1. i
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JARAK
TANAM PADA PENERAPAN MESIN TANAM PADI
DENGAN SISTEM JARWO (Jajar Legowo) DI
KABUPATEN LOMBOK BARAT KECEMATAN
LINGSAR
RENCANA PENELITIAN
OLEH :
Titin Indrawati
J1B013116
FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN DAN
AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MATARAM
2015
2. ii
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JARAK
TANAM PADA PENERAPAN MESIN TANAM PADI
DENGAN SISTEM JARWO (Jajar Legowo) DI
KABUPATEN LOMBOK BARAT KECEMATAN
LINGSAR
OLEH :
Titin Indrawati
J1B013116
Rencana PenelitianSebagaiSalah Satu Syarat Untuk Melakukan
Penelitian
FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN DAN
AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MATARAM
2015
3. iii
HALAMAN PENGESAHAN
Rencana Penelitian yang diajukan oleh :
Nama : Titin Indrawati
NIM : J1B013116
Program Studi : Teknik Pertanian
Jurusan : Teknik Pertanian
Judul Rencana Penelitian : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Jarak Tanam Pada Penerapan Mesin
Tanam Padi Dengan Sistem Jarwo (
Jajar Legowo) Di Kabupaten Lombok
Barat Kecematan Lingsar
Telah diterima sebagai salah satu syarat untuk melakukan penelitian.
Rencana Penelitian tersebut telah diperiksa, diperbaiki dan disetujui oleh
dosen pembimbing.
Pembimbing Utama
...............................................
NIP.
Pembimbing Pendamping
...............................................
NIP.
Ketua Jurusan
Teknik Pertanian
.................................................
NIP.
Ketua Program Studi
Teknik Pertanian
..................................................
NIP.
Mengetahui :
Tanggal Pengesahan :............................................................................
Menyetujui :
4. iv
KATA PENGANTAR
Allhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah
SWT karena atas perkenan-Nya jualah penyusunan Proposal Rencana Penelitian
ini dapat diselesaikan. Rencana Penelitian yangberjudul “Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Penerapan Mesin Tanam Padi Dengan Sistem Jarwo ( Jajar
Legowo ) Di Kabupaten Lingsar” ini merupakan rencana penelitian yang akan
dikerjakan oleh penulis.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan kepada pihak
yang akan membantu rencana penelitian ini hingga selesai. Khususnya kepada Ibu
Dr. Ir. Ni Made Laksmi Ernawati, MP., selaku dosen pengampu yang banyak
memberikan arahan dan dukungan sejak penulis mulai mempersiapkan rencana
penelitian, atas segenap untuk menyempurnakan penulisan rencana penelitian ini
melalui kritik, pandangan dan saran yang diberikan selama penulisan rencana
penelitian berlangsung. Penulis menyampaikan terima kasih.
Selanjutnya, penulis haturkan penghargaan dan terimakasih kepada seluruh
rekan-rekan yang telah banyak membantu penulis di dalam penyelesaian usulan
penelitian ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu. Tidak ada yang
pantas diberikan, selain balasan dari Allah SWT untuk kemajuan kita semua
dalam menghadapi masa depan nanti.
Penulis mengharapkan agar usulan penelitian ini bermanfaat bagi kita semua
dan dapat menjadi acuan dalam pelaksanaan penelitian berikutnya.
Mataram,..............................
Penulis,
Titin Indrawati
J1B013116
5. v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..............................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN ...............................................................................iii
KATA PENGANTAR ...........................................................................................iv
DAFTAR ISI...........................................................................................................v
BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penelitian........................................................................................... 2
1.3 Hipotesis ........................................................................................................ 3
BABA II. TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... 4
BAB III. METODELOGI PENELITIAN........................................................... 8
3.1 Tempat dan Waktu Percobaan....................................................................... 8
3.2 Bahan dan Alat ............................................................................................. 8
3.3 Rancangan Percobaan.................................................................................... 8
3.4 Pelaksanaan Penelitian .................................................................................. 9
3.5 Peubah (Variabel) Yang Diamati .................................................................. 9
3.6 Analisis Data ............................................................................................... 11
3.7 Jadwal Penelitian......................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 12
6. 1
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Padi merupakan satu tanaman makanan yang penting. Proses bertani atau
budidaya pertanian dalam hal tanam padi menjadi hal yang sangat penting bagi
kehidupan negara Indonesia, padi yang akan menjadi beras merupakan salah satu
produk yang sangat penting, ini dikarenakan beras menjadi produk yang termasuk
pada Sembilan bahan pokok. Banyak hal yang mempengaruhi proses
meningkatnya produksi padi, mulai dari penggunaan bibit unggul, pemupukan
yang tepat sasaran, pengairan yang tepat, pengendalian hama penyakit,
pengolahan lahan, cara menanam dan lain sebagainya (Subandi, 2010).
Dalam rangka upaya peningkatan produksi tanaman padi sawah melalui
cara dan dikerjakan dengan cara sebaik-baiknya agar dapat meningkatkan mutu
tanaman padi sawah serta dapat tumbuh dan perkembangan tanaman yang baik
diperoleh hasil yang tinggi penulis menerapkan Alat serta Tanam Padi dengan
Sistem Jarwo ini di Provinsi NTB Kabupaten Lombok Barat Kecematan Lingsar
dengan harapan tingkat produksi tanaman padi meningkat
Pada saat ini ada cara yang bisa di tempuh oleh petani dalam proses
meningkatkan produksi padi, salah satu yang bisa di pilih yaitu dengan
Cara Tanam Padi dengan Sistem Jajar Legowo. “Legowo” di ambil dari bahasa
jawa yang berasal dari kata “Lego” yang berarti Luas dan “Dowo” yang berarti
panjang. Tujuan utama dari tanam padi dengan Sistem Jajar Legowo yaitu
meningkatkan populasi tanaman dengan cara mengatur jarak tanam dan
memanipulasi lokasi dari tanaman yang seolah-olah tanaman padi berada di
pinggir (tanaman pinggir) atau seolah-olah tanaman lebih banyak berada di
pinggir, berdasarkan pengalaman, tanaman padi yang berada di pinggir akan
menghasilkan produksi padi lebih tinggi dan kualitas dari gabah yang lebih baik,
ini dikarenakan tanaman padi di pinggir akan mendapatkan sinar matahari yang
lebih banyak. Itulah sebabnya sistem jajar legowo menjadi salah satu pilihan
dalam proses meningkatkan produksi gabah (Supriyadi, 2009)
7. 2
Sistem menanam padi NTB sangat jauh dengan sistem yang ada di
provinsi lain. Petani proses dari bibit di semai dihamparan persemaian. Setelah
persemaian tumbuh dengan memakan waktu kira-kira 15 hari barulah bibit padi di
cabut dari persemaian. Setelah itu padi baru di tanam diatas lahan. Dalam satu
hektar cara penanaman ini memerlukan waktu seminggu dan membutuhkan
tenaga kerja sekitar empat atau lima orang, jika sistem tanam seperti petani di
NTB, tentu ada beberapa kekurangannya. Diantaranya, bibit padi yang telah
tumbuh di media semai, lantas di cabut lagi lalu di tanam di lahan sawah, akan
kurang bagus hasilnya. Karena padi yang di cabut akan stress dan untuk pulih
memerlukan waktu seminggu. Induknya sudah tumbuh, anakannya baru tumbuh
seminggu lagi. Selanjutnya bibit yang di cabut akar-akarnya akan tertinggal di
lahan persemaian kira-kira bisa mencapai 40 persennya. Jadi ada 40 persen bibit
yang hilang. Hal ini tentu akan mempengaruhi hasil produksi.
Menggunakan Mesin Tanam Padi Indo Jarwo Transplanter ini, selain
lebih efisien waktu dan tenaga juga membuat tanaman rapi, karena secara
otomatis mesin telah memisah-misah bibit dengan jumlah yang sama dan dalam
garis yang sama pula. Dengan menggunakan sistem ini, akan memperpendek
proses olah, tanam dan petik. Mulai dari persemaian hingga panen, petani akan
lebih diuntungkan dengan sistem ini
1.2 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang akan dilakukan pada rencana penelitian ini
diantaranya :
1. Perbedaan jarak tanam terhadap pertumbuhan menggunakan sisitem jarwo
dan tanpa menggunakan sistem jarwo pada hasil tanaman
2. Luas lahan berpengaruh terhadap proses penanaman menggunakan mesin
dengan sistem Jarwo
3. Faktor antara jarak tanam dan luas lahan berpengaruh menggunakan Sistem
Jarwo dan tanpa menggunakan Sistem Jarwo pada pertumbuhan dan hasil
tanaman
8. 3
1.3 Hipotesis
1) Jarak tanam berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman Padi
2) Luas Lahan sawah berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman
Padi.
9. 4
BABA II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Tanaman Padi
Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pangan penting yang
telah menjadi makanan pokok lebih dari setengah penduduk dunia. Di Indonesia,
padi merupakan komoditas utama dalam menyokong pangan masyarakat. Padi
(oryza sativa) adalah bahan baku pangan pokok yang vital bagi rakyat Indonesia.
Menanam padi sawah sudah mendarah daging bagi sebagian besar petani di
Indonesia. Mulanya kegiatan ini banyak diusahakan di pulau Jawa. Namun, saat
ini hampir seluruh daerah di Indonesia sudah tidak asing lagi dengan kegiatan
menanam padi di sawah ( Sitompul dan Guritno 2010).
Produksi padi di Indonesia menemui kendala di bidang produktivitas yang
makin lama produksinya semakin mengecil, hal ini disebabkan beberapa faktor
diantaranya, berkurangnya jumlah areal penanaman padi yang semakin
menyempit dan kendala pengendalian hama dan penyakit yang disebakan oleh
iklim yang sangat ekstrim. Dalam hal ini, dibutuhkan teknologi cara penanaman
padi yang lebih inovatif yang dapat menambah produktivitas padi sekaligus
mengendalikan organisme pengganggu tanaman padi ( Dani,S.R. 2013)
2.2 Sistem Cara Menanam Padi
Sistem penanaman padi di sawah biasanya didahului oleh pengolahan tanah
secara sempurna seraya petani melakukan persemaian. Mula-mula sawah dibajak,
pembajakan dapat dilakukan dengan mesin, kerbau atau melalui pencangkulan
oleh manusia. Setelah dibajak, tanah dibiarkan selama 2-3 hari. Namun di
beberapa tempat, tanah dapat dibiarkan sampai 15 hari. Selanjutnya tanah
dilumpurkan dengan cara dibajak lagi untuk kedua kalinya atau bahkan ketiga
kalinya 3-5 hari menjelang tanam. Setelah itu bibit hasil semaian ditanam dengan
cara pengolahan sawah seperti di atas (yang sering disebut pengolahan tanah
sempurna, intensif atau konvensional (Yahya,A. 2013)
Banyak hal yang mempengaruhi proses meningkatnya produksi padi, mulai
dari penggunaan bibit unggul, pemupukan yang tepat sasaran, pengairan yang
10. 5
tepat, pengendalian hama penyakit, dan lain sebagainya. Pada saat ini ada cara
yang bisa di tempuh oleh petani dalam proses meningkatkan produksi padi salah
satu yang bisa di pilih yaitu dengan Cara Tanam Padi dengan Sistem Jajar
Legowo menggunakan Mesin Tanam Padi Indo Jarwo Transplanter (Kuipers,H
dan Kowenhopn. 2010).
2.3 Prinsip Penerapan tanam padi dengan sistem Legowo
Sistem tanam padi yang biasa diterapkan petani adalah sistem tanam tegel
dengan jarak 20×20 cm atau lebih rapat lagi. Namun, saat ini telah dikembangkan
sistem penanaman yang baru yaitu sistem jajar legowo. Menurut Pahruddin
(2004), jajar legowo merupakan perubahan teknologi jarak tanam padi yang
dikembangkan dari sistem tanam tegel yang telah berkembang di masyarakat.
Istilah legowo diambil dari Bahasa Jawa, Banyumas, terdiri atas kata lego dan
lego berarti luas dan dowo berarti memanjang. Prinsip dari sistem tanam jajar
legowo adalah pemberian kondisi pada setiap barisan tanam padi untuk
mengalami pengaruh sebagai tanaman pinggir (Fita, 2001 dalam Suryanto, 2013).
Prinsip sistem tanam jajar legowo adalah meningkatkan populasi dengan
cara mengatur jarak tanam. Selain itu sistem tanam tersebut juga memanipulasi
lokasi tanaman sehingga seolah-olah tanaman padi dibuat menjadi taping
(tanaman pinggir) lebih banyak. Seperti kita ketahui tanaman padi yang berada
dipinggir akan menghasilkan produksi lebih tinggi dan kualitas gabah yang lebih
baik hal ini disebabkan karena tanaman tepi akan mendapatkan sinar matahari
yang lebih banyak (Darma, S. 2013).
2.4 Penerapan Mesin Tanam Padi Indo Jarwo Transplanter Dengan Sistem Jarwo
Tipe dari cara tanam jajar legowo untuk padi sawah bisa dilakukan dengan
berbagai tipe yaitu: legowo (2:1), (3:1), (4:1), (5:1), (6:1) atau tipe lainnya.
Namun dari hasil penelitian, tipe terbaik untuk mendapatkan produksi gabah
tertinggi dicapai oleh legowo 4:1, dan untuk mendapat bulir gabah berkualitas
benih dicapai oleh legowo 2:1 (Idris, M., dkk. 2010).
11. 6
Mesin Tanam Padi Indo Jarwo Transplanter adalah mesin modern untuk
menanam bibit padi dengan sistem penananman serentak. Cara pakai alat ini
sangat gampang. Bibit gabah dalampetakan sawah seluas 20×20cm. Setelah
tumbuh menjadi bibit dan sudah berumur 15 hari, bibit tersebut ditaruh di atas
mesin rice transplater. Selanjutnya, mesin siap beroperasi. Dalam sekali gerak,
mesin ini dapat membuat 4 jalur dengan jarak antar jalur 30 cm. Hanya dalam
waktu 4 jam, satu ton padi yang digendongnyan sudah ditanam. Berkurangnya
tenaga kerja disektor pertanian membuat petani harus lebih efisien dalam bertani
dengan modernisasi alat-alat pertanian dan teknologi pertanian.
2.5 Mesin Yang Digunakan Untuk Sistem Jarwo
Secara umum ada dua jenis mesin bibit padi, dibedakan berdasarkan cara
penyemaian dan persiapan bibit padi. Yang pertama, yaitu mesin yang memakai
bibit yang ditanam/disemai di lahan (washed rood seeding). Mesin ini memiliki
kelebihan yaitu dapat dipergunakan tanpa harus mengubah cara persemaian bibit
yang biasa dilakukan secara tradisional sebelumnya. Namun membutuhkan waktu
yang cukup lama untuk mengambil bibit, sehingga kapasitas kerja total mesin
menjadi kecil yang kedua adalah mesin tanam yang memakai bibit yang secara
khusus disemai pada kotak khusus. Mesin jenis ini persemaian harus dilakukan
pada kotak persemaian bermedia tanah, dan bibit dipelihara dengan penyiraman,
pemupukan hingga pengaturan suhu. Penyemaian bibit dengan cara ini dapat
memberikan keseragaman pada bibit dan diproduksi dalam jumlah besar. Mesin
ini bekerja lebih cepat akurat dan stabil (Ishaq. A.R, Iskandar. S , 2013)
Mesin Tanam Padi Indo Jarwo Transplanter yang akan membuat usahatani
padi petani lebih efisien, karena akan mempercepat waktu dan menurunkan biaya
tanam. Untuk menanam 1 ha bibit padi, satu unit Mesin Tanam Indo Jarwo
Transplanter mempunyai kemampuan setara dengan 20 tenaga kerja tanam.
Selain itu mesin tanam indo Jarwo Transplanter mampu menurunkan biaya tanam
dan sekaligus mempercepat waktu tanam. Mesin tersebut akan membantu petani
menanam padi dengan sistem tanam jajar legowo (jarwo) 2:1 (BPTP, 2014).
12. 7
Sistem tanam jarwo 2:1 telah dibuktikan mampu mendorong peningkatan
produktivitas padi. Melalui sistem tanam tersebut populasi tanaman akan tetap
tinggi yaitu mencapai 213.000 tanaman/hektar. Produktivitas padi sawah melalui
sistem tanam jarwo lebih tinggi 13,83% dibandingkan sistem tegel. Oleh karena
itu, sudah saatnya memulai modernisasi pertanian khususnya padi sawah dengan
menggunakan inovasi teknologi anak negeri sendiri. Cara tersebut merupakan
langkah awal untuk mewujudkan kejayaan pertanian Indonesia dan pelaku
utamanya (Ishaq, A.R., dan Iskandar, A. 2013).
13. 8
BAB III. METODELOGI PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Percobaan
Pelaksanaan penelitian ini akan dilaksanakan dari bulan November
2015 - Januari 2016. Lokasi kegiatan penelitian akan dilakukan di kecematan
lingsar kabupaten lombok barat.
3.2 Bahan dan Alat
1.3.1 Bahan
Bahan yang digunakan dalam perencanaan penelitian ini diantaranya
yaitu Benih Padi.
1.3.2 Alat
Alat yang diperlukan untuk rencanan penelitian ini antara lain Mesin
penanam padi Indo Jarwo Transplanter
3.3 Rancangan Percobaan
Percobaan ini akan dilakukan menggunakan metode eksperimental
dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Yang terdiri dari 2 faktor 2
ulanagan. Faktor I adalah jarak tanam yang terdiri atas 2 taraf J1 2:1 , J2 tanpa
jarak tanam, Faktor II adalah luas lahan yang terdiri dari L0 = 50x50 cm L1 =
25x25cm
Tabel 3.1. Kombinasi Perlakuan
Perlakuan L0 L1
J1 J1L0 J1L1
J2 J2L0 J2L1
Masing-masing perlakuan akan diulang sebanyak 2 kali sehingga
diperoleh 4 sampel. Data hasil pengamatan dianalisis dengan analisis keragaman
(anlaysis of variance) pada taraf 5% menggunakan software Co-Stat. bila terdapat
perlakuan yang beda nyata dilakukan uji lanjut dengan Uji Beda Nyata Jujur
(BNJ) pada taraf nyata 5% (Sumertajaya, 20011).
14. 9
3.4 Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanan penelitian ini meliputi beberapa tahap kegiatan mulai dari
pemanenan benih padi dipisah dari medium pertumbuhannya. Kemudian padi
siap ditanam di lahan persawahan menggunakan mesin tanam padi Indo Jarwo
Transplanter. Benih padi yang siap tanam ditata menggunakan mesin tanam
kemudian ditanam dengan sistem jajar legowo (JARWO). Benih ditanam didua
lahan berbeda yaitu lahan sawah berukuran 20x80cm dengan sawah yang
berukuran 20x20cm yang kemudian akan diteliti faktor penerapan alat.
3.5 Peubah (Variabel) Yang Diamati
3.5.1 Jarak lahan yang dibutuhkan
3.5.1.1 Tanam benih menggunakan jarak 2:1 atau sistem jarwo bertujuan untuk:
1) Memanfaatkan radiasi matahari pada tanaman yang terletak di pinggir
petakan, sehingga diharapkan seluruh pertanaman memperoleh efek
pinggir (border effect),
2) Memanfaatkan efek turbulensi udara yang bila dikombinasikan dengan
sistem pengairan basah-kering berselang maka dapat mengangkat asam-
asam organik tanah yang berbahaya bagi tanaman dari bagian bawah ke
bagian atas (menguap),
Benih Padi
Pemindahan benih padi kelahan sawah menggunakan
mesin tanam padi indo jarwo transplanmeter
Pengamatan
Data
15. 10
3) Meningkatkan kandungan karbon dioksida (CO2 ) dan hasil fotosintesis
tanaman,
4) Memudahkan dalam pemupukan dan pengendalian tikus, dan
5) Meningkatkan populasi tanaman per satuan luas.
Sistem Tanam Jajar Legowo (Jarwo) sebagai salah satu komponen
teknologi dari Pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Sawah yang
dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan produktivitas hasil padi
(Mawazin dan Hendi S. 2009).
3.4.1.2 Tanam benih tanpa mesin dan tanpa menggunakan sistem jarwo
Tanam benih tanpa mesin dan tanpa menggunakan Sistem Jarwo atau
tanam benih secara tradisional dilakukan dilahan yang berbeda untuk dibanding
faktor penerapan tanam menggunakan mesin dengan Sistem Jarwo dan tanpa
menggunakan mesin dan Sistem Jarwo
3.4.2 Luas lahan diperlukan
Luas lahan yang digunakan untuk penelitian ini ada dua macam luas
lahan, yang pertama adalah lahan yang seluas 20x80cm digunakan untuk
percobaan menggunakan mesin tanam padi dengan sistem jarwo dan lahan yang
seluas 20x20cm untuk percobaan tanpa menggunakan mesin tanam padi dan tanpa
sistem jarwo.
3.4.3 Waktu yang diperlukan untuk menanam benih padi menggunakan mesin
Mesin Indo Jarwo Transplanter disamping mempercepat waktu dan
menurunkan biaya tanam, mesin ini diharapkan dapat mensubtitusi masuknya
mesin tanam impor sistem tegel. Untuk menanam 1 ha bibit padi, satu unit mesin
tanam Indo Jarwo Transplanter mempunyai kemampuan setara dengan 20 tenaga
kerja tanam. Selain itu mesin tanam indo Jarwo Transplanter mampu menurunkan
biaya tanam dan sekaligus mempercepat waktu tanam
16. 11
3.6 Analisis Data
Model RAK 2 faktorial menurut Mattjik dan Sumertajaya (2009) adalah:
Y ijk= µ+þk+αi+βj+(αβ)ij+εijk
Yakni :
Yijk : Hasil pengamatan pada faktor A pada taraf ke-I dan faktor B pada taraf
ke-j dan pada ulangan ke-k
µ : Nilai tengah
þk : Pengaruh kelompok pada taraf ke-k
αi : Pengaruh faktor A pada taraf ke-i
βj : Pengaruh faktor B pada taraf ke-j
(αβ) : Pengaruh interaksi dari faktor A pada taraf ke-I dan faktor B pada
taraf ke j.
εijk : Pengaruh galat dari faktor A pada taraf ke-i dan faktor B pada taraf ke-
j pada ulangan ke-k.
3.7 Jadwal Penelitian
Penelitian dilaksanakan dengan jadwal yang tertera pada tabel 3.2
No Kegiatan Bulan ke-
Okt Nov Des Jan
1 Survey lahan yang menjadi strategis
penelitian
2 Pembuatan proposal rencana penelitian
3 Seminar Proposal
4 Penelitian
5 Hasil / Analisis Data
17. 12
DAFTAR PUSTAKA
Supriyadi, 2009. Cara Budidaya Varietas Padi Lokal Yang Benar. http://green-
organic-rice.blogspot.com/2009/01/ribuan-varietas-padi-lokal-hilang.html.
Diakses pada tanggal 15-10-2015 pukul 21:48
Suryanto.A , 2013. SISTEM TANAM DAN UMUR BIBIT PADA TANAMAN
PADI SAWAH (Oryza sativa L.) VARIETAS INPARI 13. JURNAL
PRODUKSI TANAMAN Vol. 1 .No. 2 hal. 52. Perpustakaan Budidaya
Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Jln. Veteran, Malang
66514, Indonesia. http:// karyailmiah.fp.ub.ac.id/bp/files/jurnal/7.pdf
(diakses 11 november 2015)
Darma, S. 2013. Berkat Si Jarwo, Panen Padi Berlimpah Ruah. [Berita]. Majalah
Sains Indonesia Edisi 12, Desember, h. 39-45. http://www.informasi-
pertanian.com/2013/07/tanam-padi-dengan-sistem-jajar-legowo.html.
Diakses pada 13 November 2015 pukul 14.27
Kuipers, H .dan L. Kowenhopn. 2010. Pengolahan Tanah ; Aplikasi Pengukuran
Lapangan. Agricultural University Wageningen – Brawijaya University,
Malang.
Mawazin dan Hendi S. 2009. Pengaruh Jarak Tanam terhadap Pertumbuhan
Diameter. Pusat Litbang Hutan dan Konservasi Alam. http://kalsel.litbang.
pertanian.go.id/ind/index.php?view=article&catid=14%3Aalsin&id=439%3
Atransplanter&format=pdf&option=com_content&Itemid=43 Diakses 13
November 2015
Mattjik, A. A. dan I. M. Sumertajaya.2006. Perancangan Percobaan dengan
Aplikasi SAS dan Minitab.IPB Press. Bogor. hal.276
Sitompul, S. M. dan B. Guritno., 2010. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Gadjah
Mada University Press, Yogyakarta. Hal.171
Subandi, M. Syam, dan A. Widjono. 2010. Padi . Pusat Penelitian dan
Pengembangan Tanaman Pangan. hal.422
Idris, M. 2010. Mesin penanam dan pemanen padi otomatis, syarat indonesia
swasembada pangan. https://warasfarm.wordpress.com/2013/04/19/mesin-
penanam-dan-pemanen-padi-otomatis/ Diakses pada 13 November 2015
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) 2011-2014. Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Selatan.
18. 13
Ishaq, A,R., Iskandar, A. 2013. Adopsi Jarwo telah sampai ke Lahan Sawah
Cianjur Selatan. Htp://www.jabar.litbag.deptan.go.id. Diakses 13 November
2015 Pukul 14.32
Yahya, A. 2013. Berlatih Menanam Sistem Jarwo. [Berita]. Kedaulatan Rakyat.
http://www.krjogja.com/read/154615/berlatih-menananm-sistem-jarwo.kr.
Diakses 13 November 2015 pukul 15.07
Dani,S.R. 2012. Jarwo Komponen Teknologi Penciri PTT Penunjang Hasil Padi
Sawah [Berita]. Sinar Tani, Edisi 19-25 Desember 2012, hal. 6-9. http://
beritagratis83.blogspot.co.id/2011/08/pertanian-tentang-padi-sawah.html
Diakses 13 November 2015 pukul 15. 37
Yithosumato, S. 2013. Percobaan Analisis Dan Interpretasinya. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta.