Seorang pria berusia 40 tahun jatuh pingsan sambil memegangi dada kirinya. Penolong melakukan pemeriksaan nadi dan pernafasan, kemudian memulai CPR karena korban tidak bernapas dan tidak berdetak jantung. Setelah 5 siklus CPR, AED dibawa untuk menganalisis kondisi dan memberikan sok listrik jika diperlukan. Penolong terus melakukan CPR hingga bantuan tiba.
Semua tindakan yang harus segera dilakukan dan bertujuan untuk menghentikan proses yang menuju kematian. Tindakan pertama adalah memanggil bantuan, membebaskan jalan nafas, memberikan nafas buatan dan pijatan jantung jika korban tidak bernafas, serta menjaga korban dalam kondisi stabil hingga bantuan medis tiba.
Dokumen tersebut membahas tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) yang meliputi pengertian, tujuan, dan prinsip dasar P3K. Juga menjelaskan urutan tindakan P3K yang harus dilakukan yaitu menilai bahaya, menilai respons korban, memberikan kompresi dada, membuka jalan napas, memberikan napas buatan, menghentikan pendarahan, serta memindahkan korban dengan aman.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang pelatihan pertolongan pertama, dengan tujuan membantu peserta memahami dan dapat mendemonstrasikan proses pemberian pertolongan pertama dasar serta familiar dengan peralatan pertolongan pertama.
2. Materi pelatihan meliputi penjelasan tentang rantai penyelamatan, sistem sirkulasi dan pernapasan, serta langkah-langkah dasar dalam memberikan pertolong
Semua tindakan yang harus segera dilakukan dan bertujuan untuk menghentikan proses yang menuju kematian. Tindakan pertama adalah memanggil bantuan, membebaskan jalan nafas, memberikan nafas buatan dan pijatan jantung jika korban tidak bernafas, serta menjaga korban dalam kondisi stabil hingga bantuan medis tiba.
Dokumen tersebut membahas tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) yang meliputi pengertian, tujuan, dan prinsip dasar P3K. Juga menjelaskan urutan tindakan P3K yang harus dilakukan yaitu menilai bahaya, menilai respons korban, memberikan kompresi dada, membuka jalan napas, memberikan napas buatan, menghentikan pendarahan, serta memindahkan korban dengan aman.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang pelatihan pertolongan pertama, dengan tujuan membantu peserta memahami dan dapat mendemonstrasikan proses pemberian pertolongan pertama dasar serta familiar dengan peralatan pertolongan pertama.
2. Materi pelatihan meliputi penjelasan tentang rantai penyelamatan, sistem sirkulasi dan pernapasan, serta langkah-langkah dasar dalam memberikan pertolong
BASIC LIFE SUPPOR REKOGNISI PEMBELAJARAN LAMPAU.pptEvaRosdiana19
Materi yang diupload ini merupakan bahan kuliah pertemuan ke dua dari mata kuliah Basic Life Support. Adapun materi yang dibahas dalam PPT ini adalah tentang konsep dasar " Bantuan Hidup Dasar (Basic Life Support and First Aid Training).
1. BHD bertujuan mencegah berhentinya pernafasan dan sirkulasi dengan melakukan CPR.
2. Penilaian ABC sangat penting sebelum melakukan tindakan, yaitu memastikan tidak sadar, tidak bernafas, dan tidak berdenyut.
3. Tindakan CPR meliputi membuka jalan nafas, memberikan nafas buatan, dan kompresi dada.
Dokumen tersebut memberikan panduan mengenai penilaian asas pesakit yang dilakukan di tempat kejadian kecelakaan atau keadaan darurat. Penilaian meliputi penilaian tempat kejadian, penilaian asas seperti tahap kesadaran, saluran pernafasan, peredaran darah, serta rawatan yang perlu diberikan berdasarkan penilaian tersebut.
Dokumen tersebut memberikan panduan langkah-langkah dalam memberikan pertolongan pertama pada korban yang tidak sadarkan diri meliputi pengecekan respons korban, memanggil bantuan, mengamankan jalan nafas, memeriksa pernafasan dan sirkulasi, memberikan kompresi dada dan ventilasi bila diperlukan, serta pengecekan ulang kondisi korban.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang pertolongan pertama pada kegawatdaruratan yang mencakup pengertian, tujuan, dan tindakan-tindakan dasar seperti Bantuan Hidup Dasar (BHD), patah tulang, keracunan, dan luka bakar.
2) Dokumen tersebut juga menjelaskan langkah-langkah dasar dalam melakukan Bantuan Hidup Dasar (
Bantua hidup dasar adalah upaya atau tindakan resusitasi kardiopulmonal yang dilakukan oleh tenaga kesehatan atau orang awam yang terlatih dan terampil untuk membantu dan memberikan pertolongan cepat dan tepat pada pasien yang sedang terancam kematian akibat henti jantung atau henti nafas sambil menunggu bantuan.
Dokumen tersebut membahas tentang Pertolongan Pertama Pada Gawat Darurat (PPGD). Prinsip utama PPGD adalah menyelamatkan pasien dalam kondisi darurat dengan melakukan tindakan secepat mungkin karena waktu sangat berharga. Langkah-langkah dasar dalam PPGD adalah mengamati saluran napas, pernapasan dan sirkulasi pasien serta menangani masalah tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang bantuan hidup dasar yang merupakan pertolongan pertama untuk orang yang berhenti bernapas dan berhenti berdetak jantung sebelum tim medis tiba. Dokumen ini menjelaskan langkah-langkah dalam memberikan bantuan hidup dasar meliputi pengecekan keamanan, pengecekan respon korban, memanggil bantuan, melakukan resusitasi jantung paru, memberikan bantuan pernapasan, menempatkan korban
BASIC LIFE SUPPOR REKOGNISI PEMBELAJARAN LAMPAU.pptEvaRosdiana19
Materi yang diupload ini merupakan bahan kuliah pertemuan ke dua dari mata kuliah Basic Life Support. Adapun materi yang dibahas dalam PPT ini adalah tentang konsep dasar " Bantuan Hidup Dasar (Basic Life Support and First Aid Training).
1. BHD bertujuan mencegah berhentinya pernafasan dan sirkulasi dengan melakukan CPR.
2. Penilaian ABC sangat penting sebelum melakukan tindakan, yaitu memastikan tidak sadar, tidak bernafas, dan tidak berdenyut.
3. Tindakan CPR meliputi membuka jalan nafas, memberikan nafas buatan, dan kompresi dada.
Dokumen tersebut memberikan panduan mengenai penilaian asas pesakit yang dilakukan di tempat kejadian kecelakaan atau keadaan darurat. Penilaian meliputi penilaian tempat kejadian, penilaian asas seperti tahap kesadaran, saluran pernafasan, peredaran darah, serta rawatan yang perlu diberikan berdasarkan penilaian tersebut.
Dokumen tersebut memberikan panduan langkah-langkah dalam memberikan pertolongan pertama pada korban yang tidak sadarkan diri meliputi pengecekan respons korban, memanggil bantuan, mengamankan jalan nafas, memeriksa pernafasan dan sirkulasi, memberikan kompresi dada dan ventilasi bila diperlukan, serta pengecekan ulang kondisi korban.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang pertolongan pertama pada kegawatdaruratan yang mencakup pengertian, tujuan, dan tindakan-tindakan dasar seperti Bantuan Hidup Dasar (BHD), patah tulang, keracunan, dan luka bakar.
2) Dokumen tersebut juga menjelaskan langkah-langkah dasar dalam melakukan Bantuan Hidup Dasar (
Bantua hidup dasar adalah upaya atau tindakan resusitasi kardiopulmonal yang dilakukan oleh tenaga kesehatan atau orang awam yang terlatih dan terampil untuk membantu dan memberikan pertolongan cepat dan tepat pada pasien yang sedang terancam kematian akibat henti jantung atau henti nafas sambil menunggu bantuan.
Dokumen tersebut membahas tentang Pertolongan Pertama Pada Gawat Darurat (PPGD). Prinsip utama PPGD adalah menyelamatkan pasien dalam kondisi darurat dengan melakukan tindakan secepat mungkin karena waktu sangat berharga. Langkah-langkah dasar dalam PPGD adalah mengamati saluran napas, pernapasan dan sirkulasi pasien serta menangani masalah tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang bantuan hidup dasar yang merupakan pertolongan pertama untuk orang yang berhenti bernapas dan berhenti berdetak jantung sebelum tim medis tiba. Dokumen ini menjelaskan langkah-langkah dalam memberikan bantuan hidup dasar meliputi pengecekan keamanan, pengecekan respon korban, memanggil bantuan, melakukan resusitasi jantung paru, memberikan bantuan pernapasan, menempatkan korban
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
3. Anda sedang berjalan di Jl. Malioboro.
Tiba-tiba ada seorang laki-laki berusia
sekitar 40 tahun terjatuh dan terlihat
kesakitan memegang dada sebelah kiri.
Semua orang mulai panik dan mulai
mengelilingi laki-laki tersebut. Lakukan
pertolongan pada laki-laki tersebut!
SCENARIO
5. Overview Prosedur
01 Introducing, informed consent, safety
02 Check for response
03 Shout for help
04 Memeriksa nadi dan nafas korban
05 CPR/kompresi dada
06 Mengulangi Kompresi Dada dan Bantuan Pernapasan
serta
Recovery Position
07 Bantuan telah datang
7. 01 Introducing, Informed Consent and Safety
• Perkenalan
• Melakukan perkenalan diri (nama, profesi, tujuan) dengan suara tegas
dan meyakinkan. Serta beritahu bahwa diri anda sudah terlatih dalam
menangani kasus seperti ini
• Informed Consent
• Tanyakan apakah ada keluarga/orang yang mengenal korban
sekaligus untuk meminta izin
• Mengamankan diri dan korban
• Dalam kasus nyata pastikan bahwa penolong dan korban berada pada
lingkungan yang aman. Jika di tengah jalan raya dipinggirkan dahulu,
jauh dari benda tajam, dan jalanan yang berair.
• Saat OSCE, cukup katakan “saya dan korban sudah dalam kondisi
yang aman”
8. 02 Check for Response
• Posisi pasien dan korban
• Pastikan korban tidur telentang dan aman dari kondisi sekitar
• Pemeriksa di sebelah kanan korban
• Memeriksa respon korban
• Mengecek repson korban dengan menepuk-nepuk pundak korban
sambil berkata dengan lantang “pak, apakah bapak bisa mendengar
suara saya?”
• Apabila korban sadar dan bisa merespon 🡪 lakukan recovery position
9. 03 Shout for Help (Memanggil Bantuan)
• Dengan nada yang tegas dan lantang, minta bantuan orang lain
dengan mendeskripsikan orang tersebut secara spesifik untuk
menelpon bantuan
• Pastikan memberi instruksi yang jelas pada orang yang diminta
bantuan (menelpon ambulan, menyampaikan kondisi korban,
meminta tolong bawakan AED)
• Pastikan memberikan kondisi korban secara singkat kepada
orang tersebut untuk disampaikan ke pihak berwenang (jenis
kelamin, usia, kondisi, lokasi
10. 04 Memeriksa Nadi dan Napas Korban
• Dilakukan secara
bersamaan, kurang
dari 10 detik
• Jangan lupa untuk
membuka pakaian
korban terlebih dahulu
sebelum melakukan
pemeriksaan
11. Memeriksa Nadi
• Menggunakan jari tengah dan jari
telunjuk. Letakkan kedua jari ke
arah leher (trakea) kemudian
geser ke lateral dextra atau
sinistra hingga menemukan
lekukan antara m.
sternocleidomastoideus dan
trakea. Rasakan pulsasi a.carotis
• Jangan lupa tanyakan kepada
dokter penjaga “Dok, apakah
terdapat nadi?”
12. Memeriksa Napas
• Mendekatkan telinga kepada mulut pasien serta melihat ke arah
dada pasien untuk melihat pergerakan dada dan suara pernapasan
apabila pernapasan normal atau tidak.
• Jangan lupa tanyakan pada dokter penjaga “dok, apakah terdapat
pernapasan?”
13. What to do Next?
Napas normal
Ada nadi
Recovery
position
Napas tidak
normal
Ada nadi
Breathing
rescue
Napas tidak
normal
Tidak ada nadi
CPR
14. 05 CPR (Kompresi Dada)
• Posisi korban dan penolong
• Korban terlentang
• Penolong berlutut di samping pasien, badan penolong di atas dada pasien tegak lurus
• Kompresi dada
• Letakkan heel dari telapak tangan yang tidak dominan di atas tengah 1/3 sternum
bagian bawah
• Melakukan interlocking jari-jari telapak tangan dengan tangan dominan di atas dan
tangan yang tidak dominan di bawah
• Pastikan tangan dengan lengan tegak lurus dan siku tidak menekuk
• Lakukan kompresi dada sebanyak 30x, dengan kecepatan 100-120x/menit, interupsi
minimal, kedalaman 5-6 cm
• Pastikan terdapat chest recoil
• Apabila penolong lebih dari 1, ganti kompresor setiap 5 siklus
16. 06 Bantuan Pernapasan
A. Membuka Jalur Napas
• Pastikan pasien tidak memiliki cedera spinal atau fraktur tengkorak.
Di OSCE cukup bertanya kepada dokter penjaga “dok, apakah
korban terdapat cedera spinal atau fraktur tengkorak?”
17. • Apabila tidak ada cedera spinal, leher, atau kepala 🡪 head tilt chin lift
maneuver
• caranya: letakkan tangan kiri di dahi korban dan jari tangan kanan pada dagu.
Angkat dagu korbanke arah depan atas. Pastikan leher terekstensi maksimal
• Apabila terdapat cedera spinal 🡪 jaw thrust maneuver
• caranya: posisikan jari telunjuk dan jari tengah untuk mendorong sisi belakang
mandibula, sedangkan jempol mendorong pipi ke bawah untuk membuka
mulut)
18. B. Mengambil Benda Asing
• Dilakukan pada saat pertama kali memberikan bantuan pernafasan
saja
• Ditanyakan pada dokter penjaga “dok apakah terdapat benda
asing?” jika iya tanyakan kembali “Apakah padat/cair, dok?”
• Benda padat : membuka rahang korban dengan bantuan jari 1 dan
jari 3 (setiap jari di rahang yang berbeda). Pada saat terbuka
gunakan jari 2 untuk mengambil benda padat yang terdapat di
daerah cavum oris
• Benda cair: memasukkan kain/tisu ke dalam mulut korban, atau
memiringkan kepala korban dan membuka mulut korban (pastikan
korban tidak memiliki cedera spinal)
19. C. Memberikan Napas
Buatan
• dilakukan 2x setiap siklus
• membuka mulut korban
dan menutup mulut
korban sepenuhnya
dengan mulut kita agar
udara tidak keluar, pada
saat yang bersamaan
menjepit hidung korban
(hingga tertutup) agar
udara tidak keluar.
Berikan nafas bantuan
sebesar volume tidal
20. 07 Mengulangi Kompresi Dada dan Bantuan
Pernafasan serta Recovery Positional
1. Lakukan CPR (kompresi dada dan bantuan pernapasan) 5
siklus
• 1 siklus = 30x kompresi dada dan 2x pemberian bantuan
pernafasan (30 : 2)
2. Setiap 5 siklus sudah selesai:
• Kembali mengecek arteri carotis dan pernafasan
• Tanyakan pada penguji apabila terdapat tanda nadi dan
pernafasan. “dok apakah terdapat nadi dan tanda-tanda
pernafasan?”
• Apabila iya 🡪 lakukan recovery position
• Apabila tidak 🡪 lakukan kembali CPR kembali hingga AED datang
• Jika AED telah datang, tanpa menunggu 1 siklus selesai, segera
gunakan AED
21. 3. Tanda-tanda CPR dihentikan:
• Korban kembali bernapas dan mempunyai nadi. Bantuan telah datang
• Penolong kelelahan
• Situasi yang mengancam (bencana, dll)
• Terlihat jelas korban meninggal
22. Recovery Position
1. Tangan kanan terbuka ke atas membentuk L di sebelah kepala
2. Punggung tangan kiri diletakkan di pipi kanan
3. Menekuk lutut kaki kiri
4. Memiringkan korban ke kanan
Memastikan bantuan segera datang dan memeriksa korban secara periodic
Melakukan pengecekan nadi dan pernafasan setiap 2 menit hingga bantuan
datang. Apabila korban mengalami henti jantung kembali, lakukan prosedur
BLS kembali dari awal.
23. 08 Bantuan Telah Datang, Terdapat
AED
• Tanyakan kepada dokter penjaga “dok, apakah bantuan AED
telah datang?”, biasanya dokter akan bilang sudah dan coba
disuruh dipasang
• Memasang alat AED
• Menyalakan AED (tekan tombol on)
• Pastikan dada pasien dan sekitar kering
• Memasang elektroda di bawah klavikula kanan (di sebelah kanan
sternum) dan linea mid axillaris sinistra beberapa cm di bawah papilla
mammae
• Amatilah analisis AED
• Pastikan tidak ada yang menyentuh korban ataupun alas tempat tidur
• Tekan tombol shock jika alat AED memerintahkan tindakan kejut listrik,
atau langsung lakukan CPR 5 siklus jika alat tidak menginstruksikan
tindakan kejut listrik
24.
25. Penutup
• Membereskan alat
• Pastikan mengelap mulut manekin dengan tisue dan alcuta
untuk teman-teman beritkutnya
26. The DOs and DON’Ts
DOs
• Komunikasi dengan dokter penjaga
mengenai kondisi pasien
• Pastikan jaket terlepas di saat melakukan
pemeriksaan pernapasan
• Memulai kompresi dada <30 detik
• Memastikan setelah shock AED
melakukan kompresi kembali
• Menjelaskan bahwa anda akan
memonitor kondisi pasien setiap 2 menit
DON’Ts
• Menekuk siku saat melakukan kompresi
dada
• Terkecoh dengan adanya alcuta →
melakukan cuci tangan terlebih dahulu
• Cepat menyerah → lakukan setidaknya 5
siklus lengkap terlebih dahulu
• Terlalu cepat atau terlalu lama dalam
kompresi dada
• Memberikan bantuan pernafasan lemah
dan terbuang