Dokumen tersebut membahas kerangka strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam mencapai tujuan pembangunan pendidikan dan kebudayaan Indonesia dengan menekankan pada penguatan pelaku pendidikan, peningkatan mutu dan akses pendidikan, serta pengembangan birokrasi melalui perbaikan tata kelola dan pelibatan publik."
1. Direktorat Pembinaan SMA
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia
KEBIJAKAN KEMDIKBUD
DISAMPAIKAN PADA KEMAH PRAMUKA
PENDIDIKAN KARAKTER SMA TINGKAT PROVINSI
TAHUN 2015
2. Agenda...
1 KERANGKA STRATEGIS
2 SEKOLAH MENYENANGKAN
3 KARAKTERISTIK SISWA ABAD 21
4 NILAI-NILAI PENUMBUHAN BUDI PEKERTI
5 PENDIDIKAN SEBAGAI GERAKAN
6 KEMDIKBUD DAN MEDIA SOSIAL
7 KARAKTER PJABAT
8 TINDAK LANJUT
4. Nawacita Pemerintahan Jokowi-JK Terkait
Tugas Kemdikbud
Agenda prioritas pembangunan pendidikan dan kebudayaan
5 Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia
Program “Indonesia Pintar” melalui Wajib Belajar 12 tahun bebas pungutan.
8 Melakukan revolusi karakter bangsa
Membangun pendidikan kewarganegaraan.
Menghilangkan model penyeragaman dalam sistem pendidikan nasional.
Jaminan hidup yang memadai bagi para guru terutama bagi guru yang
ditugaskan di daerah terpencil.
9 Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia
Memperkuat pendidikan ke-bhinneka-an dan menciptakan ruang-ruang
dialog antar warga.
Mengembangkan insentif khusus untuk memperkenalkan dan mengangkat
kebudayaan lokal.
Meningkatkan proses pertukaran budaya untuk membangun kemajemukan
sebagai kekuatan budaya.
5. Kerangka Strategis Mendikbud 2015-2019
Terbentuknya insan serta ekosistem Pendidikan dan Kebudayaan yang
berkarakter dengan dilandasi semangat gotong-royong.
Menguatkan siswa, guru,
kepala sekolah, orangtua dan
pemimpin institusi pendidikan
dalam ekosistem pendidikan.
Memberdayakan pelaku
budaya dalam pelestarian dan
pengembangan kebudayaan.
Fokus kebijakan diarahkan
pada penguatan perilaku yang
mandiri dan berkepribadian.
Meningkatkan mutu
pendidikan sesuai lingkup
Standar Nasional Pendidikan
untuk mengoptimalkan
capaian Wajib Belajar 12
tahun.
Meningkatkan ketersediaan
serta keterjangkauan layanan
pendidikan, khususnya bagi
masyarakat yang terpinggirkan.
Fokus kebijakan didasarkan
pada percepatan peningkatan
mutu dan akses untuk
menghadapi persaingan
global dengan pemahaman
akan keberagaman,
penguatan praktik baik dan
inovasi.
Melibatkan publik dalam
seluruh aspek pengelolaan
kebijakan dengan berbasis
data, riset dan bukti lapangan.
Membantu penguatan
kapasitas tata kelola pada
birokrasi pendidikan di daerah
Mengembangkan koordinasi
dan kerjasama lintas sektor di
tingkat nasional,
Fokus kebijakan dimulai dari
mewujudkan birokrasi
Kemdikbud RI yang menjadi
teladan dalam tata kelola
yang bersih, efektif dan efisien
serta melibatkan publik.
STRATEGI 1 STRATEGI 2 STRATEGI 3
Penguatan pelaku pendidikan Peningkatan mutu dan akses
dan kebudayaan
Pengembangan efektivitas
birokrasi melalui perbaikan tata
kelola dan pelibatan publik
6. Terbentuknya insan dan ekosistem
pendidikan dan kebudayaan
yang berkarakter dan
dilandasi semangat
gotong royong.
Foto: Leonitem Photowork 2010 – leonitem.blogspot.com
7. Penguatan Pelaku Pendidikan dan Kebudayaan
Strategi 1
Menguatkan siswa, guru, kepala sekolah,
orangtua dan pemimpin institusi pendidikan
dalam ekosistem pendidikan.
Memberdayakan pelaku budaya dalam
pelestarian dan pengembangan kebudayaan.
Fokus kebijakan diarahkan pada penguatan
perilaku yang mandiri dan berkepribadian.
foto: 9 Summers 10 Autumns
8. Peningkatan Mutu dan Akses
Strategi 2
Meningkatkan mutu pendidikan sesuai lingkup
Standar Nasional Pendidikan untuk
mengoptimalkan capaian Wajib Belajar 12 tahun.
Meningkatkan ketersediaan serta keterjangkauan
layanan pendidikan, khususnya bagi masyarakat
yang terpinggirkan.
Fokus kebijakan didasarkan pada percepatan
peningkatan mutu dan akses untuk menghadapi
persaingan global dengan pemahaman akan
keberagaman, penguatan praktik baik dan
foto:expat.or.id-ANZAfoto:pusaka.or.id
inovasi.
9. Pengembangan efektivitas birokrasi melalui
perbaikan tata kelola dan pelibatan publik
Melibatkan publik dalam seluruh aspek
pengelolaan kebijakan dengan berbasis
data, riset dan bukti lapangan.
Membantu penguatan kapasitas tata kelola
pada birokrasi pendidikan di daerah
Mengembangkan koordinasi dan kerjasama
lintas sektor di tingkat nasional,
Fokus kebijakan dimulai dari mewujudkan
birokrasi Kemdikbud RI yang menjadi
teladan dalam tata kelola yang bersih,
Strategi 3
foto:SaveStreetChildSurabaya
efektif dan efisien serta melibatkan publik.
12. Sekolah Menyenangkan
foto: 9 Summers 10 Autumns
Pembelajaran yang bermakna
Pembelajaran yang berguna untuk jangka panjang, dengan
melakukan pemecahan masalah secara langsung.
Semua ikut terlibat
Guru, siswa, ortu belajar bersama, saling mendukung dan menjadi
teladan bagi komunitasnya.
Pembelajaran yang relevan dengan kehidupan
Sekolah menjadi representasi kehidupan dan tempat mengaplikasikan
kebutuhan masyarakat.
Pembelajaran dengan ragam pilihan tantangan
Masing-masing individu diberikan pilihan dan tantangan pada
tingkatan yang sesuai.
14. Foto: Antara
Pembelajaran yang relevan dengan kehidupan
Sekolah menjadi representasi kehidupan dan tempat mengaplikasikan ilmu
untuk memenuhi kebutuhan masyarakatnya.
17. Sekolah dengan iklim pembelajaran menyenangkan
Pakar pendidikan Ian Gilbert dalam bukunya Independent Thinking
menuliskan daftar 25 pertanyaan yang dapat digunakan oleh
pengelola sekolah dalam meningkatkan iklim pembelajaran yang
menyenangkan. Pertanyaan-pertanyaan itu adalah:
1. Apakah para siswa menikmati belajar di sekolah itu?
2. Apakah para guru menikmati mendidik di sekolah itu?
3. Apakah para siswa merasa tertantang dengan kegiatan-kegiatan
di sekolah itu?
4. Apakah para siswa juga mengembangkan kompetensi, tidak
hanya mendapat nilai tinggi belaka?
5. Apakah para siswa juga mempelajari keterampilan dan tidak
hanya fakta-fakta pengetahuan?
6. Apakah nilai-nilai moral juga menjadi fokus dan diteladankan oleh
setiap anggota komunitas sekolah?
7. Apakah terdapat cukup atmosfer inklusif di mana semua siswa
dihargai berdasar jati diri mereka dan apa yang mereka bisa?
18. Sekolah dengan iklim pembelajaran menyenangkan
8. Apakah isu-isu penting seperti bullying dan berbagai aspek sosial
dan emosional lain dalam kehidupan sekolah didiskusikan secara
terbuka dan positif?
9. Apakah kemampuan untuk berpikir sendiri didorong dan
dikembangkan bagi seluruh siswa?
10.Apakah sekolah memiliki unsur kesenangan dan keriangan?
11.Apakah aspek-aspek seperti rasa ingin tahu, kekaguman,
keberanian, kegigihan dan ketahanan didorong dan disambut
secara aktif?
12.Apakah para guru terbuka terhadap ide-ide baru dan tertarik
melakukan berbagai kegiatan bersama – bukan terhadap – para
siswa?
13.Apakah sekolah mengikuti perkembangan terbaru dalam dunia
pendidikan dan pembelajaran?
14.Apakah sekolah mengikuti perkembangan terbaru dalam dunia
teknologi pendidikan?
19. Sekolah dengan iklim pembelajaran menyenangkan
15.Apakah harapan yang tinggi juga disematkan kepada para guru
dan pengelola sekolah, seperti juga disematkan kepada para
siswa?
16.Apakah kepala sekolah “terlihat” dan mudah diajak berinteraksi?
17.Apakah para siswa disadarkan bahwa mengeluarkan yang terbaik
dari diri sendiri tidak harus berarti menjadi lebih baik dari orang
lain?
18.Apakah sekolah terbuka terhadap hal-hal di luar dugaan (yang
positif)?
19.Apakah para siswa diajak berpikir tentang, berinteraksi dengan,
dan berusaha berkontribusi pada kehidupan di luar dinding
sekolah?
20.Apakah sekolah sadar bahwa pembelajaran adalah sesuatu yang
bisa dilakukan siswa kapan pun, di mana pun, dan hanya sebagian
di antaranya saja yang perlu dilakukan di dalam dinding sekolah?
20. Sekolah dengan iklim pembelajaran menyenangkan
21.Apakah komunitas sekolah terbentang sampai keluar dinding
sekolah (melibatkan masyarakat)?
22.Apakah proses belajar mengajar di dalam sekolah memasukkan
berbagai variasi kemungkinan dan kesempatan pembelajaran?
23.Apakah para siswa diberi kesempatan untuk bertanggung jawab
terhadap sesuatu dan untuk mengambil keputusan yang
berdampak penting?
24.Apakah hasil pembelajaran yang didapatkan cukup sebagai bekal
siswa untuk melangkah ke fase hidupnya berikutnya?
25.Apakah resepsionis, guru, petugas kebersihan, dan seluruh staf
sekolah tersenyum kepada orangtua dan pengunjung sekolah?
24. ... dan karakter
KARAKTER MORAL
Jujur, adil, empati, penyayang,
rasa hormat, kesederhanaan,
pengampun, rendah hati, dll...
KARAKTER KINERJA
Gigih, disiplin, rajin, imajinatif,
ambisi, kemampuan adaptasi,
percaya diri, etos kerja, dll...
25. Pelibatan orangtua dan
masyarakat
Memelihara lingkungan
sekolah
Menumbuhkembangkan
potensi utuh dalam diri siswa
Interaksi positif dengan
sesama siswa
Interaksi positif dengan guru
dan orang tua
Rasa kebangsaan dan
cinta tanah air
Internalisasi nilai moral dan
spiritual
Nilai-nilai Budi Pekerti Luhur
27. Diajarkan
Dibiasakan
Dilatih
konsisten
Menjadi
kebiasaan
Menjadi
karakter
Menjadi
budaya
Alur Pembudayaan
Contoh: hidup bersih
Diajarkan
tentang cara
hidup bersih
dan bahaya
hidup kotor.
Dibiasakan
membersihkan
yang kotor dan
membuang
sampah pada
tempatnya.
Diarahkan bila
tidak
dikerjakan,
ditegur jika
dilanggar.
Menjadi
kebiasaan
[tanpa
disadari]
membersihkan
dan
membuang
sampah pada
tempatnya.
Suka akan
kebersihan dan
merasa tidak
nyaman
melihat
sampah tidak
pada
tempatnya.
Masyarakat
yang
berbudaya
hidup bersih.
29. Foto: International Islamic Student Organization
Internalisasi nilai-nilai moral dan spiritual
Menghayati hubungan spiritual dengan Sang Pencipta dan diwujudkan dengan sikap moral
keseharian untuk menghormati sesama makhluk hidup dan alam sekitar.
30. Internalisasi nilai-nilai moral dan spiritual
foto: SD An-Nizaam
Kegiatan wajib
Guru dan peserta didik berdoa bersama sesuai keyakinan masing-
masing-masing, sebelum dan sesudah hari pembelajaran, dipimpin
oleh seorang peserta didik secara bergantian di bawah bimbingan
guru.
Contoh-contoh pembiasaan baik
Membiasakan untuk menunaikan ibadah bersama sesuai agama
dan kepercayaannya baik dilakukan di sekolah maupun bersama
masyarakat.
Membiasakan perayaan Hari Besar Keagamaan dengan kegiatan
yang sederhana dan hikmat.
Membiasakan siswa menginisiasi dan melakukan kegiatan sosial.
31. Foto: SDN Petungsewu 1 Wagir
Penanaman nilai kebangsaan & kebhinnekaan
Keteguhan menjaga semangat kebangsaan dan kebhinnekaan untuk menjalin dan merekat
tenun kebangsaan. Mampu terbuka terhadap perbedaan bahasa, suku bangsa, agama dan
golongan, dipersatukan oleh keterhubungan untuk mewujudkan tindakan bersama sebagai
satu bangsa dan satu tanah air.
32. Penanaman nilai kebangsaan dan kebhinnekaan
foto: ruangkumemajangkarya.wordpress.com
Kegiatan wajib
Melaksanakan upacara bendera setiap hari Senin dengan
mengenakan seragam atau pakaian yang sesuai dengan
ketetapan sekolah.
Melaksanakan upacara bendera pada pembukaan MOPDB untuk
jenjang SMP, SMA/SMK.
Sesudah berdoa setiap memulai hari pembelajaran, guru dan
peserta didik menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya
dan/atau satu lagu wajib nasional atau satu lagu terkini yang
menggambarkan semangat patriotisme dan cinta tanah air.
Sebelum berdoa saat mengakhiri hari pembelajaran, guru dan
peserta didik menyanyikan satu lagu daerah (dari pilihan lagu-lagu
daerah seluruh nusantara)
Contoh-contoh pembiasaan baik
Mengenalkan beragam keunikan potensi daerah asal siswa melalui
berbagai media dan kegiatan.
Membiasakan perayaan Hari Besar Nasional dengan mengkaji atau
mengenalkan pemikiran dan semangat yang melandasinya melalui
berbagai media dan kegiatan.
34. Interaksi positif dengan sesama siswa
Kegiatan wajib
Membiasakan pertemuan di lingkungan sekolah dan/atau rumah
untuk belajar kelompok yang diketahui oleh guru dan/atau
orangtua.
Contoh-contoh pembiasaan baik
Gerakan kepedulian kepada sesama warga sekolah dengan
menjenguk warga sekolah yang sedang mengalami musibah,
seperti sakit, kematian, dan lainnya.
Gerakan kakak kelas asuh, di mana seorang kakak kelas
membimbing seorang adik kelas yang baru masuk ke sekolah.
foto: Solo Pos
35. Interaksi sosial positif antara peserta didik dengan figur orang dewasa di lingkungan sekolah dan
rumah, yaitu mampu dan mau menghormati guru, kepala sekolah, tenaga kependidikan, warga
masyarakat di linglkungan sekolah dan orang tua, yang sebaliknya menghargai dan
menyayangi para siswa.
Foto: SMPN 1 Dayeuhluhur | begawanariyata.wordpress.com
Interaksi positif dengan guru dan orangtua
36. foto: Sekolah Insan Teratai
Interaksi positif dengan guru dan orangtua
Kegiatan wajib
Sekolah mengadakan pertemuan dengan orangtua siswa pada
setiap tahun ajaran baru untuk mensosialisasikan: a) visi; b) aturan;
(c) materi; dan (d) rencana capaian belajar siswa agar orangtua
turut mendukung keempat poin tersebut.
Contoh-contoh pembiasaan baik
Memberi salam, senyum dan sapaan kepada setiap orang di
komunitas sekolah.
Guru dan tenaga kependidikan datang lebih awal untuk
menyambut kedatangan peserta didik sesuai dengan tata nilai
yang berlaku.
Membiasakan peserta didik untuk berpamitan dengan orang
tua/wali/penghuni rumah saat pergi dan lapor saat pulang, sesuai
kebiasaan/ adat yang dibangun masing-masing keluarga.
Secara bersama peserta didik mengucapkan salam hormat kepada
guru sebelum pembelajaran dimulai, dipimpin oleh seorang peserta
didik secara bergantian.
37. Foto: Antara
Penumbuhan potensi unik dan utuh setiap anak
Penghargaan terhadap keunikan dan keutuhan potensi peserta didik untuk dikembangkan.
Mendorong siswa mengembangkan kecakapan dasar serta minat-bakatnya.
38. Penumbuhan potensi unik dan utuh setiap anak
Kegiatan wajib
Menggunakan 15 menit sebelum hari pembelajaran setiap hari
untuk membaca buku selain buku mata pelajaran.
Seluruh warga sekolah memanfaatkan waktu sebelum memulai hari
pembelajaran pada hari-hari tertentu untuk kegiatan olah fisik
seperti senam kesegaran jasmani, dilaksanakan secara berkala dan
rutin, sekurang-kurangya satu kali dalam seminggu.
Contoh-contoh pembiasaan baik
Peserta didik membiasakan diri untuk memiliki tabungan dalam
berbagai bentuk (rekening bank, celengan, dan lainnya).
Membangun budaya bertanya dan melatih peserta didik
mengajukan pertanyaan kritis dan membiasakan siswa
mengangkat tangan sebagai isyarat akan mengajukan
pertanyaan.
Membiasakan setiap peserta didik untuk selalu berlatih menjadi
pemimpin dengan cara memberikan kesempatan pada setiap
siswa tanpa kecuali, untuk memimpin secara bergilir dalam
kegiatan-kegiatan bersama/berkelompok.
Siswa melakukan kegiatan positif secara berkala sesuai dengan
potensi dirinya.
39. Foto: SDIntegral.sch.id
Pemeliharaan lingkungan sekolah
Ikut bertanggung jawab memelihara lingkungan sekolah secara bergotong-royong untuk
menjaga keamanan, ketertiban, kebersihan dan kenyamanan lingkungan sekolah.
40. Pemeliharaan lingkungan sekolah
Foto: kesehatanlamsel.wordpress.com
Kegiatan wajib
Melakukan kerja bakti membersihkan lingkungan sekolah dengan
membentuk kelompok lintas kelas dan berbagi tugas sesuai usia
dan kemampuan siswa.
Contoh-contoh pembiasaan baik
Membiasakan penggunaan sumber daya sekolah (air, listrik,
telepon, dsb) secara efisien melalui berbagai kampanye kreatif dari
dan oleh siswa.
Menyelenggarakan kantin yang memenuhi standar kesehatan.
Membangun budaya peserta didik untuk selalu menjaga kebersihan
di bangkunya masing-masing sebagai bentuk tanggung jawab
individu maupun kebersihan kelas dan lingkungan sekolah sebagai
bentuk tanggung jawab bersama.
Mengajarkan simulasi antri melalui baris sebelum masuk kelas, dan
pada saat bergantian memakai fasilitas sekolah.
Peserta didik melaksanakan piket kebersihan secara beregu dan
bergantian regu.
Melaksanakan kegiatan bank sampah bekerja sama dengan dinas
kebersihan setempat.
41. Foto: ayahbundaazzam.wordpress.com
Pelibatan orangtua dan masyarakat
Penguatan peran orangtua dan unsur masyarakat di sekitar sekolah dengan melibatkan
secara aktif dalam kegiatan pembiasaan sikap dan perilaku positif di sekolah.
42. Pelibatan orangtua dan masyarakat
foto: drglintasbatas.wordpress.com
Kegiatan wajib
Mengadakan pameran karya siswa pada setiap akhir tahun ajaran
dengan mengundang orangtua dan masyarakat untuk memberi
apresiasi pada siswa.
Contoh-contoh pembiasaan baik
Orangtua membiasakan untuk menyediakan waktu 20 menit setiap
malam untuk bercengkerama dengan anak mengenai kegiatan di
sekolah.
Sekolah bekerja sama dengan instansi swasta dan organisasi profesi
untuk mengenalkan profesi dan kegiatan kemasyarakatan kepada
para siswa.
Masyarakat bekerja sama dengan sekolah untuk mengakomodasi
kegiatan kerelawanan oleh peserta didik dalam memecahkan
masalah-masalah yang ada di lingkungan sekitar sekolah.
43. Prinsip-prinsip Penerapan Penumbuhan Budi Pekerti
Penumbuhan Budi Pekerti tidak dirancang dengan pendekatan top-down yang seragam, namun
sebagai gerakan bersama yang didorong untuk memenuhi beberapa prinsip, di antaranya:
Penumbuhan Budi Pekerti mengajak keterlibatan seluruh warga sekolah, bukan hanya menjadikan siswa
sebagai sasaran tunggal. Budaya sekolah akan terbentuk dengan kokoh saat seluruh warga sekolah
terlibat dan konsisten mendorong dan menjaganya.
Setiap siswa terlibat dalam seluruh kegiatan yang dilaksanakan dalam kerangka PBP. Setiap siswa juga
diberi kesempatan untuk secara bergantian memimpin dan mengelola kegiatan-kegiatan yang
diadakan. Jiwa kepemimpinan ditumbuhkan dalam diri setiap siswa.
Penumbuhan Budi Pekerti tidak seragam secara nasional, namun terbuka pada konteks dan nilai-nilai
muatan lokal dan keragaman model dan metode. Praktek-praktek baik perlu dikumpulkan dan
disebarkan antar sekolah agar pembelajaran dapat berjalan lebih cepat.
Setiap kegiatan dalam kerangka Penumbuhan Budi Pekerti memiliki tujuan mendalam dan bukan
sekadar ritualistik. Penumbuhan berbagai kemampuan dan karakter baik ditumbuhkan melalui
pembiasaan terus-menerus.
Penumbuhan Budi Pekerti mendorong pendekatan afirmasi positif dalam menyelesaikan masalah. Alih-
alih terlalu berfokus hanya pada melarang perbuatan yang tidak baik, sekolah perlu mendorong siswa
untuk melakukan perbuatan yang baik sebagai alternatifnya.
Penumbuhan Budi Pekerti mendorong sekolah untuk secara sengaja merencanakan kegiatan-kegiatan
yang relevan terhadap tumbuh kembang siswa, terutama aspek-aspek yang selama ini
terkesampingkan akibat fokus berlebihan pada aspek akademik yang sempit. Siswa perlu mendapat
kesempatan untuk mengembangkan potensi dirinya secara utuh dan bersiap menghadapi kehidupan
nyata dan berkontribusi positif pada masyarakat.
58. Pola pikir pembangunan karakter “Mandiri Berkepribadian”
Karakter MANDIRI
[Orientasi Tugas]
Karakter BERKEPRIBADIAN
[Orientasi Hubungan Manusia]
Kebutuhan
dasar
[mutlak harus ada]
Inisiatif, tanggung jawab
Etos kerja, disipilin diri,
ketekunan
Jujur, baik
Tahu diri – harga diri,
mengenal jati diri sebagai
makhluk Tuhan, hormat
kepada yang lain, hormat
lingkungan [Sila 1]
Pengembangan Kerja keras, mampu
memecahkan masalah,
mengatasi hambatan,
delayed gratification
Kerjasama, gotong royong,
team work, demokratis [Sila 4]
Visioner, kreatif, inovatif
Adil, keadilan sosial [Sila 5]
Peduli – budaya berbagi,
memberi nasehat,
pengabdian kepada
masyarakat dan kemanusiaan
[Sila 2]
Meritokrasi, anti diskriminasi,
Persatuan Indonesia [Sila 3]
60. Identifikasi langkah-langkah yang akan dikerjakan...
APA HAL [BARU]
YANG AKAN
DIMULAI?
APA HAL
YANG AKAN
DIUBAH?
APA HAL
YANG AKAN
DIHENTIKAN?
Program
Kebiasaan dan budaya kerja
Komunikasi dan kolaborasi
Program
Kebiasaan dan budaya kerja
Komunikasi dan kolaborasi
Program
Kebiasaan dan budaya kerja
Komunikasi dan kolaborasi
61. Matriks tindak lanjut...
Program Kebiasaan dan
budaya kerja
Komunikasi dan
kolaborasi
Hal baru yang
akan dimulai
Hal yang akan
diubah
Hal yang akan
dihentikan