SlideShare a Scribd company logo
Berlatar belakang berlakunya uu kebijakan lingkungan
nasional 1969 di USA jepang juga membentuk sistem
AMDAL

Diperkenalkan pada tahun 1972 yang dikhususkan untuk
pekerja umum saja untuk menangani proyek pelabuhan,
reklamasi, pembangkit listrik dan skrikansen pada 1980.

RUU diusulkan pada 1981 namun tidak lulus 1983
sehingga muncullah aturan standar melalui keputusan
kabinet yang disebut EIA di implementasikan pada 1984
Pada tahun 1993 mulai di promosikan EIA yang tertuang
dalam “basic Enveronment law” dan diberlakukan pada
bulan july 1997
Proses pembentukan UU amdal di jepang
1969   Enactment of “National Environmental Policy Act (NEPA)” in the US        First EIA system in the world




       Approval of “Concerning the environmental conservation measures in
1972                                                                            EIA for public works
       relation to public works” by the Cabinet




       Submission of “Environmental Impact Assessment Bill” to the Diet (void
1981
       in 1983)




       Decision on the “Implementation of Environmental Impact Assessment”      Institutionalization of the system
1984
       by the Cabinet                                                           by administrative measures




1993   Enactment of the “Basic Environment Law”                                 Legal recognition of EIA




1997   Enactment of the “Environmental Impact Assessment Law”                   Legislation on EIA




1999   Implementation of “Environmental Impact Assessment Law”
Hukum AMDAL dirumuskan dari gagasan bahwa
AMDAL sangat penting untuk mencegah kerusakan
lingkungan dan mempromosikan masyarakat yang
berkelanjutan.

Tujuannya   adalah   untuk   mempertimbangkan
perlindungan lingkungan dengan baik dengan
membentuk suatu prosedur untuk EIA dari proyek
berskala besar dan mencerminkan hasil penilaian
dalam pengambilan keputusan.
TUJUAN UU AMDAL



MENETAPKAN PROSEDUR
AMDAL
                      MELAKSANAKAN PROYEK
MENCERMINKAN HASIL    PERLINDUNGAN
DARI SKEMA PROYEK     LINGKUNGAN DENGAN
                      BAIK
KELEMBAGAAN SISTEM AMDAL DI JEPANG
Melembagakan sistem AMDAL salah satu implikasi yang paling
penting dari undang-undang bahwa sistem secara hukum
dilembagakan. Ini telah menjadi jelas bahwa sistem
di bawah bimbingan administrasi seperti kabinet-keputusan EIA
memiliki keterbatasan:
1) sistem tidak untuk mengatur aturan untuk menutupi berbagai
pemain seperti pendukung proyek, pemerintah daerah dan
warga;
2) tidak memiliki wewenang untuk memberlakukan kewajiban
melaksanakan prosedur;
3) dan itu mampu mencerminkan hasil penilaian dalam otorisasi
proyek.
Kategori Proyek Pelaksana Amdal
Tiga belas jenis proyek yang mematuhi UU Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan termasuk pembangunan
jalan, bendungan, kereta api, bandara, dan pembangkit
listrik.
Di antara mereka, proyek skala besar yang dapat memiliki
dampak serius pada lingkungan yang dikategorikan
sebagai proyek "Kelas-1" dan diminta untuk mengikuti
prosedur hukum.
proyek-proyek "Kelas-2" dalam keputusannya dapat
mengikuti prosedur untuk AMDAL yang ditentukan
secara individual.
 Dengan kata lain, semua kelas harus mengikuti prosedur
untuk AMDAL dalam UU tersebut.
Jenis dan Ukuran Proyek yang Dijelaskan dalam
                   Gambar
Siapa yang menerapkan AMDAL?

Pendukung proyek menerapkan AMDAL sendiri.
Hal ini karena AMDAL adalah proses untuk
menempatkan pertimbangan lingkungan ke dalam
rancangan proyek melalui pertukaran pandangan dan
informasi antara entitas yang bersangkutan dan
karena proyek pendukung paling tahu tentang proyek
yang diusulkan dan memiliki posisi terbaik untuk
memodifikasi / menyesuaikan proyek.
Prosedur Amdal




                                                                            Lanjutan




* Lembaga wewenang meliputi 1) instansi untuk menyetujui dan mengesahkan proyek, 2)
lembaga untuk mengambil tanggung jawab untuk alokasi subsidi, 3) kementerian dan
lembaga untuk mengawasi organisasi khusus, dan 4) kementerian dan lembaga untuk
melakukan proyek tersebut.
* Menteri Lingkungan menyajikan pendapat hanya ketika badan kuasa adalah sebuah
organisasi nasional.
Pengadilan Proyek Kelas-2 (Screening)

 Prosedur untuk memutuskan apakah AMDAL harus diterapkan pada
 proyek-proyek yang disebut "penyaringan".

 keputusan tentang apakah AMDAL harus diterapkan pada proyek
 Kelas-2 dibuat secara individual berdasarkan kasus per kasus.
 Penilaian yang dibuat oleh badan otorisasi sesuai dengan kriteria
 penilaian.
 Misalnya, keputusan mengenai proyek jalan yang dibuat oleh
 Kementerian Infrastruktur, dan Transportasi Darat;keputusan pada
 proyek-proyek pembangkit listrik oleh Kementerian Ekonomi,
 Perdagangan dan Industri, dll). Dalam membuat penilaian, pendapat
 dari gubernur prefektur yang mengenal dengan baik situasi lokal
 harus dipertimbangkan.
Contoh proyek-proyek yang berskala kecil, tetapi ini harus dinilai.
Kriteria terkait dengan sifat proyek
- Sebuah pembangkit listrik thermoelectric menggunakan bahan
 bakar polusi udara menyebabkan efek serius
- Sebuah jalan yang merupakan bagian dari proyek yang
 komprehensif, yang dapat menyebabkan dampak lingkungan yang
 serius.
Kriteria terkait dengan situasi regional
- Sebuah bendungan di dekat tanah sarang elang emas
- Sebuah proyek dalam Taman Nasional
- Sebuah jalan melewati daerah di mana konsentrasi nitrogen
dioksida (NO ) melebihi ambientenvironmental kualitas standar
Prosedur untuk Rancangan Metode Penilaian (Scoping)
Dampak lingkungan dari proyek berbeda dari tempat ke tempat dan
AMDAL perlu dibuat dengan mengambil situasi lokal ke rekening.
Misalnya, dengan proyek-proyek konstruksi jalan, isu-isu harus
ditangani untuk perlindungan antara lingkungan berbeda, misalnya,
jalan yang diusulkan di wilayah alam-kaya pegunungan, dan satu di
daerah perkotaan secara intensif dikembangkan dan udara-tercemar.
Dengan dua poin diingat, peluang harus diberikan untuk mendengar
pendapat dari warga negara dan pemerintah daerah sebelum
memutuskan metode penilaian. Dengan mengumpulkan pendapat
ditahap awal proyek, pendapat-pendapat tersebut dapat
dipertimbangkan dalam memilih item evaluasi, dan sehingga proyek
dapat dinilai dengan cara yang lebih berorientasi situs.Prosedur ini
disebut "scoping".
1. Pemrakarsa proyek mempersiapkan "dokumen scoping" yang
menggambarkan metode penilaian, dan mengirimkannya ke
gubernur prefektur dan walikota. Dokumen pelingkupan cetak biru
untuk desain AMDAL , yang menunjukkan bagaimana survei,
perkiraan dan evaluasi dalam AMDAL harus dilakukan.
2. Pemrakarsa terbuka memberitahukan dokumen dan
memungkinkan setiap orang untuk melihatnya di kantor pemerintah
daerah
3. pemrakarsa kantor untuk jangka waktu satu bulan.

 Proyek pendukung mengirimkan ringkasan dari pendapat mereka
kepada pemerintah prefektur dan kota. Kemudian, gubernur
prefektur mengungkapkan / opininya kepada pemrakarsa proyek
setelah mendengar pendapat dari walikota kota, sementara juga
mempertimbangkan pendapat dari masyarakat umum. Pemrakarsa
proyek memutuskan metode penilaian dengan mempertimbangkan
pendapat tersebut.
Survey, perkiraan dan evaluasi dampak yang
mungkin dan pengembangan penanggulangan
yang diperlukan

Pemrakarsa proyek melakukan survei, perkiraan
dan evaluasi dampak lingkungan disesuai dengan
metode yang ditetapkan melalui prosedur
scoping, dan mempertimbangkan langkah-
langkah yang diperlukan untuk melindungi
lingkungan
Prosedur untuk rancangan pernyataan dampak
lingkungan (EIS)
Setelah survei, perkiraan dan evaluasi selesai, prosedur
selanjutnya adalah mendengarkan pendapat tentang hasil
penilaian.
Pemrakarsa proyek mempersiapkan EIS rancangan yang
menggambarkan hasil penilaian dan pendekatan untuk
mengatasi perlindungan lingkungan, dan mengirimnya ke
gubernur prefektur dan kota walikota.
Pemrakarsa juga secara terbuka memberitahukan
dokumen dan memungkinkan setiap orang untuk
melihatnya di tingkat lokalkantor-kantor pemerintah dan
kantor pendukung untuk jangka waktu satu bulan.
Dalam periode ini, pertemuanjuga diadakan untuk
menjelaskan isi dari rancangan EIS.
Siapapun yang memiliki pendapat tentang rancangan EIS
dapat membuat pengajuan mengenai lingkungan
perlindungan.
Pemrakarsa proyek mengirimkan ringkasan dari pendapat-
pendapat dan / nya tanggapannya kepada mereka untuk
pemerintah prefektur dan kota. Kemudian, gubernur
prefektur mengekspresikan / nya pendapatnya setelah
mendengar pendapat dari walikota kota, sementara juga
mempertimbangkan pendapat darimasyarakat umum.
Prosedur untuk EIS
Setelah prosedur untuk EIS rancangan selesai, pemrakarsa proyek
meneliti pendapat diterima, mengulas rancangan EIS dan membuat EIS.
Setelah selesai, EIS tersebut dikirim ke badan otorisasi proyek (misalnya,
kepada MenteriInfrastruktur, dan Transportasi Darat dalam kasus jalan
atau bandara), serta Menteri yang Lingkungan, dan diperiksa dari sudut
pandang perlindungan lingkungan. Menteri yang Lingkungan
mengekspresikan / opininya kepada badan otorisasi. Badan kuasa
menerima pendapat dari Menteri Lingkungan Hidup, dan kemudian
menyajikan / opininya kepada pemrakarsa proyek.
Pemrakarsa proyek meninjau EIS, mempertimbangkan
pendapat-pendapat tersebut, membuat EIS final dan
mengirimkannya ke gubernur prefektur, walikota kota, dan
lembaga otorisasi.
Dia juga terbuka memberitahukan dokumen dan
memungkinkan setiap orang untuk meninjau di kantor
pemerintah daerah dan pemrakarsa kantor, dll untuk jangka
waktu satu bulan.
Sampai akhir EIS dibuat untuk publik, pemrakarsa proyek
tidak dapat melaksanakan setiap bagian dariproyek
Mencerminkan hasil penilaian dalam skema
proyek
 Prosedur untuk AMDAL diakhiri dengan pemberitahuan publik dari
 EIS akhir.
 Namun, sangat penting bagi pemrakarsa proyek untuk
 mencerminkan hasil penilaian dalam skema proyek. Proyek-proyek
 patuh pada Undang-undang AMDAL adalah proyek dimana
 pemerintah dapat memutuskan apakah akan melakukan proyek
 atau tidak.
 Proyek yang berhubungan dengan hukum (seperti UU Jalan dan
 Hukum untuk Bisnis Railway) memberikan persetujuan untuk
 proyek, meskipun persyaratan untuk persetujuan tersebut tidak
 selalu mencakup pertimbangan yang berkaitan untuk perlindungan
 lingkungan.
Dalam konteks ini, Undang-undang AMDAL
mencakup ketentuan untuk tidak memberikan
otorisasi untuk sebuah proyek yang tidak
mengambil   cukup   perlindungan   lingkungan
Tindak lanjut survei

adalah survei untuk menilai kondisi lingkungan pada tahap
konstruksi dan operasi proyek. Sebuah survei follow-up yang
dilakukan sebagai bagian dari perlindungan lingkungan tindakan
bila:
1) ketidakpastian perkiraan yang tinggi
2) keahlian tentang pengaruh tindakan perlindungan lingkungan
tidak cukup tinggi atau dipertanyakan hasil dari survei tindak
lanjut biasanya dibuat untuk publik, termasuk langkah-langkah
untuk mengatasi hasil survei.

More Related Content

What's hot

pekerjaan konstruksi
pekerjaan konstruksipekerjaan konstruksi
pekerjaan konstruksi
irvanmbolo
 
Mengenal UKL dan UPL
Mengenal UKL dan UPLMengenal UKL dan UPL
Mengenal UKL dan UPL
Fernandha Pitaloka
 
Metode pelaksanaan-konstruksi-jembatan
Metode pelaksanaan-konstruksi-jembatanMetode pelaksanaan-konstruksi-jembatan
Metode pelaksanaan-konstruksi-jembatan
CITRA MARGA NUSAPHALA PERSADA, PT TBK
 
Studi kelayakan proyek
Studi kelayakan proyekStudi kelayakan proyek
Studi kelayakan proyekDirman Hasan
 
Penanganan sampah kelompok III Kelas AKP
Penanganan sampah kelompok III Kelas AKPPenanganan sampah kelompok III Kelas AKP
Penanganan sampah kelompok III Kelas AKP
Kasmiah Ali
 
Presentasi Panduan Umum Pelaksana KPBU
Presentasi Panduan Umum Pelaksana KPBUPresentasi Panduan Umum Pelaksana KPBU
Presentasi Panduan Umum Pelaksana KPBUH2O Management
 
Uji Tuntas Hukum Akuisisi Saham
Uji Tuntas Hukum Akuisisi SahamUji Tuntas Hukum Akuisisi Saham
Uji Tuntas Hukum Akuisisi Saham
Leks&Co
 
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiDaya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Ayu Fatimah Zahra
 
Makalah hukum lingkungan
Makalah hukum lingkungan Makalah hukum lingkungan
Makalah hukum lingkungan
alyanurinayah
 
Pedoman Penataan Ruang Kawasan Sekitar Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah (...
Pedoman Penataan Ruang Kawasan Sekitar Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah (...Pedoman Penataan Ruang Kawasan Sekitar Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah (...
Pedoman Penataan Ruang Kawasan Sekitar Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah (...
Joy Irman
 
Penyediaan Rumah Layak Huni
Penyediaan Rumah Layak Huni Penyediaan Rumah Layak Huni
Penyediaan Rumah Layak Huni
Bagus ardian
 
Cara penyiapan dan pembersihan lahan sebelum pelaksanaan penyemprotan prime c...
Cara penyiapan dan pembersihan lahan sebelum pelaksanaan penyemprotan prime c...Cara penyiapan dan pembersihan lahan sebelum pelaksanaan penyemprotan prime c...
Cara penyiapan dan pembersihan lahan sebelum pelaksanaan penyemprotan prime c...
Angga Nugraha
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Gorontalo
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi GorontaloRencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Gorontalo
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Gorontalo
Penataan Ruang
 
Rab 11-okt-2011
Rab 11-okt-2011Rab 11-okt-2011
Rab 11-okt-2011
jaypradha
 
Studi kelayakan proyek
Studi kelayakan proyekStudi kelayakan proyek
Studi kelayakan proyekDirman Hasan
 
Pedoman perencanaan tata ruang kawasan reklamasi pantai
Pedoman perencanaan tata ruang kawasan reklamasi pantaiPedoman perencanaan tata ruang kawasan reklamasi pantai
Pedoman perencanaan tata ruang kawasan reklamasi pantai
Penataan Ruang
 
Pengenalan project finance bagian 1
Pengenalan project finance bagian 1Pengenalan project finance bagian 1
Pengenalan project finance bagian 1
Futurum2
 
Hukum Rumah Susun
Hukum Rumah SusunHukum Rumah Susun
Hukum Rumah SusunLeks&Co
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Lampung
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi LampungRencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Lampung
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Lampung
Penataan Ruang
 

What's hot (20)

pekerjaan konstruksi
pekerjaan konstruksipekerjaan konstruksi
pekerjaan konstruksi
 
Mengenal UKL dan UPL
Mengenal UKL dan UPLMengenal UKL dan UPL
Mengenal UKL dan UPL
 
Metode pelaksanaan-konstruksi-jembatan
Metode pelaksanaan-konstruksi-jembatanMetode pelaksanaan-konstruksi-jembatan
Metode pelaksanaan-konstruksi-jembatan
 
Studi kelayakan proyek
Studi kelayakan proyekStudi kelayakan proyek
Studi kelayakan proyek
 
Penanganan sampah kelompok III Kelas AKP
Penanganan sampah kelompok III Kelas AKPPenanganan sampah kelompok III Kelas AKP
Penanganan sampah kelompok III Kelas AKP
 
Env training ppt rev01 bahasa
Env training ppt rev01   bahasaEnv training ppt rev01   bahasa
Env training ppt rev01 bahasa
 
Presentasi Panduan Umum Pelaksana KPBU
Presentasi Panduan Umum Pelaksana KPBUPresentasi Panduan Umum Pelaksana KPBU
Presentasi Panduan Umum Pelaksana KPBU
 
Uji Tuntas Hukum Akuisisi Saham
Uji Tuntas Hukum Akuisisi SahamUji Tuntas Hukum Akuisisi Saham
Uji Tuntas Hukum Akuisisi Saham
 
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiDaya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
 
Makalah hukum lingkungan
Makalah hukum lingkungan Makalah hukum lingkungan
Makalah hukum lingkungan
 
Pedoman Penataan Ruang Kawasan Sekitar Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah (...
Pedoman Penataan Ruang Kawasan Sekitar Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah (...Pedoman Penataan Ruang Kawasan Sekitar Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah (...
Pedoman Penataan Ruang Kawasan Sekitar Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah (...
 
Penyediaan Rumah Layak Huni
Penyediaan Rumah Layak Huni Penyediaan Rumah Layak Huni
Penyediaan Rumah Layak Huni
 
Cara penyiapan dan pembersihan lahan sebelum pelaksanaan penyemprotan prime c...
Cara penyiapan dan pembersihan lahan sebelum pelaksanaan penyemprotan prime c...Cara penyiapan dan pembersihan lahan sebelum pelaksanaan penyemprotan prime c...
Cara penyiapan dan pembersihan lahan sebelum pelaksanaan penyemprotan prime c...
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Gorontalo
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi GorontaloRencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Gorontalo
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Gorontalo
 
Rab 11-okt-2011
Rab 11-okt-2011Rab 11-okt-2011
Rab 11-okt-2011
 
Studi kelayakan proyek
Studi kelayakan proyekStudi kelayakan proyek
Studi kelayakan proyek
 
Pedoman perencanaan tata ruang kawasan reklamasi pantai
Pedoman perencanaan tata ruang kawasan reklamasi pantaiPedoman perencanaan tata ruang kawasan reklamasi pantai
Pedoman perencanaan tata ruang kawasan reklamasi pantai
 
Pengenalan project finance bagian 1
Pengenalan project finance bagian 1Pengenalan project finance bagian 1
Pengenalan project finance bagian 1
 
Hukum Rumah Susun
Hukum Rumah SusunHukum Rumah Susun
Hukum Rumah Susun
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Lampung
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi LampungRencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Lampung
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Lampung
 

Viewers also liked

Strategi Pengelolaan Lingkungan Hidup di Kota Tomohon Menuju Pembangunan Yang...
Strategi Pengelolaan Lingkungan Hidup di Kota Tomohon Menuju Pembangunan Yang...Strategi Pengelolaan Lingkungan Hidup di Kota Tomohon Menuju Pembangunan Yang...
Strategi Pengelolaan Lingkungan Hidup di Kota Tomohon Menuju Pembangunan Yang...Markus T Lasut
 
Intro to Android
Intro to AndroidIntro to Android
Intro to Android
Robert Korbus
 
Kole kolekacang
Kole kolekacangKole kolekacang
Kole kolekacangbmiragyss
 
Bm Ira Tarian Traditional
Bm Ira Tarian TraditionalBm Ira Tarian Traditional
Bm Ira Tarian Traditionalbmiragyss
 
Mt lasut 2002-ngo-ekoton
Mt lasut 2002-ngo-ekotonMt lasut 2002-ngo-ekoton
Mt lasut 2002-ngo-ekoton
Markus T Lasut
 
Mt lasut 2008-hg-cms
Mt lasut 2008-hg-cmsMt lasut 2008-hg-cms
Mt lasut 2008-hg-cms
Markus T Lasut
 
Mt lasut 2002-diazinon-seaurchin-ekoton
Mt lasut 2002-diazinon-seaurchin-ekotonMt lasut 2002-diazinon-seaurchin-ekoton
Mt lasut 2002-diazinon-seaurchin-ekotonMarkus T Lasut
 
Mt lasut 2005-ww-cms
Mt lasut 2005-ww-cmsMt lasut 2005-ww-cms
Mt lasut 2005-ww-cms
Markus T Lasut
 
Laporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutLaporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutRizki Ramadhan
 
Mt lasut 1999-oil-littoraria-pmbc
Mt lasut 1999-oil-littoraria-pmbcMt lasut 1999-oil-littoraria-pmbc
Mt lasut 1999-oil-littoraria-pmbc
Markus T Lasut
 

Viewers also liked (10)

Strategi Pengelolaan Lingkungan Hidup di Kota Tomohon Menuju Pembangunan Yang...
Strategi Pengelolaan Lingkungan Hidup di Kota Tomohon Menuju Pembangunan Yang...Strategi Pengelolaan Lingkungan Hidup di Kota Tomohon Menuju Pembangunan Yang...
Strategi Pengelolaan Lingkungan Hidup di Kota Tomohon Menuju Pembangunan Yang...
 
Intro to Android
Intro to AndroidIntro to Android
Intro to Android
 
Kole kolekacang
Kole kolekacangKole kolekacang
Kole kolekacang
 
Bm Ira Tarian Traditional
Bm Ira Tarian TraditionalBm Ira Tarian Traditional
Bm Ira Tarian Traditional
 
Mt lasut 2002-ngo-ekoton
Mt lasut 2002-ngo-ekotonMt lasut 2002-ngo-ekoton
Mt lasut 2002-ngo-ekoton
 
Mt lasut 2008-hg-cms
Mt lasut 2008-hg-cmsMt lasut 2008-hg-cms
Mt lasut 2008-hg-cms
 
Mt lasut 2002-diazinon-seaurchin-ekoton
Mt lasut 2002-diazinon-seaurchin-ekotonMt lasut 2002-diazinon-seaurchin-ekoton
Mt lasut 2002-diazinon-seaurchin-ekoton
 
Mt lasut 2005-ww-cms
Mt lasut 2005-ww-cmsMt lasut 2005-ww-cms
Mt lasut 2005-ww-cms
 
Laporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutLaporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarut
 
Mt lasut 1999-oil-littoraria-pmbc
Mt lasut 1999-oil-littoraria-pmbcMt lasut 1999-oil-littoraria-pmbc
Mt lasut 1999-oil-littoraria-pmbc
 

Similar to Amdal jepang

Amdal compatibility-mode
Amdal compatibility-modeAmdal compatibility-mode
Amdal compatibility-mode
Wahyu Nuryanto
 
9. audit-lingkungan
9. audit-lingkungan9. audit-lingkungan
9. audit-lingkungan
Samson Supeno
 
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Teknik Lingkungan ITB).pdf
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Teknik Lingkungan ITB).pdfAnalisis Mengenai Dampak Lingkungan (Teknik Lingkungan ITB).pdf
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Teknik Lingkungan ITB).pdf
hasrul62
 
Makalah mengenai amdal-geografi
Makalah mengenai amdal-geografiMakalah mengenai amdal-geografi
Makalah mengenai amdal-geografi
rahellasni
 
ASPEK_LINGKUNGAN_STUDI_KELAYAKAN_BISNIS.docx.pdf
ASPEK_LINGKUNGAN_STUDI_KELAYAKAN_BISNIS.docx.pdfASPEK_LINGKUNGAN_STUDI_KELAYAKAN_BISNIS.docx.pdf
ASPEK_LINGKUNGAN_STUDI_KELAYAKAN_BISNIS.docx.pdf
ViscaBarca4
 
2.0 agensi terlibat dlm pembangunan projek
2.0 agensi terlibat dlm pembangunan projek2.0 agensi terlibat dlm pembangunan projek
2.0 agensi terlibat dlm pembangunan projekKhalid Mdnoh
 
151703437 tor-ukl-upl-flyover-pdf
151703437 tor-ukl-upl-flyover-pdf151703437 tor-ukl-upl-flyover-pdf
151703437 tor-ukl-upl-flyover-pdf
Herman Caniago Kampreto
 
deepwater drilling.pptx
deepwater drilling.pptxdeepwater drilling.pptx
deepwater drilling.pptx
cemjakarta
 
Amd4 l
Amd4 lAmd4 l
Bahan Ajar Teknik Lingkungan.pdf
Bahan Ajar Teknik Lingkungan.pdfBahan Ajar Teknik Lingkungan.pdf
Bahan Ajar Teknik Lingkungan.pdf
Martheana Kencanawati
 
asas-asas pengetahuan lingkungan
asas-asas pengetahuan lingkunganasas-asas pengetahuan lingkungan
asas-asas pengetahuan lingkungan
thiarramadhan
 
Bab i
Bab iBab i
Materiamdalforup pptx-130121223558-phpapp03
Materiamdalforup pptx-130121223558-phpapp03Materiamdalforup pptx-130121223558-phpapp03
Materiamdalforup pptx-130121223558-phpapp03
M Nasution
 
Materiamdalforup pptx-130121223558-phpapp01
Materiamdalforup pptx-130121223558-phpapp01Materiamdalforup pptx-130121223558-phpapp01
Materiamdalforup pptx-130121223558-phpapp01
M Nasution
 
SKB Materi_12_AMDAL.ppt MATERI PPT AMDAL
SKB Materi_12_AMDAL.ppt MATERI PPT AMDALSKB Materi_12_AMDAL.ppt MATERI PPT AMDAL
SKB Materi_12_AMDAL.ppt MATERI PPT AMDAL
Abdulrahman958177
 

Similar to Amdal jepang (20)

Amdal compatibility-mode
Amdal compatibility-modeAmdal compatibility-mode
Amdal compatibility-mode
 
9. audit-lingkungan
9. audit-lingkungan9. audit-lingkungan
9. audit-lingkungan
 
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Teknik Lingkungan ITB).pdf
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Teknik Lingkungan ITB).pdfAnalisis Mengenai Dampak Lingkungan (Teknik Lingkungan ITB).pdf
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Teknik Lingkungan ITB).pdf
 
AMDAL
AMDALAMDAL
AMDAL
 
Makalah mengenai amdal-geografi
Makalah mengenai amdal-geografiMakalah mengenai amdal-geografi
Makalah mengenai amdal-geografi
 
AMDAL
AMDALAMDAL
AMDAL
 
Amdal
AmdalAmdal
Amdal
 
ASPEK_LINGKUNGAN_STUDI_KELAYAKAN_BISNIS.docx.pdf
ASPEK_LINGKUNGAN_STUDI_KELAYAKAN_BISNIS.docx.pdfASPEK_LINGKUNGAN_STUDI_KELAYAKAN_BISNIS.docx.pdf
ASPEK_LINGKUNGAN_STUDI_KELAYAKAN_BISNIS.docx.pdf
 
2.0 agensi terlibat dlm pembangunan projek
2.0 agensi terlibat dlm pembangunan projek2.0 agensi terlibat dlm pembangunan projek
2.0 agensi terlibat dlm pembangunan projek
 
151703437 tor-ukl-upl-flyover-pdf
151703437 tor-ukl-upl-flyover-pdf151703437 tor-ukl-upl-flyover-pdf
151703437 tor-ukl-upl-flyover-pdf
 
deepwater drilling.pptx
deepwater drilling.pptxdeepwater drilling.pptx
deepwater drilling.pptx
 
Makalah amdal
Makalah amdalMakalah amdal
Makalah amdal
 
Industri
IndustriIndustri
Industri
 
Amd4 l
Amd4 lAmd4 l
Amd4 l
 
Bahan Ajar Teknik Lingkungan.pdf
Bahan Ajar Teknik Lingkungan.pdfBahan Ajar Teknik Lingkungan.pdf
Bahan Ajar Teknik Lingkungan.pdf
 
asas-asas pengetahuan lingkungan
asas-asas pengetahuan lingkunganasas-asas pengetahuan lingkungan
asas-asas pengetahuan lingkungan
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Materiamdalforup pptx-130121223558-phpapp03
Materiamdalforup pptx-130121223558-phpapp03Materiamdalforup pptx-130121223558-phpapp03
Materiamdalforup pptx-130121223558-phpapp03
 
Materiamdalforup pptx-130121223558-phpapp01
Materiamdalforup pptx-130121223558-phpapp01Materiamdalforup pptx-130121223558-phpapp01
Materiamdalforup pptx-130121223558-phpapp01
 
SKB Materi_12_AMDAL.ppt MATERI PPT AMDAL
SKB Materi_12_AMDAL.ppt MATERI PPT AMDALSKB Materi_12_AMDAL.ppt MATERI PPT AMDAL
SKB Materi_12_AMDAL.ppt MATERI PPT AMDAL
 

Amdal jepang

  • 1. Berlatar belakang berlakunya uu kebijakan lingkungan nasional 1969 di USA jepang juga membentuk sistem AMDAL Diperkenalkan pada tahun 1972 yang dikhususkan untuk pekerja umum saja untuk menangani proyek pelabuhan, reklamasi, pembangkit listrik dan skrikansen pada 1980. RUU diusulkan pada 1981 namun tidak lulus 1983 sehingga muncullah aturan standar melalui keputusan kabinet yang disebut EIA di implementasikan pada 1984 Pada tahun 1993 mulai di promosikan EIA yang tertuang dalam “basic Enveronment law” dan diberlakukan pada bulan july 1997
  • 2. Proses pembentukan UU amdal di jepang 1969 Enactment of “National Environmental Policy Act (NEPA)” in the US First EIA system in the world Approval of “Concerning the environmental conservation measures in 1972 EIA for public works relation to public works” by the Cabinet Submission of “Environmental Impact Assessment Bill” to the Diet (void 1981 in 1983) Decision on the “Implementation of Environmental Impact Assessment” Institutionalization of the system 1984 by the Cabinet by administrative measures 1993 Enactment of the “Basic Environment Law” Legal recognition of EIA 1997 Enactment of the “Environmental Impact Assessment Law” Legislation on EIA 1999 Implementation of “Environmental Impact Assessment Law”
  • 3. Hukum AMDAL dirumuskan dari gagasan bahwa AMDAL sangat penting untuk mencegah kerusakan lingkungan dan mempromosikan masyarakat yang berkelanjutan. Tujuannya adalah untuk mempertimbangkan perlindungan lingkungan dengan baik dengan membentuk suatu prosedur untuk EIA dari proyek berskala besar dan mencerminkan hasil penilaian dalam pengambilan keputusan.
  • 4. TUJUAN UU AMDAL MENETAPKAN PROSEDUR AMDAL MELAKSANAKAN PROYEK MENCERMINKAN HASIL PERLINDUNGAN DARI SKEMA PROYEK LINGKUNGAN DENGAN BAIK
  • 5. KELEMBAGAAN SISTEM AMDAL DI JEPANG Melembagakan sistem AMDAL salah satu implikasi yang paling penting dari undang-undang bahwa sistem secara hukum dilembagakan. Ini telah menjadi jelas bahwa sistem di bawah bimbingan administrasi seperti kabinet-keputusan EIA memiliki keterbatasan: 1) sistem tidak untuk mengatur aturan untuk menutupi berbagai pemain seperti pendukung proyek, pemerintah daerah dan warga; 2) tidak memiliki wewenang untuk memberlakukan kewajiban melaksanakan prosedur; 3) dan itu mampu mencerminkan hasil penilaian dalam otorisasi proyek.
  • 6. Kategori Proyek Pelaksana Amdal Tiga belas jenis proyek yang mematuhi UU Analisis Mengenai Dampak Lingkungan termasuk pembangunan jalan, bendungan, kereta api, bandara, dan pembangkit listrik. Di antara mereka, proyek skala besar yang dapat memiliki dampak serius pada lingkungan yang dikategorikan sebagai proyek "Kelas-1" dan diminta untuk mengikuti prosedur hukum. proyek-proyek "Kelas-2" dalam keputusannya dapat mengikuti prosedur untuk AMDAL yang ditentukan secara individual. Dengan kata lain, semua kelas harus mengikuti prosedur untuk AMDAL dalam UU tersebut.
  • 7. Jenis dan Ukuran Proyek yang Dijelaskan dalam Gambar
  • 8.
  • 9. Siapa yang menerapkan AMDAL? Pendukung proyek menerapkan AMDAL sendiri. Hal ini karena AMDAL adalah proses untuk menempatkan pertimbangan lingkungan ke dalam rancangan proyek melalui pertukaran pandangan dan informasi antara entitas yang bersangkutan dan karena proyek pendukung paling tahu tentang proyek yang diusulkan dan memiliki posisi terbaik untuk memodifikasi / menyesuaikan proyek.
  • 10. Prosedur Amdal Lanjutan * Lembaga wewenang meliputi 1) instansi untuk menyetujui dan mengesahkan proyek, 2) lembaga untuk mengambil tanggung jawab untuk alokasi subsidi, 3) kementerian dan lembaga untuk mengawasi organisasi khusus, dan 4) kementerian dan lembaga untuk melakukan proyek tersebut.
  • 11. * Menteri Lingkungan menyajikan pendapat hanya ketika badan kuasa adalah sebuah organisasi nasional.
  • 12. Pengadilan Proyek Kelas-2 (Screening) Prosedur untuk memutuskan apakah AMDAL harus diterapkan pada proyek-proyek yang disebut "penyaringan". keputusan tentang apakah AMDAL harus diterapkan pada proyek Kelas-2 dibuat secara individual berdasarkan kasus per kasus. Penilaian yang dibuat oleh badan otorisasi sesuai dengan kriteria penilaian. Misalnya, keputusan mengenai proyek jalan yang dibuat oleh Kementerian Infrastruktur, dan Transportasi Darat;keputusan pada proyek-proyek pembangkit listrik oleh Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Industri, dll). Dalam membuat penilaian, pendapat dari gubernur prefektur yang mengenal dengan baik situasi lokal harus dipertimbangkan.
  • 13.
  • 14. Contoh proyek-proyek yang berskala kecil, tetapi ini harus dinilai. Kriteria terkait dengan sifat proyek - Sebuah pembangkit listrik thermoelectric menggunakan bahan bakar polusi udara menyebabkan efek serius - Sebuah jalan yang merupakan bagian dari proyek yang komprehensif, yang dapat menyebabkan dampak lingkungan yang serius. Kriteria terkait dengan situasi regional - Sebuah bendungan di dekat tanah sarang elang emas - Sebuah proyek dalam Taman Nasional - Sebuah jalan melewati daerah di mana konsentrasi nitrogen dioksida (NO ) melebihi ambientenvironmental kualitas standar
  • 15. Prosedur untuk Rancangan Metode Penilaian (Scoping) Dampak lingkungan dari proyek berbeda dari tempat ke tempat dan AMDAL perlu dibuat dengan mengambil situasi lokal ke rekening. Misalnya, dengan proyek-proyek konstruksi jalan, isu-isu harus ditangani untuk perlindungan antara lingkungan berbeda, misalnya, jalan yang diusulkan di wilayah alam-kaya pegunungan, dan satu di daerah perkotaan secara intensif dikembangkan dan udara-tercemar. Dengan dua poin diingat, peluang harus diberikan untuk mendengar pendapat dari warga negara dan pemerintah daerah sebelum memutuskan metode penilaian. Dengan mengumpulkan pendapat ditahap awal proyek, pendapat-pendapat tersebut dapat dipertimbangkan dalam memilih item evaluasi, dan sehingga proyek dapat dinilai dengan cara yang lebih berorientasi situs.Prosedur ini disebut "scoping".
  • 16. 1. Pemrakarsa proyek mempersiapkan "dokumen scoping" yang menggambarkan metode penilaian, dan mengirimkannya ke gubernur prefektur dan walikota. Dokumen pelingkupan cetak biru untuk desain AMDAL , yang menunjukkan bagaimana survei, perkiraan dan evaluasi dalam AMDAL harus dilakukan. 2. Pemrakarsa terbuka memberitahukan dokumen dan memungkinkan setiap orang untuk melihatnya di kantor pemerintah daerah 3. pemrakarsa kantor untuk jangka waktu satu bulan. Proyek pendukung mengirimkan ringkasan dari pendapat mereka kepada pemerintah prefektur dan kota. Kemudian, gubernur prefektur mengungkapkan / opininya kepada pemrakarsa proyek setelah mendengar pendapat dari walikota kota, sementara juga mempertimbangkan pendapat dari masyarakat umum. Pemrakarsa proyek memutuskan metode penilaian dengan mempertimbangkan pendapat tersebut.
  • 17.
  • 18. Survey, perkiraan dan evaluasi dampak yang mungkin dan pengembangan penanggulangan yang diperlukan Pemrakarsa proyek melakukan survei, perkiraan dan evaluasi dampak lingkungan disesuai dengan metode yang ditetapkan melalui prosedur scoping, dan mempertimbangkan langkah- langkah yang diperlukan untuk melindungi lingkungan
  • 19. Prosedur untuk rancangan pernyataan dampak lingkungan (EIS) Setelah survei, perkiraan dan evaluasi selesai, prosedur selanjutnya adalah mendengarkan pendapat tentang hasil penilaian. Pemrakarsa proyek mempersiapkan EIS rancangan yang menggambarkan hasil penilaian dan pendekatan untuk mengatasi perlindungan lingkungan, dan mengirimnya ke gubernur prefektur dan kota walikota. Pemrakarsa juga secara terbuka memberitahukan dokumen dan memungkinkan setiap orang untuk melihatnya di tingkat lokalkantor-kantor pemerintah dan kantor pendukung untuk jangka waktu satu bulan. Dalam periode ini, pertemuanjuga diadakan untuk menjelaskan isi dari rancangan EIS.
  • 20. Siapapun yang memiliki pendapat tentang rancangan EIS dapat membuat pengajuan mengenai lingkungan perlindungan. Pemrakarsa proyek mengirimkan ringkasan dari pendapat- pendapat dan / nya tanggapannya kepada mereka untuk pemerintah prefektur dan kota. Kemudian, gubernur prefektur mengekspresikan / nya pendapatnya setelah mendengar pendapat dari walikota kota, sementara juga mempertimbangkan pendapat darimasyarakat umum.
  • 21.
  • 22. Prosedur untuk EIS Setelah prosedur untuk EIS rancangan selesai, pemrakarsa proyek meneliti pendapat diterima, mengulas rancangan EIS dan membuat EIS. Setelah selesai, EIS tersebut dikirim ke badan otorisasi proyek (misalnya, kepada MenteriInfrastruktur, dan Transportasi Darat dalam kasus jalan atau bandara), serta Menteri yang Lingkungan, dan diperiksa dari sudut pandang perlindungan lingkungan. Menteri yang Lingkungan mengekspresikan / opininya kepada badan otorisasi. Badan kuasa menerima pendapat dari Menteri Lingkungan Hidup, dan kemudian menyajikan / opininya kepada pemrakarsa proyek.
  • 23. Pemrakarsa proyek meninjau EIS, mempertimbangkan pendapat-pendapat tersebut, membuat EIS final dan mengirimkannya ke gubernur prefektur, walikota kota, dan lembaga otorisasi. Dia juga terbuka memberitahukan dokumen dan memungkinkan setiap orang untuk meninjau di kantor pemerintah daerah dan pemrakarsa kantor, dll untuk jangka waktu satu bulan. Sampai akhir EIS dibuat untuk publik, pemrakarsa proyek tidak dapat melaksanakan setiap bagian dariproyek
  • 24.
  • 25. Mencerminkan hasil penilaian dalam skema proyek Prosedur untuk AMDAL diakhiri dengan pemberitahuan publik dari EIS akhir. Namun, sangat penting bagi pemrakarsa proyek untuk mencerminkan hasil penilaian dalam skema proyek. Proyek-proyek patuh pada Undang-undang AMDAL adalah proyek dimana pemerintah dapat memutuskan apakah akan melakukan proyek atau tidak. Proyek yang berhubungan dengan hukum (seperti UU Jalan dan Hukum untuk Bisnis Railway) memberikan persetujuan untuk proyek, meskipun persyaratan untuk persetujuan tersebut tidak selalu mencakup pertimbangan yang berkaitan untuk perlindungan lingkungan.
  • 26. Dalam konteks ini, Undang-undang AMDAL mencakup ketentuan untuk tidak memberikan otorisasi untuk sebuah proyek yang tidak mengambil cukup perlindungan lingkungan
  • 27.
  • 28. Tindak lanjut survei adalah survei untuk menilai kondisi lingkungan pada tahap konstruksi dan operasi proyek. Sebuah survei follow-up yang dilakukan sebagai bagian dari perlindungan lingkungan tindakan bila: 1) ketidakpastian perkiraan yang tinggi 2) keahlian tentang pengaruh tindakan perlindungan lingkungan tidak cukup tinggi atau dipertanyakan hasil dari survei tindak lanjut biasanya dibuat untuk publik, termasuk langkah-langkah untuk mengatasi hasil survei.