2. Pembagian
Urusan
Dalam
Pengurangan
Risiko
Bencana
:
Basis
Legal
• UUD
1945
pasal
28A,
“SeGap
orang
berhak
untuk
hidup
serta
berhak
mempertahankan
hidup
dan
kehidupannya”
Negara
wajib
melindungi
hak
hidup
dan
kehidupan
dari
semua
warganya,
termasuk
dari
ancaman
bencana.
Perlindungan
dari
hak
hidup
dan
sumber
kehidupan
adalah
hak
dasar
dari
seGap
warga
negara.
• UU
N0.
24/
2007
(ps
6
dan
ps
8)
dan
PP
38/2007
telah
menetapkan
pengurangan
risiko
bencana
dan
perlindungan
masyarakat
sebagai
urusan
bersama
dan
urusan
wajib
bagi
pemerintah
dan
daerah.
• Menurut
UU
N0.
32/
2004
dan
PP
38/
2007
urusan
wajib
diatur
dengan
standar
pelayanan
minimal
(SPM).
3. Urusan
wajib
dalam
penanggulanan
bencana
Pemerintah
• PRB
dan
pemaduannya
dengan
program
pembangunan
• Perlindungan
masy
dari
dampak
bencana
• Pemenuhan
hak
masy
dan
pengungsi
yang
terkena
bencana
secara
adil
dan
sesuai
SPM
• Pemulihan
dari
kondisi
dan
dampak
bencana
• Alokasi
anggaran
untuk
PB
dalam
APBN
yang
memadai
• Alokasi
dana
siap
pakai
untuk
PB
• Pemeliharaan
arsip/
dokumen
otenGk
dari
ancaman
dan
dampak
bencana
Daerah
• PRB
dan
pemaduannya
dalam
program
pembangunan
• Perlindungan
masyarakat
dari
dampak
bencana
• Pemenuhan
hak
masy
dan
pengungsi
yang
terkena
bencana
secara
adil
dan
sesuai
SPM
• Alokasi
anggaran
untuk
PB
dalam
APBD
yang
memadai
• -‐-‐-‐-‐
• -‐-‐-‐-‐
4. UUD
1945
ps
28A,
UU
24/2007
ps
6&8,
PP
38/2007
PRB
Urusan
wajib
Pelayanan
non-‐
dasar
Pelayanan
dasar
SPM
Arsitektur
PRB
sebagai
pelayanan
dasar
5. Cakupan
kegiatan
PRB
menurut
UU
24/
2007
dan
PP
21/2008
• Governance:
• Ps.
15
dan
Ps
23
tentang
pembentukan
unsur
pelaksana
penanggulangan
bencana
di
pusat/
daerah
• Ps
37
(2):
PRB
mencakup:
pengenalan
dan
pemantauan
risiko
bencana;
perencanaan
parGsipaGf
PB;
pengembangan
budaya
sadar
bencana;
peningkatan
komitment
dari
pelaku
PB;
dan
penerapan
upaya
fisik,
non-‐
fisik,
dan
pengaturan
penanggulangan
bencana
• PP
21/2008:
rencana
aksi
nasional/
daerah
(RAN/RAD)
• Ps
42
(2):
monitoring
dan
evaluasi
dan
pemenuhan
standar
keselamatan
• Ps
43
(2):
pendidikan
dan
pelaGhan
standar
teknis
PB.
6. Cakupan
Kegiatan
PRB
menurut
UU
24/2007
dan
PP
21/2008
(2)
• Ps
45
(2):
kesiapsiagaan
yang
mencakup:
penyusunan
dan
uji
coba
rencana
penanggulangan
kedaruratan
bencana;
pembuatan
dan
pengelolaan
sisGm
peringatan
dini;
penyediaan
barang
pasokan
kebutuhan
dasar;
diklat
dan
gladi
tentang
mekanisme
tanggap
darurat;
penyiapan
lokasi
evaluasi;
penyusunan
sisGm
informasi
dan
pemutakhiran
prosedur
tanggap
darurat;
dan
penyiapan
bahan
dan
barang
dan
peralatan
untuk
pemulihan
sarana
dan
prasarana
• Ps
46
(2)
peringatan
dini
mencakup:
pengamatan
gejala
bencana,
analisis
hasil
pengamatan,
pengambilan
keputusan,
penyebarluasan
informasi
peringatan
bencana,
dan
pengambilan
Gndakan.
7. Kegiatan
PRB
yang
penGng
tetapi
Gdak
diatur
dalam
UU/PP
• Mekanisme
transfer
risiko
• Kerjasama
antar
daerah
• ?
• ?
8. Pengelompokan
kegiatan
PRB
kedalam
bidang/
dimensi
kegiatan
PRB
• Bidang
perencanan
dan
monev
PRB
– Analisis
dan
pemetaan
ancaman
– Analisis
dan
pemetaan
risiko
– Pengukuran
kerentanan,
menurut
sector
dan
kelompok
penduduk
– Strategi
dan
rencana
aksi
– Monitoring
dan
evaluasi
pelaksanaan
rencana
aksi
9. Pengelompokan…..
• Bidang
Penguatan
ketahanan/
Disaster
Risk
Resilience
– MiGgasi
struktural
– Relokasi
penduduk
dari
yang
berisiko
Gnggi
– Pengawasan
mutu
bangunan
sesuai
dengan
SNI
– Pengendalian
pembangunan
dan
investasi
– Penataan
ruang
yang
mengintegrasikan
PRB
– Pemantauan
SDA,
lingkungan
hidup
dan
penggunaan
teknologi
yang
berbahaya
– Penguatan
ketahanan
sosial
– Pemberdayaan
masyarakat
(CBDRM)
10. Pengelompokan..
• Alokasi
dan
pengembangan
dana
cadangan
• Kerjasama
antar
daerah
untuk
PB
• Asuransi
Bencana
• Jaring
pengaman
sosial
untuk
masyarakat
berisiko
11. Pengelompokan…
• Bidang
Pengarusutaman
PRB
– Pembinaan
forum
PRB
lintas
sektor
– Alokasi
tugas
dan
sumberdaya
untuk
PRB
– Pembuatan
regulasi
PRB
– Pemberdayaan
perguruan
Gnggi
12. Pengelompokan…
• Pengembangan
sisGm
peringatan
dini
dan
kesiapsiagaan
– ForecasGng
dan
monitoring
bencana
– Penyebarluasan
peringatan
dini
– Pengambilan
keputusan
dan
Gndakan
– Penyusunan
rencanaa
konGngensi
– LaGhan
tanggap
darurat
– Pembuatan
jalur
evakuasi
dan
tempat
evakuasi
– Pembuatan
tanda
peringatan
bahaya
– Kesiapsiagaan
reaksi
cepat
13. Pengelompokan…
• Peningkatan
aksesabilitas
telekomunikasi
• Peningkatan
aksesabilitas
bandara
dan
pelabuhan
• Penyusunan
data,
informasi,
protap
tanggap
darurat
• Penyediaan
alat,
obat
dan
kebutuhan
dasar
sesuai
dengan
risiko
yang
ada
14. Pengelompokan…
•
Bidang
Kesiapsiagaan
– Pembentukan
pusdalop,
satuan
reaksi
cepat,
dan
relawan
– Adanya
perencanaan
tanggap
darurat
yang
terintegrasi
dengan
sisGm
peringatan
dini
– Adanya
persediaan,
peralatan
dan
prasarana
untuk
merespon
bencana
– Adanya
pelaGhan
dan
gladi
tanggap
darurat
untuk
instansi
dan
sector
terkait
– Pendidikan
dan
pelaGhan
masyarakat
– Akses
masyarakat
terhadap
fasilitas
public
untuk
penyelamatan
diri
dalam
situasi
bencana
(bandara,
pelabuhan,
selter,
dsb)
–
15. Kriteria
Pembagian
Urusan
• Menurut
UU
N0.32
tahun
2004
dan
PP
38/2007:
– Ekternalitas,
– Efisiensi,
dan
– Akuntabilitas
• Kriteria
lainya
yang
perlu
dipikirkan
– Potensi
risiko
bencana:
daerah
menentukan
apakah
satu
kegiatan
PRB
perlu
dilakukan
berdasarkan
atas
penilaianya
tentang
potensi
risiko
bencana
– Kemampuan
daerah:
daerah
melaksakan
kegiatan
PRB
16. Fungsi
Manajemen
Pemerintahan?
• NSPK:
norma,
standar,
pedoman,
dan
kriteria
– Untuk
kegiatan
yang
menjadi
urusan
daerah,
pemerintah
membuat
NSPK
sebagai
dasar
bagi
daerah
untuk
melaksanakan
urusan
pemerintahannya
• Regulasi:
– pemerintah
dan
daerah
dapat
membuat
regulasi
untuk
mengatur
tentang
apa
saja
yang
akan
dilakukan
dan
bagaimana
melakukannya
dalam
seGap
urusan,
bidang,
dan
kegiatan
pemerintahan
17. Fungsi
manajemen
pemerintahan
• Provisi:
• Pemerintah
dan
daerah
menyelenggarakan
pelayanan
dan
kegiatan
pemerintahan
yang
menjadi
urusannya
berdasar
atas
NSPK
dan
atau
regulasi
yang
terkait
• Binwas:
• Pemerintah
melaksanakan
Binwas
kepada
daerah
atas
pelaksanaan
urusan,
apakah
sesuai
dengan
NSPK.
Binwas
dapat
didekonsentrasikan
kepada
gubernur
sebagai
pemerintah.
18. Pelayanan
dasar
• Pelayanan
dasar
adalah
pelayanan
publik
yang
mendasar
dan
mutlak
untuk
memenuhi
kebutuhan
masyarakat
dalam
kehidupan
sosial,
ekonomi
dan
pemerintahan
(Permendagri
N0
6/2007,
ps
1(7))
• Secara
akademik,
pelayanan
dasar
adalah
pelayanan
untuk
mewujudkan
public
values,
yaitu
hak-‐hak
dan
privileges
yang
melekat
pada
seGap
warga
negara
dan
wajib
dipenuhi
oleh
Negara
dan
atau
pemerintah
sebagai
representasi
negara.
• Pelayanan
dasar
ditetapkan
oleh
negara
melalui
konsGtusi
dan
atau
peraturan
perundangan
lainnya,
bersifat
dinamik
sesuai
dengan
aspirasi
publik
dan
kesepakatan
poliGk.
19. Kriteria
Pelayanan
dasar
(2)
• Kebutuhan
yang
bersifat
mutlak
dan
menjadi
hak-‐hak
dasar
bagi
warga
dan
penduduk
Indonesia,
yang
jika
Gdak
terpenuhi
akan
mengganggu
kehidupan
sosial
dan
ekonomi
• Diatur
dalam
konsGtusi
dan
peraturan
perundangan
lainnya
• Menjadi
bagian
dari
komitment
Indonesia
terhadap
kesepakatan
internasional?
20. Pelayanan
dasar
dalam
PRB
• Pelayanan
yang
jika
Gdak
disediakan
oleh
negara
dapat
menempatkan
warga
dan
penduduk
terancam
jiwa
dan
kehidupannya
sebagai
akibat
dari
terjadinya
bencana
• Ciri-‐ciri
pelayanan
dasar
dalam
PRB:
– Risiko
keGdaktersediaan
dapat
mengancam
hak
hidup
dan
kehidupan
warga
– Dirumuskan
dalam
peraturan
perundangan
– Kapasitas
penyelenggaraannya
diluar
kemampuan
perseorangan
dan
rumah
tangga
– Negara
atau
pemerintah
menjadi
pilihan
kelembagaan
yang
paling
efisien
dan
efekGf
untuk
menyelenggarakannya
• Hanya
pelayanan
dasar
yang
penyelenggaraanya
menjadi
urusan
daerah
diatur
dalam
SPM