2. 1. Sifat Gelombang Cahaya
https://youtu.be/IXxZRZxafEQ?si=T7d32hwI5TnKGHXG
Cahaya merupakan gelombang transversal yang termasuk
gelombang elektromagnetik. Cahaya dapat merambat
dalam ruang hampa dengan kecepatan 3 x 108 m/s.
Sifat2 cahaya :
Dapat mengalami pemantulan (refleksi)
Dapat mengalami pembiasan (refraksi)
Dapat mengalami pelenturan (difraksi)
Dapat dijumlahkan (interferensi)
Dapat diuraikan (dispersi)
Dapat diserap arah getarnya (polarisasi)
Bersifat sebagai gelombang dan partikel
3. 1. Pemantulan Teratur dan
Pemantulan Baur
Pemantulan cahaya pada benda yang tidak
tembus cahaya, ada yang teratur dan ada
pula yang tidak teratur. Kamu dapat melihat
cahaya yang dipantulkan benda-benda di
sekitarmu tidak menyilaukan mata, tetapi
terasa teduh dan nyaman. Namun, cahaya
yang dipantulkan cermin ke mata akan
sangat menyilaukan.
4. Cermin datar memiliki permukaan yang rata dan
licin, sedangkan permukaan papan triplek kasar
atau tidak rata. Hal tersebut menyebabkan sinar
pantul pada cermin datar menghasilkan berkas yang
sejajar menuju suatu arah tertentu. Sebaliknya,
permukaan triplek tidak rata, penuh tonjolan, dan
lekukan yang menyebabkan sinar pantul tidak
menuju ke satu arah tertentu, tetapi menuju
berbagai arah secara tidak teratur. Pemantulan
cahaya oleh permukaan rata disebut pemantulan
teratur, sedangkan pemantulan cahaya oleh
permukaan yang tidak rata disebut pemantulan
baur.
6. 2. Hukum Pemantulan
Pemantulan teratur terjadi pada benda yang
tidak tembus cahaya dan permukaannya
rata. Cermin merupakan suatu benda yang
permukaannya sangat halus dan rata
sehingga hampir semua cahaya yang datang
padanya dapat dipantulkan.
7. Hukum Pemantulan Cahaya
Kesimpulan di atas merupakan Hukum Pemantulan Cahaya
yang menyatakan sebagai berikut.
1. Sinar datang, sinar pantul, dan garis normal terletak pada satu
bidang datar.
2. Besar sudut datang sama dengan besar sudut pantul
8. 2. Pemantulan Cahaya
Hukum Pemantulan Cahaya
Sinar datang, garis normal, dan sinar pantul terletak
pada satu bidang datar.
Sudut datang (i) = sudut pantul (r)
a. Pemantulan pada Cermin Datar
Sifat pembentukan bayangan pada cermin datar :
Jarak bayangan ke cermin = jarak benda ke cermin
Tinggi bayangan = tinggi benda
Bayangan bersifat tegak dan maya, dibelakang
cermin
9. b. Pemantulan pada Cermin Cekung
Sinar-sinar Istimewa pada cermin Cekung :
Sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan melalui titik
fokus.
Sinar datang melalui titik fokus dipantulkan sejajar sumbu
utama.
Sinar datang melalui pusat kelengkungan cermin dipantulkan
melalui titik itu juga.
Sifat Bayangan :
a. Bila benda di ruang I, maka c. Bila benda di ruang III, maka
Bayangan di ruang IV Bayangan di ruang II
Maya, tegak, diperbesar Nyata, terbalik, diperkecil
b. Bila benda di ruang II, maka
Bayangan di ruang III
Nyata, terbalik, diperbesar
10. c. Pemantulan pada Cermin Cembung
Sinar-sinar Istimewa pada cermin Cembung :
Sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan
seolah-olah berasal dari titik fokus.
Sinar datang melalui titik fokus dipantulkan sejajar
sumbu utama.
Sinar datang melalui pusat kelengkungan cermin
dipantulkan melalui titik itu juga.
Sifat Bayangan :
Maya, tegak, diperkecil.
11. PEMANTULAN CAHAYA PADA
CERMIN CEKUNG
Cermin cekung bersifat konvergen, yaitu
bersifat mengumpulkan sinar. Berkas
sinar sejajar sumbu utama dipantulkan
mengumpul pada satu titik yang dinamakan
titik fokus. Cermin cekung di sebut juga
cermin konkaf atau cermin positif.
12. Pada gambar di atas di lukiskan cermin
cekung.. Jika sinar dating tidak terlalu jauh
dari sumbu utama sehingga titik A dekat
dengan titik B, maka FA dan MF mendekati
nilai FO. Karena MF = OF maka :
13. Dengan f adalah jarak fokus cermin.
Sinar – sinar istimewa pada cermin cekung
Ada 3 sinar istimewa yang dapat digunakan
untuk menentukan letak bayangan sebuah
benda yang berada di depan cermin cekung
yaitu:
14. 1.Sinar datang sejajar sumbu utama akan
dipantulkan melalui titik fokus
15. 2. Sinar datang melalui titik fokus
akan dipantulkan sejajar sumbu
utama
16. 3. Sinar datang menuju pusat
kelengkungan akan dipantulkan
kembali
17. FISIKA :: PEMANTULAN CAHAYA
PADA CERMIN CEMBUNG
Dalam mempelajari gejala pemantulan sinar pada
cermin cembung kamu harus mengetahui
jalan sinar atau gelombang cahaya pada cermin
cekung hal ini sangat diperlukan agar lebih mudah
untuk memahami pembentukan serta sifat-sifat
bayangan yang terjadi akibat
pemantulan sinar pada cermin cembung.Cermin
cembung sebagai salah satu bentuk cermin dari
tiga macam cermin yang kita kenal yaitu datar dan
cembung memiliki permukaan lengkung ke
depan atau jari-jarinya di belakangcermin.
18. Cermin cembung memiliki sifat divergen
atau menyebarkankan sinar yaitu bila ada
sinar datang yang sejajar sumbu utama maka
sinar tersebut akan dipantulkan seolah olah
berasal dari titik fokus kebalikan
dari pemantulan pada cermin cekung yang
mengumpulkan sinar. Titik fokus
pada cermincembung besarnya setengah
kali dari jari jari kelengkungan cermin, karena
cermin cembung adalah sebagai busur atau
juring dari bangun bola.
19. Sinar Istimewa Pemantulan
Cahaya Pada Cermin Cembung
Sinar datang yang sejajar dengan sumbu
utama akan dipantulkan seolah-olah berasal
dari titik fokus cermin (F)
20. Sinar datang menuju titik fokus cermin (F)
dipantulkan sejajar sumbu utama.
21. PEMBIASAN PADA LENSA
CEMBUNG
Sinar-sinar istimewa pada lensa cembung :
1 Sinar datang sejajar sumbu utama
dibiaskan menuju titik focus
22. 2 Sinar datang yang melalui titik pusat
lensa ( 0 ) tidak mengalami pembiasan
25. 3. Pembiasan Cahaya
a. Indeks Bias
n = indeks bias suatu medium
c = kecepatan cahaya di udara 3.108 m/s
v = kecepatan cahaya dlm medium
b. Hukum Pembiasan Cahaya
i = sudut datang
r’ = sudut bias
n = indeks bias medium 1
n’ = indeks bias medium 2
v
c
n
n
n'
r'
sin
i
sin
28. 4. Interferensi Cahaya
Adalah perpaduan dari 2 gelombang cahaya.
Agar hasil interferensinya mempunyai pola yang teratur, kedua
gelombang cahaya harus koheren, yaitu memiliki frekuensi dan
amplitudo yg sama serta selisih fase tetap.
Pola hasil interferensi ini dapat ditangkap pada layar, yaitu
Garis terang, merupakan hasil interferensi maksimum (saling
memperkuat atau konstruktif)
Garis gelap, merupakan hasil interferensi minimum (saling
memprlemah atau destruktif)
29. 6. Alat-alat Optik
1. Mata
2. Lup
3. Mikroskop
4. Teropong
1. Mata
Memiliki sebuah lensa yg berfungsi sbg alat optik.
Mata mempunyai penglihatan yang jelas pada daerah
yang dibatasi oleh dua titik yaitu titik dekat/
punctum proximum (titik terdekat yg masih dapat
dilihat jelas oleh mata yg berakomodasi sekuat2nya)
dan titik jauh/punctum remotum (titik terjauh yg
masih dapat dilihat jelas oleh mata yg tak
berakomodasi)
30. Mata Normal
Pada mata normal (emetropi) letak titik dekat (PP) terhadap
mata sekitar 25 cm, sedang letak titik jauh (PR)
terhadap mata adalah ~. Mata normal ini dapat melihat
dg jelas suatu benda yg letaknya jauh maupun dekat.
Benda jauh dilihatnya dg mata tak berakomodasi, sedang
benda dekat dilihatnya dg mata berakomodasi.
Cacat Mata
Rabun dekat (hipermetropi) Rabun Jauh (miopi)
Tidak mampu melihat benda2 dekat Tidak mampu melihat benda2 jauh
Titik dekatnya > 25 cm Titik dekatnya = 25 cm
Titik jauhnya ~ Titik jauhnya < ~
Dibantu dg kacamata positif Dibantu dg kacamata negatif
31. Lup
Menggunakan sebuah lensa cembung.
Untuk melihat benda2 kecil sehingga tampak lebih besar
dan jelas.
Sifat Bayangan :
Maya (didepan lup), tegak, diperbesar.
Perbesaran Anguler :
- mata tak berakomodasi - mata berakomodasi maks
γ = perbesaran anguler
Sn = titik dekat orang normal
f = jarak fokus lup
f
Sn
1
f
Sn
32. Teropong Bintang
Menggunakan 2 lensa positif.
Beda teropong bintang dg mikroskop :
mikroskop : fob < fok
letak benda dekat dg lensa objektif
teropong bintang: fob >> Fok
letak benda di jauh tak berhingga
Untuk mata tanpa akomodasi
Untuk mata berakomodasi maksimum
ok
ob
f
f
m
n
ok
n
ok
ob
ok
ob
S
f
S
f
f
s
f
m
33. Teropong Bumi
Menggunakan 3 lensa positif, sebagai lensa objektif,
pembalik dan okuler.
Utk mata tanpa akomodasi Utk mata akomodasi maks
Teropong Panggung
Menggunakan 2 lensa; lensa objektifnya positif, lensa
okulernya negatif.
Utk mata tanpa akomodasi Utk mata akomodasi maks
ok
ob
f
f
m
n
ok
n
ok
ob
ok
ob
S
f
S
f
f
s
f
m
ok
ob
f
f
m
n
ok
n
ok
ob
ok
ob
S
f
S
f
f
s
f
m