Potensi Kerugian Ekonomi Akibat PMK - Suatu Laporan ke OIE - LSM PATAKA, Jaka...Tata Naipospos
Potensi Kerugian Ekonomi Akibat Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) menjelaskan bahwa PMK dapat menyebabkan kerugian finansial besar bagi peternak dan ekonomi nasional Indonesia. Estimasi kerugian tahunan akibat PMK di tingkat nasional mencapai Rp 9,9 triliun (US$ 761,3 juta), terdiri atas kerugian produksi, ekspor, dan dampak tidak langsung seperti pariwisata."
Restrukturisasi sektor perunggasan melibatkan berbagai aspek seperti pengaturan sistem produksi, distribusi, dan pemasaran unggas untuk mengurangi risiko penyebaran Avian Influenza. Hal ini memerlukan pendekatan multi sektoral dan bekerja sama dengan seluruh pemangku kepentingan berdasarkan analisis dampak sosioekonomi.
Dokumen tersebut membahas tentang metode budidaya burung puyuh, mulai dari persiapan awal seperti lokasi dan peralatan kandang, penyediaan bibit, pemeliharaan, pengaruh pakan terhadap kualitas telur, dan tahapan pemanenan. Faktor-faktor seperti genetik, lingkungan, dan pakan dapat mempengaruhi produktivitas dan kualitas telur puyuh. Budidaya puyuh dijelaskan sebagai usaha yang
Wakil Menteri Pertanian: Peran TKPK Daerah dalam Upaya Meningkatkan Produktiv...khoiril anwar
Dokumen tersebut membahas upaya peningkatan produktivitas pertanian untuk penanggulangan kemiskinan di Indonesia. Ada beberapa poin penting yaitu: (1) sebagian besar penduduk miskin bekerja di sektor pertanian dengan produktivitas rendah, (2) kemiskinan paling parah di rumah tangga petani dengan lahan kurang dari 0,5 ha, (3) program pengentasan kemiskinan perlu melibatkan pemberdayaan komunitas dan usaha
Refleksi dan Perspektif Pembangunan Peternakan dan Kesehatan Hewan - Sekretar...Tata Naipospos
Dokumen tersebut membahas rencana strategis pengembangan peternakan dan kesehatan hewan untuk periode 2015-2019. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain rendahnya produktivitas peternakan nasional, rendahnya investasi di sektor peternakan, serta belum memadainya pelayanan lembaga terkait. Dokumen ini menyarankan perbaikan regulasi, peningkatan produktivitas, pengembangan nilai tambah, serta penguatan lembaga untuk m
Dokumen tersebut membahas tentang simulasi penyakit African Swine Fever di Indonesia, termasuk produksi babi, epidemiologi penyakit, gejala klinis, diagnosa, dan opsi pengendalian penyakit.
Potensi Kerugian Ekonomi Akibat PMK - Suatu Laporan ke OIE - LSM PATAKA, Jaka...Tata Naipospos
Potensi Kerugian Ekonomi Akibat Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) menjelaskan bahwa PMK dapat menyebabkan kerugian finansial besar bagi peternak dan ekonomi nasional Indonesia. Estimasi kerugian tahunan akibat PMK di tingkat nasional mencapai Rp 9,9 triliun (US$ 761,3 juta), terdiri atas kerugian produksi, ekspor, dan dampak tidak langsung seperti pariwisata."
Restrukturisasi sektor perunggasan melibatkan berbagai aspek seperti pengaturan sistem produksi, distribusi, dan pemasaran unggas untuk mengurangi risiko penyebaran Avian Influenza. Hal ini memerlukan pendekatan multi sektoral dan bekerja sama dengan seluruh pemangku kepentingan berdasarkan analisis dampak sosioekonomi.
Dokumen tersebut membahas tentang metode budidaya burung puyuh, mulai dari persiapan awal seperti lokasi dan peralatan kandang, penyediaan bibit, pemeliharaan, pengaruh pakan terhadap kualitas telur, dan tahapan pemanenan. Faktor-faktor seperti genetik, lingkungan, dan pakan dapat mempengaruhi produktivitas dan kualitas telur puyuh. Budidaya puyuh dijelaskan sebagai usaha yang
Wakil Menteri Pertanian: Peran TKPK Daerah dalam Upaya Meningkatkan Produktiv...khoiril anwar
Dokumen tersebut membahas upaya peningkatan produktivitas pertanian untuk penanggulangan kemiskinan di Indonesia. Ada beberapa poin penting yaitu: (1) sebagian besar penduduk miskin bekerja di sektor pertanian dengan produktivitas rendah, (2) kemiskinan paling parah di rumah tangga petani dengan lahan kurang dari 0,5 ha, (3) program pengentasan kemiskinan perlu melibatkan pemberdayaan komunitas dan usaha
Refleksi dan Perspektif Pembangunan Peternakan dan Kesehatan Hewan - Sekretar...Tata Naipospos
Dokumen tersebut membahas rencana strategis pengembangan peternakan dan kesehatan hewan untuk periode 2015-2019. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain rendahnya produktivitas peternakan nasional, rendahnya investasi di sektor peternakan, serta belum memadainya pelayanan lembaga terkait. Dokumen ini menyarankan perbaikan regulasi, peningkatan produktivitas, pengembangan nilai tambah, serta penguatan lembaga untuk m
Dokumen tersebut membahas tentang simulasi penyakit African Swine Fever di Indonesia, termasuk produksi babi, epidemiologi penyakit, gejala klinis, diagnosa, dan opsi pengendalian penyakit.
Mata kuliah Produksi Ternak Unggas membahas tentang perkembangan industri perunggasan di Indonesia, mulai dari peranan penting ternak unggas dalam pangan nasional, populasi dan produksi ayam broiler serta telur yang terus meningkat, hingga sejarah perkembangan pembibitan ayam ras dari tingkat final stock hingga grand parent stock.
1. Dokumen ini membahas pengaruh jumlah populasi ternak ayam dan jarak kandang terhadap penyakit masyarakat di Kabupaten Magetan.
2. Jumlah ternak ayam di kabupaten ini meningkat pesat namun pengelolaan limbah kurang memadai sehingga masyarakat sering mengeluhkan bau dan lalat.
3. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan antara jumlah ternak ayam, jarak kandang dengan
Peluang dan Risiko Impor Ternak dan Produk Hewan Dari Zona Bebas PMK - Pusli...Tata Naipospos
Dokumen tersebut membahas tentang peluang dan risiko impor ternak dan produknya dari negara yang memiliki zona bebas penyakit mulut dan kuku. Dokumen menjelaskan tentang situasi penyakit mulut dan kuku di berbagai negara, termasuk risiko penularan antar negara melalui perdagangan ternak hidup dan produknya. Dokumen juga membahas upaya pengendalian penyakit mulut dan kuku secara global.
Petunjuk teknis ini memberikan panduan untuk menanggulangi gangguan reproduksi dan meningkatkan pelayanan kesehatan hewan guna mendukung program swasembada daging sapi. Kegiatannya meliputi pemeriksaan status reproduksi dan penyakit, pengobatan gangguan reproduksi, dan peningkatan kapasitas petugas.
Peternakan unggas merupakan bagian penting dalam pemenuhan protein hewani di Indonesia. Dokumen ini membahas tentang manajemen agribisnis peternakan unggas di Desa Pondorejo, termasuk tata cara pemeliharaan ayam broiler, persiapan modal, kandang, pakan, vaksinasi, dan panen. Dokumen ini juga membahas perhitungan keuntungan usaha peternakan ayam broiler secara mandiri dan kemitraan.
Potensi dampak ekonomi apabila terjadi wabah penyakit mulut-dan-kuku di Indon...Tata Naipospos
Potensi kerugian ekonomi yang besar apabila terjadi wabah penyakit mulut dan kuku di Indonesia. Populasi ternak yang rentan sangat besar dengan biaya pengendalian yang tinggi, termasuk biaya pemusnahan ternak terinfeksi. Keterlambatan deteksi akan memperburuk dampak ekonominya dengan meluasnya wilayah wabah.
One Health Roadmap Eliminasi Rabies Nasional 2030 - PPR USAID, Jakarta, 27 Ag...Tata Naipospos
Roadmap eliminasi rabies nasional 2030 bertujuan mengeliminasi rabies pada manusia yang ditularkan lewat anjing di Indonesia pada 2030. Strateginya meliputi vaksinasi massal anjing, manajemen populasi anjing, dan pemberian profilaksis pasca pajanan untuk manusia.
Penyusunan Master Plan Pemberantasan Brucellosis - AIPEID, Makasar, 2 Juli 2013Tata Naipospos
Masterplan pemberantasan brucellosis di Indonesia bertujuan mengendalikan dan membasmi penyakit ini pada ternak. Penyakit ini menyebabkan kerugian ekonomi besar pada industri sapi dan menghambat program swasembada daging. Strategi yang diusulkan meliputi surveilans, vaksinasi, uji dan pemotongan ternak terinfeksi, serta pengendalian lalu lintas ternak antar daerah. Namun masih terdapat kesenjangan pelaksanaan terkait
Pendekatan Berbasis Masyarakat Dalam Pengendalian Flu Burung dan Rabies - CIV...Tata Naipospos
Pendekatan Berbasis Masyarakat dalam Pengendalian Flu Burung dan Rabies menjelaskan pentingnya melibatkan masyarakat dalam pengendalian penyakit hewan. Kader kesehatan hewan berbasis masyarakat dapat membantu mendeteksi penyakit lebih awal, memberikan informasi dari tingkat desa, dan memfasilitasi respon cepat. Mereka memainkan peran kunci dalam bekerja sama dengan pemerintah untuk vaksinasi, biosekuriti
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...Tata Naipospos
Tiga penyakit hewan penting yaitu African Swine Fever (ASF), Lumpy Skin Disease (LSD), dan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) telah menyebar ke beberapa negara dan wilayah di Indonesia. Untuk mengendalikan penyebarannya diperlukan kerja sama antar instansi terkait melalui penguatan sistem surveilans, penerapan tindakan biosekuriti yang ketat, serta manajemen risiko dan komunikasi yang tepat.
African swine fever: Pembelajaran dari wabah di China dan Vietnam - Seminar A...Tata Naipospos
Dokumen tersebut memberikan ringkasan singkat tentang wabah African swine fever di China dan Vietnam. Wabah penyakit ini menyebabkan kerugian besar bagi industri babi di kedua negara akibat kematian massal babi dan gangguan produksi. Virus penyakit ini sangat resisten dan sulit dikendalikan, sehingga diperlukan upaya biosekuriti yang ketat.
Dokumen ini membahas tentang pentingnya unggas sebagai komoditas pangan yang bernilai ekonomi strategis di Indonesia. Unggas, terutama ayam, merupakan sumber protein utama bagi masyarakat Indonesia meskipun tingkat konsumsi dan produksinya masih rendah dibandingkan negara tetangga. Pemerintah berupaya meningkatkan populasi ternak unggas untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat di masa depan.
UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN KES. IBU BERSALIN DAN NIFASDokter Tekno
Peningkatan Persalinan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan pada Kabupaten Fokus di Provinsi Fokus dalam rangka Orientasi Pelayanan Persalinan dan Nifas Bagi Tenaga Kesehatan Puskesmas
Mata kuliah Produksi Ternak Unggas membahas tentang perkembangan industri perunggasan di Indonesia, mulai dari peranan penting ternak unggas dalam pangan nasional, populasi dan produksi ayam broiler serta telur yang terus meningkat, hingga sejarah perkembangan pembibitan ayam ras dari tingkat final stock hingga grand parent stock.
1. Dokumen ini membahas pengaruh jumlah populasi ternak ayam dan jarak kandang terhadap penyakit masyarakat di Kabupaten Magetan.
2. Jumlah ternak ayam di kabupaten ini meningkat pesat namun pengelolaan limbah kurang memadai sehingga masyarakat sering mengeluhkan bau dan lalat.
3. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan antara jumlah ternak ayam, jarak kandang dengan
Peluang dan Risiko Impor Ternak dan Produk Hewan Dari Zona Bebas PMK - Pusli...Tata Naipospos
Dokumen tersebut membahas tentang peluang dan risiko impor ternak dan produknya dari negara yang memiliki zona bebas penyakit mulut dan kuku. Dokumen menjelaskan tentang situasi penyakit mulut dan kuku di berbagai negara, termasuk risiko penularan antar negara melalui perdagangan ternak hidup dan produknya. Dokumen juga membahas upaya pengendalian penyakit mulut dan kuku secara global.
Petunjuk teknis ini memberikan panduan untuk menanggulangi gangguan reproduksi dan meningkatkan pelayanan kesehatan hewan guna mendukung program swasembada daging sapi. Kegiatannya meliputi pemeriksaan status reproduksi dan penyakit, pengobatan gangguan reproduksi, dan peningkatan kapasitas petugas.
Peternakan unggas merupakan bagian penting dalam pemenuhan protein hewani di Indonesia. Dokumen ini membahas tentang manajemen agribisnis peternakan unggas di Desa Pondorejo, termasuk tata cara pemeliharaan ayam broiler, persiapan modal, kandang, pakan, vaksinasi, dan panen. Dokumen ini juga membahas perhitungan keuntungan usaha peternakan ayam broiler secara mandiri dan kemitraan.
Potensi dampak ekonomi apabila terjadi wabah penyakit mulut-dan-kuku di Indon...Tata Naipospos
Potensi kerugian ekonomi yang besar apabila terjadi wabah penyakit mulut dan kuku di Indonesia. Populasi ternak yang rentan sangat besar dengan biaya pengendalian yang tinggi, termasuk biaya pemusnahan ternak terinfeksi. Keterlambatan deteksi akan memperburuk dampak ekonominya dengan meluasnya wilayah wabah.
One Health Roadmap Eliminasi Rabies Nasional 2030 - PPR USAID, Jakarta, 27 Ag...Tata Naipospos
Roadmap eliminasi rabies nasional 2030 bertujuan mengeliminasi rabies pada manusia yang ditularkan lewat anjing di Indonesia pada 2030. Strateginya meliputi vaksinasi massal anjing, manajemen populasi anjing, dan pemberian profilaksis pasca pajanan untuk manusia.
Penyusunan Master Plan Pemberantasan Brucellosis - AIPEID, Makasar, 2 Juli 2013Tata Naipospos
Masterplan pemberantasan brucellosis di Indonesia bertujuan mengendalikan dan membasmi penyakit ini pada ternak. Penyakit ini menyebabkan kerugian ekonomi besar pada industri sapi dan menghambat program swasembada daging. Strategi yang diusulkan meliputi surveilans, vaksinasi, uji dan pemotongan ternak terinfeksi, serta pengendalian lalu lintas ternak antar daerah. Namun masih terdapat kesenjangan pelaksanaan terkait
Pendekatan Berbasis Masyarakat Dalam Pengendalian Flu Burung dan Rabies - CIV...Tata Naipospos
Pendekatan Berbasis Masyarakat dalam Pengendalian Flu Burung dan Rabies menjelaskan pentingnya melibatkan masyarakat dalam pengendalian penyakit hewan. Kader kesehatan hewan berbasis masyarakat dapat membantu mendeteksi penyakit lebih awal, memberikan informasi dari tingkat desa, dan memfasilitasi respon cepat. Mereka memainkan peran kunci dalam bekerja sama dengan pemerintah untuk vaksinasi, biosekuriti
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...Tata Naipospos
Tiga penyakit hewan penting yaitu African Swine Fever (ASF), Lumpy Skin Disease (LSD), dan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) telah menyebar ke beberapa negara dan wilayah di Indonesia. Untuk mengendalikan penyebarannya diperlukan kerja sama antar instansi terkait melalui penguatan sistem surveilans, penerapan tindakan biosekuriti yang ketat, serta manajemen risiko dan komunikasi yang tepat.
African swine fever: Pembelajaran dari wabah di China dan Vietnam - Seminar A...Tata Naipospos
Dokumen tersebut memberikan ringkasan singkat tentang wabah African swine fever di China dan Vietnam. Wabah penyakit ini menyebabkan kerugian besar bagi industri babi di kedua negara akibat kematian massal babi dan gangguan produksi. Virus penyakit ini sangat resisten dan sulit dikendalikan, sehingga diperlukan upaya biosekuriti yang ketat.
Dokumen ini membahas tentang pentingnya unggas sebagai komoditas pangan yang bernilai ekonomi strategis di Indonesia. Unggas, terutama ayam, merupakan sumber protein utama bagi masyarakat Indonesia meskipun tingkat konsumsi dan produksinya masih rendah dibandingkan negara tetangga. Pemerintah berupaya meningkatkan populasi ternak unggas untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat di masa depan.
UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN KES. IBU BERSALIN DAN NIFASDokter Tekno
Peningkatan Persalinan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan pada Kabupaten Fokus di Provinsi Fokus dalam rangka Orientasi Pelayanan Persalinan dan Nifas Bagi Tenaga Kesehatan Puskesmas
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023Tata Naipospos
The document provides details regarding an upcoming PVS Evaluation Follow-Up mission in Indonesia from 2-13 October 2023 that will evaluate the country's Veterinary Services. The previous PVS Evaluation in 2007 assessed Indonesia at Level 2, and a 2011 Gap Analysis set a target of Level 3 within 5 years. The upcoming mission will evaluate progress towards this Level 3 target. It outlines the scope of the evaluation, procedures to be followed, and provides an overview of data and documents that will be reviewed. Ideal sampling sites across different categories are also listed.
The document discusses challenges that remained from the 2011 Gap Analysis, including legislation, management and coordination, staff development, surveillance capabilities, and disease control programs. It notes that reports
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...Tata Naipospos
Virus influenza aviar tingkat patogenisitas tinggi (HPAI) dan rendah (LPAI) masih menyebar luas di Indonesia, terutama di sektor perunggasan skala kecil. Virus-virus baru seperti LPAI H9N2 pertama kali dideteksi pada 2017. Pasar unggas hidup (PUH) memainkan peran penting dalam penyebaran berulang virus melalui kontak erat antara unggas dari berbagai daerah. Dinamika evolusi virus H5N1 menunjukkan be
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...Tata Naipospos
1. WOAH bekerja sama dengan pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang resistensi antimikroba melalui survei, pengembangan strategi komunikasi, dan materi edukasi.
2. Survei mengenai pengetahuan, sikap, dan praktik peternak unggas menunjukkan perlu ditingkatkannya pemahaman tentang penggunaan antibiotik.
3. Upaya berkelanjutan dibutuhkan untuk mempromosikan penggunaan
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...Tata Naipospos
PMK dan penyakit hewan lainnya seperti LSD dan PPR merupakan penyakit lintas batas yang berpotensi menyebar dengan cepat dan menimbulkan dampak sosial ekonomi yang signifikan. Strategi pengendalian utama untuk PMK adalah karantina, vaksinasi, surveilans epidemiologi, zonasi, depopulasi, dan biosekuriti. Vaksinasi massal digunakan untuk mengendalikan wabah PMK di Indonesia, namun vaksin yang tersedia belum d
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...Tata Naipospos
Kesejahteraan hewan memainkan peran penting dalam perdagangan internasional dan status kinerja layanan veteriner suatu negara. Standar kesejahteraan hewan internasional dipromosikan untuk maksimalkan implementasinya di seluruh dunia.
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...Tata Naipospos
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas survei Knowledge, Attitude, and Practices (KAP) mengenai penggunaan antimikroba pada peternakan unggas di Indonesia.
2. Survei ini dilaksanakan di dua kabupaten di Jawa Timur, yaitu Blitar dan Malang, dengan target 60 peternak unggas.
3. Tujuan survei ini adalah untuk menilai pengetahuan, sikap, dan praktik peternak mengenai pen
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...Tata Naipospos
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya Veterinary Statutory Body (VSB) bagi peningkatan kualitas profesi kedokteran hewan di Indonesia. Dokumen ini menjelaskan definisi profesi dokter hewan, peran pentingnya bagi masyarakat, serta unsur-unsur yang menentukan kualitas layanan kesehatan hewan seperti tenaga kerja kesehatan hewan dan kinerja layanan kesehatan hewan berdasarkan standar Organisasi Kesehatan Hewan Dun
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023Tata Naipospos
Dokumen tersebut membahas tentang lumpy skin disease (LSD) dari perspektif global. LSD merupakan penyakit menular yang penting secara ekonomi yang menyerang sapi. Penyakit ini telah menyebar dari Afrika ke berbagai belahan dunia. Perubahan iklim diduga berperan dalam penyebaran internasional penyakit ini. Pengendalian LSD meliputi vaksinasi, pembatasan lalu lintas ternak, dan pemusnahan hewan terinfeksi.
4. 4
Subsektor Peternakan penting!
• Peternakan merupakan subsektor yang penting dalam
sektor Pertanian Indonesia
• Kontribusi subsektor ini dalam pembentukan Produk
Domestik Bruto (PDB) Nasional sekitar 1,6% dan
dalam pembentukan PDB sektor Pertanian lebih dari
15% per tahun
• Lebih dari 4 juta orang bekerja di subsektor
Peternakan dan memainkan peran penting dalam
meningkatkan sosio-ekonomi pedesaan
• Kontribusi subsektor Peternakan terhadap penyerapan
tenaga kerja sekitar 4% dari keseluruhan tenaga kerja
nasional dan 11% dari tenaga kerja sektor Pertanian
5. 5
Produk Domestik Bruto Subsektor Peternakan
atas harga konstan 2000 (2009-2012)
Lapangan Usaha 2009 2010 2011* 2012**
1. Pertanian*** 231.265,10 236.865,70 243.454,60 252.429,60
a. Peternakan 36.648,90 38.214,40 40.040,30 41.971,80
% terhadap PDB Pertanian 15,8% 16,1% 16,4% 16,6%
b. Subsektor Pertanian
Lainnya 194.616,20 198.651,30 203.414,30 210.457,80
% terhadap PDB Pertanian 84,2% 83,9% 83,6% 83,4%
2. Sektor Ekonomi Lainnya 1.947.585,30 2.077.593,10 2.221.221,90 2.365.709,60
% terhadap PDB Nasional 1,68% 1,65% 1,62% 1,60%
* Angka sementara
** Angka sangat sementara
*** Diluar Sektor Kehutanan dan Perikanan
Sumber: Badan Pusat Statistik (2013)
6. 6
Tenaga Kerja Subsektor Peternakan
Tahun
Tenaga Kerja
Total tenaga
kerja
Pertanian Peternak
an
%
Peternakan
dari total
Pertanian
%
Peternakan
dari total
tenaga kerja
2009 104.485.444 40.021.793 4.495.013 11,23 4,30
2010 107.405.572 40.010.274 4.362.022 10,90 4,06
2011 111.281.744 39.277.283 4.627.463 11,78 4,16
Sumber: Buku Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan 2012
7. 7
Populasi sapi dan kerbau
• Sapi potong merupakan urutan kedua setelah
unggas (ayam buras, ras petelur dan pedaging)
• Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan
Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025
– Pengembangan peternakan jangka panjang 2011-2025
difokuskan di Koridor Ekonomi Bali–Nusa Tenggara
– STRATEGI PERCEPATAN PETERNAKAN*)
1. Iklim usaha peternakan yang kondusif
2. Peningkatan produktivitas ternak sapi untuk
mencapai swasembada daging
3. Peningkatan industri hilir peternakan
4. Peningkatan regulasi dan kelembagaan peternakan
5. Penguatan infrastruktur
*
10. 10
PMK ancaman utama bagi peternakan
• Hambatan utama mencapai target angka
pertumbuhan populasi ternak apabila terjadi
wabah dan prevalensi PMK yang persisten
• Pada ternak dewasa umumnya tidak
mematikan (fatal), tetapi meningkatkan
risiko abortus dadakan di antara ternak-
ternak bunting dan kematian anak sapi
• Kerugian ekonomi terutama disebabkan oleh
penurunan produksi susu dan penurunan
produktivitas tenaga kerja (Bandyopadhyay,
2003; Venkataramanan et al. 2005)
11. 11
Bagaimana bebas kembali setelah ada
wabah PMK menurut OIE?
1) 3 bulan setelah kasus terakhir apabila
diterapkan kebijakan “stamping-out” dan
surveilans serologis; atau
2) 3 bulan setelah seluruh hewan tervaksinasi
dipotong, jika diterapkan kebijakan “stamping-
out”, vaksinasi darurat, dan surveilans
serologis; atau
3) 6 bulan setelah kasus terakhir atau vaksinasi terakhir apabila
diterapkan kebijakan “stamping-out”, vaksinasi darurat tapi
tidak diikuti dengan pemotongan seluruh hewan tervaksinasi,
dan surveilans serologis, dengan syarat survei serologis
dilakukan berdasarkan deteksi antibodi sampai ke protein
non-struktural virus PMK yang mendemonstrasikan bahwa
sudah tidak ada lagi infeksi dalam sisa populasi tervaksinasi
12. 12
Kebijakan dan strategi pengendalian
apabila muncul wabah PMK
• Metoda “stamping out” untuk menghentikan penyebaran
wabah PMK secara cepat sesuai pedoman OIE dan
pemberian kompensasi bagi hewan yang dimusnahkan
• Untuk mampu mengatasi menjalarnya wabah, tingkat
depopulasi harus dilakukan sampai 90-100% baik
terhadap hewan terkena PMK maupun hewan terdedah di
lokasi wabah dimulai pada kesempatan minggu pertama
• Upaya vaksinasi baru dilakukan apabila tindakan
"stamping out" tidak berhasil membuat wabah mereda
• Upaya surveilans dilakukan mengikuti kaidah-kaidah
epidemiologi sesuai pedoman OIE
• Pengawasan lalu lintas dan tindak karantina dengan
melibatkan pihak-pihak terkait
13. 13
Ekonomi PMK
• Secara ekonomi, PMK menciptakan apa yang disebut
“EXTERNALITIES”
• Apabila muncul wabah, “externalities” menjadi
NEGATIF dimana pemilik ternak yang terkena PMK
memberikan dampak negatif terhadap kelompok
ternak lain yang terkait dengan ternaknya mengingat
PMK sangat mungkin menyebar dengan cepat
• Sama halnya apabila pemilik ternak melindungi
ternaknya dari PMK akan menghasilkan “externalities”
POSITIF mengingat kelompok ternak lain yang terkait
dengan ternaknya akan terlindungi juga
14. 14
Dampak PMK
Langsung Tidak Langsung
Kelihatan
(Pengaruh terhadap
sistem produksi)
Tidak
Kelihatan
•Penurunan berat
badan
•Penurunan produksi
susu
•Kematian hewan
•Penurunan
produktivitas tenaga
kerja
Tambahan
Biaya
•Biaya pemotongan/
pemusnahan
•Biaya kompensasi
•Biaya pengawasan
lalu lintas dan
tindak karantina
•Biaya surveilans
•Biaya vaksinasi
•Kehilangan tenaga
kerja
•Gangguan industri
•Kehilangan peluang
ekspor
Kehilangan
Pendapatan
•Penurunan fertilitas
•Perubahan struktur
populasi ternak
16. 16
Struktur populasi sapi potong, sapi perah
dan kerbau tahun 2011
Jenis hewan Jumlah %
Sapi potong
- Sapi dewasa jantan
- Sapi dewasa betina
- Sapi muda
- Anak sapi
14.824.373
1.454.271
6.676.898
3.829.136
2.864.069
9,81
45,04
25,83
19,30
Sapi perah
- Sapi dewasa jantan
- Sapi dewasa betina
- Sapi muda
- Anak sapi
597.213
19.608
304.375
143.454
129.776
3,28
50,97
24,02
21,73
Kerbau
- Kerbau dewasa jantan
- Kerbau dewasa betina
- Kerbau muda
- Anak kerbau
1.305.078
172.642
649.634
269.914
212.888
13,23
49,78
20,68
16,31
Sumber: Buku Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan 2012
17. 17
Parameter epidemiologi
Parameter epidemiologi Simbol Sapi Kerbau
Proporsi hewan terkena PMK pada keadaan wabah (%)
Presentase kehilangan hasil laktasi (%)
Rata-rata produksi susu per ekor per laktasi (liter)
Indeks kelahiran (bulan)
Kelambatan pada kebuntingan berikutnya (bulan)
Kenaikan angka keguguran pada anak sapi (%)
Kenaikan angka kematian pada anak sapi (%)
Rata-rata penurunan berat badan setahun (kg)
Lama hewan tidak bisa bekerja (minggu)
Tingkat depopulasi (%)
R
L
Z
I
W
A
F
S
X
P
30
15
3.050
15
3
10
10
10
4
90
30
15
-
15
3
10
10
10
4
90
18. 18
Parameter ekonomi
Parameter ekonomi Simbol Sapi Kerbau
Harga susu per liter (Rp.)
Harga sapi/kerbau dewasa per ekor (Rp.)
Harga anak sapi/kerbau per ekor (Rp.)
Biaya sewa tenaga kerja ternak per hari (Rp.)
Harga daging per kg berat hidup (Rp.)
Biaya pemusnahan per ekor (Rp.)
Biaya desinfeksi per ekor (Rp.)
Biaya kompensasi per ekor (Rp.)
Biaya pengawasan lalu lintas dan tindak
karantina per ekor (Rp.)
Biaya peralatan dan operasional surveilans per
ekor (Rp.)
Biaya peralatan dan operasional vaksinasi per
ekor (Rp.)
Harga vaksin per dosis (Rp.)
M
V
C
O
Q
B
E
N
G
T
K
M
3.500
7.000.000
1.000.000
-
27.000
150.000
2.500
4.500.000
18.000
12.000
15.000
27.000
-
8.500.000
1.200.000
7.500
27.000
150.000
2.500
5.250.000
18.000
12.000
15.000
27.000
19. 19
Penurunan produksi susu
• PMK menyebabkan secara langsung penurunan
produksi susu pada hewan yang sedang laktasi
• Apabila diasumsikan setengah dari masa laktasi
hewan tertular PMK maka terjadi kehilangan
sebesar 15% dari hasil produksi laktasi (Ellis, et
al, 1976)
R x J x L x Z x M
R = proporsi hewan terkena PMK pada keadaan wabah (%)
J = jumlah sapi perah betina dewasa (ekor)
L = kehilangan hasil laktasi (%)
Z = rata-rata produksi susu per ekor per laktasi (liter)
M = harga susu per liter (Rp.)
20. 20
Infertilitas
• Masalah infertilitas seringkali terjadi setelah
serangan wabah PMK dan memperpanjang indeks
kelahiran
(12/I – 12/(I+W) + I] x R x J x Z x M
I = indeks kelahiran (bulan)
R = proporsi hewan terkena PMK pada saat wabah (%)
J = jumlah sapi betina dewasa (ekor)
W = kelambatan pada kebuntingan berikutnya (3 bulan)
Z = rata-rata produksi susu hasil laktasi (liter)
M = harga susu per liter (Rp.)
21. 21
Keguguran
• PMK menyebabkan terjadinya kenaikan angka
keguguran, terutama pada hewan bunting tua
• Disamping terjadi kehilangan anak sapi yang
mendorong perpanjangan indeks kelahiran
[12/I – 12/(I + A x 13,5) ] x R x J x Z x M
I = indeks kelahiran (bulan)
R = proporsi hewan terkena PMK pada keadaan wabah
J = jumlah sapi dewasa betina (ekor)
A = angka keguguran (%)
Z = rata-rata produksi susu hasil laktasi (liter)
M = harga susu per liter (Rp.)
22. 22
Kematian hewan
• Kenaikan angka kematian akibat PMK = 5%
R x J x K x V
R = proporsi hewan terkena PMK pada keadaan wabah (%)
J = jumlah sapi/kerbau dewasa (ekor)
K = angka kematian akibat PMK (%)
V = harga seekor sapi/kerbau (Rp.)
• Kenaikan angka kematian akibat PMK pada anak
sapi/kerbau = 10%
R x J x F x C
F = angka kematian pada anak sapi/kerbau
C = harga seekor anak sapi/kerbau (Rp.)
23. 23
Penurunan berat badan
• Kebutuhan makanan setiap hari (daily feed intake)
tidak dapat terpenuhi, sehingga konsekuensinya
adalah penurunan berat badan
R x J x (1 – P) x S x Q
R = proporsi hewan terkena PMK pada saat wabah (%)
J = jumlah sapi/kerbau dewasa (ekor)
S = rata-rata penurunan berat badan per tahun (kg)
Q = harga daging per kg berat hidup (Rp.)
24. 24
Penurunan produktivitas tenaga kerja
• Hewan terserang PMK mengalami kepincangan, sehingga
umumnya selama 2 minggu tidak dapat digunakan.
Untuk memulihkan kondisi tubuh dibutuhkan waktu 2
minggu lagi, sehingga hewan tidak dapat bekerja selama
sedikitnya 4 minggu
R x J x L x O
R = proporsi hewan terkena PMK pada saat wabah (%)
J = jumlah sapi/kerbau dewasa (ekor)
L = lama hewan tidak bisa bekerja (hari)
O = harga sewa ternak pengganti per hari (Rp.)
26. 26
Biaya pemotongan/pemusnahan
• Untuk mengatasi menjalarnya wabah, maka tingkat
depopulasi harus dilakukan sampai 90-100% baik
terhadap hewan terkena PMK maupun hewan
terdedah di lokasi wabah dimulai pada kesempatan
minggu pertama
R x J x P x (B+E) x 0,30
R = proporsi hewan terkena PMK pada saat wabah (%)
J = jumlah sapi/kerbau dewasa (ekor)
P = tingkat depopulasi (%)
B = biaya pemusnahan per ekor (Rp.)
E = biaya desinfeksi per ekor (Rp.)
27. 27
Biaya kompensasi
• Biaya kompensasi dihitung dari proporsi hewan
terkena PMK dalam keadaan wabah dikalikan
tingkat depopulasi dan biaya kompensasi per ekor
• Biaya kompensasi diasumsikan setengah dari
harga hidup seekor sapi/kerbau
R x J x P x N x 0,30
R = proporsi hewan terkena PMK pada saat wabah (%)
J = jumlah sapi/kerbau dewasa (ekor)
P = tingkat depopulasi (%)
N = biaya kompensasi per ekor (Rp.)
28. 28
Biaya pengawasan lalu lintas dan
tindak karantina
• Upaya pertama kali dilakukan pada saat wabah adalah
melakukan penutupan daerah dan mengawasi hewan
dari dan keluar daerah wabah
• Biaya ekstra diperlukan dalam mengikutsertakan pihak-
pihak terkait seperti petugas Karantina, petugas Dinas
Peternakan/Pertanian setempat, aparat Pemerintah
Daerah, Kepolisian dan petugas DLLJR
(1 – R) x J x G x 0,30
R = proporsi hewan terkena PMK pada saat wabah
J = jumlah sapi/kerbau
G = biaya pengawasan lalu lintas dan tindak karantina
per ekor (Rp.)
29. 29
Biaya surveilans
• Biaya surveilans diperlukan terutama pada saat
setelah 'stamping out" dilaksanakan baik di
daerah wabah maupun di luar daerah wabah
yang berbatasan
(1 – R) x J x H x 0,30
R = proporsi hewan terkena PMK pada saat wabah
J = jumlah sapi/kerbau dewasa (ekor)
H = biaya peralatan dan operasional per ekor (Rp.)
30. 30
Biaya vaksinasi
• Upaya vaksinasi baru dilakukan apabila tindakan
"stamping out" tidak berhasil membuat wabah
mereda
• Vaksinasi mula-mula dilakukan dengan jalan
membentuk daerah "ring vaksinasi" dalam radius
50 km dari daerah wabah
(1 – R) x J x (K + M) x 0,30
R = proporsi hewan terkena PMK pada saat wabah
J = jumlah sapi/kerbau dewasa (ekor)
K = biaya peralatan dan operasional per ekor (Rp.)
M = harga vaksin per dosis (Rp.)
31. 31
Perhitungan Dampak Langsung
No. Jenis Kerugian Perhitungan Jumlah
Kerugian
(Rp. miliar)
1. Penurunan produksi susu 0,30 x 304.375 x 0,15 x 3.050 x 3.600 150,4
2. Infertilitas (12/15 – 12(15 + 3)) x 0,30 x 6.981.273 x
3.050 x 3.600
3.066,2
3. Keguguran (12/15 – 12/(15 + (0,10 x 13,5)) x 0,30 x
6.981.273 x 3.050 x 3.600
1.529,0
4. Kematian ternak dewasa (0,30 x 8.455.152 x 0,05 x 7.000.000) +
(0,30 x 822.276 x 0,05 x 8.5000.000)
992,6
5. Kematian anak
sapi/kerbau
(0,30 x 2.864.069 x 0,10 x 1.000.000) +
(0,30 x 212.888 x 0,10 x 1.200.000)
85,9
6. Penurunan berat badan 0,30 x 8.953.445 x (1 – 0,90) x 10 x
27.000
72,5
7. Penurunan produktivitas
tenaga kerja
0,30 x 13.519.932 x 28 x 7.500 51,8
Sub total (1 + 7) 5.938,5
32. 32
Perhitungan Dampak Tidak Langsung
No
.
Jenis Kerugian Perhitungan Jumlah
Kerugian
(Rp.
miliar)
1. Biaya pemotongan
/pemusnahan
[0,30 x 9.227.428 x 45.000 x 2.500] x
0,30
114,6
2. Biaya kompensasi [(0,30 x 6.184.559 x 0,90 x 4.500.000) +
(0,30 x 1.337.816 x 0,90 x 5.250.000] x
0,30
3.341, 6
3. Biaya pengawasan lalu
lintas dan tindak karantina
[(1 – 0,30) x 13.519.932 x 18.000] x
0,30
51,1
4. Biaya surveilans [(1 – 0,30) x 7.522.375 x 12.000] x 0,30 23,4
5. Biaya vaksinasi [(1 - 0,30) x 7.522.375 x (15.000 +
27.000)] x 0,30
81,8
Sub total (1 + 5) 3.702,5
34. 34
Dampak kerugian tidak langsung yang
tidak dihitung
• Hilangnya peluang ekspor (saat ini Indonesia
tidak mengekspor sapi/kerbau)
• Dampak pasar dan harga
• Reduksi produksi yang permanen
• Dampak terhadap industri pariwisata
35. 35
Kesimpulan
• PMK masih merupakan penyakit ekonomi terpenting
pada sapi/kerbau
• Dampak kerugian PMK dapat dibagi menjadi 2
komponen yaitu DAMPAK LANGSUNG yang
disebabkan oleh penurunan produksi dan perubahan
dalm struktur populasi; dan DAMPAK TIDAK
LANGSUNG yang berkaitan dengan biaya
pengendalian wabah PMK
• Apabila terjadi wabah PMK di salah satu wilayah
padat populasi sapi/kerbau di Indonesia, maka
potensi kerugian bisa mencapai Rp. 9,641 trilyun