Pengambilan dan pemulangan troli diet di hospital tidak selalu mengikut masa yang ditetapkan, menyebabkan masalah keselamatan makanan. Program ini bertujuan meningkatkan kepatuhan kepada masa dengan mengenal pasti faktor penyebab dan melaksanakan tindakan pembetulan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut merangkum hasil praktek kerja lapangan mahasiswa di instalasi gizi rumah sakit tentang sistem penyelenggaraan makanan. Terdapat penjelasan mengenai organisasi, perencanaan anggaran dan menu, sistem pengadaan dan penyimpanan bahan makanan, produksi, distribusi, serta higiene dan sanitasi makanan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut merangkum hasil praktek kerja lapangan mahasiswa di instalasi gizi rumah sakit tentang sistem penyelenggaraan makanan. Terdapat penjelasan mengenai organisasi, perencanaan anggaran dan menu, sistem pengadaan dan penyimpanan bahan makanan, produksi, distribusi, serta higiene dan sanitasi makanan.
SOP ini menjelaskan proses penetapan status gizi dan klasifikasi balita gizi buruk di Puskesmas Sungai Menang, meliputi persiapan, pelaksanaan pemeriksaan antropometri dan tes nafsu makan, penetapan status gizi, klasifikasi kondisi untuk penentuan tata laksana, serta pencatatan dan pelaporan. Tujuannya agar balita gizi buruk mendapat perawatan yang cepat dan tepat sesuai kondisinya.
Dokumen tersebut membahas tentang definisi ilmu gizi, peran perawat dalam asuhan nutrisi pasien, dan pengaturan diet pasien di rumah sakit. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan bahwa ilmu gizi mempelajari hubungan antara makanan dan kesehatan, perawat berperan dalam memantau status gizi dan diet pasien, serta diet pasien disesuaikan dengan kondisi penyakitnya.
Dokumen tersebut menyajikan data persentase posyandu aktif di beberapa daerah. Terdapat rentang persentase antara 19,60% hingga 96,13%. Selain itu, diberikan informasi mengenai tugas kader posyandu dan indikator keberhasilan posyandu.
Dokumen tersebut membahas persiapan penanganan masalah gizi, makanan dan dietetik di rumah sakit, meliputi perencanaan skrining gizi, pengkajian gizi, perencanaan menu, pengadaan bahan makanan, perencanaan SDM dan proses pengolahan serta distribusi makanan.
KEBIJAKAN HSP Dinkes Prov DKI Jakarta (1).pptxNurulBaeti6
Dokumen tersebut membahas tentang proses sertifikasi penyehatan makanan di Indonesia. Proses ini melibatkan berbagai pihak seperti pemerintah, pengusaha, dan masyarakat untuk memastikan makanan yang dijual memenuhi standar kesehatan dan higienis. Beberapa bentuk sertifikasi yang diberikan antara lain Sertifikat Laik Higiene untuk restoran/rumah makan dan Sertifikat Pangan Industri Rumah Tangga untuk makanan jajanan.
asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan nutrisicuttriahajaton
Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan nutrisi Kwashiorkor memberikan penjelasan tentang definisi, gejala, penyebab, dan asuhan keperawatan yang diberikan untuk mengatasi gangguan nutrisi tersebut. Asuhan meliputi pengkajian status gizi, pemberian makanan bergizi, dan edukasi nutrisi kepada keluarga pasien.
7.9.1 sop pemberian nutrisi pada pasien rawat inapmiftachussidiq
SOP tentang pemberian nutrisi pasien rawat inap di Puskesmas Losari memberikan pedoman tentang prosedur skrining gizi, persiapan, pengolahan, penyajian dan pemberian makanan kepada pasien sesuai jadwal dan kebutuhan klinis untuk mencapai pelayanan prima dan kesembuhan.
8. triyani kars pengelolaan data asuhan gizi desember 2018Dokter Tekno
Dokumen tersebut membahas tentang pedoman pelayanan gizi di rumah sakit yang mencakup asuhan gizi rawat jalan, asuhan gizi rawat inap, penyelenggaraan makanan, dan penelitian serta pengembangan gizi."
The Malaysian Protocol 2011 outlines additional requirements for red meat establishments exporting to Malaysia beyond Australia's Authorised Halal Program. It requires an additional halal supervisor position and clarifies roles and responsibilities of halal personnel. Establishments must also determine and document Halal Critical Control Points similar to HACCP, which will be audited and form the basis for corrective actions. The Approved Islamic Organisation must help determine these critical control points with each establishment.
SOP ini menjelaskan proses penetapan status gizi dan klasifikasi balita gizi buruk di Puskesmas Sungai Menang, meliputi persiapan, pelaksanaan pemeriksaan antropometri dan tes nafsu makan, penetapan status gizi, klasifikasi kondisi untuk penentuan tata laksana, serta pencatatan dan pelaporan. Tujuannya agar balita gizi buruk mendapat perawatan yang cepat dan tepat sesuai kondisinya.
Dokumen tersebut membahas tentang definisi ilmu gizi, peran perawat dalam asuhan nutrisi pasien, dan pengaturan diet pasien di rumah sakit. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan bahwa ilmu gizi mempelajari hubungan antara makanan dan kesehatan, perawat berperan dalam memantau status gizi dan diet pasien, serta diet pasien disesuaikan dengan kondisi penyakitnya.
Dokumen tersebut menyajikan data persentase posyandu aktif di beberapa daerah. Terdapat rentang persentase antara 19,60% hingga 96,13%. Selain itu, diberikan informasi mengenai tugas kader posyandu dan indikator keberhasilan posyandu.
Dokumen tersebut membahas persiapan penanganan masalah gizi, makanan dan dietetik di rumah sakit, meliputi perencanaan skrining gizi, pengkajian gizi, perencanaan menu, pengadaan bahan makanan, perencanaan SDM dan proses pengolahan serta distribusi makanan.
KEBIJAKAN HSP Dinkes Prov DKI Jakarta (1).pptxNurulBaeti6
Dokumen tersebut membahas tentang proses sertifikasi penyehatan makanan di Indonesia. Proses ini melibatkan berbagai pihak seperti pemerintah, pengusaha, dan masyarakat untuk memastikan makanan yang dijual memenuhi standar kesehatan dan higienis. Beberapa bentuk sertifikasi yang diberikan antara lain Sertifikat Laik Higiene untuk restoran/rumah makan dan Sertifikat Pangan Industri Rumah Tangga untuk makanan jajanan.
asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan nutrisicuttriahajaton
Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan nutrisi Kwashiorkor memberikan penjelasan tentang definisi, gejala, penyebab, dan asuhan keperawatan yang diberikan untuk mengatasi gangguan nutrisi tersebut. Asuhan meliputi pengkajian status gizi, pemberian makanan bergizi, dan edukasi nutrisi kepada keluarga pasien.
7.9.1 sop pemberian nutrisi pada pasien rawat inapmiftachussidiq
SOP tentang pemberian nutrisi pasien rawat inap di Puskesmas Losari memberikan pedoman tentang prosedur skrining gizi, persiapan, pengolahan, penyajian dan pemberian makanan kepada pasien sesuai jadwal dan kebutuhan klinis untuk mencapai pelayanan prima dan kesembuhan.
8. triyani kars pengelolaan data asuhan gizi desember 2018Dokter Tekno
Dokumen tersebut membahas tentang pedoman pelayanan gizi di rumah sakit yang mencakup asuhan gizi rawat jalan, asuhan gizi rawat inap, penyelenggaraan makanan, dan penelitian serta pengembangan gizi."
The Malaysian Protocol 2011 outlines additional requirements for red meat establishments exporting to Malaysia beyond Australia's Authorised Halal Program. It requires an additional halal supervisor position and clarifies roles and responsibilities of halal personnel. Establishments must also determine and document Halal Critical Control Points similar to HACCP, which will be audited and form the basis for corrective actions. The Approved Islamic Organisation must help determine these critical control points with each establishment.
Dokumen tersebut membahas mengenai pengurusan disiplin di sekolah, termasuk maksud, matlamat, prinsip, faktor yang mempengaruhi, ciri-ciri disiplin yang baik, jenis kesalahan pelajar, hukuman, dan rayuan terhadap hukuman. Secara ringkas, dokumen tersebut memberikan panduan mengenai pengurusan disiplin pelajar di sekolah secara sistematis agar tercipta ketertiban dan pembelajaran yang efektif.
The document provides an overview of an Occupational Safety and Health Administration (OSHA) orientation presentation. It discusses:
1) OSHA's purpose to ensure safe working conditions and prevent workplace injuries and illnesses. It establishes safety and health standards enforced by OSHA.
2) Workers' rights under OSHA, including requesting workplace inspections, filing complaints, accessing training and records, and protection from retaliation.
3) Employer responsibilities to provide hazard identification and controls, training, record keeping, and medical testing to protect workers.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Universitas Negeri Jakarta banyak melahirkan tokoh pendidikan yang memiliki pengaruh didunia pendidikan. Beberapa diantaranya ada didalam file presentasi
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
QA 302014.pptx
1. Meningkatkan Kepatuhan
Pengambilan & Pemulangan Troli
Diet Mengikut Masa yang
Ditetapkan
Oleh
Jabatan Dietetik dan Sajian
Nama Kumpulan: Vestal
Jabatan Dietetik dan Sajian
Hospital Pakar Sultanah Fatimah,
Muar
2. Kumpulan • Nor Shareena bt
Saad
• Nur Faezah bt
Zakaria
• Afizul bin Sangidon
• Farah Saedah bt
Abdul Rahman
• Irwan Helmi bin
Yaccub
Ahli
Kumpulan
4. PEMILIHAN
MASALAH
Senarai Masalah
1. Lebihan bekalan tray diet kepada pesakit
2. Tulisan tangan di dalam borang pesanan diet tidak jelas
3. Pengambilan dan pemulangan troli diet yang tidak mematuhi
masa
4. Pengambilan bahan rencah tidak mengikut resepi piawai
5 Peningkatan sisa makanan pesakit
6. PEMILIHAN MASALAH
Ahli : 5 orang
Markah :1-3 markah
Senarai Masalah S M A R T Jumlah
1. Lebihan bekalan tray diet
kepada pesakit
12 9 11 10 9 51
2. Tulisan tangan di dalam
borang pesanan diet
tidak jelas
10 12 10 5 5 42
3. Pengambilan dan
pemulangan troli diet
yang tidak mematuhi
masa
15 12 9 12 12 60
4. Pengambilan bahan
rencah tidak mengikut
resepi piawai
10 10 12 12 10 54
5 Peningkatan sisa
makanan pesakit
10 10 13 9 9 51
7. Pengenalan
Program HACCP dapur hospital telah diperkenalkan sejak tahun 2006
untuk dilaksanakan di semua hospital kerajaan di Malaysia. Program ini
dicetuskan atas kepekaan dan keprihatinan Kementerian
Kesihatan Malaysia (KKM) terhadap tahap keselamatan makanan yang
dihidangkan kepada pesakit di hospital dimana pesakit merupakan
kategori yang berisiko tinggi (vulnerable).
1. Garis panduan ini memberikan panduan mengenai proses
pengiktirafan pensijilan Hazard Analysis and Critical Control
Point (HACCP) secara berperingkat bagi dapur hospital kerajaan
oleh Kementerian Kesihatan Malaysia (KKM).
2. Garis panduan ini akan membantu pihak hospital dalam usaha
melaksanakan sistem HACCP sepenuhnya di dapur hospital.
3. Garis panduan ini juga dapat mempertingkatkan kesedaran,
pemahaman dan pematuhan oleh pihak hospital mengenai aspek
kebersihan dan keselamatan makanan di dapur hospital.
4. Pengiktirafan HACCP secara berperingkat ini akan meningkatkan
keyakinan pesakit terhadap perkhidmatan makanan di hospital.
8. Apakah HACCP?
HACCP
Hazard Analysis Critical Control Point
sistem untuk mencegah, menganalisa dan mengawal
ancaman (biologis, bahan kimia, dan benda-benda
lainnya) yang dapat mempengaruhi kesihatan
makanan. ATAU
analisis bahaya titik kawalan kritikal dalam
pemprosesan makanan. Titik kawalan kritikal ialah
bahan, tempat, amalan atau proses yang sekiranya
tidak dikawal dengan betul akan membawa
pencemaran yang tidak dapat diterima iaitu
mikroorganisma perosak dan patogen dapat terus
hidup dan membiak.
Bahagian Keselamatan dan Kualiti Makanan , Kementerian Kesihatan
9. Titik kawalan kritikal
(Critical Control Point, CCP)
Had kritikal didefinasikan sebagai nilai maksimum atau
minimum bagi bahaya fizikal, biologi atau kimia yang
mesti dikawal di titik kawalan kritikal bagi mencegah,
menghapus atau menurunkan bahaya ke aras yang
boleh diterima.
Kriteria yang lazimya digunakan sebagai penentuan
had kritikal
Suhu
Tempoh masa
Makanan yang dihidangkan mesti dimakan dalam
tempoh 2 jam pada suhu bilik
Makanan boleh diambil dalam tempoh 4 jam dari
masa makanan siap dimasak, jika ada alat
pemanas yang bersesuaian
Aras kelempapan dan lain- lain
10. Carta alir peringkat- peringkat pensijilan
HACCP unit sajian hospital
Pensijilan GMP
Pra HACCP
Pensijilan HACCP
22 Januari 2013-
21 Januari 2016
11. Pengurusan diet pesakit
dalam
Cara hidangan
Sistem penghidangan berpusat (centralised plating)
Porsi makanan untuk setiap pesakit dilakukan di sajian
Setiap tray diet akan dimasukkan ke dalam troli
Diet untuk 2 wad akan digabungkan dalam 1 troli
Penghidangan diet di wad
PPK akan mengambil troli dari sajian
Sampai di wad yang pertama, diet untuk pesakit di wad
pertama akan dikeluarkan
Troli ditolak ke wad yang ke 2, diet diagihkan kepada
pesakit
Selesai makan, tray di kumpulkan
Troli ditolak dari wad ke 2 ke wad pertama untuk
memulangkan tray
Troli dipulangkan ke sajian untuk cucian
12. Process
of care
Jururawat Terlatih
Pesan makanan
Hantar borang pesanan makanan ke
JDS oleh PPK
Terima pesanan makanan oleh staff
JDS
Makanan dibekalkan mengikul
Manual Kerja Sajian
Tolak troli makanan ke wad
Hidangkan makanan kepada pesakit
Kumpul & hantar tray ke JDS untuk
dicuci
cukup
Tidak cukup
Minta dari personel
Unit Sajian
Carta Alir Kerja
Pengurusan Makanan Pesakit
di wad
13. Process
of care
Jururawat Terlatih
Pesan makanan
Hantar borang pesanan makanan ke
JDS oleh PPK
Terima pesanan makanan oleh staff
JDS
Makanan dibekalkan mengikul
Manual Kerja Sajian
Tolak troli makanan ke wad
Hidangkan makanan kepada pesakit
Kumpul & hantar tray ke JDS untuk
dicuci
cukup
Tidak cukup
Minta dari personel
Unit Sajian
Carta Alir Kerja
Pengurusan Makanan Pesakit
di wad
15. Masa makanan siap dimasak
Makan Tengahari Makan Malam
11.30 pagi 5.30 petang
Masa siap ‘plating’
Makan Tengahari Makan Malam
10.30 pagi 4.30 petang
1jam
Pengurusan masa diet pesakit
dalam di Jabatan Dietetik dan
Sajian
16. Tempoh yang diberikan pada suhu bilik 2 jam
Tempoh masa yang digunakan di JDS 1 jam
Baki 1jam
17. Hidangan Masa siap
masak
Masa siap
plating
2 jam dari
waktu siap
masak
4 jam dari
tempoh
makanan
siap
dimasak
Makan
tengahari
10.30 pagi 11.30 pagi 12.30 petang 2.30 petang
Makan
malam
4.30 petang 5.30 petang 6.30 petang 8.30 malam
Pengurusan masa diet pesakit dalam di
wad
18. Hidangan Masa siap
masak
Masa siap
plating
2 jam dari
waktu
hidangan
4 jam dari
tempoh
makanan
siap
dimasak
Makan
tengahari
10.30 pagi 11.30 pagi 12.30 petang 2.30 petang
Makan
malam
4.30 petang 5.30 petang 6.30 petang 8.30 malam
Troli diet yang digunakan
tiada pemanas
19. Pengurusan masa diet pesakit
dalam
di wad
Hidangan Masa siap
masak
Masa siap
plating
2 jam dari
waktu
hidangan
4 jam dari
tempoh
makanan
siap
dimasak
Makan
tengahari
10.30 pagi 11.30 pagi 1.2.30
petang
2.30 petang
Makan
malam
4.30 petang 5.30 petang 6.30 petang 8.30 malam
Hanya 1
jam
24. PENYATAAN MASALAH
• Pengambilan dan pemulangan troli yang
tidak mengikut masa menyebabkan
CCP masa tidak tercapai
Seriousness
• Bilangan troli diet yang tidak mematuhi
masa yang ditetapkan
Measurable
• Perlukan untuk pematuhan HACCP
Appropriateness
Remedial
Timeliness
• Masalah boleh diminimumkan selepas 6
bulan
• Boleh diperbaiki di peringkat Jabatan dan
wad
25. Cause- effect analysis
Meningkatkan
kepatuhan
pengambilan dan
pemulangan troli
mengikut masa
yang ditetapkan
oleh Jabatan
Dietetik dan Sajian
HACCP
Pen Peg
Penyediaa
n Makanan
Pembantu
Penyediaan
Makanan
Pesak
it
Wad
Pembant
u
Perawata
n Pesakit
Letak di luar
sajian awal
Tidak
pemantauan
Lambat
makan
prosedur
Kenderaan
Jarak
Kurang
pengetahua
n
Lif
Sika
p
26. OBJEKTIF UMUM
Untuk memastikan pengambilan dan
pemulangan troli mengikut masa yang
ditetapkan oleh Jabatan Dietetik dan Sajian
(+15 minit dari masa troli diet diambil dan
dipulangkan)
Hidangan Masa ambil troli diet Masa pulang troli diet
Makan tengahari 11.30 pagi 12.30 tengahari
Makan malam 5.30 petang 6.30 petang
27. OBJEKTIF KHUSUS
1. Mengenalpasti kesan pengambilan &
pemulangan troli diet yang tidak ikut masa.
2. Mengenalpasti faktor-faktor yang
mempengaruhi pengambilan dan pemulangan
troli yang tidak mengikut masa.
3. Melaksanakan tindakan pembetulan
4. Menilai kesan intervensi.
29. Indikator dan standard
100%
Indikator
• peratusan bilangan troli diet yang mematuhi
pengambilan dan pemulangan troli mengikut masa
yang ditetapkan oleh Jabatan Dietetik dan Sajian
Formula
• Bilangan troli yang mematuhi masa x 100%
Bilangan troli yang dibekalkan
Standard
30. Model Of Good Care
Langkah
Proses
( Process of Care)
Kriteria Standard
1 Troli diet diambil
1. Tengahari 11.30 pagi
2. Malam 5.30 petang
(+ 15 minit)
Troli yang dibekalkan kepada
PPK. Isi borang checklist
centralised plating
1.Tarikh
2.Wad
3.Masa PePM dan
4.Tandatangan PPK
100%
2. Troli sampai di wad 5-15 minit dari sajian 100%
3. Diet diagihkan kepada
pesakit
˂10 minit 100%
4. Kumpul Tray ˂10 minit 100%
5 Troli diet dipulangkan
1. Tengahari 12.30 petang
2. Malam 6.30 petang
(± 15 minit)
Troli yang dibekalkan kepada
PPK. Isi borang checklist
centralised plating
1.Tarikh
2.Wad
3.Masa PePM dan
4.Tandatangan PPK
100%
36. Kaedah 1: Pemerhatian di
JDS
Penggunaan troli diet /hidangan makanan
= 14
Bilangan wad = 21
Troli diet yang sama digunakan untuk
diet makan tengahari dan makan malam
37. Kaedah 1 : Keputusan
Pemerhatian di JDS
63% troli diet
diambil dan
dipulangkan
MENGIKUT
ketetapan masa
37%
63%
Peratusan Troli Diet yang
Mematuhi Masa
Pengambilan dan
Pemulangan
Tidak Mematuhi Mematuhi
39. Kaedah 1 : Keputusan
Pemerhatian di JDS
46%
54%
Makan Tengahari :
Bilangan Troli Diet Yang
Tidak Mematuhi Masa
Pengambilan
Tidak mematuhi Mematuhi
38%
62%
Makan Tengahari :
Bilangan Troli Diet Yang
Tidak Mematuhi Masa
Pemulangan
Tidak mematuhi Mematuhi
40. Kaedah 1 : Keputusan
Pemerhatian di JDS
38%
62%
Makan Malam : Bilangan
Troli Diet Yang Tidak
Mematuhi Masa
Pengambilan
Tidak mematuhi
34%
66%
Makan Malam : Bilangan
Troli Diet Yang Tidak
Mematuhi Masa
Pemulangan
Tidak Mematuhi
43. PePM
CME dijalankan
waktu diet dikeluarkan
lokasi untuk meletakkan
troli
Penggunaan Borang
checklist centralised plating
Intervensi
Pen Peg Penyediaan
Makanan
Memantau waktu troli diet
dikeluarkan dan
dipulangkan
44. LOKASI
Diletakkan di luar sajian awal dari
waktu hidangan
Walaupun pintu pagar sajian ditutup,
PPK akan membuka dan mengambi
troli diet awal dari yang sepatutnya
SEBELUM
46. Troli diet yang sudah
siap disusun di
bahagian belakang
Troli diet
dikeluarkan
serentak bersama
borang centralised
platting
47. Keputusan Intervensi Fasa 1
91%
9%
Peratusan Troli Diet yang
Mematuhi Masa
Pengambilan dan
Pemulangan
Mematuhi Tidak Mematuhi
37%
63%
Peratusan Troli Diet yang
Mematuhi Masa
Pengambilan dan
Pemulangan
Tidak Mematuhi Mematuhi
48. ABNA Intervensi Fasa 1
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Peratusan
standard
standard yang
ditetapkan
Pencapaian
9
49. 100%
0%
Makan Tengahari :
Bilangan Troli Diet Yang
Tidak Mematuhi Masa
Pengambilan
Mematuhi Tidak mematuhi
46%
54%
Makan Tengahari :
Bilangan Troli Diet Yang
Tidak Mematuhi Masa
Pengambilan
Tidak mematuhi Mematuhi
SEBELU SELEPAS
50. 82%
18%
Makan Tengahari :
Bilangan Troli Diet Yang
Tidak Mematuhi Masa
Pemulangan
Mematuhi Tidak mematuhi
38%
62%
Makan Tengahari :
Bilangan Troli Diet Yang
Tidak Mematuhi Masa
Pemulangan
Tidak mematuhi Mematuhi
SEBELUM SELEPAS
51. 100%
0%
Makan Malam : Bilangan
Troli Diet Yang Tidak
Mematuhi Masa
Pengambilan
Mematuhi Tidak mematuhi
SELEPAS
38%
62%
Makan Malam : Bilangan
Troli Diet Yang Tidak
Mematuhi Masa
Pengambilan
Tidak mematuhi
SEBELUM
52. 84%
16%
Makan Malam : Bilangan
Troli Diet Yang Tidak
Mematuhi Masa
Pemulangan
Mematuhi Tidak mematuhi
34%
66%
Makan Malam : Bilangan
Troli Diet Yang Tidak
Mematuhi Masa
Pemulangan
Tidak Mematuhi
SELEPAS
SEBELUM
55. Kaedah 1: Pemerhatian di wad
Survey dijalankan oleh Pembantu Penyediaan
Makanan (PePM)
Tempoh : 7 hari
Penggunaan troli diet sehari = 14
Bilangan wad = 21
Dijalankan ke atas 5 troli diet /8 wad (38% dari
jumlah troli dan wad)
Troli Diet Wad (1) Wad (2)
1 3 4
11 9 10
111 17 13
IV 18 -
V 14 -
Masa Pengambilan dan Pemulangan Troli diet
oleh PPK
58. Kaedah 2: Borang soal selidik
Objektif :
◦ Pemahaman PPK tentang waktu mengambil dan
memulang troli diet dari JDS- Wad dan
sebaliknya
◦ Pengurusan masa oleh PPK dalam proses
tersebut
Surat pelepasan PPK kepada Ketua Jururawat wad
diberikan
PPK hadir ke Jabatan Dietetik dan Sajian
2 sesi dijalankan pada 16 Julai 2014
Sesi 1 Sesi 2
11.00 pagi 2.30 petang
60. Keputusa
n
Hidangan Ambil Troli Diet Pulang Troli Diet
Makan tengahari 6 (14%) 10 (24%)
Makan Malam 7(17%) 6(14%)
•Bilangan PPK yang hadir = 42 (32%)
•Jumlah PPK wad =133
•Majoriti PPK tahu waktu mengambil dan
memulangkan diet dari JDS ke wad dan sebalik
•Walaubagaimanapun masih terdapat segelintir PPK
yang tidak tahu waktu sebenar pengambilan diet
66. CME dilaksanakan
Lokasi : Bilik seminar
JDS
1. PPK perlu
mengambil dan
memulangkan troli
seperti masa yang
ditetapkan oleh
Jabatan Dietetik dan
Sajian seperti
MOGC
2. Peranan PPK dalam
program HACCP
Wad Pembantu Perawatan
Kesihatan
67. 2. Ketua Jururawat dan Matron
Mesyuarat Koordinasi wad
Peranan KJ dalam program HACCP
Kepentingan pematuhan pengambilan
dan pemulangan troli diet mengikut
masa yang ditetapkan oleh JDS
Wad
70. Keputusan
intervensi
Bilangan troli diet
yang mematuhi
masa pengambilan
dan pemulangan
troli diet 95%
95%
5%
Peratusan Troli Diet yang
Mematuhi Masa
Pengambilan dan
Pemulangan
Mematuhi Tidak Mematuhi
71. ABNA Intervensi Fasa 2
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Peratusan
standard
standard yang
ditetapkan
pencapaian sebenar
5%
72. Keputusan intervensi
46%
54%
Makan Tengahari :
Bilangan Troli Diet Yang
Tidak Mematuhi Masa
Pengambilan
Tidak mematuhi Mematuhi
100%
0%
Makan Tengahari :
Bilangan Troli Diet Yang
Tidak Mematuhi Masa
Pengambilan
Mematuhi
SEBELU SELEPAS
73. Keputusan
Intervensi
38%
62%
Makan Tengahari :
Bilangan Troli Diet Yang
Tidak Mematuhi Masa
Pemulangan
Tidak mematuhi Mematuhi
86%
14%
Makan Tengahari :
Bilangan Troli Diet Yang
Tidak Mematuhi Masa
Pengambilan
Mematuhi Tidak Mematuhi
SEBELU SELEPAS
74. Keputusan Intervensi
38%
62%
Makan Malam : Bilangan
Troli Diet Yang Tidak
Mematuhi Masa
Pengambilan
Tidak mematuhi
100
%
0%
Makan Malam : Bilangan
Troli Diet Yang Tidak
Mematuhi Masa
Pengambilan
Mematuhi Tidak Mematuhi
SEBELU SELEPAS
75. Keputusan
Intervensi
34%
66%
Makan Malam : Bilangan
Troli Diet Yang Tidak
Mematuhi Masa
Pemulangan
Tidak Mematuhi
92%
8%
Makan Malam : Bilangan
Troli Diet Yang Tidak
Mematuhi Masa
Pemulangan
Mematuhi Tidak Mematuhi
76. Kesan
Intervensi
1. Keselurahan projek ini memberi impak yang
bagus 64% - 95% bilangan troli diet yang
mematuhi waktu pengambilan dan
pemulangan
2. Peningkatan pematuhan pengeluaran diet
oleh staf Jabatan Dietetik dan Sajian
Pengeluaran
troli diet yang
mematuhi masa
Sebelum Selepas
Makan Tengahari 54% 100%
Makan Malam 62% 100%
Purata 46+38 /2 = 58% 100+100 /2
=100%
77. Kesan
Intervensi
3. Waktu kerja PPK menjadi lebih teratur
4. Kerjasama daripada wad sangat memainkan
peranan yang sangat penting dalam proses
pengurusan diet pesakit dalam
5. HACCP- CCP masa tercapai!!