SlideShare a Scribd company logo
1. Periksa respon:
a) a) Segera memeriksa ada tidaknya cedera dan tentukan ada
respon atau tidak.
b) b) Tepuk atau guncangkan secara halus, panggil atau tanya.
c) c) Bila diduga ada trauma kepala atau leher, pasien tak boleh
digerakkan kecuali bila benar-benar diperlukan.
2. Aktifkan sistem pelayanan emergensi yang ada :
a. Panggil bantuan petugas P3K Depatment /HSE (No.Ext 112)
b. Sebutkan jenis bantuan yang diperlukan,
c. Lokasi korban,
d. Nomor telpon yang digunakan,
e. Apa yang terjadi,
f. Jumlah orang yang memerlukan pertolongan,
g.Kondisi korban, dan informasi lainnya.
3. AIRWAY (Jalan nafas):
Bila korban tak memberikan respon:
a) Petugas P3K harus menentukan apakah korban tersebut
bernafas secara adekuat.
b) Letakkan korban pada posisi terlentang dan jalan nafas
terbuka.
c) Posisi korban :
1. Tempatkan korban pada posisi terlentang, pada tempat
yang keras dan datar.
2. Bila korban telungkup, balikkan korban dalam satu
kesatuan sehingga kepala, bahu dan badan bergerak
serentak hingga tak ada yang terputar. Kepala dan leher
harus berada pada satu bidang, lengan berada di samping
badan.
d) Posisi petugas/penolong:
Penolong harus berada pada sisi korban sehingga
memungkinkan melakukan bantuan nafas dan kompresi dada.
e) Buka jalan nafas:
1. Bila korban tak berrespon/tak sadar lakukan manuver
”head tilt-chin lift” untuk membuka jalan nafas, dengan
syarat pasien tak ada bukti trauma kepala atau leher.
2. Bila dicurigai adanya trauma leher lakukan manuver
”jaw- thrust”.
3. Bila ada benda asing yang terlihat atau muntahan, segera
keluarkan dari dalam mulut dengan jari tangan yang
memakai sarung tangan. Benda yang keras dapat
dikeluarkan dengan jari telunjuk, sementara tangan yang
lain tetap mempertahankan lidah dan rahang.
4. Manuver ”head tilt-chin lift”:
a) a) Letakkan satu tangan pada dahi korban, tekan dengan
telapak tangan hingga kepala menjungkit ke belakang.
Letakkan jari-jari tangan yang sebelah lagi di bawah tulang
rahang bawah dekat dagu. Angkat rahang dan dagu ke depan.
b) b) Jangan menekan bagian lunak di bawah dagu dan jangan
menggunakan ibu jari untuk mengangkat dagu. Buka mulut
sehingga memungkinkan pernafasan spontan dan
memungkinkan bantuan nafas dari mulut ke mulut. Bila gigi
korban goyah atau ada gigi palsu, maka gigi tsb harus
lepaskan.
5. Manuver ”jaw-thrust”:
Letakkan tangan penolong pada masing-masing sisi kepala korban,
letakkan siku penolong pada bidang dimana korban berbaring. Raih
sudut rahang bawah korban dan angkat dengan ke dua tangan. Bila
bibir korban terkatup, regangkan atau buka dengan ibu jari ke dua
tangan.
6. BREATHING (Pernafasan):
a) a) Periksa ada tidaknya nafas:
1. Tempatkan telinga penolong dekat mulut dan hidung
korban sambil tetap membuka jalan nafas. Sambil
memperhatikan dada korban lakukan:
(1) Look: lihat ada tidaknya pergerakan dada;
(2) Listen: dengar ada tidaknya hembusan nafas;
(3) Feel: rasakan adanya hembusan
2. Prosedur pemeriksaan ini tak boleh lebih dari 10 detik.
b) b) Tentukan ada/tidaknya dan adekuat/tidaknya pernafasan.
1. Bila korban tak berespon/tak sadar dengan nafas normal,
tak ada cedera tulang belakang, posisikan penderita pada
posisi mantap, jaga jalan nafas terbuka.
2. Bila korban tak berespon dan tak bernafas, lakukan
bantuan nafas 2 kali. Bila tak dapat dilakukan pemberian
bantuan nafas awal, atur ulang posisi kepala dan ulang
lagi usaha ventilasi.
3. Bila tetap tak berhasil memberikan ventilasi hingga dada
mengembang, tenaga terlatih harus melakukan manuver
untuk mengatasi sumbatan jalan karena benda asing
(Heimlich manuver atau abdominal thrust/back thrust).
4. Pastikan dada korban turun naik pada tiap bantuan nafas
yang diberikan.
5. Periksa ada tidaknya tanda-tanda sirkulasi.
7. CIRCULATION (Sirkulasi)
a) a) Periksa ada tidaknya tanda-tanda sirkulasi;
1. Setelah pemberian bantuan nafas awal, periksa adanya
pernafasan normal, k atau gerakan dari korban sebagai
respon terhadap bantuan nafas yang diberikan. Sekaligus
periksa ada tidaknya nadi karotis jangan lebih dari 10
detik.
2. Periksa denyut nadi arteri karotis adalah dengan
mempertahankan posisi kepala (head tilt) dengan satu
tangan. Raba trakhea dengan 2 atau 3 jari tangan yang
lain, geser jari-jari tersebut ke lateral sisi penolong hingga
celah antara trakhea dan otot.
3. Gunakan tekanan yang lembut saja sehingga tidak
menekan arterinya. Bila denyut arteri karotis tak teraba
lakukan kompresi dada.
b) b) Kompresi dada:
1. Jari penolong mencari arkus kosta bagian bawah.
2. Ditelusuri ke atas hingga teraba bagian terbawah sternum.
3. Taruh salah satu pangkal tangan pada bagian separuh
bawah sternum, dan taruh tangan yang satu lagi di atas
punggungn tangan yang pertama, sehingga tangan dalam
keadaan paralel. Pastikan sumbu pangkal tangan tepat
pada sumbu sternum.
4. Jari-jari tangan dapat dibiarkan terbuka atau saling
mengunci satu sama lain tetapi jangan menekan dada.
5. Usahakan mendapatkan posisi yang tepat di sternum
dengan cara meletakkan pangkal tangan penolong
diantara ke dua papilla mammae.
6. Lakukan kompresi yang efektif dengan memperhatikan
hal- hal sebagai berikut:
 Posisi siku tidak menekuk, posisi lengan tegak lurus
dengan dada korban.
 Tekan di tengah sternum.
 Lepaskan tekanan hingga dada kembali ke posisi
normal agar darah masuk ke dada dan jantung, posisi
tangan tetap menempel di sternum.
 Lakukan 30 kali kompresi dada, pastikan dada
kembali ke posisi semula diantara dua kompresi.
Buka lagi jalan nafas dan berikan lagi 2 kali bantuan
nafas, masing- masing 1 detik. Bila sudah dilakukan
intubasi kompresi dada dan ventilasi dapat dilakukan
kontinyu dan tidak perlu sinkron.
8. REASSESSMENT:
a) Evaluasi ulang korban, bila tetap tak ada tanda-tanda sirkulasi
ulangi RJP dengan dimulai dari kompresi dada. Bila tanda-tada
sirkulasi sudah tampak, periksa pernafasan.
b) Bila ada nafas, tempatkan dalam posisi mantap dan awasi
nafas dan sirkulasi.
c) Bila tak ada nafas tapi ada tanda-tnda sirkulasi, berikan
bantuan nafas 10-12 kali/menit dan awasi adanya tanda-tanda
sirkulasi tiap menit.
d) Bila tak ada tanda sirkulasi teruskan kompresi dada dan
ventilasi dengan rasio 30 kompresi 2 ventilasi.
e) Berhenti dan periksa tanda-tanda sirkulasi dan
adanya pernafasan spontan tiap menit.
f) Jangan berhenti RJP kecuali karena keadaan khusus.
g) Bila didapatkan adanya pernafasan yang adekuat dan adanya
tanda-tanda sirkulasi, pertahankan jalan nafas tetap terbuka
dan posisikan dalam posisi mantap; dengan cara:
1. Satu lutut difleksikan.
2. Satu lengan yang sepihak diletakkan dibawah pantat,
lengan yang lain difleksikan didepan dada.
3. Pelan pelan diguligkan kearah yang sepihak dengan lutut
yang fleksi.
4. Kepala di ekstensikan, lengan yang fleksi didepan dada
diletakkan mengganjal rahang bewah (agar tidak terguling
ke depan )

More Related Content

What's hot

Penilaian Asas Pesakit
Penilaian Asas PesakitPenilaian Asas Pesakit
Penilaian Asas PesakitTuan Haroun
 
Postural drainage
Postural drainagePostural drainage
Postural drainage
Melz Mutz
 
Elbow : Fisioterapi
Elbow : FisioterapiElbow : Fisioterapi
Elbow : Fisioterapi
Wahyu Budi Prasetyo
 
Macam macam postural drainage
Macam macam postural drainageMacam macam postural drainage
Macam macam postural drainagelengku
 
IHT Cardiac Life Support
IHT Cardiac Life SupportIHT Cardiac Life Support
IHT Cardiac Life Support
izachahatma
 
Teknik pembebasan jalan nafas
Teknik pembebasan jalan nafasTeknik pembebasan jalan nafas
Teknik pembebasan jalan nafas
Anissa Cindy
 
Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) atau Resusitasi Jantung Paru-paru
Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) atau Resusitasi Jantung Paru-paruCardiopulmonary Resuscitation (CPR) atau Resusitasi Jantung Paru-paru
Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) atau Resusitasi Jantung Paru-paru
Fransiska Oktafiani
 
2.bantuan+hidup+dasar (1)
2.bantuan+hidup+dasar (1)2.bantuan+hidup+dasar (1)
2.bantuan+hidup+dasar (1)
Basuki Widiyanto
 
Resusitasi jantung paru
Resusitasi jantung paruResusitasi jantung paru
Resusitasi jantung paru
Yasirecin Yasir
 
Penatalaksanaan Jalan Nafas
Penatalaksanaan Jalan NafasPenatalaksanaan Jalan Nafas
Penatalaksanaan Jalan Nafastandangsusanto
 
Penatalaksanaan Gangguan Masalah Pernapasan
Penatalaksanaan Gangguan Masalah PernapasanPenatalaksanaan Gangguan Masalah Pernapasan
Penatalaksanaan Gangguan Masalah Pernapasan
Umpungeng
 
Bantuan hidup dasar 2020 (1)
Bantuan hidup dasar 2020 (1)Bantuan hidup dasar 2020 (1)
Bantuan hidup dasar 2020 (1)
rickygunawan84
 
Rockn dut fisioterapi
Rockn dut fisioterapiRockn dut fisioterapi
Rockn dut fisioterapi
Wahyu Budi Prasetyo
 
prosedur resusitasi jantung paru
prosedur resusitasi jantung paruprosedur resusitasi jantung paru
prosedur resusitasi jantung paru
Surya Yama
 
Pemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
Pemeriksaan Fisik Sistem PernafasanPemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
Pemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
pjj_kemenkes
 
BHD
BHDBHD
Tensimeter
TensimeterTensimeter
Tensimeteroechant
 

What's hot (20)

Penilaian Asas Pesakit
Penilaian Asas PesakitPenilaian Asas Pesakit
Penilaian Asas Pesakit
 
Postural drainage
Postural drainagePostural drainage
Postural drainage
 
Elbow : Fisioterapi
Elbow : FisioterapiElbow : Fisioterapi
Elbow : Fisioterapi
 
Macam macam postural drainage
Macam macam postural drainageMacam macam postural drainage
Macam macam postural drainage
 
IHT Cardiac Life Support
IHT Cardiac Life SupportIHT Cardiac Life Support
IHT Cardiac Life Support
 
Teknik pembebasan jalan nafas
Teknik pembebasan jalan nafasTeknik pembebasan jalan nafas
Teknik pembebasan jalan nafas
 
Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) atau Resusitasi Jantung Paru-paru
Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) atau Resusitasi Jantung Paru-paruCardiopulmonary Resuscitation (CPR) atau Resusitasi Jantung Paru-paru
Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) atau Resusitasi Jantung Paru-paru
 
Pe adult
Pe adultPe adult
Pe adult
 
2.bantuan+hidup+dasar (1)
2.bantuan+hidup+dasar (1)2.bantuan+hidup+dasar (1)
2.bantuan+hidup+dasar (1)
 
Resusitasi jantung paru
Resusitasi jantung paruResusitasi jantung paru
Resusitasi jantung paru
 
Penatalaksanaan Jalan Nafas
Penatalaksanaan Jalan NafasPenatalaksanaan Jalan Nafas
Penatalaksanaan Jalan Nafas
 
Golo nasal
Golo nasalGolo nasal
Golo nasal
 
Penatalaksanaan Gangguan Masalah Pernapasan
Penatalaksanaan Gangguan Masalah PernapasanPenatalaksanaan Gangguan Masalah Pernapasan
Penatalaksanaan Gangguan Masalah Pernapasan
 
Bantuan hidup dasar 2020 (1)
Bantuan hidup dasar 2020 (1)Bantuan hidup dasar 2020 (1)
Bantuan hidup dasar 2020 (1)
 
P3 k
P3 kP3 k
P3 k
 
Rockn dut fisioterapi
Rockn dut fisioterapiRockn dut fisioterapi
Rockn dut fisioterapi
 
prosedur resusitasi jantung paru
prosedur resusitasi jantung paruprosedur resusitasi jantung paru
prosedur resusitasi jantung paru
 
Pemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
Pemeriksaan Fisik Sistem PernafasanPemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
Pemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
 
BHD
BHDBHD
BHD
 
Tensimeter
TensimeterTensimeter
Tensimeter
 

Similar to Cpr

RJPO (Resusitasi Jantung Paru Otak)
RJPO (Resusitasi Jantung Paru Otak)RJPO (Resusitasi Jantung Paru Otak)
RJPO (Resusitasi Jantung Paru Otak)
ADam Raeyoo
 
FIRST AID VERSI AHA 2010.ppt
FIRST AID VERSI AHA 2010.pptFIRST AID VERSI AHA 2010.ppt
FIRST AID VERSI AHA 2010.ppt
MelvinFebrianto2
 
Nota Pertolongan Cemas
Nota Pertolongan CemasNota Pertolongan Cemas
Nota Pertolongan Cemas
D'sya Famili
 
Bab 4 proses penilaian kecederaan sukan
Bab 4  proses penilaian kecederaan sukanBab 4  proses penilaian kecederaan sukan
Bab 4 proses penilaian kecederaan sukankhairul azlan taib
 
Lembar pendahuluan bls
Lembar pendahuluan blsLembar pendahuluan bls
Lembar pendahuluan blsconesti08com
 
Resusitasi kardio pulmonari (cpr)
Resusitasi kardio pulmonari (cpr)Resusitasi kardio pulmonari (cpr)
Resusitasi kardio pulmonari (cpr)
tokey_sport
 
TGC_2_MAROGI_RESUME_SKILL_TGC.pdf
TGC_2_MAROGI_RESUME_SKILL_TGC.pdfTGC_2_MAROGI_RESUME_SKILL_TGC.pdf
TGC_2_MAROGI_RESUME_SKILL_TGC.pdf
MarogiAlAnsoriani1
 
BANTUAN HIDUP DASAR.pptx
BANTUAN HIDUP DASAR.pptxBANTUAN HIDUP DASAR.pptx
BANTUAN HIDUP DASAR.pptx
CardioMiftahulFirdau
 
BASIC LIFE SUPPORT.pptx
BASIC LIFE SUPPORT.pptxBASIC LIFE SUPPORT.pptx
BASIC LIFE SUPPORT.pptx
Likisn
 
Breathing Management Kegawatdaruratan.pptx
Breathing Management Kegawatdaruratan.pptxBreathing Management Kegawatdaruratan.pptx
Breathing Management Kegawatdaruratan.pptx
NurulLaili35
 
27994363 pengenalan-pertolongan-cemas
27994363 pengenalan-pertolongan-cemas27994363 pengenalan-pertolongan-cemas
27994363 pengenalan-pertolongan-cemas
Auroral Flame
 
Nota pertolongan cemas
Nota pertolongan cemasNota pertolongan cemas
Nota pertolongan cemasBritney Sim
 
BASIC LIFE SUPPOR REKOGNISI PEMBELAJARAN LAMPAU.ppt
BASIC LIFE SUPPOR REKOGNISI PEMBELAJARAN LAMPAU.pptBASIC LIFE SUPPOR REKOGNISI PEMBELAJARAN LAMPAU.ppt
BASIC LIFE SUPPOR REKOGNISI PEMBELAJARAN LAMPAU.ppt
EvaRosdiana19
 
P3K.ppt
P3K.pptP3K.ppt
P3K.ppt
rattifitri
 
Resusitasi jantung paru
Resusitasi jantung paruResusitasi jantung paru
Resusitasi jantung paruSurangga Jaya
 

Similar to Cpr (20)

RJPO (Resusitasi Jantung Paru Otak)
RJPO (Resusitasi Jantung Paru Otak)RJPO (Resusitasi Jantung Paru Otak)
RJPO (Resusitasi Jantung Paru Otak)
 
FIRST AID VERSI AHA 2010.ppt
FIRST AID VERSI AHA 2010.pptFIRST AID VERSI AHA 2010.ppt
FIRST AID VERSI AHA 2010.ppt
 
Nota Pertolongan Cemas
Nota Pertolongan CemasNota Pertolongan Cemas
Nota Pertolongan Cemas
 
Bab 4 proses penilaian kecederaan sukan
Bab 4  proses penilaian kecederaan sukanBab 4  proses penilaian kecederaan sukan
Bab 4 proses penilaian kecederaan sukan
 
Lembar pendahuluan bls
Lembar pendahuluan blsLembar pendahuluan bls
Lembar pendahuluan bls
 
Bhd awam
Bhd awamBhd awam
Bhd awam
 
Cpr & tercekik
Cpr & tercekikCpr & tercekik
Cpr & tercekik
 
Resusitasi kardio pulmonari (cpr)
Resusitasi kardio pulmonari (cpr)Resusitasi kardio pulmonari (cpr)
Resusitasi kardio pulmonari (cpr)
 
TGC_2_MAROGI_RESUME_SKILL_TGC.pdf
TGC_2_MAROGI_RESUME_SKILL_TGC.pdfTGC_2_MAROGI_RESUME_SKILL_TGC.pdf
TGC_2_MAROGI_RESUME_SKILL_TGC.pdf
 
BANTUAN HIDUP DASAR.pptx
BANTUAN HIDUP DASAR.pptxBANTUAN HIDUP DASAR.pptx
BANTUAN HIDUP DASAR.pptx
 
BLS - RJP.ppt
BLS - RJP.pptBLS - RJP.ppt
BLS - RJP.ppt
 
BASIC LIFE SUPPORT.pptx
BASIC LIFE SUPPORT.pptxBASIC LIFE SUPPORT.pptx
BASIC LIFE SUPPORT.pptx
 
Breathing Management Kegawatdaruratan.pptx
Breathing Management Kegawatdaruratan.pptxBreathing Management Kegawatdaruratan.pptx
Breathing Management Kegawatdaruratan.pptx
 
27994363 pengenalan-pertolongan-cemas
27994363 pengenalan-pertolongan-cemas27994363 pengenalan-pertolongan-cemas
27994363 pengenalan-pertolongan-cemas
 
Pbsm ;(
Pbsm ;(Pbsm ;(
Pbsm ;(
 
Nota pertolongan cemas
Nota pertolongan cemasNota pertolongan cemas
Nota pertolongan cemas
 
BASIC LIFE SUPPOR REKOGNISI PEMBELAJARAN LAMPAU.ppt
BASIC LIFE SUPPOR REKOGNISI PEMBELAJARAN LAMPAU.pptBASIC LIFE SUPPOR REKOGNISI PEMBELAJARAN LAMPAU.ppt
BASIC LIFE SUPPOR REKOGNISI PEMBELAJARAN LAMPAU.ppt
 
P3K.ppt
P3K.pptP3K.ppt
P3K.ppt
 
Cpr
CprCpr
Cpr
 
Resusitasi jantung paru
Resusitasi jantung paruResusitasi jantung paru
Resusitasi jantung paru
 

Recently uploaded

342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
serdangahmad
 
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
zirmajulianda1
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPIPERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
nirmalaamir3
 
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdfKonsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
roomahmentari
 
Kebutuhan khusus pada permasalahan psikologis.pptx
Kebutuhan khusus  pada permasalahan psikologis.pptxKebutuhan khusus  pada permasalahan psikologis.pptx
Kebutuhan khusus pada permasalahan psikologis.pptx
royalbalidigitalprin
 
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOMCDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
LinaJuwairiyah1
 

Recently uploaded (7)

342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
 
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPIPERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
 
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
 
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdfKonsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
 
Kebutuhan khusus pada permasalahan psikologis.pptx
Kebutuhan khusus  pada permasalahan psikologis.pptxKebutuhan khusus  pada permasalahan psikologis.pptx
Kebutuhan khusus pada permasalahan psikologis.pptx
 
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOMCDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
 

Cpr

  • 1. 1. Periksa respon: a) a) Segera memeriksa ada tidaknya cedera dan tentukan ada respon atau tidak. b) b) Tepuk atau guncangkan secara halus, panggil atau tanya. c) c) Bila diduga ada trauma kepala atau leher, pasien tak boleh digerakkan kecuali bila benar-benar diperlukan. 2. Aktifkan sistem pelayanan emergensi yang ada : a. Panggil bantuan petugas P3K Depatment /HSE (No.Ext 112) b. Sebutkan jenis bantuan yang diperlukan, c. Lokasi korban, d. Nomor telpon yang digunakan, e. Apa yang terjadi, f. Jumlah orang yang memerlukan pertolongan, g.Kondisi korban, dan informasi lainnya. 3. AIRWAY (Jalan nafas): Bila korban tak memberikan respon: a) Petugas P3K harus menentukan apakah korban tersebut bernafas secara adekuat. b) Letakkan korban pada posisi terlentang dan jalan nafas terbuka. c) Posisi korban : 1. Tempatkan korban pada posisi terlentang, pada tempat yang keras dan datar. 2. Bila korban telungkup, balikkan korban dalam satu kesatuan sehingga kepala, bahu dan badan bergerak serentak hingga tak ada yang terputar. Kepala dan leher harus berada pada satu bidang, lengan berada di samping badan. d) Posisi petugas/penolong: Penolong harus berada pada sisi korban sehingga memungkinkan melakukan bantuan nafas dan kompresi dada. e) Buka jalan nafas: 1. Bila korban tak berrespon/tak sadar lakukan manuver ”head tilt-chin lift” untuk membuka jalan nafas, dengan syarat pasien tak ada bukti trauma kepala atau leher. 2. Bila dicurigai adanya trauma leher lakukan manuver ”jaw- thrust”. 3. Bila ada benda asing yang terlihat atau muntahan, segera keluarkan dari dalam mulut dengan jari tangan yang
  • 2. memakai sarung tangan. Benda yang keras dapat dikeluarkan dengan jari telunjuk, sementara tangan yang lain tetap mempertahankan lidah dan rahang. 4. Manuver ”head tilt-chin lift”: a) a) Letakkan satu tangan pada dahi korban, tekan dengan telapak tangan hingga kepala menjungkit ke belakang. Letakkan jari-jari tangan yang sebelah lagi di bawah tulang rahang bawah dekat dagu. Angkat rahang dan dagu ke depan. b) b) Jangan menekan bagian lunak di bawah dagu dan jangan menggunakan ibu jari untuk mengangkat dagu. Buka mulut sehingga memungkinkan pernafasan spontan dan memungkinkan bantuan nafas dari mulut ke mulut. Bila gigi korban goyah atau ada gigi palsu, maka gigi tsb harus lepaskan. 5. Manuver ”jaw-thrust”: Letakkan tangan penolong pada masing-masing sisi kepala korban, letakkan siku penolong pada bidang dimana korban berbaring. Raih sudut rahang bawah korban dan angkat dengan ke dua tangan. Bila bibir korban terkatup, regangkan atau buka dengan ibu jari ke dua tangan. 6. BREATHING (Pernafasan): a) a) Periksa ada tidaknya nafas: 1. Tempatkan telinga penolong dekat mulut dan hidung korban sambil tetap membuka jalan nafas. Sambil memperhatikan dada korban lakukan: (1) Look: lihat ada tidaknya pergerakan dada; (2) Listen: dengar ada tidaknya hembusan nafas; (3) Feel: rasakan adanya hembusan 2. Prosedur pemeriksaan ini tak boleh lebih dari 10 detik. b) b) Tentukan ada/tidaknya dan adekuat/tidaknya pernafasan. 1. Bila korban tak berespon/tak sadar dengan nafas normal, tak ada cedera tulang belakang, posisikan penderita pada posisi mantap, jaga jalan nafas terbuka. 2. Bila korban tak berespon dan tak bernafas, lakukan bantuan nafas 2 kali. Bila tak dapat dilakukan pemberian bantuan nafas awal, atur ulang posisi kepala dan ulang lagi usaha ventilasi. 3. Bila tetap tak berhasil memberikan ventilasi hingga dada mengembang, tenaga terlatih harus melakukan manuver
  • 3. untuk mengatasi sumbatan jalan karena benda asing (Heimlich manuver atau abdominal thrust/back thrust). 4. Pastikan dada korban turun naik pada tiap bantuan nafas yang diberikan. 5. Periksa ada tidaknya tanda-tanda sirkulasi. 7. CIRCULATION (Sirkulasi) a) a) Periksa ada tidaknya tanda-tanda sirkulasi; 1. Setelah pemberian bantuan nafas awal, periksa adanya pernafasan normal, k atau gerakan dari korban sebagai respon terhadap bantuan nafas yang diberikan. Sekaligus periksa ada tidaknya nadi karotis jangan lebih dari 10 detik. 2. Periksa denyut nadi arteri karotis adalah dengan mempertahankan posisi kepala (head tilt) dengan satu tangan. Raba trakhea dengan 2 atau 3 jari tangan yang lain, geser jari-jari tersebut ke lateral sisi penolong hingga celah antara trakhea dan otot. 3. Gunakan tekanan yang lembut saja sehingga tidak menekan arterinya. Bila denyut arteri karotis tak teraba lakukan kompresi dada. b) b) Kompresi dada: 1. Jari penolong mencari arkus kosta bagian bawah. 2. Ditelusuri ke atas hingga teraba bagian terbawah sternum. 3. Taruh salah satu pangkal tangan pada bagian separuh bawah sternum, dan taruh tangan yang satu lagi di atas punggungn tangan yang pertama, sehingga tangan dalam keadaan paralel. Pastikan sumbu pangkal tangan tepat pada sumbu sternum. 4. Jari-jari tangan dapat dibiarkan terbuka atau saling mengunci satu sama lain tetapi jangan menekan dada. 5. Usahakan mendapatkan posisi yang tepat di sternum dengan cara meletakkan pangkal tangan penolong diantara ke dua papilla mammae. 6. Lakukan kompresi yang efektif dengan memperhatikan hal- hal sebagai berikut:  Posisi siku tidak menekuk, posisi lengan tegak lurus dengan dada korban.  Tekan di tengah sternum.
  • 4.  Lepaskan tekanan hingga dada kembali ke posisi normal agar darah masuk ke dada dan jantung, posisi tangan tetap menempel di sternum.  Lakukan 30 kali kompresi dada, pastikan dada kembali ke posisi semula diantara dua kompresi. Buka lagi jalan nafas dan berikan lagi 2 kali bantuan nafas, masing- masing 1 detik. Bila sudah dilakukan intubasi kompresi dada dan ventilasi dapat dilakukan kontinyu dan tidak perlu sinkron. 8. REASSESSMENT: a) Evaluasi ulang korban, bila tetap tak ada tanda-tanda sirkulasi ulangi RJP dengan dimulai dari kompresi dada. Bila tanda-tada sirkulasi sudah tampak, periksa pernafasan. b) Bila ada nafas, tempatkan dalam posisi mantap dan awasi nafas dan sirkulasi. c) Bila tak ada nafas tapi ada tanda-tnda sirkulasi, berikan bantuan nafas 10-12 kali/menit dan awasi adanya tanda-tanda sirkulasi tiap menit. d) Bila tak ada tanda sirkulasi teruskan kompresi dada dan ventilasi dengan rasio 30 kompresi 2 ventilasi. e) Berhenti dan periksa tanda-tanda sirkulasi dan adanya pernafasan spontan tiap menit. f) Jangan berhenti RJP kecuali karena keadaan khusus. g) Bila didapatkan adanya pernafasan yang adekuat dan adanya tanda-tanda sirkulasi, pertahankan jalan nafas tetap terbuka dan posisikan dalam posisi mantap; dengan cara: 1. Satu lutut difleksikan. 2. Satu lengan yang sepihak diletakkan dibawah pantat, lengan yang lain difleksikan didepan dada. 3. Pelan pelan diguligkan kearah yang sepihak dengan lutut yang fleksi. 4. Kepala di ekstensikan, lengan yang fleksi didepan dada diletakkan mengganjal rahang bewah (agar tidak terguling ke depan )