SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
OBAT SISTEM PERNAPASAN
 CARA atau Chronic Aspecific Respiratory

Affections, mencakup semua penyakit
saluran pernapasan yang bercirikan
penyumbatan (obstruksi) bronchi disertai
pengembangan mukosa (udema) dan sekresi
dahak (sputum) berlebihan.
 Penyakit tersebut meliputi
asma, bronkhitis, dan emfisema paru (COPD
= chronic obstructive pulmonary diseases)
ASMA
 Asma atau bengek adalah suatu penyakit alergi
kronis bercirikan serangan sesak napas akut secara
berkala yang disertai batuk dan hipersekresi dahak,
pada serangan hebat penyaluran udara ke darah
lemah sehingga penderita membiru kulitnya
(cyanosis),sebaliknya pengeluaran napas dipersulit
dengan meningkatnya kadar CO2 dalam darah.
 Serangan asma biasa berlangsung selama beberapa
menit hingga beberapa jam dan dapat diatasi dengan
pemberian obat secara inhalasi atau oral. Tetapi
dalam keadaan gawat perlu diberi suntikan adrenalin,
teofillin dan atau kortikosteroid.
 Umumnya jenis asma yang bersifat alergi

sudah dimulai dari masa kanak-kanak
dan didahului oleh gejala alergi lain.
 Pasien asma memiliki kepekaan terhadap
infeksi saluran napas,kebanyakan
terhadap virus. Akibatnya adalah
peradangan bronkhi yang juga dapat
menimbulkan serangan asma
BRONCHITIS KRONIS
 Penyakit ini bercirikan batuk
produktif/menahun dengan pengeluaran
banyak sputum tanpa sesak napas atau
hanya ringan.
 Biasanya disebabkan oleh infeksi pada
saluran pernapasan.
 Pengobatan dengan antibiotik selama
minimal 10 hari agar infeksi tidak
terulang/kambuh.
EMFISEMA PARU

 Penyakit yang bercirikan sesak napas
terus menerus yang hebat pada

waktu mengeluarkan tenaga dan
seringkali dengan perasaan letih dan
tidak bergairah.
 Penyebabnya bronkhitis kronis
dengan batuk menahun serta asma.
TINDAKAN UMUM
 Mencegah timbulnya reaksi antigen-antibody dan
serangan asma, misalnya dengan menjaga
kebersihan (sanitasi) seperti menyingkirkan
semua rangsangan luar terutama binatangbinatang peliharaan, rumah harus slalu
dibersihkan setiap hari khususnya kasur,sprei dan
selimut. Begitu juga faktor lainnya seperti suhu,

dingin, asap dan kabut harus dihindari.
 Berhenti merokok karena asap rokok dapat
menimbulkan bronkokontriksi dan memperburuk
asma.
 Fisioterapi, menepuk-nepuk bagian dada guna

mempermudah pengeluaran sputum, latihan
pernapasan.
 Mencegah infeksi primer dengan vaksinasi atau
menggunakan obat-obat yang meningkatkan
ketahanan tubuh, seperti tingtur Echinacea.
 Pemberian antibiotik pada pasien asma dan
bronchitis dengan infeksi bakteri. Umumnya
diberikan Amoxisillin atau Doksisiklin.
Pengobatan asma dan bronchitis dibagi
dalam 3 kategori

 Terapi serangan akut
Pada keadaan ini pemberian obat
bronkhospasmolitik untuk melepaskan kejang
bronchi. Sebagai obat pilihan adalah Salbutamol
atau Terbutalin. sebaiknya secara inhalasi (efek
3 – 5 menit).kemudian dibantu dengan
Aminophilin dalam bentuk suppositoria. Obat
pilihan lain adalah Efedrin dan Isoprenalin
dapat diberikan sebagai tablet, hanya saja
efeknya kelihatan kurang lebih 1 jam.
Inhalasi dapat diulang setelah 15 menit
sebelum memberikan efek. Bila yang
kedua ini juga belum memberikan efek
i.v. Aminophillin atau Salbutamol.
Sebagai tindakan terakhir dengan
adrenalin i.v.
 Status asmathicus
Pada keadaan ini efek bronkhodilator
hanya ringan dan lambat. Ini disebabkan
oleh blokade reseptor beta karena adanya
infeksi saluran pernapasan. Pengobatan
dengan suntikan salbutamol atau
aminophillin dosis tinggi ( 200-400 mg
per jam sampai maksimum 4 gram
sehari).
 Terapi pencegahan

Dilakukan dengan pemberian
bronkhodilator misalnya salbutamol,
ipratropium atau teofillin, bila karena
alergi perlu ditambahkan ketotifen.
Penggolonan obat asma
Berdasarkan mekanisme kerjanya :
 antialergika adalah zat-zat yang bekerja
menstabilkan mastcell, hingga tidak
pecah dan melepaskan histamin. Obat ini
sangat berguna untuk mencegah serangan
asma dan rhinitis alergi. β2 adrenergika
dan antihistamin seperti ketotifen dan
oksatomida.
 Bronkhodilator mekanisme kerja obat ini adalah

merangsang sistem adrenergik sehingga
memberikan efek bronkhodilatasi.
Adrenergika : khususnya β2 simpatomimetika, zat
ini bekerja selektif terhadap reseptor β2
(bronkhospasmolyse) dan tidak bekerja pada β1
(stimulasi jantung). Kelompok β2 mimetik seperti
salbutamol, fenoterol, terbutalin, prokaterol,dll.
Sedangkan bekerja pada reseptor β2 adalah
efedrin, isoprenalin, adrenalin .
Antikolinergika , bekerja memblokir
reseptor saraf kolinergik pada otot polos
bronchi sehingga aktivitas saraf
adrenergik menjadi dominan dengan efek
bronkhodilatasi. Seperti ipratropium.
Derivat xantin, mempunyai daya
bronkhodilatasi berdasarkan
penghambatan enzim fosfodiesterase.
Seperti teofillin, aminofillin.
 Antihistaminika, obat ini memblokir reseptor

histamin sehingga mencegah bronkhokontriksi.
Seperti ketotifen, oksatomida dll.
 Kortikosteroida, daya bronchodilatasinya
berdasarkan mempertinggi kepekaan reseptor β2
melawan efek mediator seperti gatal dan
radang.penggunaan terutama pada serangan asma
akibat infeksi virus atau bakteri. Penggunaan
jangka panjang harus dihindari karena efek
samping yaitu osteoporosis, borok lambung, dll.
Seperti
hidrokortison, prednison, dexametason, betameta
son.


Ekspektoransia, efeknya mencairkan
dahak sehingga mudah dikeluarkan. Pada
serangan akut obat ini berguna terutama
bila lendir sangat kental dan sukar
dikeluarkan.
mekanisme kerjanya adalah merangsang
mukosa lambung dan sekresi saluran
napas sehingga menurunkan viskositas
lendir. Seperti bromheksin, amonium
klorida.
OBAT-OBAT BATUK
 Batuk adalah suatu reflek fisiologi yang

dapat berlangsung baik dalam keadaan sehat
maupun sakit. Reflek tersebut terjadi karena
adanya rangsangan pada selaput lendir
pernapasan yang terletak dibeberapa bagian
dari tenggorokan dan cabang-cabangnya.
Reflek tadi berfungsi mengeluarkan dan
membersihkan saluran pernapasan dari zatzat perangsang, sehingga merupakan suatu
mekanisme perlindungan tubuh.
Sebab-sebab batuk
 Reflek batuk dapat timbul karena radang ( infeksi
saluran pernapasan, alergi).
 sebab mekanis seperti debu, perubahan suhu

yang mendadak dan rangsangan kimia (gas, baubauan)
 batuk terutama disebabkan oleh virus influenza
dan bakteri.
 Batuk dapat pula merupakan gejala yang lazim
pada penyakit tifus, radang paru-paru, tumor
saluran pernapasan, dll.
pengobatan
 Pengobatan batuk pertama mencari dan

mengobati penyebabnya. Selanjutnya dilakukan
pengobatan simptomatiknya yang harus
dibedakan antara batuk produktif dengan batuk
non produktif.
 Batuk produktif suatu mekanisme perlindungan
tubuh dengan fungsi mengeluarkan zat asing
(kuman, debu,dll) dan dahak dari tenggorokan,
maka jenis batuk ini tidak boleh ditekan tetapi
digunakan obat golongan ekspektoransia yang
berguna untuk mencairkan dahak yang kental dan
mempermudah pengeluarannya dari saluran
pernapasan.
 Batuk non produktif, batuk yang tidak

berguna sehingga harus ditekan. Untuk
menekan batuk ini digunakan obat golongan
pereda batuk, yang berkhasiat menekan
rangsangan batuk yang bekerja sentral
maupun perifer.
 Untuk batuk yang disebabkan alergi
digunakan kombinasi dengan ekspektoransia.
Misalnya sirup yang mengandung
antihistamin seperti prometazine dan
diphenhidramin.
Penggolongan obat batuk
 Obat batuk dibagi alam 2 golongan besar :
1. zat-zat yang bekerja sentral

Zat ini bekerja menekan rangsangan batuk dipusat
batuk yang terletak disumsum lanjutan (medula)
dan juga bekerja diotak dengan efek
menenangkan.
Zat ini terbagi atas : zat-zat adiktif yaitu pulvis
opii, pulvis doveri dan codein.
Zat-zat non adiktif yaitu
noskapin, dekstrometorphan,
2. Zat yang bekerja perifer
Obat yang bekerja diluar SSP dan dibagi atas:
 emolliensia , zat ini memperlunak rangsangan
batuk, memperlicin tenggorokan sehingga tidak
kering dan melunakkan selaput lendir yang
teriritasi. Contohnya syrup thymi.
 ekspektoransia, zat ini memperbanyak produksi
dahak (yang encer) dan mengurangi kekentalanya
sehingga mempermudah pengeluarannya dengan
batuk. Contohnya KI, amonium klorida, GG.


mukolitik, mengurangi viskositas dahak
(mengencerkan dahak) dan
mengeluarkannya. Zat ini digunakan
untuk batuk yang sangat kental.
Contohnya bromheksin, ambroksol.
 zat-zat pereda, zat ini meredakan batuk
dengan cara menghambat reseptor
sensibel di saluran napas. Contoh
oksolamin, tipepidin.

More Related Content

What's hot

HUBUNGAN STRUKTUR DAN AKTIVITAS OBAT OBAT Periper Nervous Sistem
HUBUNGAN STRUKTUR DAN AKTIVITAS OBAT OBAT Periper Nervous SistemHUBUNGAN STRUKTUR DAN AKTIVITAS OBAT OBAT Periper Nervous Sistem
HUBUNGAN STRUKTUR DAN AKTIVITAS OBAT OBAT Periper Nervous SistemSofiaNofianti
 
3.1.5.1 psikofarmakoterapi
3.1.5.1   psikofarmakoterapi3.1.5.1   psikofarmakoterapi
3.1.5.1 psikofarmakoterapiAhmad Muhtar
 
pengobatan luka bakar
pengobatan luka bakarpengobatan luka bakar
pengobatan luka bakarGek Mayang
 
Menentukan ld50 (lethal dose) sipermetrin
Menentukan ld50 (lethal dose) sipermetrinMenentukan ld50 (lethal dose) sipermetrin
Menentukan ld50 (lethal dose) sipermetrinNovi Fachrunnisa
 
Pendahuluan minyak atsiri dan tanaman penghasil
Pendahuluan minyak atsiri dan tanaman penghasilPendahuluan minyak atsiri dan tanaman penghasil
Pendahuluan minyak atsiri dan tanaman penghasilFafa Wilda Maulana
 
Skeletal Muscle Relaxants
Skeletal Muscle RelaxantsSkeletal Muscle Relaxants
Skeletal Muscle RelaxantsUsmanKhalid135
 
Soal dan Pembahasan Farmakologi Molekular
Soal dan Pembahasan Farmakologi MolekularSoal dan Pembahasan Farmakologi Molekular
Soal dan Pembahasan Farmakologi MolekularNesha Mutiara
 
Klp 1 calcium channel blokers (cc bs)
Klp 1 calcium channel blokers (cc bs)Klp 1 calcium channel blokers (cc bs)
Klp 1 calcium channel blokers (cc bs)Alljabar Rahmat
 
Contoh brosur suspensi paracetamol
Contoh brosur suspensi paracetamolContoh brosur suspensi paracetamol
Contoh brosur suspensi paracetamolMina Audina
 
Rangkuman Toksikologi dan Antidotum
Rangkuman Toksikologi dan AntidotumRangkuman Toksikologi dan Antidotum
Rangkuman Toksikologi dan AntidotumNesha Mutiara
 
FARMAKOLOGI ANTIASMA
FARMAKOLOGI ANTIASMAFARMAKOLOGI ANTIASMA
FARMAKOLOGI ANTIASMASapan Nada
 
PHARMACEUTICAL CARE UNTUK PENDERITA GANGGUAN DEPRESIF
PHARMACEUTICAL CARE UNTUK PENDERITA GANGGUAN DEPRESIFPHARMACEUTICAL CARE UNTUK PENDERITA GANGGUAN DEPRESIF
PHARMACEUTICAL CARE UNTUK PENDERITA GANGGUAN DEPRESIFRatih Aini
 

What's hot (20)

Tablet
TabletTablet
Tablet
 
Simpatomimetik
SimpatomimetikSimpatomimetik
Simpatomimetik
 
HUBUNGAN STRUKTUR DAN AKTIVITAS OBAT OBAT Periper Nervous Sistem
HUBUNGAN STRUKTUR DAN AKTIVITAS OBAT OBAT Periper Nervous SistemHUBUNGAN STRUKTUR DAN AKTIVITAS OBAT OBAT Periper Nervous Sistem
HUBUNGAN STRUKTUR DAN AKTIVITAS OBAT OBAT Periper Nervous Sistem
 
3.1.5.1 psikofarmakoterapi
3.1.5.1   psikofarmakoterapi3.1.5.1   psikofarmakoterapi
3.1.5.1 psikofarmakoterapi
 
pengobatan luka bakar
pengobatan luka bakarpengobatan luka bakar
pengobatan luka bakar
 
Menentukan ld50 (lethal dose) sipermetrin
Menentukan ld50 (lethal dose) sipermetrinMenentukan ld50 (lethal dose) sipermetrin
Menentukan ld50 (lethal dose) sipermetrin
 
Histamin
HistaminHistamin
Histamin
 
Parkinson
ParkinsonParkinson
Parkinson
 
Obat kardiovaskuler
Obat kardiovaskulerObat kardiovaskuler
Obat kardiovaskuler
 
Pendahuluan minyak atsiri dan tanaman penghasil
Pendahuluan minyak atsiri dan tanaman penghasilPendahuluan minyak atsiri dan tanaman penghasil
Pendahuluan minyak atsiri dan tanaman penghasil
 
Skeletal Muscle Relaxants
Skeletal Muscle RelaxantsSkeletal Muscle Relaxants
Skeletal Muscle Relaxants
 
Liam 10 mg for mpo
Liam 10 mg for mpoLiam 10 mg for mpo
Liam 10 mg for mpo
 
Nama obat AKPER PEMKAB MUNA
Nama obat AKPER PEMKAB MUNANama obat AKPER PEMKAB MUNA
Nama obat AKPER PEMKAB MUNA
 
Soal dan Pembahasan Farmakologi Molekular
Soal dan Pembahasan Farmakologi MolekularSoal dan Pembahasan Farmakologi Molekular
Soal dan Pembahasan Farmakologi Molekular
 
Klp 1 calcium channel blokers (cc bs)
Klp 1 calcium channel blokers (cc bs)Klp 1 calcium channel blokers (cc bs)
Klp 1 calcium channel blokers (cc bs)
 
Farmakologi obat pencernaan
Farmakologi obat pencernaanFarmakologi obat pencernaan
Farmakologi obat pencernaan
 
Contoh brosur suspensi paracetamol
Contoh brosur suspensi paracetamolContoh brosur suspensi paracetamol
Contoh brosur suspensi paracetamol
 
Rangkuman Toksikologi dan Antidotum
Rangkuman Toksikologi dan AntidotumRangkuman Toksikologi dan Antidotum
Rangkuman Toksikologi dan Antidotum
 
FARMAKOLOGI ANTIASMA
FARMAKOLOGI ANTIASMAFARMAKOLOGI ANTIASMA
FARMAKOLOGI ANTIASMA
 
PHARMACEUTICAL CARE UNTUK PENDERITA GANGGUAN DEPRESIF
PHARMACEUTICAL CARE UNTUK PENDERITA GANGGUAN DEPRESIFPHARMACEUTICAL CARE UNTUK PENDERITA GANGGUAN DEPRESIF
PHARMACEUTICAL CARE UNTUK PENDERITA GANGGUAN DEPRESIF
 

Viewers also liked

10 obat-obat-infeksi-saluran-pernafasan-atas
10 obat-obat-infeksi-saluran-pernafasan-atas10 obat-obat-infeksi-saluran-pernafasan-atas
10 obat-obat-infeksi-saluran-pernafasan-atasakbardaus88
 
Obat antihipertensi
Obat antihipertensiObat antihipertensi
Obat antihipertensiDenindra Tea
 
Obat saluran nafas farmakologi
Obat saluran nafas farmakologiObat saluran nafas farmakologi
Obat saluran nafas farmakologiZharfa Setiawan
 
Obat saluran pernafasan
Obat saluran pernafasan Obat saluran pernafasan
Obat saluran pernafasan Dedi Kun
 
Obat sistem pencernaan
Obat sistem pencernaan Obat sistem pencernaan
Obat sistem pencernaan Dedi Kun
 
Obat sistem endokrin
Obat sistem endokrin Obat sistem endokrin
Obat sistem endokrin Dedi Kun
 
Patologi dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi tubuh
Patologi dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi tubuhPatologi dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi tubuh
Patologi dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi tubuhFaris Andrianto
 
Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...
Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...
Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...pjj_kemenkes
 
Hormon insulin dan glukagon
Hormon insulin dan glukagonHormon insulin dan glukagon
Hormon insulin dan glukagonRolly Scavengers
 
Patogenesis dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi
Patogenesis dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsiPatogenesis dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi
Patogenesis dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsipjj_kemenkes
 

Viewers also liked (12)

10 obat-obat-infeksi-saluran-pernafasan-atas
10 obat-obat-infeksi-saluran-pernafasan-atas10 obat-obat-infeksi-saluran-pernafasan-atas
10 obat-obat-infeksi-saluran-pernafasan-atas
 
Obat antihipertensi
Obat antihipertensiObat antihipertensi
Obat antihipertensi
 
Obat saluran nafas farmakologi
Obat saluran nafas farmakologiObat saluran nafas farmakologi
Obat saluran nafas farmakologi
 
Obat saluran pernafasan
Obat saluran pernafasan Obat saluran pernafasan
Obat saluran pernafasan
 
Obat sistem pencernaan
Obat sistem pencernaan Obat sistem pencernaan
Obat sistem pencernaan
 
Obat sistem endokrin
Obat sistem endokrin Obat sistem endokrin
Obat sistem endokrin
 
Obat saluran pencernaan
Obat saluran pencernaanObat saluran pencernaan
Obat saluran pencernaan
 
Ekspektoran
EkspektoranEkspektoran
Ekspektoran
 
Patologi dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi tubuh
Patologi dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi tubuhPatologi dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi tubuh
Patologi dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi tubuh
 
Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...
Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...
Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...
 
Hormon insulin dan glukagon
Hormon insulin dan glukagonHormon insulin dan glukagon
Hormon insulin dan glukagon
 
Patogenesis dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi
Patogenesis dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsiPatogenesis dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi
Patogenesis dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi
 

Similar to Obat sistem pernapasan AKPER PEMKAB MUNA

Similar to Obat sistem pernapasan AKPER PEMKAB MUNA (20)

Sistem saluran pernapasan-WPS Office.pptx
Sistem saluran pernapasan-WPS Office.pptxSistem saluran pernapasan-WPS Office.pptx
Sistem saluran pernapasan-WPS Office.pptx
 
Obat sistem respirasi
Obat sistem respirasiObat sistem respirasi
Obat sistem respirasi
 
Hampir jadi 1
Hampir jadi 1Hampir jadi 1
Hampir jadi 1
 
Asma
AsmaAsma
Asma
 
Macam macam jenis penyakit pada sistem pernapasan 3
Macam macam jenis penyakit pada sistem pernapasan 3Macam macam jenis penyakit pada sistem pernapasan 3
Macam macam jenis penyakit pada sistem pernapasan 3
 
Penyakit pernafasan (Asma)
Penyakit pernafasan (Asma)Penyakit pernafasan (Asma)
Penyakit pernafasan (Asma)
 
Asma ppt (2)
Asma ppt (2)Asma ppt (2)
Asma ppt (2)
 
6. farmakologi ASMA.pptx
6. farmakologi ASMA.pptx6. farmakologi ASMA.pptx
6. farmakologi ASMA.pptx
 
Batuk
BatukBatuk
Batuk
 
9. OBAT SISTEM RESPIRASI.pptx
9. OBAT SISTEM RESPIRASI.pptx9. OBAT SISTEM RESPIRASI.pptx
9. OBAT SISTEM RESPIRASI.pptx
 
Asma bronchiale
Asma bronchialeAsma bronchiale
Asma bronchiale
 
PPT Kel 4 Farmakologi.pptx
PPT Kel 4 Farmakologi.pptxPPT Kel 4 Farmakologi.pptx
PPT Kel 4 Farmakologi.pptx
 
Asma bronkial
Asma bronkialAsma bronkial
Asma bronkial
 
Asma bronkhial
Asma bronkhialAsma bronkhial
Asma bronkhial
 
Asma bronkhial AKPER PEMKAB MUNA
Asma bronkhial AKPER PEMKAB MUNA Asma bronkhial AKPER PEMKAB MUNA
Asma bronkhial AKPER PEMKAB MUNA
 
Kelompok 15 ppt farmasi
Kelompok 15 ppt farmasiKelompok 15 ppt farmasi
Kelompok 15 ppt farmasi
 
Asma 2
Asma 2Asma 2
Asma 2
 
Keperawatan dudut2
Keperawatan dudut2Keperawatan dudut2
Keperawatan dudut2
 
Modul 1 pernafasan ok
Modul 1 pernafasan okModul 1 pernafasan ok
Modul 1 pernafasan ok
 
Farmasi klinik kasus
Farmasi klinik kasus Farmasi klinik kasus
Farmasi klinik kasus
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Obat sistem pernapasan AKPER PEMKAB MUNA

  • 2.  CARA atau Chronic Aspecific Respiratory Affections, mencakup semua penyakit saluran pernapasan yang bercirikan penyumbatan (obstruksi) bronchi disertai pengembangan mukosa (udema) dan sekresi dahak (sputum) berlebihan.  Penyakit tersebut meliputi asma, bronkhitis, dan emfisema paru (COPD = chronic obstructive pulmonary diseases)
  • 3. ASMA  Asma atau bengek adalah suatu penyakit alergi kronis bercirikan serangan sesak napas akut secara berkala yang disertai batuk dan hipersekresi dahak, pada serangan hebat penyaluran udara ke darah lemah sehingga penderita membiru kulitnya (cyanosis),sebaliknya pengeluaran napas dipersulit dengan meningkatnya kadar CO2 dalam darah.  Serangan asma biasa berlangsung selama beberapa menit hingga beberapa jam dan dapat diatasi dengan pemberian obat secara inhalasi atau oral. Tetapi dalam keadaan gawat perlu diberi suntikan adrenalin, teofillin dan atau kortikosteroid.
  • 4.  Umumnya jenis asma yang bersifat alergi sudah dimulai dari masa kanak-kanak dan didahului oleh gejala alergi lain.  Pasien asma memiliki kepekaan terhadap infeksi saluran napas,kebanyakan terhadap virus. Akibatnya adalah peradangan bronkhi yang juga dapat menimbulkan serangan asma
  • 5. BRONCHITIS KRONIS  Penyakit ini bercirikan batuk produktif/menahun dengan pengeluaran banyak sputum tanpa sesak napas atau hanya ringan.  Biasanya disebabkan oleh infeksi pada saluran pernapasan.  Pengobatan dengan antibiotik selama minimal 10 hari agar infeksi tidak terulang/kambuh.
  • 6. EMFISEMA PARU  Penyakit yang bercirikan sesak napas terus menerus yang hebat pada waktu mengeluarkan tenaga dan seringkali dengan perasaan letih dan tidak bergairah.  Penyebabnya bronkhitis kronis dengan batuk menahun serta asma.
  • 7. TINDAKAN UMUM  Mencegah timbulnya reaksi antigen-antibody dan serangan asma, misalnya dengan menjaga kebersihan (sanitasi) seperti menyingkirkan semua rangsangan luar terutama binatangbinatang peliharaan, rumah harus slalu dibersihkan setiap hari khususnya kasur,sprei dan selimut. Begitu juga faktor lainnya seperti suhu, dingin, asap dan kabut harus dihindari.  Berhenti merokok karena asap rokok dapat menimbulkan bronkokontriksi dan memperburuk asma.
  • 8.  Fisioterapi, menepuk-nepuk bagian dada guna mempermudah pengeluaran sputum, latihan pernapasan.  Mencegah infeksi primer dengan vaksinasi atau menggunakan obat-obat yang meningkatkan ketahanan tubuh, seperti tingtur Echinacea.  Pemberian antibiotik pada pasien asma dan bronchitis dengan infeksi bakteri. Umumnya diberikan Amoxisillin atau Doksisiklin.
  • 9. Pengobatan asma dan bronchitis dibagi dalam 3 kategori  Terapi serangan akut Pada keadaan ini pemberian obat bronkhospasmolitik untuk melepaskan kejang bronchi. Sebagai obat pilihan adalah Salbutamol atau Terbutalin. sebaiknya secara inhalasi (efek 3 – 5 menit).kemudian dibantu dengan Aminophilin dalam bentuk suppositoria. Obat pilihan lain adalah Efedrin dan Isoprenalin dapat diberikan sebagai tablet, hanya saja efeknya kelihatan kurang lebih 1 jam.
  • 10. Inhalasi dapat diulang setelah 15 menit sebelum memberikan efek. Bila yang kedua ini juga belum memberikan efek i.v. Aminophillin atau Salbutamol. Sebagai tindakan terakhir dengan adrenalin i.v.
  • 11.  Status asmathicus Pada keadaan ini efek bronkhodilator hanya ringan dan lambat. Ini disebabkan oleh blokade reseptor beta karena adanya infeksi saluran pernapasan. Pengobatan dengan suntikan salbutamol atau aminophillin dosis tinggi ( 200-400 mg per jam sampai maksimum 4 gram sehari).
  • 12.  Terapi pencegahan Dilakukan dengan pemberian bronkhodilator misalnya salbutamol, ipratropium atau teofillin, bila karena alergi perlu ditambahkan ketotifen.
  • 13. Penggolonan obat asma Berdasarkan mekanisme kerjanya :  antialergika adalah zat-zat yang bekerja menstabilkan mastcell, hingga tidak pecah dan melepaskan histamin. Obat ini sangat berguna untuk mencegah serangan asma dan rhinitis alergi. β2 adrenergika dan antihistamin seperti ketotifen dan oksatomida.
  • 14.  Bronkhodilator mekanisme kerja obat ini adalah merangsang sistem adrenergik sehingga memberikan efek bronkhodilatasi. Adrenergika : khususnya β2 simpatomimetika, zat ini bekerja selektif terhadap reseptor β2 (bronkhospasmolyse) dan tidak bekerja pada β1 (stimulasi jantung). Kelompok β2 mimetik seperti salbutamol, fenoterol, terbutalin, prokaterol,dll. Sedangkan bekerja pada reseptor β2 adalah efedrin, isoprenalin, adrenalin .
  • 15. Antikolinergika , bekerja memblokir reseptor saraf kolinergik pada otot polos bronchi sehingga aktivitas saraf adrenergik menjadi dominan dengan efek bronkhodilatasi. Seperti ipratropium. Derivat xantin, mempunyai daya bronkhodilatasi berdasarkan penghambatan enzim fosfodiesterase. Seperti teofillin, aminofillin.
  • 16.  Antihistaminika, obat ini memblokir reseptor histamin sehingga mencegah bronkhokontriksi. Seperti ketotifen, oksatomida dll.  Kortikosteroida, daya bronchodilatasinya berdasarkan mempertinggi kepekaan reseptor β2 melawan efek mediator seperti gatal dan radang.penggunaan terutama pada serangan asma akibat infeksi virus atau bakteri. Penggunaan jangka panjang harus dihindari karena efek samping yaitu osteoporosis, borok lambung, dll. Seperti hidrokortison, prednison, dexametason, betameta son.
  • 17.  Ekspektoransia, efeknya mencairkan dahak sehingga mudah dikeluarkan. Pada serangan akut obat ini berguna terutama bila lendir sangat kental dan sukar dikeluarkan. mekanisme kerjanya adalah merangsang mukosa lambung dan sekresi saluran napas sehingga menurunkan viskositas lendir. Seperti bromheksin, amonium klorida.
  • 18. OBAT-OBAT BATUK  Batuk adalah suatu reflek fisiologi yang dapat berlangsung baik dalam keadaan sehat maupun sakit. Reflek tersebut terjadi karena adanya rangsangan pada selaput lendir pernapasan yang terletak dibeberapa bagian dari tenggorokan dan cabang-cabangnya. Reflek tadi berfungsi mengeluarkan dan membersihkan saluran pernapasan dari zatzat perangsang, sehingga merupakan suatu mekanisme perlindungan tubuh.
  • 19. Sebab-sebab batuk  Reflek batuk dapat timbul karena radang ( infeksi saluran pernapasan, alergi).  sebab mekanis seperti debu, perubahan suhu yang mendadak dan rangsangan kimia (gas, baubauan)  batuk terutama disebabkan oleh virus influenza dan bakteri.  Batuk dapat pula merupakan gejala yang lazim pada penyakit tifus, radang paru-paru, tumor saluran pernapasan, dll.
  • 20. pengobatan  Pengobatan batuk pertama mencari dan mengobati penyebabnya. Selanjutnya dilakukan pengobatan simptomatiknya yang harus dibedakan antara batuk produktif dengan batuk non produktif.  Batuk produktif suatu mekanisme perlindungan tubuh dengan fungsi mengeluarkan zat asing (kuman, debu,dll) dan dahak dari tenggorokan, maka jenis batuk ini tidak boleh ditekan tetapi digunakan obat golongan ekspektoransia yang berguna untuk mencairkan dahak yang kental dan mempermudah pengeluarannya dari saluran pernapasan.
  • 21.  Batuk non produktif, batuk yang tidak berguna sehingga harus ditekan. Untuk menekan batuk ini digunakan obat golongan pereda batuk, yang berkhasiat menekan rangsangan batuk yang bekerja sentral maupun perifer.  Untuk batuk yang disebabkan alergi digunakan kombinasi dengan ekspektoransia. Misalnya sirup yang mengandung antihistamin seperti prometazine dan diphenhidramin.
  • 22. Penggolongan obat batuk  Obat batuk dibagi alam 2 golongan besar : 1. zat-zat yang bekerja sentral Zat ini bekerja menekan rangsangan batuk dipusat batuk yang terletak disumsum lanjutan (medula) dan juga bekerja diotak dengan efek menenangkan. Zat ini terbagi atas : zat-zat adiktif yaitu pulvis opii, pulvis doveri dan codein. Zat-zat non adiktif yaitu noskapin, dekstrometorphan,
  • 23. 2. Zat yang bekerja perifer Obat yang bekerja diluar SSP dan dibagi atas:  emolliensia , zat ini memperlunak rangsangan batuk, memperlicin tenggorokan sehingga tidak kering dan melunakkan selaput lendir yang teriritasi. Contohnya syrup thymi.  ekspektoransia, zat ini memperbanyak produksi dahak (yang encer) dan mengurangi kekentalanya sehingga mempermudah pengeluarannya dengan batuk. Contohnya KI, amonium klorida, GG.
  • 24.  mukolitik, mengurangi viskositas dahak (mengencerkan dahak) dan mengeluarkannya. Zat ini digunakan untuk batuk yang sangat kental. Contohnya bromheksin, ambroksol.  zat-zat pereda, zat ini meredakan batuk dengan cara menghambat reseptor sensibel di saluran napas. Contoh oksolamin, tipepidin.