SlideShare a Scribd company logo
BAB II
PEMBAHASAN
A. Neutron
Penemuan neutron ditandai dengan berbagai penelitian yang dilakukan
oleh beberapa ilmuan. Sebelum ditemukan neutron, inti atom dianggap tersusun
atas proton dan elektron. Pada tahun 1932, Chadwick mengidentifikasi radiasi yang
belum diketahui sebagai partikel netral dengan massa yang hampir sama dengan
proton dan Chadwick dikenal sebagai penemu neutron. Kesimpulan yang dibuat
oleh Heisenberg pada tahun yang sama bahwa inti atom tersusun atas proton dan
neutron telah menolak anggapan elektron dalam inti sekaligus memberikan jawaban
pertanyaan tentang strutur inti.
Reaksi yang terjadi antara neutron dengan materi merupakan reaksi inti
yang secara umum digambarkan dengan persamaan
𝑎 + 𝑋 → 𝑌 + 𝑏 (2.1)
dengan :
a : partikel penumbuk
X : inti target
Y : inti hasil
b : partikel hasil
Biasanya a dam b merupakan nukleon atau nuklida ringan, tetapi terkadang b
merupakan sinar gamma dan untuk hal seperti ini reaksinya disebut tangkapan
radiatif. Jika a merupakan sinar gamma maka reaksinya disebut efek foto inti.
Kekekalan energi relativistik total pada reaksi dasar, menjadikan :
𝑚 𝑥 𝑐2
+ 𝑇𝑥 + 𝑚 𝑎 𝑐2
+ 𝑇𝑎 = 𝑚 𝑦 𝑐2
+ 𝑇𝑦 + 𝑚 𝑏 𝑐2
+ 𝑇𝑏 (2.2)
dengan T merupakan energi kinetik (1/2mv, dengan pendekatan nonrelativistik
pada energi rendah) dan m adalah massa diam. Nilai Q reaksi didapat menggunakan
analogi nilai Q pada peluruhan radioaktif :
𝑄 = ( 𝑚 𝑎𝑤𝑎𝑙 − 𝑚 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟) 𝑐2
= (𝑚 𝑥 + 𝑚 𝑎 − 𝑚 𝑦 − 𝑚 𝑏)𝑐2
(2.3)
Hal yang sama berlaku juga untuk energi kinetik :
𝑄 = ( 𝑇𝑎𝑤𝑎𝑙 − 𝑇𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟) 𝑐2
= ( 𝑇𝑥 + 𝑇𝑏 − 𝑇𝑥 − 𝑇𝑎𝑏) 𝑐2
(2.4)
1. Interaksi Neutron dengan Materi
Neutron adalah partikel yang tidak memiliki muatan. Netron mempunyai
massa sebesar 1,008665 sma samadengan 1838, 5 kali massa elektron atau 1,
004 kali massa proton. Sifat neutron yang tidak memiliki muatan menjadikan
partikel ini tidak dipengaruhi oleh gaya couloumb dalam interaksinya dengan
materi, sehingga neutron dengan energi sangat rendah sekalipun dapat
mendekati bahkan menembus inti dan dapat menghasilkan reaksi inti.
Ada beberapa jenis reaksi yang dapat terjadi antara neutron dengan materi.
a. Hamburan Neutron
Dalam peristiwa ini neutron mendekati inti atom dan arah geraknya
segera dibelokkan oleh medan inti atau neutron benar-benar memasuki inti
atom, namun sebelum terjadi reaksi neutron-inti neutron tersebut lepas lagi
dari inti atom, sehingga inti atom dan netron tidak mengalami perubahan
bentuk. Hamburan ini dapat berupa hamburan elastis apabila keadaan ini
tetap seperti semula, dominan pada energi neutron rendah dari ~0,1 MeV
sampai ~10 MeV. Jumlah momentum linier dan jumlah energi neutron
datang dan energi inti target sebelum maupun sesudah tumbukan sama
besar. Jika keadaan inti berubah menjadi tereksitasi, dominan pada energi
neutron di atas 10 MeV, maka hamburan yang terjadi adalah hamburan tak
elastis. Sebagian energi neutron datang digunakan untuk mengeksitasi inti
target sehingga jumlah momentum linier dan jumlah energi neutron datang
dan energi inti target sebelum maupun sesudah tumbukan tidak sama besar.
b. Tangkapan Neutron
Neutron yang telah masuk ke dalam inti tetap tinggal di dalm inti.
Dalam hal ini netron mengalami interaksi yang dikenal sebagai tangkapan
neutron (neutron capture). Interaksi jenis ini dapat mengakibatkan
terpancarnya radiasi sekunder berupa γ, proton, deutron, α atau partikel
yang lain.
Dengan :
: inti target
: neutron penembak
: inti gabung
: intji hasil
Reaksi ini merupakan dasar dari analisis unsur kelumit dengan
menggunakan metode analisis pengaktifan neutron.
c. Pemancaran Partikel
Neutron yang ditembakkan pada inti ringan akan mengakibatkan
pemancaran partikel seperti (n,p),(n,α),(n,2n). Reaksi ini disebut reaksi
pemancaran partikel.
d. Reaksi Fisi
Beberapa inti berat akan terbelah menjadi dua inti yang lebih
ringan saat menagkap neutron. Teaksi ini dinamakan reaksi fisi.
Reaksi fisi
Fisi merupakan hasil interaksi inti dengan gaya couloumb dalam inti berat.
Energi ikat inti total naik sesuai dengan nomor massa, A, sedangkan energi
tolakan couloumb proton naik lebih cepat sesuai nomor atom, Z2. Energitika
fisi dapat dipahami dari energi ikat pernukleon. Inti berat dalam Uranium
memilii energi sekitar 7,6 MeV/ nukleon. Jika 238U terbelah menjadi dua
bagian yang identik dengan A≈119, yang memiliki energi ikat per nukleon
8,5 MeV.
2. Produksi Neutron
Perkembangan ilmu dan teknologi mendorong majunya penelitian di
bidang fisika inti. Produksi neutron merupakan juga salah satu efek kemajuan
fisika inti. Saat ini produksi neutron dapat dilakukan dalam reaktor nuklir dan
akselerator.
a. Reaktor Nuklir
Neutron yang dihasilkan dalam reaktor nuklir mempunyai energi yang
sangat tinggi. Neutron jenis ini disebut sebagi neutron cepat. Neutron cepat
tidak dapat dipakai dengan efektif untuk membelah uranium. Oleh sebab itu
di dalam reaktor dilakukan penurunan energi neutron dengan
memperlambat gerakannya menggunakan bahan yang mengandung
hidrogen dengan maksud terjadinya tumbukan elastis dengan proton dapat
memperlambat neutron ke enrgi thermal. Bahan yang dapat digunakan
untuk menurunkan energi neutron dan menyerap sedikit neutron yaitu air,
air berat (D2O) dan grafit. Berdasarkan perbedaan energi neutron dapat
diklasifikasikan menjadi 4 daerah energi, yaitu :
1) Neutron Thermal memiliki energi sekitar 0,025 eV
2) Neutron Epithermal memiliki energi sekitar 1 eV
3) Neutron Lambat memiliki energi sekitar 1KeV
4) Beutron Cepat di atas 1KeV
b. Akselerator
Dalam akselerator neutron diproduksi dengan cara mempercepat
partikel bermuatan (contoh : proton,elektron) dan menumbukkannya pada
suatu target. Dalam tumbukan tersebut terjadi reaksi inti yang menghasilkan
neutron. Energi neutron cepat yang dihasillan berbeda-beda dan tergantung
kepada target, proyektil yang ditembakkan, energi proyektil dan sudut
pancaran neutron dari bahan sasaran. Neutron yang dihasilkan oeh
akselerator adalah neutron cepat dan dapat dikatakan bertenaga tunggal
(monoenergetik). Reaksi yang dapat digunakan untuk menghasilkan
neutron dari akselerator antara lain :
Reaksi D-D dan D-T lebih sering digunakan dengan mempercepat deutron
ke energi 100 keV sampai 200 keV. Energi neutron dari akselerator dapat
ditentukan dengan kinematika nonrelativistik dalam persamaan berikut :
(2.5)
dengan :
Q : energi hasil reaksi (MeV)
mx : massa atom partiel penembak (MeV/c2)
my : massa neutron hasil reaksi (MeV/c2)
My : massa atom hasil reaksi (MeV/c2)
kx : energi kinetik partikel penembak (MeV)
ky : energi kinetik neutron hasil reaksi (MeV)
θ : sudut pancaran neutron terhadap arah partikel penembak
B. Analisis Pengaktifan Neutron
Teknik analisis pengaktifan neutron ditemukan pada tahun 1936 oleh
George Hevesy yang berkebangsaan yang berkebangsaan Hongaria, ketika ia
mencoba menentukan impuritas disporsium dalam cuplikan dengan cara
menembaki cuplikan tersebut dengan neutron. Dalam teknik APN, cuplikan yang
dianalisis diiradiasi dengan menggunakan suatu sumber neutron. Inti atom unsur-
unsur yang berada dalam cuplikan tersebut akan menangkap neutron dan berubah
menjadi radioaktif. Setelah paparan radiasi neutron cukup, cuplikan dikeluarkan
dari sumber neutron. Sinar- γ yang dipancarkan oleh berbagai unsur dalam cuplikan
dapat dianalisis dengan spektrometri- γ. Salah satu reaksi inti yang terjadi dalam
teknik ini adalah :
Reaksi Merkuri
Gambar 2.1 Prinsip dasar Analisis Pengaktivan Neutron
(a) Sampel terdiri atas bahan dasar ( ) , ( ), dan unsur kelumit ( )
(b) Sampel diradiasi dengan neutron dan membuat beberapa atom menjadi
radioaktif dasar ( ) , ( ), ( )
(c) Sinar Gamma yang dipancarkan oleh sampel menghasilkan data kualitatif dan
kuantitatif unsur-unsur dalam sampel.
Aktivitas sampel hasil penangkapan neutron adalah sebesar :
𝐴 = 0,602
𝑚
𝐴
𝜎𝜑(1 − 𝑒−𝜆𝑡
) (2.6)
dengan m merupakan massa dari isotop dengan nomor massa A, σ adalah tanmpang
intang reaksi, dan φ adalah fluks neutron. Waktu (t0 adalah lamanya iradiasi
dilakukan.
Dalam suatu sampel, setiap nuklida mempunyai kemampuan yang berbeda
dalam menangkap neutron. Ukuran kemampuan penangkapan neutron dinyatakan
dalam suatu besaran yang disebut tampang serapan neutron (neutron absorption
cross section).
𝜎 = 𝜋𝑅2
(2.7)
Jika kerapatan zat dianggap konstan, maka volume inti akan sebanding dengan
jumlah nukleon, A yang terdapat di dalamnya. Untuk bentuk yang simetris bola,
maka kita dapati bahwa :
𝑉 = (
4
3
𝜋𝑟0
3
) 𝐴
Jari-jari inti R, menjadi
𝑅 = 𝑟0 𝐴
1
3
Analisis pengaktifan neutron menggunakan reaktor atom sebagai sumber
neutron tidak dapat dipakai untuk menganalisis unsur dengan berat atom ringan
seperti nitrogen, oksigen dan sebagainya.

More Related Content

What's hot

A3 Fisika Inti Malik
A3 Fisika Inti MalikA3 Fisika Inti Malik
A3 Fisika Inti Malik
ruy pudjo
 
Inti atom dan radioaktivitas
Inti atom dan radioaktivitasInti atom dan radioaktivitas
Inti atom dan radioaktivitas
asiah mutiara putri
 
Fisika inti
Fisika intiFisika inti
Fisika inti
Ahmad Ilhami
 
Bahan ajar fisika fisika inti dan radioaktivitas
Bahan ajar fisika fisika  inti  dan  radioaktivitasBahan ajar fisika fisika  inti  dan  radioaktivitas
Bahan ajar fisika fisika inti dan radioaktivitas
eli priyatna laidan
 
Fisika inti diktat
Fisika inti diktatFisika inti diktat
Fisika inti diktat
Kevin Maulana
 
Fisika Inti dan Radioaktivitas
Fisika Inti dan RadioaktivitasFisika Inti dan Radioaktivitas
Fisika Inti dan Radioaktivitas
SMPN 3 TAMAN SIDOARJO
 
Inti atom-radioaktivitas
Inti atom-radioaktivitasInti atom-radioaktivitas
Inti atom-radioaktivitas
mtauhid
 
9 reaksi-inti
9 reaksi-inti9 reaksi-inti
9 reaksi-inti
Nazopatul PatOnah
 
Fisika Inti
Fisika IntiFisika Inti
Fisika Inti
FKIP UHO
 
Pp inti atom dan radioaktivitas
Pp inti atom dan radioaktivitasPp inti atom dan radioaktivitas
Pp inti atom dan radioaktivitasSri Wulan Hidayati
 
Fisika inti kelompok 8
Fisika inti kelompok 8Fisika inti kelompok 8
Fisika inti kelompok 8
hutami mawdy
 
92046781 fisika-inti
92046781 fisika-inti92046781 fisika-inti
92046781 fisika-intiIntan Nsp
 
Fisika Inti
Fisika IntiFisika Inti
Fisika Inti
Ismail Musthofa
 
Fisika Inti
Fisika IntiFisika Inti
Fisika Inti
FKIP UHO
 
Fisika Inti
Fisika IntiFisika Inti
Fisika Inti
fahmimn21
 
Makalah fisika inti
Makalah fisika intiMakalah fisika inti
Makalah fisika intiErnhy Hijoe
 
PELURUHAN RADIOAKTIF BERANTAI
PELURUHAN RADIOAKTIF BERANTAIPELURUHAN RADIOAKTIF BERANTAI
PELURUHAN RADIOAKTIF BERANTAI
Eni Dahlia
 
Susunan Inti dan Sifat Inti
Susunan Inti dan Sifat IntiSusunan Inti dan Sifat Inti
Susunan Inti dan Sifat Inti
Fita Permata
 

What's hot (20)

A3 Fisika Inti Malik
A3 Fisika Inti MalikA3 Fisika Inti Malik
A3 Fisika Inti Malik
 
Inti atom dan radioaktivitas
Inti atom dan radioaktivitasInti atom dan radioaktivitas
Inti atom dan radioaktivitas
 
Fisika inti
Fisika intiFisika inti
Fisika inti
 
Bahan ajar fisika fisika inti dan radioaktivitas
Bahan ajar fisika fisika  inti  dan  radioaktivitasBahan ajar fisika fisika  inti  dan  radioaktivitas
Bahan ajar fisika fisika inti dan radioaktivitas
 
Fisika inti diktat
Fisika inti diktatFisika inti diktat
Fisika inti diktat
 
Teori atom dan Radioaktivitas
Teori atom dan RadioaktivitasTeori atom dan Radioaktivitas
Teori atom dan Radioaktivitas
 
Fisika Inti dan Radioaktivitas
Fisika Inti dan RadioaktivitasFisika Inti dan Radioaktivitas
Fisika Inti dan Radioaktivitas
 
Inti atom-radioaktivitas
Inti atom-radioaktivitasInti atom-radioaktivitas
Inti atom-radioaktivitas
 
9 reaksi-inti
9 reaksi-inti9 reaksi-inti
9 reaksi-inti
 
Fisika Inti
Fisika IntiFisika Inti
Fisika Inti
 
Pp inti atom dan radioaktivitas
Pp inti atom dan radioaktivitasPp inti atom dan radioaktivitas
Pp inti atom dan radioaktivitas
 
Fisika inti kelompok 8
Fisika inti kelompok 8Fisika inti kelompok 8
Fisika inti kelompok 8
 
92046781 fisika-inti
92046781 fisika-inti92046781 fisika-inti
92046781 fisika-inti
 
Fisika Inti
Fisika IntiFisika Inti
Fisika Inti
 
Fisika Inti
Fisika IntiFisika Inti
Fisika Inti
 
Fisika Inti
Fisika IntiFisika Inti
Fisika Inti
 
Fisika Inti
Fisika IntiFisika Inti
Fisika Inti
 
Makalah fisika inti
Makalah fisika intiMakalah fisika inti
Makalah fisika inti
 
PELURUHAN RADIOAKTIF BERANTAI
PELURUHAN RADIOAKTIF BERANTAIPELURUHAN RADIOAKTIF BERANTAI
PELURUHAN RADIOAKTIF BERANTAI
 
Susunan Inti dan Sifat Inti
Susunan Inti dan Sifat IntiSusunan Inti dan Sifat Inti
Susunan Inti dan Sifat Inti
 

Similar to APN

Kimia inti dan radiokimia
Kimia inti dan radiokimiaKimia inti dan radiokimia
Kimia inti dan radiokimia
sanradamanik
 
Fisika Inti.pptx
Fisika Inti.pptxFisika Inti.pptx
Fisika Inti.pptx
RudyWinarno
 
Inti atom dan radioaktivitas
Inti atom dan radioaktivitasInti atom dan radioaktivitas
Inti atom dan radioaktivitasJulie Onsu
 
FISIKA_INTI_KELAS_12_SMA.pptx
FISIKA_INTI_KELAS_12_SMA.pptxFISIKA_INTI_KELAS_12_SMA.pptx
FISIKA_INTI_KELAS_12_SMA.pptx
Zaidan13
 
Fisika Inti 12 IPA 1
Fisika Inti 12 IPA 1Fisika Inti 12 IPA 1
Fisika Inti 12 IPA 1
Rifky Pramswary
 
Presentasi Inti Atom dan Radioaktivitas SMA kelas 12
Presentasi Inti Atom dan Radioaktivitas SMA kelas 12 Presentasi Inti Atom dan Radioaktivitas SMA kelas 12
Presentasi Inti Atom dan Radioaktivitas SMA kelas 12
Louis W
 
Kimia inti dan radioaktif-radioaktif
Kimia inti dan radioaktif-radioaktifKimia inti dan radioaktif-radioaktif
Kimia inti dan radioaktif-radioaktif
farid miftah
 
kimia radiaoktif
kimia radiaoktifkimia radiaoktif
kimia radiaoktif
Teguh Pras
 
Fisika BAB 4 Semester 2 SMA
Fisika BAB 4 Semester 2 SMAFisika BAB 4 Semester 2 SMA
Fisika BAB 4 Semester 2 SMA
Andrye Pangestu
 
13764113.ppt
13764113.ppt13764113.ppt
13764113.ppt
marsibani2
 
BAB 10_Inti Atonm dan Radioaktivitas.pdf
BAB 10_Inti Atonm dan Radioaktivitas.pdfBAB 10_Inti Atonm dan Radioaktivitas.pdf
BAB 10_Inti Atonm dan Radioaktivitas.pdf
AsaniHasan
 
Ringkasan fisika 3 sma smt 2 (fix)
Ringkasan fisika 3 sma smt 2 (fix)Ringkasan fisika 3 sma smt 2 (fix)
Ringkasan fisika 3 sma smt 2 (fix)
Saifurrahman Santoso
 
Fisika inti
Fisika intiFisika inti
Fisika inti
auliarika
 
Kimia Inti dan RadioKimia
Kimia Inti dan RadioKimiaKimia Inti dan RadioKimia
Kimia Inti dan RadioKimia
yunita97544748
 
Model atom
Model atomModel atom
Model atom
yendri59
 
Radioaktif
RadioaktifRadioaktif
Kimia inti dan radiokimia
Kimia inti dan radiokimiaKimia inti dan radiokimia
Kimia inti dan radiokimia
farid miftah
 
Unsur radioaktif1
Unsur radioaktif1Unsur radioaktif1
Unsur radioaktif1
Kustian Permana
 
Kimia inti dan radiokimia
Kimia inti dan radiokimiaKimia inti dan radiokimia
Kimia inti dan radiokimia
farid miftah
 

Similar to APN (20)

Kimia inti dan radiokimia
Kimia inti dan radiokimiaKimia inti dan radiokimia
Kimia inti dan radiokimia
 
Fisika Inti.pptx
Fisika Inti.pptxFisika Inti.pptx
Fisika Inti.pptx
 
Inti atom dan radioaktivitas
Inti atom dan radioaktivitasInti atom dan radioaktivitas
Inti atom dan radioaktivitas
 
FISIKA_INTI_KELAS_12_SMA.pptx
FISIKA_INTI_KELAS_12_SMA.pptxFISIKA_INTI_KELAS_12_SMA.pptx
FISIKA_INTI_KELAS_12_SMA.pptx
 
Fisika Inti 12 IPA 1
Fisika Inti 12 IPA 1Fisika Inti 12 IPA 1
Fisika Inti 12 IPA 1
 
Presentasi Inti Atom dan Radioaktivitas SMA kelas 12
Presentasi Inti Atom dan Radioaktivitas SMA kelas 12 Presentasi Inti Atom dan Radioaktivitas SMA kelas 12
Presentasi Inti Atom dan Radioaktivitas SMA kelas 12
 
Kimia inti dan radioaktif-radioaktif
Kimia inti dan radioaktif-radioaktifKimia inti dan radioaktif-radioaktif
Kimia inti dan radioaktif-radioaktif
 
kimia radiaoktif
kimia radiaoktifkimia radiaoktif
kimia radiaoktif
 
Fisika BAB 4 Semester 2 SMA
Fisika BAB 4 Semester 2 SMAFisika BAB 4 Semester 2 SMA
Fisika BAB 4 Semester 2 SMA
 
13764113.ppt
13764113.ppt13764113.ppt
13764113.ppt
 
BAB 10_Inti Atonm dan Radioaktivitas.pdf
BAB 10_Inti Atonm dan Radioaktivitas.pdfBAB 10_Inti Atonm dan Radioaktivitas.pdf
BAB 10_Inti Atonm dan Radioaktivitas.pdf
 
Ringkasan fisika 3 sma smt 2 (fix)
Ringkasan fisika 3 sma smt 2 (fix)Ringkasan fisika 3 sma smt 2 (fix)
Ringkasan fisika 3 sma smt 2 (fix)
 
Fisika inti
Fisika intiFisika inti
Fisika inti
 
Fisika inti
Fisika intiFisika inti
Fisika inti
 
Kimia Inti dan RadioKimia
Kimia Inti dan RadioKimiaKimia Inti dan RadioKimia
Kimia Inti dan RadioKimia
 
Model atom
Model atomModel atom
Model atom
 
Radioaktif
RadioaktifRadioaktif
Radioaktif
 
Kimia inti dan radiokimia
Kimia inti dan radiokimiaKimia inti dan radiokimia
Kimia inti dan radiokimia
 
Unsur radioaktif1
Unsur radioaktif1Unsur radioaktif1
Unsur radioaktif1
 
Kimia inti dan radiokimia
Kimia inti dan radiokimiaKimia inti dan radiokimia
Kimia inti dan radiokimia
 

Recently uploaded

Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.pptGambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
ssusera85899
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
hadijaul
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
Datalablokakalianda
 
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasijejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
lala263132
 
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic DasarANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
MFCorp
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
fritshenukh
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
andiulfahmagefirahra1
 
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTPPetunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
adhiwargamandiriseja
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
arikiskandar
 
graves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiologygraves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiology
RheginaSalsabila
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
MuhammadAuliaKurniaw1
 
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMERPPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
sulastri822782
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
syam586213
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
ryskilahmudin
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
SyailaNandaSofiaWell
 
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
nurulkarunia4
 
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
adwinhadipurnadi
 
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptxSlide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
FiikFiik
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
ratnawulokt
 
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdfSupracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
ortopedifk
 

Recently uploaded (20)

Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.pptGambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
 
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasijejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
 
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic DasarANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
 
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTPPetunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
 
graves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiologygraves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiology
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
 
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMERPPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
 
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
 
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
 
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptxSlide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
 
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdfSupracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
 

APN

  • 1. BAB II PEMBAHASAN A. Neutron Penemuan neutron ditandai dengan berbagai penelitian yang dilakukan oleh beberapa ilmuan. Sebelum ditemukan neutron, inti atom dianggap tersusun atas proton dan elektron. Pada tahun 1932, Chadwick mengidentifikasi radiasi yang belum diketahui sebagai partikel netral dengan massa yang hampir sama dengan proton dan Chadwick dikenal sebagai penemu neutron. Kesimpulan yang dibuat oleh Heisenberg pada tahun yang sama bahwa inti atom tersusun atas proton dan neutron telah menolak anggapan elektron dalam inti sekaligus memberikan jawaban pertanyaan tentang strutur inti. Reaksi yang terjadi antara neutron dengan materi merupakan reaksi inti yang secara umum digambarkan dengan persamaan 𝑎 + 𝑋 → 𝑌 + 𝑏 (2.1) dengan : a : partikel penumbuk X : inti target Y : inti hasil b : partikel hasil Biasanya a dam b merupakan nukleon atau nuklida ringan, tetapi terkadang b merupakan sinar gamma dan untuk hal seperti ini reaksinya disebut tangkapan radiatif. Jika a merupakan sinar gamma maka reaksinya disebut efek foto inti. Kekekalan energi relativistik total pada reaksi dasar, menjadikan : 𝑚 𝑥 𝑐2 + 𝑇𝑥 + 𝑚 𝑎 𝑐2 + 𝑇𝑎 = 𝑚 𝑦 𝑐2 + 𝑇𝑦 + 𝑚 𝑏 𝑐2 + 𝑇𝑏 (2.2)
  • 2. dengan T merupakan energi kinetik (1/2mv, dengan pendekatan nonrelativistik pada energi rendah) dan m adalah massa diam. Nilai Q reaksi didapat menggunakan analogi nilai Q pada peluruhan radioaktif : 𝑄 = ( 𝑚 𝑎𝑤𝑎𝑙 − 𝑚 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟) 𝑐2 = (𝑚 𝑥 + 𝑚 𝑎 − 𝑚 𝑦 − 𝑚 𝑏)𝑐2 (2.3) Hal yang sama berlaku juga untuk energi kinetik : 𝑄 = ( 𝑇𝑎𝑤𝑎𝑙 − 𝑇𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟) 𝑐2 = ( 𝑇𝑥 + 𝑇𝑏 − 𝑇𝑥 − 𝑇𝑎𝑏) 𝑐2 (2.4) 1. Interaksi Neutron dengan Materi Neutron adalah partikel yang tidak memiliki muatan. Netron mempunyai massa sebesar 1,008665 sma samadengan 1838, 5 kali massa elektron atau 1, 004 kali massa proton. Sifat neutron yang tidak memiliki muatan menjadikan partikel ini tidak dipengaruhi oleh gaya couloumb dalam interaksinya dengan materi, sehingga neutron dengan energi sangat rendah sekalipun dapat mendekati bahkan menembus inti dan dapat menghasilkan reaksi inti. Ada beberapa jenis reaksi yang dapat terjadi antara neutron dengan materi. a. Hamburan Neutron Dalam peristiwa ini neutron mendekati inti atom dan arah geraknya segera dibelokkan oleh medan inti atau neutron benar-benar memasuki inti atom, namun sebelum terjadi reaksi neutron-inti neutron tersebut lepas lagi dari inti atom, sehingga inti atom dan netron tidak mengalami perubahan bentuk. Hamburan ini dapat berupa hamburan elastis apabila keadaan ini tetap seperti semula, dominan pada energi neutron rendah dari ~0,1 MeV sampai ~10 MeV. Jumlah momentum linier dan jumlah energi neutron datang dan energi inti target sebelum maupun sesudah tumbukan sama besar. Jika keadaan inti berubah menjadi tereksitasi, dominan pada energi neutron di atas 10 MeV, maka hamburan yang terjadi adalah hamburan tak elastis. Sebagian energi neutron datang digunakan untuk mengeksitasi inti
  • 3. target sehingga jumlah momentum linier dan jumlah energi neutron datang dan energi inti target sebelum maupun sesudah tumbukan tidak sama besar. b. Tangkapan Neutron Neutron yang telah masuk ke dalam inti tetap tinggal di dalm inti. Dalam hal ini netron mengalami interaksi yang dikenal sebagai tangkapan neutron (neutron capture). Interaksi jenis ini dapat mengakibatkan terpancarnya radiasi sekunder berupa γ, proton, deutron, α atau partikel yang lain. Dengan : : inti target : neutron penembak : inti gabung : intji hasil Reaksi ini merupakan dasar dari analisis unsur kelumit dengan menggunakan metode analisis pengaktifan neutron. c. Pemancaran Partikel Neutron yang ditembakkan pada inti ringan akan mengakibatkan pemancaran partikel seperti (n,p),(n,α),(n,2n). Reaksi ini disebut reaksi pemancaran partikel. d. Reaksi Fisi Beberapa inti berat akan terbelah menjadi dua inti yang lebih ringan saat menagkap neutron. Teaksi ini dinamakan reaksi fisi. Reaksi fisi
  • 4. Fisi merupakan hasil interaksi inti dengan gaya couloumb dalam inti berat. Energi ikat inti total naik sesuai dengan nomor massa, A, sedangkan energi tolakan couloumb proton naik lebih cepat sesuai nomor atom, Z2. Energitika fisi dapat dipahami dari energi ikat pernukleon. Inti berat dalam Uranium memilii energi sekitar 7,6 MeV/ nukleon. Jika 238U terbelah menjadi dua bagian yang identik dengan A≈119, yang memiliki energi ikat per nukleon 8,5 MeV. 2. Produksi Neutron Perkembangan ilmu dan teknologi mendorong majunya penelitian di bidang fisika inti. Produksi neutron merupakan juga salah satu efek kemajuan fisika inti. Saat ini produksi neutron dapat dilakukan dalam reaktor nuklir dan akselerator. a. Reaktor Nuklir Neutron yang dihasilkan dalam reaktor nuklir mempunyai energi yang sangat tinggi. Neutron jenis ini disebut sebagi neutron cepat. Neutron cepat tidak dapat dipakai dengan efektif untuk membelah uranium. Oleh sebab itu di dalam reaktor dilakukan penurunan energi neutron dengan memperlambat gerakannya menggunakan bahan yang mengandung hidrogen dengan maksud terjadinya tumbukan elastis dengan proton dapat memperlambat neutron ke enrgi thermal. Bahan yang dapat digunakan untuk menurunkan energi neutron dan menyerap sedikit neutron yaitu air, air berat (D2O) dan grafit. Berdasarkan perbedaan energi neutron dapat diklasifikasikan menjadi 4 daerah energi, yaitu : 1) Neutron Thermal memiliki energi sekitar 0,025 eV 2) Neutron Epithermal memiliki energi sekitar 1 eV 3) Neutron Lambat memiliki energi sekitar 1KeV 4) Beutron Cepat di atas 1KeV
  • 5. b. Akselerator Dalam akselerator neutron diproduksi dengan cara mempercepat partikel bermuatan (contoh : proton,elektron) dan menumbukkannya pada suatu target. Dalam tumbukan tersebut terjadi reaksi inti yang menghasilkan neutron. Energi neutron cepat yang dihasillan berbeda-beda dan tergantung kepada target, proyektil yang ditembakkan, energi proyektil dan sudut pancaran neutron dari bahan sasaran. Neutron yang dihasilkan oeh akselerator adalah neutron cepat dan dapat dikatakan bertenaga tunggal (monoenergetik). Reaksi yang dapat digunakan untuk menghasilkan neutron dari akselerator antara lain : Reaksi D-D dan D-T lebih sering digunakan dengan mempercepat deutron ke energi 100 keV sampai 200 keV. Energi neutron dari akselerator dapat ditentukan dengan kinematika nonrelativistik dalam persamaan berikut : (2.5) dengan : Q : energi hasil reaksi (MeV) mx : massa atom partiel penembak (MeV/c2) my : massa neutron hasil reaksi (MeV/c2) My : massa atom hasil reaksi (MeV/c2) kx : energi kinetik partikel penembak (MeV)
  • 6. ky : energi kinetik neutron hasil reaksi (MeV) θ : sudut pancaran neutron terhadap arah partikel penembak B. Analisis Pengaktifan Neutron Teknik analisis pengaktifan neutron ditemukan pada tahun 1936 oleh George Hevesy yang berkebangsaan yang berkebangsaan Hongaria, ketika ia mencoba menentukan impuritas disporsium dalam cuplikan dengan cara menembaki cuplikan tersebut dengan neutron. Dalam teknik APN, cuplikan yang dianalisis diiradiasi dengan menggunakan suatu sumber neutron. Inti atom unsur- unsur yang berada dalam cuplikan tersebut akan menangkap neutron dan berubah menjadi radioaktif. Setelah paparan radiasi neutron cukup, cuplikan dikeluarkan dari sumber neutron. Sinar- γ yang dipancarkan oleh berbagai unsur dalam cuplikan dapat dianalisis dengan spektrometri- γ. Salah satu reaksi inti yang terjadi dalam teknik ini adalah : Reaksi Merkuri Gambar 2.1 Prinsip dasar Analisis Pengaktivan Neutron (a) Sampel terdiri atas bahan dasar ( ) , ( ), dan unsur kelumit ( ) (b) Sampel diradiasi dengan neutron dan membuat beberapa atom menjadi radioaktif dasar ( ) , ( ), ( )
  • 7. (c) Sinar Gamma yang dipancarkan oleh sampel menghasilkan data kualitatif dan kuantitatif unsur-unsur dalam sampel. Aktivitas sampel hasil penangkapan neutron adalah sebesar : 𝐴 = 0,602 𝑚 𝐴 𝜎𝜑(1 − 𝑒−𝜆𝑡 ) (2.6) dengan m merupakan massa dari isotop dengan nomor massa A, σ adalah tanmpang intang reaksi, dan φ adalah fluks neutron. Waktu (t0 adalah lamanya iradiasi dilakukan. Dalam suatu sampel, setiap nuklida mempunyai kemampuan yang berbeda dalam menangkap neutron. Ukuran kemampuan penangkapan neutron dinyatakan dalam suatu besaran yang disebut tampang serapan neutron (neutron absorption cross section). 𝜎 = 𝜋𝑅2 (2.7) Jika kerapatan zat dianggap konstan, maka volume inti akan sebanding dengan jumlah nukleon, A yang terdapat di dalamnya. Untuk bentuk yang simetris bola, maka kita dapati bahwa : 𝑉 = ( 4 3 𝜋𝑟0 3 ) 𝐴 Jari-jari inti R, menjadi 𝑅 = 𝑟0 𝐴 1 3 Analisis pengaktifan neutron menggunakan reaktor atom sebagai sumber neutron tidak dapat dipakai untuk menganalisis unsur dengan berat atom ringan seperti nitrogen, oksigen dan sebagainya.