SlideShare a Scribd company logo
1 of 33
SINTESIS METIL SALISILAT & ASPIRIN
NURWINDA WIRADA RIFKY SALDI A. WAHID., S.Farm
15020160171
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
1.1.1 Metil Salisilat
Sintesis adalah istilah yang mempunyai arti luas dan dapat
digunakan ke fisika, ideologi, dan fenomenologi. Sintesis juga dapat
diartikan sebagai hasil akhir dari percobaan untuk menggabungkan
2 senyawa kimia atau lebih. Sintesis juga dapat diartikan sebagai
proses pembentukan sebuah molekul tertentu dari prekursor kimia.
Metil salisilat terdapat pada tanaman dan pertama kali dikenal
sebagai bahan pewangi westergreen. Metil salisilat merupakan salah
satu turunan ester yang digunakan dalam pengobatan, yang lain
adalah etil salisilat aspirin dan fenil ester. Metil salisilat adalah cairan
dengan bau khas yang diperoleh dari daun dan akar tumbuhan
wangi. Zat ini juga dibuat dengan sintesis. Khasiat analgetisnya pada
penggunaan lokal sama dengan salisilat-salisilat lainnya. Pada metil
salisilat merupakan senyawa penting dalam pengobatan, bisa -
sebagai obat dalam atau melalui via kulit. Akan memberikan efek
yang bagus untuk pemakaian pada tempat-tempat tertentu yang
sakit apabila dipakai dengan secara rutin.
Metil salilisat adalah senyawa organik yang juga merupakan
suatu ester.Metil salisilat merupakan turunan dari asam salisat yang
paling penting yang ditambahkan dengan metanol. Proses sintesis
ini disebut juga dengan reaksi esterifikasi.
Metil salisilat merupakan salah satu bahan baku utama dalam
pembuatan balsem. Selain dapat diperoleh dari alam, metal salisilat
juga dapat dibuat secara sintetik dari reaksi asam salisilat dengan
methanol menggunakan katalis asam sulfat pekat. Metil salisilat
yang diperoleh kemudian dibuat dalam bentuk balsem dengan
komposisi zat berkhasiat yang sama dengan komposisi zat berkasiat
salah satu balsem yang ada di pasaran saat ini. Pengetahuan saat
SINTESIS METIL SALISILAT & ASPIRIN
NURWINDA WIRADA RIFKY SALDI A. WAHID., S.Farm
15020160171
ini mengenai cara mensintesis suatu senyawa dengan mereaksikan
suatu zat tertentu dengan zat lainnya sangat berguna dalam dunia
farmasi. Percobaan kali ini, asam salisilat direaksikan dengan
metanol absolut untuk menghasilkan metil salisilat berdasarkan
reaksi esterifikasi.
Turunan yang terpenting dari asam salisilat ini adalah asam
asetil salisilat yang lebih dikenal sebagai asetosal atau aspirin.
Berbeda dengan asam salisilat, asam asetil salisilat memiliki efek
analgesik antipiretik dan anti inflamasi yang lebih besar jika
dibandingkan dengan asam salisilat. Penggunaan obat ini sangat
luas di masyarakat dan digolongkan ke dalam obat bebas. Selain
sebagai prototipe, obat ini juga digunakan sebagai standar dalam
menilai efek obat sejenis.
1.1.2 Aspirin
Aspirin atau asam asetil salisilat (asetosal) adalah sejenis
obat turunan dari salisilat yang sering digunakan sebagai senyawa
analgesik (penahan rasa sakit atau nyeri minor), antipiretik (terhadap
demam), dan anti-inflamasi (peradangan). Aspirin sebagai
pertolongan pertama untuk mengatasi rasa sakit atau nyeri dan
demam tetapi menjadi pengobat dan pencegah penyakit
kardiovaskular (jantung dan stroke).
Melihat besarnya manfaat dari aspirin atau asetosal tersebut
maka sangat penting bagi seorang farmasis untuk mengetahui sifat
dari senyawa ini, terutama cara mensintesis atau pembuatannya, juga
prinsip-prinsip yang terjadi pada reaksi pembuatan aspirin sehingga
kita akan mampu membuat obat dengan kualitas yang baik.
Pengetahuan mengenai cara mensintesis suatu senyawa
dengan mereaksikan suatu zat tertentu dengan zat lainnya sangat
berguna dalam dunia farmasi. Percobaan kali ini, sintesis aspirin dari
asam salisilat dan asetat anhidrat asetat berdasarkan reaksi asetilasi.
SINTESIS METIL SALISILAT & ASPIRIN
NURWINDA WIRADA RIFKY SALDI A. WAHID., S.Farm
15020160171
1.2 Maksud Praktikum
Adapun maksud dari praktikum ini yaitu :
1. Dapat mengetahui dan memahami reaksi sinstesis metil salisilat
berdasarkan reaksi esterifikasi
2. Dapat mengetahui dan memahami proses terjadinya reaksi asetilasi.
1.3Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu untuk :
1. Dapat mengetahui dan memahami sintesis metil salisilat degan
mereaksikan antara asam salisilat dengan methanol absolut serta
menambahkan asam sulfat pekat sebagai katalisator.
2. Dapat mengetahui dan memehami sintesis aspirin dari asam salisilat
dan asetat anhidrat asetat dengan metode asetilasi.
1.4 Prinsip Percobaan
Adapun prinsip dari praktikum ini yaitu untuk
1. Menentukan efektifitas cara mensintesis metil salisilat dengan
mereaksikan antara asam salisilat dengan methanol absolut serta
menambahkan asam sulfat pekat sebagai katalisator berdasarkan
reasksi esterifikasi
2. Menentukan efektifitas cara mensintesis aspirin dengan
mereaksikan antara asam salisilat dengan asetat anhidrat asetat
dengan metode asetilasi
SINTESIS METIL SALISILAT & ASPIRIN
NURWINDA WIRADA RIFKY SALDI A. WAHID., S.Farm
15020160171
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1Teori Umum
2.1.2 Metil Salisilat
Sintesis merupakan bentuk lain dari kegiatan atau metode
berpikir. Secara sederhana, Russel menyatakan bahwa sintesa logik
berarti menentukan makna pernyataan atas dasar empirik.Meskipun
demikian, kebenaran proposisi Russel perlu dianalisis dengan
membedah pengertian yang dikemukakan (Cairns 2008, h. 83).
Asam salisilat adalah salah satu bahan kimia yang cukup
penting dalam kehidupan sehari-hari serta mempunyai nilai
ekonomis yang cukup tinggi karena dapat digunakan sebagai
bahan intermediet dari pembuatan bahan baku untuk keperluan
farmasi. Perkembangan konsumsi asam salisilat di Indonesia
cenderung meningkat dari tahun ketahun. Hal ini didukung dengan
adanya industri-industri yang menggunakan asam salisilat sebagai
bahan buku utama, seperti halnya industri pembuatan aspirin,
metil salisilat, salisilamide dan industri yang berhubungan dengan
pencelupan, pembuatan karet dan resin kimia. Pembuatan asam
salisilat ini sangat penting bagi kehidupan karena asam salisilat
memiliki banyak sekali manfaat antara lain sebagai salah satu obat
pengurang rasa sakit, sebagai anti septik dalam pasta gigi, bahan
pengawet makanan, dan lain-lain. Hasil praktikum ini (asam salisilat)
akan digunakan untuk mensintesis asam asetil salisilat (aspirin)
(Rieko 2007, h. 98).
Asam salisilat (o-hidroksi asam benzoat) merupakan senyawa
bifungsional, yaitu gugus fungsi hidroksil dan gugus fungsi karboksil.
Asam salisilat dapat berfungsi sebagai fenol (hidroksi benzena) dan
juga berfungsi sebagai asam benzoat. Baik sebagai asam maupun
sebagai fenol, asam salisilat dapat mengalami reaksi esterifikasi. Bila
direaksikan dengan anhidrida asam akan mengalami reaksi
SINTESIS METIL SALISILAT & ASPIRIN
NURWINDA WIRADA RIFKY SALDI A. WAHID., S.Farm
15020160171
esterifikasi menghasilkan asam asetil salisilat (aspirin). Apabila asam
salisilat direaksikan dengan alkohol (metanol) juga mengalami reaksi
esterifikasi menghasilkan ester metil salisilat (minyak gondopuro)
(Horizon 2011, h. 203).
Reaksi esterifikasi adalah suatu reaksi antara asam
karboksilat dan alkohol membentuk ester.Turunan asam karboksilat
membentuk ester asam karboksilat.Ester asam karboksilat ialah suatu
senyawa yang mengandung gugus -CO2 R dengan R dapat berupa
alkil maupun aril.Esterifikasi dikatalisis asam dan bersifat dapat balik
(Fessenden 1981, h. 54).
Ester dihasilkan apabila asam karboksilat dipanaskan
bersama alkohol dengan bantuan katalis asam.Katalis ini biasanya
adalah asam sulfat pekat.Terkadang jugadigunakan gas hidrogen
klorida kering, tetapi katalis-katalis ini cenderung melibatkan ester-
ester aromatik (yakni ester yang mengandung sebuah cincin benzen)
(Clark 2007, h. 75).
Salah satu turunan dari asam salisilat adalah metil
salisilat.Metil salisilat adalah cairan kuning kemerahan dengan bau
wintergreen.Tidak larut dalam air tetapi larut dalam alkohol dan eter.
Metil salisilat sering digunakan sebagai bahanfarmasi, penyedap rasa
pada makanan, minuman, gula-gula, pasta gigi, antiseptik,dan
kosmetik serta parfum. Metil salisilat telah digunakan untuk
pengobatan sakit syaraf, sakit pinggang, radang selaput dada, dan
rematik, juga sering digunakan sebagai obat gosok dan balsem
(Supardani 2006, h. 105).
Sebagian besar spesies dari keluarga Pyrolaceae, terutama
yang dalam genus Pyrola. Beberapa spesies dari genus Gaultheria
dalam keluarga famili Ericaceae ;Beberapa spesies dari genus Betula
dalam keluarga Betulaceae , khususnyadi Subgenus Betulenta,
Segala jenis dari keluarga Spiraea , juga disebut Meadowsweets.Pada
percobaan ini menggunakan corong pisah. Corong pisah biasanya
SINTESIS METIL SALISILAT & ASPIRIN
NURWINDA WIRADA RIFKY SALDI A. WAHID., S.Farm
15020160171
terbuat darigelas tipis dan karenanya seharusnya di tangani secara
hati-hati.Bagian terpenting daripada alat ini adalah kran yang terbuat
dari gelas atau teplon.Kran gelas sebaiknya diolesi dengan vaselin
sebelum corong digunakan.Selain corong pisah, seperangkat alat
destilasi juga digunakan.Di dalam laboratorium kimia organik, distilasi
adalah satu dari beberapa teknik utama untuk pemurnian cairan
mudah menguap (volatile). Proses ini melibatkan penguapan zat
dengan cara memanaskan, diikuti dengan kondensasi uap kembali
menjadi cairan. Berikutadalah gambar serangkaian alat destilasi
sederhana. Ada beberapa teknik pelaksanaan didistilasi yang umum,
di antaranya: distilasi sederhana (simple distillation), distilasi
fraksionasi (fractional distillation), distilasi penurunan tekanan
(distillation under reduced perssure), dan distilasi uap (steam
distillation). Dalam prakteknya, distilasi yang dipilih tergantung pada
sifat cairan yang akandimurnikan dan pada sifat pengotor yang akan
dipisahkan (Firdaus 2009, h. 325).
Metil salisilat adalah cairan dengan bau khas yang diperoleh
dari daun dan akar tumbuhan akar wangi (Gautheria procumbens). Zat
ini juga dibuat sintesis. Khasiat analgetisnya pada penggunaan lokal
sama dengan salisilat-salisilat lainnya. Metil salisilat direpsorpsi baik
oleh kulit dan banyak digunakan dalam obat gosok dan krem (3-10%)
untuk nyeri otot, dan lain-lain.Penggunaan klinik dari salisilat yaitu
sebagai antipiretik dan analgesik (Natrium salisilat, kolin salisilat
(dalam formula liquid)) kolin magnesium salisilat digunakan pada
pengobatan gout, demam, rematik, dan artithitis rematoid. Umumnya
mengobati kondisi-kondisi ini memerlukan analgesia termasuk nyeri
kepala, artralgia dan milagia (Tjay 2002, h. 257).
Dilihat dari farmakokinetiknya pemberian dan distribusi dari
salisilat terutama metil salisilat, diabsorbsi melalui kulit yang
utuh.Setelah pemberian oral, salisilat yang tidak terionisasi secara
pasif dari lambung dan usus halus.Absorbsi melalui rektum lambat
SINTESIS METIL SALISILAT & ASPIRIN
NURWINDA WIRADA RIFKY SALDI A. WAHID., S.Farm
15020160171
dan tidak dapat dipercaya, tetapi jalan ini berguna bagi penderita
anak- anak yang muntah, salisilat menunjukkan aktivitas analgesik
dan antiinflamasi (Tjay 2002, h. 286).
2.1.2 Aspirin
Aspirin dapat disintesis dari asam salisilat, yaitu dengan
mereaksikannya dengan anhidrida asetat, hal ini dilakukan pertama
kali oleh Felix Hofmann dari perusahaan bayer, Jerman (Moore 2003,
h. 405).
Aspirin dibuat dengan cara esterifikasi, dimana bahan aktif
dari aspirin yaitu asam salisilat direaksikan dengan asam asetat
anhidrida atau dapat juga direaksikan dengan asam asetat glacial bila
asam asetat anhidrida sulit untuk ditemukan. Pada proses pembuatan
reaksi esterifikasi ini dibantu oleh suatu katalis asam yaitu H3PO4 85%
untuk mempercepat reaksi. Tetapi pada penambahan katalis ini tidak
terlalu berefek maka dilakukanlah pemanasan untuk mempercepat
reaksinya. Pada pembuatan aspirin juga ditambahkan air untuk
melakukan rekristalisasi berlangsung cepat dan akan terbentuk
endapan. Endapan inilah yang merupakan aspirin (Moore 2003, h.
420).
Pada pembuatan aspirin, reaksi yang terjadi adalah reaksi
esterifikasi.Ester merupakan turunan asam karboksilat yang
gugus – OH darikarboksilnya diganti dengan gugus – OR dari alkohol.
Ester dapat dibuat dari asamdengan alkohol, atau dari anhidrida asam
dengan alcohol.Suatu ester asam karboksilat ialah suatu senyawa
yang mengandung gugus -CO2R dengan R dapat berbentuk alkil
maupun aril.Alkohol dengan asam karboksilat dan turunan asam
karboksilat membentuk ester asam karboksilat.Reaksi ini disebut
reaksi esterifikasi. (Fassenden & Fessenden 1986, h. 67).
Esterifikasi berkataliskan asam dan merupakan reaksi
yangreversible.Anhidrida asam ialah turunan dari asam dengan
mengambil air dari dua gugus karboksil dan menghubungkan
SINTESIS METIL SALISILAT & ASPIRIN
NURWINDA WIRADA RIFKY SALDI A. WAHID., S.Farm
15020160171
fragmen-fragmennya.Esterifikasi atau pembentukan ester terjadi jika
asam karboksilat dipanaskan bersama alkohol primer atau sekunder
dengan sedikit asam mineral sebagai katalis. Produksi ester secara
industri dilakukan dengan mereaksikananhidrida asam dengan
alkohol. Ester yang dibuat dengan cara ini adalah asam asetil salisilat
atau yang lebih dikenal dengan aspirin (Cairns 2008, h. 120).
Pembuatan senyawa turunan aspirin terus dikembangkan
untuk mendapatkan senyawa yang lebih stabil dan meningkatkan
daya analgesik.Pembuatan senyawa turunan aspirin harus memiliki
kinetika hidrolisis yang lebih lambat dibandingkan aspirin. Beberapa
cara dilakukan untuk memperoleh turunan 2 aspirin yang diharapkan
memiliki daya analgesik yang sama atau lebih dengan melakukan
modifikasi pada gugus karboksilat pada aspirin. Atom hidrogen pada
gugus ini dapat diganti tanpa menghilangkan aktivitasnya, seperti
pada logam asetilsalisilat contohnya Na- asetilsalisilat, Mg-
asetilsalisilat, Ca-asetilsalisilat, dan Cu-asetilsalisilat.Bentuk lainnya
merupakan modifikasi gugus benzoat pada aspirin yaitu ester
asetilsalisilat, glukosa asetilsalisilat, aspirin nitro releaser (NO-aspirin)
dan isosorbida diaspirinat (Cairns 2008, h. 230).
Aspirin atau asetosal adalah obat anti-nyeri tertua yang
sampai kini paling banyak diigunakan diseluruh dunia.Selain sebagai
analgetikum, asetosal dewasa ini banyak digunakan sebagai
alternative dari antikoagulansi sebagai obat pencegah infark kedua
setelah terjadi serangan.Hal ini berkat daya antitrombositnya. Obat ini
juga efektif untuk profilaksis serangan stroke kedua setelah menderita
TIA (Transient Ischaemic Attack = serangan kekuatan darah
sementara di otak terutama pada pria) (Kirana 2002, h. 450).
Asam asetil salisilat adalah senyawa berupa kristal tidak
berwarna, yang sedikit larut dalam air, sebaliknya mudah larut dalam
pelarut organik polar seperti etanol. Dibandingkan asam salisilat,
asam asetil salisilat merupakan asam yang lebih lemah. Pada
SINTESIS METIL SALISILAT & ASPIRIN
NURWINDA WIRADA RIFKY SALDI A. WAHID., S.Farm
15020160171
pelarutan dengan penambahan basa akan terjadi hidrolisis yang cepat
atau lambat menjadi salisilat dan asetat tanpa tergantung pada
konsentrasi ion OH-. Selain itu dalam suasana asam juga
akanterhidrolisis. Untuk menghindari penguraian ini, (bau asam
asetat) harus dibuat bebas dari kelembapan udara. Untuk membuat
larutan injeksi yang pekat dalam air digunakan D,L-lisin mono
asetilsalisilat yang nerupakan garam lisin asam asetil salisilat(
Schunack 1990, h. 150).
Struktur kimia golongan salisilat ini dapat dilihat pada struktur
kimia golongan salisilat. Asam salisilat sangat iritatif, sehingga hanya
digunakan sebagai obat luar. Derivatnya yang dapat dipakai secara
sistemik. Adalah ester salisilat dari asam organic dengan subsitusi
pada gugus hidroksil misalnya asetosal (Ganiswarna 1995, h. 68).
Cara yang paling umum untuk membuat suatu asam dalam
laboratorium adalah reaksi antara suatu pereaksi grignard dengan
karbondioksida. Karena hamper tiap halide dapat diubah menjadi
pereaksi grignard, reaksi ini sangat bersifat umum dan hasilnya
biasanya tinggi. Garam magnesium dari asam yang mula-mula
terbentuk harus diasamkan untuk melepaskan asam bebas
(Hammond 1997, h. 45).
Asam salisilat bebas hanya memiliki efek antipiretik dan
analgetik yang rendah. Karena timbulnya rangsangan pada mukosa
lambung akibat diperlukannya dosis tinggi, maka asam salisilat hanya
dipergunakan dalam bentuk garamnya. Turunannya yang terpenting
adalah asam asetil salisilat yang aktivitas analgetik, antipiretik tetapi
juga antiflogistiknya besar (Ebel 1992, h. 95).
Efek samping aspirin misalnya rasa tidak enak di perut, mual,
dan perdarahan saluran cerna biasanya dapat dihindarkan bila dosis
perhari tidak lebih dari 325 mg. Penggunaan bersama antasid atau
antagonis H2 dapat mengurangi efek tersebut (Sulistia 2007, h. 79).
SINTESIS METIL SALISILAT & ASPIRIN
NURWINDA WIRADA RIFKY SALDI A. WAHID., S.Farm
15020160171
Untuk pemurniaan dilakukan dengan kristalisasi bertingkat
dengan solvent 50% alkohol dan 50% air. Mengetes kemurniaan :
aspirin dilarutkan dalam alkohol kemudiaan di tambah larutan FeCl.
Kalau tidak terjadi perubahan warna berarti telah murni, kalau terjadi
warna violet masih mengandung asam salisilat belum bereaksi
(Respati 1986, h. 65).
Efek salisilat pada pernafasan sangat penting dimengerti,
karena gejala pada pernafasan tercermin seriusnya keseimbangan
gangguan asam-basa dalam darah. Salisilat menghambat pernafasan
baik secara langsung, maupun tidak langsung. Pada dosis terapi
salisilat mempertinggi konsumsi oksigen dan produksi CO2.
Peninggalan PCO2 akan merangsang pernapasan sehingga
pengeluaran CO2 melalui alveoli bertambah dan PCO2 dalam plasma
turun. Meningkatnya ventilasi ini pada awalnya ditandai dengan
pernapasan yang lebih dalam sedangkan frekuensi hanya sedikit
bertambah, seperti pada latihan fisik atau menghisap banyak CO2.
Lebih lanjut salisilat mencapai medulla, merangsang langsung pusat
pernapasan sehingga terjadi hiperventilasi dengan pernapasan yang
dalam dan cepat. Pada keadaan intoksikasi, hal ini berlanjut menjadi
alkalosis respiratoar (Ganiswarna 1995, h. 79).
2.2Uraian Bahan
1. Asam salisilat (Ditjen POM 1979, h.43)
Nama Resmi : ACIDUM SALICYLICUM
Nama Lain : Asam salisilat
RM / BM : C7H6O3 / 138,12
Rumus Struktur :
Pemerian : Hablur ringan tak berwarna
SINTESIS METIL SALISILAT & ASPIRIN
NURWINDA WIRADA RIFKY SALDI A. WAHID., S.Farm
15020160171
Kelarutan : Larut dalam 550 bagian air dan dalam 4 bagian
etanol 95 % P, mudah larut dalam kloroform P dan
dalam eter P. Larutan dalam larutan amonium
asetat P,dinatrium hidrogenfosfat P, kalium sitrat
P dan natrium sitrat P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Penggunaan : Keratolitikum, antifungi
Kegunaan : Sebagai bahan dasar sintesa metil salisilat
2. Aquades (Ditjen POM 1979, h.96)
Nama Resmi : AQUA DESTILLATA
Nama Lain : Aquades, air suling
RM / BM : H2O / 18,02
Rumus Struktur : H-O-H
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak
berasa
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Penggunaan : Sebagai pelarut dan pencuci
Kegunaan : Sebagai pencuci ester
3. Asam sulfat (Dirjen POM 1995, h. 58)
Nama resmi : ACIDUM SULFURICUM
Sinonim : Asam sulfat
RM / BM : H2SO4 / 98,07
Rumus Struktur :
Pemerian : Cairan jernih, seperti minyak,tidak berwarna,
bau sangat tajam dan porosity.
Kelarutan : Bercampuran dengan air dan dengan etanol,
dengan menimbulkan panas.
SINTESIS METIL SALISILAT & ASPIRIN
NURWINDA WIRADA RIFKY SALDI A. WAHID., S.Farm
15020160171
Berat jenis : Lebih kurang 1,84
Kegunaan : Sebagai zat tambahan dan sebagai katalisator
4. Metanol (Dirjen POM 1979, h.706)
Nama Resmi : METHYL ALKOHOL
Nama Lain : Metanol
RM/ BM : CH3OH / 0,7866 g/ ml
Rumus Struktur : CH3-OH
Pemerian : Cairan tidak berwarna, jernih, bau khas
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air membentu cairan
tidak berwarna.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai reaktan
Pengunaan : Zat tambahan
5. Natrium bikarbonat (Dirjen POM 1979, h. 424)
Nama Resmi : NATRII SUBCARBONAS
Nama Lain : Natrium bikarbonat
RM / BM : NaHCO3 / 84,01
Rumus Struktur :
Pemerian : Serbuk hablur putih monoklin kecil, buran, tidak
berbau, dan rasa asin
Kelarutan : Larut dalam 11 bagian air, praktis tidak larut
dalam etanol 95 % P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Untuk menetralkan asam
SINTESIS METIL SALISILAT & ASPIRIN
NURWINDA WIRADA RIFKY SALDI A. WAHID., S.Farm
15020160171
6. Anhidrida Asetat (Ditjen POM, 1979 : 426)
Nama Resmi : ACIDUM ACETIC ANHIDRIDA
Nama Lain : Asam asetat anhidrida
RM / BM : (CH3CO)2O / 180,16
Rumus Struktur :
Pemerian : Cairan jernih tidak berwarna, berbau tajam,
mengandung tidak kurang dari 95 %.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai reaktan
7. Nama resmi : FERRO CLORIDA
Nama lain : Besi (III) Klorida
RM/BM : FeCl3 / 16,2 gram/mol
Pemerian : Hablur atau serbuk hablur, hitam
kehijauan bebas warna jingga dari garam hidrat
yang telah terpengaruhi oleh kelembabapan.
Kelarutan : Larut dalam air.
2.3 Sintesa
2.3.1 Metil salisilat (MIMS, h.251)
Nama dagang : Corsabalm, Counterpain, Molakrim, Nufasic,
Painkila, Remakrim, Wentogeno Ekstra.
Indikasi : Nyeri, Inflamasi, misalnya pada osteosrtritis,
pasca trauma atau gangguan muskuloskeletal
akut, termasuk tendinitis, tenosinovitis, keseleo,
otot teregang, nyeri punggung bawah.
Cara pemakaian : Oleskan pada daerah yang sakit 3-4 kali sehari
sambil diurut lemah sehingga terserap dalam
kulit.
SINTESIS METIL SALISILAT & ASPIRIN
NURWINDA WIRADA RIFKY SALDI A. WAHID., S.Farm
15020160171
Farmakologi : Melit salisilat digunakan sebagai analgesik lokal.
Stabilitas : Simpan pada wadah yang rapat dan terhindar dari
cahaya langsung.
Kontraindikasi : Sensitivitas silang dengan asam asetil salisilat
atau AINS lain. Luka terbuka
Efek samping : Iritasi lokal setempat yang bersifat ringan sampai
sedang, eritema, ruam, deskuamasi pitiroid,
pruritus.
Interaksi obat : Tidak diketahui adanya interaksi dengan obat lain
maupun dengan makanan.
Pengaruh obat : Hati-hati penggunaan pada wanita hamil, menyusui
dan anak-anak.
Parameter : Berkurangnya keluhan.
Bentuk sediaan : Balsam, krim.
Peringatan dan perhatian : Jangan digunakan pada mata,
mukosa, atau lesi kulit yang terbuka
lainnya. Hentikan penggunaan jika
terjadi iritasi. Hindari penggunaan
perban tertutup.
Mekanisme aksi : Melit salisilat memberikan efek
analgesik sehingga dapat
menyembuhkan kekakuan dan nyeri
otot.
2.3.2 Aspirin (OOP edisi VI, h.617)
Mekanisme kerja aspirin : Menginaktivasi enzim-enzim pada trombosit
tersebut secara permanen. Penghambatan
inilah yang mempakan cara kerja aspirin
dalam pencegahan stroke dan TIA
(Transient Ischemic Attack).
SINTESIS METIL SALISILAT & ASPIRIN
NURWINDA WIRADA RIFKY SALDI A. WAHID., S.Farm
15020160171
Farmakokinetika : Mula kerja : 20 menit -2 jam Kadar puncak
dalam plasma: kadar salisilat dalam plasma
tidak berbanding lurus dengan besamya
dosis.
Waktu paruh : asam asetil salisilat 15-20 rnenit ; asarn
salisilat 2-20 jam tergantung besar dosis
yang diberikan.
Bioavailabilitas : tergantung pada dosis, bentuk, waktu
pengosongan lambung, pH lambung, obat
antasida dan ukuran partikelnya.
Metabolisme : sebagian dihidrolisa rnenjadi
asarn salisilat selarna absorbsi dan
didistribusikan ke seluruh jaringan dan
cairan tubuh dengan kadar tertinggi pada
plasma, hati, korteks ginjal , jantung dan
paru-paru.
Ekskresi : dieliminasi oleh ginjal dalam
bentuk asam salisilat dan oksidasi serta
konyugasi metabolitnya.
Farmakodinamik : Adanya makanan dalam lambung
memperlambatabsorbsinya ; pemberian
bersama antasida dapat mengurangi iritasi
lambung tetapi meningkatkan kelarutan dan
absorbsinya. Sekitar 70-90 % asam salisilat
bentuk aktif terikat pada protein plasma.
Efek terapeutik : Menurunkan resiko TIA atau stroke berulang
pada penderita yang pernah menderita
iskemi otak yang diakibatkan embolus.
Menurunkan resiko menderita stroke pada
penderita resiko tinggi seperti pada
SINTESIS METIL SALISILAT & ASPIRIN
NURWINDA WIRADA RIFKY SALDI A. WAHID., S.Farm
15020160171
penderita tibrilasi atrium non valvular yang
tidak bisa diberikan anti koagulan.
Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap salisilat, asma
bronkial, hay fever, polip hidung, anemi
berat, riwayat gangguan pembekuan darah.
Interaksi obat : Obat anti koagulan, heparin, insulin, natrium
bikarbonat, alkohol clan, angiotensin
converting enzyme.
Efek samping : Nyeri epigastrium, mual, muntah ,perdarahan
lambung.
Efek toksik : Tidak dianjurkan dipakai untuk pengobatan
stroke pada anak di bawah usia 12 tahun
karena resiko terjadinya sindrom Reye.
Pada orang tua harus hati- hati karena lebih
sering menimbulkan efek samping
kardiovaskular. Obat ini tidak dianjurkan
pada trimester terakhir kehamilan karena
dapat menyebabkan gangguan pada janin
atau menimbulkan komplikasi pada saat
partus. Tidak dianjurkan pula pada wanita
menyusui karena disekresi melalui air susu.
Dosis : FDA merekomendasikan dosis: oral 1300
mg/hari dibagi 2 atau 4 kali pemberian.
Sebagai anti trombosit dosis 325 mg/hari
cukup efektif dan efek sampingnya lebih
sedikit.
2.4 Prosedur Kerja (Anonim, 2018)
2.4.1 Metil Salisilat
Dilakukan refluks menggunakan labu alas bulat 100 mL.
Masukkan 6,9 g (0,05 mL) asam salisilat dan 24 mL (30 ml, 0,75
SINTESIS METIL SALISILAT & ASPIRIN
NURWINDA WIRADA RIFKY SALDI A. WAHID., S.Farm
15020160171
mol) methanol dalam labu. Tambahkan secara hati-hati 8 mL asam
sulfat pekat ke dalam campuran. Aduk labu secara perlahan agar
reaktan tercampur semuanya. Tambahkan batu didih kedalam labu
dan pasang peralatan.
Panaskan campuran sampai mendidih menggunakan pemanas
mantel atau tangas minyak. Biarkan campuran mengalami refluks
selama 2 – 2,5 jam. Dinginkan larutan dalam labu reaksi dengan
mencelupkan dalam tangas es, kemudian tambahkan 50 ml air.
Tuangkan campuran reaksi ke dalam corong pisah dan pisahkan
lapisan. Hati-hati memisahkan larutan yang mengandung ester. Cuci
ester kasar (crude ester) dengan 50 ml NaHCO3, ke corong pisah
dan kocok campuran beberapa saat. Pisahkan dan buang lapisan
airnya. Cuci ester pada saat ketiga dengan 30 ml air. Pisahkan
lapisan dan pindahkan ester ke dalam erlenmeyer. Keringkan produk
dengan membiarkannya bersama 0,5 kalsium klorida, anhidrat
selama semalam.
2.4.2 Aspirin
Timbang 2,0 gram (0,015 mol) kristal asam salisilat dan
tempatkan dalam erlenmeyer 250 mL. Tambahkan 5 mL (0.05 mol)
anhidrida asetat, diikuti dengan 5 tetes asam sulfat dari pipet tetes,
dan kocok hingga asam salisilat larut. Panaskan dipenangas air
selama 5 – 10 menit. Lalu erlenmeyer didinginkan pada temperatur
kamar hingga dimana asam asetilsalisilat akan menjadi kristal dari
campuran reaksi. Jika tidak, gores dinding erlenmeyer dengan
batang pengaduk dan campuran sedikit dingin dalam tangas es
(wadah es) hingga kristal terbentuk. Tambahkan 50 mL air dan
dinginkan campuran dalam tangas es hingga proses kristalisasi
berlangsung sempurna.
Kumpul hasil (kristal) secara penyaringan vakum
menggunakan penyaring buchner. Filtrat dapat digunakan untuk
membersihkan erlenmeyer hingga semua kristal telah dikumpulkan.
SINTESIS METIL SALISILAT & ASPIRIN
NURWINDA WIRADA RIFKY SALDI A. WAHID., S.Farm
15020160171
Cuci kristal beberapa kali dengan sedikit bagian air dingin.
Lanjutkan penarikan udara melalui kristal pada penyaringan
buchner secara penyedotan (suction) hingga kristal bebas dari
pelarut. Timbang dan hitung hasil kasarnya.
SINTESIS METIL SALISILAT & ASPIRIN
NURWINDA WIRADA RIFKY SALDI A. WAHID., S.Farm
15020160171
BAB 3 METODE KERJA
3.1 Alat Praktikum
Adapun alat yang dipakai adalah seperangkatalatrefluks,
baskom, batudidih, corong pisah, gelaserlenmeyer 100 ml, gelaspiala
100 ml, gelasukur 50 ml, labu alas bulat 100 ml, pipet tetes, pipet
volume, sendok tanduk, statif dan klem.
3.2Bahan Praktikum
Adapun bahan yang dipakai adalah Bahan yang digunakan pada
percobaan ini adalah aluminium foil, aquadest, asam salisilat, asam
sulfat pekat, Natrium bikarbonat (NaHCO3) kapas, kertas timbang, dan
methanol absolut
3.3Cara Kerja
3.3.1 Metil Salisilat (Anonim 2018, h.10)
Pertama-tama disiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan. Kemudian ditimbang asam salisilat sebanyak 4 gr dan
dimasukkan kedalam labu alas bulat 100 mL, Dimasukkan methanol
absolute sebanyak 16 mL kedalam labu alas bulat. Ditambahkan 3,5
mL asam sulfat pekat secara hati-hati kedalam larutan tersebut
sambil diaduk-aduk perlahan. Dimasukkan batu didih kedalam labu
alas bulat. Di rangkai alat yang akan digunakan. Dan Dipanaskan
campuran tersebut dengan menggunakan mantel pemanas hingga
mendidih. Di Biarkan campuran mengalami refluks 2 jam. Dinginkan
larutan dengan memasukkan labu kedalam baskom yang berisi es
batu. Ditambahkan air sebanyak 25 ml kemudian tuangkan kedalam
corong pisah dan kemudian diaduk-aduk.
Diamkan beberapa menit hingga terbentuk dua lapisan, yaitu
fase air dan fase ester setelah itu kedua lapisan tersebut dipisahkan,
lapisan ester diisikan pada Erlenmeyer. Ester yang didapatkan
ditambahkan dengan 25 ml NaHCO3, kemudian diisikan kedalam
corong pisah. Larutan dikocok lalu didiamkan berberapa menit dan
kemudian dipisahkan lagi lapisan ester yang diperoleh. Ester dicuci
SINTESIS METIL SALISILAT & ASPIRIN
NURWINDA WIRADA RIFKY SALDI A. WAHID., S.Farm
15020160171
sekali lagi dengan cara menambahkan air sebanyak 15 mL lalu
diisikan pada corong pisah dan diaduk setelah itu didiamkan
beberapa menit. Pisahkan ester dan simpan selama 1 malam.
Selanjutnya ditambahkan 1 gram kalsium klorida anhidrat ke dalam
erlenmayer dan dipanaskan sambil diaduk hingga warna larutan
menjadi bening. Dihitung volume metil salisilat turunan ester yang
diperoleh. Setelah itu Dihitung rendamennya.
3.3.2 Aspirin (Anonim 2018, h.7)
Timbang 3 g (0,015 mol) kristal asam salisilat dan tempatkan
dalam erlenmeyer 250 mL. Tambahkan 7,5 mL (0.05 mol) anhidrida
asetat, diikuti dengan 3 tetes asam sulfat dari pipet tetes, dan kocok
hingga asam salisilat larut. Panaskan dipenangas air selama 5 – 10
menit. Lalu erlenmeyer didinginkan pada temperatur kamar hingga
dimana asam asetilsalisilat akan menjadi kristal dari campuran
reaksi. Jika tidak, gores dinding erlenmeyer dengan batang
pengaduk dan campuran sedikit dingin dalam tangas es (wadah es)
hingga kristal terbentuk. Tambahkan 75 mL air dan dinginkan
campuran dalam tangas es hingga proses kristalisasi berlangsung
sempurna.
Kumpul hasil (kristal) secara penyaringan vakum
menggunakan penyaring buchner. Filtrat dapat digunakan untuk
membersihkan erlenmeyer hingga semua kristal telah dikumpulkan.
Cuci kristal beberapa kali dengan sedikit bagian air dingin. Lanjutkan
penarikan udara melalui kristal pada penyaringan buchner secara
penyedotan (suction) hingga kristal bebas dari pelarut. Timbang dan
hitung hasil kasarnya.
SINTESIS METIL SALISILAT & ASPIRIN
NURWINDA WIRADA RIFKY SALDI A. WAHID., S.Farm
15020160171
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1Hasil
Tabel 1. Hasil Sintesis Metil Salisilat dari bahan baku asam salisilat
Berat
sampel
Berat teori Berat praktikum % rendamen
4 gram 2,958 gram 3,536 gr 119,540 %
Tabel 2. Hasil Sintesis Aspirin dari bahan baku asam salisilat
Berat
sampel
Berat teori Berat praktikum % rendamen
3 gram 3,913 gram 4,04 gr 103,245%.
4.2 Tingkatan Reaksi
a. Tingkatan Reaksi metil salisilat
b. Tingkatan Reaksi Aspirin
SINTESIS METIL SALISILAT & ASPIRIN
NURWINDA WIRADA RIFKY SALDI A. WAHID., S.Farm
15020160171
4.3 Pembahasan
4.3.1 Metil Salisilat
Metil salisilat adalah cairan dengan bau khas yang diperoleh
dari daun dan akar tumbuhan akar wangi (Gaultheria
procumbens). Zat ini juga dibuat sintesis khasiat analgesiknya
pada penggunaan lokal sama salisilat-salisilat lainnya. Metil
salisilat diresorpsi baik oleh kulit dan banyak digunakan dalam
obat gosok dan krem untuk nyeri otot, sendi, dan lain-lain. Metil
salisilat merupakan senyawa ester aromatis yang dapat disinteis
dari senyawa asam salisilat dengan metanol. Proses sintesis metil
salisilat merupakan proses esterifikasi atau reaksi pembentukan
ester.
Pada percobaan kali ini kita akan mereaksikan asam salisilat
dengan metanol. Dimana yang pertama kita lakukan yaitu
menimbang asam salisilat sebanyak 4 gr kemudian di masukkan
dalam labu alas datar, kemudian dimasukkan methanol 16 mL ke
dalam labu. Asam salisilat ini akan larut dengan cepat karena
menggunakan pelarut methanol, kemudian di tambahkan secara
hati – hati 3,5 mL asam sulfat pekat yang dilakukan dalam lemari
asam. Alasan penambahan asam sulfat pekat yang berfungsi
sebagai katalisator yang memiliki energi aktivitas tinggi yang
sifatnya asam dan hanya untuk mempercepat laju reaksi dengan
menurunkan energi aktivasinya. Selain itu asam sulfat juga
berfungsi sebagai penghidrasi asam salisilat. Penambahan asam
sulfat ini dilakukan diawal atau terdahulu pada percobaan ini
bertujuan agar tidak terjadinya prematur, yaitu terbentuk metil
salisilat sebelum waktu yang diinginkan. Penggunaan konsentrasi
yang pekat karena yang pekat memiliki energi aktivasi yang lebih
tinggi dibanding dengan yang encer. Hal ini dikarenakan untuk
dapat mengkatalisis suatu reaksi, maka katalisator yang
digunakan harus mampu menurunkan energi aktivasi reaktan
SINTESIS METIL SALISILAT & ASPIRIN
NURWINDA WIRADA RIFKY SALDI A. WAHID., S.Farm
15020160171
dengan cara mempengaruhinya melalui energi aktifasi miliknya
sendiri.
Setelah semua bahan berada di dalam labu alas bulat maka
selanjutnya di lakukan refluks selama 2 jam. Proses refluks
mengikuti prinsip kesetimbangan. Dimana pada ujung kondensor
ditutup dengan kapas agar uapnya tidak keluar. Dalam percobaan
ini juga digunakan labu alas bulat karena dapat mempercepat
pemanasan atau panas yang terjadi merata. Didalam labu alas
bulat yang berisikan campuaran asam metil salisilat dan bahan
tambahan metanol di dalamya juga terdapat batu didih alasan
digunakan batu didih yaitu untuk mengurangi letupan pada saat
pencampuaran bahan. Batu didih memiliki pori-pori sehingga
dapat menyerap panas dan menyebarkannya ke segala arah
secara merata sehingga panas yang berlebih dapat dihindari.
Kemudian larutan yang ada di labu datar tersebut didinginkan
di dalam baskom yang berisi es batu dan ditambahkan 25 ml air
dan setelah itu dituankan ke dalam corong pisah dan di cuci ester
kasar dengan 25 ml NaHCO3 dengan memindahkan larutan
campuran ke dalam corong pisah terlebih dahulu dan dikocok
campuran beberapa kali. Kemudian dipisahkan larutan dengan
membuang lapisan airnya, lalu dicuci lagi dengan air sebanyak 15
mL, lalu di kocok dan dipisahkan larutan dengan memasukkan
ester kedalam erlenmayer. Selanjutnya ditambahkan 1 gram
kalsium klorida anhidrat ke dalam erlenmayer dan dipanaskan
sambil diaduk hingga warna larutan menjadi bening. Metil salisilat
dibiarkan kering bersama dengan kalsium klorida anhidrat selama
semalam dalam cawan porselin dan hitung volume dan
rendamennya.
Alasan penambahan kalsium klorida adalah berfungsi untuk
menarik kandungan air pada metil salisilat. Setelah ditambahkan
dengan kalsium klorida anhidrat, metil salisilat dibiarkan kering
SINTESIS METIL SALISILAT & ASPIRIN
NURWINDA WIRADA RIFKY SALDI A. WAHID., S.Farm
15020160171
bersama dengan kalsium klorida anhidrat selanjutnya di ukur
volume larutan yang diperoleh.
Adapun indikator terbentuknya metil salisilat adalah
terbentuknya lapisan cairan yang berpisah dari larutan asam
salisilat serta munculnya bau aromatis gandapura pada kapas
penyumbat kondensor. Untuk mencegah terjadinya penguapan
maka labu yang berisi metil salisilat segera dimasukkan dalam
tangas es.
Pemanasan yang dilakukan bertujuan untuk mempercepat
reaksi dimana pemanasan sebenarnya untuk mempercepat
pemutusan rantai-rantai samping sari asam salisilat sehingga
mempermudah gugus metil untuk nantinya berikatan dengan
asam salisilat. Pemanasan di refluks bertujuan untuk memisah 2
senyawa.
Penambahan Natrium Bikarbonat bertujuan untuk menetralisir
kelebihan dari penambahan asam sulfat sedangkan penambahan
air berfungsi untuk melarutkan zat–zat pengotor agar metil yang
diperoleh benar–benar murni dan bebas dari zat lain. Penggunaan
air yang pertama yaitu untuk mencuci ester kasar sedangkan
penambahan air yang kedua untuk mencuci kelebihan dari
Natrium Bikarbonat.
Pencucian dengan NaHCO3 berfungsi untuk menetralkan
kelebihan atau sisa asam sulfat sehingga didapatkan hasil yang
murni, pencucian dengan air berfungsi untuk melarutkan zat-zat
pengotor agar metil salisilat yang diperoleh benar-benar murni dan
bebas dari zat-zat lain.
Adapun hasil yang didapatkan dari praktikum yaitu volume
metil salisilat 3,2 mL dan berat sampel 4 g. Dengan berat
rendamen 1,195%
SINTESIS METIL SALISILAT & ASPIRIN
NURWINDA WIRADA RIFKY SALDI A. WAHID., S.Farm
15020160171
Adapun faktor kesalahan pada praktikum yaitu, tidak hati- hati
dalam menuang bahan- bahan tambahan yang digunakan dalam
praktikum.
4.3.2 Aspirin
Aspirin atau asetosal atau asam asetilsalisilat adalah turunan
dari senyawa asam salisilat yang diperoleh dari simplisia
tumbuhan Cortex salicis. Sintesa asam asetil salisilat berdasarkan
reaksi asetilasi antara asam salisilat dengan anhidrida asetat
dengan menggunakan asam sulfat pekat sebagai katalisator.
Pada pembuatan atau sintesa aspirin ini digunakan anhidrida
asetat dimaksudkan karena anhidrida asetat tidak mengandung
air dan akan dengan mudah menyerap air sehingga air yang dapat
menghidrolisis aspirin menjadi salisilat dan asetat dapat dihindari.
Penambahan asam sulfat pekat pada larutan campuran asam
salisilat berfungsi sebagai katalisator dan juga sebagai
penghidrasi asetat anhidrat.
Setelah asam salisilat tercampur sempurna maka larutan
dipanaskan dengan menggunakan pemanas listrik, bertujuan
untuk mempercepat kelarutan dari asam salisilat sehingga dapat
bercampur dengan sempurna, hal ini dikarenakan proses
pemanasan akan mempercepat gerak kinetik dari molekul-
molekul yang ada dalam larutan sehingga laju reaksi akan
semakin cepat dan reaksi berjalan cepat.
Setelah dipanaskan, erlenmeyer didinginkan terlebih dahulu
pada suhu kamar hingga dingin. Erlenmeyer tidak langsung
diletakkan pada wadah berisi es batu dikarenakan perubahan
suhu yang terlalu tajam dapat mengakibatkan erlenmeyer pecah.
Ketika didinginkan dinding erlenmeyer digores-gores dengan
menggunakan batang pengaduk bertujuan untuk mempercepat
pembentukan kristal aspirin.
SINTESIS METIL SALISILAT & ASPIRIN
NURWINDA WIRADA RIFKY SALDI A. WAHID., S.Farm
15020160171
Setelah terbentuk kristal aspirin, pada erlenmeyer
ditambahkan air sebanyak 75 ml hal ini bertujuan agar reaksi
pembentukan kristal berjalan sempurna dan dimaksudkan untuk
menghidrolisis kelebihan asam yang terdapat dikristal aspirin.
Kemudian dilakukan penyaringan untuk mendapatkan kristal
aspirin yang ada pada larutan.
Setelah didapatkan kristal aspirin pada kertas saring, maka
kristal tersebut di keringkan dengan diangin-anginkan. Setelah
kering maka ditimbang massa aspirin yang telah disintesa.
Sebaiknya sebelum campuran salisilat dan anhidrida asetat
didinginkan terlebih dahulu. Jika pada saat pendinginan aspirin
tidak terbentuk kristal maka tiga hal yang dapat dilakukan: yang
pertama penurunan tekanan, dalam hal ini penurunan tekanan
pada aspirin dapat dilakukan dengan penambahan suhu yaitu
ditambahkan es agar suhu dalam penangas es meningkat
sehingga tekanan pada aspirin turun maka dapat mempercepat
rekristalisasi. Kedua dengan menggores dinding dalam
erlenmeyer dengan batang pengaduk, agar terbentuk kristal yang
banyak, karena untuk dapat berubah dari fase lain memerlukan
suatu energi, maka penggoresan yang dilakukan dapat
meningkatkan gaya dalam erlenmeyer, dan gaya yang terjadi
merupakan suatu proses pelepasan energi sehingga
pembentukan kristal lebih cepat terjadi, dan terakhir dengan
penambahan aspirin murni, penambahan aspirin murni dapat
membantu mempercepat terjadinya rekristalisasi.
Dari hasil percobaan, maka didapatkan berat aspirin sebesar
4,04 g dan % rendamen aspirin adalah 1,032%. Adapun faktor
kesalahan yaitu pada saat pencampuran bahan yang teliti dan
pada saat proses penggoresan serta perendaman didalam air es.
SINTESIS METIL SALISILAT & ASPIRIN
NURWINDA WIRADA RIFKY SALDI A. WAHID., S.Farm
15020160171
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum ini, dapat disimpulkan bahwa persentase
rendamen untuk metil salisilat yaitu 119,540 % sedangkan %
rendamen dari suatu sintesis aspirin adalah 103,245%.
5.2 Saran
Adapun saran dari praktikum ini adalah sebaiknya berhati-
hati dalam praktikum dan penimbangan bahan yang dilakukan agar
kesalahan dalam praktikum dapat dinimalisir.
SINTESIS METIL SALISILAT & ASPIRIN
NURWINDA WIRADA RIFKY SALDI A. WAHID., S.Farm
15020160171
DAFTAR PUSTAKA
Anonim., 2018, Penuntun Kimia Organik Sintesis, UMI, Makassar.
Cairns, D., 2008, Intisari Kimia Farmasi, EGC, Jakarta, h: (83).
Firdaus., 2009, Intisari Kimia Farmasi, Erlangga: Jakarta, h: (325).
Ditjen POM., 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta.
Fessenden, J. R., & Fessenden S. J., 1981, Kimia Organik, Erlangga,
Jakarta, h: (54).
Horizon, 2011, Penuntun Praktikum Kimia Organik II, Universitas Jambi,
Jawa Tengah, h: (203).
Kristian, Rieko & Panji, Setya A., 2007, Asam Salisilat dari Phenol, h:
(98).
Supardani, 2006, Senyawa Obat, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta, h: (105).
Tjay. H. T., 2002, Obat- obat Penting, PT. Elex Medika Komputindo,
Gramedia, Jakarta, h: (257).
SINTESIS METIL SALISILAT & ASPIRIN
NURWINDA WIRADA RIFKY SALDI A. WAHID., S.Farm
15020160171
LAMPIRAN
A. SKEMA KERJA
Metil Salisilat
Asam salisilat 4 gram Metanol 16 mL
H2SO4 3,5 mL+ Batu didih 2-3 biji
Direfluks selama 2 jam
Didinginkan
Ditambahkan 25 mL air Di Corong pisah
Ester kasar + NaHCO3 25 mL
SINTESIS METIL SALISILAT & ASPIRIN
NURWINDA WIRADA RIFKY SALDI A. WAHID., S.Farm
15020160171
Di Corong pisah
Ditambahkan lagi air 15 mL
Dipisahkan lapisan dan
dipisahkan ester kedalam Erlenmeyer
Dihitung Volume dan %rendamennya
SINTESIS METIL SALISILAT & ASPIRIN
NURWINDA WIRADA RIFKY SALDI A. WAHID., S.Farm
15020160171
Aspirin
Ditimbang 3 gr asam salisilat
Ditambahkan 7,5 ml Anhidrat Asetat
Ditambahkan 3 tetes Asam Sulfat Pekat
Dipanaskan 5-10 menit
Didinginkan di suhu kamar 5 menit
Didinginkan dalam tangas Es
Gores dinding dengan batang pengaduk
Tambahkan 75 ml air suling
Biarkan sampai terbentuk kristal
Disaring dengan kertas saring
Aspirin (residunya)
Ditimbang dan dihitung rendamennya.
SINTESIS METIL SALISILAT & ASPIRIN
NURWINDA WIRADA RIFKY SALDI A. WAHID., S.Farm
15020160171
LAMPIRAN
A. Gambar
B. Perhitungan
1. Penentuan Berat Teoritis
“Mol Asam salisilat = Mol Metil Salisilat”
gr
BM
=
gr
BM
4
138,12
=
x
102,15
x =
4 x 102,15
138,12
x =
408,6
138,12
x = 2,958 gr
2. Penentuan Berat Praktikum
“Bj x Volume”
= 1,105 g/mL x 3,2 mL
= 3,536 gr
3. Rumus Rendamen
% Rendamen =
Berat Praktikum
Berat Teoritis
x 100 %
Volume metil
salisilat
kertas saring+aspirin Penambahan
FeCl3
SINTESIS METIL SALISILAT & ASPIRIN
NURWINDA WIRADA RIFKY SALDI A. WAHID., S.Farm
15020160171
% Rendamen =
3,536 gr
2,958 gr
x 100 %
= 119,540 %
2. Perhitungan Aspirin
Diketahui :
Asamsalisilat : 3 gram
Kertas saring kosong : 0,89 gram
Kertas saring + aspirin: 4,93 gram
1. Penentuan Berat Teoritis
“Mol Asam salisilat = Mol Aspirin”
gr
BM
=
gr
BM
3
138,12
=
x
180,16
x =
3 x 180,16
138,12
x =
540,48
138,12
x = 3,913 gr
2. Penentuan aspirin hasil praktikum
Berat aspirin = (kertas saring + aspirin) – kertas saring kosong
= 4,93 gram - 0,89 gram
= 4,04 gram
3. Rumus Rendamen
% Rendamen =
Berat Praktikum
Berat Teoritis
x 100 %
% Rendamen =
4,04 gr
3,913gr
x 100 %
= 103,245%

More Related Content

What's hot

Laporan lengkap aspirin
Laporan lengkap aspirin Laporan lengkap aspirin
Laporan lengkap aspirin CarlosEnvious
 
6. mekanisme reaksi eliminasi
6. mekanisme reaksi eliminasi6. mekanisme reaksi eliminasi
6. mekanisme reaksi eliminasiNhia Item
 
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonlaporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonqlp
 
Laporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaLaporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaasterias
 
Laporan Farmasi Fisika Kelarutan
Laporan Farmasi Fisika KelarutanLaporan Farmasi Fisika Kelarutan
Laporan Farmasi Fisika KelarutanMina Audina
 
Laporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum AsidimetriLaporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum AsidimetriRidha Faturachmi
 
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) SurfaktanPenentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) SurfaktanAhmad Dzikrullah
 
Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi Trie Marcory
 
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoatLaporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoatFirda Shabrina
 
Asam karboksilat dan turunannya
Asam karboksilat dan turunannyaAsam karboksilat dan turunannya
Asam karboksilat dan turunannyaIndra Yudhipratama
 

What's hot (20)

Laporan lengkap aspirin
Laporan lengkap aspirin Laporan lengkap aspirin
Laporan lengkap aspirin
 
Stabilitas Obat
Stabilitas ObatStabilitas Obat
Stabilitas Obat
 
6. mekanisme reaksi eliminasi
6. mekanisme reaksi eliminasi6. mekanisme reaksi eliminasi
6. mekanisme reaksi eliminasi
 
Etil asetat
Etil asetatEtil asetat
Etil asetat
 
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonlaporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
 
Laporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaLaporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhana
 
Argentometri
ArgentometriArgentometri
Argentometri
 
Laporan Farmasi Fisika Kelarutan
Laporan Farmasi Fisika KelarutanLaporan Farmasi Fisika Kelarutan
Laporan Farmasi Fisika Kelarutan
 
Suppo
SuppoSuppo
Suppo
 
Sintesis aspirin
Sintesis aspirinSintesis aspirin
Sintesis aspirin
 
Pembentukan emulsi & suspensi
Pembentukan emulsi & suspensiPembentukan emulsi & suspensi
Pembentukan emulsi & suspensi
 
Ppt bu anggun
Ppt bu anggunPpt bu anggun
Ppt bu anggun
 
Laporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum AsidimetriLaporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum Asidimetri
 
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) SurfaktanPenentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
 
Bab v kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab v kelarutan (Farmasi Fisika)Bab v kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab v kelarutan (Farmasi Fisika)
 
Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi
 
Ekstraksi pelarut cair cair
Ekstraksi pelarut cair cairEkstraksi pelarut cair cair
Ekstraksi pelarut cair cair
 
Tetes hidung
Tetes hidungTetes hidung
Tetes hidung
 
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoatLaporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoat
 
Asam karboksilat dan turunannya
Asam karboksilat dan turunannyaAsam karboksilat dan turunannya
Asam karboksilat dan turunannya
 

Recently uploaded

3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfSeruniArdhia
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasiantoniareong
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptxATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptxDesiNatalia68
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxmarodotodo
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 

Recently uploaded (20)

3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptxATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 

95394 aspirin dan metil salisilat amel

  • 1. SINTESIS METIL SALISILAT & ASPIRIN NURWINDA WIRADA RIFKY SALDI A. WAHID., S.Farm 15020160171 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang 1.1.1 Metil Salisilat Sintesis adalah istilah yang mempunyai arti luas dan dapat digunakan ke fisika, ideologi, dan fenomenologi. Sintesis juga dapat diartikan sebagai hasil akhir dari percobaan untuk menggabungkan 2 senyawa kimia atau lebih. Sintesis juga dapat diartikan sebagai proses pembentukan sebuah molekul tertentu dari prekursor kimia. Metil salisilat terdapat pada tanaman dan pertama kali dikenal sebagai bahan pewangi westergreen. Metil salisilat merupakan salah satu turunan ester yang digunakan dalam pengobatan, yang lain adalah etil salisilat aspirin dan fenil ester. Metil salisilat adalah cairan dengan bau khas yang diperoleh dari daun dan akar tumbuhan wangi. Zat ini juga dibuat dengan sintesis. Khasiat analgetisnya pada penggunaan lokal sama dengan salisilat-salisilat lainnya. Pada metil salisilat merupakan senyawa penting dalam pengobatan, bisa - sebagai obat dalam atau melalui via kulit. Akan memberikan efek yang bagus untuk pemakaian pada tempat-tempat tertentu yang sakit apabila dipakai dengan secara rutin. Metil salilisat adalah senyawa organik yang juga merupakan suatu ester.Metil salisilat merupakan turunan dari asam salisat yang paling penting yang ditambahkan dengan metanol. Proses sintesis ini disebut juga dengan reaksi esterifikasi. Metil salisilat merupakan salah satu bahan baku utama dalam pembuatan balsem. Selain dapat diperoleh dari alam, metal salisilat juga dapat dibuat secara sintetik dari reaksi asam salisilat dengan methanol menggunakan katalis asam sulfat pekat. Metil salisilat yang diperoleh kemudian dibuat dalam bentuk balsem dengan komposisi zat berkhasiat yang sama dengan komposisi zat berkasiat salah satu balsem yang ada di pasaran saat ini. Pengetahuan saat
  • 2. SINTESIS METIL SALISILAT & ASPIRIN NURWINDA WIRADA RIFKY SALDI A. WAHID., S.Farm 15020160171 ini mengenai cara mensintesis suatu senyawa dengan mereaksikan suatu zat tertentu dengan zat lainnya sangat berguna dalam dunia farmasi. Percobaan kali ini, asam salisilat direaksikan dengan metanol absolut untuk menghasilkan metil salisilat berdasarkan reaksi esterifikasi. Turunan yang terpenting dari asam salisilat ini adalah asam asetil salisilat yang lebih dikenal sebagai asetosal atau aspirin. Berbeda dengan asam salisilat, asam asetil salisilat memiliki efek analgesik antipiretik dan anti inflamasi yang lebih besar jika dibandingkan dengan asam salisilat. Penggunaan obat ini sangat luas di masyarakat dan digolongkan ke dalam obat bebas. Selain sebagai prototipe, obat ini juga digunakan sebagai standar dalam menilai efek obat sejenis. 1.1.2 Aspirin Aspirin atau asam asetil salisilat (asetosal) adalah sejenis obat turunan dari salisilat yang sering digunakan sebagai senyawa analgesik (penahan rasa sakit atau nyeri minor), antipiretik (terhadap demam), dan anti-inflamasi (peradangan). Aspirin sebagai pertolongan pertama untuk mengatasi rasa sakit atau nyeri dan demam tetapi menjadi pengobat dan pencegah penyakit kardiovaskular (jantung dan stroke). Melihat besarnya manfaat dari aspirin atau asetosal tersebut maka sangat penting bagi seorang farmasis untuk mengetahui sifat dari senyawa ini, terutama cara mensintesis atau pembuatannya, juga prinsip-prinsip yang terjadi pada reaksi pembuatan aspirin sehingga kita akan mampu membuat obat dengan kualitas yang baik. Pengetahuan mengenai cara mensintesis suatu senyawa dengan mereaksikan suatu zat tertentu dengan zat lainnya sangat berguna dalam dunia farmasi. Percobaan kali ini, sintesis aspirin dari asam salisilat dan asetat anhidrat asetat berdasarkan reaksi asetilasi.
  • 3. SINTESIS METIL SALISILAT & ASPIRIN NURWINDA WIRADA RIFKY SALDI A. WAHID., S.Farm 15020160171 1.2 Maksud Praktikum Adapun maksud dari praktikum ini yaitu : 1. Dapat mengetahui dan memahami reaksi sinstesis metil salisilat berdasarkan reaksi esterifikasi 2. Dapat mengetahui dan memahami proses terjadinya reaksi asetilasi. 1.3Tujuan Praktikum Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu untuk : 1. Dapat mengetahui dan memahami sintesis metil salisilat degan mereaksikan antara asam salisilat dengan methanol absolut serta menambahkan asam sulfat pekat sebagai katalisator. 2. Dapat mengetahui dan memehami sintesis aspirin dari asam salisilat dan asetat anhidrat asetat dengan metode asetilasi. 1.4 Prinsip Percobaan Adapun prinsip dari praktikum ini yaitu untuk 1. Menentukan efektifitas cara mensintesis metil salisilat dengan mereaksikan antara asam salisilat dengan methanol absolut serta menambahkan asam sulfat pekat sebagai katalisator berdasarkan reasksi esterifikasi 2. Menentukan efektifitas cara mensintesis aspirin dengan mereaksikan antara asam salisilat dengan asetat anhidrat asetat dengan metode asetilasi
  • 4. SINTESIS METIL SALISILAT & ASPIRIN NURWINDA WIRADA RIFKY SALDI A. WAHID., S.Farm 15020160171 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1Teori Umum 2.1.2 Metil Salisilat Sintesis merupakan bentuk lain dari kegiatan atau metode berpikir. Secara sederhana, Russel menyatakan bahwa sintesa logik berarti menentukan makna pernyataan atas dasar empirik.Meskipun demikian, kebenaran proposisi Russel perlu dianalisis dengan membedah pengertian yang dikemukakan (Cairns 2008, h. 83). Asam salisilat adalah salah satu bahan kimia yang cukup penting dalam kehidupan sehari-hari serta mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi karena dapat digunakan sebagai bahan intermediet dari pembuatan bahan baku untuk keperluan farmasi. Perkembangan konsumsi asam salisilat di Indonesia cenderung meningkat dari tahun ketahun. Hal ini didukung dengan adanya industri-industri yang menggunakan asam salisilat sebagai bahan buku utama, seperti halnya industri pembuatan aspirin, metil salisilat, salisilamide dan industri yang berhubungan dengan pencelupan, pembuatan karet dan resin kimia. Pembuatan asam salisilat ini sangat penting bagi kehidupan karena asam salisilat memiliki banyak sekali manfaat antara lain sebagai salah satu obat pengurang rasa sakit, sebagai anti septik dalam pasta gigi, bahan pengawet makanan, dan lain-lain. Hasil praktikum ini (asam salisilat) akan digunakan untuk mensintesis asam asetil salisilat (aspirin) (Rieko 2007, h. 98). Asam salisilat (o-hidroksi asam benzoat) merupakan senyawa bifungsional, yaitu gugus fungsi hidroksil dan gugus fungsi karboksil. Asam salisilat dapat berfungsi sebagai fenol (hidroksi benzena) dan juga berfungsi sebagai asam benzoat. Baik sebagai asam maupun sebagai fenol, asam salisilat dapat mengalami reaksi esterifikasi. Bila direaksikan dengan anhidrida asam akan mengalami reaksi
  • 5. SINTESIS METIL SALISILAT & ASPIRIN NURWINDA WIRADA RIFKY SALDI A. WAHID., S.Farm 15020160171 esterifikasi menghasilkan asam asetil salisilat (aspirin). Apabila asam salisilat direaksikan dengan alkohol (metanol) juga mengalami reaksi esterifikasi menghasilkan ester metil salisilat (minyak gondopuro) (Horizon 2011, h. 203). Reaksi esterifikasi adalah suatu reaksi antara asam karboksilat dan alkohol membentuk ester.Turunan asam karboksilat membentuk ester asam karboksilat.Ester asam karboksilat ialah suatu senyawa yang mengandung gugus -CO2 R dengan R dapat berupa alkil maupun aril.Esterifikasi dikatalisis asam dan bersifat dapat balik (Fessenden 1981, h. 54). Ester dihasilkan apabila asam karboksilat dipanaskan bersama alkohol dengan bantuan katalis asam.Katalis ini biasanya adalah asam sulfat pekat.Terkadang jugadigunakan gas hidrogen klorida kering, tetapi katalis-katalis ini cenderung melibatkan ester- ester aromatik (yakni ester yang mengandung sebuah cincin benzen) (Clark 2007, h. 75). Salah satu turunan dari asam salisilat adalah metil salisilat.Metil salisilat adalah cairan kuning kemerahan dengan bau wintergreen.Tidak larut dalam air tetapi larut dalam alkohol dan eter. Metil salisilat sering digunakan sebagai bahanfarmasi, penyedap rasa pada makanan, minuman, gula-gula, pasta gigi, antiseptik,dan kosmetik serta parfum. Metil salisilat telah digunakan untuk pengobatan sakit syaraf, sakit pinggang, radang selaput dada, dan rematik, juga sering digunakan sebagai obat gosok dan balsem (Supardani 2006, h. 105). Sebagian besar spesies dari keluarga Pyrolaceae, terutama yang dalam genus Pyrola. Beberapa spesies dari genus Gaultheria dalam keluarga famili Ericaceae ;Beberapa spesies dari genus Betula dalam keluarga Betulaceae , khususnyadi Subgenus Betulenta, Segala jenis dari keluarga Spiraea , juga disebut Meadowsweets.Pada percobaan ini menggunakan corong pisah. Corong pisah biasanya
  • 6. SINTESIS METIL SALISILAT & ASPIRIN NURWINDA WIRADA RIFKY SALDI A. WAHID., S.Farm 15020160171 terbuat darigelas tipis dan karenanya seharusnya di tangani secara hati-hati.Bagian terpenting daripada alat ini adalah kran yang terbuat dari gelas atau teplon.Kran gelas sebaiknya diolesi dengan vaselin sebelum corong digunakan.Selain corong pisah, seperangkat alat destilasi juga digunakan.Di dalam laboratorium kimia organik, distilasi adalah satu dari beberapa teknik utama untuk pemurnian cairan mudah menguap (volatile). Proses ini melibatkan penguapan zat dengan cara memanaskan, diikuti dengan kondensasi uap kembali menjadi cairan. Berikutadalah gambar serangkaian alat destilasi sederhana. Ada beberapa teknik pelaksanaan didistilasi yang umum, di antaranya: distilasi sederhana (simple distillation), distilasi fraksionasi (fractional distillation), distilasi penurunan tekanan (distillation under reduced perssure), dan distilasi uap (steam distillation). Dalam prakteknya, distilasi yang dipilih tergantung pada sifat cairan yang akandimurnikan dan pada sifat pengotor yang akan dipisahkan (Firdaus 2009, h. 325). Metil salisilat adalah cairan dengan bau khas yang diperoleh dari daun dan akar tumbuhan akar wangi (Gautheria procumbens). Zat ini juga dibuat sintesis. Khasiat analgetisnya pada penggunaan lokal sama dengan salisilat-salisilat lainnya. Metil salisilat direpsorpsi baik oleh kulit dan banyak digunakan dalam obat gosok dan krem (3-10%) untuk nyeri otot, dan lain-lain.Penggunaan klinik dari salisilat yaitu sebagai antipiretik dan analgesik (Natrium salisilat, kolin salisilat (dalam formula liquid)) kolin magnesium salisilat digunakan pada pengobatan gout, demam, rematik, dan artithitis rematoid. Umumnya mengobati kondisi-kondisi ini memerlukan analgesia termasuk nyeri kepala, artralgia dan milagia (Tjay 2002, h. 257). Dilihat dari farmakokinetiknya pemberian dan distribusi dari salisilat terutama metil salisilat, diabsorbsi melalui kulit yang utuh.Setelah pemberian oral, salisilat yang tidak terionisasi secara pasif dari lambung dan usus halus.Absorbsi melalui rektum lambat
  • 7. SINTESIS METIL SALISILAT & ASPIRIN NURWINDA WIRADA RIFKY SALDI A. WAHID., S.Farm 15020160171 dan tidak dapat dipercaya, tetapi jalan ini berguna bagi penderita anak- anak yang muntah, salisilat menunjukkan aktivitas analgesik dan antiinflamasi (Tjay 2002, h. 286). 2.1.2 Aspirin Aspirin dapat disintesis dari asam salisilat, yaitu dengan mereaksikannya dengan anhidrida asetat, hal ini dilakukan pertama kali oleh Felix Hofmann dari perusahaan bayer, Jerman (Moore 2003, h. 405). Aspirin dibuat dengan cara esterifikasi, dimana bahan aktif dari aspirin yaitu asam salisilat direaksikan dengan asam asetat anhidrida atau dapat juga direaksikan dengan asam asetat glacial bila asam asetat anhidrida sulit untuk ditemukan. Pada proses pembuatan reaksi esterifikasi ini dibantu oleh suatu katalis asam yaitu H3PO4 85% untuk mempercepat reaksi. Tetapi pada penambahan katalis ini tidak terlalu berefek maka dilakukanlah pemanasan untuk mempercepat reaksinya. Pada pembuatan aspirin juga ditambahkan air untuk melakukan rekristalisasi berlangsung cepat dan akan terbentuk endapan. Endapan inilah yang merupakan aspirin (Moore 2003, h. 420). Pada pembuatan aspirin, reaksi yang terjadi adalah reaksi esterifikasi.Ester merupakan turunan asam karboksilat yang gugus – OH darikarboksilnya diganti dengan gugus – OR dari alkohol. Ester dapat dibuat dari asamdengan alkohol, atau dari anhidrida asam dengan alcohol.Suatu ester asam karboksilat ialah suatu senyawa yang mengandung gugus -CO2R dengan R dapat berbentuk alkil maupun aril.Alkohol dengan asam karboksilat dan turunan asam karboksilat membentuk ester asam karboksilat.Reaksi ini disebut reaksi esterifikasi. (Fassenden & Fessenden 1986, h. 67). Esterifikasi berkataliskan asam dan merupakan reaksi yangreversible.Anhidrida asam ialah turunan dari asam dengan mengambil air dari dua gugus karboksil dan menghubungkan
  • 8. SINTESIS METIL SALISILAT & ASPIRIN NURWINDA WIRADA RIFKY SALDI A. WAHID., S.Farm 15020160171 fragmen-fragmennya.Esterifikasi atau pembentukan ester terjadi jika asam karboksilat dipanaskan bersama alkohol primer atau sekunder dengan sedikit asam mineral sebagai katalis. Produksi ester secara industri dilakukan dengan mereaksikananhidrida asam dengan alkohol. Ester yang dibuat dengan cara ini adalah asam asetil salisilat atau yang lebih dikenal dengan aspirin (Cairns 2008, h. 120). Pembuatan senyawa turunan aspirin terus dikembangkan untuk mendapatkan senyawa yang lebih stabil dan meningkatkan daya analgesik.Pembuatan senyawa turunan aspirin harus memiliki kinetika hidrolisis yang lebih lambat dibandingkan aspirin. Beberapa cara dilakukan untuk memperoleh turunan 2 aspirin yang diharapkan memiliki daya analgesik yang sama atau lebih dengan melakukan modifikasi pada gugus karboksilat pada aspirin. Atom hidrogen pada gugus ini dapat diganti tanpa menghilangkan aktivitasnya, seperti pada logam asetilsalisilat contohnya Na- asetilsalisilat, Mg- asetilsalisilat, Ca-asetilsalisilat, dan Cu-asetilsalisilat.Bentuk lainnya merupakan modifikasi gugus benzoat pada aspirin yaitu ester asetilsalisilat, glukosa asetilsalisilat, aspirin nitro releaser (NO-aspirin) dan isosorbida diaspirinat (Cairns 2008, h. 230). Aspirin atau asetosal adalah obat anti-nyeri tertua yang sampai kini paling banyak diigunakan diseluruh dunia.Selain sebagai analgetikum, asetosal dewasa ini banyak digunakan sebagai alternative dari antikoagulansi sebagai obat pencegah infark kedua setelah terjadi serangan.Hal ini berkat daya antitrombositnya. Obat ini juga efektif untuk profilaksis serangan stroke kedua setelah menderita TIA (Transient Ischaemic Attack = serangan kekuatan darah sementara di otak terutama pada pria) (Kirana 2002, h. 450). Asam asetil salisilat adalah senyawa berupa kristal tidak berwarna, yang sedikit larut dalam air, sebaliknya mudah larut dalam pelarut organik polar seperti etanol. Dibandingkan asam salisilat, asam asetil salisilat merupakan asam yang lebih lemah. Pada
  • 9. SINTESIS METIL SALISILAT & ASPIRIN NURWINDA WIRADA RIFKY SALDI A. WAHID., S.Farm 15020160171 pelarutan dengan penambahan basa akan terjadi hidrolisis yang cepat atau lambat menjadi salisilat dan asetat tanpa tergantung pada konsentrasi ion OH-. Selain itu dalam suasana asam juga akanterhidrolisis. Untuk menghindari penguraian ini, (bau asam asetat) harus dibuat bebas dari kelembapan udara. Untuk membuat larutan injeksi yang pekat dalam air digunakan D,L-lisin mono asetilsalisilat yang nerupakan garam lisin asam asetil salisilat( Schunack 1990, h. 150). Struktur kimia golongan salisilat ini dapat dilihat pada struktur kimia golongan salisilat. Asam salisilat sangat iritatif, sehingga hanya digunakan sebagai obat luar. Derivatnya yang dapat dipakai secara sistemik. Adalah ester salisilat dari asam organic dengan subsitusi pada gugus hidroksil misalnya asetosal (Ganiswarna 1995, h. 68). Cara yang paling umum untuk membuat suatu asam dalam laboratorium adalah reaksi antara suatu pereaksi grignard dengan karbondioksida. Karena hamper tiap halide dapat diubah menjadi pereaksi grignard, reaksi ini sangat bersifat umum dan hasilnya biasanya tinggi. Garam magnesium dari asam yang mula-mula terbentuk harus diasamkan untuk melepaskan asam bebas (Hammond 1997, h. 45). Asam salisilat bebas hanya memiliki efek antipiretik dan analgetik yang rendah. Karena timbulnya rangsangan pada mukosa lambung akibat diperlukannya dosis tinggi, maka asam salisilat hanya dipergunakan dalam bentuk garamnya. Turunannya yang terpenting adalah asam asetil salisilat yang aktivitas analgetik, antipiretik tetapi juga antiflogistiknya besar (Ebel 1992, h. 95). Efek samping aspirin misalnya rasa tidak enak di perut, mual, dan perdarahan saluran cerna biasanya dapat dihindarkan bila dosis perhari tidak lebih dari 325 mg. Penggunaan bersama antasid atau antagonis H2 dapat mengurangi efek tersebut (Sulistia 2007, h. 79).
  • 10. SINTESIS METIL SALISILAT & ASPIRIN NURWINDA WIRADA RIFKY SALDI A. WAHID., S.Farm 15020160171 Untuk pemurniaan dilakukan dengan kristalisasi bertingkat dengan solvent 50% alkohol dan 50% air. Mengetes kemurniaan : aspirin dilarutkan dalam alkohol kemudiaan di tambah larutan FeCl. Kalau tidak terjadi perubahan warna berarti telah murni, kalau terjadi warna violet masih mengandung asam salisilat belum bereaksi (Respati 1986, h. 65). Efek salisilat pada pernafasan sangat penting dimengerti, karena gejala pada pernafasan tercermin seriusnya keseimbangan gangguan asam-basa dalam darah. Salisilat menghambat pernafasan baik secara langsung, maupun tidak langsung. Pada dosis terapi salisilat mempertinggi konsumsi oksigen dan produksi CO2. Peninggalan PCO2 akan merangsang pernapasan sehingga pengeluaran CO2 melalui alveoli bertambah dan PCO2 dalam plasma turun. Meningkatnya ventilasi ini pada awalnya ditandai dengan pernapasan yang lebih dalam sedangkan frekuensi hanya sedikit bertambah, seperti pada latihan fisik atau menghisap banyak CO2. Lebih lanjut salisilat mencapai medulla, merangsang langsung pusat pernapasan sehingga terjadi hiperventilasi dengan pernapasan yang dalam dan cepat. Pada keadaan intoksikasi, hal ini berlanjut menjadi alkalosis respiratoar (Ganiswarna 1995, h. 79). 2.2Uraian Bahan 1. Asam salisilat (Ditjen POM 1979, h.43) Nama Resmi : ACIDUM SALICYLICUM Nama Lain : Asam salisilat RM / BM : C7H6O3 / 138,12 Rumus Struktur : Pemerian : Hablur ringan tak berwarna
  • 11. SINTESIS METIL SALISILAT & ASPIRIN NURWINDA WIRADA RIFKY SALDI A. WAHID., S.Farm 15020160171 Kelarutan : Larut dalam 550 bagian air dan dalam 4 bagian etanol 95 % P, mudah larut dalam kloroform P dan dalam eter P. Larutan dalam larutan amonium asetat P,dinatrium hidrogenfosfat P, kalium sitrat P dan natrium sitrat P Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik Penggunaan : Keratolitikum, antifungi Kegunaan : Sebagai bahan dasar sintesa metil salisilat 2. Aquades (Ditjen POM 1979, h.96) Nama Resmi : AQUA DESTILLATA Nama Lain : Aquades, air suling RM / BM : H2O / 18,02 Rumus Struktur : H-O-H Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat Penggunaan : Sebagai pelarut dan pencuci Kegunaan : Sebagai pencuci ester 3. Asam sulfat (Dirjen POM 1995, h. 58) Nama resmi : ACIDUM SULFURICUM Sinonim : Asam sulfat RM / BM : H2SO4 / 98,07 Rumus Struktur : Pemerian : Cairan jernih, seperti minyak,tidak berwarna, bau sangat tajam dan porosity. Kelarutan : Bercampuran dengan air dan dengan etanol, dengan menimbulkan panas.
  • 12. SINTESIS METIL SALISILAT & ASPIRIN NURWINDA WIRADA RIFKY SALDI A. WAHID., S.Farm 15020160171 Berat jenis : Lebih kurang 1,84 Kegunaan : Sebagai zat tambahan dan sebagai katalisator 4. Metanol (Dirjen POM 1979, h.706) Nama Resmi : METHYL ALKOHOL Nama Lain : Metanol RM/ BM : CH3OH / 0,7866 g/ ml Rumus Struktur : CH3-OH Pemerian : Cairan tidak berwarna, jernih, bau khas Kelarutan : Dapat bercampur dengan air membentu cairan tidak berwarna. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat Kegunaan : Sebagai reaktan Pengunaan : Zat tambahan 5. Natrium bikarbonat (Dirjen POM 1979, h. 424) Nama Resmi : NATRII SUBCARBONAS Nama Lain : Natrium bikarbonat RM / BM : NaHCO3 / 84,01 Rumus Struktur : Pemerian : Serbuk hablur putih monoklin kecil, buran, tidak berbau, dan rasa asin Kelarutan : Larut dalam 11 bagian air, praktis tidak larut dalam etanol 95 % P Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik Kegunaan : Untuk menetralkan asam
  • 13. SINTESIS METIL SALISILAT & ASPIRIN NURWINDA WIRADA RIFKY SALDI A. WAHID., S.Farm 15020160171 6. Anhidrida Asetat (Ditjen POM, 1979 : 426) Nama Resmi : ACIDUM ACETIC ANHIDRIDA Nama Lain : Asam asetat anhidrida RM / BM : (CH3CO)2O / 180,16 Rumus Struktur : Pemerian : Cairan jernih tidak berwarna, berbau tajam, mengandung tidak kurang dari 95 %. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat Kegunaan : Sebagai reaktan 7. Nama resmi : FERRO CLORIDA Nama lain : Besi (III) Klorida RM/BM : FeCl3 / 16,2 gram/mol Pemerian : Hablur atau serbuk hablur, hitam kehijauan bebas warna jingga dari garam hidrat yang telah terpengaruhi oleh kelembabapan. Kelarutan : Larut dalam air. 2.3 Sintesa 2.3.1 Metil salisilat (MIMS, h.251) Nama dagang : Corsabalm, Counterpain, Molakrim, Nufasic, Painkila, Remakrim, Wentogeno Ekstra. Indikasi : Nyeri, Inflamasi, misalnya pada osteosrtritis, pasca trauma atau gangguan muskuloskeletal akut, termasuk tendinitis, tenosinovitis, keseleo, otot teregang, nyeri punggung bawah. Cara pemakaian : Oleskan pada daerah yang sakit 3-4 kali sehari sambil diurut lemah sehingga terserap dalam kulit.
  • 14. SINTESIS METIL SALISILAT & ASPIRIN NURWINDA WIRADA RIFKY SALDI A. WAHID., S.Farm 15020160171 Farmakologi : Melit salisilat digunakan sebagai analgesik lokal. Stabilitas : Simpan pada wadah yang rapat dan terhindar dari cahaya langsung. Kontraindikasi : Sensitivitas silang dengan asam asetil salisilat atau AINS lain. Luka terbuka Efek samping : Iritasi lokal setempat yang bersifat ringan sampai sedang, eritema, ruam, deskuamasi pitiroid, pruritus. Interaksi obat : Tidak diketahui adanya interaksi dengan obat lain maupun dengan makanan. Pengaruh obat : Hati-hati penggunaan pada wanita hamil, menyusui dan anak-anak. Parameter : Berkurangnya keluhan. Bentuk sediaan : Balsam, krim. Peringatan dan perhatian : Jangan digunakan pada mata, mukosa, atau lesi kulit yang terbuka lainnya. Hentikan penggunaan jika terjadi iritasi. Hindari penggunaan perban tertutup. Mekanisme aksi : Melit salisilat memberikan efek analgesik sehingga dapat menyembuhkan kekakuan dan nyeri otot. 2.3.2 Aspirin (OOP edisi VI, h.617) Mekanisme kerja aspirin : Menginaktivasi enzim-enzim pada trombosit tersebut secara permanen. Penghambatan inilah yang mempakan cara kerja aspirin dalam pencegahan stroke dan TIA (Transient Ischemic Attack).
  • 15. SINTESIS METIL SALISILAT & ASPIRIN NURWINDA WIRADA RIFKY SALDI A. WAHID., S.Farm 15020160171 Farmakokinetika : Mula kerja : 20 menit -2 jam Kadar puncak dalam plasma: kadar salisilat dalam plasma tidak berbanding lurus dengan besamya dosis. Waktu paruh : asam asetil salisilat 15-20 rnenit ; asarn salisilat 2-20 jam tergantung besar dosis yang diberikan. Bioavailabilitas : tergantung pada dosis, bentuk, waktu pengosongan lambung, pH lambung, obat antasida dan ukuran partikelnya. Metabolisme : sebagian dihidrolisa rnenjadi asarn salisilat selarna absorbsi dan didistribusikan ke seluruh jaringan dan cairan tubuh dengan kadar tertinggi pada plasma, hati, korteks ginjal , jantung dan paru-paru. Ekskresi : dieliminasi oleh ginjal dalam bentuk asam salisilat dan oksidasi serta konyugasi metabolitnya. Farmakodinamik : Adanya makanan dalam lambung memperlambatabsorbsinya ; pemberian bersama antasida dapat mengurangi iritasi lambung tetapi meningkatkan kelarutan dan absorbsinya. Sekitar 70-90 % asam salisilat bentuk aktif terikat pada protein plasma. Efek terapeutik : Menurunkan resiko TIA atau stroke berulang pada penderita yang pernah menderita iskemi otak yang diakibatkan embolus. Menurunkan resiko menderita stroke pada penderita resiko tinggi seperti pada
  • 16. SINTESIS METIL SALISILAT & ASPIRIN NURWINDA WIRADA RIFKY SALDI A. WAHID., S.Farm 15020160171 penderita tibrilasi atrium non valvular yang tidak bisa diberikan anti koagulan. Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap salisilat, asma bronkial, hay fever, polip hidung, anemi berat, riwayat gangguan pembekuan darah. Interaksi obat : Obat anti koagulan, heparin, insulin, natrium bikarbonat, alkohol clan, angiotensin converting enzyme. Efek samping : Nyeri epigastrium, mual, muntah ,perdarahan lambung. Efek toksik : Tidak dianjurkan dipakai untuk pengobatan stroke pada anak di bawah usia 12 tahun karena resiko terjadinya sindrom Reye. Pada orang tua harus hati- hati karena lebih sering menimbulkan efek samping kardiovaskular. Obat ini tidak dianjurkan pada trimester terakhir kehamilan karena dapat menyebabkan gangguan pada janin atau menimbulkan komplikasi pada saat partus. Tidak dianjurkan pula pada wanita menyusui karena disekresi melalui air susu. Dosis : FDA merekomendasikan dosis: oral 1300 mg/hari dibagi 2 atau 4 kali pemberian. Sebagai anti trombosit dosis 325 mg/hari cukup efektif dan efek sampingnya lebih sedikit. 2.4 Prosedur Kerja (Anonim, 2018) 2.4.1 Metil Salisilat Dilakukan refluks menggunakan labu alas bulat 100 mL. Masukkan 6,9 g (0,05 mL) asam salisilat dan 24 mL (30 ml, 0,75
  • 17. SINTESIS METIL SALISILAT & ASPIRIN NURWINDA WIRADA RIFKY SALDI A. WAHID., S.Farm 15020160171 mol) methanol dalam labu. Tambahkan secara hati-hati 8 mL asam sulfat pekat ke dalam campuran. Aduk labu secara perlahan agar reaktan tercampur semuanya. Tambahkan batu didih kedalam labu dan pasang peralatan. Panaskan campuran sampai mendidih menggunakan pemanas mantel atau tangas minyak. Biarkan campuran mengalami refluks selama 2 – 2,5 jam. Dinginkan larutan dalam labu reaksi dengan mencelupkan dalam tangas es, kemudian tambahkan 50 ml air. Tuangkan campuran reaksi ke dalam corong pisah dan pisahkan lapisan. Hati-hati memisahkan larutan yang mengandung ester. Cuci ester kasar (crude ester) dengan 50 ml NaHCO3, ke corong pisah dan kocok campuran beberapa saat. Pisahkan dan buang lapisan airnya. Cuci ester pada saat ketiga dengan 30 ml air. Pisahkan lapisan dan pindahkan ester ke dalam erlenmeyer. Keringkan produk dengan membiarkannya bersama 0,5 kalsium klorida, anhidrat selama semalam. 2.4.2 Aspirin Timbang 2,0 gram (0,015 mol) kristal asam salisilat dan tempatkan dalam erlenmeyer 250 mL. Tambahkan 5 mL (0.05 mol) anhidrida asetat, diikuti dengan 5 tetes asam sulfat dari pipet tetes, dan kocok hingga asam salisilat larut. Panaskan dipenangas air selama 5 – 10 menit. Lalu erlenmeyer didinginkan pada temperatur kamar hingga dimana asam asetilsalisilat akan menjadi kristal dari campuran reaksi. Jika tidak, gores dinding erlenmeyer dengan batang pengaduk dan campuran sedikit dingin dalam tangas es (wadah es) hingga kristal terbentuk. Tambahkan 50 mL air dan dinginkan campuran dalam tangas es hingga proses kristalisasi berlangsung sempurna. Kumpul hasil (kristal) secara penyaringan vakum menggunakan penyaring buchner. Filtrat dapat digunakan untuk membersihkan erlenmeyer hingga semua kristal telah dikumpulkan.
  • 18. SINTESIS METIL SALISILAT & ASPIRIN NURWINDA WIRADA RIFKY SALDI A. WAHID., S.Farm 15020160171 Cuci kristal beberapa kali dengan sedikit bagian air dingin. Lanjutkan penarikan udara melalui kristal pada penyaringan buchner secara penyedotan (suction) hingga kristal bebas dari pelarut. Timbang dan hitung hasil kasarnya.
  • 19. SINTESIS METIL SALISILAT & ASPIRIN NURWINDA WIRADA RIFKY SALDI A. WAHID., S.Farm 15020160171 BAB 3 METODE KERJA 3.1 Alat Praktikum Adapun alat yang dipakai adalah seperangkatalatrefluks, baskom, batudidih, corong pisah, gelaserlenmeyer 100 ml, gelaspiala 100 ml, gelasukur 50 ml, labu alas bulat 100 ml, pipet tetes, pipet volume, sendok tanduk, statif dan klem. 3.2Bahan Praktikum Adapun bahan yang dipakai adalah Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah aluminium foil, aquadest, asam salisilat, asam sulfat pekat, Natrium bikarbonat (NaHCO3) kapas, kertas timbang, dan methanol absolut 3.3Cara Kerja 3.3.1 Metil Salisilat (Anonim 2018, h.10) Pertama-tama disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Kemudian ditimbang asam salisilat sebanyak 4 gr dan dimasukkan kedalam labu alas bulat 100 mL, Dimasukkan methanol absolute sebanyak 16 mL kedalam labu alas bulat. Ditambahkan 3,5 mL asam sulfat pekat secara hati-hati kedalam larutan tersebut sambil diaduk-aduk perlahan. Dimasukkan batu didih kedalam labu alas bulat. Di rangkai alat yang akan digunakan. Dan Dipanaskan campuran tersebut dengan menggunakan mantel pemanas hingga mendidih. Di Biarkan campuran mengalami refluks 2 jam. Dinginkan larutan dengan memasukkan labu kedalam baskom yang berisi es batu. Ditambahkan air sebanyak 25 ml kemudian tuangkan kedalam corong pisah dan kemudian diaduk-aduk. Diamkan beberapa menit hingga terbentuk dua lapisan, yaitu fase air dan fase ester setelah itu kedua lapisan tersebut dipisahkan, lapisan ester diisikan pada Erlenmeyer. Ester yang didapatkan ditambahkan dengan 25 ml NaHCO3, kemudian diisikan kedalam corong pisah. Larutan dikocok lalu didiamkan berberapa menit dan kemudian dipisahkan lagi lapisan ester yang diperoleh. Ester dicuci
  • 20. SINTESIS METIL SALISILAT & ASPIRIN NURWINDA WIRADA RIFKY SALDI A. WAHID., S.Farm 15020160171 sekali lagi dengan cara menambahkan air sebanyak 15 mL lalu diisikan pada corong pisah dan diaduk setelah itu didiamkan beberapa menit. Pisahkan ester dan simpan selama 1 malam. Selanjutnya ditambahkan 1 gram kalsium klorida anhidrat ke dalam erlenmayer dan dipanaskan sambil diaduk hingga warna larutan menjadi bening. Dihitung volume metil salisilat turunan ester yang diperoleh. Setelah itu Dihitung rendamennya. 3.3.2 Aspirin (Anonim 2018, h.7) Timbang 3 g (0,015 mol) kristal asam salisilat dan tempatkan dalam erlenmeyer 250 mL. Tambahkan 7,5 mL (0.05 mol) anhidrida asetat, diikuti dengan 3 tetes asam sulfat dari pipet tetes, dan kocok hingga asam salisilat larut. Panaskan dipenangas air selama 5 – 10 menit. Lalu erlenmeyer didinginkan pada temperatur kamar hingga dimana asam asetilsalisilat akan menjadi kristal dari campuran reaksi. Jika tidak, gores dinding erlenmeyer dengan batang pengaduk dan campuran sedikit dingin dalam tangas es (wadah es) hingga kristal terbentuk. Tambahkan 75 mL air dan dinginkan campuran dalam tangas es hingga proses kristalisasi berlangsung sempurna. Kumpul hasil (kristal) secara penyaringan vakum menggunakan penyaring buchner. Filtrat dapat digunakan untuk membersihkan erlenmeyer hingga semua kristal telah dikumpulkan. Cuci kristal beberapa kali dengan sedikit bagian air dingin. Lanjutkan penarikan udara melalui kristal pada penyaringan buchner secara penyedotan (suction) hingga kristal bebas dari pelarut. Timbang dan hitung hasil kasarnya.
  • 21. SINTESIS METIL SALISILAT & ASPIRIN NURWINDA WIRADA RIFKY SALDI A. WAHID., S.Farm 15020160171 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1Hasil Tabel 1. Hasil Sintesis Metil Salisilat dari bahan baku asam salisilat Berat sampel Berat teori Berat praktikum % rendamen 4 gram 2,958 gram 3,536 gr 119,540 % Tabel 2. Hasil Sintesis Aspirin dari bahan baku asam salisilat Berat sampel Berat teori Berat praktikum % rendamen 3 gram 3,913 gram 4,04 gr 103,245%. 4.2 Tingkatan Reaksi a. Tingkatan Reaksi metil salisilat b. Tingkatan Reaksi Aspirin
  • 22. SINTESIS METIL SALISILAT & ASPIRIN NURWINDA WIRADA RIFKY SALDI A. WAHID., S.Farm 15020160171 4.3 Pembahasan 4.3.1 Metil Salisilat Metil salisilat adalah cairan dengan bau khas yang diperoleh dari daun dan akar tumbuhan akar wangi (Gaultheria procumbens). Zat ini juga dibuat sintesis khasiat analgesiknya pada penggunaan lokal sama salisilat-salisilat lainnya. Metil salisilat diresorpsi baik oleh kulit dan banyak digunakan dalam obat gosok dan krem untuk nyeri otot, sendi, dan lain-lain. Metil salisilat merupakan senyawa ester aromatis yang dapat disinteis dari senyawa asam salisilat dengan metanol. Proses sintesis metil salisilat merupakan proses esterifikasi atau reaksi pembentukan ester. Pada percobaan kali ini kita akan mereaksikan asam salisilat dengan metanol. Dimana yang pertama kita lakukan yaitu menimbang asam salisilat sebanyak 4 gr kemudian di masukkan dalam labu alas datar, kemudian dimasukkan methanol 16 mL ke dalam labu. Asam salisilat ini akan larut dengan cepat karena menggunakan pelarut methanol, kemudian di tambahkan secara hati – hati 3,5 mL asam sulfat pekat yang dilakukan dalam lemari asam. Alasan penambahan asam sulfat pekat yang berfungsi sebagai katalisator yang memiliki energi aktivitas tinggi yang sifatnya asam dan hanya untuk mempercepat laju reaksi dengan menurunkan energi aktivasinya. Selain itu asam sulfat juga berfungsi sebagai penghidrasi asam salisilat. Penambahan asam sulfat ini dilakukan diawal atau terdahulu pada percobaan ini bertujuan agar tidak terjadinya prematur, yaitu terbentuk metil salisilat sebelum waktu yang diinginkan. Penggunaan konsentrasi yang pekat karena yang pekat memiliki energi aktivasi yang lebih tinggi dibanding dengan yang encer. Hal ini dikarenakan untuk dapat mengkatalisis suatu reaksi, maka katalisator yang digunakan harus mampu menurunkan energi aktivasi reaktan
  • 23. SINTESIS METIL SALISILAT & ASPIRIN NURWINDA WIRADA RIFKY SALDI A. WAHID., S.Farm 15020160171 dengan cara mempengaruhinya melalui energi aktifasi miliknya sendiri. Setelah semua bahan berada di dalam labu alas bulat maka selanjutnya di lakukan refluks selama 2 jam. Proses refluks mengikuti prinsip kesetimbangan. Dimana pada ujung kondensor ditutup dengan kapas agar uapnya tidak keluar. Dalam percobaan ini juga digunakan labu alas bulat karena dapat mempercepat pemanasan atau panas yang terjadi merata. Didalam labu alas bulat yang berisikan campuaran asam metil salisilat dan bahan tambahan metanol di dalamya juga terdapat batu didih alasan digunakan batu didih yaitu untuk mengurangi letupan pada saat pencampuaran bahan. Batu didih memiliki pori-pori sehingga dapat menyerap panas dan menyebarkannya ke segala arah secara merata sehingga panas yang berlebih dapat dihindari. Kemudian larutan yang ada di labu datar tersebut didinginkan di dalam baskom yang berisi es batu dan ditambahkan 25 ml air dan setelah itu dituankan ke dalam corong pisah dan di cuci ester kasar dengan 25 ml NaHCO3 dengan memindahkan larutan campuran ke dalam corong pisah terlebih dahulu dan dikocok campuran beberapa kali. Kemudian dipisahkan larutan dengan membuang lapisan airnya, lalu dicuci lagi dengan air sebanyak 15 mL, lalu di kocok dan dipisahkan larutan dengan memasukkan ester kedalam erlenmayer. Selanjutnya ditambahkan 1 gram kalsium klorida anhidrat ke dalam erlenmayer dan dipanaskan sambil diaduk hingga warna larutan menjadi bening. Metil salisilat dibiarkan kering bersama dengan kalsium klorida anhidrat selama semalam dalam cawan porselin dan hitung volume dan rendamennya. Alasan penambahan kalsium klorida adalah berfungsi untuk menarik kandungan air pada metil salisilat. Setelah ditambahkan dengan kalsium klorida anhidrat, metil salisilat dibiarkan kering
  • 24. SINTESIS METIL SALISILAT & ASPIRIN NURWINDA WIRADA RIFKY SALDI A. WAHID., S.Farm 15020160171 bersama dengan kalsium klorida anhidrat selanjutnya di ukur volume larutan yang diperoleh. Adapun indikator terbentuknya metil salisilat adalah terbentuknya lapisan cairan yang berpisah dari larutan asam salisilat serta munculnya bau aromatis gandapura pada kapas penyumbat kondensor. Untuk mencegah terjadinya penguapan maka labu yang berisi metil salisilat segera dimasukkan dalam tangas es. Pemanasan yang dilakukan bertujuan untuk mempercepat reaksi dimana pemanasan sebenarnya untuk mempercepat pemutusan rantai-rantai samping sari asam salisilat sehingga mempermudah gugus metil untuk nantinya berikatan dengan asam salisilat. Pemanasan di refluks bertujuan untuk memisah 2 senyawa. Penambahan Natrium Bikarbonat bertujuan untuk menetralisir kelebihan dari penambahan asam sulfat sedangkan penambahan air berfungsi untuk melarutkan zat–zat pengotor agar metil yang diperoleh benar–benar murni dan bebas dari zat lain. Penggunaan air yang pertama yaitu untuk mencuci ester kasar sedangkan penambahan air yang kedua untuk mencuci kelebihan dari Natrium Bikarbonat. Pencucian dengan NaHCO3 berfungsi untuk menetralkan kelebihan atau sisa asam sulfat sehingga didapatkan hasil yang murni, pencucian dengan air berfungsi untuk melarutkan zat-zat pengotor agar metil salisilat yang diperoleh benar-benar murni dan bebas dari zat-zat lain. Adapun hasil yang didapatkan dari praktikum yaitu volume metil salisilat 3,2 mL dan berat sampel 4 g. Dengan berat rendamen 1,195%
  • 25. SINTESIS METIL SALISILAT & ASPIRIN NURWINDA WIRADA RIFKY SALDI A. WAHID., S.Farm 15020160171 Adapun faktor kesalahan pada praktikum yaitu, tidak hati- hati dalam menuang bahan- bahan tambahan yang digunakan dalam praktikum. 4.3.2 Aspirin Aspirin atau asetosal atau asam asetilsalisilat adalah turunan dari senyawa asam salisilat yang diperoleh dari simplisia tumbuhan Cortex salicis. Sintesa asam asetil salisilat berdasarkan reaksi asetilasi antara asam salisilat dengan anhidrida asetat dengan menggunakan asam sulfat pekat sebagai katalisator. Pada pembuatan atau sintesa aspirin ini digunakan anhidrida asetat dimaksudkan karena anhidrida asetat tidak mengandung air dan akan dengan mudah menyerap air sehingga air yang dapat menghidrolisis aspirin menjadi salisilat dan asetat dapat dihindari. Penambahan asam sulfat pekat pada larutan campuran asam salisilat berfungsi sebagai katalisator dan juga sebagai penghidrasi asetat anhidrat. Setelah asam salisilat tercampur sempurna maka larutan dipanaskan dengan menggunakan pemanas listrik, bertujuan untuk mempercepat kelarutan dari asam salisilat sehingga dapat bercampur dengan sempurna, hal ini dikarenakan proses pemanasan akan mempercepat gerak kinetik dari molekul- molekul yang ada dalam larutan sehingga laju reaksi akan semakin cepat dan reaksi berjalan cepat. Setelah dipanaskan, erlenmeyer didinginkan terlebih dahulu pada suhu kamar hingga dingin. Erlenmeyer tidak langsung diletakkan pada wadah berisi es batu dikarenakan perubahan suhu yang terlalu tajam dapat mengakibatkan erlenmeyer pecah. Ketika didinginkan dinding erlenmeyer digores-gores dengan menggunakan batang pengaduk bertujuan untuk mempercepat pembentukan kristal aspirin.
  • 26. SINTESIS METIL SALISILAT & ASPIRIN NURWINDA WIRADA RIFKY SALDI A. WAHID., S.Farm 15020160171 Setelah terbentuk kristal aspirin, pada erlenmeyer ditambahkan air sebanyak 75 ml hal ini bertujuan agar reaksi pembentukan kristal berjalan sempurna dan dimaksudkan untuk menghidrolisis kelebihan asam yang terdapat dikristal aspirin. Kemudian dilakukan penyaringan untuk mendapatkan kristal aspirin yang ada pada larutan. Setelah didapatkan kristal aspirin pada kertas saring, maka kristal tersebut di keringkan dengan diangin-anginkan. Setelah kering maka ditimbang massa aspirin yang telah disintesa. Sebaiknya sebelum campuran salisilat dan anhidrida asetat didinginkan terlebih dahulu. Jika pada saat pendinginan aspirin tidak terbentuk kristal maka tiga hal yang dapat dilakukan: yang pertama penurunan tekanan, dalam hal ini penurunan tekanan pada aspirin dapat dilakukan dengan penambahan suhu yaitu ditambahkan es agar suhu dalam penangas es meningkat sehingga tekanan pada aspirin turun maka dapat mempercepat rekristalisasi. Kedua dengan menggores dinding dalam erlenmeyer dengan batang pengaduk, agar terbentuk kristal yang banyak, karena untuk dapat berubah dari fase lain memerlukan suatu energi, maka penggoresan yang dilakukan dapat meningkatkan gaya dalam erlenmeyer, dan gaya yang terjadi merupakan suatu proses pelepasan energi sehingga pembentukan kristal lebih cepat terjadi, dan terakhir dengan penambahan aspirin murni, penambahan aspirin murni dapat membantu mempercepat terjadinya rekristalisasi. Dari hasil percobaan, maka didapatkan berat aspirin sebesar 4,04 g dan % rendamen aspirin adalah 1,032%. Adapun faktor kesalahan yaitu pada saat pencampuran bahan yang teliti dan pada saat proses penggoresan serta perendaman didalam air es.
  • 27. SINTESIS METIL SALISILAT & ASPIRIN NURWINDA WIRADA RIFKY SALDI A. WAHID., S.Farm 15020160171 BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari hasil praktikum ini, dapat disimpulkan bahwa persentase rendamen untuk metil salisilat yaitu 119,540 % sedangkan % rendamen dari suatu sintesis aspirin adalah 103,245%. 5.2 Saran Adapun saran dari praktikum ini adalah sebaiknya berhati- hati dalam praktikum dan penimbangan bahan yang dilakukan agar kesalahan dalam praktikum dapat dinimalisir.
  • 28. SINTESIS METIL SALISILAT & ASPIRIN NURWINDA WIRADA RIFKY SALDI A. WAHID., S.Farm 15020160171 DAFTAR PUSTAKA Anonim., 2018, Penuntun Kimia Organik Sintesis, UMI, Makassar. Cairns, D., 2008, Intisari Kimia Farmasi, EGC, Jakarta, h: (83). Firdaus., 2009, Intisari Kimia Farmasi, Erlangga: Jakarta, h: (325). Ditjen POM., 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Fessenden, J. R., & Fessenden S. J., 1981, Kimia Organik, Erlangga, Jakarta, h: (54). Horizon, 2011, Penuntun Praktikum Kimia Organik II, Universitas Jambi, Jawa Tengah, h: (203). Kristian, Rieko & Panji, Setya A., 2007, Asam Salisilat dari Phenol, h: (98). Supardani, 2006, Senyawa Obat, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, h: (105). Tjay. H. T., 2002, Obat- obat Penting, PT. Elex Medika Komputindo, Gramedia, Jakarta, h: (257).
  • 29. SINTESIS METIL SALISILAT & ASPIRIN NURWINDA WIRADA RIFKY SALDI A. WAHID., S.Farm 15020160171 LAMPIRAN A. SKEMA KERJA Metil Salisilat Asam salisilat 4 gram Metanol 16 mL H2SO4 3,5 mL+ Batu didih 2-3 biji Direfluks selama 2 jam Didinginkan Ditambahkan 25 mL air Di Corong pisah Ester kasar + NaHCO3 25 mL
  • 30. SINTESIS METIL SALISILAT & ASPIRIN NURWINDA WIRADA RIFKY SALDI A. WAHID., S.Farm 15020160171 Di Corong pisah Ditambahkan lagi air 15 mL Dipisahkan lapisan dan dipisahkan ester kedalam Erlenmeyer Dihitung Volume dan %rendamennya
  • 31. SINTESIS METIL SALISILAT & ASPIRIN NURWINDA WIRADA RIFKY SALDI A. WAHID., S.Farm 15020160171 Aspirin Ditimbang 3 gr asam salisilat Ditambahkan 7,5 ml Anhidrat Asetat Ditambahkan 3 tetes Asam Sulfat Pekat Dipanaskan 5-10 menit Didinginkan di suhu kamar 5 menit Didinginkan dalam tangas Es Gores dinding dengan batang pengaduk Tambahkan 75 ml air suling Biarkan sampai terbentuk kristal Disaring dengan kertas saring Aspirin (residunya) Ditimbang dan dihitung rendamennya.
  • 32. SINTESIS METIL SALISILAT & ASPIRIN NURWINDA WIRADA RIFKY SALDI A. WAHID., S.Farm 15020160171 LAMPIRAN A. Gambar B. Perhitungan 1. Penentuan Berat Teoritis “Mol Asam salisilat = Mol Metil Salisilat” gr BM = gr BM 4 138,12 = x 102,15 x = 4 x 102,15 138,12 x = 408,6 138,12 x = 2,958 gr 2. Penentuan Berat Praktikum “Bj x Volume” = 1,105 g/mL x 3,2 mL = 3,536 gr 3. Rumus Rendamen % Rendamen = Berat Praktikum Berat Teoritis x 100 % Volume metil salisilat kertas saring+aspirin Penambahan FeCl3
  • 33. SINTESIS METIL SALISILAT & ASPIRIN NURWINDA WIRADA RIFKY SALDI A. WAHID., S.Farm 15020160171 % Rendamen = 3,536 gr 2,958 gr x 100 % = 119,540 % 2. Perhitungan Aspirin Diketahui : Asamsalisilat : 3 gram Kertas saring kosong : 0,89 gram Kertas saring + aspirin: 4,93 gram 1. Penentuan Berat Teoritis “Mol Asam salisilat = Mol Aspirin” gr BM = gr BM 3 138,12 = x 180,16 x = 3 x 180,16 138,12 x = 540,48 138,12 x = 3,913 gr 2. Penentuan aspirin hasil praktikum Berat aspirin = (kertas saring + aspirin) – kertas saring kosong = 4,93 gram - 0,89 gram = 4,04 gram 3. Rumus Rendamen % Rendamen = Berat Praktikum Berat Teoritis x 100 % % Rendamen = 4,04 gr 3,913gr x 100 % = 103,245%