Dokumen tersebut membahas konsep dasar dan tujuan bimbingan karir di sekolah dasar. Secara garis besar, bimbingan karir bertujuan untuk membantu siswa mengenali berbagai pekerjaan dan mengembangkan kemampuan serta minatnya sesuai dengan jenis pekerjaan tertentu agar dapat merencanakan karirnya dengan baik. Hal ini dapat dilakukan dengan mengintegrasikan bimbingan karir ke dalam pembelajaran
1. A. Konsep Dasar Bimbingan Karir
1. Sejarah Bimbingan Karir
Tahun 1908 dimana awal mula dikenal bimbingan karir yang sebelumnya dikenal dengan bimbingan
jabatan atau vocational guidance yang kemudian berganti menjadi bimbingan karir atau carrer guidance
oleh Frank Parson. Dimaksudkan untuk membentuk sebuah wadah ataupun lembaga yang membantu
para pemuda untuk memperoleh pekerjaan dan mulai meniti karirnya. Frank Parson juga pernah
menerbitkan sebuah buku tepatnya tahun 1909 terkait identifikasi variable dasar dalam pengambilan
keputusan karir yaitu individu, pekerjaan dan hubungan atau keterkaitan diantara keduanya. Dalam
bukunya dikatakan bahwasannya bimbingan karir itu dipandang sebagai suatu proses untuk
mendapatkan pekerjaan dengan langkah menyamakan dan mencocokkan cirri-ciri dan faktor individu
dengan cirri-ciri dan faktor pekerjaan yang ada di sekitar atau di lingkungan. Dalam kurun waktu itu
Frank Parson terkenal sebagai tokoh yang menulis dan merintis mengenai bimbingan karir meski jauh
sebelum beliau sudah ada banyak para tokoh pemikir islam klasik yang membahas ataupun juga
menggagas terkait bimbingan karir, hanya saja pada saat itu belum terkenal dengan sebutan bimbingan
karir, dengan sebutan lain seperti bimbingan jabatan dan lainnya akan tetapi masih bernuansa
bimbingan karir atau terkait dengan bimbingan karir. Selanjutnya setelah dikenal dengan sebutan
bimbingan karir yang kemudian juga mengalami berbagai perkembangan salah satu diantaranya adalah
tahun 1911 dibentuknya Biro Jabatan dengan menerbitkan vocational guidance news letter sebagai
jurnal pertama kali yang kemudian berganti nama dengan vocational guidance magazine, kemudian
occupation guidance dan berubah lagi menjadi personal and guidance journal.
2. Makna Bimbingan Karir
Secara terminology karir itu diartikan sebuah wacana tertentu saja oleh sebagai kalangan awam yang
menganggap wacana tersebut hanya tertentu pada seseorang yang mempunyai suatu posisi, jabatan
atau yang berkaitan dengan suatu pekerjaan.sebenarnya banyak prespektif dalam pemaknaan karir dan
juga banyak tokoh pemikir yang mendefinisikan karir dalam artian yang berbeda namun tujuannya
sama, tergantung satu individu tersebut dari mana mengartikannya karena hal itu memiliki arti yang
sangat luas. Namun sejatinya karir itu mempunyai artian luas
seperti halnya urutan okupasi, job dan posisi-posisi yang diduduki disepanjang pengalaman kerja
seseorang . Sedangkan bimbingan karir itu sendiri diartikan sebagai upaya bantuan kepada individu
untuk memberikan dorongan dan untuk memberikan kemudahan untuk mendapatkan pekerjaan dan
kemudahan meniti karir dalam kehidupannya. Banyak berbagai definisi dari karir namun yang terpenting
dapat disimpulkan dalam satu pengertian karir yaitu karir merupakan perwujudan diri yang bermakna
melalui serangkaian aktivitas dan mencakup seluruh aspek kehidupan diantaranya peran hidup,
lingkungan kehidupan, yang terwujud karena adanya kekuatan inner person. Perwujudan diri ini akan
bermakna dikala adanya kepuasan atau kebahagiaan diri dan lingkungan. Kesuksesan individu dalam
berkarir yang tampak dikarenakan adanya ketenangan, kenyamanan, kestabilan dan kepuasan dalam
bekerja.
Bimbingan karir inipun juga banyak prespektif dalam pengartiannya, dikarenakan bimbingan karir ini
sulit dipisahkan dari konsep vocational guidance atau bimbingan jabatan yang kemudian berubah
menjadi carrer guidance atau bimbingan karir yang diartikan sebagai proses untuk membantu dalam
memilih pekerjaan, mempersiapkan, memasuki dan memperoleh kemajuan di dalamnya. Namun selang
beberapa tahun kemudian pengertian bimbingan karir ini direfisi sebagai suatu proses bantuan terhadap
2. individu untuk menerima dan mengembangkan diri serta perannya secara terpadu dalam dunia kerja,
mengklarifikasikan konsepnya dengan realita dalam lingkungan yang berujung pada kepuasan diri dan
masyarakat . Rochman natawidjadja menyimpulkan pengertian bimbingan karir sebagai proses untuk
membantu seseorang untuk mengerti dan menerima gambaran tentang diri pribadinya dan gambaran
tentang dunia atau lingkungannya, mempertemukan gambaran diri tersebut dengan dunia kerja yang
kemudian atau pada akhirnya dapat memilih bidang pekerjaan, memasukinya dan membina karir dalam
bidang tersebut.
3. Problem atau Masalah dan Jalur Bimbingan Karir
Sadar tidak disadari dalam kehidupan kita pasti ada yang namanya sebuah tantangan, begitupula dalam
meniti sebuah karir inipun masih tidak dapat jauh dari sebuah masalah atau sebuah tantangan.
Tantangan dan masalah ini sebenarnya muncul dari diri, yang terletak dari kekurangmampuan dalam
membuat pleaning sebuah karir. Menentukan keputusan akhir dan menentukan karir ini membutuhkan
suatu ketrampilan dan sebuah proses yang dilatarbelakangi pemahaman individu terhadap dirinya atau
jati dirinya dan pengenalan terhadap lingkungan pekerjaan yang ada di sekitarnya serta memadukan
keduanya secara tepat. Banyak para ahli yang telah mendeskripsikan beberapa gejala dalam bimbingan
karir ini, diantaranya adalah Williamson yang membagi gejala bimbingan karir menjadi empat bagian,
yakni individu tidak dapat memilih atau merasa tidak ada pilihan, karena tidak mampu membedakan
secara memadai atas pilihan karir dan komitmen terhadap pilihan itu (no choice), individu tidak merasa
yakin atau dia merasa bimbang atas pilihan karirnya (uncertain choice), ketidakseleraan antara bakat
atau minat individu dengan pilihan karirnya (unwise choice) dan ketidakseleraan minat dengan bakat
individu (discrepancy). Namun sebenarnya masih banyak lagi berbagai gejala atau masalah dalam
bimbingan karir yang perlu dicermati oleh seorang guru terutama dalam kaitannya upaya membantu
perencanaan karir peserta didik.
Selama menempuh dunia pendidikan, individu berusaha untuk sebisa mungkin mengembangkan
pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap yang nantinya pasti akan dibutuhkan ketika mulai mencari
kerja, secara asumtif dari proses ini akan berlangsung biasanya sampai dengan usia 20 tahun. Dalam
konteks jalur karir (carrer path) Santamaria (1991) mengemukakan kalur karir pada empat tahap yakni,
steady state, linear, transitory dan spiral. Dari keempat jalur tersebut sangat erat kaitannya dengan
proses seseorang atau individu dalam meniti sebuah karir. Steady state, jalur ini memerlukan jangka
panjang dalam sebuah karir, linear yang ditandai oleh mobilitas yang konstan dalaam sebuah karir,
transitory yang ditandai dengan adanya pencarian karir yang lebih variatif dan spiral yang ditandai
dengan mobilitas karir secara lateral.
Dalam konteks lain bimbingan karir dapat ditempuh melalui jalur pendidikan, pekerjaan, jabatan,
profesi, hobi dan social pribadi. Sejumlah kompetensi dan potensi individu yang memadai menjadi
penentu berhasil tidaknya sebuah karir baik kompetensi ataupun juga potensi dari fisik, pribadi, social,
intelektual, moral begitu juga spiritualnya.
B. Tujuan dan Prinsip-Prinsip Bimbingan Karir
1. Tujuan Bimbingan Karir
Menumbuh dan mengembangkan kesadaran serta pemahaman mengenai berbagai ragam kegiatan dan
pekerjaan di lingkungan sekitar, mengembangkan sikap positif terhadap semua jenis pekerjaan yang
halalan toyyiban, mengembangkan kebiasaan hidup positif terhadap peserta didik di SD/MI adalah
3. menjadi sebuah tujuan utama bimbingan karir.
Selain itu pula juga bertujuan untuk membantu peserta didik memahami apa yang disukai dan apa yang
tidak disukai, kecakapan diri, disiplin diri, mengontrol kegiatan sendiri. Bimbingan pribadi, social maupun
bimbingan belajar, ketiga bimbingan ini yang erat kaitannya dengan bimbingan karir yang sekalipun juga
menjadi pendukung dalam perkembangan karir peserta didik.
Perkembangan karir ini bersifat kontinu, karenanya bibmbingan karir akan efektif jika memperhatikan
kontinuitas tahapan dan aspek yang dominan dalam perkembangan individu, sebab itu merupakan
elemen yang perlu dikembangkan pada saat yang tepat dalam proses perkembangan individu secara
keseluruhan. Wujud dari keberlanjutan aspek-aspek yang dikembangkan ini diantaranya adalah
mengembangkan kesadaran diri yang akan menghasilkan identitas diri, mengembangkan kesadaran
pendidikan menghasilkan identitas pendidikan, mengembangkan kesadaran karir yang menghasilkan
identitas karir dan lain sebagainya. Sedangkan keberlanjutan perkembangan karir itu seperti halnya
seseorang atau individu memulai pendidikan dari pra SD/MI, kemudian dilanjutkan di SD/MI selama 6
tahun, dilanjutkan SMP 3 tahun, SMA 3 tahun dan masih ada yang melanjutkan sampai ke jenjang yang
lebih tinggi.
Secara operasional tujuan bimbingan karir di SD/MI ini adalah untuk membantu peserta didik mengenali
berbagai macam dan cirri-ciri dari jenis pekerjaan yang ada dan membantu kemampuan serta minat
dengan jenis pekerjaan yang ada dan membantu mencapai cita-cita. Seseorang atau individu akan
mampu menguasai aspek kehidupan secara tepat jika mampu membebaskan ketegangan,
mengklarifikasikan prasaan, memberikan wawasan dan mengembangkan perasaan yang kompeten
dalam wilayah penyesuaian jabatan.
2. Prinsip-prinsip Bimbingan Karir
Bimbingan karir dalam menjalankannya membutuhkan prinsip-prinsip dasar supaya tidak melenceng
dari tujuan utama yang menjadi sebuah targetan layanan bimbingan karir, salah satu diantara beberapa
prinsip dalam menjalankan bimbingan karir adalah :
a. Pemahaman bahwa bimbingan karir bukanlah sebuah proses yang terpilah satu sama lain, akan
tetapi bimbingan karir merupakan sebuah proses yang berkelanjutan dalam seluruh perjalanan hidup
manusia. Dengan ini dapat dipahami bahwasannya bimbingan karir adalah serangkaian perjalanan hidup
manusia yang terkait dengan seluruh aspek pertumbuhan dan perkembangan yang dijalani.
b. Bimbingan karir tidak diperuntukkan pada satu individu saja, akan tetapi bagi semua individu tanpa
terkecuali.
c. Bimbingan karir merupakan bantuan yang diberikan pada individu yang sedang dalam proses
berkembang.
d. Semua orang jelaslah memiliki hak untuk menentukan pilihan, memutuskan jalan pilihannya yang
sekaligus dipertanggungjawabkan atas segala resiko dan konskwensinya. Namun dalam bimbingan karir
ini tidaklah sekedar memperhatikan hak individu untuk menentukan dan memilih pilihannya tetapi juga
membantu untuk mengembangkan cara-cara penentuan pilihan secara bertanggung jawab.
e. Pemilihan dan penyesuaian karir dimulai dengan pengetahuan tentang jati diri pribadinya.
f. Bimbingan karir membantu individu untuk memahamidunia kerja dan sejumlah pekerjaan yang ada
di lingkungan masyarakat serta berbagai sisi kehidupannya.
4. C. Strategi dan Teknik Bimbingan Karir
Strategi bimbingan karir pada dasarnya adalah serangkaian system yang juga merupakan pola umum
perbuatan dalam wujud hubungan bantuan. Jelas hubungan bantuan tersebut dengan adanya yang
dibantu dan yang membantu dalam artian kebersediaan dan berupaya menciptakan suatu cara yang
tepat untuk memfasilitasi yang dibantu dalam perkembangan. Jika dikaitkan dengan peserta didik
adalah sebagai pelaku karir yang kemudian terbantu dalam pembuatan dan melaksanakan atau
pelaksanaan rencana, penilaian diri dan lingkungannya yang berujung pada kesuksesan perjalanan hidup
yang bermakna horizontal (bagi sesamanya) dan vertical (untuk Tuhannya).
Dari pemaknaan strategi bimbingan karir tersebut diatas dapat dipahami bahwasannya setiap strategi
bersifat situasional atau dalam penggunaannya bergantung pada sasaran strategi, perilaku peserta didik
yang akan dikembangkan. Begitupun dengan strategi bimbingan karir yang juga mempunyai sebuah
sasaran yakni sasaran diri (baik dari segi karakter maupun psiko-fisiknya) sasaran nilai-nilai, sasaran
permasalahan, sasaran perencanaan dan keputusan karir.
Bimbingan karir di SD/MI dapat dilakukan dengan menggunakan strategi dan teknik bimbingan karir
sebagai berikut :
1. Terpadu dalam Kegiatan Pembelajaran
Dengan diterapkannya bimbingan karir secara terpadu dengan strategi instruksional dapat
mengembangkan daripada kesadaran dan pemahaman peserta didik terkait macam-macam kegiatan
atau pekerjaan yang ada disekitarnya. Dengan pendekatan terpadu ini mangacu pada keterbatasan guru
pembimbing sebagai konsetor secara khusus. Dalam kaata lain guru di SD/MI menjadi sebuah pelaku
bimbingan karir yang terintegrasik dalam proses pembelajaran di kelas.
2. Menggunakan Pola Paket Bimbingan Karir
Pada pola paket bimbingan karir ini ada empat paket terdiri dari satu topic dan sub topic pembahasan,
diantaranya adalah paket satu tentang pemahaman diri (terdiri sub topic bakat, minat, keadaan fisik,
keadaan social, ekonomi dan budaya serta cita-cita), paket dua tentang pemahaman lingkungan terdiri
sub topic untuk klas 1 – 2 yakni kemungkinan jabatan dan informasi janatan serta informasi pekerjaan,
untuk klas 3 – 4 terdapat sub topic pengantar pemahaman lingkungan, informasi jabatan dan
wiraswasta, klas 5 terdapat sub topic informasi pendidikan dan pembangunan kemungkinan jabatan dan
wiraswasta, peket tiga tentang hambatan dan cara mengatasinya yang terdiri sub topic prasangka,
hambatan dari diri sendiri dan hambatan dari luar, paket empat tentang perencanaan masa depani
dengan sub topic informasi diri dan lingkungan, cita-cita dan gaya hidup serta rencana untuk masa
depan.
3. Bacaan
Hal ini dilakukan dengan cara membaca riwayat hidup orang-orang ternama yang berhasil dalam
bidangnya. Dengan ini diharapkan peserta didik dapat belajar dari pengalaman orang sukses, juga
memperbanyak wawasan tentang berbagai hal.
4. Narasumber
Mengunjungi atau mengunadang narasumber kemudian berdialog tentang dunia kerja, ini diharapkan
pada peserta didik semakin luas wawasannya tentang banyak hal terutama yang berkaitan dengan
5. pekerjaan atau profesi untuk meniti karir.
5. Pengamatan atau Observasi
Dengan pengamatan atau observasi ini diharapkan peserta didik mengamati realita yang ada yang erat
kaitannya dengan pekerjaan atau profesi dalam meniti karir
6. Cerita
Dengan bercerita, guru dapat memberikan informasi tentang berbagai pekerjaan atau cerita tentang
kerja keras yang membuahkan hasil menggembirakan.
7. Teknik Genogram
Ini dapat juga dilakukan guru terutama untuk mengidentifikasi aspirasi karir yang berkembang pada
peserta didik SD/MI. teknik ini ditempuh dalam tiga tahap yaitu konstruksi genogram, identifikasi
jabatan dan eksplorasi klien. Namun dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan karakteristik
perkembangan peserta didik SD/MI dan materi yang sebaiknya materi bimbingan karir yang dikuasainya.
8. Permainan Terpadu
Dengan mengaitkan permainan dengan materi bimbingan karir yang juga memilih permainan yang
mencerminkan kelima permainan kelompok terpadu, yaitu : permainan ekspresi dan proyeksi diri,
permainan pilihan dan putusan ilai, eksplorasi dan identifikasi lingkungan, diskusi isu dan aturan serta
analisis gaya hidup.
kesimpulan
Bimbingan karir pada peserta didik perlu dipahamkan pada peserta didik demi mewujudkan
pemahaman, kesadaran akan berbagai macam kegiatan dan pekerjaan yang ada disekitarnya atau
lingkungan masyarakat. Dengan langkah awal pemahaman pada konsep dasar bimbingan karir yang
meliputi sejarah bimbingan karir, problem atau masalah yang dihadapi serta jalur dari bimbingan karir
itu sendiri, kemudian bagaiman peserta didik mampu melakukan sesuai dengan tujuan yang diharapkan
dengan menggunakan prinsip-prinsip serta strategi dan teknik bimbingan karir. Ini sangat penting karena
diharapkan peserta didik mampu mengetahui dan memiliki kesadaran akan macam pekerjaan dan
menambah wawasan peserta didik terkait pekerjaan dan profesi dalam meniti sebuah karir.
B. Saran
Pada bimbingan karir peserta didik di SD/Mi ini diharapkan tidak hanya peserta didik yang menjadi
pelaku akan tetapi seorang guru juga harus menjadi pelaku dalam perwujudan bimbingan karir ini.
6. Dilihat dari skema proses dalam memasuki dunia kerja yang
mendukungnya adalah:
A. Keadaan biologis
Potensi bawaan
Sebelum memasuki pekerjaan seorang pasti memiliki potensi dalam dirinya yang mendukung
dalam proses memasuki dunia pekerjaan.
Misalnya: seorang memiliki bakat dibidang numerikal(angka-angka).
1. Perkembangan kepribadian
Perkembangan akibat pendidikan
Misalnya: seorang yang memiliki bakat dibidang numerikal pastinya dia akan
mengembangkannya melalui bidang pendidikan yang mendukung bakatnya tersebut.
Proses pensosialisasian
Misalnya: selain pendidikan, lingkungannya pun harus mendukung bakatnya tersebut.
Akibat-akibat negatif dari dari keadaan sosial ekonomi keluarga
didalam keluarga seseorang tersebut keadaan ekonominya tidak mendukung.
Misalnya: kurangnya pasilitas yang memadai dalam proses belajarnya, seperti alat penerangan.
2. Aturan-aturan sosial pisikis
Pengetahuan umum
Misalnya: seseorang tersebut, terlebih dahulu mengetahi peraturan-peraturan di tempat seseorang
tersebut ingin bekerja, sehingga sesuai dengan minatnya.
Kemampuan dan tingkat pendidikan. Posisi sosial dan tingkat hubungan.
Misalnya: di tempat bekerja tersebut memerlukan lulusan dari jurusan akuntansi, Lulusan SMK
sederajat. Sehingga seseorang tersebut mengetahui kemampuan pendidikannya sesuai dengan
pekerjaannya itu.
Oreantasi terhadap kehidupan pekerjaan (berhubungan dengan jenis pekerjaan, aspirasi, dsb)
Misalnya: sebelum memasuki pekerjaan, seoarang tersebut harus mengenal jenis pekerjaannya
dan mengenal lingkungannya.
3. Faktor-faktor yang menentukan
Informasi pekerjaan-pekerjaan yang bersifat teknis
Misalnya: seorang tersebut sebelum memasuki pekerjaan yang sesuia dengan bakatnya dan
pendidikannya,dia harus terlebih dahulu mencari informasi mengenai pekerjan-pekerjaan yang
yang sesuia dengan keinginannya.
Ciri peranan sosial
Misalnya: bagaimana seseorang tersebut bisa menempatkan dirinya dengan karyawan-karyawan.
Urutan-urutan nilai-nilai yang menyenangkan
Misalnya: sesuai dengan bakat dan minatnya,apakah lingkungan pekerjaan tersebut membuat dia
merasa nyaman.
B. Keadaan lingkungan sumber-sumber penghasilan
7. Sebelum memasuki pekerjaan seseorang tersebut harus mengetahui lingkungan dan sumbersumber penghasilannya tersebut apakah sesuai dengan keinginanya.
Misalnya: pekerjaan tersebut tidak sesuai dengan keinginannya.
1. Latar belakang terbukanya kesempatan
Perkembangan mobilitas sosial
Misalnya: seseorang tersebut mengalami perkembangan dalam perkerjaanya,dimana seseorang
tersebut pertama bekerja menjadi pegawai trening atau honorer berubah ketahap menjadi
pegawai tetap di tempatnya bekerja.
Penggeseran pada perkembangan industri
Misalnya: bagaimana seorang tersebut dapat atau berusaha mengembangkan pekerjaannya
sehingga mengalami perkembangan dipekerjaannya tesebut yang membuat pekerjaanya lebih
maju atau berkembang lebih baik lagi.
Perkembangan organisai-organisasi sosial
Disini mereka mampu berkembang dengan baik mengenai organisasi-organisasi sosial dalam
bidang pekerjaannya.
Misalnya : bagaimana seseorang mampu mengembangkan organisasi-organisasi yang baik
dengan karyawan yang lainnya,bagaimana cara mereka beroganisasi,berkomunikasi dan
berinteraksidalam pekerjaan mereka.
Perkembangan tingkat dan struktur tuntutan pemakai (konsumen)
Disini mereka mampu menjangkau tingkat stuktur tuntutan pemakaian (konsumen) dimana
mereka akan menutut kualitas yang baik dari pekerjaan tersebut,misalnya : mereka mampu
bekerjasama dengan baik bagai menciptakan produk yang berkualitas bagai konsumen.
2. Hal yang mengatur sosial ekonomi
Pembagian tugas dan pengaturan gajih pekerja
Sebelum pekerjaan seorang tersebut,melihat terlebih dahulu bagaimana pembagian tugas dan
pengaturan gajinya.
Misalnya :apakah pembagian gaji tersebut sesuai dengan pekerjaan yang dilaksanakannya.
Perkumpulan pekerja/buruh
Disini perkumpulan tersebut membantu jalannya pekerjaan yang mendukung perkembangan
pekerjaan.
Kebijaksanaan yang menunjang perkumpulan (pemeritah swasta)
Jenjang perusahaan
Misalnya:dalam jenjang agak rendah seperti CV dan jenjang yang tinggi itu seperti PT dalam
jenjang perrusahaan.
3. Faktor-faktor yang menentukan
Tuntutan formal
Biasanya perusahaan menuntut atau menekankan pada bidang pendidikannya.
Misalnya: perusahaan mencari pegawai yang memiliki kemampuan pendidikannya sesuai dengan
yang mereka butuhkan.
Persyaratan fungsional
Misalnya: biasanya dalam perusaan itu memerlukan karyawan yang sesuai dengan bidang yang
mereka perlukan.
Persyaratan non fungsional
8. Misalnya: biasanya perusaan tersebut tidak perduli dengan pendidikan karyawannya tersebut.
Macam dan model ganjaran
Misalnya: karyawan tersebut memiliki kinerja yang baik, maka perusahaan pun berhak
meberikan upah yang sesuai dengan kinerjanya yang telah dia berikan ke perusaan tersebut.
Dari skema proses memasuki pekerjaan terdapat struktur sosial:
Diitem tinkat sosial
Dari skema memasuki dunia pekerjaan tingkat sosial berpengaruh untuk mendapatkan pekerjaan.
Nilai dan norma kebudayaan
Setiap anggota karyawan pasti mempunyai norma dan nilai kebudayaan yang berbeda, dari
perbedaan tersebut kita saling menghargai sehingga tercipta kinerja yang baik.
Ciri-ciri geografis
Seperti letak perusaan, jalan menuju perusaan.
Model ekonomi
Dimana dalam suatu perusaan tersebut memberi upah yang sesuai dengan bidang pekerjaannya.
Keadaan teknologi
Apakah di dalam perusaan tersebut mempunyai alat pendukung, seperti komputer dan alat
pendukung lainnya dalam melancarkan proses pekerjaannya