Teks tersebut memberikan informasi tentang pemeriksaan hemoglobin fetus (Hb F) dengan 3 metode utama, yaitu:
1) Metode Betke yang mengukur Hb F berdasarkan resistensinya terhadap alkali, 2) Metode Jonxis dan Visser yang mengukur Hb F dengan menambahkan ammonium hidroksida, 3) Metode acid elution test untuk mengukur distribusi Hb F di dalam sel darah merah. Teks tersebut juga menjelaskan interpretasi hasil pemeriksaan Hb
Dokumen tersebut merangkum presentasi yang disampaikan pada pelatihan penulisan karya tulis ilmiah oleh Kementerian PUPR. Presentasi tersebut membahas mengenai penulis presentasi, struktur penyajian materi, dan beberapa poin penting dalam penulisan karya tulis ilmiah."
Dokumen ini membahas tentang struktur dan jenis-jenis jaringan epitel pada hewan. Terdapat delapan jenis epitel yang dijelaskan beserta ciri-ciri dan contoh jaringannya di dalam tubuh, yaitu epitel pipih selapis, epitel kuboid selapis, epitel silindris selapis, epitel pipih berlapis, epitel silindris berlapis, epitel kuboid berlapis, epitel silindris bertingkat, dan epitel transisional. Dokumen ini juga menjel
Makalah membahas prinsip-prinsip pengembangan materi ajar bahasa Indonesia untuk penutur asing (BIPA) dengan mempertimbangkan karakteristik siswa, tujuan belajar, dan integrasi unsur bahasa, kebahasaan, dan budaya. Dibahas pula contoh pengembangan materi berdasarkan analisis kebutuhan siswa untuk tingkat dasar dengan tema perkenalan dan profesi.
Teks tersebut memberikan informasi tentang pemeriksaan hemoglobin fetus (Hb F) dengan 3 metode utama, yaitu:
1) Metode Betke yang mengukur Hb F berdasarkan resistensinya terhadap alkali, 2) Metode Jonxis dan Visser yang mengukur Hb F dengan menambahkan ammonium hidroksida, 3) Metode acid elution test untuk mengukur distribusi Hb F di dalam sel darah merah. Teks tersebut juga menjelaskan interpretasi hasil pemeriksaan Hb
Dokumen tersebut merangkum presentasi yang disampaikan pada pelatihan penulisan karya tulis ilmiah oleh Kementerian PUPR. Presentasi tersebut membahas mengenai penulis presentasi, struktur penyajian materi, dan beberapa poin penting dalam penulisan karya tulis ilmiah."
Dokumen ini membahas tentang struktur dan jenis-jenis jaringan epitel pada hewan. Terdapat delapan jenis epitel yang dijelaskan beserta ciri-ciri dan contoh jaringannya di dalam tubuh, yaitu epitel pipih selapis, epitel kuboid selapis, epitel silindris selapis, epitel pipih berlapis, epitel silindris berlapis, epitel kuboid berlapis, epitel silindris bertingkat, dan epitel transisional. Dokumen ini juga menjel
Makalah membahas prinsip-prinsip pengembangan materi ajar bahasa Indonesia untuk penutur asing (BIPA) dengan mempertimbangkan karakteristik siswa, tujuan belajar, dan integrasi unsur bahasa, kebahasaan, dan budaya. Dibahas pula contoh pengembangan materi berdasarkan analisis kebutuhan siswa untuk tingkat dasar dengan tema perkenalan dan profesi.
Debat Bahasa Indonesia adalah diskusi antara dua tim untuk membahas topik tertentu. Dokumen ini menjelaskan format debat, peran masing-masing tim, dan tips untuk berdebat secara efektif.
Teks tersebut membahas tentang sejarah perkembangan makna istilah "kritik sastra" secara historis, mulai dari asal kata, pengertian pada zaman kuno hingga perkembangannya di berbagai negara. Teks tersebut juga menjelaskan pengertian, kedudukan, sifat dan fungsi kritik sastra serta aktivitas yang dilakukan seorang kritikus sastra seperti analisis, interpretasi dan penilaian terhadap suatu karya s
Metode kritik sastra terdiri dari 5 metode utama yaitu metode struktural, perbandingan, sosiologi sastra, estetika resepsi, dan pengudaran teks. Setiap metode memiliki prinsip tersendiri dalam menganalisis karya sastra seperti struktur karya, hubungan antar teks, refleksi masyarakat, peran pembaca, serta unsur-unsur karya.
Dokumen tersebut membahas berbagai aspek berbicara sebagai keterampilan berbahasa, termasuk komponen-komponennya, hubungan dengan keterampilan lain seperti menyimak dan membaca, tujuan dan batasan berbicara, serta metode penyampaian dan penilaian keterampilan berbicara.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang penggunaan tanda baca dalam bahasa Indonesia, termasuk tanda koma, titik koma, titik dua, hubung, dan pisah beserta contoh-contoh penggunaannya.
Dokumen ini membahas proses organogenesis khususnya neurulasi pada perkembangan embrio. Neurulasi adalah proses awal pembentukan sistem saraf dimana sel-sel ektoderm membentuk lempeng saraf kemudian melipat membentuk tabung saraf. Terdapat beberapa tahapan neurulasi dan jenisnya bergantung pada hewan. Selama neurulasi, sel krista saraf akan bermigrasi membentuk jaringan saraf tepi dan simpatetik. Tabung saraf
Dokumen tersebut membahas tentang alel ganda dan gen ganda pada manusia, hewan, dan tumbuhan. Secara khusus, dibahas tentang alel ganda pada golongan darah manusia sistem ABO dan sistem MN, serta faktor Rh. Juga dibahas tentang contoh alel ganda pada warna bulu kelinci dan gen ganda pada tumbuhan dan hewan.
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanamanshafirasalsa11
Praktikum ini melibatkan identifikasi dan klasifikasi enam jenis tumbuhan yang berbeda hingga tingkat spesies menggunakan kunci determinasi. Jenis-jenis tumbuhan tersebut diidentifikasi sebagai paku, lumut, bunga kertas, kelapa, lada, dan jambu air.
Dokumen tersebut berisi analisis fonem vokal dan konsonan dalam bahasa Mandar. Analisis dilakukan dengan membandingkan bunyi-bunyi dalam konteks yang sama dan mirip untuk menentukan apakah bunyi tersebut merupakan fonem yang berbeda. Hasilnya, bahasa Mandar memiliki fonem vokal a, i, u, e, o dan fonem konsonan b, d, k, l, m, s, p, t.
Dokumen tersebut berisi analisis tentang adanya perbedaan fonem dalam bahasa Bugis Soppeng berdasarkan distribusi bunyi-bunyinya dalam lingkungan yang sama, mirip, dan berbeda. Terdapat beberapa contoh bunyi seperti /a-e/, /e-u/, /o-u/, /e-i/, /o-e/, /o-i/, /a-u/, serta analisis perbedaan fonem konsonan seperti /n-m/, /r-c/, /n-t/, /w
Debat Bahasa Indonesia adalah diskusi antara dua tim untuk membahas topik tertentu. Dokumen ini menjelaskan format debat, peran masing-masing tim, dan tips untuk berdebat secara efektif.
Teks tersebut membahas tentang sejarah perkembangan makna istilah "kritik sastra" secara historis, mulai dari asal kata, pengertian pada zaman kuno hingga perkembangannya di berbagai negara. Teks tersebut juga menjelaskan pengertian, kedudukan, sifat dan fungsi kritik sastra serta aktivitas yang dilakukan seorang kritikus sastra seperti analisis, interpretasi dan penilaian terhadap suatu karya s
Metode kritik sastra terdiri dari 5 metode utama yaitu metode struktural, perbandingan, sosiologi sastra, estetika resepsi, dan pengudaran teks. Setiap metode memiliki prinsip tersendiri dalam menganalisis karya sastra seperti struktur karya, hubungan antar teks, refleksi masyarakat, peran pembaca, serta unsur-unsur karya.
Dokumen tersebut membahas berbagai aspek berbicara sebagai keterampilan berbahasa, termasuk komponen-komponennya, hubungan dengan keterampilan lain seperti menyimak dan membaca, tujuan dan batasan berbicara, serta metode penyampaian dan penilaian keterampilan berbicara.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang penggunaan tanda baca dalam bahasa Indonesia, termasuk tanda koma, titik koma, titik dua, hubung, dan pisah beserta contoh-contoh penggunaannya.
Dokumen ini membahas proses organogenesis khususnya neurulasi pada perkembangan embrio. Neurulasi adalah proses awal pembentukan sistem saraf dimana sel-sel ektoderm membentuk lempeng saraf kemudian melipat membentuk tabung saraf. Terdapat beberapa tahapan neurulasi dan jenisnya bergantung pada hewan. Selama neurulasi, sel krista saraf akan bermigrasi membentuk jaringan saraf tepi dan simpatetik. Tabung saraf
Dokumen tersebut membahas tentang alel ganda dan gen ganda pada manusia, hewan, dan tumbuhan. Secara khusus, dibahas tentang alel ganda pada golongan darah manusia sistem ABO dan sistem MN, serta faktor Rh. Juga dibahas tentang contoh alel ganda pada warna bulu kelinci dan gen ganda pada tumbuhan dan hewan.
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanamanshafirasalsa11
Praktikum ini melibatkan identifikasi dan klasifikasi enam jenis tumbuhan yang berbeda hingga tingkat spesies menggunakan kunci determinasi. Jenis-jenis tumbuhan tersebut diidentifikasi sebagai paku, lumut, bunga kertas, kelapa, lada, dan jambu air.
Dokumen tersebut berisi analisis fonem vokal dan konsonan dalam bahasa Mandar. Analisis dilakukan dengan membandingkan bunyi-bunyi dalam konteks yang sama dan mirip untuk menentukan apakah bunyi tersebut merupakan fonem yang berbeda. Hasilnya, bahasa Mandar memiliki fonem vokal a, i, u, e, o dan fonem konsonan b, d, k, l, m, s, p, t.
Dokumen tersebut berisi analisis tentang adanya perbedaan fonem dalam bahasa Bugis Soppeng berdasarkan distribusi bunyi-bunyinya dalam lingkungan yang sama, mirip, dan berbeda. Terdapat beberapa contoh bunyi seperti /a-e/, /e-u/, /o-u/, /e-i/, /o-e/, /o-i/, /a-u/, serta analisis perbedaan fonem konsonan seperti /n-m/, /r-c/, /n-t/, /w
Dokumen tersebut merangkum analisis fonem vokal dan konsonan dalam bahasa Bangka Belitung. Dokumen tersebut menyimpulkan bahwa bahasa Bangka Belitung mempunyai fonem vokal /a/, /i/, /u/, /e/, dan /o/ serta fonem konsonan /k/, /t/, dan /l/ berdasarkan contoh-contoh perbedaan bunyi dalam kata-kata bahasa tersebut.
Dokumen tersebut merangkum analisis fonem-fonem bahasa Bima melalui kontras bunyi dalam lingkungan yang sama berdasarkan 15 contoh data. Dokumen menyimpulkan bahwa bahasa Bima memiliki 15 pasang fonem, yaitu /a-e/, /a-i/, /a-o/, /a-u/, /u-o/, /i-o/, /i-u/, /c-w/, /m-n/, /b-p/, /l-p/, /c-k/, /k-b/, /
Dokumen tersebut memberikan analisis tentang fonem vokal dan konsonan dalam bahasa Makassar. Berdasarkan beberapa contoh kata dan analisisnya, dokumen menyimpulkan bahwa bahasa Makassar mempunyai fonem vokal A, I, U, E, O dan fonem konsonan S, T, D, L, B, K, T, M.
Dokumen tersebut berisi analisis tentang pengelompokan 10 pasang fonem dalam bahasa Bugis berdasarkan data kata setempat. Setiap pasang fonem dianalisis berdasarkan contoh kata yang membedakan fonem tersebut baik dalam kontrakss yang sama maupun berbeda. Analisis ini bertujuan untuk membuktikan bahwa bahasa Bugis memiliki dan mengenal setiap pasang fonem yang diujikan.
Dokumen tersebut membahas pengelompokan fonem berdasarkan data kata dalam bahasa Bugis. Terdapat 9 analisis yang membedakan berbagai pasangan fonem, yaitu /a-e/, /e-i/, /o-i/, /u-i/, /u-e/, /a-i/, /o-e/, /u-o/, dan /o-a/. Setiap analisis membandingkan data kata yang memuat fonem tersebut dan menyimpulkan bahwa fonem-fonem tersebut merup
Dokumen tersebut membahas tentang fonologi bahasa Bugis-Bone. Ia menganalisis distribusi fonem vokal dan konsonan dalam berbagai konteks lingual, seperti lingkungan yang sama, mirip, berbeda, dan komplementer. Dokumen ini menyimpulkan bahwa bahasa Bugis-Bone memiliki sejumlah fonem vokal dan konsonan yang bervariasi makna bergantung pada konteks lingualnya. Lebih lanjut penelitian diperlukan unt
Dokumen tersebut membahas tentang fonologi bahasa Dayak Uud Danum di Kalimantan Barat, yang meliputi bunyi vokal dan konsonan serta fonem-fonemnya. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan aspek fonetik dan fonemik bahasa tersebut."
3. ANALISIS FONETIK
ANALISIS FONEM VOKAL
1) Data bunyi /a/ dan /i/
Contoh data :
/bonga/ : ‘kerbau’
/bongi/ : ‘malam’
Hasil analisis
Bunyi /a/ dan /i/ dalam data tersebut /bonga/ dan /bongi/ merupakan dua bunyi yang
berbeda pada kontras dalam lingkungan yang sama,karena itu /a/ dan /i/ adalah dua
fonem yang berbeda.
Untuk memperkuat data tersebut terdapat contoh lain :
/mamma/ : ‘tidur’ /pare/ : ‘padi’
/mammi/ : ‘enak’ /pira/ : ‘berapa’
/pasa/ : ‘pasar’ /ada/ : ‘adat’
/pasi/ : ‘pasir’ /adi/ : ‘adik’
Jadi dari rangkaian analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa bahasa toraja
mempunyai fonem /a/ dan /i/.
4. 2) Data bunyi /o/ dan /u/
Contoh data :
/polo/ : ‘potong’
/pulu/ : ‘ketan’
Hasil analisis
Bunyi /o/ dan /u/ dalam data tersebut /polo/ dan /pulu/ merupakan dua bunyi yang
berbeda pada kontras dalam lingkungan yang sama,karena itu /o/ dan /u/ adalah dua
fonem yang berbeda.
Untuk memperkuat data tersebut terdapat contoh lain :
/tallo/ : ‘telur’ /sokko/ : ‘ketan’
/tallu/ : ‘tiga’ /sukku/ : ‘sempit’
/pusa/ : ‘tersesat’ /soko/ : ‘rakus’
/poso/ : ‘capek’ /suke/ : ‘sendok’
Jadi dari rangkaian analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa bahasa toraja
mempunyai fonem /o/ dan /u/.
5. 3) Data bunyi /a/ dan /o/
Contoh data :
/ate/ : ‘hati’
/oto/ : ‘mobil’
Hasil analisis
Bunyi /a/ dan /o/ dalam data tersebut /ate/ dan /oto/ merupakan dua bunyi yang
berbeda pada kontras dalam lingkungan yang mirip,karena itu /a/ dan /o/ adalah dua
fonem yang berbeda.
Untuk memperkuat data tersebut terdapat contoh lain :
/sarre/ : ‘serai’
/sorro/ : ‘hidup’
/pasa/ : ‘pasar’ /indan/ : ‘pinjam’
/poso/ : ‘capek’ /indo/ : ‘ibu’
Jadi dari rangkaian analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa bahasa toraja
mempunyai fonem /a/ dan /o/.
6. 4) Data bunyi /a/ dan /e/
Contoh data :
/mata/ : ‘mata’
/mate/ : ‘meninggal’
Hasil analisis
Bunyi /a/ dan /e/ dalam data tersebut /mata/ dan /mate/ merupakan dua bunyi yang
berbeda pada kontras dalam lingkungan yang sama,karena itu /a/ dan /e/ adalah dua
fonem yang berbeda.
Untuk memperkuat data tersebut terdapat contoh lain :
/pola/ : ‘pola’ /masia/ : ‘asin’
/pela/ : ‘lambat’ /masae/ : ‘lama’
/serre/ : ‘kucing’ /sanga/ : ‘nama’
/sarra/ : ‘serak’ /senga/ : ‘lain’
Jadi dari rangkaian analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa bahasa toraja
mempunyai fonem /a/ dan /e/.
7. ANALISIS FONEM KONSONAN
1) Data bunyi /b/ dan /l/
Contoh data :
/baga/ : ‘bodoh’
/laga/ : ‘berkelahi’
Hasil analisis
Bunyi /b/ dan /l/ dalam data tersebut /baga/ dan /laga/ merupakan dua bunyi yang
berbeda pada kontras dalam lingkungan yang sama,karena itu /b/ dan /l/ adalah dua
fonem yang berbeda.
Untuk memperkuat data tersebut terdapat contoh lain :
/bongi/ : ‘malam’ /bolong/ : ‘hitam’
/langi/ : ‘langit’ /lolong/ : ‘mengalir’
/boko/ : ‘mencuri’
/loko/ : ‘bengkok’
Jadi dari rangkaian analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa bahasa toraja
mempunyai fonem /b/ dan /l/.
8. 2) Data bunyi /s/ dan /m/
Contoh data :
/songkah/ : ‘jatuh’
/mangkah/ : ‘selesai’
Hasil analisis
Bunyi /s/ dan /m/ dalam data tersebut /sariri/ dan /mariri/ merupakan dua bunyi yang
berbeda pada kontras dalam lingkungan yang mirip,karena itu /s/ dan /m/ adalah dua
fonem yang berbeda.
Untuk memperkuat data tersebut terdapat contoh lain :
/male/ : ‘pergi’ /sariri/ : ‘gendong’
/sule/ : ‘pulang’ /mariri/ : ‘kuning’
/sarra/ : ‘serak’
/marra/ : ‘menangis’
Jadi dari rangkaian analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa bahasa toraja
mempunyai fonem /s/ dan /m/.
9. 3) Data bunyi /t/ dan /b/
Contoh data :
/tallo/ : ‘telur’
/bollo/ : ‘tumpah’
Hasil analisis
Bunyi /t/ dan /b/ dalam data tersebut /tallo/ dan /bollo/ merupakan dua bunyi yang
berbeda pada kontras dalam lingkungan yang mirip,karena itu /t/ dan /b/ adalah dua
fonem yang berbeda.
Untuk memperkuat data tersebut terdapat contoh lain :
/talinga/ : ‘telinga’ /tokko/ : ‘katak’
/binga/ : ‘tuli’ /bokko/ : ‘bungkuk’
/torro/ : ‘tinggal’
/borro/ : ‘sombong’
Jadi dari rangkaian analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa bahasa toraja
mempunyai fonem /t/ dan /b/.
10. 4) Data bunyi /k/ dan /s/
Contoh data :
/keru/ : ‘miring’
/seru/ : ‘sendok’
Hasil analisis
Bunyi /k/ dan /s/ dalam data tersebut /keru/ dan /seru/ merupakan dua bunyi yang
berbeda pada kontras dalam lingkungan yang sama,karena itu /k/ dan /s/ adalah dua
fonem yang berbeda.
Untuk memperkuat data tersebut terdapat contoh lain :
/karo/ : ‘bongkar’ /kaiya/ : ‘besar’
/saro/ : ‘untung’ /saiya/ : ‘kuda’
/kurre/ : ‘terima kasih’
/sarre/ : ‘serai’
Jadi dari rangkaian analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa bahasa toraja
mempunyai fonem /k/ dan /s/.
11. KESIMPULAN
Berdasarkan beberapa data yang telah kami analisis dapat disimpulkan
bahwa dalam bahasa toraja mempunyai fonem vokal,yaitu :
A,I,U,E,dan O,serta fonem konsonan,yaitu : B,K,L,M,S,dan T.