatan produksi. Inti Lumbung Desa adalah mengembalikan desa kepada khitahnya: Desa sebagai sumber pangan Indonesia.Mengangkat harkat dan martabat desa, khususnya para petani. Dampak luasnya, menciptakan kedaulatan pangan di negeri tercinta.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
1. Pengembangan Homestay Pondok Manggis Desa
Wisata Suranadi
Kelompok 7 :
Nelly Septarini A1B019229
Nashira Zulairah Zalim A1B019226
Ni Luh Putu Widyani A1B019231
Nira Nurillah A1B019241
Nila Septi Amalia A1B019239
3. Pariwisata telah menjadi salah satu industri terbesar pendukung perekonomian dunia. Pariwisata merupakan salah satu
sektor yang memiliki kontribusi besar terhadap perekonomian dunia. Pariwisata pada dasarnya adalah suatu kegiatan
perjalanan dengan tujuan untuk mendapatkan pemuasan kebutuhan yang bukan merupakan realisasi dari kegiatan
pekerjaan. Wahab berpendapat bahwa pariwisata adalah hubungan antar orang baik dari Negara yang sama atau
antarnegara atau hanya daerah geografis yang terbatas, dimana kegiatan tersebut bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan kecuali kegiatan untuk memperoleh penghasilan, meskipun pada perkembangan selanjutnya batasan
“memperoleh penghasilan” mejadi sedikit kabur [Wahab dalam Warpani, 2007; 6]. Seiring berkembangnya waktu
dengan meluasnya definisi pariwisata, daerah tujuan wisata juga semakin berkembang. Salah satu daerah tujuan wisata
yang menjadi alternatif bagi wisatawan yang penat dengan hiruk pikuk kehidupan perkotaan serta penurunan kualitas
lingkungan kota, adalah pariwisata pedesaan atau yang biasa disebut desa wisata. Desa wisata dibentuk dengan
mengedepankan gaya hidup dan kualitas hidup masyarakatnya serta pelibatan masyarakat setempat dan
pengembangan mutu produk desa wisata tersebut. Desa wisata dibangun dengan konsep kembali ke alam serta
menawarkan peri kehidupan masyarakat yang lebih alami serta menampilkan kekayaan kebudayaan daerah setempat.
Oleh karena itu, berbagai daerah mulai mengembangkan desa wisata sebagai alternatif tujuan wisata yang ditawarkan
pada wisatawan, termasuk Pulau Lombok yang belakangan ini menjadi sorotan sebagai salah satu pulau yang memiliki
puluhan tempat wisata dengan keindahan alamnya yang beragam.
Latar Belakang
4. Lanjutan………..
Dalam penelitian ini akan membahas salah satu desa yang ada di Pulau Lombok
yaitu, Desa Suranadi Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat. Di Desa
Suranadi ini, terdapat beberapa tempat wisata yang sudah banyak di kunjungi
oleh wisatawan. Guna membuat wisatawan bisa belajar budaya, gaya hidup, dan
industri ekonomi lokal yang ada, maka desa wisata Suranadi membutuhkan
akomodasi yang bisa menarik wisatawan untuk meluangkan waktu lebih lama di
desa tersebut. Oleh karena itu, masyarakat Desa Suranadi membangun Homestay
ini, pengunjung dapat menginap dan dengan intens berinteraksi dengan
masyarakat lokal. Salah satu homestay yang akan kita teliti adalah Homestay
“Pondok Manggis”.
5. ● Bagaimana proses terbentuknya
usaha homestay di desa wisata
suranadi ?
● Bagaimana proses terbentuknya
usaha homestay di desa wisata
suranadi ?
● Bagaimana strategi pengembangan
yang harus dilakukan untuk
meningkatkan wisatawan dan
pengunjung Homestay di desa wisata
suranadi ?
Rumusan Masalah
6. ● Desa Wisata
Desa wisata adalah komunitas atau masyarakat yang terdiri dari para penduduk suatu wilayah terbatas
yang bisa saling berinteraksi secara langsung dibawah sebuah pengelolaan dan memiliki kepedulian
serta kesadaran untuk berperan bersama dengan menyesuaikan keterampilan individual berbeda.
Desa wisata dibentuk untuk memberdayakan masyarakat agar dapat berperan sebagai pelaku
langsung dalam upaya meningkatkan kesiapan dan kepedulian kami dalam menyikapi potensi
pariwisata atau lokasi daya tarik wisata diwilayah masing-masing desa.
● Akomodasi (Homestay)
Usaha Penyediaan Akomodasi adalah usaha penyediaan pelayanan penginapan untuk wisatawan yang
dapat dilengkapi dengan pelayanan pariwisata lainnya (Permen Pasal 1 Ayat 27 Tahun 2016). Ada
beberapa jenis penginapan yang ada di Indonesia seperti : Hotel, Resort, Cottage, Villa, Losmen,
Motel, Guest House, Apartemen dan Homestay.
Tinjauan Pustaka
7. • Desain Penelitian
Dalam metode ini kami menggunakan metode kualitatif, dimana peneliti berusaha
menggambarkan kondisi atau keadaan sesungguhnya dengan cara mengumpulkan data dan
informasi di lapangan dan menjelaskan dalam bentuk uraian tanpa menguji hipotesis atau
membuat prediksi sebelumnya (Rakhmat. 1999).
• Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Suranadi, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok
Barat. Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2021.
• Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara
melakukan observasi, wawancara dan dokumentasi.
Metodelogi Penelitian
9. Suranadi merupakan salah-satu desa yang ada dikecamatan Narmada, Kabupaten Lombok barat,
provinsi Nusa tenggara barat, Indonesia. Surnandi merupakan salah-satu dari 21 desa dan kelurahan
yang berada di kecamatan narmada. Kawasan Desa Wisata Suranadi memiliki banyak potensi berupa
potensi budaya dan alam yang dapat dijadikan sebagai atraksi atau daya tarik wisata. Beberapa
potensi tersebut ada yang sudah berkembang dan menjadi daya tarik wisata andalan di Desa Wisata
Suranadi dan terdapat pula potensi yang belum berkembang dan dikelola. Potensi wisata yang sudah
berkembang dan menjadi daya tarik wisata andalan di Desa Wisata Suranadi yaitu Pura Suranadi dan
Taman Wisata Alam Suranadi. Pura Suranadi terdiri atas empat jenis pura antara lain Pura
Ulon/Gadoh, Pura Majapahit, Pura Pangentas dan Pura Pabersihan. Di bagian dalam setiap pura
tersebut terdapat sumber mata air yang dikenal dengan sebutan Panca Tirtha. Di sebelah Pura
Pabersihan terdapat dua kolam pemandian alami yang salah satunya disakralkan dan khusus
digunakan sebagai tempat melukat bagi umat Hindu sedangkan kolam yang satunya lagi dapat
digunakan bagi semua pengunjung.
Usaha jasa penginapan (Hotel/Homestay/Villa) sudah tersedia di Desa Wisata Suranadi
sebanyak 21 usaha yang sudah terdata tetapi masih banyak juga yang belum memiliki izin usaha. Para
pengusaha jasa penginapan/homestay berasal dari masyarakat lokal dan beberapa berasal dari luar
Desa Suranadi.
Gambaran umum desa wisata Suranadi
10. Fasilitas penunjang lainnya seperti pasar kuliner yang menyajikan makanan khas Lombok berupa
sate bulayak, pelecing, pecel, beberuq, dll. serta produk olahan khas Suranadi seperti dodol buah
(nangka, sirsak, pisang) juga dapat ditemukan di Suranadi. Desa Wisata Suranadi memiliki
infrastruktur jalan yang memadai dan dapat diakses dengan berbagai macam kendaraan seperti, bus,
mobil ataupun sepeda motor. Jarak Desa Wisata Suranadi dari pusat Kota Mataram hanya 17 km
dengan waktu tempuh sekitar 30 menit perjalanan. Sepanjang perjalanan dari kota Mataram menuju
Desa Wisata Suranadi relatif aman dan mudah untuk dilalui karena kondisi medannya yang tidak
terjal serta kondisi lalu lintas masih terbilang lancar karena jarang adanya kemacetan kecuali disaat
ada pelaksanaan upacara adat.
Potensi unggalan utama desa surnandi dari segi kewilayahan adalah potensi wilayah desa
yang masih merupakan lahan pertanian, sehingga mata pencarian utama sebagai sumber pendapatan
penduduk adalah dibidang perkebunan. Selain itu potensi lainnya adalah berkembangnya beberapa
kerajinan masyarakat berupa pengolahan hasil kebun dan pertanian berupa pengolahan atau
pembuatan Dodol Nangka, Kripik Nangka, dan banyak lagi lainnya yang cukup besar andilnya dalam
perkembangan ekonomi masyarakat, karena cukup banyak menyerap tenaga kerja. Selain itu, Desa
Suranadi juga merupakan Desa Pariwisata yang cukup besar andilnya di tingkat pemerintah
Kabupaten Lombok Barat
Lanjutan…….
11. Desa Suranadi adalah salah satu Desa dari 21 Desa yang ada di Kecamatan Narmada yang berdiri sejak
Tahun 1998, awalnya merupakan bagian dari Desa Selat. Pada awal terbentuknya Desa Suranadi terdiri
dari 5 Dusun, yaitu Dusun Suranadi Utara, Dusun Suranadi Selatan, Dusun Kalimanting, Dusun Eyat
Kandel dan Dusun Pemunut. Pada tahun 2007 Desa Suranadi memekarkan dusun-dusunnya, sehingga
sejak tahun tersebut Desa ini terdiri dari 8 Dusun, yaitu Dusun Suranadi Utara, Dusun Suranadi
Selatan, Dusun Kalimanting, Dusun Eyat Kandel, Dusun Pemunut, Dusun Suranadi Barat, Dusun
Orong Sedalem dan Dusun Kuang Mayung. Organisasi di Desa Suranadi yang telah dibentuk oleh
pemerintah daerah Kabupaten Lombok Barat adalah Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) dengan
beranggotakan masyarakat lokal yang berjumlah 9 orang. Organisasi ini sudah dibentuk sejak tahun
2011. Namun, sampai saat ini belum terlihat program kerja nyatanya dalam pengembangan Desa
Suranadi sebagai Desa Wisata. Dikarenakan banyaknya wisata alam di daerah tersebut mulailah
dibentuk sebuah penginapan/homestay agar wisatawan bisa beristirahat saat melakukan perjalanan
pergi maupun pulang. Sampai saat ini sudah ada sekitar 21 homestay yang sudah terdata dibadan
pemerintahan dan ada beberapa homestay juga yang tidak terhitung dikarenakan belum memiliki izin
usaha dari badan setempat.
Proses Terbentuknya Homestay Di Desa Wisatu Suranadi
12. Pengelolaan Homestay Pondok Manggis di desa suranadi
• Aspek Produk
Usaha homestay pondok manggis di desa suranadi merupakan tempat penginapan yang dibangun
oleh pemiliknya untuk ladang usaha tempat penginapan wisatawan yang ingin berkunjung ke desa
wisata suranadi. Homestay pondok manggis ini memiliki 8 kamar dengan fisik dan bangunan
homestay yang layak dihuni, bangunan kokoh dan tidak rusak Namun pada homestay ini
kebersihannya belum terlalu dijaga, ada banyak coretan-coretan di dinding, tembok bangunan
yang sudah lama dan kelihatan sedikit kotor Namun pada homestay ini kebersihannya belum
terlalu dijaga, ada banyak coretan-coretan di dinding, tembok bangunan yang sudah lama dan
kelihatan sedikit kotor, Setiap kamar juga memiliki beberapa ventilasi sehingga memiliki sirkulasi
udara yang baik, Tempat tidur juga dilengkapi dengan bantal, sarung bantal, sprei dan selimut,
handuk dan kaca rias.
Dari sisi kelengkapan fasilitas penunjang, semua homestay dilengkapi dengan papan nama yang
terlihat jelas, dan jalan menuju lokasi mudah dicapai. Di dalam kamar mandi dilengkapi
perlengkapan mandi seperti gantungan handuk, tempat sampah, kloset duduk/jongkok, shower
dan/atau bak mandi, saluran pembuangan yang lancar, dan air bersih, setiap kamar homestay
pondok manggis memiliki kamar mandi masing-masing yang bersih, rapi, dan pencahayaan yang
cukup. Namun sayangnya, homestay pondok manggis ini tidak memiliki dapur sedangkan seluruh
lantainya sudah di keramik
13. Lanjutan…
• Aspek Pengelolaan
Homestay pondok manggis yang ada desa wisata
suranadi ini dikelola oleh beberapa karyawan yang
dipekerjaan oleh sang pemilik yang bernama I
Nyoman Tata. Ia menyerahkan seluruh kegiatan
tersebut kepada karyawannya dan juga di berikan
kepercayaan untuk dikelola oleh anaknya sendiri,
dikarenakan sang pemilik memiliki tempat tinggal
berbeda dan juga ada beberapa usaha yang harus ia
kelola.
Sang pemilik homesay sudah melakukan prosedur
pembangunan sesuai dengan bahan atau alat
pertimbangan sesuai dengan kelayakan yang
dibuat oleh pengurus desa dan juga pemerintah
dengan berdasarkan standar homestay yang
berlaku (standar nasional maupun Asean).
• Aspek Pelayanan
Dalam aspek pelayanan, dalam
proses pemesanan kamar sarana
adminitrasi dan buku tamu telah
tersedia, namun dalam
penerapannya belum semua tamu
yang menginap mengisi buku
tamu. Pendataan tamu,
pelayanan informasi, pelayanan
pemesanan kamar, pembayaran
semua tamu yang menginap di
homestay di data oleh pengelola
homestay.
14. Faktor Internal dan Eksternal Desa Wisata Suranadi
dan Homestay Pondok Manggis
Sebelum merumuskan strategi pengembangan di Desa Suranadi
maka ditentukan terlebih dahulu faktor internal dan eksternal.
Faktor internal adalah faktor-faktor yang mempengaruhi
pengembangan kawasan Desa Wisata Suranadi yakni Kekuatan
(Strenghts) dan Kelemahan (Weaknesses). Penentuan faktor
internal didasari atas beberapa variabel yang terdiri dari produk,
sumber finansial, sumber daya manusia (SDM), ketersediaan
fasilitas, akses, dan promosi. Faktor internal adalah faktor-faktor
yang mempengaruhi pengembangan kawasan Desa Wisata
Suranadi adalah Peluang (Opportunities) dan Ancaman
(Threats). Penentuan faktor eksternal didasari atas beberapa
variabel yang terdiri dari sosial budaya, ekonomi, lingkungan,
politik, dan teknologi.
15. Analisis SWOT Internal dan Eksternal
STRENGTHS (S)
● Homestay pondok manggis memberikan biaya
penginapan yang murah
● Tempat parkir yang begitu luas dan aman
● Kehidupan budaya antara Suku Bali, Hindu dan Sasak
Islam yang harmonis.
● Adanya Pura Suranadi dan kolam pelukatan yang
berfungsi sebagai tempat wisata spiritual.
● Kawasan Desa Wisata Suranadi memiliki panorama
alam yang indah, berhawa sejuk dan masih asri.
● Di Desa Suranadi memiliki keunggulan produk
pertanian berupa buah-buahan.
● Aksesibilitas yang mudah dijangkau dari pusat Kota
Mataram
16. • Destinasi wisata dan biaya
penginapan homestay yang
murah
• Kondisi yang aman dan kondusif
• Trend pariwisata yang mengarah
pada sustainable tourism dan
CBT salah satunya yaitu desa
wisata dan semakin padatnya
aktivitas di perkotaan sehingga
desa menjadi alternatif wisata
• Kebijakan Pemerintah yang
mendukung Desa Suranadi
ditetapkan sebagai Desa Wisata
• Kemajuan Teknologi Informasi
dan transportasi yang
berkembang pesat
• Fasilitas kamar yang
disediakan oleh homestay
pondok manggis tidak
terlalu begitu bersih.
• semakin banyaknya pesaing
homestay yang kualitasnya
lebih bagus
• Budaya yang dibawa
wisatawan dan arus
globalisasi
• Komodifikasi budaya lokal
untuk pariwisata
• Trend pariwisata digital
yang belum dikuasai
masyarakat Desa Wisata
Suranadi
• Kapitalisasi aset lokal oleh
orang asing
THREATS (T)
• Homestay pondok manggis
kurang dalam melakukan
promosi melalui media sosial
maupun secara langsung
• Jarak tempuh homestay ke
tempat wisata lumayan jauh
butuh waktu 1 jam lebih
• Homestay pondok manggis
mengalami kekurangan dana
untuk memperbaiki dan
menambah fasilitasnya
• Kurangnya atraksi wisata
seperti pergelaran kesenian
• Sarana dan prasarana
pariwisata yang belum
memadai
WEAKNESSES
(W)
OPPORTUNITIES
(O)
17. Strategi Pengembangan Homestay Pondok Manggis Desa Wisata Suranadi
Strategi SO (Strenghs-Oppurtunities)
Berdasarkan hasil identifikasi dari faktor internal dan faktor eksternal maka dihasilkan empat
alternatif strategi, yaitu strategi SO (Strenghts-Opportunities), strategi ST (Strenghts-Threats),
strategi WO (Weaknesses-Opportunities) dan strategi WT (Weaknesses-Threats) untuk
mengembangkan Desa Wisata Suranadi, antara lain:
● Lebih gencar lagi melakukan promosi Homestay melalui media
sosial seperti Google, Youtube, Fb, dan Instagram.
● Bekerjasama dengan para stakeholder pariwisata untuk
menyusun program Desa Wisata Suranadi yang unggul.
● Memanfaatkan keunggulan desa untuk menambah daya tarik
wisata Desa Wisata Suranadi.
● Mempromosikan produk lokal buah-buahan dan nuansa Desa
Suranadi yang masih asri dengan memanfaatkan teknologi dan
harga yang kompetitif
18. • Melakukan strategi promosi tentang
keberadaan homestay pondok manggis yang
dilakukan oleh pengelola homestay melalui
media sosial, website, maupun menjalin kerja
sama dengan operator perjalanan baik online
maupun ofline
• Membenahi infrastruktur dan membangun
fasilitas yang bertahap sehingga Homestay
Pondok manggis di Desa Wisata Suranadi ini
bisa berkembang dan dapat memiliki banyak
pengunjung lagi
• Menggiatkan POKDARWIS dalam
memasyarakatkan Sapta Pesona serta
memberdayakan masyarakat lokal sehingga
memberikan rasa aman dan nyaman bagi
wisatawan.
• Pemerintah Desa Suranadi agar
memanfaatkan kebijakan desa wisata untuk
mengajukan proposal dana untuk perbaikan
beberapa homestay dan kegiatan seni budaya
sebagai atraksi Desa Wisata Suranadi
• Membuat kelompok
pengelola homestay di
Desa wisata Surnandi
dan diperlukan satu
orang kelompok yang
mampu bersikap adil
untuk mendistribusikan
wisatawan yang datang
ke desa surnandi.
• Memaksimalkan
anggaran yang ada
untuk memberdayakan
masyarakat dan
mengoptimalkan media
sosial dalam
penyebaran informasi.
Strategi WT (
Weaknesses-Threats)
• Mengemas budaya lokal sebagai
daya tarik dengan festival atau
pentas seni dan budaya
• Membina masyarakat lokal dalam
menggunakan media sosial dan
internet untuk mempromosikan
Homestay dan Desa Wisata
Suranadi
• Pengelola dan pemilik homestay
bekerja sama untuk
memperhatikan kebersihan
homestaynya
• Pemberdayaan masyarakat lokal
dalam mengembangkan UMKM
dan membina masyarakat lokal
dalam mengelola sumber daya lokal
Strategi ST (Strenghts
Threats)
Strategi WO (Weaknesses-
Oppurtunities )
19. Rekomendasi
Pemilik homestay hendaknya aktif mengikuti pelatihan-pelatihan yang diberikan oleh pokdawis dan koordinator
homestay, kebersihan juga harus tetap dijaga agar wisatawan dapat menjaga kebersihan kamar, wisatawan yang ingin memakai
fasilitas homestay di desa wisata suranadi dapat diadakan kegiatan penyambutan dari pihak desa wisata sehingga hal ini
memberikan kesempatan wisatawan untuk mengenal warga masyarakat secara lebih dekat dan memberikan first impression
yang baik kepada tamu dan kegiatan pendukung bisa ditawarkan bagi wisatawan yang dibentuk menjadi paket wisata yang bisa
ditawarkan kepada wisatawan.
Adapun rekomendasi yang lain yaitu dapat diberikan untuk mengelola dan mengembangkan homestay pondok
manggis di desa surnandi antara lain dengan menyelenggarakan ataupun mengikuti sosialisasi pedoman atau standar
pengelolaan homestay. Selain itu juga dapat di lakukan pelatihan tentang homestay dan pengelolaannya secara rutin dengan
menggundang pihak pemerintah, swasta, akademisi/insitusi, hal itu dimaksudkan agar pengelola homestay dapat mengelola
homestaynya sesuai standar dan membuat wisatawan merasa nyaman tinggal lebih lama di homestay tersebut.
Sedangkan rekomendasi strategi yang kami berikan yaitu dengan menerapkan strategi diferensiasi yang
dipadukan dengan inovasi bagi dari segi fasilitas maupun pelayanan seperti menciptakan konsep baru berupa pembuatan galeri
yang menampilkan kebudayaan khas desa surnandi, mungkin juga kedepannya bisa menambahkan beberapa fasilitas-fasilitas
lain seperti restaurant minimalis dimana semuanya akan dibalut dengan sentuhan tradisonal sesuai dengan suasana desa
suranadi yang masih hijau dan sejuk, pihak homestay pondok manggis lebih baik mengalokasikan sedikit dana nya dalam
memperbaiki beberapa kamar yang sudah rusak akibat coret-coretan dan juga pembuatan seragam bagi karyawannya, sehingga
hal tersebut dapat menjadi ciri khas dan menjadikan homestay pondok manggis ini diminati oleh para wisatawan karena
konsepnya yang bagus.
20. Kesimpulan
Hasil peneltian menunjukkan ada beberapa strategi yang digunakan untuk mengembangkan homestay pondok manggis di
desa wisata suranadi diantaranya yaitu : Strategi menampilkan aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat setempat, strategi
promosi tentang keberadaan homestaynya, strategi pengembangan homestay dengan memperhatikan fasilitas dan
arsitekturnya, menjaga keamanan, kebersihan, dan kenyaman wisatawan, strategi membuat pengelola kelompok pengelola
homestay di desa wisata suranadi. Kemudian dari beberapa hasil dan pembahasan mengena Desa Wisata Surnandi dapat di
tarik kesimpulan. Pertama, potensi yang dimiliki Desa Suranadi sebagai desa wisata budaya yaitu potensi alam dan budaya.
Dari berbagai potensi yang terdapat di Desa Wisata Suranadi secara keseluruhan belum dikelola secara profesional dan
optimal sehingga manfaat ekonomi belum sepenuhnya dirasakan oleh masyarakat lokal. Berdasarkan teori irridex sikap
masyarakat Desa Suranadi berada pada fase Euphoria yang berarti masyarakat mengharapkan pariwisata berkembang di
desanya karena dipandang mampu memberikan manfaat ekonomi. Kedua, berdasarkan pada uraian dari keempat strategi
yang dihasilkan yaitu strategi SO, strategi ST, strategi WO, dan strategi WT menunjukan bahwa kegiatan pengembangan
kepariwisataan pada hakekatnya melibatkan peran dari stakeholderspariwisata yang ada dan terkait serta tidak dapat berdiri
sendiri, harus saling bersinergi dan melangkah bersama-sama untuk mencapai dan mewujudkan tujuan dan sasaran yang
disepakati. Masyarakat memiliki kedudukan dan peran penting dalam mendukung keberhasilan pengembangan Desa Wisata
Suranadi. Oleh karena itu, dalam kerangka kegiatan pengembangan kepariwisataan khusunya pengembangan Desa Wisata,
maka setiap upaya atau program pembangunan yang dilaksanakan harus memperhatikan posisi, potensi dan peran
masyarakat sebagai subyek atau pelaku pengembangan pariwisata demi terwujudnya pariwisata berkelanjutan.