2. PERATURAN MENGENAI AGREGAT
1. agregat Halus
agregat yang semua butirnya menembus ayakan berlubang 4.8mm (SII.0052,1980) atau 4.75mm (ASTM
C33,1982) atau 5.0mm (BS.812,1976).
persentase ukuran butiran yang lolos dari kandungan lumpur saringan :
1. no. 200 ASTM , atau
2. no. 200 British Standar, atau
3. no. 80 DIN (Jerman) atau
ukuran lubang saringan standar SI = 0,075 mm atau 75 μm
PBI 1971.N.I-2 menetapkan ukuran saringan 0,063 mm atau 63 μm atau no 230 (ASTM) atau no 240 (BS)
atau 90E (DIN) sebagai patokan pengukuran kandungan lumpur
Pengujian di laboratorium umumnya dilakukan dengan metoda pencucian sesuai ASTM C-117
3. 1. AGREGAT HALUS
SK. SNI T-15-1990-03 memberikan syarat-
syarat untuk agregat halus yang diadopsi dari
British Standard di Inggris. Agregat halus
dikelompokan dalam empat daerah seperti
dalam tabel berikut ini :
- daerah gradasi I = Pasir Kasar
- daerah gradasi II = Pasir Agak Kasar
- daerah gradasi III = Pasir Halus
- daerah gradasi IV = Pasir Agak Halus
Lubang
ayakan (mm)
Persen berat butir yang lewat ayakan
I II III IV
10 100 100 100 100
4.8 90-100 90-100 90-100 95-100
2.4 60-95 75-100 85-100 95-100
1.2 30-70 55-90 75-100 90-100
0.6 15-34 35-39 60-79 80-100
0.3 5-20 8-30 12-40 15-50
0.15 0-10 0-10 0-10 0-15
ASTM C.33-86 dalam “Standard
Specification For Concrete
Aggregates” memberikan syarat
gradasi agregat halus seperti yang
tercantum dalam tabel dibawah ini,
dimana agregat halus tidak boleh
mengandung bagian yang lolos pada
satu set ayakan lebih besar dari 45%
dan tertahan pada ayaka berikutnya.
Ukuran lubang ayakan
(mm)
Persen lolos kumulatif
9.5 100
4.75 95-100
2.36 80-100
1.18 50-85
0.6 25-60
0.3 10-3-
0.15 2-10
Menurut British Standard (B.S), gradasi
agregat halus yang baik sebaiknya
masuk dalam batas yang tercantum
dalam tabel berikut :
4. PERATURAN MENGENAI AGREGAT
2. agregat kasar
agregat semua butirnya tertinggal diatas ayakan 4,8 mm (SSI.0052, 1980), atau ukuran 4,75 mm (ASTM C33,
1995) atau ukuran 5 mm (BS.812, 1976).
Menurut ASTM C.33
1. Tidak boleh bersifat reaktif terhadap alkali jika dipakai untuk beton yang berhubungan dengan basah
dan lembab atau yang berhubungan dengan bahan yang bersifat reaktif terhadap alkali semen.
2. Sifat fisika yang mencakup kekerasan agregat diuji dengan bejana Los Agelos dan sifat kekal
Penyerapan airnya menurut british standard adalah maksimal 3%, sedangkan menurut ASTM adalah maksimal
2%
5. PERATURAN MENGENAI AGREGAT
3. Agregat Campuran
Yang dimaksud dengan
penggabungan agregat
adalah pencampuran agregat
halus dan kasar, sehingga
menjadi campuran yang
homogen dan mempunyai
susunan butir sesuai dengan
standar.
Gradasi Gabungan - SNI-03-
2834-2000
7. AGREGAT YANG BAIK DALAM PENYUSUNAN BETON
• Agregat harus dapat menahan pengausan, pemecahan degradasi (penurunan mutu)
serta disintegrasi (penguraian). Ketahanan agregat terhadap pengausan dapat
ditentukan dengan menggunakan “Mesin Pengaus Los Angeles” (Mesin Vibrasi).
Penggunaan alat ini dan tata cara melakukan pemeriksaan ketahanan agregat
secara rinci dalam ASTM C 131
• Kandungan agregat dalam campuran beton biasanya sangat tinggi sekali yaitu
berkisar (60-70) % dari berat campuran beton.
• agregat harus mempunyai bentuk yang baik (bulat atau mendekati kubus), bersih,
keras, kuat dan gradasinya baik.
8. AGREGAT YANG BAIK DALAM PENYUSUNAN BETON
1. Agregat Halus
1) Pasir terdiri dari butir- butir tajam dan
keras. Bersifat kekal artinya tidak mudah lapuk
oleh pengaruh cuaca, seperti terik matahari
dan hujan
2) Tidak mengandung lumpur lebih dari 5%.
Lumpur adalah bagian- bagian yang bisa
melewati ayakan 0,063 mm. Apabila kadar
lumpur lebih dari 5%, maka harus dicuci.
Khususnya pasir untuk bahan pembuat beton.
3) Tidak mengandung bahan-bahan organik
terlalu banyak
2. Agregat Kasar
1) Butir-butir keras yang tidak berpori serta
bersifat kekal yang artinya tidak pecah karena
pengaruh cuaca seperti sinar matahari dan
hujan.
2) Tidak boleh mengandung lumpur lebih
dari 1%, apabila melebihi maka harus dicuci
lebih dahulu sebelum menggunakannya.
3) Tidak boleh mengandung zat yang dapat
merusak batuan seperti zat –zat yang reaktif
terhadap alkali.
4) Agregat kasar yang berbutir pipih hanya
dapat digunakan apabila jumlahnya tidak
melebihi 20% dari berat keseluruhan.
9. AGREGAT YANG BAIK DALAM PENYUSUNAN BETON
3. Agregat campuran
1) pencampuran agregat halus dan
kasar, sehingga menjadi campuran
yang homogen dan mempunyai
susunan butir sesuai dengan standar.