1. TUGASAKHIR
PENERAPAN MANOVA SATU FAKTOR
PADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI
i*5}mmm,WakmlW%
mmm
(Disusun otefi:
<FatmawatiSungfewamngrum
99611058
JURUSAN STATISTIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2004
2. LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
PENERAPAN MANOVA SATU FAKTOR PADA
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI
TUGAS AKHIR
(DiSusun oteh:
NAMA: FATMAWATI SUNGKAWANINGRUM
NIM : 99611058
Tugas Akhir ini telah di sahkan dan di setujui untuk diuji
pada tanggal:
Pembimbing I
Kariyam, M.Si
Pembimbing II
Suharno, Sp, MP
3. LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
PENERAPAN MANOVA SATU FAKTOR PADA PERTUMBUHAN DAN
PRODUKSI KEDELAI
TUGASAKHIR
(Disusun Oteh:
NAMA: FATMAWATI SUNGKAWANINGRUM
NIM : 99611058
Telah Dipertahankan Dihadapan Panitia Penguji Sebagai Salah Satu
Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Jurasan Statistika Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Islam Indonesia.
PadaTanggal: 16Desember 2004
TTM PENGUJI
1. Kariyam, Msi
2. Suharno, SP, MP
3.Dra. Sri Haryatihi Kartiko, M.Sc
4. tthoHva UrwatulW, lVi.Si
TANDATANGAN
etigetdhiii,
dan Dmu Pengetahuan Alam
lam Indonesia
Deka
igraha, Msi.
Ill
5. MOTTO
"%flta^g,ntah hoi Dvluhammad' JZpaf&h sama orang-orang yang Berifmu dan
orang-orangyang tidafijieritmu ?"
(Jiz-Zumar9)
"I(mu itu merupaf&n fyhidupan BagilsCam dan tiang Bagi agama."
(K^JZBusysyech)
"(Bagi tiap-tiap sesuatu adajatdn, danjaCan S{§ surga adatah itmu."
(tf.1^ (Daitami)
"(BuRangunungnyayang fqta taf^tu^tn metdinfan dirisendiri."
('Edmund'Jfiflary)
6. KATA PENGANTAR
Assalamu 'alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, puji syukur penulispanjatkan ke hadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikanTugas Akhirini denganbaik.Penulisan Tugas Akhir ini disusun
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana di Jurusan Statistika,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Islam Indonesia,
Yogyakarta.
Penulis menyadari dalam menyusun Tugas Akhir ini tidak lepas dari
bantuan yang berasal dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan
terima kasih sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Kariyam, MSi selaku dosen pembimbing I
2. Bapak Suharno, SP, MP selaku dosen pembimbing II
3. Bapak Jaka Nugraha, MSi selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Yogyakarta.
4. Ibu Rohmatul Fajriyah, M.Si, selaku Ketua Jurusan Statistika, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Islam Indonesia,
Yogyakarta.
5. Seluruh Dosen Jurusan Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Islam Indonesia, yang telah dengan sabar memberikan
pengetahuan tentang ilmu Statistikaa
VI
7. 6. Teman-teman Statistikaa angkatan 99 dan 00, khususnya Andi atas bantuan dan
masukkannya.
7. Semuapihak yang tidakdapatpenulis sebutkan satu persatu, yang memberikan
bantuan, hingga selesainya Tugas Akhir ini.
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih terdapat kekurangan,
oleh karenaitu sarandankritikyangmembangun sangat penulis harapkan. Akhir
kata penulis berharap semoga tugas akhir inidapat berguna bagi semua pihak.
Wassalamu 'alaikum Wr. Wb.
Yogyakarta? November 2004
FatmawatiSungkawaningrum
vu
8. DAFTARISI
HALAMAN JUDUL j
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ij
LEMBARPENGESAHAN PENGUJI jjj
HALAMAN PERSEMBAHAN jv
HALAMAN MOTTO v
KATA PENGANTAR vi
DAFTAR ISI vjij
DAFTAR TABEL xi
DAFTAR GAMBAR xjj
DAFTAR LAMPIRAN xjjj
INTISARI xjy
BAB IPENDAHULUAN j
1.1 LatarBelakangMasalah I
1.2 Perumusan Masalah 2
1.3 Batasan Masalah 7
1.4TujuanPenelitian 3
1.5ManfaatPenelitian 3
1.6 Sistemarika Penulisan 3
V1H
9. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5
2.1. Tanaman Kedelai 5
2.1.1. Taksonomi dan Morfologi Kedelai 5
2.1.2. Varietas Kedelai 8
2.1.3. Manfaat Kedelai 9
2.2. Syarat Tumbuh dan Pertumbuhan Kedelai 10
2.2.1. Syarat Tumbuh 10
2.2.2. Pertumbuhan Kedelai 10
2.3. Sistem Perbanyakan Benih 12
BAB HI LANDASAN TEORI 16
3.1. Manova ^
3.1.1. Pengertian Manova ^
3.1.2. Manova Satu Faktor 16
3.1.3. Langkah-langkah Pengujian Hipotesis 19
3.1.4. Langkah-langkah Manova *9
BAB IV METODOLOGI PENELITUN 24
4.1. Lokasi dan Waktu 24
4.2. Bahan danAlat 24
4.2.1. Bahan 24
4.2.2. Alat 24
4.3.RancanganPercobaan 25
IX
10. 4.4. Pelaksanaan Penelitian 25
4.4.1. Penanaman 25
4.4.2. Pemeliharaan 25
4.4.3. Pengambilan sampel 27
4.4.4. Pengamatan 27
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN 30
5.1. Metode Pengambilan Data 30
5.2. Analisis 30
5.2.1. Deteksi Masalah 30
5.2.2. Asumsi Analisis 3q
5.2.3. Interpretasi Hasil 32
5.2.4. Perbandingan Berganda 33
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 39
6.1. Kesimpulan 39
6.2. Saran 39
LAMPIRAN
11. DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 : Macam VarietasUnggul yang Diambil oleh Peneliti
Tabel 2.2 : Kandungan Gizi Kedelai
Tabel 2.3 : Persyaratan Benih Kedelai
Tabel 3.1 : Manova
Tabel 3.2 : Distribusi Wilks Lambda
Tabel 5.1 : Hasil Uji Perbandingan Berganda
XI
12. DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1: Skema Alur &Lokasi Perbanyakan Benih Tunggal
Gambar 2.2 : Prosedur Pembuatan Benih
Gambar 4.1 : Pengambilan Sampel
Gambar 5.1 : Tabel Box'M
Gambar 5.2 : Uji Multinomial
Gambar 5.3 : Mulfivariat Test
xn
15. ABTRACSI
The result in grows bean anything verifiedfrom seedfactor.In area of
Prambanan has doneplantation 6bean ofvarietion ofkinds to consist of5good
varietions (the varietion Galunggung, varietion Wilis, varietion Mahameru,
varietion Malabar, Bromine of the varietion) and 1 varietionses Imogiri Bantul.
This destination ofthe examination to knowfrom 6varietionses where sees good
growth and production to which bean.Examinations use to factor of ane of
manova itconcludes that goodperson grows bean it is varietion Imogiri Bantul
and varietion Galunggung, and the good bean of the production is varietion
Imogiri Bantid.
Word ofthe key: Manova a factor, bean ofthe varietion
xv
16. BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang masalah
Keberhasilan dalam budidaya kedelai salah satunya adalah ditentukan oleh
faktor benih. Sejak tahun 1940 sampai dengan sekarang telah berhasil dilepas
varietas unggul kedelai sebanyak 48 varietas kedelai.
Sistem perbanyakan benih pada tanaman pangan menggunakan sistem alih
generasi tunggal (one generationflow) yaitu generasi perbanyakan benih sumber
(Breeder Seed, BS) hingga menghasilkan benih sebar (Stock Seed, SS) adalah
sama yaitu 2 generasi pada perbanyakan BS ke Benih Dasar (Foundation Seed,
FS) dan satu generasi pada perbanyakan FS ke SS.
Sistem perbenihan kedelai dilakukan oleh pemerintah (BUMN) dan sedikit
sekali dilakukan oleh swasta. Kendala lain yaitu daya tumbuh cepat menurun dan
umur label relatif pendek, ketersediaan benih sumber sangat terbatas dan tidak
tepat waktu, banyak areal penangkaran lulus lapangan tapi tidak dikuasai menjadi
benih serta prosesing benih biasanya di tingkat petani sehingga quality control
belum bisa dilaksanakan secara benar. Selain itu juga perbedaan harga antara
benih dengan kedelai konsumtifrelatif sedikit.
Sistem perbanyakan one generation tetap dianut sampai sekarang.
Penggunaan pola penyaluran benih dengan sistem JABAL (Jalinan Arus Benih
Antar Lapangan) telah mulai dimanfaatkan terutama untuk tanaman kedelai,
namun kurang berhasil.
17. Dalam sistem JABAL penyediaan benih diupayakan dengan
memperbanyak kembali <J>enih yang dihasilkan di suatu lokasi pada musim
tertentu di lokasi lainnya atau yang sama pada musim berikutnya, baik di lahan
sawah maupun tegalan. Diupayakan agar benih yang dihasilkan tidak mengalami
penyimpanan lebih dari 3bulan sebelum diperbanyak kembali.
Sebagai langkah awal dalam melakukan perbanyakan benih dengan sistem
JABAL perlu dilakukan pengujian beberapa varietas terhadap pertumbuhan dan
produksi untuk memilih salah satu varietas yang bisa diterima / dikembangkan di
Daerah Istimewa Yogyakarta.
1.2. Perumusan Masalah
Di daerah Prambanan telah dilakukan penanaman 6 macam varietas yang
terdiri atas 5 varietas unggul (Galunggung, Wilis, Mahameru, Malabar, Bromo)
dan 1 varietas lokal (Imogiri Bantul). Dari keenam varietas tersebut ingin
diketahui varietas mana yang mampu menunjukkan pertumbuhan dan produksi
tinggi.
13. Batasan Masalah
1. Varietas kedelai yang diamati terdiri atas 6 macam yaitu Galunggung, Wilis,
Mahameru, Malabar, Bromo dan Lokal Imogiri Bantul.
2. Pengamatan dan area penanaman dilakukan di Dusun Klero, Desa
Sutnberharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, DIY.
3. Hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan metode "Manova Satu
Faktor".
18. 1.4. Tujuan Penelitian
Untuk mencari varietas kedelai yang mampu menunjukkan pertumbuhan
dan produksi tinggi dengan sistem JABAL (Jalinan Arus Benih Antar Lapangan)
serta pengembangannya di wilayah Daerah Isrimewa Yogyakarta.
1.5. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini akan dijadikan masukan bagi Pemerintah (Departemen
Pertanian), Swasta, Penangkar benih dan Pengguna benih (Petani) tentang benih
kedelai yang mampu menunjukkan pertumbuhan dan produksi tinggi.
19. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tanaman Kedelai
Kedelai merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang penting
dalam rangka ketahanan pangan penduduk Indonesia. Permintaan kedelai
meningkat pesat seiring dengan laju pertambahan penduduk, yakni sekitar 1,8 %
per tahun. Namun, laju pennintaan tersebut temyata belum dapat diimbangi oleh
laju peningkatan produksi sehingga Indonesia hams mengimpor kedelai (Pitojo S,
2003). Oleh karena itu diperlukan suatu cara untuk meningkatkan produksi
kedelai yang salah sarunya adalah melalui pencarian varietas unggul.
2.1.1. Taksonomi dan Morfologi Kedelai
Secara taksonomi (sistemafika rumbuhan) tanaman kedelai
diklasifikasikan sebagai berikut:
Divisi Spermatophyta
Subdivisi Angiospermae
Kelas Dicotyledonae
Ordo Polypetales
Familia Leguminoceae
Subfamili Papilionoidae
Genus Glycine
Spesies Glycinemax
Secara morfologis bagian-bagian tanaman kedelai dapat dideskripsikan
sebagai berikut:
20. 1. Akar
Akar tanaman kedelai berupa akar tunggang yang membentuk cabang-
cabang akar. Akar tumbuh ke arah bawah hingga kedalaman 120 cm, sedangkan
cabang akar berkembang menyamping (horizontal) sampai mencapai jarak 40cm
tidakjauh dari permukaan tanah.
2. Batang
Tanaman kedelai berbatang pendek (30-100 cm), memiliki 3-6
percabangan dan berbentuk tanaman perdu. Pada pertanaman yang rapat
seringkali tidak terbentuk percabangan atau hanya bercabang sedikit. Batang
tanaman kedelai berkayu, biasanya kaku dan tahan rebah, kecuali tanaman yang
dibudidayakan dimusim hujan atau tanaman yang hidup ditempat ternaungi.
3. Daun
Pada node pertama tanaman kedelai yang tumbuh dari biji terbentuk
sepasang daun tunggal. Selanjutnya, pada semua node di atasnya terbentuk satu
daun majemuk. Daun tunggal memiliki tangkai pendek dan daun majemuk
mempunyai tangkai agak panjang. Masing-masing daun berbentuk oval, tipis dan
berwarna hijau. Tunas atau bunga akan muncul pada ketiak daun. Setelah tua,
daun menguning dan gugur, mulai dari daun yang menempel di bagian bawah
batang.
21. 4. Bunga
Tanaman kedelai mulai berbunga pada umur antara 30-50 hari setelah
tanam. Pembentukan bungadimulai darinode bawah ke arah atassehingga ketika
bunga tersebut membentuk polong, node-node di atasnya masih terns
memunculkan bunga. Bunga kedelai tumbuh berkelompok pada ruas-ruas batang,
berwarna putih atau ungu dan memiliki kelamin jantan dan betina. Penyerbukan
terjadi pada saat mahkota bunga masih menutup, sehingga kemungkinan
terjadinya persilangan alami sangat kecil. Sekitar 60 % bunga rontok sebelum
membentuk polong.
5. Buah
Buah kedelai berbentuk polong. Setiap tanaman mampu menghasilkan
100-250 polong, namun pertanaman yang rapat hanya mampu menghasilkan
sekitar 30 polong. Polong kedelai berbulu dan berwarna kuning kecoklatan atau
abu-abu. Selama proses pematangan buah, polong yang mula-mula berwarna hijau
akan bembah menjadi kehitaman, keputihan atau kecoklatan. Polong yang telah
kering mudah pecah dan bijinyakeluar.
6. Biji
Biji terdapat di dalam polong. Setiap polong berisi 1-4 biji. Pada saat
masih muda, biji berukuran kecil, berwarna putih kehijauan dan lunak. Pada
perkembangan selanjutnya biji semakin berisi, mencapai berat maksimal dan
keras. Biji kedelai berkeping dua dan terbungkus oleh kulit tipis.
22. Pada umumnya biji berbentuk bulat lonjong, namun ada juga yang
berbentuk bundar atau bulat agak pipih dan kulit biji berwarna kuning, hitam,
hijau atau coklat. Embrio terletak di antara keping biji. Pusar biji atau hilum
melekat pada dinding buah.
2.1.2. Varietas Kedelai
Sampai tahun 1999 di Indonesia telah beredar 48 varietas unggul kedelai
(dalam penelitian ini diambil 5 varietas unggul). Varietas ini telah melalui uji
adaptasi dan observasi yang dilakukan oleh berbagai instansi terkait, yaitu Balai
Pengawasan dan Sertifikasi Benih, Pusat Penelitian dan Pengembangan Pertanian,
Balai Penelitian Teknologi Pertanian, Perguruan Tinggi atau Instansi Pemuliaan.
Pada tabel 1 berikut ini adalah 5 varietas unggul yang diambil oleh peneliti (Pitojo
S, 2003):
Tabel 2.1. Macam Varietas Unggul yang Diambil oleh Peneliti
Nama
Varietas
Hasil
Persilangan
Tahun
Dilepas
Umur
Tanaman
Potensi
HasO
Sifat
Unggul
Galunggung Davros dan
TK5
1981 70hari 1,5 ton Tahan lalat bibit
Wilis No. 1682 dan
Orba
1985 88hari 1,6 ton Tahan terhadap
penyakit karat
Mahameru Dari populasi
galur murni
Mansuria
2000 83-95 hari 2-2,1 ton Tahan rebah, dan
karat daun
Malabar No. 1592 dan
Wilis
1992 70hari 1,27 ton Tahan terhadap
karat daun
Bromo Introduksi
dari Filipina
1998 85 hari 1,68-2,5
ton
Tahan terhadap
penyakit karat
23. 2.1.3. Manfaat Kedelai
Di Indonesia, kedelai sudah lama dimanfaatkan sebagai bahan pangan
sehari-hari, bahan baku industri, pakan temak, maupun sebagai food therapy.
Kedelai mempakan sumber protein nabati yang murah dan mudah didapat
masyarakat serta efisien. Kandungan zat gizi dalam 100 gkedelai menurut catatan
Departemen Kesehatan RI ditunjukkan dalam tabel 2.
Tabel 2.2. Kandungan Gizi Kedelai (dalam 100 gBahan)
Jenis Zat Gizi Kadar
Kalori (kal) 331
Protein (g) 34,9
Lemak (g) 18,1
Karbohidrat (g) 48,8
Kalsium (mg) 227
Fosfor (mg) 585
Zat besi (mg) 8,0
Vitamin A (SI) 110
Vitamin Bl (mg) 1,07
Air(g) 7,5
Sumber: DepkesRI
Menurut hasil penelitian, kedelai mengandung asam amino esensial yaitu
asam amino yang tidak dapat dibentuk oleh tubuh dan berfimgsi untuk menunjang
pertumbuhan serta pemeliharaan tubuh (Pitojo S, 2003). Selain itu kedelai juga
mengandung zat lesitin yang bersifat emulsif terhadap lemak sehingga kedelai
diyakini dapat mencegah penumpukan kolesterol serta mencegah timbulnya
penyakitjantung koroner, kanker dan kelenjar prostat.
24. 2.2. Syarat Tumbuh dan Pertumbuhan Kedelai
Sebagai langkah awal di dalam pencarian varietas unggul perlu diketahui
terlebih dahulu syarat tumbuh dan stadium pertumbuhan tanaman kedelai.
2.2.1. Syarat Tumbuh
Persyaratan tumbuh bagi kedelai meliputi keadaan iklim dan keadaan
tanah.
1. Keadaan Iklim
Kedelai dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di daerah tropis
dengan ketinggian tempat 0-900 mdi atas permukaan laut. Kondisi curah hujan
yang optimal antara 100-200 mm/bulan. Pertumbuhan terbaik diperoleh pada
kisaran suhu optimal antara 25° C-27° C, dengan kelembaban udara rata-rata 50%.
Tanaman kedelai membutuhkan intensitas cahaya penuh, dapat tumbuh dan
berproduksi dengan baik di daerah yang terkena sinar matahari selama dua belas
jam sehari.
2. Keadaan Tanah
Kedelai memerlukan tanah yang memiliki aerasi, drainase dan kemampuan
menahan air cukup baik. Sedangkan keadaan pH tanah yang sesuai bagi
pertumbuhan kedelai berkisar antara 5.5-6.5.
2.2.2. Pertumbuhan Kedelai
Pola pertumbuhan varietas memiliki karakter utama yang hampir sama,
yang dibedakan menjadi stadium pertumbuhan vegetatif dan stadium
pertumbuhan reproduktif.
25. 1. Stadium Pertumbuhan Vegetatif(V)
Stadium pertumbuhan vegetatif dibedakan lagi menjadi beberapa stadium
sebagai berikut : Stadium Pemunculan (Ve), ditandai dengan pemunculan
kotiledon dari permukaan tanah tempat biji kedelai ditanam. Sebelum kotiledon
muncul, terjadi perkecambahan biji didalam tanah.
a. Stadium Kotiledon (Vc), ditandai dengan berkembangnya daun unifoliat yang
berasal dari satunode, hingga tepi-tepi daun tidak saling menyentuh.
b. Stadium Buku Pertama (VI), ditandai dengan terurainya daun pertama yang
berasal dari buku unifoliat secara penuh.
c. Stadium Buku Kedua, ditandai dengan mekamya daun majemuk pertama
(trifoliat) pada buku diatas buku unifoliat secara penuh.
d. Stadiiun Buku Ketiga (V3), ditandai dengan mekamya daun majemuk kedua
pada buku ketiga batang utama atau pada buku kedua tempat pijak trifoliat
pertama.
Stadium Buku Keempat (V4), Kelima (V5) dan Keenam (V6) adalah
stadium pertumbuhan selanjutnya, atas dasar buku unifoliat.
2. Stadium Reproduktif
Stadium Reproduktif juga dapat dipisahkan menjadi beberapa stadium,
yaitu sebagai berikut :
a. Stadium Mulai Berbunga (RI), ditandai dengan bunga pada salah satu buku
batangutamamembuka pertama kali.
b. Stadium Bunga Penuh (R2), ditandai dengan terbukanya bunga yang terletak
pada salah satu dari dua buku teratas pada batang utama dengan daun terbuka
penuh.
10
26. c. Stadium Mulai Berpolong (R3), ditandai dengan terbentuknya polong
sepanjang 5 mm pada salah satu dari empat buku teratas pada batang utama
dengan terbuka penuh.
d. Stadium Berpolong Penuh (R4), ditandai dengan adanya polong sepanjang 2
cmpadasalahsatudari empat buku teratas pada batang utama
e. Stadium Mulai Berbiji (R5), ditandai dengan telah terbentuknya biji sebesar 3
mm dalam polongpadasalah satu buku teratas, dengan daun terbuka penuh.
f. Stadium Berbiji Penuh (R6), ditandai oleh terisinya rongga polong dengan
satu biji yang berwarna hijau pada salah satu dari empat buku batang utama
teratas dengan daun terbukapenuh.
g. Stadium Mulai Matang (R7), ditandai dengan timbuhiya wama matang pada
satu polong pada batang utama.
h. Stadium Matang Penuh (R8), tercapai pada saat 95 % polong telah bembah
wama menjadi polong matang.
2.3. Sistem Perbanyakan Benih
Benih kedelai bempa bagian tanaman yang berbentuk biji. Untuk
menjamin keberhasilan penanaman di lapangan dan memperoleh produksi yang
maksimal, benih kedelai dipersyaratkan bermutu tinggi. Adapun benih kedelai
yang bermututinggi bersifatsebagai berikut:
a. Berdayakecambah tinggi, lebih dari 80 %
b. Mempunyai vigor yang baik, sehat dan dapat tumbuh cepat secara serentak
c. Murni, tidak tercampur varietas lain
d. Bersih, tidak tercampurkotoranataupun bijiremmputan
11
27. e. Sehat, bernas, tidak keriput, tidak luka bekas gigitan serangga
f. Masih baru,tidakkurang daritigabulan sejak saatdipanen
Atas dasar persyaratan tersebut, benih kedelai dikelompokkan ke dalam
kelas-kelas sebagai berikut :
a. Benih penjenis atau breeder seed (BS), yaitu benih sumber dari varietas
tanaman yang diciptakan oleh pemulia tanaman dan telah dilepas oleh
pemerintah.
b. Benih dasar atau foundation seed (FS), yaim benih keturunan pertama dari
benih penjenis. Benih kelas FS ditandai dengan label putih.
c. Benih pokok atau stock seed (SS), yaim benih keturunan dari benih penjenis
atau benih dasar. Benihkelas SS ditandai dengan label ungu.
d. Benih sebar atau extension seed (ES), yaim keturunan dari benih penjenis,
benih dasar atau benih pokok. Benih tersebut ditandai dengan label biru dan
dimanfaatkan oleh petani untuk pertanaman konsumsi.
Spesikasi yang dipersyaratkan untuk masing-masing kelas benih kedelai
tersebut ditunjukkan dalam tabel 3.
Tabel IX Persyaratan Benih Kedelai
Benih Benih Benih Benih
Faktor Penjenis Dasar Pokok Sebar
(BS) (FS) (SS) (ES)
Daya tumbuh min.(%) 80 80 80 80
Campuran varietaslain maks. (%) 0,0 0,1 0,2 0,5
Kotoran maks. (%) 1,0 1,0 2,0 2,0
Biji rerumputan (%) 0,0 0,0 0,0 0,0
Kadar air maks. (%) 14 14 14 14
Sumber:SK. MentanNo.460/Kpts/Org/XI/1971
12
28. Sejak diterbitkannya Surat Keputusan Direktorat Jenderal Produksi
Tanaman Pangan No. PB.100.200.3.2000 pada tanggal 22 Maret 2000, pengadaan
benih kedelai dengan cara poly generation flow (banyak alur) tidak berlaku.
Perbanyakan benih kedelai hanya boleh dilaksanakan dengan cara satu alur atau
one generation flow. Pada perbanyakan benih dengan cara tersebut, hasil setiap
kali penangkaran mengalami penurunan kelas dan tidak dapat diperbanyak dalam
kelas yang sama. Skema alur perbanyakan benih tunggal adalah sebagai berikut :
Kelas Benih Lokasi Perbanyakan
BBI/Swasta terakreditasi
BBU/Swasta terakreditasi
BBP/BUMN/Swasta/Koperasi
Petani
Gambar 2.1.Skema alur & lokasiperbanyakan benih tunggal
Dalam bidang perbenihan ada 4 unsur penting yaitu Pengawas/Pembina,
Penangkar benih atau Produsen, Pedagang atau Penyalur, dan Konsumen. Adapun
prosedur pembuatan benih dapat dilihat pada gambar 2.
Benih Penjenis (BS)
1
Benih Dasar (BD)
I
Benih Pokok (BP)
i
Benih Sebar (ES)
13
29. Galur Unggul Persilangan/Pemutihan
(Breeder/Petemak)
1
Uji Adaptasi/Observasi Galur
-—'?——
Pelepasan Varietas
(BBN=Badan Benih Nasional)
I
PerbanyakanBenih Melalui Proses Sertifikasi
(Balai Pengawasan dan SertifikasiBenihTanamanPangan&Hortikultura)
Peredaran BenihDalamPengawasan Melalui Cek Mutu/Uji Ulang
(Balai PengawasandanSertifikasiBenihTanamanPangan &Hortikultura)
Petani Konsumen Benih
Gambar 2.2. Prosedur Pembuatan Benih
14
30. BAB III
LANDASAN TEORI
Metode statistika multivariat mempakan salah sam alat yang dapat
digunakan untuk menganalisis obyek atau permasalahan yang mempunyai
karakteristik secara serentak. Banyaknya karakteristik akan menyebabkan
timbulnya persoalan yang multivariabel, yaitu menyangkut stmktur hubungan
antar kasus atau obyek dan hubungan antar variabel. Dalam penelitian yang
mengukur obyek berdimensi besar perlu dilakukan upaya untuk
menginterpretasikan seluruh informasi yang ada melalui penyederhanaan struktur
dan dimensinya.
3.1. MANOVA
3.1.1. Pengertian MANOVA
Manova (Multivariate Analysis of Variance) mempakan perluasan dari
anova, tujuannya adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan yangnyata pada
variabel dependen
3.1.2. Manova Satu Faktor
Manova satu faktor adalah suatu cara yang digunakan untuk menganalisis
hubungan antara beberapa variabel dependen dengan satu bagian dari variabel
independen. Maksudnya adalah untuk memahami hubungan yang telah terjadi dan
atau untuk prediksi ke depan berkenaan dengan hubungan yang diteliti.
15
31. Observasi multivariat pada Y
populasi ] : Y Y — Y
- II - 12 - l.nl
Populasi2: y Y ' -Y
- 21 - 22 - 2»1
Populasig: V" ,V" ,...,y
g g2 gnl
Data di modelkan dengan bentuk ^-=//+r, +*>., (i=l,2,...,g) untuk diamati
apakah mean populasi ke-i, sama atau ada sam mean populasi berbeda.
Hipotesa: H0:T =T = =z =0
1 2 g
: Hl: paling sedikit ada sam rg tidak nol.
Kovariansi sampel untuk variabel kei dan k :
S=-Y(x„ -iff* -xki =,2-k
Untuk analisa statistik di bentuk tabel Manova:
Sumber varian
Percobaan
Residual
Total
Matrik jurnlahkuadrat
B=fjn!^l-xx,-x)
1=1
w=£t(xi,-xih-x')
1=1 ;=1
B+W^^-xlx.-x)
;=i /=i
Tabel 3.1 : Manova
16
Degree ofFredom (d.f)
g-1
i-i
in,-]
32. Statistik uji yang digunakan untuk analisa hipotesis di atas diberikan oleh Wilks
w
yaitu: A* =
B+W
Untuk perhirungan statistik uji akan diberikan dalam tabel berikut :
W
Tabel 3.2 :DistribusiWilks Lambda, A =' Xg +W
Jumlah variabel Jumlah group Distribusi samplingmultivariat
P=l 8^2
~F
*-l.2>,-»)
p=2 g^2 M,,-i))-iYi-vr
#-i
^-^Ek4'
p>l g=2
(l",)-p-qi-^
^
^* %•(£«> r-p-i
P*l g=3 ^-^Yi-VZ) ~F.
2P.2((2»y-l)-p-2)
Keterangan :
p: Menunjukkanjumlah variabel. Dalam penelitian ini ada 16 variabel.
g: Menunjukkanjumlah group. Dalam penelitian ini ada 6group.
Namun jika £w, besar, dapat digunakan statistik pendekatan, yaitu:
H-^MAK'W
17
33. 3.1.3. Langkah-langkahpengujian hipotesis
(i) Hipotesa:
1 2 i
= 0
Hx: paling sedikit ada sam r, (pengamh varietas) yang tidak nol.
(ii) TingkatSignifikansi
a=0.05
(hi) Daerah Kritis
(iv) Statistik uji
- 1 2 ) {B+Wj
(v) Kesimpulan
- Jika Q > 0.05 , maka H0 diterima
- Jika Q < 0.05 , maka H0 di tolak
3.1.4. Langkah-langkah MANOVA
Adapun langkah-langkah di dalam penggunaan manova adalah sebagai berikut:
Langkah-langkah Manova :
1. Deteksi Masalah
3 kategori manova:
a.Multiple Univariate Questions
MUQ mengidentifikasikan sejumlah variabel dependen untuk dianalisis
secara terpisah.
18
34. b. Struktur Multivariate Questions
Manova digunakan jika ada 2 atau lebih variabel dependen yang
mempunyai hubungan spisifik, untuk membandingkan gmp yang berbeda
padavariabel dependen yangbertujuan efisien statistik.
c. Hakekat Multivariate Questions
Manova digunakan tidak hanya menaksir seluruh perbedaan tetapi juga
perbedaan antarakombinasi variabel dependen.
2. Pemilihan Design Manova
Menggunakan analisis kovariat. Kovariat haras mempunyai hubungan
dengan variabel dependen danmempunyai pengamh homogenitas.
3. Asumsi Analisis
a. Homogenitas Varian
Uji Homoskedastisitas pada prinsipnya ingin menguji apakah sebuah gmp
(data kategori) mempunyai variansi yang sama di antara anggota gmp tersebut.
Jika variansisama, dan ini yangseharusnya terjadi,maka dikatakanada
homoskedastisitas. Sedangkan jika variansi tidak sama, dikatakan terjadi
heterokedastisitas.
Langkah-langkah pengujian homogenitas varian :
Variansi-kovarian matrix : £=E(x- nx- ///
E(X) =
-E(xxy
e(x2)
40
Mi
M2
= M
19
36. Sn-
°11 ••*., alq-H- •<Tlp
<V -<rqq <rq,q+i •a<iP
°q+.- aq+,q <Jq*,q+- aq*l.p
°PY aP-t ap,q+l °P.P .
(i) Hipotesis
//,: Ada salah sam variansi kovarian populasi yang tidak sama.
(ii) Tingkat Signifikansi
a = 0.05
(iii) Daerah Kritis
MC~] >%l{g.i){a)
(iv) Statistik uji
Uji hipotesis
S penduga tak bias £,
Bila N0 benaryaim Z i=••• =Z *=Z
s= L^-os,-
zfo-l)
Adalah penduga gabungan matriks kovariansi J]
21
37. Statistik penguji
M=^(n,-)nS -5>,-i)m
MC1 dimana
c-'-i 2p +3P~l
£fo-i)~5>-i)J
6(p +iXfc-i)
Mendekati distribusi chi-kuadrat dengan derajat bebas -(*-i)p(p +i)
bila M besar. Statistik penguji M mempakan generalisasi uji Bartlett untuk
homogenitas variansi. Distribusi statistik M sangat tergantung pada anggapan
multinormalitas.
(iii) Kesimpulan
- Jikanilai signifikansi > 0.05,maka H0 diterima
- Jikanilai signifikansi < 0.05, maka H0 ditolak
Uji hipotasis tersebut diatas dapat dilihat dari output komputer yaitu
Box'M yang menyatakan bahwa apabila tanda signnifikansi > 0,05 berarti B0
di terima yang berarti variansi semua populasi sama, dan sebaliknyajika H0 di
tolakberartiada variansi dari populasi yang berbeda.
b. Uji Multinormal
Densitas normal multivariat p dimensi untuk vektor random
X=[xx,X2, ,Xp mempunyai bentuk :
/W°
4<,-„)-£-W)
(2^'
i/
22
38. Sifat penting distribusi normal mulrivariat adalah bila X berdistribusi
normal multivariat, yaim:
a. Kombinasi liniear dari komponen-komponen X berdistribusi normal
multivariat.
b. Semua himpunan bagian dari komponen-komponen X berdistribusi
normal multivariat.
c. Kovarian nol mengakibatkan komponen yang bersangkutan independen.
Pemeriksaan data multinormal, dapat dilakukan dengan cara
mengkonstruksikan plot Chi-kuadrat, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menghitungjaraktergeneralisasi
d) =
(x-*V'(*~xj=
U,..,»
b. Mengurutkan d) :dfa <d(2) <<^2nl
n. ^
c. Membuat plot
MH ;
In dtamW"!1'" adalah
persentile 100.V 2 untuk distribusi Chi-kuadrat dengan derajatbebas/;
n
d. Plot bempa garis lums, bila data berdistribusi normal multivariat.
Kelengkungan menunjukkan penyimpangan dari normalitas.
23
39. 4. Interpretasi hasil
Langkah-langkah pengujian interpretasi hasil
a. Hipotesis
H0:fl=/U=ld-/d=fd-/d=^
-I ~2 ~3 -4 ~5 -6
Hx: Ada salah satu dari keenam populasi ada beda rata-rata
b. Tingkat Signifikansi
a = 0.05
c. Daerah Kritis
A' =
w
>
xpg-iM)
B+W
d. Statistik uji
w
A' =
B+W
e. Kesimpulan
-Jika nilai signifikansi > 0.05 , maka H0 diterima
-Jikanilai signifikansi < 0.05, maka H0 ditolak
24
40. BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Lokasi dan Waktu
Penelitian dilakukan di lahan sawah petani Dusun Klero, Desa
Sumberharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, DIY dengan jenis tanah
Regosol. Penelitian dimulai 9Juli 2003 sampai dengan 11 Oktober 2003.
4.2. Bahan dan Alat
4.2.1. Bahan
- Benih kedelai 6 Varietas
- Urea, SP-36 dan KC1
4.2.2. Alat
- Alat bercocok tanam
- Alat tulis
- Roll meter
- Mistar
- Timbangan
- Plastik
25
41. 4.3. Rancangan Percobaan
Percobaan lapangan ini dilakukan dengan pengujian 6 varietas kedelai.
Adapun perlakuan yang digunakan adalah :
VI = Varietas Galunggung
V2 = Varietas Wilis
V3 = Varietas Mahameru
V4 = Varietas Malabar
V5 = Varietas Bromo
V6 = LokalImogiriBantulBantul
4. Pelaksanaan Penelitian
4.4.1. Penanaman
Dalam penelitian ini menggunakan lahan bekas ditanami padi. Petak
percobaan dibuat saluran keliling dengan dicangkul, selanjutoya tanah diratakan
penanaman saluran antar plot dan saluran antar blok menggunakan sistem tugal
dengan jarak 15x30 cm. Benih kedelai ditanam sedalam 2-4 cm, setiap lubang
ditanam benih kedelai sebanyak 2 biji. Penanaman menggunakan petak dengan
ukuran2,3x 10m.
Pemupukan urea SP-36 dan KC1 dilakukan 2 minggu setelah tanam
bersamaan dengan pengairan. Kebutuhan pupuk Urea 50 kg/ha, SP-36 100 kg/ha
danKCHOO/ha.
4.4.2. Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman kedelai sesuai yang dilakukan oleh petani pada
sawah tadah hujan.
26
42. 4.4.3. Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel untuk data skripsi ini adalah sebagai berikut:
Blok I Blok II Blok III
- Plot
• •
Mh •
Ml •
W •
*
*
G •
•
m
IB •
• •
• •
W •
B •
Mh •
IB •
G •
MI •
« •
Gambar 4.1: Pengambilan sampel
27
.
G •
IB •
Ml •
«
W •
Mh •
•
.
Blok
43. Keterangan:
- G menunjukkan varietas Galunggung
- Wmenunjukkan varietas Wilis
- Mh menunjukkan varietas Mahameru
- Mlmenunjukkan varietas Malabar
- B menunjukkan Bromo
- IBmenunjukkan Lokal Imogiri Bantul
- Jarak antarplotdanantar blok =30 cm
- Luaslahanpenelitian = 61 m x 7.7m
- Ukuranplot = 2.3 mx 10m
- Populasi tanaman tiap plot =66 baris x7baris =462 rumpun
4.4.4. Pengamatan
A.Pengamatan untuk pertumbuhan kedelai
1. Tinggi Tanaman
Tinggi tanaman di ukur dari pangkal batang (permukaan tanah) sampai
titik tumbuh (ujung tanaman), pengamatan dilakukan setiap minggu sejak
tanaman umur 2 minggu sampai dengan pertumbuhan vegetatif maksimum.
Tinggi tanaman di ukur dengan satuan centi meter (cm)
2. Jumlah Daun
Jumlah daun diamati setiap minggu sekali yang di mulai sejak keluar daun
majemuk sampai dengan pertumbuhan generatif. Dihitung dari satu pohon secara
keseluruhan
28
44. 3. Jumlah Tangkai Tanaman
Jumlah tangkai diamati setiap satu minggu sekali yang di mulai pada 2
minggu setelah tanam sampai dengan pertumbuhan generatif.
4. Jumlah Polong Berisi Satu
Polongyang isinya berjumlah 1biji kedelai. Diamati pada saat panen yang
di lakukan pada setiap 10 tanaman.sampel
5. Jumlah Polong Berisi Dua
Polongyang isinya berjumlah 2biji kedelai. Diamati pada saat panen yang
dilakukan pada setiap 10 tanaman sampel.
6. Jumlah Polong BerisiTiga
Polongyang isinya berjumlah 3biji kedelai. Diamati pada saat panen yang
dilakukan pada setiap 10 tanaman sampel.
7. Jumlah Polong Berisi Eempat
Polongyang isinya berjumlah 4biji kedelai. Diamati pada saat panen yang
dilakukan pada setiap 10 tanaman sampel.
8. Jumlah Polong rusak
Polong yang isinya rusak. Diamati pada saat panen yang dilakukan pada
setiap 10tanaman sampel.
9. Jumlah polong per rumpun
Jumlah polong di hitung secara keselumhan dari 1pohon. Diamati pada
saat panen yang dilakukan pada setiap 10 tanaman sampel
29
45. 10. Lebardaun
Lebardaun di ambil daridaunyangbesar. Samanyang di gunakan cm.
11.Beratkering tanaman per plot
Di ambil dari 1 plot tanaman kedelai yang masih ada akar, batang, daun
dan polongnya, yang sudah dikeringkan kemudian di timbang. Satuan yang
digunakan adalah kilogram.
12.Beratkeringtanaman per 10 pohon
Di ambil dari 10 sampel pohon yang masih ada akar, batang, daun, dan
polongnya, yang sudah dikeringkan kemudian di timbang. Saman yang di
gunakan adalah gram.
B. Pengamatan untuk hasil kedelai
1. Hasil kedelai per plot
Dari 1plothasil kedelai ditimbang. Saman yang digunakan kilogram.
2. Hasil kedelai per 10 pohon
Hasil penggedikan dari 10 pohon, kemudian di timbang. Saman yang
digunakan gram.
3. Produksi kedelai per hektar
Hasil per hektar di peroleh dari ((hasil perplot) / luasan plot) x 100.000.
Satuan yang di gunakan adalah ton
4. Berat 100 biji kedelai
Berat 100 biji artinya ditimbang 100 biji kedelai dalam kondisi kering
panen. Satuan yangdi gunakan adalah gram.
30
46. BABV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
5.1 Metode Pengambilan Data
Pengambilan data dalam penulisan skripsi ini mempakan data sekunder,
karena penulis tidak mengikuti penanaman kedelai sampai dengan pemetikan.
Penulis mengamati dan mencatat data pada saat tanaman kedelai sudah kering,
dengan cara ikut menimbang brangkas kedelai sampai penimbangan biji kedelai
Untuk data dalam skripsi ini ada pada lampiran 1.
5.2 Analisis
Langkah-langkah manova :
5.2.1. Deteksi Masalah
Dari data yang ada penulis menganalisis dengan metode manova satu
faktor, karena variabel responnya lebih dari 1 yaitu ada 16 variabel respon. Dan 6
variabel independen.
5.2.2. Asumsi Analisis
a. Homogenitas
Box's Test of Equality of Covariance Matrices
Box's M 21.830
F 1.429
df1 15
df2 434973.4
Sig. .123
Tests the null hypothesis that the observed covariance
matrices of the dependent variables are equal across groups.
a. Design: Intercept+VARIETAS
Gambar 5.1.; Tabel Box'M
31
47. (i) Hipotesis:
(Keenamvarietas mempunyai matrik variansi-kovariansi yangsama)
( Paling tidak ada salah satu dari keenam varietas mempunyai matrik
varian-kovariansi yang berbeda)
(ii) Kriteria Keputusan:
-Jika Signifikansi >0.05 ,maka H0 diterima
-Jika Signifikansi <0.05 ,maka //, ditolak
(iii)Kesimpulan:
Dari tabel terlihat angka BOX'S Madalah 21.830 dengan sign 0.123.
Karena angka tersebut >0.05 ,maka H0 diterima. Hal ini berarti matriks varian-
kovariansi adalah sama untuk setiapjenis varietas.
b. Uji Multinormal
Harga d(ij)
Gambar 5.2 :Uji Multinormal
32
48. Program Uji Multinormal adapada lampiran 2
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa data secara keselumhan berdistribusi
normal.
5.23. Interpretasi Hasil
Effect
Intercept Pillai's Trace
Wilks* Lambda
Hotelling's Trace
Roy's LargestRoot
VARIETAS Pillai's Trace
Wilks' Lambda
Hotelling's Trace
Roy's LargestRooth1916.960
Multivariate TestS
Value
1.000
.000
1088719
1088719
4.269
.000
90726.574"
90726.574*
90726.574*
90726.574a
2.433
11.925
4965.400"
Hypothesis df I Error df
12.000
12.000
12.000
12.000
1.000
1.000
1.000
1.000
60.000
60.000
60.000
12.000
25.000
8.461
5.000
Sig.
.003
.003
.003
.003
.008
.000
.000
a. Exactstatistic . »,„„„•
b.The statisticisan upperbound on F
thatyieldsalowerboundonthes^rficancelevel.
c. Design: Intercept+VARIETAS
Gambar 5J : Multivariat test
Langkah-langkah interpretasi hasil:
a. Hipotesis
,j ~2 -3 ~4 -5 -6
(
Matrik rata-rata dari keenam varietas sama)
Hx = U* y* fl* V* V* M
~1 -2 ~3 ~4 ~5 ~6
(Palingtidakadasatumatrikrata-ratadari varietasyangberbeda)
b. Tingkat Signifikansi
a = 0.05
,33
49. c. Daerah Kritis
- Jika Signifikansi >0.05,maka H0 diterima
-Jika Signifikansi <0.05,maka N0 ditolak
d. Kesimpulan
Dari output terlihat angka signifikansi dengan prosedur Pillai adalah 0.008.
Dalam hal ini penulis menggunakan angka signifikansi sebasar 0.05, sehingga di
dapat signifikansi kurang dari 0.05 yang berarti H0 ditolak. Artinya paling tidak
ada sam matrik rata-rata dari varietas yang berbeda. Untuk melihat matrik rata-
rata mana yang berbeda , maka langkah selanjutnya di lakukan uji perbandingan
berganda.
5.2.4. Uji Perbandingan Berganda
Berdasarkan uji perbandingan berganda dengan uji Tukey yang ada pada
lampiran 3,diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 5.3 : Hasil UjiPerbandingan Berganda
No Variabel Hasil
1 Tinggi Tanaman Pg.tt =PAfi.it =Pirn = PMhJt ~Pm.tt ~Pstt
Jumlah Daun Pgd =Pmhd =Pbd <PlBd - Pmid <P«d
Jumlah Tangkai Pgt =Pbt =PmM <PlBl <Pmlt - Pm
Jumlah Polong Sam Pvpl =PmhpX =Pbpl ~PibpX ~Pgpl <PmlpX
Jumlah Polong Dua Pmhpl =Pbp2 =Pgp2 <Pvp2 - Pmlpl - PlBpl
Jumlah Polong Tiga PgpT, - Pmlpl ~ Pbpi ~ PmhpS - Pibpi < Pwp3
Jumlah Polong Empat PgpA = PmlpA =PibpA - PmhpA ~ Pvp4 ~ PbpA
Jumlah Polong Rusak Pibpr - Pmhpr ~ Pmlpr ~ Pgpr Pbpr Pwpr
34
50. 9 Jumlah Polong Pgp = Pmhp ~ Pbp < Pmlp ~ Pibp < Pvp
10 Lebar Daun Pihld = Pmitd = Pgld ~ Pwld ~ Pmhld = Pbld
11 Berat kering tanaman per plot Pwbk = Pmlbk ~ Pmhbk < Pbbk < Pgbk ~ Plbbk
12 Berat kering tanaman per 10 pohon Pgbkp ~ Pibbkp ~ Pbbkp ~ Pmlbkp < Pmhbkp < Pwb
13 Hasil per plot Pvhp~ Pmhhp ~ Pmlhp = Pbhp < Pghp KPlbhp
14 Hasil per 10 pohon PiblQ ~ PglO < PbW = Pw0 = PmlW ~ PmhlO
15 Hasil per hektar Pwha = Pmhha = Pmlha = Pbha < Pgha < Ptbha
16 Berat 100 biji kedelai Pmhbb = Pvbb = Pibbb KPbbb KPmhbb < Pgbb
Keterangan:
ng = Rata-rata variabel dari varietas Galunggung
fjv = Rata-rata variabel dan varietas Wilis
timh = Rata-rata variabel dari varietas Mahameru
nml = Rata-rata variabel dari varietas Malabar
vb = Rata-rata variabel dari varietas Bromo
nib = Rata-rata variabel dari varietas Imogiri Banml
Analisis Uji Perbandingan Berganda :
1. Variabel Tinggi Tanaman
Dari hasil uji tukey secara umum variabel tinggi dari ke enam varietas
adalah sama.
35
51. 2. Variabel Jumlah Daun
Variabel daun dari ke enam varietas ada perbedaannya. Varietas
Galunggung jumlahnya sebanding dengan varietas Mahameru, sebanding dengan
varietas Malabar. Ketiganya lebih kecil jumlah daunnya dari varietas Lokal
Imogiri Bantul dan varietas Malabar. Kemudian yang paling banyak jumlah
daunnya adalah varietas Wilis.
3. Variabel Jumlah Tangkai Tanaman
Jumlah tangkai dari ke enam varietas ada perbedaanJumlah tangkai
varietas Galunggung sebanding dengan jumlah tangkai varietas Bromo,
sebanding dengan jumlah tangkai Mahameru. Ketiganya lebih sedikit dari jumlah
tangkai varietas Lokal Imogiri Bantul. Lebih sedikit juga dari varietas Malabar
dan varietas Wilis.
4. Variabel Jumlah Polong berisi 1
Jumlah polong yang berisi 1 biji kedelai untuk varietas Wilis, varietas
Mahameru, varietas Bromo, varietas Lokal Imogiri Banml dan varietas
Galunggung adalah sebanding jumlahnya.Kelima varietas tersebut lebih sedikit
dari varietas Malabar.
5. Variabel Jumlah Polong berisi 2
Untuk polong 2 varietas Mahameru, varietas Bromo, dan varietas
Galunggung sebanding jumlahnya. Namun ketiganya lebih sedikit dari varietas
Wilis yang sebanding dengan varietas Malabar, sebanding dengan varietas Lokal
Imogiri Bantul.
36
52. 6. Variabel Jumlah Polong berisi 3
Untuk polong tiga varietas Galunggung sebanding dengan varietas
Malabar, varietas Bromo, varietas Mahamem, dan varietas Lokal Imogiri Banml.
Kelima varietas tersebut untukjumlahpolong tiga lebihsedikit dari varietas Wilis.
7. Variabel Jumlah Polong berisi 4
Untuk polong 4 dari keenam varietas tidak mengalami perbedaan. Semua
jumlahnya sebanding.
8. Variabel Jumlah Polong Rusak
Untuk polong rusak keenam varietas jumlahnya sebanding, tidak ada
perbedaan.
9. Variabel Jumlah Polong
Untuk jumlah polong varietas Galunggung, varietas Mahamem, dan
varietas Bromo sebanding jumlahnya. Ketiganya lebih sedikit dari varietas
Malabardan varietas Lokal Imogiri Banml. Yang paling tinggi jumlahpolongnya
adalah varietas Wilis.
10. Variabel Lebar Daun
Untuk lebar daun keenam varietas sebanding ukurannya, tidak niengalami
perbedaan.
11. Variabel Berat Kering Tanamanper Plot
Berat tanaman perplot untuk varietas Wilis, varietas Malabar, dan varietas
Mahamem jumlahnya sebanding, dan lebih sedikit dari varietas Bromo. Lebih
sedikitjugadari varietas Galunggung dan varietas Lokal Imogiri Bantul.
37
53. 12. Variabel Berat Kering Tanaman per 10Pohon
Berat tanaman per pohon untuk varietas Galunggung, varietas lokal
imigiri, varietas Bromo, dan varietas Malabaradalah sebanding jumlahnya, dan
lebihkecildari varietas Mahamem, juga lebih sedikit dari Wilis.
13. Variabel Hasil Kedelai per Plot
Untuk hasil per plot varietas Wilis.varietas Mahameru, varietas Malabar,
dan varietas Bromo adalah sebandingjumlahnya. Keempat varietas tersebut lebih
sedikit dari varietas Galunggung dan varietas Lokal Imogiri Banml.
14.VariabelHasil Kedelaiper 10 Pohon
Untuk hasil per pohon varietas Lokal Imogiri Bantul dan varietas
Galunggung jumlahnya sebanding. Keduanya lebih sedikit dari varietas Bromo,
varietas Wilis, varietas Malabar dan varietas Mahamem.
15. Variabel Produksi per Hektar
Untuk hasil perhektar dari keenam varietas mengalami perbedaan.Varietas
Wilis, varietas Mahamem, varietas Malabar, varietas Bromo jumlahnya
sebanding, lebih sedikit dari varietas Galunggung, lebih sedikit dari varietas
LokalImogiri Bantul.
16. Variabel Bferat 100bijikedelai.
Uhtuk hasil 100 biji varietas Malabar, varietas Wilis, dan varietas Lokal
Imogiri Banml jumlahnya sebanding namun lebih sedikit dari varietas Bromo,
lebihsedikitdari varietasMahamem, lebihsedikitdari varietas Galunggung.
38
54. Karakteristik dari 6 varietas berdasarkan uji Tukey:
1. Varietas Galunggung unggul pada: Berat 100 biji kedelai.
2. Varietas Wilis unggul pada : jumlah daun, jumlah tangkai, jumlah polong 3,
jumlah polong dan berat kerang tanaman per 10 pohon.
3. VarietasMahamem unggulpada .jumlah hasil per 10pohon.
4. Varietas Malabar unggul pada : jumlah polong 1, jumlah polong 2, jumlah
tangkai dan hasil per 10 pohon.
5. Varietas Bromo unggul pada: hasil per 10 pohon.
6. Varietas Lokal Imogiri Banml unggul pada : jumlah polong dua, berat kering
tanaman perplot, produksi kedelai perhektar dan hasil per plot.
39
55. BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Dari hasil analisisyangtelahdilakukan dapatdisimpulkan sebagai berikut:
1. Varietas yang menunjukkan pertumbuhankedelai paling bagus
adalah varietas Lokal Imogiri Banml dan varietas Galunggung,.
2. Vatietas yangmenunjukkan produksi kedelai paling tinggi darikeenam varietas
adalahvarietas lokalImogiri Banml.
6.2 Sanin
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh, maka diberikan saran-saran
sebagdi berikut
1. Peflu di kertlbangkan varietas Lokal Itnogiri Bantul unmk menunjahg
i ,
kebutuhan kedelai di wilayah Daerah Isrimewa Yogyakarta, agar pemerintah
tidaic peflu mengimpor kedelai setiap tahunnya.
2. Dapat di kembangkan varietas Galunggung karena sudali sering di tanam oleh
petani di Prambanan
40
56. DAFTAR PUSTAKA
Jonhson,R.A,(1982), Applied Multivariat Statistical Analysis, Prentice-Hall.
Inc. Englewood Cliffs, Newjersey 07632
HairJ.F; Anderson,R.E; Tatham,RL; Black,W.C; (1998), Multivariat Data
Analysis ; Prentice-HallInternasional, INC.
Walpole,R,E dan Myers,R.H; (1985) Ilmu Peluang dan Statistika untuk
Insinyurdan ilmuwan, edisi ke-4,1TB, Bandung.
Serijo,P; (2003), BenihKedelai, Kanisius Yogyakarta.
Santoso,S; (2002), SPSS Statistik Multivariat, PT Elex Media Komputindo,
Jakarta
Kartiko,S,H; (1988), Metode Statistika Multivariat, Kamnika Jakarta,
Univertitas Terbuka,
41