SlideShare a Scribd company logo
A. PengertianSengketaTanah
Akhir-akhir ini kasus pertanahan muncul ke permukaan dan merupakan bahan
pemberitaan di media massa. Secara makro penyebab munculnya kasus-kasus
pertanahan tersebut adalah sangat bervariasi yang antara lain :
- Harga tanah yang meningkat dengan cepat.
- Kondisi masyarakat yang semakin sadar dan peduli akan kepentingan /
haknya.
- Iklim keterbukaan yang digariskan pemerintah
Pada hakikatnya, kasus pertanahan merupakan benturan kepentingan (conflict
of interest) di bidang pertanahan antara siapa dengan siapa, sebagai contoh
konkretantara perorangan dengan perorangan; perorangan dengan badan
hukum; badan hukumdengan badan hukumdan lain sebagainya. Sehubungan
dengan hal tersebut di atas, guna kepastian hukumyang diamanatkan UUPA,
maka terhadap kasus pertanahan dimaksud antara lain dapat diberikan
respons / reaksi/ penyelesaian kepada yang berkepentingan (masyarakatdan
pemerintah),
Menurut RusmadiMurad, pengertian sengketa tanah atau dapat juga
dikatakan sebagai sengketa hak atas tanah, yaitu :
Timbulnya sengketa hukumyang bermula dari pengaduan sesuatu pihak
(orang atau badan) yang berisi keberatan-keberatan dan tuntutan hak atas
tanah, baik terhadap status tanah, prioritas, maupun kepemilikannya dengan
harapan dapat memperoleh penyelesaian secara administrasisesuaidengan
ketentuan peraturan yang berlaku.
B. Penyelesaianseengketatanah
Cara penyelesaian sengketa tanah melalui BPN (Badan Pertanahan Nasional)
yaitu: Kasus pertanahan itu timbul karena adanya klaim / pengaduan /
keberatan darimasyarakat(perorangan/badan hukum) yang berisikebenaran
dan tuntutan terhadap suatu keputusan Tata Usaha Negara di bidang
pertanahan yang telah ditetapkan oleh Pejabat Tata Usaha Negara di
lingkungan Badan Pertanahan Nasional, serta keputusan Pejabattersebut
dirasakan merugikan hak-hak mereka atas suatu bidang tanah tersebut.
Dengan adanya klaim tersebut, mereka ingin mendapat penyelesaian secara
administrasidengan apa yang disebut koreksiserta merta dariPejabat yang
berwenang untuk itu. Kewenangan untuk melakukan koreksiterhadap suatu
keputusan Tata Usaha Negara di bidang pertanahan (sertifikat/ Surat
Keputusan Pemberian Hak Atas Tanah), ada pada Kepala Badan Pertanahan
Nasional.
Kasus pertahananmeliputi beberapamacam antara lain :
1. mengenai masalah status tanah,
2. masalah kepemilikan,
3. masalah bukti-buktiperolehan yang menjadi dasar pemberian hak dan
sebagainya.
Setelah menerima berkas pengaduan darimasyarakattersebutdi atas, pejabat
yang berwenang menyelesaikan masalah ini akan mengadakan penelitian dan
pengumpulan data terhadap berkas yang diadukan tersebut. Darihasil
penelitian ini dapat disimpulkan sementara apakah pengaduan tersebut dapat
diproses lebih lanjut atau tidak dapat. Apabila data yang disampaikan secara
langsung ke Badan Pertanahan Nasional itu masih kurang jelas atau kurang
lengkap, maka Badan Pertanahan Nasional akan meminta penjelasan disertai
dengan data serta saran ke Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
Provinsidan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten / Kota setempat letak tanah
yang disengketakan. Bilamana kelengkapan data tersebuttelah dipenuhi, maka
selanjutnya diadakan pengkajian kembali terhadap masalah yang diajukan
tersebut yang meliputi segi prosedur, kewenangan dan penerapan hukumnya.
Agar kepentingan masyarakat(perorangan atau badan hukum) yang berhak
atas bidang tanah yang diklaim tersebut mendapat perlindungan hukum, maka
apabila dipandang perlu setelah Kepala Kantor Pertanahan setempat
mengadakan penelitian dan apabila dari keyakinannya memang harus distatus
quokan, dapat dilakukan pemblokiran atas tanah sengketa. Kebijakan ini
dituangkan dalam Surat Edaran Kepala Badan Pertanahan Nasional tanggal 14-
1-1992 No 110-150 perihalPencabutan InstruksiMenteriDalam Negeri No 16
tahun 1984.
Dengan dicabutnya InstruksiMenteriDalam Negeri No 16 Tahun 1984, maka
diminta perhatian dari Pejabat Badan Pertanahan Nasional di daerah yaitu para
Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsidan Kepala Kantor
Pertanahan Kabupaten/Kota, agar selanjutnya di dalam melakukan penetapan
status quo atau pemblokiran hanya dilakukan apabila ada penetapan Sita
Jaminan (CB) dariPengadilan. (Bandingkan dengan Peraturan Menteri Negara
Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional No 3 Tahun 1997 Pasal126).
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa apabila Kepala Kantor Pertanahan
setempat hendak melakukan tindakan status quo terhadap suatu Keputusan
Tata Usaha Negara di bidang Pertanahan (sertifikat/SuratKeputusan
Pemberian Hak Atas Tanah), harusnya bertindak hati-hati dan memperhatikan
asas-asas umumPemerintahan yang baik, antara lain asas kecermatan dan
ketelitian, asas keterbukaan (fair play), asas persamaan di dalam melayani
kepentingan masyarakatdan memperhatikan pihak-pihak yang bersengketa.
Terhadap kasus pertanahan yang disampaikan ke Badan Pertanahan Nasional
untuk dimintakan penyelesaiannya, apabila dapat dipertemukan pihak-pihak
yang bersengketa, maka sangat baik jika diselesaikan melalui cara
musyawarah. Penyelesaian iniseringkali Badan Pertanahan Nasional diminta
sebagai mediator di dalam menyelesaikan sengketa hak atas tanah secara
damai saling menghormatipihak-pihak yang bersengketa. Berkenaan dengan
itu, bilamana penyelesaian secara musyawarah mencapaikata mufakat, maka
harus pula disertai dengan bukti tertulis, yaitu dari suratpemberitahuan untuk
para pihak, berita acara rapat dan selanjutnya sebagaibukti adanya
perdamaian dituangkan dalam akta yang bila perlu dibuat di hadapan notaris
sehingga mempunyai kekuatan pembuktian yang sempurna.
Pembatalan keputusan tata usaha negara di bidang pertanahan oleh Kepala
Badan Pertanahan Nasional berdasarkan adanya cacathukum/administrasidi
dalam penerbitannya. Yang menjadi dasar hukumkewenangan pembatalan
keputusan tersebut antara lain :
1. Undang-Undang No 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok
Agraria.
2. Peraturan Pemerintah No 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah.
3. Keputusan Presiden No 34 Tahun 2003 tentang Kebijakan Nasional Di Bidang
Pertanahan.
4. Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional No 3
Tahun 1999.
Dalam praktik selama ini terdapat perorangan/badan hukumyang merasa
kepentingannya dirugikan mengajukan keberatan tersebut langsung kepada
Kepala Badan Pertanahan Nasional. Sebagian besar diajukan langsung oleh
yang bersangkutan kepada Kepala Badan Pertanahan Nasional dan sebagian
diajukan melalui Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota setempat dan
diteruskan melalui Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi
yang bersangkutan.
C. Kekuatan Pembuktiandalam PenyelesaianSengketaTanah
Pembuktian, menurut Prof. R. subekti, yang dimaksud dengan membuktikan
adalah Meyakinkan hakimtentang kebenaran dalil atau dalil-dalil yang
dikemukakan dalam suatu persengketaan.
Kekuatan Pembuktian, Secara umum kekuatan pembuktian alat bukti tertulis,
terutama akta otentik mempunyai tiga macam kekuatan pembuktian, yaitu:
1. Kekuatan pembuktian formil. Membuktikan antara para pihak bahwa
mereka sudah menerangkan apa yang ditulis dalam akta tersebut.
2. Kekuatan pembuktian materiil. Membuktikan antara para pihak, bahwa
benar-benar peristiwa yang tersebut dalam akta itu telah terjadi.
3. Kekuatan mengikat. Membuktikan antara para pihak dan pihak ketiga,
bahwa pada tanggal tersebut dalam akta yang bersangkutan telah menghadap
kepada pegawaiumum tadi dan menerangkan apa yang ditulis dalam akta
tersebut.
Oleh karena menyangkutpihak ketiga, maka disebutkan bahwa kata otentik
mempunyaikekuatan pembuktian keluar.
SERTIFIKAT
Sertifikat adalah buku tanah dan suratukurnya setelah dijilid menjadisatu
bersama-sama dengan suatu kertas sampulyang bentuknya ditetapkan dengan
peraturan pemerintah.
Kekuatan Pembuktian Sertifikat, terdiri dari:
1. Sistem Positif
Menurut sistempositif ini, suatu sertifikat tanah yang diberikan itu adalah
berlaku sebagai tanda bukti hak atas tanah yang mutlak serta merupakan satu
– satunya tanda bukti hak atas tanah.
2. Sistem Negatif
Menurut sistemnegatif ini adalah bahwa segala apa yang tercantum didalam
sertifikat tanah dianggap benar sampaidapat dibuktikan suatu keadaan yang
sebaliknya (tidak benar) dimuka sidang pengadilan.
D. Hal – Hal yang MenyebabkanTerjadinyaSengketaTanah
Menurut Kepala BPN Pusat, setidaknya ada tiga hal utama yang menyebabkan
terjadinya sengketa tanah :
1. Persoalan administrasisertifikasitanah yang tidak jelas, akibatnya adalah
ada tanah yang dimiliki oleh dua orang dengan memiliki sertifikat masing-
masing.
2. Distribusikepemilikan tanah yang tidak merata. Ketidakseimbangan dalam
distribusikepemilikan tanah ini baik untuk tanah pertanian maupun bukan
pertanian telah menimbulkan ketimpangan baik secara ekonomi, politis
maupun sosiologis. Dalamhal ini, masyarakatbawah, khususnya
petani/penggarap tanah memikul beban paling berat. Ketimpangan distribusi
tanah ini tidak terlepas darikebijakan ekonomi yang cenderung kapitalistik dan
liberalistik. Atas nama pembangunan tanah-tanah garapan petani atau tanah
milik masyarakatadat diambil alih oleh para pemodal dengan harga murah.
3. Legalitas kepemilikan tanah yang semata-mata didasarkan pada buktiformal
(sertifikat), tanpa memperhatikan produktivitas tanah. Akibatnya, secara legal
(de jure), boleh jadi banyak tanah bersertifikatdimiliki oleh perusahaan atau
para pemodal besar, karena mereka telah membelinya dari para
petani/pemilik tanah, tetapi tanah tersebut lama ditelantarkan begitu saja.
Mungkin sebagian orang menganggap remeh dengan memandang sebelah
mata persoalan sengketa tanah ini, padahal persoalan ini merupakan persoalan
yang harus segera di carikan solusinya. Kenapa demikian? karena sengketa
tanah sangatberpotensi terjadinya konflik antar ras, suku dan agama.
Akibatnya harga diri harus dipertaruhkan.
LAMPIRAN I: RINCIAN ANGGARAN
Biaya administrasi
Kertas HVS/polio Rp. 500.000
Kertas HVS/Kwarto Rp.500.000
Pembuatan Laporan Rp. 2500.000
Atribut TIM Rp.1000.000
Jumlah Rp.4500.000
Komsumsi
Komsumsipersiapan tim
Rp.4000.0000
Jumlah Rp.4000.0000
Transportasi
Transportasitim Rp.8000.0000
Transportasitim Rp.1000.0000
Jumlah Rp.9000.0000
Rekapitulasi
Administrasi Rp.4500.000
Komsumsi Rp.4000.000
Transportasi Rp. 9000.000
Jumlah Rp. 17500.000
Terbilang : tujuh belas juta lima ratus rupiah

More Related Content

What's hot

Contoh Kasus Pertanahan By Ivor Pasaribu
Contoh Kasus Pertanahan By Ivor PasaribuContoh Kasus Pertanahan By Ivor Pasaribu
Contoh Kasus Pertanahan By Ivor Pasaribu
Leks&Co
 
Jenis dan teori yang berhubungan dengan Surat dakwaan
Jenis dan teori yang berhubungan dengan Surat dakwaanJenis dan teori yang berhubungan dengan Surat dakwaan
Jenis dan teori yang berhubungan dengan Surat dakwaan
Fachrul Kardiman
 
Ahde sesi 1-2 sistem hk
Ahde   sesi 1-2 sistem hkAhde   sesi 1-2 sistem hk
Ahde sesi 1-2 sistem hk
Sentot Baskoro
 
Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 2)
Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 2)Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 2)
Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 2)
Leks&Co
 
Aset rampasan dan kejaksaan
Aset rampasan dan kejaksaanAset rampasan dan kejaksaan
Aset rampasan dan kejaksaan
wisnuinter10
 
Makalah benda berwujud dan tidak berwujud
Makalah benda berwujud dan tidak berwujud Makalah benda berwujud dan tidak berwujud
Makalah benda berwujud dan tidak berwujud
Yeepe
 
Tugas hukum pertanahan
Tugas hukum pertanahanTugas hukum pertanahan
Tugas hukum pertanahan
aisbrata1
 
RAKERNAS PA MARI 2009
RAKERNAS PA MARI 2009RAKERNAS PA MARI 2009
RAKERNAS PA MARI 2009
Beryl Syamwil
 
Hak eigendom, hak erfpacht, hak opstal dan hak gebruik
Hak eigendom, hak erfpacht, hak opstal dan hak gebruikHak eigendom, hak erfpacht, hak opstal dan hak gebruik
Hak eigendom, hak erfpacht, hak opstal dan hak gebruik
vinnalusianaSHMkn
 
ADMINISTRASI TEMPAT KEJADIAN PERKARA (TKP) KEHUTANAN
ADMINISTRASI TEMPAT KEJADIAN PERKARA (TKP) KEHUTANANADMINISTRASI TEMPAT KEJADIAN PERKARA (TKP) KEHUTANAN
ADMINISTRASI TEMPAT KEJADIAN PERKARA (TKP) KEHUTANAN
Sudirman Sultan
 
Masalah pertanahan di indonesia
Masalah pertanahan di indonesiaMasalah pertanahan di indonesia
Masalah pertanahan di indonesia
Ayu Ana Inayah
 
Hukum Agraria - Pendaftaran Tanah
Hukum Agraria - Pendaftaran Tanah Hukum Agraria - Pendaftaran Tanah
Hukum Agraria - Pendaftaran Tanah
Annisa Fitria SH MH M.kn
 
Hasil rakernas 2009
Hasil rakernas 2009Hasil rakernas 2009
Hasil rakernas 2009pamuaralabuh
 
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukumBenda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
rabu12
 
Kumpulan Hasil Legal Anotasi oleh Eksaminator
Kumpulan Hasil Legal Anotasi oleh EksaminatorKumpulan Hasil Legal Anotasi oleh Eksaminator
Kumpulan Hasil Legal Anotasi oleh Eksaminator
MAPPI FHUI - Masyarakat Pemantau Peradilan Indonesia
 
praktik peradilan perdata
praktik peradilan perdatapraktik peradilan perdata
praktik peradilan perdata
anthonius karianga
 
Hukum Acara Perdata
Hukum Acara PerdataHukum Acara Perdata
Hukum Acara Perdatazahraayu24
 
Rangkuman hukum acara pidana & perdata
Rangkuman hukum acara pidana & perdataRangkuman hukum acara pidana & perdata
Rangkuman hukum acara pidana & perdata
MakmurZakaria
 
Ppt hukum acara perdata
Ppt hukum acara perdataPpt hukum acara perdata
Ppt hukum acara perdataLisa SYP
 

What's hot (19)

Contoh Kasus Pertanahan By Ivor Pasaribu
Contoh Kasus Pertanahan By Ivor PasaribuContoh Kasus Pertanahan By Ivor Pasaribu
Contoh Kasus Pertanahan By Ivor Pasaribu
 
Jenis dan teori yang berhubungan dengan Surat dakwaan
Jenis dan teori yang berhubungan dengan Surat dakwaanJenis dan teori yang berhubungan dengan Surat dakwaan
Jenis dan teori yang berhubungan dengan Surat dakwaan
 
Ahde sesi 1-2 sistem hk
Ahde   sesi 1-2 sistem hkAhde   sesi 1-2 sistem hk
Ahde sesi 1-2 sistem hk
 
Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 2)
Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 2)Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 2)
Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 2)
 
Aset rampasan dan kejaksaan
Aset rampasan dan kejaksaanAset rampasan dan kejaksaan
Aset rampasan dan kejaksaan
 
Makalah benda berwujud dan tidak berwujud
Makalah benda berwujud dan tidak berwujud Makalah benda berwujud dan tidak berwujud
Makalah benda berwujud dan tidak berwujud
 
Tugas hukum pertanahan
Tugas hukum pertanahanTugas hukum pertanahan
Tugas hukum pertanahan
 
RAKERNAS PA MARI 2009
RAKERNAS PA MARI 2009RAKERNAS PA MARI 2009
RAKERNAS PA MARI 2009
 
Hak eigendom, hak erfpacht, hak opstal dan hak gebruik
Hak eigendom, hak erfpacht, hak opstal dan hak gebruikHak eigendom, hak erfpacht, hak opstal dan hak gebruik
Hak eigendom, hak erfpacht, hak opstal dan hak gebruik
 
ADMINISTRASI TEMPAT KEJADIAN PERKARA (TKP) KEHUTANAN
ADMINISTRASI TEMPAT KEJADIAN PERKARA (TKP) KEHUTANANADMINISTRASI TEMPAT KEJADIAN PERKARA (TKP) KEHUTANAN
ADMINISTRASI TEMPAT KEJADIAN PERKARA (TKP) KEHUTANAN
 
Masalah pertanahan di indonesia
Masalah pertanahan di indonesiaMasalah pertanahan di indonesia
Masalah pertanahan di indonesia
 
Hukum Agraria - Pendaftaran Tanah
Hukum Agraria - Pendaftaran Tanah Hukum Agraria - Pendaftaran Tanah
Hukum Agraria - Pendaftaran Tanah
 
Hasil rakernas 2009
Hasil rakernas 2009Hasil rakernas 2009
Hasil rakernas 2009
 
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukumBenda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
 
Kumpulan Hasil Legal Anotasi oleh Eksaminator
Kumpulan Hasil Legal Anotasi oleh EksaminatorKumpulan Hasil Legal Anotasi oleh Eksaminator
Kumpulan Hasil Legal Anotasi oleh Eksaminator
 
praktik peradilan perdata
praktik peradilan perdatapraktik peradilan perdata
praktik peradilan perdata
 
Hukum Acara Perdata
Hukum Acara PerdataHukum Acara Perdata
Hukum Acara Perdata
 
Rangkuman hukum acara pidana & perdata
Rangkuman hukum acara pidana & perdataRangkuman hukum acara pidana & perdata
Rangkuman hukum acara pidana & perdata
 
Ppt hukum acara perdata
Ppt hukum acara perdataPpt hukum acara perdata
Ppt hukum acara perdata
 

Similar to A

PPT Tugas Transaksi Bisnis dan Properti Kelompok 6.ppt
PPT Tugas Transaksi Bisnis dan Properti Kelompok 6.pptPPT Tugas Transaksi Bisnis dan Properti Kelompok 6.ppt
PPT Tugas Transaksi Bisnis dan Properti Kelompok 6.ppt
Indro Harianto
 
Pencegahan_dan_Penanganan_Sengketa_Tana.ppt
Pencegahan_dan_Penanganan_Sengketa_Tana.pptPencegahan_dan_Penanganan_Sengketa_Tana.ppt
Pencegahan_dan_Penanganan_Sengketa_Tana.ppt
relimadika22
 
pencegahandanpenanganansengketatana-240130153317-212840ef.ppt
pencegahandanpenanganansengketatana-240130153317-212840ef.pptpencegahandanpenanganansengketatana-240130153317-212840ef.ppt
pencegahandanpenanganansengketatana-240130153317-212840ef.ppt
IlhamMartadona1
 
Bab i
Bab i Bab i
Bab i
ahmad akhyar
 
Hukum tata guna tanah
Hukum tata guna tanahHukum tata guna tanah
Hukum tata guna tanahsesukakita
 
presentasi 12345.pptx
presentasi 12345.pptxpresentasi 12345.pptx
presentasi 12345.pptx
GalihKakung1
 
Hukum_Acara_Perdata_update_15_Nov_pptx (1).pptx
Hukum_Acara_Perdata_update_15_Nov_pptx (1).pptxHukum_Acara_Perdata_update_15_Nov_pptx (1).pptx
Hukum_Acara_Perdata_update_15_Nov_pptx (1).pptx
AgusRozakSamsudin
 
Contoh Kegiatan Good Governence Fenti Anita Sari
Contoh Kegiatan Good Governence Fenti Anita SariContoh Kegiatan Good Governence Fenti Anita Sari
Contoh Kegiatan Good Governence Fenti Anita Sari
Fenti Anita Sari
 
Tanah dan hukum tanah
Tanah dan hukum tanahTanah dan hukum tanah
Tanah dan hukum tanahYopi Pebri
 
PERSENTATION DEPAG II.pptx
PERSENTATION DEPAG II.pptxPERSENTATION DEPAG II.pptx
PERSENTATION DEPAG II.pptx
SyaikhIdahram
 
Hbl, ade ayu larassati, hapzi ali, resolusi sengketa, universitas mercu buana...
Hbl, ade ayu larassati, hapzi ali, resolusi sengketa, universitas mercu buana...Hbl, ade ayu larassati, hapzi ali, resolusi sengketa, universitas mercu buana...
Hbl, ade ayu larassati, hapzi ali, resolusi sengketa, universitas mercu buana...
adeayularassati
 
Konsepsi Hukum Agraria Nasional 2021 - DIAH TRIMURTI SALEH,S.E.,S.H., M.Kn.
Konsepsi Hukum Agraria Nasional 2021 - DIAH TRIMURTI SALEH,S.E.,S.H., M.Kn. Konsepsi Hukum Agraria Nasional 2021 - DIAH TRIMURTI SALEH,S.E.,S.H., M.Kn.
Konsepsi Hukum Agraria Nasional 2021 - DIAH TRIMURTI SALEH,S.E.,S.H., M.Kn.
teresa irene
 
Kapita Selekta Sengketa Konflik Perkara.pdf
Kapita Selekta Sengketa Konflik Perkara.pdfKapita Selekta Sengketa Konflik Perkara.pdf
Kapita Selekta Sengketa Konflik Perkara.pdf
KuswidiyantoAriefWic
 
Diskusi 3 Hukum Agraria Pendaftaran Tanah.pdf
Diskusi 3 Hukum Agraria Pendaftaran Tanah.pdfDiskusi 3 Hukum Agraria Pendaftaran Tanah.pdf
Diskusi 3 Hukum Agraria Pendaftaran Tanah.pdf
Indra Sofian
 
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (1...
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (1...Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (1...
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (1...
224100501
 
Akta Pembagian Hak Bersama | Ricco S. Yubaidi, S.H., M.Kn.
Akta Pembagian Hak Bersama | Ricco S. Yubaidi, S.H., M.Kn.Akta Pembagian Hak Bersama | Ricco S. Yubaidi, S.H., M.Kn.
Akta Pembagian Hak Bersama | Ricco S. Yubaidi, S.H., M.Kn.
Ricco Survival Yubaidi
 
Dasar Hukum Tata Usaha Negara (TUN)
Dasar Hukum Tata Usaha Negara (TUN)Dasar Hukum Tata Usaha Negara (TUN)
Dasar Hukum Tata Usaha Negara (TUN)
arjunowidya
 
Ketika mediator dan para pihak tersenyum puas
Ketika mediator dan para pihak tersenyum puasKetika mediator dan para pihak tersenyum puas
Ketika mediator dan para pihak tersenyum puas
Mohammad Noor
 

Similar to A (20)

PPT Tugas Transaksi Bisnis dan Properti Kelompok 6.ppt
PPT Tugas Transaksi Bisnis dan Properti Kelompok 6.pptPPT Tugas Transaksi Bisnis dan Properti Kelompok 6.ppt
PPT Tugas Transaksi Bisnis dan Properti Kelompok 6.ppt
 
Pencegahan_dan_Penanganan_Sengketa_Tana.ppt
Pencegahan_dan_Penanganan_Sengketa_Tana.pptPencegahan_dan_Penanganan_Sengketa_Tana.ppt
Pencegahan_dan_Penanganan_Sengketa_Tana.ppt
 
pencegahandanpenanganansengketatana-240130153317-212840ef.ppt
pencegahandanpenanganansengketatana-240130153317-212840ef.pptpencegahandanpenanganansengketatana-240130153317-212840ef.ppt
pencegahandanpenanganansengketatana-240130153317-212840ef.ppt
 
Bab i
Bab i Bab i
Bab i
 
Hukum tata guna tanah
Hukum tata guna tanahHukum tata guna tanah
Hukum tata guna tanah
 
presentasi 12345.pptx
presentasi 12345.pptxpresentasi 12345.pptx
presentasi 12345.pptx
 
Hukum_Acara_Perdata_update_15_Nov_pptx (1).pptx
Hukum_Acara_Perdata_update_15_Nov_pptx (1).pptxHukum_Acara_Perdata_update_15_Nov_pptx (1).pptx
Hukum_Acara_Perdata_update_15_Nov_pptx (1).pptx
 
Contoh Kegiatan Good Governence Fenti Anita Sari
Contoh Kegiatan Good Governence Fenti Anita SariContoh Kegiatan Good Governence Fenti Anita Sari
Contoh Kegiatan Good Governence Fenti Anita Sari
 
Tanah dan hukum tanah
Tanah dan hukum tanahTanah dan hukum tanah
Tanah dan hukum tanah
 
PERSENTATION DEPAG II.pptx
PERSENTATION DEPAG II.pptxPERSENTATION DEPAG II.pptx
PERSENTATION DEPAG II.pptx
 
Hbl, ade ayu larassati, hapzi ali, resolusi sengketa, universitas mercu buana...
Hbl, ade ayu larassati, hapzi ali, resolusi sengketa, universitas mercu buana...Hbl, ade ayu larassati, hapzi ali, resolusi sengketa, universitas mercu buana...
Hbl, ade ayu larassati, hapzi ali, resolusi sengketa, universitas mercu buana...
 
Konsepsi Hukum Agraria Nasional 2021 - DIAH TRIMURTI SALEH,S.E.,S.H., M.Kn.
Konsepsi Hukum Agraria Nasional 2021 - DIAH TRIMURTI SALEH,S.E.,S.H., M.Kn. Konsepsi Hukum Agraria Nasional 2021 - DIAH TRIMURTI SALEH,S.E.,S.H., M.Kn.
Konsepsi Hukum Agraria Nasional 2021 - DIAH TRIMURTI SALEH,S.E.,S.H., M.Kn.
 
Kapita Selekta Sengketa Konflik Perkara.pdf
Kapita Selekta Sengketa Konflik Perkara.pdfKapita Selekta Sengketa Konflik Perkara.pdf
Kapita Selekta Sengketa Konflik Perkara.pdf
 
Kajian yuridis tentang perolehan hak atas tanah oleh negara melalui lembaga p...
Kajian yuridis tentang perolehan hak atas tanah oleh negara melalui lembaga p...Kajian yuridis tentang perolehan hak atas tanah oleh negara melalui lembaga p...
Kajian yuridis tentang perolehan hak atas tanah oleh negara melalui lembaga p...
 
Diskusi 3 Hukum Agraria Pendaftaran Tanah.pdf
Diskusi 3 Hukum Agraria Pendaftaran Tanah.pdfDiskusi 3 Hukum Agraria Pendaftaran Tanah.pdf
Diskusi 3 Hukum Agraria Pendaftaran Tanah.pdf
 
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (1...
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (1...Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (1...
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (1...
 
Akta Pembagian Hak Bersama | Ricco S. Yubaidi, S.H., M.Kn.
Akta Pembagian Hak Bersama | Ricco S. Yubaidi, S.H., M.Kn.Akta Pembagian Hak Bersama | Ricco S. Yubaidi, S.H., M.Kn.
Akta Pembagian Hak Bersama | Ricco S. Yubaidi, S.H., M.Kn.
 
Dasar Hukum Tata Usaha Negara (TUN)
Dasar Hukum Tata Usaha Negara (TUN)Dasar Hukum Tata Usaha Negara (TUN)
Dasar Hukum Tata Usaha Negara (TUN)
 
Ketika mediator dan para pihak tersenyum puas
Ketika mediator dan para pihak tersenyum puasKetika mediator dan para pihak tersenyum puas
Ketika mediator dan para pihak tersenyum puas
 
Bab ii perihal
Bab ii perihalBab ii perihal
Bab ii perihal
 

A

  • 1. A. PengertianSengketaTanah Akhir-akhir ini kasus pertanahan muncul ke permukaan dan merupakan bahan pemberitaan di media massa. Secara makro penyebab munculnya kasus-kasus pertanahan tersebut adalah sangat bervariasi yang antara lain : - Harga tanah yang meningkat dengan cepat. - Kondisi masyarakat yang semakin sadar dan peduli akan kepentingan / haknya. - Iklim keterbukaan yang digariskan pemerintah Pada hakikatnya, kasus pertanahan merupakan benturan kepentingan (conflict of interest) di bidang pertanahan antara siapa dengan siapa, sebagai contoh konkretantara perorangan dengan perorangan; perorangan dengan badan hukum; badan hukumdengan badan hukumdan lain sebagainya. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, guna kepastian hukumyang diamanatkan UUPA, maka terhadap kasus pertanahan dimaksud antara lain dapat diberikan respons / reaksi/ penyelesaian kepada yang berkepentingan (masyarakatdan pemerintah), Menurut RusmadiMurad, pengertian sengketa tanah atau dapat juga dikatakan sebagai sengketa hak atas tanah, yaitu : Timbulnya sengketa hukumyang bermula dari pengaduan sesuatu pihak (orang atau badan) yang berisi keberatan-keberatan dan tuntutan hak atas tanah, baik terhadap status tanah, prioritas, maupun kepemilikannya dengan harapan dapat memperoleh penyelesaian secara administrasisesuaidengan ketentuan peraturan yang berlaku. B. Penyelesaianseengketatanah Cara penyelesaian sengketa tanah melalui BPN (Badan Pertanahan Nasional) yaitu: Kasus pertanahan itu timbul karena adanya klaim / pengaduan / keberatan darimasyarakat(perorangan/badan hukum) yang berisikebenaran
  • 2. dan tuntutan terhadap suatu keputusan Tata Usaha Negara di bidang pertanahan yang telah ditetapkan oleh Pejabat Tata Usaha Negara di lingkungan Badan Pertanahan Nasional, serta keputusan Pejabattersebut dirasakan merugikan hak-hak mereka atas suatu bidang tanah tersebut. Dengan adanya klaim tersebut, mereka ingin mendapat penyelesaian secara administrasidengan apa yang disebut koreksiserta merta dariPejabat yang berwenang untuk itu. Kewenangan untuk melakukan koreksiterhadap suatu keputusan Tata Usaha Negara di bidang pertanahan (sertifikat/ Surat Keputusan Pemberian Hak Atas Tanah), ada pada Kepala Badan Pertanahan Nasional. Kasus pertahananmeliputi beberapamacam antara lain : 1. mengenai masalah status tanah, 2. masalah kepemilikan, 3. masalah bukti-buktiperolehan yang menjadi dasar pemberian hak dan sebagainya. Setelah menerima berkas pengaduan darimasyarakattersebutdi atas, pejabat yang berwenang menyelesaikan masalah ini akan mengadakan penelitian dan pengumpulan data terhadap berkas yang diadukan tersebut. Darihasil penelitian ini dapat disimpulkan sementara apakah pengaduan tersebut dapat diproses lebih lanjut atau tidak dapat. Apabila data yang disampaikan secara langsung ke Badan Pertanahan Nasional itu masih kurang jelas atau kurang lengkap, maka Badan Pertanahan Nasional akan meminta penjelasan disertai dengan data serta saran ke Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsidan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten / Kota setempat letak tanah yang disengketakan. Bilamana kelengkapan data tersebuttelah dipenuhi, maka selanjutnya diadakan pengkajian kembali terhadap masalah yang diajukan tersebut yang meliputi segi prosedur, kewenangan dan penerapan hukumnya.
  • 3. Agar kepentingan masyarakat(perorangan atau badan hukum) yang berhak atas bidang tanah yang diklaim tersebut mendapat perlindungan hukum, maka apabila dipandang perlu setelah Kepala Kantor Pertanahan setempat mengadakan penelitian dan apabila dari keyakinannya memang harus distatus quokan, dapat dilakukan pemblokiran atas tanah sengketa. Kebijakan ini dituangkan dalam Surat Edaran Kepala Badan Pertanahan Nasional tanggal 14- 1-1992 No 110-150 perihalPencabutan InstruksiMenteriDalam Negeri No 16 tahun 1984. Dengan dicabutnya InstruksiMenteriDalam Negeri No 16 Tahun 1984, maka diminta perhatian dari Pejabat Badan Pertanahan Nasional di daerah yaitu para Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsidan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota, agar selanjutnya di dalam melakukan penetapan status quo atau pemblokiran hanya dilakukan apabila ada penetapan Sita Jaminan (CB) dariPengadilan. (Bandingkan dengan Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional No 3 Tahun 1997 Pasal126). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa apabila Kepala Kantor Pertanahan setempat hendak melakukan tindakan status quo terhadap suatu Keputusan Tata Usaha Negara di bidang Pertanahan (sertifikat/SuratKeputusan Pemberian Hak Atas Tanah), harusnya bertindak hati-hati dan memperhatikan asas-asas umumPemerintahan yang baik, antara lain asas kecermatan dan ketelitian, asas keterbukaan (fair play), asas persamaan di dalam melayani kepentingan masyarakatdan memperhatikan pihak-pihak yang bersengketa. Terhadap kasus pertanahan yang disampaikan ke Badan Pertanahan Nasional untuk dimintakan penyelesaiannya, apabila dapat dipertemukan pihak-pihak yang bersengketa, maka sangat baik jika diselesaikan melalui cara musyawarah. Penyelesaian iniseringkali Badan Pertanahan Nasional diminta sebagai mediator di dalam menyelesaikan sengketa hak atas tanah secara
  • 4. damai saling menghormatipihak-pihak yang bersengketa. Berkenaan dengan itu, bilamana penyelesaian secara musyawarah mencapaikata mufakat, maka harus pula disertai dengan bukti tertulis, yaitu dari suratpemberitahuan untuk para pihak, berita acara rapat dan selanjutnya sebagaibukti adanya perdamaian dituangkan dalam akta yang bila perlu dibuat di hadapan notaris sehingga mempunyai kekuatan pembuktian yang sempurna. Pembatalan keputusan tata usaha negara di bidang pertanahan oleh Kepala Badan Pertanahan Nasional berdasarkan adanya cacathukum/administrasidi dalam penerbitannya. Yang menjadi dasar hukumkewenangan pembatalan keputusan tersebut antara lain : 1. Undang-Undang No 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria. 2. Peraturan Pemerintah No 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah. 3. Keputusan Presiden No 34 Tahun 2003 tentang Kebijakan Nasional Di Bidang Pertanahan. 4. Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional No 3 Tahun 1999. Dalam praktik selama ini terdapat perorangan/badan hukumyang merasa kepentingannya dirugikan mengajukan keberatan tersebut langsung kepada Kepala Badan Pertanahan Nasional. Sebagian besar diajukan langsung oleh yang bersangkutan kepada Kepala Badan Pertanahan Nasional dan sebagian diajukan melalui Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota setempat dan diteruskan melalui Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi yang bersangkutan. C. Kekuatan Pembuktiandalam PenyelesaianSengketaTanah Pembuktian, menurut Prof. R. subekti, yang dimaksud dengan membuktikan
  • 5. adalah Meyakinkan hakimtentang kebenaran dalil atau dalil-dalil yang dikemukakan dalam suatu persengketaan. Kekuatan Pembuktian, Secara umum kekuatan pembuktian alat bukti tertulis, terutama akta otentik mempunyai tiga macam kekuatan pembuktian, yaitu: 1. Kekuatan pembuktian formil. Membuktikan antara para pihak bahwa mereka sudah menerangkan apa yang ditulis dalam akta tersebut. 2. Kekuatan pembuktian materiil. Membuktikan antara para pihak, bahwa benar-benar peristiwa yang tersebut dalam akta itu telah terjadi. 3. Kekuatan mengikat. Membuktikan antara para pihak dan pihak ketiga, bahwa pada tanggal tersebut dalam akta yang bersangkutan telah menghadap kepada pegawaiumum tadi dan menerangkan apa yang ditulis dalam akta tersebut. Oleh karena menyangkutpihak ketiga, maka disebutkan bahwa kata otentik mempunyaikekuatan pembuktian keluar. SERTIFIKAT Sertifikat adalah buku tanah dan suratukurnya setelah dijilid menjadisatu bersama-sama dengan suatu kertas sampulyang bentuknya ditetapkan dengan peraturan pemerintah. Kekuatan Pembuktian Sertifikat, terdiri dari: 1. Sistem Positif Menurut sistempositif ini, suatu sertifikat tanah yang diberikan itu adalah berlaku sebagai tanda bukti hak atas tanah yang mutlak serta merupakan satu – satunya tanda bukti hak atas tanah. 2. Sistem Negatif Menurut sistemnegatif ini adalah bahwa segala apa yang tercantum didalam sertifikat tanah dianggap benar sampaidapat dibuktikan suatu keadaan yang sebaliknya (tidak benar) dimuka sidang pengadilan.
  • 6. D. Hal – Hal yang MenyebabkanTerjadinyaSengketaTanah Menurut Kepala BPN Pusat, setidaknya ada tiga hal utama yang menyebabkan terjadinya sengketa tanah : 1. Persoalan administrasisertifikasitanah yang tidak jelas, akibatnya adalah ada tanah yang dimiliki oleh dua orang dengan memiliki sertifikat masing- masing. 2. Distribusikepemilikan tanah yang tidak merata. Ketidakseimbangan dalam distribusikepemilikan tanah ini baik untuk tanah pertanian maupun bukan pertanian telah menimbulkan ketimpangan baik secara ekonomi, politis maupun sosiologis. Dalamhal ini, masyarakatbawah, khususnya petani/penggarap tanah memikul beban paling berat. Ketimpangan distribusi tanah ini tidak terlepas darikebijakan ekonomi yang cenderung kapitalistik dan liberalistik. Atas nama pembangunan tanah-tanah garapan petani atau tanah milik masyarakatadat diambil alih oleh para pemodal dengan harga murah. 3. Legalitas kepemilikan tanah yang semata-mata didasarkan pada buktiformal (sertifikat), tanpa memperhatikan produktivitas tanah. Akibatnya, secara legal (de jure), boleh jadi banyak tanah bersertifikatdimiliki oleh perusahaan atau para pemodal besar, karena mereka telah membelinya dari para petani/pemilik tanah, tetapi tanah tersebut lama ditelantarkan begitu saja. Mungkin sebagian orang menganggap remeh dengan memandang sebelah mata persoalan sengketa tanah ini, padahal persoalan ini merupakan persoalan yang harus segera di carikan solusinya. Kenapa demikian? karena sengketa tanah sangatberpotensi terjadinya konflik antar ras, suku dan agama. Akibatnya harga diri harus dipertaruhkan. LAMPIRAN I: RINCIAN ANGGARAN Biaya administrasi
  • 7. Kertas HVS/polio Rp. 500.000 Kertas HVS/Kwarto Rp.500.000 Pembuatan Laporan Rp. 2500.000 Atribut TIM Rp.1000.000 Jumlah Rp.4500.000 Komsumsi Komsumsipersiapan tim Rp.4000.0000 Jumlah Rp.4000.0000 Transportasi Transportasitim Rp.8000.0000 Transportasitim Rp.1000.0000 Jumlah Rp.9000.0000 Rekapitulasi Administrasi Rp.4500.000 Komsumsi Rp.4000.000 Transportasi Rp. 9000.000 Jumlah Rp. 17500.000 Terbilang : tujuh belas juta lima ratus rupiah