Dokumen tersebut membahas tentang Desa Srimulyo di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Desa ini memiliki 100 kepala keluarga dan mata pencaharian utama petani, pedagang, dan peternak. Terdapat beberapa tantangan di desa ini seperti kurangnya listrik, air bersih, dan sanitasi yang memadai. Dokumen ini mengidentifikasi empat isu strategis yaitu kelistrikan, air bersih, pendidikan, dan sanitasi beserta ren
2. Mengenai Desa Srimulyo
Nama Desa : Srimulyo,
RW.06, Kec. Tungkal Jaya (blok/
dusun D1)
Kabupaten : Musi Banyuasin,
Prov. Sumatera Selatan
Populasi : 100 Kepala
Keluarga (termasuk yang tidak
menetap).
Topografi : Berbukit,
kawasan Transmigrasi
Mata pencaharian:
Petani
pedagang,
peternak.
3. TANTANGAN
Kelistrikan merupakan fasilitas yang sangat langka di sini.
Padahal dengan fasilitas listrik yang memadai di 1 unit rumah
saja bisa memberi banyak manfaat. Penggunaan panel surya
atau biasa dikenal sebagai Pembangkit Listrik Tenaga
Surya/PLTS sudah dicoba dan terbukti berhasil pada sebuah
rumah, namun belum banyak warga yang mau beralih karena
kekurangpahaman. Jika program kelistrikan dipadu dengan
program sumur artesis dan pembuatan taman baca, akan ada
multi-efek yang signifikan bagi warga desa. Sifat kelistrikan yang
sentral membuat keterbatasan akses listrik berdampak pada
berbagai bidang seperti pendidikan anak usia sekolah dan akses
air bersih.
Sosialisasi dan pemberian fasilitas bagi warga untuk lebih
memahami dan membuat fasilitas sanitasi yang memadai.
4. IsuStrategis1: Listrik
Ketiadaan listrik yg memadai. Listrik berasal
dari perusahaan listrik swasta (PT. Muba
Electric) dengan mutu jauh di bawah PLN.
Listrik sangat tidak stabil dan menyala agak
stabil hanya larut malam hingga dini hari. Di
musim tertentu listrik tidak mengalir 24 jam.
Sumber energi listrik alternatif yang dicoba
adalah dengan genset dan PLTS.
Kelangkaan ini memicu kondisi gelap gulita
total di malam hari dan memicu timbulnya
tindak kriminalitas curanmor di wilayah ini.
Cukup banyak warga menggunakan stabvolt
yang semakin menimbulkan ketidakstabilan
listrik. Dalam beberapa kasus terjadi hingga
tahap terjadinya kebakaran akibat kortsleting.
Akibat tiadanya listrik pada waktu setelah
petang, maka di beberapa RW sangat jarang
didapati anak-anak sekolah yang belajar di
malam hari.
5. IsuStrategis2: Air Bersih
Penduduk desa hanya
mengandalkan mata air dan kali
kecil di wilayah tertentu. Warga yang
tinggal dekat kali juga mendapati
bahwa mutu air masih jauh dari yang
diharapkan. Peternak ayam harus
membuat filter air khusus untuk
memberi minum ternaknya.
Jika mata air kering warga harus
pergi ke desa lain dengan membawa
tandon air di mobil bak terbuka.
Warga yang agak mampu mengatasi
dengan membeli mesin pompa,
namun jika mata air kering tetap saja
mereka harus pergi ke tempat lain.
Penggunaan jetpump tidak efektif
karena menggunakan listrik.
Padahal listrik amat tidak stabil dan
terbatas hanya di malam hingga dini
hari (lihat Isu Strategis 1) .
6. IsuStrategis3: Pendidikan
Kesulitan siswa sekolah
untuk belajar di malam
hari semestinya tidak perlu
terjadi jika saja mereka
diberikan fasilitas
pendukung yaitu taman
baca dan kelistrikan yang
memadai.
Minat baca warga/
penduduk yang sangat
rendah. Tidak ada warga
desa berlangganan koran
atau tabloid baik secara
harian maupun
mingguan/bulanan.
Antar-jemput siswa
meletihkan sehingga waktu
belajar semakin berkurang.
7. IsuStrategis4: Sanitasi
Sanitasi belum banyak
diperhatikan karena
kurangnya kesadaran dan
keterbatasan ekonomi.
Jarang ditemui rumah yang
memiliki fasilitas jamban
dan/atau septic tank.
Sosialisasi mengenai
pentingnya gaya hidup
sehat tidak pernah
dilakukan.
8. Isu-isu strategis perlu dibarengi
dengan 2 rencana aksi yaitu:
A. Rencana aksi terintegrasi terkait/mengenai:
• Fasilitas air bersih
• Kelistrikan
• Taman baca/perpustakaan
B. Rencana aksi terkait/mengenai Sanitasi.
9. Rencana Aksi
Perlunya membangun sumur artesis dengan tandon air kapasitas 1000 liter
yang digerakkan oleh tenaga listrik dari genset atau Pembangkit Listrik Tenaga
Surya/ PLTS.
Meningkatkan pendidikan dengan membangun taman baca dengan lokasi
tidak jauh/berdekatan dengan sumur artesis untuk memudahkan akses air dan
instalasi listrik. Bisa pula talang air diatur sedemikian sehingga jatuh ke
tandon/bak air. Selain dilengkapi akses air dan listrik, sesuai fungsinya taman
baca perlu dilengkapi rak-rak, buku-buku dan meja-meja belajar lipat untuk
anak-anak belajar. Dengan asumsi taman baca dikunjungi 20 anak saja – yang
kemungkinan diantar orangtuanya – maka berarti ada 40 org tertampung.
Dengan kapasitas demikian, dibutuhkan taman baca minimal uk. 60M2 belum
termasuk WC, dapur, 1 ruang utk penjaga, 1 ruang untuk genset/aki.
Membangun sumber listrik (genset/PLTS) kapasitas min.1500 watt. Jika
dibangun di dalam taman baca (tidak terpisah), sebaiknya dibuatkan dalam
bentuk PLTS untuk menghilangkan suara bising.
Perlu dibuat arisan kloset+septic tank dengan subsidi pemerintah. Kurang
tepat dibuat secara komunal mengingat jarak antar rumah cukup jauh, dan ada
warga yan sudah memiliki WC dengan jamban+septic tanknya.
10. Program dan Kegiatan
Program Kegiatan PIC Sumber Pendanaan
Air Bersih
Pembuatan Sumur
Artesis
Pemerintah
Pusat/Daerah Pemerintah
Kelistrikan
Penyediaan genset
/PLTS
Pemerintah
Pusat/Daerah Pemerintah
Pendidikan
Pembuatan Taman
Baca Swasta, Warga CSR
Sanitasi
Arisan Jamban+Septic
Tank
Pemerintah
Pusat/Daerah Pemerintah
Timeline dan budget akan didetailkan pada tahapan selanjutnya
12. PEMAHAMAN CITY CHANGER
• City Changer adalah gerakan global untuk menghubungkan jaringan
individu-individu dan/atau kelompok relawan yang memiliki INISIATIF
KREATIF dalam usaha menjadikan kota menjadi tempat yang lebih nyaman
untuk ditinggali
• Gerakan City Changer mulai dipromosikan melalui World Urban Campaign
oleh UN-Habitat. Di Indonesia, hal tersebut dilakukan melalui KemenPU
PERA c.q. Direktorat Jenderal Cipta Karya.