2. No Nama Uraian Tugas
1. Firdaus Tommy, A.Md.,
S.Kom.Gr.
Merumuskan/Menyusun materi pemahaman
Merdeka Belajar;
Berbagi menyebarkan pemahaman Merdeka Belajar;
Mengadakan umpan balik dengan rekan sejawat.
2. Mariatul Qibtiyah, S.Pd. Mendesain dan melakukan pengetikan materi di PPT;
Berbagi menyebarkan pemahaman Merdeka Belajar;
Mengadakan umpan balik dengan rekan sejawat.
3. Ainun Jariah. M.Pd. Merumuskan/Menyusun materi pemahaman
Merdeka Belajar;
Berbagi menyebarkan pemahaman Merdeka Belajar;
Mengadakan umpan balik dengan rekan sejawat.
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
3. 01 Modul 1
Mengenali dan
Memahami Diri
Sebagai Pendidik
03 Modul 3
Mendampingi Murid
dengan Utuh dan
Menyeluruh
05 Modul 5
Pendidik yang
Mengantarkan
Keselamatan dan
Kebahagian
02 Modul 2
Mendidik dan
Mengajar
04 Modul 5
Mendidik dan Melatih
Kecerdasan Budi
Pekerti
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
4. Bapak Pendidikan Nasional
Ki Hajar Dewantara
(1889 – 1959)
Mengenali dan
Memahami Diri
Sebagai Pendidik
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
5. “Manusia Merdeka” adalah manusia yang
hidupnya bersandar pada kekuatan diri baik lahir
maupun batin, tidak bergantung pada orang lain.
Ki Hajar Dewantara menyampaikan bahwa
pendidik itu menuntun tumbuh dan hidupnya
kekuatan kodrat yang ada pada anak, agar dapat
memperbaiki lakunya untuk hidup dan tumbuhnya
kekuatan kodrat anak (bukan dosanya).
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
6. Sebagai pendidik tentu sudah seharusnya mampu
mengenali karakteristik dan kebutuhan murid, namun
yang paling mendasar juga mampu mengenali
kekuatan dan kelemahan diri sendiri.
Mari kita senantiasa terus belajar demi meraih
tujuan pendidikan yang kelak dapat menuntun anak-
anak kita menjadi manusia merdeka.
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
8. Mendidik dan mengajar adalah proses memanusiakan
manusia, sehingga harus memerdekakan manusia dan segala
aspek kehidupan baik secara fisik, mental, jasmani dan
rohani.
Ki Hajar Dewantara menggagas sistem pendidikan yang
humanis dan transpormatif, melalui sistem Among “Ing
ngarso sung tulodo, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri
Handayani”. Sebagai pendidik kita perlu memahami roh
dan maknanya yaitu untuk kemerdekaan murid yang
menghidupkan dan menggerakan kekuatan lahir dan
batinnya.
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
9. Pendidik dalam melaksanakan perannya perlu berupaya untuk
mampu membangun dan menjaga lingkungan kondusif, yang
lebih nyaman, menyenangkan, agar setiap murid dapat tumbuh
dan berkembang sesuai kodratnya.
Seorang pendidik sebagai pemimpin dalam kelas
harus memberikan contoh yang baik bagi siswanya. Pendidik
harus mampu mempraktikkan nilai-nilai yang diajarkan, seperti
disiplin, kerja keras, kejujuran, dan toleransi.
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
10. Jadikan setiap tempat
sebagai sekolah, jadikan
setiap orang sebagai guru
Ki Hajar Dewantara
Mendampingi
Murid dengan
Utuh dan
Menyeluruh
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
11. Setiap anak dilahirkan dengan kodrat alam yang
berbeda-beda. Ki Hajar Dewantara menjelaskan
bahwa dasar Pendidikan anak berhubungan dengan
“Kodrat Alam” dan “Kodrat Zaman”.
Kodrat alam adalah dasar pendidikan murid
yang berkaitan dengan sifat dan bentuk lingkungan
dimana mereka berada. Kodrat zaman adalah
bagian dasar pendidikan murid yang berhubungan
dengan isi dan irama.
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
12. Seorang pendidik perlu menghormati dan
memperlakukan anak dengan sebaik-baiknya sesuai
kodratnya, melayani mereka dengan setulus hati,
memberikan teladan, membangun semangat dan
memberikan dorongan (bagi tumbuh kembangnya
anak.
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
13. Membangun budi pekerti melalui
sistem among, pamong,
ngemong dan trisakti jiwa
Mendidik dan
Melatih
Kecerdasan Budi
Pekerti
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
14. Budi pekerti atau yang disebut watak diartikan
sebagai bulatnya jiwa manusia yang merupakan
hasil dari bersatunya gerak pikiran, perasaan, dan
kehendak, atau kemauan sehingga menimbulkan
suatu tenaga.
Budi pekerti juga dapat dimaknai sebagai
perpaduan antara cipta (kognitif) dan rasa
(afektif) sehingga menghasilkan karsa
(psychomotoric).
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
15. Pendidik harus senantiasa berperan membantu
murid untuk menemukan kecerdasan budi pekerti
dengan tuntunan dan teladan yang sesuai dengan
kebutuhan murid.
Pendidik berperan membantu siswa menemukan
budi pekerti atau akhlak baiknya. Sekaligus juga
membantu mengendalikan akhlak yang kurang baik
dan memperbaikinya.
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
16. Peserta didik dibentuk menjadi insan
yang berkembang secara utuh
melalui olah rasio, olah rasa, olah
jiwa dan olah raga
Pendidik yang
Mengantarkan
Keselamatan dan
Kebahagiaan
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
17. Pendidikan sejatinya dapat mengantarkan murid untuk
keselamatan dan kebahagiaan. Pendidik hendaknya
mampu membantu mengantarkan murid untuk
merdeka atas dirinya sendiri untuk kehidupan dan
penghidupannya, memelihara dan menjaga bangsa dan
alamnya
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
18. Seorang pendidik sebaiknya mampu memahami
dan mengenali kekuatan kodrat anak. Dengan
artian bahwa setiap anak dapat
mengekspresikan dan membuat pemahamannya
sendiri dengan cara yang berbeda.
Pendidik hendaknya mampu membantu
mengantarkan murid untuk merdeka atas
dirinya sendiri.
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
25. Renungan kita sebagai pendidik,
Apakah praktik pembelajaran saat
ini benar-benar mempersiapkan
anak didik agar siap hidup dan
mengisi zamannya?
Apa yang dapat kita lakukan untuk
membantu murid mencapai selamat
dan bahagia serta siap hidup dan
mampu mengisi zamannya?
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)