Kelas X IPA 2

Arvin Raditya Niardi

Hashfi Fahreza

Dinda Putri Pramestiningrum

M. Fathur Rahman

Rani Sulistianingrum
Saffana Dira Qanya
Sameera Ramadhani
Bertamu

Datang
Berkunjung ke
Tempat Orang
Lain atau
Perjamuan

Dalam Islam

Bagian dari
Silaturahmi
Memasuki rumah apabila dipersilahkan
masuk
“wahai orang-orang yang beriman
Janganlah kamu memasuki rumah
yang bukan rumahmu sebelum
meminta izin dan memberi salam
kepada penghuninya. Yang demikian
itu lebih baik bagimu, agar kamu
(selalu) ingat. Dan jika kamu tidak
menemui
seorang
pun
di
dalamnya, maka janganlah kamu
masuk sebelum kamu mendapat
izin.
Dan
jika
dikatakan
kepadamu,
“kembalilah!”
maka
(hendaklah) kamu kembali. Itu lebih
suci bagimu, dan Allah Maha
Mengetahui
apa
yang
kamu
kerjakan.” (QS. An-Nur , 24 : 27-28)

Tidak menghadap pintu
Ketika kita mengetuk pintu dianjurkan
untuk tidak menghadap ke arah pintu.
Adab ini adalah untuk menghindari
terlanggarnya
kehormatan muslim
lainnya dengan melihat sesuatu yang
bukan haknya untuk dilihat.
Diriwayatkan dari Abdullah bin Bisyr
radiiyallahu’anhu, ia berkata:
“Apabila Rasulullah saw mendatangi
pintu/rumah seseorang, beliau tidak
berdiri di depan pintu. Akan tetapi di
samping kanan atau di samping kiri.
Kemudian
beliau
mengucapkan:
Assalamu’alaikum” (HR. Abu Dawud)

Memilih waktu yang tepat
Hendaknya bagi orang yang
ingin bertamu memilih waktu
yang tepat untuk bertamu.
Karena waktu yang tidak tepat
terkadang bisa menimbulkan
perasaan kurang enak bagi
tuan
rumah
bahkan
menggangunya.
Menyebutkan keperluannya

Mengucapkan salam

Diantara adab seorang tamu adalah menyebutkan
urusan atau keperluan dia kepada tuan rumah supaya
tuan rumah lebih menyiapkan diri ke arah tujuan
kunjungan tersebut serta dapat mempertimbangkan
dengan waktu dan keperluannya sendiri.

Hai
Jengg..!

Eh
Jeng!
Pakabar
?!

Sebagai mana dalam firman Allah dalam surat An-Nur
ayat 61:
“Apabila kamu memasuki rumah-rumah, hendaklah
kamu memberi salam (kepada penghuninya yang
berarti memberi salam) kepada dirimu sendiri, dengan
salam yang penuh berkah dan baik dari sisi Allah.”

Assalamu
alaikum

Lebih Baik

Waalaikum
salam
Menjawab Salam

Menyambut tamu
dengan ramah

Sebagai mana dalam firman
Allah dalam surat An-Nisa
ayat 86:
“Dan
apabila
kamu
dihormati dengan suatu
(salam)
penghormatan,
maka
balaslah penghormatan itu
dengan yang lebih baik atau
balaslah (penghormatan itu
yang sepadan) dengannya.
Sungguh,
Allah
memperhitungkan
segala
sesuatu.”

Sebagai mana dalam
hadist riwayat
Bukhari:
“Janganlah kamu
meremehkan
sedikitpun dari
perbuatan ma’ruf
walaupun sekedar
menyambut
saudaramu dengan
wajah berseri-seri”

Menyuguhkan hidangan
Menyuguhkan hidangan
sebagai
bukti
kegembiraan
di
saat
kedatangan tamu. Dalam
Al-Qur’an
disebutkan, suatu ketika
nabi
Ibrahim
AS
menyuguhkan hidangan
kepada
tamunya.
“Kemudian
Ibrahim
mendekatkan hidangan
tersebut kepada mereka
(tamu).”
(QS.
AzZariyat, 51 : 27)

Mengucapkan selamat
datang kepada tamu
yang datang
Sebagai
tuan
rumah
hendaknya
kita
menyambutnya dengan
mengucapkan
selamat
datang. Dalam sebuah
hadits disebutkan, dari
Ibnu Abbas RA, suatu
hari Abi Qais pernah
mengutus
utusannya
untuk
mendatangi
Rasulullah SAW. Beliau
bersabda “Wahai para
utusan, selamat datang
tanpa perasaan hina dan
menyesal.”
Mudik

Dalam Islam

Safar

Arti Secara Luas

Berlibur
Silaturahmi
Disunahkan Tidak Sendirian

1
Seta
n

2
Seta
n

Rasulullah saw bersabda: "Seandainya saja manusia mengetahui
apa yang aku ketahui tentang bahaya kesendirian, niscaya tak ada
seorang pun yang mau bepergian pada malam hari seorang
diri." (HR Bukhari)
Beliau mengingatkan adanya risiko bahaya dalam perjalanan yang
dilakukan seorang diri. Dikhawatirkan adanya bahaya yang datang
dari segala arah, syetan yang akan menghampirinya, menggodanya
untuk melakukan perbuatan maksiat.
Rasulullah saw bersabda: "Orang yang bepergian sendirian adalah
(bersama) syetan. Dan orang yang bepergian berdua adalah
(bersama) dua syetan. Sedangkan orang yang bepergian bertiga
adalah rombongan musafir (yang tidak dihampiri syetan)." (HR Abu
Dawud dan Tirmidzi dan Nasa'i).

Anti
Setan
Sunah Berangkat Pada Hari
Kamis dan Waktu Dhuha

Membaca Doa Ketika
Menaiki Kendaraan

Dari Ka'ab bin Malik ra, "Sesungguhnya Nabi
saw pergi menuju perang Tabuk pada hari
Kamis, dan Beliau menyukai bepergian pada
hari Kamis." (Muttafaqqun 'alaih)

Jika
Rasulullah
saw
naik
kendaraan
saat
akan
bepergian, beliau bertakbir sebanyak tiga kali, kemudian
berdoa:

Rasulullah saw pernah berdoa: "Ya, Allah.
Berkahilah umatku pada permulaan siang
mereka." Dan jika ingin mengutus pasukan, Nabi
saw mengutus mereka pada permulaan siang
(pada waktu Dhuha). Dan Shakhr adalah
seorang pedagang. Dia mengiri utusan
dagangnya pada permulaan siang, hingga ia
menjadi kaya dan mendapat harta yang
banyak." (HR Abu Dawud dan Trmidzi, hasan).

"Maha Suci Dzat yang telah menundukkan kendaraan ini untuk
kami, padahal kami dahulu tidak mampu menguasainya. Dan
sesungguhnya kepada Rabb kamilah, kami akan kembali.
Ya, Allah! Kami mohon kepadaMu dalam perjalanan kami ini
kebajikan dan takwa, serta amal yang Engkau ridhai. Ya, Allah!
Mudahkanlah perjalanan kami ini, serta dekatkanlah jarak
perjalanan kami. Ya, Allah! Engkaulah teman dalam
perjalanan, dan penjaga keluarga yang kami tinggal. Ya, Allah!
Sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari kesulitan dalam
perjalanan, kesedihan serta tempat kembali yang buruk dalam
keluarga, harta dan anak.“
Sunnah Memperbanyak Doa
Dalam Perjalanan
Rasulullah bersabda: "Tiga jenis doa
yang dikabulkan dan tidak diragukan
lagi, (yaitu) doa orang yang dizhalimi,
doa orang yang bepergian dan orang
tua (ayah) yang mendoakan (kejelekan)
atas anaknya." (HR Abu Dawud dan
Tirmidzi, hasan)
Pulang Pada Siang
Hari, Makruh Pada Malam
Rasulullah saw bersabda: "Jika salah
Hari
seorang kalian bepergian dalam jangka
waktu yang lama, maka janganlah
(kembali
dari
safarnya
dengan)
mengetuk pintu pada malam hari." (HR
Bukhari dan Muslim)

Perhatikan Adab Singgah
dan Bermalam
Rasulullah saw bersabda: "Jika kalian bepergian dan melewati daerah
padang rumput, maka berikanlah unta haknya dari (rumput yang
tumbuh di) tanah tersebut. Dan jika kalian melewati daerah tandus,
maka percepatlah langkah kalian. Dan jika kalian hendak bermalam,
maka janganlah bermalam di jalan, karena ia merupakan tempat lewat
hewan dan tempat tinggal serangga pada malam hari." (HR Muslim)
Lewat hadist tersebut, Rasulullah saw mengajarkan tentang bagaimana
bersikap di tempat-tempat baru, berlaku lemah lembut terhadap hewan,
dan memperlakukan dengan baik hewan tunggangan.
Rasulullah saw bersabda: "Barangsiapa yang singgah d suatu tempat,
kemudian dia berdoa, 'aku berlindung dengan kalimat Allah yang
sempurna dari segenap keburukan yang ia ciptakan', niscaya tidak ada
sesuatu pun yag membahayakannya sampai dia pergi dari tempat
tersebut." (HR Muslim)
Allahuakbar

Membaca Takbir Apabila Menjumpai
Tanjakan

Subhanallah

Membaca Tasbih Apabila
Menuruni Turunan

Taat Kepada Peraturan Lalu
Lintas
Jika Telah Selesai Urusan,
Disunnahkan Segera
Kembali dari Perjalanan
Rasulullah saw bersabda: "Safar adalah
bagian dari adzab yang mencegah salah
seorang
dari
kalian
dari
makan, minum, tidur. Maka bila salah
seorang kalian telah mencapai maksud dari
perjalannya, hendaklah segera kembali
kepada keluarganya." (Muttafaqqun 'alaih)

Wanita Dilarang Bepergian
kecuali Disertai Dengan
Muhrimnya
Rasulullah saw bersabda: "Tidak halal bagi seorang wanita yang
beriman kepada Allah dan hari akhir bepergian dalam jarak sehari
semalam, kecuali disertai mahramnya." (Muttaqqun 'alaih)
Namun, hal ini tidak terbatas pada perjalanan yang dilakukan
selama sehari semalam. Rasulullah saw bersabda: "Janganlah
seorang laki-laki berdua-duaan dengan wanita, kecuali disertai
dengan
mahramnya.
Dan
janganlah
seorang
wanita
bepergian, kecuali bersama mahramnya.“
Lalu seorang sahabat berkata kepada Beliau, "Wahai, Rasulullah.
Sesungguhnya isteriku pergi berhaji, sedangkan aku diperintah
untuk
turut
serta
dalam
peperangan
ini
dan
itu."

Rasulullah saw kemudian berkata, "Kembalilah dan berhajilah
bersama isterimu."
Jika Telah Selesai
Urusan, Disunnahkan
Segera Kembali dari
Perjalanan
Rasulullah saw bersabda: "Safar adalah
bagian dari adzab yang mencegah salah
seorang
dari
kalian
dari
makan, minum, tidur. Maka bila salah
seorang kalian telah mencapai maksud dari
perjalannya, hendaklah segera kembali
kepada keluarganya." (Muttafaqqun 'alaih)
Sunnah salat dua rakaat di
masjid terdekat sebelum
mendatangi rumah yang
dituju
Dari Ka'ab bin Malik ra, bahwasanya jika
Rasulullah saw datang dari perjalanan,
belian mendatangi masjid dan salat dua
rakaat. (Muttafaqqun 'alaih)

Wanita Dilarang Bepergian
kecuali Disertai Dengan
Muhrimnya
Rasulullah saw bersabda: "Tidak halal bagi seorang wanita yang
beriman kepada Allah dan hari akhir bepergian dalam jarak sehari
semalam, kecuali disertai mahramnya." (Muttaqqun 'alaih)
Namun, hal ini tidak terbatas pada perjalanan yang dilakukan
selama sehari semalam. Rasulullah saw bersabda: "Janganlah
seorang laki-laki berdua-duaan dengan wanita, kecuali disertai
dengan
mahramnya.
Dan
janganlah
seorang
wanita
bepergian, kecuali bersama mahramnya.“
Lalu seorang sahabat berkata kepada Beliau, "Wahai, Rasulullah.
Sesungguhnya isteriku pergi berhaji, sedangkan aku diperintah
untuk
turut
serta
dalam
peperangan
ini
dan
itu."

Rasulullah saw kemudian berkata, "Kembalilah dan berhajilah
bersama isterimu."
Menurut bahasa, pakaian adalah barang yang dipakai
(baju, celana, dsb) yang menunjukkan identitas diri
manusia sebagai makhluk ciptaan Allah yang beradab.
Pakaian juga merupakan penutup tubuh untuk
memberikan proteksi dari bahaya asusila, memberikan
perlindungan dari sengatan matahari dan terpaan hujan,
sebagai identitas seseorang, sebagai harga diri
seseorang, dan sebuah kebutuhan untuk mengungkapkan
rasa malu seseorang.
Dahulu, pakaian yang sopan adalah pakaian yang
menutup aurat, dan juga longgar sehingga tidak
memberikan gambaran atau relief bentuk tubuh
seseorang terutama untuk kaum wanita. Sekarang orangorang sudah menyebut pakaian seperti itu sudah dibilang
kuno dan tidak mengikuti mode zaman sekarang atau
tidak modis.

Menurut ajaran Islam, berpakaian adalah
mengenakan pakaian untuk menutupi aurat, dan
sekaligus perhiasan untuk memperindah jasmani
seseorang. Sebagaimana ditegaskan Allah
Swt, dalam firman-ya:

Artinya :
“Wahai anak Adam! Susungguhnya Kami telah
menyediakan pakaian untuk menutupi auratmu dan
untuk perhiasan bagaimu tetpi takwa itulah yang
lebih baik. Demikianlah sebagian tanda-tanda
kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalui
ingat.” (Q.S. Al-A’raf:26)
Dalam

hal

ini

Rasulullah

SAW

bersabda:

.
(

)

Artinya :
“Ada dua golongan dari ahli neraka yang belum
pernah saya lihat keduanya, yaitu 1) kaum yang
membawa cambuk seperti seekor sapi yang mereka
pakai buat memukul orang (penguasa yang kejam, 2)
perempuan-perempuan yang berpakaian, tetapi
telanjang, yang cenderung kepada perbuatan
maksiat, rambutnya sebesar punuk unta. Mereka itu
tidak bisa masuk surga dan tidak akan mencium bau
surga padahal bau surga itu dapat tercium sejauh
perjalanan demikian dan demikian.” (HR Muslim)

Maksud dari hadits ini, yaitu sebagai berikut :
1. Maksud kaum yang membawa cambuk seperti seekor
sapi ialah perempuan-perempuan yang suka menggunakan
rambut sambungan (cemara dalam bahasa jawa), dengan
maksud agar rambutnya tampak banyak dan panjang
sebagaimana wanita lainnya. Selanjutnya, yang dimaksud
rambutnya seperti atau sebesar punuk unta adalah
sebutan bagi wanita yang suka menyanggul rambutnya.
Kedua macam cara tersebut (memakai cemara dan
menyanggul) termasuk perkara yang tecela dalam Islam
2. Mereka dikatakan berpakaian karena memang mereka
menempelkan pakaian pada tubuhnya, tetapi pakaian
tersebut tidak berfungsi sebagai penutup aurat. Oleh
karena itu, mereka dikatakan telanjang. Pada zaman
modern seperti sekarang ini, amat banyak manusia
(perempuan) mengenakan pakaian yang amat tipis
sehingga warna kulitnya tampak jelas dari luar. Sementara
itu banyak pula perempuan yang memakai pakaian relatif
tebal, namun karena sangat ketat sehinga bentuk lekuk
tubuhnya terlihat jelas. Kedua cara berpakaian seperti itu
(terlampau tipis dan ketat) termasuk perkara yang dilarang
dalam Islam.
Adab Berpakaian dalam Islam yaitu :

1. Harus memperhatikan syarat-syarat pakaian yang
islami, yaitu yang dapat menutupi aurat, terutama wanita
Adab Berpakaian dalam Islam yaitu :
2. Pakailah pakaian yang bersih dan rapi, sehingga tidak
terkesan kumal dan dekil, yang akan berpengaruh
terhadap pergaulan dengan sesama
3. Hendaklah mendahulukan anggota badan yang
sebelah kanan, baru kemudian sebelah kiri
4. Tidak menyerupai pakaian wanita bagi laki-laki, atau
pakaian laki-laki bagi wanita
5. Tidak meyerupai pakaian Pendeta Yahudi atau Nasrani, dan atau melambangkan pakaian
kebesaran agama lain
6. Tidak terlalu ketat dan transparan, sehingga terkesan ingin memperlihatkan lekuk tubuhnya
atau mempertontonkan kelembutan kulitnya
Adab Berpakaian dalam Islam yaitu :
7. Tidak terlalu berlebihan atau sengaja melebihkan lebar kainnya, sehingga
terkesan berat dan rikuh menggunakannya, disamping bisa mengurangi nilai
kepantasan dan keindahan pemakainya
8. Sebelum memakai pakaian, hendaklah berdoa terlebih
dahulu, yaitu :

Artinya :
“Segala puji bagi Allah yang telah memberi pakaian dan
rezeki kepadaku tanpa jerih payahku dan kekuatanku”
Dzalim, yaitu meletakkan sesuatu bukan pada
tempatnya

Aniaya
Dikelompokkan

Aniaya Diri
Sendiri
Yaitu berlaku
dzalim kepada
diri sendiri.

Menurut Bahasa Arab :
Aniaya Orang Lain
Yaitu berlaku dzalim
kepada orang lain
dengan perkataan
perbuatan, dll. Dan
juga kepada
tumbuhan dan
hewan

Menurut Istilah:

“Zholim” yang berarti
gelap,,aniaya, rugi, atau
menempatkan sesuatu
bukan pada tempatnya

Perbuatan yang melampaui
batas terhadap jiwa, harta
atau kehormatan orang
lain dan menentang
terhadap kebenaran
Firman Allah Tentang Perbuatan Dzalim :

barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah mereka
Itulah orang-orang yang zalim.

Dzalim kepada Allah, dengan cara tidak mau
melaksanakan perintah allah dan melaksanakan
laranganNya.
Contoh : meninggalkan shalat, puasa, zakat, dll.
Dzalim kepada diri sendiri.
Contoh : membiarkan diri sendiri tetap
bodoh,
miskin,
malas,
minum-minuman
keras, bunuh diri, dll.

Dzalim kepada makhluk
lain atau alam sekitarnya,
Contohnya : menebang
pohon
tanpa
aturan,
membuang
sampah
sembarangan, menyemb
elih binatang dengan
senjata tumpul, dan lainlain
1. Tolaklah kejahatan itu dengan kebaikan.
Jika ada orang yang berbuat jahat, balaslah dengan
kebaikan.
2. Jika ada orang yang jahat kepada kita dengan
perbuatannya dengan perkataannya atau dengan
sesuatu yang lain maka balaslah hal itu dengan
kebaikan.
3. Jika ia memutus hubungan persaudaraan atau
pertemanan denganmu, cobalah jalin hubungan baik
dengannya. J
4. Jika ia mendzalimimu maka maafkanlah ia. Jika
berbicara tentang kamu janganlah engkau hiraukan.

Dalam upaya menghindari perbuatan aniaya
ini hendaknya kita memperhatikan hak-hak diri
sendiri, hak orang lain, hak
binatang, alam, dsb. Selain itu pula kita
hendaknya takut kepada dosa, karena Allah
swt telah melarang kita berbuat aniaya, atau
berbuat kerusakan di muka bumi ini.
Diskriminasi artinya memandang sesuatu tidak secara adil
dan memperlakukannya pula secara pilih kasih

Agar kita terhindar dari perbuatan diskriminasi ini perlu
sekali memahami tentang hak-hak dan kewajiban
seseorang.
Hasad secara Bahasa berarti iri atau dengki, jadi
pengertian hasad adalah perasaan tidak senang saat
melihat orang lain mendapat kenikmatan dan
kebahagiaan.
Sabda Nabi :
Nabi bersabda : “Jagalah dirimu dari sifat hasad, karena
sifat hasad itu dapat memakan kebaikan sebagaimana api
memakan kayu bakar” (HR. Abu Dawud).
Maksud dari hadits ini adalah jika kita bersifat hasad, hal
itu akan membuat kebaikan yang telah kita lakukan
dihapus oleh Allah SWT.

Hadits Nabi :

Artinya: “Telah masuk ke tubuhmu penyakitpenyakit umat tedahulu, (yaitu) benci dan
dengki, itulah yang membinasakan agama, bukan
dengki mencukur rambut.” (HR Ahmad dan Turmidzi)
Bahaya Hasad :
• Menyebabkan hati tidak tenang karena selalu akan
memikirkan bagaimana keadaan itu dapat hilang dari
seseorang.
• Menghancurkan persatuan dan kesatuan, karena
biasanya orang yang hasud akan mengadu domba dan
suka menfitnah
• Menghancurkan kebaikan yang ada padanya.

Cara menghindari hasad :
• Mengetahui bahaya hasad.
• Ridho dengan takdir Allah SWT.
• Banyak bersyukur.

Dengan menghindari hasad, kita mendapatkan banyak
hal. Diantaranya adalah disayang Allah SWT, disukai
orang banyak karena tidak irian, dan amal kebaikan kita
tidak dihapuskan.
Riya’ Dalam Niat
Riya’ artinya memperlihatkan diri kepada orang
lain, supaya diketahui kehebatan perbuatannya, baik
melalui pembicaraan, tulisan ataupun sikap perbuatan
dengan tujuan mendapat perhatian, penghargaan dan
pujian manusia, bukan ikhlas karena Allah. Riya’ itu bisa
terjadi dalam niat, ketika melakukan pekerjaan atau
setelah selesai melakukan suatu pekerjaan.

Riya’ dalam niat, yaitu ketika mengawali pekerjaan, dia
mempunyai
keinginan
untuk
mendapat
pujian, sanjungan dan penghargaan dari orang
lain, bukan karena Allah. Padahal niat itu sangat
menentukan nilai dari suatu pekerjaan.
Nabi Muhammad SAW bersabda:
…
Artinya: “sesungguhnya segala perbuatan itu
tergantung niatnya.” (HR Muslim)

Riya’ Dalam Perbuatan
Riya’ dalam perbuatan ini, misalnya ketika mengerjakan shalat dan bersedekah. Orang riya’
ini dalam mengerjakan shalat biasanya dai memperlihatkan kesungguhan, kerajinan dan
kekhusyukannya jika dia berada di tengah-tengah orang atau jamaah. Sehingga orang lain melihat
dia berdiri, rukuk, sujud dan sebagainya. Orang yang riya’ dalam shalatnya akan celaka diakhirat
nanti. Sebagaimana dijelaskan dalam Al Qur’an surat Al Maun ayat 4-7:
“ Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari
shalatnya, . orang-orang yang berbuat riya’], dan enggan (menolong dengan) barang berguna.”
(QS Al Maun : 4-7)
Bahaya Riya’ :
• Selalu merasa tidak puas, sakit hati, ketika orang lain
tidak menyanjungnya dan berterimakasih.
• Diolok-olok dan dicaci oleh orang yang telah dibantu
atau memberinya dengan riya’ itu.

Cara Menghindari Riya’ :
• Selalu senantiasa berbuat ikhlas, tanpa ingin di
pandang orang lain sebagai orang yang baik, dan rajin
beramal dan biarlah Allah SWT yang menilai dan
membalas segala amal perbuatan kita.
• Selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT
agar terhindar dari perbuatan riya.
Menjadi orang yang mensyukuri nikmat Allah SWT.
Adab dalam Islam
Adab dalam Islam

Adab dalam Islam

  • 1.
    Kelas X IPA2 Arvin Raditya Niardi Hashfi Fahreza Dinda Putri Pramestiningrum M. Fathur Rahman Rani Sulistianingrum Saffana Dira Qanya Sameera Ramadhani
  • 3.
    Bertamu Datang Berkunjung ke Tempat Orang Lainatau Perjamuan Dalam Islam Bagian dari Silaturahmi
  • 4.
    Memasuki rumah apabiladipersilahkan masuk “wahai orang-orang yang beriman Janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat. Dan jika kamu tidak menemui seorang pun di dalamnya, maka janganlah kamu masuk sebelum kamu mendapat izin. Dan jika dikatakan kepadamu, “kembalilah!” maka (hendaklah) kamu kembali. Itu lebih suci bagimu, dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. An-Nur , 24 : 27-28) Tidak menghadap pintu Ketika kita mengetuk pintu dianjurkan untuk tidak menghadap ke arah pintu. Adab ini adalah untuk menghindari terlanggarnya kehormatan muslim lainnya dengan melihat sesuatu yang bukan haknya untuk dilihat. Diriwayatkan dari Abdullah bin Bisyr radiiyallahu’anhu, ia berkata: “Apabila Rasulullah saw mendatangi pintu/rumah seseorang, beliau tidak berdiri di depan pintu. Akan tetapi di samping kanan atau di samping kiri. Kemudian beliau mengucapkan: Assalamu’alaikum” (HR. Abu Dawud) Memilih waktu yang tepat Hendaknya bagi orang yang ingin bertamu memilih waktu yang tepat untuk bertamu. Karena waktu yang tidak tepat terkadang bisa menimbulkan perasaan kurang enak bagi tuan rumah bahkan menggangunya.
  • 5.
    Menyebutkan keperluannya Mengucapkan salam Diantaraadab seorang tamu adalah menyebutkan urusan atau keperluan dia kepada tuan rumah supaya tuan rumah lebih menyiapkan diri ke arah tujuan kunjungan tersebut serta dapat mempertimbangkan dengan waktu dan keperluannya sendiri. Hai Jengg..! Eh Jeng! Pakabar ?! Sebagai mana dalam firman Allah dalam surat An-Nur ayat 61: “Apabila kamu memasuki rumah-rumah, hendaklah kamu memberi salam (kepada penghuninya yang berarti memberi salam) kepada dirimu sendiri, dengan salam yang penuh berkah dan baik dari sisi Allah.” Assalamu alaikum Lebih Baik Waalaikum salam
  • 6.
    Menjawab Salam Menyambut tamu denganramah Sebagai mana dalam firman Allah dalam surat An-Nisa ayat 86: “Dan apabila kamu dihormati dengan suatu (salam) penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik atau balaslah (penghormatan itu yang sepadan) dengannya. Sungguh, Allah memperhitungkan segala sesuatu.” Sebagai mana dalam hadist riwayat Bukhari: “Janganlah kamu meremehkan sedikitpun dari perbuatan ma’ruf walaupun sekedar menyambut saudaramu dengan wajah berseri-seri” Menyuguhkan hidangan Menyuguhkan hidangan sebagai bukti kegembiraan di saat kedatangan tamu. Dalam Al-Qur’an disebutkan, suatu ketika nabi Ibrahim AS menyuguhkan hidangan kepada tamunya. “Kemudian Ibrahim mendekatkan hidangan tersebut kepada mereka (tamu).” (QS. AzZariyat, 51 : 27) Mengucapkan selamat datang kepada tamu yang datang Sebagai tuan rumah hendaknya kita menyambutnya dengan mengucapkan selamat datang. Dalam sebuah hadits disebutkan, dari Ibnu Abbas RA, suatu hari Abi Qais pernah mengutus utusannya untuk mendatangi Rasulullah SAW. Beliau bersabda “Wahai para utusan, selamat datang tanpa perasaan hina dan menyesal.”
  • 9.
    Mudik Dalam Islam Safar Arti SecaraLuas Berlibur Silaturahmi
  • 10.
    Disunahkan Tidak Sendirian 1 Seta n 2 Seta n Rasulullahsaw bersabda: "Seandainya saja manusia mengetahui apa yang aku ketahui tentang bahaya kesendirian, niscaya tak ada seorang pun yang mau bepergian pada malam hari seorang diri." (HR Bukhari) Beliau mengingatkan adanya risiko bahaya dalam perjalanan yang dilakukan seorang diri. Dikhawatirkan adanya bahaya yang datang dari segala arah, syetan yang akan menghampirinya, menggodanya untuk melakukan perbuatan maksiat. Rasulullah saw bersabda: "Orang yang bepergian sendirian adalah (bersama) syetan. Dan orang yang bepergian berdua adalah (bersama) dua syetan. Sedangkan orang yang bepergian bertiga adalah rombongan musafir (yang tidak dihampiri syetan)." (HR Abu Dawud dan Tirmidzi dan Nasa'i). Anti Setan
  • 11.
    Sunah Berangkat PadaHari Kamis dan Waktu Dhuha Membaca Doa Ketika Menaiki Kendaraan Dari Ka'ab bin Malik ra, "Sesungguhnya Nabi saw pergi menuju perang Tabuk pada hari Kamis, dan Beliau menyukai bepergian pada hari Kamis." (Muttafaqqun 'alaih) Jika Rasulullah saw naik kendaraan saat akan bepergian, beliau bertakbir sebanyak tiga kali, kemudian berdoa: Rasulullah saw pernah berdoa: "Ya, Allah. Berkahilah umatku pada permulaan siang mereka." Dan jika ingin mengutus pasukan, Nabi saw mengutus mereka pada permulaan siang (pada waktu Dhuha). Dan Shakhr adalah seorang pedagang. Dia mengiri utusan dagangnya pada permulaan siang, hingga ia menjadi kaya dan mendapat harta yang banyak." (HR Abu Dawud dan Trmidzi, hasan). "Maha Suci Dzat yang telah menundukkan kendaraan ini untuk kami, padahal kami dahulu tidak mampu menguasainya. Dan sesungguhnya kepada Rabb kamilah, kami akan kembali. Ya, Allah! Kami mohon kepadaMu dalam perjalanan kami ini kebajikan dan takwa, serta amal yang Engkau ridhai. Ya, Allah! Mudahkanlah perjalanan kami ini, serta dekatkanlah jarak perjalanan kami. Ya, Allah! Engkaulah teman dalam perjalanan, dan penjaga keluarga yang kami tinggal. Ya, Allah! Sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari kesulitan dalam perjalanan, kesedihan serta tempat kembali yang buruk dalam keluarga, harta dan anak.“
  • 12.
    Sunnah Memperbanyak Doa DalamPerjalanan Rasulullah bersabda: "Tiga jenis doa yang dikabulkan dan tidak diragukan lagi, (yaitu) doa orang yang dizhalimi, doa orang yang bepergian dan orang tua (ayah) yang mendoakan (kejelekan) atas anaknya." (HR Abu Dawud dan Tirmidzi, hasan) Pulang Pada Siang Hari, Makruh Pada Malam Rasulullah saw bersabda: "Jika salah Hari seorang kalian bepergian dalam jangka waktu yang lama, maka janganlah (kembali dari safarnya dengan) mengetuk pintu pada malam hari." (HR Bukhari dan Muslim) Perhatikan Adab Singgah dan Bermalam Rasulullah saw bersabda: "Jika kalian bepergian dan melewati daerah padang rumput, maka berikanlah unta haknya dari (rumput yang tumbuh di) tanah tersebut. Dan jika kalian melewati daerah tandus, maka percepatlah langkah kalian. Dan jika kalian hendak bermalam, maka janganlah bermalam di jalan, karena ia merupakan tempat lewat hewan dan tempat tinggal serangga pada malam hari." (HR Muslim) Lewat hadist tersebut, Rasulullah saw mengajarkan tentang bagaimana bersikap di tempat-tempat baru, berlaku lemah lembut terhadap hewan, dan memperlakukan dengan baik hewan tunggangan. Rasulullah saw bersabda: "Barangsiapa yang singgah d suatu tempat, kemudian dia berdoa, 'aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari segenap keburukan yang ia ciptakan', niscaya tidak ada sesuatu pun yag membahayakannya sampai dia pergi dari tempat tersebut." (HR Muslim)
  • 13.
    Allahuakbar Membaca Takbir ApabilaMenjumpai Tanjakan Subhanallah Membaca Tasbih Apabila Menuruni Turunan Taat Kepada Peraturan Lalu Lintas
  • 14.
    Jika Telah SelesaiUrusan, Disunnahkan Segera Kembali dari Perjalanan Rasulullah saw bersabda: "Safar adalah bagian dari adzab yang mencegah salah seorang dari kalian dari makan, minum, tidur. Maka bila salah seorang kalian telah mencapai maksud dari perjalannya, hendaklah segera kembali kepada keluarganya." (Muttafaqqun 'alaih) Wanita Dilarang Bepergian kecuali Disertai Dengan Muhrimnya Rasulullah saw bersabda: "Tidak halal bagi seorang wanita yang beriman kepada Allah dan hari akhir bepergian dalam jarak sehari semalam, kecuali disertai mahramnya." (Muttaqqun 'alaih) Namun, hal ini tidak terbatas pada perjalanan yang dilakukan selama sehari semalam. Rasulullah saw bersabda: "Janganlah seorang laki-laki berdua-duaan dengan wanita, kecuali disertai dengan mahramnya. Dan janganlah seorang wanita bepergian, kecuali bersama mahramnya.“ Lalu seorang sahabat berkata kepada Beliau, "Wahai, Rasulullah. Sesungguhnya isteriku pergi berhaji, sedangkan aku diperintah untuk turut serta dalam peperangan ini dan itu." Rasulullah saw kemudian berkata, "Kembalilah dan berhajilah bersama isterimu."
  • 15.
    Jika Telah Selesai Urusan,Disunnahkan Segera Kembali dari Perjalanan Rasulullah saw bersabda: "Safar adalah bagian dari adzab yang mencegah salah seorang dari kalian dari makan, minum, tidur. Maka bila salah seorang kalian telah mencapai maksud dari perjalannya, hendaklah segera kembali kepada keluarganya." (Muttafaqqun 'alaih) Sunnah salat dua rakaat di masjid terdekat sebelum mendatangi rumah yang dituju Dari Ka'ab bin Malik ra, bahwasanya jika Rasulullah saw datang dari perjalanan, belian mendatangi masjid dan salat dua rakaat. (Muttafaqqun 'alaih) Wanita Dilarang Bepergian kecuali Disertai Dengan Muhrimnya Rasulullah saw bersabda: "Tidak halal bagi seorang wanita yang beriman kepada Allah dan hari akhir bepergian dalam jarak sehari semalam, kecuali disertai mahramnya." (Muttaqqun 'alaih) Namun, hal ini tidak terbatas pada perjalanan yang dilakukan selama sehari semalam. Rasulullah saw bersabda: "Janganlah seorang laki-laki berdua-duaan dengan wanita, kecuali disertai dengan mahramnya. Dan janganlah seorang wanita bepergian, kecuali bersama mahramnya.“ Lalu seorang sahabat berkata kepada Beliau, "Wahai, Rasulullah. Sesungguhnya isteriku pergi berhaji, sedangkan aku diperintah untuk turut serta dalam peperangan ini dan itu." Rasulullah saw kemudian berkata, "Kembalilah dan berhajilah bersama isterimu."
  • 18.
    Menurut bahasa, pakaianadalah barang yang dipakai (baju, celana, dsb) yang menunjukkan identitas diri manusia sebagai makhluk ciptaan Allah yang beradab. Pakaian juga merupakan penutup tubuh untuk memberikan proteksi dari bahaya asusila, memberikan perlindungan dari sengatan matahari dan terpaan hujan, sebagai identitas seseorang, sebagai harga diri seseorang, dan sebuah kebutuhan untuk mengungkapkan rasa malu seseorang. Dahulu, pakaian yang sopan adalah pakaian yang menutup aurat, dan juga longgar sehingga tidak memberikan gambaran atau relief bentuk tubuh seseorang terutama untuk kaum wanita. Sekarang orangorang sudah menyebut pakaian seperti itu sudah dibilang kuno dan tidak mengikuti mode zaman sekarang atau tidak modis. Menurut ajaran Islam, berpakaian adalah mengenakan pakaian untuk menutupi aurat, dan sekaligus perhiasan untuk memperindah jasmani seseorang. Sebagaimana ditegaskan Allah Swt, dalam firman-ya: Artinya : “Wahai anak Adam! Susungguhnya Kami telah menyediakan pakaian untuk menutupi auratmu dan untuk perhiasan bagaimu tetpi takwa itulah yang lebih baik. Demikianlah sebagian tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalui ingat.” (Q.S. Al-A’raf:26)
  • 19.
    Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda: . ( ) Artinya : “Ada duagolongan dari ahli neraka yang belum pernah saya lihat keduanya, yaitu 1) kaum yang membawa cambuk seperti seekor sapi yang mereka pakai buat memukul orang (penguasa yang kejam, 2) perempuan-perempuan yang berpakaian, tetapi telanjang, yang cenderung kepada perbuatan maksiat, rambutnya sebesar punuk unta. Mereka itu tidak bisa masuk surga dan tidak akan mencium bau surga padahal bau surga itu dapat tercium sejauh perjalanan demikian dan demikian.” (HR Muslim) Maksud dari hadits ini, yaitu sebagai berikut : 1. Maksud kaum yang membawa cambuk seperti seekor sapi ialah perempuan-perempuan yang suka menggunakan rambut sambungan (cemara dalam bahasa jawa), dengan maksud agar rambutnya tampak banyak dan panjang sebagaimana wanita lainnya. Selanjutnya, yang dimaksud rambutnya seperti atau sebesar punuk unta adalah sebutan bagi wanita yang suka menyanggul rambutnya. Kedua macam cara tersebut (memakai cemara dan menyanggul) termasuk perkara yang tecela dalam Islam 2. Mereka dikatakan berpakaian karena memang mereka menempelkan pakaian pada tubuhnya, tetapi pakaian tersebut tidak berfungsi sebagai penutup aurat. Oleh karena itu, mereka dikatakan telanjang. Pada zaman modern seperti sekarang ini, amat banyak manusia (perempuan) mengenakan pakaian yang amat tipis sehingga warna kulitnya tampak jelas dari luar. Sementara itu banyak pula perempuan yang memakai pakaian relatif tebal, namun karena sangat ketat sehinga bentuk lekuk tubuhnya terlihat jelas. Kedua cara berpakaian seperti itu (terlampau tipis dan ketat) termasuk perkara yang dilarang dalam Islam.
  • 20.
    Adab Berpakaian dalamIslam yaitu : 1. Harus memperhatikan syarat-syarat pakaian yang islami, yaitu yang dapat menutupi aurat, terutama wanita
  • 21.
    Adab Berpakaian dalamIslam yaitu : 2. Pakailah pakaian yang bersih dan rapi, sehingga tidak terkesan kumal dan dekil, yang akan berpengaruh terhadap pergaulan dengan sesama 3. Hendaklah mendahulukan anggota badan yang sebelah kanan, baru kemudian sebelah kiri 4. Tidak menyerupai pakaian wanita bagi laki-laki, atau pakaian laki-laki bagi wanita 5. Tidak meyerupai pakaian Pendeta Yahudi atau Nasrani, dan atau melambangkan pakaian kebesaran agama lain 6. Tidak terlalu ketat dan transparan, sehingga terkesan ingin memperlihatkan lekuk tubuhnya atau mempertontonkan kelembutan kulitnya
  • 22.
    Adab Berpakaian dalamIslam yaitu : 7. Tidak terlalu berlebihan atau sengaja melebihkan lebar kainnya, sehingga terkesan berat dan rikuh menggunakannya, disamping bisa mengurangi nilai kepantasan dan keindahan pemakainya 8. Sebelum memakai pakaian, hendaklah berdoa terlebih dahulu, yaitu : Artinya : “Segala puji bagi Allah yang telah memberi pakaian dan rezeki kepadaku tanpa jerih payahku dan kekuatanku”
  • 25.
    Dzalim, yaitu meletakkansesuatu bukan pada tempatnya Aniaya Dikelompokkan Aniaya Diri Sendiri Yaitu berlaku dzalim kepada diri sendiri. Menurut Bahasa Arab : Aniaya Orang Lain Yaitu berlaku dzalim kepada orang lain dengan perkataan perbuatan, dll. Dan juga kepada tumbuhan dan hewan Menurut Istilah: “Zholim” yang berarti gelap,,aniaya, rugi, atau menempatkan sesuatu bukan pada tempatnya Perbuatan yang melampaui batas terhadap jiwa, harta atau kehormatan orang lain dan menentang terhadap kebenaran
  • 26.
    Firman Allah TentangPerbuatan Dzalim : barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah mereka Itulah orang-orang yang zalim. Dzalim kepada Allah, dengan cara tidak mau melaksanakan perintah allah dan melaksanakan laranganNya. Contoh : meninggalkan shalat, puasa, zakat, dll. Dzalim kepada diri sendiri. Contoh : membiarkan diri sendiri tetap bodoh, miskin, malas, minum-minuman keras, bunuh diri, dll. Dzalim kepada makhluk lain atau alam sekitarnya, Contohnya : menebang pohon tanpa aturan, membuang sampah sembarangan, menyemb elih binatang dengan senjata tumpul, dan lainlain
  • 27.
    1. Tolaklah kejahatanitu dengan kebaikan. Jika ada orang yang berbuat jahat, balaslah dengan kebaikan. 2. Jika ada orang yang jahat kepada kita dengan perbuatannya dengan perkataannya atau dengan sesuatu yang lain maka balaslah hal itu dengan kebaikan. 3. Jika ia memutus hubungan persaudaraan atau pertemanan denganmu, cobalah jalin hubungan baik dengannya. J 4. Jika ia mendzalimimu maka maafkanlah ia. Jika berbicara tentang kamu janganlah engkau hiraukan. Dalam upaya menghindari perbuatan aniaya ini hendaknya kita memperhatikan hak-hak diri sendiri, hak orang lain, hak binatang, alam, dsb. Selain itu pula kita hendaknya takut kepada dosa, karena Allah swt telah melarang kita berbuat aniaya, atau berbuat kerusakan di muka bumi ini.
  • 28.
    Diskriminasi artinya memandangsesuatu tidak secara adil dan memperlakukannya pula secara pilih kasih Agar kita terhindar dari perbuatan diskriminasi ini perlu sekali memahami tentang hak-hak dan kewajiban seseorang.
  • 30.
    Hasad secara Bahasaberarti iri atau dengki, jadi pengertian hasad adalah perasaan tidak senang saat melihat orang lain mendapat kenikmatan dan kebahagiaan. Sabda Nabi : Nabi bersabda : “Jagalah dirimu dari sifat hasad, karena sifat hasad itu dapat memakan kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar” (HR. Abu Dawud). Maksud dari hadits ini adalah jika kita bersifat hasad, hal itu akan membuat kebaikan yang telah kita lakukan dihapus oleh Allah SWT. Hadits Nabi : Artinya: “Telah masuk ke tubuhmu penyakitpenyakit umat tedahulu, (yaitu) benci dan dengki, itulah yang membinasakan agama, bukan dengki mencukur rambut.” (HR Ahmad dan Turmidzi)
  • 31.
    Bahaya Hasad : •Menyebabkan hati tidak tenang karena selalu akan memikirkan bagaimana keadaan itu dapat hilang dari seseorang. • Menghancurkan persatuan dan kesatuan, karena biasanya orang yang hasud akan mengadu domba dan suka menfitnah • Menghancurkan kebaikan yang ada padanya. Cara menghindari hasad : • Mengetahui bahaya hasad. • Ridho dengan takdir Allah SWT. • Banyak bersyukur. Dengan menghindari hasad, kita mendapatkan banyak hal. Diantaranya adalah disayang Allah SWT, disukai orang banyak karena tidak irian, dan amal kebaikan kita tidak dihapuskan.
  • 32.
    Riya’ Dalam Niat Riya’artinya memperlihatkan diri kepada orang lain, supaya diketahui kehebatan perbuatannya, baik melalui pembicaraan, tulisan ataupun sikap perbuatan dengan tujuan mendapat perhatian, penghargaan dan pujian manusia, bukan ikhlas karena Allah. Riya’ itu bisa terjadi dalam niat, ketika melakukan pekerjaan atau setelah selesai melakukan suatu pekerjaan. Riya’ dalam niat, yaitu ketika mengawali pekerjaan, dia mempunyai keinginan untuk mendapat pujian, sanjungan dan penghargaan dari orang lain, bukan karena Allah. Padahal niat itu sangat menentukan nilai dari suatu pekerjaan. Nabi Muhammad SAW bersabda: … Artinya: “sesungguhnya segala perbuatan itu tergantung niatnya.” (HR Muslim) Riya’ Dalam Perbuatan Riya’ dalam perbuatan ini, misalnya ketika mengerjakan shalat dan bersedekah. Orang riya’ ini dalam mengerjakan shalat biasanya dai memperlihatkan kesungguhan, kerajinan dan kekhusyukannya jika dia berada di tengah-tengah orang atau jamaah. Sehingga orang lain melihat dia berdiri, rukuk, sujud dan sebagainya. Orang yang riya’ dalam shalatnya akan celaka diakhirat nanti. Sebagaimana dijelaskan dalam Al Qur’an surat Al Maun ayat 4-7: “ Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, . orang-orang yang berbuat riya’], dan enggan (menolong dengan) barang berguna.” (QS Al Maun : 4-7)
  • 33.
    Bahaya Riya’ : •Selalu merasa tidak puas, sakit hati, ketika orang lain tidak menyanjungnya dan berterimakasih. • Diolok-olok dan dicaci oleh orang yang telah dibantu atau memberinya dengan riya’ itu. Cara Menghindari Riya’ : • Selalu senantiasa berbuat ikhlas, tanpa ingin di pandang orang lain sebagai orang yang baik, dan rajin beramal dan biarlah Allah SWT yang menilai dan membalas segala amal perbuatan kita. • Selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT agar terhindar dari perbuatan riya. Menjadi orang yang mensyukuri nikmat Allah SWT.