Dokumen tersebut membahas tentang proses pemeriksaan kesehatan jemaah haji untuk menetapkan status kesehatan dan kelayakan mereka untuk melaksanakan ibadah haji, meliputi tahapan pemeriksaan kesehatan di puskesmas, penetapan status risiko kesehatan, vaksinasi meningitis, dan penetapan status istithaah kesehatan seperti memenuhi syarat, sementara tidak memenuhi syarat, atau tidak memenuhi syarat s
Seiring meningkatnya usia harapan hidup, populasi lansia semakin meningkat, namun banyak pula dari lansia tersebut yang sakit. Penyakit yang sering dijumpai pada lansia adalah hipertensi, juga diabetes melitus. Kedua penyakit ini memiliki komplikasi dengan pembiayaan pengobatan yang tinggi, sehingga penting diupayakan pencegahan agar kedua penyakit ini tidak sampai menimbulkan komplikasi. Untuk mencegah terjadinya komplikasi dan menurunkan angka penderita penyakit hipertensi dan diabetes mellitus, selain upaya pengobatan dengan kontrol rutin dan pemberian obat, juga diperlukan upaya preventif dan promotif yang pada akhirnya akan berkontribusi dalam menurunkan tingginya pembiayaan akibat mengatasi komplikasi kedua penyakit di atas.
Program pengelolahan penyakit kronis (Prolanis) adalah suatu sistim pelayanan kesehatan dan pendekatan proaktif yang dilaksanakan secara terintegrasi yang melibatkan peserta, fasilitas kesehatan dan BPJS. Penyakit Kronis yang dialami oleh masyarakat dewasa ini, akan memberikan dampak dan beban bagi keluarga, bila penanganan di lakukan secara tidak intensif dan berkelanjutan. Manfaat penanganan yang intensif bagi penderita, adalah dapat mengenal tanda bahaya, menimbulkan kesadaran untuk menjaga kondisi dkesehatan diri agar tetap stabil, dan pengambilan tindakan segera bila mengalami kegawatdaruratan.
Dengan berlakunya Jaminan Kesehatan Nasional sejak Januari 2014,sesuai amanah Undang-Undang No 40 tahun 2004 tentang Sistim Jaminan Sosial Nasional dan Undang-Undang Nomor 24 tahun 2011 tentang BPJS, maka Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama sebagai garda terdepan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, dapat melaksanakan program Prolanis, melalui kerja sama dengan BPJS untuk melakukan pembinaan bagi penderita penyakit kronis.
Klinik Pajajaran sebagai salah satu fasilitas kesehatan tingkat pertama oleh swasta ingin memberikan kontribusi dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan lansia khususnya yang menderita hipertensi dan diabetes peserta BPJS Ksehatan dengan salah satu upayanya yaitu mengadakan kegiatan Prolanis. Dengan Kegiatan ini diharapkan para penderita hipertensi dan para diabetisi, yang umunya lansia, dapat termotivasi untuk secara mandiri menjaga dan meningkatkan kesehatannya, yang pada akhirnya berdampak pada peningkatan derajat kesehatan bagi peserta BPJS Kesehatan.
Seiring meningkatnya usia harapan hidup, populasi lansia semakin meningkat, namun banyak pula dari lansia tersebut yang sakit. Penyakit yang sering dijumpai pada lansia adalah hipertensi, juga diabetes melitus. Kedua penyakit ini memiliki komplikasi dengan pembiayaan pengobatan yang tinggi, sehingga penting diupayakan pencegahan agar kedua penyakit ini tidak sampai menimbulkan komplikasi. Untuk mencegah terjadinya komplikasi dan menurunkan angka penderita penyakit hipertensi dan diabetes mellitus, selain upaya pengobatan dengan kontrol rutin dan pemberian obat, juga diperlukan upaya preventif dan promotif yang pada akhirnya akan berkontribusi dalam menurunkan tingginya pembiayaan akibat mengatasi komplikasi kedua penyakit di atas.
Program pengelolahan penyakit kronis (Prolanis) adalah suatu sistim pelayanan kesehatan dan pendekatan proaktif yang dilaksanakan secara terintegrasi yang melibatkan peserta, fasilitas kesehatan dan BPJS. Penyakit Kronis yang dialami oleh masyarakat dewasa ini, akan memberikan dampak dan beban bagi keluarga, bila penanganan di lakukan secara tidak intensif dan berkelanjutan. Manfaat penanganan yang intensif bagi penderita, adalah dapat mengenal tanda bahaya, menimbulkan kesadaran untuk menjaga kondisi dkesehatan diri agar tetap stabil, dan pengambilan tindakan segera bila mengalami kegawatdaruratan.
Dengan berlakunya Jaminan Kesehatan Nasional sejak Januari 2014,sesuai amanah Undang-Undang No 40 tahun 2004 tentang Sistim Jaminan Sosial Nasional dan Undang-Undang Nomor 24 tahun 2011 tentang BPJS, maka Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama sebagai garda terdepan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, dapat melaksanakan program Prolanis, melalui kerja sama dengan BPJS untuk melakukan pembinaan bagi penderita penyakit kronis.
Klinik Pajajaran sebagai salah satu fasilitas kesehatan tingkat pertama oleh swasta ingin memberikan kontribusi dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan lansia khususnya yang menderita hipertensi dan diabetes peserta BPJS Ksehatan dengan salah satu upayanya yaitu mengadakan kegiatan Prolanis. Dengan Kegiatan ini diharapkan para penderita hipertensi dan para diabetisi, yang umunya lansia, dapat termotivasi untuk secara mandiri menjaga dan meningkatkan kesehatannya, yang pada akhirnya berdampak pada peningkatan derajat kesehatan bagi peserta BPJS Kesehatan.
FKTP; Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama yang selanjutnya disingkat FKTP adalah fasilitas kesehatan yang melakukan pelayanan kesehatan perorangan yang bersifat non spesialistik untuk keperluan observasi, promotif, preventif, diagnosis, perawatan, pengobatan, dan/atau pelayanan kesehatan lainnya.
Pasal 2 Tarif pelayanan kesehatan pada FKTP meliputi:
Kapitasi
Non Kapitasi
PMK 59 tahun 2014 tentang STANDAR TARIF PELAYANAN KESEHATAN DALAM PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN mengatur tentang Kapitasi dan Klaim non Kapitasi bagi Klinik.
Tarif Non Kapitasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf b diberlakukan pada FKTP yang melakukan pelayanan kesehatan di luar lingkup pembayaran kapitasi yang meliputi:
a. pelayanan ambulans;
b. pelayanan obat rujuk balik;
c. pemeriksaan penunjang pelayanan rujuk balik;
d. pelayanan skrining
d. pelayanan skrining kesehatan tertentu termasuk pelayanan terapi krio untuk kanker leher rahim;
e. rawat inap tingkat pertama;
f. jasa pelayanan kebidanan dan neonatal yang dilakukan oleh bidan atau dokter, sesuai kompetensi dan kewenangannya;
g. pelayanan Keluarga Berencana berupa MOP/vasektomi;
h. kompensasi pada daerah yang tidak terdapat fasilitas kesehatan yang memenuhi syarat;
i. pelayanan darah; dan/atau
j. pelayanan gawat darurat di fasilitas kesehatan yang tidak bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
2. ...
“Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap
Allah SWT, (yaitu) bagi orang yang sanggup
mengadakan perjalanan ke Baitullah” (QS Ali Imran :
97)
Pengertian istitho’ah selain mampu materi, ilmu
manasik haji dan keamanan termasuk kemampuan
fisik, yaitu kesehatan
Ibadah haji penuh dengan gerakan fisik butuh
kondisi kesehatan yang prima agar dapat
melaksanakan ibadah haji dengan baik dan sempurna
3. 1. Pernyataan Istithaah Kesehatan Haji menjadi salah
satu syarat untuk Pelunasan ONH
2. Optimalisasi Permenkes No 15 Tahun 2016 tentang
Istithaah Kesehatan Haji
3. Vaksinasi Meningitis menjadi salah satu syarat
terbitnya Visa
4. BKJH diganti Kartu Kesehatan Jemaah Haji (KKJH)
5. Certifikate Vaccin di gabung dengan kartu Kesehatan
jemaah haji (KKJH)
6. Gelang penanda jemaah RISTI di gabung dengan
kartu Kesehatan jemaah haji (KKJH)
DINKES KAB.BOGOR
4. PEMBINAAN
MASA
KEBERANGKATAN
TIDAK LAIK
TERBANG
LAIK
TERBANG
VAKSINASI
BAGI
JEMAAH YANG
BELUM
VACCIN
PROSES
VISA
PELUNASAN EMBARKASI BERANGKAT
TAHAP 2
PEMERIKSAAN
KESEHATAN
NON
RISTI
RISTI
TAHAP 1
PEMERIKSAAN
KESEHATAN
PEMBINAAN
MASA
TUNGGU
BERHAK
LUNAS
MEMENUHI SYRAT
MEMNUHI SYARAT
DENGAN
PENDAMPING
TIDAK MEMENUHI
SYARAT
SEMENTARA
TIDAK
MEMENUHI
SYARAT
TIDAK
MENUNASI
BIAYA
PELUNASAN
IBADAH HAJI
(BPIH)
VAKSINASI
MENINGITIS
MENINGOKOKUS
TAHAP 2
PEMERIKSAAN
KESEHATAN
SURAT PEMANGGILAN MASUK
ASRAMA
SURAT PANGGILAN
MASUK ASRAMA
(SPMA)
PROSES DI KEMENTERIAN AGAMA
PROSES DI KEMENTERIAN KESEHATAN
PUSAT KESEHATAN HAJI DINAS KESEHATAN KAB.BOGOR
5. 5
Menghasilkan penetapan
status kesehatan Jemaah
Haji Risiko Tinggi atau
tidak Risiko Tinggi.
Kriteria status
kesehatan Jemaah Haji
Risiko Tinggi :
a. Berusia 60 tahun
atau lebih.
b. Memiliki faktor risiko
kesehatan dan
gangguan kesehatan
yang potensial
menyebabkan
keterbatasan dalam
melaksanakan
ibadah haji.
Menghasilkan penetapan
status kesehatan Jemaah
Haji Risiko Tinggi atau
tidak Risiko Tinggi.
Kriteria status
kesehatan Jemaah Haji
Risiko Tinggi :
a. Berusia 60 tahun
atau lebih.
b. Memiliki faktor risiko
kesehatan dan
gangguan kesehatan
yang potensial
menyebabkan
keterbatasan dalam
melaksanakan
ibadah haji.
Jamaah Haji yang
terdaftar dalam kuota
haji Kab. Bogor yang
ditetapkan oleh
Kemenag Kab.Bogor
dan dibuktikan
dengan Foto copy
BPIH awal dan KTP
Pelaksanaan Kegiatan :
1.Tim Penyelenggara pemeriksaan Kesehatan
Haji di 40 Puskesmas
2.Pemeriksaan kesehatan meliputi : Anamnesa.
Pemeriksaan fisik. Pemeriksaan penunjang.
Diagnosis. Penetapan tingkat risiko kesehatan.
Rekomendasi/saran/rencana tindak lanjut.
3.Pemeriksaan penunjang (Lab) dapat
dilaksanakan di Unit Pelayanan Kesehatan yang
ada di wily Kab. Bogor seperti PUSKESMAS,
LABKESDA Kab. Bogor, BKTK Kab.Bogor, RSUD
Ciibinong, RSUD Ciawi, RSUD Leuwiliang, RSUD
Cileungsi, RS. Swasta, RSUD/RS Swasta di Kota
Bogor dan Klinik Lab yang telah
terakreditasi ( KALK ATAU KAN)
4.Melaksanakan pengukuran kebugaran
5.Melaksanakan Pembinaan kesehatan
6.Entry Data hasil pemeriksaan & pembinaan
dan Uploud photo jemaah di
WEB:siskohatkes.depkes.go.id
Pelaksanaan Kegiatan :
1.Tim Penyelenggara pemeriksaan Kesehatan
Haji di 40 Puskesmas
2.Pemeriksaan kesehatan meliputi : Anamnesa.
Pemeriksaan fisik. Pemeriksaan penunjang.
Diagnosis. Penetapan tingkat risiko kesehatan.
Rekomendasi/saran/rencana tindak lanjut.
3.Pemeriksaan penunjang (Lab) dapat
dilaksanakan di Unit Pelayanan Kesehatan yang
ada di wily Kab. Bogor seperti PUSKESMAS,
LABKESDA Kab. Bogor, BKTK Kab.Bogor, RSUD
Ciibinong, RSUD Ciawi, RSUD Leuwiliang, RSUD
Cileungsi, RS. Swasta, RSUD/RS Swasta di Kota
Bogor dan Klinik Lab yang telah
terakreditasi ( KALK ATAU KAN)
4.Melaksanakan pengukuran kebugaran
5.Melaksanakan Pembinaan kesehatan
6.Entry Data hasil pemeriksaan & pembinaan
dan Uploud photo jemaah di
WEB:siskohatkes.depkes.go.id
INPUT PROSES OUTPUT
6. 6
Menghasilkan penetapan
status Istithaah
Kesehatan Jemaah Haji :
1.Memenuhi Syarat
Istithaah Kesehatan
Haji.
2.Memenuhi Syarat
Istithaah Kesehatan
Haji dengan
Pendampingan.
3.Tidak Memenuhi
Syarat Istithaah
Kesehatan Haji untuk
Sementara
4.Tidak Memenuhi
Syarat Istithaah
Kesehatan Haji
Menghasilkan penetapan
status Istithaah
Kesehatan Jemaah Haji :
1.Memenuhi Syarat
Istithaah Kesehatan
Haji.
2.Memenuhi Syarat
Istithaah Kesehatan
Haji dengan
Pendampingan.
3.Tidak Memenuhi
Syarat Istithaah
Kesehatan Haji untuk
Sementara
4.Tidak Memenuhi
Syarat Istithaah
Kesehatan Haji
1.Jemaah yg sudah
ditetapkan (data
Estimasi yang akan
berangkat pada
Tahun berjalan)
sebelum ada
penetapan ONH
dari pemerintah
2.Jamaah Haji yang
sudah periksa
kesehatan Tahap 1
di Puskesmas
Pelaksanaan Kegiatan :
1.Tim Penyelenggara pemeriksaan Kesehatan
Haji di 40 PKM
2.Pemeriksaan kesehatan meliputi : Anamnesa.
Pemeriksaan fisik. Pemeriksaan penunjang.
Diagnosis. Penetapan tingkat risiko kesehatan.
Rekomendasi/saran/rencana tindaklanjut.
3.Pemeriksaan penunjang (Lab) dapat
dilaksanakan di Unit Pelayanan Kesehatan yang
ada di wily Kab. Bogor seperti PUSKESMAS,
LABKESDA Kab. Bogor, BKTK Kab.Bogor, RSUD
Ciibinong, RSUD Ciawi, RSUD Leuwiliang, RSUD
Cileungsi, RS. Swasta, RSUD/RS Swasta di Kota
Bogor dan Klinik Lab yang telah terakreditasi
( KALK ATAU KAN)
4.Melaksanakan Pengukuran kebugaran
5.Melaksanakan Pembinaan kesehatan
6.Vaksinasi Meningitis Meningococcus
7.Entry Data hasil pemeriksaan, pembinaan dan
vaksinasi di WEB : siskohatkes.depkes.go.id
Pelaksanaan Kegiatan :
1.Tim Penyelenggara pemeriksaan Kesehatan
Haji di 40 PKM
2.Pemeriksaan kesehatan meliputi : Anamnesa.
Pemeriksaan fisik. Pemeriksaan penunjang.
Diagnosis. Penetapan tingkat risiko kesehatan.
Rekomendasi/saran/rencana tindaklanjut.
3.Pemeriksaan penunjang (Lab) dapat
dilaksanakan di Unit Pelayanan Kesehatan yang
ada di wily Kab. Bogor seperti PUSKESMAS,
LABKESDA Kab. Bogor, BKTK Kab.Bogor, RSUD
Ciibinong, RSUD Ciawi, RSUD Leuwiliang, RSUD
Cileungsi, RS. Swasta, RSUD/RS Swasta di Kota
Bogor dan Klinik Lab yang telah terakreditasi
( KALK ATAU KAN)
4.Melaksanakan Pengukuran kebugaran
5.Melaksanakan Pembinaan kesehatan
6.Vaksinasi Meningitis Meningococcus
7.Entry Data hasil pemeriksaan, pembinaan dan
vaksinasi di WEB : siskohatkes.depkes.go.id
INPUT PROSES OUTPUT
7. 1. Berusia 60 tahun
atau lebih.
2. Menderita
penyakit tertentu
yang tidak masuk
dalam kriteria
Tidak memenuhi
syarat Istithaah
sementara
dan/atau tidak
memenuhi syarat
Istithaah.
1. Berusia 60 tahun
atau lebih.
2. Menderita
penyakit tertentu
yang tidak masuk
dalam kriteria
Tidak memenuhi
syarat Istithaah
sementara
dan/atau tidak
memenuhi syarat
Istithaah.
1. Tidak memiliki
sertifikat vaksinasi
Internasional (ICV)
yang sah.
2. Menderita penyakit
tertentu yang
berpeluang sembuh.
3. Suspek dan/atau
konfirm penyakit
menular yang
berpotensi wabah.
4. Psikosis Akut.
5. Fraktur tungkai yang
membutuhkan
Immobilisasi.
6. Fraktur tulang
belakang tanpa
komplikasi
neurologis.
7. Hamil yang diprediksi
usia kehamilannya
pada saat
keberangkatan < 14
minggu atau lebih
dari 26 minggu.
1. Tidak memiliki
sertifikat vaksinasi
Internasional (ICV)
yang sah.
2. Menderita penyakit
tertentu yang
berpeluang sembuh.
3. Suspek dan/atau
konfirm penyakit
menular yang
berpotensi wabah.
4. Psikosis Akut.
5. Fraktur tungkai yang
membutuhkan
Immobilisasi.
6. Fraktur tulang
belakang tanpa
komplikasi
neurologis.
7. Hamil yang diprediksi
usia kehamilannya
pada saat
keberangkatan < 14
minggu atau lebih
dari 26 minggu.
ISTITHAAH
KESEHATAN HAJI
ISTITHAAH
KESEHATAN HAJI
ISTITHAAH KES HAJI
DGN PENDAMPINGAN
ISTITHAAH KES HAJI
DGN PENDAMPINGAN
ISTITHAAH KESEHATAN HAJI
UNTUK SEMENTARA
ISTITHAAH KESEHATAN HAJI
UNTUK SEMENTARA
TIDAK MEMENUHI SYARATTIDAK MEMENUHI SYARATMEMENUHI SYARATMEMENUHI SYARAT
ISTITHAAH KESEHATAN HAJIISTITHAAH KESEHATAN HAJI
1. Jemaah Haji
yang memiliki
kemampuan
mengikuti
proses ibadah
haji tanpa
bantuan obat,
alat, dan/atau
orang lain
dengan tingkat
kebugaran
jasmani
setidaknya
dengan kategori
cukup,
2. Jemaah Haji
yang masuk
kriteria ini wajib
berperan aktif
dalam kegiatan
promotif dan
preventif
1. Jemaah Haji
yang memiliki
kemampuan
mengikuti
proses ibadah
haji tanpa
bantuan obat,
alat, dan/atau
orang lain
dengan tingkat
kebugaran
jasmani
setidaknya
dengan kategori
cukup,
2. Jemaah Haji
yang masuk
kriteria ini wajib
berperan aktif
dalam kegiatan
promotif dan
preventif
1). Kondisi klinis yang dapat
mengancam jiwa
a. Penyakit Paru Obstruksi
Kronis (PPOK) derajat IV.
b. Gagal Jantung Stadium IV.
c. Chronic Kidney Disease
Stadium IV dengan
peritoneal. dialysi s /
hemodialisis reguler.
d. AIDS stadium IV dengan
infeksi oportunistik.
e. Stroke Haemorhagic luas;
2). Gangguan jiwa berat
a. Skizofrenia berat
b. Demensia berat
c. Retardasi mental berat;
3).Jemaah dengan penyakit yang
sulit diharapkan
kesembuhannya
a. Keganasan stadium akhir,
b. Tuberculosis Totaly Drugs
Resistance (TDR)
c. Sirosis atau hepatoma
decompensata
1). Kondisi klinis yang dapat
mengancam jiwa
a. Penyakit Paru Obstruksi
Kronis (PPOK) derajat IV.
b. Gagal Jantung Stadium IV.
c. Chronic Kidney Disease
Stadium IV dengan
peritoneal. dialysi s /
hemodialisis reguler.
d. AIDS stadium IV dengan
infeksi oportunistik.
e. Stroke Haemorhagic luas;
2). Gangguan jiwa berat
a. Skizofrenia berat
b. Demensia berat
c. Retardasi mental berat;
3).Jemaah dengan penyakit yang
sulit diharapkan
kesembuhannya
a. Keganasan stadium akhir,
b. Tuberculosis Totaly Drugs
Resistance (TDR)
c. Sirosis atau hepatoma
decompensata
PENETAPAN ISTITHAAH KESEHATANPENETAPAN ISTITHAAH KESEHATANPENETAPAN ISTITHAAH KESEHATANPENETAPAN ISTITHAAH KESEHATAN
8. PEMERIKSAAN KESEHATAN TAHAP 3
(PENETAPAN KELAIKAN KESEHATAN PENERBANGAN)
Dilaksanakan oleh PPIH Embarkasi
Bidang Kesehatan (KKP Kelas II
Bandung) di embarkasi pada saat
Jemaah Haji menjelang
pemberangkatan Utk Propinsi Jabar
( Embarkasi JKS )
Dilaksanakan oleh PPIH Embarkasi
Bidang Kesehatan (KKP Kelas II
Bandung) di embarkasi pada saat
Jemaah Haji menjelang
pemberangkatan Utk Propinsi Jabar
( Embarkasi JKS )
Dilakukan untuk menetapkan
status kesehatan Jemaah Haji laik
atau tidak laik terbang.
9. N
O
KEGIATAN
TH
2018 TAHUN 2019
DES JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGUST SEP
1
Pemeriksan Kes Tahap 1
Di 40 Puskesmas
10% 70% 10%
2
Pembinaan Kes Masa
Tunggu
1 KL 1 KL 1 KL
3
Pemeriksan Kes Tahap 2
Di 40 Puskesmas
10% 40% 40% 10%
Tamba
han
kuota
4
Puskesmas
(Pengambilan Sarana
Vaksinasi )
5
Vaksinasi Meningitis
Meningococcus
6
Pembinaan Kes Masa
Keberangkatan
1 KL 1 KL 1 KL 1 KL
7 Pelunasan ONH
THP 1 : 19 Mar - 15 Apr
THP 2 : 30 Apr - 10 Mei
8
Puskesmas mengirim
Dokumen Kes Haji Ke
R
A
M
A
D
H
A
N
10. NO KEGIATAN
TH
2018 TAHUN 2019
DES JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL
AGUS
T SEP
9 PRINT KKJH
10 Distribusi KKJH
24
Jun
11
Pendampingan TIM
KKP KLS II Bandung
12
Pemeriksaan Kes
Tahap 3 Di Embarkasi
(Keberangkatan)
Kloter
01 JKS
06-Jul
13
Pemantauan
Pemulangan Jemaah
Haji Debarkasi
17
AUG
14
Pemantauan
Kesehatan Jemaah
Haji 14 Hari Setelah
Kepulangan
R
A
M
A
D
H
A
N
13. NO JUMLAH KETERANGAN
I KUOTA JEMAAH HAJI KAB BOGOR 3473 Jemaah
II REALISASI PEMERIKSAAN KESEHATAN
TAHAP 1
JEMAAH RISIKO TINGGI 2381 Jemaah
JEMAAH NON RISIKO TINGGI 1248 Jemaah
JUMLAH 3629 Jemaah
TAHAP 2
ISTITHAAH MEMENUHI SYARAT 1610 Jemaah
ISTITHAAH DENGAN PENDAMPINGAN 2013 Jemaah
ISTITHAAH TIDAK MEMENUHI SYARAT SEMENTARA 2 Jemaah
ISTITHAAH TIDAK MEMENUHI SYARAT 4 (2 jemaah dx CKD on HD), (1 jemaah dx Lansia dg
Dimentia, Cerebral infarction) ,( 1 jemaah dx TB MDR)
JUMLAH 3629 Jemaah
MUTASI MASUK PERIKSA KESEHATAN DI KAB BOGOR
PROPINSI LAMPUNG, JAYAPURA. PALEMBANG,
PADANG , KAB SUKABUMI
9 Jemaah
VAKSINASI
SUDAH VAKSINASI 3538 Jemaah
BELUM VAKSINASI 56 Jemaah
III WAKTU PELUNASAN ONH
TAHAP 1 TGL 19 MAR - 15 APRL 2019 3196 Jemaah
TAHAP 2 TGL 30 APR - 10 MEI 2019 371 Jemaah
TAHAP 3 27 Jemaah
3594 Jemaah
IV SARANA PENYELENGGARAAN KESEHATAN JEMAAH HAJI
VACCIN MENINGITIS MENINGOCOCCUS 3473 Vial
BLANKO KARTU KES JEMAAH HAJI (KKJH) 3473 Paket
TALI KARTU KES JEMAAH HAJI 3473 Pcs
PLASTIK TEMPAT PENYIMPANAN KARTU 3473 Pcs
URAIAN
JUMLAH
15. KARTU JEMAAH RISIKO TINGGI
KESEHATAN TERDAPAT WARNA
ORANGE PADA NAMA JEMAAH
KARTU JEMAAH NON RISIKO TINGGI
KESEHATAN PADA NAMA JEMAAH
BERWARNA PUTIH
16.
17. 2. LEMBAR OBAT
3. WAJIB UNTUK JEMAAH
YANG DIPERIKSA DAHAK
FORM TB 05
CAPL
PKM
1 KKJH
18. Kartu kesehatan jemaah haji dapat di ambil di
40 puskesmas sesuai dengan domisili dan
pelaksanaan pemeriksaan kesehatan maupun
vaksinasi jemaah haji mulai tanggal 24 juni 2019
dengan membawa
-FC BPIH PELUNASAN
-Untuk yang belum mengumpulkan photo
ukuran 3x4 utk KKJH, pada saat pengambilan
kartu wajib dibawa
20. PERIKSA KESEHATAN
PERIKSA KESEHATAN TAHAP 1 SECARA DINI
KE PUSKESMAS SESUAI DOMISILI UNTUK
MENGETAHUI KONDISI KESEHATAN
JEMAAHPERIKSA SECARA RUTIN UNTUK JAMAAH-
JAMAAH YANG MASUK DALAM RISIKO TINGGI
TETAP MENJAGA KESEHATAN, YANG BUGAR TETAP
MENJAGA KEBUGARANNYA, DAN YANG KURANG
BUGAR AGAR MENJADI BUGAR DG MENGIKUTI
ANJURAN DR TTTG KESEHATANNYA DAN BEROLAH
RAGA RUTIN BERJALAN KAKI / LARI 2 KECIL
24. Turis yang datang dengan tujuan ibadah
haji/umroh/kerja musiman diwajibkan
mendapatkan vaksinasi meningitis
Meningococcus diwajibkan untuk
menyerahkan sertifikat vaksinasi
meningitis yang masih berlaku dalam
masa tidak lebih dai 2 tahun dan tidak
kurang dari “14 hari sebelum
keberangkatan di Arab Saudi “
Turis yang datang dengan tujuan ibadah
haji/umroh/kerja musiman diwajibkan
mendapatkan vaksinasi meningitis
Meningococcus diwajibkan untuk
menyerahkan sertifikat vaksinasi
meningitis yang masih berlaku dalam
masa tidak lebih dai 2 tahun dan tidak
kurang dari “14 hari sebelum
keberangkatan di Arab Saudi “
Kementerian Kesehatan Arab Saudi
Mewajibkan seluruh jamaah haji dan
populasi lokal yang berisiko untuk
mendapatkan vaccin Meningitis
Kementerian Kesehatan Arab Saudi
Mewajibkan seluruh jamaah haji dan
populasi lokal yang berisiko untuk
mendapatkan vaccin Meningitis
VAKSINASI
Masa berlaku Vaksin Meningitis
Meningokokus selama 2 Tahun
Masa berlaku Vaksin Meningitis
Meningokokus selama 2 Tahun
25. WAJIB DI BAWA
DOKUMEN KESEHATAN HAJI :
1.JANGAN SAMPAI TERTINGGAL
2.MASUKAN KEDALAM TAS
PASPOR
3.JANGAN DIMASUKAN DALAM
TAS KOPER KARENA MASIH ADA
PROSES PEMERIKSAAN S.D DI
ARAB SAUDI
4.KARU/KAROM/TKHI/TPHI/
TPIHI /KETUA KBIH : MENGECEK
JAMAAH PASTIKAN SEMUA
JAMAAH TELAH MEMBAWA
DOKUMEN KESEHATAN DAN DI
SIMPAN DALAM TAS PASPOR
DOKUMEN KESEHATAN HAJI :
1.JANGAN SAMPAI TERTINGGAL
2.MASUKAN KEDALAM TAS
PASPOR
3.JANGAN DIMASUKAN DALAM
TAS KOPER KARENA MASIH ADA
PROSES PEMERIKSAAN S.D DI
ARAB SAUDI
4.KARU/KAROM/TKHI/TPHI/
TPIHI /KETUA KBIH : MENGECEK
JAMAAH PASTIKAN SEMUA
JAMAAH TELAH MEMBAWA
DOKUMEN KESEHATAN DAN DI
SIMPAN DALAM TAS PASPOR
DOKUMEN KES HAJI
26. Untuk jamaah penderita TB. Paru siapkan untuk
membawa obat OAT dari PKM dan di minum rutin tidak
boleh putus (dalam pemeriksaan di embarkasi jamaah akan
ditanya dan harus memperlihatkan oabtnya)
28. SAAT KEBERANGKATAN
PETUGAS HAJI : KARU/KAROM/TKHI/TPHI/TPIHI DAN KBIH PADA SAAT DI PEMDA
KAB. BOGOR SEBELUM BERANGKAT KE EMBARKASI JAKARTA BEKASI (JKS) :
PETUGAS HAJI : KARU/KAROM/TKHI/TPHI/TPIHI DAN KBIH PADA SAAT DI PEMDA
KAB. BOGOR SEBELUM BERANGKAT KE EMBARKASI JAKARTA BEKASI (JKS) :
MEMASTIKAN SEMUA JAMAAH :
1.TELAH DIPERIKSA KESEHATAN
2.TELAH MENDAPATKAN VAKSINASI
MENINGITIS MENINGOCOCCUS
3.SUDAH MEMILIKI KARTU KESEHATAN
JEMAAH HAJI HAJI DAN DI BAWA
(DISIMPAN DALAM TAS PASPOR)
4.SALING MENGINGATKAN SESAMA
JEMAAH DOKUMEN KES HAJI SUDAH
DIBAWA BAIK PADA SAAT BERANGKAT
DAARI RUMAH ATAU SAAT PELEPASAN
DI PEMDA KAB BOGOR
29. KESEHATAN PENERBANGAN
A. Persiapan sebelum berangkat
•Jaga kondisi kesehatan hindari terlalu capek menerima tamu,
acara syukuran
•Minum obat anti mabok jika perlu
•Bawa obat-obatan ringan
•Perjalanan bus 2 jam s.d 4 jam dengan kondisi lalulintas yang padat
saat ini menuju embarkasi JKS (Kota Bekasi)
•Selama Istirahat di embarkasi gunakan waktu sebaik mungkin
B. Selama di pesawat
•Waktu perjalanan 8-10 jam
•Air trapping di telinga dan gigi Rasa penuh di telinga, nyeri gigi
•Dehidrasi kelembaban rendah
•Jangan menahan buang air kecil (Toilet )
•Jika ada keluhan petugas TKHI ( 1 Dokter , 2 Perawat)
31. 1. Perkiraan musim haji 2019 Suhu
Mekkah siang 40-500
C, Suhu
Madinah lebih tinggi
2. Kelembaban udara 24 % (sangat
kering)
3. Gunakan selalu masker yang
dibasahi untuk melembabkan
udara, mencegah mimisan dan
masuknya debu/kuman
4. Hindari tempat-tempat yang
berdesakan
5. Cuci tangan setelah beraktivitas,
sebelum dan setelah makan,
setelah BAB dan BAK
32.
33. KEBERSIHAN DIRI
•Gunakan selalu masker yang dibasahi untuk
melembabkan udara, mencegah mimisandan
masukanya kotoran/debu/kuman kesaluran
pernafasan
•Cuci tangan memakai sabun sebelum makan dan
setelah buang air besar
41. UNTUK JEMAAH SAKIT SAAT KEPULANGAN
1. DINKES KAB TELAH MENYIAPKAN
TENAGA & KENDARAN AMBULANCE UTK
MEMBAWA JEMAH SAKIT
2. SIAPKAN KARTU BPJS/JKN
3. KONTAK KELUARGA YANG BISA
DIHUBUNGI
47. KONSULTASI
• STATUS KESEHATAN: “PENDAMPING”
1.ALAT
1. ABDI (ALAT BANTU DENGAR INDONESIATUNA
RUNGU)
2. KACAMATA
3. KURSI RODA
4. KRUK
5. KURSI SHALAT, DLL
2.OBAT, SESUAI PRIVASI
3.ORANG
1. MAHRAM
2. TEMAN DALAM REGU/ROMBONGAN/KLOTER
48. TIP MINIMALKAN BATUK
• Sedia masker privasi, yakni masker kain
• Masker dari pemerintah adalah masker sekali pakai
langsung buang, jangan disimpan/dipakai berulang-ulang
• Sedia obat2an pribadi, obat dari TKHI biasanya OBH
• Hindari makan es krim/minum sesuatu yg memicu batuk
• Hindari “merokok”
• Bergaul dengan orang sehat
• Cukup mengkonsumsi buah2an
• Kurangi jus tetrapack
• Cukup konsumsi kurma dan minum zam2
• Doa