SlideShare a Scribd company logo
Batuk darah
Definisi
Batuk darah= hemoptoe = hemoptisis
hemoptisis berasal dari kata (haemoptysis) dari
bahasa Yunani
◦ haima dan physis
Ekspektorasi darah akibat perdarahan
pada saluran napas di bawah laring
Anatomi dan vaskularisasi paru
• Sistem sirkulasi pulmoner
berfungsi untuk perturan gas
• Tekanan rendah berkisar
15 – 20 mmHg pada saat sitolik
dan 5-10 mmHg pada saat
diatolik
• Memsuplai darah untuk
bronkiolus terminalis dan alveolus
Sistem
sirkulasi
pulmoner
• Pemberi nutrisi
pada paru dan
saluran
pernapasan.
• Tekanan sesuai
dengan tekanan
darah sistemik.
• Variasi sirkulasi
bronkial sangat
beragam.
• Cabang dari aorta
desenden
Sistem
sirkulasi
bronkial
Sumber perdarahan pada batuk darah
◦ Sirkulasi bronkial ( 90%)
Sistem sirkulasi bronkial memegang
peranan penting dalam patofisiologi
batuk darah, karena memperdarahi
sebagian besar jalanan napas
◦ Sirkulasi pulmoner sekitar 5 %
Kematian akibat
batuk darah masif umumnya:
◦ Aspiksia
◦ Kehilangan darah,  sehingga terjadi syok.
Penyebab batuk darah :
Penyakit infeksi
Neoplasma
Benda asing
Trauma
Gangguan vaskuler
Penyakit autoimun
dll
Etiologi batuk darah
Kelainan hemostasis sistemik
Terapi antikoagulan
Disseminate intravasculaer
coagulation
Trombositopenia
Kelainan vaskuler
Aneurisma aorta
Gagal jantung kongestif
Mitral stenosis
Pulmonary arteriovenous
malformation
Emboli paru
Schistosomiasis
PENYAKIT SALURAN NAPAS
Adenoma bronkus
Aspirasi benda asing
Bronkiektasis
Bronkogenik karsinoma
Bronkiolitiasis
Bronchitis kronik
Kistik fibrosis
Metastasis endobronkial
TB endobronkial
Trakeobronkitis akut
Trauma trakeobronkial
PENYAKIT PARENKIM PARU
Aspergiloma
Pneumonia lupus akut
Pneumonia bakterialis
Pneumonia fungus
Sindroma goodpastur
Idiopatic pulmonary hemosiderosis
Abses paru
Kontusio paru
Metastasis kanker
TB paru
Pneumonia virus
Granulomatosis wagener’s
Berdasarkan kekerapan batuk darah
Sering (≥ 5 % )
Tuberkulosis
Bronkogenik karsinoma
Bronkiektasis
Bronkitis
Pneumonia Bakterialis
Jarang ( 1-4%)
Neoplasma paru lainnya
Metastasis
Mycetoma
Abses paru
Embolis paru
Gagal jantung kiri
Traumatik atau iatrogenik
Trauma torak
Bronkoskopi
Biopsi paru
Cateterisasi arteri
pulmonal
Thoracostomy tube insertion
Sangat jarang ( ≤ 1 %)
Pneumonia fungal atau parasit
Benda asing
Sarcoidosis
Mitral stenosis
Endometriosis
Penyakit vaskuler sistemik
Akibat pengaruh obat
Patogenesis batuk darah
Patogenesis batuk darah pada berbagai
penyebab batuk darah hampir sama
◦ Terjadi penyakit pada parenkim paru,
◦ Sistem sirkulasi bronkial dan pulmoner
◦ Kelainan pada pleura
Sumber perdarahan berasal dari
kedua sistem sirkulasi tersebut
TUBERKULOSIS PARU
Terjadinya pada penderita infeksi TB paru
aktif atau pada bekas penderita TB paru.
Pada penderita TB terjadi rusaknya susunan
parenkim paru dan pembuluh darah paru
Terjadi bronkiektasis dengan
hipervaskularisasi
Pelebaran pembuluh darah bronkial
,
Pecahnya aneurisma Rasmussen
penyebab batuk darah masif pada
penderita TB paru ataupun pada bekas
penderita TB.
BRONKIEKTASIS
Destruksi tulang rawan bronkus akibat
infeksi / fibrosis alveolar.
Perdarahan
◦ pecahnya pembuluh darah arteri bronkial
karena proses infeksi atau peradangan.
Terjadi proses nekrosis dan peradangan
pembuluh darah pada jaringan tumor.
kejadian batuk darah pada penderita
karsinoma bronkogenik berkisar 7-10 %.
Kanker metastasis ke paru akibat
penyebaran sel tumor ke trekobronkial.
NEOPLASMA
INFEKSI JAMUR
Fungus ball--- Aspergilloma.
Batuk darah pada Fungus ball berkisar
50-90 % dari penderita Fungus ball
Fungus ball sering terbentuk pada
penderita penyakit paru berkavitas seperti
TB paru,
Terjadinya batuk darah adalah
◦ akibat trauma mekanis karena pergerakan
fungus ball di dalam kavitas
Batuk darah juga dapat terjadi akibat
angioinvasi menyebabkan infark paru dan
perdarahan,
ABSES PARU
Nekrosis pada parenkim paru dan
pembuluh darah paru.
Kejadian sekitar 11-15 % dari
penderita abses paru,
◦  20-50 % mengalami batuk darah masif.
Fibrosis Kistik
Perdarahan yang terjadi berasal dari
percabangan arteri bronkial.
Sistem arteri bronkial mengalami
hipervaskularisasi dan anastomosis
bronkopulmoner,
Adanya hipertensi pulmonal
Diagnosis
Anamnesis dan pemeriksaan fisik yang
seksama untuk menentukan sumber
perdarahan :
◦ saluran napas atas -- epistaksis
◦ saluran napas bawah --
hemoptisis
◦ saluran cerna. --
hematemesis
Memastikan Hemoptisis
Bedakan dengan epistaksis atau
hematemesis
Menentukan derajat hemoptisis -- masif ?
Memastikan etiologi
Perbedaan hemoptisis dengan hematemesis
Keadaan Hemoptisis Hematemesis
 Prodromal
 Onset
 Penampilan darah
 Warna
 Isi
 Reaksi
 Riwayat Penyakit
Dahulu
 Anemi
 Tinja Kadang- (-
)Guaiac test (-)
kadangSelalu
 Rasa tidak enak di
tenggorokan, ingin
batuk
 Darah dibatukkan,
dapat disertai batuk
 Merah Berbuih
 Merah terang
 Lekosit,
mikroorganisme,
makrofag,
hemosiderin
 Alkalis (pH tinggi)
 Menderita kelainan
paru
 Kadang kadang
 Mual, stomach distress
 Darah dimuntahkan
dapat disertai batuk
 Tidak berbuih
 Merah tua
 Sisa makanan
 Asam (pH rendah)
 Gangguan lambung,
kelainan hepar
 selalu
 Tinja bisa berwarna
hitam,
Batuk darah masif
Di Bagian Pulmonologi - RS M Jamil Padang :
1. Batuk darah ≥ 600 mL /24 jam
2. Batuk darah < 600 mL/24 jam, tapi > 250
mL/24 jam Hb < 10 g% & masih berlangsung
3. Batuk darah < 600 mL/24 jam, tapi > 250 mL/24
jam, Hb > 10 g% dalam 24 jam belum
berhenti
Pemeriksaan fisik
• Stridor dapat memberikan petunjuk
tumor/benda asing di daerah
trakeolaring.
• perforasi septum dapat
menunjukkan granulomatosis
Wegener.
• Jari tabuh (clubbing fiber)
memberikan petunjuk kemungkinan
keganasan intratorakal
• Supurasi intratorakal (abses paru,
bronkiektasis)
Pemeriksaan
fisik dapat
membantu
diagnosis
penyebab
hemoptisis
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan sputum
◦ TB paru BTA +
◦ Jamur kultur jamur +
◦ Pneumonia pertumbuhan kuman +
◦ Ca Paru Sitologi sputum
Pemeriksaan lab
◦ Menentukan Hb
◦ Waktu perdarahan dan pembekuan CT / BT
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan radiologi torak
◦ Plan foto torak
Gambaran sesuai penyakit yang mendasari terjadinya hemoptisis
seperti;
Gambaran fungus ball pada jamur paru
Gambaran kavitas/fibroinfiltrat pada Tb paru
Gambaran masa tumor
◦ CT-Scan toraks
Baik untuk bronkiektasis atau karsinoma bronkus berukuran
kecil
Pemeriksaan sebaiknya dilakukan sebelum bronkoskopi,
kecuali dalam keadaan kegawat daruratan
Bronkoskopi
◦ Bronkoskopi bisa di lakukan atas indikasi terapeutik
atau diagnostik
◦ Terapeutik untuk menghentikan perdarahan
◦ Diagnostik untuk;
Menentukan sumber/lokasi perdarahan untuk rencana
tindakan bedah
Mengambil bahan bilasan atau sikatan bronkus untuk
pemeriksaan lab
Angiografi
◦ Pemeriksaan angiografi dilakukan apabila
dengan pemeriksaan lain tidak bisa
menentukan penyebab atau asal dari
perdarahan.
◦ Angiografi
Diagnostik
terapeutik -- terapi embolisasi.
PENATATALAKSANAAN
Prinsip penatalaksanaan hemoptisis :
◦ Menjaga jalan napas tetap terbuka dan
stabilisasi penderita
◦ Menentukan lokasi perdarahan
◦ Memberikan terapi sesuai etiolog
Mencegah risiko berulangnya hemoptisis
Penderita dengan hemoptisis masif harus
dimonitor dengan ketat di instalasi
perawatan intensif
LANGKAH I : MENJAGA JALAN
NAPAS DAN STABILISASI PENDERITA
Menenangkan dan
mengistirahatkan penderita
Suplementasi oksigen
Instruksi cara membatukkan darah
dengan benar sehingga pasien
tidak takut untuk membatukkannya
Resusitasi cairan dan bila perlu
transfusi
Penderita dengan keadaan umum berat
dan refleks batuk kurang adekuat, maka
posisi penderita Tredelenberg 
mencegah aspirasi darah ke sisi yang
sehat
Laxansia  mencegah mengedan
Bronkoskopi serat optik lentur untuk
evaluasi, melokalisir perdarahan dan
tindakan pengisapan (suctioning).
Intubasi paru
unilateral
Crit Care Med 2000;28:1642-7
Intubasi dengan
kateter lumen
ganda (double
lumen endotracheal
tubes)
Intubasi dilakukan jika dengan terapi
konvensional perdarahan tidak berhenti
 dilakukan intubasi untuk live saving
dampak dari intubasi paru yang
mengalami perdarahan akan terjadi
atelektasis total
LANGKAH II :
MENCARI SUMBER DAN PENYEBAB
PERDARAHAN
Pemeriksaan radiologi (foto toraks, CT
Scan, USG, angiografi)
Bronkoskopi (BSOL maupun
bronkoskop kaku)
LANGKAH III : PEMBERIAN TERAPI SPESIFIK
1. Bronkoskopi terapeutik
◦ Bilas bronkus dengan larutan garam
fisiologis dingin (iced saline lavage)
◦ Pemberian obat topikal ( Adrenalin
dengan konsentrasi 1 : 20 .000)
◦ Tamponade endobronkial
2. Fotokoagulasi laser (Nd-YAG Laser)
Neodymium-yttrium - alumunium-garnet
untuk terpi paliatif perdaran
endobronkial.
2. Terapi non-bronkoskopik
1. Pemberian terapi medikamentosa
Vasopresin intravena
Asam traneksamat (antifibrinolitik)
Vitamin k
Vitamin c
Kortikosteroid sistemik  pd autoimun
Gonadotropin releasing hormon agonist
(GnRH) atau danazol  hemoptisis
katamenial
Antitusif kontra indikasi
Antituberkulosis, antijamur ataupun
antibiotik
2. Radioterapi
Terutama yang disebabkan oleh proses Tumor Paru
3. Embolisasi arteri bronkialis dan
pulmoner
Teknik ini terutama dipilih untuk penderita
dengan penyakit bilateral, fungsi paru sisa
yang minimal, menolak operasi ataupun
memiliki kontraindikasi tindakan operasi
Embolisasi arteri pulmoner
Embolisasi arteri bronkialis
3. Bedah
Terapi definitif
Tindakan bedah dilakukan apabila
tindakan terapi diatas tidak berhasil
dan fungsi paru adekuat, tidak ada
konta indikasi bedah,
Batuk darah-des

More Related Content

What's hot

Anatomi sistem respirasi
Anatomi sistem respirasiAnatomi sistem respirasi
Anatomi sistem respirasi
abdee tarmizi II
 
Referat pneumothorax
Referat pneumothoraxReferat pneumothorax
Referat pneumothoraxListiana Dewi
 
Asma & ppok
Asma & ppokAsma & ppok
Asma & ppok
Intan Iqbal
 
gagal jantung (Heart Failure)
gagal jantung (Heart Failure)gagal jantung (Heart Failure)
gagal jantung (Heart Failure)
Mela Roviani
 
Kontusio paru
Kontusio paruKontusio paru
Kontusio paru
Salimah Aj
 
Anatomi sistem respirasi
Anatomi sistem respirasiAnatomi sistem respirasi
Anatomi sistem respirasi
ShiAddung
 
Pneumonia magister
Pneumonia magisterPneumonia magister
Pneumonia magister
fadlyrambe
 
Anatomi hidung
Anatomi hidungAnatomi hidung
Anatomi hidung
fikri asyura
 
Referrat efusi pleura
Referrat efusi pleuraReferrat efusi pleura
Referrat efusi pleura
unikindarwati
 
232593414 atelektasis-radiologi-ppt
232593414 atelektasis-radiologi-ppt232593414 atelektasis-radiologi-ppt
232593414 atelektasis-radiologi-ppt
dini dimas
 
Ppt ppok
Ppt ppokPpt ppok
Power point kelompok saraf spinal
Power point kelompok saraf spinalPower point kelompok saraf spinal
Power point kelompok saraf spinal
Natalia Julita
 
Edema paru
Edema paruEdema paru
Edema paru
su darto
 
Pneumothorax powerpoint
Pneumothorax powerpointPneumothorax powerpoint
Pneumothorax powerpoint
Dwika Marbun
 
OMA OMSK
OMA OMSKOMA OMSK
APE.pptx
APE.pptxAPE.pptx
APE.pptx
peter269806
 
Aspirasi benda asing
Aspirasi benda asingAspirasi benda asing
Aspirasi benda asingsu darto
 
Bronkiektasis dr.halim sp.p
Bronkiektasis dr.halim sp.pBronkiektasis dr.halim sp.p
Bronkiektasis dr.halim sp.pangkyrofi
 
Preskas pneumothorax wa
Preskas pneumothorax waPreskas pneumothorax wa
Preskas pneumothorax wa
Widya amalia
 

What's hot (20)

Anatomi sistem respirasi
Anatomi sistem respirasiAnatomi sistem respirasi
Anatomi sistem respirasi
 
Referat pneumothorax
Referat pneumothoraxReferat pneumothorax
Referat pneumothorax
 
Asma & ppok
Asma & ppokAsma & ppok
Asma & ppok
 
gagal jantung (Heart Failure)
gagal jantung (Heart Failure)gagal jantung (Heart Failure)
gagal jantung (Heart Failure)
 
Kontusio paru
Kontusio paruKontusio paru
Kontusio paru
 
Anatomi sistem respirasi
Anatomi sistem respirasiAnatomi sistem respirasi
Anatomi sistem respirasi
 
Pneumonia magister
Pneumonia magisterPneumonia magister
Pneumonia magister
 
Anatomi hidung
Anatomi hidungAnatomi hidung
Anatomi hidung
 
Referrat efusi pleura
Referrat efusi pleuraReferrat efusi pleura
Referrat efusi pleura
 
232593414 atelektasis-radiologi-ppt
232593414 atelektasis-radiologi-ppt232593414 atelektasis-radiologi-ppt
232593414 atelektasis-radiologi-ppt
 
Ppt ppok
Ppt ppokPpt ppok
Ppt ppok
 
Power point kelompok saraf spinal
Power point kelompok saraf spinalPower point kelompok saraf spinal
Power point kelompok saraf spinal
 
Edema paru
Edema paruEdema paru
Edema paru
 
Pneumothorax powerpoint
Pneumothorax powerpointPneumothorax powerpoint
Pneumothorax powerpoint
 
OMA OMSK
OMA OMSKOMA OMSK
OMA OMSK
 
APE.pptx
APE.pptxAPE.pptx
APE.pptx
 
Aspirasi benda asing
Aspirasi benda asingAspirasi benda asing
Aspirasi benda asing
 
Bronkiektasis dr.halim sp.p
Bronkiektasis dr.halim sp.pBronkiektasis dr.halim sp.p
Bronkiektasis dr.halim sp.p
 
Bronkopneumonia
BronkopneumoniaBronkopneumonia
Bronkopneumonia
 
Preskas pneumothorax wa
Preskas pneumothorax waPreskas pneumothorax wa
Preskas pneumothorax wa
 

Similar to Batuk darah-des

haemoptysis.pptx
haemoptysis.pptxhaemoptysis.pptx
haemoptysis.pptx
CakFirman2
 
kegawatdaruratan paru.ppt
kegawatdaruratan paru.pptkegawatdaruratan paru.ppt
kegawatdaruratan paru.ppt
wisnukuncoro11
 
Batuk berdarah by tina n
Batuk berdarah by tina nBatuk berdarah by tina n
Batuk berdarah by tina n
Tina Novianty S
 
Haemoptysis.pptx
Haemoptysis.pptxHaemoptysis.pptx
Haemoptysis.pptx
wisnukuncoro11
 
SLIDE lapkas Sindrom Down.ppt
SLIDE lapkas Sindrom Down.pptSLIDE lapkas Sindrom Down.ppt
SLIDE lapkas Sindrom Down.ppt
DedeMaulana23
 
351383036-HEMATOTHORAX-ppt.pptx
351383036-HEMATOTHORAX-ppt.pptx351383036-HEMATOTHORAX-ppt.pptx
351383036-HEMATOTHORAX-ppt.pptx
RifqiRamdhani10
 
ASUHAN KEPERAWATAN EFUSI PLEURA.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN EFUSI PLEURA.pptxASUHAN KEPERAWATAN EFUSI PLEURA.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN EFUSI PLEURA.pptx
IcuCovid1
 
efusi pleura.pptx
efusi pleura.pptxefusi pleura.pptx
efusi pleura.pptx
SandiAuliaSyafrul
 
Lp efusi pleura
Lp efusi pleura Lp efusi pleura
Lp efusi pleura
S Hidayatullah
 
ABSES PARU TUGAS BACA HENDRIS.pdf
ABSES PARU TUGAS BACA HENDRIS.pdfABSES PARU TUGAS BACA HENDRIS.pdf
ABSES PARU TUGAS BACA HENDRIS.pdf
HendrisCitra
 
CRS Hidropneumotoraks.pptx
CRS Hidropneumotoraks.pptxCRS Hidropneumotoraks.pptx
CRS Hidropneumotoraks.pptx
ulfahulkarimah21
 
Bronkiektasis
BronkiektasisBronkiektasis
Bronkiektasisnurhiqmah
 
3. asuhan keperawatan copd, tugas kuliah
3. asuhan keperawatan copd, tugas kuliah3. asuhan keperawatan copd, tugas kuliah
3. asuhan keperawatan copd, tugas kuliah
ANANDITA63
 
Efusi pleura AKPER PEMDA MUNA
Efusi pleura AKPER PEMDA MUNA Efusi pleura AKPER PEMDA MUNA
Efusi pleura AKPER PEMDA MUNA
Operator Warnet Vast Raha
 
Komplikasi efusi pleura
Komplikasi efusi pleuraKomplikasi efusi pleura
Komplikasi efusi pleura
Fian Nisa
 

Similar to Batuk darah-des (20)

haemoptysis.pptx
haemoptysis.pptxhaemoptysis.pptx
haemoptysis.pptx
 
kegawatdaruratan paru.ppt
kegawatdaruratan paru.pptkegawatdaruratan paru.ppt
kegawatdaruratan paru.ppt
 
Batuk berdarah by tina n
Batuk berdarah by tina nBatuk berdarah by tina n
Batuk berdarah by tina n
 
kegawatan paru.ppt
kegawatan paru.pptkegawatan paru.ppt
kegawatan paru.ppt
 
Haemoptysis.pptx
Haemoptysis.pptxHaemoptysis.pptx
Haemoptysis.pptx
 
SLIDE lapkas Sindrom Down.ppt
SLIDE lapkas Sindrom Down.pptSLIDE lapkas Sindrom Down.ppt
SLIDE lapkas Sindrom Down.ppt
 
Embolisme paru
Embolisme paruEmbolisme paru
Embolisme paru
 
351383036-HEMATOTHORAX-ppt.pptx
351383036-HEMATOTHORAX-ppt.pptx351383036-HEMATOTHORAX-ppt.pptx
351383036-HEMATOTHORAX-ppt.pptx
 
ASUHAN KEPERAWATAN EFUSI PLEURA.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN EFUSI PLEURA.pptxASUHAN KEPERAWATAN EFUSI PLEURA.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN EFUSI PLEURA.pptx
 
efusi pleura.pptx
efusi pleura.pptxefusi pleura.pptx
efusi pleura.pptx
 
Lp efusi pleura
Lp efusi pleura Lp efusi pleura
Lp efusi pleura
 
ABSES PARU TUGAS BACA HENDRIS.pdf
ABSES PARU TUGAS BACA HENDRIS.pdfABSES PARU TUGAS BACA HENDRIS.pdf
ABSES PARU TUGAS BACA HENDRIS.pdf
 
CRS Hidropneumotoraks.pptx
CRS Hidropneumotoraks.pptxCRS Hidropneumotoraks.pptx
CRS Hidropneumotoraks.pptx
 
Askep pneumotoraks
Askep pneumotoraksAskep pneumotoraks
Askep pneumotoraks
 
Bronkiektasis
BronkiektasisBronkiektasis
Bronkiektasis
 
3. asuhan keperawatan copd, tugas kuliah
3. asuhan keperawatan copd, tugas kuliah3. asuhan keperawatan copd, tugas kuliah
3. asuhan keperawatan copd, tugas kuliah
 
Efusi pleura AKPER PEMKAB MUNA
Efusi pleura AKPER PEMKAB MUNAEfusi pleura AKPER PEMKAB MUNA
Efusi pleura AKPER PEMKAB MUNA
 
Efusi pleura AKPER PEMDA MUNA
Efusi pleura AKPER PEMDA MUNA Efusi pleura AKPER PEMDA MUNA
Efusi pleura AKPER PEMDA MUNA
 
Askep pneumotoraks AKPER PEMKAB MUNA
Askep pneumotoraks AKPER PEMKAB MUNA Askep pneumotoraks AKPER PEMKAB MUNA
Askep pneumotoraks AKPER PEMKAB MUNA
 
Komplikasi efusi pleura
Komplikasi efusi pleuraKomplikasi efusi pleura
Komplikasi efusi pleura
 

Batuk darah-des

  • 2. Definisi Batuk darah= hemoptoe = hemoptisis hemoptisis berasal dari kata (haemoptysis) dari bahasa Yunani ◦ haima dan physis Ekspektorasi darah akibat perdarahan pada saluran napas di bawah laring
  • 3. Anatomi dan vaskularisasi paru • Sistem sirkulasi pulmoner berfungsi untuk perturan gas • Tekanan rendah berkisar 15 – 20 mmHg pada saat sitolik dan 5-10 mmHg pada saat diatolik • Memsuplai darah untuk bronkiolus terminalis dan alveolus Sistem sirkulasi pulmoner
  • 4. • Pemberi nutrisi pada paru dan saluran pernapasan. • Tekanan sesuai dengan tekanan darah sistemik. • Variasi sirkulasi bronkial sangat beragam. • Cabang dari aorta desenden Sistem sirkulasi bronkial
  • 5. Sumber perdarahan pada batuk darah ◦ Sirkulasi bronkial ( 90%) Sistem sirkulasi bronkial memegang peranan penting dalam patofisiologi batuk darah, karena memperdarahi sebagian besar jalanan napas ◦ Sirkulasi pulmoner sekitar 5 %
  • 6. Kematian akibat batuk darah masif umumnya: ◦ Aspiksia ◦ Kehilangan darah,  sehingga terjadi syok.
  • 7. Penyebab batuk darah : Penyakit infeksi Neoplasma Benda asing Trauma Gangguan vaskuler Penyakit autoimun dll
  • 8. Etiologi batuk darah Kelainan hemostasis sistemik Terapi antikoagulan Disseminate intravasculaer coagulation Trombositopenia Kelainan vaskuler Aneurisma aorta Gagal jantung kongestif Mitral stenosis Pulmonary arteriovenous malformation Emboli paru Schistosomiasis PENYAKIT SALURAN NAPAS Adenoma bronkus Aspirasi benda asing Bronkiektasis Bronkogenik karsinoma Bronkiolitiasis Bronchitis kronik Kistik fibrosis Metastasis endobronkial TB endobronkial Trakeobronkitis akut Trauma trakeobronkial PENYAKIT PARENKIM PARU Aspergiloma Pneumonia lupus akut Pneumonia bakterialis Pneumonia fungus Sindroma goodpastur Idiopatic pulmonary hemosiderosis Abses paru Kontusio paru Metastasis kanker TB paru Pneumonia virus Granulomatosis wagener’s
  • 9. Berdasarkan kekerapan batuk darah Sering (≥ 5 % ) Tuberkulosis Bronkogenik karsinoma Bronkiektasis Bronkitis Pneumonia Bakterialis Jarang ( 1-4%) Neoplasma paru lainnya Metastasis Mycetoma Abses paru Embolis paru Gagal jantung kiri Traumatik atau iatrogenik Trauma torak Bronkoskopi Biopsi paru Cateterisasi arteri pulmonal Thoracostomy tube insertion Sangat jarang ( ≤ 1 %) Pneumonia fungal atau parasit Benda asing Sarcoidosis Mitral stenosis Endometriosis Penyakit vaskuler sistemik Akibat pengaruh obat
  • 10. Patogenesis batuk darah Patogenesis batuk darah pada berbagai penyebab batuk darah hampir sama ◦ Terjadi penyakit pada parenkim paru, ◦ Sistem sirkulasi bronkial dan pulmoner ◦ Kelainan pada pleura Sumber perdarahan berasal dari kedua sistem sirkulasi tersebut
  • 11. TUBERKULOSIS PARU Terjadinya pada penderita infeksi TB paru aktif atau pada bekas penderita TB paru. Pada penderita TB terjadi rusaknya susunan parenkim paru dan pembuluh darah paru Terjadi bronkiektasis dengan hipervaskularisasi Pelebaran pembuluh darah bronkial ,
  • 12. Pecahnya aneurisma Rasmussen penyebab batuk darah masif pada penderita TB paru ataupun pada bekas penderita TB.
  • 13. BRONKIEKTASIS Destruksi tulang rawan bronkus akibat infeksi / fibrosis alveolar. Perdarahan ◦ pecahnya pembuluh darah arteri bronkial karena proses infeksi atau peradangan.
  • 14. Terjadi proses nekrosis dan peradangan pembuluh darah pada jaringan tumor. kejadian batuk darah pada penderita karsinoma bronkogenik berkisar 7-10 %. Kanker metastasis ke paru akibat penyebaran sel tumor ke trekobronkial. NEOPLASMA
  • 15. INFEKSI JAMUR Fungus ball--- Aspergilloma. Batuk darah pada Fungus ball berkisar 50-90 % dari penderita Fungus ball Fungus ball sering terbentuk pada penderita penyakit paru berkavitas seperti TB paru, Terjadinya batuk darah adalah ◦ akibat trauma mekanis karena pergerakan fungus ball di dalam kavitas Batuk darah juga dapat terjadi akibat angioinvasi menyebabkan infark paru dan perdarahan,
  • 16.
  • 17. ABSES PARU Nekrosis pada parenkim paru dan pembuluh darah paru. Kejadian sekitar 11-15 % dari penderita abses paru, ◦  20-50 % mengalami batuk darah masif.
  • 18. Fibrosis Kistik Perdarahan yang terjadi berasal dari percabangan arteri bronkial. Sistem arteri bronkial mengalami hipervaskularisasi dan anastomosis bronkopulmoner, Adanya hipertensi pulmonal
  • 19. Diagnosis Anamnesis dan pemeriksaan fisik yang seksama untuk menentukan sumber perdarahan : ◦ saluran napas atas -- epistaksis ◦ saluran napas bawah -- hemoptisis ◦ saluran cerna. -- hematemesis Memastikan Hemoptisis Bedakan dengan epistaksis atau hematemesis Menentukan derajat hemoptisis -- masif ? Memastikan etiologi
  • 20. Perbedaan hemoptisis dengan hematemesis Keadaan Hemoptisis Hematemesis  Prodromal  Onset  Penampilan darah  Warna  Isi  Reaksi  Riwayat Penyakit Dahulu  Anemi  Tinja Kadang- (- )Guaiac test (-) kadangSelalu  Rasa tidak enak di tenggorokan, ingin batuk  Darah dibatukkan, dapat disertai batuk  Merah Berbuih  Merah terang  Lekosit, mikroorganisme, makrofag, hemosiderin  Alkalis (pH tinggi)  Menderita kelainan paru  Kadang kadang  Mual, stomach distress  Darah dimuntahkan dapat disertai batuk  Tidak berbuih  Merah tua  Sisa makanan  Asam (pH rendah)  Gangguan lambung, kelainan hepar  selalu  Tinja bisa berwarna hitam,
  • 21. Batuk darah masif Di Bagian Pulmonologi - RS M Jamil Padang : 1. Batuk darah ≥ 600 mL /24 jam 2. Batuk darah < 600 mL/24 jam, tapi > 250 mL/24 jam Hb < 10 g% & masih berlangsung 3. Batuk darah < 600 mL/24 jam, tapi > 250 mL/24 jam, Hb > 10 g% dalam 24 jam belum berhenti
  • 22. Pemeriksaan fisik • Stridor dapat memberikan petunjuk tumor/benda asing di daerah trakeolaring. • perforasi septum dapat menunjukkan granulomatosis Wegener. • Jari tabuh (clubbing fiber) memberikan petunjuk kemungkinan keganasan intratorakal • Supurasi intratorakal (abses paru, bronkiektasis) Pemeriksaan fisik dapat membantu diagnosis penyebab hemoptisis
  • 23. PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan sputum ◦ TB paru BTA + ◦ Jamur kultur jamur + ◦ Pneumonia pertumbuhan kuman + ◦ Ca Paru Sitologi sputum Pemeriksaan lab ◦ Menentukan Hb ◦ Waktu perdarahan dan pembekuan CT / BT
  • 24. PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan radiologi torak ◦ Plan foto torak Gambaran sesuai penyakit yang mendasari terjadinya hemoptisis seperti; Gambaran fungus ball pada jamur paru Gambaran kavitas/fibroinfiltrat pada Tb paru Gambaran masa tumor ◦ CT-Scan toraks Baik untuk bronkiektasis atau karsinoma bronkus berukuran kecil Pemeriksaan sebaiknya dilakukan sebelum bronkoskopi, kecuali dalam keadaan kegawat daruratan
  • 25. Bronkoskopi ◦ Bronkoskopi bisa di lakukan atas indikasi terapeutik atau diagnostik ◦ Terapeutik untuk menghentikan perdarahan ◦ Diagnostik untuk; Menentukan sumber/lokasi perdarahan untuk rencana tindakan bedah Mengambil bahan bilasan atau sikatan bronkus untuk pemeriksaan lab
  • 26. Angiografi ◦ Pemeriksaan angiografi dilakukan apabila dengan pemeriksaan lain tidak bisa menentukan penyebab atau asal dari perdarahan. ◦ Angiografi Diagnostik terapeutik -- terapi embolisasi.
  • 27. PENATATALAKSANAAN Prinsip penatalaksanaan hemoptisis : ◦ Menjaga jalan napas tetap terbuka dan stabilisasi penderita ◦ Menentukan lokasi perdarahan ◦ Memberikan terapi sesuai etiolog Mencegah risiko berulangnya hemoptisis Penderita dengan hemoptisis masif harus dimonitor dengan ketat di instalasi perawatan intensif
  • 28. LANGKAH I : MENJAGA JALAN NAPAS DAN STABILISASI PENDERITA Menenangkan dan mengistirahatkan penderita Suplementasi oksigen Instruksi cara membatukkan darah dengan benar sehingga pasien tidak takut untuk membatukkannya Resusitasi cairan dan bila perlu transfusi
  • 29. Penderita dengan keadaan umum berat dan refleks batuk kurang adekuat, maka posisi penderita Tredelenberg  mencegah aspirasi darah ke sisi yang sehat Laxansia  mencegah mengedan Bronkoskopi serat optik lentur untuk evaluasi, melokalisir perdarahan dan tindakan pengisapan (suctioning).
  • 30. Intubasi paru unilateral Crit Care Med 2000;28:1642-7 Intubasi dengan kateter lumen ganda (double lumen endotracheal tubes)
  • 31. Intubasi dilakukan jika dengan terapi konvensional perdarahan tidak berhenti  dilakukan intubasi untuk live saving dampak dari intubasi paru yang mengalami perdarahan akan terjadi atelektasis total
  • 32. LANGKAH II : MENCARI SUMBER DAN PENYEBAB PERDARAHAN Pemeriksaan radiologi (foto toraks, CT Scan, USG, angiografi) Bronkoskopi (BSOL maupun bronkoskop kaku)
  • 33. LANGKAH III : PEMBERIAN TERAPI SPESIFIK 1. Bronkoskopi terapeutik ◦ Bilas bronkus dengan larutan garam fisiologis dingin (iced saline lavage) ◦ Pemberian obat topikal ( Adrenalin dengan konsentrasi 1 : 20 .000) ◦ Tamponade endobronkial 2. Fotokoagulasi laser (Nd-YAG Laser) Neodymium-yttrium - alumunium-garnet untuk terpi paliatif perdaran endobronkial.
  • 34. 2. Terapi non-bronkoskopik 1. Pemberian terapi medikamentosa Vasopresin intravena Asam traneksamat (antifibrinolitik) Vitamin k Vitamin c Kortikosteroid sistemik  pd autoimun Gonadotropin releasing hormon agonist (GnRH) atau danazol  hemoptisis katamenial Antitusif kontra indikasi Antituberkulosis, antijamur ataupun antibiotik 2. Radioterapi Terutama yang disebabkan oleh proses Tumor Paru
  • 35. 3. Embolisasi arteri bronkialis dan pulmoner Teknik ini terutama dipilih untuk penderita dengan penyakit bilateral, fungsi paru sisa yang minimal, menolak operasi ataupun memiliki kontraindikasi tindakan operasi Embolisasi arteri pulmoner Embolisasi arteri bronkialis
  • 36. 3. Bedah Terapi definitif Tindakan bedah dilakukan apabila tindakan terapi diatas tidak berhasil dan fungsi paru adekuat, tidak ada konta indikasi bedah,