SlideShare a Scribd company logo
AMENORRHEA
DEFINISI
• Lack of menstruation
• Pasien yang berada di kriteria berikut perlu dievaluasi apakah mengalami amenore
atau tidak
• Belum mens di usia 13 tahun dan tidak ada tanda pertumbuhan seks sekunder
• Belum mens di usia 16 tahun tapi ada tanda pertumbuhan seks sekunder
• Pada wanita yang udah pernah mens sebelumnya, tapi belum mens sesuai dengan interval
yang sudah ada dalam kurun waktu 3x siklus mens yang terlewat atau 6 bulan
• Amenore dikategorikan menjadi:
• Primary amenore: untuk pasien yang belum pernah mens
• Secondary amenore: untuk pasien yang pernah mens
PRINSIP DASAR MENSTRUASI
• Menstruasi: harus terlihat adanya menstrual discharge yang
keluar dari vagina
• bisa terjadi apabila:
• Genital outflow tract harus intact dan saling terkoneksi
• Endometrium yang fungsional (bisa merespon thd hormon2 sex)
• Ovarium harus memiliki folikel yang bisa berfungsi
• Kelenjar pituitary bisa mensekresikan gonadotropin
• Hypothalamus bisa mensekresikan GnRH
• Sehingga amenore bisa diklasifikasikan menjadi 4 kategori:
• Gangguan di genital outflow dan uterus (Compartment I)
• Gangguan di ovarium (Compartment II)
• Gangguan di anterior pituitary (Compartment III)
• Gangguan di hypothalamus atau CNS (Compartment IV)
GANGGUAN DI GENITAL OUTFLOW TRACT
DAN UTERUS
• Genital Anatomi
• Abnormal
• Embriologi singkat: migrasi ke arah medial dan midline fusion dari mullerian atau
paramesonephric ducts untuk membentuk uterus, cervix, upper vagina
• Fusi vertikal dari saluran yang berkembang tersebut diiringi dengan invaginasi dari
urogenital sinus, akan membentuk lower vagina dan introitus
• Outflow tract abnormality akibat gagalnya mullerian duct untuk berkembang:
vaginal/mullerian agenesis
• Abnormalitas akibat kegagalan fusi vertikal akan menyebabkan terjadinya imperforate
hymen dan transverse vaginal septum atau cervical atresia
IMPERFORATE HYMEN
• Hymen terbentuk oleh invaginasi dari dinding posterior
urogenital sinus, dan biasanya akan ruptur secara spontan
saat periode perinatal
• Pasien dengan imperforate hymen biasanya juga
mengeluhkan adanya cyclic perineal, pelvic atau
abdominal pain
• akumulasi dari menstrual flow yang terhambat
(cryptomenore)
• Pasien juga mungkin mengeluhkan adanya urinary retention
karena kompresi dari urethra dan bladder akibat lower vagina
yang terdistensi
• Pemeriksaan genital menunjukkan adanya bulging, blue
perineal membrane
KOMPLIKASI
Komplikasi:
• Hematocolpos
• Endometriosis
• Hymeneal scarring dan narrowing setelah surgical insisi
TREATMENT:
• Menangani symptomps yang berkaitan dengan akumulasi menstrual fluid dan debris
• Surgery harus dilakukan secepat mungkin, karena apabila ditunda bisa memungkinkan
terjadinya infertilitas karena inflamasi dan endometriosis yang parah
• Surgical procedure: membuat simple cruciate insisi di hymen pada bagian dasar dari
hymeneal ring, dan excise bagian tengahnya untuk membiarkan aliran menstrual fluid
keluar
• Untuk mencegah kerusakan terhadap hymeneal ring (agar tetap virgin). Bisa dgn
melakukan sterile puncture di bagian tengah membrane dan dibesarkan +-0.5 cm
diameternya untuk memasukan 16F Foley Catheter. Setelah itu bisa diberikan
prophylactic antibiotik dan cream esterogen secara topical untuk membantu
reepitelisasi
• Normal
• Pemeriksaan fisik: menunjukkan
vagina paten dan cervix yang
visible, masih perlu
mempertimbangkan
kemungkinan adanya stenosis
cervix dan adhesi intrauterin,
atau kerusakan endometrium
karena infeksi atau surgical
trauma
GANGGUAN FUNGSI OVARIUM
• Apabila pada pemeriksaan genital tract dan uterus tidak ada tanda kelainan, lakukan
pemeriksaan pada ovarium
• Kelainan pada fungsi ovarium merupakan penyebab paling umum dari amenore
• Pengukuran paling jelas thd fungsi ovarium adalah dengan mengukur fungsi dari produksi
esterogen
• Pengecekan lain:
• Konsentrasi serum estradiol
• Rendah: ovarian failure atau hypothalamic amenore
• Bioassays of estrogen production
• Serum FSH
GANGGUAN FUNGSI PITUITARY
• Pemeriksaan FSH
• Imaging
GANGGUAN FUNGSI HIPOTHALAMUS
• Apabila dari hasil imaging tidak menunjukkan adanya kelainan pituitary,
pertimbangkan kemungkinan gangguan di hipothalamus
• Cek level dari GnRH
• Amenore akibat gangguan fungsi hipotalamus juga bisa disebabkan karena ekstrim
emotional stess, weight loss akut, malnutrisi kronis, atau physical exercise
berlebihan
PEMERIKSAAN
Medical History
• Menstrual history (untuk menentukan apakah primary atau secondary)
• Onset amenore (ditanyakan kepada yg kemungkinan mengalami 2ndary amenore)
• Cyclic pelvic/lower abdominal pain atau urinary complaints karena terhambatnya menstrual flow
• Pernah kuret/operasi uterus yang memungkinkan adanya kerusakan di reproductive tract
• Vaginal dryness, hot flushesh: penyebab karena gangguan di ovarium
• Sakit kepala, kejang, muntah, behaviour changes: bisa memungkinkan penyebab karena gangguan di
CNS
• Tanyakan juga mengenai obat2an yang memungkinkan terjadinya gangguan dalam menstruasi (gnrh
agonist, pil kontrasepsi, obat yang mengganggu CNS)
• Untuk menetukan derajat keparahan: tanyakan past medical history, general health, lifestyle
Pemeriksaan Fisik
• Periksa BMI
• Cek short stature & sexual infantilism: menandai adanya gangguan gonad
• Berat badan yang rendah: menandai adanya amenore hypotalamic (i.e eating
disorder)
• Tanda2 gangguan tiroid
• Acanthosis nigricans (tanda kehitaman di leher, ketiak, payudara): memungkinkan
adanya resistensi insulin
• Pemeriksaan payudara
• Pemeriksaan abdomen
• Pemeriksaan external genitalia dan lower genital tract (kunci utama)
• Cek rambut pubis (mengetahui bagaimana exposure thd androgen)
• Cek hymennya
• Cek vagina dan cervix apabila paten bisa mengexclude dd mullerian/vaginal
agenesis/kelainan obsctructive spt imperforate hymen
• Apabila ditemukan adanya absent/infantile vaginal orifice, lakukan pemeriksaan rectal
untuk mendeteksi apakah ada hematocolpos
DYSMENORHEA
• Def: rasa sakit pada menstruasi
• Dibagi menjadi: Primer & Sekunder
• Primer: rasa sakit pada menstruasi berhubungann dengan dikeluarkannya
Prostaglandin di ovulatory cycles, bukan karna pelvic disease
• - ±50% wanita mengalami dysmenorrhea, 10% sangat merasa kesakitan (sampai
tidak berdaya) 1-3 hari tinggi tingkat sakitnya.
• Primary dysmenorrhea dimulai bersamaan timbulnya siklus ovulasi, sekitar usia 15
atau 16 tahun dengan prevalensi tertinggi selama masa remaja.
• Secondary dysmenorrhea terkait dengan pelvic pathology (i.e., ovarian cysts,
endometriosis) yang munculnya pada tahun-tahun reproduksi selanjutnya , dan
bisa muncul kapan saja dalam siklus menstruasi.
PATHOPHYSIOLOGY :
• Primary dysmenorrhea disebabkan oleh produksi prostaglandin endometrium yang
berlebihan.
• Saat mengalami dysmenorrhea, dirilis PGF2α 10x lebih banyak dari yg tidak sakit
menstruasinya.
• PGF2α dan PGE2α menyebabkan hiperkontraktilitas uterus, menurunnya aliran
darah ke uterus, meningkatnya hipersensitivitas syaraf  menghasilkan rasa sakit
• PG dirilis utamanya 48 jam pertama menstruasi (paling terasa sakitnya)
PATHOPHYSIOLOGY :
• Secondary dysmenorrhea disebabkan oleh gangguan seperti endometriosis (paling
sering), endometritis (infeksi), pelvic inflammatory disease, obstructive uterine or
vaginal anomalies, uterine fibroids, polyps, tumors, ovarian cysts, pelvic congestion
syndrome, or nonhormonal intrauterine devices (IUDs)
•
CLINICAL MANIFESTATION
• CC: nyeri panggul berhubungan dengan mulainya menstruasi.
• Nyerinya menyebar ke groin dan bisa disertai dengan nyeri punggung, anoreksia,
muntah, diare, syncope, nyeri kepala.
• Gejala terakhir disebabkan oleh prostaglandin dan metabolit prostaglandin masuk
ke sirkulasi sistemik. Biasanya gejala yang terkait dengan primary dysmenorrhea
dimulai sesaat sebelum timbulnya menstruasi dan bertahan untuk 1 - 3 hari
pertama menstruasi.
EVALUATION AND TREATMENT
• Primary dan secondary dysmenorrhea dapat dibedakan dengan anamnesis
menyeluruh dan pemeriksaan pelvic.
• NSAID : pilihan utama untuk menurunkan aktivitas COX (PG) dan paling efektif
dimulai saat awal gejala/awal menstruasi.
• Penggunakan kontrasepsi bisa mengurasi dysmenorrhea dengan hormonal
contraceptives yg menghentikan ovulasi dan bisa menyebabkan endometrium atrofi
 menurunkan sintesis PG & kontraktilitas myometrial.
• Non farmako: Olahraga yg teratur & penurunan tingkat stress dapat mencegah
dysmenorrhea, local application of heat; acupuncture, high-frequency
transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS); supplements, such as thiamine
and vitamin E; and Chinese herbal treatment
•
Amenorrhea, imperforate hymen, and dysmenorrhea

More Related Content

What's hot

Portofolio perdarahan uterus disfungsional
Portofolio perdarahan uterus disfungsionalPortofolio perdarahan uterus disfungsional
Portofolio perdarahan uterus disfungsional
Aditya Prabawa
 
Amenorhea
Amenorhea Amenorhea
Amenorhea
Ayie Nafeeza
 
Kehamilan Ektopik
Kehamilan EktopikKehamilan Ektopik
Kehamilan Ektopik
Elyas Andi
 
amenore
amenoreamenore
amenore
Arif Al-Amin
 
Menopause new
Menopause newMenopause new
Menopause new
astiandriyani
 
PERDARAHAN MELALUI VAGINA
PERDARAHAN MELALUI VAGINAPERDARAHAN MELALUI VAGINA
PERDARAHAN MELALUI VAGINA
Muhammad Nasrullah
 
Kehamilan ektopik
Kehamilan ektopikKehamilan ektopik
Kehamilan ektopik
fikri asyura
 
Gangguan haid dan siklusnya
Gangguan haid dan siklusnyaGangguan haid dan siklusnya
Gangguan haid dan siklusnyakenggi
 
Fetal distress dan asfiksia neonatorum
Fetal distress dan asfiksia neonatorumFetal distress dan asfiksia neonatorum
Fetal distress dan asfiksia neonatorum
Fadel Muhammad Garishah
 
Pertumbuhan janin terhambat
Pertumbuhan janin terhambatPertumbuhan janin terhambat
Pertumbuhan janin terhambat
Detection AMSA 2012
 
Ca Endometrium Ilmiah Pagi
Ca Endometrium Ilmiah PagiCa Endometrium Ilmiah Pagi
Ca Endometrium Ilmiah Pagi
RobbyWidodo2
 
Kehamilan ektopik terganggu power point mahdiah(1)
Kehamilan ektopik terganggu power point mahdiah(1)Kehamilan ektopik terganggu power point mahdiah(1)
Kehamilan ektopik terganggu power point mahdiah(1)Muh Al Imran Abidin
 
komplikasi dlm kehamilan
komplikasi dlm kehamilankomplikasi dlm kehamilan
komplikasi dlm kehamilan
dauliyasyafitri
 
Menopause ppt
Menopause pptMenopause ppt
Menopause ppt
Febri Andriani
 
PLASENTA TERSEKAT (RETAINED PLACENTA)
PLASENTA TERSEKAT (RETAINED PLACENTA)PLASENTA TERSEKAT (RETAINED PLACENTA)
PLASENTA TERSEKAT (RETAINED PLACENTA)
Muhammad Nasrullah
 
8. penyakit serta kelainan plasenta
8. penyakit serta kelainan plasenta8. penyakit serta kelainan plasenta
8. penyakit serta kelainan plasenta
fikri asyura
 
Disorder of Amniotic Fluid Volume
Disorder of Amniotic Fluid VolumeDisorder of Amniotic Fluid Volume
Disorder of Amniotic Fluid Volume
Mitra Alparisa
 
Investigasi sub fertil
Investigasi sub fertilInvestigasi sub fertil
Investigasi sub fertil
lenysuardi1
 
Gangguan haid
Gangguan haidGangguan haid
Gangguan haid
astiandriyani
 

What's hot (20)

Portofolio perdarahan uterus disfungsional
Portofolio perdarahan uterus disfungsionalPortofolio perdarahan uterus disfungsional
Portofolio perdarahan uterus disfungsional
 
Amenorhea
Amenorhea Amenorhea
Amenorhea
 
Kehamilan Ektopik
Kehamilan EktopikKehamilan Ektopik
Kehamilan Ektopik
 
amenore
amenoreamenore
amenore
 
2. gangguan haid
2. gangguan haid2. gangguan haid
2. gangguan haid
 
Menopause new
Menopause newMenopause new
Menopause new
 
PERDARAHAN MELALUI VAGINA
PERDARAHAN MELALUI VAGINAPERDARAHAN MELALUI VAGINA
PERDARAHAN MELALUI VAGINA
 
Kehamilan ektopik
Kehamilan ektopikKehamilan ektopik
Kehamilan ektopik
 
Gangguan haid dan siklusnya
Gangguan haid dan siklusnyaGangguan haid dan siklusnya
Gangguan haid dan siklusnya
 
Fetal distress dan asfiksia neonatorum
Fetal distress dan asfiksia neonatorumFetal distress dan asfiksia neonatorum
Fetal distress dan asfiksia neonatorum
 
Pertumbuhan janin terhambat
Pertumbuhan janin terhambatPertumbuhan janin terhambat
Pertumbuhan janin terhambat
 
Ca Endometrium Ilmiah Pagi
Ca Endometrium Ilmiah PagiCa Endometrium Ilmiah Pagi
Ca Endometrium Ilmiah Pagi
 
Kehamilan ektopik terganggu power point mahdiah(1)
Kehamilan ektopik terganggu power point mahdiah(1)Kehamilan ektopik terganggu power point mahdiah(1)
Kehamilan ektopik terganggu power point mahdiah(1)
 
komplikasi dlm kehamilan
komplikasi dlm kehamilankomplikasi dlm kehamilan
komplikasi dlm kehamilan
 
Menopause ppt
Menopause pptMenopause ppt
Menopause ppt
 
PLASENTA TERSEKAT (RETAINED PLACENTA)
PLASENTA TERSEKAT (RETAINED PLACENTA)PLASENTA TERSEKAT (RETAINED PLACENTA)
PLASENTA TERSEKAT (RETAINED PLACENTA)
 
8. penyakit serta kelainan plasenta
8. penyakit serta kelainan plasenta8. penyakit serta kelainan plasenta
8. penyakit serta kelainan plasenta
 
Disorder of Amniotic Fluid Volume
Disorder of Amniotic Fluid VolumeDisorder of Amniotic Fluid Volume
Disorder of Amniotic Fluid Volume
 
Investigasi sub fertil
Investigasi sub fertilInvestigasi sub fertil
Investigasi sub fertil
 
Gangguan haid
Gangguan haidGangguan haid
Gangguan haid
 

Similar to Amenorrhea, imperforate hymen, and dysmenorrhea

Gangguan menstruasi dan perdarahan
Gangguan menstruasi dan perdarahanGangguan menstruasi dan perdarahan
Gangguan menstruasi dan perdarahan
Asih Astuti
 
gangguan haid dan jenis jenis nya serta tataklaksana
gangguan haid dan jenis jenis nya serta tataklaksanagangguan haid dan jenis jenis nya serta tataklaksana
gangguan haid dan jenis jenis nya serta tataklaksana
ShindyKhairita
 
INFERTILITAS.pptx
INFERTILITAS.pptxINFERTILITAS.pptx
INFERTILITAS.pptx
Yulitalt
 
askep mioma uteri
askep mioma uteriaskep mioma uteri
askep mioma uteri
rikiab
 
Askep Kelainan Pada Masa Nifas.ppt
Askep Kelainan Pada Masa Nifas.pptAskep Kelainan Pada Masa Nifas.ppt
Askep Kelainan Pada Masa Nifas.ppt
IntunIntun1
 
Askep isk fitri fix
Askep isk fitri fixAskep isk fitri fix
Askep isk fitri fixFirtie Cielo
 
FISIOLOGI DAN GANGGUAN SIKLUS MENSTRUASI.ppt
FISIOLOGI DAN GANGGUAN SIKLUS MENSTRUASI.pptFISIOLOGI DAN GANGGUAN SIKLUS MENSTRUASI.ppt
FISIOLOGI DAN GANGGUAN SIKLUS MENSTRUASI.ppt
indahlestari554589
 
DISMENORE PPT.pptx
DISMENORE PPT.pptxDISMENORE PPT.pptx
DISMENORE PPT.pptx
kistiarita
 
PPT abortus.ppt
PPT abortus.pptPPT abortus.ppt
PPT abortus.ppt
RisaRisa22
 
Abortus.pptx
Abortus.pptxAbortus.pptx
Abortus.pptx
Rizky113654
 
PPT MATERNITAS KEL 1 B.pptx
PPT MATERNITAS KEL 1 B.pptxPPT MATERNITAS KEL 1 B.pptx
PPT MATERNITAS KEL 1 B.pptx
RiandiAkbar1
 
hemorragic-post-partum-ppt.pptx
hemorragic-post-partum-ppt.pptxhemorragic-post-partum-ppt.pptx
hemorragic-post-partum-ppt.pptx
IGDKSP
 
Gizi & menarche AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Gizi & menarche AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Gizi & menarche AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Gizi & menarche AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
KELOMPOK 5_INFERTILITAS.pptx
KELOMPOK 5_INFERTILITAS.pptxKELOMPOK 5_INFERTILITAS.pptx
KELOMPOK 5_INFERTILITAS.pptx
igaditaadindaputri
 
Kesehatan reproduksi dan_masalah_ginekologi
Kesehatan reproduksi dan_masalah_ginekologiKesehatan reproduksi dan_masalah_ginekologi
Kesehatan reproduksi dan_masalah_ginekologi
Rendy Reventon
 
kesehatan reproduksi dan masalah ginekologi.ppt
kesehatan reproduksi  dan masalah ginekologi.pptkesehatan reproduksi  dan masalah ginekologi.ppt
kesehatan reproduksi dan masalah ginekologi.ppt
daftardaftar1
 
MENETAPKAN DIAGNOSA KEHAMILAN DENGAN TEPAT
MENETAPKAN DIAGNOSA KEHAMILAN DENGAN TEPATMENETAPKAN DIAGNOSA KEHAMILAN DENGAN TEPAT
MENETAPKAN DIAGNOSA KEHAMILAN DENGAN TEPAT
Ratna Imas Indriyani (Ratna Fadhilah Al-mumtazah)
 
Jenis dan penyebab penyakit pada alat reproduksi pada wanita
Jenis dan penyebab penyakit pada alat reproduksi pada wanitaJenis dan penyebab penyakit pada alat reproduksi pada wanita
Jenis dan penyebab penyakit pada alat reproduksi pada wanitarayiputri
 
PERDARAHAN KEHAMILAN MUDA.pptx
PERDARAHAN KEHAMILAN MUDA.pptxPERDARAHAN KEHAMILAN MUDA.pptx
PERDARAHAN KEHAMILAN MUDA.pptx
RitaZega
 

Similar to Amenorrhea, imperforate hymen, and dysmenorrhea (20)

Gangguan menstruasi dan perdarahan
Gangguan menstruasi dan perdarahanGangguan menstruasi dan perdarahan
Gangguan menstruasi dan perdarahan
 
gangguan haid dan jenis jenis nya serta tataklaksana
gangguan haid dan jenis jenis nya serta tataklaksanagangguan haid dan jenis jenis nya serta tataklaksana
gangguan haid dan jenis jenis nya serta tataklaksana
 
Apakah perdarahan vagina normal
Apakah perdarahan vagina normalApakah perdarahan vagina normal
Apakah perdarahan vagina normal
 
INFERTILITAS.pptx
INFERTILITAS.pptxINFERTILITAS.pptx
INFERTILITAS.pptx
 
askep mioma uteri
askep mioma uteriaskep mioma uteri
askep mioma uteri
 
Askep Kelainan Pada Masa Nifas.ppt
Askep Kelainan Pada Masa Nifas.pptAskep Kelainan Pada Masa Nifas.ppt
Askep Kelainan Pada Masa Nifas.ppt
 
Askep isk fitri fix
Askep isk fitri fixAskep isk fitri fix
Askep isk fitri fix
 
FISIOLOGI DAN GANGGUAN SIKLUS MENSTRUASI.ppt
FISIOLOGI DAN GANGGUAN SIKLUS MENSTRUASI.pptFISIOLOGI DAN GANGGUAN SIKLUS MENSTRUASI.ppt
FISIOLOGI DAN GANGGUAN SIKLUS MENSTRUASI.ppt
 
DISMENORE PPT.pptx
DISMENORE PPT.pptxDISMENORE PPT.pptx
DISMENORE PPT.pptx
 
PPT abortus.ppt
PPT abortus.pptPPT abortus.ppt
PPT abortus.ppt
 
Abortus.pptx
Abortus.pptxAbortus.pptx
Abortus.pptx
 
PPT MATERNITAS KEL 1 B.pptx
PPT MATERNITAS KEL 1 B.pptxPPT MATERNITAS KEL 1 B.pptx
PPT MATERNITAS KEL 1 B.pptx
 
hemorragic-post-partum-ppt.pptx
hemorragic-post-partum-ppt.pptxhemorragic-post-partum-ppt.pptx
hemorragic-post-partum-ppt.pptx
 
Gizi & menarche AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Gizi & menarche AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Gizi & menarche AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Gizi & menarche AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
 
KELOMPOK 5_INFERTILITAS.pptx
KELOMPOK 5_INFERTILITAS.pptxKELOMPOK 5_INFERTILITAS.pptx
KELOMPOK 5_INFERTILITAS.pptx
 
Kesehatan reproduksi dan_masalah_ginekologi
Kesehatan reproduksi dan_masalah_ginekologiKesehatan reproduksi dan_masalah_ginekologi
Kesehatan reproduksi dan_masalah_ginekologi
 
kesehatan reproduksi dan masalah ginekologi.ppt
kesehatan reproduksi  dan masalah ginekologi.pptkesehatan reproduksi  dan masalah ginekologi.ppt
kesehatan reproduksi dan masalah ginekologi.ppt
 
MENETAPKAN DIAGNOSA KEHAMILAN DENGAN TEPAT
MENETAPKAN DIAGNOSA KEHAMILAN DENGAN TEPATMENETAPKAN DIAGNOSA KEHAMILAN DENGAN TEPAT
MENETAPKAN DIAGNOSA KEHAMILAN DENGAN TEPAT
 
Jenis dan penyebab penyakit pada alat reproduksi pada wanita
Jenis dan penyebab penyakit pada alat reproduksi pada wanitaJenis dan penyebab penyakit pada alat reproduksi pada wanita
Jenis dan penyebab penyakit pada alat reproduksi pada wanita
 
PERDARAHAN KEHAMILAN MUDA.pptx
PERDARAHAN KEHAMILAN MUDA.pptxPERDARAHAN KEHAMILAN MUDA.pptx
PERDARAHAN KEHAMILAN MUDA.pptx
 

More from Mitra Alparisa

Embryogenesis
EmbryogenesisEmbryogenesis
Embryogenesis
Mitra Alparisa
 
Phamacological property of Drug in Pre Eclampsia
Phamacological property of Drug in Pre EclampsiaPhamacological property of Drug in Pre Eclampsia
Phamacological property of Drug in Pre Eclampsia
Mitra Alparisa
 
Laboratory examination for jaundiced infant
Laboratory examination for jaundiced infantLaboratory examination for jaundiced infant
Laboratory examination for jaundiced infant
Mitra Alparisa
 
Ovarian Cyst
Ovarian CystOvarian Cyst
Ovarian Cyst
Mitra Alparisa
 
Anatomy & Development of Placenta
Anatomy & Development of PlacentaAnatomy & Development of Placenta
Anatomy & Development of Placenta
Mitra Alparisa
 
Sonography examination
Sonography examinationSonography examination
Sonography examination
Mitra Alparisa
 

More from Mitra Alparisa (6)

Embryogenesis
EmbryogenesisEmbryogenesis
Embryogenesis
 
Phamacological property of Drug in Pre Eclampsia
Phamacological property of Drug in Pre EclampsiaPhamacological property of Drug in Pre Eclampsia
Phamacological property of Drug in Pre Eclampsia
 
Laboratory examination for jaundiced infant
Laboratory examination for jaundiced infantLaboratory examination for jaundiced infant
Laboratory examination for jaundiced infant
 
Ovarian Cyst
Ovarian CystOvarian Cyst
Ovarian Cyst
 
Anatomy & Development of Placenta
Anatomy & Development of PlacentaAnatomy & Development of Placenta
Anatomy & Development of Placenta
 
Sonography examination
Sonography examinationSonography examination
Sonography examination
 

Recently uploaded

pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
adwinhadipurnadi
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
MuhammadAuliaKurniaw1
 
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
MuhammadAlFarizi88
 
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptxAspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
PutriHanny4
 
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.pptBahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
UmmyKhairussyifa1
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
hadijaul
 
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternakPowerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
adevindhamebrina
 
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
kirateraofficial
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
helixyap92
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
BayuEkaKurniawan1
 
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.pptPelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
andiaswindahlan1
 
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptxsudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
muhammadrezkizanuars
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
andiulfahmagefirahra1
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
EmohAsJohn
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
MuhammadAuliaKurniaw1
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
LyanNurse1
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
Jumainmain1
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
Datalablokakalianda
 
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
fitrianakartikasari5
 

Recently uploaded (19)

pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
 
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
 
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptxAspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
 
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.pptBahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
 
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternakPowerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
 
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
 
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.pptPelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
 
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptxsudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
 
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
 

Amenorrhea, imperforate hymen, and dysmenorrhea

  • 2. DEFINISI • Lack of menstruation • Pasien yang berada di kriteria berikut perlu dievaluasi apakah mengalami amenore atau tidak • Belum mens di usia 13 tahun dan tidak ada tanda pertumbuhan seks sekunder • Belum mens di usia 16 tahun tapi ada tanda pertumbuhan seks sekunder • Pada wanita yang udah pernah mens sebelumnya, tapi belum mens sesuai dengan interval yang sudah ada dalam kurun waktu 3x siklus mens yang terlewat atau 6 bulan
  • 3. • Amenore dikategorikan menjadi: • Primary amenore: untuk pasien yang belum pernah mens • Secondary amenore: untuk pasien yang pernah mens
  • 4. PRINSIP DASAR MENSTRUASI • Menstruasi: harus terlihat adanya menstrual discharge yang keluar dari vagina • bisa terjadi apabila: • Genital outflow tract harus intact dan saling terkoneksi • Endometrium yang fungsional (bisa merespon thd hormon2 sex) • Ovarium harus memiliki folikel yang bisa berfungsi • Kelenjar pituitary bisa mensekresikan gonadotropin • Hypothalamus bisa mensekresikan GnRH
  • 5. • Sehingga amenore bisa diklasifikasikan menjadi 4 kategori: • Gangguan di genital outflow dan uterus (Compartment I) • Gangguan di ovarium (Compartment II) • Gangguan di anterior pituitary (Compartment III) • Gangguan di hypothalamus atau CNS (Compartment IV)
  • 6.
  • 7. GANGGUAN DI GENITAL OUTFLOW TRACT DAN UTERUS • Genital Anatomi • Abnormal • Embriologi singkat: migrasi ke arah medial dan midline fusion dari mullerian atau paramesonephric ducts untuk membentuk uterus, cervix, upper vagina • Fusi vertikal dari saluran yang berkembang tersebut diiringi dengan invaginasi dari urogenital sinus, akan membentuk lower vagina dan introitus • Outflow tract abnormality akibat gagalnya mullerian duct untuk berkembang: vaginal/mullerian agenesis • Abnormalitas akibat kegagalan fusi vertikal akan menyebabkan terjadinya imperforate hymen dan transverse vaginal septum atau cervical atresia
  • 8. IMPERFORATE HYMEN • Hymen terbentuk oleh invaginasi dari dinding posterior urogenital sinus, dan biasanya akan ruptur secara spontan saat periode perinatal • Pasien dengan imperforate hymen biasanya juga mengeluhkan adanya cyclic perineal, pelvic atau abdominal pain • akumulasi dari menstrual flow yang terhambat (cryptomenore) • Pasien juga mungkin mengeluhkan adanya urinary retention karena kompresi dari urethra dan bladder akibat lower vagina yang terdistensi • Pemeriksaan genital menunjukkan adanya bulging, blue perineal membrane
  • 9. KOMPLIKASI Komplikasi: • Hematocolpos • Endometriosis • Hymeneal scarring dan narrowing setelah surgical insisi
  • 10. TREATMENT: • Menangani symptomps yang berkaitan dengan akumulasi menstrual fluid dan debris • Surgery harus dilakukan secepat mungkin, karena apabila ditunda bisa memungkinkan terjadinya infertilitas karena inflamasi dan endometriosis yang parah • Surgical procedure: membuat simple cruciate insisi di hymen pada bagian dasar dari hymeneal ring, dan excise bagian tengahnya untuk membiarkan aliran menstrual fluid keluar • Untuk mencegah kerusakan terhadap hymeneal ring (agar tetap virgin). Bisa dgn melakukan sterile puncture di bagian tengah membrane dan dibesarkan +-0.5 cm diameternya untuk memasukan 16F Foley Catheter. Setelah itu bisa diberikan prophylactic antibiotik dan cream esterogen secara topical untuk membantu reepitelisasi
  • 11. • Normal • Pemeriksaan fisik: menunjukkan vagina paten dan cervix yang visible, masih perlu mempertimbangkan kemungkinan adanya stenosis cervix dan adhesi intrauterin, atau kerusakan endometrium karena infeksi atau surgical trauma
  • 12.
  • 13. GANGGUAN FUNGSI OVARIUM • Apabila pada pemeriksaan genital tract dan uterus tidak ada tanda kelainan, lakukan pemeriksaan pada ovarium • Kelainan pada fungsi ovarium merupakan penyebab paling umum dari amenore • Pengukuran paling jelas thd fungsi ovarium adalah dengan mengukur fungsi dari produksi esterogen • Pengecekan lain: • Konsentrasi serum estradiol • Rendah: ovarian failure atau hypothalamic amenore • Bioassays of estrogen production • Serum FSH
  • 14. GANGGUAN FUNGSI PITUITARY • Pemeriksaan FSH • Imaging
  • 15. GANGGUAN FUNGSI HIPOTHALAMUS • Apabila dari hasil imaging tidak menunjukkan adanya kelainan pituitary, pertimbangkan kemungkinan gangguan di hipothalamus • Cek level dari GnRH • Amenore akibat gangguan fungsi hipotalamus juga bisa disebabkan karena ekstrim emotional stess, weight loss akut, malnutrisi kronis, atau physical exercise berlebihan
  • 16. PEMERIKSAAN Medical History • Menstrual history (untuk menentukan apakah primary atau secondary) • Onset amenore (ditanyakan kepada yg kemungkinan mengalami 2ndary amenore) • Cyclic pelvic/lower abdominal pain atau urinary complaints karena terhambatnya menstrual flow • Pernah kuret/operasi uterus yang memungkinkan adanya kerusakan di reproductive tract • Vaginal dryness, hot flushesh: penyebab karena gangguan di ovarium • Sakit kepala, kejang, muntah, behaviour changes: bisa memungkinkan penyebab karena gangguan di CNS • Tanyakan juga mengenai obat2an yang memungkinkan terjadinya gangguan dalam menstruasi (gnrh agonist, pil kontrasepsi, obat yang mengganggu CNS) • Untuk menetukan derajat keparahan: tanyakan past medical history, general health, lifestyle
  • 17. Pemeriksaan Fisik • Periksa BMI • Cek short stature & sexual infantilism: menandai adanya gangguan gonad • Berat badan yang rendah: menandai adanya amenore hypotalamic (i.e eating disorder) • Tanda2 gangguan tiroid • Acanthosis nigricans (tanda kehitaman di leher, ketiak, payudara): memungkinkan adanya resistensi insulin • Pemeriksaan payudara • Pemeriksaan abdomen
  • 18. • Pemeriksaan external genitalia dan lower genital tract (kunci utama) • Cek rambut pubis (mengetahui bagaimana exposure thd androgen) • Cek hymennya • Cek vagina dan cervix apabila paten bisa mengexclude dd mullerian/vaginal agenesis/kelainan obsctructive spt imperforate hymen • Apabila ditemukan adanya absent/infantile vaginal orifice, lakukan pemeriksaan rectal untuk mendeteksi apakah ada hematocolpos
  • 19. DYSMENORHEA • Def: rasa sakit pada menstruasi • Dibagi menjadi: Primer & Sekunder • Primer: rasa sakit pada menstruasi berhubungann dengan dikeluarkannya Prostaglandin di ovulatory cycles, bukan karna pelvic disease • - ±50% wanita mengalami dysmenorrhea, 10% sangat merasa kesakitan (sampai tidak berdaya) 1-3 hari tinggi tingkat sakitnya. • Primary dysmenorrhea dimulai bersamaan timbulnya siklus ovulasi, sekitar usia 15 atau 16 tahun dengan prevalensi tertinggi selama masa remaja.
  • 20. • Secondary dysmenorrhea terkait dengan pelvic pathology (i.e., ovarian cysts, endometriosis) yang munculnya pada tahun-tahun reproduksi selanjutnya , dan bisa muncul kapan saja dalam siklus menstruasi.
  • 21. PATHOPHYSIOLOGY : • Primary dysmenorrhea disebabkan oleh produksi prostaglandin endometrium yang berlebihan. • Saat mengalami dysmenorrhea, dirilis PGF2α 10x lebih banyak dari yg tidak sakit menstruasinya. • PGF2α dan PGE2α menyebabkan hiperkontraktilitas uterus, menurunnya aliran darah ke uterus, meningkatnya hipersensitivitas syaraf  menghasilkan rasa sakit • PG dirilis utamanya 48 jam pertama menstruasi (paling terasa sakitnya)
  • 22. PATHOPHYSIOLOGY : • Secondary dysmenorrhea disebabkan oleh gangguan seperti endometriosis (paling sering), endometritis (infeksi), pelvic inflammatory disease, obstructive uterine or vaginal anomalies, uterine fibroids, polyps, tumors, ovarian cysts, pelvic congestion syndrome, or nonhormonal intrauterine devices (IUDs) •
  • 23. CLINICAL MANIFESTATION • CC: nyeri panggul berhubungan dengan mulainya menstruasi. • Nyerinya menyebar ke groin dan bisa disertai dengan nyeri punggung, anoreksia, muntah, diare, syncope, nyeri kepala. • Gejala terakhir disebabkan oleh prostaglandin dan metabolit prostaglandin masuk ke sirkulasi sistemik. Biasanya gejala yang terkait dengan primary dysmenorrhea dimulai sesaat sebelum timbulnya menstruasi dan bertahan untuk 1 - 3 hari pertama menstruasi.
  • 24. EVALUATION AND TREATMENT • Primary dan secondary dysmenorrhea dapat dibedakan dengan anamnesis menyeluruh dan pemeriksaan pelvic. • NSAID : pilihan utama untuk menurunkan aktivitas COX (PG) dan paling efektif dimulai saat awal gejala/awal menstruasi. • Penggunakan kontrasepsi bisa mengurasi dysmenorrhea dengan hormonal contraceptives yg menghentikan ovulasi dan bisa menyebabkan endometrium atrofi  menurunkan sintesis PG & kontraktilitas myometrial.
  • 25. • Non farmako: Olahraga yg teratur & penurunan tingkat stress dapat mencegah dysmenorrhea, local application of heat; acupuncture, high-frequency transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS); supplements, such as thiamine and vitamin E; and Chinese herbal treatment •