SlideShare a Scribd company logo
1
BAB 12. PERAN TEKNOLOGI INFORMASI KESEHATAN DALAM PENINGKATAN MUTU:
DARI DATA HINGGA KEPUTUSAN
Informasi memiliki arti penting pada peningkatan mutu pelayanan kesehatan,
namun potensinya sangat terbatas tanpa dukungan kuat dari teknologi informasi
kesehatan (health information technology/HIT). Bab ini membahas cara-cara HIT
mendukung upaya-upaya peningkatan mutu. Konsep-konsep intinya antara lain
ketersediaan, keandalan, dan akses data; analisis statistik; dan presentasi. Analisis
data kualitas dapat berkontribusi secara efektif pada tingkat individual (penyedia
layanan dan pasien), organisasional, komunal dan internasional.
MENGGUNAKAN HIT DALAM PENINGKATAN MUTU BERKELANJUTAN
Pada saat tahun-tahun awal CQI dalam pelayanan kesehatan, setiap kegiatan
menuntut upaya pengumpulan data. Model PDSA mencakup langkah-langkah
memilah dan mengumpulkan data proses untuk analisis statistika dalam rangka
mengurangi keragaman. Saat ini, organisasi-organisasi industri kesehatan
menekankan pada pengadaan laporan tentang data kualitas, dan beberapa
penyokong pelayanan kesehatan meminta penyampaian data kualitas. Oleh karena
itu, sistem-sistem HIT harus memiliki kemampuan untuk mengumpulkan data proses
secara internal sesuai dengan yang dibutuhkan dan untuk melaporkan secara rutin
data kualitas klinis dan operasional sebagai suatu sistem informasi sehari-hari
mengenai produk transaksi. Dengan demikian, akhirnya orang-orang menyadari
betapa penting arti data—pengumpulannya, penyimpanannya, perlindungannya,
analisis dan penggunaannya. Pengukuran hasil, jaminan kualitas data pelayanan
kesehatan, dan akses kepada perangkat analisis informasi kesehatan telah menjadi
kompetensi inti dari organisasi-organisasi dan para pekerja profesional di bidang
pelayanan kesehatan.
SIKLUS DATA-KEPUTUSAN
2
Dalam siklus ini, data diubah menjadi informasi, informasi menjadi
pengetahuan, dan ilmu pengetahuan dapat mendukung keputusan dan tindakan
untuk meningkatkan performa. Menurut siklus tersebut, dalam tatanan ideal, upaya-
upaya pengumpulan data muncul berdampingan dengan penyampaian rutin
pelayanan kesehatan dan bahwa keputusan-keputusan peningkatan kinerja harus
menentukan data yang akan dikumpulkan, memberikan umpan balik antara data dan
keputusan. Dalam CQI, data, informasi dan pengetahuan harus diterangkan dengan
lebih tepat dan perbedaan di antara ketiganya harus diperjelas.
Data adalah Fakta
Elemen-elemen data tidak memiliki arti jika berdiri sendiri: mereka hanyalah
fakta-fakta yang terkurung. Manajemen pada tingkat data berurusan dengan
persoalan-persoalan yang berkaitan dengan keakuratan fakta-fakta yang ada,
kemampuan akses mereka, pengolahan atau pengelolaannya, dan penyimpanannya.
Data yang akurat dan terstruktur dapat diperoleh dengan mudah dan
dikombinasikan dengan elemen-elemen data lainnya, sedangkan data berkualitas
rendah mungkin akan tidak berguna bagi peningkatan kinerja.
Informasi adalah Data yang Menjadi Berarti
Data yang dikumpulkan untuk menjawab pertanyaan merupakan suatu
informasi. Pada level informasi, manajemen berurusan dengan penyusunan
pertanyaan-pertanyaan, identifikasi sumber-sumber data yang dibutuhkan untuk
menjawab pertanyaan, menyeleksi dan menggabungkan data untuk memberikan
jawaban, dan mengomunikasikan informasi yang dihasilkan kepada orang-orang
yang ingin menentukan keputusan.
Pengetahuan Mengisyaratkan Prediksi
Manajemen menggunakan informasi untuk meramalkan dan mengendalikan
performa yang akan datang dari proses-proses perawatan. Jika informasi yang
dimiliki kuat dan cukup banyak untuk memberikan prediksi mengenai kinerja, maka
3
para individu dan organisasi memiliki pengetahuan yang dapat digunakan untuk
melakukan tindakan sesuai dengan yang dibutuhkan.
Hasil Keputusan Menimbulkan Aksi atau Tiada Aksi
Umpan balik tentang hasil-hasil yang diperkirakan dari suatu tindakan yang
berdasarkan pada pengetahuan proses dan sistem merupakan pendorong yang
paling baik bagi perkembangan. Data yang berlebih belum tentu akan berguna. Agar
menjadi bermanfaat, data tersebut harus dapat diandalkan, relevan dengan tugas
yang sedang dikerjakan, dan dapat diperoleh dengan ongkos yang masuk akal. Data
harus dapat dianalisis secara statistika dan kemudian disampaikan secara efektif—
pertama-tama kepada tim peningkatan mutu, kemudian kepada manajemen.
Ketersediaan Data
Proses-proses pelayanan kesehatan harus menghasilkan, menyandi dan
merekam data yang relevan. Jika rekaman berupa catatan (kertas), maka data harus
dimasukkan ke dalam bentuk digital agar dapat dianalisis.
JENIS-JENIS INFORMASI
Informasi Layanan Rutin
Para pembayar asuransi kesehatan di AS saat ini menuntut penyusunan yang
spesifik untuk informasi yang telah digolongkan berdasarkan jenis pelayanan dan
diagnosis dalam format yang telah ditentukan. Sayangnya, yang menjadi pengenal
pasien biasanya spesifik pada provider dan/atau pembayar. Sistem-sistem pembayar
tunggal di beberapa negara tidak memiliki masalah pengenal dan mungkin
menggunakan atau tidak menggunakan sistem-sistem penyandian diagnostik yang
telah diterima. Walau demikian, mereka mempunyai cara yang patut
dipertimbangkan dalam menyandikan variabel-variabel proses, termasuk ukuran-
ukuran biaya dan pemanfaatan tenaga kerja.
Informasi yang Dikumpulkan dengan Sengaja
4
Saat data yang diinginkan tidak menghasilkan sistem-sistem pemrosesan
transaksi rutin, upaya-upaya kualitas harus memberikan rutinitas pengumpulan data
yang khusus. Hal ini sering kali meliputi penguraian data dari sistem yang sedang
berjalan, kemudian memasukkan variabel-variabel suplementer yang terpilih. Jika
informasi dikelompokkan berdasarkan diagnosis atau penyakit, sistem-sistem khusus
ini disebut sebagai register dan sering mencakup informasi dari berbagai provider.
Setiap kesatuan provider memiliki kapasitas peranti lunak untuk membangun
register-register sendiri agar dapat memantau kinerja mereka sendiri dan
membandingkannya dengan rekan-rekan mereka.
KARAKTERISTIK SISTEM DATA
Keandalan Data
Rekaman-rekaman medis elektronik, sistem-sistem pendukung, sistem-sistem
pelaporan survei, sistem-sistem informasi eksekutif, sistem-sistem akuntansi biaya
dan sistem-sistem kinerja/manajemen mutu, semuanya menggunakan elemen-
elemen data dari suatu tempat untuk disimpan ke dalam basis data elektronik. Data
yang tersedia ternyata tidak terlalu bagus. Para penyelidik selalu menemukan
masalah-masalah serius tentang mutu di berbagai basis data klaim asuransi dan
federal, termasuk tingkat kesalahan dan tingkat diskripansi antara basis-basis data
yang serupa. Percobaan-percobaan klinis mempunyai segala jenis perlindungan
untuk menjamin bahwa informasi yang dihasilkan dapat dipercaya. Pertimbangan
yang serupa juga berlaku pada upaya-upaya peningkatan kualitas, tetapi diharapkan
dengan investasi sistem kontrol yang berkurang. Beberapa macam persoalan
keandalan pun muncul.
Pengamat (Pengukuran) dan Pencatat Kesalahan
Tim-tim peningkat mutu merupakan sistem-sistem sementara yang anggota-
anggotanya mungkin atau bukan merupakan para pengamat dan pencatat data yang
cakap. Tim-tim tersebut juga mungkin harus bergantung pada para pengamat yang
5
bukan anggota mereka. Manajemen harus dapat memastikan bahwa anggota tim
yang tepat dilatih untuk mengamati dan mencatat kejadian-kejadian dan variabel-
variabel yang relevan. Mereka juga harus menjamin bahwa semua orang yang
terlibat memahami proses CQI dan betapa pentingnya data yang dapat dipercaya.
Manajemen harus memastikan bahwa para anggota tim mengerti bahwa upaya-
upaya peningkatan mutu kelak akan menjadi bahan evaluasi kinerja (Zmud dan
McLaughlin, 1989).
Ketepatan Waktu
Para ketua tim harus memastikan bahwa data yang digunakan bersifat tepat
waktu. Tampaknya, hal ini tidak menjadi masalah dengan data yang dikumpulkan
secara spesifik untuk penelitian. Meski begitu, perhatian menjadi hal penting saat
menggunakan data historis. Data harus berkaitan dengan versi terkini dari proses
atau data tersebut akan menyesatkan.
Memeriksa Penyimpangan dalam Spesifikasi
Data yang ada biasanya dikumpulkan untuk tujuan tertentu. Data tersebut
dapat menjadi menyimpang untuk mendukung keuntungan yang dirasakan oleh
suatu kelompok atau institusi, atau untuk mempermudah pengumpulan. Analisis
mutu dan proses hanya akan berfungsi secara efektif jika para penyedia datanya
teliti dan tidak terkecoh.
Akses Data
Bahkan pada saat data tersedia dan dapat dipercaya, tim mungkin mengalami
masalah dalam mengaksesnya. Apabila semua data berasal dari unit kerja tertentu,
hal ini tidak akan terlalu menjadi masalah seperti pada perbandingan
interorganisasional, interkomunitas dan internasional. Padahal, banyak peningkatan
kualitas, efisiensi dan efektivitas memerlukan perbandingan interorganisasional
seperti itu (Herzlinger, 2007; Porter dan Teisberg, 2006).
Kemampuan Perbandingan
6
Organisasi-organisasi dan program-program nasional yang berbeda mungkin
akan menggunakan definisi yang berbeda pula untuk variabel-variabel yang tampak
identik.
Transparansi
Jika pengembangan nilai pada tingkat regional dan nasional berlaku lebih
daripada menghindari kesalahan-kesalahan medis dan beberapa biaya turunannya,
para pasien dan pembayar harus memiliki akses kepada data teridentifikasi, data
klinis berdasarkan perawatan yang diberikan dan data pembiayaan. Ini akan
membutuhkan perubahan besar dari kebiasaan yang mendominasi pelayanan
kesehatan. Persoalan-persoalan yang lebih besar daripada data yang menyimpang
yaitu masalah-masalah yang berkaitan dengan tidak adanya data yang relevan dan
informasi yang tepat. Transparansi biaya dan mutu klinis adalah kunci menuju
perawatan yang efektif dan terjangkau.
Interoperabilitas
Perawatan terhadap suatu penyakit, bahkan yang akut sekalipun, jarang
dilakukan dalam penanganan satu kelompok saja. Para pasien berpindah dari
perawatan primer ke perawatan khusus, kemudian kembali ke perawatan komunitas
dan pada akhirnya ke perawatan pribadi. Penilaian efektivitas dan meningkatkan
pengobatan atau pencegahan penyakit paling baik jika berdasarkan pada data dari
seluruh proses perawatan. Catatan-catatan akan tersedia di apotek, ruang praktik,
rumah sakit, agensi kesehatan dan sebagainya. Hasil tidak dapat dinilai hingga
seseorang mengetahui tentang peristiwa-peristiwa medis lanjutan, biasanya dalam
beberapa tatanan yang berbeda. Perpindahan data intraorganisasional merupakan
hal penting untuk koordinasi perawatan akut, namun perpindahan data
interorganisasional esensial bagi perawatan penyakit kronis dan peningkatan sistem
kesehatan. Akuntabilitas untuk pembuatan keputusan oleh para konsumen,
pembayar atau agensi besar pemerintah, pasien dan provider tidak dapat dievaluasi
perilaku atau performanya hingga kita dapat mengumpulkan data dari berbagai
tatanan perawatan yang relevan dan mengaitkannya dengan hasil-hasil yang muncul.
7
ANALISIS STATISTIKA
Tujuan mengumpulkan atau menguraikan data dalam peningkatan kualitas
adalah untuk menganalisis variasinya dan membantu mengenali akar-akar penyebab
dari hasil yang tak diharapkan. Tim peningkatan mutu harus mengembangkan lebih
dulu spesifikasi pengumpulan data, termasuk strategi pengambilan sampel dan
pendekatan-pendekatan analitis yang akan digunakan.
Pengambilan Sampel
Hal-hal penting dalam strategi pengambilan sampel meliputi identifikasi
kerangka pengambilan sampel, yaitu sumber data untuk elemen-elemen kunci yang
akan dianalisis dan ruang yang melingkupi sampel yang akan diambil untuk menarik
kesimpulan mengenai kepentingan populasi yang lebih besar, seperti basis data
perawatan medis dari institusi yang kualitasnya sedang dinilai. Strategi tersebut
harus mencakup metodologi pengambilan sampel tertentu yang akan digunakan dan
seberapa sering elemen-elemen sampel akan dikumpulkan. Selain itu, penting pula
menentukan ukuran sampel dengan hati-hati, karena ukuran sampel menentukan
presisi dari perkiraan metrik kualitas dan berpengaruh langsung terhadap perkiraan-
perkiraan biaya penelitian (Levy dan Lemeshow, 2008).
Pendekatan-Pendekatan Analitis
Ada beberapa peluang untuk melakukan analisis data menggunakan data
transaksional dan register-register khusus. Standar emas untuk bidang kualitas
adalah kontrol mutu secara statistik, yang sering dilambangkan dengan diagram
kontrol. Ada beberapa pilihan untuk melaksanakan pengendalian mutu dan analisis
peningkatan kualitas, dimulai dengan statistika klasik.
Statistika Klasik
8
Biostatistika, epidemiologi, analisis sistem, dan pengendalian mutu berakar
pada metode-metode statistika klasik dan memiliki pengukuran serta analisis variasi
sebagai komponen utamanya. Menurut Deming (1986), ada dua macam variasi:
variasi yang melekat pada proses, dan variasi tak perlu (unnecessary variation).
Wennberg dan koleganya sering menggunakan kata unwarranted variation untuk
jenis variasi kedua (Mullan, 2004). Bidang pelayanan kesehatan memiliki tingkat
variasi yang melekat lebih tinggi daripada sektor-sektor lain, karena sifat pasien
begitu beragam secara alamiahnya dan ada banyak kekurangan pengetahuan
tentang faktor-faktor penyebab (Bohmer, 2009). Lebih lanjut, variasi yang mencolok
muncul dari preferensi pasien, pelatihan dan preferensi dokter, ketersediaan
layanan, dan insentif-insentif finansial (Wennberg dkk, 1982).
Analisis Kejadian
Kebanyakan yang disebut sebagai diagram kontrol sebenarnya adalah run
charts—diagram-diagram yang melaporkan banyak kejadian dan frekuensinya
selama waktu tertentu untuk melihat apakah kejadian-kejadian tersebut bertepatan
dengan suatu tindakan. Bahkan setelah batas-batas kontrolnya diperlihatkan,
kejadian-kejadian tersebut cenderung simetris dan tersusun pada tingkat three
sigma yang berubah-ubah, sebagai sebuah ukuran variasi yang ‘dapat diterima’,
padahal sebagian besar variabel pelayanan kesehatan mempunyai konsekuensi
asimetris dan mungkin memerlukan perhitungan yang lebih canggih untuk batas-
batas kontrol mereka yang dapat dikenakan. Meski begitu, akan berguna jika kita
mengikuti kecenderungan dalam data dan mengenali perubahan pola yang terjadi
untuk melihat hal-hal yang mempengaruhinya dan seberapa besar pengaruh
tersebut, kemudian diagram kontrol dapat menyajikannya.
Penggalian Data
9
Basis-basis data yang besar dapat dipelajari dengan beberapa cara, termasuk
pencarian kasus dan analisis korelasi antara perawatan dan hasil perkembangan,
tindakan pengobatan dan perubahan proses, dan sebagainya. Dalam pelayanan
kesehatan, akses terhadap basis-basis data yang sangat besar yang melibatkan data
relevan dari sebagian besar populasi dapat memberikan banyak peningkatan mutu
yang sama dengan biaya lebih rendah. Hal ini penting, khususnya pada lingkup
pengawasan yang rendah untuk terapi dan beberapa prosedur.
Penggalian data telah diterapkan oleh banyak pelaku pelayanan kesehatan.
Sebagai contoh, Centers for Medicare and Medicaid Services (CMS) dan pemerintah
pusat untuk penelitian-penelitian kecurangan dan tindak kekerasan; dalam
perencanaan kesehatan untuk mengevaluasi para penyedia layanan dan
pendekatan-pendekatan pelayanan; oleh rumah sakit untuk menentukan pelayanan
pribadi demi memenuhi kepuasan konsumen, dan lain-lain (Gerver dan Barrett,
2006; Giannangelo, 2007; Youngstrong, 2010). Namun, penggalian data ini masih
dalam perkembangan untuk mengidentifikasi respon-respon spesifik terhadap
populasi pada alternatif-alternatif perawatan dan upaya-upaya lain untuk
menyediakan bukti bagi tindakan klinis berbasis fakta.
PRESENTASI
Proses peningkatan tidak berakhir setelah memperoleh hasil. Ada beberapa
upaya yang perlu dilakukan untuk menciptakan ruang untuk menampilkan dan
mendorong terjadinya perubahan berdasarkan hasil yang diperoleh tim atau laporan
peningkatan perkembangan dari sumber lain. Hasil-hasil ini dapat ditampilkan
dengan tabel, grafik, atau diagram. Data penelitian harus dipelihara dalam struktur
data yang siap diajukan sebagai rangkaian presentasi data standar. Dengan
demikian, para anggota tim dapat melakukan presentasi tanpa pelatihan yang
berlebih. Jika ada waktu, pelatihan dasar CQI dalam organisasi dapat menyelipkan
pelatihan-pelatihan presentasi yang efektif.
10
PRIVASI PASIEN
Banyaknya manfaat HIT biasa disertai dengan beberapa kekhawatiran
mengenai hilangnya privasi, sehingga penyediaan informasi kesehatan masih
diperdebatkan. Sekelompok ahli yang bergabung dalam Markle Foundation dan
lainnya mengajukan kebijakan berikut sehubungan dengan ketentuan privasi:
Kemungkinan kegagalan berbagai sistem keamanan biasanya tidak diketahui,
karena sistem dapat diserang dengan bermacam-macam cara. Penyerang
dengan kekuatan komputasi yang besar akan dapat menemukan celah dalam
sistem pelindung. Sistem-sistem keamanan yang paling kuat akan
menggunakan pendekatan berlapis untuk keamanan data, yang memadukan
peleburan, enkripsi, dan limit jumlah data yang disimpan. Data yang disimpan
harus dienkripsi atau dilebur, dan koneksi digital yang menyalurkan data pun
harus dienkripsi. Setiap ada kesempatan, PHI (patien health
information/informasi kesehatan pasien) harus ditujukan pada leburan satu
arah sebelum disalurkan ke pihak lain. Pihak-pihak yang mencari data, seperti
para peneliti, harus menyebutkan secara jelas tujuan penempatan data dan
hanya mengumpulkan data sesuai keperluan untuk mencapai tujuan tersebut
(Connecting for Health, 2009)
Ketentuan tersebut mungkin dapat memberi masalah kepada pihak-pihak
yang bermaksud menggali data, misalnya untuk mencari kesalahan-kesalahan medis
atau mengenali efek-efek samping jangka panjang dari suatu perawatan.
DAMPAK HIT PADA BERBAGAI TINGKAT KESATUAN
Penerapan secara Perorangan
Menurut Gawande (2007), kunci untuk memelihara mutu adalah dengan
menyeleksi proses, mengukur perkembangan seiring waktu, kemudian membagikan
hasilnya kepada orang lain. Membandingkan pekerjaan dengan hasil pekerjaan orang
lain juga dapat memberikan motivasi perubahan. Pada sistem-sistem yang
menyangkut perekaman rutinitas praktik, dilengkapi dengan variabel-variabel dan
11
pengamatan tambahan, sistem-sistem HIT pada setiap tingkat organisasi, mulai dari
tingkat individu, harus memiliki register yang mudah disusun dan diakses.
Register-Register
Ortiz (2006) mencontohkan cara membuat dan menggunakan register
sederhana dengan Microsoft Excel pada pasien diabetes. Di sini, Ortiz menjalankan
fungsi “format bersyarat” untuk menghasilkan syarat-syarat “what if”. Menurut
Ortiz, walaupun sistemnya sederhana, tugas yang paling sulit adalah menemukan
kasus dari catatan pasien yang ada, kemudian memasukkan data awal pasien.
Upaya-upaya motivasional khusus dilaksanakan untuk melibatkan staf dalam
perancangan register dan membangun basis data secara bertahap.
Penerapan Organisasional
Sebagian besar rekomendasi berdasarkan pasar diungkapkan untuk
perbaikan pelayanan kesehatan bergantung pada kompetisi untuk mendorong
organisasi-organisasi pelayanan agar lebih efektif dan efisien. Organisasi pelayanan
gabungan sering ditunjuk sebagai model ideal, salah satu alasannya karena sistem-
sistem informasi mereka dapat mengakses banyak aspek dari suatu perawatan tanpa
upaya-upaya perekaman khusus. Lebih lanjut mengenai rekomendasi ini, terdapat
struktur manajemen yang menyangkut provider yang dapat menggunakan sistem
informasi untuk membandingkan proses dan hasil dan mengambil tindakan
setelahnya. Bohmer (2009) menyatakan, semakin banyak ketentuan ilmiah yang
dapat diterapkan pada proses pelayanan kesehatan, maka semakin besar
kemampuan manajemen melaksanakan model industrial. Meski demikian, Bohmer
juga mengemukakan bahwa organisasi yang bersangkutan harus mengeluarkan
banyak energi untuk mengembangkan dan mempertahankan proses-proses
pembelajaran maupun nonpembelajaran.
Aplikasi Komunal
Pengukuran dan perbandingan intraorganisasional mempunyai peran penting
dalam pengendalian biaya pelayanan kesehatan. Basis-basis data lokal yang serupa
12
mempunyai potensi untuk mempelajari perbedaan dan tanggapan-tanggapan
intraregional dari populasi dan subpopulasi lain pada pendekatan perawatan
tertentu. Pada titik tertentu, jika terdapat populasi yang cukup besar dan
representatif, pendekatan penggalian data dapat dipertimbangkan sebagai alternatif
dari percobaan-percobaan klinis.
Program Nasional
Perhatian mengenai mutu dan biaya menyebabkan Gedung Putih
mengeluarkan kebijakan tentang HIT pada 27 April 2004. Sehubungan dengan itu,
lebih dari seratus organisasi menyangkut HIT telah dibentuk, tetapi hanya sedikit
yang mampu menyusun model bisnis jangka panjang yang dapat terus berjalan.
Sebagian besar pertukaran data bergantung pada perolehan dana dan terhalang
persoalan-persoalan seperti privasi, pendanaan dan kerja sama dengan institusi
lokal. Hanya sedikit yang dapat diketahui dampaknya terhadap komunitas mereka,
walaupun terdapat kesempatan untuk meningkatkan transparansi dan memberikan
sejumlah data performa komunitas.
Catatan Kesehatan Elektronik (CKE)
Beberapa upaya dirancang untuk memperbanyak penggunaan CKE dalam
tatanan rumah sakit maupun tempat praktik dan mendorong pertukaran informasi.
Hal itu dilakukan demi meningkatkan perkembangan kesehatan individual dan
populasi, menambah transparansi dan efisiensi, serta meningkatkan kemampuan
dalam mempelajari dan mengembangkan pelayanan kesehatan. Komite Kebijakan
HIT di AS menjalankan strategi yang disosialisasikan pada 2009-2010 untuk
memenuhi pembayaran insentif HIT dengan tiga tahap (Tang dan Hripcsak, 2009).
Tahap 1 direncanakan untuk 2011, meliputi implementasi dan kemampuan
mencapai sasaran yang berkaitan dengan mutu. Beberapa ketentuannya adalah
(Kibbe, 2010):
 Memperoleh informasi kesehatan secara elektronik dalam format tersandi,
meliputi: entri pemesanan elektronik dan pembuatan resep secara elektronik
dan mengecek interaksi obat-obat dan obat-alergi; daftar terkini mengenai
13
masalah yang dialami, pengobatan dan alergi terhadap obat; informasi
demografis; tanda-tanda vital dan status merokok.
 Menerapkan setidaknya satu aturan pendukung keputusan klinis
 Melaporkan pengukuran-pengukuran mutu klinis kepada CMS atau kepada
negara-negara bagian
 Memberikan rangkuman elektronik tentang kunjungan klinik dan salinan
elektronik dari catatan kesehatan pasien sesuai dengan permintaan
 Dapat melakukan pertukaran informasi secara elektronik dengan penyedia
layanan kesehatan lain
 Menyelenggarakan atau meninjau analisis risiko keamanan dan memelihara
keamanan sistem
Tahap 2 yang direncanakan untuk 2013 bertujuan merekam informasi
kesehatan secara elektronik dan penggunaan informasi tersebut untuk melacak
kondisi klinis secara otomatis. Informasi HIT akan digunakan untuk pengelolaan
penyakit, pendukung keputusan klinis, manajemen pengobatan, akses pasien kepada
informasi kesehatan, pengukuran dan penelitian kualitas dan komunikasi dua arah
dengan agensi-agensi kesehatan.
Tahap 3 menurut rencana akan diperkenalkan pada tahun 2015, melibatkan
lebih banyak penggunaan pengukuran hasil klinis dengan pemanfaatan TI, ukuran-
ukuran kemanjuran dan keselamatan, dan pelaporan mutu yang lebih otomatis,
ukuran-ukuran kinerja populasi dan upaya-upaya pengawasan dengan menjalankan
HIT.
Menghadapi Rintangan
DeVore dan Figlioli (2010) mengungkapkan tentang sistem-sistem HIT
dikaitkan dengan CQI dalam organisasi:
 Proses-proses yang berlangsung harus cocok dengan tugas yang ditangani
 Kepemimpinan senior diperlukan agar perubahan kultural menjadi efektif
14
 Juara-juara klinik penting bagi keberhasilan
 Pelatihan staf medis diperlukan untuk mendukung upaya yang dilakukan
 Harus ada kebijakan yang jelas tentang keputusan-keputusan yang akan
didokumentasikan
 Penganggaran dana harus fleksibel agar dapat mendukung perubahan
Jaringan Regional dan Nasional
Beberapa negara bagian dan komunitas serta pemerintah federal telah
berpartisipasi dalam sejumlah penelitian dengan sistem-sistem berbasis web untuk
mengidentifikasi epidemi dan ancaman kesehatan lainnya sesegera mungkin. CDC
memimpin upaya pemerintah federal dengan menghubungkan laboratorium-
laboratorium negara bagian dan mengevaluasi informasi kecerdasan yang mereka
hasilkan dan menggabungkannya dengan inteligensia dari sumber lain. Kota New
York juga telah mengembangkan sistem untuk memantau data yang keluar dari
fasilitas-fasilitasnya dan beberapa praktik lokal.
Pay for Performance
Teknologi informasi mempunyai peranan penting dalam implementasi pay for
performance (P4P). Tingkat-tingkat aktivitas harus dicatat dan dilaporkan, juga hasil-
hasil komparatifnya. Dengan keadaan saat ini di Amerika Serikat yang dapat saling
mengalihkan dan terdapat banyak pembayar, penerapan sistem P4P sulit dilakukan,
kecuali jika dilaksanakan oleh pembayar dominan setempat. Arti penting P4P sebagai
perangkat peningkatan nilai merupakan pengendali utama bisnis untuk HIT.
Kerja sama internasional
Sejauh ini, transfer internasional untuk informasi mutu dan biaya terbatas
pada sekumpulan informasi seperti yang diadakan oleh Organization for Economic
Co-operation (OECD) untuk negara maju dan oleh WHO. Walau begitu, telah banyak
terjadi transfer informasi untuk percobaan-percobaan klinis dan dalam register-
15
register internasional tertentu. Salah satu lingkup yang menggunakan teknologi
berbasis web adalah dalam sistem pengawasan penyakit menular.
Pada tahun 2000, WHO meluncurkan Global Outbreak Alert and Response
Network (GOARN) yang menggabungkan informasi pengawasan penyakit dari
berbagai sumber resmi dan tak resmi. Catatan medis yang terkomputerisasi dan
dapat dioper dari mana pun dapat sangat membantu pengelolaan penjangkitan
penyakit menular. WHO bergantung pada masing-masing negara mengenai informasi
penjangkitan penyakit menular. Pada tahun 2005, revisi pada International Health
Regulation (Regulasi Kesehatan Internasional/IHR) diajukan, yang pada intinya
meliputi pelaporan atas gejala apa pun yang berpotensi menjadi penanganan
kesehatan masyarakat darurat internasional; penanganan yang dimaksud adalah
yang menyangkut paparan unsur-unsur biologis, kimia maupun radiologis yang dapat
merusak lebih dari satu negara; dalam penyelidikannya, WHO dapat mengambil
informasi dari sumber-sumber tak resmi maupun sumber-sumber pemerintah.
Sistem-sistem pelacakan multinasional (atau regional) lainnya juga
memantau penjangkitan penyakit sejenis influenza, polio, tingkat imunisasi,
penyakit-penyakit tipus, malaria, demam hemoragik akut, ketahanan antibiotik dan
penyakit-penyakit yang disalurkan secara seksual (Hitchock dkk, 2007).
KESIMPULAN
Peningkatan mutu yang efektif bergantung pada data. Terdapat harapan
besar pada HIT, namun jalan masih panjang hingga HIT menjadi cukup kuat,
representatif, dan dapat diakses untuk mencapai potensi yang dimilikinya.
Pemahaman akan peran informasi dan teknologi informasi telah menjadi suatu
keharusan bagi efektivitas profesional, juga peningkatan penyampaian layanan
kesehatan.
Sumber : William A.Sollecito dan Julie K.Johson. Chapter 12 Buku Implementing
Continuous Quality Improvement in Health care edisi ke empat (2011).
16

More Related Content

What's hot

Sim, muthiara widuri, hapzi ali, analisis dan perancangan sistem informasi pa...
Sim, muthiara widuri, hapzi ali, analisis dan perancangan sistem informasi pa...Sim, muthiara widuri, hapzi ali, analisis dan perancangan sistem informasi pa...
Sim, muthiara widuri, hapzi ali, analisis dan perancangan sistem informasi pa...
Muthiara Widuri
 
Dokumentasi asuhan keperawatan AKPER PEMKAB MUNA
Dokumentasi asuhan keperawatan  AKPER PEMKAB MUNA Dokumentasi asuhan keperawatan  AKPER PEMKAB MUNA
Dokumentasi asuhan keperawatan AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Tugas pertemuan7 dosen_hapzi_ali
Tugas pertemuan7 dosen_hapzi_aliTugas pertemuan7 dosen_hapzi_ali
Tugas pertemuan7 dosen_hapzi_ali
sardi lihardo
 
Sim uas, listiyono, prof. dr. ir hapzi ali, mm, cma, analisis dan perancangan...
Sim uas, listiyono, prof. dr. ir hapzi ali, mm, cma, analisis dan perancangan...Sim uas, listiyono, prof. dr. ir hapzi ali, mm, cma, analisis dan perancangan...
Sim uas, listiyono, prof. dr. ir hapzi ali, mm, cma, analisis dan perancangan...
Listi yono
 
15.SI-PI, yohanes agung .n, prof. hapzi ali,analisa kelebihan dan kekurangan ...
15.SI-PI, yohanes agung .n, prof. hapzi ali,analisa kelebihan dan kekurangan ...15.SI-PI, yohanes agung .n, prof. hapzi ali,analisa kelebihan dan kekurangan ...
15.SI-PI, yohanes agung .n, prof. hapzi ali,analisa kelebihan dan kekurangan ...
Yohanes Agung Nugroho
 
Sim,shandy dwi juniardi,hapzi ali,analisis dan perancangan pada pt kimi farma...
Sim,shandy dwi juniardi,hapzi ali,analisis dan perancangan pada pt kimi farma...Sim,shandy dwi juniardi,hapzi ali,analisis dan perancangan pada pt kimi farma...
Sim,shandy dwi juniardi,hapzi ali,analisis dan perancangan pada pt kimi farma...
Shandydwi
 
Bab i iii
Bab i iiiBab i iii
Bab i iii
Heffy Rizki
 
SIM_feby ratna sari_hapzi ali_sistem pengambilan keputusan dalam organisasi_u...
SIM_feby ratna sari_hapzi ali_sistem pengambilan keputusan dalam organisasi_u...SIM_feby ratna sari_hapzi ali_sistem pengambilan keputusan dalam organisasi_u...
SIM_feby ratna sari_hapzi ali_sistem pengambilan keputusan dalam organisasi_u...
feby ratna
 
2217 article text-6968-2-10-20200624
2217 article text-6968-2-10-202006242217 article text-6968-2-10-20200624
2217 article text-6968-2-10-20200624
efwefwewfewedscsd
 
Sim, dihan archika, hapzi ali, dss, universitas mercu buana, 2017, pdf
Sim, dihan archika, hapzi ali, dss, universitas mercu buana, 2017, pdfSim, dihan archika, hapzi ali, dss, universitas mercu buana, 2017, pdf
Sim, dihan archika, hapzi ali, dss, universitas mercu buana, 2017, pdf
Dihan Archika
 
Pertemuan 6 Rizka Amalia Risanti
Pertemuan 6 Rizka Amalia RisantiPertemuan 6 Rizka Amalia Risanti
Pertemuan 6 Rizka Amalia Risanti
Rizka Amalia
 
Si & pi, dian andriani, hapzi ali, definisi sistem informasi dan tinjauan sia...
Si & pi, dian andriani, hapzi ali, definisi sistem informasi dan tinjauan sia...Si & pi, dian andriani, hapzi ali, definisi sistem informasi dan tinjauan sia...
Si & pi, dian andriani, hapzi ali, definisi sistem informasi dan tinjauan sia...
Dian Andriani
 

What's hot (12)

Sim, muthiara widuri, hapzi ali, analisis dan perancangan sistem informasi pa...
Sim, muthiara widuri, hapzi ali, analisis dan perancangan sistem informasi pa...Sim, muthiara widuri, hapzi ali, analisis dan perancangan sistem informasi pa...
Sim, muthiara widuri, hapzi ali, analisis dan perancangan sistem informasi pa...
 
Dokumentasi asuhan keperawatan AKPER PEMKAB MUNA
Dokumentasi asuhan keperawatan  AKPER PEMKAB MUNA Dokumentasi asuhan keperawatan  AKPER PEMKAB MUNA
Dokumentasi asuhan keperawatan AKPER PEMKAB MUNA
 
Tugas pertemuan7 dosen_hapzi_ali
Tugas pertemuan7 dosen_hapzi_aliTugas pertemuan7 dosen_hapzi_ali
Tugas pertemuan7 dosen_hapzi_ali
 
Sim uas, listiyono, prof. dr. ir hapzi ali, mm, cma, analisis dan perancangan...
Sim uas, listiyono, prof. dr. ir hapzi ali, mm, cma, analisis dan perancangan...Sim uas, listiyono, prof. dr. ir hapzi ali, mm, cma, analisis dan perancangan...
Sim uas, listiyono, prof. dr. ir hapzi ali, mm, cma, analisis dan perancangan...
 
15.SI-PI, yohanes agung .n, prof. hapzi ali,analisa kelebihan dan kekurangan ...
15.SI-PI, yohanes agung .n, prof. hapzi ali,analisa kelebihan dan kekurangan ...15.SI-PI, yohanes agung .n, prof. hapzi ali,analisa kelebihan dan kekurangan ...
15.SI-PI, yohanes agung .n, prof. hapzi ali,analisa kelebihan dan kekurangan ...
 
Sim,shandy dwi juniardi,hapzi ali,analisis dan perancangan pada pt kimi farma...
Sim,shandy dwi juniardi,hapzi ali,analisis dan perancangan pada pt kimi farma...Sim,shandy dwi juniardi,hapzi ali,analisis dan perancangan pada pt kimi farma...
Sim,shandy dwi juniardi,hapzi ali,analisis dan perancangan pada pt kimi farma...
 
Bab i iii
Bab i iiiBab i iii
Bab i iii
 
SIM_feby ratna sari_hapzi ali_sistem pengambilan keputusan dalam organisasi_u...
SIM_feby ratna sari_hapzi ali_sistem pengambilan keputusan dalam organisasi_u...SIM_feby ratna sari_hapzi ali_sistem pengambilan keputusan dalam organisasi_u...
SIM_feby ratna sari_hapzi ali_sistem pengambilan keputusan dalam organisasi_u...
 
2217 article text-6968-2-10-20200624
2217 article text-6968-2-10-202006242217 article text-6968-2-10-20200624
2217 article text-6968-2-10-20200624
 
Sim, dihan archika, hapzi ali, dss, universitas mercu buana, 2017, pdf
Sim, dihan archika, hapzi ali, dss, universitas mercu buana, 2017, pdfSim, dihan archika, hapzi ali, dss, universitas mercu buana, 2017, pdf
Sim, dihan archika, hapzi ali, dss, universitas mercu buana, 2017, pdf
 
Pertemuan 6 Rizka Amalia Risanti
Pertemuan 6 Rizka Amalia RisantiPertemuan 6 Rizka Amalia Risanti
Pertemuan 6 Rizka Amalia Risanti
 
Si & pi, dian andriani, hapzi ali, definisi sistem informasi dan tinjauan sia...
Si & pi, dian andriani, hapzi ali, definisi sistem informasi dan tinjauan sia...Si & pi, dian andriani, hapzi ali, definisi sistem informasi dan tinjauan sia...
Si & pi, dian andriani, hapzi ali, definisi sistem informasi dan tinjauan sia...
 

Viewers also liked

Summer vacation book class 5 primary
Summer vacation book class 5 primarySummer vacation book class 5 primary
Summer vacation book class 5 primary
Tayyaba Khan
 
21 ideas
21 ideas21 ideas
21 ideas
Chris Jones
 
IMF Conditionality and Its Effect on Growth in Developing Countries
IMF Conditionality and Its Effect on Growth in Developing CountriesIMF Conditionality and Its Effect on Growth in Developing Countries
IMF Conditionality and Its Effect on Growth in Developing Countries
Brent A. Hamilton
 
The declaration of humanity, ChapitreII-1 et ChapitreII-2
The declaration of humanity, ChapitreII-1 et ChapitreII-2The declaration of humanity, ChapitreII-1 et ChapitreII-2
The declaration of humanity, ChapitreII-1 et ChapitreII-2Dengjun WANG
 
Care song final presentation
Care song   final presentationCare song   final presentation
Care song final presentation
Chris Jones
 
Identifying Why Developing Nations Choose to Democratize
 Identifying Why Developing Nations Choose to Democratize Identifying Why Developing Nations Choose to Democratize
Identifying Why Developing Nations Choose to Democratize
Brent A. Hamilton
 
Prakarya Kewirausahaan
Prakarya Kewirausahaan Prakarya Kewirausahaan
Prakarya Kewirausahaan
OCULUS8
 
Walking the tightrope between online and offline life what adolescents learn...
Walking the tightrope between online and offline life  what adolescents learn...Walking the tightrope between online and offline life  what adolescents learn...
Walking the tightrope between online and offline life what adolescents learn...
Nadia Naffi, Ph.D.
 

Viewers also liked (11)

Summer vacation book class 5 primary
Summer vacation book class 5 primarySummer vacation book class 5 primary
Summer vacation book class 5 primary
 
21 ideas
21 ideas21 ideas
21 ideas
 
IMF Conditionality and Its Effect on Growth in Developing Countries
IMF Conditionality and Its Effect on Growth in Developing CountriesIMF Conditionality and Its Effect on Growth in Developing Countries
IMF Conditionality and Its Effect on Growth in Developing Countries
 
The declaration of humanity, ChapitreII-1 et ChapitreII-2
The declaration of humanity, ChapitreII-1 et ChapitreII-2The declaration of humanity, ChapitreII-1 et ChapitreII-2
The declaration of humanity, ChapitreII-1 et ChapitreII-2
 
Care song final presentation
Care song   final presentationCare song   final presentation
Care song final presentation
 
Identifying Why Developing Nations Choose to Democratize
 Identifying Why Developing Nations Choose to Democratize Identifying Why Developing Nations Choose to Democratize
Identifying Why Developing Nations Choose to Democratize
 
Lavyacv
LavyacvLavyacv
Lavyacv
 
Elegancia
EleganciaElegancia
Elegancia
 
Prakarya Kewirausahaan
Prakarya Kewirausahaan Prakarya Kewirausahaan
Prakarya Kewirausahaan
 
Infographic pt2 Final
Infographic pt2 FinalInfographic pt2 Final
Infographic pt2 Final
 
Walking the tightrope between online and offline life what adolescents learn...
Walking the tightrope between online and offline life  what adolescents learn...Walking the tightrope between online and offline life  what adolescents learn...
Walking the tightrope between online and offline life what adolescents learn...
 

Similar to Chapter 12 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care

Chapter 5 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 5 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 5 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 5 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Nasiatul Salim
 
Chapter 3 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 3 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 3 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 3 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Nasiatul Salim
 
Chapter 12 Buku The Health care Quality Book
Chapter 12 Buku The Health care Quality BookChapter 12 Buku The Health care Quality Book
Chapter 12 Buku The Health care Quality Book
Nasiatul Salim
 
BAB I KTI.docx
BAB I KTI.docxBAB I KTI.docx
BAB I KTI.docx
RADICOM1
 
Chapter 8 Buku The Health care Quality Book
Chapter 8 Buku The Health care Quality BookChapter 8 Buku The Health care Quality Book
Chapter 8 Buku The Health care Quality Book
Nasiatul Salim
 
Chapter 6 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 6 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 6 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 6 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Nasiatul Salim
 
Menyusun Indikator Mutu Rumah Sakit
Menyusun Indikator Mutu Rumah SakitMenyusun Indikator Mutu Rumah Sakit
Menyusun Indikator Mutu Rumah Sakit
Robertus Arian Datusanantyo
 
Chapter 6 Buku The Health care Quality Book
Chapter 6 Buku The Health care Quality BookChapter 6 Buku The Health care Quality Book
Chapter 6 Buku The Health care Quality Book
Nasiatul Salim
 
Chapter 10 Buku The Health care Quality Book
Chapter 10 Buku The Health care Quality BookChapter 10 Buku The Health care Quality Book
Chapter 10 Buku The Health care Quality Book
Nasiatul Salim
 
Chapter 17 Buku The Health care Quality Book
Chapter 17 Buku The Health care Quality BookChapter 17 Buku The Health care Quality Book
Chapter 17 Buku The Health care Quality Book
Nasiatul Salim
 
SIM, Fitri Febriani, Hapzi Ali, Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan, Unive...
SIM, Fitri Febriani, Hapzi Ali, Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan, Unive...SIM, Fitri Febriani, Hapzi Ali, Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan, Unive...
SIM, Fitri Febriani, Hapzi Ali, Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan, Unive...
Fitri Febriani
 
2. pertemuan ke 2
2. pertemuan ke 22. pertemuan ke 2
2. pertemuan ke 2
Niken Halimy
 
SISTEM INFORMASI KESEHATAN.pptx
SISTEM INFORMASI KESEHATAN.pptxSISTEM INFORMASI KESEHATAN.pptx
SISTEM INFORMASI KESEHATAN.pptx
RatuPalar
 
Tinjauan Menyeluruh Atas Sistem Informasi Akuntansi
Tinjauan Menyeluruh Atas Sistem Informasi AkuntansiTinjauan Menyeluruh Atas Sistem Informasi Akuntansi
Tinjauan Menyeluruh Atas Sistem Informasi Akuntansi
Putri Yulia R
 
PPT KELOMPOK 3 JARINGAN INFORMASI TEKNOLOGI (KOMPUTER)-1.pptx
PPT KELOMPOK 3 JARINGAN INFORMASI TEKNOLOGI (KOMPUTER)-1.pptxPPT KELOMPOK 3 JARINGAN INFORMASI TEKNOLOGI (KOMPUTER)-1.pptx
PPT KELOMPOK 3 JARINGAN INFORMASI TEKNOLOGI (KOMPUTER)-1.pptx
AtafAmir
 
Chapter 10 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 10 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 10 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 10 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Nasiatul Salim
 
Chapter 7 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...
Chapter 7 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...Chapter 7 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...
Chapter 7 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...
Nasiatul Salim
 
System dokumentasi keperawatan
System dokumentasi keperawatanSystem dokumentasi keperawatan
System dokumentasi keperawatan
Amalia Senja
 
Chapter 3 Buku The Health care Quality Book
Chapter 3 Buku The Health care Quality BookChapter 3 Buku The Health care Quality Book
Chapter 3 Buku The Health care Quality Book
Nasiatul Salim
 
Sim, saeful malik, hapzi ali, implementasi sistem informasi pada pt. plaza au...
Sim, saeful malik, hapzi ali, implementasi sistem informasi pada pt. plaza au...Sim, saeful malik, hapzi ali, implementasi sistem informasi pada pt. plaza au...
Sim, saeful malik, hapzi ali, implementasi sistem informasi pada pt. plaza au...
saefulmalik123
 

Similar to Chapter 12 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care (20)

Chapter 5 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 5 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 5 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 5 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 
Chapter 3 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 3 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 3 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 3 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 
Chapter 12 Buku The Health care Quality Book
Chapter 12 Buku The Health care Quality BookChapter 12 Buku The Health care Quality Book
Chapter 12 Buku The Health care Quality Book
 
BAB I KTI.docx
BAB I KTI.docxBAB I KTI.docx
BAB I KTI.docx
 
Chapter 8 Buku The Health care Quality Book
Chapter 8 Buku The Health care Quality BookChapter 8 Buku The Health care Quality Book
Chapter 8 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 6 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 6 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 6 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 6 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 
Menyusun Indikator Mutu Rumah Sakit
Menyusun Indikator Mutu Rumah SakitMenyusun Indikator Mutu Rumah Sakit
Menyusun Indikator Mutu Rumah Sakit
 
Chapter 6 Buku The Health care Quality Book
Chapter 6 Buku The Health care Quality BookChapter 6 Buku The Health care Quality Book
Chapter 6 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 10 Buku The Health care Quality Book
Chapter 10 Buku The Health care Quality BookChapter 10 Buku The Health care Quality Book
Chapter 10 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 17 Buku The Health care Quality Book
Chapter 17 Buku The Health care Quality BookChapter 17 Buku The Health care Quality Book
Chapter 17 Buku The Health care Quality Book
 
SIM, Fitri Febriani, Hapzi Ali, Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan, Unive...
SIM, Fitri Febriani, Hapzi Ali, Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan, Unive...SIM, Fitri Febriani, Hapzi Ali, Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan, Unive...
SIM, Fitri Febriani, Hapzi Ali, Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan, Unive...
 
2. pertemuan ke 2
2. pertemuan ke 22. pertemuan ke 2
2. pertemuan ke 2
 
SISTEM INFORMASI KESEHATAN.pptx
SISTEM INFORMASI KESEHATAN.pptxSISTEM INFORMASI KESEHATAN.pptx
SISTEM INFORMASI KESEHATAN.pptx
 
Tinjauan Menyeluruh Atas Sistem Informasi Akuntansi
Tinjauan Menyeluruh Atas Sistem Informasi AkuntansiTinjauan Menyeluruh Atas Sistem Informasi Akuntansi
Tinjauan Menyeluruh Atas Sistem Informasi Akuntansi
 
PPT KELOMPOK 3 JARINGAN INFORMASI TEKNOLOGI (KOMPUTER)-1.pptx
PPT KELOMPOK 3 JARINGAN INFORMASI TEKNOLOGI (KOMPUTER)-1.pptxPPT KELOMPOK 3 JARINGAN INFORMASI TEKNOLOGI (KOMPUTER)-1.pptx
PPT KELOMPOK 3 JARINGAN INFORMASI TEKNOLOGI (KOMPUTER)-1.pptx
 
Chapter 10 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 10 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 10 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 10 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 
Chapter 7 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...
Chapter 7 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...Chapter 7 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...
Chapter 7 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...
 
System dokumentasi keperawatan
System dokumentasi keperawatanSystem dokumentasi keperawatan
System dokumentasi keperawatan
 
Chapter 3 Buku The Health care Quality Book
Chapter 3 Buku The Health care Quality BookChapter 3 Buku The Health care Quality Book
Chapter 3 Buku The Health care Quality Book
 
Sim, saeful malik, hapzi ali, implementasi sistem informasi pada pt. plaza au...
Sim, saeful malik, hapzi ali, implementasi sistem informasi pada pt. plaza au...Sim, saeful malik, hapzi ali, implementasi sistem informasi pada pt. plaza au...
Sim, saeful malik, hapzi ali, implementasi sistem informasi pada pt. plaza au...
 

More from Nasiatul Salim

PMK no 12 tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakit
PMK no 12 tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakitPMK no 12 tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakit
PMK no 12 tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakit
Nasiatul Salim
 
Kmk no. 298 ttg pedoman akreditasi laboratorium kesehatan
Kmk no. 298 ttg pedoman akreditasi laboratorium kesehatanKmk no. 298 ttg pedoman akreditasi laboratorium kesehatan
Kmk no. 298 ttg pedoman akreditasi laboratorium kesehatan
Nasiatul Salim
 
Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan
Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem KesehatanLatar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan
Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan
Nasiatul Salim
 
Critical success factors for quality
Critical success factors for qualityCritical success factors for quality
Critical success factors for quality
Nasiatul Salim
 
Lima kemampuan dasar pelayanan lembaga kesehatan dan kemanusiaan
Lima kemampuan dasar pelayanan lembaga kesehatan dan kemanusiaanLima kemampuan dasar pelayanan lembaga kesehatan dan kemanusiaan
Lima kemampuan dasar pelayanan lembaga kesehatan dan kemanusiaan
Nasiatul Salim
 
Chapter 19 Buku The Health care Quality Book
Chapter 19 Buku The Health care Quality BookChapter 19 Buku The Health care Quality Book
Chapter 19 Buku The Health care Quality Book
Nasiatul Salim
 
Chapter 18 Buku The Health care Quality Book
Chapter 18 Buku The Health care Quality BookChapter 18 Buku The Health care Quality Book
Chapter 18 Buku The Health care Quality Book
Nasiatul Salim
 
Chapter 16 Buku The Health care Quality Book
Chapter 16 Buku The Health care Quality BookChapter 16 Buku The Health care Quality Book
Chapter 16 Buku The Health care Quality Book
Nasiatul Salim
 
Chapter 15 Buku The Health care Quality Book
Chapter 15 Buku The Health care Quality BookChapter 15 Buku The Health care Quality Book
Chapter 15 Buku The Health care Quality Book
Nasiatul Salim
 
Chapter 14 Buku The Health care Quality Book
Chapter 14 Buku The Health care Quality BookChapter 14 Buku The Health care Quality Book
Chapter 14 Buku The Health care Quality Book
Nasiatul Salim
 
Chapter 13 Buku The Health care Quality Book
Chapter 13 Buku The Health care Quality BookChapter 13 Buku The Health care Quality Book
Chapter 13 Buku The Health care Quality Book
Nasiatul Salim
 
Chapter 11 Buku The Health care Quality Book
Chapter 11 Buku The Health care Quality BookChapter 11 Buku The Health care Quality Book
Chapter 11 Buku The Health care Quality Book
Nasiatul Salim
 
Chapter 9 Buku The Health care Quality Book
Chapter 9 Buku The Health care Quality BookChapter 9 Buku The Health care Quality Book
Chapter 9 Buku The Health care Quality Book
Nasiatul Salim
 
Chapter 7 Buku The Health care Quality Book
Chapter 7 Buku The Health care Quality BookChapter 7 Buku The Health care Quality Book
Chapter 7 Buku The Health care Quality Book
Nasiatul Salim
 
Chapter 4 Buku The Health care Quality Book
Chapter 4 Buku The Health care Quality BookChapter 4 Buku The Health care Quality Book
Chapter 4 Buku The Health care Quality Book
Nasiatul Salim
 
Chapter 2 Buku The Health care Quality Book
Chapter 2 Buku The Health care Quality BookChapter 2 Buku The Health care Quality Book
Chapter 2 Buku The Health care Quality Book
Nasiatul Salim
 
Chapter 1 Buku The Health care Quality Book
Chapter 1 Buku The Health care Quality BookChapter 1 Buku The Health care Quality Book
Chapter 1 Buku The Health care Quality Book
Nasiatul Salim
 
Chapter 13 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
Chapter 13 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...Chapter 13 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
Chapter 13 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
Nasiatul Salim
 
Chapter 12 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfo...
Chapter 12 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfo...Chapter 12 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfo...
Chapter 12 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfo...
Nasiatul Salim
 
Chapter 11 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
Chapter 11 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...Chapter 11 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
Chapter 11 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
Nasiatul Salim
 

More from Nasiatul Salim (20)

PMK no 12 tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakit
PMK no 12 tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakitPMK no 12 tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakit
PMK no 12 tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakit
 
Kmk no. 298 ttg pedoman akreditasi laboratorium kesehatan
Kmk no. 298 ttg pedoman akreditasi laboratorium kesehatanKmk no. 298 ttg pedoman akreditasi laboratorium kesehatan
Kmk no. 298 ttg pedoman akreditasi laboratorium kesehatan
 
Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan
Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem KesehatanLatar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan
Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan
 
Critical success factors for quality
Critical success factors for qualityCritical success factors for quality
Critical success factors for quality
 
Lima kemampuan dasar pelayanan lembaga kesehatan dan kemanusiaan
Lima kemampuan dasar pelayanan lembaga kesehatan dan kemanusiaanLima kemampuan dasar pelayanan lembaga kesehatan dan kemanusiaan
Lima kemampuan dasar pelayanan lembaga kesehatan dan kemanusiaan
 
Chapter 19 Buku The Health care Quality Book
Chapter 19 Buku The Health care Quality BookChapter 19 Buku The Health care Quality Book
Chapter 19 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 18 Buku The Health care Quality Book
Chapter 18 Buku The Health care Quality BookChapter 18 Buku The Health care Quality Book
Chapter 18 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 16 Buku The Health care Quality Book
Chapter 16 Buku The Health care Quality BookChapter 16 Buku The Health care Quality Book
Chapter 16 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 15 Buku The Health care Quality Book
Chapter 15 Buku The Health care Quality BookChapter 15 Buku The Health care Quality Book
Chapter 15 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 14 Buku The Health care Quality Book
Chapter 14 Buku The Health care Quality BookChapter 14 Buku The Health care Quality Book
Chapter 14 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 13 Buku The Health care Quality Book
Chapter 13 Buku The Health care Quality BookChapter 13 Buku The Health care Quality Book
Chapter 13 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 11 Buku The Health care Quality Book
Chapter 11 Buku The Health care Quality BookChapter 11 Buku The Health care Quality Book
Chapter 11 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 9 Buku The Health care Quality Book
Chapter 9 Buku The Health care Quality BookChapter 9 Buku The Health care Quality Book
Chapter 9 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 7 Buku The Health care Quality Book
Chapter 7 Buku The Health care Quality BookChapter 7 Buku The Health care Quality Book
Chapter 7 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 4 Buku The Health care Quality Book
Chapter 4 Buku The Health care Quality BookChapter 4 Buku The Health care Quality Book
Chapter 4 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 2 Buku The Health care Quality Book
Chapter 2 Buku The Health care Quality BookChapter 2 Buku The Health care Quality Book
Chapter 2 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 1 Buku The Health care Quality Book
Chapter 1 Buku The Health care Quality BookChapter 1 Buku The Health care Quality Book
Chapter 1 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 13 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
Chapter 13 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...Chapter 13 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
Chapter 13 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
 
Chapter 12 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfo...
Chapter 12 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfo...Chapter 12 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfo...
Chapter 12 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfo...
 
Chapter 11 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
Chapter 11 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...Chapter 11 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
Chapter 11 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
 

Recently uploaded

PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPIPERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
nirmalaamir3
 
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOMCDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
LinaJuwairiyah1
 
342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
serdangahmad
 
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
zirmajulianda1
 
PENGELOLAAN POSYANDU ILP DI WILAYAH.pptx
PENGELOLAAN POSYANDU ILP DI WILAYAH.pptxPENGELOLAAN POSYANDU ILP DI WILAYAH.pptx
PENGELOLAAN POSYANDU ILP DI WILAYAH.pptx
SRIWIDOWATI5
 
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdfKonsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
roomahmentari
 
Kebutuhan khusus pada permasalahan psikologis.pptx
Kebutuhan khusus  pada permasalahan psikologis.pptxKebutuhan khusus  pada permasalahan psikologis.pptx
Kebutuhan khusus pada permasalahan psikologis.pptx
royalbalidigitalprin
 
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
Gerakan Sayang Ibu dan Bayi WOMEN_CENTERED_CARE
Gerakan Sayang Ibu dan Bayi WOMEN_CENTERED_CAREGerakan Sayang Ibu dan Bayi WOMEN_CENTERED_CARE
Gerakan Sayang Ibu dan Bayi WOMEN_CENTERED_CARE
liamasliha1
 

Recently uploaded (9)

PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPIPERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
 
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOMCDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
 
342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
 
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
 
PENGELOLAAN POSYANDU ILP DI WILAYAH.pptx
PENGELOLAAN POSYANDU ILP DI WILAYAH.pptxPENGELOLAAN POSYANDU ILP DI WILAYAH.pptx
PENGELOLAAN POSYANDU ILP DI WILAYAH.pptx
 
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdfKonsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
 
Kebutuhan khusus pada permasalahan psikologis.pptx
Kebutuhan khusus  pada permasalahan psikologis.pptxKebutuhan khusus  pada permasalahan psikologis.pptx
Kebutuhan khusus pada permasalahan psikologis.pptx
 
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
 
Gerakan Sayang Ibu dan Bayi WOMEN_CENTERED_CARE
Gerakan Sayang Ibu dan Bayi WOMEN_CENTERED_CAREGerakan Sayang Ibu dan Bayi WOMEN_CENTERED_CARE
Gerakan Sayang Ibu dan Bayi WOMEN_CENTERED_CARE
 

Chapter 12 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care

  • 1. 1 BAB 12. PERAN TEKNOLOGI INFORMASI KESEHATAN DALAM PENINGKATAN MUTU: DARI DATA HINGGA KEPUTUSAN Informasi memiliki arti penting pada peningkatan mutu pelayanan kesehatan, namun potensinya sangat terbatas tanpa dukungan kuat dari teknologi informasi kesehatan (health information technology/HIT). Bab ini membahas cara-cara HIT mendukung upaya-upaya peningkatan mutu. Konsep-konsep intinya antara lain ketersediaan, keandalan, dan akses data; analisis statistik; dan presentasi. Analisis data kualitas dapat berkontribusi secara efektif pada tingkat individual (penyedia layanan dan pasien), organisasional, komunal dan internasional. MENGGUNAKAN HIT DALAM PENINGKATAN MUTU BERKELANJUTAN Pada saat tahun-tahun awal CQI dalam pelayanan kesehatan, setiap kegiatan menuntut upaya pengumpulan data. Model PDSA mencakup langkah-langkah memilah dan mengumpulkan data proses untuk analisis statistika dalam rangka mengurangi keragaman. Saat ini, organisasi-organisasi industri kesehatan menekankan pada pengadaan laporan tentang data kualitas, dan beberapa penyokong pelayanan kesehatan meminta penyampaian data kualitas. Oleh karena itu, sistem-sistem HIT harus memiliki kemampuan untuk mengumpulkan data proses secara internal sesuai dengan yang dibutuhkan dan untuk melaporkan secara rutin data kualitas klinis dan operasional sebagai suatu sistem informasi sehari-hari mengenai produk transaksi. Dengan demikian, akhirnya orang-orang menyadari betapa penting arti data—pengumpulannya, penyimpanannya, perlindungannya, analisis dan penggunaannya. Pengukuran hasil, jaminan kualitas data pelayanan kesehatan, dan akses kepada perangkat analisis informasi kesehatan telah menjadi kompetensi inti dari organisasi-organisasi dan para pekerja profesional di bidang pelayanan kesehatan. SIKLUS DATA-KEPUTUSAN
  • 2. 2 Dalam siklus ini, data diubah menjadi informasi, informasi menjadi pengetahuan, dan ilmu pengetahuan dapat mendukung keputusan dan tindakan untuk meningkatkan performa. Menurut siklus tersebut, dalam tatanan ideal, upaya- upaya pengumpulan data muncul berdampingan dengan penyampaian rutin pelayanan kesehatan dan bahwa keputusan-keputusan peningkatan kinerja harus menentukan data yang akan dikumpulkan, memberikan umpan balik antara data dan keputusan. Dalam CQI, data, informasi dan pengetahuan harus diterangkan dengan lebih tepat dan perbedaan di antara ketiganya harus diperjelas. Data adalah Fakta Elemen-elemen data tidak memiliki arti jika berdiri sendiri: mereka hanyalah fakta-fakta yang terkurung. Manajemen pada tingkat data berurusan dengan persoalan-persoalan yang berkaitan dengan keakuratan fakta-fakta yang ada, kemampuan akses mereka, pengolahan atau pengelolaannya, dan penyimpanannya. Data yang akurat dan terstruktur dapat diperoleh dengan mudah dan dikombinasikan dengan elemen-elemen data lainnya, sedangkan data berkualitas rendah mungkin akan tidak berguna bagi peningkatan kinerja. Informasi adalah Data yang Menjadi Berarti Data yang dikumpulkan untuk menjawab pertanyaan merupakan suatu informasi. Pada level informasi, manajemen berurusan dengan penyusunan pertanyaan-pertanyaan, identifikasi sumber-sumber data yang dibutuhkan untuk menjawab pertanyaan, menyeleksi dan menggabungkan data untuk memberikan jawaban, dan mengomunikasikan informasi yang dihasilkan kepada orang-orang yang ingin menentukan keputusan. Pengetahuan Mengisyaratkan Prediksi Manajemen menggunakan informasi untuk meramalkan dan mengendalikan performa yang akan datang dari proses-proses perawatan. Jika informasi yang dimiliki kuat dan cukup banyak untuk memberikan prediksi mengenai kinerja, maka
  • 3. 3 para individu dan organisasi memiliki pengetahuan yang dapat digunakan untuk melakukan tindakan sesuai dengan yang dibutuhkan. Hasil Keputusan Menimbulkan Aksi atau Tiada Aksi Umpan balik tentang hasil-hasil yang diperkirakan dari suatu tindakan yang berdasarkan pada pengetahuan proses dan sistem merupakan pendorong yang paling baik bagi perkembangan. Data yang berlebih belum tentu akan berguna. Agar menjadi bermanfaat, data tersebut harus dapat diandalkan, relevan dengan tugas yang sedang dikerjakan, dan dapat diperoleh dengan ongkos yang masuk akal. Data harus dapat dianalisis secara statistika dan kemudian disampaikan secara efektif— pertama-tama kepada tim peningkatan mutu, kemudian kepada manajemen. Ketersediaan Data Proses-proses pelayanan kesehatan harus menghasilkan, menyandi dan merekam data yang relevan. Jika rekaman berupa catatan (kertas), maka data harus dimasukkan ke dalam bentuk digital agar dapat dianalisis. JENIS-JENIS INFORMASI Informasi Layanan Rutin Para pembayar asuransi kesehatan di AS saat ini menuntut penyusunan yang spesifik untuk informasi yang telah digolongkan berdasarkan jenis pelayanan dan diagnosis dalam format yang telah ditentukan. Sayangnya, yang menjadi pengenal pasien biasanya spesifik pada provider dan/atau pembayar. Sistem-sistem pembayar tunggal di beberapa negara tidak memiliki masalah pengenal dan mungkin menggunakan atau tidak menggunakan sistem-sistem penyandian diagnostik yang telah diterima. Walau demikian, mereka mempunyai cara yang patut dipertimbangkan dalam menyandikan variabel-variabel proses, termasuk ukuran- ukuran biaya dan pemanfaatan tenaga kerja. Informasi yang Dikumpulkan dengan Sengaja
  • 4. 4 Saat data yang diinginkan tidak menghasilkan sistem-sistem pemrosesan transaksi rutin, upaya-upaya kualitas harus memberikan rutinitas pengumpulan data yang khusus. Hal ini sering kali meliputi penguraian data dari sistem yang sedang berjalan, kemudian memasukkan variabel-variabel suplementer yang terpilih. Jika informasi dikelompokkan berdasarkan diagnosis atau penyakit, sistem-sistem khusus ini disebut sebagai register dan sering mencakup informasi dari berbagai provider. Setiap kesatuan provider memiliki kapasitas peranti lunak untuk membangun register-register sendiri agar dapat memantau kinerja mereka sendiri dan membandingkannya dengan rekan-rekan mereka. KARAKTERISTIK SISTEM DATA Keandalan Data Rekaman-rekaman medis elektronik, sistem-sistem pendukung, sistem-sistem pelaporan survei, sistem-sistem informasi eksekutif, sistem-sistem akuntansi biaya dan sistem-sistem kinerja/manajemen mutu, semuanya menggunakan elemen- elemen data dari suatu tempat untuk disimpan ke dalam basis data elektronik. Data yang tersedia ternyata tidak terlalu bagus. Para penyelidik selalu menemukan masalah-masalah serius tentang mutu di berbagai basis data klaim asuransi dan federal, termasuk tingkat kesalahan dan tingkat diskripansi antara basis-basis data yang serupa. Percobaan-percobaan klinis mempunyai segala jenis perlindungan untuk menjamin bahwa informasi yang dihasilkan dapat dipercaya. Pertimbangan yang serupa juga berlaku pada upaya-upaya peningkatan kualitas, tetapi diharapkan dengan investasi sistem kontrol yang berkurang. Beberapa macam persoalan keandalan pun muncul. Pengamat (Pengukuran) dan Pencatat Kesalahan Tim-tim peningkat mutu merupakan sistem-sistem sementara yang anggota- anggotanya mungkin atau bukan merupakan para pengamat dan pencatat data yang cakap. Tim-tim tersebut juga mungkin harus bergantung pada para pengamat yang
  • 5. 5 bukan anggota mereka. Manajemen harus dapat memastikan bahwa anggota tim yang tepat dilatih untuk mengamati dan mencatat kejadian-kejadian dan variabel- variabel yang relevan. Mereka juga harus menjamin bahwa semua orang yang terlibat memahami proses CQI dan betapa pentingnya data yang dapat dipercaya. Manajemen harus memastikan bahwa para anggota tim mengerti bahwa upaya- upaya peningkatan mutu kelak akan menjadi bahan evaluasi kinerja (Zmud dan McLaughlin, 1989). Ketepatan Waktu Para ketua tim harus memastikan bahwa data yang digunakan bersifat tepat waktu. Tampaknya, hal ini tidak menjadi masalah dengan data yang dikumpulkan secara spesifik untuk penelitian. Meski begitu, perhatian menjadi hal penting saat menggunakan data historis. Data harus berkaitan dengan versi terkini dari proses atau data tersebut akan menyesatkan. Memeriksa Penyimpangan dalam Spesifikasi Data yang ada biasanya dikumpulkan untuk tujuan tertentu. Data tersebut dapat menjadi menyimpang untuk mendukung keuntungan yang dirasakan oleh suatu kelompok atau institusi, atau untuk mempermudah pengumpulan. Analisis mutu dan proses hanya akan berfungsi secara efektif jika para penyedia datanya teliti dan tidak terkecoh. Akses Data Bahkan pada saat data tersedia dan dapat dipercaya, tim mungkin mengalami masalah dalam mengaksesnya. Apabila semua data berasal dari unit kerja tertentu, hal ini tidak akan terlalu menjadi masalah seperti pada perbandingan interorganisasional, interkomunitas dan internasional. Padahal, banyak peningkatan kualitas, efisiensi dan efektivitas memerlukan perbandingan interorganisasional seperti itu (Herzlinger, 2007; Porter dan Teisberg, 2006). Kemampuan Perbandingan
  • 6. 6 Organisasi-organisasi dan program-program nasional yang berbeda mungkin akan menggunakan definisi yang berbeda pula untuk variabel-variabel yang tampak identik. Transparansi Jika pengembangan nilai pada tingkat regional dan nasional berlaku lebih daripada menghindari kesalahan-kesalahan medis dan beberapa biaya turunannya, para pasien dan pembayar harus memiliki akses kepada data teridentifikasi, data klinis berdasarkan perawatan yang diberikan dan data pembiayaan. Ini akan membutuhkan perubahan besar dari kebiasaan yang mendominasi pelayanan kesehatan. Persoalan-persoalan yang lebih besar daripada data yang menyimpang yaitu masalah-masalah yang berkaitan dengan tidak adanya data yang relevan dan informasi yang tepat. Transparansi biaya dan mutu klinis adalah kunci menuju perawatan yang efektif dan terjangkau. Interoperabilitas Perawatan terhadap suatu penyakit, bahkan yang akut sekalipun, jarang dilakukan dalam penanganan satu kelompok saja. Para pasien berpindah dari perawatan primer ke perawatan khusus, kemudian kembali ke perawatan komunitas dan pada akhirnya ke perawatan pribadi. Penilaian efektivitas dan meningkatkan pengobatan atau pencegahan penyakit paling baik jika berdasarkan pada data dari seluruh proses perawatan. Catatan-catatan akan tersedia di apotek, ruang praktik, rumah sakit, agensi kesehatan dan sebagainya. Hasil tidak dapat dinilai hingga seseorang mengetahui tentang peristiwa-peristiwa medis lanjutan, biasanya dalam beberapa tatanan yang berbeda. Perpindahan data intraorganisasional merupakan hal penting untuk koordinasi perawatan akut, namun perpindahan data interorganisasional esensial bagi perawatan penyakit kronis dan peningkatan sistem kesehatan. Akuntabilitas untuk pembuatan keputusan oleh para konsumen, pembayar atau agensi besar pemerintah, pasien dan provider tidak dapat dievaluasi perilaku atau performanya hingga kita dapat mengumpulkan data dari berbagai tatanan perawatan yang relevan dan mengaitkannya dengan hasil-hasil yang muncul.
  • 7. 7 ANALISIS STATISTIKA Tujuan mengumpulkan atau menguraikan data dalam peningkatan kualitas adalah untuk menganalisis variasinya dan membantu mengenali akar-akar penyebab dari hasil yang tak diharapkan. Tim peningkatan mutu harus mengembangkan lebih dulu spesifikasi pengumpulan data, termasuk strategi pengambilan sampel dan pendekatan-pendekatan analitis yang akan digunakan. Pengambilan Sampel Hal-hal penting dalam strategi pengambilan sampel meliputi identifikasi kerangka pengambilan sampel, yaitu sumber data untuk elemen-elemen kunci yang akan dianalisis dan ruang yang melingkupi sampel yang akan diambil untuk menarik kesimpulan mengenai kepentingan populasi yang lebih besar, seperti basis data perawatan medis dari institusi yang kualitasnya sedang dinilai. Strategi tersebut harus mencakup metodologi pengambilan sampel tertentu yang akan digunakan dan seberapa sering elemen-elemen sampel akan dikumpulkan. Selain itu, penting pula menentukan ukuran sampel dengan hati-hati, karena ukuran sampel menentukan presisi dari perkiraan metrik kualitas dan berpengaruh langsung terhadap perkiraan- perkiraan biaya penelitian (Levy dan Lemeshow, 2008). Pendekatan-Pendekatan Analitis Ada beberapa peluang untuk melakukan analisis data menggunakan data transaksional dan register-register khusus. Standar emas untuk bidang kualitas adalah kontrol mutu secara statistik, yang sering dilambangkan dengan diagram kontrol. Ada beberapa pilihan untuk melaksanakan pengendalian mutu dan analisis peningkatan kualitas, dimulai dengan statistika klasik. Statistika Klasik
  • 8. 8 Biostatistika, epidemiologi, analisis sistem, dan pengendalian mutu berakar pada metode-metode statistika klasik dan memiliki pengukuran serta analisis variasi sebagai komponen utamanya. Menurut Deming (1986), ada dua macam variasi: variasi yang melekat pada proses, dan variasi tak perlu (unnecessary variation). Wennberg dan koleganya sering menggunakan kata unwarranted variation untuk jenis variasi kedua (Mullan, 2004). Bidang pelayanan kesehatan memiliki tingkat variasi yang melekat lebih tinggi daripada sektor-sektor lain, karena sifat pasien begitu beragam secara alamiahnya dan ada banyak kekurangan pengetahuan tentang faktor-faktor penyebab (Bohmer, 2009). Lebih lanjut, variasi yang mencolok muncul dari preferensi pasien, pelatihan dan preferensi dokter, ketersediaan layanan, dan insentif-insentif finansial (Wennberg dkk, 1982). Analisis Kejadian Kebanyakan yang disebut sebagai diagram kontrol sebenarnya adalah run charts—diagram-diagram yang melaporkan banyak kejadian dan frekuensinya selama waktu tertentu untuk melihat apakah kejadian-kejadian tersebut bertepatan dengan suatu tindakan. Bahkan setelah batas-batas kontrolnya diperlihatkan, kejadian-kejadian tersebut cenderung simetris dan tersusun pada tingkat three sigma yang berubah-ubah, sebagai sebuah ukuran variasi yang ‘dapat diterima’, padahal sebagian besar variabel pelayanan kesehatan mempunyai konsekuensi asimetris dan mungkin memerlukan perhitungan yang lebih canggih untuk batas- batas kontrol mereka yang dapat dikenakan. Meski begitu, akan berguna jika kita mengikuti kecenderungan dalam data dan mengenali perubahan pola yang terjadi untuk melihat hal-hal yang mempengaruhinya dan seberapa besar pengaruh tersebut, kemudian diagram kontrol dapat menyajikannya. Penggalian Data
  • 9. 9 Basis-basis data yang besar dapat dipelajari dengan beberapa cara, termasuk pencarian kasus dan analisis korelasi antara perawatan dan hasil perkembangan, tindakan pengobatan dan perubahan proses, dan sebagainya. Dalam pelayanan kesehatan, akses terhadap basis-basis data yang sangat besar yang melibatkan data relevan dari sebagian besar populasi dapat memberikan banyak peningkatan mutu yang sama dengan biaya lebih rendah. Hal ini penting, khususnya pada lingkup pengawasan yang rendah untuk terapi dan beberapa prosedur. Penggalian data telah diterapkan oleh banyak pelaku pelayanan kesehatan. Sebagai contoh, Centers for Medicare and Medicaid Services (CMS) dan pemerintah pusat untuk penelitian-penelitian kecurangan dan tindak kekerasan; dalam perencanaan kesehatan untuk mengevaluasi para penyedia layanan dan pendekatan-pendekatan pelayanan; oleh rumah sakit untuk menentukan pelayanan pribadi demi memenuhi kepuasan konsumen, dan lain-lain (Gerver dan Barrett, 2006; Giannangelo, 2007; Youngstrong, 2010). Namun, penggalian data ini masih dalam perkembangan untuk mengidentifikasi respon-respon spesifik terhadap populasi pada alternatif-alternatif perawatan dan upaya-upaya lain untuk menyediakan bukti bagi tindakan klinis berbasis fakta. PRESENTASI Proses peningkatan tidak berakhir setelah memperoleh hasil. Ada beberapa upaya yang perlu dilakukan untuk menciptakan ruang untuk menampilkan dan mendorong terjadinya perubahan berdasarkan hasil yang diperoleh tim atau laporan peningkatan perkembangan dari sumber lain. Hasil-hasil ini dapat ditampilkan dengan tabel, grafik, atau diagram. Data penelitian harus dipelihara dalam struktur data yang siap diajukan sebagai rangkaian presentasi data standar. Dengan demikian, para anggota tim dapat melakukan presentasi tanpa pelatihan yang berlebih. Jika ada waktu, pelatihan dasar CQI dalam organisasi dapat menyelipkan pelatihan-pelatihan presentasi yang efektif.
  • 10. 10 PRIVASI PASIEN Banyaknya manfaat HIT biasa disertai dengan beberapa kekhawatiran mengenai hilangnya privasi, sehingga penyediaan informasi kesehatan masih diperdebatkan. Sekelompok ahli yang bergabung dalam Markle Foundation dan lainnya mengajukan kebijakan berikut sehubungan dengan ketentuan privasi: Kemungkinan kegagalan berbagai sistem keamanan biasanya tidak diketahui, karena sistem dapat diserang dengan bermacam-macam cara. Penyerang dengan kekuatan komputasi yang besar akan dapat menemukan celah dalam sistem pelindung. Sistem-sistem keamanan yang paling kuat akan menggunakan pendekatan berlapis untuk keamanan data, yang memadukan peleburan, enkripsi, dan limit jumlah data yang disimpan. Data yang disimpan harus dienkripsi atau dilebur, dan koneksi digital yang menyalurkan data pun harus dienkripsi. Setiap ada kesempatan, PHI (patien health information/informasi kesehatan pasien) harus ditujukan pada leburan satu arah sebelum disalurkan ke pihak lain. Pihak-pihak yang mencari data, seperti para peneliti, harus menyebutkan secara jelas tujuan penempatan data dan hanya mengumpulkan data sesuai keperluan untuk mencapai tujuan tersebut (Connecting for Health, 2009) Ketentuan tersebut mungkin dapat memberi masalah kepada pihak-pihak yang bermaksud menggali data, misalnya untuk mencari kesalahan-kesalahan medis atau mengenali efek-efek samping jangka panjang dari suatu perawatan. DAMPAK HIT PADA BERBAGAI TINGKAT KESATUAN Penerapan secara Perorangan Menurut Gawande (2007), kunci untuk memelihara mutu adalah dengan menyeleksi proses, mengukur perkembangan seiring waktu, kemudian membagikan hasilnya kepada orang lain. Membandingkan pekerjaan dengan hasil pekerjaan orang lain juga dapat memberikan motivasi perubahan. Pada sistem-sistem yang menyangkut perekaman rutinitas praktik, dilengkapi dengan variabel-variabel dan
  • 11. 11 pengamatan tambahan, sistem-sistem HIT pada setiap tingkat organisasi, mulai dari tingkat individu, harus memiliki register yang mudah disusun dan diakses. Register-Register Ortiz (2006) mencontohkan cara membuat dan menggunakan register sederhana dengan Microsoft Excel pada pasien diabetes. Di sini, Ortiz menjalankan fungsi “format bersyarat” untuk menghasilkan syarat-syarat “what if”. Menurut Ortiz, walaupun sistemnya sederhana, tugas yang paling sulit adalah menemukan kasus dari catatan pasien yang ada, kemudian memasukkan data awal pasien. Upaya-upaya motivasional khusus dilaksanakan untuk melibatkan staf dalam perancangan register dan membangun basis data secara bertahap. Penerapan Organisasional Sebagian besar rekomendasi berdasarkan pasar diungkapkan untuk perbaikan pelayanan kesehatan bergantung pada kompetisi untuk mendorong organisasi-organisasi pelayanan agar lebih efektif dan efisien. Organisasi pelayanan gabungan sering ditunjuk sebagai model ideal, salah satu alasannya karena sistem- sistem informasi mereka dapat mengakses banyak aspek dari suatu perawatan tanpa upaya-upaya perekaman khusus. Lebih lanjut mengenai rekomendasi ini, terdapat struktur manajemen yang menyangkut provider yang dapat menggunakan sistem informasi untuk membandingkan proses dan hasil dan mengambil tindakan setelahnya. Bohmer (2009) menyatakan, semakin banyak ketentuan ilmiah yang dapat diterapkan pada proses pelayanan kesehatan, maka semakin besar kemampuan manajemen melaksanakan model industrial. Meski demikian, Bohmer juga mengemukakan bahwa organisasi yang bersangkutan harus mengeluarkan banyak energi untuk mengembangkan dan mempertahankan proses-proses pembelajaran maupun nonpembelajaran. Aplikasi Komunal Pengukuran dan perbandingan intraorganisasional mempunyai peran penting dalam pengendalian biaya pelayanan kesehatan. Basis-basis data lokal yang serupa
  • 12. 12 mempunyai potensi untuk mempelajari perbedaan dan tanggapan-tanggapan intraregional dari populasi dan subpopulasi lain pada pendekatan perawatan tertentu. Pada titik tertentu, jika terdapat populasi yang cukup besar dan representatif, pendekatan penggalian data dapat dipertimbangkan sebagai alternatif dari percobaan-percobaan klinis. Program Nasional Perhatian mengenai mutu dan biaya menyebabkan Gedung Putih mengeluarkan kebijakan tentang HIT pada 27 April 2004. Sehubungan dengan itu, lebih dari seratus organisasi menyangkut HIT telah dibentuk, tetapi hanya sedikit yang mampu menyusun model bisnis jangka panjang yang dapat terus berjalan. Sebagian besar pertukaran data bergantung pada perolehan dana dan terhalang persoalan-persoalan seperti privasi, pendanaan dan kerja sama dengan institusi lokal. Hanya sedikit yang dapat diketahui dampaknya terhadap komunitas mereka, walaupun terdapat kesempatan untuk meningkatkan transparansi dan memberikan sejumlah data performa komunitas. Catatan Kesehatan Elektronik (CKE) Beberapa upaya dirancang untuk memperbanyak penggunaan CKE dalam tatanan rumah sakit maupun tempat praktik dan mendorong pertukaran informasi. Hal itu dilakukan demi meningkatkan perkembangan kesehatan individual dan populasi, menambah transparansi dan efisiensi, serta meningkatkan kemampuan dalam mempelajari dan mengembangkan pelayanan kesehatan. Komite Kebijakan HIT di AS menjalankan strategi yang disosialisasikan pada 2009-2010 untuk memenuhi pembayaran insentif HIT dengan tiga tahap (Tang dan Hripcsak, 2009). Tahap 1 direncanakan untuk 2011, meliputi implementasi dan kemampuan mencapai sasaran yang berkaitan dengan mutu. Beberapa ketentuannya adalah (Kibbe, 2010):  Memperoleh informasi kesehatan secara elektronik dalam format tersandi, meliputi: entri pemesanan elektronik dan pembuatan resep secara elektronik dan mengecek interaksi obat-obat dan obat-alergi; daftar terkini mengenai
  • 13. 13 masalah yang dialami, pengobatan dan alergi terhadap obat; informasi demografis; tanda-tanda vital dan status merokok.  Menerapkan setidaknya satu aturan pendukung keputusan klinis  Melaporkan pengukuran-pengukuran mutu klinis kepada CMS atau kepada negara-negara bagian  Memberikan rangkuman elektronik tentang kunjungan klinik dan salinan elektronik dari catatan kesehatan pasien sesuai dengan permintaan  Dapat melakukan pertukaran informasi secara elektronik dengan penyedia layanan kesehatan lain  Menyelenggarakan atau meninjau analisis risiko keamanan dan memelihara keamanan sistem Tahap 2 yang direncanakan untuk 2013 bertujuan merekam informasi kesehatan secara elektronik dan penggunaan informasi tersebut untuk melacak kondisi klinis secara otomatis. Informasi HIT akan digunakan untuk pengelolaan penyakit, pendukung keputusan klinis, manajemen pengobatan, akses pasien kepada informasi kesehatan, pengukuran dan penelitian kualitas dan komunikasi dua arah dengan agensi-agensi kesehatan. Tahap 3 menurut rencana akan diperkenalkan pada tahun 2015, melibatkan lebih banyak penggunaan pengukuran hasil klinis dengan pemanfaatan TI, ukuran- ukuran kemanjuran dan keselamatan, dan pelaporan mutu yang lebih otomatis, ukuran-ukuran kinerja populasi dan upaya-upaya pengawasan dengan menjalankan HIT. Menghadapi Rintangan DeVore dan Figlioli (2010) mengungkapkan tentang sistem-sistem HIT dikaitkan dengan CQI dalam organisasi:  Proses-proses yang berlangsung harus cocok dengan tugas yang ditangani  Kepemimpinan senior diperlukan agar perubahan kultural menjadi efektif
  • 14. 14  Juara-juara klinik penting bagi keberhasilan  Pelatihan staf medis diperlukan untuk mendukung upaya yang dilakukan  Harus ada kebijakan yang jelas tentang keputusan-keputusan yang akan didokumentasikan  Penganggaran dana harus fleksibel agar dapat mendukung perubahan Jaringan Regional dan Nasional Beberapa negara bagian dan komunitas serta pemerintah federal telah berpartisipasi dalam sejumlah penelitian dengan sistem-sistem berbasis web untuk mengidentifikasi epidemi dan ancaman kesehatan lainnya sesegera mungkin. CDC memimpin upaya pemerintah federal dengan menghubungkan laboratorium- laboratorium negara bagian dan mengevaluasi informasi kecerdasan yang mereka hasilkan dan menggabungkannya dengan inteligensia dari sumber lain. Kota New York juga telah mengembangkan sistem untuk memantau data yang keluar dari fasilitas-fasilitasnya dan beberapa praktik lokal. Pay for Performance Teknologi informasi mempunyai peranan penting dalam implementasi pay for performance (P4P). Tingkat-tingkat aktivitas harus dicatat dan dilaporkan, juga hasil- hasil komparatifnya. Dengan keadaan saat ini di Amerika Serikat yang dapat saling mengalihkan dan terdapat banyak pembayar, penerapan sistem P4P sulit dilakukan, kecuali jika dilaksanakan oleh pembayar dominan setempat. Arti penting P4P sebagai perangkat peningkatan nilai merupakan pengendali utama bisnis untuk HIT. Kerja sama internasional Sejauh ini, transfer internasional untuk informasi mutu dan biaya terbatas pada sekumpulan informasi seperti yang diadakan oleh Organization for Economic Co-operation (OECD) untuk negara maju dan oleh WHO. Walau begitu, telah banyak terjadi transfer informasi untuk percobaan-percobaan klinis dan dalam register-
  • 15. 15 register internasional tertentu. Salah satu lingkup yang menggunakan teknologi berbasis web adalah dalam sistem pengawasan penyakit menular. Pada tahun 2000, WHO meluncurkan Global Outbreak Alert and Response Network (GOARN) yang menggabungkan informasi pengawasan penyakit dari berbagai sumber resmi dan tak resmi. Catatan medis yang terkomputerisasi dan dapat dioper dari mana pun dapat sangat membantu pengelolaan penjangkitan penyakit menular. WHO bergantung pada masing-masing negara mengenai informasi penjangkitan penyakit menular. Pada tahun 2005, revisi pada International Health Regulation (Regulasi Kesehatan Internasional/IHR) diajukan, yang pada intinya meliputi pelaporan atas gejala apa pun yang berpotensi menjadi penanganan kesehatan masyarakat darurat internasional; penanganan yang dimaksud adalah yang menyangkut paparan unsur-unsur biologis, kimia maupun radiologis yang dapat merusak lebih dari satu negara; dalam penyelidikannya, WHO dapat mengambil informasi dari sumber-sumber tak resmi maupun sumber-sumber pemerintah. Sistem-sistem pelacakan multinasional (atau regional) lainnya juga memantau penjangkitan penyakit sejenis influenza, polio, tingkat imunisasi, penyakit-penyakit tipus, malaria, demam hemoragik akut, ketahanan antibiotik dan penyakit-penyakit yang disalurkan secara seksual (Hitchock dkk, 2007). KESIMPULAN Peningkatan mutu yang efektif bergantung pada data. Terdapat harapan besar pada HIT, namun jalan masih panjang hingga HIT menjadi cukup kuat, representatif, dan dapat diakses untuk mencapai potensi yang dimilikinya. Pemahaman akan peran informasi dan teknologi informasi telah menjadi suatu keharusan bagi efektivitas profesional, juga peningkatan penyampaian layanan kesehatan. Sumber : William A.Sollecito dan Julie K.Johson. Chapter 12 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care edisi ke empat (2011).
  • 16. 16