1. An aerotropolis is an urban area centered around an airport whose infrastructure, layout, and economy are focused on and derived from airport operations. It consists of an airport city core and surrounding aviation-linked businesses and residential developments connected by transportation corridors.
2. Key factors that facilitate airport-centric development include long-haul air travel connecting global economies, just-in-time supply chains, tourism, consumer demand for rapid delivery, and air cargo accounting for a large portion of international trade. Industries locate near well-connected airports to gain competitive advantages through fast global supply chain connectivity.
3. Activities within an aerotropolis include airport operations, aviation maintenance, logistics hubs, cargo facilities, office
Opsi Teknologi Pengelolaan Persampahaninfosanitasi
Opsi Teknologi Pengelolaan Persampahan. Terdapat berbagai pilihan teknologi tepat guna dalam rangka menunjang kegiatan pengurangan sampah dan pengelolaan sampah.
Pengertian Urban Design, Urban Planning, dan Arsitektur KotaRabiyatul Adawiyah
Perancangan kota adalah sebuah konsep design yang dapat menatur maupun mengubah fisik lingkungan kota agar menjadi lebih baik melalui sebuah proses perkembangan.
Opsi Teknologi Pengelolaan Persampahaninfosanitasi
Opsi Teknologi Pengelolaan Persampahan. Terdapat berbagai pilihan teknologi tepat guna dalam rangka menunjang kegiatan pengurangan sampah dan pengelolaan sampah.
Pengertian Urban Design, Urban Planning, dan Arsitektur KotaRabiyatul Adawiyah
Perancangan kota adalah sebuah konsep design yang dapat menatur maupun mengubah fisik lingkungan kota agar menjadi lebih baik melalui sebuah proses perkembangan.
Pedoman Teknik Analisis Aspek Fisik+Lingkungan, Aspek Ekonomi, Aspek Sosial dan Budaya. Berisi definisi aspek, meliputi apa saja, dan kebutuhan data yang akan dicari dalam rencana tata ruang.
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Operasional, Pemeliharaan dan Peng...Joy Irman
Pelatihan Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem (SPAL-S atau on-site) terdiri dari beberpa modaul, yaitu Modul (A) Dasar-dasar Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL-S atau on-site), (B) Cubluk Kembar, (C) Tangki Septik dengan Bidang Resapan), (D) Mandi-Cuci-Kakus atau MCK, (E) Biofilter, (F) Upflow Aerobic Filter, (G) Rotating Biological Contactactor atau RBC, (H) Anaerobic Bafle Reactor, (I) Sarana Pengangkut Tinja, dan (J) Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT).
Masing-masing Modul tersebut terdiri lagi dari beberapa sub-modul yang menjelaskan mengenai aspek-aspek (1) Perencanaan Teknis, (2) Pelaksanaan Konstruksi, (3) Operasional, Pemeliharaan dan Rehabilitasi, (4) Kelembagaan, Administrasi dan Keuangan, (5) Pemantauan dan Evaluasi. Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi - Unit Pembuangan...Joy Irman
Pelatihan Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem (SPAL-S atau on-site) terdiri dari beberpa modaul, yaitu Modul (A) Dasar-dasar Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL-S atau on-site), (B) Cubluk Kembar, (C) Tangki Septik dengan Bidang Resapan), (D) Mandi-Cuci-Kakus atau MCK, (E) Biofilter, (F) Upflow Aerobic Filter, (G) Rotating Biological Contactactor atau RBC, (H) Anaerobic Bafle Reactor, (I) Sarana Pengangkut Tinja, dan (J) Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT).
Masing-masing Modul tersebut terdiri lagi dari beberapa sub-modul yang menjelaskan mengenai aspek-aspek (1) Perencanaan Teknis, (2) Pelaksanaan Konstruksi, (3) Operasional, Pemeliharaan dan Rehabilitasi, (4) Kelembagaan, Administrasi dan Keuangan, (5) Pemantauan dan Evaluasi. Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Buku Putih Sanitasi - 3-2 Pemetaan Sanitasiinfosanitasi
Buku Putih Sanitasi - 3-2 Pemetaan Sanitasi merupakan salah satu modul pelatihan PPSP yang diberikan kepada para fasilitator dan pokja sanitasi (di tingkat kabupaten/kota dan provinsi).
Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah Joy Irman
Persyaratan Teknis Pengoperasian, Penutupan dan Rehabilitasi TPA Sampah dalam rangka Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga
Bahan presentasi disajikan oleh Enri Damanhuri dkk dalam Lokakarya Persampahan Berbasis Masyarakat di Jakarta tanggal 16-17 Januari 2008. Lokakarya diselenggarakan oleh jejaring AMPL
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) dalam rangka Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga
Pemilihan Lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)Joy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
- Concepts On The Development Of Airport Regions
- Perubahan Posisi Bandara Terhadap Kota
- Evolusi Function dan Form Airport-Centric Commercial Development
- Aerotropolis Schematic
- Peran Bandara dalam Perekonomian Global
- Karakteristik Dasar Global City
- Peran Aero City/Aerotropolis
- Faktor Utama Pertumbuhan Kota Bandara
- Faktor-Faktor Penggerak Perkembangan Aero City
- Jenis Kegiatan di Aero City/Aerotropolis
- Kegiatan Terkait Keberadaan Bandara
Pedoman Teknik Analisis Aspek Fisik+Lingkungan, Aspek Ekonomi, Aspek Sosial dan Budaya. Berisi definisi aspek, meliputi apa saja, dan kebutuhan data yang akan dicari dalam rencana tata ruang.
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Operasional, Pemeliharaan dan Peng...Joy Irman
Pelatihan Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem (SPAL-S atau on-site) terdiri dari beberpa modaul, yaitu Modul (A) Dasar-dasar Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL-S atau on-site), (B) Cubluk Kembar, (C) Tangki Septik dengan Bidang Resapan), (D) Mandi-Cuci-Kakus atau MCK, (E) Biofilter, (F) Upflow Aerobic Filter, (G) Rotating Biological Contactactor atau RBC, (H) Anaerobic Bafle Reactor, (I) Sarana Pengangkut Tinja, dan (J) Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT).
Masing-masing Modul tersebut terdiri lagi dari beberapa sub-modul yang menjelaskan mengenai aspek-aspek (1) Perencanaan Teknis, (2) Pelaksanaan Konstruksi, (3) Operasional, Pemeliharaan dan Rehabilitasi, (4) Kelembagaan, Administrasi dan Keuangan, (5) Pemantauan dan Evaluasi. Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi - Unit Pembuangan...Joy Irman
Pelatihan Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem (SPAL-S atau on-site) terdiri dari beberpa modaul, yaitu Modul (A) Dasar-dasar Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL-S atau on-site), (B) Cubluk Kembar, (C) Tangki Septik dengan Bidang Resapan), (D) Mandi-Cuci-Kakus atau MCK, (E) Biofilter, (F) Upflow Aerobic Filter, (G) Rotating Biological Contactactor atau RBC, (H) Anaerobic Bafle Reactor, (I) Sarana Pengangkut Tinja, dan (J) Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT).
Masing-masing Modul tersebut terdiri lagi dari beberapa sub-modul yang menjelaskan mengenai aspek-aspek (1) Perencanaan Teknis, (2) Pelaksanaan Konstruksi, (3) Operasional, Pemeliharaan dan Rehabilitasi, (4) Kelembagaan, Administrasi dan Keuangan, (5) Pemantauan dan Evaluasi. Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Buku Putih Sanitasi - 3-2 Pemetaan Sanitasiinfosanitasi
Buku Putih Sanitasi - 3-2 Pemetaan Sanitasi merupakan salah satu modul pelatihan PPSP yang diberikan kepada para fasilitator dan pokja sanitasi (di tingkat kabupaten/kota dan provinsi).
Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah Joy Irman
Persyaratan Teknis Pengoperasian, Penutupan dan Rehabilitasi TPA Sampah dalam rangka Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga
Bahan presentasi disajikan oleh Enri Damanhuri dkk dalam Lokakarya Persampahan Berbasis Masyarakat di Jakarta tanggal 16-17 Januari 2008. Lokakarya diselenggarakan oleh jejaring AMPL
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) dalam rangka Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga
Pemilihan Lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)Joy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
- Concepts On The Development Of Airport Regions
- Perubahan Posisi Bandara Terhadap Kota
- Evolusi Function dan Form Airport-Centric Commercial Development
- Aerotropolis Schematic
- Peran Bandara dalam Perekonomian Global
- Karakteristik Dasar Global City
- Peran Aero City/Aerotropolis
- Faktor Utama Pertumbuhan Kota Bandara
- Faktor-Faktor Penggerak Perkembangan Aero City
- Jenis Kegiatan di Aero City/Aerotropolis
- Kegiatan Terkait Keberadaan Bandara
Air Cargo Panel Istanbul 2015 TURTRANS 173Alper AKBAS
The presentation made during the air cargo panel, which was conducted in the scope of COMCEC funded project. For more info do not hesitate to contact me.
Airport executives are trying to create smarter airports, just as airport infrastructures, systems and processes are becoming digitally aware, interconnected and infused with intelligence.
Institute:- Agragami college
Name:- Amal Tom
Class:- 4th Semester BBA Aviation.
Roll No:- G1811009 OR 09
Subject:- Aviation
Topic:- Airport Planning.and Design
www.jetlinemarvel.net
China aviation industry opportunity analysisRajesh Sarma
“China Aviation Industry Opportunity Analysis” research report discusses following aspect related to aviation industry in China:
Aviation Industry Overview
Civil, Commercial & Defence Aviation Overview
Ongoing Aircraft Developments in Aviation Industry
Civil & Commercial Aviation Fleet Strength
Industry Emerging Trends
China Civil Aviation Law
Opportunities & Issues to be Resolved
Key Airline & Aircraft Manufacturers
Perdesaan, sebagai tempat akan dilaksanakannya pembangan pariwisata perdesaan...Fitri Indra Wardhono
Ada banyak definisi mengenai pembangunan perdesaan. Dower, Michael dkk (2003) menyebutkan salah satu definisi yang paling mendekati :
Pembangunan Perdesaan adalah proses yang disengaja atas aspek : ekonomi, sosial, politik, budaya dan lingkungan, yang diharapkan akan berlangsung berkelanjutan, dirancang untuk meningkatkan kualitas hidup penduduk lokal di wilayah perdesaan.
Penekanan pada proses yang disengaja dan berkelanjutan: pembangunan perdesaan bukanlah urusan yang berumur pendek. Pembangunan perlu dilakukan selama bertahun-tahun dan dengan cara yang disengaja.
Pembangunan perdesaan bukan tentang melindungi status quo, melainkan tentang perubahan yang disengaja untuk membuat segalanya lebih baik.
Salah satu ciri kawasan perdesaan adalah bangkitnya gaya hidup wirausahawan, yang tertarik untuk mendirikan usaha pariwisata kecil (dan lainnya), membawa serta modal keuangan, jaringan kontak, pengetahuan pasar, dan ide-ide wirausaha dari kota-kota. Beberapa pengusaha baru datang sebagai pasangan atau mitra, beberapa sebagai keluarga, beberapa sebagai pasangan. Tidak semua keterampilan kewirausahaan baru ini telah menggerakkan ekonomi perdesaan.
Terdapat transisi masyarakat perdesaan tradisional dari menjadi anggota "masyarakat jarak pendek" menjadi "masyarakat terbuka," yakni dengan adanya perubahan dalam hal sistem kontrol, konflik, dan tingkat pemberdayaannya. Hal ini merupakan konsekuensi dari masyarakat perdesaan yang akan semakin berkembang dan dengan permasalahan yang semakin kompleks. Pariwisata perdesaan dapat berakar pada pertanian berbasis atau agrowisata, tapi berkembang menjadi jauh lebih beragam, dan terus terdiversifikasi. Pariwisata perdesaan adalah serangkaian aktivitas niche dalam aktivitas niche yang lebih besar.
Keragaman situasi ekonomi di wilayah perdesaan telah mendorong dikembangkannya sembilan jenis situasi ekonomi perdesaan, baik yang ditemukan secara terpisah, apaupun merupakan kombinasi.
Wilayah perdesaan dapat didefinisikan sebagai daerah yang ekonominya didasarkan pada industri agraria/perhutanan tradisional, atau setidaknya ekstraksi (tetapi tidak biasanya pengolahan) sumber daya alam. Penurunan peran yang berlangsung terus-menerus dalam kepentingan relatif sektor pertanian dan pertumbuhan sektor jasa pasca-industri telah menyebabkan tumbuhnya banyak industri baru, termasuk pariwisata, di kawasan perdesaan. Lebih lanjut, di banyak daerah, baik yang berkembang secara ekonomi maupun yang kurang berkembang, kegiatan industri perdesaan skala kecil telah menjadi fenomena khas.
Masyarakat perdesaan memiliki berbagai karakteristik yang, secara kolektif, dapat menyebak mereka diidentifikasi sebagai lebih tradisional daripada masyarakat perkotaan kontemporer, tetapi banyak wilayah perdesaan berada dalam keadaan perubahan yang konstan, paling tidak dalam kaitannya dengan penyerapan, atau penolakan mereka terhadap nilai-nilai, struktur dan karakteristik sosial dan spasial perkotaan.
Ini adalah kumpulan ayat Al Qur'an yang "semoga" dapat membantu untuk meruqyah diri sendiri, atau orang lain, jika diperkirakan sumber permasalahannya berupa gangguan dari luar,khususnya yang bersikap gaib. Bangguan tersebut dapat berupa kecanduan "game online", penyakit keturunan, badan yang dirasakan "tidak nyaman", dll.
Mohon maaf saya sendiri bukan peruqyah. Saya hanya mengkristalkan pengalaman berbagai peruqyah yang pernah mengunakan ayat-ayat tertentu, yang pengalaman ini cukup bertaburan di internet untuk dapat dimanfaatkan.
Pedoman RIPPDA beserta Lampiran A, B dan C berasal dari Departemen Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi, yang berhasil penulis ‘selamatkan’, dari diubah dari format cetakan menjadi format tulisan. Karena itu pada beberapa tempat masih akan didapat kesalahan akibat proses pengubahan.
Sementara Lampiran D dan seterusnya, bersumber dari pengalaman mengerjakan berbagai kegiatan pengembangan kepariwisataan. Dari pengalaman tersebut penulis memperoleh sejumlah tulisan yang cukup berharga untuk sekedar disimpan di dalam laptop. Dengan niat untuk turut menyebar luaskan ilmu terkait kepariwisataan, maka kumpulan tulisan tersebut kami hadirkan bersama buku pedoman tersebut, sebagai Lampiran D dan seterusnya.
Tulisan pada Lampiran D dan seterusnya tersebut berasal dari berbagai sumber, yang ‘sayangnya’ sebagian besar tidak tercatat dengan baik. Karena itu, penggunaannya disarankan tidak untuk dijadikan rujukan/referensi ilmiah, di mana dalam lingkungan akademis, keabsahan rujukan/referensi merupakan suatu keharusan. Tulisan ini hanyalah sekedar penambah wawasan tentang kepariwisataan, serta membuka jalan bagi pencarian lebih lanjut rujukan/referensi dari aspek yang dibahas dalam kumpulan tulisan ini. Kepada pihak-pihak yang merupakan sumber dari tulisan tersebut, yang kebetulan tidak kami catat, kami hanya dapat berharap kiranya Allah jualah yang dapat membalas amal shalih tersebut dengan pahala yang mengalir tidak putus-putus, selama ilmu tersebut masih dapat dimanfaatkan. Sedangkan beberapa pihak yang ‘kebetulan’ terekam, dan dapat kami cantumkan dalam kumpulan tulisan ini, antara lain dari UGM, selain adanya balasan dari Allah tersebut, kami juga menghaturkan banyak terima kasih.
Evaluasi penguasaan ayat ayat al qur’an untuk pelaksanaan ruqyah syar’iyyahFitri Indra Wardhono
Untuk menjadi peruqyah perlu dibekali ayat-ayat khusus, disamping yang umum seperti Al Fatihah, Al Baqarah, Ayat Qursy, 3 Qul. Berikut ini ditampilkan ayat-ayat tersebut, serta evaluasi kita (jika ingin menjadi peruqyah) seberapa jauh/banyak kita sudah menguasainya.
Kejawèn adalah suatu paham keagamaan campuran yang dianut orang-orang Jawa, yang merupakan ramuan di antara adat keagamaan asli Jawa yang percaya pada alam ghaib dengan pengaruh Hindu-Budha dari zaman Majapahit dan pengaruh agama Islam dari zaman Demak. Dalam perkembangannya, paham keagamaan kejawèn tersebut kadangkala lebih condong kepada Hindu-Budha, kadangkala lebih condong pada Islam, atau lebih mengutamakan kejawaannya, dan atau kemudian ada pula yang condong pada Kristen-Katolik. Kecederungan itu ada yang sifatnya sebagai pedoman hidup dan ada yang sifatnya mengejek dan mencela antara satu dengan yang lain.
Upacara pokok kejawèn adalah slametan, yaitu perjamuan kerukunan sosio-religius yang diikuti oleh para tetangga bersama dengan beberapa sanak saudara dan sahabat. Upacara ini diadakan bertepatan dengan saat-saat penting di dalam kehidupan (perkawinan, kehamilan, kelahiran anak, kematian, dll.), peristiwa-peristiwa komunal yang setiap tahun diadakan (bersih desa, pesta dusun/kampung yang setiap tahun diadakan bersama dengan upacara pembersihan atau persucian tertentu) dan segala macam kesempatan bila kesejahteraan umum dan keseimbangan digoncangkan. Pandangan religius kejawèn dipusatkan pada kesatuan hidup. Dalam ungkapan upacara-upacara simbolis, pandangan ini berpusat pada kesatuan harmonis dalam lingkungannya sendiri, entah itu keluarganya, tetangganya atau desanya. Dalam ungkapan yang mistik, agama Jawa memusatkan perhatiannya kepada hubungan langsung dan pribadi seseorang dengan “Yang Tunggal”. Kebangkitan aliran kejawèn dewasa ini tidak terlepas dari pandangannya terhadap agama-agama yang ada di Indonesia. Meskipun bangsa Indonesia adalah bangsa yang berketuhanan Yang Maha Esa, tidak berarti bangsa Indonesia seluruhnya beragama, karena kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa bukan monopoli pemeluk agama saja, akan tetapi hak setiap orang sekalipun tidak mengikuti agama tertentu. Pengikut aliran kejawèn adalah orang yang ber-Tuhan, akan tetapi belum tentu beragama (resmi yang diakui di Indonesia). Mereka menghayati dan menyembah Tuhan dengan caranya sendiri di luar ajaran agama dan ternyata mendapatkan apa yang mereka cari. Atas dasar hal itu, selanjutnya mereka berusaha membentuk organisasi baru dan tersendiri yang serupa dengan agama. Mereka merasa lebih cocok dengan cara penghayatan yang mereka temukan daripada cara yang diajarkan agama yang mungkin pernah mereka peluk.
Ruqyah (dengan huruf ra’ di dhammah) adalah yaitu bacaan untuk pengobatan syar’i (berdasarkan riwayat yang shahih atau sesuai ketentuan ketentuan yang telah disepakati oleh para ulama) untuk melindungi diri dan untuk mengobati orang sakit. Bacaan ruqyah berupa ayat ayat al-Qur’an dan doa doa yang telah diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Tidak diragukan lagi, bahwa penyembuhan dengan Al-Qur’an dan dengan apa yang diajarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berupa ruqyah merupakan penyembuhan yang bermanfaat sekaligus penawar yang sempurna bagi penyakit hati dan fisik dan bagi penyakit dunia dan akhirat. Bagaimana mungkin penyakit itu mampu melawan firman-firman Rabb bumi dan langit yang jika firman-firman itu turun ke gunung makai ia akan memporakporandakan gunung gunung. Oleh karena itu tidak ada satu penyakit hati maupun penyakit fisik melainkan ada penyembuhnya.
Tata cara meruqyah adalah sebagai berikut:
1. Keyakinan bahwa kesembuhan datang hanya dari Allah.
2. Ruqyah harus dengan Al Qur’an, hadits atau dengan nama dan sifat Allah, dengan bahasa Arab atau bahasa yang dapat dipahami.
3. Mengikhlaskan niat dan menghadapkan diri kepada Allah saat membaca dan berdoa.
4. Membaca Surat Al Fatihah dan meniup anggota tubuh yang sakit. Demikian juga membaca surat Al Falaq, An Naas, Al Ikhlash, Al Kafirun. Dan seluruh Al Qur’an, pada dasarnya dapat digunakan untuk meruqyah. Akan tetapi ayat-ayat yang disebutkan dalil-dalilnya, tentu akan lebih berpengaruh.
5. Menghayati makna yang terkandung dalam bacaan Al Qur’an dan doa yang sedang dibaca.
6. Orang yang meruqyah hendaknya memperdengarkan bacaan ruqyahnya, baik yang berupa ayat Al Qur’an maupun doa-doa dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. Supaya penderita belajar dan merasa nyaman bahwa ruqyah yang dibacakan sesuai dengan syariat.
7. Meniup pada tubuh orang yang sakit di tengah-tengah pembacaan ruqyah. Masalah ini, menurut Syaikh Al Utsaimin mengandung kelonggaran. Caranya, dengan tiupan yang lembut tanpa keluar air ludah. ‘Aisyah pernah ditanya tentang tiupan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam meruqyah. Ia menjawab: “Seperti tiupan orang yang makan kismis, tidak ada air ludahnya (yang keluar)”. (HR Muslim, kitab As Salam, 14/182). Atau tiupan tersebut disertai keluarnya sedikit air ludah sebagaimana dijelaskan dalam hadits ‘Alaqah bin Shahhar As Salithi, tatkala ia meruqyah seseorang yang gila, ia mengatakan: “Maka aku membacakan Al Fatihah padanya selama tiga hari, pagi dan sore. Setiap kali aku menyelesaikannya, aku kumpulkan air liurku dan aku ludahkan. Dia seolah-olah lepas dari sebuah ikatan”. [HR Abu Dawud, 4/3901 dan Al Fathu Ar Rabbani, 17/184].
8. Jika meniupkan ke dalam media yang berisi air atau lainnya, tidak masalah. Untuk media yang paling baik ditiup adalah minyak zaitun.
9. Mengusap yang sakit dengan tangan kanan.
10. Bagi yang meruqyah diri sendiri, letakkan tangan di tempat yang
Ruqyah adalah Seni Penyembuhan dari segala macam penyakit baik fisik, psikis, gangguan makhluk halus maupun serangan sihir yang telah diajarkan oleh Rasulullah Sholallau ‘Alaihi wassalam (Seorang Nabi Utusan Tuhan Terahir di Muka Bumi ini). Selain itu Ruqyah juga merupakan seni perlawanan, perlindungan dan pembentengan diri dari segala macam mara bahaya yang bersifat fisik, maupun psikis.
Energi Ruqyah berasal dari keberkahan dan mu’jizat bacaan ayat Suci Al Qur’an dan Doa-doa Nabi Muhammad SAW.
Agar rumah tidak seram dan angker laksana kuburan. Agar rumah tidak menjadi tempat nongkrong Iblis dan syetan, supaya rumah menjadi sarang kebaikan dan keberkahan, maka hiasilah dengan sholat-sholat sebagaimana yang telah diajarkan Rasulullah. Beliau bersabda, “Kerjakanlah sholat kalian di rumah, dan janganlah kalian menjadikannya sebagai kuburan.” (HR. Bukhari dan Muslim, dari Ibnu Umar).
Yang dimaksud di sini adalah sholat sunnah, sebagaimana diterangkan dalam riwayatnya yang lain, “Wahai manusia, sholatlah di rumah kalian. Karena sesungguhnya sholat seseorang yang paling utama adalah di rumahnya, kecuali sholat yang wajib.” (HR. Bukhari dan Muslim). Dan dalam sabdanya yang lain, “Apabila seseorang telah melaksanakan sholatnya di masjid, maka hendaknya ia memberikan bagian dari sholatnya untuk rumahnya. Karena Allah akan menjadikan kebaikan di rumahnya karena sholat yang dilakukannya.” (HR. Muslim)
Para pelaku pariwisata Indonesia seyogyanya melakukan perencanaan yang matang dan terarah untuk menjawab tantangan sekaligus menangkap peluang yang akan “ bersliweran ” atau lalu lalang di kawasan kita. Pemanfaatan peluang harus dilakukan melalui pendekatan “ re-positioning ” keberadaan masing-masing kegiatan pariwisata dimulai dari sejak investasi, promosi, pembuatan produk pariwisata, penyiapan jaringan pemasaran internasional, dan penyiapan sumber daya manusia yang berkualitas. Kesemuanya ini harus disiapkan untuk memenuhi standar internasional sehingga dapat lebih kompetitif dan menarik, dibandingkan dengan kegiatan yang serupa dari negara-negara disekitar Indonesia.
Seperti halnya manusia yang merupakan bagian dari alam, maka karya manusia yang timbul itu pada hakekatnya merupakan sebagian dari alam itu juga.
Oleh karena itu suatu karya seharusnya tidak menimbulkan disharmoni dengan alam sekitarnya maupun disharmoni dengan manusia calon pemakai itu sendiri.
Sosialisasi uu 27 / 2007 TENTANGPENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU...Fitri Indra Wardhono
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil merupakan merupakan kekayaan yang dikuasai oleh negara, yang perlu dijaga kelestariannya dan dimanfaatkan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat, baik bagi generasi sekarang maupun bagi generasi yang akan datang.
Pengelolaan Wilayah Pesisir dilakukan dengan cara mengintegrasikan kegiatan: antara Pemerintah-Pemerintah Daerah, antar Pemerintah Daerah, antar sektor, antara Pemerintah,dunia usaha dan masyarakat, antara ekosistem daratan & lautan; dan antara ilmu pengetahuan dan manajemen.
Panduan penataan ruang & pengembangan kawasan - Sebuah panduan dari BappenasFitri Indra Wardhono
Secara umum, buku ini memuat hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penataan ruang dan
pengembangan wilayah yang berwawasan lingkungan serta pedoman praktis yang dapat digunakan
di dalam penataan ruang kawasan-kawasan spesifik seperti perkotaan, perdesaan, wilayah
pariwisata di pesisir, dan di kawasan rawan bencana longsor.
Tata Cara Pengembangan Kawasan - Sebuah Pedoman dari BappenasFitri Indra Wardhono
Teori menyebutkan bahwa salah satu cara yang efektif dalam membangun
wilayah adalah melalui pengembangan kawasan, lebih khusus lagi melalui
pendekatan klaster. Dalam suatu klaster, berbagai kegiatan ekonomi dari para pelaku
usaha saling berinteraksi dan mendukung satu sama lain menghasilkan barang
dan jasa yang unik. Bagaimana mengembangkan kegiatan usaha yang saling
mendukung itu merupakan kunci bagi pengembangan ekonomi suatu wilayah.
Buku “Penyusunan Tata Cara Perencanaan Pengembangan Kawasan Untuk
Percepatan Pembangunan Daerah” ini disusun berdasarkan penelaahan literatur
dan pengamatan lapangan. Banyak kajian telah dilakukan dan banyak buku telah
ditulis mengenai berbagai aspek pengembangan kawasan, namun yang
menggabungkan semua kajian dan buku tentang pengembangan kawasan-kawasan
itu menjadi satu masih belum ada. Buku ini dimaksudkan untuk mengisi kekurangan
itu.
Penyusunan buku ini dimaksudkan untuk memberikan kemudahan bagi
Pemerintah Daerah, baik tingkat propinsi maupun dan khususnya tingkat
kabupaten/kota, bahkan bagi tingkat kecamatan dan desa dalam menyusun
perencanaan pengembangan kawasan di wilayahnya, baik secara individual maupun
secara terpadu. Diharapkan buku ini akan digunakan sebagai bahan pertimbangan
dalam menyusun program, kebijakan dan rencana pengembangan kawasan.
Buku ini akan terus disempurnakan agar semakin memenuhi kebutuhan
semua pihak. Untuk itu saran perbaikan dari para pembaca dan pengguna buku ini
sangat diharapkan.
DevOps and Testing slides at DASA ConnectKari Kakkonen
My and Rik Marselis slides at 30.5.2024 DASA Connect conference. We discuss about what is testing, then what is agile testing and finally what is Testing in DevOps. Finally we had lovely workshop with the participants trying to find out different ways to think about quality and testing in different parts of the DevOps infinity loop.
Welocme to ViralQR, your best QR code generator.ViralQR
Welcome to ViralQR, your best QR code generator available on the market!
At ViralQR, we design static and dynamic QR codes. Our mission is to make business operations easier and customer engagement more powerful through the use of QR technology. Be it a small-scale business or a huge enterprise, our easy-to-use platform provides multiple choices that can be tailored according to your company's branding and marketing strategies.
Our Vision
We are here to make the process of creating QR codes easy and smooth, thus enhancing customer interaction and making business more fluid. We very strongly believe in the ability of QR codes to change the world for businesses in their interaction with customers and are set on making that technology accessible and usable far and wide.
Our Achievements
Ever since its inception, we have successfully served many clients by offering QR codes in their marketing, service delivery, and collection of feedback across various industries. Our platform has been recognized for its ease of use and amazing features, which helped a business to make QR codes.
Our Services
At ViralQR, here is a comprehensive suite of services that caters to your very needs:
Static QR Codes: Create free static QR codes. These QR codes are able to store significant information such as URLs, vCards, plain text, emails and SMS, Wi-Fi credentials, and Bitcoin addresses.
Dynamic QR codes: These also have all the advanced features but are subscription-based. They can directly link to PDF files, images, micro-landing pages, social accounts, review forms, business pages, and applications. In addition, they can be branded with CTAs, frames, patterns, colors, and logos to enhance your branding.
Pricing and Packages
Additionally, there is a 14-day free offer to ViralQR, which is an exceptional opportunity for new users to take a feel of this platform. One can easily subscribe from there and experience the full dynamic of using QR codes. The subscription plans are not only meant for business; they are priced very flexibly so that literally every business could afford to benefit from our service.
Why choose us?
ViralQR will provide services for marketing, advertising, catering, retail, and the like. The QR codes can be posted on fliers, packaging, merchandise, and banners, as well as to substitute for cash and cards in a restaurant or coffee shop. With QR codes integrated into your business, improve customer engagement and streamline operations.
Comprehensive Analytics
Subscribers of ViralQR receive detailed analytics and tracking tools in light of having a view of the core values of QR code performance. Our analytics dashboard shows aggregate views and unique views, as well as detailed information about each impression, including time, device, browser, and estimated location by city and country.
So, thank you for choosing ViralQR; we have an offer of nothing but the best in terms of QR code services to meet business diversity!
Securing your Kubernetes cluster_ a step-by-step guide to success !KatiaHIMEUR1
Today, after several years of existence, an extremely active community and an ultra-dynamic ecosystem, Kubernetes has established itself as the de facto standard in container orchestration. Thanks to a wide range of managed services, it has never been so easy to set up a ready-to-use Kubernetes cluster.
However, this ease of use means that the subject of security in Kubernetes is often left for later, or even neglected. This exposes companies to significant risks.
In this talk, I'll show you step-by-step how to secure your Kubernetes cluster for greater peace of mind and reliability.
Elevating Tactical DDD Patterns Through Object CalisthenicsDorra BARTAGUIZ
After immersing yourself in the blue book and its red counterpart, attending DDD-focused conferences, and applying tactical patterns, you're left with a crucial question: How do I ensure my design is effective? Tactical patterns within Domain-Driven Design (DDD) serve as guiding principles for creating clear and manageable domain models. However, achieving success with these patterns requires additional guidance. Interestingly, we've observed that a set of constraints initially designed for training purposes remarkably aligns with effective pattern implementation, offering a more ‘mechanical’ approach. Let's explore together how Object Calisthenics can elevate the design of your tactical DDD patterns, offering concrete help for those venturing into DDD for the first time!
Generative AI Deep Dive: Advancing from Proof of Concept to ProductionAggregage
Join Maher Hanafi, VP of Engineering at Betterworks, in this new session where he'll share a practical framework to transform Gen AI prototypes into impactful products! He'll delve into the complexities of data collection and management, model selection and optimization, and ensuring security, scalability, and responsible use.
A tale of scale & speed: How the US Navy is enabling software delivery from l...sonjaschweigert1
Rapid and secure feature delivery is a goal across every application team and every branch of the DoD. The Navy’s DevSecOps platform, Party Barge, has achieved:
- Reduction in onboarding time from 5 weeks to 1 day
- Improved developer experience and productivity through actionable findings and reduction of false positives
- Maintenance of superior security standards and inherent policy enforcement with Authorization to Operate (ATO)
Development teams can ship efficiently and ensure applications are cyber ready for Navy Authorizing Officials (AOs). In this webinar, Sigma Defense and Anchore will give attendees a look behind the scenes and demo secure pipeline automation and security artifacts that speed up application ATO and time to production.
We will cover:
- How to remove silos in DevSecOps
- How to build efficient development pipeline roles and component templates
- How to deliver security artifacts that matter for ATO’s (SBOMs, vulnerability reports, and policy evidence)
- How to streamline operations with automated policy checks on container images
Observability Concepts EVERY Developer Should Know -- DeveloperWeek Europe.pdfPaige Cruz
Monitoring and observability aren’t traditionally found in software curriculums and many of us cobble this knowledge together from whatever vendor or ecosystem we were first introduced to and whatever is a part of your current company’s observability stack.
While the dev and ops silo continues to crumble….many organizations still relegate monitoring & observability as the purview of ops, infra and SRE teams. This is a mistake - achieving a highly observable system requires collaboration up and down the stack.
I, a former op, would like to extend an invitation to all application developers to join the observability party will share these foundational concepts to build on:
GDG Cloud Southlake #33: Boule & Rebala: Effective AppSec in SDLC using Deplo...James Anderson
Effective Application Security in Software Delivery lifecycle using Deployment Firewall and DBOM
The modern software delivery process (or the CI/CD process) includes many tools, distributed teams, open-source code, and cloud platforms. Constant focus on speed to release software to market, along with the traditional slow and manual security checks has caused gaps in continuous security as an important piece in the software supply chain. Today organizations feel more susceptible to external and internal cyber threats due to the vast attack surface in their applications supply chain and the lack of end-to-end governance and risk management.
The software team must secure its software delivery process to avoid vulnerability and security breaches. This needs to be achieved with existing tool chains and without extensive rework of the delivery processes. This talk will present strategies and techniques for providing visibility into the true risk of the existing vulnerabilities, preventing the introduction of security issues in the software, resolving vulnerabilities in production environments quickly, and capturing the deployment bill of materials (DBOM).
Speakers:
Bob Boule
Robert Boule is a technology enthusiast with PASSION for technology and making things work along with a knack for helping others understand how things work. He comes with around 20 years of solution engineering experience in application security, software continuous delivery, and SaaS platforms. He is known for his dynamic presentations in CI/CD and application security integrated in software delivery lifecycle.
Gopinath Rebala
Gopinath Rebala is the CTO of OpsMx, where he has overall responsibility for the machine learning and data processing architectures for Secure Software Delivery. Gopi also has a strong connection with our customers, leading design and architecture for strategic implementations. Gopi is a frequent speaker and well-known leader in continuous delivery and integrating security into software delivery.
PHP Frameworks: I want to break free (IPC Berlin 2024)Ralf Eggert
In this presentation, we examine the challenges and limitations of relying too heavily on PHP frameworks in web development. We discuss the history of PHP and its frameworks to understand how this dependence has evolved. The focus will be on providing concrete tips and strategies to reduce reliance on these frameworks, based on real-world examples and practical considerations. The goal is to equip developers with the skills and knowledge to create more flexible and future-proof web applications. We'll explore the importance of maintaining autonomy in a rapidly changing tech landscape and how to make informed decisions in PHP development.
This talk is aimed at encouraging a more independent approach to using PHP frameworks, moving towards a more flexible and future-proof approach to PHP development.
Essentials of Automations: Optimizing FME Workflows with ParametersSafe Software
Are you looking to streamline your workflows and boost your projects’ efficiency? Do you find yourself searching for ways to add flexibility and control over your FME workflows? If so, you’re in the right place.
Join us for an insightful dive into the world of FME parameters, a critical element in optimizing workflow efficiency. This webinar marks the beginning of our three-part “Essentials of Automation” series. This first webinar is designed to equip you with the knowledge and skills to utilize parameters effectively: enhancing the flexibility, maintainability, and user control of your FME projects.
Here’s what you’ll gain:
- Essentials of FME Parameters: Understand the pivotal role of parameters, including Reader/Writer, Transformer, User, and FME Flow categories. Discover how they are the key to unlocking automation and optimization within your workflows.
- Practical Applications in FME Form: Delve into key user parameter types including choice, connections, and file URLs. Allow users to control how a workflow runs, making your workflows more reusable. Learn to import values and deliver the best user experience for your workflows while enhancing accuracy.
- Optimization Strategies in FME Flow: Explore the creation and strategic deployment of parameters in FME Flow, including the use of deployment and geometry parameters, to maximize workflow efficiency.
- Pro Tips for Success: Gain insights on parameterizing connections and leveraging new features like Conditional Visibility for clarity and simplicity.
We’ll wrap up with a glimpse into future webinars, followed by a Q&A session to address your specific questions surrounding this topic.
Don’t miss this opportunity to elevate your FME expertise and drive your projects to new heights of efficiency.
LF Energy Webinar: Electrical Grid Modelling and Simulation Through PowSyBl -...DanBrown980551
Do you want to learn how to model and simulate an electrical network from scratch in under an hour?
Then welcome to this PowSyBl workshop, hosted by Rte, the French Transmission System Operator (TSO)!
During the webinar, you will discover the PowSyBl ecosystem as well as handle and study an electrical network through an interactive Python notebook.
PowSyBl is an open source project hosted by LF Energy, which offers a comprehensive set of features for electrical grid modelling and simulation. Among other advanced features, PowSyBl provides:
- A fully editable and extendable library for grid component modelling;
- Visualization tools to display your network;
- Grid simulation tools, such as power flows, security analyses (with or without remedial actions) and sensitivity analyses;
The framework is mostly written in Java, with a Python binding so that Python developers can access PowSyBl functionalities as well.
What you will learn during the webinar:
- For beginners: discover PowSyBl's functionalities through a quick general presentation and the notebook, without needing any expert coding skills;
- For advanced developers: master the skills to efficiently apply PowSyBl functionalities to your real-world scenarios.
Epistemic Interaction - tuning interfaces to provide information for AI supportAlan Dix
Paper presented at SYNERGY workshop at AVI 2024, Genoa, Italy. 3rd June 2024
https://alandix.com/academic/papers/synergy2024-epistemic/
As machine learning integrates deeper into human-computer interactions, the concept of epistemic interaction emerges, aiming to refine these interactions to enhance system adaptability. This approach encourages minor, intentional adjustments in user behaviour to enrich the data available for system learning. This paper introduces epistemic interaction within the context of human-system communication, illustrating how deliberate interaction design can improve system understanding and adaptation. Through concrete examples, we demonstrate the potential of epistemic interaction to significantly advance human-computer interaction by leveraging intuitive human communication strategies to inform system design and functionality, offering a novel pathway for enriching user-system engagements.
2. Concepts On The Development Of Airport Regions
2
TheAerotropolismodel
• Kuala Lumpur,
• Seoul (Incheon),
• Hong Kong
(Chek Lap Kok),
• Singapore
(Changi),
• Bangkok
(Suvarnabhumi). EfficientGatewayModel
• Frankfurt,
• Zurich.
4. Definisi
44Sumber : Aerotropolis: The Way We’ll Live Next? Interview with John D. Kasarda, ATLANTIS - MAGAZINE BY
POLIS - PLATFORM FOR URBANISM, #22.3 December 2011).
Aerotropolis
An aerotropolis is an
urban complex whose
layout, infrastructure
and economy are
centered on an airport.
Analogous in shape to the
traditional metropolis made up
of a central city and its rings of
commuter- heavy suburbs, the
aerotropolis consists of an
airport city core and outlying
corridors and clusters of
aviation-linked businesses and
associated residential
developments.
4
10. Peran Bandara dalam Perekonomian Global
1. Perekonomian suatu negara terkait dengan perekonomian global melalui
kota-kota yang disebut sebagai :
a. World city.
b. Global city.
c. Alpha city.
2. Untuk berhubungan dengan perekonomian global tersebut. Salah satu hal
yang harus dimiliki negara tersebut adalah keberadaan kota, yang disebut
sebagai : airport city, aerotropolis atau airport corridor.
3. Kesuksesan bandara bergantung kepada faktor-faktor seperti :
a. Ketersediaan lahan untuk pengembangan di bandara.
b. Lokasi bandara dalam lingkup jaringan praarana wilayah.
c. Struktur sosial-ekonomi wilayah.
d. Kerangka kelembagaan pemerintahan setempat.
e. Kerangka perencanaan (planning framework).
10
11. Karakteristik Dasar Global City
1. Karakteristik Ekonomi.
2. Karakteristik Politis.
3. Karakteristik Budaya.
4. Karakteristik Prasarana.
Evaluasi peringkat untuk 4 kategori alpha city didasarkan atas : kegiatan bisnis,
SDM, pertukaran informasi, pengalaman budaya, dan kepastian politik.
11
12. Bandara Soekarno Hatta & BIJB
12
Bandara Kota Status Global City
Soekarno- Hatta Jakarta Alpha Minus
BIJB Majalengka/Bandung ?
13. 1313
Peran Aero City/Aerotropolis
• Bentuk Urban Baru
• Rantai Permintaan Global
• “Internet”
• Bandara adalah ruter
• Bandara lebih dari sebatas infrastruktur
• Penerbangan
• Zona pertemuan
• Angkutan umum
• Kecepatan terhadap pasar
Termi
nal
Aerotropolis
Kota Bandara
Terminal
Kota Bandara
Aerotropolis
On AirportOn Airport
Off AirportOff Airport
Populasi
Kawasan
Pertumbuhan
Ekonomi
Tenaga
Kerja
Pariwisata
Kawasan
14. Dampak Ekonomi dari Penerbangan Komersial
Sumber : Looking in all the wrong places? Catalytic effects in the context of
product cycle theory.
Stephen J. Appold and John D. Kasarda
Dampak Langsung
Permintaan pemasukan perantara dan
hasil investasi dari aktivitas ekonomi di
kawasan bandara
Dampak Tidak Langsung
Produksi, tenaga kerja dan hasil
pendapatan dari lokasi pemesanan menuju
penjual oleh perusahaan di bandara
Dampak Pasti
Produksi, tenaga kerja, dan hasil pendapatan dari
• konsumsi belanja dari pendapatan oleh tenaga
kerja bandara
• Konsumsi belanja dari pendapatam oleh
pekerja pedagangan bandara
Dampak Keseluruhan
Dampak Katalis
16. Faktor Utama Pertumbuhan Kota Bandara
16
Bandara yang berfungsi sebagai katalis dan magnet untuk perkembangan
kegiatan bisnis di sekitarnya.
Kebutuhan sektor komersial akan lahan.
Pertumbuhan konstan penumpang dan kargo.
Sumber penerimaan yang tidak terkait kegiatan penerbangan.
17. Faktor Utama Pertumbuhan Kota Bandara
17
Kegiatan terkait dengan fungsi bandara.
Kegiatan berorientasi bandara.
Kegiatan terkait langsung dengan penerbangan.
18. 1818
Airport City Success Factors
Sumber : Sustainable Airport Region, Managing Airport Cities: Benchmark Study 2008, Stephanie Betz 18
19. Airport City Success Factors
19
Sumber : Sustainable Airport Region, Managing Airport Cities: Benchmark Study 2008, Stephanie Betz
Kombinasi dari 8 faktor ini menentukan dalam penerapan, praktek, dan keberhasilan konsep Kota Bandara
Kerangka Kerja
Sistem Legal
Interaksi ahli perencana
Kondisi Keruangan
Persyaratan penerbangan/ non
penerbangan
ketersediaan
Fungsi Utama Bandara
Profil penerbangan
Posisi
Struktur Jaringan
Kondisi Infrastruktur
Dalam konteks kota/
kawasan
Hubungan lokal/
internasional
Struktur Pemegang
Saham
Dari operator bandara
Relasi negara/ kota
Kepemimpinan
Organisasi
kompetensi
Perencanaan dan
Budaya
Pengembangan
Perjanjian Pemegang
Saham/ Stakeholder
Visi dan Strategis
Kerja sama dan komunikasi
Faktor
Keberhasilan
Kota Bandara
5
4
3
2
1
7
6
8
20. Faktor Utama Pengembangan Aero City/Aerotropolis
Key Factors That Facilitate Airport-Centric Development
2020National Airspace System - Airport-centric Development
Kolaborasi
Stakeholder
Pengembangan
kawasan
Pengembangan
bandara
Sumber dana
Hubungan
21. 1. Long-haul jet aircraft connecting people, products, and enterprises world-wide.
2. Supply chain processes where parts and components are manufactured in a half-dozen different
countries, assembled in a seventh country and distributed to a multitude of others.
3. The growth of world tourism.
4. “Must have it now” consumer age.
5. Air cargo was the primary driver.
6. Rapid passenger and cargo growth.
7. New economy products (typically small, light, compact, high value-to-weight parts, components
and assembled products) are increasingly shipped internationally by air in a fast and agile manner.
8. The huge volume of time-critical products (including perishables) such as micro-electronics,
pharmaceuticals, medical devices and aerospace equipment traversing international boundaries
by air annually has resulted in air cargo accounting for approximately 35% of the value of today’s
world trade.
9. In order to gain a competitive advantage through the speedy global supply-chain connectivity that
air cargo provides, high-tech manufacturers and other time-critical industries are locating at sites
around or accessible to well-connected airports.
10. As their suppliers and logistics providers co-locate, they drive additional investment and
employment growth in airport regions.
Faktor-Faktor Penggerak Perkembangan Aero City
21
23. Metodologi (Ideal)
Thinking Like Developers
2323
Sumber : 2013 AIRPORT ECONOMICS &
HUMAN CAPITAL CONFERENCE, Airport City
Real Estate Development Opportunities &
Challenges 23
24. Metodologi (Ideal)
Identifikasi Resiko
Rencana
Guna Lahan
Master
Plan
Rencana
Bisnis
Rencana
Marketing
Rencana
Manajemen
Resiko
Rencana Strategis Bandara
Rencana Pengembangan
dan Pelatihan
Rencana SDM= Perencanaan dan
Pengembangan
= Administrasi
= Bisnis/ Keuangan
Keterangan
24
29. Jenis Kegiatan di Aero City/Aerotropolis
Example of Air and Surface Connectivity Benefitting Manufacturing, Repair, and Training
29
30. Jenis Kegiatan di Aero City/Aerotropolis
Synopsis of Logistics Clusters
30
31. Jenis Kegiatan di Aero City/Aerotropolis
Synopsis of Logistics Clusters
3131
Perawatan
Pesawat
Perawatan
Pesawat
Perawatan
Kontainer
Pelayanan Logistik
Jalur
Udara
Jalur
Kapal
Transportasi
Darat
Gudang &
Penyimpanan
Penyediaan
Logistik
Instasi
Perawatan
Operasi Pelabuhan
Jabel Ali and Dubai Airport FZ
Authority
Operasi Kargo Bandara
UAE Customs
Agen pemerintah lainnya
32. Kegiatan Terkait Keberadaan Bandara
32
1. Core aeronautical activities are part of the
technical operation of the airport, directly
supporting the air traffic function.
1. Kegiatan inti
penerbangan.
2. A relation to air-freight or air-passenger
movements, (e.g., logistics and
distribution activities or terminal retail
and hotels). Their competitiveness and/or
business revenues are closely tied to the
scale of air traffic.irport-related activities
have a direct
2. Kegiatan terkait
dengan bandara
yang berhubungan
dengan pergerakan
penumpang dan
barang.
3. Airport-oriented activities choose the
airport area because of the image of the
airport and its typically excellent ground
accessibility. The price of land and
surface connectivity, rather than relation
to air traffic, are key the factors in
determining those activities locating in
the airport area.
3. Kegiatan
berorientasi
bandara.
34. Alternatif Pembiayaan
Denver International Airport
3434
Sumber : 2013 AIRPORT ECONOMICS &
HUMAN CAPITAL CONFERENCE, Airport City
Real Estate Development Opportunities &
Challenges
DIA
Public Sector
City and Country of
Denver, City of Aurora
Brighton, Commerce City
Bennet, Adams County
State of Colorado
Land Owners
I.C. Fulenwider LNR, A&C,
Smith The Pauls Corp.
Prologis, Oakwood Homes
Majestic Realty Corp. et al
End Users
Developers, Investors,
Tenants, Customers, et al
Quasi – Governmental
Metro Denver EDC,
Commerce City ED, Adams
County ED Front Range
Airport, E-470 Highway
Authority DRCOG, RTD, DTP
et al
34
35. Alternatif Pembiayaan
Denver’s Economic Clusters
3535
Sumber : 2013 AIRPORT ECONOMICS &
HUMAN CAPITAL CONFERENCE, Airport City
Real Estate Development Opportunities &
Challenges 35
36. Airport City Denver & Economic Clusters
3636
36
Sumber : 2013 AIRPORT ECONOMICS &
HUMAN CAPITAL CONFERENCE, Airport City
Real Estate Development Opportunities &
Challenges
39. Konsep Struktur Ruang
Analogous in shape to the traditional metropolis made up of a central city
core and its rings of commuter-heavy suburbs, the aerotropolis consists of
an airport-centred commercial core (airport city) and outlying corridors and
clusters of aviation-linked businesses and associated residential
development.
39
40. Konsep Pola Ruang
1. The Aerotropolis incorporates aviation-linked business and industrial clusters at and around
airports and along airport access corridors.
2. The aerotropolis has both spatial and functional forms. Its spatial form consists of aviation- oriented
businesses and their associated residential developments which cluster around airports and
outward along connecting transport corridors generating observable physical features. The
functional form consists of a more diffuse airport-integrated economic region whose businesses are
as closely linked to distant suppliers, custom ers, and enterprise partners as they are to those in
their own region.
3. Corporate headquarter functions. The full-range of office services and business support staff of a
traditional corporate complex are available, including meeting rooms, computers and advanced
telecom, secretarial and tech assistance.
4. Retail mall concepts have been merged into passenger terminals. Airport property beyond the
terminal is being developed with hotel and entertainment facilities, conference and exhibition
complexes, shopping centers, office buildings, and logistics and free trade zones. Airports also
frequently offer complementary sets of facilities for airport and airline employees (such as day care
centers and health clinics), as well as commercially serve residents in the local market area.
5. Cluster, rather than strip development, should be encouraged along airport transportation corridors
with sufficient green space between clusters. Residential mixed-use developments for airport area
workers and frequent air travelers should be designed to human scale, encouraging social
interaction and sense of neighborhood. In short, aerotropolis development and “smart growth”
should go hand-in-hand.
40
41. 1. Air cargo hub.
2. Multimodal air logistics hub.
3. Good surface transportation accessibility exists to the airport area.
4. Rapid ground connectivity to much of the region and beyond is
provided by the inter city rail station underneath the complex.
5. Dedicated airport expressway links (aerolanes) and high-speed
airport express trains (aerotrains) should efficiently connect airports
to business and residential clusters, near and far. Special truck-only
lanes should be added to airport expressways, as should improved
interchanges to reduce congestion.
Konsep Sistem Transportasi
4141
42. 1. Isu Kebisingan
2. Isu Keamanan dan Keselamatan
a. Tall Structures (Bangunan Tinggi)
b. Visual Obstructions and Electronic Interference (Gangguan Pandangan dan
Pengaruh Elektronik)
1) Debu
2) Silau
3) Pancaran Cahaya
4) Asap, Uap dan Kabut
c. Serangan Burung dan Satwa Liar
Isu Pengembangan Pola Ruang
42
43. 4343
Kesesuaian Guna Lahan Perumahan
Jenis Guna Lahan Perumahan
Kerentanan
Kebisingan
Pusat
Aktivitas
Ketinggian
Struktur
Gambaran
Halangan
Kehidupan Liar
dan Atraksi Burung
Rumah tunggal
Rumah tunggal (tergabung dan
terpisah)
P KP TP KP KP
Rumah susun (seperti dua atau lebih unit tempat tinggal dalam bangunan tunggal, apartemen seperti
kondominium, elder, assisted living, townhouse)
Kepadatan rendah (level 1-3) P KP TP KP KP
Kepadatan menengah (level 4-12) P P KP P KP
Kepadatan tinggi (level 13 atau
lebih)
P P P P KP
Kelompok tempat tinggal (assisted
living, kelompok fasilitas, bangunan
perawatan dan renovasi, kelompok
rumah tunggal)
P P KP P KP
Taman Perumahan P P TP KP P
P = Pengaruh
KP = Kemungkinan Pengaruh
TP = Tidan Berpengaruh
Sumber : Mead & Hunt Ins.
Sumber : Airport City, http://ebooks.narotama.ac.id/files/Airport%20Engineering-
Planning,%20Design,%20and%20Development%20of%2021st%20Century%20Airports%20(4th%20E
dition)/Chapter%2016%20Airport%20City.pdf
43
44. 4444
Dasar Pertimbangan Pengembangan Pola Ruang
Kesesuaian Guna Lahan Perdagangan
Jenis Guna Lahan Komersial
Kerentanan
Kebisingan
Pusat
Aktivitas
Ketinggian
Struktur
Gambaran
Halangan
Kehidupan Liar dan
Atraksi Burung
Aktivitas Komersil
Penyedia Makanan dan Minuman P P KP KP P
Pelayanan Kendaraan TP KP TP KP KP
Perkantoran (bisnis, pemerintahan, spesialis, kesehatan, atau lembaga keuangan)
Kepadatan rendah (Level 2 -3) P KP TP KP KP
Kepadatan menengah (level 3 – 12) P P KP KP KP
Kepadatan tinggi (level 12 lebih) P P P KP P
Retail (pedagangan, lease, atau rentalan)
Sales-oriented KP KP KP KP KP
Pelayanan P KP KP KP P
Perbaikan/ renovasi P KP TP KP KP
Perhotelan (hotel, motel, convention centre,
gedung pertemuan, fasilitas pertunjukan)
P P KP KP KP
Kepadatan rendah (Level 2 -3) P P P P P
Kepadatan menengah (level 3 – 12) KP KP TP KP KP
Kepadatan tinggi (level 12 lebih) KP P KP KP KP
Gudang terbuka dan display KP KP TP KP KP
Pelayanan umum (terminal bus, stasiun, dan taxi) KP P KP KP KP
Bengkel (bengkel, pertokoan, toko ban) TP KP TP KP KP
P = Pengaruh
KP = Kemungkinan Pengaruh
TP = Tidan Berpengaruh
Sumber : Mead & Hunt Ins.
Sumber : Airport City, http://ebooks.narotama.ac.id/files/Airport%20Engineering-
Planning,%20Design,%20and%20Development%20of%2021st%20Century%20Airports%20(4th%20E
dition)/Chapter%2016%20Airport%20City.pdf
44
45. Dasar Pertimbangan Pengembangan Pola Ruang
Tabel Kesesuaian Guna Lahan Industri
4545
Guna Lahan
Kerentanan
Kebisingan
Pusat
Aktivitas
Ketinggian
Struktur
Gambaran
Halangan
Kehidupan Liar
dan Atraksi
Burung
Aktivitas Industri/ Manufaktur
Kawasan Pelayanan Industri (industry bubut,
perbaikan barang, pergudangan, dsb)
TP P KP KP KP
Kawasan Produksi dan Manufaktur (manufaktur, proses, pabrik, perakitan)
Manufaktur Teknik KP P KP P KP
Manufaktur Umum TP P KP P KP
Manufaktur Berat TP KP P P P
Pengolahan dan Pertambangan TP KP TP P P
Operasi Penyela-matan (firma pengumpulan,
penyimpanan, dan pembongkaran kendaraan,
mesin – mesin, peralatan, dan material bangunan)
TP TP KP KP KP
Penyimpanan / Per-gudangan Industri (gudang
kecil/ fasilitas gudang)
TP TP TP KP KP
Kargo (pusat distrbusi, pergud-angan/ kargo, dsb) TP KP KP KP KP
Pembuangan (pusat daur ulang, pembuangan
sampah, pusat transfer sampah, kompos, dsb)
TP TP KP P P
Grosiran (diskon, persewaan, atau rental barang
untuk industri, institusi, atau investasi)
TP TP TP KP KP
P = Pengaruh
KP = Kemungkinan Pengaruh
TP = Tidan Berpengaruh
Sumber : Mead & Hunt Ins.
45
46. Dasar Pertimbangan Pengembangan Pola Ruang
Tabel Kesesuaian Guna Lahan Institusi
4646
Guna Lahan
Kerentanan
Kebisingan
Pusat
Aktivitas
Ketinggian
Struktur
Gambaran
Halangan
Kehidupan Liar dan
Atraksi Burung
Aktivitas Institusi
Universitas dan Sekolah Tinggi P P P P P
Pelayanan Komunitas (publik, non profit, atau
lembaga sosial)
Pelayanan komunitas umum (perpustakaan,
museum, pusat transit, TOD)
P P KP P P
Pelayanan komunitas khusus (persinggahan) P KP TP KP KP
Penitipan anak (perawatan anak, perawatan
remaja, PAUD)
P P TP P P
Penahanan (penjara, pusat rehabilitasi) P P KP P P
Fasilitas Pendidikan (negeri dan swasta)
Fasilitas pendidikan umum (SD negeri dan
swasta/ MI, SMP/MTS, dan SMA/MA serta
asrama dan pendidikan militer)
P P P P P
Fasilitas pendidikan khusus (perekonomian,
bisnis, atau kursus, tanpa gelar)
P P KP KP KP
Rumah sakit (rumah sakit, klinik) P P P P P
Perkumpulan agama (kris-tiani, Hindustani,
sinagog, muslim, masonik, dsb)
P P P P KP
P = Pengaruh
KP = Kemungkinan Pengaruh
TP = Tidan Berpengaruh
Sumber : Mead & Hunt Ins.
46
47. Dasar Pertimbangan Pengembangan Pola Ruang
Tabel Kesesuaian Guna Lahan Prasarana dan Transportasi
4747
Guna Lahan
Kerentanan
Kebisingan
Pusat
Aktivitas
Ketinggian
Struktur
Gambaran
Halangan
Kehidupan Liar dan
Atraksi Burung
Aktivitas pelayanan infrastruktur
Utilitas dasar (cabang jaringan, jaringan
elektrik, sanitasi dan gorong-gorong, menara
air)
TP TP KP P P
Fasilitas transmisi komunikasi (pemancar,
nirkabel, tower darurat, dan antenna)
TP TP P P KP
Perparkiran (besmen, struktur parkir) TP KP P KP KP
Transportasi (jalan raya, jalan antar kota,
jalan lokal, dan jalan nasional)
TP KP TP KP TP
Utilitas (pembangkit tenaga listrik, generator
angin, dan turbin)
TP TP P P TP
P = Pengaruh
KP = Kemungkinan Pengaruh
TP = Tidan Berpengaruh
Sumber : Mead & Hunt Ins.
Sumber : Airport City, http://ebooks.narotama.ac.id/files/Airport%20Engineering-
Planning,%20Design,%20and%20Development%20of%2021st%20Century%20Airports%20(4th%20E
dition)/Chapter%2016%20Airport%20City.pdf
47
48. Dasar Pertimbangan Pengembangan Pola Ruang
Tabel Kesesuaian Guna Lahan Pertanian dan Ruang Terbuka
4848
Guna Lahan
Kerentanan
Kebisingan
Pusat
Aktivitas
Ketinggian
Struktur
Gambaran
Halangan
Kehidupan Liar
dan Atraksi Burung
Aktivitas Pertanian dan Ruang Terbuka
Pertanian (pengolahan tanaman dan lumbung)
Hubungan hewan dan tumbuhan TP TP KP TP P
Hubungan permukiman (gudang bahan
bakar/ fasilitas pemompaan,
pembongkaran dan pengupasan,
perdagangan hasil tani)
P TP KP KP P
Banjir TP TP TP TP P
Sumber air (air permukaan)
Sumber daya buatan (pertambangan dan
ekstraksi, kolam penam-pungan air, lahan
basah)
TP TP TP P P
Sumber daya alami (danau, kolam, padang
rumput, sungai, kali, lahan basah)
TP TP TP P P
Kawasan perlindungan hewan P KP TP P P
P = Pengaruh
KP = Kemungkinan Pengaruh
TP = Tidan Berpengaruh
Sumber : Mead & Hunt Ins.
Sumber : Airport City, http://ebooks.narotama.ac.id/files/Airport%20Engineering-
Planning,%20Design,%20and%20Development%20of%2021st%20Century%20Airports%20(4th%20E
dition)/Chapter%2016%20Airport%20City.pdf
48
49. Dasar Pertimbangan Pengembangan Pola Ruang
Tabel Kesesuaian Guna Lahan Olahraga dan Rekreasi
4949
Guna Lahan
Kerentanan
Kebisingan
Pusat
Aktivitas
Ketinggian
Struktur
Gambaran
Halangan
Kehidupan Liar
dan Atraksi
Burung
Aktivitas taman dan hiburan
Hiburan komersil (fasilitas latihan fisik, rekreasi, dan budaya)
Aktivitas di luar (perkemahan, fasilitas
tenis/berenang, bioskop terbuka, skatting,
paviliun)
P KP KP P KP
Aktivitas dalam ruangan (fitness, klub
kesehatan, bowling, skatting, billiard, taman
bermain, teater tertutup)
KP P KP P KP
Golf (lintasan golf, lapangan golf mini) P TP TP KP P
Utilitas (taman bermain, lintasan balap,
arena olah raga)
P P P P P
Taman (aquatic, fasilitas olah raga kawasan,
keber-tentanggaan, seko-lah, komunitas)
P KP P KP KP
Kasino TP P KP P P
Sumber : Airport City, http://ebooks.narotama.ac.id/files/Airport%20Engineering-
Planning,%20Design,%20and%20Development%20of%2021st%20Century%20Airports%20(4th%20E
dition)/Chapter%2016%20Airport%20City.pdf
49
51. Hal-Hal Yang Harus Diwaspadai
5151
2
The opportunities or constraints to
aerotropolis roll-out are determined by
natural ecological factors, surface
transportation infrastructure,
ownership of land parcels, labor force
characteristics, and local governance
structures.
1
Aerotropolis has to be more than a
“build it and they will come” airport
dream. Success rests on market
realities and adequate air service.
51
52. Tantangan
Lack of alignment between airport, city and regional planning;
Lack of integrated forward-looking spatial planning and joint-agreements;
Lack of coordination between different levels of government and other stakeholders;
Blighted conditions where small-scale older uses have been disenfranchised from
wider improvement coalitions;
Competition, conflict and confusion between local authorities over development
philosophies and planning controls;
Equitable financing of infrastructure provision;
Traffic congestion at airports stimulated by airport-related commercial activity;
Uncertainty regarding optimal character of on- and near-airport commercial
development; and
Resistance from ’high street‘ traders and local municipalities to expansion of retailing
at airports.
Persoalan Terkait Pola Ruang
52
Sumber : The planning of airport regions and National Aviation Policy Issues and challenges in Australia
2008-2009, Robert Freestone and Douglas Baker.
61. 1. Develop a multi-jurisdictional strategy
2. Plan primarily for airport related uses
3. Develop airport compatible uses
4. Concentrate development
5. Preserve natural areas
6. Develop sustainably
7. Provide connectivity
8. Encourage mixed-use development
9. Encourage infill development
10. Make places, not sprawl.
Development Principles
Pittsburgh International Airport
61
62. Conceptual Development Program
Pittsburgh International Airport
Flex and distribution
Bonded warehouses
Freight forwarders
Free trade zone assembly and
shipping
Just-in-time electronics repairs
Just-in-time manufacturing
Technology companies
information technology
robotics
bio-medical
Energy
Satellite university campuses
Hospitals and trauma centers
Aerotropolis support services and
uses
hotels
entertainment
conference centers
retail and food
mixed income housing
Headquarters
International
National
Regional
E-Fulfillment centers
Destination entertainment
R & D parks
Corporate campuses
62
65. 1. Improving transportation capacity whether by highway or rail. There are
those who believe that limiting capacity limits travel. That may be true but
the congestion caused by limited capacity causes more emissions than
adequate capacity.
2. Minimizing the needed ground movement. With the increase in especially
business air travel, airports have become an important part of the
metropolitan movement equation.
3. Per movement aircraft emissions and noise are generally decreasing but
planning air routes and land use in combination can still reduce exposure.
Basic Design Principles for an Aerotropolis
65
66. 1. Pengembangan kawasan komersial yang pesat di dan di sekitar gerbang bandara menjadikan
kegiatan tersebut sebagai generator pertumbuhan perkotaan dan menjadikan bandara sebagai :
a. pusat lapangan pekerjaan yang penting,
b. kawasan perbelanjaan,
c. perdagangan, serta
d. destinasi bisnis,
serta bandara membangun sebuah “brand image” tersendiri untuk menarik kegiatan bisnis yang
tidak berkaitan dengan kebandarudaraan.
2. Sifat alami dari pasar lokal dalam kegiatan industri dan komersial memiliki peran penting dalam
keberlangsungan kota bandara dan kegiatan di dalamnya.
3. Area di sekitar bandara juga dapat menarik kegiatan bisnis, pekerja-pekerja profesional dan
penduduk yang lebih banyak dibanding dengan área lain, pembangunan kegiatan komersial di
dalam kawasan bandara merefleksikan kebutuhan dari pekerjaan, pekerja dan penduduk terhadap
pelayanan yang disediakan oleh bisnis yang berbasis bandara. pelayanan-pelayanan tersebut
meliputi pelayanan perumahan, rekreasi, kuliner, perdagangan, kesehatan, penitipan anak dan
dokter hewan.
Proses Perkembangan Aerocity
66
67. 4. Kebutuhan–kebutuhan untuk kegiatan bisnis yang berbasis pada bandara saat ini disediakan di
dalam kawasan campuran (mixed use) yang luas di dalam área bandara, sebagai sentra
pembangunan metropolitan. Pergeseran ini membuat pembangunan kota bandara sebagai model
perencanaan kreartif dan atribut-atribut managemen yang berbeda.
a. Perkantoran dan Kegiatan Bisnis, meliputi Kawasan Bisnis
b. Logistik dan Distribusi, meliputi Freight Forwarding, 3 PL’s, Flow-thru
c. Produksi Barang, meliputi Kawasan Industri.
Proses Perkembangan Aerocity
67
68. Aerotropolis menjadi generator utama pengembangan kawasan karena
merupakan kawasan cepat tumbuh berbasis bandara atau sering disebut airport-
centric commercial development. Kawasan ini menciptakan secara mandiri :
1. significant employment,
2. shopping,
3. trading,
4. business meeting,
5. entertainment, and
6. leisure destinations,
sehingga menjadi kota handal dan menjadi daya tarik global (melalui airplane
network) dan lokal (melalui multimodal lokal).
Jenis Kegiatan di Dalam Aerocity
68
69. Daftar Kegiatan Komersial Kota Bandara
1. Pertokoan
2. Restoran
3. Kegiatan entertainmen dan kebudayaan
4. Hotel dan akomodasinya
5. Bank dan penukaran mata uang asing
6. Gedung Perkantoran
7. Convention and exhibition centers
8. Hiburan, rekreasi dan pusat kebugaran
9. Logistik dan distribusi
10. Pengawetan makanan dan pendinginan
11. Katering dan kuliner
12. Perdagangan bebas dan sejenisnya
13. Lapangan golf
14. Factory outlets
15. Pelayanan keluarga, seperti klinik kesehatan dan penitipan anak
69
70. 1. Kegiatan di dalam kota bandara :
a. Pelayanan konsumen.
b. Kawasan perdagangan, meliputi pertokoan.
c. Real estate, meliputi perkantoran, hotel dan bongkar muat.
d. Multi moda, meliputi taxi, trem, bus dan kereta api.
e. Infrastruktur terminal, meliputi terminal.
f. Infrastruktur dasar, meliputi jalan raya.
2. Kegiatan di luar kota bandara :
a. Hotel dan penginapan.
b. Kegiatan pertemuan, meliputi eksibisi dan konferensi.
c. Kegiatan perdagangan, meliputi pusat perbelanjaan.
Skema Tipe Kegiatan Kota Bandara
70
73. Alternatif Pembiayaan
Tahapan Pengembangan Berdasarkan Sumber Pembiayaan
He advises them on how to achieve the “Airport City’s Triple Bottom Line.”
The first point is that major airports now receive more of their revenue from
nonaeronautical sources than from aeronautical sources.
Secondly, rapid commercial development at and around major airports
transforms them into leading urban growth generators as airport areas
become significant employment, shopping, and business destinations in their
own right.
The airport area finally develops a “brand image” attracting even non-airport
linked businesses.
Thus, Kasarda is advocating for nothing less than creating whole new airport-
themed urban zones within regions.
Sumber : Aerotropoli, The Logic of Globalization and the Rise of Dr. John Kasarda, By John Patrick Good Globalization
Spaces Final Research Paper December 18, 2007
73
74. Sumber Pembiayaan
74
For those communities whose Airport has taken a lead role in the creation of an Aerotropolis, those efforts are also
primarily, if not entirely, funded by that Airport. In these communities, the very active marine port authorities in those
communities compliment the economic development efforts coordinated by their airports.
State and Federal grants/tax incentives.
Large scale private developers.
Combination of Public and Private sector financial contributions.
Airport-lead, Airport-funded.
These Aerotropolis communities have benefitted from vast tracts of available, developable land and the participation of a
few real estate developers. These developers have privately financed. large scale communities, business parks,
industrial facilities, and logistics parks where there once was desert or farmland.
In those communities where private sector involvement is strong and available land is at a premium, companies and
units of government have made financial contributions to the Aerotropolis organization operating in that community.
For a number of Aerotropolis communities, the ability to offer tax incentives or the award of grant money has been given
by the State or Federal Government.
Sumber : 2013 AIRPORT ECONOMICS & HUMAN CAPITAL
CONFERENCE, Airport City Real Estate Development
Opportunities & Challenges
75. Alternatif Pembiayaan
Non-Airline Revenue Target
7575
Sumber : 2013 AIRPORT ECONOMICS &
HUMAN CAPITAL CONFERENCE, Airport City
Real Estate Development Opportunities &
Challenges
76. Alternatif Pembiayaan
Hierarchy of Airport Participation
7676
Sumber : 2013 AIRPORT ECONOMICS &
HUMAN CAPITAL CONFERENCE, Airport City
Real Estate Development Opportunities &
Challenges 76
77. Implementation & Governance
7777
Sumber : 2013 AIRPORT ECONOMICS &
HUMAN CAPITAL CONFERENCE, Airport City
Real Estate Development Opportunities &
Challenges 77
79. Penyusun
Nama :Ir. Fitri Indra Wardhono
Pendidikan :Sarjana Teknik Strata Pertama Bidang Teknik
Planologi
Email :fitriwardhono@yahoo.com
Blog :fitriwardhono.wordpress.com