SlideShare a Scribd company logo
1 of 38
Bab 1

Bab 2

Bab 3

Bab 4

Bab 5

Bab 6

Bab 7

Struktur Atom, Sifat Periodik
Unsur, dan Bentuk Molekul
Bab 1

1

Struktur Atom, Sifat Periodik
Unsur, dan Bentuk Molekul
Bab 1

Bab 2

Bab 3

Bab 4

Bab 5

Bab 6

Bab 7

Peta Konsep
- Teori Kuantum Radiasi Planck
- Prinsip Ketidakpastian Heisenberg
- Teori Mekanika Gelombang
Schrodinger
- Bilangan Kuantum Utama
- Bilangan Kuantum Azimut
- Bilangan Kuantum Magnetik
- Prinsip Eksklusi Pauli
menentukan

Kedudukan
Elektron dalam
Atom

diatur

Atom
bergabung
membentuk

Atom

- Prinsip Aufbau
- Spin Elektron
pada Orbital
- Aturan Hund

Molekul
- Gaya
Antarmolekul
- Gaya van der
Waals
- Gaya DipolDipol
- Gaya London

dijabarkan
dalam

memiliki

Konfigurasi
Elektron
dalam Atom

- Jumlah
Pasangan
Elektron Terikat
- Jumlah
Pasangan
Elektron Bebas

menentukan
letak unsur
dalam

menentukan

Tabel Periodik
Unsur

Bentuk Molekul
(Teori VSEPR)
Bab 1

Bab 2

Bab 3

Bab 4

Bab 5

Bab 6

Bab 7

A. Teori Atom Mekanika Kuantum
1. Penjelasan Teori Atom Bohr dengan Teori Kuantum Radiasi Planck
Max Planck mendemonstrasikan bahwa semua radiasi
elektromagnet berkelakuan sebagaimana radiasi tersusun dari
satuan energi kecil yang disebut kuantum. Masing-masing
kuantum memiliki energi yang sebanding dengan frekuensi (ν)
sinar.
hc
c
Efoton =
Efoton = hν
υ=

λ

λ

Efoton = energi foton
h = tetapan Planck (6,625 × 10–34 J s)
c = kecepatan cahaya dalam ruang hampa (3 × 108 m s–1)
λ = panjang gelombang (m)
Bab 1

Bab 2

Bab 3

Bab 4

Bab 5

Bab 6

Bab 7

Menurut teori atom Bohr, terjadinya spektrum garis pada hidrogen
disebabkan adanya perpindahan elektron dari lintasan sebelah luar
(n2) ke lintasan yang lebih dalam (n1). Banyaknya energi yang
dipancarkan selama terjadinya perpindahan elektron dari n2 ke n1 atau
banyaknya energi yang diserap selama terjadinya perpindahan
elektron dari n1 ke n2 sesuai dengan teori kuantum seperti tertulis
dalam persamaan berikut.
Bab 1

Bab 2

Bab 3

Bab 4

Bab 6

Bab 5

Bab 7

Menurut teori atom Bohr, ada lima spektrum garis hidrogen, yaitu:
Deret
Lyman
Balmer
Pascen
Brackett
Pfun

n1

n2

1
2
3
4
5

2, 3, 4, ...
3, 4, 5, ...
4, 5, 6, ...
5, 6, 7, ...
6, 7, 8, ...

Kelima deret spektrum atom hidrogen tersebut berkaitan dengan
persamaan Rydberg.
RH = tetapan Rydberg 1,10 × 107 m–1
n1 = lintasan elektron ke- n1
n2 = lintasan elektron ke-n2
Bab 1

Bab 2

Bab 3

Bab 4

Bab 5

Bab 6

Bab 7

2. Kelemahan Teori Atom Bohr
Meskipun teori atom Bohr cukup memuaskan untuk menerangkan
sejumlah garis-garis spektrum hidrogen, teori tersebut tidak dapat
menerangkan banyak fakta eksperimen. Misalnya, teori atom Bohr
tidak dapat menerangkan elektron dapat didifraksikan melalui
sebuah kristal (peristiwa difraksi hanya dapat diterangkan dengan
teori gelombang).
Teori atom Bohr disempurnakan oleh teori atom mekanika kuantum.
Teori ini didasari oleh:
1. Hipotesis de Broglie
2. Prinsip ketidakpastian Heisenberg
Bab 1

Bab 2

Bab 3

Bab 4

Bab 5

Bab 6

Bab 7

3. Hipotesis de Broglie
Louis de Broglie (1924) mengemukakan bahwa elektron yang
bergerak mempunyai sifat-sifat gelombang.

mc2 = hυ = hc

λ

m= h
λc
Substitusi kecepatan cahaya (c) pada persamaan di atas, dengan
kecepatan elektron (v), menghasilkan persamaan:

m= h
λv

h
λ = mv

λ = panjang gelombang,
h = tetapan Planck,
m = massa elektron, dan
v = kecepatan elektron
Bab 1

Bab 2

Bab 3

Bab 4

Bab 5

Bab 6

Bab 7

4. Prinsip Ketidakpastian Heisenberg
Ketidakpastian Heisenberg pada prinsipnya berkaitan dengan suatu
partikel kecil yang bergerak dengan kecepatan tinggi seperti elektron
dalam atom.
Prinsip ketidakpastian Heisenberg menyatakan bahwa:
momentum dan posisi dari suatu partikel yang kecil tidak dapat
diketahui secara bersamaan (simultan) dengan derajat kepastian.
Prinsip ketidakpastian Heisenberg menerangkan suatu dasar
kelemahan model atom Bohr. Teori atom Bohr beranggapan bahwa
elektron memiliki orbit yang tepat. Dengan demikian, posisi (r) dan
momentum (mv) diketahui dengan tepat. Ini tidak sesuai dengan
prinsip Heisenberg.
Bab 1

Bab 2

Bab 3

Bab 4

Bab 5

Bab 6

Bab 7

5. Mekanika Gelombang (Mekanika Kuantum)
Kegagalan teori atom Bohr untuk menerangkan gerakan elektron
dalam atom diatasi oleh Erwin Schrödinger (1926) yang terkenal
sebagai mekanika gelombang atau mekanika kuantum. Dengan teori
ini, kedudukan elektron pada saat tertentu tidak dapat ditentukan
secara pasti, tetapi hanya dapat ditentukan kebolehjadiannya.
Kebolehjadian daerah dalam ruang yang dapat ditempati oleh
sejumlah elektron tertentu disebut orbital.
Masing-masing orbital dalam atom mempunyai energi tertentu,
sedangkan energi suatu elektron dalam atom ditentukan dengan
perhitungan berdasarkan teori mekanika gelombang tersebut.
Hasil penjabaran persamaan Schrödinger untuk atom hidrogen
menunjukkan bahwa energi suatu elektron ditentukan oleh bilangan
kuantum utama (n), bilangan kuantum azimut (ℓ), dan bilangan kuantum
magnetik (mℓ).
Bab 1

Bab 2

Bab 3

Bab 4

Bab 5

Bab 6

Bab 7

a. Bilangan Kuantum Utama (n)
Bilangan kuantum utama menunjukkan lintasan elektron atau kulit atom.
Harga bilangan kuantum utama (n)
: 1, 2, 3, 4, ….
Sesuai dengan lintasan ke
: 1, 2, 3, 4, ….
Sesuai dengan kulit atom
: K, L, M, N, ....
b. Bilangan Kuantum Azimut (Bilangan Kuantum Sekunder (ℓ ))
Bilangan kuantum ini menunjukkan di subkulit/sublintasan mana elektron
bergerak dan menentukan bentuk orbital.
Banyaknya harga ℓ di setiap harga n adalah 0, 1, ..., n – 1.
Orbital dengan harga ℓ = 0 disebut obrital s (sharp).
Orbital dengan harga ℓ = 1 disebut orbital p (principal).
Orbital dengan harga ℓ = 2 disebut obrital d (diffuse).
Orbital dengan harga ℓ = 3 disebut orbital f (fundamental).
Bab 1

Bab 2

Bab 3

Bab 4

Bab 5

Bab 6

Bab 7

c. Bilangan Kuantum Magnetik (mℓ)
Bilangan kuantum magnetik menunjukkan kedudukan atau orientasi
orbital.
Harga mℓ yang diizinkan adalah:
mℓ = –ℓ, (–ℓ + 1), ..., –1, 0, 1, ..., (+ℓ – 1), +ℓ
Untuk ℓ = 1 (subkulit p), harga mℓ = –1, 0, dan +1.
Jadi, subkulit p memiliki tiga tingkat energi yang setara atau tiga orbital.
Orbital biasa dituliskan dengan tanda garis (––) atau kotak ( ).
d. Bilangan Kuantum Spin (ms)
Bilangan kuantum spin (ms) memberikan gambaran tentang arah
perputaran elektron pada sumbunya sendiri.
Setiap ml mempunyai harga bilangan kuantum spin (ms) = +½ dan –½ .
Bab 1

Bab 2

Bab 3

Bab 4

Bab 5

Bab 6

Bab 7

6. Prinsip Pengecualian (Eksklusi) Pauli
Prinsip eksklusi Pauli (larangan Pauli) menyatakan:
“ dalam suatu atom tidak boleh ada dua elektron yang mempunyai
empat bilangan kuantum yang sama”.
Konsekuensi dari prinsip eksklusi Pauli tersebut adalah:
1. Banyaknya elektron maksimum yang dapat menempati suatu orbital
hanya dua elektron dengan spin yang berlawanan.
2. Banyaknya elektron maksimum yang dapat menempati suatu kulit
atom = 2n2, n adalah nomor kulit atom.
Masing-masing elektron dalam suatu atom memiliki keempat bilangan
kuantum n, ℓ , mℓ, dan ms yang khas.
Bab 1

Bab 2

Bab 3

Bab 4

Bab 5

Bab 6

Bab 7

7. Notasi Penulisan Elektron dalam Suatu Orbital Atom

x
nm

n = nomor kulit atom (bilangan kuantum utama),
mℓ = jenis orbital,
x = jumlah elektron

Contoh:
Orbital s pada kulit ke-2 (kulit L) mengandung 1 elektron maka
dituliskan: 2s1.
Orbital p pada kulit ke-3 (kulit M) mengandung 5 elektron maka
dituliskan: 3p5.
Orbital d pada kulit ke-4 (kulit N) mengandung 9 elektron maka
dituliskan: 4d9.
Bab 1

Bab 2

Bab 3

Bab 4

Bab 5

Bab 6

Bab 7

8. Energi Orbital
Energi orbital yang paling rendah adalah orbital yang paling dekat
dengan inti atom. Makin jauh dari inti, makin tinggi tingkat energinya.
Jika disingkat, susunan
tingkat energi orbital tersebut
adalah:
1s, 2s, 2p, 3s, 3p, 4s, 3d, 4p,
5s, 4d, 5p, 6s, 4f, 5d, 6p, 7s,
5f, 6d
Bab 1

Bab 2

Bab 3

Bab 4

Bab 5

Bab 6

Bab 7

Contoh:
Berilah notasi untuk orbital yang bilangan kuantum dan banyaknya
elektron:
A. n = 4, ℓ = 0, banyaknya elektron 1;
B. n = 3, ℓ = 1, banyaknya elektron 5.
Jawab:
A. Untuk ℓ = 0, orbitalnya s
n = 4 dengan jumlah elektron 1, notasi orbital tersebut: 4s1.
B. Untuk ℓ = 1, orbitalnya p
n = 3 dengan jumlah elektron 5, notasi orbital tersebut: 3p5.
Bab 1

Bab 2

Bab 3

Bab 4

Bab 5

Bab 6

Bab 7

9. Konfigurasi Elektron dalam Atom
Konfigurasi elektron dalam atom menggambarkan lokasi elektronelektron menurut orbital-orbital yang ditempati.
Konfigurasi elektron mengikuti prinsip Aufbau dan hukum Hund.
Prinsip Aufbau
“Penyusunan elektron atau konfigurasi elektron dimulai dari orbital yang
tingkat energinya paling rendah, kemudian meningkat ke orbital yang
tingkat energinya lebih tinggi. Begitu seterusnya hingga banyaknya
elektron yang ditambahkan sama dengan nomor atomnya”.
Hukum Hund
“Dalam keadaan dasar, elektron-elektron yang menempati orbital
setingkat akan berada pada keadaan spin yang sama.”
Bab 1

Bab 2

Bab 3

Bab 4

Bab 5

Bab 6

Bab 7

Contoh:
Konfigurasi elektron atom oksigen dengan nomor atom 8 adalah:
•2 elektron menempati orbital 1s,
•2 elektron menempati orbital 2s,
•2 elektron dengan spin berlawanan menempati orbital 2px,
•1 elektron menempati orbital 2py, dan
•1 elektron menempati orbital 2pz dengan arah spin yang sama
dengan elektron pada 2py
Bab 1

Bab 2

Bab 3

Bab 4

Bab 5

Bab 6

Bab 7

10. Konfigurasi Elektron Ion Positif dan Ion Negatif
Konfigurasi ion positif dan negatif bergantung pada jumlah elektron
yang dimiliki ion-ion tersebut. Sebagai contoh, konfigurasi ion Na+
dan F–. Ion Na+ dapat terbentuk jika atom Na melepaskan satu
elektronnya (pada 3s1), sedangkan ion F– dapat terbentuk jika atom
F menerima satu elektron.

Na

→

1s22s22p63s1

F
1s22s22p5

+

Na+

+

e–

1s22s22p6

e–

→

F–
1s22s22p6

Atom-atom atau ion-ion yang memiliki jumlah elektron yang sama
disebut isoelektronis dan konfigurasi elektronnya sama.
Bab 1

Bab 2

Bab 3

Bab 4

Bab 5

Bab 6

Bab 7

11. Konfigurasi Elektron Tereksitasi
Konfigurasi elektron tereksitasi adalah konfigurasi elektron pada saat
elektron menempati orbital yang tingkat energinya lebih tinggi.
Misalnya, konfigurasi elektron C dalam keadaan dasar:
↑↓
1s22s22p2 __
1s2

↑↓
__
2s2

↑
__
2px1

↑
__
2py1

__
2pz

Jika satu elektron pada orbital 2s dipindahkan (dipromosikan) ke
orbital 2p (tingkat energi 2p > 2s), terjadi keadaan tereksitasi.
Konfigurasi elektron C tereksitasi:
↑↓
1s22s12p3 __
1s2

↑
__
2s1

↑
__
2px1

↑
__
2py1

↑
__
2pz1
Bab 1

Bab 2

Bab 3

Bab 4

Bab 5

Bab 6

Bab 7

Contoh:
Berapa banyaknya elektron yang tidak berpasangan untuk atom 15P?
Jawab:
Konfigurasi elektron 15P adalah:

1 s2
2 s2
3 s2

p6
p3

Orbital 1s22s22p6 dan 3s2 telah terisi penuh, masing-masing telah
berpasangan. Orbital 3p3 belum penuh terisi elektron. Menurut Hund,
distribusi elektron 3p3 adalah:
↑
__
2px1

↑
__
2py1

↑
__
2pz1

Dalam atom 15P terdapat 3 elektron yang tidak berpasangan.
Bab 1

Bab 2

Bab 3

Bab 4

Bab 5

Bab 6

Bab 7

B. Hubungan Konfigurasi Elektron dengan Periode dan
Golongan dalam Tabel Periodik Unsur
1. Periode
Periode adalah lajur mendatar dalam tabel periodik unsur yang
menyatakan bilangan kuantum utama (n) tertinggi yang terisi
elektron.
 Periode ke-1, berisi unsur dengan bilangan kuantum utama
(n) tertinggi = 1 (kulit K).
 Periode ke-2, berisi unsur dengan bilangan kuantum utama
(n) tertinggi = 2 (kulit L). Begitu seterusnya.
Bilangan kuantum utama (n) tertinggi yang terisi elektron juga
dinamakan kulit atom terluar. Dengan demikian, kulit atom terluar
menyatakan nomor periode dalam tabel periodik unsur.
Bab 1

Bab 2

Bab 3

Bab 4

Bab 5

Bab 6

Bab 7

2. Golongan
Golongan adalah lajur vertikal dalam tabel periodik unsur.
Golongan utama (A) adalah unsur-unsur yang pengisian elektron
pada orbital-orbitalnya sesuai dengan prinsip Aufbau, elektron
terakhir masuk subkulit s atau p.
Nomor golongan ditunjukkan oleh jumlah elektron valensi (jumlah
elektron pada kulit terluar).
Golongan transisi (B) adalah unsur-unsur yang konfigurasi elektron
terluarnya melibatkan orbital d.
Nomor golongan ditunjukkan oleh jumlah elektron valensi pada
orbital: ns2 + (n – 1)d(1–10).
Bab 1

Bab 2

Bab 3

Bab 4

Bab 5

Bab 6

Bab 7

Contoh 1:
Tentukan periode dan golongan unsur 7N.
Jawab:
7

N, konfigurasi elektronnya: 1s22s22p3

Berdasarkan prinsip Aufbau, elektron terakhir masuk subkulit p,
menunjukkan golongan A.
Elektron valensi 7N = 2s22p3 = 2 + 3 = 5, termasuk golongan VA.
Nomor kulit tertinggi yang terisi elektron adalah 2 sehingga unsur N
terletak pada periode 2.
Bab 1

Bab 2

Bab 3

Bab 4

Bab 5

Bab 6

Bab 7

Contoh 2:
Tentukan periode dan golongan unsur

26

X.

Jawab:
X, konfigurasi elektronnya: 1s22s22p63s23p64s23d6

26

Nomor kulit tertinggi yang terisi elektron adalah 4 sehingga unsur X
terletak pada periode 4.
Elektron terakhir masuk subkulit d, menunjukkan golongan B.
Nomor golongan = 2 (jumlah elektron pada 4s) + 6 (3d berisi 6 elektron)
= 8 sehingga

26

X termasuk golongan VIIIB.
Bab 1

Bab 2

Bab 3

Bab 4

Bab 5

Bab 6

Bab 7

Catatan untuk unsur Transisi (golongan B)
 Jika jumlah elektron kulit terluar + elektron orbital d sebelum kulit

terluar = 9 atau 10, berarti termasuk golongan VIIIB, contoh 27Co dan
Ni.

28

 Jika jumlah elektron kulit terluar + elektron orbital d sebelum kulit
terluar lebih besar dari 10 maka dikurangi dengan 10, misalnya 29Cu
golongan IB dan 30Zn golongan IIB.
Cara lain:
Nomor golongan B = (jumlah elektron pada kulit terluar + jumlah
elektron pada kulit sebelum terluar) – 8 atau 18. Jika menyimpang,
termasuk golongan VIIIB (misalnya 17 – 8 = 9 atau 17 – 18 = –1.
Tidak ada golongan IXB atau –IB, berarti unsur tersebut golongan
VIIIB).
Bab 1

Bab 2

Bab 3

Bab 4

Bab 5

Bab 6

Bab 7

C. Teori Domain Elektron, Teori Hibridisasi, dan
Gaya Antarmolekul
1. Teori Domain Elektron




Suatu molekul terbentuk dari gabungan atom-atom yang
sejenis atau tidak sejenis melalui suatu ikatan.
Pasangan elektron yang digunakan secara bersama disebut
pasangan elektron ikatan (PEI).
Pasangan elektron yang tidak digunakan untuk ikatan disebut
pasangan elektron bebas (PEB).
Bab 1

Bab 2

Bab 3

Bab 4

Bab 5

Bab 6

Bab 7

Penyusunan elektron menurut teori domain elektron mengikuti
aturan berikut.
1. Pasangan-pasangan elektron ikatan dan pasangan-pasangan
elektron bebas di dalam suatu molekul akan menempati posisi di
sekitar atom pusat. Akibatnya, tolak-menolak antara pasanganpasangan elektron tersebut menjadi sekecil-kecilnya sehingga
pasangan-pasangan elektron akan berada pada posisi yang terjauh.
2. Kedudukan pasangan elektron yang terikat menentukan arah ikatan
kovalen sehingga menentukan bentuk molekul.
3. Pasangan-pasangan elektron bebas mengalami gaya tolak lebih
besar daripada pasangan-pasangan elektron ikatan. Akibatnya,
pasangan-pasangan elektron bebas akan mendorong pasanganpasangan elektron ikatan lebih dekat satu sama lain. Pasangan
elektron bebas akan menempati ruangan yang lebih luas.
Bab 1

Bab 2

Bab 3

Bab 4

Bab 5

Bab 6

Bab 7

Bentuk molekul ditentukan oleh banyaknya pasangan elektron ikatan
(PEI) dan pasangan elektron bebas (PEB)
Contoh
Senyawa

Bentuk Geometri Molekul Jumlah PEI

Jumlah PEB

CH4

Tetrahedaral

4

0

BF3

Segitiga datar
(trigonal planar)

3

0

NH3

Segitiga piramida
(trigonal piramida)

3

1

H2O

Membentuk
suatu sudut

2

2
Bab 1

Bab 2

Bab 3

Bab 4

Bab 5

Bab 6

Bab 7

Langkah-langkah dalam meramalkan bentuk molekul
berdasarkan teori domain elektron (VSEPR: Valence Shell
Electron Pair Repulsion) adalah sebagai berikut.
1. Menentukan elektron valensi masing-masing atom.
2. Menjumlahkan elektron-elektron valensi atom pusat dengan
elektron-elektron valensi atom lain yang digunakan untuk ikatan.
3. Menentukan banyaknya pasangan elektron, yaitu jumlah elektron
valensi yang telah ditentukan pada langkah ke-2 dibagi 2.
4. Menentukan banyaknya pasangan elektron ikatan dan pasangan
elektron bebas.
5. Meramalkan bentuk molekul yang terjadi
Bab 1

Bab 2

Bab 3

Bab 4

Bab 5

Bab 6

Bab 7

Contoh:
Jika diketahui nomor atom, P = 15 dan Cl= 17, ramalkan bentuk molekul PCl3.

Jawab:
(1) 15P, susunan elektronnya : 2–8–5 (elektron valensi P sebagai atom pusat = 5)
17

Cl, susunan elektronnya : 2–8–7 (elektron valensi Cl = 7)

elektron valensi P = 5
banyaknya elektron 3 atom Cl yang digunakan untuk ikatan = 3
(2)
Jumlah elektron di sekitar atom pusat =
8
(3)banyaknya pasangan elektron (PE) = 8/2 = 4
(4)banyaknya PEI = 3 (3 atom Cl dengan 1 atom P)
banyaknya PEB = PE – PEI = 4 – 3 = 1
(5) bentuk geometri yang terjadi akibat PEI = 3
dengan PEB = 1 adalah trigonal piramida.
Bab 1

Bab 2

Bab 3

Bab 4

Bab 5

Bab 6

Bab 7

2. Teori Hibridisasi
Hibridisasi adalah peristiwa pembauran/blasteran/pembastaran orbital-orbital
sehingga menghasilkan orbital baru yang disebut orbital hibrida. Bentuk
orbital hibrida hasil hibridisasi orbital bergantung pada jenis dan banyaknya
orbital yang mengalami hibridisasi.
Hibrida

Bentuk Hibrida

Contoh

sp

Lurus (Linear)

Be2, CdBr2, HgCl2

sp2

Segitiga datar
(Trigonal planar)

BF3, GaI3, B(CH3)3, SO3

sp3

Tetrahedral

CH4, SiH4, CCl4, GeH4, TiCl4,
SiF4

dsp2

Persegi
(segi empat datar)

XeF4, ICl4–

sp3d

Trigonal bipiramida

PCl5, MoCl5, TaCl5, AsCl5,
SF4, BrF3

d2sp3 atau
sp3d2

Oktahedral

SF6, ClF5, PF6–
Bab 1

Bab 2

Bab 3

Bab 4

Bab 5

Bab 6

Bab 7
Bab 1

Bab 2

Bab 3

Bab 4

Bab 5

Bab 6

Bab 7
Bab 1

Bab 2

Bab 3

Bab 4

Bab 5

Bab 6

Bab 7
Bab 1

Bab 2

Bab 3

Bab 4

Bab 5

Bab 6

Bab 7
Bab 1

Bab 2

Bab 3

Bab 4

Bab 5

Bab 6

Bab 7
Bab 1

Bab 2

Bab 3

Bab 4

Bab 5

Bab 6

Bab 7
Bab 1

Bab 2

Bab 3

Bab 4

Bab 5

Bab 6

Bab 7

3. Gaya Antarmolekul
a. Gaya van der Waals
Gaya yang terdapat antara molekul-molekul suatu kristal kovalen.
1) Gaya Dipol-Dipol: merupakan interaksi elektrostatik antara
molekul-molekul polar (dwikutub). Gaya dipol-dipol ini jauh
lebih kecil daripada ikatan ionik maupun ikatan kovalen.
2) Gaya London (gaya dispersi): gaya tarik antaratom yang
disebabkan oleh adanya dipol sementara dalam atom.
b. Ikatan Hidrogen
ikatan yang terjadi antara atom-atom hidrogen dengan atom-atom
yang harga elektronegativitasnya besar (N, O, dan F) dengan
gaya elektrostatik.

More Related Content

What's hot

Bentuk molekul (ketua bima)
Bentuk molekul (ketua bima)Bentuk molekul (ketua bima)
Bentuk molekul (ketua bima)Bima Tri Sakti
 
Bentuk Molekul ppt
Bentuk Molekul pptBentuk Molekul ppt
Bentuk Molekul ppthafizona
 
Geometri molekul
Geometri molekulGeometri molekul
Geometri molekultikafatikha
 
Struktur Molekul
Struktur MolekulStruktur Molekul
Struktur Molekulmocoz
 
konfigurasi elektron
konfigurasi elektronkonfigurasi elektron
konfigurasi elektronUdin Wardoyo
 
Fauziah harsyah 8136142009
Fauziah harsyah 8136142009Fauziah harsyah 8136142009
Fauziah harsyah 8136142009FauziahHarsyah
 
Konsep Struktur Atom dan Sistem
Konsep Struktur Atom dan SistemKonsep Struktur Atom dan Sistem
Konsep Struktur Atom dan Sistemmokhalfanz
 
Kplia struktur atom polielektron
Kplia struktur atom polielektronKplia struktur atom polielektron
Kplia struktur atom polielektronarykustriani
 
Teori atom modern (Teori Mekanika Kuantum)
Teori atom modern (Teori Mekanika Kuantum)Teori atom modern (Teori Mekanika Kuantum)
Teori atom modern (Teori Mekanika Kuantum)Kalderizer
 
Teori atom mekanika kuantum dan bentuk molekul
Teori atom mekanika kuantum dan bentuk molekulTeori atom mekanika kuantum dan bentuk molekul
Teori atom mekanika kuantum dan bentuk molekulRidhanty Husniah
 
Kelompok 4 bentuk molekul
Kelompok 4 bentuk molekulKelompok 4 bentuk molekul
Kelompok 4 bentuk molekulNur Latifah
 
Perkembangan teori atom, konfigurasi elektron dan mekanika
Perkembangan teori atom, konfigurasi elektron dan mekanikaPerkembangan teori atom, konfigurasi elektron dan mekanika
Perkembangan teori atom, konfigurasi elektron dan mekanikaAyu Aliyatun
 
Teori pasangan elektron
Teori pasangan elektronTeori pasangan elektron
Teori pasangan elektronEvi Vironita
 

What's hot (16)

Bentuk molekul
Bentuk molekulBentuk molekul
Bentuk molekul
 
Bentuk molekul (ketua bima)
Bentuk molekul (ketua bima)Bentuk molekul (ketua bima)
Bentuk molekul (ketua bima)
 
Bentuk Molekul ppt
Bentuk Molekul pptBentuk Molekul ppt
Bentuk Molekul ppt
 
Geometri molekul
Geometri molekulGeometri molekul
Geometri molekul
 
Struktur Molekul
Struktur MolekulStruktur Molekul
Struktur Molekul
 
konfigurasi elektron
konfigurasi elektronkonfigurasi elektron
konfigurasi elektron
 
Fauziah harsyah 8136142009
Fauziah harsyah 8136142009Fauziah harsyah 8136142009
Fauziah harsyah 8136142009
 
Struktur atom
Struktur atomStruktur atom
Struktur atom
 
Konsep Struktur Atom dan Sistem
Konsep Struktur Atom dan SistemKonsep Struktur Atom dan Sistem
Konsep Struktur Atom dan Sistem
 
Kplia struktur atom polielektron
Kplia struktur atom polielektronKplia struktur atom polielektron
Kplia struktur atom polielektron
 
Teori atom modern (Teori Mekanika Kuantum)
Teori atom modern (Teori Mekanika Kuantum)Teori atom modern (Teori Mekanika Kuantum)
Teori atom modern (Teori Mekanika Kuantum)
 
Teori atom mekanika kuantum dan bentuk molekul
Teori atom mekanika kuantum dan bentuk molekulTeori atom mekanika kuantum dan bentuk molekul
Teori atom mekanika kuantum dan bentuk molekul
 
47928667 konfigurasi-elektron
47928667 konfigurasi-elektron47928667 konfigurasi-elektron
47928667 konfigurasi-elektron
 
Kelompok 4 bentuk molekul
Kelompok 4 bentuk molekulKelompok 4 bentuk molekul
Kelompok 4 bentuk molekul
 
Perkembangan teori atom, konfigurasi elektron dan mekanika
Perkembangan teori atom, konfigurasi elektron dan mekanikaPerkembangan teori atom, konfigurasi elektron dan mekanika
Perkembangan teori atom, konfigurasi elektron dan mekanika
 
Teori pasangan elektron
Teori pasangan elektronTeori pasangan elektron
Teori pasangan elektron
 

Similar to Sifat Periodik Unsur

Bab 1 struktur atom, tabel periodik, dan ikatan kimia
Bab 1 struktur atom, tabel periodik, dan ikatan kimia Bab 1 struktur atom, tabel periodik, dan ikatan kimia
Bab 1 struktur atom, tabel periodik, dan ikatan kimia wafiqasfari
 
Bab 1 struktur atom,sistem periodik, ikatan kimia kelas xi
Bab 1 struktur atom,sistem periodik, ikatan kimia kelas xiBab 1 struktur atom,sistem periodik, ikatan kimia kelas xi
Bab 1 struktur atom,sistem periodik, ikatan kimia kelas xiSinta Sry
 
Bab1strukturatomsistemperiodikikatankimiakelasxi 141109045814-conversion-gate01
Bab1strukturatomsistemperiodikikatankimiakelasxi 141109045814-conversion-gate01Bab1strukturatomsistemperiodikikatankimiakelasxi 141109045814-conversion-gate01
Bab1strukturatomsistemperiodikikatankimiakelasxi 141109045814-conversion-gate01sanoptri
 
Bab1 struktur atom, sistem periodik dan ikatan kimia | Kimia Kelas XI
Bab1 struktur atom, sistem periodik dan ikatan kimia | Kimia Kelas XIBab1 struktur atom, sistem periodik dan ikatan kimia | Kimia Kelas XI
Bab1 struktur atom, sistem periodik dan ikatan kimia | Kimia Kelas XIBayu Ariantika Irsan
 
struktur atom, sistem periodik, dan ikatan kimia
struktur atom, sistem periodik, dan ikatan kimiastruktur atom, sistem periodik, dan ikatan kimia
struktur atom, sistem periodik, dan ikatan kimiamfebri26
 
tugas Fisika man
tugas Fisika mantugas Fisika man
tugas Fisika mangooner29
 
Presentasi Atom Lengkap
Presentasi Atom LengkapPresentasi Atom Lengkap
Presentasi Atom LengkapKevin Suryo
 
Mapping program struktur atom bohr dan mekanika kuantum fixxxx
Mapping program struktur atom bohr dan mekanika kuantum fixxxxMapping program struktur atom bohr dan mekanika kuantum fixxxx
Mapping program struktur atom bohr dan mekanika kuantum fixxxxDwi Karyani
 
Worksheet konf elektron mekanika kuantum dan diagram obital
Worksheet konf elektron mekanika kuantum dan diagram obitalWorksheet konf elektron mekanika kuantum dan diagram obital
Worksheet konf elektron mekanika kuantum dan diagram obitalAffan Salaffudin
 
Bab 1 struktur atom dan tabel periodik
Bab 1 struktur atom dan tabel periodik Bab 1 struktur atom dan tabel periodik
Bab 1 struktur atom dan tabel periodik AudiCB
 
47928667 konfigurasi-elektron
47928667 konfigurasi-elektron47928667 konfigurasi-elektron
47928667 konfigurasi-elektronWarnet Raha
 
PPT Perkembangan Model ATom P-1(1).ppt
PPT Perkembangan Model ATom P-1(1).pptPPT Perkembangan Model ATom P-1(1).ppt
PPT Perkembangan Model ATom P-1(1).pptSeniBudayaSMAMuhamma
 

Similar to Sifat Periodik Unsur (20)

Bahan ajar kimia xi
Bahan ajar kimia xiBahan ajar kimia xi
Bahan ajar kimia xi
 
Bab 1 struktur atom, tabel periodik, dan ikatan kimia
Bab 1 struktur atom, tabel periodik, dan ikatan kimia Bab 1 struktur atom, tabel periodik, dan ikatan kimia
Bab 1 struktur atom, tabel periodik, dan ikatan kimia
 
Bab 1 struktur atom,sistem periodik, ikatan kimia kelas xi
Bab 1 struktur atom,sistem periodik, ikatan kimia kelas xiBab 1 struktur atom,sistem periodik, ikatan kimia kelas xi
Bab 1 struktur atom,sistem periodik, ikatan kimia kelas xi
 
Bab1strukturatomsistemperiodikikatankimiakelasxi 141109045814-conversion-gate01
Bab1strukturatomsistemperiodikikatankimiakelasxi 141109045814-conversion-gate01Bab1strukturatomsistemperiodikikatankimiakelasxi 141109045814-conversion-gate01
Bab1strukturatomsistemperiodikikatankimiakelasxi 141109045814-conversion-gate01
 
Bab1 stru
Bab1 struBab1 stru
Bab1 stru
 
Bab1 struktur atom, sistem periodik dan ikatan kimia | Kimia Kelas XI
Bab1 struktur atom, sistem periodik dan ikatan kimia | Kimia Kelas XIBab1 struktur atom, sistem periodik dan ikatan kimia | Kimia Kelas XI
Bab1 struktur atom, sistem periodik dan ikatan kimia | Kimia Kelas XI
 
struktur atom, sistem periodik, dan ikatan kimia
struktur atom, sistem periodik, dan ikatan kimiastruktur atom, sistem periodik, dan ikatan kimia
struktur atom, sistem periodik, dan ikatan kimia
 
tugas Fisika man
tugas Fisika mantugas Fisika man
tugas Fisika man
 
Atom Berelektron Banyak
Atom Berelektron BanyakAtom Berelektron Banyak
Atom Berelektron Banyak
 
Presentasi Atom Lengkap
Presentasi Atom LengkapPresentasi Atom Lengkap
Presentasi Atom Lengkap
 
Mapping program struktur atom bohr dan mekanika kuantum fixxxx
Mapping program struktur atom bohr dan mekanika kuantum fixxxxMapping program struktur atom bohr dan mekanika kuantum fixxxx
Mapping program struktur atom bohr dan mekanika kuantum fixxxx
 
Fisika atom
Fisika atomFisika atom
Fisika atom
 
Worksheet konf elektron mekanika kuantum dan diagram obital
Worksheet konf elektron mekanika kuantum dan diagram obitalWorksheet konf elektron mekanika kuantum dan diagram obital
Worksheet konf elektron mekanika kuantum dan diagram obital
 
Bab 1 struktur atom dan tabel periodik
Bab 1 struktur atom dan tabel periodik Bab 1 struktur atom dan tabel periodik
Bab 1 struktur atom dan tabel periodik
 
2. ATOM.pptx
2. ATOM.pptx2. ATOM.pptx
2. ATOM.pptx
 
Makalah fisika-atom
Makalah fisika-atomMakalah fisika-atom
Makalah fisika-atom
 
47928667 konfigurasi-elektron
47928667 konfigurasi-elektron47928667 konfigurasi-elektron
47928667 konfigurasi-elektron
 
Fisika tumpak
Fisika tumpakFisika tumpak
Fisika tumpak
 
Atom bohr
Atom bohrAtom bohr
Atom bohr
 
PPT Perkembangan Model ATom P-1(1).ppt
PPT Perkembangan Model ATom P-1(1).pptPPT Perkembangan Model ATom P-1(1).ppt
PPT Perkembangan Model ATom P-1(1).ppt
 

Sifat Periodik Unsur

  • 1. Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7 Struktur Atom, Sifat Periodik Unsur, dan Bentuk Molekul Bab 1 1 Struktur Atom, Sifat Periodik Unsur, dan Bentuk Molekul
  • 2. Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7 Peta Konsep - Teori Kuantum Radiasi Planck - Prinsip Ketidakpastian Heisenberg - Teori Mekanika Gelombang Schrodinger - Bilangan Kuantum Utama - Bilangan Kuantum Azimut - Bilangan Kuantum Magnetik - Prinsip Eksklusi Pauli menentukan Kedudukan Elektron dalam Atom diatur Atom bergabung membentuk Atom - Prinsip Aufbau - Spin Elektron pada Orbital - Aturan Hund Molekul - Gaya Antarmolekul - Gaya van der Waals - Gaya DipolDipol - Gaya London dijabarkan dalam memiliki Konfigurasi Elektron dalam Atom - Jumlah Pasangan Elektron Terikat - Jumlah Pasangan Elektron Bebas menentukan letak unsur dalam menentukan Tabel Periodik Unsur Bentuk Molekul (Teori VSEPR)
  • 3. Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7 A. Teori Atom Mekanika Kuantum 1. Penjelasan Teori Atom Bohr dengan Teori Kuantum Radiasi Planck Max Planck mendemonstrasikan bahwa semua radiasi elektromagnet berkelakuan sebagaimana radiasi tersusun dari satuan energi kecil yang disebut kuantum. Masing-masing kuantum memiliki energi yang sebanding dengan frekuensi (ν) sinar. hc c Efoton = Efoton = hν υ= λ λ Efoton = energi foton h = tetapan Planck (6,625 × 10–34 J s) c = kecepatan cahaya dalam ruang hampa (3 × 108 m s–1) λ = panjang gelombang (m)
  • 4. Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7 Menurut teori atom Bohr, terjadinya spektrum garis pada hidrogen disebabkan adanya perpindahan elektron dari lintasan sebelah luar (n2) ke lintasan yang lebih dalam (n1). Banyaknya energi yang dipancarkan selama terjadinya perpindahan elektron dari n2 ke n1 atau banyaknya energi yang diserap selama terjadinya perpindahan elektron dari n1 ke n2 sesuai dengan teori kuantum seperti tertulis dalam persamaan berikut.
  • 5. Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 6 Bab 5 Bab 7 Menurut teori atom Bohr, ada lima spektrum garis hidrogen, yaitu: Deret Lyman Balmer Pascen Brackett Pfun n1 n2 1 2 3 4 5 2, 3, 4, ... 3, 4, 5, ... 4, 5, 6, ... 5, 6, 7, ... 6, 7, 8, ... Kelima deret spektrum atom hidrogen tersebut berkaitan dengan persamaan Rydberg. RH = tetapan Rydberg 1,10 × 107 m–1 n1 = lintasan elektron ke- n1 n2 = lintasan elektron ke-n2
  • 6. Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7 2. Kelemahan Teori Atom Bohr Meskipun teori atom Bohr cukup memuaskan untuk menerangkan sejumlah garis-garis spektrum hidrogen, teori tersebut tidak dapat menerangkan banyak fakta eksperimen. Misalnya, teori atom Bohr tidak dapat menerangkan elektron dapat didifraksikan melalui sebuah kristal (peristiwa difraksi hanya dapat diterangkan dengan teori gelombang). Teori atom Bohr disempurnakan oleh teori atom mekanika kuantum. Teori ini didasari oleh: 1. Hipotesis de Broglie 2. Prinsip ketidakpastian Heisenberg
  • 7. Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7 3. Hipotesis de Broglie Louis de Broglie (1924) mengemukakan bahwa elektron yang bergerak mempunyai sifat-sifat gelombang. mc2 = hυ = hc λ m= h λc Substitusi kecepatan cahaya (c) pada persamaan di atas, dengan kecepatan elektron (v), menghasilkan persamaan: m= h λv h λ = mv λ = panjang gelombang, h = tetapan Planck, m = massa elektron, dan v = kecepatan elektron
  • 8. Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7 4. Prinsip Ketidakpastian Heisenberg Ketidakpastian Heisenberg pada prinsipnya berkaitan dengan suatu partikel kecil yang bergerak dengan kecepatan tinggi seperti elektron dalam atom. Prinsip ketidakpastian Heisenberg menyatakan bahwa: momentum dan posisi dari suatu partikel yang kecil tidak dapat diketahui secara bersamaan (simultan) dengan derajat kepastian. Prinsip ketidakpastian Heisenberg menerangkan suatu dasar kelemahan model atom Bohr. Teori atom Bohr beranggapan bahwa elektron memiliki orbit yang tepat. Dengan demikian, posisi (r) dan momentum (mv) diketahui dengan tepat. Ini tidak sesuai dengan prinsip Heisenberg.
  • 9. Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7 5. Mekanika Gelombang (Mekanika Kuantum) Kegagalan teori atom Bohr untuk menerangkan gerakan elektron dalam atom diatasi oleh Erwin Schrödinger (1926) yang terkenal sebagai mekanika gelombang atau mekanika kuantum. Dengan teori ini, kedudukan elektron pada saat tertentu tidak dapat ditentukan secara pasti, tetapi hanya dapat ditentukan kebolehjadiannya. Kebolehjadian daerah dalam ruang yang dapat ditempati oleh sejumlah elektron tertentu disebut orbital. Masing-masing orbital dalam atom mempunyai energi tertentu, sedangkan energi suatu elektron dalam atom ditentukan dengan perhitungan berdasarkan teori mekanika gelombang tersebut. Hasil penjabaran persamaan Schrödinger untuk atom hidrogen menunjukkan bahwa energi suatu elektron ditentukan oleh bilangan kuantum utama (n), bilangan kuantum azimut (ℓ), dan bilangan kuantum magnetik (mℓ).
  • 10. Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7 a. Bilangan Kuantum Utama (n) Bilangan kuantum utama menunjukkan lintasan elektron atau kulit atom. Harga bilangan kuantum utama (n) : 1, 2, 3, 4, …. Sesuai dengan lintasan ke : 1, 2, 3, 4, …. Sesuai dengan kulit atom : K, L, M, N, .... b. Bilangan Kuantum Azimut (Bilangan Kuantum Sekunder (ℓ )) Bilangan kuantum ini menunjukkan di subkulit/sublintasan mana elektron bergerak dan menentukan bentuk orbital. Banyaknya harga ℓ di setiap harga n adalah 0, 1, ..., n – 1. Orbital dengan harga ℓ = 0 disebut obrital s (sharp). Orbital dengan harga ℓ = 1 disebut orbital p (principal). Orbital dengan harga ℓ = 2 disebut obrital d (diffuse). Orbital dengan harga ℓ = 3 disebut orbital f (fundamental).
  • 11. Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7 c. Bilangan Kuantum Magnetik (mℓ) Bilangan kuantum magnetik menunjukkan kedudukan atau orientasi orbital. Harga mℓ yang diizinkan adalah: mℓ = –ℓ, (–ℓ + 1), ..., –1, 0, 1, ..., (+ℓ – 1), +ℓ Untuk ℓ = 1 (subkulit p), harga mℓ = –1, 0, dan +1. Jadi, subkulit p memiliki tiga tingkat energi yang setara atau tiga orbital. Orbital biasa dituliskan dengan tanda garis (––) atau kotak ( ). d. Bilangan Kuantum Spin (ms) Bilangan kuantum spin (ms) memberikan gambaran tentang arah perputaran elektron pada sumbunya sendiri. Setiap ml mempunyai harga bilangan kuantum spin (ms) = +½ dan –½ .
  • 12. Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7 6. Prinsip Pengecualian (Eksklusi) Pauli Prinsip eksklusi Pauli (larangan Pauli) menyatakan: “ dalam suatu atom tidak boleh ada dua elektron yang mempunyai empat bilangan kuantum yang sama”. Konsekuensi dari prinsip eksklusi Pauli tersebut adalah: 1. Banyaknya elektron maksimum yang dapat menempati suatu orbital hanya dua elektron dengan spin yang berlawanan. 2. Banyaknya elektron maksimum yang dapat menempati suatu kulit atom = 2n2, n adalah nomor kulit atom. Masing-masing elektron dalam suatu atom memiliki keempat bilangan kuantum n, ℓ , mℓ, dan ms yang khas.
  • 13. Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7 7. Notasi Penulisan Elektron dalam Suatu Orbital Atom x nm n = nomor kulit atom (bilangan kuantum utama), mℓ = jenis orbital, x = jumlah elektron Contoh: Orbital s pada kulit ke-2 (kulit L) mengandung 1 elektron maka dituliskan: 2s1. Orbital p pada kulit ke-3 (kulit M) mengandung 5 elektron maka dituliskan: 3p5. Orbital d pada kulit ke-4 (kulit N) mengandung 9 elektron maka dituliskan: 4d9.
  • 14. Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7 8. Energi Orbital Energi orbital yang paling rendah adalah orbital yang paling dekat dengan inti atom. Makin jauh dari inti, makin tinggi tingkat energinya. Jika disingkat, susunan tingkat energi orbital tersebut adalah: 1s, 2s, 2p, 3s, 3p, 4s, 3d, 4p, 5s, 4d, 5p, 6s, 4f, 5d, 6p, 7s, 5f, 6d
  • 15. Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7 Contoh: Berilah notasi untuk orbital yang bilangan kuantum dan banyaknya elektron: A. n = 4, ℓ = 0, banyaknya elektron 1; B. n = 3, ℓ = 1, banyaknya elektron 5. Jawab: A. Untuk ℓ = 0, orbitalnya s n = 4 dengan jumlah elektron 1, notasi orbital tersebut: 4s1. B. Untuk ℓ = 1, orbitalnya p n = 3 dengan jumlah elektron 5, notasi orbital tersebut: 3p5.
  • 16. Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7 9. Konfigurasi Elektron dalam Atom Konfigurasi elektron dalam atom menggambarkan lokasi elektronelektron menurut orbital-orbital yang ditempati. Konfigurasi elektron mengikuti prinsip Aufbau dan hukum Hund. Prinsip Aufbau “Penyusunan elektron atau konfigurasi elektron dimulai dari orbital yang tingkat energinya paling rendah, kemudian meningkat ke orbital yang tingkat energinya lebih tinggi. Begitu seterusnya hingga banyaknya elektron yang ditambahkan sama dengan nomor atomnya”. Hukum Hund “Dalam keadaan dasar, elektron-elektron yang menempati orbital setingkat akan berada pada keadaan spin yang sama.”
  • 17. Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7 Contoh: Konfigurasi elektron atom oksigen dengan nomor atom 8 adalah: •2 elektron menempati orbital 1s, •2 elektron menempati orbital 2s, •2 elektron dengan spin berlawanan menempati orbital 2px, •1 elektron menempati orbital 2py, dan •1 elektron menempati orbital 2pz dengan arah spin yang sama dengan elektron pada 2py
  • 18. Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7 10. Konfigurasi Elektron Ion Positif dan Ion Negatif Konfigurasi ion positif dan negatif bergantung pada jumlah elektron yang dimiliki ion-ion tersebut. Sebagai contoh, konfigurasi ion Na+ dan F–. Ion Na+ dapat terbentuk jika atom Na melepaskan satu elektronnya (pada 3s1), sedangkan ion F– dapat terbentuk jika atom F menerima satu elektron. Na → 1s22s22p63s1 F 1s22s22p5 + Na+ + e– 1s22s22p6 e– → F– 1s22s22p6 Atom-atom atau ion-ion yang memiliki jumlah elektron yang sama disebut isoelektronis dan konfigurasi elektronnya sama.
  • 19. Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7 11. Konfigurasi Elektron Tereksitasi Konfigurasi elektron tereksitasi adalah konfigurasi elektron pada saat elektron menempati orbital yang tingkat energinya lebih tinggi. Misalnya, konfigurasi elektron C dalam keadaan dasar: ↑↓ 1s22s22p2 __ 1s2 ↑↓ __ 2s2 ↑ __ 2px1 ↑ __ 2py1 __ 2pz Jika satu elektron pada orbital 2s dipindahkan (dipromosikan) ke orbital 2p (tingkat energi 2p > 2s), terjadi keadaan tereksitasi. Konfigurasi elektron C tereksitasi: ↑↓ 1s22s12p3 __ 1s2 ↑ __ 2s1 ↑ __ 2px1 ↑ __ 2py1 ↑ __ 2pz1
  • 20. Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7 Contoh: Berapa banyaknya elektron yang tidak berpasangan untuk atom 15P? Jawab: Konfigurasi elektron 15P adalah: 1 s2 2 s2 3 s2 p6 p3 Orbital 1s22s22p6 dan 3s2 telah terisi penuh, masing-masing telah berpasangan. Orbital 3p3 belum penuh terisi elektron. Menurut Hund, distribusi elektron 3p3 adalah: ↑ __ 2px1 ↑ __ 2py1 ↑ __ 2pz1 Dalam atom 15P terdapat 3 elektron yang tidak berpasangan.
  • 21. Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7 B. Hubungan Konfigurasi Elektron dengan Periode dan Golongan dalam Tabel Periodik Unsur 1. Periode Periode adalah lajur mendatar dalam tabel periodik unsur yang menyatakan bilangan kuantum utama (n) tertinggi yang terisi elektron.  Periode ke-1, berisi unsur dengan bilangan kuantum utama (n) tertinggi = 1 (kulit K).  Periode ke-2, berisi unsur dengan bilangan kuantum utama (n) tertinggi = 2 (kulit L). Begitu seterusnya. Bilangan kuantum utama (n) tertinggi yang terisi elektron juga dinamakan kulit atom terluar. Dengan demikian, kulit atom terluar menyatakan nomor periode dalam tabel periodik unsur.
  • 22. Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7 2. Golongan Golongan adalah lajur vertikal dalam tabel periodik unsur. Golongan utama (A) adalah unsur-unsur yang pengisian elektron pada orbital-orbitalnya sesuai dengan prinsip Aufbau, elektron terakhir masuk subkulit s atau p. Nomor golongan ditunjukkan oleh jumlah elektron valensi (jumlah elektron pada kulit terluar). Golongan transisi (B) adalah unsur-unsur yang konfigurasi elektron terluarnya melibatkan orbital d. Nomor golongan ditunjukkan oleh jumlah elektron valensi pada orbital: ns2 + (n – 1)d(1–10).
  • 23. Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7 Contoh 1: Tentukan periode dan golongan unsur 7N. Jawab: 7 N, konfigurasi elektronnya: 1s22s22p3 Berdasarkan prinsip Aufbau, elektron terakhir masuk subkulit p, menunjukkan golongan A. Elektron valensi 7N = 2s22p3 = 2 + 3 = 5, termasuk golongan VA. Nomor kulit tertinggi yang terisi elektron adalah 2 sehingga unsur N terletak pada periode 2.
  • 24. Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7 Contoh 2: Tentukan periode dan golongan unsur 26 X. Jawab: X, konfigurasi elektronnya: 1s22s22p63s23p64s23d6 26 Nomor kulit tertinggi yang terisi elektron adalah 4 sehingga unsur X terletak pada periode 4. Elektron terakhir masuk subkulit d, menunjukkan golongan B. Nomor golongan = 2 (jumlah elektron pada 4s) + 6 (3d berisi 6 elektron) = 8 sehingga 26 X termasuk golongan VIIIB.
  • 25. Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7 Catatan untuk unsur Transisi (golongan B)  Jika jumlah elektron kulit terluar + elektron orbital d sebelum kulit terluar = 9 atau 10, berarti termasuk golongan VIIIB, contoh 27Co dan Ni. 28  Jika jumlah elektron kulit terluar + elektron orbital d sebelum kulit terluar lebih besar dari 10 maka dikurangi dengan 10, misalnya 29Cu golongan IB dan 30Zn golongan IIB. Cara lain: Nomor golongan B = (jumlah elektron pada kulit terluar + jumlah elektron pada kulit sebelum terluar) – 8 atau 18. Jika menyimpang, termasuk golongan VIIIB (misalnya 17 – 8 = 9 atau 17 – 18 = –1. Tidak ada golongan IXB atau –IB, berarti unsur tersebut golongan VIIIB).
  • 26. Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7 C. Teori Domain Elektron, Teori Hibridisasi, dan Gaya Antarmolekul 1. Teori Domain Elektron    Suatu molekul terbentuk dari gabungan atom-atom yang sejenis atau tidak sejenis melalui suatu ikatan. Pasangan elektron yang digunakan secara bersama disebut pasangan elektron ikatan (PEI). Pasangan elektron yang tidak digunakan untuk ikatan disebut pasangan elektron bebas (PEB).
  • 27. Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7 Penyusunan elektron menurut teori domain elektron mengikuti aturan berikut. 1. Pasangan-pasangan elektron ikatan dan pasangan-pasangan elektron bebas di dalam suatu molekul akan menempati posisi di sekitar atom pusat. Akibatnya, tolak-menolak antara pasanganpasangan elektron tersebut menjadi sekecil-kecilnya sehingga pasangan-pasangan elektron akan berada pada posisi yang terjauh. 2. Kedudukan pasangan elektron yang terikat menentukan arah ikatan kovalen sehingga menentukan bentuk molekul. 3. Pasangan-pasangan elektron bebas mengalami gaya tolak lebih besar daripada pasangan-pasangan elektron ikatan. Akibatnya, pasangan-pasangan elektron bebas akan mendorong pasanganpasangan elektron ikatan lebih dekat satu sama lain. Pasangan elektron bebas akan menempati ruangan yang lebih luas.
  • 28. Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7 Bentuk molekul ditentukan oleh banyaknya pasangan elektron ikatan (PEI) dan pasangan elektron bebas (PEB) Contoh Senyawa Bentuk Geometri Molekul Jumlah PEI Jumlah PEB CH4 Tetrahedaral 4 0 BF3 Segitiga datar (trigonal planar) 3 0 NH3 Segitiga piramida (trigonal piramida) 3 1 H2O Membentuk suatu sudut 2 2
  • 29. Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7 Langkah-langkah dalam meramalkan bentuk molekul berdasarkan teori domain elektron (VSEPR: Valence Shell Electron Pair Repulsion) adalah sebagai berikut. 1. Menentukan elektron valensi masing-masing atom. 2. Menjumlahkan elektron-elektron valensi atom pusat dengan elektron-elektron valensi atom lain yang digunakan untuk ikatan. 3. Menentukan banyaknya pasangan elektron, yaitu jumlah elektron valensi yang telah ditentukan pada langkah ke-2 dibagi 2. 4. Menentukan banyaknya pasangan elektron ikatan dan pasangan elektron bebas. 5. Meramalkan bentuk molekul yang terjadi
  • 30. Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7 Contoh: Jika diketahui nomor atom, P = 15 dan Cl= 17, ramalkan bentuk molekul PCl3. Jawab: (1) 15P, susunan elektronnya : 2–8–5 (elektron valensi P sebagai atom pusat = 5) 17 Cl, susunan elektronnya : 2–8–7 (elektron valensi Cl = 7) elektron valensi P = 5 banyaknya elektron 3 atom Cl yang digunakan untuk ikatan = 3 (2) Jumlah elektron di sekitar atom pusat = 8 (3)banyaknya pasangan elektron (PE) = 8/2 = 4 (4)banyaknya PEI = 3 (3 atom Cl dengan 1 atom P) banyaknya PEB = PE – PEI = 4 – 3 = 1 (5) bentuk geometri yang terjadi akibat PEI = 3 dengan PEB = 1 adalah trigonal piramida.
  • 31. Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7 2. Teori Hibridisasi Hibridisasi adalah peristiwa pembauran/blasteran/pembastaran orbital-orbital sehingga menghasilkan orbital baru yang disebut orbital hibrida. Bentuk orbital hibrida hasil hibridisasi orbital bergantung pada jenis dan banyaknya orbital yang mengalami hibridisasi. Hibrida Bentuk Hibrida Contoh sp Lurus (Linear) Be2, CdBr2, HgCl2 sp2 Segitiga datar (Trigonal planar) BF3, GaI3, B(CH3)3, SO3 sp3 Tetrahedral CH4, SiH4, CCl4, GeH4, TiCl4, SiF4 dsp2 Persegi (segi empat datar) XeF4, ICl4– sp3d Trigonal bipiramida PCl5, MoCl5, TaCl5, AsCl5, SF4, BrF3 d2sp3 atau sp3d2 Oktahedral SF6, ClF5, PF6–
  • 32. Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7
  • 33. Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7
  • 34. Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7
  • 35. Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7
  • 36. Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7
  • 37. Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7
  • 38. Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7 3. Gaya Antarmolekul a. Gaya van der Waals Gaya yang terdapat antara molekul-molekul suatu kristal kovalen. 1) Gaya Dipol-Dipol: merupakan interaksi elektrostatik antara molekul-molekul polar (dwikutub). Gaya dipol-dipol ini jauh lebih kecil daripada ikatan ionik maupun ikatan kovalen. 2) Gaya London (gaya dispersi): gaya tarik antaratom yang disebabkan oleh adanya dipol sementara dalam atom. b. Ikatan Hidrogen ikatan yang terjadi antara atom-atom hidrogen dengan atom-atom yang harga elektronegativitasnya besar (N, O, dan F) dengan gaya elektrostatik.