Alkil halida adalah senyawa karbon yang memiliki gugus fungsi berupa atom halogen seperti fluor, klor dan ioda. Alkil halida bersifat nonpolar, sedikit larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik. Alkil halida dapat dihasilkan dari alkohol melalui reaksi penggantian gugus hidroksil dengan atom halogen, atau melalui halogenasi alkena dan alkuna. Alkil halida memiliki berbagai kegunaan seperti bahan kimia ind
Makalah ini membahas tentang alkil halida, termasuk tata nama, klasifikasi, sifat fisika seperti titik didih dan kelarutan, serta reaksi kimia seperti substitusi dan eliminasi.
Dokumen tersebut membahas tentang haloalkana, yaitu sebatian organik yang mengandung unsur halogen terikat pada atom karbon. Haloalkana dikelaskan menjadi primer, sekunder, dan tertier, dan dapat disiapkan melalui reaksi alkohol dengan asam halida. Haloalkana memiliki sifat fisik seperti takat didih dan keterlarutan, serta sifat kimia seperti hidrolisis, pembentukan nitril, dan pembentukan amina
Alkil halida adalah senyawa karbon yang memiliki gugus fungsi berupa atom halogen seperti F, Cl, Br, dan I. Alkil halida bersifat nonpolar, titik didihnya lebih tinggi dari alkana, dan larut dalam pelarut organik. Alkil halida dapat dihasilkan melalui reaksi substitusi atau reaksi adisi.
Dokumen tersebut membahas tentang senyawa organohalogen dan reaksi-reaksinya. Secara singkat, dokumen tersebut membahas:
1. Jenis senyawa organohalogen dan sifat fisikanya
2. Reaksi substitusi dan eliminasi pada senyawa organohalogen
3. Mekanisme reaksi SN1 dan SN2
Alkil halida adalah senyawa karbon yang memiliki gugus fungsi berupa atom halogen seperti fluor, klor dan ioda. Alkil halida bersifat nonpolar, sedikit larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik. Alkil halida dapat dihasilkan dari alkohol melalui reaksi penggantian gugus hidroksil dengan atom halogen, atau melalui halogenasi alkena dan alkuna. Alkil halida memiliki berbagai kegunaan seperti bahan kimia ind
Makalah ini membahas tentang alkil halida, termasuk tata nama, klasifikasi, sifat fisika seperti titik didih dan kelarutan, serta reaksi kimia seperti substitusi dan eliminasi.
Dokumen tersebut membahas tentang haloalkana, yaitu sebatian organik yang mengandung unsur halogen terikat pada atom karbon. Haloalkana dikelaskan menjadi primer, sekunder, dan tertier, dan dapat disiapkan melalui reaksi alkohol dengan asam halida. Haloalkana memiliki sifat fisik seperti takat didih dan keterlarutan, serta sifat kimia seperti hidrolisis, pembentukan nitril, dan pembentukan amina
Alkil halida adalah senyawa karbon yang memiliki gugus fungsi berupa atom halogen seperti F, Cl, Br, dan I. Alkil halida bersifat nonpolar, titik didihnya lebih tinggi dari alkana, dan larut dalam pelarut organik. Alkil halida dapat dihasilkan melalui reaksi substitusi atau reaksi adisi.
Dokumen tersebut membahas tentang senyawa organohalogen dan reaksi-reaksinya. Secara singkat, dokumen tersebut membahas:
1. Jenis senyawa organohalogen dan sifat fisikanya
2. Reaksi substitusi dan eliminasi pada senyawa organohalogen
3. Mekanisme reaksi SN1 dan SN2
Dokumen tersebut membahas tentang alkil halida dan reaksi substitusi nukleofiliknya. Terdapat pembahasan mengenai jenis-jenis alkil halida, mekanisme SN1 dan SN2, serta reaksi eliminasi E1 dan E2 pada alkil halida.
Dokumen ini membahas tentang reaksi pembuatan dan tatanama haloalkana, beberapa contoh reaksinya seperti subtitusi dan eliminasi, serta kegunaan dan dampak lingkungan dari senyawa haloalkana. Haloalkana dapat diperoleh dari reaksi subtitusi alkana dengan halogen menggunakan sinar UV. Kegunaannya luas seperti insektisida dan pelarut namun jika berlebihan dapat merusak ozon dan lingkungan.
Mekanisme reaksi eliminasi meliputi tahapan-tahapan yang terjadi pada reaksi eliminasi, jenis reaksi eliminasi berdasarkan molekul yang dilepaskan, posisi H yang tereliminasi, kinetika reaksinya (E1 atau E2), dan faktor-faktor yang mempengaruhi jalannya reaksi dan produk yang dihasilkan.
Reaksi adisi dan eliminasi adalah reaksi organik yang mengubah ikatan rangkap. Pada reaksi adisi, ikatan rangkap berubah menjadi ikatan tunggal melalui penambahan atom atau gugus, sementara pada reaksi eliminasi ikatan rangkap terbentuk melalui pelepasan dua substituen dari molekul. Terdapat berbagai mekanisme reaksi seperti E1, E2, SN1 dan SN2 yang menentukan jalannya reaksi adisi dan elim
Dokumen tersebut membahas tentang reaksi adisi elektrofilik pada ikatan rangkap karbon-karbon, termasuk mekanisme, contoh reaksi, dan aturan Markovnikoff.
1. Dokumen tersebut membahas reaksi substitusi nukleofilik dan eliminasi pada alkil halida. Terdapat dua mekanisme utama untuk substitusi nukleofilik, yaitu SN1 dan SN2, serta dua mekanisme untuk eliminasi, yaitu E1 dan E2.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi jalannya reaksi antara lain jenis nukleofil, kekuatan basa, efek sterik, dan jenis pelarut. Reaksi
1. Reaksi adisi aldehid dan keton meliputi reaksi dengan air, alkohol, hidrogen sianida, reagen Grignard, dan reduksi hidrogen.
2. Faktor yang mempengaruhi reaktivitas antara lain muatan positif karbon karbonil dan faktor sterik. Semakin reaktif senyawa, produk yang dihasilkan semakin stabil.
3. Reaksi adisi dapat menghasilkan berbagai produk seperti diol, asetal, ketal, hidroksinitril, alkoh
Dokumen tersebut membahas tentang alkil halida, yaitu turunan hidrokarbon dimana satu atau lebih hidrogennya diganti dengan halogen. Dibahas mengenai sifat fisik, penamaan, dan reaksi alkil halida melalui mekanisme substitusi nukleofilik SN1 dan SN2. Alkil halida umumnya digunakan sebagai zat antara dalam sintesis kimia.
Materi kuliah tentang senyawa organohalogen. JIka ada sesuatu silahkan tuliskan komentar di halaman blog ini: https://muhammadhabibie2016.blogspot.com/2018/06/kumpulan-file-file-acak.html
Alkohol dan eter adalah senyawa organik yang memiliki gugus fungsional hidroksil (-OH) dan eter (-O-). Alkohol dibedakan menjadi alkohol primer, sekunder, dan tersier berdasarkan derajat substitusi atom karbon yang mengikat gugus hidroksil. Alkohol dapat dihasilkan melalui beberapa reaksi seperti reduksi senyawa karbonil, hidrasi alkena, dan fermentasi karbohidrat. Alkohol juga dap
Dokumen tersebut membahas tentang alkohol, termasuk definisi, rumus kimia, jenis, sifat fisika dan kimia, tata nama, pembuatan, dan reaksi-reaksi alkohol.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan singkat tentang beberapa reaksi kimia aldehid dan keton, termasuk adisi hidrogen sianida, natrium hidrogensulfit, dan pereaksi Grignard. Reaksi-reaksi tersebut menghasilkan senyawa-senyawa seperti hidroksinitril, adisi bisulfit, dan alkohol.
Dokumen tersebut membahas tentang kimia organik khususnya reaksi alkohol. Terdapat urutan reaktivitas alkohol terhadap asam hidrogen halida, reaksi substitusi alkohol menjadi alkil halida, dan reaksi eliminasi alkohol menjadi alkena.
Dokumen tersebut membahas tentang senyawa hidrokarbon, yaitu alkana, alkena, dan alkuna. Alkana merupakan hidrokarbon jenuh dengan ikatan tunggal antar atom karbon. Alkena memiliki ikatan rangkap dua dan lebih reaktif dari alkana. Alkuna memiliki ikatan rangkap tiga dan merupakan senyawa hidrokarbon tak jenuh yang paling reaktif.
Dokumen tersebut membahas tentang alkil halida dan reaksi substitusi nukleofiliknya. Terdapat pembahasan mengenai jenis-jenis alkil halida, mekanisme SN1 dan SN2, serta reaksi eliminasi E1 dan E2 pada alkil halida.
Dokumen ini membahas tentang reaksi pembuatan dan tatanama haloalkana, beberapa contoh reaksinya seperti subtitusi dan eliminasi, serta kegunaan dan dampak lingkungan dari senyawa haloalkana. Haloalkana dapat diperoleh dari reaksi subtitusi alkana dengan halogen menggunakan sinar UV. Kegunaannya luas seperti insektisida dan pelarut namun jika berlebihan dapat merusak ozon dan lingkungan.
Mekanisme reaksi eliminasi meliputi tahapan-tahapan yang terjadi pada reaksi eliminasi, jenis reaksi eliminasi berdasarkan molekul yang dilepaskan, posisi H yang tereliminasi, kinetika reaksinya (E1 atau E2), dan faktor-faktor yang mempengaruhi jalannya reaksi dan produk yang dihasilkan.
Reaksi adisi dan eliminasi adalah reaksi organik yang mengubah ikatan rangkap. Pada reaksi adisi, ikatan rangkap berubah menjadi ikatan tunggal melalui penambahan atom atau gugus, sementara pada reaksi eliminasi ikatan rangkap terbentuk melalui pelepasan dua substituen dari molekul. Terdapat berbagai mekanisme reaksi seperti E1, E2, SN1 dan SN2 yang menentukan jalannya reaksi adisi dan elim
Dokumen tersebut membahas tentang reaksi adisi elektrofilik pada ikatan rangkap karbon-karbon, termasuk mekanisme, contoh reaksi, dan aturan Markovnikoff.
1. Dokumen tersebut membahas reaksi substitusi nukleofilik dan eliminasi pada alkil halida. Terdapat dua mekanisme utama untuk substitusi nukleofilik, yaitu SN1 dan SN2, serta dua mekanisme untuk eliminasi, yaitu E1 dan E2.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi jalannya reaksi antara lain jenis nukleofil, kekuatan basa, efek sterik, dan jenis pelarut. Reaksi
1. Reaksi adisi aldehid dan keton meliputi reaksi dengan air, alkohol, hidrogen sianida, reagen Grignard, dan reduksi hidrogen.
2. Faktor yang mempengaruhi reaktivitas antara lain muatan positif karbon karbonil dan faktor sterik. Semakin reaktif senyawa, produk yang dihasilkan semakin stabil.
3. Reaksi adisi dapat menghasilkan berbagai produk seperti diol, asetal, ketal, hidroksinitril, alkoh
Dokumen tersebut membahas tentang alkil halida, yaitu turunan hidrokarbon dimana satu atau lebih hidrogennya diganti dengan halogen. Dibahas mengenai sifat fisik, penamaan, dan reaksi alkil halida melalui mekanisme substitusi nukleofilik SN1 dan SN2. Alkil halida umumnya digunakan sebagai zat antara dalam sintesis kimia.
Materi kuliah tentang senyawa organohalogen. JIka ada sesuatu silahkan tuliskan komentar di halaman blog ini: https://muhammadhabibie2016.blogspot.com/2018/06/kumpulan-file-file-acak.html
Alkohol dan eter adalah senyawa organik yang memiliki gugus fungsional hidroksil (-OH) dan eter (-O-). Alkohol dibedakan menjadi alkohol primer, sekunder, dan tersier berdasarkan derajat substitusi atom karbon yang mengikat gugus hidroksil. Alkohol dapat dihasilkan melalui beberapa reaksi seperti reduksi senyawa karbonil, hidrasi alkena, dan fermentasi karbohidrat. Alkohol juga dap
Dokumen tersebut membahas tentang alkohol, termasuk definisi, rumus kimia, jenis, sifat fisika dan kimia, tata nama, pembuatan, dan reaksi-reaksi alkohol.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan singkat tentang beberapa reaksi kimia aldehid dan keton, termasuk adisi hidrogen sianida, natrium hidrogensulfit, dan pereaksi Grignard. Reaksi-reaksi tersebut menghasilkan senyawa-senyawa seperti hidroksinitril, adisi bisulfit, dan alkohol.
Dokumen tersebut membahas tentang kimia organik khususnya reaksi alkohol. Terdapat urutan reaktivitas alkohol terhadap asam hidrogen halida, reaksi substitusi alkohol menjadi alkil halida, dan reaksi eliminasi alkohol menjadi alkena.
Dokumen tersebut membahas tentang senyawa hidrokarbon, yaitu alkana, alkena, dan alkuna. Alkana merupakan hidrokarbon jenuh dengan ikatan tunggal antar atom karbon. Alkena memiliki ikatan rangkap dua dan lebih reaktif dari alkana. Alkuna memiliki ikatan rangkap tiga dan merupakan senyawa hidrokarbon tak jenuh yang paling reaktif.
Laporan praktikum kimia ini membahas tentang hidrokarbon. Hidrokarbon adalah senyawa organik yang terdiri dari karbon dan hidrogen, dan memiliki peranan penting dalam kehidupan seperti sebagai bahan bakar dan pelarut. Laporan ini menjelaskan golongan-golongan hidrokarbon seperti alkana, alkena, alkuna, dan benzena beserta sifat dan contoh senyawanya. Dilaporkan pula berbagai reaksi kimia yang dapat ter
Makalah ini membahas alkil halida (haloalkana) yang merupakan senyawa turunan alkana dengan penggantian satu atau lebih atom hidrogen menjadi atom halogen. Alkil halida memiliki sifat fisika dan struktur kimia tertentu serta dapat disintesis dari berbagai metode. Senyawa ini memiliki berbagai penerapan praktis seperti pelarut dan pendingin meski beberapa di antaranya perlu diganti karena efek lingkungan.
Dokumen tersebut membahas tentang alkana, termasuk reaksi-reaksinya seperti oksidasi, halogenasi, nitrasi, sulfonasi, dan isomerisasi. Juga dibahas tentang pembuatan alkana melalui hidrogenasi alkena, reduksi alkil halida, dan penggandengan alkil halida. Sumber alkana utama di alam adalah bahan bakar fosil seperti gas alam, minyak bumi, dan batu bara.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang ikatan tunggal yang mencakupi alkana dan sikloalkana, alkil halida, alkohol, eter, epoksida dan amina. Topik-topik utama yang dibahas meliputi definisi, penamaan menurut sistem IUPAC, sintesis, dan tindak balas masing-masing senyawa organik tersebut.
Rangkuman materi kimia kelas XII semester 2Raha Sia
Dokumen tersebut membahas tentang senyawa karbon seperti haloalkana, alkohol, eter, aldehid, keton, asam karboksilat dan ester. Secara singkat, dibahas tentang rumus struktur, tata nama, sifat-sifat kimia dan contoh senyawa-senyawa tersebut.
Alkohol merupakan senyawa organik yang memiliki gugus fungsi -OH terikat pada atom karbon. Alkohol dapat dihasilkan melalui beberapa reaksi seperti reaksi substitusi nukleofilik, reaksi Grignard, reduksi senyawa karbonil, dan hidrasi alkena.
Reaksi radikal bebas merujuk pada reaksi rantai yang terdiri dari inisiasi, propagasi, dan terminasi. Contoh reaksinya adalah klorinasi metana. Reaksi ini mencakup halogenasi alkana, pirolisis, dan auto-oksidasi. Halogenasi alkana menghasilkan senyawa alkil halida. Pirolisis adalah dekomposisi termal tanpa oksigen. Auto-oksidasi adalah oksidasi radikal bebas oleh oksigen.
Reaksi radikal bebas merujuk pada reaksi rantai yang terdiri dari inisiasi, propagasi, dan terminasi. Contoh reaksinya adalah klorinasi metana. Reaksi ini mencakup halogenasi alkana, pirolisis, dan auto-oksidasi. Halogenasi alkana menghasilkan senyawa alkil halida. Pirolisis adalah dekomposisi termal tanpa oksigen. Auto-oksidasi adalah oksidasi radikal bebas oleh oksigen.
Berdasarkan hasil reaksi identifikasi yang diberikan, senyawa dengan rumus C3H6O tersebut adalah aldehida.
1. Dengan pereaksi Fehling menghasilkan endapan merah bata, menunjukkan adanya gugus aldehida.
2. Oksidasi menghasilkan senyawa yang dapat memerahkan lakmus biru, yaitu asam karboksilat, menunjukkan bahwa senyawa awal adalah aldehida.
Oleh karena itu, gugus
Senyawa karbon turunan alkana terdiri dari haloalkana, alkanol, alkoksialkana, alkanal, alkanon, asam alkanoat, dan alkil alkanoat. Senyawa-senyawa ini memiliki gugus fungsi yang menentukan struktur dan sifatnya. Haloalkana dihasilkan dari reaksi alkana dengan halogen, sedangkan alkanol berasal dari penggantian atom H pada alkana dengan gugus hidroksil.
Ga ada yang salah wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh maaf kak pas disuruh tdi nggak ad teman mabar kah diriku sendiri trus ko ad catatan semalam ad GK ad tpi klo satu' lama siap e minta maaf kak pas disuruh tdi nggak ingat nitip lapak ya gan dan palsu dan asli dan palsu dan asli dan palsu dan asli dan palsu dan asli dan palsu dan
Ga ada yang salah wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh maaf kak pas disuruh tdi nggak ad teman mabar kah diriku sendiri trus ko ad catatan semalam ad GK ad tpi klo satu' lama siap e minta maaf kak pas disuruh tdi nggak ingat nitip lapak ya gan dan palsu dan asli dan palsu dan asli dan palsu dan asli dan palsu dan asli dan palsu dan
Dokumen tersebut membahas tentang tata nama, sifat fisika, dan reaksi kimia aldehida dan keton. Aldehida dan keton memiliki gugus karbonil yang bersifat polar sehingga mempengaruhi titik didih dan kelarutannya. Gugus karbonil juga bereaksi melalui adisi dan reduksi.
1. The document discusses the use of Stella simulation software for educational purposes. Stella allows students to dynamically model complex systems and explore how changing variables affects outcomes.
2. Using simulations like Stella is beneficial for student learning as it motivates students and helps them better understand concepts that would be difficult or impossible to demonstrate in real life. Students can observe systems over time and predict how changing parameters impacts results.
3. Stella provides opportunities for active, self-directed learning as students can freely experiment with models and receive immediate feedback on their changes. This supports different learning styles and helps students transfer knowledge to new situations.
This document describes an experiment investigating the effect of temperature on the rate of reaction between magnesium and hydrochloric acid using a data logger. Students will use a data logger to monitor the temperature change in two test tubes, one containing hydrochloric acid as a control and one containing both hydrochloric acid and magnesium. They aim to determine if the exothermic reaction between the magnesium and acid affects the overall temperature. The experiment involves measuring temperature changes over time as magnesium is added to one test tube, with the goal of understanding how temperature influences reaction rate.
The document summarizes a PBL presentation about two murders of Korean women in London and France. The bodies of the women, Hyo Jung Jin and In Hea Song, were found bound with the same type of tape. Evidence from a house connected to both crime scenes, including paint samples and DNA evidence on the tape, pointed to Kyo Soo Kim as the suspect. Techniques like paint analysis, polymerase chain reaction, and gel electrophoresis were used to analyze the evidence. Ultimately, Kyo Soo Kim was found guilty of both murders based on the evidence linking him to the crimes.
This document summarizes a student project on seed germination. The objective was to study the effect of water, fertilizer, and houguland solution on plant growth. Seeds were planted in soil and supplied with one of the three factors. Plant height, leaf width and number were measured over four weeks. It was hypothesized that plants with houguland solution would grow best. The results showed that water, nutrients, and proper amounts are required for seed germination and plant growth.
This document presents the objectives, hypothesis, methodology, results, and conclusion of a mini project studying how much money students at UPSI spend per month. The objectives are to determine if PTPTN loans are sufficient for expenses and quantify monthly spending. A hypothesis is that loans do not fully cover costs. Surveys of 50 students collected data on expenses per semester and month. Most students spent RM2000-RM3999 per semester and RM300-RM499 monthly. Most money was spent on food. In conclusion, students agreed loans are insufficient but help fund their education.
1. BASIC ORGANIC CHEMISTRY
(SKO3013)
SEMESTER 1 2011/2012
ALKIL HALIDA
GROUP : A
GROUP MEMBERS :
MARLISA BINTI SAU D20101037418
NUR HAYATI BINTI YUSOFF D20101037439
NORFARRAHDILAH BINTI AMIR D20101037438
SITI SALWA BINTI ABDULLAH D20101037439
2. ALKIL HALIDA
1.0 PENGENALAN
Alkil Halida yang juga dikenali sebagai haloalkana adalah sebatian-sebatian organik yang
mempunyai atom-atom halogen (fluorin, klorin, bromin atau iodin). Atom-atom halogen ini
terdapat pada karbon hibridisasi sp3.
Ikatan karbon-halogen merupakan ikatan polar kerana karbon dan halogen mempunyai
perbezaan elektronegativiti. Elektronegativiti halogen lebih tinggi daripada karbon.
C-I < C-Br < C-Cl < C-F ( C-F – ikatan polariti yang yang tertinggi)
Vinil halida dan fenil halida termasuk dalam alkil halida yang terikat dengan karbon
hibridisasi sp2 manakala alilik halida termasuk dalam hibridisasi sp3 .
Formula : RX
H H sp3
H -C-C-Cl
H H
Cl Cl
R
Vinil halida Aril halida
3. 2.0 PENGKELASAN ALKIL HALIDA
Ditentukan mengikut jenis atom karbon yang terikat kepada halogen.
2.1 Alkil halida primer
Alkil halida primer (1°), mempunyai atom karbon yang hanya terikat dengan satu kumpulan
alkil. Contoh :
2.2 Alkil halida skunder
Alkil halida sekunder (2°), mempunyai atom karbon yang hanya terikat dengan dua kumpulan
alkil lain. Contoh :
2.3 Alkil halida tertiari
Alkil halida tertiari (3°), mempunyai atom karbon yang terikat dengan tiga kumpulan alkil lain.
Contoh :
4. 2.4 RINGKASAN PENGKELASAN ALKIL HALIDA
Formula Umum Pengkelasan
CH3X Metil halida
- Halogen terikat kepada kumpulan metil
R-CH2-X Alkil halida primer (1°)
- Halogen terikat kepada (1°) karbon
R Alkil halida sekunder (2°)
R-CH-X - Halogen terikat kepada (2°) karbon
R Alkil halida tertiari (3°)
R-C-X - Halogen terikat kepada (3°) karbon
R
X Aril halida
-Halogen terikat kepada (3°) karbon.
Vinil halida Aril halida Alilik halida Fenil halida
5. Latihan :
i. CH3CH2Br : ______
ii. (CH3)3CH(CI)CHBr :______
iii. CH3CH2CHBr : ______
CH3
iv. :______
H3C Cl
6. 3.0 PENAMAAN ALKIL HALIDA
A) Nama Asas
Mengandungi nama asas kumpulan alkil diikuti dengan nama halida.
CH3CH2CH2-Cl : propil klorida
CH3CH2CH2-I : n-butil iodida
H3C-CH-Br : isopropyl bromida
CH3
B) IUPAC Sistem
Rantaian karbon yang paling panjang dipilih menjadi rantai utama.
Rantai utama diberikan nombor dari arah yang memberikan cabang nombor yang
paling rendah sama ada -X atau -R.
Cabang halogen diberikan prefik fluoro- , kloro- ,bromo- ,iodo- .
Jika terdapat dua cabang dengan kumpulan yang sama, guna prefik di- ,tri- ,tetra-
CH3
CH3CHCH2CHCHCH2CH3
CH3
2,4-dimetilheptana
7. Cabang mempunyai nombor yang sama
Penomboran cabang mesti bermula dengan mengikut keutamaan abjad.
CH3 Br
CH3CHCH2CHCHCH3
2-bromo-5-methylhexana
Jika wujud lebih daripada satu halogen
Penomboran diberikan berdasarkan keutamaan abjad.
CH3 Br
CH3CHCH2CHCHCH2CH3
I
5-bromo-2-ioido-,3-methylheptane
8. 4.0 Ciri-ciri alkil halida
Ciri-ciri fizikal
alkil halida
Takat didih
Alkil halida mempunyai takat didih yang tinggi berbanding alkana. Ini adalah
disebabkan berat atom alkil halida yang tinggi.
Semakin bertambah berat atom, semakin tinggi takat didih alkil halida.
Alkil halida yang bercabang mempunyai takat didih yang rendah berbanding
alkil halida rantaian lurus kerana luas permukaannya semakin berkurang
menyebabkan tarikan kekuatan van der waal sedikit.
Takat didih alkil halida juga akan bertambah apabila berat atom halogen
bertambah. F<Cl<Br<I
Contoh :alkil fluoride < alkil iodide
Kelarutan
Alkil halida mempunyai kelarutan yang rendah dalam air.
Ia tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik seperti benzena,
eter dan klorofom.
Alkil halida tidak larut dalam air kerana tidak dapat membentuk ikatan
hidrogen bersama air.
10. PROSES PENGHALOGINASI ALKANA
PROSES PENGHALOGINASI ALKANA
sebatian yang
melibatkan menghasilkan
dihasilkan akan
mekanisma radikal campuran isomer
diasingkan melalui
bebas ekahalida
proses penyulingan
Contoh 1
Proses klorinisasi radikal bebas metana
11. Mekanisme proses klorinisasi
Permulaan
Ikatan karbon-hidrogen ikatan merupakan ikatan kovalen rendah kekutuban.
Molekul halogen mempunyai ikatan kovalen tidak berkutub.
Cahaya UV mengandungi tenaga yang mencukupi untuk memecahkan ikatan klorin-
klorin lemah yang tidak berkutub.
Pemutusan molekul klorin membawa kepada pembentukan dua radikal bebas
klorin atom yang sangat reaktif.
Radikal bebas merupakan atom atau kumpulan yang mempunyai satu elektron tunggal
yang tidak dikongsi.
Pengacukan
Pembelahan homolitik ikatan karbon-hidrogen akan berlaku.
Atom radikal bebas klorin akan bercantum dengan radikal bebas hidrogen untuk
membentuk hidrogen klorida dan radikal bebas metil.
12. Penamatan
Radikal bebas metil bertindak balas dengan radikal bebas klorin untuk menghasilkan
klorometana.
Dua radikal bebas metil bertindak balas untuk menghasilkan etana.
Dua radikal bebas klorin bertindak balas untuk menghasilkan molekul klorin.
Cl • + • Cl → Cl — Cl
13. PROSES PENGHALOGINASI ALKENA
Penambahan sebatian hidrogen halida
Penambahan sebatian hidrogen halida pada sebatian alkena yang tidak seimbang akan
menghasilkan dua produk.
Penghasilan produk ini ditentukan oleh Peraturan Markonikov.
Atom hidrogen perlu ditambah pada karbon ikatan berganda yang mempunyai lebih
banyak atom hidrogen.
Penyusunan ini akan menghasilkan karbokation pertengahan yang lebih stabil.
Dalam Peraturan Anti-Markonikov, atom hidrogen akan ditambah pada karbon ikatan
berganda yang mempunyai kurang atom hidrogen.
14. Penambahan kumpulan halogen
Proses penghaloginasi merupakan penambahan atom halogen pada sebatian alkena.
Mekanisme penghaloginasi
Sebatian alkena dan halogen merupakan molekul yang tidak berkutub.
Walau bagaimanapun, molekul ini mampu mengalami penghasilan dwikutub terdorong.
Karbokation bromoetil yang terhasil akan distabilkan oleh bromin atom yang bercas
positif (ion bromonium).
Ion bromonium akan berkongsi elektron dengan ikatan kovalen karbon-bromin.
15. Bahagian yang bertindih akan menghampiri atom bromin yang lebih berelektronegatif.
Penghaloginasi sebatian allilik
Alkena boleh dihaloginasi secara terus dari posisi allilik.
Molekul halogen yang digunakan mestilah dalam kepekatan yang rendah tetapi suhu
yang tinggi untuk mengelakkan tindak balas berlaku pada ikatan berganda.
Tindak balas Karl Zieglar
N-Bromosuccinimide (NBS) merupakan agen pembrominan dan pengoksidaan sebagai sumber
bromin dalam tindak balas radikal dan penambahan elektrofilik.
16. PENUKARAN ALKOHOL KEPADA ALKIL HALIDA
Reagen hidrogen halida
(HCl, HBr, HI)
Reagen fosforus tribomida
(PBr3)
Reagen thionil klorida
(SOCl2)
Reagen hidrogen halida (HCl, HBr, HI)
Alkohol akan ditukarkan kepada alkil halida melalui tindak balas SN1 dan SN2 dengan
asid halogen.
Alkohol primer akan mengalami penggantian SN2 manakala penggantian SN1 berlaku
pada alkohol tertier.
17. Reagen fosforus tribomida (PBr3)
Mekanisme tindak balas reagen fosforus tribomida (PBr3)
Alkohol akan bertindak balas dengan fosforus tribomida.
Penggantian SN1 atau SN2: ion bromida menggantikan kumpulan dwibromofosforus.
Reagen thionil klorida (SOCl2)
Tindak balas berlaku dengan pantas dan menghasilkan beberapa produk sampingan
seperti sulfur dioksida dan hidrogen klorida.
Mekanisme tindak balas reagen thionil klorida (SOCl2)
Sebatian alkohol akan bertukar menjadi sebatian ester tidak organik.
18. Ion klorida akan bertindak sebagai nukleofilik dan menyerang sebatian ester untuk
menghasilkan sulfur dioksida, hidrogen klorida dan sebatian alkil halida.
Alkil halida yang terhasil mempunyai konfigurasif relatif berlainan dari alkohol asal.
19. Nucleophile
Spesies dengan pasangan elektron yang tidak dikongsi.
Nucleophile akan bertindak balas dengan alkil halida dengan menggantikan gantian halogen.
Tindak balas penggantian berlaku dan gantian halogen yang dipanggil kumpulan meninggalkan
akan kekal sebagai ion halida.
Substrat ikatan karbon-halogen menjalani heterolysis dan pasangan elektron yang tidak dikongsi
nucleophile akan digunakan untuk membentuk satu ikatan baru kepada atom karbon.
Contoh : OH-, OR-, NH3, CN
nucleophile
produk
Nu: R X R Nu X Ion halida
Substrat Alkil
halida
Kumpulan meninggalkan
Kumpulan meninggalkan yang bagus ialah gantian yang boleh meninggalkan sebagai molekul
relatif stabil, lemah asas / anion.
Contoh: ion halida (Cl, Br, I)
R-I > R-Br > R-Cl > > R-F
Ion fluorida adalah asas yang kukuh : lebih tinggi kekuatan ikatan antara C-F.
Nucleophile Kumpulan meninggalkan
produk
Nu: R X R Nu X Ion halida
20. Mekanisma SN1
SN1 adalah nucleophile penggantian unimolecular.
Ianya unimolecular kerana melibatkan satu spesis iaitu alkil halida dalam
menentukan tindak balas.
Oleh itu, kadar tindak balas hanya bergantung kepada persamaan kadar alkil
halida (RX).
Kadar = k [RX].
Tindak balas ini melibatkan alkil halida 3⁰.
Mekanisme melibatkan 2 langkah :
Langkah 1 : Pembentukan-karbokation
Langkah 2 : Serangan nucleophilic
Langkah 1 : Pembentukan-karbokation
R R
slow _
R_ C _ X R_ C + + X
R R
Langkah 2 : Serangan nucleophilic
R R
_ fast
R_ C + + Nu: R_ C _ Nu
R R
21. MEKANISMA SN1
Contoh 1 : Tindak balas 2-bromo-2-methilpropana dengan air.
CH 3 CH 3
CH 3 _ C _ Br + H 2 O CH 3 _ C _ OH + HBr
CH 3 CH 3
Langkah 1 : Pembentukan-karbokation
CH 3 CH 3
slow _
CH 3 _ C _ Br CH 3 _ C + + Br
CH 3 CH 3
Langkah 2 : Serangan nucleophilic
CH 3 CH 3
CH 3 _ C + + H2O fast
CH 3 _ C _O H
+ H
CH 3 CH 3
CH 3 CH 3
H _ C _ OH + H O +
CH 3 _ C _ O + H2O CH 3 3
+ H
CH 3 CH 3
22. Contoh 2
Tuliskan mekanisme bagi tindak balas di bawah
CH 3 CH 3
CH 3 _ C _CH 2 Br + NaOH(aq) CH 3 _ C _CH 2 CH 3 + NaBr
CH 3 OH
Langkah 1 : Pembentukan-karbokation
CH 3 CH 3
_
CH 3 _ C _ CH 2 _Br slow CH 3 _ C _ CH
2 + Br
+
CH 3 CH 3
Penyusunan semula
CH 3 CH 3
1,2-methyl shift
CH 3 _ C _ CH 2 CH 3 _ C _ CH 2
+ +
CH 3 CH 3
Langkah 2 : Serangan nucleophilic
CH 3 CH 3
_
CH 3 _ C _ CH2 + OH fast CH 3 _ C _ CH 2 CH 3
+
CH 3 OH
23. NUCLEOP KUMPULAN
HILE MENINGGALK
AN
FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI
MEKANISMA SN1
KESAN STEREOCHEMI
PELARUT STRY SN1
KESAN
STEARIK
Stereochemistry SN1
24. Disebabkan oleh pembentukan karbokation semasa langkah pertama dalam mekanisme tindak
balas (substrat) yang mempunyai struktur satah trigonal.
Anjakan berlaku sama ada dari bahagian hadapan sebelah / belakang apabila substrat bertindak
balas dengan nucleophile.
Akibatnya, tindak balas akan mengubah sebatian aktif optik ke dalam recemic ataupun beberapa
bentuk penyongsangan.
Nucleophile
Dalam mekanisme SN1, nucleophile tidak mempengaruhi kadar tindak balas SN1.
Nucleophile akan bertindak balas selepas pembentukan karbokation.
Kumpulan
meninggalkan
Sesuatu kereaktifan serupa bagi mekanisme SN1 dijumpai untuk tindak balas sebagai SN2.
Kumpulan meninggalkan (anion) Kereaktifan relatif
OH , NH 2 , OR <<1
F 1
Cl 200
Br 10,000
I 30,000
TosO 60,000
Kesan pelarut
25. Tindak balas mekanisme SN1 berlaku dengan pantas dalam pelarut protik (EtOH, MeOH).
Pelarut protik menggalakkan solvation daripada karbokation (interaksi ion dengan molekul
pelarut) akan menstabilkan karbokation perantaraan.
PELARUT TINDAK BALAS REAKTIF CEPAT
EtOH 1
Acetic acid 2
60% EtOH : 40% H20 100
20% EtOH : 80% H2O 14000
Water ~105
KESAN STEARIK
Kadar yang mengehadkan langkah unimolecular penceraian substrat untuk menghasilkan
karbokation.
Semakin stabil karbokation pengantara, lebih cepat tindak balas mekanisme SN1 berlaku.
Kestabilan karbokation :
Bensil> Allil ≈ 3⁰>2⁰>1⁰
karbokation sekutu
26. karbokation bensil
Mekanisma SN2
SN2 adalah nucleophile penggantian bimolecular.
Ianya bimolecular kerana melibatkan dua spesis iaitu alkil halida dan nucleophile dalam
menentukan tindak balas.
Oleh itu, kadar tindak balas bergantung kepada persamaan kadar alkil halida (RX) and
nucleophile (Nu-).
Kadar = k [RX][Nu-]
27. Mekanisme am
R R R
slow fast Nu C
C X Nu C X + X-
Nu:- H
H H H H
keadaan peralihan
Mekanisma SN2
28. Contoh 1 : Tindak balas antara bromida etil dengan natrium hidroksida.
CH3CH2Br + NaOH(aq) CH3CH2OH + NaBr
Mekanisme SN2
CH3 CH3 CH3
:OH- C Br
slow
OH C Br
fast
OH C + Br-
H H
H H H H
keadaan peralihan
29. KUMPULAN
NUCLEOPHI
MENINGGA
LE
LKAN
FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KESAN
MEKANISMA SN2
KESAN PELARU
STEARIK T
STEREOCHEMI
STRY SN2
Stereochemistry SN2
Nucleophile akan mendekati dari kawasan bertentangan dengan kumpulan yang meninggalkan.
Mengakibatkan satu perubahan di dalam konfigurasi atom karbon molekul sasaran.
30. Sebagai anjakan berlaku, konfigurasi gantian atom karbon menjalani terbalikkan.
KESAN
STEARIK
Molekul yang bersaiz besar menghalang pendekatan pembentukan bon nucleophile membuat
sukar.
Keadaan peralihan bagi tindak balas sterically menghalang alkil halida daripada nucleophile dan
memberikan tenaga yang lebih tinggi dan membentuk dengan lebih perlahan daripada alkil
halida yang kurang dihalang.
CH 1 2
3
neopentyl 2
Alkil halida Type Tindak balas reaktif yang
cepat
CH3X 1⁰ 3000000
CH3CH2X 1⁰ 100000
CH3CH2CH2X 1⁰ 40000
(CH3)2CHX 2⁰ 2500
(CH3)3CCH2X 1⁰-neopentil 1
(CH3)3CX 3⁰ 0
KESAN PELARUT
Pelarut protic (yang mengandungi kumpulan OH atau NH): secara amnya mengurangkan tindak
balas mekanisme SN2. Contoh: MeOH, EtOH.
Pelarut protic ini akan melambatkan tindak balas mekanisme SN2 melalui kelompok di sekitar /
solvating reactant nucleophile.
Solvating: Mengurangkan kereaktifan nucleophile (hidrogen bon).
31. Sebaliknya, pelarut protic seperti asetonitril (CH3CN) , dimethylformamide (CH3)2NCHO
meningkatkan kadar bagi mekanisme SN2.
NUCLEOPHILE
Mana-mana spesies (neutral / negatif) boleh bertindak sebagai nucleophile (pasangan unshared
elektron).
Tindak balas SN2 berkaitan dengan kereaktifan nucleophile
Nucleophile lemah Nucleophile sederhana Nucleophile kuat
F- Br- (CH3CH2)3P
H-O-H NH3 HS
CH3OH CH3-S-CH I-
Cl- C ≡N
CH3COO- OH-
CH30-
32. KUMPULAN
MENINGGALKAN
Kumpulan meninggalkan akan membuang cas negatif dan disesarkan oleh nucleophile yang
masuk.
Kumpulan meninggalkan yang terbaik berkaitan dengan kestabilan negatif cas yang terbaik-
kestabilan anion berkaitan dengan tahap kealkalian yang rendah.
Cas akan disebarkan pada nucleophile masuk dan kumpulan meninggalkan (alkali lemah) untuk
menghasilkan lebih penstabilan.
Anion (kumpulan meninggalkan) Kereaktifan relatif
OH-, NH2-, OR- <<1
F- 1
Cl- 200
Br- 10000
I- 30000
ToSO- 60000
Tahap kereaktifan meningkat apabila semakin menurun ke bawah.
Mekanisme SN1
Kereaktifan hidrolisis 1⁰, 2⁰ dan juga 3⁰ alkil halida.
Kereaktifan alkil halida untuk mekanisma SN1 adalah ditentukan oleh kestabilan carbocation.
3⁰ alkil halida merupakan alkil halida yang paling stabil diikuti 2⁰ alkil halida dan 1⁰ alkil halida.
Alkana adalah yang paling tidak stabil sekali.
Contoh :
33. R-X < R-X < R-X
1o 2o 3o
kereaktifan meningkat
Mekanisme SN2
Kereaktifan hidrolisis 1⁰, 2⁰ dan juga 3⁰ alkil halida.
Kereaktifan alkil halida untuk mekanisme SN2 adalah ditentukan oleh kesan stearik yang terikat
pada kawasan tindak balas molekul tersebut.
1⁰ alkil halida merupakan alkil halida yang paling reaktif diikuti 2⁰ alkil halida dan 3⁰ alkil halida.
Contoh :
CH3 X < R-X < R-X
1o 2o 3o
kereaktifan meningkat
Perbezaan antara SN1 dan SN2
SN1 SN2
Kadar = k[RX] Kadar = k[RX][Nu-]
Kereaktifan - 3⁰>2⁰>1⁰ Kereaktifan – CH3X>1⁰>2⁰
Mekanisme melibatkan lebih satu Mekanisme melibatkan satu langkah
langkah
34. Nucleophile yang lemah Nucleophile yang kuat
Pembentukkan carbon cation Tiada pembentukkan carbon cation
APLIKASI ALKIL HALIDA
Kegunaan halogenalkana dalam makmal
Bertindak balas dengan banyak sebatian lain bagi menghasilkan bermacam-
macam sebatian organik yang lain.
Dalam pembuatan plastik
35. Kloroetena, CH2 = CHCl, digunakan untuk membuat poli (kloroetea) - biasa
disebut PVC.
Tetrafluoroetena, CF2 = CF2, digunakan untuk membuat poli (tetrafluoroetena) -
PTFE.