Dokumen membahas tentang cahaya dan alat optik, mencakup definisi sumber cahaya, benda gelap, benda tembus cahaya, pemantulan cahaya pada cermin cekung dan cembung, pembiasan cahaya melalui prisma dan lensa, serta penjelasan tentang mata, kelainan penglihatan, dan beberapa alat optik seperti lup, mikroskop, teleskop dan periskop.
Siswa mempelajari prinsip kerja alat-alat optik seperti lensa dan pembiasan cahaya. Mereka dapat memahami hukum-hukum pembiasan cahaya dan menjelaskan fenomena seperti pembiasan cahaya di lensa dan terjadinya pelangi.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang konsep dasar ilmu ukur segitiga bola, termasuk definisi lingkaran besar dan kecil pada bola, teorema-teorema dasar segitiga bola seperti pembagian lingkaran besar dan hubungan antara sudut dan busur lingkaran, serta rumus-rumus penting seperti aturan cosinus dan sinus untuk menghitung unsur-unsur segitiga bola."
Dokumen tersebut membahas tentang surplus konsumen dan produsen, yaitu perbedaan antara harga maksimum yang dibayar konsumen/minimum yang diterima produsen dengan harga sebenarnya. Surplus ini dapat dihitung menggunakan rumus luas segitiga dan mempengaruhi keseimbangan pasar. Dokumen juga menjelaskan pengaruh pajak dan subsidi terhadap harga keseimbangan melalui perubahan fungsi permintaan dan penawaran.
Dokumen tersebut membahas tentang cahaya sebagai gelombang dan berbagai fenomena yang terjadi pada cahaya seperti interferensi, difraksi, polarisasi, dan dispersi cahaya."
Dokumen tersebut membahas tentang pembentukan bayangan pada dua jenis cermin, yaitu cermin datar dan cermin lengkung. Cermin datar akan membentuk bayangan yang ukurannya sama dengan benda asli namun terbalik. Sedangkan pada cermin lengkung, tergantung posisi benda maka bayangan bisa lebih kecil atau lebih besar, terbalik atau tidak, nyata atau maya. Jenis cermin lengkung yang dijelaskan adalah cermin c
Dokumen ini membahas tentang dispersi cahaya dan penggunaan prisma untuk menguraikan cahaya putih menjadi spektrum warna-warninya. Cahaya berbeda warna akan mengalami deviasi berbeda saat melewati prisma, dan selisih sudut deviasi antara cahaya merah dan ungu disebut sebagai sudut dispersi, yang besarnya tergantung pada indeks bias masing-masing warna dan sudut pembias prisma. Contoh soal pada dokumen ini mendemon
Siswa mempelajari prinsip kerja alat-alat optik seperti lensa dan pembiasan cahaya. Mereka dapat memahami hukum-hukum pembiasan cahaya dan menjelaskan fenomena seperti pembiasan cahaya di lensa dan terjadinya pelangi.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang konsep dasar ilmu ukur segitiga bola, termasuk definisi lingkaran besar dan kecil pada bola, teorema-teorema dasar segitiga bola seperti pembagian lingkaran besar dan hubungan antara sudut dan busur lingkaran, serta rumus-rumus penting seperti aturan cosinus dan sinus untuk menghitung unsur-unsur segitiga bola."
Dokumen tersebut membahas tentang surplus konsumen dan produsen, yaitu perbedaan antara harga maksimum yang dibayar konsumen/minimum yang diterima produsen dengan harga sebenarnya. Surplus ini dapat dihitung menggunakan rumus luas segitiga dan mempengaruhi keseimbangan pasar. Dokumen juga menjelaskan pengaruh pajak dan subsidi terhadap harga keseimbangan melalui perubahan fungsi permintaan dan penawaran.
Dokumen tersebut membahas tentang cahaya sebagai gelombang dan berbagai fenomena yang terjadi pada cahaya seperti interferensi, difraksi, polarisasi, dan dispersi cahaya."
Dokumen tersebut membahas tentang pembentukan bayangan pada dua jenis cermin, yaitu cermin datar dan cermin lengkung. Cermin datar akan membentuk bayangan yang ukurannya sama dengan benda asli namun terbalik. Sedangkan pada cermin lengkung, tergantung posisi benda maka bayangan bisa lebih kecil atau lebih besar, terbalik atau tidak, nyata atau maya. Jenis cermin lengkung yang dijelaskan adalah cermin c
Dokumen ini membahas tentang dispersi cahaya dan penggunaan prisma untuk menguraikan cahaya putih menjadi spektrum warna-warninya. Cahaya berbeda warna akan mengalami deviasi berbeda saat melewati prisma, dan selisih sudut deviasi antara cahaya merah dan ungu disebut sebagai sudut dispersi, yang besarnya tergantung pada indeks bias masing-masing warna dan sudut pembias prisma. Contoh soal pada dokumen ini mendemon
Dokumen tersebut membahas tentang fisika optika yang mencakup pemantulan cahaya, pembiasan cahaya, cermin datar, cermin cekung, cermin cembung, lensa cekung, lensa cembung, dan alat-alat optik seperti mata, kamera, teropong, dan mikroskop.
Alat optik merupakan alat yang bekerja berdasarkan pembiasan dan pemantulan cahaya, yang dibedakan menjadi alat optik alami seperti mata dan alat optik buatan seperti kamera, lup, mikroskop, dan teropong. Dokumen ini menjelaskan bagian-bagian dan cara kerja berbagai alat optik tersebut.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan singkat soal-soal olimpiade astronomi tingkat provinsi tahun 2010 beserta jawabannya. Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai konsep-konsep dasar astronomi seperti gerhana, orbit planet, bintang variabel, dan lainnya.
Dokumen tersebut membahas tentang rumus-rumus dan konsep dasar yang terkait dengan mikroskop, termasuk rumus perbesaran total, perbesaran lensa objektif dan okuler, serta contoh soal perhitungan perbesaran dan jarak bayangan menggunakan mikroskop.
Dokumen ini memberikan petunjuk praktikum mengenai percobaan pesawat Atwood untuk menentukan hubungan antara massa beban dengan kecepatan benda, menentukan kecepatan pada Gerak Lurus Beraturan (GLB) dan Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB), serta menentukan momen inersia benda. Diberikan pula tujuan, dasar teori, alat dan bahan, prosedur percobaan, dan contoh data hasil pengamatan.
1. LKPD ini membahas percobaan untuk membuktikan Hukum Snellius mengenai pemantulan cahaya pada cermin datar, cekung, dan cembung.
2. Hasil percobaan menunjukkan bahwa besar sudut pantul sama dengan besar sudut datang untuk ketiga jenis cermin, memverifikasi berlakunya Hukum Snellius.
3. Semakin besar sudut datang, semakin besar pula sudut pantul yang dihasilkan.
Dokumen tersebut membahas konsep-konsep dasar optika fisis dan geometri seperti pemantulan cahaya, pembiasan cahaya, serta berbagai alat optik seperti cermin, lensa, mata, kamera, lup, dan mikroskop beserta sifat-sifat bayangan yang dihasilkan.
Pembiasan pada kaca plan paralel dan prismaRacmat Ridho
Di dalam presentasi ini, tersaji materi fisika tentang pembiasan. Saya juga menjelaskan tentang hukum-hukum pembiasan dan hubungannya dengan besaran-besaran lain yang terkait. Di samping itu, dibahas pula sedikit mengenai kaca plan paralel dan prisma. Materi ini cocok untuk murid-murid SMA.
Sistem magnitudo menggunakan berbagai panjang gelombang cahaya untuk mengukur kecerahan bintang. Sistem UBV menggunakan panjang gelombang ultraungu, biru, dan visual, sementara sistem lainnya menggunakan kombinasi panjang gelombang yang berbeda. Magnitudo bolometrik mengukur total energi yang dipancarkan bintang di seluruh panjang gelombang. Koreksi bolometrik digunakan untuk menghitung magnitudo bolometrik dari magnit
Dokumen tersebut membahas tentang analisis regresi dengan variabel moderating. Terdapat empat jenis variabel yang dibahas yaitu variabel bebas, variabel tergantung, variabel moderating, dan variabel intervening. Metode yang digunakan untuk menguji variabel moderating adalah uji interaksi dengan mengalikan dua variabel bebas. Contoh kasus yang diberikan melibatkan pengaruh pelatihan terhadap prestasi kerja dengan lingkungan kerja sebagai variabel moderasinya."
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis penalaran dan kekeliruan dalam berpikir. Terdapat penalaran langsung yang meliputi konversi, inversi, obversi, dan kontraposisi. Juga dibahas penalaran tidak langsung melalui silogisme standar dan tidak standar seperti epikirema, sorites, dilema, entimema, dan polisilogisme. Kekeliruan dibedakan menjadi formal, informal, dan karena penggunaan bahasa.
Dokumen tersebut membahas tentang fisika optika yang mencakup pemantulan cahaya, pembiasan cahaya, cermin datar, cermin cekung, cermin cembung, lensa cekung, lensa cembung, dan alat-alat optik seperti mata, kamera, teropong, dan mikroskop.
Alat optik merupakan alat yang bekerja berdasarkan pembiasan dan pemantulan cahaya, yang dibedakan menjadi alat optik alami seperti mata dan alat optik buatan seperti kamera, lup, mikroskop, dan teropong. Dokumen ini menjelaskan bagian-bagian dan cara kerja berbagai alat optik tersebut.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan singkat soal-soal olimpiade astronomi tingkat provinsi tahun 2010 beserta jawabannya. Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai konsep-konsep dasar astronomi seperti gerhana, orbit planet, bintang variabel, dan lainnya.
Dokumen tersebut membahas tentang rumus-rumus dan konsep dasar yang terkait dengan mikroskop, termasuk rumus perbesaran total, perbesaran lensa objektif dan okuler, serta contoh soal perhitungan perbesaran dan jarak bayangan menggunakan mikroskop.
Dokumen ini memberikan petunjuk praktikum mengenai percobaan pesawat Atwood untuk menentukan hubungan antara massa beban dengan kecepatan benda, menentukan kecepatan pada Gerak Lurus Beraturan (GLB) dan Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB), serta menentukan momen inersia benda. Diberikan pula tujuan, dasar teori, alat dan bahan, prosedur percobaan, dan contoh data hasil pengamatan.
1. LKPD ini membahas percobaan untuk membuktikan Hukum Snellius mengenai pemantulan cahaya pada cermin datar, cekung, dan cembung.
2. Hasil percobaan menunjukkan bahwa besar sudut pantul sama dengan besar sudut datang untuk ketiga jenis cermin, memverifikasi berlakunya Hukum Snellius.
3. Semakin besar sudut datang, semakin besar pula sudut pantul yang dihasilkan.
Dokumen tersebut membahas konsep-konsep dasar optika fisis dan geometri seperti pemantulan cahaya, pembiasan cahaya, serta berbagai alat optik seperti cermin, lensa, mata, kamera, lup, dan mikroskop beserta sifat-sifat bayangan yang dihasilkan.
Pembiasan pada kaca plan paralel dan prismaRacmat Ridho
Di dalam presentasi ini, tersaji materi fisika tentang pembiasan. Saya juga menjelaskan tentang hukum-hukum pembiasan dan hubungannya dengan besaran-besaran lain yang terkait. Di samping itu, dibahas pula sedikit mengenai kaca plan paralel dan prisma. Materi ini cocok untuk murid-murid SMA.
Sistem magnitudo menggunakan berbagai panjang gelombang cahaya untuk mengukur kecerahan bintang. Sistem UBV menggunakan panjang gelombang ultraungu, biru, dan visual, sementara sistem lainnya menggunakan kombinasi panjang gelombang yang berbeda. Magnitudo bolometrik mengukur total energi yang dipancarkan bintang di seluruh panjang gelombang. Koreksi bolometrik digunakan untuk menghitung magnitudo bolometrik dari magnit
Dokumen tersebut membahas tentang analisis regresi dengan variabel moderating. Terdapat empat jenis variabel yang dibahas yaitu variabel bebas, variabel tergantung, variabel moderating, dan variabel intervening. Metode yang digunakan untuk menguji variabel moderating adalah uji interaksi dengan mengalikan dua variabel bebas. Contoh kasus yang diberikan melibatkan pengaruh pelatihan terhadap prestasi kerja dengan lingkungan kerja sebagai variabel moderasinya."
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis penalaran dan kekeliruan dalam berpikir. Terdapat penalaran langsung yang meliputi konversi, inversi, obversi, dan kontraposisi. Juga dibahas penalaran tidak langsung melalui silogisme standar dan tidak standar seperti epikirema, sorites, dilema, entimema, dan polisilogisme. Kekeliruan dibedakan menjadi formal, informal, dan karena penggunaan bahasa.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep dasar optika geometri, termasuk klasifikasi benda berdasarkan sifat cahayanya, hukum pemantulan dan pembiasan cahaya, serta sifat-sifat cermin datar, cermin lengkung, dan lensa.
Cahaya merupakan bentuk energi yang dapat merambat lurus, menembus benda bening, dipantulkan, dibiaskan, dan diuraikan menjadi spektrum warna. Cahaya digunakan dalam berbagai alat optik seperti mata, kamera, teleskop, dan lup.
Alat optik seperti mata, lup, kamera, mikroskop, dan teropong bekerja berdasarkan prinsip cahaya untuk memperbesar dan memperjelas objek. Berbagai cacat mata seperti miopi, hipermetropi, dan astigmatisma dapat ditolong dengan kaca mata."
1. Dokumen tersebut membahas tentang pembiasan cahaya pada lensa cekung dan cembung serta penjelasan mengenai cacat penglihatan seperti miopi, hipermetropi, dan presbiopi.
2. Pembiasan cahaya oleh lensa menghasilkan titik fokus yang berbeda pada lensa cekung dan cembung sehingga memungkinkan pembentukan bayangan nyata maupun maya.
3. Tiga jenis cacat penglihatan dijelaskan dise
1. Dokumen tersebut membahas tentang pembiasan cahaya pada lensa cekung dan cembung serta penjelasan mengenai cacat penglihatan seperti rabun jauh, dekat, dan tua.
2. Pembiasan cahaya terjadi karena perbedaan indeks bias antara dua medium yang berbeda, sehingga cahaya dapat dibiaskan, dikumpulkan, atau disebarkan.
3. Lensa cekung dan cembung dapat memfokuskan cahaya unt
Dokumen tersebut membahas tentang cahaya, sifat-sifatnya, dan bagaimana cahaya berinteraksi dengan berbagai benda optik seperti cermin dan lensa. Secara khusus dijelaskan tentang hukum pemantulan, pembiasan, serta karakteristik bayangan yang dihasilkan oleh cermin datar, cermin cekung, lensa cekung, dan lensa cembung. [/ringkasan]
Aksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdfDenysErlanders
Buku non teks yang bermutu dapat memperkaya pengalaman
belajar siswa. Buku-buku ini menawarkan konten yang inspiratif,
inovatif, dan mendorong pengembangan karakter siswa.
Pemanfaatan buku non teks bermutu membutuhkan peran aktif
guru untuk memilih dan
mengintegrasikannya ke dalam pembelajaran
3. ➢ Benda-benda disekitar kita dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu:
Sumber cahaya adalah semua benda yang dapat menghasilkan cahaya sendiri
Benda gelap adalah benda yang tidak data menghasilkan cahaya sendiri
Benda tembus cahaya adalah benda yang dapat meneruskan sebagian cahaya
Benda tidak tembus cahaya adalah benda yang tidak dapat meneruskan cahaya
Benda bening adalah benda yang dapat meneruskan hampr seluruh cahaya yang mengenainya
➢Benda gelap dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
PEMANTULAN CAHAYA (REFLEKSI)
4. Hukum Snellius mengenai
pemantulan cahaya:
▪ Sinar datang, sinar pantul dan garis
normal terletak pada satu bidang
datar
▪ Sudut datang dan sudut pantul
cahaya sama besar
Pemantulan cahaya ada dua
macam, yaitu:
✓ Pemantulan teratur
terjadi pada permukaan rata
✓ Pemantulan baur terjadi
pada permukaan tidak rata
PEMANTULAN CAHAYA (REFLEKSI)
5. ➢ Cermin Cekung
▪ Sifat: bila berkas cahaya sejajar jatuh pada cermin dipantulkan pada satu
titik yaitu titik focus.
▪ Jarak focus (f) dan jari-jari kelengkungan ( = 2f) cermin bernilai positif.
▪ Sifat pantulan:
✓ Sinar datang sejajar dengan sumbu utama dipantulkan melalui titik
focus
✓ Sinar datang melalui titik focus dipantulkan sejajar dengan sumbu
utama
PEMANTULAN CAHAYA (REFLEKSI)
6. Sinar-sinar istimewa pada cermin cekung:
(1) Sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan melalui titik fokus (F)
(2) Sinar datang yang melalui titik fokus (F) dipantulkan sejajar sumbu utama
(3) Sinar datang yang melalui titik pusat kelengkungan (P) dipantulkan kembali ke titik pusat
kelengkungan itu.
Sinar-sinar istimewa pada cermin cekung
➢ Cermin Cekung
PEMANTULAN CAHAYA (REFLEKSI)
Sumber: Dokumen penerbit
7. Efek posisi benda pada sifat bayangan yang dihasilkan cermin cekung
1. Benda berada diantara titik fokus dan pusat
cermin (s < f) atau di ruang I
Sifat-sifat bayangan yang terjadi:
▪ Bersifat maya (tidak dapat ditangkap
oleh layar)
▪ Bayangan tegak
▪ Diperbesar
▪ Di ruang IV (belakang cermin)
➢ Cermin Cekung
PEMANTULAN CAHAYA (REFLEKSI)
8. 2. Benda berada di antara titik fokus dan pusat
kelengkungan cermin (f < s < 2f) atau di ruang II
Sifat bayangan yang terbentuk:
▪ Nyata (dapat ditangkap oleh layar)
▪ Terbalik terhadap bendanya
▪ Diperbesar
▪ Di ruang III
Efek posisi benda pada sifat bayangan yang dihasilkan cermin cekung
➢ Cermin Cekung
PEMANTULAN CAHAYA (REFLEKSI)
9. 3. Benda berada pada jarak lebih besar daripada jari-
jari cermin (s > R atau s > 2f) atau di ruang III
Sifat bayangan benda:
▪ Nyata (dapat ditangkap oleh layar)
▪ Terbalik terhadap bendanya
▪ Diperkecil
▪ Di ruang II
Efek posisi benda pada sifat bayangan yang dihasilkan cermin cekung
➢ Cermin Cekung
PEMANTULAN CAHAYA (REFLEKSI)
10. ▪ Sifat: sinar-sinar sejajar yang jatuh pada
cermin cembung dipantulkan seolah-olah
berasal dari titik focus
▪ Jarak focus (f) dan jari-jari kelengkungan ( =
2f) cermin bernilai negative
▪ Sifat pemantulan:
✓ Sinar datag sejajar sumbu utama
dipantulkan seolah-olah berasal dari
titik focus
✓ Sinar datang menuju titik fokus
dipantulkan sejajar sumbu utama
➢ Cermin Cembung
PEMANTULAN CAHAYA (REFLEKSI)
11. Sinar-sinar istimewa pada cermin cembung:
(1) Sinar datang yang sejajar sumbu utama
dipantulkan seolah dari titik fokus
(2) Sinar datang yang menuju titik fokus dipantulkan
sejajar sumbu utama
(3) Sinar datang yang menuju pusat kelengkungan
dipantulkan seolah dari titik pusat kelengkungan
itu.
➢ Cermin Cembung
PEMANTULAN CAHAYA (REFLEKSI)
12. Efek posisi benda pada sifat bayangan yang dihasilkan cermin cembung
Benda berada di depam cermin atau di ruang IV
Sifat bayangan yang terbentuk:
▪ Maya (tidak dapat ditangkap oleh layar)
▪ Tegak terhadap bendanya
▪ Diperkecil
▪ Di ruang I
➢ Cermin Cembung
PEMANTULAN CAHAYA (REFLEKSI)
13. ➢ Rumus Umum Cermin
𝟏
𝒔
+
𝟏
ś
=
𝟏
𝒇
→ 𝒇 =
𝟏
𝟐
𝑹
M =
ℎ́
ℎ
=
ś
𝒔
s = hubungan antara jarak benda
ś = jarak bayangan
f = jarak fokus
Pada cermin cekung, f dan R bersifat positif, sementara
pada cermin cembung bersifat negatif.
➢ Perbesaran Bayangan
Perbesaran bayangan adalah perbandingan antara
tinggi bayangan dan tinggi bendanya
PEMANTULAN CAHAYA (REFLEKSI)
14. Hukum Snellius mengenai pembiasan cahaya:
✓ Sinar datang, sinar bias dan garis normal terletak
pada satu bidang datar
✓ Sinar datang dari medium kurang rapat ke
medium lebih rapat dibiaskan mendekati garis
normal, begitupun sebaliknya. Sinar yang datang
tegak lurus bidang batas akan diteruskan tanpa
dibelokkan
✓ Perbandingan proyeksi sinar datang dan sinar bias
selalu tetap
Indeks bias medium:
𝐧𝟐
𝐧𝟏
=
𝐜𝟏
𝐜𝟐
𝐧 =
𝛌𝟏
𝛌𝟐
Cahaya dari medium rapat ke kurang
rapat dan (b) cahaya dating dari
medium kurang rapat ke rapat
PEMBIASAN CAHAYA (REFRAKSI)
15. ➢ PRISMA
Sudut devias i (D) adalah sudut yang
dibentuk oleh perpanjangan sinar datang
dan sinar bias yang keluar dari prisma.
Cahaya putih yang mengenai sisi prisma juga
diuraikan menjadi berbagai macam warna
cahaya, disebut peristiwa dispersi.
Pembiasan cahaya pada prisma
PEMBIASAN CAHAYA (REFRAKSI)
16. ▪ Ciri fisik: ketebalan lensa paling besar berada
dipusatnya
▪ Bersifat konvergen yaitu mengumpulkan berkas
sinar kemudian difokuskan ke satu titik
▪ Arah pembiasan sinar-sinar utama:
✓ Sinar dating sejajar sumbu utama lensa
akan dibiaskan melalui titik focus
disebrang lensa
✓ Sinar yang dating melalui titik focus
pertama dibiaskan sejajar sumbu utama
✓ Sinar dating melalui pusat lensa tidak
dibiaskan tetapi diteruskan
Bentuk-bentuk lensa cembung (a) bikonveks
(b) plan konveks (c) konkaf konveks
Berkas cahaya yang keluar dari lensa
cembung
➢ LENSA
CEMBUNG
PEMBIASAN CAHAYA (REFRAKSI)
17. 1) Sinar datang sejajar sumbu utama
dibiaskan melalui titik focus F1
2) Sinar datang melalui titik focus F2
dibiaskan sejajar dengan sumbu utama
3) Sinar datang melalui titik pusat optik
akan diteruskan
➢ LENSA
CEMBUNG
PEMBIASAN CAHAYA (REFRAKSI)
18. ✓ Semakin besar daya lensa maka makin dekat juga posisi bayangan ke lensa
yang berasal dari benda yang sangat jauh.
✓ Besar daya lensa berbanding terbalik dengan panjang fokusnya. Secara
matematis dituliskan:
dengan f = panjang fokus lensa (m) dan P = daya lensa (dioptri, disingkat D).
𝑷 =
𝟏
𝒇
➢ DAYA LENSA
PEMBIASAN CAHAYA (REFRAKSI)
19. PEMBIASAN CAHAYA (REFRAKSI)
CONTOH SOAL
Sebuah lensa cembung memiliki panjang fokus 5 cm.
Berapakah daya lensa tersebut?
Penyelesaian:
Diketahui: f = 5 cm = 0,05 m
Daya lensa:
P =
1
f
=
1
0,05
= 20 D
20. Bagian-bagian mata
1. kornea mata
2. 2. otot bersilia
3. 3. iris atau selaput pelangi
4. 4. pupil
5. 5. lensa mata
6. 6. retina
MATA
21. MATA
NORMAL
✓ Daya akomodasi adalah kemampuan mata untuk mencembung atau memipihkan lensa sesuai jarak
benda.
✓ Mampu memandang atau melihat benda dengan jelas mulai jarak 25 cm – tak berhingga.
✓ Titik dekat mata normal adalah 25 cm.
✓ Titik jauh mata normal adalah tak berhingga.
KELAINAN PADA
MATA
Kelainan pada mata terjadi jika bayangan yang dibentuk oleh lensa mata jatuh tidak
tepat pada retina. Hal ini disebabkan karena titik dekat dan titik jauh mata berubah.
Ada tiga jenis kelainan mata yaitu: rabun jauh (miopi), rabun dekat (hipermetropi),
dan mata tua (presbiopi).
MATA
22. ➢ HIPERMETROPIA (RABUN DEKAT)
▪ Penderita tidak bisa melihat benda dekat dengan jelas.
▪ Titik dekat mata > 25 cm.
▪ Lensa mata tidak dapat menebal dengan sempurna → bayangan jatuh di
belakang retina.
▪ Dibantu dengan kacamata berlensa positif (cembung).
Diagram pembentukan bayangan pada penderita hipermetropia
(a) sebelum (b) sesudah menggunakan kacamata berlensa cembung
CACAT MATA
23. ✓ Tidak dapat melihat benda jauh dengan jelas.
✓ Lensa mata tidak dapat menipis dengan sempurna, akibatnya benda yang
sangat jauh, bayangannya jatuh di depan retina.
✓ Titik jauh penderita < tak berhingga.
✓ Dibantu dengan kacamata berlensa cekung.
Diagram pembentukan bayangan pada penderita miopia (a) sebelum (b) sesudah
menggunakan kacamata berlensa cekung
➢ MIOPIA (RABUN
JAUH)
CACAT MATA
24. ✓ Penderita tidak bisa melihat benda dekat dan benda jauh dengan jelas
(gabungan miopi dan hipermetropi).
✓ Titik dekat > 25 cm dan titik jauhnya < tak berhingga.
✓ Lensa mata tidak dapat menipis dan menebal dengan sempurna.
✓ Dibantu dengan kacamata berlensa rangkap (cekung dan cembung).
Penderita presbiopia (a) titik dekat mata telah bergeser menjauh dan (b) titik jauh
mata bergeser mendekat
➢ PRESBIOPIA (MATA
TUA)
CACAT MATA
25. Burung-burung tertentu, seperti elang memiliki
penglihatan yang sangat tajam dan fokus dengan
bidang pandang lebih luas dibandingkan manusia
dan hewan lainnya.
Bidang pandang mata burung
lebih luas
Diagram pembentukan bayangan pada
mata elang
MATA BURUNG
26. ➢ KAMER
A
Mata Kamera Fungsi
Lensa mata Lensa kamera Mengatur pembiasan cahaya
Pupil Aperture + diafragma Mengatur intensitas cahaya yang masuk
Retina Film Tempat terbentuknya bayangan
Kamera dan bagian-bagiannya
Sumber: dokumen penerbit
ALAT OPTIK
27. Lup digunakan untuk mengamati benda-benda
berukuran kecil sehingga tampak lebih besar. Lup
terbuat dari lensa cembung dengan jarak fokus
tertentu.
Sumber : pixabay.com/Coyot
Pengamatan benda menggunakan lup saaat
mata tidak berakomodasi
Pengamatan benda menggunakan lup saat
mata berakomodasi maksimum
➢ LUP (KACA PEMBESAR)
ALAT OPTIK
28. ✓ Digunakan untuk membentuk bayangan yang
besar dari benda-benda renik yang tidak dapat
dilihat oleh mata.
✓ Terdiri atas 2 buah lensa cembung yaitu lensa
objektif (dekat dengan objek) dan lensa okuler
(dekat dengan mata).
Sumber : pixabay.com/PublicDomainPictures
Pembentukan bayangan
pada mikroskop
➢ MIKROSKOP
ALAT OPTIK
29. ✓ Digunakan untuk mengamati benda
yang jaraknya sangat jauh sehingga
tampak lebih dekat dan lebih jelas,
misalkan: planet, bintang, dll.
✓ Terdiri atas dua buah lensa cembung
sebagai lensa objektif dan lensa okuler.
Panjang lensa objektif < panjang fokus
lensa okuler.
Sumber : pixabay.com/Pexels
➢ TELESKOP
ALAT OPTIK
30. Periskop digunakan untuk mengamati benda-benda di permukaan
laut, misal digunakan oleh kapal selam.
➢ ALAT OPTIK LAINNYA
✓ Episkop memperoyeksikan gambar tidak tembus cahaya
✓ Diaskop memproyeksikan gambar diapositif
✓ Overhead projector memperoyeksikan gambar tembus cahaya atau transparan
✓ Proyektor film bioskop
➢ PERISKOP
ALAT OPTIK