SlideShare a Scribd company logo
1 of 1
Download to read offline
BAHASA PLESETAN

     Bahasa plesetan sudah menjadi bagian dari ragam Bahasa Indonesia meskipun masih banyak
orang yang tidak menyadarinya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) disebutkan
bahwa pleset atau memeleset berarti „tidak mengenai sasaran atau tidak mengenai yang dituju‟.
Jadi, menurut Sibarani (2004) plesetan adalah sesuatu yang diplesetkan atau sesuatu yang
digelincirkan sehingga tidak sesuai dengan sasaran yang sebenarnya atau tidak mengenai yang
seharusnya dituju. Bahasa plesetan memperlihatkan pertambahan makna karena sebuah kata
yang diplesetkan diberi makna baru dengan cara memperlakukan kata yang diplesetkan itu
sebagai akronim dan kemudian diberi kepanjangannya. Pada umumnya, bahasa plesetan bersifat
kontekstual sehingga berfungsi untuk mengungkapkan pola pikir dan perasaan penutur bahasa
yang bersangkutan. Berdasarkan tingkat kebahasaannya, Sibarani (2004) membagi plesetan
bahasa menjadi 7 jenis, antara lain:
1. Plesetan Fonologis (bunyi) yaitu plesetan sebuah fonem atau lebih dalam leksikon. Plesetan
     semacam ini pada umumnya digunakan untuk memperolok-olok atau mengejek orang lain.
     Contoh: Robert diplesetkan menjadi Robek.
2. Plesetan Grafis (huruf) yaitu plesetan gabungan huruf dengan menjadikannya sebagai
     singkatan. Contoh: ABCD diplesetkan menjadi ABRI Bukan Cepak Doang. Hasil akhir
     plesetan ini hampir sama dengan singkatan atau akronim. Namun, perbedaannya terletak
     pada proses pembentukannya. Singkatan pada umumnya dibentuk setelah ada bentuk yang
     panjangnya sehingga dibentuk menjadi singkatan atau akronim, contohnya: Sekolah
     Menengah Atas disingkat menjadi SMA. Namun, plesetan pada umumnya gabungan
     hurufnya telah lebih dahulu ada atau diciptakan kemudian diberi kepanjangan. Misalnya
     MBA menjadi Married By Accident.
3. Plesetan Morfemis (Leksikon) yaitu plesetan sebuah kata dengan cara menjadikan atau
     menganggapnya sebagai singkatan berupa akronim. Misalnya, nama Agus diplesetkan
     menjadi Agak GUndul Sedikit.
4. Plesetan Frasal (Kelompok Kata) yakni plesetan kelompok kata seperti plesetan tipe kedua
     dengan menjadikannya singkatan berupa akronim. Misalnya, frase Botol Lampu diplesetkan
     menjadi BOdoh TOLol LAMbat PUla.
5. Plesetan Kalimat (Ekspresi) yaitu plesetan sebuah kalimat dengan cara mengikuti struktur
     dan intonasi kalimat, tetapi mengubah kata-katanya sehingga mengubah makna keseluruhan
     struktur tersebut. Misalnya, teks lagu “Ayo Maju Maju” diplesetkan menjadi “Tidak Maju
     Maju.”
6. Plesetan Ideologis (Semantis) yaitu plesetan sebuah ide menjadi ide lain dengan bentuk
     linguistik yang sama. Misalnya, ide masing-masing frase hidup tak hidup, pandangan hidup,
     pegangan hidup diplesetkan menjadi dipandang saja sudah hidup atau dipegang baru hidup.
7. Plesetan Diskursi (Wacana) yaitu plesetan sebuah cerita atau bentuk linguistik naratif yang
     sengaja digunakan untuk memutarbalikkan fakta atau kenyataan yang sebenarnya.

More Related Content

What's hot

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
Pedoman Umum Ejaan Bahasa IndonesiaPedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
Pedoman Umum Ejaan Bahasa IndonesiaAhmadHidayatullah20
 
Konsep dasar psikolinguistik
Konsep dasar psikolinguistikKonsep dasar psikolinguistik
Konsep dasar psikolinguistiksashiera armhie
 
7. KOHESI GRAMATIKAL Subtitusi Dan Elipsis_Kelompok 7 ANAS KHOLIK, ANDHIA, WA...
7. KOHESI GRAMATIKAL Subtitusi Dan Elipsis_Kelompok 7 ANAS KHOLIK, ANDHIA, WA...7. KOHESI GRAMATIKAL Subtitusi Dan Elipsis_Kelompok 7 ANAS KHOLIK, ANDHIA, WA...
7. KOHESI GRAMATIKAL Subtitusi Dan Elipsis_Kelompok 7 ANAS KHOLIK, ANDHIA, WA...AndhiarizqiMulyawan1
 
Bab tentang kalimat
Bab tentang kalimatBab tentang kalimat
Bab tentang kalimatIbnu Khoiry
 
GROUP III - MORFOLOGI BAHASA SUNDA (SLIDE SHOW)
GROUP III - MORFOLOGI BAHASA SUNDA (SLIDE SHOW)GROUP III - MORFOLOGI BAHASA SUNDA (SLIDE SHOW)
GROUP III - MORFOLOGI BAHASA SUNDA (SLIDE SHOW)yozarremixer
 
Kelompok 1 Psikolinguistik - Teori Psikolinguistik
Kelompok 1 Psikolinguistik - Teori PsikolinguistikKelompok 1 Psikolinguistik - Teori Psikolinguistik
Kelompok 1 Psikolinguistik - Teori PsikolinguistikRicky Subagya
 
Rhythm and intonation in connected speech.
Rhythm and intonation in connected speech.Rhythm and intonation in connected speech.
Rhythm and intonation in connected speech.ChandrodayaJo
 
TINDAK TUTUR DAN PERISTIWA TUTUR
TINDAK TUTUR DAN PERISTIWA TUTURTINDAK TUTUR DAN PERISTIWA TUTUR
TINDAK TUTUR DAN PERISTIWA TUTURNurulbanjar1996
 
bahasa, budaya dan pemikiran
bahasa, budaya dan pemikiranbahasa, budaya dan pemikiran
bahasa, budaya dan pemikiranWardathul Jannah
 
Paragraf bahasa indonesia
Paragraf bahasa indonesia Paragraf bahasa indonesia
Paragraf bahasa indonesia Desi Rahmawati
 

What's hot (20)

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
Pedoman Umum Ejaan Bahasa IndonesiaPedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
 
Konsep dasar psikolinguistik
Konsep dasar psikolinguistikKonsep dasar psikolinguistik
Konsep dasar psikolinguistik
 
Fonologi
FonologiFonologi
Fonologi
 
Penulisan paragraf
Penulisan paragrafPenulisan paragraf
Penulisan paragraf
 
Jenis-Jenis Semantik
Jenis-Jenis SemantikJenis-Jenis Semantik
Jenis-Jenis Semantik
 
Fonologi
FonologiFonologi
Fonologi
 
7. KOHESI GRAMATIKAL Subtitusi Dan Elipsis_Kelompok 7 ANAS KHOLIK, ANDHIA, WA...
7. KOHESI GRAMATIKAL Subtitusi Dan Elipsis_Kelompok 7 ANAS KHOLIK, ANDHIA, WA...7. KOHESI GRAMATIKAL Subtitusi Dan Elipsis_Kelompok 7 ANAS KHOLIK, ANDHIA, WA...
7. KOHESI GRAMATIKAL Subtitusi Dan Elipsis_Kelompok 7 ANAS KHOLIK, ANDHIA, WA...
 
KALIMAT
KALIMATKALIMAT
KALIMAT
 
Pengertian dan Jenis Frasa
Pengertian dan Jenis FrasaPengertian dan Jenis Frasa
Pengertian dan Jenis Frasa
 
Kajian Fonologi
Kajian FonologiKajian Fonologi
Kajian Fonologi
 
Bab tentang kalimat
Bab tentang kalimatBab tentang kalimat
Bab tentang kalimat
 
GROUP III - MORFOLOGI BAHASA SUNDA (SLIDE SHOW)
GROUP III - MORFOLOGI BAHASA SUNDA (SLIDE SHOW)GROUP III - MORFOLOGI BAHASA SUNDA (SLIDE SHOW)
GROUP III - MORFOLOGI BAHASA SUNDA (SLIDE SHOW)
 
Kelompok 1 Psikolinguistik - Teori Psikolinguistik
Kelompok 1 Psikolinguistik - Teori PsikolinguistikKelompok 1 Psikolinguistik - Teori Psikolinguistik
Kelompok 1 Psikolinguistik - Teori Psikolinguistik
 
Linguistik fonologi
Linguistik fonologi Linguistik fonologi
Linguistik fonologi
 
Semantik
SemantikSemantik
Semantik
 
Rhythm and intonation in connected speech.
Rhythm and intonation in connected speech.Rhythm and intonation in connected speech.
Rhythm and intonation in connected speech.
 
Teori - teori makna
Teori - teori maknaTeori - teori makna
Teori - teori makna
 
TINDAK TUTUR DAN PERISTIWA TUTUR
TINDAK TUTUR DAN PERISTIWA TUTURTINDAK TUTUR DAN PERISTIWA TUTUR
TINDAK TUTUR DAN PERISTIWA TUTUR
 
bahasa, budaya dan pemikiran
bahasa, budaya dan pemikiranbahasa, budaya dan pemikiran
bahasa, budaya dan pemikiran
 
Paragraf bahasa indonesia
Paragraf bahasa indonesia Paragraf bahasa indonesia
Paragraf bahasa indonesia
 

Similar to Bahasa plesetan

Morphological typology
Morphological typologyMorphological typology
Morphological typologypenipenny
 
Morphological typology
Morphological typologyMorphological typology
Morphological typologypenipenny
 
Morphological typology
Morphological typologyMorphological typology
Morphological typologypenipenny
 
Morphological typology
Morphological typologyMorphological typology
Morphological typologyRezqan Farid
 
Morphological typology
Morphological typologyMorphological typology
Morphological typologyTina Lestary
 
Morphological typology
Morphological typologyMorphological typology
Morphological typologyTina Lestary
 
Tata bahasa indonesia dasar
Tata bahasa indonesia dasarTata bahasa indonesia dasar
Tata bahasa indonesia dasarDedi Damhudi
 
BAHASA INDONESIA
BAHASA INDONESIABAHASA INDONESIA
BAHASA INDONESIAZURYATI1
 
Diksi dan gaya bahasa
Diksi dan gaya bahasaDiksi dan gaya bahasa
Diksi dan gaya bahasaOki16
 
Pengertian wacana
Pengertian wacanaPengertian wacana
Pengertian wacanafebrino
 
PPT PILIHAN KATA ATAU DIKSI (BAHASA INDONESIA)
PPT PILIHAN KATA ATAU DIKSI (BAHASA INDONESIA)PPT PILIHAN KATA ATAU DIKSI (BAHASA INDONESIA)
PPT PILIHAN KATA ATAU DIKSI (BAHASA INDONESIA)qxxqfdqqxh
 

Similar to Bahasa plesetan (20)

Tugas bindo
Tugas bindoTugas bindo
Tugas bindo
 
Hakikat kata rrtrtrtrtws
Hakikat kata rrtrtrtrtwsHakikat kata rrtrtrtrtws
Hakikat kata rrtrtrtrtws
 
Morphological typology
Morphological typologyMorphological typology
Morphological typology
 
Morphological typology
Morphological typologyMorphological typology
Morphological typology
 
Morphological typology
Morphological typologyMorphological typology
Morphological typology
 
Morphological typology
Morphological typologyMorphological typology
Morphological typology
 
Morphological typology
Morphological typologyMorphological typology
Morphological typology
 
Morphological typology
Morphological typologyMorphological typology
Morphological typology
 
Morphological typology
Morphological typologyMorphological typology
Morphological typology
 
Tata bahasa indonesia dasar
Tata bahasa indonesia dasarTata bahasa indonesia dasar
Tata bahasa indonesia dasar
 
Bab 7-sarwo-edi
Bab 7-sarwo-ediBab 7-sarwo-edi
Bab 7-sarwo-edi
 
BAHASA INDONESIA
BAHASA INDONESIABAHASA INDONESIA
BAHASA INDONESIA
 
Bahan mentah
Bahan mentahBahan mentah
Bahan mentah
 
Diksi dan gaya bahasa
Diksi dan gaya bahasaDiksi dan gaya bahasa
Diksi dan gaya bahasa
 
Tydcytd
TydcytdTydcytd
Tydcytd
 
Ejaan
EjaanEjaan
Ejaan
 
Pengertian wacana
Pengertian wacanaPengertian wacana
Pengertian wacana
 
Kalimat bahasa indonesia
Kalimat bahasa indonesiaKalimat bahasa indonesia
Kalimat bahasa indonesia
 
PPT PILIHAN KATA ATAU DIKSI (BAHASA INDONESIA)
PPT PILIHAN KATA ATAU DIKSI (BAHASA INDONESIA)PPT PILIHAN KATA ATAU DIKSI (BAHASA INDONESIA)
PPT PILIHAN KATA ATAU DIKSI (BAHASA INDONESIA)
 
Semantik makna
Semantik maknaSemantik makna
Semantik makna
 

Bahasa plesetan

  • 1. BAHASA PLESETAN Bahasa plesetan sudah menjadi bagian dari ragam Bahasa Indonesia meskipun masih banyak orang yang tidak menyadarinya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) disebutkan bahwa pleset atau memeleset berarti „tidak mengenai sasaran atau tidak mengenai yang dituju‟. Jadi, menurut Sibarani (2004) plesetan adalah sesuatu yang diplesetkan atau sesuatu yang digelincirkan sehingga tidak sesuai dengan sasaran yang sebenarnya atau tidak mengenai yang seharusnya dituju. Bahasa plesetan memperlihatkan pertambahan makna karena sebuah kata yang diplesetkan diberi makna baru dengan cara memperlakukan kata yang diplesetkan itu sebagai akronim dan kemudian diberi kepanjangannya. Pada umumnya, bahasa plesetan bersifat kontekstual sehingga berfungsi untuk mengungkapkan pola pikir dan perasaan penutur bahasa yang bersangkutan. Berdasarkan tingkat kebahasaannya, Sibarani (2004) membagi plesetan bahasa menjadi 7 jenis, antara lain: 1. Plesetan Fonologis (bunyi) yaitu plesetan sebuah fonem atau lebih dalam leksikon. Plesetan semacam ini pada umumnya digunakan untuk memperolok-olok atau mengejek orang lain. Contoh: Robert diplesetkan menjadi Robek. 2. Plesetan Grafis (huruf) yaitu plesetan gabungan huruf dengan menjadikannya sebagai singkatan. Contoh: ABCD diplesetkan menjadi ABRI Bukan Cepak Doang. Hasil akhir plesetan ini hampir sama dengan singkatan atau akronim. Namun, perbedaannya terletak pada proses pembentukannya. Singkatan pada umumnya dibentuk setelah ada bentuk yang panjangnya sehingga dibentuk menjadi singkatan atau akronim, contohnya: Sekolah Menengah Atas disingkat menjadi SMA. Namun, plesetan pada umumnya gabungan hurufnya telah lebih dahulu ada atau diciptakan kemudian diberi kepanjangan. Misalnya MBA menjadi Married By Accident. 3. Plesetan Morfemis (Leksikon) yaitu plesetan sebuah kata dengan cara menjadikan atau menganggapnya sebagai singkatan berupa akronim. Misalnya, nama Agus diplesetkan menjadi Agak GUndul Sedikit. 4. Plesetan Frasal (Kelompok Kata) yakni plesetan kelompok kata seperti plesetan tipe kedua dengan menjadikannya singkatan berupa akronim. Misalnya, frase Botol Lampu diplesetkan menjadi BOdoh TOLol LAMbat PUla. 5. Plesetan Kalimat (Ekspresi) yaitu plesetan sebuah kalimat dengan cara mengikuti struktur dan intonasi kalimat, tetapi mengubah kata-katanya sehingga mengubah makna keseluruhan struktur tersebut. Misalnya, teks lagu “Ayo Maju Maju” diplesetkan menjadi “Tidak Maju Maju.” 6. Plesetan Ideologis (Semantis) yaitu plesetan sebuah ide menjadi ide lain dengan bentuk linguistik yang sama. Misalnya, ide masing-masing frase hidup tak hidup, pandangan hidup, pegangan hidup diplesetkan menjadi dipandang saja sudah hidup atau dipegang baru hidup. 7. Plesetan Diskursi (Wacana) yaitu plesetan sebuah cerita atau bentuk linguistik naratif yang sengaja digunakan untuk memutarbalikkan fakta atau kenyataan yang sebenarnya.