MOGADISHU, GQ – Negara dengan pendapatan perkapita per tahun USD 600 ini masuk kategori negara miskin. Perang yang berkepanjangan, serta bencana kekeringan parah yang pernah melanda, menyebabkan ekonomi masyarakatnya lambat bertumbuh. Kendati perang sudah mereda, namun nuansa perang masih terasa. Dimana-mana pihak keamanan dengan bedil AK47 melintang di dada berjaga-jaga. Personil GlobalQurban Aksi Cepat Tanggap (GQ-ACT), Rudi Purnomo dan Mukhti, mewakili amanah kurban pekurban Indonesia untuk berbagi dengan warga Negara berpenduduk 99 persen muslim tersebut.
1. Alhamdulillah, Kurban Anda Sampai
Somalia
24 September 2015
MOGADISHU, GQ – Negaradenganpendapatan perkapita per tahun USD 600 ini masuk kategori negara
miskin. Perang yang berkepanjangan, serta bencana kekeringan parah yang pernah melanda,
menyebabkan ekonomi masyarakatnya lambat bertumbuh. Kendati perang sudah mereda, namun
nuansa perang masih terasa. Dimana-mana pihak keamanan dengan bedil AK47 melintang di dada
berjaga-jaga.Personil GlobalQurbanAksiCepatTanggap(GQ-ACT),Rudi Purnomo danMukhti,mewakili
amanah kurban pekurban Indonesia untuk berbagi dengan warga Negara berpenduduk 99 persen
muslim tersebut.
Perasaan deg-degan tak ayal menggelayuti dada mereka berdua, selama dalam perjalanan menuju
Mogadishu. Kendati ditemani mitra lokal untuk implementasi GlobalQurban, rasa takut itu tetap
muncul karena banyaknya pria-pria berbaju preman bersenjatakan AK47 mengawasi orang-orang
berlalu-lalang. Mata mereka nampak liar menyapu setiap orang yang melintas.
“Alhamdulillah, akhirnya kami tiba di Somalia dengan selamat, perasaan deg-degan dan sedikit
mencekammulai merasukijiwa.Ini adalahpengalamanpertamasayadanmasMukhti menginjakkaki di
2. Somalia.Disambut oleh Ustadz Dahir dari NGO lokal, kami dibawa menuju Hotel Hayat. Selama dalam
perjalanan, kami harus melewati beberapa pos penjagaan yang cukup ketat,” tutur Rudi.
Perasaanwas-wastentusajamuncul di hati mereka. Banyaknya sipil yang bersenjata, dengan tampang
waspada dan siaga, berjaga-jaga di setiap lokasi semakin menambah mencekamnya keadaan yg ada.
“Tapi sambil berucapbismillah,kami berdoa semoga misi kami menyampaikan amanat para pekurban,
bisa tertunaikan dengan baik,” kata Rudi.
Saat tiba di penginapan, Rudi dan Mukhti istirahat sejenak. Setelah itu, rasa ingin tahu membuat
keduanya ingin melakukan pengenalan lingkungan dengan keluar hotel. Namun keinginan Rudi dan
Mukhti tak terwujud, karena mitra lokal melarang berjalan-jalan bebas di luar hotel.
“Kami menurutsaja.Tentusaja mereka lebih tahu soal kondisi keamanan di negara mereka,” ujar Rudi
mencoba mengerti.
Pagi Rabu (23/9), usai sholat subuh, Rudi bersiap pergi melihat hewan kurban yang telah dipesan dan
mengunjungi lokasi tempat pelaksanaan pemotongan hewan di Somalia.
“Tepatnyadi JalanJazeera,lokasi dekatpantai dengansuasanaygcukuptenang,danbersih,layak untuk
pemotongan qurban yang akan dilaksanakan esok hari (hari ini-red),” tutur Rudi. Usai mengambil
gambar ternak-ternak sapi, Rudi dan Mukhti kembali ke penginapan untuk melakukan pertemuan
denganmitraterkaitpersiapanpenyembelihanhewankurban, yang akan dimulai usai shalat Idul Adha.
Hari ini,hewan-hewankurbanitumulai disembelih atas nama Allah, untuk dibagi-bagikan kepada yang
berhak, warga Somalia.[] (Rudi,Mukhti)