Dokumen tersebut membahas tentang infertilitas yang mencakup definisi, klasifikasi, etiologi, faktor risiko, diagnosa, pemeriksaan, dan penatalaksanaan infertilitas. Infertilitas adalah kesulitan dalam memiliki keturunan yang dapat dialami baik wanita maupun pria.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan kebidanan pada pra konsepsi yang mencakup konsep fertilitas dan infertilitas, diagnosa infertilitas, dan faktor-faktor yang dapat menyebabkan infertilitas baik pada pria maupun wanita.
Dokumen tersebut membahas tentang abortus, termasuk pengertian, etiologi, mekanisme, dan klasifikasi abortus. Beberapa penyebab abortus dijelaskan seperti faktor janin, ibu, infeksi, hormonal, dan anatomi. Ada juga pembahasan tentang mekanisme awal terjadinya abortus dan klasifikasinya menjadi abortus spontan dan tidak spontan.
Dokumen tersebut membahas tentang infertilitas, termasuk definisi, etiologi, faktor-faktor yang sering ditemukan, penatalaksanaan, pencegahan, patofisiologi, dan peran bidan komunitas terhadap tingkat kesuburan. Dokumen ini menjelaskan bahwa infertilitas adalah ketidakmampuan pasangan untuk hamil setelah satu tahun hubungan seksual tanpa kontrasepsi, dan dapat disebabkan oleh faktor suami atau istri
Pertemuan 3. Masalah Gangguan Kesehatan Reproduksi Wanita.pdfEka Safitri
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang infertilitas dan gangguan reproduksi pada wanita, termasuk penyebab, gejala, jenis gangguan menstruasi, dan penatalaksanaannya. Dokumen tersebut juga membahas mengenai pubertas prekoks dan pubertas yang terlambat pada anak.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan kebidanan pada pra konsepsi yang mencakup konsep fertilitas dan infertilitas, diagnosa infertilitas, dan faktor-faktor yang dapat menyebabkan infertilitas baik pada pria maupun wanita.
Dokumen tersebut membahas tentang abortus, termasuk pengertian, etiologi, mekanisme, dan klasifikasi abortus. Beberapa penyebab abortus dijelaskan seperti faktor janin, ibu, infeksi, hormonal, dan anatomi. Ada juga pembahasan tentang mekanisme awal terjadinya abortus dan klasifikasinya menjadi abortus spontan dan tidak spontan.
Dokumen tersebut membahas tentang infertilitas, termasuk definisi, etiologi, faktor-faktor yang sering ditemukan, penatalaksanaan, pencegahan, patofisiologi, dan peran bidan komunitas terhadap tingkat kesuburan. Dokumen ini menjelaskan bahwa infertilitas adalah ketidakmampuan pasangan untuk hamil setelah satu tahun hubungan seksual tanpa kontrasepsi, dan dapat disebabkan oleh faktor suami atau istri
Pertemuan 3. Masalah Gangguan Kesehatan Reproduksi Wanita.pdfEka Safitri
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang infertilitas dan gangguan reproduksi pada wanita, termasuk penyebab, gejala, jenis gangguan menstruasi, dan penatalaksanaannya. Dokumen tersebut juga membahas mengenai pubertas prekoks dan pubertas yang terlambat pada anak.
Laporan kasus ini membahas abortus inkomplit. Faktor risiko abortus termasuk usia ibu, riwayat abortus, dan gaya hidup. Penyebabnya meliputi faktor genetik, anatomi, hormonal, infeksi, imunologi, trauma, dan nutrisi. Gejalanya adalah sakit perut dan perdarahan. Diagnosa didasarkan pada riwayat medis dan pemeriksaan fisik. Pengobatannya meliputi evakuasi jaringan sisa dan manajemen komplikasi se
Fertilisasi adalah proses peleburan antara sel telur dan spermatozoa untuk membentuk zigot. Proses ini terjadi di saluran telur dan menghasilkan individu baru dengan karakteristik genetik dari orang tua. Infertilitas adalah ketidakmampuan pasangan untuk mendapatkan kehamilan setelah melakukan hubungan seksual tanpa kontrasepsi selama satu tahun.
Dokumen tersebut membahas mengenai beberapa topik terkait kehamilan, yaitu: 1) persalinan prematur dan tanda-tandanya, 2) pertumbuhan janin terhambat dan penyebabnya, 3) kematian janin dalam rahim dan diagnosisnya.
Hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas ...Septian Muna Barakati
Dokumen tersebut membahas tentang latar belakang infertilitas dan tingkat depresi pada wanita infertil. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa infertilitas adalah ketidakmampuan untuk hamil setelah satu tahun berhubungan seks tanpa kontrasepsi, dan infertilitas dapat menyebabkan dampak psikologis seperti depresi pada wanita. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan antara infertilitas dan tingkat
Dokumen tersebut membahas tentang infertilitas, yang didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk hamil setelah 12 bulan hubungan seksual yang sering. Dokumen tersebut menjelaskan penyebab utama infertilitas yaitu faktor wanita seperti gangguan ovarium dan tuba falopi, faktor pria seperti kualitas sperma, serta faktor yang tidak dapat dijelaskan. Dokumen tersebut juga membahas evaluasi awal dan peng
Jenis dan penyebab penyakit pada alat reproduksi pada wanitarayiputri
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis penyakit dan gangguan pada alat reproduksi wanita, termasuk polip, kondisi, endometriosis, penyempitan saluran telur, infertilitas, kelainan sel telur, keputihan, mioma uteri, dan kanker serviks. Berbagai penyebab dan gejala penyakit tersebut dijelaskan secara singkat.
Infertilitas adalah kegagalan untuk hamil setelah 1 tahun berhubungan seks secara teratur tanpa menggunakan kontrasepsi. Infertilitas dapat disebabkan oleh faktor pada pria atau wanita, seperti gangguan organ reproduksi, ovulasi, sperma, atau faktor lingkungan. Pemeriksaan dan penatalaksanaan infertilitas meliputi evaluasi medis pasangan, pengobatan, dan teknik bantuan reproduksi seperti inseminasi bu
Kehamilan adalah periode saat janin berkembang di rahim selama sekitar 40 minggu. Prosesnya dimulai setelah pembuahan sel telur oleh sperma, baik melalui hubungan seksual maupun metode medis seperti inseminasi atau IVF. Selama kehamilan, ibu akan mengalami berbagai perubahan fisik dan psikologis seiring perkembangan janin, serta tanda-tanda kehamilan seperti mual, payudara membesar, dan nyer
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Laporan kasus ini membahas abortus inkomplit. Faktor risiko abortus termasuk usia ibu, riwayat abortus, dan gaya hidup. Penyebabnya meliputi faktor genetik, anatomi, hormonal, infeksi, imunologi, trauma, dan nutrisi. Gejalanya adalah sakit perut dan perdarahan. Diagnosa didasarkan pada riwayat medis dan pemeriksaan fisik. Pengobatannya meliputi evakuasi jaringan sisa dan manajemen komplikasi se
Fertilisasi adalah proses peleburan antara sel telur dan spermatozoa untuk membentuk zigot. Proses ini terjadi di saluran telur dan menghasilkan individu baru dengan karakteristik genetik dari orang tua. Infertilitas adalah ketidakmampuan pasangan untuk mendapatkan kehamilan setelah melakukan hubungan seksual tanpa kontrasepsi selama satu tahun.
Dokumen tersebut membahas mengenai beberapa topik terkait kehamilan, yaitu: 1) persalinan prematur dan tanda-tandanya, 2) pertumbuhan janin terhambat dan penyebabnya, 3) kematian janin dalam rahim dan diagnosisnya.
Hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas ...Septian Muna Barakati
Dokumen tersebut membahas tentang latar belakang infertilitas dan tingkat depresi pada wanita infertil. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa infertilitas adalah ketidakmampuan untuk hamil setelah satu tahun berhubungan seks tanpa kontrasepsi, dan infertilitas dapat menyebabkan dampak psikologis seperti depresi pada wanita. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan antara infertilitas dan tingkat
Dokumen tersebut membahas tentang infertilitas, yang didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk hamil setelah 12 bulan hubungan seksual yang sering. Dokumen tersebut menjelaskan penyebab utama infertilitas yaitu faktor wanita seperti gangguan ovarium dan tuba falopi, faktor pria seperti kualitas sperma, serta faktor yang tidak dapat dijelaskan. Dokumen tersebut juga membahas evaluasi awal dan peng
Jenis dan penyebab penyakit pada alat reproduksi pada wanitarayiputri
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis penyakit dan gangguan pada alat reproduksi wanita, termasuk polip, kondisi, endometriosis, penyempitan saluran telur, infertilitas, kelainan sel telur, keputihan, mioma uteri, dan kanker serviks. Berbagai penyebab dan gejala penyakit tersebut dijelaskan secara singkat.
Infertilitas adalah kegagalan untuk hamil setelah 1 tahun berhubungan seks secara teratur tanpa menggunakan kontrasepsi. Infertilitas dapat disebabkan oleh faktor pada pria atau wanita, seperti gangguan organ reproduksi, ovulasi, sperma, atau faktor lingkungan. Pemeriksaan dan penatalaksanaan infertilitas meliputi evaluasi medis pasangan, pengobatan, dan teknik bantuan reproduksi seperti inseminasi bu
Kehamilan adalah periode saat janin berkembang di rahim selama sekitar 40 minggu. Prosesnya dimulai setelah pembuahan sel telur oleh sperma, baik melalui hubungan seksual maupun metode medis seperti inseminasi atau IVF. Selama kehamilan, ibu akan mengalami berbagai perubahan fisik dan psikologis seiring perkembangan janin, serta tanda-tanda kehamilan seperti mual, payudara membesar, dan nyer
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Paper ini bertujuan untuk menganalisis pencemaran udara akibat pabrik aspal. Analisis ini akan fokus pada emisi udara yang dihasilkan oleh pabrik aspal, dampak kesehatan dan lingkungan dari emisi tersebut, dan upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
4. • Infertilitas adalah masalah pada
sistem reproduksi yang menyebabkan
pasangan sulit memiliki keturunan.
Apabila Anda dan pasangan sudah
rutin berhubungan intim untuk
mempunyai anak selama satu tahun,
namun tetap belum berhasil, maka
kondisi ini dapat diwaspadai sebagai
gejala infertilitas.
• Apabila ada anggapan bahwa
infertilitas hanya terjadi pada wanita,
hal ini sepenuhnya salah. Infertilitas
dapat dialami oleh pria maupun
wanita. Sehingga, jika suatu
pasangan mengalami kesulitan dalam
memiliki keturunan, baik istri dan
suami perlu melakukan pemeriksaan.
6. Infertilitas adalah tidak terjadinya
kehamilan setelah menikah 1 tahun atau lebih dan
melakukan hubungan seksual secara teratur 2 – 3x
perminggu tanpa adanya pemakaian kontrasepsi.
WHO memberi batasan :
1. Infertilitas primer : belum pernah hamil pada
wanita yang telah berkeluarga meskipun hubungan
seksual dilakukan secara teratur tanpa
perlindungan kontrasepsi untuk selang waktu
paling kurang 12 bulan.
2. Infertilitas sekunder : tidak terdapat kehamilan
setelah berusaha dalam waktu 1 tahun atau lebih
pada seorang wanita yang telah berkeluarga
dengan hubungan seksual secara teratur tanpa
perlindungan kontrasepsi, tetapi sebelumnya
pernah hamil.
8. Etiologi infertilitas
Faktor perempuan
Penyebab infertilitas pada wanita
dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok,
yaitu:
a. Gangguan ovulasi
Gangguan ovulasi seperti SOPK, gangguan
pada siklus haid, insufiensi ovarium primer.
WHO membagi kelainan ovulasi ini dalam 4
kelas, yaitu:
• Kelas 1 : Kegagalan pada hipotalamus
hipofisis (hipogonadotropin -
hipogonadism)
• Kelas 2 : Gangguan fungsi ovarium
(normogonadotropin -normogonadism)
• Kelas 3 : Kegagalan ovarium
(hipergonadotropin-hipogonadism)
• Kelas 4 : Hiperprolaktinemia
9. b. Gangguan tuba dan pelvis
Kerusakan tuba dapat disebabkan
oleh infeksi (Chlamidia, Gonorrhoea,
TBC) maupun endometriosis.
Klasifikasi kerusakan tuba yaitu :
• Ringan/ Grade 1 : Oklusi tuba
proksimal tanpa adanya fibrosis
atau oklusi tuba distal tanpa ada
distensi. Mukosa tampak baik.
Perlekatan ringan (perituba-
ovarium)
• Sedang/Grade 2 : Kerusakan tuba
berat unilateral
• Berat/Grade 3 : Kerusakan tuba
berat bilateral. Fibrosis tuba luas.
Distensi tuba > 1,5 cm. Mukosa
tampak abnormal. Oklusi tuba
bilateral. Perlekatan berat dan luas.
10. c. Gangguan uterus
Kelainan Uterus yang menyebabkan infertilitas antara
lain :
Septum Uteri : Hal ini dapat menghambat maturasi
normal embrio karena kapasitas uterus yang kecil.
Septum uteri berdasarkan ukuran dibagi menjadi 3
kelompok :
• - Stadium I : 0-1 cm
• - Stadium II : 1-3 cm
• - Stadium III : >3 cm
Mioma Uteri : Mioma khususnya mioma submukosa
mempengaruhi transportasi gamet dengan cara
menghalangi ostium tuba. Pembesaran dari rahim
dan distorsi dari kontur uterus mungkin
mempengaruhi implantasi, menyebabkan
disfungsional kontraktilitas uterus, yang pada
gilirannya bisa mengganggu dengan migrasi sperma,
transportasi sel telur atau mengganggu nidasi.
11. FAKTOR PRIA
a. Gangguan produksi sperma misalnya akibat kegagalan testis primer(
hipergonadotropik hipogonadisme) yang disebabkan oleh faktor genetik (sindrome
Klinefelter, mikrodelesi kromosom Y) atau kerusakan langsung lainnya terkait
anatomi, infeksi (mumps orchitis), atau gonadotoksin.
b. Gangguan fungsi sperma, misalnya akibat antibodi antisperma, radang saluran
genital (prostatitis), varikokel, kegagalan reaksi akrosom, ketidaknormalan biokimia,
atau gangguan dengan perlengketan sperma ( ke zona pelusida) atau penetrasi.
c. Sumbatan pada duktus, misalnya akibat vasektomi, tidak adanya vas deferens
bilateral, atau sumbatan kongenital atau yang didapat pada epididimis atau duktus
ejakulatorius.
12. Selain itu
Fertilitas
laki-laki
juga dapat
menurun
akibat dari:
a. Kelainan urogenital kongenital atau
didapat
b. Infeksi saluran urogenital
c. Suhu skrotum yang meningkat (contohnya
akibat dari varikokel)
d. Kelainan endokrin
e. Kelainan genetik
f. Faktor imunologi
13. Faktor Risiko
Infertilitas
1. Gaya
hidup
• Konsumsi Alkohol. Alkohol dapat berdampak pada fungsi
sel Leydig dengan mengurangi sintesis testosteron dan
menyebabkan kerusakan pada membran basalis. Konsumsi
alkohol yang berlebihan dapat menyebabkan gangguan
pada fungsi hipotalamus dan hipofisis.
• Merokok. Rokok mengandung zat berbahaya bagi oosit
(menyebabkan kerusakan oksidatif terhadap mitokondria),
sperma (menyebabkan tingginya kerusakan morfologi),
dan embrio (menyebabkan keguguran).
• Berat badan. Perempuan yang memiliki indeks massa
tubuh (IMT) lebih dari 29, cenderung memerlukan waktu
yang lebih lama untuk mendapatkan kehamilan. Laki-laki
yang memiliki IMT > 29 akan mengalami gangguan
fertilitas.
• Olahraga. Olahraga ringan-sedang dapat meningkatkan
fertilitas karena akan meningkatkan aliran darah dan
status anti oksidan
• Stress. Terjadi kenaikan tekanan darah dan denyut nadi,
karena stress dapat menyebabkan penyempitan aliran
darah ke organ-organ panggul.
14. 2. Obat-
obatan
- Spironolakton akan merusak produksi testosteron
dan sperma
- Sulfasalazin mempengaruhi perkembangan
sperma normal (dapat digantikan dengan
mesalamin)
- Kolkisin dan allopurinol dapat mengakibatkan
penurunan sperma untuk membuahi oosit
- Antibiotik tetrasiklin, gentamisin, neomisin,
eritromisin dan nitrofurantoin pada dosis yang
tinggi berdampak negatif pada pergerakan dan
jumlah sperma.
- Simetidin terkadang menyebabkan impotensi dan
sperma yang abnormal
- Siklosporin juga dapat menurunkan fertilitas pria
• Bentuk lain penyalahgunaan zat juga dapat
mempengaruhi infertilitas. Marijuana menghambat
sekresi dari GnRH dan dapat menekan fungsi
reproduksi dari pria dan wanita.
15. 3. Pekerjaan
• Terdapat beberapa
pekerjaan yang melibatkan
paparan bahan berbahaya
bagi kesuburan seorang
wanita atau pria. Bahan
yang telah teridentifikasi
dapat mempengaruhi
kesuburan diantaranya
panas, radiasi sinar-X,
logam dan pestisida.
17. Masalah vagina kemungkinan adanya sumbatan
atau peradangan yang mengirangi kemampuan
menyampaikan air mani kedalam vagina sekitar
serviks.
Masalah serviks meliputi keadaan anatomi serviks,
bentuk kanalis servikalis sendiri dan keadaan lendir
serviks. Uji pascasenggama merupakan test yang
erat berhubungan dengan faktor serviks dan
imunologi.
Masalah uterus meliputi kontraksi uterus, adanya
distorsi kavum uteri karena sinekia,mioma atau
polip, peradangan endometrium. Masalah uterus
ini menggangu dalam hal implantasi, pertumbuhan
intra uterin, dan nutrisi serta oksigenasi janin.
18. Pemeriksaan untuk masalah uterus ini meliputi biopsi
endometrium,histerosalpingografi dan histeroskopi.
Masalah tuba merupakan yang paling sering
ditemukan (25-50%). Penilaian patensi tuba
merupakan salah satu pemeriksaan terpenting dalam
pengelolhan infertilitas.
Masalah ovarium meliputi ada tidaknya ovulasi, dan
fungsi korpus luteum. Fungsi hormonal berhubungan
dengan masalah ovarium, ini yang dapat dinilai
beberapa pemeriksaan antara lain perubahan lendir
serviks, suhu basal badan, pemeriksaan hormonal dan
biopsi endometrium.
Masalah imunologi biasanya dibahas bersama-sama
masalah lainnya yaitu masalah serviks dan masalah air
mani karena memang kedua faktor ini erat
hubungannya dengan mekanisme imunologi.
20. Diagnosa
Tahap Pertama (Fase I)
1. Anamnesis
Anamnesis dilakukan terhadap
pasien dengan menanyakan identitas
pasangan suami istri meliputi umur,
pekerjaan, lama menikah, evaluasi
dari pasien wanita terhadap
ketidakteraturan siklus haid atau
siklus haid, dismneorea, infeksi organ
reproduksi yang pernah dialami,
riwayat hanya bedah pelvis, riwayat
hubungan seksual, riwayat obstetri
yang lalu, kontrasepsi yang digunakan
dan pemeriksaan serta pengobatan
infertilitas yang pernah dilakukan.
21. 2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik yang dilakukan untuk
mendiagnosis infertilitas adalah :
a. Vital Sign : Pemeriksaan vital sign yang
terdiri dari tekanan darah, nadi, respiratory
rate dan suhu badan.
b. Pengukuran BB/TB : Pemeriksaan ini
digunakan untuk menilai BMI.
c. Pemeriksaan fisik umum : Melakukan
pemeriksaan fisik yang terfokus untuk
mencari petunjuk penyebab terjadinya
infertilitas berupa pemeriksaan ciri-ciri
perkembangan seks sekunder, gangguan
endokrin yang dapat dilihat pada
pembengkakan kelenjar tiroid,
pemeriksaan payudara, dan organ
genitalia.
d. Pemeriksaan pelvis : Pemeriksaan pelvis
sebaiknya dilakukan untuk mencari dugaan
endomertiosis yang ditandai dengan nyeri
tekan,penebalan fornik posterior dan nyeri
organ pelvis.
22. Pemeriksaan Penunjang Infertilitas
1. Penilaian ovulasi
• Cara optimal untuk mengukur ovulasi pada wanita yang memiliki siklus
menstruasi yang tidak teratur adalah dengan mengkombinasikan
serangkaian pemindaian USG dan pengkuran kosentrasi serum FSH dan
LH pada fase follikuler dan progesteron pada fase luteal.
2. Uji Pasca Senggama (UPS)
• Merupakan pemeriksaan sederhana tetapi dapat memberikan informasi
tentang interaksi antara sperma dengan getah serviks. Pengambilan getah
serviks dari kanalis endo-serviks dilakukan setelah 2-12 jam pasca
senggama. Pemeriksaan dilakukan dibawah mikroskop. UPS dikatakan
positif bila ditemukan paling sedikit 5 sperma.
Tahap Kedua (Fase II)
• Infertilitas tuba di diagnosa sekitar 15-50% pada pasangan subfertil.
Histerosalpingografi sinar-X (HSG) memberikan gambar rongga uterus dan
tuba fallopi. HSG merupakan uji pendahuluan yang paling sederhana
untuk menggambarkan rongga uterus dan tuba fallopi dan sedikit
komplikasi. Pada tahap ini dilakukan pemeriksaan HSG untuk menilai
potensi tuba.
HSG (Histerosalpingorgrafi)
23. Hysterosalpingo-contrast sonography (HyCosy)
• Saat ini HSG menggunakan ultrasonografi dan medium kontras
ultrasound yang mengandung mikropartikel galaktosa mungkin
untuk dilakukan dan demikian bebas dari kemungkinan risiko
radiasi. Prosedur sebaiknya dilakukan dalam cara dan waktu
yang sama di dalam siklus seperti pada HSG konversional. Tidak
hanya potensi tuba saja yang dapat diperiksa tetapi juga
sebelum diinjeksikan agen kontras, ultrasound dapat
memvisualisasaikan morfologi ovarium dan abnormalitas
jaringan lunak, seperti fibroid atau kelainan cacat bawaan uterus
dan servik.
Tahap Ketiga ( Fase III )
Laparaskopi
• Akhir-akhir ini laparaskopi dianggap cara terbaik untuk menilai
fungsi tuba fallopi. Laparaskopi memberikan
gambaranpanoramik terhadap anatomi reproduktif panggul dan
pembesaran dari permukaan uterus, tuba, dan peritoneum.
Oleh karena nya, laparaskopi dapat mengidentifikasi penyakit
oklusif tuba yang lebih ringan, adhesi pelvis atau adneksa serta
endometriosis yang dapat mempengaruhi fertilitas yang tidak
terdeteksi oleh HSG.
25. a. Gangguan ovulasi
Penanganan gangguan ovulasi berdasarkan WHO, yaitu:
• WHO kelas I
Pada perempuan yang memiliki IMT < 19, tindakan peningkatan berat
badan menjadi normal akan membantu mengembalikan ovulasi dan
kesuburan. Pengobatan yang disarankan untuk kelainan anovulasi pada
kelompok ini adalah kombinasi rekombinan FSH (rFSH)- rekombinan LH
(rLH), hMG atau hCG.
• WHO Kelas II
Pengobatan gangguan ovulasi WHO kelas II (SOPK) dapat dilakukan
dengan cara pemberian obat pemicu ovulasi golongan anti estrogen
(klomifen sitrat), tindakan drilling ovarium, atau penyuntikan
gonadotropin. Perempuan dengan gangguan ovulasi WHO kelas II
dianjurkan untuk mengkonsumsi klomifen sitrat sebagai penanganan
awal selama maksimal 6 bulan. Efek samping klomifen sitrat
diantaranya adalah sindrom hiperstimulasi, rasa tidak nyaman di perut,
serta kehamilan ganda.
26. • WHO Kelas III
Pada pasien yang mengalami gangguan ovulasi karena
kegagalan fungsi ovarium (WHO kelas III) sampai saat
ini tidak ditemukan bukti yang cukup kuat terhadap
pilihan tindakan yang dapat dilakukan. Konseling yang
baik perlu dilakukan pada pasangan yang menderita
gangguan ovulasi WHO kelas III sampai kemungkinan
tindakan adopsi anak.
• WHO Kelas IV
Pemberian agonis dopamin (bromokriptin atau
kabergolin) dapat membuat pasien hiperprolaktinemia
menjadi normoprolaktinemia sehingga gangguan
ovulasi dapat teratasi.
27. b. Gangguan Tuba
Tindakan bedah mikro atau laparoskopi pada kasus infertilitas tuba
derajat ringan dapat dipertimbangkan sebagai pilihan penanganan.
c. Endometriosis
Meskipun terapi medisinalis endometriosis terbukti dapat
mengurangi rasa nyeri namun belum ada data yang menyebutkan
bahwa pengobatan dapat meningkatkan fertilitas. Beberapa
penelitian acak melaporkan bahwa penggunaan progestin dan
agonis GnRH tidak dapat meningkatkan fertilitas pasien
endometriosis derajat ringan sampai sedang.
d. Tatalaksana infertilitas idiopatik
Manajemen ekspektatif
Kemungkinan hamil spontan yang relatif tinggi pada pasangan
infertilitas idiopatik mendukung strategi penanganan secara
ekspektatif. Pasangan dapat diberi pengertian tentang masa subur,
dan disarankan untuk melakukan hubungan seksual tanpa
kontrasepsi.
28. Klomifen Sitrat
Klomifen sitrat dapat mengatasi kasus infertilitas idiopatik
dengan cara memperbaiki disfungsi ovulasi ringan dan
merangsang pertumbuhan folikel multipel. Pasien
dianjurkan untuk memulai terapi inisial 50 mg sehari
mulai pada hari ke-2-6 siklus haid. Pemantauan folikel
dengan USG transvaginal dilakukan pada hari ke 12 untuk
menurunkan kemungkinan terjadinya kehamilan ganda.
Pasangan disarankan untuk melakukan hubungan seksual
terjadwal dari hari ke-12 siklus haid.
Inseminasi Intrauterin
Inseminasi intrauterin dengan atau tanpa stimulasi
merupakan pilihan pada tatalaksana infertilitas idiopatik.
Peningkatan jumlah spermatozoa yang motil dalam uterus
dan menempatkan sperma dalam jarak yang dekat
terhadap 1 atau lebih oosit berpotensi meningkatkan
kemungkinan terjadinya kehamilan. Inseminasi dapat
dilakukan dengan atau tanpa prosedur stimulasi ovarium.
29. e. Tatalaksana pada gangguan sperma
Defisiensi Testikular
1) Ekstraksi Sperma dari Testis (TESE)
TESE dapat menjadi bagian terapi intracytoplasmic sperm
injection (ICSI) pada pasien dengan non-obstruktif azoospermia
(NOA). Spermatogenensis mungkin terpusat: pada 50-60%
dengan NOA, spermatozoa dapat ditemukan dan digunakan
untuk ICSI. Pada kasus mikrodelesi komplit AZFa and AZFb,
kecenderungan ditemukannya sperma adalah nol. Testicular
sperm extraction (TESE) adalah teknik pilihan dan menunjukkan
hasil yang baik.
2) Varikokel
30. 3) Hipogonadisme
Defisiensi endokrin dapat mengakibatkan rendahnya spermatogenesis dan
rendahnya sekresi testosteron karena rendahnya sekresi LH dan FSH. Setelah
mengeksklusi bentuk sekunder (obat, hormon, tumor), pilihan terapi
tergantung dari tujuan terapi apakah untuk mencapai tingkat androgen yang
normal atau mencapai fertilitas. Stimulasi produksi sperma membutuhkan
penatalaksanaan dengan human chorionic gonadotrophin (hCG) yang
dikombinasikan dengan FSH rekombinan. Jika kelainan hipogonadism
hipogonadotropik berasal dari hipotalamus, terapi alternatif dari pemberian
hCG adalah terapi dengan GnRH pulsatil. Pada pasien dengan hipogonadism
yang terjadi sebelum pubertas dan belum diterapi dengan gonadotropin atau
GnRH, terapi 1-2 tahun diperlukan untuk mencapai produksi sperma yang
optimal.
4) Idiopatik
Terapi empiris
Terapi medisinalis terbukti efektif pada kasus kelainan endokrin, seperti
hiperprolaktinemia, hipotiroidisme, atau hiperplasia adrenal kongenital.
Kelainan hipogonadotropin hipogonadism dapat diterapi dengan pemberian
gonadotropin eksogen. Tindakan operasi pengambilan sperma dari testis atau
epididimis dapat dilakukan pada masalah obstruksi, infertilitas laki-laki derajat
berat atau kegagalan ejakulasi.
32. • Data diri klien
• Keluhan utama, riwayat keluhan utama
• Riwayat menstruasi
• Riwayat kesehatan masa lalu
• Riwayat penyakit keluarga
• Riwayat perkawinan
• Riwayat penggunaan kontrasepsi
• Riwayat obstetric
• Pola kebiasaan sehari-hari
Pengkajian
Data psikososiokultural
• Berapa usia perkawinan
• Umur istri dan suami
• Frekuensi hubungan seks
• Tingkat kepuasan seks
• Tehnik hubungan seks
• Apakah masing-masin pernah kawin
• Apakah dari perkawinan tersebut mempunyai anak
• Jika punya berapa umur anak terkecil
• Apakah pernah menderita penyakit yang mungkin dapat
menurunkan kesuburan seperti penyakit infeksi menular
seksual atau pernah mengalami operasi.
Anamnesa umum( bersama ) :
33. Anamnesa
khusus :
• Anamnesa khusus istri :
• Berapa umur saat menarche
• Apakah haid teratur
• Berapa lama terjadi
pendarahan.
• Apakah terdapat
gumpalan darah
• Apakah disertai rasa nyeri
saat menstruasi
• Apakah keputihan
• Apakah terdapat kontak
berdarah.
• Riwayat alat reprodruksi.
• Apakah pernah
mengalami operasi alat
genetelia
• Apakah pernah memakai
KB-IUCD
• Apakah pernah
keguguran.
• Apakah pernah infeksi
genetelia.
• Anamnesa suami :
• Bagaimana tingkat
ereksi
• Apakah pernah
mengalami penyakit
hubungan seksual
• Pola kebiasaan
sehari-hari dan gaya
hidup
35. Upaya bidan dalam menangani infertilitas :
• Konseling tentang teknik berhubungan seksual , cara menghitung masa subur,
makanan yang dapat meningkatkan kesuburan
• Menganjurkan berhubungan seksual saat masa subur secara teratur 3x/minggu.
• Memberi dukungan psikologis
• Melakukan kolaborasi atau rujukan untuk mengetahui penyebab, diagnose dan
penatalaksanaan lebih lanjut.
Pencegahan :
• Hentikan kebiasaan merokok, mengkonsumsi obat-obatan terlarang atau minum
minuman beralkohol.
• Mengurangi konsumsi minuman berkafein, karena dapat mengganggu kesuburan
• Jaga keseimbangan berat badan, jangan terlalu gemuk dan jangan terlalu kurus.
• Hindari stress berlebihan.
• Jika Periode bulanan tidak teratur, segera konsultasikan dengan tenaga kesehatan.
• Berbagai macam infeksi diketahui menyebabkan infertilitas terutama infeksi
prostate, buah zakar, maupun saluran sperma. Karena itu, setiap infeksi didaerah
tersebut harus ditangani dengan baik.
37. Teknologi reproduksi berbantu adalah sekelompok metode yang
digunakan untuk membantu pasangan infertil untuk memperoleh
keturunan. Sebelum melakukan program teknologi berbantu, perlu
diperhatikan 3 hal :
Sperma
Sel telur
oosit
Rahim atau
uterus
38. Sebelum melakukan teknologi reproduksi berbantu, pasien akan
menjalani beberapa tes, antara lain:
Laki-laki
Analisis sperma
Pemeriksaan hormon : FSH,
testosteron, prolaktin
Antibodi antisperma
Hepatitis B, hepatitis C, klamidia,
HIV
Wanita
Histeroskopi
Pemeriksaan hormon : FSH, LH,
estradiol, prolaktin
Uji lab : TORCH, Hepatitis B,
Hepatitis C, HIV
Tuberkulosis Pelvis
39. a. Inseminasi buatan (Artificial Insemination)
• Inseminasi buatan adalah dengan memasukkan cairan mani ke dalam
rahim wanita untuk menghasilkan kehamilan. Tindakan ini pada
umumnya berhasil dengan baik, tergantung pada keterampilan dokter,
sejauh ini tidak ada resiko bagi wanita ataupun terdapat cacat pada bayi.
Inseminasi buatan terbagi atas 2 jenis :
• AIH = homologous artificial insemination atau pembuahan homolog
dengan menggunakan benih dari suami sendiri
• AID = heterologous artificial insemination atau pembuahan heterolog
dengan menggunakan benih bukan suami sendiri.
b. In Vitro Fertilization (IVF)
• Bayi tabung atau pembuahan in vitro (bahasa Inggris: in vitro
fertilisation) adalah sebuah teknik pembuahan dimana sel telur (ovum)
dibuahi di luar tubuh wanita. Bayi tabung adalah salah satu metode
untuk mengatasi masalah kesuburan ketika metode lainnya tidak
berhasil. Prosesnya terdiri dari mengendalikan proses ovulasi secara
hormonal, pemindahan sel telur dari ovarium dan pembuahan oleh sel
sperma dalam sebuah medium cair.
40. c. Gamete Intra Fallopian Transfer
• Adalah pemindahan gamet ke dalam tuba falopi. Gamet adalah sperma
lelaki atau telur perempuan. Dalam proses GIFT, sperma dan telur akan dicampur
dan kemudian disuntik ke dalam saluran indung telur (tuba fallopi). Selepas
dipindahkan, gamet-gamet akan bersatu seperti proses normal dalam tubuh.
Setelah bersatunya gamet tersebut, embrio akan bergerak ke dalam rahim
seperti biasa dan begitu seterusnya sampai kehamilan normal terjadi.
d. Zygote Intra Fallopian Transfer (ZIFT)
• ZIFT (Zygote Intra Fallopian Transfer) juga dipanggil PROST (Pronuclear
Stage Transfer). Dalam prosedur ini, telur dan sperma dibiar selama 14 jam,
terjadi zigot dengan 2 pronukleus terbentuk. Selepas penyatuan itu, zigot
dipindahkan ke saluran telur.
e. Intra Cytoplasmic Sperm Injection (ICSI)
• ICSI adalah sbuah teknik mikromanipulasi dengan menyuntikkan sebuah
spermatoozoa yang berasal dari ejakulat ke dalam ooplasma oosit yang
mature.Saat ini yang menjadi perhatian utama dari tindakan ICSI adalah
keamanan prosedur ICSI dan hubungannya dengan luaran bayi yang dihasilkan.
Kontroversi dibidang ini terutama menyangkut 4 hal yaitu luaran obstetric,
kemungkinan kelainan kromosom, kelainan kongenital, dan gangguan
perkembangan. Hal lain yang masih dicari yaitu kemungkinan kerusakan DNA
sperma akibat ICSI.