PPT ini adalah praktek belajar siswa terkait dengan power point dengan isi terkait dengan materi yang tidak jauh dari pengetahuan siswa pada mata pelajaran Teknologi Perkantoran dengan guru pengampu Arma Setyo Nugrahani.
PPT ini adalah praktek belajar siswa terkait dengan power point dengan isi terkait dengan materi yang tidak jauh dari pengetahuan siswa pada mata pelajaran Teknologi Perkantoran dengan guru pengampu Arma Setyo Nugrahani.
Analisis Tari Tradisional Indonesia Tari Pendet
-Dikutip dari berbagai sumber di Internet-
HANYA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH UNTUK MEMENUHI TUGAS BELAJAR, KRITIK & SARAN SANGAT KAMI BUTUHKAN AGAR DAPAT MENJADI LEBIH BAIK KEDEPANNYA. SEKIAN DAN TERIMAKASIH,
Materi Seni Tari kelas 12 tentang macam-macam tari pertunjukan di Indonesia dan juga luar negeri.
Dibuat oleh: kelompok 2 (XII IPA 5)
SMAN 1 Subang.
Semoga bermanfaat!
Mengemukakan apa arti dari pagelaran tari, simbol simbol tari, unsur unsur tari, perbedaan tari, berasal dari mana tarian tersebut, termasuk kedalam jenis tari apa, dll
Analisis Tari Tradisional Indonesia Tari Pendet
-Dikutip dari berbagai sumber di Internet-
HANYA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH UNTUK MEMENUHI TUGAS BELAJAR, KRITIK & SARAN SANGAT KAMI BUTUHKAN AGAR DAPAT MENJADI LEBIH BAIK KEDEPANNYA. SEKIAN DAN TERIMAKASIH,
Materi Seni Tari kelas 12 tentang macam-macam tari pertunjukan di Indonesia dan juga luar negeri.
Dibuat oleh: kelompok 2 (XII IPA 5)
SMAN 1 Subang.
Semoga bermanfaat!
Mengemukakan apa arti dari pagelaran tari, simbol simbol tari, unsur unsur tari, perbedaan tari, berasal dari mana tarian tersebut, termasuk kedalam jenis tari apa, dll
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
1. Apakah Tari Golek Menak itu?
Tari Golek Menak adalah tarian klasik yang terinspirasi oleh gerakan dari Wayang Golek
Menak. Tarian ini merupakan salah satu tarian klasik tradisional dari Yogyakarta yang memiliki
nilai seni tinggi. Tari Golek Menak ini di ciptakan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX karena
kecintaan dan kekagumannya terhadap Wayang Golek Menak.
Dinamakan Tari Golek Menak karena tarian ini terinspirasi oleh pertunjukan Wayang Golek
Menak. Sesuai dengan namanya tersebut, gerakan, alur cerita, tata busana dan tokoh pada Tari
Golek Menak diwujudkan dalam Tari Golek Menak ini. Sehingga tarian ini dapat dikatakan salah
satu tarian yang memiliki nilai seni yang tinggi.
Menurut sejarahnya, tarian ini mulai diciptakan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX pada
tahun 1941. Untuk melaksanakan idenya itu, Sri Sultan mengajak para pakar tari dan beberapa
lembaga tari di Yogyakarta. Dalam proses penciptaan tarian tersebut memakan waktu yang
cukup lama, karena untuk menirukan gerakan setiap tokoh pada Wayang Golek Menak ini
memiliki tingkat kesulitan tinggi. Tarian ini mulai mendapatkan bentuk sempurnanya pada tahun
1989. Sebelum Sri Sultan sempat menyaksikan hasil penyempurnaan tarian ini, beliau telah
wafat terlebih dahulu.
Untuk memenuhi permintaan Sri Sultan hamengkubuwono IX, tim penyempurnaan Tari Golek
Menak ini menggelar pertunjukan untuk pertama kalinya setelah tarian ini di sempurnakan.
Dalam pagelaran tersebut juga ditampilkan Wayang Golek Menak dan drama Tari Golek Menak
dengan tema yang sama yaitu kelaswara palakrama atau perkawinan antara kelaswara
dengan Wong Agung Jayengrana. Penyempurnaan tarian tersebut telah berhasil di pertunjukan
seperti yang di inginkan oleh Sri Sultan. Namun untuk tata busana yang di inginkan Sri Sultan
membutuhkan biaya yang cukup besar, sehingga dalam pertunjukan tersebut masih
menggunakan busana yang belum disempurnakan dengan tambahan dan modifikasi seperlunya.
Seiring dengan perkembangannya, tarian ini terus di kembangkan hingga mencapai seperti
bentuknya yang sekarang.
Dalam pertunjukannya, penari menari dengan gerakan disesuaikan dengan tokoh yang di
perankan, karena setiap tokoh tentunya memiliki gerakan tersendiri. Gerakan dalam tarian ini
lebih didominasi gerakan patah – patah seperti gerakan wayang golek. Gerakan tangan, bahu,
kepala, kaki dan pinggul yang mengikuti iringan musik pengiring/ gendhing pengiring. Gerakan
dalam tarian ini memiliki tingkat kesulitan yang tinggi. Untuk memainkan tarian ini, penari harus
memiliki keluwesan dalam menari dan memiliki dasar gerak yang kuat.
Dalam pertunjukan Tari Golek Menak ini, penari dibalut busana seperti baju bludru berlengan
panjang pada bagian atas dan celana cindhe pada bagian bawah. Selain itu aksesoris yang di
gunakan seperti mahkota, sumping, gelang, kalung dan keris yang diselipkan di bagian depan.
Tata busana dan rias untuk setiap penari pada tarian ini disesuaikan dengan tokoh yang di
bawakannya.