3. Pasar bersama ASEAN dan basis
produksi
Kompetisi di kalangan anggota
menjadi semakin terbuka
Gap dalam pembangunan yang
semakin kecil
Wilayah yang terintegrasi dan mampu
berkompetisi dengan masyarakat
regional lainnya
5. Pemahaman para pejabat publik di daerah
tentang masyarakat ekonomi ASEAN dan
dampaknya?
Bandingkan negara-negara lain, seperti Malaysia,
Thailand, Brunei, dsb
Pembaharuan regulasi, tata pemerintahan
(governance) untuk menjadikan pemerintah
menjadi lingkungan bisnis yang sehat, kapasitas
daerah untuk menjaga pasar kompetitif
Daya saing pelaku bisnis
Daya tarik investasi
6. Pengetahuan masyarakat tentang masyarakat
ekonomi ASEAN dan implikasinya
Seberapa banyak masyarakat faham tentang MEA
dan implikasi bagi kehidupannya
Kesiapan mereka berkompetisi dan memanfaatakan
peluang pasar dan investasi
Kesadaran nasional dan kecintaan terhadap
produk dalam negeri, Sense of Citizenship
Lihat Korea Selatan, Cina
Kesiapan pegawai ASN untuk berkompetisi
dengan pegawai ASN dari negara ASEAN
lainnya
7. BERKELAS DUNIA
Profesionalisme:
Kompetensi menjadi
kriteria rekrutmen dan
promosi; isentif untuk
meningkatkan kompetensi
Etika profesi dan kode
prilaku memiliki kekuatan
normatif.
Adopsi teknologi tinggi
(TIK)
KONDISI SEKARANG
Profesionalisme:
Kompetensi belum
menjadi kriteria penting;
nepotisme sangat kuat
ASN belum menjadi
profesi;. Sangsi terhadap
pelanggaran etika/ kode
prilaku tidak jelas
Adopsi teknologi masih
rendah, budayaTIK belum
terbentuk
8. BERKELAS DUNIA
Integritas
Tingkat trust sangat tinggi
Prosedur dan tradisi
pengelolaan konflik
kepentingan.
Imparsialitas relatif terkendali
Orientasi kepublikan
tinggi; kepublikan
diterjemahkan dalam kode
etika dan prilaku.
KONDISI SEKARANG
Integritas
Tingkat trust rendah
Konflik kepentingan lazim
terjadi,
Politisasi birokrasi dan
aparaturnya cenderung masif
Orientasi kepublikan
rendah; sulit membedakan
kepentingan privat dan
publik
9. KELAS DUNIA
Budaya PelayananTinggi
Mindset: agen pelayanan
Warga dan pengguna sebagai
panglima
Wawasan global
Terbiasa dengan keragaman,
ketidakpastian
Multiple-track governance
Outward looking
KONDISI SEKARANG
Budaya Pelayanan Rendah
Mindset: agen kekuasaan
Warga dan pengguna sebagai
obyek kekuasaan
Wawasan lokal
Terbiasa dengan
keseragaman dan rutinitas
Single-track governance
Inward looking
10. Workshop dan berbagai kegiatan untuk
membentuk pemahaman yang benar tentang
MEA dan konsekwensinya
Bandingkan dengan yang dilakukanThailand,
Philipina, Brunei, Malaysia
Invest pada pegawai. Singapura PNS terlibat
dalam training 10 hari, India dan Inggris 5 hari
per tahun. PNS indonesia 26 th sekali ikut
training
Membentuk kultur baru, mindset sebagai
pelayan dan the guardian of the state, outward
looking, innovativeness, dsb
11. Kepasitas pemerintah untuk
memberdayakan pelaku sosial ekonomi
Melakukan intervensi pasar untuk melindungi
produsen di daerah (pertanian, industri)
Menciptakan lingkungan bisnis yang sehat,
memfasilitasi pengembangan UKM
Memperkuat sense of citizenship, kesadaran
untuk menggunakan produk dalam negeri.
Lihat Korea Selatan