2. Perkerasan jalan merupakan lapisan perkerasan yang
terletak di antara lapisan tanah dasar dan roda kendaraan, yang
berfungsi memberikan pelayanan kepada sarana transportasi, dan
selama masa pelayanannya diharapkan tidak terjadi kerusakan yang
berarti.
Lapis perkerasan suatu jalan terdlri dari satu ataupun
beberapa lapis material batuan dan bahan ikat. Bahan batuan dapat
terdiri dari berbagai fraksi batuan yang direncanakan sedemikian
sehingga memenuhi persyaratan yang dituntut.
Secara prinsip bahan penyusun suatu perkerasan lentur
adalah agregat, Filler dan aspal. Bahan - bahan tersebut harus
memenuhi kriteria/syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh Bina Marga.
Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya kegagalan konstruksi
yang disebabkan oleh bahan.
LATAR BELAKANG
3. PENGERTIAN AGREGAT
Agregat artinya sekumpulan buah- butir batu
pecah, kerikil, pasir, atau mineral lainnya baik berupa
akibat alam juga buatan (SNI 03-1737-1989-F).
Agregat adalah material granular, misalnya
pasir, kerikil, batu pecah yang digunakan bersama-sama
menggunakan suatu media pengikat buat membentuk
suatu beton semen hidraulik atau adukan.
SECARA UMUM:
4. PENGERTIAN AGREGAT
Berdasarkan Silvia Sukirman, (2003), agregat
merupakan butir‐buah batu pecah, kerikil, pasir atau mineral
lain, baik yang asal berasal alam juga sintesis yg berbentuk
mineral padat beruppa berukuran besar mauppun kecil atau
fragmen‐fragmen. Agregat merupakan komponen primer dari
struktur perkerasan perkerasan jalan, yaitu 90% – 95% agregat
sesuai persentase berat, atau 75 –85% agregat berdasarkan
persentase volume. menggunakan demikian kualitas
perkerasan jalan ditentukan juga dari sifat agregat serta akibat
campuran agregat dengan material lain.
MENURUT PARA AHLI:
5. PENGERTIAN AGREGAT
SIFAT-SIFAT AGREGAT:
Sifat agregat merupakan salah satu faktor penentu
kemampuan perkerasan jalan memikul beban lalu lintas dan
daya tahan terhadap cuaca. Yang menentukan kualitas agregat
sebagai material perkerasan jalan merupakan adalah sebagai
berikut:
• Gradasi
• Kebersihan
• Kekerasan
• Ketahanan agregat Bentuk buah
• Tekstur bagian atas
• Porositas
• Kemampuan buat menyerap air
• Berat jenis, da
• Daya kelekatan terhadap aspal
Sifat agregat tadi sangat dipengaruhi oleh jenis batuannya
6. JENIS-JENIS AGREGAT
AGREGAT HALUS
Agregat halus adalah semua butiran lolos saringan
4,75 mm. Agregat halus untuk beton dapat berupa pasir alami,
hasil pecahan dari batuan secara alami, atau berupa pasir
buatan yang dihasilkan oleh mesin pemecah batuyang biasa
disebut abu batu. Agregat halus tidak boleh mengandung
lumpur lebih dari 5%, serta tidak mengandung zat-zat organik
yang dapat merusak beton. Kegunaannya adalah untuk mengisi
ruangan antara butir agregat kasar.
7. JENIS-JENIS AGREGAT
AGREGAT HALUS
Ada beberapa pengertian agregat halus antara
lain, yaitu :
• Agregat halus adalah butiran halus yang
memiliki kehalusan 2 mm – 5 mm
• Menurut SNI 02-6820-2002, agregat halus
adalah agregat dengan besar butiran
maksimum 4,75 mm.
• Menurut Nevil (1997), agregat halus
merupakan agregat yang besarnya tidak lebih
dari 5 mm, sehingga pasir dapat berupa pasir
alam atau berupa pasir dari pemecahan batu.
Persyaratan agregat halus secara umum menurut
SNI-03-6821-2002 adalah sebagai berikut :
• Agregat halus terdiri dari butir-butir tajam dan
keras
• Butir-butir halus bersifat kekal, artinya tidak
pecah atau hancur karena faktor cuaca. Sifat
kekal agregat halus dapat diuji dengan larutan
jenuh garam. Jika dipakai natrium sulfat
maksimum bagian yang hancur adalah 10%
berat.
• Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur
lebih dari 5% (terhadap berat kering), jika kadar
lumpurnya melebihi 5% maka pasir harus di cuci.
9. JENIS-JENIS AGREGAT
AGREGAT KASAR
Agregat kasar adalah agregat yang butirannya lebih
besar dari 5 mm atau agregat yang semua butirannya dapat
tertahan diayakan 4,75 mm. agregat kasar untuk beton dapat
berupa kerikil sebagai hasil dari disintegrasi dari batu-batuan
atau berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan
manual atau mesin. Agregat kasar harus terdiri dari butiran-
butiran yang keras, permukaan yang kasar.agregat harus
memenuhi syarat kebersihan yaitu, tidak mengandung lumpur
lebih dari 1 %, dan tidak mengandung zat-zat organik yang
dapat merusak beton.
10. JENIS-JENIS AGREGAT
AGREGAT KASAR
Menurut Tjokrodimulyo (1996), beberapa faktor yang
harus diperhatikan pada saat pemilihan untuk pekerjaan
campuran beton, yaitu :
• Bentuk Agregat
Bentuk agregat dipengaruhi oleh dua sifat, yaitu
kebulatan dan sperikal. Kebulatan atau ketajaman sudut ialah
sift yang dimiliki yang tergantung pada ketajaman relatif dari
sudut dan ujung butir. Sedangkan sperikal adalah sifat yang
tergantung pada rasio anatara luas bidang permukaan butir dan
volume butir. Bentuk butiran agregat lebih berpengaruh pada
beton segar dari pada setelah beton mengeras. Berdasarkan
bentuk butiran agregat dapat dibedakan menjadi : bulat, tidak
beraturan, bersudut, memanjang, pipih,panjang dan pipih.
11. JENIS-JENIS AGREGAT
AGREGAT KASAR
Menurut Tjokrodimulyo (1996), beberapa faktor yang
harus diperhatikan pada saat pemilihan untuk pekerjaan, yaitu:
• Tekstur Permukaan Butir
Tekstur permukaan adalah suatu sifat permukaan
yang tergantung pada ukuran, halus atau kasar, mengkilap atau
kusam. Pada dasarnya tekstur permukaan butir dapat
dibedakan menjadi : sangat halus (glassy), halus, granuler,
kasar, berkristal, berpori, dan berlubang-lubang. Tekstur
permukaan butir tergantung pada kekerasan, ukuran molekul,
tekstur batuan, dan besar gaya yang bekerja pada permukaan
butiran yang menyebabkan kehalusan permukaan agregat.
12. JENIS-JENIS AGREGAT
AGREGAT KASAR
Menurut Tjokrodimulyo (1996), beberapa faktor yang
harus diperhatikan pada saat pemilihan untuk pekerjaan, yaitu:
• Berat Jenis Agregat
Berat jenis agregta adalah rasio antara massa
padat agregat dan massa air dengan volume sama pada
suhu yang sama. Karena butiran agregat umumnya
mengandung butiran pori-pori yang ada dalam butiran
tertutup atau tidak berhubungan, maka berat jenis
agregat dibedakan menjadi dua istilah, yaitu berat jenis
mutlak, jika volume benda padatnya tanpa pori dan berat
jenis semu, jika volume benda padatnya termasukpori-
pori tertutupnya.
• Berat Satuan dan Kepadatan
Berat satuan agregat adalah berat agregat satu
satuan volume, dinyatakan dengan kg/liter atau ton/m3.
Jadi berat satuan dihitung berdasarkan berat agregat dalam
suatu tempat tertentu, sehingga yang dihitung volumenya
ialah volume padat (meliputi pori tertutup) dan volume pori
terbuka.
• Ukuran Maksimum Agregat
Ukuran maksimum agregta yang biasa dipakai
adalah 10 mm, 20 mm, atau 40 mm.
13. JENIS-JENIS AGREGAT
AGREGAT KASAR
Menurut Tjokrodimulyo (1996), beberapa faktor yang
harus diperhatikan pada saat pemilihan untuk pekerjaan, yaitu:
• Gradasi Agregat
Gradasi agregat adalah distribusi ukuran butiran
dari agregat. Bila butir-butir agregat mempunyai
ukuran yang sama (seragam), maka volume pori
akan besar .sebaliknya bila butirannya bervariasi
akan terjadi volume pori yang kecil. Hal ini karena
butiran yang kecil mengisi pori diantara butiran
yang lebih besar, sehingga pori-porinya menjadi
sedikit
Tabel persentase lolos
agregat kasar pada ayakan:
14. JENIS-JENIS AGREGAT
AGREGAT KASAR
Menurut Tjokrodimulyo (1996), beberapa
faktor yang harus diperhatikan pada saat
pemilihan untuk pekerjaan, yaitu:
• Kadar Air Agregat
Kandungan didalam agregat dibagi menjadi beberapa tingkat,
yaitu :
1. Kering tungku, dimana agregat benar-benar tidak
berair atau dalam kondisi yang benar-benar dapat secara
penuh menyerap air.
2. Kering udara, dimana permukaan agregatnya kering namun
mengandung sedikit air di dalam porinya
3. Jenuh kering muka, yaitu tidak ada air dipermukaan tetapi
butir-butirnya berisi air sejumlah yang dapat diserap.
Dengan demikian butiran tidak dapat menyerap dan
menambah jumlah air jika dipakai dalam campuran adukan
beton.
4. Basah, dimana butir-butir mengandung banyak airbaik
dipermukaan maupun di dalam butiran, sehingga bila
dipakai dalam campuran akan menambah air.
15. JENIS-JENIS AGREGAT
AGREGAT KASAR
Menurut Tjokrodimulyo (1996), beberapa
faktor yang harus diperhatikan pada saat
pemilihan untuk pekerjaan, yaitu:
• Kekuatan dan Keuletan Agregat
Kekerasan agregat tergantung dari kekerasn bahan
penyusunnya. Butiran agregat dapat bersifat kurang kuat
disebabkan dua hal yaitu, karena terdiri dari bahan yang lemah
atau terdiri dari partikel-partikel yang kuat tapi tidak terikat
dengan kuat dan pada umumnya kekuatan dan elastisitas
agregat tergantung dari jenis batuan, tekstur dan struktur
butirannya, karena agregat merupakan bagian terbesar dari
beton sehingga kekuatan agregat akan mempengaruhi
kekuatan beton.