SlideShare a Scribd company logo
POST TRAUMATIC GROWTH PADA PENDERITA
KANKER PAYUDARA
Ade Fitri Rahmah & Erlina Listyanti Widuri
Fakultas Psikologi
Universitas Ahmad Dahlan
Jalan Kapas No 9 Yogyakarta
erlina_psiuad@yahoo.co.id.
Abstract
One of the deadly diseases for women is breast cancer.The wisdom
definedinthisstudywasposttraumaticgrowth.Posttraumaticgrowthisa
positivechangesexperiencearisingfromthestruggleofthegreatcrisesof
life. The purpose of this study was to determine the growth dynamics of
posttraumaticorpost-traumaticgrowthtowardpositivelifechangesand
wanttounderstandfurtherthefactorsthatinfluencetheformationofpost
traumaticgrowthinpatientswithbreastcancer.Themethodusedisbased
onqualitativeresearchusingphenomenologymethod.Theanalysisshowed
there were two factors that affecting the aspects of post traumatic growth
in patients with breast cancer. External factors are the children and
grandchildren as life expectation and as encouragement or motivation
support of both parents to perform the treatment, so it eventually leads to
the strengthening of internal factors. Internal factors include the factor of
faith(spirituality),astrongdesiretorecoverfactors(optimism),resilience
factors, and reframing factors. There are 4 (four) post traumatic growth
arisingfromthestrugglewithbreastcancerinthefaceofillness:anincrease
in spirituality, positive improvement in life, and the higher prosocial and
bettersocialrelations.
Keywords: Breast Cancer, PostTraumatic Growth,Women.
Abstrak
Salahsatupenyakityangberbahaya,bagikaumwanitaadalahkanker
payudara yang berujung pada kematian. Tak sedikit penderita kanker
payudarayangbertahandengankepasrahandankeikhlasannya,sehingga
115Ade Fitri Rahmah & Erlina Listyanti Widuri
diperoleh hikmah yang terkandung di dalam penyakit. Hikmah yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah post traumatic growth yaitu
pengalaman perubahan positif yang timbul dari perjuangan dari krisis
kehidupanyangbesar.Tujuandaripenelitianiniadalahuntukmengetahui
dinamikaposttraumaticgrowth ataupertumbuhanpascatraumamenuju
perubahanhidupyangpositifdaninginmemahamilebihjauhlagimengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya post traumatic growth
padapenderitakankerpayudara.Metodeyangdigunakanadalahmetode
penelitian kualitatif yang berlandaskan fenomenologi. Hasil analisis
menunjukkan terdapat dua faktor yang mempengaruhi aspek post
traumatic growth pada penderita kanker payudara. Faktor eksternal
adalahanakdancucusebagailifeexpectationsertadoronganataumotivasi
dari kedua orang tua secara terus menerus untuk melakukan pengobatan
sehinggaakhirnyamemicupenguatanfaktorinternal.Faktorinternalyang
meliputifaktorkeimanan(spritualitas),faktorkeinginankuatuntuksembuh
(optimisme), faktor resiliensi, dan faktor reframing. Terdapat 4 (empat)
post traumatic growth yang timbul dari perjuangan penderita kanker
payudaradalammenghadapipenyakitnya:peningkatanspritualitas,positive
improvement in life, prososial semakin tinggi, dan relasi sosial semakin
baik.
Katakunci:PenderitaKankerPayudara,PostTraumaticGrowth,Wanita.
Pendahuluan
Salah satu jenis kanker yang paling ditakuti oleh para wanita adalah kanker
payudara. Salah satu penyebabnya adalah karena penyakit ini tidak dapat
disembuhkanjikaditemukanpadastadiumlanjut.Sepertihalnya kankeryanglain,
kanker payudara bisa didiagnosis pada stadium yang berbeda-beda. Semakin dini
kanker payudara ditemukan, kemungkinan sembuhnya semakin besar, namun jika
ditemukannya pada stadium lanjut, maka harus dilakukan operasi pengangkatan
payudara.Padastadiumlanjutkankerpayudarabisajugamenyebarkeorgan-organ
lainsepertihati,tulang,paru-parudanotak(Luwia,2003).Semakinbertambahusia
seorangwanita,semakinbesarkemungkinanterserangkankerpayudara.Kankerini
biasanyamenyerangwanitamudaataudewasa.Wanitayangseringterkenakanker
payudara adalah wanita yang berusia lebih dari 35 tahun dan yang tertua berumur
80-89 tahun.
116 Humanitas,Vol. VIII No.2 Agustus 2011
Word Health Organi ation (WHO) melaporkan bahwa di dunia ini setiap
tahunnyaada6,25jutapenderitakankerdandalamdekade20terakhiriniada9juta
manusia meninggal karena kanker. Perlu dicatat bahwa 2/3 kejadian ini terjadi di
negarayangsedangberkembang.DatadariSurveiKesehatanRumahTangga(SKRT)
tahun2001menyebutkanbahwakankerpayudaramenjadipenyebabkematiannomor
limadiIndonesia.Kasuskematianpenyakitkankermeningkatdari3,4persenpada
tahun 1980 menjadi 6 persen pada tahun 2001. Jumlah penderita kanker payudara
hinggasaatinidiperkirakanmenempatiposisikeduaterbanyaksetelahkankerleher
rahimatauserviks.
Prevalensikejadiantumor/kankerdiIndonesiasendiri,menurutRisetKesehatan
Dasar (Riskesdas) tahun 2007, sebesar 4,3 persen per 1000 penduduk (Bambang,
2011). Di Indonesia data kanker payudara belum ada data yang pasti, tetapi
berdasarkan data-data yang ada di rumah sakit pada umumnya kanker payudara
mendudukitempatnomorduasetelahkankerserviksuteri.Datayangdiperolehdari
instalansi radioterapi Rumah Sakit Kanker Darmais diketahui ada 10 besar jenis
penyakit kanker berdasarkan letak tumor dari tahun 1995 sampai dengan tahun
2000 yakni kanker leher rahim 998 kasus, kanker payudara 897 kasus, nasofaring
578 kasus, paru-paru 401 kasus, thyroid 123 kasus, lidah 65 kasus, prostat 44
kasus, buli-buli 40 kasus.
Di Daerah IstimewaYogyakarta (DIY), jumlah penderita kanker payudara
belumdapatdiketahuisecarapasti.Datayangdiperolehhanyadarirumahsakityang
menangani pasien kanker payudara. Menurut data Dinas Kesehatan Propinsi DIY,
dibeberaparumahsakityangadadiDIYtahun2009ditemukan451kasuspenderita
kankerpayudara(Dinkes,2009).Tidaksemuaorangyangmengidapsuatupenyakit
menemukan hikmah dalam pengalaman sakit yang mereka rasa begitu halnya juga
orangyangmenderitapenyakitkankerpayudara.Halinijugamungkinbahwa post
traumaticgrowthataupertumbuhanpasca-traumayangbermanfaatdalambeberapa
konteks.Padasaatinipenderitakankermungkinmengalamiperubahanhidupyang
positifsetelahterdiagnosismengidappenyakitkanker.Sekitarsetengahdariorang-
orangkeluardarikrisiskehidupanyangparah,kepekaanperasaanlebihmeningkat
daripadasebelumnya.Sedangkanpertumbuhanpascatraumadidefinisikansebagai
pengalaman perubahan positif yang signifikan timbul dari perjuangan dari krisis
kehidupanyangbesar.
Saat ini sebagian besar studi pada pertumbuhan pasca-trauma dilakukan
terhadappasienkankerdinegaramaju.Karenanilai-nilai,keyakinandanpengalaman
berbeda antara orang-orang dari berbagai negara, budaya dan asal-usul etnis,
117Ade Fitri Rahmah & Erlina Listyanti Widuri
penelitianitubertujuanmenemukanjikapenderitakankeryangtinggaldiMalaysia,
Indonesia dan Singapura berbagi perspektif yang sama seperti yang ada di negara-
negara Barat. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengalaman atau ekspresi
perubahanhidupyangpositifsebagaihasildarimenghadapikrisiskehidupanseperti
kanker,denganistilah-istilahseperti:mencarikeuntungan,pertumbuhanpasca-trauma,
ketahanan,berkembang,ilusipositifdanadaptasikognitif.Sedangkanpertumbuhan
pasca trauma lebih mengisyaratkan sesuatu yang akan diperoleh atau tingkat yang
lebihtinggiuntukmencapaikualitaskehidupanpsikososial.Ketikaindividudidiagnosis
menderitapenyakityangmengancamhidupnya,individuseringmemikirkankembali
maknadantujuanhidupmerekadanmempelajarikembaliprioritasmereka.Kadang-
kadang situasi drastis memaksa kita untuk mengambil proses menyakitkan seperti
reevaluasidanperubahan.Prosesinidapatmembuatindividumenjadilebihmatang
dan berkembang.
Perubahan positif yang terjadi sebagai hasil dari menghadapi trauma yang
mengancam kehidupan disajikan dalam berbagai cara, seperti: penerimaan
meningkatkan kerentanan seseorang, meningkatkan apresiasi terhadap eksistensi
sendiridanpenghargaanyanglebihbesarterhadapkehidupan,meningkatkanpersepsi
kompetensidankemandirianmemberikankontroldankeamananyanglebihbesar,
peningkatan kasih sayang dan empati terhadap orang lain, hubungan lebih dekat
denganoranglain,keyakinanagamaatauspiritualkuatyangberartilebihbesartentang
kehidupandanpenderitaan,kematanganpsikologisdanemosionalyanglebihbesar
danperolehannilaibarudanprioritashidup.
Pertumbuhan pasca trauma memang tidak mudah, kadang-kadang individu
merasasakitketikamaubangkit.Perjalanandimulaidengankehancurandandefisit
melaluiperjalananyangpanjanguntukpenyembuhan.Dalamprosesnya,asumsihancur
harusdipulihkan,kepercayaandiriuntuktumbuhkembali,fisik,emosidanspiritual
harusdipupuk.Pertumbuhaninibukanhanyapengalamanintelektualdanitulahyang
akan menjadikan kuat sebagai agen perubahan (CACare, 2011).
Ada tiga fase reaksi emosional penderita kanker ketika mengetahui bahwa
penyakit yang dideritanya sudah stadium lanjut. Fase pertama, penderita kanker
akan merasakan shock mental ketika dirinya diberitahu tentang penyakitnya, yaitu
kanker. Pada fase kedua, penderita kanker akan diliputi rasa takut dan depresi. Dan
padafaseketiga,akanmunculreaksipenolakandankemurungan,tidakyakinbahwa
dirinyamenderitakanker.Terkadangpenderitakankermenjadipanikdanmelakukan
hal-halyangtidakberartidansia-sia.Setelahfaseiniberlalu,padaakhirnyapenderita
kanker akan sadar dan menerima kenyataan bahwa jalan hidupnya telah berubah.
118 Humanitas,Vol. VIII No.2 Agustus 2011
Sebagianpenderitakankertelahberpikirdanmerasalebihrealitisdanmempercayakan
sepenuhnya kepada dokter untuk kelanjutan pengobatan (Hawari, 2004).
Menurut Tedeschi dan Calhoun (1998) pertumbuhan pasca trauma adalah
pengalamanperubahanpositifyangterjadisebagaiakibatdariperjuanganyangsangat
menantang situasi kehidupan. Konsep pertumbuhan pasca trauma (PTG) sebagai
pengalaman perubahan positif yang signifikan timbul dari perjuangan dari krisis
kehidupan yang besar antara lain: apresiasi peningkatan hidup, pengaturan hidup
denganprioritasbaru,rasakekuatanpribadimeningkatdanspiritualberubahsecara
positif.
Para penulis berusaha untuk mengeksplorasi pengalaman orang-orang yang
tidak hanya bangkit kembali dari trauma, tetapi menggunakannya sebagai batu
loncatan untuk perkembangan individu lebih lanjut atau pertumbuhan, dan
perkembanganperilakusosialyanglebihmanusiawidanorganisasisosial.Pertumbuhan
pasca trauma juga memiliki dampak yang lebih besar pada kehidupan masyarakat,
dan melibatkan perubahan mendasar atau wawasan tentang kehidupan yang tidak
hanya mekanisme koping yang lain. Oleh karena itu, pertumbuhan pasca trauma
sebagai perubahan positif yang signifikan dalam kehidupan, yang mempengaruhi
kognitifdanemosionalpadaindividu.Signifikansiperubahaninibisabegitubesar,
bahwa pertumbuhan ini dapat benar-benar transformatif (Tedeschi dan Calhoun,
1995).Selainitu,pertumbuhanpascatraumajugamerupakankebalikandarigangguan
stres pasca trauma.
Adabeberapacarayangdilakukanindividudalampertumbuhanpascatrauma
yaitudenganmemanifestasikandirinya,danmanifestasiinimungkintidaksamapada
setiap individu. Jenis hasil pertumbuhan digambarkan sebagai perubahan dalam
persepsidiri,perubahandalamhubunganinterpersonal,danperubahandalamfilsafat
hidup(TedeschidanCalhoun,1995).Pentinguntukmempertimbangkanmanifestasi
sosial pertumbuhan juga, karena tampak bahwa peristiwa traumatik dialami oleh
individu dan kelompok dapat mempromosikan perubahan sosial yang mendalam.
Korbantraumayangtelahberhasildiatasidaritraumanyadantelahmengatasitekanan
psikologis,persepsipertumbuhanpascatraumaseharusnyamembendungdarisatu
komponenyangkonstruktifdanpadakenyataannyaitucerminsebuahadaptasipositif
untuktrauma.Sedangkansisikonstruktifdapatdibawasejalandenganpenyesuaian
terhadapkesehatandalamjangkapanjang,sisiilusimungkindalampelayananjangka
pendek paliatif dengan ada hubungan dengan adaptasi jangka panjang.Anggapan
ini akan menjelaskan bahwa studi cross-sectional biasanya tidak menemukan
hubungansistematisantarapertumbuhandanpenderitaan,sedangkanhasildaristudi
119Ade Fitri Rahmah & Erlina Listyanti Widuri
longitudinalmenunjukkanadanyasedikithubungannegatifantarapertumbuhandan
penderitaan dari waktu ke waktu.
TadeschidanCalhoun(1996)menyatakansebuahisuyangbelumterselesaikan
untuk studi kepribadian dan pertumbuhan pasca trauma adalah sejauh mana
pertumbuhan tersebut merupakan hasil dari proses, strategis yang terbukti efektif
atau hasil dari perubahan spontan yang muncul dalam persepsi diri. Perbedaan ini
penting karena karakteristik kepribadian yang memfasilitasi secara efektif,
pertumbuhanpribadiberorientasimungkinberbedadariyangmemfasilitasiperubahan
otomatis atau tidak disengaja. Isu lain yang belum terselesaikan, sama pentingnya
tetapi dikaburkan dalam teori saat ini dan penelitian, adalah apakah pertumbuhan
pasca trauma secara tiba-tiba atau bertahap. Perubahan bertahap juga mungkin
memerlukan karakteristik kepribadian dan proses yang berbeda dari perubahan
secara mendadak. Untuk benar-benar memahami bagaimana kepribadian terlibat
dalampertumbuhanpascatrauma,kitaperlulebihsepenuhnyamengembangkanproses
yangmenentukanpertumbuhansebagaihasilyangsesuai.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa post traumatic growth
(pertumbuhanpascatrauma)adalahpengalamanperubahanpositifyangsignifikan
pada individu setelah mengalami krisis keadaan yang mengancam kehidupannya.
Hasilpenelitianmenunjukkanbahwaindividuyangtelahmengalamipertumbuhan
pasca trauma mencakup beberapa hal sebagai berikut: penghargaan lebih besar
terhadapkehidupan,perubahanprioritas,lebihhangat,lebihhubunganintim,kekuatan
pribadiyanglebihbesar,danpengakuandarikemungkinankemungkinanbaruatau
jalan untuk hidup seseorang dan perkembangan spiritual. Dua karakteristik
kepribadian yang dapat mempengaruhi kemungkinan bahwa orang dapat
menggunakan pikiran positif setelah peristiwa traumatis yang menimpa mereka
termasukmenyerahkananggapandanketerbukaanuntukmengalami.
Selain itu, optimis mungkin lebih mampu untuk memusatkan perhatian dan
sumber daya pada hal-hal yang paling penting, dan melepaskan diri dari masalah
yangtakterkendalidankemampuanuntukberdukasertasecarabertahapmenerima
traumajugabisameningkatkankemungkinanpertumbuhan(Wikipedia,ensiklopedia
bebas, 2009). Tedeschi dan Calhoun (1996) menilai persepsi pertumbuhan pasca
traumaberkaitandenganlimaaspekyaitu:(1)Berhubungandenganoranglain,(2)
Kemungkinan-kemungkinanbaruatauprioritashidupbaru,(3)Pertumbuhanpribadi,
(4)Perubahanspiritual,(5)Apresiasikehidupanataupenghargaanhidup.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dua karakteristik
kepribadian individu yang mengalami pertumbuhan pasca trauma adalah pertama,
120 Humanitas,Vol. VIII No.2 Agustus 2011
individumampumenggunakanpikiranpositifsetelahperistiwatraumatisyangmenimpa
mereka. Kedua, individu yang optimis mampu untuk memusatkan perhatian dan
sumber daya pada hal-hal yang paling penting, dan melepaskan diri dari masalah
yangtakterkendalidankemampuanuntukberdukasertasecarabertahapmenerima
traumajugabisameningkatkankemungkinanpertumbuhan.Sedangkanaspek-aspek
pertumbuhan pasca trauma di antaranya adalah berhubungan dengan orang lain,
kemungkinan-kemungkinan baru atau prioritas hidup baru, pertumbuhan pribadi,
perubahanspiritualdanapresiasikehidupanataupenghargaanhidup.
Sebuah studi dengan pasien kanker dari Malaysia, Indonesia dan Singapura
menunjukkan bahwa seperti rekan-rekan mereka di Barat, sebagian besar pasien
mengambilmanfaatsebagaiakibatdarikankermereka.Pasien-pasieninimenghargai
hidupmerekalebihbaikdisampingtelahtumbuhsecaraspiritual.Pertumbuhanpribadi
merekatelahmembuatmerekamenjadiindividuyanglebihbaikdanmerekamenjadi
lebihsadarakankebutuhanuntukmengembangkanhubunganyanglebihbaikdengan
orang lain (CACare, 2011).
Berdasarkanlatarbelakangpermasalahanyangdialamiparapenderitakanker
payudara,penulisinginmenjawabpertanyaan:Bagaimanapertumbuhanpascatrauma
menuju perubahan hidup yang positif pada penderita kanker payudara setelah
terdiagnosa penyakit tersebut ? Selanjutnya, penelitian ini juga hendak menjawab
pertanyaan:faktor-faktorapasajayangmempengaruhiterbentuknyapertumbuhan
pascatraumamenujuperubahanhidupyangpositifpadaindividusetelahterdiagnosa
penyakit kanker payudara ?
Metode Penelitian
Metodepenelitianyangdigunakandalampenelitianiniadalahkualitatifdengan
menggunakanparadigmafenomenologi.MenurutMoleong(2005),metodepenelitian
kualitatifdalamparadigmafenomenologiberusahamemahamiarti(mencarimakna)
dariperistiwadankaitan-kaitannyadenganorang-orangbiasadalamsituasitertentu.
Strategi penyelidikan phenomenology, adalah penelitian untuk menggambarkan,
menyelidiki, menemukan serta memahami struktur esensi fenomena (gejala)
berdasarkanpengalamanyangdialamiolehindividu(Himam,2005).Alasanpenelitian
ini menggunakan metode kualitatif karena penelitian ini bertujuan untuk
mengungkapkan gejala secara holistickontekstual melalui pengumpulan data dari
latar alami dengan memanfaatkan diri penulis sebagai instrumen kunci. Penelitian
kualitatifbersifatdeskriptifdancenderungmenggunakananalisisdenganinduktif.
121Ade Fitri Rahmah & Erlina Listyanti Widuri
Prosesdanmakna(perspektifsubyek)lebihditonjolkandalampenelitianini.
Penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang bermaksud untuk memahami
fenomenatentangapayangdialamiolehsubjekpenelitianmisalnyaperilaku,persepsi,
motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkanberbagaimetodealamiah(Moleong,2006).
Penggunaanpendekatankualitatif menurutpenulisdapatmenggalipenjelasan
mengenaifaktor-fakoryangmenyebabkanpertumbuhanpribadiatauperubahanhidup
yang positif pada penderita kanker payudara secara lebih mendalam. Kebebasan
penelitiankualitatifjugadapatmendorongpenulismenemukanfaktabaruyangbelum
pernah terungkap dalam penelitian sebelumnya. Analisis isi (content analysis)
merupakan metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini mendiskripsikan
pertumbuhanpascatraumaatauperubahanhidupyangpositifyangdialamipenderita
kanker payudara.
Pertimbangan dalam penetapan sampel ini adalah seseorang yang pernah
menderitapenyakitkankerpayudarabaikdaristadiumawalmaupunstadiumakhir
dan ada rasa trauma akan penyakit yang dideritanya sehingga mengacam
kehidupannya. Penulis menggunakan teknik sampling ini karena dapat langsung
mengarahkanpenulispadakarakteristikinformanpenelitiansecaralebihpasti,sehingga
informasi yang dikumpulkan benar-benar relevan dengan tujuan awal penelitian.
Informandalampenelitianiniadalahduaorangwanita,dimanaperbedaanusiakedua
informan relatif jauh. Informan pertama berusia 52 tahun dan mengidap kanker
payudarastadiumIV. Informankeduaberusia24tahun,akantetapiketikamengidap
kankerpayudarainformanmasihberusia17tahun. Pemilihankeduainformantersebut
untuk mengungkapkan lebih dalam mengenai pertumbuhan pasca trauma atau
perubahan hidup yang positif pada kedua informan serta untuk mengetahui faktor-
faktor apasajayangmempengaruhiterbentuknya pertumbuhanpasca trauma pada
dirikeduainforman.
Dalamprosespengambilandata,penulisharusmemperhatikanbeberapahal
yangmenjadietikadalampenelitiankualitatif.Pertamaharusada informedconsent,
yaitupersetujuandariinformanbahwaiaakanmenjadibagiandaripenelitian.Kedua,
prinsip kerahasiaan, yaitu penulis akan menjamin kerahasiaan identitas informan,
kecualiinformantidakmenuntutkerahasiaanidentitasdarinya.Ketigaharusadaprinsip
no harm, yaituprinsipbahwapenelitianyangdilakukantidakmembahayakanatau
memungkinkanterjadinyabahayaterhadapinforman.
Metodepengambilandatayangdilakukanadalahdenganmetodewawancara
122 Humanitas,Vol. VIII No.2 Agustus 2011
dan observasi. Metode wawancara yang akan digunakan adalah wawancara semi
terstruktur, yaitu jenis wawancara yang dalam pelaksanaannya ada guide, ada
pedomantetapipertanyaannyaditanyakansecarasemu,disesuaikandengankondisi
(Moleong, 2005). Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan
permasalahan secaraterbuka,pihakyangdiajakwawancara diminta pendapat,dan
ide-idenya.Dalammelakukanwawancara,penulisperlumendengarkansecarateliti
dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan. Hal ini dilakukan agar sifat
pertanyaantidakkakuatauketat,sertamemungkinkanpenggalianmateriyangrelevan.
Metodeobservasidilakukanbersamaandenganwawancaramengingatkedua
metode ini saling mendukung dalam mendapatkan data yang diinginkan.Teknik
pengamatan memungkinkan melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat
perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan yang sebenarnya.
Observasiyangdilakukanolehpenulisadalahnonpartisipan,penulishanyasebagai
pengamat tanpa terlibat dalam kehidupan maupun kegiatan informan. Observasi
dilakukandiluarproseswawancaradanjugaselamawawancaraberlangsungyang
memungkinkanpenulismemperolehdatayangsifatnyanonverbal,antaralain:gerakan
tubuh,mimikmukaatauekspresiwajahdanintonasisuarainformansaatwawancara
sertajugatentangbagaimanakondisiinformanpenelitianyangdalamhaliniadalah
penderita kanker payudara. Sebelum proses wawancara dan observasi penulis
melakukan persiapan terlebih dahulu, antara lain untuk wawancara penulis akan
membuat guide (petunjuk) pertanyaan semi terstruktur berdasarkan pada teori
mengenai post traumatic growth pada penderita kanker payudara. Jenis guide ini
dipilihuntukmenghindarkanagarpadasaatproseswawancaratidakmelencengterlalu
jauhdarifokuspenelitian.
Ekspresinonverbalinformansertaperasaan-perasaaninformanyangmuncul
selama proses wawancara dicatat. Hal ini dilakukan untuk keperluan pengecekan
dataatauklarifikasiterhadappernyataan-pernyataanyangterungkapselamaproses
wawancara berlangsung, data yang diperoleh dalam observasi ini akan digunakan
sebagai data penunjang kemudian hasil wawancara akan ditulis dalam bentuk
verbatim. Kemudian dilakukan reduksi data, reduksi data dilakukan dengan cara
koding dan kategori, setelah itu dilakukan analisis, analisis yang dilakukan dengan
menggunakananalisisisiagardiperolehdatayangakuratdanmendalam.
Menurut Poerwandari (2007) yang dengan analisis isi adalah analisis yang
mengacu pada kata-kata, arti atau makna, gambar, simbol, ide-ide, atau tema-tema
yang dikomunikasikan oleh teks. Setelah semua data baik observasi maupun
wawancaratelahdianalisis,penulismelakukantriangulasidata.Datayangditemukan
123Ade Fitri Rahmah & Erlina Listyanti Widuri
dibandingkan sehingga ditemukan kategori-kategori yang mewakili temuan dari
metodetersebut.Langkahakhiryangdilakukanpenulisadalahmelakukanverifikasi
danpenarikankesimpulan.
Dalampenelitianini,gunamendapatkansuatubentukkredibilitaspenelitian,
penulisakanmenggunakanmetodetriangulasi.Triangulasidalampengujiankredibilitas
ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara,
dan berbagai waktu (Sugiyono, 2010). Dalam penelitian kualitatif, data akan lebih
diyakinikebenarannyajikaduasumberataulebihmenyatakanhalyangsama.Patton
(Poerwandari, 2007), menyatakan bahwa triangulasi dapat dibedakan dalam
triangulasidata,triangulasipeneliti,triangulasiteoridantriangulasimetode.Sedangkan
dalampenelitianinimenggunakantriangulasidatadantriangulasimetode.Triangulasi
datayaitudigunakannyavariasisumber-sumberdatayangberbeda.Datadariberbagai
sumberberbedadapatdigunakanuntukmengelaborasidanmemperkayapenelitian.
Dalampenelitianinimembandingkandatakeadaandanperspektifinformanpenelitian
dengan pandangan atau pendapat orang lain atau orang-orang terdekat informan
disebut sebagai significant person untuk mengecek kembali apa yang dikatakan
olehinformanpenelitian.Sedangkantriangulasimetodeyaitudipakainyabeberapa
metodeyangberbedauntukmenelitisuatuhalyangsama.
Hasil dan Pembahasan
Berdasarkanhasilwawancaradenganinforman,penulismenyimpulkanbahwa
terdapat dua faktor yang mempengaruhi aspek post traumatic growth pada kedua
informan. Faktor tersebut dapat dibagi menjadi faktor internal dan faktor eksernal.
Faktor eksternal yang mempengaruhi post traumatic growthpada kedua informan
adalah anak dan cucu sebagai life expectation dan dorongan atau motivasi dari
orang tua secara terus menerus untuk melakukan pengobatan sehingga akhirnya
memicupenguatanfaktorinternalpadakeduainforman.
Dalambahasapsikologi,hikmahyangdimaksuddalampenelitianadalahpost
traumatic growth atau pertumbuhan pascatrauma (PTG). Secara teoritis, konsep
pertumbuhanpascatrauma(PTG)didefinisikansebagaipengalamanperubahanpositif
yangsignifikantimbuldariperjuangandarikrisiskehidupanyangbesarantaralain:
apresiasipeningkatanhidup,pengaturanhidupdenganprioritasbaru,rasakekuatan
pribadimeningkatdanspiritualberubahsecarapositif.
Berdasarkan wawancara peneliti dengan kedua informan, peneliti
menyimpulkan setidaknya terdapat 4 (empat) pertumbuhan pasca trauma (post
124 Humanitas,Vol. VIII No.2 Agustus 2011
traumaticgrowth)yangsignifikantimbuldariperjuanganinformandalammenghadapi
penyakit kanker payudara ini, antara lain: peningkatan spritualitas, positive
improvementinlife,prososialsemakintinggi,danrelasisosialsemakinbaik.Informan
pertama, walaupun selalu dibayangi dengan kematian lantaran divonis dokter
menderitakankerstadiumempatdanumumnyapalinglamaakanmampubertahan
hingga dua tahun saja.Akan tetapi dalam menyikapi kondisi psikologis demikian,
justrumemperkuatibadahnya,sepertimemperbanyakdoadanshalatmalam(tahajud),
supaya lebih dekat dengan Sang Pencipta. Sebagai orang yang beriman, dan yakin
semua apa yang dilakukan di dunia akan dipertanggungjawabkan, maka informan
pertama memanfaatkan sisaa umurnya untuk lebih dekat kepada Maha Pencipta.
Takjauhberbedadenganinformanpertama,informankeduapunmengakuibahwa
aspekspritualitasnyasemakinmeningkat.Sebagaimanusiayangberiman,informan
kedua juga yakin dan percaya bahwa semua ini adalah ujian dan cobaan yang
menghampiri hidupnya. Bahkan informan kedua tetap bersyukur dengan adanya
penyakitinidanmenyerahkansegalaketentuankepada-Nya.Ungkapanrasasyukur
ini sebetulnya representasi dari sikap informan kedua yang “nrimo” atau tawakal
dengan segala cobaan dan ujian yang melanda dirinya. Lebih jauh, faktor tawakal
merupakan gambaran ketauhidan seseorang, karena segala sesuatu adalah datang
dan kembali hanya kepada-Nya.
Penjelasan di atas semakin memperkuat teoriTedeschi dan Calhourn (1996)
yangmengatakanbahwapersepsipertumbuhanpascatraumahampirselaluberkaitan
denganaspekspritual.Spiritualitasdalamkonteksinimengacupadarasabersyukur
yanglebihbesarkepadaSangPencipta,peningkatanrasakomitmenseseorangkepada
tradisikeagamaan,ataupemahamanyanglebihjelasdarikeyakinanagamaseseorang.
Positive improvement in life pada kedua informan juga semakin terlihat.
Dalam menjalankanaktivitaskesehariannya,informanpertama sangattermotivasi
danbersemangat.Justruditengahsakitnyaitu,informanpertamasemakingiatbekerja.
Menurutnya,berkerjatidakmembuatnyamerasasakit,tetapimalahmenyenangkan.
Informan pertama lebih merasa seolah-olah dia tidak mengidap penyakit kanker
payudara, ketika dia bekerja. Positive improvement kedua yang terlihat pada
informanpertamaadalahvariabelkejujuran.Variabelkejujuransebenarnyaberangkat
dari fakor kerterbukaan yang selalu dilakukan oleh informan pertama. Siapa saja
yang bertanya, atau bahkan yang menyinggung tentang penyakitnya, informan tak
segan-seganmenceritakanapaadanyamengenaipenyakityangiaderita.Informan
pertama tidak hanya terbuka pada keluarganya saja tetapi juga kepada siapa saja,
terutamadilingkungansekitartempattinggalnya.Keterbukaaninisebetulnyasangat
125Ade Fitri Rahmah & Erlina Listyanti Widuri
dipengaruhiolehkesungguhaninformanpertamadalammenyiasatipenyakitkanker
ini, dia cenderung enggan untuk menutup-nutupi penyakit ini, karena hanya akan
berdampak pada rasa sakit. Sebab kemampuan untuk mengekspresikan perasaan
danmengungkapkaninformasipribadipentinguntukditampilkanberhubungandengan
cara-cara yang positif untuk berbagai indeks kesehatan mental dan fisik. Dengan
penyakit kanker ini, positive improvement yang membekas pada informan kedua
adalahpeningkatanapresiasiterhadapeksistensisendiridanpenghargaanyanglebih
besar terhadap kehidupan, dan peningkatan persepsi kompetensi dan kemandirian
memberikankontroldankeamananyanglebihbesar.Kehadiranpenyakitkankerini
telahmenyadarkannyabahwayangnamanyasehatmemangtidakternilaiharganya,
sehinggainformankedualebihmeningkatkantingkatkepeduliannyadanlebihintens
untukmemperhatikankesehatannyadibandingsebelumterdiagnosispenyakitkanker
payudaraini.
Post traumatic growth ketiga yang ditemukan peneliti pada kedua informan
adalah perilaku prososial semakin tinggi. Pada informan pertama, di tengah
ketidakpastian sisa-sisa umurnya, dia selalu berbuat baik kepada sesama, semakin
pekajiwanyaterhadappersoalanyangterjadidisekitarnyauntukselalumengulurkan
tangan kepada yang membutuhkan, sekalipun dia sedang mengalami penderitaan
fisikdanmentallantaranpenyakitkankeryangmenyerangnya.Menurutmasyarakat
sekitar tempat tinggal informan, informan seperti bukan orang yang sedang sakit,
karenainformanmasihmerasamampudankuatmengurusdirinyasendiri.Terlihat
sekali informan pertama begitu optimis dalam menata kehidupannya dengan amal
dan kebajikan yang ia lakukan, dengan niatan mudah-mudahan bisa sedikit
meringankanpenyakityangiaderita.Selainitu,kebaikaninipunmerupakansarana
(wasilah) untuk lebih dekat kepada Maha Pencipta dan disembuhkan dari segala
penyakityangmenimpanya.
Padaaspekrelasisosial,informanpertamacenderungmeningkat.Halinidapat
terlihatdarirelasiinformanterhadapsuami,mertua,anak-anakdanmasyarakatsekitar
tempat tinggalnya menjadi lebih dekat dan lebih sayang dari sebelum terdiagnosis
kankerpayudara.Begitujugayangterlihatpadainformankedua,diaantusiasuntuk
membantuoranglainkelakkalausudahsembuh.Karenasetidaknyainformankedua
telahmempunyaimodalpengalamanuntukmembantuoranglainyangterdiagnosis
penyakit kanker payudara, walaupun bentuknya masih berupa saran dan anjuran.
Dengandemikiandapatdisimpulkanprososialinformankeduasemakinmeningkat.
Namun dalam kesehariannya, penyakit kanker ini cukup membuat dia resah dan
gelisah,sehinggamenimbulkandampaktersendiri,terutamamempengaruhisikapnya
126 Humanitas,Vol. VIII No.2 Agustus 2011
dalambergauldengansesama.Halinidisebabkanolehfaktorusiayangrelatifmuda,
karena di sekitar lingkungannya, belum ada remaja seusianya telah atau sedang
mengalamipenyakitkankerpayudarasebagaimanayangiaderita.Dengankatalain,
relasisosialinformankeduakalaudibandingdengansebelumterdiagnosispenyakit
kankermenunjukkanpenurunan.
Berdasarkanrealitadiatasdapatdisimpulkanbahwaketikaindividudidiagnosis
menderitapenyakityangmengancamhidupnya,individuseringmemikirkankembali
maknadantujuanhidupmerekadanmempelajarikembaliprioritasmereka.Kadang-
kadangsituasidrastismemaksamerekauntukmengambilprosesmenyakitkanseperti
reevaluasidanperubahan.Prosesinidapatmembuatindividumenjadilebihmatang
danberkembang.Dengankatalain,penelitianinimendukunghasilsebuahstudidengan
pasien kanker dari Malaysia, Indonesia dan Singapura yang menunjukkan bahwa
seperti rekan-rekan mereka di Barat, sebagian besar pasien mengambil manfaat
sebagaiakibatdarikankermereka.Pasien-pasieninimenghargaihidupmerekalebih
baik di samping telah tumbuh secara spiritual. Pertumbuhan pribadi mereka telah
membuatmerekamenjadiindividuyanglebihbaikdanmerekamenjadilebihsadar
akankebutuhanuntukmengembangkanhubunganyanglebihbaikdenganoranglain
(CACare, 2011).
Simpulan
Terdapat dua faktor yang mempengaruhi aspek post traumatic growth pada
kedua informan. Faktor tersebut dapat dibagi menjadi faktor internal dan faktor
eksernal. Faktor eksternal yang mempengaruhi post traumatic growth pada kedua
informanadalahanakdancucusebagailifeexpectationsertadoronganataumotivasi
dari kedua orang tua secara terus menerus untuk melakukan pengobatan sehingga
akhirnyamemicupenguatanfaktorinternalpadakeduainforman.Sedangkanfaktor
yang dominan dalam mempengaruhi pertumbuhan pasca trauma (post traumatic
growth) adalah faktor internal yang meliputi faktor keimanan (spritualitas), faktor
keinginankuatuntuksembuh(optimisme),faktorresiliensi,danfaktor reframing.
Mengungkapdanmencarijawabanataspertanyaanpenelititentangbagaimana
dinamika terbentuknya post traumatic growth pada penderita kanker payudara
maka ditemukan ada beberapa hal yang mempengaruhinya. Berdasarkan pada
pembahasan, dapat diketahui bahwa menyimpulkan setidaknya terdapat 4 (empat)
pertumbuhan pasca trauma (post traumatic growth) yang signifikan timbul dari
perjuanganinformandalammenghadapipenyakitkankerpayudaraini,antaralain:
127Ade Fitri Rahmah & Erlina Listyanti Widuri
peningkatanspritualitas,positiveimprovementinlife,prososialsemakintinggi,dan
relasi sosial semakin baik. Ketika individu didiagnosis menderita penyakit yang
mengancamhidupnya,individuseringmemikirkankembalimaknadantujuanhidup
mereka dan mempelajari kembali prioritas mereka. Kadangkala situasi drastis
memaksa mereka untuk mengambil proses menyakitkan seperti reevaluasi dan
perubahan.Prosesinidapatmembuatindividumenjadilebihmatangdanberkembang.
Daftar Pustaka
Bambang. (2011). Kejadian Kanker Payudara Masih Tertinggi.http://
www.antaranews.com/berita/1265254914/kejadian-kanker-payudara-
masih-tertinggi.16Maret2011.
CACare, (2011). Post-traumatik Pertumbuhan Kanker: Perspektif Pasien Indo-
Malaysia.http://ejtcm.com/2011/03/12/post-traumaticgrowth-incancer-
perspectives-of-indo-malaysian-patients/. 17 Maret 2011.
Dinkes. (2009). Riset Kesehatan Daerah DIY.Yogyakarta : Dinkes.
Hawari, D. (2004). Kanker Payudara : Dimensi Psikoreligi. Jakarta : Penerbit
FakultasKedokteranUniversitasIndonesia.
Himam, F. (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif. Workshop. Yogyakarta:
LembagaPendidikanPsikologiIndustriFakultasPsikologiUniversitasIslam
Indonesia.
Luwia. (2003). Problematika dan Perawatan Payudara. Jilid I. Depok : Kawan
Pustaka.
Moleong, L.J. (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Tarsito.
Moleong, L. J. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
Poerwandari, E. K. (2007). Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku
Manusia. Jakarta : Lembaga Pengembangan Sarana
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung :Alfabeta.
Tedeschi, R. G., & Calhoun, L. G. (1995). TraumaAnd Transformation: Growing
In The Aftermath Of Suffering. Thousand Oaks, CA: Sage.
Tedeschi, R. G., & Calhoun, L. G. (1996). The post traumatic growth inventory:
Measuring the positive legacy of trauma. Journal of Traumatic Stress, 9,
128 Humanitas,Vol. VIII No.2 Agustus 2011
455 471.
Tedeschi, R.G., & Calhoun, LG. (1998). Posttraumatic Growth: Positive Changes
in theAftermathofCrisis.Mahwah,NJ.Publication:Lawrence Erlbaum
Associates.
Wikipedia.(2009).Posttraumaticgrowth.http://en.wikipedia.org/wiki/
Posttraumatic_growth&rurl=translate.google.co.id#History. 11 Maret
2011.

More Related Content

What's hot

HUBUNGAN BODY IMAGE, PENGETAHUAN GIZI SEIMBANG, DAN AKTIFITAS FISIK TERHADAP ...
HUBUNGAN BODY IMAGE, PENGETAHUAN GIZI SEIMBANG, DAN AKTIFITAS FISIK TERHADAP ...HUBUNGAN BODY IMAGE, PENGETAHUAN GIZI SEIMBANG, DAN AKTIFITAS FISIK TERHADAP ...
HUBUNGAN BODY IMAGE, PENGETAHUAN GIZI SEIMBANG, DAN AKTIFITAS FISIK TERHADAP ...
Sii AQyuu
 
Kespro Remaja : Perilaku Seksual Remaja
Kespro Remaja : Perilaku Seksual RemajaKespro Remaja : Perilaku Seksual Remaja
Kespro Remaja : Perilaku Seksual Remaja
Nuranisah D.
 
184472913 “faktor-faktor-yang-mempengaruhi-penyembuhan-luka-pada-pasien-post-...
184472913 “faktor-faktor-yang-mempengaruhi-penyembuhan-luka-pada-pasien-post-...184472913 “faktor-faktor-yang-mempengaruhi-penyembuhan-luka-pada-pasien-post-...
184472913 “faktor-faktor-yang-mempengaruhi-penyembuhan-luka-pada-pasien-post-...
Operator Warnet Vast Raha
 
Askep ca mamae
Askep ca mamaeAskep ca mamae
Askep ca mamae
bernadetekolin
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
CyberTekno
 
Review jurnal antropologi kesehatan - bu dina
Review jurnal   antropologi kesehatan - bu dinaReview jurnal   antropologi kesehatan - bu dina
Review jurnal antropologi kesehatan - bu dina
SlametWidodo53
 
45 87-1-sm
45 87-1-sm45 87-1-sm
Bab i
Bab iBab i
Total bab
Total babTotal bab
Jurnal pantangan prilaku makan pada ibu hamil
Jurnal pantangan prilaku makan pada ibu hamilJurnal pantangan prilaku makan pada ibu hamil
Jurnal pantangan prilaku makan pada ibu hamil
nrukmana rukmana
 
Jurnal pantangan perilaku pada ibu post partum
Jurnal pantangan perilaku pada ibu post partumJurnal pantangan perilaku pada ibu post partum
Jurnal pantangan perilaku pada ibu post partum
nrukmana rukmana
 
Hubungan tingkat kecemasan dengan strategi koping pada keluarga dengan anggot...
Hubungan tingkat kecemasan dengan strategi koping pada keluarga dengan anggot...Hubungan tingkat kecemasan dengan strategi koping pada keluarga dengan anggot...
Hubungan tingkat kecemasan dengan strategi koping pada keluarga dengan anggot...Operator Warnet Vast Raha
 
6475 kespro n_papsmear_di_lapas
6475 kespro n_papsmear_di_lapas6475 kespro n_papsmear_di_lapas
6475 kespro n_papsmear_di_lapas
Surya Fahrozi
 
Makalah kehamilan
Makalah kehamilanMakalah kehamilan
Makalah kehamilan
Operator Warnet Vast Raha
 
ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN INSPEKSI JANTUNG PADA ANAK
ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN INSPEKSI JANTUNG PADA ANAKANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN INSPEKSI JANTUNG PADA ANAK
ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN INSPEKSI JANTUNG PADA ANAK
Sulistia Rini
 
Critical & Review Jurnal : Risk Factors For Maternal Death and Trends In Mate...
Critical & Review Jurnal : Risk Factors For Maternal Death and Trends In Mate...Critical & Review Jurnal : Risk Factors For Maternal Death and Trends In Mate...
Critical & Review Jurnal : Risk Factors For Maternal Death and Trends In Mate...
Dewi Setiyani Putri
 

What's hot (17)

HUBUNGAN BODY IMAGE, PENGETAHUAN GIZI SEIMBANG, DAN AKTIFITAS FISIK TERHADAP ...
HUBUNGAN BODY IMAGE, PENGETAHUAN GIZI SEIMBANG, DAN AKTIFITAS FISIK TERHADAP ...HUBUNGAN BODY IMAGE, PENGETAHUAN GIZI SEIMBANG, DAN AKTIFITAS FISIK TERHADAP ...
HUBUNGAN BODY IMAGE, PENGETAHUAN GIZI SEIMBANG, DAN AKTIFITAS FISIK TERHADAP ...
 
Kespro Remaja : Perilaku Seksual Remaja
Kespro Remaja : Perilaku Seksual RemajaKespro Remaja : Perilaku Seksual Remaja
Kespro Remaja : Perilaku Seksual Remaja
 
184472913 “faktor-faktor-yang-mempengaruhi-penyembuhan-luka-pada-pasien-post-...
184472913 “faktor-faktor-yang-mempengaruhi-penyembuhan-luka-pada-pasien-post-...184472913 “faktor-faktor-yang-mempengaruhi-penyembuhan-luka-pada-pasien-post-...
184472913 “faktor-faktor-yang-mempengaruhi-penyembuhan-luka-pada-pasien-post-...
 
Askep ca mamae
Askep ca mamaeAskep ca mamae
Askep ca mamae
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Review jurnal antropologi kesehatan - bu dina
Review jurnal   antropologi kesehatan - bu dinaReview jurnal   antropologi kesehatan - bu dina
Review jurnal antropologi kesehatan - bu dina
 
45 87-1-sm
45 87-1-sm45 87-1-sm
45 87-1-sm
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Total bab
Total babTotal bab
Total bab
 
Jurnal pantangan prilaku makan pada ibu hamil
Jurnal pantangan prilaku makan pada ibu hamilJurnal pantangan prilaku makan pada ibu hamil
Jurnal pantangan prilaku makan pada ibu hamil
 
Jurnal pantangan perilaku pada ibu post partum
Jurnal pantangan perilaku pada ibu post partumJurnal pantangan perilaku pada ibu post partum
Jurnal pantangan perilaku pada ibu post partum
 
1349 3056-1-pb
1349 3056-1-pb1349 3056-1-pb
1349 3056-1-pb
 
Hubungan tingkat kecemasan dengan strategi koping pada keluarga dengan anggot...
Hubungan tingkat kecemasan dengan strategi koping pada keluarga dengan anggot...Hubungan tingkat kecemasan dengan strategi koping pada keluarga dengan anggot...
Hubungan tingkat kecemasan dengan strategi koping pada keluarga dengan anggot...
 
6475 kespro n_papsmear_di_lapas
6475 kespro n_papsmear_di_lapas6475 kespro n_papsmear_di_lapas
6475 kespro n_papsmear_di_lapas
 
Makalah kehamilan
Makalah kehamilanMakalah kehamilan
Makalah kehamilan
 
ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN INSPEKSI JANTUNG PADA ANAK
ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN INSPEKSI JANTUNG PADA ANAKANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN INSPEKSI JANTUNG PADA ANAK
ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN INSPEKSI JANTUNG PADA ANAK
 
Critical & Review Jurnal : Risk Factors For Maternal Death and Trends In Mate...
Critical & Review Jurnal : Risk Factors For Maternal Death and Trends In Mate...Critical & Review Jurnal : Risk Factors For Maternal Death and Trends In Mate...
Critical & Review Jurnal : Risk Factors For Maternal Death and Trends In Mate...
 

Viewers also liked

Resume manajemen ayu
Resume manajemen ayuResume manajemen ayu
Resume manajemen ayu
Upha Shadanci DzCp
 
Community Schools Directory & Listings
Community Schools Directory & ListingsCommunity Schools Directory & Listings
Community Schools Directory & Listings
Linda Shum
 
Arihant group wish_you_happy_dhanteras
Arihant group wish_you_happy_dhanteras Arihant group wish_you_happy_dhanteras
Arihant group wish_you_happy_dhanteras
Arihant Buildcon Pvt Ltd
 
Livescore
LivescoreLivescore
Livescore
lhpogdd
 
Homelessness in Dhaka 2006
Homelessness in Dhaka 2006Homelessness in Dhaka 2006
Homelessness in Dhaka 2006
Shayer Ghafur
 
Getting The Most Out Of Your Home With These Home Improvement Tips
Getting The Most Out Of Your Home With These Home Improvement TipsGetting The Most Out Of Your Home With These Home Improvement Tips
Getting The Most Out Of Your Home With These Home Improvement Tips
nervousbandit304
 
Fahmul quran lect_40 (مضارع ثقیل اور اثقل)
Fahmul quran lect_40 (مضارع ثقیل اور اثقل)Fahmul quran lect_40 (مضارع ثقیل اور اثقل)
Fahmul quran lect_40 (مضارع ثقیل اور اثقل)
M Akhtar
 
Welcome Booklet - Greenfield Community School
Welcome Booklet - Greenfield Community SchoolWelcome Booklet - Greenfield Community School
Welcome Booklet - Greenfield Community School
farrahesham
 
Master-class. The model text
Master-class. The model textMaster-class. The model text
Master-class. The model text
Anton
 
Ways to divide a market into Segments
Ways to divide a market into SegmentsWays to divide a market into Segments
Ways to divide a market into Segments
Sameer Mathur
 
chemical equations
chemical equationschemical equations
chemical equations
Imran Khan
 
Tugaskelompok1metodologipendidikan 120319040405-phpapp02
Tugaskelompok1metodologipendidikan 120319040405-phpapp02Tugaskelompok1metodologipendidikan 120319040405-phpapp02
Tugaskelompok1metodologipendidikan 120319040405-phpapp02Valentino Selayan
 
Chapter5 slide aswardi nim 14193002
Chapter5 slide aswardi nim 14193002Chapter5 slide aswardi nim 14193002
Chapter5 slide aswardi nim 14193002
Valentino Selayan
 
Livescore
LivescoreLivescore
Livescore
lhpogdd
 

Viewers also liked (15)

Resume manajemen ayu
Resume manajemen ayuResume manajemen ayu
Resume manajemen ayu
 
Community Schools Directory & Listings
Community Schools Directory & ListingsCommunity Schools Directory & Listings
Community Schools Directory & Listings
 
Arihant group wish_you_happy_dhanteras
Arihant group wish_you_happy_dhanteras Arihant group wish_you_happy_dhanteras
Arihant group wish_you_happy_dhanteras
 
Livescore
LivescoreLivescore
Livescore
 
Homelessness in Dhaka 2006
Homelessness in Dhaka 2006Homelessness in Dhaka 2006
Homelessness in Dhaka 2006
 
Getting The Most Out Of Your Home With These Home Improvement Tips
Getting The Most Out Of Your Home With These Home Improvement TipsGetting The Most Out Of Your Home With These Home Improvement Tips
Getting The Most Out Of Your Home With These Home Improvement Tips
 
Fahmul quran lect_40 (مضارع ثقیل اور اثقل)
Fahmul quran lect_40 (مضارع ثقیل اور اثقل)Fahmul quran lect_40 (مضارع ثقیل اور اثقل)
Fahmul quran lect_40 (مضارع ثقیل اور اثقل)
 
Welcome Booklet - Greenfield Community School
Welcome Booklet - Greenfield Community SchoolWelcome Booklet - Greenfield Community School
Welcome Booklet - Greenfield Community School
 
Master-class. The model text
Master-class. The model textMaster-class. The model text
Master-class. The model text
 
Ways to divide a market into Segments
Ways to divide a market into SegmentsWays to divide a market into Segments
Ways to divide a market into Segments
 
Formato
FormatoFormato
Formato
 
chemical equations
chemical equationschemical equations
chemical equations
 
Tugaskelompok1metodologipendidikan 120319040405-phpapp02
Tugaskelompok1metodologipendidikan 120319040405-phpapp02Tugaskelompok1metodologipendidikan 120319040405-phpapp02
Tugaskelompok1metodologipendidikan 120319040405-phpapp02
 
Chapter5 slide aswardi nim 14193002
Chapter5 slide aswardi nim 14193002Chapter5 slide aswardi nim 14193002
Chapter5 slide aswardi nim 14193002
 
Livescore
LivescoreLivescore
Livescore
 

Similar to Ca maame 2

09 kecemasan-perempuan-dewasa-awal-yang-memiliki-ibu-penderita-kanker-serviks...
09 kecemasan-perempuan-dewasa-awal-yang-memiliki-ibu-penderita-kanker-serviks...09 kecemasan-perempuan-dewasa-awal-yang-memiliki-ibu-penderita-kanker-serviks...
09 kecemasan-perempuan-dewasa-awal-yang-memiliki-ibu-penderita-kanker-serviks...MarrCenllon Hia
 
2026 4024-1-sm
2026 4024-1-sm2026 4024-1-sm
2026 4024-1-sm
putriisriyanti
 
Jurnal kdk 4
Jurnal kdk 4Jurnal kdk 4
Jurnal kdk 4
ChoirulAnwar64
 
Ppt kelompok iii
Ppt kelompok iiiPpt kelompok iii
Ppt kelompok iii
nenden lisnawati
 
JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECEMASAN PASIEN DALAM TINDAKAN KEMOTE...
JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECEMASAN PASIEN DALAM TINDAKAN KEMOTE...JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECEMASAN PASIEN DALAM TINDAKAN KEMOTE...
JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECEMASAN PASIEN DALAM TINDAKAN KEMOTE...
KANDA IZUL
 
konsep dasar epidemologi kespro dan overview issue glowal kesehatan reproduks...
konsep dasar epidemologi kespro dan overview issue glowal kesehatan reproduks...konsep dasar epidemologi kespro dan overview issue glowal kesehatan reproduks...
konsep dasar epidemologi kespro dan overview issue glowal kesehatan reproduks...
CeceLisa
 
Breast Cancer. Kanker Payudara. Description, Type, etc
Breast Cancer. Kanker Payudara. Description, Type, etcBreast Cancer. Kanker Payudara. Description, Type, etc
Breast Cancer. Kanker Payudara. Description, Type, etc
Vina Habibah
 
jurnal
jurnaljurnal
jurnal
Nanang Soleh
 
Kelompok 2_Epidemiologi Penyakit Tidak Menular.pptx
Kelompok 2_Epidemiologi Penyakit Tidak Menular.pptxKelompok 2_Epidemiologi Penyakit Tidak Menular.pptx
Kelompok 2_Epidemiologi Penyakit Tidak Menular.pptx
LilyKim53
 
makalah komunitas agregat deawas pria.pdf
makalah komunitas agregat deawas pria.pdfmakalah komunitas agregat deawas pria.pdf
makalah komunitas agregat deawas pria.pdf
maung8
 
Terapki Kanker Payudara | www.terapikankerindonesia.com
Terapki Kanker Payudara | www.terapikankerindonesia.comTerapki Kanker Payudara | www.terapikankerindonesia.com
Terapki Kanker Payudara | www.terapikankerindonesia.com
Tahitian Noni Indonesia | PT.Morinda Independen
 
Terapi Sistemik Pada Kanker Payudara 2018
Terapi Sistemik Pada Kanker Payudara 2018 Terapi Sistemik Pada Kanker Payudara 2018
Terapi Sistemik Pada Kanker Payudara 2018
Lestari Moerdijat
 
Artikel
ArtikelArtikel
Artikel
zaalieza
 
Artikel
ArtikelArtikel
Artikel
zaalieza
 
Asuransi kesehatan aku
Asuransi kesehatan akuAsuransi kesehatan aku
Asuransi kesehatan aku
AuliaRamadhani36
 
KESEHATAN REPRODUKSI DAN SEKSUALITAS PEREMPUAN.pptx
KESEHATAN REPRODUKSI DAN SEKSUALITAS PEREMPUAN.pptxKESEHATAN REPRODUKSI DAN SEKSUALITAS PEREMPUAN.pptx
KESEHATAN REPRODUKSI DAN SEKSUALITAS PEREMPUAN.pptx
KiaTauhid
 
ARTIKEL ADAPTASI.pdf
ARTIKEL ADAPTASI.pdfARTIKEL ADAPTASI.pdf
ARTIKEL ADAPTASI.pdf
Yelmi Reni Putri SY
 
Penyuluhan Kanker Payudara Bagi Remaja.pptx
Penyuluhan Kanker Payudara  Bagi Remaja.pptxPenyuluhan Kanker Payudara  Bagi Remaja.pptx
Penyuluhan Kanker Payudara Bagi Remaja.pptx
anita45169
 
Resiko kanker
Resiko kankerResiko kanker
Resiko kanker
Pranowo Budi Sulistyo
 
_ PPT Psikologi Remaja 9-tumbuh-kmb-remaja.ppt
_ PPT Psikologi Remaja 9-tumbuh-kmb-remaja.ppt_ PPT Psikologi Remaja 9-tumbuh-kmb-remaja.ppt
_ PPT Psikologi Remaja 9-tumbuh-kmb-remaja.ppt
IndriWahyuniSPsiBimb
 

Similar to Ca maame 2 (20)

09 kecemasan-perempuan-dewasa-awal-yang-memiliki-ibu-penderita-kanker-serviks...
09 kecemasan-perempuan-dewasa-awal-yang-memiliki-ibu-penderita-kanker-serviks...09 kecemasan-perempuan-dewasa-awal-yang-memiliki-ibu-penderita-kanker-serviks...
09 kecemasan-perempuan-dewasa-awal-yang-memiliki-ibu-penderita-kanker-serviks...
 
2026 4024-1-sm
2026 4024-1-sm2026 4024-1-sm
2026 4024-1-sm
 
Jurnal kdk 4
Jurnal kdk 4Jurnal kdk 4
Jurnal kdk 4
 
Ppt kelompok iii
Ppt kelompok iiiPpt kelompok iii
Ppt kelompok iii
 
JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECEMASAN PASIEN DALAM TINDAKAN KEMOTE...
JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECEMASAN PASIEN DALAM TINDAKAN KEMOTE...JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECEMASAN PASIEN DALAM TINDAKAN KEMOTE...
JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECEMASAN PASIEN DALAM TINDAKAN KEMOTE...
 
konsep dasar epidemologi kespro dan overview issue glowal kesehatan reproduks...
konsep dasar epidemologi kespro dan overview issue glowal kesehatan reproduks...konsep dasar epidemologi kespro dan overview issue glowal kesehatan reproduks...
konsep dasar epidemologi kespro dan overview issue glowal kesehatan reproduks...
 
Breast Cancer. Kanker Payudara. Description, Type, etc
Breast Cancer. Kanker Payudara. Description, Type, etcBreast Cancer. Kanker Payudara. Description, Type, etc
Breast Cancer. Kanker Payudara. Description, Type, etc
 
jurnal
jurnaljurnal
jurnal
 
Kelompok 2_Epidemiologi Penyakit Tidak Menular.pptx
Kelompok 2_Epidemiologi Penyakit Tidak Menular.pptxKelompok 2_Epidemiologi Penyakit Tidak Menular.pptx
Kelompok 2_Epidemiologi Penyakit Tidak Menular.pptx
 
makalah komunitas agregat deawas pria.pdf
makalah komunitas agregat deawas pria.pdfmakalah komunitas agregat deawas pria.pdf
makalah komunitas agregat deawas pria.pdf
 
Terapki Kanker Payudara | www.terapikankerindonesia.com
Terapki Kanker Payudara | www.terapikankerindonesia.comTerapki Kanker Payudara | www.terapikankerindonesia.com
Terapki Kanker Payudara | www.terapikankerindonesia.com
 
Terapi Sistemik Pada Kanker Payudara 2018
Terapi Sistemik Pada Kanker Payudara 2018 Terapi Sistemik Pada Kanker Payudara 2018
Terapi Sistemik Pada Kanker Payudara 2018
 
Artikel
ArtikelArtikel
Artikel
 
Artikel
ArtikelArtikel
Artikel
 
Asuransi kesehatan aku
Asuransi kesehatan akuAsuransi kesehatan aku
Asuransi kesehatan aku
 
KESEHATAN REPRODUKSI DAN SEKSUALITAS PEREMPUAN.pptx
KESEHATAN REPRODUKSI DAN SEKSUALITAS PEREMPUAN.pptxKESEHATAN REPRODUKSI DAN SEKSUALITAS PEREMPUAN.pptx
KESEHATAN REPRODUKSI DAN SEKSUALITAS PEREMPUAN.pptx
 
ARTIKEL ADAPTASI.pdf
ARTIKEL ADAPTASI.pdfARTIKEL ADAPTASI.pdf
ARTIKEL ADAPTASI.pdf
 
Penyuluhan Kanker Payudara Bagi Remaja.pptx
Penyuluhan Kanker Payudara  Bagi Remaja.pptxPenyuluhan Kanker Payudara  Bagi Remaja.pptx
Penyuluhan Kanker Payudara Bagi Remaja.pptx
 
Resiko kanker
Resiko kankerResiko kanker
Resiko kanker
 
_ PPT Psikologi Remaja 9-tumbuh-kmb-remaja.ppt
_ PPT Psikologi Remaja 9-tumbuh-kmb-remaja.ppt_ PPT Psikologi Remaja 9-tumbuh-kmb-remaja.ppt
_ PPT Psikologi Remaja 9-tumbuh-kmb-remaja.ppt
 

Ca maame 2

  • 1. POST TRAUMATIC GROWTH PADA PENDERITA KANKER PAYUDARA Ade Fitri Rahmah & Erlina Listyanti Widuri Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan Jalan Kapas No 9 Yogyakarta erlina_psiuad@yahoo.co.id. Abstract One of the deadly diseases for women is breast cancer.The wisdom definedinthisstudywasposttraumaticgrowth.Posttraumaticgrowthisa positivechangesexperiencearisingfromthestruggleofthegreatcrisesof life. The purpose of this study was to determine the growth dynamics of posttraumaticorpost-traumaticgrowthtowardpositivelifechangesand wanttounderstandfurtherthefactorsthatinfluencetheformationofpost traumaticgrowthinpatientswithbreastcancer.Themethodusedisbased onqualitativeresearchusingphenomenologymethod.Theanalysisshowed there were two factors that affecting the aspects of post traumatic growth in patients with breast cancer. External factors are the children and grandchildren as life expectation and as encouragement or motivation support of both parents to perform the treatment, so it eventually leads to the strengthening of internal factors. Internal factors include the factor of faith(spirituality),astrongdesiretorecoverfactors(optimism),resilience factors, and reframing factors. There are 4 (four) post traumatic growth arisingfromthestrugglewithbreastcancerinthefaceofillness:anincrease in spirituality, positive improvement in life, and the higher prosocial and bettersocialrelations. Keywords: Breast Cancer, PostTraumatic Growth,Women. Abstrak Salahsatupenyakityangberbahaya,bagikaumwanitaadalahkanker payudara yang berujung pada kematian. Tak sedikit penderita kanker payudarayangbertahandengankepasrahandankeikhlasannya,sehingga
  • 2. 115Ade Fitri Rahmah & Erlina Listyanti Widuri diperoleh hikmah yang terkandung di dalam penyakit. Hikmah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah post traumatic growth yaitu pengalaman perubahan positif yang timbul dari perjuangan dari krisis kehidupanyangbesar.Tujuandaripenelitianiniadalahuntukmengetahui dinamikaposttraumaticgrowth ataupertumbuhanpascatraumamenuju perubahanhidupyangpositifdaninginmemahamilebihjauhlagimengenai faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya post traumatic growth padapenderitakankerpayudara.Metodeyangdigunakanadalahmetode penelitian kualitatif yang berlandaskan fenomenologi. Hasil analisis menunjukkan terdapat dua faktor yang mempengaruhi aspek post traumatic growth pada penderita kanker payudara. Faktor eksternal adalahanakdancucusebagailifeexpectationsertadoronganataumotivasi dari kedua orang tua secara terus menerus untuk melakukan pengobatan sehinggaakhirnyamemicupenguatanfaktorinternal.Faktorinternalyang meliputifaktorkeimanan(spritualitas),faktorkeinginankuatuntuksembuh (optimisme), faktor resiliensi, dan faktor reframing. Terdapat 4 (empat) post traumatic growth yang timbul dari perjuangan penderita kanker payudaradalammenghadapipenyakitnya:peningkatanspritualitas,positive improvement in life, prososial semakin tinggi, dan relasi sosial semakin baik. Katakunci:PenderitaKankerPayudara,PostTraumaticGrowth,Wanita. Pendahuluan Salah satu jenis kanker yang paling ditakuti oleh para wanita adalah kanker payudara. Salah satu penyebabnya adalah karena penyakit ini tidak dapat disembuhkanjikaditemukanpadastadiumlanjut.Sepertihalnya kankeryanglain, kanker payudara bisa didiagnosis pada stadium yang berbeda-beda. Semakin dini kanker payudara ditemukan, kemungkinan sembuhnya semakin besar, namun jika ditemukannya pada stadium lanjut, maka harus dilakukan operasi pengangkatan payudara.Padastadiumlanjutkankerpayudarabisajugamenyebarkeorgan-organ lainsepertihati,tulang,paru-parudanotak(Luwia,2003).Semakinbertambahusia seorangwanita,semakinbesarkemungkinanterserangkankerpayudara.Kankerini biasanyamenyerangwanitamudaataudewasa.Wanitayangseringterkenakanker payudara adalah wanita yang berusia lebih dari 35 tahun dan yang tertua berumur 80-89 tahun.
  • 3. 116 Humanitas,Vol. VIII No.2 Agustus 2011 Word Health Organi ation (WHO) melaporkan bahwa di dunia ini setiap tahunnyaada6,25jutapenderitakankerdandalamdekade20terakhiriniada9juta manusia meninggal karena kanker. Perlu dicatat bahwa 2/3 kejadian ini terjadi di negarayangsedangberkembang.DatadariSurveiKesehatanRumahTangga(SKRT) tahun2001menyebutkanbahwakankerpayudaramenjadipenyebabkematiannomor limadiIndonesia.Kasuskematianpenyakitkankermeningkatdari3,4persenpada tahun 1980 menjadi 6 persen pada tahun 2001. Jumlah penderita kanker payudara hinggasaatinidiperkirakanmenempatiposisikeduaterbanyaksetelahkankerleher rahimatauserviks. Prevalensikejadiantumor/kankerdiIndonesiasendiri,menurutRisetKesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, sebesar 4,3 persen per 1000 penduduk (Bambang, 2011). Di Indonesia data kanker payudara belum ada data yang pasti, tetapi berdasarkan data-data yang ada di rumah sakit pada umumnya kanker payudara mendudukitempatnomorduasetelahkankerserviksuteri.Datayangdiperolehdari instalansi radioterapi Rumah Sakit Kanker Darmais diketahui ada 10 besar jenis penyakit kanker berdasarkan letak tumor dari tahun 1995 sampai dengan tahun 2000 yakni kanker leher rahim 998 kasus, kanker payudara 897 kasus, nasofaring 578 kasus, paru-paru 401 kasus, thyroid 123 kasus, lidah 65 kasus, prostat 44 kasus, buli-buli 40 kasus. Di Daerah IstimewaYogyakarta (DIY), jumlah penderita kanker payudara belumdapatdiketahuisecarapasti.Datayangdiperolehhanyadarirumahsakityang menangani pasien kanker payudara. Menurut data Dinas Kesehatan Propinsi DIY, dibeberaparumahsakityangadadiDIYtahun2009ditemukan451kasuspenderita kankerpayudara(Dinkes,2009).Tidaksemuaorangyangmengidapsuatupenyakit menemukan hikmah dalam pengalaman sakit yang mereka rasa begitu halnya juga orangyangmenderitapenyakitkankerpayudara.Halinijugamungkinbahwa post traumaticgrowthataupertumbuhanpasca-traumayangbermanfaatdalambeberapa konteks.Padasaatinipenderitakankermungkinmengalamiperubahanhidupyang positifsetelahterdiagnosismengidappenyakitkanker.Sekitarsetengahdariorang- orangkeluardarikrisiskehidupanyangparah,kepekaanperasaanlebihmeningkat daripadasebelumnya.Sedangkanpertumbuhanpascatraumadidefinisikansebagai pengalaman perubahan positif yang signifikan timbul dari perjuangan dari krisis kehidupanyangbesar. Saat ini sebagian besar studi pada pertumbuhan pasca-trauma dilakukan terhadappasienkankerdinegaramaju.Karenanilai-nilai,keyakinandanpengalaman berbeda antara orang-orang dari berbagai negara, budaya dan asal-usul etnis,
  • 4. 117Ade Fitri Rahmah & Erlina Listyanti Widuri penelitianitubertujuanmenemukanjikapenderitakankeryangtinggaldiMalaysia, Indonesia dan Singapura berbagi perspektif yang sama seperti yang ada di negara- negara Barat. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengalaman atau ekspresi perubahanhidupyangpositifsebagaihasildarimenghadapikrisiskehidupanseperti kanker,denganistilah-istilahseperti:mencarikeuntungan,pertumbuhanpasca-trauma, ketahanan,berkembang,ilusipositifdanadaptasikognitif.Sedangkanpertumbuhan pasca trauma lebih mengisyaratkan sesuatu yang akan diperoleh atau tingkat yang lebihtinggiuntukmencapaikualitaskehidupanpsikososial.Ketikaindividudidiagnosis menderitapenyakityangmengancamhidupnya,individuseringmemikirkankembali maknadantujuanhidupmerekadanmempelajarikembaliprioritasmereka.Kadang- kadang situasi drastis memaksa kita untuk mengambil proses menyakitkan seperti reevaluasidanperubahan.Prosesinidapatmembuatindividumenjadilebihmatang dan berkembang. Perubahan positif yang terjadi sebagai hasil dari menghadapi trauma yang mengancam kehidupan disajikan dalam berbagai cara, seperti: penerimaan meningkatkan kerentanan seseorang, meningkatkan apresiasi terhadap eksistensi sendiridanpenghargaanyanglebihbesarterhadapkehidupan,meningkatkanpersepsi kompetensidankemandirianmemberikankontroldankeamananyanglebihbesar, peningkatan kasih sayang dan empati terhadap orang lain, hubungan lebih dekat denganoranglain,keyakinanagamaatauspiritualkuatyangberartilebihbesartentang kehidupandanpenderitaan,kematanganpsikologisdanemosionalyanglebihbesar danperolehannilaibarudanprioritashidup. Pertumbuhan pasca trauma memang tidak mudah, kadang-kadang individu merasasakitketikamaubangkit.Perjalanandimulaidengankehancurandandefisit melaluiperjalananyangpanjanguntukpenyembuhan.Dalamprosesnya,asumsihancur harusdipulihkan,kepercayaandiriuntuktumbuhkembali,fisik,emosidanspiritual harusdipupuk.Pertumbuhaninibukanhanyapengalamanintelektualdanitulahyang akan menjadikan kuat sebagai agen perubahan (CACare, 2011). Ada tiga fase reaksi emosional penderita kanker ketika mengetahui bahwa penyakit yang dideritanya sudah stadium lanjut. Fase pertama, penderita kanker akan merasakan shock mental ketika dirinya diberitahu tentang penyakitnya, yaitu kanker. Pada fase kedua, penderita kanker akan diliputi rasa takut dan depresi. Dan padafaseketiga,akanmunculreaksipenolakandankemurungan,tidakyakinbahwa dirinyamenderitakanker.Terkadangpenderitakankermenjadipanikdanmelakukan hal-halyangtidakberartidansia-sia.Setelahfaseiniberlalu,padaakhirnyapenderita kanker akan sadar dan menerima kenyataan bahwa jalan hidupnya telah berubah.
  • 5. 118 Humanitas,Vol. VIII No.2 Agustus 2011 Sebagianpenderitakankertelahberpikirdanmerasalebihrealitisdanmempercayakan sepenuhnya kepada dokter untuk kelanjutan pengobatan (Hawari, 2004). Menurut Tedeschi dan Calhoun (1998) pertumbuhan pasca trauma adalah pengalamanperubahanpositifyangterjadisebagaiakibatdariperjuanganyangsangat menantang situasi kehidupan. Konsep pertumbuhan pasca trauma (PTG) sebagai pengalaman perubahan positif yang signifikan timbul dari perjuangan dari krisis kehidupan yang besar antara lain: apresiasi peningkatan hidup, pengaturan hidup denganprioritasbaru,rasakekuatanpribadimeningkatdanspiritualberubahsecara positif. Para penulis berusaha untuk mengeksplorasi pengalaman orang-orang yang tidak hanya bangkit kembali dari trauma, tetapi menggunakannya sebagai batu loncatan untuk perkembangan individu lebih lanjut atau pertumbuhan, dan perkembanganperilakusosialyanglebihmanusiawidanorganisasisosial.Pertumbuhan pasca trauma juga memiliki dampak yang lebih besar pada kehidupan masyarakat, dan melibatkan perubahan mendasar atau wawasan tentang kehidupan yang tidak hanya mekanisme koping yang lain. Oleh karena itu, pertumbuhan pasca trauma sebagai perubahan positif yang signifikan dalam kehidupan, yang mempengaruhi kognitifdanemosionalpadaindividu.Signifikansiperubahaninibisabegitubesar, bahwa pertumbuhan ini dapat benar-benar transformatif (Tedeschi dan Calhoun, 1995).Selainitu,pertumbuhanpascatraumajugamerupakankebalikandarigangguan stres pasca trauma. Adabeberapacarayangdilakukanindividudalampertumbuhanpascatrauma yaitudenganmemanifestasikandirinya,danmanifestasiinimungkintidaksamapada setiap individu. Jenis hasil pertumbuhan digambarkan sebagai perubahan dalam persepsidiri,perubahandalamhubunganinterpersonal,danperubahandalamfilsafat hidup(TedeschidanCalhoun,1995).Pentinguntukmempertimbangkanmanifestasi sosial pertumbuhan juga, karena tampak bahwa peristiwa traumatik dialami oleh individu dan kelompok dapat mempromosikan perubahan sosial yang mendalam. Korbantraumayangtelahberhasildiatasidaritraumanyadantelahmengatasitekanan psikologis,persepsipertumbuhanpascatraumaseharusnyamembendungdarisatu komponenyangkonstruktifdanpadakenyataannyaitucerminsebuahadaptasipositif untuktrauma.Sedangkansisikonstruktifdapatdibawasejalandenganpenyesuaian terhadapkesehatandalamjangkapanjang,sisiilusimungkindalampelayananjangka pendek paliatif dengan ada hubungan dengan adaptasi jangka panjang.Anggapan ini akan menjelaskan bahwa studi cross-sectional biasanya tidak menemukan hubungansistematisantarapertumbuhandanpenderitaan,sedangkanhasildaristudi
  • 6. 119Ade Fitri Rahmah & Erlina Listyanti Widuri longitudinalmenunjukkanadanyasedikithubungannegatifantarapertumbuhandan penderitaan dari waktu ke waktu. TadeschidanCalhoun(1996)menyatakansebuahisuyangbelumterselesaikan untuk studi kepribadian dan pertumbuhan pasca trauma adalah sejauh mana pertumbuhan tersebut merupakan hasil dari proses, strategis yang terbukti efektif atau hasil dari perubahan spontan yang muncul dalam persepsi diri. Perbedaan ini penting karena karakteristik kepribadian yang memfasilitasi secara efektif, pertumbuhanpribadiberorientasimungkinberbedadariyangmemfasilitasiperubahan otomatis atau tidak disengaja. Isu lain yang belum terselesaikan, sama pentingnya tetapi dikaburkan dalam teori saat ini dan penelitian, adalah apakah pertumbuhan pasca trauma secara tiba-tiba atau bertahap. Perubahan bertahap juga mungkin memerlukan karakteristik kepribadian dan proses yang berbeda dari perubahan secara mendadak. Untuk benar-benar memahami bagaimana kepribadian terlibat dalampertumbuhanpascatrauma,kitaperlulebihsepenuhnyamengembangkanproses yangmenentukanpertumbuhansebagaihasilyangsesuai. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa post traumatic growth (pertumbuhanpascatrauma)adalahpengalamanperubahanpositifyangsignifikan pada individu setelah mengalami krisis keadaan yang mengancam kehidupannya. Hasilpenelitianmenunjukkanbahwaindividuyangtelahmengalamipertumbuhan pasca trauma mencakup beberapa hal sebagai berikut: penghargaan lebih besar terhadapkehidupan,perubahanprioritas,lebihhangat,lebihhubunganintim,kekuatan pribadiyanglebihbesar,danpengakuandarikemungkinankemungkinanbaruatau jalan untuk hidup seseorang dan perkembangan spiritual. Dua karakteristik kepribadian yang dapat mempengaruhi kemungkinan bahwa orang dapat menggunakan pikiran positif setelah peristiwa traumatis yang menimpa mereka termasukmenyerahkananggapandanketerbukaanuntukmengalami. Selain itu, optimis mungkin lebih mampu untuk memusatkan perhatian dan sumber daya pada hal-hal yang paling penting, dan melepaskan diri dari masalah yangtakterkendalidankemampuanuntukberdukasertasecarabertahapmenerima traumajugabisameningkatkankemungkinanpertumbuhan(Wikipedia,ensiklopedia bebas, 2009). Tedeschi dan Calhoun (1996) menilai persepsi pertumbuhan pasca traumaberkaitandenganlimaaspekyaitu:(1)Berhubungandenganoranglain,(2) Kemungkinan-kemungkinanbaruatauprioritashidupbaru,(3)Pertumbuhanpribadi, (4)Perubahanspiritual,(5)Apresiasikehidupanataupenghargaanhidup. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dua karakteristik kepribadian individu yang mengalami pertumbuhan pasca trauma adalah pertama,
  • 7. 120 Humanitas,Vol. VIII No.2 Agustus 2011 individumampumenggunakanpikiranpositifsetelahperistiwatraumatisyangmenimpa mereka. Kedua, individu yang optimis mampu untuk memusatkan perhatian dan sumber daya pada hal-hal yang paling penting, dan melepaskan diri dari masalah yangtakterkendalidankemampuanuntukberdukasertasecarabertahapmenerima traumajugabisameningkatkankemungkinanpertumbuhan.Sedangkanaspek-aspek pertumbuhan pasca trauma di antaranya adalah berhubungan dengan orang lain, kemungkinan-kemungkinan baru atau prioritas hidup baru, pertumbuhan pribadi, perubahanspiritualdanapresiasikehidupanataupenghargaanhidup. Sebuah studi dengan pasien kanker dari Malaysia, Indonesia dan Singapura menunjukkan bahwa seperti rekan-rekan mereka di Barat, sebagian besar pasien mengambilmanfaatsebagaiakibatdarikankermereka.Pasien-pasieninimenghargai hidupmerekalebihbaikdisampingtelahtumbuhsecaraspiritual.Pertumbuhanpribadi merekatelahmembuatmerekamenjadiindividuyanglebihbaikdanmerekamenjadi lebihsadarakankebutuhanuntukmengembangkanhubunganyanglebihbaikdengan orang lain (CACare, 2011). Berdasarkanlatarbelakangpermasalahanyangdialamiparapenderitakanker payudara,penulisinginmenjawabpertanyaan:Bagaimanapertumbuhanpascatrauma menuju perubahan hidup yang positif pada penderita kanker payudara setelah terdiagnosa penyakit tersebut ? Selanjutnya, penelitian ini juga hendak menjawab pertanyaan:faktor-faktorapasajayangmempengaruhiterbentuknyapertumbuhan pascatraumamenujuperubahanhidupyangpositifpadaindividusetelahterdiagnosa penyakit kanker payudara ? Metode Penelitian Metodepenelitianyangdigunakandalampenelitianiniadalahkualitatifdengan menggunakanparadigmafenomenologi.MenurutMoleong(2005),metodepenelitian kualitatifdalamparadigmafenomenologiberusahamemahamiarti(mencarimakna) dariperistiwadankaitan-kaitannyadenganorang-orangbiasadalamsituasitertentu. Strategi penyelidikan phenomenology, adalah penelitian untuk menggambarkan, menyelidiki, menemukan serta memahami struktur esensi fenomena (gejala) berdasarkanpengalamanyangdialamiolehindividu(Himam,2005).Alasanpenelitian ini menggunakan metode kualitatif karena penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan gejala secara holistickontekstual melalui pengumpulan data dari latar alami dengan memanfaatkan diri penulis sebagai instrumen kunci. Penelitian kualitatifbersifatdeskriptifdancenderungmenggunakananalisisdenganinduktif.
  • 8. 121Ade Fitri Rahmah & Erlina Listyanti Widuri Prosesdanmakna(perspektifsubyek)lebihditonjolkandalampenelitianini. Penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomenatentangapayangdialamiolehsubjekpenelitianmisalnyaperilaku,persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkanberbagaimetodealamiah(Moleong,2006). Penggunaanpendekatankualitatif menurutpenulisdapatmenggalipenjelasan mengenaifaktor-fakoryangmenyebabkanpertumbuhanpribadiatauperubahanhidup yang positif pada penderita kanker payudara secara lebih mendalam. Kebebasan penelitiankualitatifjugadapatmendorongpenulismenemukanfaktabaruyangbelum pernah terungkap dalam penelitian sebelumnya. Analisis isi (content analysis) merupakan metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini mendiskripsikan pertumbuhanpascatraumaatauperubahanhidupyangpositifyangdialamipenderita kanker payudara. Pertimbangan dalam penetapan sampel ini adalah seseorang yang pernah menderitapenyakitkankerpayudarabaikdaristadiumawalmaupunstadiumakhir dan ada rasa trauma akan penyakit yang dideritanya sehingga mengacam kehidupannya. Penulis menggunakan teknik sampling ini karena dapat langsung mengarahkanpenulispadakarakteristikinformanpenelitiansecaralebihpasti,sehingga informasi yang dikumpulkan benar-benar relevan dengan tujuan awal penelitian. Informandalampenelitianiniadalahduaorangwanita,dimanaperbedaanusiakedua informan relatif jauh. Informan pertama berusia 52 tahun dan mengidap kanker payudarastadiumIV. Informankeduaberusia24tahun,akantetapiketikamengidap kankerpayudarainformanmasihberusia17tahun. Pemilihankeduainformantersebut untuk mengungkapkan lebih dalam mengenai pertumbuhan pasca trauma atau perubahan hidup yang positif pada kedua informan serta untuk mengetahui faktor- faktor apasajayangmempengaruhiterbentuknya pertumbuhanpasca trauma pada dirikeduainforman. Dalamprosespengambilandata,penulisharusmemperhatikanbeberapahal yangmenjadietikadalampenelitiankualitatif.Pertamaharusada informedconsent, yaitupersetujuandariinformanbahwaiaakanmenjadibagiandaripenelitian.Kedua, prinsip kerahasiaan, yaitu penulis akan menjamin kerahasiaan identitas informan, kecualiinformantidakmenuntutkerahasiaanidentitasdarinya.Ketigaharusadaprinsip no harm, yaituprinsipbahwapenelitianyangdilakukantidakmembahayakanatau memungkinkanterjadinyabahayaterhadapinforman. Metodepengambilandatayangdilakukanadalahdenganmetodewawancara
  • 9. 122 Humanitas,Vol. VIII No.2 Agustus 2011 dan observasi. Metode wawancara yang akan digunakan adalah wawancara semi terstruktur, yaitu jenis wawancara yang dalam pelaksanaannya ada guide, ada pedomantetapipertanyaannyaditanyakansecarasemu,disesuaikandengankondisi (Moleong, 2005). Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secaraterbuka,pihakyangdiajakwawancara diminta pendapat,dan ide-idenya.Dalammelakukanwawancara,penulisperlumendengarkansecarateliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan. Hal ini dilakukan agar sifat pertanyaantidakkakuatauketat,sertamemungkinkanpenggalianmateriyangrelevan. Metodeobservasidilakukanbersamaandenganwawancaramengingatkedua metode ini saling mendukung dalam mendapatkan data yang diinginkan.Teknik pengamatan memungkinkan melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan yang sebenarnya. Observasiyangdilakukanolehpenulisadalahnonpartisipan,penulishanyasebagai pengamat tanpa terlibat dalam kehidupan maupun kegiatan informan. Observasi dilakukandiluarproseswawancaradanjugaselamawawancaraberlangsungyang memungkinkanpenulismemperolehdatayangsifatnyanonverbal,antaralain:gerakan tubuh,mimikmukaatauekspresiwajahdanintonasisuarainformansaatwawancara sertajugatentangbagaimanakondisiinformanpenelitianyangdalamhaliniadalah penderita kanker payudara. Sebelum proses wawancara dan observasi penulis melakukan persiapan terlebih dahulu, antara lain untuk wawancara penulis akan membuat guide (petunjuk) pertanyaan semi terstruktur berdasarkan pada teori mengenai post traumatic growth pada penderita kanker payudara. Jenis guide ini dipilihuntukmenghindarkanagarpadasaatproseswawancaratidakmelencengterlalu jauhdarifokuspenelitian. Ekspresinonverbalinformansertaperasaan-perasaaninformanyangmuncul selama proses wawancara dicatat. Hal ini dilakukan untuk keperluan pengecekan dataatauklarifikasiterhadappernyataan-pernyataanyangterungkapselamaproses wawancara berlangsung, data yang diperoleh dalam observasi ini akan digunakan sebagai data penunjang kemudian hasil wawancara akan ditulis dalam bentuk verbatim. Kemudian dilakukan reduksi data, reduksi data dilakukan dengan cara koding dan kategori, setelah itu dilakukan analisis, analisis yang dilakukan dengan menggunakananalisisisiagardiperolehdatayangakuratdanmendalam. Menurut Poerwandari (2007) yang dengan analisis isi adalah analisis yang mengacu pada kata-kata, arti atau makna, gambar, simbol, ide-ide, atau tema-tema yang dikomunikasikan oleh teks. Setelah semua data baik observasi maupun wawancaratelahdianalisis,penulismelakukantriangulasidata.Datayangditemukan
  • 10. 123Ade Fitri Rahmah & Erlina Listyanti Widuri dibandingkan sehingga ditemukan kategori-kategori yang mewakili temuan dari metodetersebut.Langkahakhiryangdilakukanpenulisadalahmelakukanverifikasi danpenarikankesimpulan. Dalampenelitianini,gunamendapatkansuatubentukkredibilitaspenelitian, penulisakanmenggunakanmetodetriangulasi.Triangulasidalampengujiankredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu (Sugiyono, 2010). Dalam penelitian kualitatif, data akan lebih diyakinikebenarannyajikaduasumberataulebihmenyatakanhalyangsama.Patton (Poerwandari, 2007), menyatakan bahwa triangulasi dapat dibedakan dalam triangulasidata,triangulasipeneliti,triangulasiteoridantriangulasimetode.Sedangkan dalampenelitianinimenggunakantriangulasidatadantriangulasimetode.Triangulasi datayaitudigunakannyavariasisumber-sumberdatayangberbeda.Datadariberbagai sumberberbedadapatdigunakanuntukmengelaborasidanmemperkayapenelitian. Dalampenelitianinimembandingkandatakeadaandanperspektifinformanpenelitian dengan pandangan atau pendapat orang lain atau orang-orang terdekat informan disebut sebagai significant person untuk mengecek kembali apa yang dikatakan olehinformanpenelitian.Sedangkantriangulasimetodeyaitudipakainyabeberapa metodeyangberbedauntukmenelitisuatuhalyangsama. Hasil dan Pembahasan Berdasarkanhasilwawancaradenganinforman,penulismenyimpulkanbahwa terdapat dua faktor yang mempengaruhi aspek post traumatic growth pada kedua informan. Faktor tersebut dapat dibagi menjadi faktor internal dan faktor eksernal. Faktor eksternal yang mempengaruhi post traumatic growthpada kedua informan adalah anak dan cucu sebagai life expectation dan dorongan atau motivasi dari orang tua secara terus menerus untuk melakukan pengobatan sehingga akhirnya memicupenguatanfaktorinternalpadakeduainforman. Dalambahasapsikologi,hikmahyangdimaksuddalampenelitianadalahpost traumatic growth atau pertumbuhan pascatrauma (PTG). Secara teoritis, konsep pertumbuhanpascatrauma(PTG)didefinisikansebagaipengalamanperubahanpositif yangsignifikantimbuldariperjuangandarikrisiskehidupanyangbesarantaralain: apresiasipeningkatanhidup,pengaturanhidupdenganprioritasbaru,rasakekuatan pribadimeningkatdanspiritualberubahsecarapositif. Berdasarkan wawancara peneliti dengan kedua informan, peneliti menyimpulkan setidaknya terdapat 4 (empat) pertumbuhan pasca trauma (post
  • 11. 124 Humanitas,Vol. VIII No.2 Agustus 2011 traumaticgrowth)yangsignifikantimbuldariperjuanganinformandalammenghadapi penyakit kanker payudara ini, antara lain: peningkatan spritualitas, positive improvementinlife,prososialsemakintinggi,danrelasisosialsemakinbaik.Informan pertama, walaupun selalu dibayangi dengan kematian lantaran divonis dokter menderitakankerstadiumempatdanumumnyapalinglamaakanmampubertahan hingga dua tahun saja.Akan tetapi dalam menyikapi kondisi psikologis demikian, justrumemperkuatibadahnya,sepertimemperbanyakdoadanshalatmalam(tahajud), supaya lebih dekat dengan Sang Pencipta. Sebagai orang yang beriman, dan yakin semua apa yang dilakukan di dunia akan dipertanggungjawabkan, maka informan pertama memanfaatkan sisaa umurnya untuk lebih dekat kepada Maha Pencipta. Takjauhberbedadenganinformanpertama,informankeduapunmengakuibahwa aspekspritualitasnyasemakinmeningkat.Sebagaimanusiayangberiman,informan kedua juga yakin dan percaya bahwa semua ini adalah ujian dan cobaan yang menghampiri hidupnya. Bahkan informan kedua tetap bersyukur dengan adanya penyakitinidanmenyerahkansegalaketentuankepada-Nya.Ungkapanrasasyukur ini sebetulnya representasi dari sikap informan kedua yang “nrimo” atau tawakal dengan segala cobaan dan ujian yang melanda dirinya. Lebih jauh, faktor tawakal merupakan gambaran ketauhidan seseorang, karena segala sesuatu adalah datang dan kembali hanya kepada-Nya. Penjelasan di atas semakin memperkuat teoriTedeschi dan Calhourn (1996) yangmengatakanbahwapersepsipertumbuhanpascatraumahampirselaluberkaitan denganaspekspritual.Spiritualitasdalamkonteksinimengacupadarasabersyukur yanglebihbesarkepadaSangPencipta,peningkatanrasakomitmenseseorangkepada tradisikeagamaan,ataupemahamanyanglebihjelasdarikeyakinanagamaseseorang. Positive improvement in life pada kedua informan juga semakin terlihat. Dalam menjalankanaktivitaskesehariannya,informanpertama sangattermotivasi danbersemangat.Justruditengahsakitnyaitu,informanpertamasemakingiatbekerja. Menurutnya,berkerjatidakmembuatnyamerasasakit,tetapimalahmenyenangkan. Informan pertama lebih merasa seolah-olah dia tidak mengidap penyakit kanker payudara, ketika dia bekerja. Positive improvement kedua yang terlihat pada informanpertamaadalahvariabelkejujuran.Variabelkejujuransebenarnyaberangkat dari fakor kerterbukaan yang selalu dilakukan oleh informan pertama. Siapa saja yang bertanya, atau bahkan yang menyinggung tentang penyakitnya, informan tak segan-seganmenceritakanapaadanyamengenaipenyakityangiaderita.Informan pertama tidak hanya terbuka pada keluarganya saja tetapi juga kepada siapa saja, terutamadilingkungansekitartempattinggalnya.Keterbukaaninisebetulnyasangat
  • 12. 125Ade Fitri Rahmah & Erlina Listyanti Widuri dipengaruhiolehkesungguhaninformanpertamadalammenyiasatipenyakitkanker ini, dia cenderung enggan untuk menutup-nutupi penyakit ini, karena hanya akan berdampak pada rasa sakit. Sebab kemampuan untuk mengekspresikan perasaan danmengungkapkaninformasipribadipentinguntukditampilkanberhubungandengan cara-cara yang positif untuk berbagai indeks kesehatan mental dan fisik. Dengan penyakit kanker ini, positive improvement yang membekas pada informan kedua adalahpeningkatanapresiasiterhadapeksistensisendiridanpenghargaanyanglebih besar terhadap kehidupan, dan peningkatan persepsi kompetensi dan kemandirian memberikankontroldankeamananyanglebihbesar.Kehadiranpenyakitkankerini telahmenyadarkannyabahwayangnamanyasehatmemangtidakternilaiharganya, sehinggainformankedualebihmeningkatkantingkatkepeduliannyadanlebihintens untukmemperhatikankesehatannyadibandingsebelumterdiagnosispenyakitkanker payudaraini. Post traumatic growth ketiga yang ditemukan peneliti pada kedua informan adalah perilaku prososial semakin tinggi. Pada informan pertama, di tengah ketidakpastian sisa-sisa umurnya, dia selalu berbuat baik kepada sesama, semakin pekajiwanyaterhadappersoalanyangterjadidisekitarnyauntukselalumengulurkan tangan kepada yang membutuhkan, sekalipun dia sedang mengalami penderitaan fisikdanmentallantaranpenyakitkankeryangmenyerangnya.Menurutmasyarakat sekitar tempat tinggal informan, informan seperti bukan orang yang sedang sakit, karenainformanmasihmerasamampudankuatmengurusdirinyasendiri.Terlihat sekali informan pertama begitu optimis dalam menata kehidupannya dengan amal dan kebajikan yang ia lakukan, dengan niatan mudah-mudahan bisa sedikit meringankanpenyakityangiaderita.Selainitu,kebaikaninipunmerupakansarana (wasilah) untuk lebih dekat kepada Maha Pencipta dan disembuhkan dari segala penyakityangmenimpanya. Padaaspekrelasisosial,informanpertamacenderungmeningkat.Halinidapat terlihatdarirelasiinformanterhadapsuami,mertua,anak-anakdanmasyarakatsekitar tempat tinggalnya menjadi lebih dekat dan lebih sayang dari sebelum terdiagnosis kankerpayudara.Begitujugayangterlihatpadainformankedua,diaantusiasuntuk membantuoranglainkelakkalausudahsembuh.Karenasetidaknyainformankedua telahmempunyaimodalpengalamanuntukmembantuoranglainyangterdiagnosis penyakit kanker payudara, walaupun bentuknya masih berupa saran dan anjuran. Dengandemikiandapatdisimpulkanprososialinformankeduasemakinmeningkat. Namun dalam kesehariannya, penyakit kanker ini cukup membuat dia resah dan gelisah,sehinggamenimbulkandampaktersendiri,terutamamempengaruhisikapnya
  • 13. 126 Humanitas,Vol. VIII No.2 Agustus 2011 dalambergauldengansesama.Halinidisebabkanolehfaktorusiayangrelatifmuda, karena di sekitar lingkungannya, belum ada remaja seusianya telah atau sedang mengalamipenyakitkankerpayudarasebagaimanayangiaderita.Dengankatalain, relasisosialinformankeduakalaudibandingdengansebelumterdiagnosispenyakit kankermenunjukkanpenurunan. Berdasarkanrealitadiatasdapatdisimpulkanbahwaketikaindividudidiagnosis menderitapenyakityangmengancamhidupnya,individuseringmemikirkankembali maknadantujuanhidupmerekadanmempelajarikembaliprioritasmereka.Kadang- kadangsituasidrastismemaksamerekauntukmengambilprosesmenyakitkanseperti reevaluasidanperubahan.Prosesinidapatmembuatindividumenjadilebihmatang danberkembang.Dengankatalain,penelitianinimendukunghasilsebuahstudidengan pasien kanker dari Malaysia, Indonesia dan Singapura yang menunjukkan bahwa seperti rekan-rekan mereka di Barat, sebagian besar pasien mengambil manfaat sebagaiakibatdarikankermereka.Pasien-pasieninimenghargaihidupmerekalebih baik di samping telah tumbuh secara spiritual. Pertumbuhan pribadi mereka telah membuatmerekamenjadiindividuyanglebihbaikdanmerekamenjadilebihsadar akankebutuhanuntukmengembangkanhubunganyanglebihbaikdenganoranglain (CACare, 2011). Simpulan Terdapat dua faktor yang mempengaruhi aspek post traumatic growth pada kedua informan. Faktor tersebut dapat dibagi menjadi faktor internal dan faktor eksernal. Faktor eksternal yang mempengaruhi post traumatic growth pada kedua informanadalahanakdancucusebagailifeexpectationsertadoronganataumotivasi dari kedua orang tua secara terus menerus untuk melakukan pengobatan sehingga akhirnyamemicupenguatanfaktorinternalpadakeduainforman.Sedangkanfaktor yang dominan dalam mempengaruhi pertumbuhan pasca trauma (post traumatic growth) adalah faktor internal yang meliputi faktor keimanan (spritualitas), faktor keinginankuatuntuksembuh(optimisme),faktorresiliensi,danfaktor reframing. Mengungkapdanmencarijawabanataspertanyaanpenelititentangbagaimana dinamika terbentuknya post traumatic growth pada penderita kanker payudara maka ditemukan ada beberapa hal yang mempengaruhinya. Berdasarkan pada pembahasan, dapat diketahui bahwa menyimpulkan setidaknya terdapat 4 (empat) pertumbuhan pasca trauma (post traumatic growth) yang signifikan timbul dari perjuanganinformandalammenghadapipenyakitkankerpayudaraini,antaralain:
  • 14. 127Ade Fitri Rahmah & Erlina Listyanti Widuri peningkatanspritualitas,positiveimprovementinlife,prososialsemakintinggi,dan relasi sosial semakin baik. Ketika individu didiagnosis menderita penyakit yang mengancamhidupnya,individuseringmemikirkankembalimaknadantujuanhidup mereka dan mempelajari kembali prioritas mereka. Kadangkala situasi drastis memaksa mereka untuk mengambil proses menyakitkan seperti reevaluasi dan perubahan.Prosesinidapatmembuatindividumenjadilebihmatangdanberkembang. Daftar Pustaka Bambang. (2011). Kejadian Kanker Payudara Masih Tertinggi.http:// www.antaranews.com/berita/1265254914/kejadian-kanker-payudara- masih-tertinggi.16Maret2011. CACare, (2011). Post-traumatik Pertumbuhan Kanker: Perspektif Pasien Indo- Malaysia.http://ejtcm.com/2011/03/12/post-traumaticgrowth-incancer- perspectives-of-indo-malaysian-patients/. 17 Maret 2011. Dinkes. (2009). Riset Kesehatan Daerah DIY.Yogyakarta : Dinkes. Hawari, D. (2004). Kanker Payudara : Dimensi Psikoreligi. Jakarta : Penerbit FakultasKedokteranUniversitasIndonesia. Himam, F. (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif. Workshop. Yogyakarta: LembagaPendidikanPsikologiIndustriFakultasPsikologiUniversitasIslam Indonesia. Luwia. (2003). Problematika dan Perawatan Payudara. Jilid I. Depok : Kawan Pustaka. Moleong, L.J. (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Tarsito. Moleong, L. J. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya. Poerwandari, E. K. (2007). Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku Manusia. Jakarta : Lembaga Pengembangan Sarana Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung :Alfabeta. Tedeschi, R. G., & Calhoun, L. G. (1995). TraumaAnd Transformation: Growing In The Aftermath Of Suffering. Thousand Oaks, CA: Sage. Tedeschi, R. G., & Calhoun, L. G. (1996). The post traumatic growth inventory: Measuring the positive legacy of trauma. Journal of Traumatic Stress, 9,
  • 15. 128 Humanitas,Vol. VIII No.2 Agustus 2011 455 471. Tedeschi, R.G., & Calhoun, LG. (1998). Posttraumatic Growth: Positive Changes in theAftermathofCrisis.Mahwah,NJ.Publication:Lawrence Erlbaum Associates. Wikipedia.(2009).Posttraumaticgrowth.http://en.wikipedia.org/wiki/ Posttraumatic_growth&rurl=translate.google.co.id#History. 11 Maret 2011.