Gerakan Literasi Sekolah (GLS) merupakan upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang literat sepanjang hayat melalui pelibatan seluruh pemangku kepentingan pendidikan dan masyarakat. GLS mendorong kegiatan membaca 15 menit sebelum pelajaran dimulai untuk meningkatkan minat baca dan keterampilan membaca siswa.
Literasi adalah keberaksaraan, yaitu kemampuan membaca dan menulis. Budaya literasi dimaksudkan untuk melakukan kebiasaan berfikir yang diawali dengan kegiatan membaca dan menulis hingga tercipta sebuah karya bahkan terjadinya perubahan tingkah laku dan budi pekerti yang baik.
Literasi adalah keberaksaraan, yaitu kemampuan membaca dan menulis. Budaya literasi dimaksudkan untuk melakukan kebiasaan berfikir yang diawali dengan kegiatan membaca dan menulis hingga tercipta sebuah karya bahkan terjadinya perubahan tingkah laku dan budi pekerti yang baik.
Glosarium Card Teks Debat Intan Dwi Anggraeni dan Indah Amalia x tkj2 vocsten...Nuril anwar
Glosarium Card Teks Debat Intan Dwi Anggraeni dan Indah Amalia x tkj2 vocsten Malang 2 adalah laporan hasik tugas KBM Bahasa Indonesia dengan mambangun konsep di glosarium card . diharapkan siswa yang sudah pandai membangun konsep dari browsing, mengamanti-mendiskusikan dan menyimpulkan akan mampu menulis dengan baik
Glosarium Card Teks Debat Intan Dwi Anggraeni dan Indah Amalia x tkj2 vocsten...Nuril anwar
Glosarium Card Teks Debat Intan Dwi Anggraeni dan Indah Amalia x tkj2 vocsten Malang 2 adalah laporan hasik tugas KBM Bahasa Indonesia dengan mambangun konsep di glosarium card . diharapkan siswa yang sudah pandai membangun konsep dari browsing, mengamanti-mendiskusikan dan menyimpulkan akan mampu menulis dengan baik
Il Denaro - patto tra Alfredo Romeo e cordeaAlfredo Romeo
Importanti novità per il patrimonio pubblico: lo Stato si affida a due partner autorevoli, Cordea Savills e Romeo Gestioni.
Alfredo Romeo, ad e fondatore, è soddisfatto dell'intesa siglata quest'anno.
Jadi literasi memiliki makna dan implikasi dari keterampilan membaca dan menulis dasar ke pemerolehan dan manipulasi pengetahuan melalui teks tertulis, dari analisis metalinguistik unit gramatikal ke struktur teks lisan dan tertulis, dari dampak sejarah manusia ke konsekuensi filosofis dan sosial pendidikan barat (Goody & Watt, 1963). Bahkan perubahan evolusi manusia merupakan dampak dari pemikiran literasi (Donald, 1991)
6 Modul Literasi Budaya dan Kewargaan.pdfArifSantoso34
Literasi budaya dan kewargaan merupakan satu dari enam literasi dasar yang penting diberikan di
tingkat keluarga, sekolah, dan masyarakat. Literasi budaya dan kewargaan tidak hanya
menyelamatkan dan mengembangkan budaya nasional, tetapi juga membangun dan melestarikan
identitas bangsa Indonesia di tengah masyarakat global. Oleh karena itu, literasi budaya dan
kewargaan di keluarga, sekolah, dan masyarakat erat kaitannya dengan kearifan lokal yang ada di
lingkungan tersebut. Ragam kearifan lokal diharapkan dapat diimplementasikan oleh guru dalam
wujud berbagai aktivitas atau kegiatan di sekolah
Pengertian Literasi dalam konteks Gerakan Literasi Sekolah adalah
kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara
cerdas melalui berbagai aktivitas antara lain membaca, melihat, menyimak,
menulis, dan/atau berbicara.
Secara harafiah, kritik sastra adalah upaya menentukan nilai hakiki karya sastra dalam bentuk memberi pujian, mengatakan kesalahan, memberi pertimbangan lewat pemahaman dan penafsiran yang sistemik. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia , disebutkan kritik adalah kecaman atau tanggapan
Secara etimologis, istilah ”kritik” (sastra) berasal dari bahasa Yunani yaitu krites yang berarti ”hakim”. Krites sendiri berasal dari krinein ”menghakimi, membanding, menimbang”; kriterion yang berarti ”dasar penghakiman” dan kritikos berarti ”hakim kasustraan” Bentuk krites inilah yang menjadi dasar kata kritik.
Teknik membuat kalimat sindiran dalam teks anekdot, nuril anwarNuril anwar
Teknik membuat kalimat sindiran dalam teks anekdot, nuril anwar
Berisi beberapa teknik bagaimana membuat kalimat sindiran dalam menulis teks anekdot agar lebih mengena dan efektif
Tugas Siswa memahami Teks Negosiasi yang meliputi Isi dan kaidah, struktur teks, dan ciri kebahasaan Teks Negosiasi, lengkap tidaknya tergantung kinerja kelompok dalam belajar mandiri
Maka pagi ini
Kukenakan zirah la ilaha illallah aku pakai sepatu siratal mustaqiem akupun lurus menuju lapangan tempat shalat ied
Aku bawa masjid dalam diriku kuhamparkan di lapangan kutegakkan shalat dan kurayakan kelahiran kembali di sana.
Glosararium card debat elektric&fendra x tkj 2 vocsten malangNuril anwar
Glosariumcard teks biografi, elektric&fendra x tkj 2 vocsten malang adalah hasil karya siswa dalam KBM Bahasa Indonesia dalam membangun konsep tuk memahami teks biografi deng browsing untuk mengamati menginterpretasi, mendiskusikan serta menyimpulkan dengan harapan dapat menulis teks biografi denga struktur, poenggunaan bahasa secara benar. keslahan itu pasti karena itu mohon kritik dan saran demi perbaikan
Glosariumcard teks biografi, ELEKTRIC DAN fENDRA KELAS X TKJ 2 vocsten malang adalah hasil karya siswa dalam KBM Bahasa Indonesia dalam membangun konsep tuk memahami teks biografi deng browsing untuk mengamati menginterpretasi, mendiskusikan serta menyimpulkan dengan harapan dapat menulis teks biografi denga struktur, poenggunaan bahasa secara benar. keslahan itu pasti karena itu mohon kritik dan saran demi perbaikan
Glosarium teks biografi.achmad alfiansyah x t kr 1 vocsten mlgNuril anwar
Glosariumcard teks biografi, ACHMAD ALFIANSYAH X TKR 1 vocsten malang adalah hasil karya siswa dalam KBM Bahasa Indonesia dalam membangun konsep tuk memahami teks biografi deng browsing untuk mengamati menginterpretasi, mendiskusikan serta menyimpulkan dengan harapan dapat menulis teks biografi denga struktur, poenggunaan bahasa secara benar. keslahan itu pasti karena itu mohon kritik dan saran demi perbaikan
Menulis kreatif Puisi akan terlaksana dengan baik bila dimulai dengan sering membaca puisi yang baik, tentu dengan teknik membaca yang benar dan mengetahui apa saja yang harus dibaca( informasi isi, struktur, dan unsur kebahasaan)
3. 3
BUKU SAKU
PENGANTAR
Praktik pendidikan perlu menjadikan sekolah
sebagai organisasi pembelajaran agar semua
warganya tumbuh sebagai pembelajar sepanjang
hayat. Untuk mendukungnya, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan mengembangkan
Gerakan Literasi Sekolah (GLS).
4. 4
BUKU SAKU
GLS memperkuat gerakan penumbuhan budi pekerti
sebagaimana dituangkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015. Salah satu kegiatan
di dalam gerakan tersebut adalah kegiatan 15 menit membaca
buku nonpelajaran sebelum waktu belajar dimulai. Kegiatan ini
dilaksanakan untuk menumbuhkan minat baca peserta didik
serta meningkatkan keterampilan membaca agar
pengetahuan dapat dikuasai secara lebih baik. Materi baca
berisi nilai-nilai budi pekerti, berupa kearifan lokal, nasional,
dan global yang disampaikan sesuai tahap perkembangan
peserta didik.
PENGANTAR (lanjutan(
5. 5
BUKU SAKU
PENGANTAR (lanjutan(
Terobosan penting ini hendaknya melibatkan
semua pemangku kepentingan di bidang
pendidikan, mulai dari tingkat pusat, provinsi,
kabupaten/kota, hingga satuan pendidikan.
Pelibatan orang tua peserta didik dan
masyarakat juga menjadi komponen penting
dalam GLS.
6. 6
BUKU SAKU
APA GERAKAN LITERASI SEKOLAH?
Sebuah upaya yang dilakukan secara
menyeluruh dan berkelanjutan untuk
menjadikan sekolah sebagai organisasi
pembelajaran yang warganya literat
sepanjang hayat melalui pelibatan publik.
7. 7
BUKU SAKU
Seperti apakah sekolah sebagai organisasi
pembelajaran yang literat ?
Sekolah yang menyenangkan dan ramah
anak di mana semua warganya
menunjukkan empati, kepedulian, semangat
ingin tahu dan cinta pengetahuan, cakap
berkomunikasi dan dapat berkontribusi
kepada lingkungan
8. 8
BUKU SAKU
Apa Pelibatan publik ?
Peran serta warga sekolah (guru, kepala
sekolah, peserta didik, orang tua, tenaga
pendidikan, pengawas sekolah, dan Komite
Sekolah) akademisi, dunia usaha dan industri
dan pemangku kepentingan di bawah
koordinasi Direktorat Jenderal Pendidikan
Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan
9. 9
BUKU SAKU
MENGAPA PERLU GLS
Fakta bahwa hasil survei internasional
(PIRLS 2011, PISA 2009 & 2012) yang
mengukur keterampilan membaca peserta
didik, Indonesia menduduki peringkat bawah
10. 10
BUKU SAKU
Tuntutan eterampilan membaca pada abad 21
adalah kemampuan memahami informasi secara
analitis, kritis, dan re ektif
MENGAPA PERLU GLS
Pembelajaran di sekolah belum mampu
mengajarkan kompetensi abad 21
Kegiatan membaca di sekolah perlu dikuatkan
dengan pembiasaan membaca di keluarga dan
masyarakat
11. 11
BUKU SAKU
Menumbuhkembangkan budi pekerti peserta
didikmelalui pembudayaan ekosistem literasi
sekolah yang diwujudkan dalam Gerakan Literasi
Sekolah agar mereka menjadi pembelajar
sepanjang hayat.
12. 12
BUKU SAKU
Menumbuhkembangkan budaya literasi membaca dan
menulis siswa di sekolah
Meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah
agar literat
Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang
menyenangkan dan ramah anak agar warga sekolah mampu
mengelola pengetahuan
Menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan
beragam buku bacaan dan mewadahi berbagai strategi
membaca