SlideShare a Scribd company logo
DIA SAHABATKU
Pada suatu hari hiduplah dua orang sahabat mereka bernama shelly dan
yenni. Mereka bersahabat selama 3 tahun lamanya. Shelly dan yenni saling
menyayangi bahkan banyak orang-orang yang menyangka bahwa mereka
saudara kandung. Setiap pagi sebelum berangkat kesekolah shelly selalu pergi
kerumah Yenni untuk bersama berangkat ke sekolah.
Pada siang harinya sesuai dengan rencana yang mereka telah sepakati
sebelumnya, merka akan pergi ke swalayan yang tidak berada jauh dari sekolah
mereka. Mereka pergi ke swalayan untuk membeli sebuah kado dan kue yang
akan mereka belikan untuk nenek shelly. Nenek Shelly adalah orang yang baik.
Ia selalu baik dan ramah kepada Yenni walaupun Yenni bukan cucu dari sang
Nenek. Bukan hanya itu Nenek shelly juga terkadang memberikan nasihat dan
uang saku Cuma-Cuma kepada mereka.
Waktu sudah menunjukkan pukul 3 sore tetapi belum juga ada kabar yang
pasti dari Yenni. Sembari menunggu kedatangan Yenni , Shelly membaca novel
yang sebelumnya di beli di Toko Buku langganan mereka bersama Yenni.
Membaca novel adalah hobi yang dimiliki shelly, berbeda dengan Yenni yang
lebih memilih untuk bermain basket. Meskipun hobi mreka yang berbeda tetapi
mereka tetap dapat bersama. Bila ada latihan basket di sekolah maka shelly
selalu setia menunggu Yenni sembari mengerjakan tugas atau sekedar untuk
melanjutkan membaca novel.
“Aduh Yenni kemana ya?, Tanya shelly dalam hati” Shelly yang merasa
panik terhadap Yenni karena sudah 3 jam setelah dirinya menunggu tidak ada
kabar yang pasti dari Yenni. “ Shelly “ Teriak seorang remaja yang berada
tidak jauh dari keberadaannya. “ maaf, tadi aku harus membersihkan lapangan
sebelum pulang, karena aku lupa mengerjakan tugas Matematika “ Jawab
Yenni. Dengan wajah kesal sekaligus kasihan setelah mendengarkan alasan
yang diberikan Yenni akhirnya
Shelly memutuskan untuk pergi ke Swalayan. “ kan aku udah pernah
bilang, kalo ada tugas itu langsung dikerjain malemnya “ Shelly member nasihat
kepada Yenni dengan sedikit marah.
Setelah sampai di tempat yang mereka tuju yaitu swalayan, mereka
langsung segera membeli kue dan memilih kira-kira kado yang mana yang
pantas untuk Nenek Shelly. Shelly dan Yenni memutuskan untuk membeli baju
sebagai hadiah yang akan mereka belikan kepada Nenek. Baju berwarna kuning
yang cocok dengan kuli Nenek yang berwarna cukup cerah membuat mereka
merasa itulah hadiah yang pas dan cocok untuk mereka berikan kepada Nenek.
Bagi Yenni, Nenek Shelly adalah neneknya juga karena, Nenek Shelly juga
selalu menyamakan kasih sayang yang ia berikan kepada Shelly dan Yenni.
Maka dari itu, Yenni selalu menyayangi semua keluarga Shelly. Bagi Yenni
mengeluarkan uang itu tak masalah asalkan Nenek atau keluarga Shelly yang
lain bahagia. Setelah selesai membelanjakan kebutuhan apa saja yang mereka
inginkan, mereka memutuskan untuk pulang karena mereka sudah ditunggu di
Rumah Nenek oleh keluarga Shelly. Maka dari itu, mereka memutuskan untuk
cepat-cepat pulang.
Sesampainya di Rumah, mereka segera disambut oleh keluarga Shelly.
Keluarga Shelly sudah mengganggap Yenni sebagai keluarga. Kebersamaan
yang tidak bisa di dapatkan di dalam keluarga Yenni dapat Ia dapatkan di saat
bersama dengan keluarga Shelly. Selain itu baik keluarga Shelly juga selalu
memperhatikan Yenni.
Yenni hanya tinggal berdua dengan ayahnya selain itu, ayah Yenni
sering pergi meninggalkan Yenni untuk mencari uang berdagang di luar kota.
Dengan kata lain, Yenni selalu merasa kesepian bahkan kadang enggan untuk
pulang kerumah. Ibu Yenni telah lama bercerai dengan Ayahnya kurang lebih
semenjak Yenni berumur 11 tahun. Semenjak Ayah dan Ibunya bercerai Yenni
tidak pernah bertemu Ibunya. Ia tidak pernah merasakan perhatian dari seorang
Ibu semenjak kedua orang tuanya telah resmi bercerai. Oleh karena hal itu,
Shelly selalu berada di dekat Yenni karena ia tidak ingin sahabatnya merasa
kesepian karena baginya persahabatan itu bukan hanya dapat dikatakan dimulut
saja tetapi dibuktikan dengan nyata.
1. Unsur Instrinsik
a. Tokoh
-Shelly
-Yenni
-Nenek
b. Penokohan
-Shelly : Baik, Rajin, Pintar
-Yenni : Baik, Malas
-Nenek: Baik
c. Latar
- Sekolah
- Swalayan
- Rumah Nenek
d. Sudut Pandang
Dalam penulisan cerpen ini penulis menuliskan cerpen dengan menggunakan
sudut pandang orang ketiga karena dalam penulisan cerpen menceritakan kisah
orang lain.
e. Tema
Persahabatan
f. Amanat
Amanat yang di sampaikan dari cerpen di atas adalah kita harus menyayangi
orang lain walaupun kita tidak ada berhubungan darah dan saling mengerti satu
sama lain.
2. Unsur Ekstrinsik
Latar Belakang Masyarakat
Latar belakang yang dituliskan dari cerpen diatas yang telah disampaikan
penulis adalah adanya kasih sayang dari lingkungan sekitar yang membuat
menguatnya persahabatan yang diceritakan oleh penulis.
Nilai-nilai yang terkandung dalam Cerpen
a. Nilai Budaya
Nilai Budaya yang dapat kita pelajari dari cerpen diatas adalah kuatnya
persahabatan yang masih terjalin diantara mereka walaupun perbedaan sifat
yang mereka miliki.
b. Nilai Moral
Nilai Moral yang dapat kita ambil dari cerpen diatas adalah kita harus
senantiasa meminta maaf apabila terdapat kesalahan baik itu kepada sahabat
terdekat sekalipun.
Perjalanan Terindah
Di kesunyian, alarm berbunyi. Teralunkan musik merdu, terdengar
bersemangat berjudul Sang Pemimpi. Mataku sedikit terbuka, pertanda mimpi
indah malam ini telah usai. Jam menunjukkan pukul 03.00. Aku tetap terbaring,
bukan berarti malas. Kuhayati setiap lirik musik yang kudengarkan, penuh
dengan makna. Aku masih terbaring, kukumpulkan semangatku saat itu. Musik
re
ff terdengar, semangatku semakin berkumpul. Ku terbangun dan
langsung kubuka jendela kamarku. Angin pagi berhembus menyegarkan,
walaupun memang masih gelap. Bibir ini berbisik, ucapan do’a tanda syukurku
atas dibangunkannya jasad ini dari alam yang tak kukenal. Aku siap melewati
hari ini.
Aku berjalan menuju ruang makan, kulihat ibu telah menyiapkan makan
sahur. Hari ini hari senin, sudah menjadi amalan andalan kami untuk berpuasa
setiap hari senin dan kamis. Ku tersenyum pada ibu, kuteruskan langkahku
untuk membasuh muka, menyegarkan wajah kusutku seusai bangun tidur.
Berdua saja kami duduk di depan meja makan, aku dan ibuku.
“Sudah siapkah semua barangnya, Nak?” tanya ibuku.
“Tentu saja sudah, Bu. Tinggal berangkat saja”, jawabku.
“Hati-hati ya kalau sudah di sana. Terus hubungi ibu, takut terjadi apa-
apa” ucap ibuku, sedikit khawatir.
“Tenang saja, Bu. Lily bisa jaga diri kok, insya Allah”, ujarku.
“Baguslah kalau begitu. Seusai shalat subuh, ayah akan langsung
mengantarmu ke stasiun”.
Aku hanya tersenyum dan mengangguk. Kulanjutkan membereskan apa
saja yang harus ku bawa. Aku mungkin terlalu keasyikan, setelah shalat subuh
aku malah terdiam dan merenung. Bersama kesunyian aku membayangkan,
mimpiku ternyata bisa terwujud. Dengan keadaan keluarga yang apa adanya,
aku bisa kuliah tanpa mengeluarkan biaya sedikitpun. Di dalam lamunanku, aku
terkejut.
“Neng!” ucap ayahku dengan kerasnya.
“Iya Ayah?” jawabku kaget.
“Ayo, sudah pukul lima. Nanti terlambat masuk kereta” ucap ayahku
cemas.
“Oh, baiklah Ayah”.
Dengan menaiki motor yang begitu khas suaranya, kami mulai berangkat.
Ibu tak ikut mengantarku, katanya dia harus menjaga rumah. Lagipula tak bisa
bila harus menaiki motor dengan tiga orang penumpang sambil membawa
barang yang cukup banyak, sungguh hal yang mustahil.
“Jaga diri baik-baik, Nak. Banyak berdo’a. Tetap semangat, jangan lupa
ibadahnya”, nasehat dari ibuku.
“Baik, Bu. Do’akan saja Lily semoga semuanya bisa barakah bagi
kehidupan Lily” ucapku, dengan mata yang cukup berkaca-kaca.
“Iya, Nak. Ibu pasti akan selalu mendo’akanmu. Kalau begitu lekaslah,
takut ketinggalan kereta”, ucap ibuku dengan air matanya yang menetes.
“Kalau begitu kami berangkat dulu, Bu. Assalamu’alaikum”, ucap
ayahku.
“Wa’alaikumsalam”, jawab ibuku.
Aku pun bersalaman dengan ibu, begitupun ayah. Air mata membasahi
pipi ibu. Aku mengerti, memang seperti itulah perasaan seorang ibu. Air mataku
pun ikut terjatuh, hatiku luluh. Segera ku bergegas menaiki motor sambil
menghapuskan air mataku. Begitu dinginnya subuh itu. Namun untungnya aku
tetap merasakan kehangatan, dari jaket pemberian ibuku dan dari hangatnya
punggung ayahku.
Kereta beberapa menit lagi berangkat. Aku berlari dengan kencangnya
bersama ayahku, membawa barang yang cukup berat. Tepat di depan pintu
kereta aku berdiri.
“Hati-hati ya Nak. Kalau ada apa-apa hubungi ayah atau ibu. Banyak
berdo’a di jalan. Musafir do’anya sangat mustajab. Kabari ayah kalau sudah
sampai”. ucap ayahku dengan lembutnya.
“Baik, Ayah. Doakan Lily ya”, ucapku tersenyum, namun dengan air
mata yang menetes.
Ayah mengangguk. Aku masih tetap tersenyum. Tepat saat itu, kereta
mulai berjalan. Aku pun masuk, kucari tempat duduk yang masih kosong, tepat
di pinggir jendela. Kulihat ayahku masih berdiri, menunggu keberangkatan
kereta hingga sampai jauhnya. Aku masih tetap tersenyum bersama linangan air
mata. Ayahku, ibuku, dan juga desa yang kucintai ini pasti akan amat
kurindukan. Di dalam hati aku semakin bertekad, aku harus bisa menggapai
cita-citaku dengan baik. Ikhtiar dan do’a, sudah pasti harus selalu kulakukan.
Perjalanan di dalam kereta memang amat membuatku nyaman,
menurutku. Apalagi dengan duduk tepat di pinggir jendela. Di pagi hari yang
cerah, pemandangan yang indah tentu sudah sangat cukup untuk menyegarkan
penglihatan ini. Asri, indah nan permai. Inilah salah satu tanda kekuasaanNya.
Sesekali ku beranjak dari tempat dudukku, melangkah menuju pintu kereta.
Angin berhembus, menerpa hijab biru mudaku, menggerakkan bibirku hingga
akhirnya dapat tersenyum refleks, tanpa sadar. Di depan mataku terlihat sawah
yang terhampar luas. Langit biru, bersama para awan dan juga burung yang
beterbangan semakin memperindah suasana ini.
“Maaf Mba, bisakah Anda menyingkir dulu dari sini?”, ucap seorang
lelaki berbaju merah dengan celana jinsnya yang begitu rapi, ditambah dengan
sepatu ala boybandnya berwarna matching dengan kaos merahnya. Aku sedikit
ilfeel dengan gayanya saat berbicara itu. Ditambah gaya pakaiannya yang
seperti orang kota. Memang tampan, namun raut wajahnya seperti orang yang
angkuh. Itulah pemikiranku, sebagai seseorang yang sederhana.
“Kalau ga mau, gimana?”, ucapku sinis.
“Maaf mba, hati-hati kalau berdiri di situ, berbahaya”.
Aku terdiam. Di hatiku terjadi perdebatan. Aku menganggapnya orang
kota yang angkuh, namun setelah kulihat ternyata ucapannya terasa lembut. Aku
bingung, namun saat itu aku lebih memilih sinis kembali padanya. Orang kota
dengan gaya seperti itu pastilah sombong, dan terkadang selalu menyakiti hati
orang-orang yang sederhana, apalagi perempuan sepertiku. Bila dia memang
berlaku baik padaku, dia pasti memiliki maksud yang tidak baik. Seperti apa
yang dikatakan orang-orang di sekitarku, dan juga sesuai dengan pengalaman
pribadiku, bahwa laki-laki yang terlihat angkuh namun memiliki wajah yang
tampan, pastilah dia selalu menyakiti hati seorang wanita.
Lelaki itu berkata “Maaf mba, berbahaya berdiri di situ, saya hanya
memberi tahu. Lagipula....”, aku memotong ucapannya.
“Maaf ya mas, kalau bahaya ya biar saja. Lagipula berbahaya buat saya,
bukan buat Mas!” ucapku semakin sinis.
“Tapi mba..”
“Tapi apa? Jangan paksa saya dong!” ucapku dengan lebih sinis lagi.
“Maaf Mba, silakan jika mau tetap berdiri di situ. Tapi...”, ucapannya
dipotong lagi olehku.
“Tapi apa?” sentakku. Aku tahu ini tidak baik, tapi aku tetap pada
pendirianku yaitu berlaku sinis kepada laki-laki, apalagi yang belum kukenal.
“Mohon maaf sekali Mba, saya mau lewat ke gerbong sebelah. Saya
sudah ditunggu oleh teman saya. Sebentar saja Mba, kalau saya sudah lewat,
silakan kalau Mba mau berdiri lagi di situ”, ucapnya dengan sopan.
Aku cukup malu sebenarnya. Dia begitu lembut padaku, tapi aku malah
menyentaknya. Akupun melangkah menjauhi pintu kereta itu dan kembali ke
tempat dudukku. Dia pun melewat.
“Makasih, Mba” ucap lelaki itu sambil tersenyum.
Aku tersenyum kecil. Aku pun melangkah, dalam hati aku masih ingin
tetap berdiri di sana. Kutengok ke arah belakangku, kulihat lelaki itu malah
berdiri di tempat dimana aku berdiri tadi kemudian tersenyum. Aku sedikit
kesal, kemudian akupun menghampirinya.
“Katanya mau lewat, nyatanya kamu malah berdiri di situ!” teriakku
padanya.
“Oh, iya maaf Mba. Cuma mau berdiri sebentar, sekarang pun mau ke
gerbong sebelah. sekali lagi maaf ya, Mba” ucapnya dengan begitu ramah. Dia
pun berjalan meninggalkan gerbong yang ku tempati, menuju gerbong sebelah.
Aku terdiam. Aku pun berdiri kembali di pintu kereta sambil melihat
pemandangan dari setiap jalan yang kulewati. Akupun dapat tersenyum kembali
dengan melihat semua itu.
Dari pagi sampai siang, gerbong yang ku tempati memang penuh. Namun
ternyata lama-kelamaan, penumpang satu persatu turun dari kereta. Gerbong
mulai kosong, maklumlah memang tujuan yang ku tuju adalah stasiun
pemberhentian akhir, jadi aku harus tetap duduk di kereta hingga stasiun akhir,
yaitu di Malang. Cukup sepi juga. Aku masih tetap asik melihat pemandangan
sambil duduk di kursi dekat jendela kereta. Aku merenung dan terkadang
tersenyum sendiri. Kulihat kembali lelaki berkaos merah tadi, duduk di dekat
pintu gerbong sambil memegang kamera SLRnya. Dia memotret segala yang
ada di sekitarnya, dan dia seperti memotret ke arahku. Rasa suudzon mulai
muncul kembali di dalam hatiku, sepertinya dia hendak mengambil fotoku.
Bagaimana bisa aku membiarkan seseorang yang tak kukenal mengambil foto
wajahku. Aku pun beranjak dari tempatku, dan langsung menghampirinya.
“Kamu mengambil foto-fotoku? Buat apa, kamu orang asing, berani-
beraninya mengambil fotoku!” ucapku dengan nada yang cukup tinggi. Dia
hanya terdiam. Aku pun merebut SLR di tangannya. Kulihat foto-foto yang tadi
dia ambil. Ternyata bukan fotoku, ada beberapa foto yang kulihat dan itu adalah
foto-foto pemandangan di sepanjang jalan yang telah dilewati. Seketika itu dia
merebut kembali SLRnya dengan wajah yang sinis. Aku amat tak berkutik
waktu itu. Dia sepertinya kesal padaku. Aku terdiam, aku merasa amat bersalah.
“Maaf, Mas”, ucapku. Tanpa melihat wajahnya, aku langsung berlari ke
tempat dudukku. Aku malu. Mengapa aku harus suudzon kepadanya, ditambah
lagi kejadian tadi pagi saat aku menyentaknya. Semakin ku mengingatnya,
semakin ku merasa bersalah padanya. Perjalanan masih jauh, aku belum shalat
dzuhur. Biarlah, mungkin nanti bisa diqashar. Kereta berhenti di sebuah stasiun,
menunggu penumpang yang akan segera masuk. Sesekali pengamen dan juga
para pedagang masuk. Seorang anak kecil datang menghampiri penumpang dan
memberikan amplop yang bertuliskan sesuatu.
Bapak/Ibu,mohon kasihanikami. Kamibelum makan, kamilapar. Mohon minta
keikhlasannya. Semoga amalan Bapak/Ibu diterima di sisi Allah, Amin.
Itulah kata-kata yang tertulis di amplop itu. Hati kecil ini merenung,
betapa kerasnya kehidupan mereka. Kulihat dompetku, tak begitu banyak uang
di sana. Kusisihkan sedikit saja, mungkin dapat membantu mereka. Mereka
tidak mungkin berbohong, kalaulah memang mereka berbohong, aku yakin
bahwa mereka membutuhkan uang dari orang lain. Sungguh hatiku tersentuh
melihat anak kecil itu.
Sesekali aku melihat ke ujung kereta, duduk seorang lelaki berkaos merah
tadi. Teringat kembali rasa bersalahku tadi. Aku hanya diam. Walaupun begitu,
aku masih tetap saja ingin berdiri di dekat pintu kereta. Akupun berdiri kembali
di sana, di dekatku duduk lelaki itu. Namun dia tidak menolehku sedikitpun, dia
sepertinya marah padaku.Aku pun memakluminya bila dia bersikap seperti itu
padaku. Handphone ku bergetar, ku kira ada telepon dari ayah atau ibu, ternyata
hanya sms dari operator seluler. Aku terdiam kembali, aku lupa tidak mengisi
pulsaku, jadi aku hanya bisa menunggu telepon dari orang tuaku.
Aku kembali merenung, melamun. Itulah kebiasaanku di waktu
senggang, memikirkan berbagai hal, memberaikan segala fantasi yang ada di
benakku. Aku terkejut. Lelaki berkaos merah itu menghampiriku dan langsung
membawa handphone yang ku pegang. Dia berlari keluar dari gerbong kereta.
Aku refleks mengejarnya keluar. Dia tersenyum. Aku kelelahan, sambil berlari
aku berteriak.
“Hey kamu! Kembalikan handphoneku! Mau kau apakan handphoneku.
Heyy!”. Dia menoleh, kemudian tersenyum kembali. “Sini saja ambil, kejar
dong!”.
“Aku cape! Kamu siapa sih! Tolong jangan ambil hp itu. Aku masih
memerlukannya untuk menghubungi keluargaku. Heeeeey!”, teriakku dengan
lebih kencangnya lagi.
Dia malah berlari semakin kencang. Apa boleh buat, akupun harus berlari
dengan kencang pula. Tapi jangan diremehkan, akupun bisa berlari dengan
kencang, maklum juara estapet se-kecamatan pada saat sd. Aku semakin sulit
mengejarnya. Aku tak tahu seberapa jauh aku berlari, yang pasti aku harus
mendapatkan handphoneku. Di suatu tempat dia berhenti. Aku menghampirinya
dengan nafas yang terengah-engah.
“Kok berhenti! Kenapa gak lari lagi aja sih sekalian! Puas kan!” teriakku
dengan begitu kerasnya.
“Santai aja, Mba. nih Hpnya”, ucapnya sambil tersenyum.
“Loh, maksud kamu apa sih! Bawa hp saya, terus sekarang dikembalikan
lagi. Ga ada kerjaan ya emangnya ......”, ucapanku berhenti. Dia memegang
dahuku, dan mengarahkannya ke segala arah di sekitarku. Dia pun tersenyum.
Seketika aku berkata, “Subhanallah”.
Tanpa aku sadari, aku telah berlari jauh dengannya hingga tiba di sebuah
taman yang penuh dengan bunga. Keadaannya yang amat bersih dan asri
membuatku terkesima tanpa batas. Aku tersenyum, terdiam, menengadah ke
arah langit biru. Sungguh, inilah salah satu keindahan atas segala kekuasaanNya
yang lain. Fatahmorgana alam yang begitu menyejukkan, jutaan warna yang
berbeda, hidup membentuk sebuah kesatuan yang begitu luar biasa.
Renunganku itu membuatku lupa akan segalanya untuk beberapa saat. Setelah
itu aku teringat kembali akan suatu hal.
“Mengapa kau membawaku kemari, Mas?” tanyaku pada lelaki berkaos
merah itu.
“Sudahlah, tak usah banyak tanya. Nikmati keindahan dari Sang Pencipta
ini”, ucapnya sambil tersenyum.Dia memegangku dan membawaku lari. Dia
tertawa, akupun tertawa. Aku tak tahu pasti mengapa aku tertawa, mungkin
karena di dalam hati kecilku tumbuh perasaan yang amat membahagiakan. Dia
membawaku berlari di sekitar taman, memetik banyak bunga yang berwarna-
warni.
“Tunggu, Mas. Saya belum shalat. Bisakah kita shalat dahulu”, ucapku.
“Astagfirullohaladzim, saya pun lupa Mba. Baiklah kita shalat terlebih
dahulu. Di sekitar sini ada mesjid”, ucapnya dengan raut wajah yang
menyejukan hati.
Kami berjalan, melangkah di jalan yang penuh dengan pohon. Daun
beguguran diterpa angin yang bertiup dengan begitu lembutnya. Kesejukan hati
ini amat dapat kurasakan. Beberapa menit kami berjalan, kami pun tiba di
sebuah mesjid. Subhanallah, mesjid yang megah dan indah. Para jamaahnya pun
banyak, ada yang sedang membaca Al Qur’an, ada yang sedang duduk
beristirahat, dan masih banyak lagi. Kami pun shalat berjamaah di sana.
Seusai shalat, kami berjalan-jalan kembali. Sesekali kami membeli
dagangan yang ada di sekitar taman, seperti es krim, roti bakar, dan yang
lainnya. Tempat singgah yang terakhir yaitu di bawah pohon yang amat
rindang, di sebuah ayunan sederhana, kami duduk bersama.
“Mengapa kau mengajakku kemari?” tanyaku padanya.
“Tak apa, aku hanya ingin merasakan bisa dekat denganmu saja”,
jawabnya.
“Memangnya mengapa? Kau tak mengenalku bukan?”, tanya ku kembali.
“Tentu saja tidak. Tapi saat aku melihat wajahmu, sepertinya ada suatu
hal yang kurasakan. Perasaan yang tak pernah kurasakan sebelumnya”, jelasnya.
“Memangnya perasaan apa? Kamu itu memang aneh ya”, ujarku.
“Ternyata kamu itu bawel ya. Tapi bikin asyik juga” ucapnya tersenyum
kembali.
“Maaf ya atas perlakuanku tadi”, ucapku menyesal.
“Sudahlah, tak usah terlalu difikirkan. Tak usah minta maaf, ekspresi
wajahmu saat kau kesal padaku bukan membuatku kesal padamu. Aku malah
ingin tersenyum sendiri bila mengingatnya”, ujarnya.
“Yah, gausah ngegombal lah. Eh iya, aku hampir lupa. Aku kan sedang
dalam perjalanan menuju Malang. Ya Allah, tasku masih di dalam kereta. Pasti
kereta telah meninggalkanku sejak tadi! Astagfirullohal’adzim”, ucapku dengan
mata yang berkaca-kaca. Aku pun berlari meninggalkan lelaki itu. Dia
memegang tanganku.
“Tak usah terburu-buru. Kamu masih punya waktu sekitar satu jam lagi”
ucapnya seakan menghiburku.
“Satu jam lagi? Bagaimana bisa? Kereta pasti sudah berangkat dari tadi!”
ucapku dengan nada cukup tinggi.“Memang sudah berangkat” ujarnya malah
tersenyum.
“Terus, aku gimana? Ini dimana? Bagaimana aku bisa sampai ke Malang.
Ditambah lagi barangku masih ada di kereta. Aku mau ke stasiun sekarang”.
Akupun berlari meninggalkannya. Dia mengejarku, aku berlari lebih
kencang lagi sambil menangis. Aku takut, aku takut tak bisa sampai menuju
cita-cita yang kutuju. Lelaki berkaos merah itu berhasil mengejarku.
“Mau kemana, Mba?” ucapnya khawatir.
“Tentu aku mau ke stasiun. Aku mau ke Malang. Kamu siapa berani
mencegahku? Kamu mau menculikku?” teriakku padanya.
“Ya Allah Mba. Sabarlah dulu”, ucapnya semakin khawatir.
“Maaf Mas. Aku ketakutan”, ucapku kemudian terdiam.
“Tak usah takut Mba. Ada Allah SWT bersama Mba”, ujarnya. Aku
terdiam.
“Jangan khawatir Mba. Barang Mba sudah saya bawa. Pemberangkatan
menuju Malang akan dimulai pukul 17.00. Tiket sudah saya pesankan. Nanti
saya antarkan ke stasiun. Untuk sekarang izinkan saya menemani Mba sebelum
jadwal pemberangkatan dimulai. Saya takut terjadi apa-apa pada Mba”, jelasnya
dengan penuh perhatian.
“Benarkah?”, ucapku. Dalam tangisku aku tersenyum. Dia sungguh lelaki
yang baik. Aku tak tahu siapa dia, tapi aku bisa merasa nyaman dengannya. Dia
hanya mengangguk, setelah itu kami berjalan-jalan kembali ke tempat yang
lebih menakjubkan lagi. Hingga akhirnya, jam menunjukan pukul 16.45. Aku
harus segera ke stasiun.
“Terima kasih ya Mba atas hari ini”, ucapnya dengan wajah yang berseri-
seri.
“Justru aku yang berterima kasih. Maaf telah merepotkanmu”, ucakpku.
Dia tak berkata apapun, hanya tersenyum kecil. Aku berdiri di pintu
kereta. Perlahan kereta berjalan. Dia memberikan sehelai amplop, entah berisi
apa. Senyumnya melebar. Aku semakin menjauh darinya. Seketika aku lupa
menanyakan suatu hal. “Siapa namamu?” teriakku. Dia menjawab, namun tak
terdengar olehku. Yang ada hanyalah tersirat senyum manis di bibirnya yang
seakan terus mengikutiku saat di dalam kereta kemudian merasuki fikiranku.
Aku melangkah menuju kursi dekat jendela kereta. Kubuka amplop yang dia
berikan. Isi dari amplop itu adalah foto-fotoku saat berdiri di dekat pintu kereta.
Ternyata memang benar, dia mengambil foto-fotoku. Aku tersenyum. Aku bisa
merasakannya, merasakan kehangatan tangannya, lembut suaranya, dan
senyuman menawan di wajahnya.
Perjalanan ini akan selalu kuingat, perjalanan terindah di dalam hidupku.
Sejak saat itu, aku semakin merasakan indahnya hari-hariku. Aku tak tahu dia
ada dimana. Yang pasti, untuk saat ini yang harus aku lakukan adalah
menggapai cita-citaku. menjadi kebanggaan orang tuaku dan dapat menjadi
manfaat bagi orang lain. Aku yakin, suatu saat dia akan datang kembali. Entah
kapan, tinggal menunggu waktu yang tepat dari Sang Pencipta. Inilah keyakinan
hatiku. Semoga kita dapat bertemu kembali, dengan kisah yang indah dan
diridhai olehNya, semoga...
Unsur-unsur Intrinsik
1. Tema : Cinta / Kasih Sayang
2. Alur : Maju
Karena peristiwa yang terjadi pada cerpen tersebut berjalan sesuai urutan waktu
yang maju tanpa adanya cerita tentang peristiwa dio waktu yang sebelumnya/
yang pernah terjadi sebelumnya.
3. Sudut Pandang : Orang pertama pelaku utama
Karena tokoh yang ada pada cerpen tersebut berperan sebagai “aku” yang
merupakan tokoh utamanya.
4. Penokohan :
Adapun tokoh serta wataknya yang terdapat pada cerpen tersebut adalah.
 Lily, dengan watak:baik/ solehah, keras kepala, terkadang mudah marah,
selalu bersikap suudzon.
Watak tersebut dapat dilihat pada beberapa kutipan cerpen sebagai
berikut:
Hari ini hari senin, sudah menjadiamalanandalankamiuntuk berpuasa setiap
hari senin dan kamis.
Orang kota dengan gaya seperti itu pastilah sombong, dan terkadang selalu
menyakiti hati orang-orang yang sederhana, apalagiperempuansepertiku. Bila
dia memang berlaku baik padaku, dia pasti memiliki maksud yang tidak baik.
Seperti apa yang dikatakan orang-orang di sekitarku, dan juga sesuai dengan
pengalaman pribadiku, bahwa laki-laki yang terlihat angkuh namun memiliki
wajah yang tampan, pastilah dia selalu menyakiti hati seorang wanita.
Hati kecil ini merenung, betapa kerasnya kehidupan mereka. Kulihat
dompetku, tak begitu banyak uang di sana. Kusisihkan sedikit saja, mungkin
dapatmembantu mereka. Mereka tidak mungkin berbohong, kalaulah memang
mereka berbohong, aku yakin bahwa mereka membutuhkan uang dari orang
lain. Sungguh hatiku tersentuh melihat anak kecil itu.
“Kalau ga mau, gimana?”, ucapku sinis.
“Maaf ya mas, kalau bahaya ya biar saja. Lagipula berbahaya buat saya,
bukan buat Mas!” ucapku semakin sinis.
“Tapi mba..”
“Tapi apa? Jangan paksa saya dong!” ucapku dengan lebih sinis lagi.
“MaafMba, silakan jika mau tetap berdiri di situ. Tapi...”, ucapannyadipotong
lagi olehku.
“Tapi apa?” sentakku.
 Ibu, dengan watak perhatian dan penyayang.
Watak tersebut dapat dilihat dari salah satu kutipan isi cerpen yaitu berupa
dialog:
“Hati-hatiya kalau sudah di sana. Terus hubungi ibu, takut terjadi apa-apa”
ucap ibuku, sedikit khawatir.
 Ayah, dengan watak lemah lembut dan penyayang.
Watak tersebut dapat dilihat dari salah satu kutipan dialog cerpen yaitu:
“Hati-hatiya Nak. Kalau ada apa-apahubungiayah atau ibu. Banyak berdo’a
di jalan. Musafir do’anya sangatmustajab.Kabariayah kalau sudah sampai”.
ucap ayahku dengan lembutnya.
 Lelaki berbaju merah, dengan watak lemah lembut, penyayang, murah
senyum, sopan santun dan romantis.
Watak tersebut dapat dilihat dari beberapa kutipan cerpen sebagai berikut:
“Mohon maaf sekali Mba, saya mau lewat ke gerbong sebelah. Saya sudah
ditungguoleh teman saya. Sebentarsaja Mba, kalau saya sudah lewat, silakan
kalau Mba mau berdiri lagi di situ”, ucapnya dengan sopan.
“Makasih, Mba” ucap lelaki itu sambil tersenyum.
“Sudahlah, takusah terlalu difikirkan. Tak usah minta maaf, ekspresi wajahmu
saat kau kesal padaku bukan membuatku kesal padamu. Aku malah ingin
tersenyum sendiri bila mengingatnya”, ujarnya.
“Tak usah takut Mba. Ada Allah SWT bersama Mba”, ujarnya. Aku
terdiam.
“Jangan khawatir Mba. Barang Mba sudah saya bawa. Pemberangkatan
menuju Malang akan dimulai pukul 17.00. Tiket sudah saya pesankan. Nanti
saya antarkan ke stasiun. Untuksekarang izinkan saya menemani Mba sebelum
jadwal pemberangkatan dimulai. Saya takut terjadi apa-apa pada Mba”,
jelasnya dengan penuh perhatian.
5. Latar/ setting :
a. Tempat
 Di kamar, sesuai dengan kutipan:
Ku terbangun dan langsung kubuka jendela kamarku.
 Di ruang makan, sesuai dengan kutipan:
Aku berjalan menuju ruang makan, kulihatibu telah menyiapkan makan sahur.
 Di stasiun kereta, sesuai dengan kutipan:
Kereta beberapa menit lagi berangkat. Aku berlari dengan kencangnya
bersama ayahku, membawa barang yang cukup berat. Tepat di depan pintu
kereta aku berdiri.
 Di taman bunga, sesuai dengan kutipan:
Tanpa aku sadari, aku telah berlari jauh dengannya hingga tiba di sebuah
taman yang penuh dengan bunga.
 Di mesjid, sesuai dengan kutipan:
Beberapa menit kami berjalan, kami pun tiba di sebuah mesjid.
 Di bawah pohon, sesuai dengan kutipan:
Tempat singgah yang terakhir yaitu di bawah pohon yang amat rindang, di
sebuah ayunan sederhana, kami duduk bersama.
b. Waktu
 Dini hari, sesuai dengan kutipan:
Mataku sedikit terbuka, pertanda mimpi indah malam ini telah usai. Jam
menunjukkan pukul 03.00.
 Pagi hari, sesuai dengan kutipan:
Di pagi hari yang cerah, pemandangan yang indah tentu sudah sangat cukup
untuk menyegarkan penglihatan ini.
 Siang hari, berdasarkan kutipan:
Perjalanan masih jauh, aku belum shalat dzuhur. Biarlah, mungkin nanti bisa
diqashar.
 Sore hari, berdasarkan kutipan:
Hingga akhirnya, jam menunjukan pukul 16.45. Aku harus segera ke stasiun.
c. Suasana
 Sunyi, sesuai dengan kutipan:
Di kesunyian, alarm berbunyi. Teralunkan musik merdu, terdengar
bersemangat berjudul Sang Pemimpi.
 Nyaman, sesuai dengan kutipan:
Asri, indah nan permai. Inilah salah satu tanda kekuasaanNya. Sesekali ku
beranjak dari tempat dudukku, melangkah menuju pintu kereta. Angin
berhembus, menerpa hijab biru mudaku, menggerakkan bibirku hingga
akhirnya dapattersenyum refleks, tanpa sadar. Didepan mataku terlihat sawah
yang terhamparluas. Langit biru, bersama para awan dan juga burung yang
beterbangan semakin memperindah suasana ini.
 Indah, menakjubkan, sesuai dengan kutipan:
Aku tersenyum, terdiam, menengadah ke arah langitbiru. Sungguh,inilah salah
satu keindahan atassegala kekuasaanNyayang lain. Fatahmorgana alam yang
begitu menyejukkan, jutaan warna yang berbeda, hidup membentuk sebuah
kesatuan yang begitu luar biasa. Renunganku itu membuatku lupa akan
segalanya untuk beberapa saat.
 Ramai, sesuai dengan kutipan:
Subhanallah, mesjid yang megah dan indah. Para jamaahnya pun banyak, ada
yang sedang membaca Al Qur’an, ada yang sedang duduk beristirahat, dan
masih banyak lagi.
6. Gaya bahasa : hiperbola
Gaya bahasa yang digunakan kebanyakan berupa gaya bahasa hiperbola,
karena terdapat banyak kata yang sekan-akan dilebih-lebihkan agar terasa lebih
dari biasanya, contohnya dari beberapa kutipan yaitu
Tanpa aku sadari, aku telah berlari jauh dengannya hingga tiba di sebuah
taman yang penuh dengan bunga. Keadaannya yang amat bersih dan asri
membuatku terkesima tanpa batas. Aku tersenyum, terdiam, menengadah ke
arah langit biru. Sungguh, inilah salah satu keindahan atas segala
kekuasaanNya yang lain. Fatahmorganaalam yang begitu menyejukkan, jutaan
warna yang berbeda, hidup membentuk sebuah kesatuan yang begitu luar
biasa. Renunganku itu membuatku lupa akan segalanya untuk beberapa saat.
7. Amanat :
 Jangan berprasangka buruk terlebih dahulu kepada orang lain sebelum
kita mengetahui kebenaran yang sebenarnya dari orang tersebut.
Dalam cerita ini diceritakan, Lily merasa bahwa lelaki berkaos merah itu orang
yang angkuh akan tetapi setelah dekat dengan laki-laki tersebut, barulah dia
merasa bersalah karena prasangka buruknya itu ternyata salah.
 Jangan mudah marah kepada seseorang.
Diceritakan pada cerpen tersebut bahwa Lily selalu mudah marah kepada
lelaki yang ia temui di kereta. Pada akhirnya, kemarahan hanya dapat
membuatnya merasa malu dan merasa bersalah.
 Syukuri segala kekuasaan yang telah diberikan oleh Allah.
Di dalam cerpen tersebut mengingatkan kita akan kekuasaan Allah yang ada di
bumi. Kita harus bisa menyukurinya karena kekuasaan itu merupakan suatu
keindahan yang dapat kita rasakan secara langsung.
 Urusan cinta, hanya Allah yang tahu. Kita tidak tahu kapan cinta itu akan
datang, namun kita harus percaya bahwa suatu saat Allah akan menunjukan
jalanNya yang indah dalam menunjukan cinta itu. Tinggal keyakinan dan
kesabaran yang harus dimiliki.
Dalam cerpen tersebut, di akhir cerita tersirat bahwaLily pada akhirnya harus
berpisah dengan sseorang yang dikaguminya. Walaupun begitu, dia yakin
bahwa suatu saat cinta itu akan datang kembali. Yang penting, cita-cita dan
mimpi-mimpi indah kita harus bisa kita capai.
Unsur-unsur Ekstrinsik
1. Nilai yang terkandung pada cerpen
 Nilai sosial
Interaksi atau komunikasi harus bisa dilakukan dengan baik agar tidak ada
kesalahfahaman, contohnya yaitu yang diami oleh Lily dan lelaki berkaos merah
yang beberapa kali mengalami kesalahfahaman.
 Nilai agama
Rasa suudzon seharusnya dihilangkan terlebih dahulu bila memang tidak
mengetahui kenyataannya. Suudzon ini telah terjadi pada cerpen di atas yaitu
dari Lily ke lelaki berkaos merah
 Nilai moral
Bersikap sopan sudah menjadi salah satu norma yang berlaku di lingkungan
yang diceritakan pada cerpen. Salah satu contohnya yaitu berkata dengan lemah
lembut dan selalu tersenyum
2. Lingkungan pengarang
Sesuai dengan cerpen yang ditulis pengarang, kemungkinan keadaan
lingkungan dari pengarang yaitu kehidupan yang religius, penuh norma dan
sopan santun, serta kehidupan yang indah dengan suasananya.
3. Identitas pengarang
Cerpen “Perjalanan Terindah” ini disusun oleh seorang pelajar asal Garut
yang bernama Zulfa Fadila. Lahir di Garut tanggal 27 Oktober 1996 dari
sepasang orang tua yang bernama Drs. Agus Juanda dan Ika Supartika. Zulfa
merupakan anak kelima dari sembilan bersaudara. Saat ini masih menjalani
pendidikan di SMAN 2 Garut semester akhir. Zulfa merupakan alumni dari
SMPN 1 Leles, SDN Leles 1 dan TK Pelita.
Zulfa bukan seorang penulis pada umumnya, dia hanya pelajar biasa. Hanya
saja menulis sudah mulai menjadi hobinya saat di SMA, namun tidak begitu
diperdalam. Zulfa hanya menyalurkan hobinya melalui cerita-cerita pendek
yang ditulis pada entri blognya yang berjudul “Sebening Ketulusan Hati”. Dia
aktif di beberapa organisasi di SMA namun tidak mempunyai prestasi yang
begitu banyak. Harapannya untuk saat ini yaitu bisa melewati masa transisinya
di kelas XII SMA, bisa melaksanakan UN dengan sukses, serta bisa diterima di
perguruan tinggi negeri favoritnya yaitu di ITB jurusan teknik fisika. Untuk saat
ini, dia belum bisa meneruskan posting atau berbagi cerita yang lainnya karena
fokus akan tujuan jangka pendeknya saat ini.
Ringkasan Cerita
Lily, seorang wanita yang solehah serta taat pada kedua orangnya tinggal
di sebuah kota yang sederhana.Dia mendapatkan beasiswa untuk meneruskan
pendidikannya ke Perguruan tinggi negeri yang ada di Malang. Dia berangkat
sendiri ke Malang dengan menggunakan kereta api. Saat di jalan, dia bertemu
dengan lelaki berkaos merah yang dia sangka bahwa laki-laki itu adalah lelaki
asal kota yang amat angkuh. Sikap sinis dan pemarahnya mulai ia munculkan
kepada lelaki itu.
Namun ternyata lelaki itu tidak seburuk yang difikirkan oleh Lily. Lelaki
itu bahkan amat baik, ramah, dan sopan serta perhatian. Saat kereta berhenti,
lelaki itu membawa Lily ke berbagai tempat yang indah dan tak disangka.
Seharian mereka menghasbiskan waktu bersama. Satu hal yang amat
disayangkan, mereka bisa saling dekat namun itu hanya sementara.
Setiap pertemuan tentu akan ada perpisahan. Mereka berpisah pada sore
hari karena Lily harus meneruskan perjalanannya menuju Malang untuk
menggapai cita-citanya. Walaupun lelaki berkaos merah itu tidak ia kenal, tapi
dia bisa merasakan cinta yang tak biasa. Akhir yang tak begitu indah, mereka
saling berpisah dalam keadaan tidak tahu nama masing-masing. Namun Lily
yakin bahwa lelaki itu akan datang kembali dengan jalan Allah yang mungkin
lebih indah dari perjalanan terindah y
Cerpen
Cerpen

More Related Content

What's hot

Legenda situ bagendit
Legenda situ bagenditLegenda situ bagendit
Legenda situ bagendit
Rinzani Cyzaria Putri
 
cerpen karangan sendiri
cerpen karangan sendiricerpen karangan sendiri
cerpen karangan sendiriNovi Indah
 
Naskah drama 5 orang tema persahabatan
Naskah drama 5 orang tema persahabatanNaskah drama 5 orang tema persahabatan
Naskah drama 5 orang tema persahabatan
Warnet Raha
 
Cerpen Bahasa Jawa "Lutung kasarung"
Cerpen Bahasa Jawa "Lutung kasarung"Cerpen Bahasa Jawa "Lutung kasarung"
Cerpen Bahasa Jawa "Lutung kasarung"
Àlvenda Ryan
 
Kumpulan 30 puisi tentang wanita
Kumpulan 30 puisi tentang wanitaKumpulan 30 puisi tentang wanita
Kumpulan 30 puisi tentang wanita
Dikha Wijanarko
 
Naskah Drama Hukum Karma Berlaku
Naskah Drama Hukum Karma BerlakuNaskah Drama Hukum Karma Berlaku
Naskah Drama Hukum Karma Berlaku
Anggy Wahyu Dwi Surya
 
NASKAH DRAMA "Kebencian sahabat hanya sesaat"
NASKAH DRAMA "Kebencian sahabat hanya sesaat"NASKAH DRAMA "Kebencian sahabat hanya sesaat"
NASKAH DRAMA "Kebencian sahabat hanya sesaat"
ripto atmaja
 
Cerita rakyat bahasa jawa, Keong Mas, Jaka Tarub, Rawa Pening
Cerita rakyat bahasa jawa, Keong Mas, Jaka Tarub, Rawa PeningCerita rakyat bahasa jawa, Keong Mas, Jaka Tarub, Rawa Pening
Cerita rakyat bahasa jawa, Keong Mas, Jaka Tarub, Rawa Pening
Agoeng R Aiueo
 
Naskah Drama Bahasa Indonesia Kelas VIII
Naskah Drama Bahasa Indonesia Kelas VIIINaskah Drama Bahasa Indonesia Kelas VIII
Naskah Drama Bahasa Indonesia Kelas VIII
Ghani AL
 
Contoh Resensi Buku Fiksi
Contoh Resensi Buku FiksiContoh Resensi Buku Fiksi
Contoh Resensi Buku Fiksi
Vika Mubarokah
 
Impian Keabadian (Cerpen karya Satrio Arismunandar)
Impian Keabadian (Cerpen karya Satrio Arismunandar)Impian Keabadian (Cerpen karya Satrio Arismunandar)
Impian Keabadian (Cerpen karya Satrio Arismunandar)
Satrio Arismunandar
 
Naskah drama 4 orang pemborosan
Naskah drama 4 orang pemborosanNaskah drama 4 orang pemborosan
Naskah drama 4 orang pemborosan
Septian Muna Barakati
 
Contoh teks laporan hasil percobaan
Contoh teks laporan hasil percobaanContoh teks laporan hasil percobaan
Contoh teks laporan hasil percobaan
me atoel
 
Cerpen karya keke
Cerpen  karya keke Cerpen  karya keke
Cerpen karya keke
Rachmah Safitri
 

What's hot (20)

Legenda situ bagendit
Legenda situ bagenditLegenda situ bagendit
Legenda situ bagendit
 
cerpen karangan sendiri
cerpen karangan sendiricerpen karangan sendiri
cerpen karangan sendiri
 
Naskah drama 5 orang tema persahabatan
Naskah drama 5 orang tema persahabatanNaskah drama 5 orang tema persahabatan
Naskah drama 5 orang tema persahabatan
 
Contoh cerpen persahabatan
Contoh cerpen persahabatanContoh cerpen persahabatan
Contoh cerpen persahabatan
 
Naskah Drama " Pak Bayan Gagal Nyaleg "
Naskah Drama " Pak Bayan Gagal Nyaleg "Naskah Drama " Pak Bayan Gagal Nyaleg "
Naskah Drama " Pak Bayan Gagal Nyaleg "
 
Cerpen Bahasa Jawa "Lutung kasarung"
Cerpen Bahasa Jawa "Lutung kasarung"Cerpen Bahasa Jawa "Lutung kasarung"
Cerpen Bahasa Jawa "Lutung kasarung"
 
Naskah drama 8 orang
Naskah drama 8 orangNaskah drama 8 orang
Naskah drama 8 orang
 
Kumpulan 30 puisi tentang wanita
Kumpulan 30 puisi tentang wanitaKumpulan 30 puisi tentang wanita
Kumpulan 30 puisi tentang wanita
 
Naskah Drama Hukum Karma Berlaku
Naskah Drama Hukum Karma BerlakuNaskah Drama Hukum Karma Berlaku
Naskah Drama Hukum Karma Berlaku
 
NASKAH DRAMA "Kebencian sahabat hanya sesaat"
NASKAH DRAMA "Kebencian sahabat hanya sesaat"NASKAH DRAMA "Kebencian sahabat hanya sesaat"
NASKAH DRAMA "Kebencian sahabat hanya sesaat"
 
Naskah drama 5 orang tema persahabatan
Naskah drama 5 orang tema persahabatanNaskah drama 5 orang tema persahabatan
Naskah drama 5 orang tema persahabatan
 
Cerita rakyat bahasa jawa, Keong Mas, Jaka Tarub, Rawa Pening
Cerita rakyat bahasa jawa, Keong Mas, Jaka Tarub, Rawa PeningCerita rakyat bahasa jawa, Keong Mas, Jaka Tarub, Rawa Pening
Cerita rakyat bahasa jawa, Keong Mas, Jaka Tarub, Rawa Pening
 
Cerpen Mimpiku Harapanku
Cerpen Mimpiku HarapankuCerpen Mimpiku Harapanku
Cerpen Mimpiku Harapanku
 
Naskah Drama Bahasa Indonesia Kelas VIII
Naskah Drama Bahasa Indonesia Kelas VIIINaskah Drama Bahasa Indonesia Kelas VIII
Naskah Drama Bahasa Indonesia Kelas VIII
 
Drama malin kundang
Drama malin kundangDrama malin kundang
Drama malin kundang
 
Contoh Resensi Buku Fiksi
Contoh Resensi Buku FiksiContoh Resensi Buku Fiksi
Contoh Resensi Buku Fiksi
 
Impian Keabadian (Cerpen karya Satrio Arismunandar)
Impian Keabadian (Cerpen karya Satrio Arismunandar)Impian Keabadian (Cerpen karya Satrio Arismunandar)
Impian Keabadian (Cerpen karya Satrio Arismunandar)
 
Naskah drama 4 orang pemborosan
Naskah drama 4 orang pemborosanNaskah drama 4 orang pemborosan
Naskah drama 4 orang pemborosan
 
Contoh teks laporan hasil percobaan
Contoh teks laporan hasil percobaanContoh teks laporan hasil percobaan
Contoh teks laporan hasil percobaan
 
Cerpen karya keke
Cerpen  karya keke Cerpen  karya keke
Cerpen karya keke
 

Viewers also liked

T.4.3 conclusiones y estrategias de comp.
T.4.3  conclusiones y estrategias de comp.T.4.3  conclusiones y estrategias de comp.
T.4.3 conclusiones y estrategias de comp.
Carlos Ces de Paz
 
ĐșĐ°Đ»Đ”ĐœĐŽĐ°Ń€ŃŒ2016
ĐșĐ°Đ»Đ”ĐœĐŽĐ°Ń€ŃŒ2016ĐșĐ°Đ»Đ”ĐœĐŽĐ°Ń€ŃŒ2016
ĐșĐ°Đ»Đ”ĐœĐŽĐ°Ń€ŃŒ2016
Maryna Zaharova
 
Vijay-Saini
Vijay-SainiVijay-Saini
Vijay-SainiVijay Saini
 
MIC3562 OnCall Trade Ad 165x65mm AW
MIC3562 OnCall Trade Ad 165x65mm AWMIC3562 OnCall Trade Ad 165x65mm AW
MIC3562 OnCall Trade Ad 165x65mm AWAndrew Evans
 
Defina con una sola palabra a la RepĂșblica Argentina
Defina con una sola palabra a la RepĂșblica ArgentinaDefina con una sola palabra a la RepĂșblica Argentina
Defina con una sola palabra a la RepĂșblica Argentina
Eduardo Nelson German
 
Hukum narkoba dalam islam
Hukum narkoba dalam islamHukum narkoba dalam islam
Hukum narkoba dalam islam
Warnet Raha
 
Strategi Kompromi dan Strategi Perkembangan Kognitif
Strategi Kompromi dan Strategi Perkembangan KognitifStrategi Kompromi dan Strategi Perkembangan Kognitif
Strategi Kompromi dan Strategi Perkembangan Kognitif
Maizatul Malik
 
Explicacion abp cursoedmodomatematicasgrupo5
Explicacion abp cursoedmodomatematicasgrupo5Explicacion abp cursoedmodomatematicasgrupo5
Explicacion abp cursoedmodomatematicasgrupo5
Zully Moreno Celis
 
Marketing research_Concept testing
Marketing research_Concept testingMarketing research_Concept testing
Marketing research_Concept testingAmritha Siddharth
 
Ű§Ù„ŰȘÙ‚Ű±ÙŠŰ± (2)ŰŹŰ§Ù‡ŰČ
Ű§Ù„ŰȘÙ‚Ű±ÙŠŰ± (2)ŰŹŰ§Ù‡ŰČŰ§Ù„ŰȘÙ‚Ű±ÙŠŰ± (2)ŰŹŰ§Ù‡ŰČ
Ű§Ù„ŰȘÙ‚Ű±ÙŠŰ± (2)ŰŹŰ§Ù‡ŰČnasserip1
 

Viewers also liked (12)

T.4.3 conclusiones y estrategias de comp.
T.4.3  conclusiones y estrategias de comp.T.4.3  conclusiones y estrategias de comp.
T.4.3 conclusiones y estrategias de comp.
 
ĐșĐ°Đ»Đ”ĐœĐŽĐ°Ń€ŃŒ2016
ĐșĐ°Đ»Đ”ĐœĐŽĐ°Ń€ŃŒ2016ĐșĐ°Đ»Đ”ĐœĐŽĐ°Ń€ŃŒ2016
ĐșĐ°Đ»Đ”ĐœĐŽĐ°Ń€ŃŒ2016
 
Vijay-Saini
Vijay-SainiVijay-Saini
Vijay-Saini
 
MIC3562 OnCall Trade Ad 165x65mm AW
MIC3562 OnCall Trade Ad 165x65mm AWMIC3562 OnCall Trade Ad 165x65mm AW
MIC3562 OnCall Trade Ad 165x65mm AW
 
Defina con una sola palabra a la RepĂșblica Argentina
Defina con una sola palabra a la RepĂșblica ArgentinaDefina con una sola palabra a la RepĂșblica Argentina
Defina con una sola palabra a la RepĂșblica Argentina
 
New York
New YorkNew York
New York
 
Global U21 Cert
Global U21 CertGlobal U21 Cert
Global U21 Cert
 
Hukum narkoba dalam islam
Hukum narkoba dalam islamHukum narkoba dalam islam
Hukum narkoba dalam islam
 
Strategi Kompromi dan Strategi Perkembangan Kognitif
Strategi Kompromi dan Strategi Perkembangan KognitifStrategi Kompromi dan Strategi Perkembangan Kognitif
Strategi Kompromi dan Strategi Perkembangan Kognitif
 
Explicacion abp cursoedmodomatematicasgrupo5
Explicacion abp cursoedmodomatematicasgrupo5Explicacion abp cursoedmodomatematicasgrupo5
Explicacion abp cursoedmodomatematicasgrupo5
 
Marketing research_Concept testing
Marketing research_Concept testingMarketing research_Concept testing
Marketing research_Concept testing
 
Ű§Ù„ŰȘÙ‚Ű±ÙŠŰ± (2)ŰŹŰ§Ù‡ŰČ
Ű§Ù„ŰȘÙ‚Ű±ÙŠŰ± (2)ŰŹŰ§Ù‡ŰČŰ§Ù„ŰȘÙ‚Ű±ÙŠŰ± (2)ŰŹŰ§Ù‡ŰČ
Ű§Ù„ŰȘÙ‚Ű±ÙŠŰ± (2)ŰŹŰ§Ù‡ŰČ
 

Similar to Cerpen

Penantian ibu saat 21 mei 2006 (iqbal latief)
Penantian ibu saat 21 mei 2006 (iqbal latief)Penantian ibu saat 21 mei 2006 (iqbal latief)
Penantian ibu saat 21 mei 2006 (iqbal latief)
Arvinoor Siregar SH MH
 
cerpen rekomendasi analisis penuh unsur yang bisa di eksplorasi
cerpen rekomendasi analisis penuh unsur yang bisa di eksplorasicerpen rekomendasi analisis penuh unsur yang bisa di eksplorasi
cerpen rekomendasi analisis penuh unsur yang bisa di eksplorasi
HendryPutrihijau
 
Ebook learning for life (Cerita inspiratif pembangun motivasi hidup)
Ebook learning for life (Cerita inspiratif pembangun motivasi hidup)Ebook learning for life (Cerita inspiratif pembangun motivasi hidup)
Ebook learning for life (Cerita inspiratif pembangun motivasi hidup)
Izhan Nassuha
 
NOVEL ESTERRRR.ppt
NOVEL ESTERRRR.pptNOVEL ESTERRRR.ppt
NOVEL ESTERRRR.ppt
MintanDenataSimaiban
 
Cerpen panggil namaku aisyah p. nuraeni (ponnoer)
Cerpen panggil namaku aisyah p. nuraeni (ponnoer)Cerpen panggil namaku aisyah p. nuraeni (ponnoer)
Cerpen panggil namaku aisyah p. nuraeni (ponnoer)
Iwan Sumantri
 
8 kebohongan ibu
8 kebohongan ibu8 kebohongan ibu
8 kebohongan ibualvyansofyan
 
Kado terakhir untuk bunda
Kado terakhir untuk bundaKado terakhir untuk bunda
Kado terakhir untuk bunda
Reza Mahendra
 
Kelompok borobudur
Kelompok  borobudurKelompok  borobudur
Kelompok borobudur
SMAN 54 Jakarta
 
Cerita versi ku
Cerita versi kuCerita versi ku
Cerita versi ku
Galang Adhi Pradipta
 
Cinta datang tepat waktu
Cinta datang tepat waktuCinta datang tepat waktu
Cinta datang tepat waktuHeni Handayani
 
Gadis muslim di sekolahku
Gadis muslim di sekolahkuGadis muslim di sekolahku
Gadis muslim di sekolahkusela apriyani
 
Trip to the country of 5 towers
Trip to the country of 5 towersTrip to the country of 5 towers
Trip to the country of 5 towers
Taufiqi Muhammad
 
Terjalnya jalan hidupku
Terjalnya  jalan hidupkuTerjalnya  jalan hidupku
Terjalnya jalan hidupkuHeni Handayani
 
Antologi Karya Anak Desa
Antologi Karya Anak DesaAntologi Karya Anak Desa
Antologi Karya Anak Desa
Kampung Baca
 
Antologi Karya Anak Desa
Antologi Karya Anak DesaAntologi Karya Anak Desa
Antologi Karya Anak Desa
Revolvere
 
Naskah drama pengorbanan seorang anak
Naskah drama pengorbanan seorang anakNaskah drama pengorbanan seorang anak
Naskah drama pengorbanan seorang anakAhmad Afandi
 
Presentation1 ( cerpen , novel, roman)
Presentation1 ( cerpen , novel,  roman) Presentation1 ( cerpen , novel,  roman)
Presentation1 ( cerpen , novel, roman)
Ardabellaviescha
 
Juara Kejujuran Jilid II
Juara Kejujuran Jilid IIJuara Kejujuran Jilid II
Juara Kejujuran Jilid II
devunira
 

Similar to Cerpen (20)

Penantian ibu saat 21 mei 2006 (iqbal latief)
Penantian ibu saat 21 mei 2006 (iqbal latief)Penantian ibu saat 21 mei 2006 (iqbal latief)
Penantian ibu saat 21 mei 2006 (iqbal latief)
 
Cerpen
CerpenCerpen
Cerpen
 
cerpen rekomendasi analisis penuh unsur yang bisa di eksplorasi
cerpen rekomendasi analisis penuh unsur yang bisa di eksplorasicerpen rekomendasi analisis penuh unsur yang bisa di eksplorasi
cerpen rekomendasi analisis penuh unsur yang bisa di eksplorasi
 
Ebook learning for life (Cerita inspiratif pembangun motivasi hidup)
Ebook learning for life (Cerita inspiratif pembangun motivasi hidup)Ebook learning for life (Cerita inspiratif pembangun motivasi hidup)
Ebook learning for life (Cerita inspiratif pembangun motivasi hidup)
 
NOVEL ESTERRRR.ppt
NOVEL ESTERRRR.pptNOVEL ESTERRRR.ppt
NOVEL ESTERRRR.ppt
 
Cerpen panggil namaku aisyah p. nuraeni (ponnoer)
Cerpen panggil namaku aisyah p. nuraeni (ponnoer)Cerpen panggil namaku aisyah p. nuraeni (ponnoer)
Cerpen panggil namaku aisyah p. nuraeni (ponnoer)
 
8 kebohongan ibu
8 kebohongan ibu8 kebohongan ibu
8 kebohongan ibu
 
Kado terakhir untuk bunda
Kado terakhir untuk bundaKado terakhir untuk bunda
Kado terakhir untuk bunda
 
Kelompok borobudur
Kelompok  borobudurKelompok  borobudur
Kelompok borobudur
 
Cerita versi ku
Cerita versi kuCerita versi ku
Cerita versi ku
 
Cinta datang tepat waktu
Cinta datang tepat waktuCinta datang tepat waktu
Cinta datang tepat waktu
 
Post 1
Post 1Post 1
Post 1
 
Gadis muslim di sekolahku
Gadis muslim di sekolahkuGadis muslim di sekolahku
Gadis muslim di sekolahku
 
Trip to the country of 5 towers
Trip to the country of 5 towersTrip to the country of 5 towers
Trip to the country of 5 towers
 
Terjalnya jalan hidupku
Terjalnya  jalan hidupkuTerjalnya  jalan hidupku
Terjalnya jalan hidupku
 
Antologi Karya Anak Desa
Antologi Karya Anak DesaAntologi Karya Anak Desa
Antologi Karya Anak Desa
 
Antologi Karya Anak Desa
Antologi Karya Anak DesaAntologi Karya Anak Desa
Antologi Karya Anak Desa
 
Naskah drama pengorbanan seorang anak
Naskah drama pengorbanan seorang anakNaskah drama pengorbanan seorang anak
Naskah drama pengorbanan seorang anak
 
Presentation1 ( cerpen , novel, roman)
Presentation1 ( cerpen , novel,  roman) Presentation1 ( cerpen , novel,  roman)
Presentation1 ( cerpen , novel, roman)
 
Juara Kejujuran Jilid II
Juara Kejujuran Jilid IIJuara Kejujuran Jilid II
Juara Kejujuran Jilid II
 

More from Warnet Raha

Serune kale
Serune kaleSerune kale
Serune kale
Warnet Raha
 
Alat musik
Alat musikAlat musik
Alat musik
Warnet Raha
 
Septian
SeptianSeptian
Septian
Warnet Raha
 
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanamanPengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Warnet Raha
 
Perihal
PerihalPerihal
Perihal
Warnet Raha
 
Warnet vast raha
Warnet vast rahaWarnet vast raha
Warnet vast raha
Warnet Raha
 
Surat tugas pls wakorsel
Surat tugas pls wakorselSurat tugas pls wakorsel
Surat tugas pls wakorsel
Warnet Raha
 
Silsilah keluarga
Silsilah keluargaSilsilah keluarga
Silsilah keluarga
Warnet Raha
 
Ipink
IpinkIpink
Ipink
Warnet Raha
 
Silsilah keluarg1
Silsilah keluarg1Silsilah keluarg1
Silsilah keluarg1
Warnet Raha
 
Makalah haji dan umroh
Makalah haji dan umrohMakalah haji dan umroh
Makalah haji dan umroh
Warnet Raha
 
Motivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerjaMotivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerja
Warnet Raha
 
Salim 2
Salim 2Salim 2
Salim 2
Warnet Raha
 
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Warnet Raha
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
Warnet Raha
 
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Warnet Raha
 
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari mudaPengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Warnet Raha
 
Jurnal ella
Jurnal ellaJurnal ella
Jurnal ella
Warnet Raha
 
Penelitian
PenelitianPenelitian
Penelitian
Warnet Raha
 
Surat keterangan kematian 4
Surat keterangan kematian 4Surat keterangan kematian 4
Surat keterangan kematian 4
Warnet Raha
 

More from Warnet Raha (20)

Serune kale
Serune kaleSerune kale
Serune kale
 
Alat musik
Alat musikAlat musik
Alat musik
 
Septian
SeptianSeptian
Septian
 
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanamanPengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
 
Perihal
PerihalPerihal
Perihal
 
Warnet vast raha
Warnet vast rahaWarnet vast raha
Warnet vast raha
 
Surat tugas pls wakorsel
Surat tugas pls wakorselSurat tugas pls wakorsel
Surat tugas pls wakorsel
 
Silsilah keluarga
Silsilah keluargaSilsilah keluarga
Silsilah keluarga
 
Ipink
IpinkIpink
Ipink
 
Silsilah keluarg1
Silsilah keluarg1Silsilah keluarg1
Silsilah keluarg1
 
Makalah haji dan umroh
Makalah haji dan umrohMakalah haji dan umroh
Makalah haji dan umroh
 
Motivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerjaMotivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerja
 
Salim 2
Salim 2Salim 2
Salim 2
 
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
 
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari mudaPengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
 
Jurnal ella
Jurnal ellaJurnal ella
Jurnal ella
 
Penelitian
PenelitianPenelitian
Penelitian
 
Surat keterangan kematian 4
Surat keterangan kematian 4Surat keterangan kematian 4
Surat keterangan kematian 4
 

Recently uploaded

PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
Kurnia Fajar
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
bobobodo693
 
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdfLaporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
heridawesty4
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
PURWANTOSDNWATES2
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
SABDA
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
mattaja008
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
yuniarmadyawati361
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
erlita3
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
haryonospdsd011
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
AgusRahmat39
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 

Recently uploaded (20)

PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
 
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdfLaporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 

Cerpen

  • 1. DIA SAHABATKU Pada suatu hari hiduplah dua orang sahabat mereka bernama shelly dan yenni. Mereka bersahabat selama 3 tahun lamanya. Shelly dan yenni saling menyayangi bahkan banyak orang-orang yang menyangka bahwa mereka saudara kandung. Setiap pagi sebelum berangkat kesekolah shelly selalu pergi kerumah Yenni untuk bersama berangkat ke sekolah. Pada siang harinya sesuai dengan rencana yang mereka telah sepakati sebelumnya, merka akan pergi ke swalayan yang tidak berada jauh dari sekolah mereka. Mereka pergi ke swalayan untuk membeli sebuah kado dan kue yang akan mereka belikan untuk nenek shelly. Nenek Shelly adalah orang yang baik. Ia selalu baik dan ramah kepada Yenni walaupun Yenni bukan cucu dari sang Nenek. Bukan hanya itu Nenek shelly juga terkadang memberikan nasihat dan uang saku Cuma-Cuma kepada mereka. Waktu sudah menunjukkan pukul 3 sore tetapi belum juga ada kabar yang pasti dari Yenni. Sembari menunggu kedatangan Yenni , Shelly membaca novel yang sebelumnya di beli di Toko Buku langganan mereka bersama Yenni. Membaca novel adalah hobi yang dimiliki shelly, berbeda dengan Yenni yang lebih memilih untuk bermain basket. Meskipun hobi mreka yang berbeda tetapi mereka tetap dapat bersama. Bila ada latihan basket di sekolah maka shelly selalu setia menunggu Yenni sembari mengerjakan tugas atau sekedar untuk melanjutkan membaca novel. “Aduh Yenni kemana ya?, Tanya shelly dalam hati” Shelly yang merasa panik terhadap Yenni karena sudah 3 jam setelah dirinya menunggu tidak ada kabar yang pasti dari Yenni. “ Shelly “ Teriak seorang remaja yang berada tidak jauh dari keberadaannya. “ maaf, tadi aku harus membersihkan lapangan sebelum pulang, karena aku lupa mengerjakan tugas Matematika “ Jawab Yenni. Dengan wajah kesal sekaligus kasihan setelah mendengarkan alasan yang diberikan Yenni akhirnya Shelly memutuskan untuk pergi ke Swalayan. “ kan aku udah pernah bilang, kalo ada tugas itu langsung dikerjain malemnya “ Shelly member nasihat kepada Yenni dengan sedikit marah. Setelah sampai di tempat yang mereka tuju yaitu swalayan, mereka langsung segera membeli kue dan memilih kira-kira kado yang mana yang pantas untuk Nenek Shelly. Shelly dan Yenni memutuskan untuk membeli baju sebagai hadiah yang akan mereka belikan kepada Nenek. Baju berwarna kuning yang cocok dengan kuli Nenek yang berwarna cukup cerah membuat mereka merasa itulah hadiah yang pas dan cocok untuk mereka berikan kepada Nenek. Bagi Yenni, Nenek Shelly adalah neneknya juga karena, Nenek Shelly juga selalu menyamakan kasih sayang yang ia berikan kepada Shelly dan Yenni. Maka dari itu, Yenni selalu menyayangi semua keluarga Shelly. Bagi Yenni mengeluarkan uang itu tak masalah asalkan Nenek atau keluarga Shelly yang lain bahagia. Setelah selesai membelanjakan kebutuhan apa saja yang mereka inginkan, mereka memutuskan untuk pulang karena mereka sudah ditunggu di
  • 2. Rumah Nenek oleh keluarga Shelly. Maka dari itu, mereka memutuskan untuk cepat-cepat pulang. Sesampainya di Rumah, mereka segera disambut oleh keluarga Shelly. Keluarga Shelly sudah mengganggap Yenni sebagai keluarga. Kebersamaan yang tidak bisa di dapatkan di dalam keluarga Yenni dapat Ia dapatkan di saat bersama dengan keluarga Shelly. Selain itu baik keluarga Shelly juga selalu memperhatikan Yenni. Yenni hanya tinggal berdua dengan ayahnya selain itu, ayah Yenni sering pergi meninggalkan Yenni untuk mencari uang berdagang di luar kota. Dengan kata lain, Yenni selalu merasa kesepian bahkan kadang enggan untuk pulang kerumah. Ibu Yenni telah lama bercerai dengan Ayahnya kurang lebih semenjak Yenni berumur 11 tahun. Semenjak Ayah dan Ibunya bercerai Yenni tidak pernah bertemu Ibunya. Ia tidak pernah merasakan perhatian dari seorang Ibu semenjak kedua orang tuanya telah resmi bercerai. Oleh karena hal itu, Shelly selalu berada di dekat Yenni karena ia tidak ingin sahabatnya merasa kesepian karena baginya persahabatan itu bukan hanya dapat dikatakan dimulut saja tetapi dibuktikan dengan nyata. 1. Unsur Instrinsik a. Tokoh -Shelly -Yenni -Nenek b. Penokohan -Shelly : Baik, Rajin, Pintar -Yenni : Baik, Malas -Nenek: Baik c. Latar - Sekolah - Swalayan - Rumah Nenek d. Sudut Pandang Dalam penulisan cerpen ini penulis menuliskan cerpen dengan menggunakan sudut pandang orang ketiga karena dalam penulisan cerpen menceritakan kisah orang lain. e. Tema Persahabatan f. Amanat Amanat yang di sampaikan dari cerpen di atas adalah kita harus menyayangi orang lain walaupun kita tidak ada berhubungan darah dan saling mengerti satu sama lain.
  • 3. 2. Unsur Ekstrinsik Latar Belakang Masyarakat Latar belakang yang dituliskan dari cerpen diatas yang telah disampaikan penulis adalah adanya kasih sayang dari lingkungan sekitar yang membuat menguatnya persahabatan yang diceritakan oleh penulis. Nilai-nilai yang terkandung dalam Cerpen a. Nilai Budaya Nilai Budaya yang dapat kita pelajari dari cerpen diatas adalah kuatnya persahabatan yang masih terjalin diantara mereka walaupun perbedaan sifat yang mereka miliki. b. Nilai Moral Nilai Moral yang dapat kita ambil dari cerpen diatas adalah kita harus senantiasa meminta maaf apabila terdapat kesalahan baik itu kepada sahabat terdekat sekalipun.
  • 4. Perjalanan Terindah Di kesunyian, alarm berbunyi. Teralunkan musik merdu, terdengar bersemangat berjudul Sang Pemimpi. Mataku sedikit terbuka, pertanda mimpi indah malam ini telah usai. Jam menunjukkan pukul 03.00. Aku tetap terbaring, bukan berarti malas. Kuhayati setiap lirik musik yang kudengarkan, penuh dengan makna. Aku masih terbaring, kukumpulkan semangatku saat itu. Musik re ff terdengar, semangatku semakin berkumpul. Ku terbangun dan langsung kubuka jendela kamarku. Angin pagi berhembus menyegarkan, walaupun memang masih gelap. Bibir ini berbisik, ucapan do’a tanda syukurku atas dibangunkannya jasad ini dari alam yang tak kukenal. Aku siap melewati hari ini. Aku berjalan menuju ruang makan, kulihat ibu telah menyiapkan makan sahur. Hari ini hari senin, sudah menjadi amalan andalan kami untuk berpuasa setiap hari senin dan kamis. Ku tersenyum pada ibu, kuteruskan langkahku untuk membasuh muka, menyegarkan wajah kusutku seusai bangun tidur. Berdua saja kami duduk di depan meja makan, aku dan ibuku. “Sudah siapkah semua barangnya, Nak?” tanya ibuku. “Tentu saja sudah, Bu. Tinggal berangkat saja”, jawabku. “Hati-hati ya kalau sudah di sana. Terus hubungi ibu, takut terjadi apa- apa” ucap ibuku, sedikit khawatir. “Tenang saja, Bu. Lily bisa jaga diri kok, insya Allah”, ujarku. “Baguslah kalau begitu. Seusai shalat subuh, ayah akan langsung mengantarmu ke stasiun”. Aku hanya tersenyum dan mengangguk. Kulanjutkan membereskan apa saja yang harus ku bawa. Aku mungkin terlalu keasyikan, setelah shalat subuh aku malah terdiam dan merenung. Bersama kesunyian aku membayangkan, mimpiku ternyata bisa terwujud. Dengan keadaan keluarga yang apa adanya, aku bisa kuliah tanpa mengeluarkan biaya sedikitpun. Di dalam lamunanku, aku terkejut. “Neng!” ucap ayahku dengan kerasnya. “Iya Ayah?” jawabku kaget. “Ayo, sudah pukul lima. Nanti terlambat masuk kereta” ucap ayahku cemas. “Oh, baiklah Ayah”. Dengan menaiki motor yang begitu khas suaranya, kami mulai berangkat. Ibu tak ikut mengantarku, katanya dia harus menjaga rumah. Lagipula tak bisa bila harus menaiki motor dengan tiga orang penumpang sambil membawa barang yang cukup banyak, sungguh hal yang mustahil. “Jaga diri baik-baik, Nak. Banyak berdo’a. Tetap semangat, jangan lupa ibadahnya”, nasehat dari ibuku. “Baik, Bu. Do’akan saja Lily semoga semuanya bisa barakah bagi kehidupan Lily” ucapku, dengan mata yang cukup berkaca-kaca. “Iya, Nak. Ibu pasti akan selalu mendo’akanmu. Kalau begitu lekaslah, takut ketinggalan kereta”, ucap ibuku dengan air matanya yang menetes. “Kalau begitu kami berangkat dulu, Bu. Assalamu’alaikum”, ucap ayahku. “Wa’alaikumsalam”, jawab ibuku.
  • 5. Aku pun bersalaman dengan ibu, begitupun ayah. Air mata membasahi pipi ibu. Aku mengerti, memang seperti itulah perasaan seorang ibu. Air mataku pun ikut terjatuh, hatiku luluh. Segera ku bergegas menaiki motor sambil menghapuskan air mataku. Begitu dinginnya subuh itu. Namun untungnya aku tetap merasakan kehangatan, dari jaket pemberian ibuku dan dari hangatnya punggung ayahku. Kereta beberapa menit lagi berangkat. Aku berlari dengan kencangnya bersama ayahku, membawa barang yang cukup berat. Tepat di depan pintu kereta aku berdiri. “Hati-hati ya Nak. Kalau ada apa-apa hubungi ayah atau ibu. Banyak berdo’a di jalan. Musafir do’anya sangat mustajab. Kabari ayah kalau sudah sampai”. ucap ayahku dengan lembutnya. “Baik, Ayah. Doakan Lily ya”, ucapku tersenyum, namun dengan air mata yang menetes. Ayah mengangguk. Aku masih tetap tersenyum. Tepat saat itu, kereta mulai berjalan. Aku pun masuk, kucari tempat duduk yang masih kosong, tepat di pinggir jendela. Kulihat ayahku masih berdiri, menunggu keberangkatan kereta hingga sampai jauhnya. Aku masih tetap tersenyum bersama linangan air mata. Ayahku, ibuku, dan juga desa yang kucintai ini pasti akan amat kurindukan. Di dalam hati aku semakin bertekad, aku harus bisa menggapai cita-citaku dengan baik. Ikhtiar dan do’a, sudah pasti harus selalu kulakukan. Perjalanan di dalam kereta memang amat membuatku nyaman, menurutku. Apalagi dengan duduk tepat di pinggir jendela. Di pagi hari yang cerah, pemandangan yang indah tentu sudah sangat cukup untuk menyegarkan penglihatan ini. Asri, indah nan permai. Inilah salah satu tanda kekuasaanNya. Sesekali ku beranjak dari tempat dudukku, melangkah menuju pintu kereta. Angin berhembus, menerpa hijab biru mudaku, menggerakkan bibirku hingga akhirnya dapat tersenyum refleks, tanpa sadar. Di depan mataku terlihat sawah yang terhampar luas. Langit biru, bersama para awan dan juga burung yang beterbangan semakin memperindah suasana ini. “Maaf Mba, bisakah Anda menyingkir dulu dari sini?”, ucap seorang lelaki berbaju merah dengan celana jinsnya yang begitu rapi, ditambah dengan sepatu ala boybandnya berwarna matching dengan kaos merahnya. Aku sedikit ilfeel dengan gayanya saat berbicara itu. Ditambah gaya pakaiannya yang seperti orang kota. Memang tampan, namun raut wajahnya seperti orang yang angkuh. Itulah pemikiranku, sebagai seseorang yang sederhana. “Kalau ga mau, gimana?”, ucapku sinis. “Maaf mba, hati-hati kalau berdiri di situ, berbahaya”. Aku terdiam. Di hatiku terjadi perdebatan. Aku menganggapnya orang kota yang angkuh, namun setelah kulihat ternyata ucapannya terasa lembut. Aku bingung, namun saat itu aku lebih memilih sinis kembali padanya. Orang kota dengan gaya seperti itu pastilah sombong, dan terkadang selalu menyakiti hati orang-orang yang sederhana, apalagi perempuan sepertiku. Bila dia memang berlaku baik padaku, dia pasti memiliki maksud yang tidak baik. Seperti apa yang dikatakan orang-orang di sekitarku, dan juga sesuai dengan pengalaman pribadiku, bahwa laki-laki yang terlihat angkuh namun memiliki wajah yang tampan, pastilah dia selalu menyakiti hati seorang wanita. Lelaki itu berkata “Maaf mba, berbahaya berdiri di situ, saya hanya memberi tahu. Lagipula....”, aku memotong ucapannya.
  • 6. “Maaf ya mas, kalau bahaya ya biar saja. Lagipula berbahaya buat saya, bukan buat Mas!” ucapku semakin sinis. “Tapi mba..” “Tapi apa? Jangan paksa saya dong!” ucapku dengan lebih sinis lagi. “Maaf Mba, silakan jika mau tetap berdiri di situ. Tapi...”, ucapannya dipotong lagi olehku. “Tapi apa?” sentakku. Aku tahu ini tidak baik, tapi aku tetap pada pendirianku yaitu berlaku sinis kepada laki-laki, apalagi yang belum kukenal. “Mohon maaf sekali Mba, saya mau lewat ke gerbong sebelah. Saya sudah ditunggu oleh teman saya. Sebentar saja Mba, kalau saya sudah lewat, silakan kalau Mba mau berdiri lagi di situ”, ucapnya dengan sopan. Aku cukup malu sebenarnya. Dia begitu lembut padaku, tapi aku malah menyentaknya. Akupun melangkah menjauhi pintu kereta itu dan kembali ke tempat dudukku. Dia pun melewat. “Makasih, Mba” ucap lelaki itu sambil tersenyum. Aku tersenyum kecil. Aku pun melangkah, dalam hati aku masih ingin tetap berdiri di sana. Kutengok ke arah belakangku, kulihat lelaki itu malah berdiri di tempat dimana aku berdiri tadi kemudian tersenyum. Aku sedikit kesal, kemudian akupun menghampirinya. “Katanya mau lewat, nyatanya kamu malah berdiri di situ!” teriakku padanya. “Oh, iya maaf Mba. Cuma mau berdiri sebentar, sekarang pun mau ke gerbong sebelah. sekali lagi maaf ya, Mba” ucapnya dengan begitu ramah. Dia pun berjalan meninggalkan gerbong yang ku tempati, menuju gerbong sebelah. Aku terdiam. Aku pun berdiri kembali di pintu kereta sambil melihat pemandangan dari setiap jalan yang kulewati. Akupun dapat tersenyum kembali dengan melihat semua itu. Dari pagi sampai siang, gerbong yang ku tempati memang penuh. Namun ternyata lama-kelamaan, penumpang satu persatu turun dari kereta. Gerbong mulai kosong, maklumlah memang tujuan yang ku tuju adalah stasiun pemberhentian akhir, jadi aku harus tetap duduk di kereta hingga stasiun akhir, yaitu di Malang. Cukup sepi juga. Aku masih tetap asik melihat pemandangan sambil duduk di kursi dekat jendela kereta. Aku merenung dan terkadang tersenyum sendiri. Kulihat kembali lelaki berkaos merah tadi, duduk di dekat pintu gerbong sambil memegang kamera SLRnya. Dia memotret segala yang ada di sekitarnya, dan dia seperti memotret ke arahku. Rasa suudzon mulai muncul kembali di dalam hatiku, sepertinya dia hendak mengambil fotoku. Bagaimana bisa aku membiarkan seseorang yang tak kukenal mengambil foto wajahku. Aku pun beranjak dari tempatku, dan langsung menghampirinya. “Kamu mengambil foto-fotoku? Buat apa, kamu orang asing, berani- beraninya mengambil fotoku!” ucapku dengan nada yang cukup tinggi. Dia hanya terdiam. Aku pun merebut SLR di tangannya. Kulihat foto-foto yang tadi dia ambil. Ternyata bukan fotoku, ada beberapa foto yang kulihat dan itu adalah foto-foto pemandangan di sepanjang jalan yang telah dilewati. Seketika itu dia merebut kembali SLRnya dengan wajah yang sinis. Aku amat tak berkutik waktu itu. Dia sepertinya kesal padaku. Aku terdiam, aku merasa amat bersalah. “Maaf, Mas”, ucapku. Tanpa melihat wajahnya, aku langsung berlari ke tempat dudukku. Aku malu. Mengapa aku harus suudzon kepadanya, ditambah lagi kejadian tadi pagi saat aku menyentaknya. Semakin ku mengingatnya,
  • 7. semakin ku merasa bersalah padanya. Perjalanan masih jauh, aku belum shalat dzuhur. Biarlah, mungkin nanti bisa diqashar. Kereta berhenti di sebuah stasiun, menunggu penumpang yang akan segera masuk. Sesekali pengamen dan juga para pedagang masuk. Seorang anak kecil datang menghampiri penumpang dan memberikan amplop yang bertuliskan sesuatu. Bapak/Ibu,mohon kasihanikami. Kamibelum makan, kamilapar. Mohon minta keikhlasannya. Semoga amalan Bapak/Ibu diterima di sisi Allah, Amin. Itulah kata-kata yang tertulis di amplop itu. Hati kecil ini merenung, betapa kerasnya kehidupan mereka. Kulihat dompetku, tak begitu banyak uang di sana. Kusisihkan sedikit saja, mungkin dapat membantu mereka. Mereka tidak mungkin berbohong, kalaulah memang mereka berbohong, aku yakin bahwa mereka membutuhkan uang dari orang lain. Sungguh hatiku tersentuh melihat anak kecil itu. Sesekali aku melihat ke ujung kereta, duduk seorang lelaki berkaos merah tadi. Teringat kembali rasa bersalahku tadi. Aku hanya diam. Walaupun begitu, aku masih tetap saja ingin berdiri di dekat pintu kereta. Akupun berdiri kembali di sana, di dekatku duduk lelaki itu. Namun dia tidak menolehku sedikitpun, dia sepertinya marah padaku.Aku pun memakluminya bila dia bersikap seperti itu padaku. Handphone ku bergetar, ku kira ada telepon dari ayah atau ibu, ternyata hanya sms dari operator seluler. Aku terdiam kembali, aku lupa tidak mengisi pulsaku, jadi aku hanya bisa menunggu telepon dari orang tuaku. Aku kembali merenung, melamun. Itulah kebiasaanku di waktu senggang, memikirkan berbagai hal, memberaikan segala fantasi yang ada di benakku. Aku terkejut. Lelaki berkaos merah itu menghampiriku dan langsung membawa handphone yang ku pegang. Dia berlari keluar dari gerbong kereta. Aku refleks mengejarnya keluar. Dia tersenyum. Aku kelelahan, sambil berlari aku berteriak. “Hey kamu! Kembalikan handphoneku! Mau kau apakan handphoneku. Heyy!”. Dia menoleh, kemudian tersenyum kembali. “Sini saja ambil, kejar dong!”. “Aku cape! Kamu siapa sih! Tolong jangan ambil hp itu. Aku masih memerlukannya untuk menghubungi keluargaku. Heeeeey!”, teriakku dengan lebih kencangnya lagi. Dia malah berlari semakin kencang. Apa boleh buat, akupun harus berlari dengan kencang pula. Tapi jangan diremehkan, akupun bisa berlari dengan kencang, maklum juara estapet se-kecamatan pada saat sd. Aku semakin sulit mengejarnya. Aku tak tahu seberapa jauh aku berlari, yang pasti aku harus mendapatkan handphoneku. Di suatu tempat dia berhenti. Aku menghampirinya dengan nafas yang terengah-engah. “Kok berhenti! Kenapa gak lari lagi aja sih sekalian! Puas kan!” teriakku dengan begitu kerasnya. “Santai aja, Mba. nih Hpnya”, ucapnya sambil tersenyum. “Loh, maksud kamu apa sih! Bawa hp saya, terus sekarang dikembalikan lagi. Ga ada kerjaan ya emangnya ......”, ucapanku berhenti. Dia memegang dahuku, dan mengarahkannya ke segala arah di sekitarku. Dia pun tersenyum. Seketika aku berkata, “Subhanallah”. Tanpa aku sadari, aku telah berlari jauh dengannya hingga tiba di sebuah taman yang penuh dengan bunga. Keadaannya yang amat bersih dan asri membuatku terkesima tanpa batas. Aku tersenyum, terdiam, menengadah ke
  • 8. arah langit biru. Sungguh, inilah salah satu keindahan atas segala kekuasaanNya yang lain. Fatahmorgana alam yang begitu menyejukkan, jutaan warna yang berbeda, hidup membentuk sebuah kesatuan yang begitu luar biasa. Renunganku itu membuatku lupa akan segalanya untuk beberapa saat. Setelah itu aku teringat kembali akan suatu hal. “Mengapa kau membawaku kemari, Mas?” tanyaku pada lelaki berkaos merah itu. “Sudahlah, tak usah banyak tanya. Nikmati keindahan dari Sang Pencipta ini”, ucapnya sambil tersenyum.Dia memegangku dan membawaku lari. Dia tertawa, akupun tertawa. Aku tak tahu pasti mengapa aku tertawa, mungkin karena di dalam hati kecilku tumbuh perasaan yang amat membahagiakan. Dia membawaku berlari di sekitar taman, memetik banyak bunga yang berwarna- warni. “Tunggu, Mas. Saya belum shalat. Bisakah kita shalat dahulu”, ucapku. “Astagfirullohaladzim, saya pun lupa Mba. Baiklah kita shalat terlebih dahulu. Di sekitar sini ada mesjid”, ucapnya dengan raut wajah yang menyejukan hati. Kami berjalan, melangkah di jalan yang penuh dengan pohon. Daun beguguran diterpa angin yang bertiup dengan begitu lembutnya. Kesejukan hati ini amat dapat kurasakan. Beberapa menit kami berjalan, kami pun tiba di sebuah mesjid. Subhanallah, mesjid yang megah dan indah. Para jamaahnya pun banyak, ada yang sedang membaca Al Qur’an, ada yang sedang duduk beristirahat, dan masih banyak lagi. Kami pun shalat berjamaah di sana. Seusai shalat, kami berjalan-jalan kembali. Sesekali kami membeli dagangan yang ada di sekitar taman, seperti es krim, roti bakar, dan yang lainnya. Tempat singgah yang terakhir yaitu di bawah pohon yang amat rindang, di sebuah ayunan sederhana, kami duduk bersama. “Mengapa kau mengajakku kemari?” tanyaku padanya. “Tak apa, aku hanya ingin merasakan bisa dekat denganmu saja”, jawabnya. “Memangnya mengapa? Kau tak mengenalku bukan?”, tanya ku kembali. “Tentu saja tidak. Tapi saat aku melihat wajahmu, sepertinya ada suatu hal yang kurasakan. Perasaan yang tak pernah kurasakan sebelumnya”, jelasnya. “Memangnya perasaan apa? Kamu itu memang aneh ya”, ujarku. “Ternyata kamu itu bawel ya. Tapi bikin asyik juga” ucapnya tersenyum kembali. “Maaf ya atas perlakuanku tadi”, ucapku menyesal. “Sudahlah, tak usah terlalu difikirkan. Tak usah minta maaf, ekspresi wajahmu saat kau kesal padaku bukan membuatku kesal padamu. Aku malah ingin tersenyum sendiri bila mengingatnya”, ujarnya. “Yah, gausah ngegombal lah. Eh iya, aku hampir lupa. Aku kan sedang dalam perjalanan menuju Malang. Ya Allah, tasku masih di dalam kereta. Pasti kereta telah meninggalkanku sejak tadi! Astagfirullohal’adzim”, ucapku dengan mata yang berkaca-kaca. Aku pun berlari meninggalkan lelaki itu. Dia memegang tanganku. “Tak usah terburu-buru. Kamu masih punya waktu sekitar satu jam lagi” ucapnya seakan menghiburku.
  • 9. “Satu jam lagi? Bagaimana bisa? Kereta pasti sudah berangkat dari tadi!” ucapku dengan nada cukup tinggi.“Memang sudah berangkat” ujarnya malah tersenyum. “Terus, aku gimana? Ini dimana? Bagaimana aku bisa sampai ke Malang. Ditambah lagi barangku masih ada di kereta. Aku mau ke stasiun sekarang”. Akupun berlari meninggalkannya. Dia mengejarku, aku berlari lebih kencang lagi sambil menangis. Aku takut, aku takut tak bisa sampai menuju cita-cita yang kutuju. Lelaki berkaos merah itu berhasil mengejarku. “Mau kemana, Mba?” ucapnya khawatir. “Tentu aku mau ke stasiun. Aku mau ke Malang. Kamu siapa berani mencegahku? Kamu mau menculikku?” teriakku padanya. “Ya Allah Mba. Sabarlah dulu”, ucapnya semakin khawatir. “Maaf Mas. Aku ketakutan”, ucapku kemudian terdiam. “Tak usah takut Mba. Ada Allah SWT bersama Mba”, ujarnya. Aku terdiam. “Jangan khawatir Mba. Barang Mba sudah saya bawa. Pemberangkatan menuju Malang akan dimulai pukul 17.00. Tiket sudah saya pesankan. Nanti saya antarkan ke stasiun. Untuk sekarang izinkan saya menemani Mba sebelum jadwal pemberangkatan dimulai. Saya takut terjadi apa-apa pada Mba”, jelasnya dengan penuh perhatian. “Benarkah?”, ucapku. Dalam tangisku aku tersenyum. Dia sungguh lelaki yang baik. Aku tak tahu siapa dia, tapi aku bisa merasa nyaman dengannya. Dia hanya mengangguk, setelah itu kami berjalan-jalan kembali ke tempat yang lebih menakjubkan lagi. Hingga akhirnya, jam menunjukan pukul 16.45. Aku harus segera ke stasiun. “Terima kasih ya Mba atas hari ini”, ucapnya dengan wajah yang berseri- seri. “Justru aku yang berterima kasih. Maaf telah merepotkanmu”, ucakpku. Dia tak berkata apapun, hanya tersenyum kecil. Aku berdiri di pintu kereta. Perlahan kereta berjalan. Dia memberikan sehelai amplop, entah berisi apa. Senyumnya melebar. Aku semakin menjauh darinya. Seketika aku lupa menanyakan suatu hal. “Siapa namamu?” teriakku. Dia menjawab, namun tak terdengar olehku. Yang ada hanyalah tersirat senyum manis di bibirnya yang seakan terus mengikutiku saat di dalam kereta kemudian merasuki fikiranku. Aku melangkah menuju kursi dekat jendela kereta. Kubuka amplop yang dia berikan. Isi dari amplop itu adalah foto-fotoku saat berdiri di dekat pintu kereta. Ternyata memang benar, dia mengambil foto-fotoku. Aku tersenyum. Aku bisa merasakannya, merasakan kehangatan tangannya, lembut suaranya, dan senyuman menawan di wajahnya. Perjalanan ini akan selalu kuingat, perjalanan terindah di dalam hidupku. Sejak saat itu, aku semakin merasakan indahnya hari-hariku. Aku tak tahu dia ada dimana. Yang pasti, untuk saat ini yang harus aku lakukan adalah menggapai cita-citaku. menjadi kebanggaan orang tuaku dan dapat menjadi manfaat bagi orang lain. Aku yakin, suatu saat dia akan datang kembali. Entah kapan, tinggal menunggu waktu yang tepat dari Sang Pencipta. Inilah keyakinan hatiku. Semoga kita dapat bertemu kembali, dengan kisah yang indah dan diridhai olehNya, semoga...
  • 10. Unsur-unsur Intrinsik 1. Tema : Cinta / Kasih Sayang 2. Alur : Maju Karena peristiwa yang terjadi pada cerpen tersebut berjalan sesuai urutan waktu yang maju tanpa adanya cerita tentang peristiwa dio waktu yang sebelumnya/ yang pernah terjadi sebelumnya. 3. Sudut Pandang : Orang pertama pelaku utama Karena tokoh yang ada pada cerpen tersebut berperan sebagai “aku” yang merupakan tokoh utamanya. 4. Penokohan : Adapun tokoh serta wataknya yang terdapat pada cerpen tersebut adalah.  Lily, dengan watak:baik/ solehah, keras kepala, terkadang mudah marah, selalu bersikap suudzon. Watak tersebut dapat dilihat pada beberapa kutipan cerpen sebagai berikut: Hari ini hari senin, sudah menjadiamalanandalankamiuntuk berpuasa setiap hari senin dan kamis. Orang kota dengan gaya seperti itu pastilah sombong, dan terkadang selalu menyakiti hati orang-orang yang sederhana, apalagiperempuansepertiku. Bila dia memang berlaku baik padaku, dia pasti memiliki maksud yang tidak baik. Seperti apa yang dikatakan orang-orang di sekitarku, dan juga sesuai dengan pengalaman pribadiku, bahwa laki-laki yang terlihat angkuh namun memiliki wajah yang tampan, pastilah dia selalu menyakiti hati seorang wanita. Hati kecil ini merenung, betapa kerasnya kehidupan mereka. Kulihat dompetku, tak begitu banyak uang di sana. Kusisihkan sedikit saja, mungkin dapatmembantu mereka. Mereka tidak mungkin berbohong, kalaulah memang mereka berbohong, aku yakin bahwa mereka membutuhkan uang dari orang lain. Sungguh hatiku tersentuh melihat anak kecil itu. “Kalau ga mau, gimana?”, ucapku sinis. “Maaf ya mas, kalau bahaya ya biar saja. Lagipula berbahaya buat saya, bukan buat Mas!” ucapku semakin sinis. “Tapi mba..” “Tapi apa? Jangan paksa saya dong!” ucapku dengan lebih sinis lagi.
  • 11. “MaafMba, silakan jika mau tetap berdiri di situ. Tapi...”, ucapannyadipotong lagi olehku. “Tapi apa?” sentakku.  Ibu, dengan watak perhatian dan penyayang. Watak tersebut dapat dilihat dari salah satu kutipan isi cerpen yaitu berupa dialog: “Hati-hatiya kalau sudah di sana. Terus hubungi ibu, takut terjadi apa-apa” ucap ibuku, sedikit khawatir.  Ayah, dengan watak lemah lembut dan penyayang. Watak tersebut dapat dilihat dari salah satu kutipan dialog cerpen yaitu: “Hati-hatiya Nak. Kalau ada apa-apahubungiayah atau ibu. Banyak berdo’a di jalan. Musafir do’anya sangatmustajab.Kabariayah kalau sudah sampai”. ucap ayahku dengan lembutnya.  Lelaki berbaju merah, dengan watak lemah lembut, penyayang, murah senyum, sopan santun dan romantis. Watak tersebut dapat dilihat dari beberapa kutipan cerpen sebagai berikut: “Mohon maaf sekali Mba, saya mau lewat ke gerbong sebelah. Saya sudah ditungguoleh teman saya. Sebentarsaja Mba, kalau saya sudah lewat, silakan kalau Mba mau berdiri lagi di situ”, ucapnya dengan sopan. “Makasih, Mba” ucap lelaki itu sambil tersenyum. “Sudahlah, takusah terlalu difikirkan. Tak usah minta maaf, ekspresi wajahmu saat kau kesal padaku bukan membuatku kesal padamu. Aku malah ingin tersenyum sendiri bila mengingatnya”, ujarnya. “Tak usah takut Mba. Ada Allah SWT bersama Mba”, ujarnya. Aku terdiam. “Jangan khawatir Mba. Barang Mba sudah saya bawa. Pemberangkatan menuju Malang akan dimulai pukul 17.00. Tiket sudah saya pesankan. Nanti saya antarkan ke stasiun. Untuksekarang izinkan saya menemani Mba sebelum jadwal pemberangkatan dimulai. Saya takut terjadi apa-apa pada Mba”, jelasnya dengan penuh perhatian. 5. Latar/ setting : a. Tempat
  • 12.  Di kamar, sesuai dengan kutipan: Ku terbangun dan langsung kubuka jendela kamarku.  Di ruang makan, sesuai dengan kutipan: Aku berjalan menuju ruang makan, kulihatibu telah menyiapkan makan sahur.  Di stasiun kereta, sesuai dengan kutipan: Kereta beberapa menit lagi berangkat. Aku berlari dengan kencangnya bersama ayahku, membawa barang yang cukup berat. Tepat di depan pintu kereta aku berdiri.  Di taman bunga, sesuai dengan kutipan: Tanpa aku sadari, aku telah berlari jauh dengannya hingga tiba di sebuah taman yang penuh dengan bunga.  Di mesjid, sesuai dengan kutipan: Beberapa menit kami berjalan, kami pun tiba di sebuah mesjid.  Di bawah pohon, sesuai dengan kutipan: Tempat singgah yang terakhir yaitu di bawah pohon yang amat rindang, di sebuah ayunan sederhana, kami duduk bersama. b. Waktu  Dini hari, sesuai dengan kutipan: Mataku sedikit terbuka, pertanda mimpi indah malam ini telah usai. Jam menunjukkan pukul 03.00.  Pagi hari, sesuai dengan kutipan: Di pagi hari yang cerah, pemandangan yang indah tentu sudah sangat cukup untuk menyegarkan penglihatan ini.  Siang hari, berdasarkan kutipan: Perjalanan masih jauh, aku belum shalat dzuhur. Biarlah, mungkin nanti bisa diqashar.  Sore hari, berdasarkan kutipan: Hingga akhirnya, jam menunjukan pukul 16.45. Aku harus segera ke stasiun. c. Suasana  Sunyi, sesuai dengan kutipan: Di kesunyian, alarm berbunyi. Teralunkan musik merdu, terdengar bersemangat berjudul Sang Pemimpi.  Nyaman, sesuai dengan kutipan:
  • 13. Asri, indah nan permai. Inilah salah satu tanda kekuasaanNya. Sesekali ku beranjak dari tempat dudukku, melangkah menuju pintu kereta. Angin berhembus, menerpa hijab biru mudaku, menggerakkan bibirku hingga akhirnya dapattersenyum refleks, tanpa sadar. Didepan mataku terlihat sawah yang terhamparluas. Langit biru, bersama para awan dan juga burung yang beterbangan semakin memperindah suasana ini.  Indah, menakjubkan, sesuai dengan kutipan: Aku tersenyum, terdiam, menengadah ke arah langitbiru. Sungguh,inilah salah satu keindahan atassegala kekuasaanNyayang lain. Fatahmorgana alam yang begitu menyejukkan, jutaan warna yang berbeda, hidup membentuk sebuah kesatuan yang begitu luar biasa. Renunganku itu membuatku lupa akan segalanya untuk beberapa saat.  Ramai, sesuai dengan kutipan: Subhanallah, mesjid yang megah dan indah. Para jamaahnya pun banyak, ada yang sedang membaca Al Qur’an, ada yang sedang duduk beristirahat, dan masih banyak lagi. 6. Gaya bahasa : hiperbola Gaya bahasa yang digunakan kebanyakan berupa gaya bahasa hiperbola, karena terdapat banyak kata yang sekan-akan dilebih-lebihkan agar terasa lebih dari biasanya, contohnya dari beberapa kutipan yaitu Tanpa aku sadari, aku telah berlari jauh dengannya hingga tiba di sebuah taman yang penuh dengan bunga. Keadaannya yang amat bersih dan asri membuatku terkesima tanpa batas. Aku tersenyum, terdiam, menengadah ke arah langit biru. Sungguh, inilah salah satu keindahan atas segala kekuasaanNya yang lain. Fatahmorganaalam yang begitu menyejukkan, jutaan warna yang berbeda, hidup membentuk sebuah kesatuan yang begitu luar biasa. Renunganku itu membuatku lupa akan segalanya untuk beberapa saat. 7. Amanat :  Jangan berprasangka buruk terlebih dahulu kepada orang lain sebelum kita mengetahui kebenaran yang sebenarnya dari orang tersebut. Dalam cerita ini diceritakan, Lily merasa bahwa lelaki berkaos merah itu orang yang angkuh akan tetapi setelah dekat dengan laki-laki tersebut, barulah dia merasa bersalah karena prasangka buruknya itu ternyata salah.
  • 14.  Jangan mudah marah kepada seseorang. Diceritakan pada cerpen tersebut bahwa Lily selalu mudah marah kepada lelaki yang ia temui di kereta. Pada akhirnya, kemarahan hanya dapat membuatnya merasa malu dan merasa bersalah.  Syukuri segala kekuasaan yang telah diberikan oleh Allah. Di dalam cerpen tersebut mengingatkan kita akan kekuasaan Allah yang ada di bumi. Kita harus bisa menyukurinya karena kekuasaan itu merupakan suatu keindahan yang dapat kita rasakan secara langsung.  Urusan cinta, hanya Allah yang tahu. Kita tidak tahu kapan cinta itu akan datang, namun kita harus percaya bahwa suatu saat Allah akan menunjukan jalanNya yang indah dalam menunjukan cinta itu. Tinggal keyakinan dan kesabaran yang harus dimiliki. Dalam cerpen tersebut, di akhir cerita tersirat bahwaLily pada akhirnya harus berpisah dengan sseorang yang dikaguminya. Walaupun begitu, dia yakin bahwa suatu saat cinta itu akan datang kembali. Yang penting, cita-cita dan mimpi-mimpi indah kita harus bisa kita capai. Unsur-unsur Ekstrinsik 1. Nilai yang terkandung pada cerpen  Nilai sosial Interaksi atau komunikasi harus bisa dilakukan dengan baik agar tidak ada kesalahfahaman, contohnya yaitu yang diami oleh Lily dan lelaki berkaos merah yang beberapa kali mengalami kesalahfahaman.  Nilai agama Rasa suudzon seharusnya dihilangkan terlebih dahulu bila memang tidak mengetahui kenyataannya. Suudzon ini telah terjadi pada cerpen di atas yaitu dari Lily ke lelaki berkaos merah  Nilai moral Bersikap sopan sudah menjadi salah satu norma yang berlaku di lingkungan yang diceritakan pada cerpen. Salah satu contohnya yaitu berkata dengan lemah lembut dan selalu tersenyum 2. Lingkungan pengarang
  • 15. Sesuai dengan cerpen yang ditulis pengarang, kemungkinan keadaan lingkungan dari pengarang yaitu kehidupan yang religius, penuh norma dan sopan santun, serta kehidupan yang indah dengan suasananya. 3. Identitas pengarang Cerpen “Perjalanan Terindah” ini disusun oleh seorang pelajar asal Garut yang bernama Zulfa Fadila. Lahir di Garut tanggal 27 Oktober 1996 dari sepasang orang tua yang bernama Drs. Agus Juanda dan Ika Supartika. Zulfa merupakan anak kelima dari sembilan bersaudara. Saat ini masih menjalani pendidikan di SMAN 2 Garut semester akhir. Zulfa merupakan alumni dari SMPN 1 Leles, SDN Leles 1 dan TK Pelita. Zulfa bukan seorang penulis pada umumnya, dia hanya pelajar biasa. Hanya saja menulis sudah mulai menjadi hobinya saat di SMA, namun tidak begitu diperdalam. Zulfa hanya menyalurkan hobinya melalui cerita-cerita pendek yang ditulis pada entri blognya yang berjudul “Sebening Ketulusan Hati”. Dia aktif di beberapa organisasi di SMA namun tidak mempunyai prestasi yang begitu banyak. Harapannya untuk saat ini yaitu bisa melewati masa transisinya di kelas XII SMA, bisa melaksanakan UN dengan sukses, serta bisa diterima di perguruan tinggi negeri favoritnya yaitu di ITB jurusan teknik fisika. Untuk saat ini, dia belum bisa meneruskan posting atau berbagi cerita yang lainnya karena fokus akan tujuan jangka pendeknya saat ini. Ringkasan Cerita Lily, seorang wanita yang solehah serta taat pada kedua orangnya tinggal di sebuah kota yang sederhana.Dia mendapatkan beasiswa untuk meneruskan pendidikannya ke Perguruan tinggi negeri yang ada di Malang. Dia berangkat sendiri ke Malang dengan menggunakan kereta api. Saat di jalan, dia bertemu dengan lelaki berkaos merah yang dia sangka bahwa laki-laki itu adalah lelaki asal kota yang amat angkuh. Sikap sinis dan pemarahnya mulai ia munculkan kepada lelaki itu. Namun ternyata lelaki itu tidak seburuk yang difikirkan oleh Lily. Lelaki itu bahkan amat baik, ramah, dan sopan serta perhatian. Saat kereta berhenti, lelaki itu membawa Lily ke berbagai tempat yang indah dan tak disangka. Seharian mereka menghasbiskan waktu bersama. Satu hal yang amat disayangkan, mereka bisa saling dekat namun itu hanya sementara.
  • 16. Setiap pertemuan tentu akan ada perpisahan. Mereka berpisah pada sore hari karena Lily harus meneruskan perjalanannya menuju Malang untuk menggapai cita-citanya. Walaupun lelaki berkaos merah itu tidak ia kenal, tapi dia bisa merasakan cinta yang tak biasa. Akhir yang tak begitu indah, mereka saling berpisah dalam keadaan tidak tahu nama masing-masing. Namun Lily yakin bahwa lelaki itu akan datang kembali dengan jalan Allah yang mungkin lebih indah dari perjalanan terindah y