Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK BogorDeviPurnama
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Prosedur penetapan kadar kalsium dalam sampel menggunakan metode gravimetri meliputi pelarutan sampel dengan asam, pengendapan kalsium oksalat, dan pemanasan sisa endapan.
2. Kalsium diendapkan sebagai kalsium oksalat dengan menambahkan larutan amonium oksalat pada larutan sampel yang telah dicampur dengan asam klorida.
3. Hasil akhir ber
Polarimeter digunakan untuk mengukur sudut rotasi cahaya yang diakibatkan oleh zat optik aktif seperti gula. Eksperimen mengukur kecepatan hidrolisis sakarosa menjadi fruktosa dan glukosa dengan menentukan nilai alfa awal (α0), alfa pada setiap waktu (αt), dan alfa akhir (α∞) menggunakan polarimeter. HCl digunakan untuk mempercepat reaksi hidrolisis.
Dokumen tersebut membahas tentang prosedur analisis kuantitatif untuk menentukan kadar besi pada sampel garam tunjung (FeSO4.7H2O) dengan cara mengoksidasi besi (II) menjadi besi (III) yang lebih stabil, kemudian diendapkan sebagai besi (III) hidroksida dan dipijarkan menjadi besi (III) oksida untuk ditimbang.
Penetapan Kadar Fe dalam Tawas Ferri Amonium Sulfat SMK-SMAK BogorDeviPurnama
Garam besi (III) diendapkan dari larutan tawas ferri amonium sulfat menggunakan basa lemah NH4OH, membentuk endapan berwarna merah kecoklatan berbentuk selai yang merupakan Fe(OH)3. Kadar Fe dihitung setelah endapan dipijarkan menjadi Fe2O3. Suhu diperlukan untuk menghasilkan endapan yang baik.
Berikut merupakan referensi penetapan dalam analisis kimia kuantitatif konvensional berdasarkan pengukuran berat ( Gravimetri ) sebagai bahan pertimbangan dalam laporan atau informasi .
Dokumen tersebut membahas tentang penetapan kadar MnO2 dalam batu kawi menggunakan metode titrasi redoks permanganatometri. Batu kawi direaksikan dengan asam oksalat berlebih untuk mengoksidasi MnO2, kemudian larutan di-titrasi kembali dengan KMnO4 untuk menentukan kelebihan asam oksalat. Rumus perhitungan digunakan untuk menghitung kadar MnO2 dalam batu kawi berdasarkan
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK BogorDeviPurnama
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Prosedur penetapan kadar kalsium dalam sampel menggunakan metode gravimetri meliputi pelarutan sampel dengan asam, pengendapan kalsium oksalat, dan pemanasan sisa endapan.
2. Kalsium diendapkan sebagai kalsium oksalat dengan menambahkan larutan amonium oksalat pada larutan sampel yang telah dicampur dengan asam klorida.
3. Hasil akhir ber
Polarimeter digunakan untuk mengukur sudut rotasi cahaya yang diakibatkan oleh zat optik aktif seperti gula. Eksperimen mengukur kecepatan hidrolisis sakarosa menjadi fruktosa dan glukosa dengan menentukan nilai alfa awal (α0), alfa pada setiap waktu (αt), dan alfa akhir (α∞) menggunakan polarimeter. HCl digunakan untuk mempercepat reaksi hidrolisis.
Dokumen tersebut membahas tentang prosedur analisis kuantitatif untuk menentukan kadar besi pada sampel garam tunjung (FeSO4.7H2O) dengan cara mengoksidasi besi (II) menjadi besi (III) yang lebih stabil, kemudian diendapkan sebagai besi (III) hidroksida dan dipijarkan menjadi besi (III) oksida untuk ditimbang.
Penetapan Kadar Fe dalam Tawas Ferri Amonium Sulfat SMK-SMAK BogorDeviPurnama
Garam besi (III) diendapkan dari larutan tawas ferri amonium sulfat menggunakan basa lemah NH4OH, membentuk endapan berwarna merah kecoklatan berbentuk selai yang merupakan Fe(OH)3. Kadar Fe dihitung setelah endapan dipijarkan menjadi Fe2O3. Suhu diperlukan untuk menghasilkan endapan yang baik.
Berikut merupakan referensi penetapan dalam analisis kimia kuantitatif konvensional berdasarkan pengukuran berat ( Gravimetri ) sebagai bahan pertimbangan dalam laporan atau informasi .
Dokumen tersebut membahas tentang penetapan kadar MnO2 dalam batu kawi menggunakan metode titrasi redoks permanganatometri. Batu kawi direaksikan dengan asam oksalat berlebih untuk mengoksidasi MnO2, kemudian larutan di-titrasi kembali dengan KMnO4 untuk menentukan kelebihan asam oksalat. Rumus perhitungan digunakan untuk menghitung kadar MnO2 dalam batu kawi berdasarkan
Teks tersebut membahas teori orbital molekul dan teori medan ligan dalam menjelaskan sifat-sifat senyawa kompleks. Teori orbital molekul mempertimbangkan interaksi elektrostatik dan kovalen antara atom pusat dan ligan, sehingga membentuk orbital molekul baru. Teori medan ligan melihat pengaruh energi orbital logam akibat interaksi dengan ligan. Kedua teori ini berperan penting dalam menjelaskan sifat warna, kemagnetan
Dokumen tersebut membahas tentang simetri molekular, termasuk definisi simetri, unsur-unsur simetri seperti sumbu rotasi dan bidang cermin, serta penggolongan kelompok simetri molekul menggunakan aliran kerja diagram.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai prosedur pemisahan dan identifikasi kation golongan I (Ag+, Hg2+, Pb2+) dari campuran. Kation-kation tersebut diendapkan terlebih dahulu menggunakan asam klorida encer menjadi garam-garamnya. PbCl2 kemudian dipisahkan dengan air panas, sedangkan AgCl dan Hg2Cl2 dipisahkan dengan penambahan amonia menjadi kompleks senyawa. Berdasarkan hasil uji dengan
Dokumen tersebut membahas tentang titrasi pengendapan, khususnya titrasi argentometri untuk menentukan kadar halida dan pseudohalida. Terdapat tiga metode utama yaitu titrasi Mohr menggunakan kromat sebagai indikator, titrasi Volhard yang melibatkan titrasi balik, dan titrasi Fajans menggunakan indikator adsorpsi seperti fluorescein.
Laporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia TembagaAndrio Suwuh
Dokumen tersebut membahas tentang percobaan pembuatan tembaga (I) oksida dari larutan tembaga (II) sulfat dengan menggunakan campuran natrium hidroksida dan kalium tartrat. Ketika glukosa ditambahkan ke dalam larutan biru yang dihasilkan, akan terbentuk endapan merah jingga yaitu tembaga (I) oksida.
Titrasi redoks adalah titrasi larutan zat reduktor dengan larutan zat oksidator sebagai standarnya atau sebaliknya. Oksidasi melepaskan elektron sedangkan reduksi menangkap elektron. Permanganometri menggunakan larutan KMnO4 sebagai titran untuk menganalisis zat-zat tertentu seperti besi, timbal, dan asam oksalat.
Dokumen tersebut membahas tentang sifat-sifat fisik dan kimia unsur fosfor. Fosfor ada dalam tiga bentuk alostrof yaitu fosfor putih, merah, dan hitam. Fosfor putih berwarna putih kekuningan dan lebih lunak serta reaktif dibanding bentuk lainnya.
Metode pemisahan dan identifikasi kation dan anion dalam larutan kimia. Kation dan anion yang mungkin hadir perlu diidentifikasi dan dipisahkan karena dapat membentuk senyawa yang tidak larut atau mengganggu proses identifikasi kation lainnya. Metode yang digunakan meliputi pengendapan, pembentukan kompleks, reduksi, dan oksidasi.
Dokumen tersebut menjelaskan tentang indeks bias dan penggunaan refraktometer Abbe untuk mengukur indeks bias suatu bahan. Indeks bias menunjukkan perbandingan kecepatan cahaya di vakum dan di medium tersebut. Refraktometer Abbe digunakan dengan menempatkan sampel pada prisma, mengatur posisi sumber cahaya hingga garis batas terang/gelap tajam, dan membaca nilai indeks bias pada skala.
Identifikasi kation dalam dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang cara mengidentifikasi lima golongan kation logam, yaitu golongan I (Ag+), golongan II (Cu2+, Hg2+), golongan III (Fe2+), golongan IV, dan golongan V. Dokumen ini juga menjelaskan reaksi kimia dan hasil observasi dari beberapa kation logam seperti pembentukan endapan, perubahan warna larutan, dan kelarutan endapan dalam berbag
Dokumen tersebut menjelaskan prosedur pemisahan dan identifikasi kation Golongan IV, yaitu Ba2+, Sr2+, dan Ca2+ melalui metode pemisahan kation dengan reagen NH4Cl, NH4OH, dan (NH4)2CO3. Kation-kation tersebut akan diendapkan sebagai karbonatnya dan kemudian dipisahkan menggunakan metode sulfat atau nitrat.
Dokumen tersebut membahas tentang halogen dan garam halida. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan bahwa halogen merupakan kelompok unsur kimia yang sangat reaktif dan membentuk garam halida melalui reaksi dengan logam. Dokumen tersebut juga menjelaskan prosedur percobaan untuk mengetahui sifat fisika dan kimia halogen serta pembentukan garam halida melalui reaksi dengan perak dan timbal.
Polarimetri adalah metode analisis menggunakan rotasi cahaya yang terpolarisasi oleh suatu bahan sebagai ukuran konsentrasinya dalam larutan. Alatnya adalah polarimeter yang bekerja dengan mempolarisasikan cahaya dan mengukur sudut rotasi bidang polarisasi oleh senyawa aktif optik. Polarimeter dapat berupa manual atau digital, dengan komponen seperti sumber cahaya monokromatis, polarisator, tabung untuk larutan, dan analisator.
Analisis karbohidrat penting untuk menentukan komposisi makanan, mendeteksi pengawetan, dan memahami sifat fisikokimia makanan. Metode analisis karbohidrat meliputi kromatografi, titrasi, spektrofotometri, dan enzimatik. Analisis polisakarida seperti pati dan serat melibatkan pemisahan komponen dan hidrolisis menjadi monosakarida.
Teks tersebut membahas teori orbital molekul dan teori medan ligan dalam menjelaskan sifat-sifat senyawa kompleks. Teori orbital molekul mempertimbangkan interaksi elektrostatik dan kovalen antara atom pusat dan ligan, sehingga membentuk orbital molekul baru. Teori medan ligan melihat pengaruh energi orbital logam akibat interaksi dengan ligan. Kedua teori ini berperan penting dalam menjelaskan sifat warna, kemagnetan
Dokumen tersebut membahas tentang simetri molekular, termasuk definisi simetri, unsur-unsur simetri seperti sumbu rotasi dan bidang cermin, serta penggolongan kelompok simetri molekul menggunakan aliran kerja diagram.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai prosedur pemisahan dan identifikasi kation golongan I (Ag+, Hg2+, Pb2+) dari campuran. Kation-kation tersebut diendapkan terlebih dahulu menggunakan asam klorida encer menjadi garam-garamnya. PbCl2 kemudian dipisahkan dengan air panas, sedangkan AgCl dan Hg2Cl2 dipisahkan dengan penambahan amonia menjadi kompleks senyawa. Berdasarkan hasil uji dengan
Dokumen tersebut membahas tentang titrasi pengendapan, khususnya titrasi argentometri untuk menentukan kadar halida dan pseudohalida. Terdapat tiga metode utama yaitu titrasi Mohr menggunakan kromat sebagai indikator, titrasi Volhard yang melibatkan titrasi balik, dan titrasi Fajans menggunakan indikator adsorpsi seperti fluorescein.
Laporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia TembagaAndrio Suwuh
Dokumen tersebut membahas tentang percobaan pembuatan tembaga (I) oksida dari larutan tembaga (II) sulfat dengan menggunakan campuran natrium hidroksida dan kalium tartrat. Ketika glukosa ditambahkan ke dalam larutan biru yang dihasilkan, akan terbentuk endapan merah jingga yaitu tembaga (I) oksida.
Titrasi redoks adalah titrasi larutan zat reduktor dengan larutan zat oksidator sebagai standarnya atau sebaliknya. Oksidasi melepaskan elektron sedangkan reduksi menangkap elektron. Permanganometri menggunakan larutan KMnO4 sebagai titran untuk menganalisis zat-zat tertentu seperti besi, timbal, dan asam oksalat.
Dokumen tersebut membahas tentang sifat-sifat fisik dan kimia unsur fosfor. Fosfor ada dalam tiga bentuk alostrof yaitu fosfor putih, merah, dan hitam. Fosfor putih berwarna putih kekuningan dan lebih lunak serta reaktif dibanding bentuk lainnya.
Metode pemisahan dan identifikasi kation dan anion dalam larutan kimia. Kation dan anion yang mungkin hadir perlu diidentifikasi dan dipisahkan karena dapat membentuk senyawa yang tidak larut atau mengganggu proses identifikasi kation lainnya. Metode yang digunakan meliputi pengendapan, pembentukan kompleks, reduksi, dan oksidasi.
Dokumen tersebut menjelaskan tentang indeks bias dan penggunaan refraktometer Abbe untuk mengukur indeks bias suatu bahan. Indeks bias menunjukkan perbandingan kecepatan cahaya di vakum dan di medium tersebut. Refraktometer Abbe digunakan dengan menempatkan sampel pada prisma, mengatur posisi sumber cahaya hingga garis batas terang/gelap tajam, dan membaca nilai indeks bias pada skala.
Identifikasi kation dalam dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang cara mengidentifikasi lima golongan kation logam, yaitu golongan I (Ag+), golongan II (Cu2+, Hg2+), golongan III (Fe2+), golongan IV, dan golongan V. Dokumen ini juga menjelaskan reaksi kimia dan hasil observasi dari beberapa kation logam seperti pembentukan endapan, perubahan warna larutan, dan kelarutan endapan dalam berbag
Dokumen tersebut menjelaskan prosedur pemisahan dan identifikasi kation Golongan IV, yaitu Ba2+, Sr2+, dan Ca2+ melalui metode pemisahan kation dengan reagen NH4Cl, NH4OH, dan (NH4)2CO3. Kation-kation tersebut akan diendapkan sebagai karbonatnya dan kemudian dipisahkan menggunakan metode sulfat atau nitrat.
Dokumen tersebut membahas tentang halogen dan garam halida. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan bahwa halogen merupakan kelompok unsur kimia yang sangat reaktif dan membentuk garam halida melalui reaksi dengan logam. Dokumen tersebut juga menjelaskan prosedur percobaan untuk mengetahui sifat fisika dan kimia halogen serta pembentukan garam halida melalui reaksi dengan perak dan timbal.
Polarimetri adalah metode analisis menggunakan rotasi cahaya yang terpolarisasi oleh suatu bahan sebagai ukuran konsentrasinya dalam larutan. Alatnya adalah polarimeter yang bekerja dengan mempolarisasikan cahaya dan mengukur sudut rotasi bidang polarisasi oleh senyawa aktif optik. Polarimeter dapat berupa manual atau digital, dengan komponen seperti sumber cahaya monokromatis, polarisator, tabung untuk larutan, dan analisator.
Analisis karbohidrat penting untuk menentukan komposisi makanan, mendeteksi pengawetan, dan memahami sifat fisikokimia makanan. Metode analisis karbohidrat meliputi kromatografi, titrasi, spektrofotometri, dan enzimatik. Analisis polisakarida seperti pati dan serat melibatkan pemisahan komponen dan hidrolisis menjadi monosakarida.
Laporan Analisa Pangan Acara 5 KabohidratMelina Eka
Praktikum ini bertujuan menentukan kadar gula reduksi dalam bahan pangan dengan metode Nelson-Somogyi. Metode ini didasarkan pada reduksi Cu2+ menjadi Cu+ oleh sakarida, membentuk senyawa berwarna biru yang diukur absorbansinya. Kurva standar dibuat dengan larutan glukosa konsentrasi berbeda untuk menghitung kadar gula dalam sampel.
Polarimetri dan refraktometri merupakan alat penting untuk mengukur sifat optik zat, seperti putaran bidang polarisasi dan indeks bias. Polarimetri bekerja dengan melewatkan cahaya melalui sampel untuk mengukur sudut rotasi, sedangkan refraktometri mengukur indeks bias dengan memanfaatkan refraksi cahaya di antara sampel dan prisma. Kedua alat ini berguna untuk menentukan komposisi dan konsentrasi larutan.
Dokumen tersebut merangkum tentang penggolongan hidrokarbon. Materi tersebut membahas tentang standar kompetensi, indikator, identifikasi senyawa karbon, penggolongan hidrokarbon berdasarkan kejenuhan ikatan, dan latihan soal tentang hidrokarbon.
Polarimetry is the study of the rotation of polarized light by transparent substances. Plane polarized light consists of two components rotating in opposite directions. When an optically active substance is placed in the path of plane polarized light, it rotates the plane of polarization. The magnitude of rotation depends on factors like the nature and concentration of the substance, temperature, and wavelength of light. Polarimeters are used to detect and measure optical activity by determining the angle of rotation of plane polarized light passing through a sample.
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAHMas Mahardika
Laporan ini membahas praktikum biokimia tentang enzim dan kadar glukosa darah. Terdapat empat percobaan utama yaitu hidrolisa pati oleh air liur, pengaruh suhu dan pH terhadap kerja enzim ptyalin, serta penetapan kadar glukosa darah menggunakan metode O-toluidin. Hasilnya menunjukkan bahwa ptyalin dapat menghidrolisis pati menjadi maltose dan suhu optimal kerjanya adalah 37°C.
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAHMas Mahardika
Laporan ini membahas praktikum biokimia tentang enzim dan kadar glukosa darah. Terdapat empat percobaan utama yaitu hidrolisa pati oleh air liur, pengaruh suhu dan pH terhadap kerja enzim ptyalin, serta penetapan kadar glukosa darah menggunakan metode O-toluidin. Hasilnya menunjukkan bahwa ptyalin dapat menghidrolisis pati menjadi maltose dan suhu optimal kerjanya adalah 37°C.
Titrasi pengendapan dengan metode Mohr digunakan untuk menentukan kadar NaCl dalam garam dapur. Titrasi dilakukan dengan mereaksikan larutan NaCl dengan larutan AgNO3 standar serta menggunakan indikator K2CrO4. Kadar NaCl yang diperoleh adalah 58,5%.
Praktikum analisis kimia lingkungan argentometriDwi Karyani
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
Laporan ini membahas tentang penentuan kadar klorida dalam limbah bekas cucian piring rumah tangga menggunakan titrasi argentometri metode Mohr. Dilakukan persiapan larutan NaCl 0,0141 N, larutan indikator K2CrO4 5%, dan larutan AgNO3 0,1 M yang digunakan sebagai titran. Prosedur titrasi dilakukan sampai terbentuknya endapan
Laporan percobaan fermentasi (pengaruh kadar gula dalam fermentasi )DaPiDaBi
Laporan ini memberikan ringkasan penelitian fermentasi yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi gula terhadap laju reaksi fermentasi. Penelitian menggunakan tiga konsentrasi gula berbeda dan mengukur suhu setiap beberapa menit untuk melihat laju reaksi. Hasilnya menunjukkan bahwa semakin sedikit konsentrasi gula, semakin cepat laju reaksi fermentasi berlangsung.
Dokumen tersebut merangkum prosedur pemurnian garam dapur (NaCl) melalui proses pengkristalan dengan menggunakan gas hidrogen klorida (HCl). Langkah-langkahnya adalah melarutkan garam dapur, menjenuhkan larutan dengan HCl, menyaring endapan yang dihasilkan, mengeringkannya di oven untuk memperoleh NaCl murni. Tujuan percobaan ini adalah memahami prinsip pemurnian dan pengkristalan NaCl.
Percobaan mengukur pH menggunakan pH meter 632 untuk mengetahui tingkat keasaman beberapa sampel seperti HCl, NaOH, nutrisari, teh, dan air minum. pH meter dikalibrasi dengan larutan buffer pH 4 dan 7 sebelum diukur pH sampel. Hasilnya menunjukkan HCl bersifat asam dengan pH 2,92, NaOH bersifat basa dengan pH 7,99, sedangkan pH nutrisari, teh, dan air minum berkisar antara 3,
Gravimetri merupakan metode analisis kuantitatif berdasarkan penimbangan. Tahap awalnya adalah pemisahan komponen yang akan dianalisis, dilanjutkan dengan pengendapan dan penimbangan endapan hasil reaksi untuk menentukan jumlah komponen. Metode ini memerlukan endapan yang murni dan dapat ditimbang dengan akurasi tinggi.
Analisis gravimetri melibatkan pemisahan komponen yang akan ditentukan dari sampel, pengendapannya, dan penimbangan endapan untuk menghitung kadar komponen tersebut berdasarkan beratnya. Metode ini memerlukan endapan yang mudah terbentuk dan disaring serta stabil.
laporan praktikum kelarutan sebagai fungsi suhuEmmy Nurul
Praktikum mengukur kelarutan asam oksalat pada berbagai suhu. Hasilnya menunjukkan bahwa kelarutan asam oksalat berkurang dengan penurunan suhu dari 25°C menjadi 10°C. Perhitungan kalor pelarutan diferensial memberikan nilai positif sebesar 29.144 J/mol K, mengindikasikan proses pelarutan bersifat endotermik.
4. ANALISIS INSTRUMEN I
PENETAPAN TETAPAN KECEPATAN REAKSI ORDE I
DENGAN POLARIMETER
Abdul Wahid Al Wahdi
Afifah Nur Ismawati
Sekolah Menengah Analis Kimia Bogor
5. • DASAR
• REAKSI
• ALAT & BAHAN
• CARA KERJA
• PENGAMATAN
• PERHITUNGAN
• PEMBAHASAN
• CATATAN KAKI
6. DASAR
Gula dapat di hidrolisis menjadi fruktosa
dan glukosa, jika dalam suasana asam maka
sakarosa atau gula dan glukosa bersifat pemutar
ke kanan bagi cahaya terkutub. Sedangkan
fruktosa bersifat pemutar ke kiri. Karena sifat
pemutar kiri dari fruktosa lebih kuat dari
pemutar kanan glukosa, maka dalam pengamatan
sudut polarisasi akan selalu menurun dan pada
akhir reaksi akan bersifat pemutar kiri. Untuk
mengukur besarnya polarisasi diperlukan
polarimeter.
8. ALAT & BAHAN
Alat yang di gunakan :
1. Polarimeter Manual
2. Polarimeter Digital
3. Tabung Polarimeter
4. Neraca Digital
5. Cawan Petri
6. Pengaduk
7. Corong Kecil
8. Erlenmeyer
9. Labu Ukur 100ml
10. Piala Gelas 400&800ml
11. Pipet Volum 25ml
12. Bulb
13. Thermometer
14. Stopwatch
15. Kaki Tiga
16. Penangas Air
9. ALAT & BAHAN
Bahan yang di gunakan :
1. Gula Pasir
2. Larutan HCl 1 N
3. Air Suling
10. CARA KERJA
• Menentukan α air
Tabung polarimeter dibilas Tabung polarimeter diisi dengan air Tabung ditutup tidak
dengan air suling minimal 3x hingga permukaan cembung boleh ada gelembung
Lampu Natrium dinyalakan Catat skala pada posisi II
1 menit sebelum sebagai α air
Pengukuran
Tabung polarimeter dimasukkan
ke dalam polarimeter
11. CARA KERJA
Menentukan α air
1. Posisi Polarimeter Digital
Posisi I Posisi II Posisi III
2. Posisi Polarimeter Manual
Posisi I Posisi II Posisi III
12. CARA KERJA
20 gram gula
Dilarutkan sampai Himpitkan dan Bila keruh disaring dahulu
100ml ,air suling homogenkan
Tabung polarimeter
Dibilas dengan larutan Larutan gula 20% dimasukkan kedalam Tabung polarimeter ditutup,
gula 20% tabung polarimeter hilangkan gelembung udara
Tabung polarimeter dimasukkan Catat skala pada posisi II sebagai
kedalam polarimeter α gula 20%
Menentukan α gula 20%
13. CARA KERJA
• Menentukan α gula 20%
1. Posisi Polarimeter Digital
Posisi I Posisi II Posisi III
2. Posisi Polarimeter Manual
Posisi I Posisi II Posisi III
14. CARA KERJA
Menentukan α t
Dimasukkam ke
erlenmeyer
Pipet 25ml
larutan gula 20%
Pipet 25 ml HCL 1N
Stopwatch dinyalakan
pada saat HCL 1N
mencapai setengah volume
Larutan gula +
HCL
Dimasukkan ke dalam
tabung polarimeter
Larutan
gula 20%
Catat skala pada
posisi II sebaga A t
Tabung polarimeter
dimasukkan ke
dalam polarimeter
15. CARA KERJA
• Menentukan α t
1. Posisi Polarimeter Digital
Posisi I Posisi II Posisi III
2. Posisi Polarimeter Manual
Posisi I Posisi II Posisi III
16. CARA KERJA
Larutan gula+HCl d
Dipanaskan 70oC
15 menit
Didinginkan
Tabung polarimeter
dimasukkan
ke polarimeter
Tabung polari
Ditutup dihilangkan
gelembung udara
Dimasukkan
kedalam
tabung
polarimeter
Catat skala pada posisi II sebagai α tak
terhingga
Menentukan α tak terhingga
17. CARA KERJA
• Menentukan α tak terhingga
1. Posisi Polarimeter Digital
Posisi I Posisi II Posisi III
2. Posisi Polarimeter Manual
Posisi I Posisi II Posisi III
18. PENGAMATAN
• Bagan Data
No Waktu(menit) α t α t – α tak hingga Log = α 0 – α tak hingga
α t – α tak hingga
1. 5 menit
2. 10 menit
3. 15 menit
4. 30 menit
5. 45 menit
6. 60 menit
19. PENGAMATAN
• α air =
• α gula 20% =
• α tak hingga =
• α 0 = α gula 20% - α air
2
20. GRAFIK
Log= α 0 – α tak hingga Y2
α t – α tak hingga
X1 X2 , Y1
waktu (menit)
22. PEMBAHASAN
Polarimeter adalah instrumen ilmiah yang digunakan untuk
mengukur sudut rotasi yang disebabkan oleh melewati cahaya
terpolarisasi melalui zat optik aktif
Gula yang dilarutkan dalam air akan terhidrolisis. Penggunaan
HCl pada penetapan ini bertujuan mempercepat reaksi. HCl berfungsi
sebagai katalis, katalis adalah zat yang dapat mempercepat reaksi namun
tidak ikut bereaksi. Apabila tidak dilakukan penambahan katalis maka
proses hidrolisis gula dapat memakan waktu yang cukup lama.
Sudut polarisasi atau alfa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor,
seperti suhu(apabila suhu semakin tinggi maka alfa semakin kecil),
panjang gelombang cahaya, jenis zat optik, panjang zat aktif, dan
konsentrasi zat
23. PEMBAHASAN
• Saat memasukkan HCl 1 N, Stopwatch baru dinyalakan setelah setengah larutan
dari pipet volum masuk ke erlenmeyer. Karena bila dihidupkan dari awal
dikhawatirkan larutan gula belum terhidrolisis secara sempurna.
• Tujuan pemanasan adalah untuk mempercepat reaksi hidrolisis gula. Suhu tidak
boleh kurang dari 70oC, karena reaksi akan sangat lambat sehingga untuk
mencari sudut putar akhir menjadi tidak akurat. Jika suhu lebih dari 70oC akan
merusak larutan gula, sehingga menjadi caramel dan kita tidak bisa mencari
sudut putarnya.
• Pada awalnya sudut putar yang diamati cenderung ke kanan(+). Tetapi lama-
kelamaan nilai sudut putar berkurang dan semakin kecil dan akhirnya sudut putar
bergerak ke kiri(-). Hal ini disebabkan hidrolisis sudah terjadi secara sempurna.
Artinya gula sudah berubah menjadi glukosa dan fruktosa yang membuat sudut
putar bernilai (-) karena fruktosa lebih kuat dari glukosa.