SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
Estetika modern :
periode romantik
dan
pascaromantik
grup 6
Estetika modern :
periode romantik dan
pascaromantik
Filsafat bahasa dan seni
1. Periode romantik
2. Modernisme, pascamodernisme dan
sesudahnya : pengantar ke estetika
kontemporer
3. Selayang pandang estetika kontemporer
Topik pembahasan
ESTETIKA MODERN
Estetika modern. Disebut
estetika eksperimental karena
melakukan penelitian dengan metode
empiris, induktif, kuantitatif hasilnya
dinamakan estetika induktif. Novel
menjadi tolak ukur periode tertentu
karena mencerminkan jiwa
zamannya.
Periode
romantik
01
Sejarah latar belakang
sosial masyarakat periode
romantik
Pada awal revolusi, pendapat umum di Inggris
cenderung bersimpati atas gerakan itu. Bangsa
Inggris meyamakan peristiwa besar pada tahun 1789
itu dengan Revolusi gemilang tahun 1688 yang
mengakhiri kekuatan raja yng absolut. Disamping itu,
para intelektual Inggris terutama seniman
terangsang oleh ide-ide yang terkandung dalam
slogan liberte (kebebasan), egalite (persamaan),
fraternite (persaudaraan).
Pada tahun 1793 Inggris bersama beberapa negara-
negara Eropa membentuk koalisi dan memulai
perang melawan perancis. Pemerintahan Inggris
berada di tangan orang yang berpandangan sempit.
Kemudian kaum Whig mengusulkan undang-undang
Ciri ciri Pada masa
romantik
1. Seni merupakan ekspresi emosi dan perasaan sang seniman
2. Di perancis muncul romantisme yang ekstrim dengan
semboyan l’art pour l’art yang artinya seni untuk seni itu sendiri
3. Katakata Kunci: Jenius, kreatif, originalitas, simbolisme,bekspresi, senti
mental.
4. Menggali kembali mitologi-mitologi, baik di timur maupun di barat ,
akibatnya para seniman terlibat dalam eksotisme dunia lain dan
mistisme
5. Memuja seniman dan mendewakanya, karena seniman
dianggap sebagai sarana untuk mencapai objek-objek vital
6. Seniman tidak lagi terinspirasi oleh Tuhan, melainkan dirinya
sendirilah yang didewakan ke tingkat tertinggi
7. Seniman jenius tidak lagi mengikuti aturan dan tradisi,tetapi membuat at
uran sendiri, trobosan, serta kemungkinan-kemungkinan baru
Tokoh terlibat
FRIEDRICH WILHELM NIETZSCHE ARTHUR
SCHOPENHAUER
Modernisme,
pascamodernisme
dan sesudahnya :
pengantar ke
estetika
kontemporer
02
Estetika yang berkembang pada abad ke-
20 mesti dilihat dalam kaitannya dengan
perlawanan selama berabad-abad
terhadap pakem estetika Klasik.
Klasisisme adalah suatu paham estetik
yang berkembang sejak era Yunani Klasik
(sekitar abad ke-4 SM), khususnya dalam
pemikiran orang seperti Plato dan
Aristoteles. Pokok pandangannya:
1. Konsepsi seni sebagai teknik
2. Konsepsi didaktis-instrumental
3. Konsepsi mimetik tentang seni.
Estetisime , Pokok
pandangannya:
1. Ketakbergunaan sebagai
prasyarat utama keindahan.
2. Konsepsi swa-acu tentang seni.
Formalisme dipelopori oleh
pemikir estetika seperti Clive Bell
dan Roger Fry. Pokok
pandangannya:
1. Konsepsi tentang seni sebagai
bentuk bermakna.
2. Konsepsi tentang evaluasi
Prekuel Pasca-Romantik ke Modernisme
Sebelum bicara estetika Modernis, kita perlu membahas dua ragam estetika
yang mendominasi Eropa pada peralihan menuju abad ke-20: estetisisme dan
formalisme. Ketiganya adalah gejala pasca-Romantik. Estetisisme dicetuskan
Victor Cousin dan Theophile Gautier serta kerap dirumuskan dalam slogan
“seni untuk seni”. Pokok pandangannya:
MODERNISME
GREENBERG
Estetika Modernis dalam wujudnya yang paradigmatis
diidentikkan dengan pandangan estetika Clement Greenberg.
Pandangannya mendominasi wacana estetika sejak era 1930-an
sampai dengan 1950-an. Pokok pandangannya:
1. Distingsi antara karya seni dan kitsch.
2. Penolakan atas pokok ihwal dalam karya rupa.
3. umpu pada suatu wahana (kertas/kanvas) yang dicirikan
oleh sifat datarnya (ciri dua dimensinya), sehingga seni lukis
mesti setia pada “kedataran” (flatness) wahananya dengan
tidak berpretensi menciptakan ilusi kedalaman atau ilusi
objek tiga dimensi (melalui perspektif)
4. Penjarakan estetis sebagai dasar evaluasi.
5. Pandangan Greenberg sangat berpengaruh di sekitar
dekade 1950-an dan 1960-an.
SEKITAR PASCAMODERNISME
Seni konseptual (para perupa
Fluxus) mendobrak kekhasan
wahana dua dimensi dengan
merambah ke segala bentuk seni
instalasi dan performance
Pop art (Warhol, Lichtenstein, dkk.)
membongkar dikotomi keras antara
karya seni dan komoditas artistik
produksi massal.
Estetika pascamodern mengemuka sebagai gejala pasca-pop
art dan seni konseptual. Kedua praktik seni kontemporer itu
membuyarkan pakem estetika Modernis: penekanan kekhasan
wahana dan keunikan karya seni dibanding kitsch.
SETELAH PASCAMODERNISME
Estetika partisipatoris adalah suatu cara baca atas
gejala seni kontemporer yang mengamini
pembatalan atas distingsi antara seniman dan
non-seniman, antara “karya seni” dan “bukan
karya seni”. Dalam kerangka estetika ini, setiap
orang pada dasarnya adalah seniman dan seluruh
ranah sosial adalah karya seni. Para pemikirnya
adalah seperti Nicolas Bourriaud dan Claire
Bishop. (Contoh praktiknya di Indonesia adalah
Moelyono dan Jatiwangi art Factory.) Pokok
pandangannya:
1. Seniman sebagai organisator/fasilitator.
Estetika partisipatoris dirumuskan ketika perayaan atas
kemulti-tafsiran, partikularitas nilai estetis serta
percampuran antara karya seni dan komoditas telah
jadi latah. Estetika pascamodern menyumbang banyak
bagi komodifikasi seni yang semakin massif. Estetika
partisipatoris melangkah lebih jauh dengan
membongkar itu, melalui suatu sensibilitas yang
bercorak post-avant-garde (tidak lagi berpretensi
menggurui/mencerahkan massa, melainkan bekerja
bersama massa, ambil bagian di dalamnya, untuk
menciptakan kebaruan yang membuyarkan distingsi
antara yang-estetik dan yang-non-estetik).
Kejenuhan terhadap estetika pascamodernis mulai terasa pada peralihan
abad ke-21. Estetika sesudah pascamodernisme berkembang ke dalam
beragam kajian yang sangat terspesialisasi (ada neuro-estetika, ada
estetika biologis, ada estetika sosiologis, ada inestetika Badiou yang
menggali estetika Modernis, dsb.). Di sini kita hanya akan mencermati satu
kecenderungan yang bisa dianggap menarik: estetika partisipatoris.
SELAYANG
PANDANG
ESTETIKA
KONTEMPOR
ER
03
Peralihan dari Masa Modern ke Kontemporer Ada
kedekatan makna antara istilah ‘modern’ dan
‘kontemporer’. Apabila istilah ‘modern’ sejatinya
berarti ‘baru saja’ (modo), istilah ‘kontemporer’
sebetulnya bermakna ‘sezaman’ atau mengacu
pada sesuatu yang tengah berlangsung. Bagian ini
akan membahas riwayat estetika di era
kontemporer yang utamanya mengacu pada
estetika abad ke-20. Namun dalam banyak cabang
seni, umpamanya seni rupa, abad ke-20 disebut
sebagai masa Modern. Karenanya, lukisan Picasso
di awal abad ke-20 disebut sebagai ‘karya seni
Modern’. Tidak demikian halnya ketika kita sedang
membicarakan estetika. Sebagai suatu ranah kajian
filsafat, estetika mengikuti kaidah pembabakan
dalam sejarah filsafat yang menempatkan abad ke-
20 sebagai era kontemporer alih-alih Modern.
Sebabnya era Modern sudah terlanjur secara
konvensional diartikan sebagai suatu era pemikiran
yang merentang sejak abad ke-17 hingga akhir
Peralihan dari masa modern ke
kotemporer
Perluasan kajian estetika
Perluasan Kajian EstetikaMemasuki abad ke-20, front
perdebatan estetika kian meluas. Estetika Modern telah
menggeser pertimbangan estetika dari ranah ontologi (apa
itu keindahan?) ke ranah epistemologi (apa yang
memungkinkan kita mengakses keindahan?), estetika
kontemporer meradikalkan ‘balikan epistemologis’ itu.
Upaya mempertanyakan kembali definisi karya seni ini
seayun dengan terobosan-terobosan yang berhasil ditempuh
oleh para seniman. Kemunculan ‘seni Modern’ menantang
para estetikawan kontemporer untuk membongkar kembali
pengertian sempit tentang seni baik yang didefinisikan oleh
pakem estetika Klasik ataupun Romantik. Berikut adalah
ilustrasi dari dampak terobosan praktik seni pada diskursus
estetika:
1. Pengertian Klasik bahwa seni adalah tiruan kenyataan digugat oleh
kemunculan lukisan-lukisan abstrak yang sama sekali tidak
merepresentasikan kenyataan empiris apapun.
2. Pengertian ekspresivis bahwa seni adalah ungkapan batin seniman yang
personal dan unik digembosi oleh keberadaan karya-karya instalasi
readymade (sejak Duchamp) yang dipungut dari barang jadi hasil
manufaktur tanpa polesan artistik sama sekali.
3. Pengertian formalis bahwa karya seni adalah ‘bentuk bermakna’
diruntuhkan oleh kemunculan karya-karya seni konseptual sejak tahun 60-
an (dari para perupa Fluxus, misalnya) yang terkadang hanya berupa
rangkaian kata-kata semata, dengan kata lain, nyaris nir-bentuk.
CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon and infographics
images by Freepik
THANK
S
We hope that what we have
presented earlier can be useful
for
all of you friends

More Related Content

Similar to - filsafat bahasa dan seni-2.pptx

Similar to - filsafat bahasa dan seni-2.pptx (20)

Art nouveau dan ekspresionisme zakiyah kharismatuzzahra 21052010082
Art nouveau dan ekspresionisme zakiyah kharismatuzzahra 21052010082Art nouveau dan ekspresionisme zakiyah kharismatuzzahra 21052010082
Art nouveau dan ekspresionisme zakiyah kharismatuzzahra 21052010082
 
makalah estetika
makalah estetikamakalah estetika
makalah estetika
 
Perkembangan seni rupa Renaissance.pptx
Perkembangan seni rupa Renaissance.pptxPerkembangan seni rupa Renaissance.pptx
Perkembangan seni rupa Renaissance.pptx
 
SEJARAH SENI RUPA DUNIA #5 RENAISSANCE (Baru).pptx
SEJARAH SENI RUPA DUNIA #5 RENAISSANCE (Baru).pptxSEJARAH SENI RUPA DUNIA #5 RENAISSANCE (Baru).pptx
SEJARAH SENI RUPA DUNIA #5 RENAISSANCE (Baru).pptx
 
Bab III Kelas XI Seni Budaya
Bab III Kelas XI Seni BudayaBab III Kelas XI Seni Budaya
Bab III Kelas XI Seni Budaya
 
Art nouveau ekspresionisme zahrin
Art nouveau ekspresionisme zahrinArt nouveau ekspresionisme zahrin
Art nouveau ekspresionisme zahrin
 
Kubisme, surealisme, dan romantisme
Kubisme, surealisme, dan romantismeKubisme, surealisme, dan romantisme
Kubisme, surealisme, dan romantisme
 
Tugas art nouveau zahrin
Tugas art nouveau zahrinTugas art nouveau zahrin
Tugas art nouveau zahrin
 
Surealisme,abstrakisme,pop art,postmodern
Surealisme,abstrakisme,pop art,postmodernSurealisme,abstrakisme,pop art,postmodern
Surealisme,abstrakisme,pop art,postmodern
 
Seni rupa modern dan kontemporer
Seni rupa modern dan kontemporerSeni rupa modern dan kontemporer
Seni rupa modern dan kontemporer
 
Seni rupa modern dan kontemporer
Seni rupa modern dan kontemporerSeni rupa modern dan kontemporer
Seni rupa modern dan kontemporer
 
Seni rupa modern dan kontemporer
Seni rupa modern dan kontemporerSeni rupa modern dan kontemporer
Seni rupa modern dan kontemporer
 
Gaya Desain Art Nouveau dan Ekspresionisme
Gaya Desain Art Nouveau dan EkspresionismeGaya Desain Art Nouveau dan Ekspresionisme
Gaya Desain Art Nouveau dan Ekspresionisme
 
Aliran Seni Rupa.pptx
Aliran Seni Rupa.pptxAliran Seni Rupa.pptx
Aliran Seni Rupa.pptx
 
A_21052010038_farihatul mubarokah_sejarah desain.pdf
A_21052010038_farihatul  mubarokah_sejarah desain.pdfA_21052010038_farihatul  mubarokah_sejarah desain.pdf
A_21052010038_farihatul mubarokah_sejarah desain.pdf
 
Seni rupa modern dan kontemporer
Seni rupa modern dan kontemporerSeni rupa modern dan kontemporer
Seni rupa modern dan kontemporer
 
Estetika.pdf
Estetika.pdfEstetika.pdf
Estetika.pdf
 
Seni rupa modern dan kontemporer
Seni rupa modern dan kontemporerSeni rupa modern dan kontemporer
Seni rupa modern dan kontemporer
 
KRITIK SASTRA 9.ppt
KRITIK SASTRA 9.pptKRITIK SASTRA 9.ppt
KRITIK SASTRA 9.ppt
 
seni kontemporer guru Paryono.pptx
seni kontemporer guru Paryono.pptxseni kontemporer guru Paryono.pptx
seni kontemporer guru Paryono.pptx
 

Recently uploaded

Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
luqmanhakimkhairudin
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
furqanridha
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
ErikaPutriJayantini
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriSudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMSISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARPPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
 
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerakMateri Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 

- filsafat bahasa dan seni-2.pptx

  • 1. Estetika modern : periode romantik dan pascaromantik grup 6 Estetika modern : periode romantik dan pascaromantik Filsafat bahasa dan seni
  • 2. 1. Periode romantik 2. Modernisme, pascamodernisme dan sesudahnya : pengantar ke estetika kontemporer 3. Selayang pandang estetika kontemporer Topik pembahasan
  • 3. ESTETIKA MODERN Estetika modern. Disebut estetika eksperimental karena melakukan penelitian dengan metode empiris, induktif, kuantitatif hasilnya dinamakan estetika induktif. Novel menjadi tolak ukur periode tertentu karena mencerminkan jiwa zamannya.
  • 5. Sejarah latar belakang sosial masyarakat periode romantik Pada awal revolusi, pendapat umum di Inggris cenderung bersimpati atas gerakan itu. Bangsa Inggris meyamakan peristiwa besar pada tahun 1789 itu dengan Revolusi gemilang tahun 1688 yang mengakhiri kekuatan raja yng absolut. Disamping itu, para intelektual Inggris terutama seniman terangsang oleh ide-ide yang terkandung dalam slogan liberte (kebebasan), egalite (persamaan), fraternite (persaudaraan). Pada tahun 1793 Inggris bersama beberapa negara- negara Eropa membentuk koalisi dan memulai perang melawan perancis. Pemerintahan Inggris berada di tangan orang yang berpandangan sempit. Kemudian kaum Whig mengusulkan undang-undang
  • 6. Ciri ciri Pada masa romantik 1. Seni merupakan ekspresi emosi dan perasaan sang seniman 2. Di perancis muncul romantisme yang ekstrim dengan semboyan l’art pour l’art yang artinya seni untuk seni itu sendiri 3. Katakata Kunci: Jenius, kreatif, originalitas, simbolisme,bekspresi, senti mental. 4. Menggali kembali mitologi-mitologi, baik di timur maupun di barat , akibatnya para seniman terlibat dalam eksotisme dunia lain dan mistisme 5. Memuja seniman dan mendewakanya, karena seniman dianggap sebagai sarana untuk mencapai objek-objek vital 6. Seniman tidak lagi terinspirasi oleh Tuhan, melainkan dirinya sendirilah yang didewakan ke tingkat tertinggi 7. Seniman jenius tidak lagi mengikuti aturan dan tradisi,tetapi membuat at uran sendiri, trobosan, serta kemungkinan-kemungkinan baru
  • 7. Tokoh terlibat FRIEDRICH WILHELM NIETZSCHE ARTHUR SCHOPENHAUER
  • 9. Estetika yang berkembang pada abad ke- 20 mesti dilihat dalam kaitannya dengan perlawanan selama berabad-abad terhadap pakem estetika Klasik. Klasisisme adalah suatu paham estetik yang berkembang sejak era Yunani Klasik (sekitar abad ke-4 SM), khususnya dalam pemikiran orang seperti Plato dan Aristoteles. Pokok pandangannya: 1. Konsepsi seni sebagai teknik 2. Konsepsi didaktis-instrumental 3. Konsepsi mimetik tentang seni.
  • 10. Estetisime , Pokok pandangannya: 1. Ketakbergunaan sebagai prasyarat utama keindahan. 2. Konsepsi swa-acu tentang seni. Formalisme dipelopori oleh pemikir estetika seperti Clive Bell dan Roger Fry. Pokok pandangannya: 1. Konsepsi tentang seni sebagai bentuk bermakna. 2. Konsepsi tentang evaluasi Prekuel Pasca-Romantik ke Modernisme Sebelum bicara estetika Modernis, kita perlu membahas dua ragam estetika yang mendominasi Eropa pada peralihan menuju abad ke-20: estetisisme dan formalisme. Ketiganya adalah gejala pasca-Romantik. Estetisisme dicetuskan Victor Cousin dan Theophile Gautier serta kerap dirumuskan dalam slogan “seni untuk seni”. Pokok pandangannya:
  • 11. MODERNISME GREENBERG Estetika Modernis dalam wujudnya yang paradigmatis diidentikkan dengan pandangan estetika Clement Greenberg. Pandangannya mendominasi wacana estetika sejak era 1930-an sampai dengan 1950-an. Pokok pandangannya: 1. Distingsi antara karya seni dan kitsch. 2. Penolakan atas pokok ihwal dalam karya rupa. 3. umpu pada suatu wahana (kertas/kanvas) yang dicirikan oleh sifat datarnya (ciri dua dimensinya), sehingga seni lukis mesti setia pada “kedataran” (flatness) wahananya dengan tidak berpretensi menciptakan ilusi kedalaman atau ilusi objek tiga dimensi (melalui perspektif) 4. Penjarakan estetis sebagai dasar evaluasi. 5. Pandangan Greenberg sangat berpengaruh di sekitar dekade 1950-an dan 1960-an.
  • 12. SEKITAR PASCAMODERNISME Seni konseptual (para perupa Fluxus) mendobrak kekhasan wahana dua dimensi dengan merambah ke segala bentuk seni instalasi dan performance Pop art (Warhol, Lichtenstein, dkk.) membongkar dikotomi keras antara karya seni dan komoditas artistik produksi massal. Estetika pascamodern mengemuka sebagai gejala pasca-pop art dan seni konseptual. Kedua praktik seni kontemporer itu membuyarkan pakem estetika Modernis: penekanan kekhasan wahana dan keunikan karya seni dibanding kitsch.
  • 13. SETELAH PASCAMODERNISME Estetika partisipatoris adalah suatu cara baca atas gejala seni kontemporer yang mengamini pembatalan atas distingsi antara seniman dan non-seniman, antara “karya seni” dan “bukan karya seni”. Dalam kerangka estetika ini, setiap orang pada dasarnya adalah seniman dan seluruh ranah sosial adalah karya seni. Para pemikirnya adalah seperti Nicolas Bourriaud dan Claire Bishop. (Contoh praktiknya di Indonesia adalah Moelyono dan Jatiwangi art Factory.) Pokok pandangannya: 1. Seniman sebagai organisator/fasilitator. Estetika partisipatoris dirumuskan ketika perayaan atas kemulti-tafsiran, partikularitas nilai estetis serta percampuran antara karya seni dan komoditas telah jadi latah. Estetika pascamodern menyumbang banyak bagi komodifikasi seni yang semakin massif. Estetika partisipatoris melangkah lebih jauh dengan membongkar itu, melalui suatu sensibilitas yang bercorak post-avant-garde (tidak lagi berpretensi menggurui/mencerahkan massa, melainkan bekerja bersama massa, ambil bagian di dalamnya, untuk menciptakan kebaruan yang membuyarkan distingsi antara yang-estetik dan yang-non-estetik). Kejenuhan terhadap estetika pascamodernis mulai terasa pada peralihan abad ke-21. Estetika sesudah pascamodernisme berkembang ke dalam beragam kajian yang sangat terspesialisasi (ada neuro-estetika, ada estetika biologis, ada estetika sosiologis, ada inestetika Badiou yang menggali estetika Modernis, dsb.). Di sini kita hanya akan mencermati satu kecenderungan yang bisa dianggap menarik: estetika partisipatoris.
  • 15. Peralihan dari Masa Modern ke Kontemporer Ada kedekatan makna antara istilah ‘modern’ dan ‘kontemporer’. Apabila istilah ‘modern’ sejatinya berarti ‘baru saja’ (modo), istilah ‘kontemporer’ sebetulnya bermakna ‘sezaman’ atau mengacu pada sesuatu yang tengah berlangsung. Bagian ini akan membahas riwayat estetika di era kontemporer yang utamanya mengacu pada estetika abad ke-20. Namun dalam banyak cabang seni, umpamanya seni rupa, abad ke-20 disebut sebagai masa Modern. Karenanya, lukisan Picasso di awal abad ke-20 disebut sebagai ‘karya seni Modern’. Tidak demikian halnya ketika kita sedang membicarakan estetika. Sebagai suatu ranah kajian filsafat, estetika mengikuti kaidah pembabakan dalam sejarah filsafat yang menempatkan abad ke- 20 sebagai era kontemporer alih-alih Modern. Sebabnya era Modern sudah terlanjur secara konvensional diartikan sebagai suatu era pemikiran yang merentang sejak abad ke-17 hingga akhir Peralihan dari masa modern ke kotemporer
  • 16. Perluasan kajian estetika Perluasan Kajian EstetikaMemasuki abad ke-20, front perdebatan estetika kian meluas. Estetika Modern telah menggeser pertimbangan estetika dari ranah ontologi (apa itu keindahan?) ke ranah epistemologi (apa yang memungkinkan kita mengakses keindahan?), estetika kontemporer meradikalkan ‘balikan epistemologis’ itu. Upaya mempertanyakan kembali definisi karya seni ini seayun dengan terobosan-terobosan yang berhasil ditempuh oleh para seniman. Kemunculan ‘seni Modern’ menantang para estetikawan kontemporer untuk membongkar kembali pengertian sempit tentang seni baik yang didefinisikan oleh pakem estetika Klasik ataupun Romantik. Berikut adalah ilustrasi dari dampak terobosan praktik seni pada diskursus estetika: 1. Pengertian Klasik bahwa seni adalah tiruan kenyataan digugat oleh kemunculan lukisan-lukisan abstrak yang sama sekali tidak merepresentasikan kenyataan empiris apapun. 2. Pengertian ekspresivis bahwa seni adalah ungkapan batin seniman yang personal dan unik digembosi oleh keberadaan karya-karya instalasi readymade (sejak Duchamp) yang dipungut dari barang jadi hasil manufaktur tanpa polesan artistik sama sekali. 3. Pengertian formalis bahwa karya seni adalah ‘bentuk bermakna’ diruntuhkan oleh kemunculan karya-karya seni konseptual sejak tahun 60- an (dari para perupa Fluxus, misalnya) yang terkadang hanya berupa rangkaian kata-kata semata, dengan kata lain, nyaris nir-bentuk.
  • 17. CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by Flaticon and infographics images by Freepik THANK S We hope that what we have presented earlier can be useful for all of you friends