Kematian hanyalah perubahan suasana saja, sedangkan ruh manusia setelah berpisah dari jasad akan tetap kekal, adakalanya dalam kungkungan azab dan ada kalanya dalam kenikmatan
JANJI KESEMBUHAN TUHAN
Keluaran 23:25
Tetapi kamu harus beribadah kepada TUHAN, Allahmu; maka Ia akan memberkati roti makananmu dan
air minumanmu dan
Aku akan menjauhkan penyakit dari tengah-tengahmu.
Kematian hanyalah perubahan suasana saja, sedangkan ruh manusia setelah berpisah dari jasad akan tetap kekal, adakalanya dalam kungkungan azab dan ada kalanya dalam kenikmatan
JANJI KESEMBUHAN TUHAN
Keluaran 23:25
Tetapi kamu harus beribadah kepada TUHAN, Allahmu; maka Ia akan memberkati roti makananmu dan
air minumanmu dan
Aku akan menjauhkan penyakit dari tengah-tengahmu.
Tentang Fenomena Hudutsnya Alam Semesta_Said Hawwa.pdfAbyanuddin Salam
Fenomena Hudutsnya Alam Semesta.
Fenomena pertama yang menunjukkan kita akan adanya Allah SWT adalah hudust (baru) nya alam semesta ini, yang menunjukkan bahwa alam semesta ini ada yang menciptakan.
1. Majlis Ta'liim
DESA PAMULIHAN KECAMATAN PAMULIHAN TANJUNG SARI SUMEDANG TELP: 022-7911943
ADU DOMBA, NAJIS
Dari Ibnu Abbas ra, Nabi Saw melewati dua kuburan ,lalu beliau bersabda,
"Sungguh keduanya sedang disiksa ,dan mereka tidak disiksa karena
melakukan dosa besar .Salah satunya karena tidak menutupi diri ketika
kencing, dan yang lainnya karena mengadu domba " ( Mutafaq'alih)
Arti tidak menutupi diri ketika kencing adalah tidak menjaga diri dari air
kencing . Dari Abdullah bin Abbas ra, Rasulullah saw bersabda :
" Kebanyakan siksa kubur berasal dari air kencing . Karena itu jagalah dirimu
dari air kencing " ( Hr.Al-Bazzar dan Ath-Thabarani )
Hadits diatas berbicara tentang, Najis, Adu Domba dan siksa Kubur. Tapi
pada kesempatan kali ini kita akan membicarakan tentang Najis dan Adu
domba, sedangkan untuk siksa kubur akan kita bahas pada pertemuan yang
akan datang, Insyaallah.
Mengadu domba
Diriwatkan seseorang melihat ada budak yang di jual tanpa cacat kecuali ia
suka mengadu domba. Ia meremehkan cacat itu dan membelinya. Beberapa
hari kemudian budak itu berkata kepada istri majikannya, " Tuan bermaksud
kawin lagi dan ia sudah tidak cinta lagi ke pada nyonya. Agar tuan tetap
mencintai nyonya dan membatalkan niatnya untuk kawin lagi, hendaknya
nyonya mencoba cara ini. Apabila tuan tidur nanti hendaklah nyonya
mengambil pisau cukur untuk mencukur beberapa helai jenggotnya lalu
nyonya menyimpannya." Si nyonya itu berkata dalam hati "baiklah", hatinya
panas dan ia bertekad untuk melakukan itu jika suaminya sudah pulas
tidurnya. Lalu budak itu menemui tuannya seraya berkata, " Tuan istri tuan
sudah tidak setia lagi, ia sudah mempunyai laki-laki lain sebagai kekasih
gelap, dan ia sudah tidak setia lagi kepada tuan, ia bermaksud melepaskan
diri dari tuan. Ia sudah bertekad malam ini akan menggorok leher tuan. Kalau
tuan tidak percaya buktikanlah sendiri, nanti malam tua berpura-pura tidur
saja, lalu lihat apa yang di pegangnya, benda itulah yang akan di pergunakan
1
2. untuk menggorok leher tuan ". Tuannya itupun percaya. Malamnya laki-laki
itu pura-pura tidur. Istrinya pelan-pelan mendatangi suaminya untuk
memotong beberapa helai dari rambut jenggotnya. Lelaki itu berkata dalam
hati, Demi Allah apa yang di katakan budak itu benar adanya, istriku akan
menggorok leherku, ketika istrinya mulai meletakkan pisau cukur untuk
mencukur beberapa helai rambut jenggotnya itu, suaminyapun bangun dan
merebut pisau cukur dari istrinya dan menggorok leher istrinya. Ketika
keluarga istrinya datang dan menyaksikan bahwa wanita itu telah terbunuh,
merekapun membunuh laki-laki tadi. Akhirnya terjadilah bunuh membunuh
diantara dua keluarga tadi sebagai akibat ulah dari si pengadu domba yang
celaka itu. Karena itulah Allah menyebut orang suka mengadu domba itu
sebagai orang fasik. Allah swt berfirman :
Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa
suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan
suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang
menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu (Al Hujuurat : 6)
Pelajaran yang dapat diambil dari cerita diatas :
Sesungguhnya mengado domba adalah hal yang tercelah dan merupakan
dosa yang besar.
Allah swt berfirman :
Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina dan
lagi banyak mencela, yang kia kemari mengadu domba.( Al Qolam : 10-11)
Rasulullah saw bersabda :
Tukang mengadu domba itu tidak aka masuk sorga.(Hr Bukhari)
Kalian akan mendapati sejahat-jahat manusia adalah orang yang memiliki
dua wajah, yang datang kepada sebagian orang dengan satu wajah dan
datang kepada yang lain dengan dan wajah yang lain. (Hr Muslim)
Maksud mempunyai dua wajah di atas adalah, orang yang berbicara kepada si
A begini dan dengan si B begitu.
Abu Hamid Al Ghazzaliy rhm berkata " gelar berwajah dua itu biasanya di
peruntukkan bagi orang yang suka menyampaikan omongan orang lain
kepada orang yang menjadi objek pembicaraan, misalnya dengan
mengatakan "si fulan berkata begini-begitu tentangmu ".
Al Ghazzaliy rhm melanjutkan, "setiap orang yang menerima pengaduan dari
seseorang berupa ucapan, " si fulan berbicara begini-begitu tentang dirimu"
maka ia harus mengambil sikap sebagai berikut,
2
3. 1. Tidak mempercayai perkataan orang itu, karena ia seorang tukang
mengadu domba dan ia fasik, sehingga kabar darinya tidak dapat di terima.
2. Melarang orang itu dari perbuatan demikian, menasehatinya, dan
menjelaskan bahwa itu adalah perbuatan yang buruk.
3. Membenci orang itu karena Allah swt, sebab ia termasuk orang yang di
benci Allah, dan membenci karena Allah itu adalah wajib.
4. Tidak berprasangka buruk terhadap orang yang omongannya di
sampaikan, karena Allah swt berfirman :
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka,
sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu
mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu
menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu
memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa
jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha
Penerima taubat lagi Maha Penyayang (Al Hujurat : 12)
5. Jangan sampai omongan tukang pengadu domba tadi menghantarnya
untuk mencari-cari kebenaran berita itu, sebab Allah swt telah berfirman :
Dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang (Al Hujuraat : 12)
6. Hendaklah ia tidak membiarkan si pengadu domba menyebarkan
omongannya.
Dikisahkan bahwa ada seorang laki-laki menceritakan keburukan laki-laki lain
kepada umar bin Abdul Aziz lalu Umar berkata, " hai fulan kalau kamu mau
kami akan meneliti kasusmu, jika kamu benar, kamu termasuk orang yang di
sebut dalam ayat ini,
Jika datang kepadamu orang fasik yang membawa berita, maka periksalah
dengan teliti ( Al hujuurat : 6)
Dan jika kamu dusta, kamu termasuk orang yang disebutkan dalam ayat ini,
Yang banyak mencela, yang kian kemari mengadu domba (Al Qolam : 11)
Dan Umar berkata, jika kamu mau kami akan memaafkanmu. Orang itu
menjawab, "wahai amirul mukminin saya memilih maaf dan saya tidak akan
mengulangi lagi perbuatan itu selama-lamanya.
Diriwatkan ada seseorang yang mengunjungi saudaranya. Ia menceritakan
tentang saudaranya yang lain yang tidak di sukainya. Saudara yang di
kunjunginya itu berkata " duhai saudaraku kamu sudah banyak berghibah,
3
4. dan kamu datang kepadaku dengan tiga kesalahan. 1. kamu sudah
membuatku benci kepada saudaraku, 2. kamu sibukkan hatiku karenanya, 3.
dan kamu jadikan dirimu yang jujur sebagai tertuduh.
Sebenar adu domba itu tidak terbatas hanya dengan ucapan (lisan) tapi bisa
dengan cara tulisan, isyarat, ataupun yang lain, untuk membuka aib
saudaranya baik berupa perkataan atau perbuatannya.
Najis
Yaitu semua yang di anggap menjijikkan oleh orang yang bertabiat normal ,
mereka menjaga diri darinya dan mencuci pakaian mereka jika terkena oleh
najis tersebut, seperti kotoran dan air seni.
Najis yang harus dihilangkan adalah najis yang mengenai benda suci ,seperti
najis yang mengenai baju ,badan , atau tempat shalat.Ini adalah kewajiban
yang jelas berdasarkan firman Allah SWT:
"Sucikanlah pakaianmu" (QS:Al-Muddatstsir:4)
Macam-macam najis
1. Najis Mughallazhah
Yaitu najis anjing dan babi .Jika anjing menjilat atau mengencingi bejana,
atau seperti itu ,maka bejana itu hanya bisa disucikan dengan tujuh cucian ,
salah satunya dengan menggunakan debu . Dalilnya hadist Abu Hurairah ra
Rasulullah bersabda :
"Jika anjing menjilat bejana salah seorang diantara kamu ,maka hendaknya ia
menumpahkan airnya,dan mencucinya tujuh kali " (HR.Muslim)
Didalam riwayat nasai salah satunya dengan debu :
"Hendaklah ia mencuci tujuh kali ,salah satunya dengan debu "
Beberapa dokter modern mengatakan bahwa ludah anjing mengandung virus
yang hanya dapat dimatikan oleh debu .Dalam hal ini ,babi lebih parah lagi
karena babi lebih najis dan lebih kotor dari anjing.Dan kencing anjing
diqiyaskan dengan ludahnya.
4
5. Ludah anjing pemburu tidak dianggap najis karena syariat memperolehkan
memakan hasil buruannya,karena ada hadist yang menerangkan kenajisan
ludah anjing itu, rasulullah saw bersabda ,
"Jika anjing menjilat bejana salah seorang diantara kamu "
Menjilat berbeda dengan menggigit seperti yang dilakukan anjing pemburu.
2. Najis Mukhaffafah
Yaitu kencing bayi yang belum diberi makanan selain ASI .Najis ini dapat
dihilangkan dengan diperciki air .Dalilnya ,Ummu Qais binti Muhshin
menceritakan bahwa dia menemui Rasulullah saw dengan membawa anaknya
yang masih kecil dan belum diberi makanan . Lalu anak itu mengencingi baju
beliau. Maka beliau meminta air , lalu memercikannya ke baju dan tidak
mencuci bajunya ( HR.Jamaah )
Madzi yang mengenai baju juga dapat disucikan hanya dengan percikan air
Dari Sahl bin Hanif ra , dia berkata
"Aku kerepotan karena madzi, yaitu sering mandi karenanya. Aku
menceritakan hal itu kepada Nabi saw. Beliau bersabda, 'cukup bagimu
berwudhu karenanya'. Aku berkata, 'bagaimana dengan yang mengenai
bajuku?' beliau bersabda, 'cukup bagimu mengambil seciduk air, lalu
memercikkannya ke baju yang terkena olehnya." (HR. Abu Dawud, no. 210
dan at-Tirmidzi, no.115)
3. Najis biasa
Yaitu selain najis-najis tersebut diatas:
i. Najis yang mengenai baju dan bejana, atau yang semacamnya.
Satu guyuran air yang menghilangkan benda najis itu, sudah cukup untuk
mensucikan tempat yang dikenainya.
Asma' binti Abu Bakar ra berkata"
"seorang wanita menemui Rasulullah saw, lalu berkata, "baju salah seorang
diantara kami terkena darah haid. Apa yang harus dia lakukan?" Beliau
bersabda, "Dia mengeriknya, lalu memerasnya dengan air, lalu memercikkan
5
6. air kepadanya, lalu dia boleh shalat dengan memakainya."(Muttafaq "alaih,
no. 225 dan 291)
jika seorang wanita sudah berusaha mencuci darah haid yang mengenai
bajunya, tapi bekasnya tidak dapat hilang, maka itu dimaafkan. Dalilnya
hadits Abu Hurairah ra: Khaulah binti Yasar berkata:
"Ya Rasulullah, aku hanya punya satu baju dan itu kupakai ketika haid."Beliau
saw bersabda, 'jika engkau sudah suci dari haid, maka cucilah tempat yang
terkena darah haid, lalu pakailah untuk shalat. 'Dia berkata, wahai Rasulullah,
bagaimana jika bekasnya tidak hilang?' Beliau saw bersabda, cukup bagimu
mencucinya, dan tidak mengapa bila masih ada bekasnya." (HR. Ahmad,
2/364 dan Abu Dawud, no. 365)
ii. Najis di atas tanah
Jika najis berbentuk benda keras, maka harus dihilangkan, lalu tanah itu
diguyur.
Abu Hurairah ra berkata:
"Seorang Arab Badui kencing di masjid. Orang-orang menghampirinya untuk
menghentikannya. Maka, Nabi saw bersabda, 'Biarkan. Siramlah air
kencingnya dengan seember kecil atau seember besar, air. Sebab kalian
diutus untuk memudahkan , bukannya untuk menyusahkan." (HR. Jamaah
kecuali Muslim)
iii. Kulit bangkai binatang yang suci saat hidup.
Dia disucikan dengan penyamakan. Sebab, dia menjadi najis karena
kematiannya, dan menjadi suci lagi karena penyamakan.
'Abdullah bin 'Abbas ra, dia berkata: aku mendengar Rasulullah saw bersabda
:
setiap kulit yang disamak, maka ia telah suci."(HR. Ahmad, 1/219 dan Muslim
no. 366)
tiada perbedaan antara binatang yang boleh dimakan dagingnya dengan yang
tidak boleh. Ini mazhab mayoritas ulama, Syekh al-Islam Ibn Taimiyyah
dalam Majmu' al-Fatawa, 21/85-96; al-Fatawa al-Kubra, 1/266,267, dan asy-
Syaukani dalam Nail al-Authar, 1/75.
6
7. iv. Najis di dasar sepatu
ia dapat disucikan dengan digosokkan ke tanah.
Dari Abu Said Al Khudri ra, ia berkata, rasulullah saw bersabda :
Jika salah seorang dari kamu mendatangi masjid, hendaklah ia membalikkan
sandalnya, apabila ada kotoran di sandalnya, maka di harus mengusapnya
ketanah, lalu sholat di atasnya.
v Ujung baju dan selendang wanita
jika seorang melewati najis sehingga ujung bajunya terkena najis, maka
bajunya menjadi suci kembali jika di melewati benda suci yang
menghilangkan najis tersebut.
Ummuh salamah ra berkata, aku suka baju yang panjang dan aku sering
berjalan di tempat yang kotor, rasulullah saw bersabda, dia di sucikan oleh
tempat setelahnya. (Hr Abu Daud)
Vi Benda-benda tajam
Jika benda tajam seperti pisau, pedang, dan cermin terkena najis, maka ia di
sucikan dengan mengelapnya.
Vii Minyak
Jika minyak yang terkena najis, maka najis dan minyak di sekitarnya harus di
buang, dan sisanya suci. Jika minyak itu cair dan berubah karena terkena
najis, maka seluruhnya terkena najis, jika tidak berubah, maka najis itu dan
minyak di sekitarnya di buang. Sisanya suci karena tidak berubah. Dalilnya,
hadits adalah ketika rasulullah saw di Tanya tentang tikus yang jatuh ke
dalam minyak samin, beliau bersabda
7
8. Buanglah tikus itu dan minyak di sekitarnya, lalu makanlah minyak saminmu
(Hr Bukhari)
1 Juli 2006 / 5 Jumadil Tsani 1427 H
8