Tari serimpi dan sajojo merupakan tarian tradisional Jawa dan Papua. Tari serimpi berasal dari istilah bermimpi dan menggambarkan empat unsur alam, sementara sajojo menggambarkan semangat gotong royong masyarakat Papua. Kedua tarian ini memiliki gerakan khas yang diiringi musik tradisional dan busana adat.
50 tarian daerah tradisional nusantara beserta daerah asalnyaAmphie Yuurisman
Teks tersebut merangkum 10 tarian tradisional dari Jawa Tengah dan Jawa Barat masing-masing, termasuk asal usul, jumlah penari, kostum, dan alat musik pengiring. Diakhiri dengan penjelasan singkat tentang Tari Reog dari Jawa Timur.
Dokumen tersebut membahas tentang tari tradisional dari berbagai daerah di Indonesia dengan menjelaskan ciri-ciri, contoh tari, ragam gerak, dan teknik gerak masing-masing daerah. Daerah yang dibahas antara lain Jawa Barat, Bali, Kalimantan, Aceh, Jawa Tengah, Papua, dan Sulawesi.
Teks tersebut merangkum berbagai jenis tarian tradisional dari berbagai daerah di Indonesia, mulai dari tarian primitif hingga tarian modern. Jenis tarian yang dijelaskan antara lain tari primitif, tari daerah Kutai Kalimantan, tarian Bali seperti legong dan kecak, serta tarian Jawa seperti gambyong.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas 12 tarian tradisional yang berasal dari Jawa Tengah dan beberapa tarian tradisional dari Jawa Barat serta Jawa Timur, termasuk di antaranya Tari Serimpi, Tari Bambang Cakil, Tari Bedhaya Ketawang, Tari Gambyong, Tari Bondan Payung, Tari Beksan Wireng, Tari Kuda Lumping, Tari Kethek Ogleng, Tari Jlantur, Tari Prawirogun
50 tarian daerah tradisional nusantara beserta daerah asalnyaAmphie Yuurisman
Teks tersebut merangkum 10 tarian tradisional dari Jawa Tengah dan Jawa Barat masing-masing, termasuk asal usul, jumlah penari, kostum, dan alat musik pengiring. Diakhiri dengan penjelasan singkat tentang Tari Reog dari Jawa Timur.
Dokumen tersebut membahas tentang tari tradisional dari berbagai daerah di Indonesia dengan menjelaskan ciri-ciri, contoh tari, ragam gerak, dan teknik gerak masing-masing daerah. Daerah yang dibahas antara lain Jawa Barat, Bali, Kalimantan, Aceh, Jawa Tengah, Papua, dan Sulawesi.
Teks tersebut merangkum berbagai jenis tarian tradisional dari berbagai daerah di Indonesia, mulai dari tarian primitif hingga tarian modern. Jenis tarian yang dijelaskan antara lain tari primitif, tari daerah Kutai Kalimantan, tarian Bali seperti legong dan kecak, serta tarian Jawa seperti gambyong.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas 12 tarian tradisional yang berasal dari Jawa Tengah dan beberapa tarian tradisional dari Jawa Barat serta Jawa Timur, termasuk di antaranya Tari Serimpi, Tari Bambang Cakil, Tari Bedhaya Ketawang, Tari Gambyong, Tari Bondan Payung, Tari Beksan Wireng, Tari Kuda Lumping, Tari Kethek Ogleng, Tari Jlantur, Tari Prawirogun
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
Tari Linda merupakan salah satu tarian tradisional di Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara yang telah berkembang selama berabad-abad. Tarian ini biasanya ditampilkan oleh gadis remaja pada upacara adat karia untuk merayakan masuknya mereka ke dewasa. Namun saat ini, tari Linda juga sering ditampilkan dalam berbagai acara hiburan dan promosi pariwisata daerah
Tari Remo berasal dari Kabupaten Jombang, Jawa Timur dan diciptakan oleh pengamen tari pada masa lalu. Gerakannya dinamis dengan lonceng di kaki dan diiringi musik gamelan. Ada beberapa gaya busana untuk tari ini tergantung daerah asal.
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis tari tradisional di Indonesia dan India. Terdapat penjelasan singkat mengenai ciri khas, asal, dan gerakan dasar dari Tari Wayang, Tari Topeng, Tari Pendet, Tari Ngremo, Tari Odissi dan Tatkhali dari India, serta Tari Kipas.
Dokumen ini membahas empat unsur tari yaitu wiraga (gerak tubuh), wirama (irama), wirasa (ekspresi), dan wirupa (penampilan). Juga menjelaskan jenis-jenis tari nusantara seperti upacara, adat, dan hiburan serta ciri dan tokoh-tokohnya.
Dokumen tersebut membahas 10 jenis tari tradisional di Indonesia beserta asal daerahnya, yaitu Tari Jaipong dari Jawa Barat, Tari Kecak dari Bali, Tari Remong dari Jawa Timur, Tari Pendet dari Bali, Tari Gambyong dari Jawa Tengah, Tari Serimpi dari Yogyakarta, Tari Yapong dari Jakarta, Tari Tor Tor dari Sumatera Utara, Tari Piring dari Sumatera Barat, dan Tari Saman dari
Dokumen tersebut membahas tentang motif hias dan seni budaya Nusantara. Terdapat dua jenis motif hias yaitu geometris dan nongeometris. Motif hias ditemukan pada seni rupa dua dimensi seperti kain batik, tenun, dan wayang kulit, serta tiga dimensi seperti ukiran dan patung. Tarian daerah memiliki gerak, busana, dan musik yang berbeda-beda di setiap daerahnya. Musik pengiring tarian dap
Tari Remo merupakan salah satu tarian tradisional khas Jawa Timur. Tarian ini digunakan untuk menyambut tamu agung dan memiliki berbagai gaya busana serta gerakan khas yang dinamis. Upaya melestarikan Tari Remo dilakukan dengan mempelajari sejarah dan cara menarinya serta mengadakan pertunjukan yang menampilkan kesenian tradisional.
Tari Gambyong adalah tarian Jawa klasik yang berasal dari wilayah Surakarta. Awalnya merupakan tarian rakyat yang digunakan dalam upacara pertanian, kemudian dikembangkan menjadi hiburan istana. Tarian ini menggambarkan kelembutan dan keindahan wanita melalui gerakan lemah gemulai yang diiringi musik gamelan.
Teks tersebut merangkum konsep, teknik, dan prosedur ragam gerak tari tradisional. Secara singkat, tari dijelaskan sebagai gerak ritmis yang mengekspresikan makna mendalam, dan dibedakan menjadi tari tradisional, kreasi baru, dan kontemporer. Unsur-unsur penting tari tradisional meliputi gerakan, irama, rasa, kostum, dan iringan musik.
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
Tari Linda merupakan salah satu tarian tradisional di Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara yang telah berkembang selama berabad-abad. Tarian ini biasanya ditampilkan oleh gadis remaja pada upacara adat karia untuk merayakan masuknya mereka ke dewasa. Namun saat ini, tari Linda juga sering ditampilkan dalam berbagai acara hiburan dan promosi pariwisata daerah
Tari Remo berasal dari Kabupaten Jombang, Jawa Timur dan diciptakan oleh pengamen tari pada masa lalu. Gerakannya dinamis dengan lonceng di kaki dan diiringi musik gamelan. Ada beberapa gaya busana untuk tari ini tergantung daerah asal.
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis tari tradisional di Indonesia dan India. Terdapat penjelasan singkat mengenai ciri khas, asal, dan gerakan dasar dari Tari Wayang, Tari Topeng, Tari Pendet, Tari Ngremo, Tari Odissi dan Tatkhali dari India, serta Tari Kipas.
Dokumen ini membahas empat unsur tari yaitu wiraga (gerak tubuh), wirama (irama), wirasa (ekspresi), dan wirupa (penampilan). Juga menjelaskan jenis-jenis tari nusantara seperti upacara, adat, dan hiburan serta ciri dan tokoh-tokohnya.
Dokumen tersebut membahas 10 jenis tari tradisional di Indonesia beserta asal daerahnya, yaitu Tari Jaipong dari Jawa Barat, Tari Kecak dari Bali, Tari Remong dari Jawa Timur, Tari Pendet dari Bali, Tari Gambyong dari Jawa Tengah, Tari Serimpi dari Yogyakarta, Tari Yapong dari Jakarta, Tari Tor Tor dari Sumatera Utara, Tari Piring dari Sumatera Barat, dan Tari Saman dari
Dokumen tersebut membahas tentang motif hias dan seni budaya Nusantara. Terdapat dua jenis motif hias yaitu geometris dan nongeometris. Motif hias ditemukan pada seni rupa dua dimensi seperti kain batik, tenun, dan wayang kulit, serta tiga dimensi seperti ukiran dan patung. Tarian daerah memiliki gerak, busana, dan musik yang berbeda-beda di setiap daerahnya. Musik pengiring tarian dap
Tari Remo merupakan salah satu tarian tradisional khas Jawa Timur. Tarian ini digunakan untuk menyambut tamu agung dan memiliki berbagai gaya busana serta gerakan khas yang dinamis. Upaya melestarikan Tari Remo dilakukan dengan mempelajari sejarah dan cara menarinya serta mengadakan pertunjukan yang menampilkan kesenian tradisional.
Tari Gambyong adalah tarian Jawa klasik yang berasal dari wilayah Surakarta. Awalnya merupakan tarian rakyat yang digunakan dalam upacara pertanian, kemudian dikembangkan menjadi hiburan istana. Tarian ini menggambarkan kelembutan dan keindahan wanita melalui gerakan lemah gemulai yang diiringi musik gamelan.
Teks tersebut merangkum konsep, teknik, dan prosedur ragam gerak tari tradisional. Secara singkat, tari dijelaskan sebagai gerak ritmis yang mengekspresikan makna mendalam, dan dibedakan menjadi tari tradisional, kreasi baru, dan kontemporer. Unsur-unsur penting tari tradisional meliputi gerakan, irama, rasa, kostum, dan iringan musik.
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
TUGAS SENI BUDAYA.docx
1. TUGAS SENI BUDAYA
TARIAN TRADISIONAL
Anggota kelompok :
1. Nayla shabira putri
2. Panji defi permana
3. Queena ufaira maemi
4. Rafa azzahra althafunnisa
5. Raissa permata ariani
SMPN 4 PEKANBARU
VIII.1
2. KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tugas Bahasa Indonesia ini dengan baik dan
tepat pada waktunya. Adapun tema tugas ini, yaitu “Tarian tradisional”
Adapun tujuan dari penulisan tugas ini adalah untuk memenuhi tugas
guru pada mata pelajaran Seni Budaya. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang Tarian tradisional yang
ada di Indonesia.
Pada kesempatan ini kami ingin berterimakasih kepada Ibu Ermidani
dan pihak-pihak lainnya yang sudah membantu dalam menyelesaikan
tugas kelompok ini. Maka dari itu saya memohon maaf jika ada
kesalahan penulisan atau kata. Kritik dan saran yang membangun akan
saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat dan berguna bagi seluruh pembaca.
Pekanbaru, 14 januari 2023
Penulis
3. TARI SERIMPI
A. SEJARAH
Tari serimpi berasal dari kata serimpi yang berarti bermimpi. Istilah serimpi
berkaitan dengan 4 unsur yang ada di kehidupan manusia yang menggambarkan
tentang gama “Api”, angina “udara”, bumi “tanah”, dan yang terakhir toya “air”, yang
dari koreografinya menggambarkan kegagahan prajurit. Serimpi adalah bentuk
repertoar (penyajian) tari jawa klasik dari tradisi kraton kesultanan mataram dan
dilanjutkan pelestarian serta pengembangan sampai sekarang oleh 4 istana
pewarisnya di Surakarta dan Yogyakarta.
Sejak zaman kuno, tari serimpi sudah memiliki kedudukan yang istimewa di
keraton keraton jawa dan tidak dapat disamakan dengan tari pentas yang lain karena
sifatnya yang sakral. Dahulu tari ini hanya boleh dipentaskan hanya boleh
dipentaskan oleh orang orang yang dipilih kraton. Serimpi memiliki tingkat keskralan
yang sama dengan pusaka atau benda benda yang melambangkan kekuasaa raja yang
berasal dari zaman jawa hindu.
Dalam pagelaran, tari serimpi tidak selalu memerlukan sesajen, melainkan hanya
di waktu waktu tertentu saja. Iringan musiK tari serimpi ini adalah mengutamakan
paduan suara gabungan.
B. Tempat Tari
Serimpi termasuk tarian sakral yang dipentaskan untuk acara kerajaan jaman dahulu
sehingga dimasukkan dalam jenis tari klasik yang dipentaskan untuk acara kerajaan
jaman dahulu. Gerakan tari serimpi ini dipengaruhi oleh pentas bangunan seperti
pendapa atau pendopo. Koreografi tarian dipengaruhi oleh penempatan tiang-tiang
penyangga di pendapa. Tiang penyangga memisahkan bagian kiri, tengah, dan kanan
ruang pendapa. Tari serimpi juga biasa ditampilkan di dalam lingkungan keraton
C. Unsur pendukung
1. Gerak tari
4. - Gerak Tangan
Tarian serimpi mempunyai gerakan dengan tempo yang sangat halus. Gerakan
tersebut dilakukan penari dengan sangat pelan dan hal tersebut menjadi ciri utama
tarian ini. Gerakan tangan harus dilakukan secara harmonis sehingga makna dan
simbolnya dapat sampai ke penonton.
- Gerak Kaki
gerakan kaki Tari Serimpi ada tiga,yaitu:
a. Maju Gawang
Maju gawang adalah gerakan berjalan saat penari memasuki arena pentas.
Gerakan ini juga disebut kapang-kapang yang mengharuskan penari untuk
berjalan belok ke kiri atau ke kanan sesuai pola lantai yang dikehendaki. Gerakan
maju gawang diakhiri dengan duduk yang mengartikan penari siap untuk menari.
b. Pokok
Gerakan pokok adalah gerakan inti yang menampilkan adegan sesuai alur
cerita yang akan disampaikan. Jika tari serimpi menceritakan peperangan,
maka properti yang digunakan adalah keris.
c. Mundur Gawang
Jika maju gawang adalah saat masuknya penari ke arena pentas, maka mundur
gawang adalah gerakan akhir pada pementasan tari serimpi dengan keluarnya
penari dari panggung pagelaran
2. Pola Lantai
Tari Serimpi menggunakan pola lantai yang lurus atau horizontal dimana para
penari akan berdiri dengan pola berjejer atau sejajar. Penjelasan Pola lantai yaitu :
a. Maju Gawang Maju gawang disebut juga dengan kapang-kapang. Gerakan ini
mengambil sikap jalan biasa dan dan sikap lengan tertentu menuju tempat
pentas. Maju gawang adalah gerak berjalan yang menyesuaikan ritme iringan.
Ketika melakukan gerak kapang-kapang disertai dengan belok kanan dan kiri.
Rangkaian gerak ini diakhiri dengan sikap duduk.
5. b. Tarian Pokok Tarian pokok menggambarkan isi tema yang disajikan. Contohnya
sajian perang antara dua tokoh, maka gerakan tari pokok diakhiri dengan
adegan perang.
c. Mundur Gawang Gerakan mundur gawang kebalikan dari maju gawang.
Setelah tarian pokok selesai, penari bergerak mundur. Gerakan tarian serimpi
ini merupakan simbolisasi kehidupan manusia. Menurut pandangan filsafat
Jawa, kehidupan manusia dibagi menjadi 3 tahapan yaitu lahir, hidup, dan
mati. Tarian serimpi ini dianggap sebagai sarana untuk memberikan pandangan
hidup kaum bangsawan.
3. Iringan Musik
Tari serimpi merupakan warisan budaya jawa. jadi, pertunjukannya diiringi
gamelan jawa. Saat penari masuk dan keluar panggung akan diiringi gending
sabrangan dan diikuti gending tengahan atau ageng dan gending ladrang.
4. Tata Rias dan Busana
a. Tata Rias
Tari Serimpi merupakan tari klasik, tata rias wajahnya pun masih dipengaruhi unsur
klasik. Tata rias tari Serimpi antara lain :
- memakai bedak warna terang
- memasang rouge di pipi
- memasang eye shadow
- memakai lipstik warna merah
b. Busana
1. Atasan
Dulu, busana atau kostum yang digunakan adalah busana pengantin khas dari Jogja.
Akan tetapi, seiring berkembangnya zaman, kostum tarian tersebut mengalami
perubahan. Untuk atasan yang digunakan merupakan pakaian tanpa disertai lengan
dan berwarna hitam.
2. Mekak
6. Mekak merupakan sebutan untuk pakaian tambahan bagi para penari tari serimpi
yang mempunyai beberapa warna. Hal tersebut menyesuaikan jenis tari serimpi yang
dipentaskan dan juga asal-usulnya, Mekak juga seringkali digantikan oleh rompi
biasa. Akan tetapi tetap memperhatikan sejarah yang melatarbelakanginya.
3. Sanggul
Sanggul merupakan pakaian adat khas Jawa. Oleh karena itu, properti ini digunakan
dalam pementasan tari serimpi sebagai identitas adat Jawa. Pemakaian sanggul akan
membuat penampilan rambut penari terlihat lebih rapi dan juga lebih cantik. Dengan
bentuk bulat dan oval, membuat bagian kepala para penari terlihat semakin indah.
Tak lupa juga, dibagian sanggul akan ditambahkan aksesoris lain seperti tusuk konde,
peniti ceplok, dan juga peniti renteng.
4. Jarit
Jarit atau juga dikenal dengan sebutan jarik adalah kain panjang yang bermotif batik.
Biasanya jarik digunakan untuk bawahan para penari. Kain tersebut mungkin sudah
tidak asing lagi di kalangan warga Jawa. Sebab, jarik memang sudah ada di dalam
kehidupan masyarakat Jawa. Motif jarik yang digunakan di dalam tari ini juga
bermacam-macam. Sesuai dengan filosofi serta makna yang ada di dalamnya.
5. Selendang
Selendang adalah busana yang cukup penting. Busana tersebut harus ada karena
akan mempengaruhi penampilan para penari dalam melakukan gerakan tari serimpi.
Biasanya, selendang yang digunakan mempunyai motif batik di bagian bawah
maupun di ujung kainnya. Sedangkan warna selendang yang digunakan adalah
warna-warna yang cerah dan umumnya memiliki motif putih.
5. Properti
1. Hiasan Burung Kasuari
Selain konde, terdapat properti lain yang digunakan di kepala para penari. Salah
satunya yaitu mahkota yang berbentuk seperti burung kasuari dan juga bulu-bulu
yang menjuntai. Dimana aksesoris tersebut membuat tampilan para penari semakin
indah.
2. Centhung
7. Adapun aksesoris kepala lainnya yaitu centhung yang digunakan di bagian tengah
sanggul. Properti ini digunakan dengan tujuan agar dapat mempercantik tampilan
para penari. Khususnya pada bagian kepala.
3. Cunduk Mentul
Aksesoris yang satu ini juga dipasang di bagian kepala depan dan menghadap ke
depan. Umumnya aksesoris cunduk mentul berbentuk bunga yang dibuat dari bahan
logam mengkilap.
4. Kalung dan Gelang
Penari tari serimpi juga memakai perhiasan berupa kalung dan gelang yang dibuat
dari logam berwarna emas. Gelang yang digunakan dipakai di kedua tangan penari.
Hal tersebut bertujuan untuk menunjukkan keindahan para penari. Mengingat
gerakan tangan yang dilakukan di tarian ini cukup banyak. Sementara perhiasan
kalung yang digunakan mempunyai bentuk yang unik. Dimana kalung tersebut
bertumpuk-tumpuk dan memiliki ukuran yang besar. Kalung ini digunakan untuk
menutupi bagian dada yang polos karena memakai kemben.
5. Anting-anting
Aksesoris anting-anting yang dipakai para penari tari serimpi terbuat dari bahan yang
berbeda. Misalnya manik-manik, bahan logam, batu mulai, dan masih banyak lagi.
Warna anting-anting yang digunakan biasanya berwarna emas dan juga perak yang
mempunyai desain sederhana tapi tetap elegan. Aksesoris yang memiliki warna emas
mempunyai tersendiri yang biasanya digunakan sejak zaman dulu pada awal tarian ini
diciptakan
6. Sampur
Hampir sama dengan selendang, sampur juga dipakai untuk memperindah gerakan
para penari. Aksesoris ini biasanya akan diayun-ayunkan bersama dengan gerakan
tari yang lemah gemulai dan pelan mengikuti iringan gending.
7. Senjata
Berupa keris kecil atau cundrik, jebeng, tombak pendek, jemparing, dan pistol.
8. TARI SAJOJO
A. Sejarah
Tari sajojo adalah tarian tradisional yang berasal dari daerah Sorong, Papua Barat.
Tari Sajojo memiliki makna semangat serta menggambarkan keceriaan di antara
masyarakat adat papua. Hal tersebut dapat dilihat dari ekspresi para penari sajojo
dan gerakan gerakan banyak mengandung kekompakan serta seirama. Tari sajojo
juga menggambarkan gotong royong dari kehidupan masyarakat di papua.
Karena bertemakan gotong royong atau kebersamaan maka tari sajojo ditarikan
dalam jumlah atau skala yang besar dan dapat ditarikan oleh semua orang baik itu
laki laki ataupun perempuan. Gerakan tari sajojo berfokus pada gerakan kaki
Lirik lagu sajojo menggunakan bahasa Moi yang merupakan bahasa daerah
setempat, lagu itu menceritakan tentang sebuah kisah perempuan cantik dari desa.
Perempuan yang dicintai ayah, ibu dan juga para lelaki di desa. Meskipun gerakan tari
tidak terlalu menggambarkan lirik lagu tersebut namun iramanya yang penuh
keceriaan sangat cocok dengan gerakan tari sajojo.
B. Tempat Tari
Tari Sajojo ditampilkan sebagai bagian dari upacara adat, budaya, hiburan di
Papua. Akan tetapi, seiring dengan berkembangnya zaman, tari Sajojo saat ini juga
ditampilkan untuk menyambut tamu-tamu terhormat yang datang berkunjung ke
Papua.
C. Unsur Pendukung
1. Gerak
- Gerak Tangan
Tangan dibuka ke depan saat melompat ke depan, dan pada saat melompat ke
belakang tangan ditaruh ke bawah. Gerakan dilakukan beberapa kali sampai lirik Lagu
Sajojo dinyanyikan. Lompat ke kanan, kemudian lompat kembali pada posisi awal.
- Gerak kaki
Tari Sajojo berfokus pada gerakan kaki. Gerakan kaki meliputi loncatan dan
langkah ke arah depan, belakang, kanan dan kiri.
9. Penjelasan gerak tari :
1. Posisi awal badan penari memiliki sikap berdiri membungkuk dengan badan
setengah berdiri dan setengah duduk
2. Saat lagu dimainkan, gerakan berdiri kemudian melompat ke arah depan dan
juga belakang. Gerakan ini dilakukan bersama dengan gerak tangan dibuka ke
depan saat melompat ke depan, dan pada saat melompat ke belakang tangan
diayunkan ke bawah
3. Gerakan diulang beberapa kali sesuai irama sampai lirik lagu Sajojo dinyanyikan
4. Penari melakukan gerak lompat ke kanan, kemudian lompat kembali pada
posisi awal. Saat sudah kembali pada posisi awal penari melakukan tepuk
tangan sebanyak dua kali
5. Penari kemudian berjalan maju dan mundur sebanyak empat kali disertai
dengan menggerakan tangan ke kanan dan ke kiri
6. Gerakan-gerakan di atas diulang beberapa kali
7. Setelah itu penari akan membuat lingkaran kemudian menghentakan kaki
sambil berputar di dalam lingkaran
2. Pola Lantai
Tari Sajojo memiliki pola lantai garis berbentuk garis lurus dan melengkung atau
lingkaran. Pada saat pola lantai membentuk garis lurus para penari akan berdiri
berjajar membentuk huruf V, kemudian horizontal, serta berbaris vertikal atau zig
zag.
3. Iringan Musik
Tari sajojo di iringi alat musik tifa dan memiliki iringan musik yaitu Cha cha ambo
meldi.
4. Tata Rias dan Busana
- Tata Rias
Selain keenam properti yang disebutkan di atas, ada pula properti make up
sebagai pelengkap dari tari Sajojo. Make up yang dikenakan oleh para penari Sajojo
ini berbeda dari make up yang biasa dikenakan oleh para penari tradisional yang lain
dan menjadi keunikan serta ciri khas tersendiri.
10. Pasalnya, make up yang digunakan oleh penari Sajojo didominasi oleh warna putih
dan digambar atau dilukis untuk mempertegas motif ataupun lukisan yang
ditorehkan di badan para penari.
Oleh karena itu, make up penari Sajojo berbeda dari make up umumnya, yang
biasanya memiliki fungsi untuk mempercantik atau memperindah penampilan para
penari. Make up para penari Sajojo digunakan untuk mempertegas dan tidak
menggunakan riasan lain seperti lipstick, eye shadow, bedak, blush on dan lain
sebagainya.
Selain warna putih, ada pula para penari yang memadukan make up penari
dengan warna lain seperti warna hitam maupun merah untuk menampilkan kesan
kuat atau tegas dalam tariannya.
- Busana
Tari Sajojo tidak seperti tari tradisional lain yang memiliki aturan atau cara pakai
dalam busana, properti maupun tariannya. Tari Sajojo cenderung lebih bebas,
meskipun bebas tetapi ada busana dan properti yang harus digunakan oleh para
penari sebagai ciri khas dan pembeda pada tari Sajojo serta menunjukan ciri khas
budaya maupun adat Papua. Berikut penjelasannya :
1. Rok Rumbai
Para penari juga akan mengenakan rok rumbai yang menjadi ikon khas dari tari
Sajojo. Rok ini tidak hanya dikenakan oleh penari perempuan saja, tetapi juga oleh
penari laki-laki. Rok ini terbuat dari tali rafia, daun sagu kering, atau ijuk (bahan yang
sama dengan gelang).
Rok rumbai menutupi sebagian tubuh bagian bawah mulai dari pinggang hingga
lutut atau sampai betis. Rok yang dikenakan memiliki arti kedekatan masyarakat
dengan alam.
2. Penutup kepala
Penutup kepala tersebut akan dikenakan oleh setiap penari Sajojo dan
menggambarkan nuansa alam yang khas dari Papua. Penutup kepala dari tari Sajojo
terbuat dari ijuk yaitu kayu yang telah dihaluskan, kemudian bulu burung yang
terlihat eksotis dan menggunakan daun sagu. Penutup kepala ini akan digunakan
secara melingkar dan menyesuaikan kepala dari para penarinya. Properti satu ini
tidak hanya dikenakan oleh penari perempuan, tetapi juga dikenakan oleh penari
11. laki-laki. Hiasan yang disematkan dalam penutup kepala, juga dapat diubah sesuai
dengan kebutuhan pementasan tari Sajojo.
5. Properti
1. Kalung
Kalung dikenakan pada leher para penari laki-laki maupun penari perempuannya.
Kalung yang dikenakan oleh para penari tersebut, terbuat dari bahan-bahan alam
yang ditemukan di sekitar daerah di Papua, seperti kerang, tulang, batu, gigi binatang
maupun batu yang memiliki bentuk-bentuk menarik. Kalung tersebut dibuat
menyerupai ikon dari Papua yaitu burung Cendrawasih, patung asmat ataupun honai
yang dapat ditemukan dengan mudah di daerah Papua. Ukuran dari kalung tersebut
cukup bervariasi, ada yang berukuran besar ada pula yang berukuran kecil maupun
sedang.
2. Lukisan khas dari Papua
Setiap penari Sajojo juga akan membawa sebuah lukisan khas Papua ketika
mereka mulai menari Sajojo. Pada umumnya, penari laki-laki tidak akan mengenakan
baju atasan, mereka akan bertelanjang dada dan diberikan sebuah lukisan seperti
flora maupun fauna khas yang dapat ditemukan di daerah Papua. Tidak hanya pada
area badan saja, para penari laki-laki juga akan melukis bagian tangan, kaki maupun
wajahnya sehingga memberikan kesan eksotis pada penampilan tari Sajojo. Hal ini
juga sama pada penari perempuan Sajojo, meskipun keduanya sama-sama
mendapatkan lukisan khas Papua di badannya, tetapi penari perempuan masih
mengenakan baju atasan atau kain untuk atasan atau bawahan kostumnya.
3. Gelang
Properti lainnya yang tidak boleh dilewatkan dari penampilan tari Sajojo adalah
aksesoris berupa gelang yang digunakan pada tangan maupun kaki penari. Gelang ini
biasanya berbentuk rumbai yang terbuat dari tali rafia, daun sagu kering, atau ijuk.
4. Senjata
Properti terakhir dari tari Sajojo adalah senjata khas dari Papua seperti busur
panah dan tombak. Properti satu ini tidak wajib ada pada pementasan tari Sajojo,
tetapi kehadirannya dapat mempertegas kesan dari gerakan tari. Selain itu, senjata
12. juga memiliki nilai tradisional bahwa masyarakat Papua menggunakan senjata
tersebut sebagai alat untuk berburu yang disampaikan dengan tarian Sajojo.